39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etika bisnis adalah bagian dari filsafat. Secara garis besar pengertian filsafat, etika dan etika bisnis berhubungan erat satu sama lain. Filsafat dalam arti luas adalah suatu usaha sistematis untuk memahami pengalaman manusia secara pribadi dan kolektif/kelompok. Berbeda dengan teologi maka filsafat menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman manusia dan bukan mengandalkannya pada wahyu Ilahi. Dalam masyarakat, manusia mengadakan hubungan- hubungan antara lain hubungan agama, keluarga, perdagangan, politik dan sebagainya. Sifat hubungan ini sangat rumit dan coraknya berbagai ragam. Hubungan antara manusia ini sangat peka, sebab sering dipengaruhi oleh emosi yang tidak rasional. Manusia selalu berusaha agar tercapai kerukunan dan kebahagiaan di dalam suatu masyarakat. Timbullah peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang kita sebut etik, etika, norma, kaidah, tolak ukur. Kebanyakan orang tidak senantiasa sadar akan fungsi etika. Salah satu sebabnya, etika menjadi bagian yang integral dari pribadi seseorang sehingga tidak lagi dipersoalkan oleh yang bersangkutan. Artinya seseorang jarang sekali memikirkan etika yang dimilikinya, 1

Tugas Makalah Etika Bisnis

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika bisnis adalah bagian dari filsafat. Secara

garis besar pengertian filsafat, etika dan etika bisnis

berhubungan erat satu sama lain.

Filsafat dalam arti luas adalah suatu usaha sistematis

untuk memahami pengalaman manusia secara pribadi dan

kolektif/kelompok. Berbeda dengan teologi maka filsafat

menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman manusia

dan bukan mengandalkannya pada wahyu Ilahi.

Dalam masyarakat, manusia mengadakan hubungan-

hubungan antara lain hubungan agama, keluarga,

perdagangan, politik dan sebagainya. Sifat hubungan ini

sangat rumit dan coraknya berbagai ragam. Hubungan

antara manusia ini sangat peka, sebab sering

dipengaruhi oleh emosi yang tidak rasional. Manusia

selalu berusaha agar tercapai kerukunan dan kebahagiaan

di dalam suatu masyarakat. Timbullah peraturan baik

tertulis maupun tidak tertulis yang kita sebut etik,

etika, norma, kaidah, tolak ukur.

Kebanyakan orang tidak senantiasa sadar akan fungsi

etika. Salah satu sebabnya, etika menjadi bagian yang

integral dari pribadi seseorang sehingga tidak lagi

dipersoalkan oleh yang bersangkutan. Artinya seseorang

jarang sekali memikirkan etika yang dimilikinya,

1

kecuali bila ia merasa bahwa dalam hubungannya dengan

orang lain etika tersebut mendapat tantangan. Pada saat

tertentu kita pasti berhadapan dan berinteraksi dengan

orang yang memiliki etika yang berbeda.

Sasaran etika adalah moralitas (etika merupakan

filsafat tentang moral). Moralitas adalah istilah yang

dipakai untuk mencakup praktek dan kegiatan yang

membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, aturan-

aturan yang mengendalikan kegiatan itu dan nilai-nilai

yang tersimbul di dalamnya yang dipelihara atau

dijadikan sasaran oleh kegiatan praktek tersebut.

1.2 Dasar Teori

Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna

berbeda. Salah satu maknanya adalah “prinsip tingkah

laku yang mengatur individu dan kelompok”. Makna kedua

menurut kamus – lebih penting – etika adalah “kajian

moralitas”. Tapi meskipun etika berkaitan dengan

moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas.

Etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas

penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri,

sedangkan moralitas merupakan subjek.

A. Moralitas

Moral berasal dari kata ‘mos’ dalam bahasa latin,

yang bentuk jamaknya ‘mores’, yang artinya adalah

2

tata cara atau adat istiadat

(http//:staff.uny.ac.id)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:592), “moral

diartikan sebagai aklak, budi pekerti, atau susila”.

Sehingga moralitas dapat dipahami sebagai pedoman

yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa

itu benar dan salah, atau baik dan jahat.

Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki

mengenai jenis-jenis tindakan yang kita yakini benar

atau salah secara moral, dan nilai-nilai yang kita

terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara

moral baik atau secara moral buruk. Norma moral

seperti “selalu katakan kebenaran”, “membunuh orang

tak berdosa itu salah”. Nilai-nilai moral biasanya

diekspresikan sebagai pernyataan yang

mendeskripsikan objek-objek atau ciri-ciri objek

yang bernilai, semacam “kejujuran itu baik” dan

“ketidakadilan itu buruk”. Standar moral pertama

kali terserap ketika masa kanak-kanak dari keluarga,

teman, pengaruh kemasyarakatan seperti gereja,

sekolah, televisi, majalah, music dan perkumpulan.

Hakekat standar moral :

1. Standar moral berkaitan dengan persoalan

yang kita anggap akan merugikan secara serius

atau benar-benar akan menguntungkan manusia.

2. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau

3

diubah oleh keputusan dewan otoritatif tertentu.

3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada

nilai lain termasuk (khususnya) kepentingan diri.

4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan

yang tidak memihak.

5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi

tertentu dan kosa kata tertentu.

Standar moral, dengan demikian, merupakan standar

yang berkaitan dengan persoalan yang kita anggap

mempunyai konsekuensi serius, didasarkan pada

penalaran yang baik bukan otoritas, melampaui

kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang

tidak memihak, dan yang pelanggarannya

diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu dan

dengan emosi dan kosa kata tertentu.

