172
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar/Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem Informasi merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi (O’Brien, 2006, p6). Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai (Hall, 2001, p7). Tujuan sistem informasi, setiap organisasi harus menyesuaikan sistem informasinya dengan kebutuhan pemakainya. Oleh karena itu, tujuan sistem informasi yang spesifik dapat berbeda dari satu perusahaan ke

library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar/Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem Informasi

Embed Size (px)

Citation preview

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-Teori Dasar/Umum

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-

orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah

organisasi (O’Brien, 2006, p6).

Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data

dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para

pemakai (Hall, 2001, p7).

Tujuan sistem informasi, setiap organisasi harus menyesuaikan sistem

informasinya dengan kebutuhan pemakainya. Oleh karena itu, tujuan sistem

informasi yang spesifik dapat berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan

lainnya (Hall, 2001, p.18). Namun demikian, terdapat tiga tujuan utama yang

umum bagi semua sistem yaitu :

Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen.

Kepengurusan merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk mengatur

sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan

informasi tentang kegunaan sumber daya ke pemakai eksternal melalui

9

laporan keuangan tradisional dan laporan - laporan yang diminta lainnya.

Secara internal, pihak manajemen menerima informasi keuangan dari

berbagai laporan pertanggung jawaban.

Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi

memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk

melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan.

Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem

informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu

mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan komponen-

komponen yang terdiri dari hardware, software, network, user, data,

procedure dan terhubung satu dengan yang lainnya untuk mengolah data

menjadi informasi untuk pengambilan keputusan.

2.1.2 Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi Informasi adalah konsep-konsep utama, pengembangan, dan

berbagai isu manajemen teknologi informasi yaitu meliputi hardware,

software, jaringan, manajemen data dan banyak teknologi berbasis internet

(O’Brien, 2005, p9).

Teknologi Informasi adalah teknologi yang berhubungan dengan setiap

alat berbasis komputer yang digunakan orang untuk bekerja dengan informasi

dan mendukung informasi dan memproses informasi yang dibutuhkan oleh

perusahaan (Turban, 2008, p6).

10

Teknologi Informasi menunjuk pada spesifikasi mengenai teknologi,

khususnya hardware, software, dan jaringan telekomunikasi (Ward dan

Peppard, 2002, p3).

Teknologi Informasi istilah yang menggambarkan kombinasi teknologi

komputer (perangkat keras dan lunak) dengan teknologi komunikasi (jaringan

data, gambar, dan suara) (Whitten, 2004, p10).

2.1.3 Pengertian Strategi Teknologi Informasi

Menurut Ward & Peppard (2002, p.44) strategi teknologi informasi adalah

strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat

mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem.

2.1.4 Pengertian Strategi Sistem Informasi

Menurut Ward & Peppard (2002, p44), strategi sistem informasi adalah

strategi yang mendefinisikan kebutuhan organisasi atau perusahaan terhadap

sistem informasi yang mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki

organisasi tersebut.

2.1.5 Pengertian Strategi Bisnis

Menurut Ward & Peppard (2002, p69), strategi bisnis adalah sekumpulan

tindakan terintegrasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang

dan kekuatan perusahaan untuk menghadapi para pesaing.

Menurut Ward & Peppard (2002, p188), strategi bisnis dapat ditemukan dalam

berbagai bentuk, dapat berupa dokumen resmi perusahaan, dokumen strategi

11

dari suatu unit bisnis atau bahkan dapat berupa suatu pandangan strategi yang

tersimpan di dalam pikiran seseorang. Dan suatu strategi bisnis biasanya

meliputi beberapa hal seperti berikut :

Vission, pencapaian dari sebuah misi atau dapat diartikan sebagai sebuah

pandangan masa depan dari sebuah bisnis yang menjadi tujuan umum

sebuah perusahaan.

Mission, merupakan pernyataan yang memberikan arahan tentang apa

yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam mencapai visinya.

Bussiness Driver, merupakan beberapa faktor kritis pendorong perubahan

yang dapat memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat memenuhi

sasarannya.

Objectives, merupakan sasaran- sasaran yang ditetapkan dan harus

dipenuhi oleh perusahaan dalam pencapaian visi perusahaan.

Strategies, merupakan kebijakan atau tindakan langsung yang dipilih

perusahaan sebagai alat untuk mencapai tujuan dan memenuhi tujuan

misinya.

Critical Success Factors (CSF), merupakan beberapa area kunci dimana

sesuatu harus berjalan dengan baik sehingga keberhasilan bisnis dapat

dicapai.

Bussiness Area Plans, merupakan perencanaan dari berbagai area bisnis

yang ada yang berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan.

12

2.2 Teori-Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas

2.2.1 Pengertian Enterprise

Menurut Bernard (2005, p55), enterprise adalah area dari aktivitas dan tujuan

umum dalam sebuah organisasi, dimana informasi dan sumber daya lainnya

yang di pertukarkan. Enterprise biasanya terdiri dari komponen vertical,

horizontal, dan extended. Komponen vertikal (juga dikenal sebagai Line of

bussiness atau segments) adalah daerah kegiatan yang khusus untuk satu baris

bisnis (misalnya, penelitian dan pengembangan). Komponen horizontal (juga

dikenal sebagai crosscutting enterprise) adalah daerah yang lebih umum dari

aktivitas yang melayani beberapa baris bisnis. Extended components terdiri

lebih dari satu organisasi (misalnya, extranets dan supply chain).

2.2.2 Pengertian Enterprise Architecture

Enterprise Architecture menurut Bernard (2005, p31), merupakan suatu

pekerjaan dan praktek manajemen yang didedikasikan untuk meningkatkan

kinerja dari suatu Enterprise yaitu dengan cara membuat perusahaan tersebut

agar mampu secara keseluruhan dalam mengintegrasikan strategi, praktek-

praktek bisnisnya, alur-slur informasinya, dan sumber daya teknologi yang

digunakannya.

Dengan mengembangkan pandangan yang terintegrasi dari versi sekarang dan

masa depan, perusahaan dapat lebih baik mengelola transisi mencakup

identifikasi tujuan-tujuan baru, kegiatan, dan semua sumber daya modal dan

13

manusia (termasuk teknologi informasi) yang akan meningkatkan keuangan

baris bawah dan misi kinerja.

Komponen Enterprise Architecture : EA = S + B + T

Enterprise Architecture = Strategy + Bussiness + Technology

2.2.2.1 Hubungan Strategi, Bisnis, dan Teknologi

Menurut Bernard (2005, p72), Enterprise Architecture untuk

mendukung kegiatan holistik perusahaan, itu harus berhubungan

dengan strategi, bisnis, dan teknologi. Enterprise Architecture paling

efektif jika secara bersamaan mendukung perencanaan dan

pengambilan keputusan eksekutif di perusahaan dan perencanaan

dalam pengambilan keputusan manejemen disetiap line of business.

Dengan cara ini enterprise architecture membantu untuk memastikan

bahwa strategi menggerakan bisnis dan perencanaan teknologi. Dari

perspektif bisnis, enterprise architecture menyediakan konteks dan

tujuan dari aktivitas bisnis dengan memastikan teknologi dilaksanakan

hanya setelah kebutuhan bisnis diidentifikasi. Dilihat dari perspektif

teknologi enterprise architecture menyediakan strategi dan konteks

bisnis dari perencanaan sumber daya.

14

2.2.2.2 Hubungan Enterprise Architecture dan Strategi

Menurut Bernard (2005, p72), kerangka dan metodologi enterprise

architecture mengatur dokumentasi enterprise architecture dengan

cara mengijinkan strategi yang berpengaruh pada perencanaan bisnis

dan teknologi, serta pengambilan keputusan. Ini penting khususnya

didalam dokumentasi dari gambaran dari masa depan enterprise

architecture. Pertama, mengidentifikasi apa yang akan dirubah dan

diantisipasi didalam sasaran dan inisiatif strategi, dokumentasi yang

berikutnya dari aktivitas bisnis dan sumberdaya teknologi dapat

diselesaikan dengan cara mempromosikan keselarasan, efisien, dan

efektif. Strategi dokumentasi melibatkan identifikasi dari sasaran

(goals), inisiatif (initiatives), dan ukuran hasil (outcome measures).

2.2.2.3 Hubungan Enterprise Architecture dan Perencanaan Bisnis

Menurut Bernard (2005, p73), seperti yang tercermin dalam desain

dari enterprise architecture framework dalam membuat strategi,

persyaratan bisnis, dan dukungan solusi untuk memenuhi kebutuhan

teknologi.

Dokumen Enterprise Architecture terdiri dari 3 masalah utama pada

tingkatan bisnis yaitu :

Dukungan sasaran strategi (Supporting strategic goals).

Dokumentasi dari aktivitas bisnis (Documentation of Business

Activity).

15

Identifikasi dukungan teknologi (identifiying supporting

technologies).

2.2.2.4 Hubungan Enterprise Architecture dengan Perencanaan Teknologi

Menurut Bernard (2005, p73), teknologi merupakan tipe dari sumber

daya yang menampilkan informasi dan aliran sumber daya lainnya

yang mendukung pembuatan dan pengiriman dari bisnis produk dan

jasa, yang memperlihatkan pencapaian dari tujuan strategi. Ini penting

bahwa teknologi tidak mendorong bisnis dan perencanaan strategi

terutama di perusahaan yang sumberdayanya terbatas, dimana biaya

duplikasi teknologi yang tidak strategis tidak dapat diberikan. Ini

penting untuk perusahaan (enterprise) untuk mengerti arah dan

prioritas utama, rencana yang diperlukan untuk kegiatan bisnis, dan

kemudian mengidentifikasi sumber daya yang mendukung, termasuk

teknologi informasi.

2.2.3 Enterprise Architecture sebagai Program Manajemen

Menurut Bernard (2005, p34), EA mendukung perencanaan strategi dan

proses perencanaan sumber daya operasional melalui pandangan dari makro

dan mikro tentang bagaimana sumber daya dapat mendukung tercapainya

tujuan perusahaan. EA membantu memaksimalkan efesiensi dan efektivitas

dari sumber daya perusahaan yang dapat membantu untuk menunjukkan

kemampuan kompetitif perusahaan.

EA sebagai Program Management terdiri dari :

16

1. Resource Alignment

Pada Gambar 2.1 ditunjukkan bagaimana IT project (penghubung

sumberdaya) yang sejalan dengan tujuan dan inisiatif per bagian

perusahaan maupun tujuan dan inisiatif utama perusahaan. Serta apakah

sumber daya yang digunakan suatu perusahaan sudah efektif dan efisien

dalam mendukung strategi perusahaan.

Gambar 2.1 Resource Aligment

Sumber : Bernard (2005, p34)

2. Standardized Policy

Menggambarkan kebijakan atau peraturan-peraturan yang harus ditetapkan

sebuah perusahaan.

17

3. Decision Support

Menggambarkan apakah SI/TI didalam perusahaan sudah mendukung

pengambilan keputusan disetiap divisi dalam perusahaan.

4. Resources Development

Menggambarkan seberapa jauh perusahaan mengembangkan atau

meningkatkan sumber daya yang ada di dalam perusahaan.

2.2.4 Enterprise Architecture sebagai Metode Dokumentasi

Menurut Bernard (2005, p37) dokumentasi EA dicapai melalui 6 elemen

utama :

Gambar 2.2 Elemen dokumentasi Enterprise Architecture

Sumber : Bernard (2005, p37)

18

1. The Framework

Kerangka dokumentasi EA mengidentifikasi ruang lingkup arsitektur untuk

di dokumentasikan dan menetapkan hubungan antara area arsitektur.

Gambar 2.3 EA3 Cube Documentation Framework

Sumber : Bernard (2005, p38)

2. EA component

Tujuan, proses, standar dan sumber daya yang dapat diubah yang dapat

memperluas perusahaan Contoh komponennya terdiri dari Strategic Goal

and Initiatives; business product/services; information flows, knowledge

warehouses, and data objects; information systems, software applications,

enterprise resources program, and web sites (Bernard, 2005, p.40).

19

Gambar 2.4 Contoh EA Component

Sumber : Bernard (2005, p40)

3. Current Architecture

Current architecture berisi komponen - komponen EA yang ada pada saat

ini pada suatu perusahaan pada tiap tingkatan dari kerangka. pandangan

saat ini dari EA berfungsi untuk membuat sebuah dasar inventaisasi dari

sumberdaya dan aktivitas saat ini yang didokumentasikan dengan cara yang

konsisten dengan pandangan masa depan EA sehingga analis dapat melihat

kesenjangan dalam kinerja antara rencana masa depan dan kemampuan saat

ini. Pandangan saat ini dari EA terdiri dari 'artifact' (document, diagaram,

data, lembar kerja, grafik.dll) pada tiap tingkatan kerangka, yang mana

diarsipkan dalam repositori on-line untuk membuat mereka bisa digunakan

oleh berbagai pemegang kepentingan EA.

20

4. Future Architecture

Mendokumentasikan EA baru atau memodifikasi komponen yang

dibutuhkan oleh perusahaan untuk memperbaiki kinerja yang kurang baik

atau mendukung sebuah inisiatif strategi baru, kebutuhan operasional atau

solusi teknologi.

Gambar 2.5 Pendorong Perubahan

Sumber : Bernard (2005, p41)

Gambar tersebut menjelaskan future architecture didorong baik pada

tingkat strategis dan taktis dalam tiga cara : arah baru dan tujuan; prioritas

bisnis berubah; dan teknologi (Bernard, 2005, p.41).

5. EA Management Plan

Menggambarkan arsitektur saat ini dan di masa yang akan datang dan

perencanaan secara berkala untuk mengelola perubahan bisnis atau

teknologi di masa yang akan datang. Bagaimana perusahaan akan terus

bergerak dari arsitektur saat ini ke arsitektur masa depan adalah

perencanaan yang signifikan dan tantangan manajemen, terutama jika

21

sumber daya TI yang mendukung fungsi bisnis utama sedang diganti atau

ditingkatkan.

6. Planning Threads

Dokumentasi enterprise architecture termasuk urutan dari aktivitas umum

yang hadir didalam semua tingkatan framework. Urutan itu termasuk TI

yang berhubungan dengan keamanan (security), standard, dan

pertimbangan tenaga kerja (workforce consideration).

Keamanan TI (IT Security)

Keamanan merupakan bagian integral dari program manajemen

enterprise architecture dan metodologi dokumentasi. Kompherensif

keamanan program teknologi informasi telah berfokus di beberapa area

termasuk informasi, orang, operasi, serta fasilitas.

Standard TI

Merupakan sesuatu fungsi yang paling penting dari enterprise

architecture yaitu menyediakan teknologi dengan stantar terkait pada

semua tingkatan dari framework enterprise architecture.

Tenaga kerja TI (IT workforce)

Kemungkinan sumber daya terbesar yang dimiliki suatu perusahaan

yaitu orang-orang. Karena itu penting untuk memastikan bahwa staff TI

saling berhubungan, memiliki keterampilan, dan persyaratan pelatihan

yang mendukung identifikasi untuk LOB (line of business) dan kegiatan

22

dukungan layanan. Di setiap tingkat pada kerangka enterprise

architecture dan solusi tepat yang tercermin untuk arsitektur saat ini dan

dimasa depan.

