63
Oleh : HARSANTO, SE, SKom 1 ISLAM PRESPEKTIF STRATEGI PENGUATAN TRUST IN A BRAND MENGGUNAKAN ETIKA BISNIS MARKETING

ISLAM PRESPEKTIF STRATEGI PENGUATAN TRUST IN A BRAND MENGGUNAKAN ETIKA BISNIS MARKETING

  • Upload
    uty

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Oleh :HARSANTO, SE, SKom

1

ISLAM PRESPEKTIF STRATEGI PENGUATAN TRUST IN A BRAND

MENGGUNAKAN ETIKA BISNIS MARKETING

2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS ISLAM BATIK

SURAKARTA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap

perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus

dapat terus berkembang. Salah satu hal yang terpenting

yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap

perusahaan adalah mempertahankan kepercayaan konsumen

terhadap merek tersebut. Persoalan merek memang menjadi

salah satu persoalan yang harus dipantau secara terus

menerus oleh setiap perusahaan. Merek-merek yang kuat,

teruji, dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses

mengalahkan hitungan rasional, tetapi juga canggih

mengolah sisi-sisi emosional konsumen. Untuk

mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap merek

(Trust In A Brand), merek harus memiliki kualitas dan

karisma. Agar memiliki karisma merek harus mempunyai

aura, harus konsisten, kualitasnya harus dijaga dari

waktu ke waktu.

3

Brand di satu sisi merupakan pelabelan yang

memiliki kekuatan untuk mendongkrak penjualan sebuah

produk. Brand juga dapat dihubungkan dengan kepercayaan

konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang dipercaya

tidak saja untuk memenuhi kebutuhan mereka, akan tetapi

untuk memberikan kepuasan yang lebih baik dan sebuah

jaminan. Brand dianggap sebagai salah satu strategi

penjualan yang efektif. Selain sebagai identitas, brand

atau merek juga akan membuat konsumen percaya dan setia

pada produk. Ada ikatan emosi yang membuat konsumen

terkesan dengan produk yang bersangkutan. Ikatan ini

yang membuat konsumen tidak mempertimbangkan merek

lain, walaupun harganya lebih murah. Bisa kita lihat

betapa banyak konsumen yang sangat fanatic terhadap

sebuah merek tertentu, dan tidak berpindah ke lain

merek meskipun ada merek lain untuk produk serupa yang

mungkin kualitasnya relative sama dan harhanya jauh

lebih murah.

Persaingan sengit antara perguruan tinggi plat merah

(PTN) maupun plat hitam (PTS) menjadikan seringnya pihak

4

pihak kampus melakukan terobosan cemerlang guna

menyiasati pengambilan kesempatan pasar yang tersedia.

Jika kita lihat banyaknya PTN yang brutal layaknya algojo

berjualan asongan dengan tanpa sungkan dan rasa toleransi

terhapat PTS yang semakin hari makin tersenggal-sengal

bernafas mempertahankan diri dari amukan algojo berjualan

asongan. Terlebih lagi pemerintah secara tidak adil

meng-anak emaskan PTN dengan segenap fasilitas baik

beasiswa dosen yang dengan mudahnya diberondongkan bak

pelor bermesiu, juga masih ditambahkan dengan dana-dana

penelitian, maupun hibah yang sangat mudahnya

digelontorkan, apalagi PTN masih dinyamankan dan

dimudahkan diluar instrument penerimaan mahasiswa baru

melalui ujian masuk perguruan tinggi negeri bersama,

mereka masih dengan rakusnya bebas buka lapak program

Swadana, atau program Vokasi Diploma tiga atau program

profesi lainnya. Sudah pasti bisa dihitung jumlah

pemasukan PTN adalah sudah pasti maha dasyat, lalu

bagai mana pihak PTS dapat bertahan diladang yang sudah

tandus dieksploitasikan oleh PTN ?, maka harus segera

5

dilakukan inovasi-inovasi yang cukup radikal tetapi tetap

terjaga legalitas –nya.