B. Etika

Etika berasal dari dari kata Yunani „Ethos (jamak –

ta etha), berarti adat istiadat. Etika berkaitan

dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri

seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika

berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik,

aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut

dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain

atau dari satu generasi ke generasi yg lain

Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral

perorangan dan standar moral masyarakat. Ia

4

mempertanyakan bagaimana standar-standar

diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah

standar itu masuk akal atau tidak masuk akal –

standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang

bagus atau jelek.

Etika merupakan penelaahan standar moral, proses

pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk

menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau

tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan

konkrit. Tujuan akhir standar moral adalah

mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa

masuk akal untuk dianut.

C. Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan

mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini

berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana

diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku

bisnis.

Menurut Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah

suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai

– nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam

membuat keputusan dan memecahkan persoalan.

5

Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin

(2000:80), etika bisnis adalah istilah yang sering

digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika

seseorang manajer atau karyawan suatu organisasi.

Menurut K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis,

(Yogjakarta: PenerbitKanisius, 2000, Hal. 5), Etika

Bisnis adalah pemikiran refleksi kritis tentang

moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis.

Etika Bisnis merupakan studi yang dikhususkan

mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini

berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana

diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku

bisnis (Velasquez, 2005)

Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk

membedakan antara salah dan benar guna memberikan

pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika

mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis

yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.

(Hill dan Jones, 1998)

Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan

dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.

(Steade et al (1984: 701) dalam bukunya ”Business,

Its Natura and Environment An Introduction”).

Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan

kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang

berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan

juga masyarakat. (Business & Society - Ethics and

Stakeholder Management, Caroll&Buchholtz.

6

Etika bisnis merupakan studi standar formal dan

bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system

dan organisasi yang digunakan masyarakat modern

untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan

jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di

dalam organisasi.

Sarina H. Manaroinsong dalam jurnal Etika Bisnis

menulis keutamaan, sasaran dan lingkup etika

bisnis.

a. Keutamaan Etika bisnis

Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis

dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di

bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya

memiliki kinerja dalam bisnis,manajerial dan

finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis

dan etos bisnis yang baik

Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka

konsumen benar-benar raja. Kepercayaan konsumen

dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang

baik dan etis.

Dalam sistem pasar terbuka dengan peran

pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi

semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan

bisnisnya dengan baik dan etis.

Perusahaan modern sangat menyadari bahwa

karyawan bukanlah tenaga yang harus dieksploitasi

7

demi mendapat keuntungan.

Kenneth Blanchard dan Norman Vincent Peale:

“perlakuan yang baik terhadap karyawan telah

menaikkan keuntungan perusahaan sebesar 20% atau

telah menurunkan harga produk perusahaan tersebut

sebesar 20%”.

b. Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis

Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku

bisnis agar menjalankan bisnisnya secara baik dan

etis.

Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen,

buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak

dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar

oleh praktek bisnis siapapun juga.

Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem

ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu

praktek bisnis.

D. Integritas

Integritas berasal dari  bahasa Latin  integer;

incorruptibility , firm adherence to a code of especially moral a acristic

values, yaitu , sikap yang teguh mempertahankan prinsip ,

tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang melekat

pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral. 

Definisi integritas secara kamus :

8

Integrity is a personal quality of fairness that we

all aspire to — unless you're a dishonest, immoral

scoundrel, of course.

Having integrity means doing the right thing in a

reliable way. It's a personality trait that we

admire, since it means a person has a moral compass

that doesn't waver. It literally means having

Dalam kamus Indonesia terkait mutu, sifat, atau

keadaan yg menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga

memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan

kewibawaan; kejujuran

Integritas bukan hanya sekedar bicara, pemanis

retorika, tetapi juga sebuah tindakan. Bila kita 

menelusuri karakter yang dibutuhkan para pemimpin

saat ini dan selamanya mulai dari integritas,

kredibilitas dan segudang karakter mulia yang

lainnya-pastilah akan bermuara pada pribadi agung

manusia pilihan al-mustofa Muhammad saw. Yang di

utus untuk menyempurnakan karakter manusia.

9

BAB II

PEMBAHASAN

2.1Pengambilan Keputusan Moral dalam Etika Bisnis

Scholars George dan John Steiner telah

mengidentifikasi enam sumber utama etika dalam arena

bisnis Amerika .

1. Warisan genetik . Sifat-sifat kebaikan sering

dikaitkan dengan perilaku etis mungkin , dalam

beberapa ukuran , menjadi produk dari sifat

genetik diperkuat dari waktu ke waktu oleh proses

evolusi .

2. Agama. Moralitas agama jelas merupakan kekuatan

utama dalam membentuk etika sosial kita .

3. Sistem filsafat . Filosofi telah berperan dalam

perkembangan moral masyarakat kita .

4. Pengalaman budaya . Nilai-nilai individu dibentuk

dalam ukuran besar oleh norma-norma masyarakat .

10

5. Sistem hukum. Hukum merupakan pendekatan kasar

dari standar etika masyarakat . Dengan demikian ,

hukum berfungsi untuk mendidik kita tentang

kursus etika dalam kehidupan.

6. Kode etik . Steiner dan Steiner mengidentifikasi

tiga kategori utama dari aturan-aturan tersebut .

Kode perusahaan , biasanya singkat dan sangat

umum , mengungkapkan luas harapan tentang

perilaku fit . Kedua , kebijakan operasi

perusahaan sering mengandung dimensi etika .

Ketiga , banyak asosiasi profesi dan industri

telah mengembangkan kode etik .

Secara pengertian pengambilan keputusan (desicion

making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan

pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui

beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.

Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang

mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan

tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah

utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan

sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik. 

Secara umum, pengertian pengambilan keputusan

telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya

adalah :

1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan

keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan

11

kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif

yang mungkin.