2.2.5 EA Artifact

Menurut Bernard (2005, p112), EA Artifact adalah jenis dokumentasi yang

menggambarkan komponen, termasuk laporan, diagram, grafik, spreadsheet, file

video, dan jenis-jenis informasi yang dicatat. Tingkat tinggi (High-Level) pada

EA Artifact adalah teks dokumen atau diagram yang menggambarkan

keseluruhan strategi, program, dan hasil yang diinginkan. Tingkat menengah

(Mid-Level) EA Artifact adalah dokumen, diagram, grafik, spreadsheet, dan

briefing yang menjelaskan proses organisasi, proyek-proyek berkelanjutan, rantai

pasokan, sistem yang besar, arus informasi, jaringan, dan situs web. Tingkat

rendah (Low-Level) EA Artifact menggambarkan aplikasi khusus, kamus data,

standar teknis, interface, komponen jaringan, dan tanaman kabel. Ketika EA

Artifact diselaraskan melalui taksonomi penyelenggaraan kerangka EA (EA

Framework), baru dan pandangan yang lebih berguna tentang fungsi komponen

EA yang dihasilkan. Ini adalah salah satu nilai terbesar dari EA sebagai proses

dokumentasi, penciptaan kemampuan untuk melihat hirarki pandangan dari

perusahaan yang dapat diperiksa dari berbagai perspektif.

2.2.5.1 EA Repository

Menurut Bernard (2005, p226), EA Repository menyediakan akses mudah

ke dokumentasi EA sangat penting untuk digunakan dalam perencanaan

23

dan pengambilan keputusan. Ini bisa dicapai melalui pembuatan sebuah

repositori EA on-line untuk arsip dokumentasi komponen EA dalam

berbagai bidang dari kerangka EA. EA repository pada dasarnya adalah

sebuah situs web dan database yang menyimpan informasi dan

menyediakan link ke perangkat/alat-alat EA dan sumber program EA

lainnya.

Gambar 2.6 Contoh Rancangan EA Repository

Sumber : Bernard (2005, p226)

Gambar 2.6 contoh bagaimana sebuah EA repository di rancang. Contoh ini

disebut living enterprise dan dirancang untuk mendukung dokumentasi.

2.2.6 Goals & Initiatives

Menurut Bernard (2005, p106), Goals & Initiatives berada pada Level atas dari

EA3 Framework yang memperkenalkan perusahaan dalam menentukan arah

24

stategis (strategic direction), tujuan (goals), Initiatives, serta memberikan

penjelasan yang jelas mengenai kontribusi bahwa TI akan membantu perusahaan

dalam mencapai tujuan itu. Perencanaan strategis dimulai dengan suatu

pernyataan yang jelas dari tujuan dan/atau misi perusahaan, pernyataan singkat

dan jelas dari keberhasilan visi.

2.2.6.1 Analisis Lingkungan Eksternal

1. Five Forces Porter

Lima Daya Persaingan Porter menurut David (2006, p131) adalah alat

untuk menganalisis lingkungan persaingan industri. Industri dapat

didefinisikan sebagai kelompok perusahaan yang memproduksi produk

atau jasa yang sama atau barang pengganti yang dekat.

Gambar 2.7 Lima Daya Persaingan Porter

Sumber : David (2006, p131)

25

Lima kekuatan persaingan tersebut adalah :

Persaingan diantara Perusahaan Sejenis

Persaingan antarperusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan

terbesar dalam 5 kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh

suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan

keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan

perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu perusahaan

mungkin akan mendapat serangan balasan, seperti menurunkan

harga, meningkatkan kualitas, menambah feature, menyediakan

jasa, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.

Intensitas persaingan di antara perusahaan sejenis yang bersaing

cenderung meningkat karena jumlah pesaing semakin bertambah,

karena pesaing semakin seragam dalam hal ukuran dan

kemampuan, karena permintaan untuk produk industri menurun,

dan karena pemotongan harga menjadi semakin umum. Persaingan

juga meningkat ketika pelanggan dapat berpindah merek dengan

mudah; ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi; ketika

biaya tetap tinggi; ketika produk mudah rusak; ketika perusahaan

pesaing berbeda strategi; tempat mereka berasal, dan budaya; serta

ketika merger dan akuisisi menjadi umum dalam suatu industri.

Ketika persaingan antarperusahaan sejenis semakin intensif, laba

26

perusahaan menurun, dalam beberapa kasus bahkan membuat suatu

industri menjadi sangat tidak menarik.

Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru

Ketika perusahaan baru dapat dengan dengan mudah masuk ke

dalam industri tertentu, intensitas persaingan antarperusahaan

meningkat. Tetapi, hambatan untuk masuk, dapat mencakup

kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi dengan cepat, kebutuhan

untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya

pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya preferensi

merek, besarnya kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi

yang memadai, peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses

terhadap bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang

menguntungkan, serangan balasan dari perusahaan yang sudah

mapan, dan potensi kejenuhan pasar.

Disamping berbagai hambatan masuk, perusahaan baru kadang-

kadang memasuki suatu bisnis dengan produk berkualitas lebih

tinggi, harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar.

Dengan demikian, tugas penyusunan strategi adalah untuk

mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk

memonitor strategi pesaing baru, untuk membuat serangan balasan

apabila dibutuhkan, serta untuk memanfaatkan kekuatan dan

peluang yang ada saat ini.

27

Potensi Pengembangan Produk Subtitusi

Dalam banyak industri perusahaan bersaing dekat dengan produsen

produk subtitusi dalam industri yang berbeda. Contohnya adalah

produsen container plastik berkompetisi dengan produsen kaca,

paperboard, dan kaleng almunium, dan produsen acetaminophen

bersaing denga produsen obat pengurang rasa sakit kepala dan

nyeri. Keberadaan produk subtitusi menciptakan batas harga

tertinggi yang dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke

produk subtitusi.

Tekanan kompetisi yang berasal dari produk subtitusi meningkat

sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk subtitusi dan

sejalan dengan biaya kosumen untuk beralih ke produk lain

menurun. Cara terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif prosuk

subtitusi adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh

produk-produk tersebut, juga dengan memantau rencanan

perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar.

Kekuatan Tawar - menawar penjual/ pemasok

Kekuatan tawar - menawar pemasok (bargaining power of supplier)

mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri,

khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada

sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk

mengganti bahan baku sangat mahal. Sering kali kepentingan yang

28

dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling memberikan harga

yang masuk akal, memperbaiki, kualitas, mengembangkan jasa

baru, pengiriman just-in-time, dan mengurangi biaya persediaan,

dengan demikian memperbaiki profitabilitas jangka panjang untuk

semua pihak.

Perusahaan dapat menjalankan strategi integrasi ke belakang

(Backward integration) untuk mendapatkan kendali atau

kepemilikan dari pemasok. Strategi ini efektif khususnya ketika

pemasok tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak mampu

memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. Perusahaan

umumnya dapat menegosiasikan syarat yang lebih menguntungkan

bagi pemasok ketika terintegrasi ke belakang merupakan strategi

yang digunakan secara umum di antara perusahaan – perusahaan

yang bersaing dalam suatu industri.

Kekuatan tawar – menawar pembeli/Konsumen

Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau

membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar – menawar mereka

menjadi kekuatan utama yang memengaruhi intensitas persaingan

dalam suatu industri. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan

garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk mendapatkan

kesetiaan pelanggan ketika kekuatan tawar – menawar konsumen

(bargaining power of consumer) cukup besar. Kekuatan tawar –

29

menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah

produk standar atau tidak terdiferensiasi. Ketika kondisinya seperti

ini, konsumen sering kali dapat bernegosiasi tentang harga jual,

cakupan garansi, dan paket aksesori hingga ke tingkat yang lebih

tinggi. Bagi perusahaan besar sekalipun seperti Wal-Mart,

peningkatan drastis dalam kekuatan tawar menawar konsumen

karena penggunaan Internet merupakan ancaman eksternal yang

besar.

2. PEST

Menurut Ward & Peppard (2002, p70), dalam melakukan pengolahan

suatu bisnis atau suatu badan usaha, terdapat cakupan yang luas sekali

jika ingin membahas faktor eksternalnya karena terdapat enam faktor

utama yang biasanya dianalisis oleh perusahaan. Faktor - faktor

tersebut, biasanya dipertimbangkan bersamaan pada tingkat sejak dari

pemikiran strategi, dengan menggunakan metode pendekatan PEST

(Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi).

Dua pendekatan lainnya, yaitu faktor legal normalnya sudah termasuk

didalam faktor politik dan faktor ekonomi normalnya sudah termasuk

didalam faktor sosial. Dengan demikian faktor-faktor tersebut dapat

memberikan kesempatan bisnis yang lebih signifikan agar dapat juga

mengidentifikansikan ancaman-ancaman yang mungkin terjadi,

30

sehingga perusahaan dapat menyediakan waktu dalam mengatasi aksi

dan meminimalisasi dampak yang akan terjadi.

Politik

Aspek politik dalam metode PEST menjelaskan tentang hal-hal yang

berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap proses

bisnis perusahaan. Faktor legal yang dapat digolongkan ke dalam

aspek politik merupakan hukum atau undang-undang yang berkaitan

dengan proses bisnis.

Ekonomi

Aspek ekonomi memberikan pengaruh terhadap proses bisnis

perusahaan, seperti kebijakan moneter, standar nilai inflasi dan deflasi

negara, serta keadaan ekonomi global.

Sosial

Aspek sosial juga ikut memberikan dampak terhadap strategi

perusahaan dalam menjalankan proses bisnis. Hal-hal yang berkaitan

dengan aspek sosial tersebut adalah kebudayaan, tenaga kerja,

lingkungan kerja, serta lingkungan hidup.

Teknologi

Aspek Teknologi yang terus berkembang juga memberikan pengaruh

pada perusahaan. Maka perusahaan berlomba-lomba memanfaatkan

31

teknologi dalam mengembangkan produk dan jasa agar mendapatkan

keuntungan yang banyak dalam waktu singkat.

2.2.6.2 Analisis Linkungan Internal

1. Strategic Plan

Menurut Bernard (2005, p115), Perencanaan strategis (Strategic

planning) memperlihatkan sebuah gambaran tingkat atas dari

kumpulan pengaturan dalam perusahaan itu sendiri. Arah ini lebih

lanjut diartikulasikan dalam skenario (Scenarios) jangka panjang,

strategi (Strategies), tujuan (Goals), dan inisiatif (Initiatives) yang

berfungsi sebagai dasar untuk jangka pendek perencanaan taktis

(Operasional) yang di perbaharui setiap tahun.

Sebuah rencana strategis adalah gabungan EA artifact yang harus

memandu arah perusahaan selama periode 3-5 tahun di masa depan

dengan menyediakan item berikut, masing-masing merupakan EA

artifacts yang sangat sedehana yang terpisah.

Menetapkan misi dan visi yang menjelaskan dengan singkat tujuan

dan arah dalam suatu Enterprise.

Mengembangkan pernyataan arah strategis (Statment of Strategic

Direction) yang sesuai dengan tujuan perusahaan, menjamin

perusahaan supaya dapat bertahan, memungkinkan untuk fleksibilitas,

dan mempromosikan keberhasilan kompetitif. Pernyataan ini adalah

penjelasan rinci mengenai dimana perusahaan bermaksud untuk pergi.

32

Meringkas hasil dari analisis SWOT yang merupakan dasar dari

pernyataan arah strategis dan yang mengidentifikasi kekeuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan.

Meringkas situasi dan asumsi rencana untuk beberapa ‘Concept of

Operations’ CONOPS skenario yang mendukung arah strategis

perusahaan. Ringkasan ini harus mencakup satu skenario saat ini yang

menggambarkan kordinasi kegiatan tingkat tinggi yang sedang

berlangsung disetiap baris bisnis (Line of Business), serta beberapa

skenario laporan masa depan dari kombinasi yang berbeda dari driver

internal dan eksternal yang diidentifikasi melalui analisis SWOT.

Mengembangkan sebuah Grafik CONOPS bahwa dalam menangkap

gambar tunggal esensi dari dan partisipasi didalam skenario operasi

saat ini.

Mengembangkan strategi kompetitif umum (General Competitive

Strategy) untuk perusahaan dalam mempersatukan skenario CONOPS

saat ini dan masa depan dan perusahaan bergerak dalam arah strategis

yang dimaksudkan dalam cara yang itu dan menjelaskan faktor internal

dan eksternal seperti budaya, Line of Bussiness, persyaratan bisnis,

kondisi pasar, strategi pesaing dan resiko.

Mengidentifikasi tujuan strategis (Strategic Goals) yang akan

menyelesaikan strategi pesaing dan menetapkan sponsor eksekutif

yang bertanggung jawab untuk mencapai masing – masing tujuan.

33

Mengidentifikasi inisiatif strategi (Strategic Initiatives) dan

sumberdaya sponsor untuk inisiatif, yang merupakan program yang

sedang berlangsung atau proyek pembangunan yang akan mencapai

setiap tujuan strategis.

2. SWOT Analysis

Menurut Bernard (2005, p118), salah satu kegiatan awal perusahaan

adalah melakukan pengembangan strategic plan yaitu ‘Strength,

Weakness, Opportunity, Threat’ (SWOT) Analisis. Analisis ini terlihat

pada faktor internal dan eksternal untuk menentukan daerah perusahaan

yang harus difokuskan dalam meningkatkan survivabilitas dan

kesuksesan, serta daerah yang harus dihindari, atau dikurangi. Hasil

Analisis SWOT harus diringkas dalam Strategic Plan, dan Analisis

SWOT penuh diarsipkan dalam EA Repository sebagai artefak sederhana

yang terpisah. Gambar 2.8 memberikan contoh cara untuk meringkas dan

menyajikan hasil Analisis SWOT.

34

Gambar 2.8

Contoh Tabel Ringkasan Analisis SWOT

Sumber : Bernard (2005, p118)

Menurut Rangkuti (2004, p.20), ada 4 kuadran dalam diagram analisis

SWOT, berikut penjelasnnya :

Gambar 2.9 Diagram Analisis SWOT

35

Sumber : Rangkuti (2004, p19)

Kuadran I : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan .

Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada, Strategi yang harus diterapkan dalam

kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

(Growth oriented Strategy)

Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini

masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus

diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi

(Produk/pasar)

Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,

tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan

internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question

Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah

meminimalkan masalah – masalah internal perusahaan sehingga dapat

merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan

strategi peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara

menawarkan produk – produk baru dalam industry microcomputer.

Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan

internal.

36

3. Penentuan faktor strategi Eksternal (EFAS)

Menurut Rangkuti (2004, p22-23), sebelum membuat matrik faktor

strategi eksternal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui faktor strategi

eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi

Eksternal (EFAS) :

Tabel 2.1 Tabel EFAS

IFAS

EFAS

Strength (S)

Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

Weakness (W)

Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal

Opportunity(O)

Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal.

Strategi SO

Ciptakan strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang,

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

Threats(T)

Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal.

Strategi ST

Cipatakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman.

Sumber : Rangkuti (2004, p24)

Keterangan Tabel 2.1 Tabel EFAS :

Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0

(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor

37

tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor

strategis.

Hitung rating (dalam kolom tiga) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan

yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang

bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi

jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating

ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat

besar, rating adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit

ratingnya 4.

Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing masing faktor yang nilainya bervariasi

mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pemobotannya

dihitung.

Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total

skor bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor

strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk

38

membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam

kelompok industri yang sama.

4. Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)

Menurut Rangkuti (2004, p24-25), setelah faktor-faktor strategi internal

suatu perusahaan diidentifikasi, suatu table IFAS (Internal Factor

Analisis Summary) disusun untuk merumuskan faktor - faktor strategisi

internal tersebut dalam rangka strength and weakness perusahaan.