Teknologi menjadi salah satu modal utama Perguruan

tinggi swasta dalam menjalankan proses bisnis, yang

bertujuan positif dalam berbagai hal termasuk untuk

memperoleh keuntungan bisnis. Perkembangan teknologi

membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah. Pada era

globalisasi sekarang kecepatan dan kemudahan menjadi

bagian penting dalam memenangkan persaingan, oleh

karena itu teknologi seperti internet berperan disini.

Banyak masyarakat yang dulu tidak terlalu bergantung

oleh teknologi terpaksa harus beralih dan beradaptasi

jika tidak mau tertinggal. Dengan kekuatan teknologi

seperti internet memperoleh berbagai manfaat seperti

memperoleh informasi dengan cepat, melakukan pembelian

secara online, bertukar informasi secara online dan

lain-lain. Berhubungan dengan internet, perusahaan maupun

Perguruan tinggi swasta pada zaman seperti sekarang

wajib memiliki sebuah website, karena dengan bantuan

website perusahaan maupun Perguruan tinggi swasta dapat

6

menyebarkan informasi mengenai segala informasi kepada

masyarakat secara cepat dan mudah tanpa harus

mengeluarkan biaya marketing yang besar. Proses

pemasaran melalui website ini yang biasa disebut e-

marketing.

Kelebihan internet paling pokok jika dimanfaatkan

secara baik sebagai media marketing Perguruan tinggi

swasta adalah informasi dan promosi tentang seluk-beluk

Perguruan tinggi swasta tersebut, dapat diakses dimana

saja dan kapan saja oleh semua orang yang terhubung ke

media internet, daerah yang dicakup pun global seluruh

dunia. Selain itu e-marketing juga dapat mengurangi biaya

advertising yang tidak perlu, seperti biaya penggunaan

kertas secara berlebihan untuk menyebar brosur atau

pamphlet sebanyak mungkin tanpa strategi yang jelas,

tanpa mengetahui target customer.

Pelanggan dalam hal ini mahasiswa, calon mahasiswa,

orang tua mahasiswa maupun mitra dunia usaha pengguna

lulusan perguruan tinggi merupakan asset penting pada

7

perguruan tinggi swasta, oleh karena itu harus dijaga

hubungan baik terebut, salah satunya dalam bidang

marketing yang biasa disebut relation marketing. Relation

marketing dapat diartikan sebagai usaha pengenalan produk

baik barang atau jasa yang dimiliki perusahaan maupun

perguruan tinggi kepada calon pelanggan, dimana tujuan

pemasaran bukan hanya memberikan informasi dan

pengenalan produk, melainkan menarik minat calon

pelanggan dalam hal ini adalah mahasiswa sebagai pihak

konsumen atau calon konsumen, untuk membina hubungan

dengan institusi sebagai lembaga penyedia jasa

pendidikan. Banyak upaya dalam relationship marketing

seperti, menyediakan sarana komunikasi dua arah melalui

social media atau website perusahaan untuk menampung

feedback, kritik atau saran. Kumpulan dari feedback, kritik

atau saran yang diberikan pelanggan dapat digunakan

oleh perusahaan sebagai usulan dalam memperbaiki

kualitas baik pelayanan, produk dan lain-lain agar

lebih baik dan tidak terulang kesalahan yang sama di

masa datang.

8

Selain itu, dengan membaca dan menganalisis

kumpulan saran dan kritik yang pelanggan berikan kepada

perusahaan (baik itu dalam bentuk testimonial, review,

komentar-komentar atau hasil polling atau survey yang

perusahaan adakan secara online misalnya), perusahaan

dapat mengetahui dengan cepat seberapa besar minat

customer terhadap produk atau jasa yang telah dikeluarkan

perusahaan, langkah apa yang selanjutnya harus

dilakukan untuk mengembangkan atau memperbaiki bisnis

sesuai dengan request atau kebutuhan dari pelanggan.