2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses

pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh

kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran,

kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan,

penilaian dan pemilihan diantara sejumlah

alternatif.

3. Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan

bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan

diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak

yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak

dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada

keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya,

petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu

pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,

pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang

atas alternatif dan tindakan.

Pengambilan keputusan semata-mata bukan karena

kepentingan pribadi dari seorang si pengambil

keputusannya. Beberapa hal kriteria dalam

pengambilan keputusan yang etis diantaranya adalah :

1) Pendekatan bermanfaat (utilitarian approach),

yang dudukung oleh filsafat abad kesembilan

belas , pendekatan bermanfaat itu sendiri adalah

konsep tentang etika bahwa prilaku moral

12

menghasilkan kebaikan terbesar bagi jumlah

terbesar.

2)  Pendekatan individualisme adalah konsep tentang

etika bahwa suatu tindakan dianggap pantas ketika

tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik

jangka panjang seorang indivudu.

3)  Konsep tentang etika bahwa keputusan yang

dengan sangat baik menjaga hak-hak yang harus

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

hak persetujuan bebas. Individu akan

diperlakukan hanya jika individu tersebut

secara sadar dan tidak terpaksa setuju untuk

diperlakukan.

hak atas privasi. Individu dapat memilih untuk

melakukan apa yang ia inginkan di luar

pekerjaanya.

hak kebebasan hati nurani. Individu dapat

menahan diri dari memberikan perintah yang

melanggar moral dan norma agamanya.

hak untuk bebas berpendapat. Individu dapat

secara benar mengkritik etika atau legalitas

tindakan yang dilakukan orang lain.

hak atas proses hak. Individu berhak untuk

berbicara tanpa berat sebelah dan berhak atas

perlakuan yang adil.

hak atas hidup dan keamanan. Individu berhak

untuk hidup tanpa bahaya dan ancaman terhadap

kesehatan dan keamananya.

13

http://chipachupz.blogspot.com/2013/10/pengambilan-keputusan-dalam-etika_25.html diakses pada 1 April 2014 pukul 23.45

Pengambilan keputusan moral seseorang dapat

dijelaskan melalui teori Kohlberg, dalam hal ini

Kohlberg mengemukakan teori perkembangan moral

berdasar teori Piaget, yaitu dengan pendekatan

organismik (melalui tahap-tahap perkembangan yang

memiliki urutan pasti dan berlaku secara universal).

Selain itu Kohlberg juga menyelidiki struktur proses

berpikir yang mendasari perilaku moral (moral

behavior).

Tahap-tahap perkembangan moral Kohlberg terdiri

dari 3 tingkat, yang masing-masing tingkat terdapat

2 tahap, yaitu:

I. Tingkat Pra Konvensional (Moralitas Pra-

Konvensional) à perilaku anak tunduk pada kendali

eksternal:

Tahap 1: Orientasi pada kepatuhan dan hukuman à

anak melakukan sesuatu agar memperoleh hadiah

(reward) dan tidak mendapat hukuman (punishment)

Tahap 2: Relativistik Hedonism à anak tidak

lagi secara mutlak tergantung aturan yang ada.

Mereka mulai menyadari bahwa setiap kejadian

bersifat relative, dan anak lebih berorientasi

pada prinsip kesenangan. Menurut Mussen, dkk.

Orientasi moral anak masih bersifat

individualistis, egosentris dan konkrit.

14

II. Tingkat Konvensional (Moralitas Konvensional) à

fokusnya terletak pada kebutuhan social

(konformitas).

Tahap 3: Orientasi mengenai anak yang baik à

anak memperlihatkan perbuatan yang dapat

dinilai oleh orang lain.

Tahap 4: Mempertahankan norma2 sosial dan

otoritas à menyadari kewajiban untuk

melaksanakan norma-norma yang ada dan

mempertahankan pentingnya keberadaan norma,

artinya untuk dapat hidup secara harmonis,

kelompok sosial harus menerima peraturan yang

telah disepakati bersama dan melaksanakannya

III. Tingkat Post-Konvensional (Moralitas Post-

konvensional) à individu mendasarkan penilaian

moral pada prinsip yang benar secara inheren.

Tahap 5: Orientasi pada perjanjian antara

individu dengan lingkungan sosialnya à pada

tahap ini ada hubungan timbal balik antara

individu dengan lingkungan sosialnya, artinya

bila seseorang melaksanakan kewajiban yang

sesuai dengan tuntutan norma social, maka ia

berharap akan mendapatkan perlindungan dari

masyarakat.

Tahap 6: Prinsip Universal à pada tahap ini

ada norma etik dan norma pribadi yang bersifat

subjektif. Artinya: dalam hubungan antara

15

seseorang dengan masyarakat ada unsur2

subjektif yang menilai apakah suatu

perbuatan/perilaku itu baik/tidak baik;

bermoral/tidak bermoral. Disini dibutuhkan

unsur etik/norma etik yang sifatnya universal

sbg sumber utk menentukan suatu perilaku yang

berhubungan dengan moralitas.

Menurut Kohlberg, seorang Manager harus melewati

ketiga level tersebut dengan baik. Kohlberg

menemukan bahwa banyak orang dewasa yang tidak

pernah melewati atau keluar dari Level 2.

Konsekuensinya, apabila Kohlberg benar, banyak

manager yang akan bersikap tidak beretika, yang

secara sederhana karena mereka tidak memilki

kedewasaan moral.

Tanggung Jawab Perusahaan

Menurut K. Bertens dalam buku Pengantar Etika Bisnis

menyebutkan beberapa hal mengenai tanggung jawab

perusahaan.