Tahapnya adalah :

Tabel 2.2 Tabel IFAS

STRATEGI

FAKTOR

INTERNAL

BOBOT RATINGBOBOT & RATING

KOMENTAR

KEKUATAN

Total Kekuatan

KELEMAHAN

Total Kelemahan

TOTAL IFAS

Sumber : Rangkuti (2004, p25)

Keterangan Tabel 2.2 Tabel IFAS :

a. Tentukkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan

perusahaan dalam kolom 1.

39

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0

(paling penting) sampai 0.0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (Semua

bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan

yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang

masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai sari +1 sampai dengan +4

(sangat baik) dengan membandingkan dengan rata-rata industri atau

pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif,

kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali

dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan

jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolomg 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4 hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi

mulai 4.0 (outstanding) sampai dengan 1.0(poor)

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

faktor – faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotanya

dihitung.

40

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total

skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor

– faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk

membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam

kelompok industry yang sama.

5. Matriks SWOT

Menurut David (2006, p284) Matriks SWOT adalah alat untuk

mencocokkan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan

empat tipe strategi : SO (Strengths-Opportunities), WO (Weakness-

Opportunities) ST (Strengths-Threats), WT (Weaknesses-Threats).

Mencocokkan faktor eksternal dan internal adalah bagian yang paling

sulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian

yang baik dan tidak ada pencocokan yang terbaik.

Menurut Rangkuti (2004, p31), matriks SWOT adalah alat yang

dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan. Matriks ini

menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman. Eksternal yang

dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki.

41

Tabel 2.3 Matriks SWOT

Sumber : Rangkuti (2004, p31)

Strategi SO

Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk

memanfaatkan peluang eksternal. Semau manajer akan lebih suka bila

organisasi mereka berada pada posisi di mana kekuatan internal dapat

memanfaatkan trend dan kejadian eksternal. Organisasi pada umumnya

akan menjalankan strategi WO, ST atau WT agar dapat mencapai

42

situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi SO. Ketika suatu

perusahaan memiliki kelemahan utama, Ia akan berusaha

mengatasinya dan menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah orgganisasi

menghadapai ancaman utama, ia akan berusaha menghindarinya untuk

berkonsentrasi pada peluangnya (David, 2006, p285).

Strategi WO

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kekuatan internal dengan

memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang

eksternal kunci tetapi perusahaan memiliki kekuatan internal yang

menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut. Sebagai

contoh, mungkin ada permintaan yang tinggi untuk alat elektronik

guna mengontrol jumlah dan waktu injeksi bahan bakar di mesin mobil

(peluang), tetapi manufaktur komponen mobil tertentu tidak memiliki

teknologi untuk yang dibutuhkan untuk memproduksi alat tersebut

(kelemahan). Satu strategi WO adalah membeli teknologi ini dengan

membentuk join venture dengan perusahaan yan gmemiliki

kompetensi dala area ini. Alternatiff strategi WO adalah merekrut dan

melatih staf dengan kemampuan teknis yang dibutuhkan (David, 2006,

p285).

Strategi ST

Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari

atau mengurnagi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berate

43

bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di

lingkungan eksternalnya secara langsung. Contoh dari strategi ST

terjadi ketika Texas Instrumentsmenggunakan departemen legal yang

sanagat bagus (kekuatan) untuk menagih hamper $700 juta untuk

kerusakan dan royalty dari Sembilan perusahaan Jepang dan Korea

yang melanggar paten untuk memory chip semikonduktor (ancaman).

Perusahaan pesaing yang meinru ide, inovasi, dan produk yang

dipatenkan adalah ancaman utama di banyak industry. Hal ini masih

menjadi masalah utama perusahaan AS yang menjual produknya di

Cina (David, 2006, p285).

Strategi WT

Strategi WT adalah taktif defensif yang diarahkan pada pengurangan

kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah

organisasi meghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan

internal akan berada pada posisi tidak aman. Kenyataanya, perusahaan

seperti itu meungkin harus berusaha bertahan hidup, bergabung,

mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan, atau memilih

likuidasi (David, 2006, p286).

6. Matriks Internal Eksternal (IE)

Menurut Rangkuti (2004, p42), Matrik Internal Eksternal ini

dikembangkan dari model General Electric (GE - model). Parameter yang

digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahan dan pengaruh

44

eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk

memperileh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.

Tabel 2.4 Matriks Internal Eksternal

High (3-4) Medium(2-3) Low(1-2)

High(3-4) (1) Growth

Konsentrasi

melalui integrasi

vertical

(2) Growth

Konsentrasi melalui

integrasi horizontal

(3) Retrenchment

Turnaround

Medium(2-3) (4) Stability

Hati – hati

(5) Growth

Konsentrasi melaluo

integrasi horizontal

Atau

Stability

Tak ada perubahan

profit strategi

(6) Retrenchment

Captive Company

atau Divestment

Low(1-2) (7) Growth

Difersifikasi

Konsentrik

(8) Growth

Difersifikasi

Konglomerat

(9) Retrenchment

Bangkrut atau

Likuidasi

Sumber : Rangkuti (2004, p42)

Diagram tersebut dapat mengidentifikasi 9 sel strategi perusahaan, tetapi

pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga

strategi utama , yaitu :

a. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri

(sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

45

b. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah

strategi yang telah ditetapkan.

c. Retrenchment strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau

mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.

Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail mengenai kesembilan

strategiyang terdapat pada Sembilan sel IE matriks tersebut di atas,

berikut ini akan dijelaskan tindakan dari measing-masing strategi

tersebut.

1. Strategi pertumbuhan (Growth Strategy)

Didesain untuk mencapai perubahan, baik dalam penjualan, asset,

profit, atau kombinasidari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara

menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas

produk atau jasa, atau meningkatkanakses ke pasar yang lebih luas.

Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya

(minimize cost) sehingga dapat meningkatkan profit. Cara ini

merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan tersebut

berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan

pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha

meningkatkanpangsa pasar. Dengan demikian, perusahaan yang belum

mencapai critical mass (mendapat profit dari large-scale production)

akan mengalami kekalahan, kecuali jika perusahaan ini dapat

memfokuskan diri pada pasar tertentu yang menguntungkan. Itulah

sebabnya Motorola dapat terus melangsungkan bisnisnya dengan

46

mengembangkan telepon selular, dan posisiya sekarang adalah sebagai

market leader.

2. Strategi Pertumbuhan melalui Konsentrasi dan Diversifikasi

Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat korporat, yaitu

konsentrasi pada suatu industri atau diversifikasi ke industry lain.

Berdasrkan hasilpenelitian, perusahaan yang memiliki kinerja yang

baik cenderung mengadakan konsentrasi, sedangkan perusahaan yang

relatif kurang memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan

diversifikasi agar dapat meningkatkan kinerjanya.

Jika perusahaan tersebut memilih strategi konsentrasi, dia dapat

tumbuh melalui integrasi (integration) horizontal maupun vertikal, baik

secara internal melalui sumber dayanya sendiriatau secara eksternal

dengan menggunakan sumber daya dari luar.

Jika perusahaan tersebut memilih strategi diversifikasi, dia dapat

tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi konglomerat, baik secara

internal melalui pengembangan produk baru, maupun eksternal

melalaui akuisisi. Contoh strategi pertumbuhan adalah sel 1, 2, 5, 7

dan 8.

3. Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (Sel 1)

Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi

vertikal dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi

supplier) atau dengan cara forward integration (mengambil alih fungsi

distributor). Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang

47

memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam

industri yang berdaya tarik tinggi.

Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi

kompetitifnya, perusahaan ini harus melaksanakan upaya

meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk

mengkonttrol kualitas serta distribusi produk.

Integrasi vertikal dapat dicapai baik melalui sumber daya internal

maupun eksternal. Henry Ford, misalnya menggunakan sumber daya

internal untuk membangun pabriknya di luar Detroit. Ia

mengintegrasikan proses manufaktur, mulai dari masukan berupa biji

besi sampai keluaran berupa produk mobil. Sebaliknya, Du Pont,

sebuah perusahaan kimia raksasa, memilih jalur eksternal untuk

integrasi vertikal ke belakang (backward vertical integration) dengan

cara mengambil alih Conoco untuk memenuhi kebutuhan minyak yang

diperlukan dalam memproduksi produk sintetis Du Pont.

Integrasi vertikal pada umumnya terdapat dalam indutri perminyakan,

kimia dasar, mobil, serta produk yang memanfaatkan hasil hutan.

Sebagaimana ditunjukan dalam table di atas, beberapa keuntungan dari

integrasi vertikal ini adalah turunnya biaya serta meningkatnya

koordinasi dan control. Hal ini merupakan cara terbaik perusahaan

yang kuat dalam rangka meningkatkan competitive advantage di dalam

industri yang atraktif.

48

4. Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal (Sel 2 dan 5)

Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu

kegiatan untuk memperluas perusahaan sengan cara membangun di

lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa.

Jika, perusahaan tersebut berada dalam industri yang sangat atraktif

(sel 2), tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan dan profit,

dengan cara memanfaatkan keuntungan economics of scale baik di

produksi maupun pemasaran. Sementara jika perusahaan ini berada

dalam moderate attractive industry, strategi yang diterapkan adalah

konsolidasi (sel 5). Tujuannya relative defensive, yaitu menghindari

kehilangan penjualandan kehilangan profit.

Perusahaan yang berada di sel ini dapat memperluas pasar, fasilitas

produksi, dan teknologi melalui pengembangan internal maupun

eksternal melalui akuisisi atau joint ventures dengan perusahaan lain

dalam industri yang sama. Contohnya, American Airlines pada tahun

1990 memilih strategi integrasi horizontal melalui pembentukan Asian

Division (Pan American Airlines). Maytag corporation juga memilih

integrasi horinzontal dengan cara akuisisi.

5. Diversifikasi Konsentris (Sel 7)

Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan

oleh perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat

49

kuat tetapi nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Perusahaan

tersebut berusaha memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk

baru secara efisien karena perusahaan ini sudah memiliki kemampuan

manufaktur dan pemasaran yang baik. Prinsipnya adalah untuk

menciptakan sinergi (2+2=5) dengan harapan bahwa dua bisnis secara

bersama-sama dapat menciptakan lebih banyak profit daripada jika

melakukannya sendiri-sendiri.

6. Diversifikasi Konglomerat (Sel 8)

Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling

berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan mengahdapi competitive

position yang tidak begitu kuat (average) dan nilai daya tarik

industrinya sangat rendah. Kedua faktor tersebut memaksa perusahaan

itu melakukan usahanya ke dalam perusahaan lain. Tetapi pada saat

perusahaan tersebut mencapai tahap matang, perusahaan yang hanya

memiliki competitive position rata-rata cenedrung akan menurun

kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi konglomerat sangat

diperlukan. Tekanan strategi inilebih pada sinergi financial daripada

product market synergy (sinergi yang terdapat pada strategi

diversifikasi konsentrasi).

7. Strategi Stabilitas (Stability)

Kategori stabilitas melalui paling tepat digunakan oleh perusahaan

yang dengan sukses pada daya tarik industri menengah. Industri ini

berada pada daya tarik industri menengah, karena

50

menghadapipertumbuhan yang biasa-biasa saja atau bahkan tidak ada

pertumbuhan, atau daya perubahan lingkungan dan masa depan yang

tidak pasti. Strategi ini berguna dalam jangka pendek tetapi berbahaya

untuk jangka panjang.

Beberapa strategi stabilitas yang popular adalah:

Strategi bahwa bisnis diistirahatkan (pause) atau terus dilakukan

dengan kehati-hatian yang tinggi (proceed with caution) pada sel 4.

Perusahaan menjalankan usahanya dengan hati-hati karena ada

faktor-faktor penting yang berubah pada lingkungan eksternal,

seperti misalnya peraturan dari pemerintah.

Strategi bahwa bisnis dilaksanakan seperti biasa, tidak berubah (no

change) pada sel 5. Pada strategi ini perusahaan tetap melakukan

perubahanperubahan yang berarti. Di sini perusahaan tetap

malakukan sedikit penyesuaian inflasi dalam penjualan dari

pemerintah.

Strategi kearah peningkatan laba (profit) pada sel 5.

8. Strategi pengurangan (Retrenchment)

Strategi ini dapat dilaksanakan ketika sebuah perusahaan mempunyai

posisi persaingan yang lemah berhubungan dengan daya tarik

industrinya. Posisi seperti ini mempunyai kinerja yang buruk. Strategi

pengurangan yang dapat dipilih adalah :

Strategi turnaround pada sel 3.

Strategi memikat perusahaan lain pada sel 6.

51

Strategi pelepasan atau likuidasi pada sel 9.

7. Value Network

Menurut Stabell dan Fjeldstad (1998, p427), value network merupakan

model dari value creation analysis yang dapat digunakan oleh perusahaan

yang menyediakan jasa jaringan (network services), yang memanfaatkan

teknologi mediasi untuk menghubungkan kepentingan antar klien atau

konsumennya. Contoh perusahaan yang bergerak di bidang, perbankan,

telekomunikasi, asuransi, dan jasa pengiriman.

Proses inti Value Networks menurut Stabell dan Fjeldstad (1998, p429)

dalam value network analysis terdapat tiga aktivitas utama, yaitu :

1. Networks promotion and contract management

Terdiri dari aktivitas yang berhubungan dengan mengundang

konsumen yang potensial untuk turut serta didalam jaringan, memilih

pelanggan khusus yang dapat diberikan keleluasaan sehingga

perusahaan mendapatkan masukan berarti dari konsumen tersebut,

aktifitas management, dan pemutusan kontrak yang dianggap

merugikan.

Sistem kontrak sangat diperlukan didalam jaringan. Karena dengan

komitmen yang baik antara perusahaan dengan konsumen akan

membawakan dampak yang lebih baik. Sistem kontrak pada aktivitas

ini tidak hanya mencakup keterikatan antara perusahaan dan

52

konsumen, tetapi juga dengan semua bagian yang terlibat dalam proses

bisnis perusahaan. Dalam value network, setiap konsumen akan

menjadi individu yang turut serta membantu perusahaan untuk

berkembang dalam suatu jaringan.

2. Service provisioning

Service provisioning merupakan suatu aktivitas yang berhubungan

dengan pelayanan. Aktivitas penyelesaian masalah yang digunakan

perusahaan di dalamnya hubungannya dengan pelanggan, sehingga

hubungan yang ada dapat terjalin dengan baik serta memberikan

dampak positif bagi perusahaan.

Service provisioning terdiri dari aktivititas yang berhubungan dengan

membangun, memelihara dan mengakhiri suatu rantai hubungan

dengan pelanggan serta nilai yang diperoleh dari konsumen tersebut.

Nilai yang telah diperoleh dari konsumen dapat digunakan untuk

mengukur sepenting apakah konsumen tersebut memberikan kontribusi

pada perusahaan.

3. Network infrastructure operation

Terdiri dari aktivitas yang berhubungan dengan bagaimana perusahaan

memelihara dan menggunakan infrastrukturnya, baik infrastruktur

yang berhubungan dengan informasi ataupun infrastruktur fisik dengan

baik. Aktivitas ini akan membuat jaringan selalu pada kondisi yang

baik untuk memberikan pelayanan sesuai dengan permintaan.

53

Infrastuktur jaringan yang baik bergantung pada bagaimana

infrastruktur yang ada digunakan. Pada perusahaan seperti bank atau

perusahaan asuransi, kunci dari infrastruktur adalah kantor cabang,

agent dan aset keuangan yang terkelola dengan baik.

Menurut Stabell dan Fjeldstad (1998, p430) dalam value network analysis

terdapat 4 aktivitas pendukung yang mendukung aktivitas utama, yaitu :

1. Procurement

Aktivitas yang berhubungan dengan pengadaan peralatan yang

mendukung aktivitas utama.

2. Technology Development

Aktivitas yang berhubungan dengan usaha-usaha yang dilakukan

dalam membantu aktivitas utama dalam hubungannya dengan

teknologi.

3. Human Resource Management

Aktivitas perekrutan, pelatihan, pengembangan dan pemberian

kompensasi untuk sumber daya manusia dalam perusahaan.

4. Firm Infrastructure

Aktivitas manajemen umum, termasuk perencanaan, pengaturan

keuangan dan akuntansi, aktivitas pengesahan, aktivitas yang

berhubungan dengan relasi dengan pemerintah.

Dan berikut adalah gambar dari value network diagram :

54

Gambar 2.10 Diagram Value Network

Sumber : Stabell dan Fjeldstad (1998, p430)

8. Concept of Operation Scenario (CONOPS)

Menurut Bernard (2005, p.294) Konsep skenario operasi (CONOPS)

adalah suatu dokumen cerita yang mengambarkan sebuah perusahaan

beroperasi sekarang ini atau akan beroperasi beberapa tahun kedepan

yang diberikan kepada faktor internal dan eksternal tertentu yang

diidentifikasi dalam analisis SWOT.

55

9. Concept of Operation Diagram (CONOD)

Menurut Bernard (2005, p295) CONOD adalah sebuah pengambaran

grafis tingkat tinggi yang menjelaskan bagaimana fungsi-fungsi

perusahaan baik total, atau kedalam area tertentu yang menarik.

10. Balanced Scorecard

Menurut Kaplan dan Norton (1996) Balance Scorecard merupakan

seperangkat pengukuran yang memberikan top manager pandangan

yang cepat tapi komprehensif dari bisnis, termasuk ukuran finansial

yang menjelaskan hasil dari tindakan yang sudah di ambil. melengkapi

ukuran keuangan dengan ukuran operasional pada kepuasan pelanggan,

proses internal dan inovasi organisasi dan kegiatan perbaikan - ukuran

operasional yang merupakan peicu kinerja keuangan masa depan.

Menurut Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997) Balance

Scorecard adalah sebuah sistem pengukuran dan pengelolaan yang

memandang kinerja unit bisnis dari 4 perspektif : keuangan, pelanggan,

proses bisnis internal, serta pembelajar dan pertumbuhan.

Dengan demikian, balance scorecard merupakan suatu sistem

manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan

komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang

56

performance bisnis. Pengukuran kinerja tersebut memandang unit bisnis

dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses

bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan.

Melalui mekanisme sebab akibat (Cause and effect), perspektif

keuangan menjadi tolok ukur utama yang dijelaskan oleh tolok ukur

operasional pada tiga peseplainnya sebagai driver.

Gambar 2.11 Balanced Scorecard Framework

Sumber : Kaplan dan Norton (1996)

Perspektif Financial

57

Tujuan financial menggambarkan tujuan jangka panjang perusahaan :

pengembalian modal investasi yang tinggi dari setiap unit bisnis.

Penerapan Balance Scorecard membantu tercapainya tujuan yang

penting ini. Balance Scorecard dapat membuat tujuan financial

menjadi eksplisit, dan dapat disesuaikan untuk setiap unit bisnis dalam

berbagai tahap pertumbuhan yang berbeda. Dalam persepektif

financial, scorecard memungkinkan para eksekutif senior setiap unit

bisnis untuk menetapkan bukan hanya ukuran yang mengebaluasi

keberhasilan jangka panjang perusahaan, tetapi juga berbagai variable

yang dianggap paling penting untuk menciptakan dan mendorong

tercapainya tujuan jangka panjang. Bagi sebagian besar perusahaan,

persepektif financial beruoa peningkatan pendapatan, penurunan biaya

dan peningkatan produktivitas.

Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari

siklus kehidupan bisnis, yaitu :

Bertumbuh (Growth)

Bertahan (Sustain)

Menuai (Harvest)

Bertumbuh (Growth), perusahaan yang sedang bertumbuh berada

pada awal siklus hidup perusahaan. Mereka menghasilkan produk dan

jasa yang memiliki potensi pertumbuhan. Untuk memanfaatkan potensi

ini, mereka harus melibatkan sumber daya yang cukup banyak untuk

58

mengembangkan dan meningkatkan berbagai produk dan jasa baru;

membangun dan memperluas fasilitas produksi; membangun

kemampuan operasi menanamkan investasi dalam sistem, infrastruktur

dan jaringan distribusi yang akan mendukung terciptanya hubungan

global; dan memelihara serta mengembangkan hubungan yang erat

dengan pelanggan. Perusahaan dalam tahap pertumbuhan mungkin

beroperasi dengan arus kas yang negatif dan pengembalian modal

investasi yang rendah. Tujuan financial keseluruhan perusahaan dalam

tahap pertumbuhan adalah presentase tingkat pertumbuhan

pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan di berabagai pasar

sasaran, kelompok pelanggan, dan wilayah.

Bertahan (Sustain) sebagian besar unit bisnis dalam sebuah

perusahaan mungkin berada pada tahap bertahap, situasi dimana unit

bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanaman investasi dan

investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian

modal yang cukup tinggi. Unit bisnis seperti ini diharapkan mampu

mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki dan secara bertahap

tumbuh tahun demi tahun. Kebanyakan unit bisnis di tahap bertahan

akan menetapkan tujuan financial yang terkait dengan profitabilitas.

Tujuan seperti ini dapat dinyatakan dengan memakai ukuran yang

terkait dengan laba akuntansi seperti laba operasi dan marjin kotor.

Ukuran ini menganggap investasi modal di dalam unit bisnis sudah

tetap dan meminta para manajer untuk memaksimalkan pendapatan

59

yang dihasilkan dari investasi modal.Unit bisnis yang lain yang lebih

memiliki otonomi diminta untuk tidak hanya mengelola arus

pendapatan tetapi juga tingkat investasi modal yang ditanamkan di

dalam unit bisnis bersangkutan.

Menuai (Harvest), sebagian unit bisnis akan mencapai tahap

kedewasaan dalam siklus hidupnya, tahap di mana perusahaan ingin

“menuai” investasi yang dibuat pada dua tahap sebelumnya. Bisnis

tidak lagi membutuhkan investasi yang besar – cukup untuk

pemeliharaan peralatan dan kapabilitas baru. Setiap proyek investasi

harus memiliki periode pengembalian investasi yang definitive dan

singkat. Tujuan utamanya adalah memaksimalakan arus kas kembali

ke korporasi. Tujuan financial keseluruhan untuk bisnis pada tahap

menuai adalah arus kas operasi(sebelum depresiasi) dan penghematan

berbagai kebutuhan modal kerja.

Dengan demikian tampak jelas bahwa tujuan financial di setiap

tahap sangat berbeda. Tujuan financial di dalam tahap pertumbuhan

akan menekankan pada pertumbuhan penjualan – di pasar baru, kepada

pelanggan baru dan dihasilkan dari produk dan jasa baru –

mempertahankan tingkat pengeluaran yang memadai untuk

pengembangan produk dan proses, sistem, kapabilitas pekerja, dan

penetapan saluran pemasaran, penjualan dan distribusi baru. Tujuan

financial dalam tahap bertahan akan bertumpu pada ukuran financial

tradisional, seperti ROCE, laba operasi dan marjin kotor. Dan tujuan

60

financial perusahaan pada tahap menuai panenan akan menekankan

pada arus kas. Setiap investasi harus memberikan pengembalian kas

yang segera dan pasti.Ukuran akuntansi seperti tingkat pengembalian

investasi, nilai tambah ekonomis dan pendapatan operasi – kurang

relevan karena berbagai investasi besar telah dilaksanakan. Sasarannya

bukan untuk memaksimalkan tingkat pengembalian investasi, yang

justru akan mendorong para manajer mencari dana investasi tambahan,

melainkan untuk memaksimalkan pengembalian kas kepada

perusahaan dari seluruh investasi yang telah ditanamkan di waktu yang

lalu (Kaplan dan Norton, 1996, p41).

Perspektif pelanggan

Dalam persepektif pelanggan, perusahaan melakukan identifikasi

pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Segmen pasar

merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasil tujuan

financial perusahaan. Perspektif pelanggan mmemungkinkan

perusahaan menyelaraskan berbagai ukuran pelanggan penting –

kepuasan, loyalitas, retensi akuisisi, dan profitabilitas – dengan

pelanggan dan segmen pasar sasaran. Dalam perspektif pelanggan,

selain keinginan untuk memuaskan dan menyenangkan pelanggan,

para manajer unit bisnis juga harus menterjemahkan pernyataan misi

dan strategi ke dalam tujuan yang disesuaikan dengan pasar dan

pelanggan yang spesifik.

61

Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran, kelompok

pertama merupakan ukuran generic yang digunakan oleh hamper

semua perusahaan. Karena semua ukuran ini, seperti kepuasan

pelanggan, pangsa pasar, dan retensi pelanggan muncul dalam banyak

Balance Scorecard, disebut sebagai kelompok ukuran utama.

Kelompok ukuran kedua merupakan faktor pendorong kinerja –

pembeda (differentiator) – hasil pelanggan. Semua ukuran ini

menjawab pertanyaan apa yang harus diberikan perusahaan kepada

pelanggan agar tingkat kepuasan, retensi, akuisisi, dan pangsa pasar

yang tinggi tercapao? Ukuran faktor pendorong kinerja menawarkan

proposisi nilain yang diberikan perusahaan kepada pelanggan dan

segmen pasar sasarannya (Kaplan dan Norton, 1996, p55).

Kelompok pengukuran pelanggan utama (Customer Core

Measurement) :

o Pangsa Pasar (Market Share)

Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan

atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain: jumlah

pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.

o Retensi Pelanggan (customer retention)

Mengukur tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan

hubungan dengan konsumen.

62

o Akuisisi Pelanggan (Customer acquisition)

Mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik

pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru, akuisisi pelanggan

dapat diukur dengan banyaknya jumlah pelanggan baru atau jumlah

penjualan kepada pelanggan baru di segmen yang ada.

o Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)

Menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan criteria kinerja

spesifik dalam value proposition.

o Profitabilitas Pelanggan (Customer Profitability)

Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dair pelanggan atau

segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.

o Proporsi nilai pelanggan(Customer value proposition)

Proporsi nilai pelanggan menyatakan atribut yang diberikan

perusahaan kepada produk dan jasanya untuk menciptakan loyalitas

dan kepuasan pelanggan dalam segmen pasar sasaran. Proporsi nilai

adalah sebuah konsep penting dalam memahami faktor pendorong

pengukuran utama.

63

Walaupun proporsi nilai berbeda – beda untuk berbagai industry,

dan untuk berbagai segmen pasar di dalam industry, ditemukan

adanya serangkaian atribut serupa yang membentuk proporsi nilai

untuk semua industri yang menjadi sumber penyusunan scorecard.

Atribut ini dapat dibagi dalam tiga kategori :

o Atribut produk dan jasa (Product/ Services attributes)

Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas.

Pelanggan memiliki preferensi yang berbeda – beda atas produk

yang ditawarkan. Ada yang mengutamakan fungsi dari produk,

kualitas, atau harga yang murah. Perusahaan harus

mengidentfikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk

yang ditawarkan. Selanjutnya, pengukuran kinerja ditetapkan

berdasarkan hal tersebut.

o Hubungan Pelanggan (Customer relationship)

Menyangkut perasaaan pelanggan terhadap proses pembelian

produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini sangat

dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap

pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. Waktu

merupakan komponen yang penting dalam persaingan perusahaan.

Konsumen biasanya menganggap penyelesaian order yang cepat

dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi kepuasan mereka,

64

serta bagaimana perasaan pelanggan setelah membeli produk/ jasa

dari perusahaan yang bersangkutan.

o Citra dan Reputasi (Image and reputation)

Membangun faktor – faktor intangible yang menarik seorang

konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun

image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga

kualitas seperti yang dijanjikan.

Perspektif Proses Bisnis Internal

Pada perspektif proses bisnis internal, para manajer melakukan

identifikasi berbagai proses yang sangat penting untuk mencapai

tujuan pelanggan dan pemegang saham. Pada Balance Scorecard, para

manajer menentukan value chain internal lengkap yang diawali dengan

proses inovasi – mengenali kebutuhan pelanggan saat ini dan yang

akan datang serta mengembangkan pemecahan kebutuhan tersebut –

dilanjutkan dengan proses operasi – menyampaikan produk dan jasa

saat ini kepada pelanggan saat ini – dan yang member nilai tambah

kepada produk dan jasa yang diterima pelanggan (Kaplan dan Norton,

1996, p80).

Rantai Nilai Proses Bisnis Internal

65

Setiap bisnis memiliki rangkaian proses tertentu untuk menciptakan

nilai bagi pelanggan dan memberikan hasil financial yang baik. Model

rantai nilai generic member suatu template yang dapat disesuaikan

oleh setiap perusahaan dalam mempersiapkan perspektif setiap bisnis

internal.

Model ini terdiri atas tiga proses bisnis utama, yaitu :

Inovasi

Operasi

Layanan purna jual

Dalam proses inovasi, unit bisnis meneliti kebutuhan pelanggan yang

sedang berkembang atau yang masih tersembunyi, dan kemudian

menciptakan produk atau jasa yang akan memenuhi kebutuhan

tersebut. Proses operasi, langkah utama kedua dalam rantai nilai

internal generic, adalah tempat dimana produk dan jasa diproduksi dan

disampaikan kepada pelanggan. Langkah utama ketiga dalam rantai

nilai internal adalah layanan kepada pelanggan setelah penjualan atau

penyampaian produk dan jasa.

o Proses Inovasi

Proses inovasi terdiri atas dua komponen. Dalam komponen yang

pertama para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk

mengenali ukuran pasar, bentuk prefrensi pelanggan, dan tingkat

harga produk dan jasa sasaran. Selain melakukan survey terhadap

66

pelanggan yang ada dan pelanggan yang potensial, proses inovasi

juga dapat mencakup membayangkan peluang dan pasar baru bagi

produk dan jasa yang dapat dipasok perusahaan. Informasi

mengenai pasar dan pelanggan member masukan untuk proses

perancangan dan pengembangan produk/jasa, langkah kedua dalam

proses inovasi. Selama tahap ini kelompok penelitian dan

pengembangan perusahaan :

Melaksanakan penelitian dasar dalam mengembangkan produk

dan jasa baru secara radikal untuk member nilai tambah kepada

pelanggan

Melaksanakan penelitian terapan, mengembangkan teknologi

yang ada untuk generasi prduk dan jasa berikutnya, dan

Melakukan usaha pengembangan yang terfokus untuk membawa

produk dan jasa baru ke pasar.

o Proses Operasi

Proses ini menitikberatkan kepada penyampaian produk dan jasa

kepada pelanggan yang ada secara efisien, konsisten dan tepat

waktu. Proses operasi adalah proses untuk membuat dan

menyampaikan produk/ jasa. Aktivitas di dalam proses operasi

terbagi ke dalam dua bagian yaitu proses pembuatan produk/jasa

dan proses penyampaian produk kepada pelanggan. Pengukuran

67

kinerja yang terkait dalam proses operasi dikelompokkan pada

waktu, kualitas, dan biaya.

o Proses Layanan Purna Jual

Layanan purna jual mencakup garansi dan berbagai aktivitas

perbaikan, penggantian produk yang rusak dan yang dikembalikan,

serta proses pembayaran, seperti administrasi kartu kredit.