1. Tanggung Jawab legal dan tanggung jawab moral

perusahaan

Perusahaan harus mempunyai tanggung jawab legal,

karena sebagai badan hukum ia memiliki status

legal. Karena merupakan badan hukum, perusahaan

mempunyai banyak hak dan kewajiban legal yang

dimiliki juga oleh manusia perorangan , seperti

menuntut di pengadilan, dituntut di pengadilan,

16

mempunyai milik, mengadakan kontrak, dll.

Seperti subyek hukum biasa (manusia perorangan),

perusahaan pun harus mentaati perturan hukum dan

memenuhi hukumannya, bila terjadi pelanggaran.

“Suatu korporasi adalah suatu makhluk buatan,

tidak terlihat, tidak terwujud, dan hanya berada

di mata hukum. Karena semata – mata ciptaan

hukum, ia hanya memiliki ciri-ciri yang oleh

akta pendiriannya diberikan kepada…” (Hakim

Agung, Marshal,1819).

Ciri-ciri yang ditentukan dalam akte pendirian

korporasi bisa mengakibatkan bahwa korporasi itu

berperan penting dan mempunyai dampak besar atas

dunia di sekelilingnya. Supaya mempunyai

tanggung jawab moral, perusahaan perlu berstatus

moral atau dengan kata lain perusahaan merupakan

pelaku moral. Pelaku moral (moral agent) bisa

melakukan perbuatan yang kita beri kualifikasi

etis atau tidak etis. Salah satu syarat penting

adalah miliki kebebasan atau kesanggupan

mengambil keputusan bebas.

Apakah pimpinan perusahaan atau orang-orang

pembentuk perusahaan merupakan pelaku moral.

Mereka masing-masing miliki status moral. Yang

dipersoalkan adalah apakah perusahaan sendiri

merupakan pelaku moral, terlepas dari orang yang

termasuk dalam perusahaan ini. Ada argument pro

dan kontra. Disatu pihak harus diakui bahwa

17

hanya individu atau manusia perorangan yang

mempunyai kebebasan untuk mengambil keputusan,

dan akibatnya hanya individu yang dapat memikul

tanggung jawab. Tetapi di lain pihak suli juga

untuk menerima pandangan bahwa perusahaan

hanyalah semacam benda mati yang dikemudikan

oleh para manager.

Perusahaan yang mepunyai sejarah tertentu yang

sering dilukiskan pada kesempatan yubileum 100

tahun berdirinya atau sebagainya., perusahaan

bisa tumbuh , perusahaan bisa menjalankan

pengaruh atas politik local, kita sering

mendengar ada corporate culture yang tertentu,

dan sebagainya. Ciri-ciri tersebut tidak mungkin

ditemukan pada benda mati.

Menurut Peter Frence 1979, “corporate can be

full-fledge moral person and have whatever

previleges, rights and duties as are. In the

normal course of affairs, accorded to moral

persons”. Pernyataan ini jelas membela status

moral perusahaan. Ada keputusan yang diambil

oleh korporasi yang hanya bisa dihubungkan

dengan korporasi itu sendiri dan tidak dengan

beberapa orang yang bekerja untuk korporasi

tersebut.

2. Pandangan Milton Friedman tentang tanggung

jawab social perusahaan

18

Yang dimaksud disini adalah tanggung jawab moral

perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab

moral perusahaan bisa diarahkan kepada banyak

hal : kepada diri sendiri, kepada para karyawan,

kepada perusahaan lain, dsb. Namun yang paling

disoroti adalah tanggung jawab moral terhadap

masyarakat dalam kegiatan perusahaan tsb.

Tanggung jawab perusahaan adalah meningkatkan

keuntungan menjadi sebanyak mungkin. Tanggung

jawab ini diletakkan dalam tangan manajer.

Pelaksanaanya tentu harus sesuai dengan aturan-

aturan main yang berlaku di masyarakat, baik

dari segi hukum, maupun dari segi kebiasaan

etis.

Menurut Friedman maksud dari perusahaan adalah

perusahaan publik dimana kepemilikan terpisah

dari manajemen. Para manajer hanya menjalakan

tugas yang dipercayakan kepada mereka oleh para

pemegang saham. Sehingga tanggung jawab social

boleh dijalankan oleh para manajer secara

pribadi, seperti juga oleh orang lain, akan

tetapi sebagai manajer mereka mereka mewakili

pemegang saham dan tanggung jawab mereka adalah

mengutamakan kepentingan mereka, yakni

memperoleh keuntungan sebanyak mungkin.

Friedman menyimpulkan bahwa doktrin tanggung

jawab social dari bisnis merusak system ekomoni

pasar bebas. Terdapat satu dan hanya satu

19

tanggung jawab social untuk bisnis, yakni

memanfaatkan sumber dayanya dan melibatkan diri

dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan

meningkatkan keuntungan, selama masih dalam

batas aturan main, artinya melibatkan diri dalam

kompetisi yang terbuka dan bebas tanpa penipuan

atau kecurangan.

3. Tanggung jawab ekonomis dan tangung jawab

sosial

Masalah tanggung jawab sosial perusahaan dapat

menjadi lebih jelas, jika kita membedakan dari

tanggung jawab lain. Bisnis selalu mempunya dua

tanggung jawab : tanggung jawab ekonomis dan

tanggung jawab social.

Jika Milton Friedman menyebutkan peningkatan

keuntungan perusahaan sebagai tanggung jawab

sosialnya, sebenarnya hal ini justru

membicarakan tanggung jawab ekonomi saja, bukan

tanggung jawab social. Kinerja setiap perusahaan

menyumbangkan kepada kinereja ekonomi nasioal

sebuah Negara.

Tanggung jawab social perusahaan adalah tanggung

jawab terhadap masyarakat di luar tanggung jawab

ekonomis. Secara positif perusahaan bisa

melakukan kegiatan yang tidak membawa keuntungan

ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi

kesejahteraan masyarakat atau salah satu

kelompok di dalamnya. Secara negative perusahaan

20

bisa menahan diri untuk tidak melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu yang sebenarnya

menguntungkan dari segi bisnis, tetapi akan

merugikan masyarakat atau sebagian masyarakat.