Perusahaan yang berupaya untuk memenuhi harapan pelanggan

sasaran dapat mengukur kinerja proses layanan purna jual dengan

menyertakan beberapa dari ukuran, waktu, dan biaya, sama seperti

yang dipakai untuk proses oeprasi. Misalnya, lama siklus dari

permintaan pelanggan sampai kepada pemecahan masalah dapat

disertakan untuk mengukur kecepatan dalam menanggapi adanya

kerusakan, untuk siklus waktu, perusahaan dapat menggunakan

pengukuran waktu dari saat keluhan pelanggan diterima hingga

keluhan tersebut diselesaikan. Ukuran biaya dapat dipakai untuk

mengevaluasi efisiensi biaya penggunaan sumber daya dalam

proses layanan purna jual.

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

68

Menurut Yuwono (2002, p39) Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini

bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem dan prosedur

organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan

budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan

organisasi. Tujuan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan ambisius

dalam tiga perspektif lainnya dapat dicapai. Tujuan dalam perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor pendorong

dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif scorecard yang

pertama.

Menurut Kaplan dan Norton (1996, p110) dalam membangun Balanced

Scorecard di berbagai perusahaan jasa dan manufaktur telah

mengungkapkan tiga kategori utama untuk perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan :

Kapabilitas Pekerja

Kapabilitas Sistem Informasi

Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan

11. Analisis CSF (Critical Success Factor) dan Analisis KPI (Key

Performance Indicator)

Menurut Ward (2002, p209), analisis critical success factor (CSF)

merupakan area terbatas dalam suatu bisnis yang apabila terpenuhi maka

akan menjamin kesuksesan kinerja kompetitif bagi perusahaan.

69

Menurut O’brien (2005, p696), critical success factor merupakan sejumlah

kecil faktor – faktor utama yang dianggap oleh para eksekutif sebagi hal

penting untuk kesuksesan perusahaan. Ini adalah bidang – bidang utama

dimana kinerja yang sukses akan memastikan kesuksesan organisasi dan

pencapaian tujuannya.

Manfaat dari analisis CSF menurut Ward dan Peppard (2002, p209) adalah

sebagai berikut :

1. Analisa CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam melibatkan

manajemen senior dalam mengembangkan strategi sistem informasi.

Karena CSF secara keseluruhan telah berakar pada bisnis dan

memberikan komitmen bagi manajemen puncak dalam menggunakan

sistem informasi, yang diselaraskan dengan pencapaian tujuan perusahaan

melalui area bisnis yang kritis.

2. Analisis CSF menghubungkan proyek SI yang akan diimplementasikan

dengan tujuannya. Dengan demikian sistem informasi nantinya akan

dapat direalisasikan agar sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.

3. Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisa CSF dapat menjadi

perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang diperlukan

setiap individu.

4. Dengan menyediakan suatu hubungan dengan kebutuhan informasi,

analisa CSF memegang peran penting dalam memprioritaskan investasi

modal yang potensial.

70

5. Analisis CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi pada

saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan,

dengan menfokuskan pada masalah-masalah tertentu yang paling kritis.

6. Analisis CSF sangat berguna apabila dipergunakan sejalan dengan

analisis value chain dalam mengidentifikasikan proses yang paling kritis,

serta memberikan fokus pada pencapaian tujuan melalui kegiatan-

kegiatan yang paling tepat untuk dilaksanakan.

Key Performance Indicator merupakan hal-hal yang mungkin dipilih untuk

menilai, memberitahu bagaimana kinerja seseorang dalam mencapai sebuah

tujuan maupu mengatur CSF (Ward dan Peppard, 2002, p212).

2.2.7 Product & Service

Menurut Bernard (2005, p122), kunci bisnis perusahaan dan dukungan proses

didokumentasikan pada tingkat bisnis dari EA framework. Komponen EA pada

tingkat ini meliputi dokumentasi proses bisnis dan perencanaan modal TI

portofolio yang berisi dokumentasi kasus bisnis pada setiap investasi di bidang

TI yang meliputi operasional dan keuangan. Hubungan antara peserta dalam

kegiatan E-Commerce dan E-Government ini sering disebut sebagai "B" untuk

bisnis, "G" untuk Government (pemerintah), dan "C" untuk citizen (warga

negara), sehingga akronim seperti B2B untuk business-to-business dan G2C

bagi Government-to-citizen.

71

Menurut Bernard (2005, p106), Product & Services berada pada level kedua

dari EA3 Framework yang mengidentifikasi bisnis produk dan jasa dari

Enterprise dan merupakan kontribusi dari dari teknologi yang mendukung

proses bisnis perusahaan. Istilah “Business Services” digunakan untuk proses

yang berarti dan prosedur untuk menyelesaikan misi dan tujuan dari

perusahaan, apakah itu untuk bersaing disektor swasta, menyediakan pelayanan

umum, edukasi, memberikan pelayanan medis, memberikan kemampuan

pertahanan. Perencanaan strategis membantu secara langsung dan

memprioritaskan berbagai layanan bisnis dan aktivitas pengiriman produk

didalam perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan bergerak secara

kolektif berdasarkan arah strategis yang sudah ditetapkan dalam rencana

strategis.

2.2.7.1 Business Process Diagram

Menurut Bernard (2005, p.300), Business Process Diagram

memperlihatkan detail dari rincian suatu kegiatan, termasuk bagaimana

setiap langkah dalam aktivitas berhubungan dengan yang lain.

Diagram digambarkan dengan model IDEF-0 untuk melihat input,

kontrol, output dan mekanisme dari masing-masing langkah di dalam

proses. Model aktivitas IDEF-0 cocok untuk dokumentasi proses bisnis

karena menyediakan dua pandangan konteks tingkat tinggi dan

pandangan yang lebih rinci dari setiap langkah dalam format kegiatan

yang dapat lebih diurai dan saling terkait dengan proses lain untuk

menunjukan keterkaitan. Diagram ini berguna dalam menunjukan

72

hubungan antara langkah-langkah dan pengaruh internal atau eksternal,

tapi mungkin tidak berdasarkan urutan waktu.

2.2.7.2 Swim Lane Process Diagram

Menurut Bernard (2005, p299), Swim Lane Process Diagram

merupakan suatu diagram aktivitas pemangku kepentingan

(Stackholder) dimana menunjukan kegiatan apa saja yang dilakukan

pemangku kepentingan (orang-orang dengan kepentingan dalam

perusahaan) yang terlibat dengan garis dari proses bisnis dan waktu

dari interaksi. Diagram menggunakan format dari “Swim Lane”

Stackholder diatur dalam baris, kerangka waktu (Timeframes) diatur

dalam kolom, lalu gambaran aktivitas digambarkan dengan simbol

flowchart.

Gambar 2.12 Swim Lane Diagram

73

Sumber : Bernard (2005, p299)

2.2.7.3 Use Case Narrative & Diagram

Menurut Bernard (2005, p302), Use Case Narrative mengikuti format

Unified Modeling Language (UML) untuk mengidentifikasi

persyaratan bisnis, konteks, Stackholder (Aktor), dan garis bisnis

untuk bertinteraksi dengan sistem, layanan, dan applikasi yang

diidentifikasi sebagai solusi yang membutuhkan perkembangan. Jadi

use case menjelaskan interaksi antara pengguna dengan sistem

applikasi.

Gambar 2.13 Use Case Narrative & Diagram

Sumber : Bernard (2005, p302)

2.2.8 Data & Information

Menurut Bernard (2005, p123), Data & Information adalah bagaimana

suatu perusahaan menggunakan data dan informasi untuk didokumentasikan di

Level ‘Data & Information’ pada EA3 framework. Komponen EA pada tingkat

ini meliputi dokumentasi pada desain, fungsi, dan pengelolaan sistem informasi,

74

database, gudang pengetahuan, dan data mart. Hal ini juga termasuk dokumentasi

rinci tentang struktur dan logika pengolahan data.

Menurut Bernard (2005, p106), Data & Information berada pada level

ketiga dari EA3 Framework merupakan maksud untuk mendokumentasikan

bagaimana informasi saat ini yang digunakan oleh perusahaan dan bagaimana

arus informasi masa depan akan terlihat. Tingkat ini dapat tercermin melalui

dokumen strategi teknologi informasi yang diikat kedalam perencanaan strategi

teknologi informasi atau perencanaan bisnis.

Tujuan strategi teknologi informasi adalah untuk membangun sebuah

pendekatan tingkat tinggi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengubah dan

menyebarkan informasi ke seluruh perusahaan.

2.2.8.1 Object State Transition Diagram

Menurut Bernard (2005, p306), sebuah state transition diagram

menggunakan notasi Unified Modeling Language untuk memperlihatkan

bagaimana siklus hidup dari sebuah data objek secara spesifik. Diagram

ini memperlihatkan perubahan artibut, link, atau behavior dari “on-line

order” objek yang hasilnya dari sistem internal atau eksternal yang

memicu perubahan keadaan.

Menurut Satzinger et al. (2005, p237), sebuah statechart diagram

tersusun dari oval-oval yang mewakili status dari sebuah objek dan

panah yang mewakili transisinya. Gambar 2.14 mengilustrasikan

sebuah statechart simpel dari sebuah printer. Selama mudah

75

mempelajari statechart dengan menggunakan item yang terlihat, ada

baiknya memulainya dengan beberapa contoh dari computer hardware.

Ketika dasarnya dijelaskan, kita akan mengilustrasikan pemodelan

software objek di dalam problem domain. Starting point dari statechart

adalah dot hitam, yang disebut pseudostate. oval pertama setelah dot

hitam adalah state pertama dari printer. Pada kasus ini, printer dimulai

dengan keadaan off state. Sebuah state diwakili oleh sebuah kotak

dengan bagian tepi bulat (seperti sebuah oval namun lebih persegi),

dengan nama sebuah state didalamnya.

Gambar 2.14 statechart sederhana untuk printer

Sumber : Satzinger et al. (2005, p237)

Didefinisikan secara akurat, sebuah state dari sebuah objek adalah suatu

kondisi yang terjadi selama berlangsung ketika memenuhi beberapa

kriteria, melakukan beberapa tindakan, atau menunggu untuk sebuah

event. Setiap state yang unik memiliki nama yang unik. State adalah

sebuah semipermanen kondisi dari sebuah objek, seperti On, Working,

76

atau Loading Equipment. State dideskripsikan sebagai kondisi

semipermanen karena eksternal event dapat menginterupsikannya.

Sebuah objek akan tetap dalam sebuah state selama beberapa event

menyebabkan objek itu bergerak ke state lainnya.

Ketentuan penamaan untuk kondisi status membantu mengidentidikasi

state secara valid. Sebuah state boleh memiliki nama dari sebuah kondisi

spesifik seperti On, atau In repair. State lainnya lebih aktif, dengan

nama terdiri dari gerund atau verb phrases (frase kata kerja) seperti

Being Shipped atau Working. Untuk contoh, sebuah objek Order spesifik

ada ketika seorang customer memesan sesuatu, tepat setelah dibuatkan,

objek tersebut di dalam state seperti Adding new order items, kemudian

Waiting for items to be shipped, dan akhirnya order state selesai ketika

semua item telah dikirim.

Seperti terlihat pada gambar 2.14, panah yang meninggalkan Off state

disebut transition. Pembuatan transition mengakibatkan objek untuk

meninggalkan Off state dan membuat sebuah transition ke On state.

Sebuah transitionadalah pergerakan dari sebuah objek dari satu state ke

state lainnya. Ini adalah mekanisme yang mengakibatkan sebuah objek

meninggalkan state dan berganti ke state baru. State adalah kondisi

semipermanen. State semipermanen karena transisi menyela state dan

menyebabkan state ke akhir kondisi. Pada umumnya, transisi disadari

singkat pada durasinya, dibandingkan dengan state, dan tidak bisa

diinterupsikan. Dengan kata lain, sekali transisi dimulai, akan berjalan

77

ke kompleksitas dari mengambil objek ke state baru, disebut destination

state. Sebuah transisi diwakili dengan panah dari sebuah origin state-

state yang lebih dulu ke transition-untuk sebuah destinasi state dan

pelabelan dengan sebuah string untuk menjelaskan komponen dari

transition.

Label transition terdiri dari tiga komponen :

Transition-name (parameters,...) [guard-condition] / action-expression

Pada gambar 2.14, nama transisi di onButtenPhushed. Transisi seperti

trigger yang akan menembak atau sebuah event yang terjadi. Name akan

menggambarkan action dari triggering event. Pada gambar 2.14, tidak

ada parameter yang dikirim ke printer. kondisi guard aman tercover.

Untuk melepaskan transition, guard harus benar. Slash depan dibagi

mekanisme firing dari action atau proses. Ekspresi action

mengindikasikan beberapa proses yang harus terjadi sebelum transisi

selesai dan objek tiba di dalam state tujuan. Pada kasus ini, printer akan

berjalan sebagai sebuah self-test sebelum beralih ke On state.

Nama transition adalah nama dari sebuah message event yang memicu

transition dan menyebabkan objek meninggalkan state aslinya.

Perhatikan bahwa format sangat mirip ke sebuah message dalam sebuah

sistem sequence diagram. Pada faktanya, kita akan menemukan bahwa

message names dan transition-names hampir menggunakan syntax yang

sama. Satu relationship lainnya ada diantara messages dan transitions;

78

transitions disebabkan oleh messages datang ke objek. Porsi parameter

dari message name datang langsung dari message parameter.

Guard-condition adalah kualifikasi atau test pada transition, dan itu

adalah sebuah true/false kondisi yang simpel yang harus dipenuhi

sebelum transition bisa dinyalakan. Untuk sebuah transition ke dalam

keadaan menyala, pertama, trigger harus terjadi, dan kemudian guard

harus dievaluasi ke true. Terkadang transition hanya memiliki sebuah

guard-condition dan tidak ada triggering event. Pada kasus ini, trigger

secara terus-menerus menyala (firing), dan kapan saja ketika the guard

menjadi true, transition terjadi.

True/false kondisi ini adalah sebuah test pada sisi pengiriman dari

message. Dan sebelum message dapat dikirim, kondisi true/false harus

true. Pada perbedaannya, guard condition ada pada receiving side dari

message. Message bisa diterima, tapi transition fires hanya jika guard-

condition juga true. Kombinasi dari tests, messages, dan transition

memberikan fleksibilitas yang sangat luar biasa dalam mendefinisikan

behavior kompleks.

Action-expression adalah ekspresi procedural yang disahkan ketika

transition dilecutkan. Dengan kata lain, itu menjelaskan action

dilakukan. Beberapa dari tiga komponen-transition-name, guard-

condition, atau action-expression-mungkin kosong. Jika salah satu dari

transition-name atau guard-condition kosong, maka akan otomatis

79

dievaluasikan ke true. Salah satunya bisa berarti kompleks, dengan

AND atau OR konektifitas.

2.2.8.2 Logical Data Model

Menurut Bernard (2005, p308), Model data sematik yang dapat

dikembangkan dengan menggunakan metode dan simbologi tradisional

terstuktur (Entity Relationship Diagram), atau dapat menggunakan

metode berorientasi objek dan simbologi dari Unified Modeling

Language (UML), yang menghasilkan Class Diagram dan/atau Object

Diagram.

Notasi Domain Model Class Diagram

Menurut Satzinger et al. (2005, p185-186), pada class diagram, kotak

mewakili classes, dan lines menghubungkan kotak memperlihatkan

suatu hubungan antarclasses. Gambar 2.15 menunjukkan suatu

contoh dari simbol untuk satu kelas: Customer. The class symbol

adalah kotak dengan tiga bagian. Bagian paling atas berisi nama dari

class, bagian tengah berisi attributes dari class, dan bagian bawah

berisi methods penting dari class. Methods tidak diperlihatkan pada

domain model class diagram. Faktanya, the class symbol sering

diperlihatkan dengan hanya terdiri dari dua bagian untuk

menunjukkan bahwa itu adalah domain model.

80

Gambar 2.15 UML class symbol dengan 3 bagian untuk nama,

attributes, dan methods

Sumber : Satzinger et al. (2005, p185)

Gambar 2.16 memperlihatkan sebuah contoh dari sebuah domain

class diagram yang simpel dengan dua class, Customer dan Order.

Disini class symbol hanya terdapat dua bagian. UML membutuhkan

nama class agar dapat digunakan. Di dalam notasi diagram, kita

dapat melihat setiap Customer bisa berasosiasi dengan banyak Order,

dan setiap Order dihubungkan oleh satu Customer; asosiasinya dapat

digambarkan pada diagram agar lebih jelas, tapi itu sebuah opsional.

Multiplicity adalah one to many pada satu arah hubungan dan one to

one dalam arah hubungan lainnya. Notasi multiplicity, diperlihatkan

sebagai sebuah asterisk (bintang) pada garis setelah class Order,

menunjukkan “banyak” order. Lihat pada gambar 2.17 untuk

kesimpulan dari notasi multiplicity. Model pada gambar 2.16

menyatakan bahwa Customer terhubung ke minimum dari nol dan

maksimum dari banyak order (0..*). Pada arah hubungan lainnya,

class Order dinotasikan pada paling sedikit satu dan hanya satu

81

Customer. Notasi ini menjelaskan detil yang tepat tentang sebuah

system (Satzinger et al., 2005, p185-186).

Gambar 2.16 domain class diagram yang sederhana tetapi tidak

dengan attributes

Sumber : Satzinger et al. (2005, p186)

Gambar 2.17 Multiplicity dari asosiasi

Sumber : Satzinger et al. (2005, p186)

Gambar 2.18 menunjukkan model diperluas untuk mencakup

OrderItems-satu atau lebih item spesifik termasuk order di dalamnya.

Setiap order berisikan minimum dari satu dan maksimum dari banyak

item karena tidak akan ada sebuah order tanpa setidaknya satu item.

Sebagai contoh, sebuah order boleh berisi sebuah baju, sepasang sepatu,

82

dan tali pinggang, dan setiap item ini diasosiasikan dengan order.

Contoh ini juga menunjukkan beberapa tambahan UML notasi class:

sebuah atribut dimulai dengan lowercase letter.Customer memiliki

sebuah customer number (custNumber), nama (name), billing address

(billAddress), dan beberapa nomor telepon (homePhone, officePhone).

Setiap Order memiliki orderID, orderDate, dan jumlah. Setiap orderItem

memiliki itemID, quantity, dan price. Atribut-atribut dari class tersebut

tercantum dibawah nama class di bagian bawah dari kotak class symbol,

biasanya dengan key identifier listed.

Gambar 2.18 class diagram yang menampilkan atribut

Sumber : Satzinger et al. (2005, p187)

Gambar 2.19 memperlihatkan bagaimana objek-objek yang sebenarnya

di dalam beberapa transaksi yang mungkin terlihat. John adalah

customer yang menempatkan 2 order. Order pertama, terjadi pada

tanggal 4 februari, adalah 2 pasang kaos dan tali pinggang. Order yang

83

kedua, terjadi pada tanggal 29 maret, sepasang boots dan 2 pasang

sandal. Mary adalah customer yang belum menempatkan order.

Customer boleh tidak menempatkan order (zero) atau boleh lebih dari

satu. Maka Mary tidak berasosiasi dengan order. Pada akhirnya Sara

meletakkan order pada 30 Maret untuk 3 pasang sandal.

Selama membuat model, analis sering memperbagus domain model

class diagram.Satu contoh pada proses refine adalah menganalisis

asosiasi many-to-many. Gambar 2.20 memperlihatkan sebuah contoh

dari many-to-many asosiasi. Dengan simbol asteriks pada tiap akhir

garis asosiasi. Di Universitas, pelajaran (course) ditawarkan sebagai

course section, dan pelajar mengikuti banyak course ini. Setiap course

section berisikan banyak murid. Maka, asosiasi antara course section

dan murid adalah many to many. Asosiasi many-to-many terjadi secara

natural, dan mereka dapat dimodelkan seperti yang terlihat, dengan

asteriks pada akhir dari garis asosiasi.

Pada analisis yang lebih jelas, namun, analis sering menemukan many-

to-many asosiasi melibatkan tambahan data yang harus dicatat. Sebagai

contoh, pada class diagram dalam gambar 2.20, dimana grade yang

setiap murid terima untuk catatan course. Ini adalah data yang penting,

dan walaupun model menunjukkan dimana course section yang murid

ambil, model ini tidak menaruh grade. Solusinya adalah menambahkan

sebuah class untuk mewakili asosiasi antara murid dan course section,

yang disebut association class. Association class ini diberikan atribut

84

yang hilang. Gambar 2.21 memperlihatkan pelebaran class diagram

dengan association class bernama Course Pendaftaran, yang memiliki

sebuag atribut untuk grade murid. Sebuah association class terhubung

untuk many-to-many asosiasi dengan garis putus-putus (Satzinger et al.,

2005, p.187).

Gambar 2.19 customers, orders, dan order items konsisten dengan

perluasan domain model class diagram

Sumber : Satzinger et al. (2005, p188)

85

Gambar 2.20 sebuah domain model class diagram course

pendaftaran (enrollment) dengan asosiasi many-to-many

Sumber : Satzinger et al. (2005, p188)

Gambar 2.21 sebuah domain model class diagram course

pendaftaran yang diperbagus dengan asosiasinya

Sumber : Satzinger et al. (2005, p189)

86

Berdasarkan asosiasi pada gambar 2.21 dari kiri ke kanan, class

diagram menjelaskan bahwa satu course section memiliki banyak

course pendaftaran, tiap-tiapnya dengan grade miliknya masing-masing,

dan setiap course pendaftaran berlaku untuk satu murid khusus. Jika

dibaca dari kanan ke kiri, setiap course pendaftaran berlaku untuk

course section yang spesifik. Sebuah sistem diimplementasikan pada

dasar dari domain model ini akan dapat memproduksi grade list yang

memperlihatkan seluruh murid dan grade mereka dalam setiap course

section, serta grade transkrip memperlihatkan seluruh grade-grade yang

diperoleh dari setiap murid.

Hirarki dalam Notasi Class Diagram

Ada 2 cara tambahan yang orang gunakan untuk menyusun penyelesaian

masalah pada class domain dalam dunia nyata: generalisasi/spesialisasi

hirarki dan seluruh bagian hirarki.

Notasi Generalisasi/Spesialisasi

Generalisasi/spesialisasi didasari dari ide yang orang kelompokkan

dalam suatu kesamaan dan perbedaan. Generalisasi mempertimbangkan

kelompok/grup yang memliki sesuatu yang sama; sebagai contoh, ada

banyak tipe dari kendaraan bermotor-mobil, truk, traktor, dan

sebagainya. Semua kendaraan bermotor sama-sama memiliki

karakteristik umum tertentu, jadi sebuah kendaraan bermotor adalah

general class yang banyak. Spesialisasi mempertimbangkan perbedaan

87

dalam suatu tipe katagori sebagai contoh, tipe khusus dari mobil

termasuk mobil sport, sedan, dan kendaraan sport lainnya. Tipe-tipe

mobil ini memiliki kesamaan dalam sudut pandang yang sama, namun

berbeda dalam sudut pandang lainnya. Maka mobil sport adalah tipe

khusus dari mobil.

Sebuah generalisasi/spesialisasi hirarki biasanya digunakan untuk

menstruktur atau mengurutkan masalah-masalah ini dari sifat yang

general yang lebih spesifik. Seperti yang telah didiskusikan, klasifikasi

atau pengelompokkan menunjukkan untuk mendefinisikan class. Setiap

class dari suatu masalah dalam sebuah hirarki boleh memiliki general

class yang lebih di atasnya, ini disebut superclass. Pada waktu yang

sama, sebuah class boleh memiliki banyak class spesialisasi di

bawahnya, ini disebut subclass. Pada gambar 2.22, sebuah mobil

memiliki 3 subclass (MotorVihicle). UML class diagram notasi untuk

sebuah superclass dan subclass adalah segitiga kecil pada garis yang

menunjuk ke superclasss (Satzinger et al., 2005, p189).

88

Gambar 2.22 sebuah notasi hirarki generalisasi/spesialisasi dari

kendaraan bermotor

Sumber : Satzinger et al. (2005, p190)

Orang akan mempelajari dari pengelompokkan yang telah mereka buat

dengan ringkas sebagai peta pengetahuan. Banker yang berpengetahuan

luas dapat berbicara banyak tentang tipe khusus dari pinjaman dan

Account deposito. Merchandiser yang berpengetahuan luas seperti John

Blankens pada Rocky Mountain Outfitters dapat berbicara banyak

tentang tipe-tipe khusus dari produk aktvitas outdoor dan pakaian-

pakaian. Maka ketika analis menanyakan user tentang pekerjaan,

dimana analis dapat menggambarkan sebuah generalisasi/spesialisasi

hirarki. Pada beberapa tingkatan, motivasi untuk customer support

system pada RMO dimulai dengan pengenalan John bahwa Rocky

Mountain Outfitters dapat menangani banyak pesanan tipe khusus

dengan sebuah sistem baru (Web, telephone, dan mail order). Tipe-tipe

khusus order ini dapat dilihat pada gambar 2.23.

Inheritance memperbolehkan subclass-subclass untuk memiliki

karakteristik dari superclass mereka. Kembali pada gambar 2.22,

sebuah mobil adalah keseluruhan dari kendaraan bermotor lainnya tapi

juga sesuatu yang khusus. Sebuah mobil sport adalah semua dari mobil

lainnya dengan karakteristik khusus tambahan. Dari sudut pandang ini,

subclass “inherit (mewarisi)” karakteristik. Dalam pendekatan object-

89

oriented, inheritance adalah konsep kunci yang mungkin yang

disebabkan oleh generalisasi/spesifikasi hirarki. Terkadang hirarki-

hirarki ini disebut inheritance hierarchies (Satzinger et al., 2005, p190).

Whole-part dari Sebuah Notasi Hirarki

Cara lain dalam menyusun informasi tentang suatu masalah adalah

dengan mendefinisikan masalah tersebut dalam batas-batas dari bagian

masalah itu. Sebagai contoh, jika mempelajari tentang sistem komputer

akan menyadari bahwa komputer sebenarnya adalah kumpulan dari

bagian-bagian processor, memory utama, keyboard, disk storage, dan

monitor. Sebuah keyboard bukan sebuah tipe khusus dari komputer;

hanya bagian dari sebuah komputer. Namun, itu adalah suatu bagian

yang terpisah dari komputer itu sendiri. Bagian lengkap dari sebuah

notasi hirarki menangkap sebuah relasi yang diidentifikasikan ketika

orang mempelajari untuk membuat suatu asosiasi antara sebuah objek

dan komponen-komponennya.

Gambar 2.23 sebuah hirarki generalisasi/spesialisasi dari Order

Sumber : Satzinger et al. (2005, p191)

90

Ada 2 tipe dari bagian lengkap notasi hirarki; agregasi dan komposisi.

Batasan agregasi biasanya digunakan untuk menjelaskan seluruh bagian

asosiasi antara agregat (whole) dan komponen-komponennya (parts)

dimana parts dapat berwujud terpisah. Gambar 2.24 menjelaskan

konsep dari agregasi pada sebuah sistem komputer, menggunakan

simbol diamond (mutiara) untuk mewakili agregasi. Batasan composisi

biasanya digunakan untuk menjelaskan whole-part asosiasi yang lebih

kuat, dimana parts, asosiasi sekali, tidak bisa terpisah. Simbol diamond

diisi untuk mewakili komposisi (tidak diperlihatkan).

Whole-part hierarchies, agregasi dan komposisi, melayani untuk

mengizinkan analis untuk mengungkapkan perbedaan yang halus

tentang asosiasi diantara class. Selama dengan beberapa relasi asosiasi,

multiplicity dapat digunakan-sebagai contoh, ketika sebuah komputer

memiliki satu atau lebih disk storage divice.

Mendesain notasi class diagram

Contoh UML class diagram yang telah kita lihat sejauh ini adalah

domain model class diagram. Desain class diagram digunakan untuk

mewakili class software yang didalamnya ada sistem baru. Desain class

diagram sebenarnya lebih memperlihatkan tentang desain software.

Class diagam pada gambar 2.25 berisi beberapa method untuk

memperkuat ide atribut dan method yang class software miliki.

91

Gambar 2.25 memperlihatkan bagian dari sebuah desain class diagram

untuk sebuah sistem yang mempertahankan Account bank dan berisikan

class Customer software. Diagram ini tidak memperlihatkan method dari

class Customer karena cukup standart. Beberapa class diasumsikan

untuk mengetahui bagaimana menambahkan sebuah instance baru,

mengupdate values, dan melaporkan informasi tentang itu sendiri. Class

Account mencantumkan satu pasang method karena method-method itu

unik untuk bank accounts dan central untuk memproses sistem.

Termasuk makeDeposit() dan makeWithdrawal() (Satzinger et al., 2005,

p191).

Gambar 2.24 Whole-Part (agregasi) antara sebuah Computer dan

bagian-bagiannya

Sumber : Satzinger et al. (2005, p192)

92

Sistem Bank Account berisikan sebuah generalisasi/spesialisasi hirarki.;

Account adalah superclass, dan Saving/Account dan CheckingAccount

adalah dua subclass. Simbol segitiga digambarkan pada sebuah garis

yang menghubungkan class yang menunjukkan inheritance. Subclass

mewarisi atribut-atribut dan behavior-behavior dari superclass. Maka,

CheckingAccount mewarisi dua method ditambah seluruh atribut dari

Account. Sama halnya, SavingsAccount mewarisi method dan atribut

yang sama. Tetapi SavingsAccount juga mengetahui bagaimana untuk

menghitung bunga; CheckingAccount tidak. Hasilnya adalah beberapa

atribut dan method yang umum untuk dua tipe dari account. Tetapi

atribut dan method lain tidak.

Pada contoh ini, inheritance berarti bahwa ketika sebuah SavingAccount

diciptakan (atau telah tersedia), akan membutuhkan value (nilai) untuk 5

atribut. Objek CheckingAccount dapat untuk membuat deposito, sama

seperti objek SavingAccount. Objek SavingAccount dapat menghitung

bunga, tapi objek CheckingAccount tidak. Setiap objek, atau instansi,

mengurus informasi dan dapat melibatkan satu method.