Dalam mengambil keputusan, perusahaan tentu

tidak boleh menutup mata terhadap akibat-akibat

sosialnya., tetapi jika sudah diusahakan

perbaikan ekononomis dan tidak berhasil mereka

tidak wajib menerima kerugian ekonomis itu demi

suatu tujuan diluar bisnis.

4. Kinerja social perusahaan

Ada beberapa alasan mengapa bisnis menyalurkan

sebagian labanya kepada karya amal melalui

yayasan independent. Alasan pertama berkaitan

dengan perusahaan-perusahaan itu berstatus

public. Rapat umum pemegang saham dapat

menyetujui bahwa sebagian laba tahunan

disisihkan untuk karya amal sebuah yayasan

khusus. Disamping alasan financial seperti

pajak, alasan lain lagi adalah bahwa pemimpin

perusahaan tidak bisa ikut campur dalam urusan

suata yayasan independent, dan dengan demikian

bantuan mereka lebuh tulus, bukan demi

kepentingan perusahaan saja.

Upaya kinerja sosial perusahaan sebaiknya tidak

dikategorikan sebagai pelaksanaa tanggung jawab

sosial perusahaan. Walaupun secara langsung

tidak dikejar keuntungan, namun usaha-usaha

21

kinerja social perusahaan ini tidak bisa

dilepaskan dari tanggung jawab ekonomis

perusahaan.

Konsepsi kinerja sosial perusahaan ini memang

tidak asing terhadap tanggung jawab ekonomis

perusahaan, tetapi konsepsi ini sangat cocok

juga dengan paham stakeholders management.

Menurut Zimmerer, ada beberapa macam

pertanggungjawaban perusahaan, yaitu:

1. Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan

harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus

memerhatikan, melestarikan, dan menjaga

lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang

mencemari lingkungan, berusaha mendaur ulang

limbah yang merusak lingkungan, dan menjalin

komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di

lingkungan sekitarnya.

2. Tanggung jawab terhadap karyawan. Tanggung jawab

perusahaan terhadap karyawan dapat diakukan dengan

cara:

a. Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan

b. Meminta input kepada karyawan

c. Memberikan umpan balik positif maupun negative

d. Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada

karyawan

e. Membiarkan karyawan mengetahui apa yang

sebenarnya mereka harapkan

22

f. Memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja

dengan baik

g. Memberi kepercayaan kepada karyawan

Prinsip-prinsip Etika Bisnis

Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia

untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan

kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik

untuk dilakukan.

Prinsip Kejujuran, antara lain:

Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat

perjanjian dan kontrak.

Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa

dengan mutu dan harga sebanding.

Kejujuran dalam hubungan kerja intern

dalam suatu perusahaan.

Prinsip Keadilan menuntut agar setiap orang

diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang

adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional,

objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.

Prinsip Saling Menguntungkan menuntut agar bisnis

dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan

semua pihak & menuntut agar persaingan bisnis

haruslah melahirkan win solution.

Prinsip Integritas Moral dihayati sebagai tuntutan

internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan

agar menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama

baiknya atau nama baik perusahaan.

23

Realisasi Moral bisnis

Norma etis berbeda antara satu tempat dengan

tempat yang lain. ‘’Kalau di Amerika, bertindaklah

sebagaimana dilakukan orang Amerika’’( kubu

komunitarian ). Artinya perusahaan harus mengikuti

norma dan aturan moral yang berlaku di negara itu.

Norma sendirilah yang paling benar dan tepat.

“Bertindaklah di mana saja sesuai dengan prinsip

yang dianut dan berlaku di negaramu sendiri”.

Pandangan ini mewakili kubu moralisme universal,

bahwa pada dasarnya norma dan nilai moral berlaku

universal (prinsip yang dianut sendiri juga berlaku

di negara lain).

Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama

sekali (De George menyebutnya sebagai

dengan”immoralis naif”). Pandangan ini sama sekali

tidak benar.

Pendekatan-Pendekatan stakeholders

Pendekatan stakeholder ialah cara mengamati dan

menjelaskan secara analitis bagaimana berbagai unsur

akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi keputusan dan

tindakan bisnis, memetakan hubungan-hubungan yang

terjalin.

Pendekatan Stakeholder dalam kegiatan bisnis pada

umumnya untuk memperlihatkan siapa saja yang

mempunyai kepentingan, terkait, dan terlibat dalam

bisnis itu.

24

Kelompok stakeholders:

Kelompok primer yaitu pemilik modal atau saham,

kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur

dan pesaing atau rekanan. Perusahaan harus

menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan

kelompok ini.

Kelompok sekunder yaitu pemerintah setempat,

pemerintah asing, kelompok sosial, media massa,

kelompok pendukung, masyarakat.

(ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21)

2.2 ETIKA INTEGRITAS

Etika Integritas secara total yang berikut adalah

disampaikan oleh Stephen R. Covey

Dalam bukunya yang berjudul The Seven Habit of

Effective People Stephen R. Covey membahas hal-hal

yang kritis tentang integritas dalam bisnis dan

tindakan. Menurut Covey, “We can grow our own goodness in

our organizations if our integrity is a natural consequence of our

humility and courage.”

Dapatkah kita pikir adanya perbedaan dalam bisnis

apabila seorang pengambil keputusan bertindak dalam

Integritas yang terbaik ?

25

“Ethical Movement” pada beberapa tahun yang lalu

telah menyebabkan banyak organisasi salah jalan.