Class Customer dan class Account memiliki asosisasi. Setiap customer

dapat memiliki nol (0) atau lebih account. Perhatikan bahwa diagram

menunjukkan minimum dan maksimum multiplicity pada garis yang

menghubungkan class. Asteriks berarti “banyak”, jadi multiplicity antara

Customer dan Account adalah minimum dari nol dan maksimum dari

banyak (0..* biasanya hanya *). Untuk menunjukkan relasi yang wajib,

93

diagram harus akan diganti untuk mengindikasi minimum dari 1 dan

maksimum dari banyak (1..*). Pada contoh ini setiap account dimiliki

oleh satu atau hanya satu Customer (1). Diagram bisa diganti untuk

menunjukkan sebuah opsional asosiasi one-to-one sebagai minimum dari

nol dan maximum dari satu (0..1) (Satzinger et al., 2005, p192).

Gambar 2.25 desain class diagram sistem bank account (dengan

method)

Sumber : Satzinger et al. (2005, p193)

Perhatikan juga class SavingAccount dan CheckingAccount mewarisi

asosiasi dengan Customer, jadi seorang customer sebenarnya berasosiasi

dengan sebuah checkin account atau saving account, seperti yang

seharusnya. Pada dasarnya bank tidak menawarkan sesuatu seperti class

Account yang simpel; class hanya ada untuk memperbolehkan tipe

94

khusus dari account untuk mewarisi attribut, method, dan asosiasi. Class

Account adalah abstract class,class itu tidak dapat diinstansikan. Pada

class diagram, abstract class memiliki nama dengan huruf miring,

seperti pada gambar 2.25. CheckingAccount, SavingAccount, dan

Customer adalah contoh dari concrete class yang dapat diinstansikan.

Gambar 2.26 menunjukan contoh course pendaftaran sebagai desain

class diagram dengan method-method. Course memiliki method untuk

menambahkan course. Course Sections dapat dibuka untuk pendaftaran

dan kemudian ditutup. Seorang murid dapat diterima dan kemudian

menerima gelar. Sekali semester berakhir, sebuah course pendaftaran

dapat memposting grade.

Tidak ada generalisasi/spesialisasi yang diperlihatkan pada contoh ini,

tapi ada tipe khusus dari murid (undergraduate dan graduate) atau tipe

khusus courses (credit dan noncredit) pada sistem pendaftaran di

universitas. Gambar 2.27 memperlihatkan versi perluasan dari contoh

course pendaftaran. Semester ditambahkan, karena sebuah course

section ditawarkan dalam 1 semester khususnya. Diagram juga

menunjukkan generalisasi/ spesialisasi dari murid untuk

UnderGraduateStudent dan GraduateStudent. Sebagai contoh, setiap

objek yang UnderGraduateStudent adalah tipe khusus dari murid.

Spesialisasi class mewarisi semua atribut, asosiasi, dan method dari

generalisasi class. Tulisan murid sekarang bercetak miring sebab itu

adalah abstract class (Satzinger et al., 2005, p193).

95

Gambar 2.26 desain class diagram course enrollment (pendaftaran)

dengan method

Sumber : Satzinger et al. (2005, p194)

Beberapa notasi tambahan pada atribut juga diperlihatkan. Ketika

memodelkan class, penting untuk mengidentifikasikan primary key field

atau field-field. Pada UML, properti properti dari atribut-atribut

diperlihatkan dengan kurung kurawal, seperti terlihat pada

courseNumber {key} di dalam Course class. Class lainnya juga

memiliki key. Atribut numberOfSections digarisbawahi untuk

menunjukkan bahwa itu adalah class-level atribut. Biasanya sebuah

atribut memiliki value yang unik untuk setiap objek. Walaupun, sebuah

atribut class-level memiliki satu value yang berlaku untuk semua objek

dari class. Di dalam Java ini diimplementasikan sebagai atribut static,

96

dan di VB.NET ini diimplementasikan sebagai shared atribut. Pada

contoh ini, sistem perlu untuk menyimpan satu value yang mewakili

sejumlah course section. Setiap waktu additional section ditambahkan,

value bertambah satu (Satzinger et al., 2005, p194).

Gambar 2.27 perpanjangan course enrollment class diagram

(dengan methods)

Sumber : Satzinger et al. (2005, p195)

97

2.2.8.3 Activity/Entity Matrix

Menurut Bernard (2005, p310) activity/entity matrix dikembangakn

dengan pemetaan data entitas yang dipengaruhi oleh garis kegiatan

bisnis (Line of Business) terkait. Sering disebut ‘CRUD’ Matriks karena

mengidentifikasi jenis dasar dari transformasi yang dilakukan pada data

(Create, Read, Update, Delete) melalui proses bisnis.

2.2.9 System & Applications

Menurut Bernard (2005, p126), System & Applications yang digunakan

perusahaan untuk mendukung bisnis jasa, proses pengiriman produk, dan arus

informasi didokumentasikan di Level ‘System & Applications’ pada EA3

framework. Salah satu tujuan dari EA adalah untuk meningkatkan integrasi dan

efisiensi dukungan sistem dan aplikasi perangkat lunak di seluruh perusahaan.

Duplikasi fungsi dan kurangnya interoperabilitas dapat diatasi melalui

pembentukan standar teknis dan produk untuk perangkat lunak. Komponen ini

di berbagai tingkat dalam ukuran dan kompleksitas dari multifungsi ERP yang

diperluas di seluruh perusahaan untuk single-user yang meningkatkan

produktivitas.

Menurut Bernard (2005, p107), System & Applications berada pada level

keempat dari EA3 Framework dimaksudkan untuk mengatur dan

mendokumentasikan kelompok sistem informasi saat ini, dan applikasi yang

digunakan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan TI tergantung pada

perubahan di tingkat atas dari EA3 Framework (Business Services atau

98

Information Flows) mungkin ada rencana perubahan pada sistem atau aplikasi

yang tercermin dalam arsitektur masa depan.

2.2.9.1 System Communication Description

Menurut Bernard (2005, p13), System Communication Description

menyediakan penjelasan dari bagaimana data berkomunikasi dengan

sistem ke seluruh perusahaan, dan khususnya termasuk mengenai links,

paths, networks, dan media.

2.2.9.2 System Data Flow Diagram

Menurut Bernard (2005, p315), System Data Flow Diagram lebih

dikenal sebagai ‘Data Flow Diagram’ dimaksudkan untuk

menunjukan proses dalam sistem pertukaran data dan bagaimana

pertukaran itu terjadi. Langkah – langkah dalam membuat Data Flow

Diagram :

1. Menangkap dan menggambarkan fungsi sistem dan aliran data

antara mereka.

2. Sistem dokumen hieraki fungsional.

3. Tujuan utama adalah untuk :

Mengembangkan gambaran yang jelas dari arus data sistem yang

diperlukan yang di input dan output oleh masing-masing sistem.

Memastikan konektivitas fungsional selesai.

Mendukung dari dekomposisi fungsional untuk detail tambahan.

99

2.2.10 Network & Infrastructure

Menurut Bernard (2005, p129), Level Infrastruktur Teknologi pada fungsi

EA3 framework untuk mengintegrasikan dan menghubungkan sumber daya TI

perusahaan di level aplikasi dan informasi. Integrasi sumber daya suara, data,

video, dan transportasi (kabel/nirkabel) adalah salah satu kunci untuk

menciptakan infrastruktur TI yang efektif dan hemat biaya secara operasional.

Menurut Bernard (2005, p.107), Network & Infrastucture berada pada level

kelima dan merupakan level bawah dari EA3 Framework dimaksudkan untuk

mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan dari

jaringan suara, data, dan video yang perusahaan gunakan untuk host sistem,

applikasi,website, dan database.

2.2.10.1 Network Connectivity Diagram

Menurut Bernard (2005, p321) network connectivity diagram

memperlihatkan koneksi fisik diantara jaringan suara, data, dan video

yang ada didalam perusahaan. Termasuk eksternal wide area

networks (WANs) dan local areas network (LANs) dan juga

‘extranets’ dan ‘intranets’.

2.2.10.2 Jaringan Komputer

Untuk memudahkan memahami jaringan komputer, para ahli telah

mengelompokkan jenis-jenis jaringan komputer berdasarkan :

Area

Media Transmisi data

100

Fungsi

Ada juga yang mengelompokkan jaringan komputer berdasarkan:

Area

Media transmisi data

Fungsi

Metode access control

Tidak menutup kemungkinan kita akan menjumpai pembagian

jaringan komputer yang lain. Perbedaan ini hanya masalah sudut

pandang saja.

2.2.10.3 Berdasarkan area

Berdasarkan luas areanya maka jaringan komputer dapat dibedakan

menjadi:

PAN (Personal Area Network)

LAN (Local Area Network)

MAN (Metropolitan Area Network)

WAN (Wide Area Network)

Ada juga yang membedakan jaringan komputer menjadi:

PAN

LAN

NAN (Neighborhood Area Network)

CAN (Campus Area Network)

101

MAN

WAN

GAN (Global Area Network)

RAN (Regional Area Network)

San (Storage Area Network)

Tabel di bawah ini berisi daftar luas area masing-masing jaringan

komputer. Nilai pada tabel merupakan nilai kisaran saja. Dalam

praktiknya cukup sulit untuk membuat batasan yang tegas.

Tabel 2.5 Jaringan komputer berdasarkan area

Jarak (meter) Network Contoh Area

1 s.d. 10 PAN Ruangan

10 s.d. 1000 LAN Gedung

10 s.d. 1000 NAN RT/RW

1000 s.d. 10.000 CAN Universitas

10.000 s.d. 100.000 MAN Kota

100.000 s.d. 1.000.000 WAN Negara

Di atas 1.000.000 Internet Antar Negara

Sumber : Sofana (2011, p9)

a) PAN

PAN merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh beberapa

buah komputer dengan peralatan nonkomputer (seperti: printer,

mesin fax, telepon seluler, PDA, dan handphone).

102

Beberapa sumber menyebutkan bahwa jaringan PAN hanya

dibentuk oleh perangkat PDA, handphone, dan komputer.

Sedangkan printer, mesin fax, dan mesin lainnya (selain HP,

PDA, dan komputer) tidak bisa dibilang sebagai ‘anggota’ PAN.

Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, sebuah PAN dapat

dibangun menggunakan teknologi wire dan wireless network.

Teknologi wire PAN biasanya memanfaatkan perangkat USB

dan FireWire. Sedangkan wireless PAN menggunakan teknologi

Bluetooth, WIFI, dan infrared. Saat ini wireless PAN (WPAN)

berbasis Bluetooth lebih disukai pengguna. Sebuah WPAN dapat

dibangun dengan cepat berkat kehadiran perangkat Bluetooth.

Cakupan area sebuah PAN sangat terbatas, yaitu sekitar 6 hingga

9 meter. Namun, perkembangan teknologi telah membuat sebuah

PAN dapat menjangkau area yang lebih luas (Sofana, 2011,

p10).

b) LAN

LAN adalah jaringan komputer yang dibangun pada area yang

terbatas, seperti ruangan, rumah, kantor, gedung, kampus.

Sebuah LAN dapat terdiri atas puluhan hingga ratusan buah

komputer. LAN mendukung kecepatan transfer data cukup

tinggi. Ada 4 “bentuk dasar” LAN atau yang disebut topologi

fisik LAN, yaitu:

103

Topologi Bus

Topologi Bus menggunakan sebuah kabel backbone dan semua host

terhubung secara langsung pada kabel tersebut.

Gambar 2.28 Topologi Bus

Sumber : Sofana (2011, p11)

Tabel 2.6 Kelebihan dan Kekurangan Topologi Bus

Kelebihan Kekurangan

Proses instalasi mudah Merupakan teknologi lama yang sudah out of date.

Biaya instalasi murah Jika kabel putus atau rusak maka network lumpuh total

Penambahan node dapat dilakukan dengan mudah

Proses troubleshooting cukup sukar

Bekerja baik pada network skala kecil

Manajemen pada network skala besar tidak dapat dilakukan

Sumber : Sofana (2011, p11)

104

Topologi Ring

Topologi Ring menghubungkan host dengan host lainnya

membentuk lingkaran tertutup atau loop.

Gambar 2.29 Topologi Ring

Sumber : Sofana (2011, p12)

Tabel 2.7 Kelebihan dan Kekurangan Topologi Ring

Kelebihan Kekurangan

Proses instalasi mudah Merupakan teknologi lama yang sudah out of date

Biaya instalasi murah Jika kabel putus atau rusak maka network lumpuh total

Penambahan node dapat dilakukan dengan mudah

Proses troubleshooting cukup sukar

Bekerja baik pada network skala kecil Manajemen pada network skala besar tidak

105

dapat dilakukan

Sumber : Sofana (2011, p12)

Topologi Star

Topologi Star menghubungkan semua komputer pada sentral atau

konsentrator. Biasanya konsentrator berupa perangkat hub atau

switch.

Gambar 2.30 Topologi Star

Sumber : Sofana (2011, p13)

Tabel 2.8 Kelebihan dan Kekurangan Topologi Star

Kelebihan Kekurangan

Proses instalasi mudah Biaya instalasi cukup mahal

Biaya instalasi murah Jika hub atau switch rusak maka network akan lumpuh total

Penambahan node dapat dilakukan dengan mudah

Proses troubleshooting mudah

Jika salah satu kabel putus atau rusak maka network masih dapat berfungsi

106

Manajemen network terpusat dan memudahkan untuk network skala besar

Sumber : Sofana (2011, p13)

Topologi Mesh atau Fully-Mesh

Topologi Mesh menghubungkan setiap komputer secara point-to-

point. Artinya semua komputer akan saling terhubung satu-satu

sehingga tidak dijumpai ada link yang terputus. Topologi ini

biasanya digunakan pada lokasi yang kritis, seperti instalasi nuklir.

Gambar 2.31 Topologi Mesh atau Fully-Mesh

Sumber : Sofana (2011, p14)

Tabel 2.9 Kelebihan dan Kekurangan Topologi Mesh atau Fully-Mesh

Kelebihan Kekurangan

Sangat fault tolerant. Karena banyak link dengan setiap node

Biaya instalasi cukup mahal

Proses instalasi sukar

107

Proses instalasi manajemen sukar

Proses troubleshooting sukar

Sumber : Sofana (2011, p14)

c) MAN

Menurut Sofana (2011, p27), MAN merupakan jaringan komputer

yang meliputi area sebuah kota. Teknologi yang digunakan oleh MAN

mirip dengan LAN. Hanya saja areanya lebih besar dan komputer yang

dapat dihubungkan pada jaringan pun jauh lebih banyak dibanding

LAN (Sofana, 2011, p27).

MAN bisa berupa gabungan jaringan komputer beberapa buah sekolah

atau beberapa buah kampus. MAN telah diimplementasikan

menggunakan teknologi wire maupun wireless network. Wireless

MAN dapat menjangkau area yang sulit dijangkau oleh kabel. Salah

satu implementasi wireless network MAN adalah WiMAX.

MAN dapat memanfaatkan jaringan TV kabel jenis coaxial dan serat

optik. Di negara-negara yang sudah maju, jaringan TV kabel telah

memanfaatkan teknologi serat optik. Sehingga dapat mengangkut data

berukuran gigabit dengan sangat cepat. Pelanggan TV kabel dapat

menikmati akses Internet berkecepatan tinggi sambil menonton acara

TV kesukaanya.