Banyak pemimpin organisasi telah bingung antara

etika dengan isu hukum atau saat mereka mengambil

tindakan dengan pendekatan terpisah dari pendekatan

integritas dan alamiah dalam etika.

Dengan pendekatan alami, seorang eksekutif akan

melihat segala sesuatunya dari kacamata Etika,

secara konsekuen, secara menyeluruh, tidak dalam

kerangka yang berbeda-beda.

Dalam pendekatan alami juga semua dilakukan secara

tulus (sincere) , yang berasal dari bahasa latin Sin

dan Cere“ yang berarti tanpa polesan, tanpa kosmetik,

tanpa sesuatu yang menutupi muka, tanpa mengandalkan

personal, relasi dan penampilan, terlihat apa

adanya. Etika personal adalah terlihat apa adanya.

Untuk eksekutif yang telah kehilangan integritas,

penampilan adalah mereka. Mereka hidup dan bekerja

dalam dunia penampilan yang bukan diri mereka

sendiri. Mereka selalu khawatir terhadap apa yang

orang lain lihat bukan pada siapa mereka. Mereka

adalah aktor yang selalu memoles penampilan mereka

dan memelihara citra mereka.

Moto seorang eksekutif seharusnya “to be rather than to

seem” , Menjadi seseorang yang utuh daripada dalam

kepura-puraan. Sayangnya kepura-puraan telah

menggantikan integritas aslinya. Pura-pura adalah

26

lawan dari kenyataannya. Secara menyeluruh dan

terpadu, bukan bagian dari kelompok.

Kita tidak akan memiliki anak integritas apabila ada

kekurangan dalam ibu kerendahan hati, atau memiliki

kerendahan hati tapi kurang keberanian dalam

bertindak dalam keyakinan. Malah kita akan berada

dalam kemunafikan.

Menurut Stephen R. Covey, Integritas hanya dapat

dilahirkan dari 2 karakter : kerendahan hati dan

keteguhan hati.

Generasi pertama adalah kerendahan hati dan

keteguhan hati.

Kerendahan hati berarti merealisasikan prinsip-

prinsip tak berbatas waktu dan hukum alam dengan

mengesampingkan nilai sosial, nilai dan hasrat

pribadi.

Sedangkan keteguhan hati merupakan puncak kualitas

dari nilai yang telah teruji dimana setiap nilai

akan diuji. Suka atau tidak kita akan menyelaraskan

nilai-nilai kita, hidup kita dan kebiasaan hidup

kita pada prinsip-prinsip tersebut. Rendah hati

berbeda dengan keteguhan hati, saat diri kita

berenang dalam arus utama yang bertentangan dengan

nilai-nilai alami maka disinilah keteguhan hati

bekerja.

27

Generasi kedua : Integritas. Saat seseorang sudah

memiliki kerendahan hati dan keteguhan hati maka

akan melahirkan Integritas. Integritas berarti kita

memadukan prinsip dengan sekitarnya dan dimana rasa

aman diri berasal dari dalam bukan dari luar. Hal

ini juga berarti integritas merupak level tertinggi

dari kejujuran dan kredibiltas dalam semua hubungan

(relationship).

Kita tidak memiliki integritas apabila tidak

memiliki kerendahan hati, atau memiliki kerendahan

hati tapi tidak memilki keteguhan hati dalam

keyakinan. Malah kita akan menjadi seorang pengekor,

munafik (hipokrit) dan bermasalah dalam etis

kepribadian. Dengan kata lain rasa aman diri kita

berasal dari luar dimana derajatnya tergantung

sejauh mana tingkat ketergantungan kita terhadap

luar.

Generasi ketiga : buah integritas. Generasi ketiga

adalah banyak buah atau anak-anak integritas.

Anak pertama dari integritas adalah wisdom

(bijaksana). Kita akan menilai segala sesuatu

secara lebih baik. Kita tidak akan dalam kondisi

overactive, tidak akan dikhotomi, tidak akan menjadi

sumber bencana, tidak akan berlaku ekstrim. Kita

akan menjalani hidup secara seimbang dengan

kebijaksanaan (wisdom), akan melihat segala

sesuatu secara perspektif yang benar dan seimbang.

28

Tidak akan bereaksi berlebihan ataupun kurang

bereaksi.

Anak kedua dari integritas adalah Abundance

Mentality (mentalitas kelimpahan). Apabila timbul

dari dalam maka kita tidak akan terus menerus

membandingkan dengan yang lain. Segala sesuatu

dilihat secara melimpah dan sangat luas.

Anak ketiga dari integritas adalah synergy. Kamu

akan datang dengan idea yang lebih baik, pemikiran

transformasi dan semangat win-win dalam kemitraan

saat ada merasakan ada ancaman atau bagaimana kita

membandingkan dengan yang lain. Kita akan

menyampaikan ide-ide dengan berani dan penuh

pertimbangan untuk menemukan alternatif yang

terbaik, tidak secara sederhana menyilakan atau

memenuhi tuntutan yang lain.

Buah manis yang lain dari pribadi dan organisasi

yang berintegritas adalah relationships of thrust

(hubungan yang saling percaya) dengan semua

pemegang kepentingan (stakeholders). Secara

jelas, kepercayaan akan meningkat saat kita

membangun kredibilitas tinggi berdasarkan pada

kepercayaan. Secara sederhana kita tidak akan

memilki hubungan yang utuh tanpa integritas

pribadi yang asli apa adanya. Pada keuntungan pada

line bisnis termasuk persaingan , fleksibilitas,

kemampuan respon, kualitas, nilai tambah ekonimis

29

dan pelayanan pelanggan, tergantung pada hubungan

kepercayaan.

2.3 Penerapan Psikologi ke dalam Etika Bisnis

(Psycoethics)

Anita Roddick, adalah wanita pengusaha asal

Inggris, pendiri perusahaan kosmetik The Body Shop

yang memproduksi dan menjual produk kecantikan dari

bahan-bahan alami dan ramah lingkungan.

Lahir tahun 1942 di Littlehampton, Sussex, England

dari keluarga imigran Yahudi-Italia, nama kecilnya

adalah Anita Lucia Perilli. Ibunya mengelola sebuah

kafe, dan keempat anaknya diminta membantu

sepulangnya mereka dari sekolah dan pada akhir

pekan.

Masa sekolah dilewatkannya di St Joseph’s Convent,

dan diteruskannya di Maude Allen Secondary Modern.

Selanjutnya Anita masuk sekolah guru di Bath College

of Higher Education (sekarang Universitas Bath Spa).

Ia senang pergi berkelana keliling dunia ke Tahiti,

Australia, dan Afrika Selatan, dan akhirnya

diperkenalkan oleh ibunya dengan seorang penyair

Skotlandia bernama Gordon Roddick. Anita dan Gordon

menikah pada tahun 1970, ketika mereka sudah

memiliki seorang putri dan Anita sedang hamil putri

kedua. Mereka berdua membuka rumah makan, dan

mengembangkan bisnis dengan membuka sebuah hotel.

Sewaktu suaminya berkelana di Amerika, Anita Roddick

membuka toko The Body Shop dengan uang hasil pinjaman.

30

Toko pertama didirikannya di Brighton pada tahun

1976, dan belum banyak mempunyai barang. Ketika baru

dibuka, tokonya hanya menjual sejumlah krim dan

produk perawatan rambut.

Pada tahun 1990, Roddick membantu pendirian majalah

The Big Issue yang keuntungan penjualannya digunakan

untuk membantu tunawisma. Selain itu, Roddick

mendirikan yayasan amal Children On The Edge untuk

membantu anak-anak yang kurang beruntung di Eropa

Timur dan Asia. Roddick juga banyak membantu

sejumlah organisasi amal termasuk Greenpeace. Pada

bulan Februari 2007, Roddick mengumumkan dirinya

menderita Hepatitis C menahun, dan mempromosikan

yayasan Hepatitis C Trust, dan ikut serta melakukan

kampanye penanggulangan Hepatitis.

Bennett "Ben" Cohen (lahir 18 Maret 1951) adalah

seorang Amerika pengusaha, aktivis, dan dermawan.

Dia adalah co-pendiri perusahaan es krim Ben & Jerry

.

Lahir di Brooklyn, New York dan dibesarkan di kota

Merrick di Long Island oleh orang tuanya Frances dan

Irving, Cohen pertama kali bertemu dan berteman

dengan mitra bisnis masa depannya, Jerry

Greenfield , dalam kelas olahraga SMA kelas tujuh

pada tahun 1963. Dalam tahun berikutnya, Cohen

menemukan pekerjaan sebagai tukang es krim sebelum

kuliah di Colgate University

31

Sekitar 1977, Ben telah memutuskan untuk masuk ke

bisnis makanan dengan teman lamanya Jerry Greenfield

, dan pada bulan Mei tahun depan, dua orang membuka

Ben & Jerry Homemade Ice Cream Parlor di Burlington,

Vermont. Mereka awalnya berniat untuk memulai bisnis

bagel, tetapi menemukan biaya peralatan mahal dan

beralih ke es krim sebaliknya, memilih Burlington

sebagai lokasi karena itu adalah kota perguruan

terkemuka yang tidak memiliki sebuah toko es krim.

Ben & Jerry langsung menjadi hit di Burlington,

gambar orang banyak dengan es krim yang dicampur

krim lokal segar dan susu dengan rasa baru liar dan

"sebagian besar dari bahan-bahan apa pun yang mereka

merasa baik."

Ben & Jerry secara bertahap berkembang menjadi

bisnis nasional dan salah satu yang usaha terbesar

perusahaan es krim di Amerika Serikat. Selanjutnya

Cohen menggunakan keuntungan dari es krim tersebut

untuk aktif secara sosial, umumnya melalui Ben &

Jerry Yayasan. Yayasan menerima 7,5% dari semua

keuntungan Ben & Jerry

Leona Helmsley

• Ambisius dalam bekerja, termasuk mengalahkan

kepentingan keluarga demi karier & bisnis Perjalanan

karier dimulai dari bawah sampai bisa memiliki usaha

sendiri

• Menyusul tuduhan oleh kontraktor yang belum

dibayar yang kerja yang dilakukan di rumahnya telah

32

dibebankan pada perusahaan, dia diselidiki dan

dihukum karena penggelapan pajak penghasilan dan

kejahatan lainnya pada tahun 1989. Meskipun memiliki

awalnya menerima hukuman dari 16 tahun, Helmsley

diminta untuk melayani hanya 19 bulan penjara dan

dua bulan di bawah tahanan rumah.

Michael Milken

• Didakwa atas pemerasan dan penipuan sekuritas

pada tahun 1989 dalam insider trading investigasi.

Sebagai hasil dari tawar-menawar pembelaan , ia

mengaku bersalah atas surat berharga dan pelanggaran

pelaporan tetapi tidak untuk pemerasan atau insider

trading. Milken dijatuhi hukuman sepuluh tahun

penjara, didenda $ 600 juta, dan secara permanen

dilarang dari industri sekuritas oleh Securities and

Exchange Commission . Hukumannya kemudian dikurangi

menjadi dua tahun untuk bekerja sama dengan

kesaksian terhadap mantan rekan-rekannya dan untuk

perilaku yang baik.

• Sejak dibebaskan dari penjara, Milken telah

mendanai penelitian medis . Dia adalah co-pendiri

Milken Family Foundation, ketua Milken Institute ,

dan pendiri filantropi medis mendanai penelitian

melanoma , kanker dan penyakit yang mengancam jiwa

lainnya.