Umumnya MAN dibangun menggunakan topologi Mesh. Jika pada

LAN kita bisa langsung menghubungkan setiap komputer membentuk

108

sebuah topologi Mesh, maka pada MAN topologi Mesh terbentuk dari

berbagai perangkat switch. Kadangkala topologi Mesh yang

diimplementasikan pada MAN disebut sebagai topologi Ethernet

MAN.

Jika menggunakan teknologi serat optik, maka MAN dapat dibangun

menggunakan topologi Dual Ring atau Multiple Ring.

d) WAN

Menurut Sofana (2011, p29), WAN merupakan jaringan komputer

yang meliputi area geografis sangat besar, seperti antarkota,

antarnegara, antarbenua (mungkin saja antarplanet). WAN dapat

menghubungkan LAN atau MAN yang dipisahkan oleh jarak yang

sangat jauh. Untuk menghubungkan kedua jarak yang berjauhan

biasanya digunakan saluran telepon atau saluran komunikasi publik

(umum). Mungkin saja kedua lokasi yang berjauhan dihubungkan

dengan satelit. Contoh implementasi WAN adalah Internet.

Topologi yang digunakan pada WAN umumnya adalah topologi Mesh.

Topologi Mesh dibentuk dengan menghubungkan berbagai perangkat

router. Ilustrasi topologi Mesh dapat dilihat pada gambar di bawah.

Namun, sebenarnya bisa saja menggunakan topologi yang lain.

Seperti point-to point, Ring, dan sebagainya.

109

e) Internet

Menurut Sofana (2011, p30), Internet dapat dikategorikan sebagai

WAN (Wide Area Network) yang bersifat khusus. Ada beberapa hal

yang membedakan Internet dengan WAN. Salah satunya yaitu

protokol yang digunakan. Internet menggunakan protokol khusus

yang disebut TCP/IP. Ciri lainnya yang membedakan Internet dengan

WAN yaitu :

- Servis Internet atau layanan khas Internet

- Model pengoperasian

- Pengalamatan yang unik

- Sistem penamaan domain (domain name system)

- Sistem penentuan rute tujuan (routing)

2.2.10.4 Security Plan

Menurut Bernard (2005, p328), Security Plan menyediakan deskripsi

rinci tingkat tinggi tentang program keamanan yang berlaku di

seluruh perusahaan.

2.2.10.5 Technology Forecast

110

Menurut Bernard (2005, p335), technology forecast merupakan

pendukung dan penghubung dengan technology standards profile.

Technology forecast merupakan dokumen perubahan yang

diharapkan pada setiap daftar standar dalam technology standars

profile artifak, dimana perubahan ke depan terjadi atau akan terjadi.

2.2.10.6 Workforce Plan

Menurut Bernard (2005, p335), Workforce plan menyediakan

penjelasan tingkat tinggi dari bagaimana modal manusia dikelola

diseluruh perusahaan. Workforce plan termasuk strategi untuk

perekrutan, retention, dan pengembangan profesional pada tingkatan

eksekutif, manajemen, dan staff di dalam perusahaan.

2.2.11 Organization Chart

Menurut Bernard (2005, p336), Organization Chart memperlihatkan

bagaimana posisi dan personel yang diatur dalam hieraki diagram atau

format matriks. Organization Chart membantu untuk menunjukan garis

kewenangan, hubungan kerja serta kepemilikan dari sumber daya, produk,

dan proses.

2.2.12 Pengertian E-Procurement

Menurut Davila et al. (2002, p202) e-procurement adalah teknologi yang

dirancang untuk memfasilitasi pengadaan barang melalui internet,

manajmen seluruh aktivitas pengadaan secara elektonik. Aspek-aspek

111

fungsi pengadaan yang didukung oleh bermacam - macam bentuk

komunikasi secara elektronik.

Menurut Kalakota dan Robinson (2001, p315), e-procurement merupakan

proses pengadaaan barang atau lelang dengan memanfaatkan teknologi

informasi dalam bentuk website.

Manfaat e-procurement dibagi menjadi 2 kategori yaitu : efisien dan

efektif. Efisiensi e-procurement mencakup biaya yang rendah,

mempercepat waktu dalam proses procurement, mengontrol proses

pembelian dengan lebih baik, menyajikan laporan informasi, dan

pengintegrasian fungsi-fungsi procurement sebagai kunci pada sistem

back-office. Sedangkan efektivitas e-procurement yaitu meningkatkan

kontrol pada rantai nilai, pengelolaan data penting yang lebih baik, dan

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dalam proses pembelian

pada organisasi.

Keuntungan e-procurement :

- Menyederhanakan proses procurement

- Meningkatkan komunikasi

- Mempererat hubungan dengan pihak supplier

- Mengurangi biaya transaksi karena mengurangi penggunaan telepon

atau fax dokumen-dokumen yang menggunakan kertas

- Menguangi waktu pemesanan

112

- Menyediakan laporan untuk evaluasi

- Meningkatkan kepuasan user

2.2.13 E- Commerce

Menurut O’brien (2005, p698), E- Commerce mencakup pembelian dan

penjualan, pemasaran dan pelayanan, serta pengiriman dan pembayaran

produk, jasa, dan informasi di internet, intranet, ekstranet, dan jaringan

lainnya, antara perusahaan berjaringan dengan prosepek, pelanggan,

pemasok, dan mitra bisnis lainnya. Mencakup B2C, B2B, C2C.

Menurut McLeod (2004, p.53), perdagangan secara elektronik atau e-

commerce adalah penggunaan computer dan jaringan komunikasi untuk

melakukan proses - proses bisnis. Pandangan umum tentang e-commerce

adalah penggunaan komputer dan internet dengan web browser untuk

membeli dan menjual produk. Pandangan ini tidak salah, tetapi hal ini

hanya merupakan sebagian dari electronic commerce. Sebagian besar

perdagangan secara elektronik dilakukan antarpartner bisnis, bukan antara

pengusaha dan pemakai produk.

2.2.14 Customer Relationship Management (CRM)

Menurut Zikmund et al.(2003, p3) CRM adalah suatu strategi bisnis yang

menggunakan teknologi informasi untuk menghasilkan perusahaan yang

kompeten, terpercaya, dan terintegrasi dengan pelanggan berdasarkan sisi

pelanggan sehingga semua proses dan interaksi dengan pelanggan

113

membantu tepeliharanya dan meningkatkan hubungan relasi yang

menguntungkan.

Menurut Meyliana (2008, p163), CRM merupakan kombinasi dari proses

bisnis dan teknologi yang bertujuan untuk memahami pelanggan dari

berbagai sudut pandang seperti apa mereka, apa yang mereka lakukan, dan

apa yang mereka suka. Selain itu juga dapat didefinisikan sebagai

penggabungan strategi penjualan, pemasaran, dan layanan yang bergantung

pada tindakan yang terkoordinasi. Tujuan kerangka bisnis adalah

menggunakan hubugan yang telah terbina dengan pelanggan untuk

meningkatkan keuntungan perusahaan, menggunakan informasi yang telah

terintegrasi untuk menyediakan layanan yang lebih baik dan

memperkenalkan proses dan prosedur penjualan barang.

Menurut Rainer dan Cegieslski (2011, p137), CRM adalah sebuah strategi

organisasi yang berfokus pada pelanggan dan mengarahkan pelanggan.

Karenanya sebuah organisasi berfokus pada pemuasan kebutuhan

pelanggan dengan menilai kebutuhan akan produk dan jasa pelanggan, dan

kemudian menyediakan pelayanan jasa dengan kualitas terbaik.

Definisi menurut Kalakota dan Robinson (2001), CRM didefinisikan

sebagai integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang

terkoordinasi. Ada tiga tahapan CRM, yaitu :

114

- Mendapatkan pelanggan baru (acquire). Pelanggan baru didapatkan

dengan memberikan kemudahan pengaksesan informasi, inovasi baru,

dan pelayanan yang menarik.

- Meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang telah ada (enhance).

Perusahaan berusaha menjalin hubungan dengan pelanggan melalui

pemberian pelayanan yang baik terhadap pelanggannya (customer

service). Penerapan cross selling atau up selling pada tahap kedua dapat

meningkatkan pendapatan perusahaan dan menguragi biaya untuk

memperoleh pelanggan (reduce cost).

- Mempertahankan pelanggan (retain). Tahap ini merupakan usaha

mendapatkan loyalitas pelanggan dengan mendengarkan pelanggan dan

berusaha memenuhi keinginan pelanggan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Customer Relationship Management (CRM)

merupakan suatu strategi yang didalamnya terdiri dari penjualan,

pemasaran, dan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan agar dapat

terjalin hubngan baik dengan pelanggan. Dengan tujuan agar dapat

meningkatkan keuntugan bagi perusahaan.

2.2.15 Executive Information System

Menurut O’brien (2005, p699), Executive Information System (EIS) adalah

sistem informasi yang menyediakan informasi strategis dan yang

115

disesuaikan dengna kebutuhan eksekutif serta pengambilan keputusan

lainnya.

Menurut Mcleod (2004, p432), Executive Information System adalah sistem

yang menyediakan informasi untuk eksekutif mengenai kinerja keseluruhan

perusahaan.

Sedangkan menurut Laudon dan Laudon (2003,p432), Executive

Information System adalah sistem yang berada pada strategic level

organisasi. Untuk membantu eksekutif dalam pengambian keputusan

dengan menggunakan bantuan tabel dan grafik.

Dapat dismpulkan bahwa Executive Information System adalah sistem

berbasiskan komputer yang menyediakan kebutuhan informasi bagi

eksekutif dengan mudah, cepat, tepat waktu, dan akses langsung ke laporan

manajemen.

2.3 Teori-Teori Penunjang yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas

2.3.1 Letter of Credit

Menurut Amir (2005, p85), Letter Of Credit atau biasa disebut disingkat

dengan L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu Bank atas

permintaan importir langganan Bank tersebut yang ditujukan kepada eksportir

di luar negeri yang menjadi relasi importir itu, yang memberi hak kepada

eksportir itu untuk menarik wesel-wesel atas importir bersangkutan untuk

116

sejumlah uang yang disebutkan dalam surat itu. Seterusnya Bank

bersangkutan menjamin untuk mengakseptasi atau menghonorir wesel yang

ditarik itu asal saja sesuai dan memenuhi semua syarat yang tercantum dalam

surat itu.

Letter of Credit dikeluarkan oleh Bank Devisa. Yang dimaksud dengan L/C

adalah suatu Surat – Kredit yang dikeluarkan oleh Bank Devisa atas

permintaan importir, yang memberi hak kepada Eksportir menarik wesel atas

Imporitr bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat kredit

itu. L/C merupakan alat bukti pembayaran atas suatu transaksi yang dilakukan

antara Eksportir dengan Impotir (Amir, 2005, p218).

2.3.2 Sole Agent Importer

Perusahaan asing yang berminat memasarkan hasil produksinya di Indonesia

seringkali mengangkat perusahaan setempat sebagai Kantor Perwakilannya

atau menunjuk suatu Agen Tunggal yang akan mengimpor hasil produksinya

ke Indonesia. Alat-alat besar dan kendaraan bermotor serta barang elektrik,

elektronik dan computer mempunyai sole agent yang bertugas mengimpor

mesin dan suku cadangnya dari negara asalnya (Amir, 2005, p66).

2.3.3 Bill of Lading

Bill Of Lading (B/L) adalah tanda terima barang yang telah dimuat di dalam

kapal laut, yang juga merupakan document of title yang berarti sebagai bukti

atas pemilikan barang, dan disamping itu merupakan bukti dari adanya

perjanjian pengangkutan barang-barang melalui laut (Amir, 2055, p125).

117

Bill of Lading dikeluarkan oleh Perusahaan Pelayaran Samudera. Yang

dimaksud dengan B/L adalah suatu Tanda Terima penyerahan barang yang

dikeluarkan oleh Perusahaan Pelayaran sebagai Tanda Bukti Pemilikan atas

barang yang telah dimuat di atas kapallaut oleh Eksportir untuk diserahkan

kepada Importir. B/L merupakan alat bukti penerimaan dan sekaligus

penyerahan hak millik atas barang sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara

Eksportir dengan Importir. B/L juga merupakan alat bukti adanya kontrak

pengangkutan antara shipper dengan perusahaan pelayaran (Amir, 2005,

p218).

2.3.4 Pengertian Asuransi

Menurut pasal 246 KUHD maka yang dimaksud dengan asuransi atas

pertanggungan adalah suatu persetujuan yang menerangkan bahwa pihak

penanggung (the insurter) berjanji akan mengganti kerugian sehubungan

dengan kerusakan, kerugian ataupun kehilangan laba yang diharrapkan (Laba

khayal) yang dialami oleh suatu kejadian tak tersangka, mengenai perjanjian

mana pihak tertanggung harus membayar uang premi kepada penanggung.

Persetujuan asuransi ini dicantumkan secara rinci dalamapayang lazimnya

disebutdengan “Polis Asuransi” yang ditanda-tangani oleh pihak penanggung

(Amir, 2005, p150).

2.3.5 Polis Asuransi

Dikeluarkan oleh Maskapai Asuransi. Yang dimaksud dengan polis asuransi

adalah Surat Bukti Pertanggungan yang dikeluarkan Maskapai Asuransi atas

118

permintaan Eksportir maupun Importir untuk menjamin keselamatan atas

barang yang dikirim dari aneka bencana dan kerusakan, dengan membayar

premi. Polis Asuransi merupakan alat bukti pertanggungan atas barang yang

dimaksud sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara Eksportir

denganImportir (Amir, 2005, p218).

2.3.6 Packing List

Packing List adalah perincian lengkap dari barang yang terdapat dalam setiap

peti. Sehingga dari setiap peti dapat diketahui isinya satu per satu, baik

mengenai jumlah maupun isinya (Amir, 2005, p205).

2.3.7 Bank Pembuka/ Penerbit L/C

Bank Pembuka/Penerbit L/C disebut juga Opening bank/issuing

bank/importer’s bank adalah bank pembeli yang membuka/ menerbitkan L/C

kepada beneficiary, biasanya melalui perantaraan bank di negara beneficiary.

Yang memeriksa dokumen-dokumen untuk memastikan kecocokannya

dengan syarat-syarat L/C, mengatur pembiayaan transaks-transaksi bilamana

diminta, melepaskan dokumen-dokumen L/C kepada pembeli dan meminta

pembayaran dari/mendebit rekening pembeli (Hutabarat, 1990, p27).

2.3.8 Bank Penerus L/C

Disebut juga advising bank/ seller’s bank/ foreign correspondent bank adalah

Bank yang memberitahukan/ mengadviskan/ meneruskan L/C tersebut dan

119

menegaskan kebenaran/ otentikasi dari L/C tersebut kepada eksportir tanpa

disertai kewajiban lain. Bank ini dapat juga dimungkinkan sebagai paying

bank atau confirming bank, bahkan sebagai issuing bank dalam hal berbeda

dengan opening bank (Hutabarat, 1990, p27).

2.3.9 Delivery Order (D.O)

Dokumen ini dikeluarkan antara lain oleh bank sebagai perintah (order)

kepada gudang yang menguasakannya untuk menyerahkan barang-barang

yang disimpan di gudang tersebut atas nama bank kepada yang memegang

atau pihak yang disebut dalam D.O yang biasanya dikeluarkan oleh bank pada

saat barang-barang dimasukkan dalam gudang dan diserahkan kepada pembeli

(importir) atau dikapalkan kembali. D.O (Hutabarat, 1990, p150).