VENTURING BEYOND COMPLIANCE

33

Menurut identifikasi Lynn Sharp Paine, pendekatan yang

dilakukan untuk mendukung business ethics dalam

perusahaan/korporasi ada 2 hal :

1. Legal Compliance

2. Integritas Organisasi

Strategi tsb ditempuh dengan beberapa cara :

Ethos kerja

Objektiv

Leadership

Metods

Asumsi behavior

Keterbatasan pendekatan Compliance based

Tidak responsif terhadap permasalahan keseharian

Sulit memberikan solusi pada area ‘abu-abu’

Tidak memberikan kesempatan pada personal

empowerment

Tidak bisa melihat detail permasalahan pada industri

Tantangan pendekatan Integrity based

Pembuatan framework ethic

Alignment antara praktis & prinsip

Harus bisa mengatasi sinisme publik

Memecahkan konflik ethics

Navigasi dengan kompas Ethic

Purpose : tujuan organisasi

People : Siapa subyek & obyek? Apa wewenangnya?

Power : Otoritas Organisasi & kemampuan bertindak

Prinsip : Kewajiban organisasi

34

BAB III STUDI KASUS DAN KESIMPULAN

35

3.1. Studi Kasus

Dalam studi kasus kali ini, kami mengambil contoh

dalam Etika Perbankan

Seorang pejabat bank mengadakan manipulasi

secara licik sehingga sulit dibuktikan bahwa bank

dirugikan. Pejabat tersebut begitu licik, sehingga

tidak mudah dibuktikan tentang adanya manipulasi yang

menguntungkan pejabat. Pejabat Bank, bermaksud

mengantongi uang manipulasi beberapa ratus juta rupiah

dan mendiamkannya. Sewaktu pejabat bank merenungkan

perbuatannya, ia sadar bahwa bank yang dirugikan,

seandainya uang tidak dikembalikan. Seandainya

beberapa pejabat bank melakukan hal yang sama, maka

kemungkinan besar bank akan jatuh pailit. Uang yang

tertanam di bank itu bukan hanya milik beberapa

gelintir pemegng saham, melainkan juga ratusan orang

menyimpan uangnya di bank tersebut.

Menurut etika perbankan, setiap uang milik bank

tidak boleh diambil atau ditarik oleh pejabat bank

untuk dimiliki secara pribadi. Hal ini bertentangan

dengan etika perbankan. Karena pejabat bank tersebut

sadar akan etika perbankan yang melarang mengambil

uang bank untuk kepentingan pribadinya, maka pejabat

bank tersebut wajib untuk mengembalikan uang bank.

Kesadaran terakhir ini kita sebut kesadaran moral.

Keputusan ini secara sadar diambil oleh pejabat,

36

karena ia merasa bahwa itu adalah tanggung jawabnya

bukan saja sebagai karyawan bank, melainkan juga

sebagai manusia yang memiliki moral atau kesusilaan

berlandaskan ajaran Tuhan Yang Maha Esa yang tercantum

dalam sila pertama Pancasila. Ajaran Agama melarang

mengambil uang atau barang milik orang lain untuk

kepentingan diri sendiri.

3.2. Kesimpulan

a. Dalam bisnis dengan para pelakunya yang merupakan

orang biasa, maka diperlukan prinsip-prinsip etika

bisnis dan moral yang melandasi setiap pelaku bisnis

tersebut. Adanya etika bisnis membuktikan bahwa bagi

bisnis justru tidak ada pengecualian serta bukan

pula bentuk permusuhan yang lama terhadap bisnis dan

kegiatan ekonomis.

b. Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku

pengusaha berdasarkan nilai – nilai moral dan norma

yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan

memecahkan persoalan. Kelompok pemilik kepentingan

yang memengaruhi keputusan bisnis adalah Para

pengusaha dan mitra usaha, Petani dan perusahaan

37

pemasok bahan baku, Organisasi pekerja, pemerintah,

bank, investor, masyarakat umum serta pelanggan

c. Etika bisnis bisa membantu untuk mengambil keputusan

moral yang dapat dipertanggungjawabkan, tapi tidak

berniat mengganti tempat dari para pelaku moral

dalam perusahaan.

d. Setiap perusahaan harus memiliki tanggung jawab

terhadap semua pihak yang bersangkutan dengan

perusahaannya seperti tanggung jawabnya terhadap

lingkungan, karyawan, investor, pelanggan,

masyarakat. Karena dengan beretika bisnis yang baik

selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari

semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga

sangat menentukan maju / mundurnya suatu perusahaan.

e.Integritas menjadi kunci kepemimpinan bagaimana

membuat keputusan yang benar pada waktu yang

benar dalam bersikap dan berperilaku karena

disitulah terletak pondasi dalam membangun

kepercayaan dan hubungan antara individu dalam

organisasi. Integritas seseorang dapat menuntun

mana yang jujur dan yang tidak jujur yang tidak

mudah di kacaukan hal-hal yang bersifat formal

tapi dapat menyesatkan.

f. Banyak organisasi yang menerapkan desain budaya

organisasi yang bukan didasarkan pada budaya

etis tapi mengadopsi penalaran moral pada tahap

rendah dengan hanya menitikberatkan perhatian

pada perilaku, berujung pada pengambilan

38

keputusan dan perilaku yang tidak etis yang

dilakukan oleh karyawan, Menerapkan integritas

moral di dalam konteks organisasi dengan

demikian perlu memikirkan bagaimana membentuk

perilaku anggota organisasi agar sejalan dengan

perilaku yang diharapkan oleh organisasi dan

sekaligus membentuk kesadaran moral yang

berorientasi kepada nilai moral universal.

39