Dengan cara ini pelanggan akan merasa di dengarkan,

semakin puas dan semakin loyal dengan perusahaan ,

serta secara sukarela akan mempromosikan perusahaan ke

orang-orang terdekatnya sebagai badan usaha yang

kredibel dan berkualitas, sehingga jumlah pelanggan

baru pun terus meningkat berkat adanya word-to-mouth

promotion (promosi dari mulut ke mulut) atau viral marketing

gratis yang dilakukan secara sukarela oleh pelanggan-

pelanggan loyal yang puas dengan produk atau jasa dari

perusahaan.

9

Marketing merupakan hal awal yang dilakukan untuk

dapat memperkenalkan perusahaan ke calon konsumen

sehingga konsumen tertarik untuk membina hubungan

dengan perusahaan. Topik e-marketing masih relevan untuk

dibahas sekarang ini, karena e-marketing merupakan tahap

awal yang harus dikuasai terlebih dahulu, sebelum bisa

melangkah ke tahap yang selanjutnya dalam dunia bisnis.

Apalagi e-marketing selalu berkembang mengikuti

perkembangan teknologi dan informasi.

Universitas Islam Batik merupakan badan usaha legal

penyelenggara jasa pendidikan tinggi perlu melakukan penguatan

kepercayaan publik terhadap keungulan kompetitif

Fakultas Ekonomi Manajemen Strata Satu Dan Pasca

Sarjana Menggunakan E-Marketing Dan Sosial Media

B. INDENTIFIKASI MASALAH

Islam tidak pernah melarang umatnya untuk

berbisnis, bahkan melalui Nabi Muhammad telah

dicontohkan bahwa Islam sangat memperhatikan “bisnis”

10

(perniagaan) sebagai sebuah mata pencaharian bagi

umatnya. Akan tetapi dalam berniaga, Islam telah

menentukan rambu-rambunya. Mempromosikan barang yang

akan dijualnya pun tidak dilarang dalam Islam, hanya

saja bagaimana cara dan apa yang menjadi kata-kata

dalam promosi tentu sangat diperhatikan. Kata-kata

manis yang penuh dengan obral janji dalam sebuah slogan

Merek tentunya bertujuan untuk merayu, bahkan membius

masyarakat hingga mereka mau membeli produk yang

ditawarkan. Persoalannya, apakah semua janji yang

dikemas dalam slogan akan direalisasikan atau tidak?

Tidak sedikit perusahaan yang hanya mengobral janji

dalam slogan-slogan Brand mereka, tanpa memperhatikan

apakah kualitas produk yang diiklankan sudah benar-

benar sesuai dengan realitasnya? Berangkat dari

fenomena tersebut, penulis ingin mengkaji lebih jauh

apakah Branding juga harus memiliki etika? Kalau ya,

etika yang bagaimanakah yang sepatutnya digunakan, dan

bagaimana Islam memberikan rambu-rambu dalam etika

“Branding”?

11

Masalah umum yang dialami oleh Universitas Islam

Batik sebagai penyedia layanan jasa pendidikan tinggi

adalah upaya Penguatan Trust In A Brand Keunggulan

Kompetitif secara online perlu lebih digalakkan pada

berbagai portal informasi Pendidikan Tinggi Nasional

hingga Internasional sebagai pasar global. Dengan

informasi yang masih terbatas dan tidak terpusat

sehingga target penguatan trust in a brand keunggulan

kompetitif juga kurang tepat sasaran. Hal ini tentunya

menyulitkan tidak hanya bagi pihak marketing

Universitas Islam Batik Surakarta karena penyebaran

berita melalui berbagai portal informasi ini tidak bisa

dikontrol dengan mudah setiap hari, tapi juga

menyulitkan dan membingungkan bagi masyarakat yang

ingin mengetahui tentang Universitas Islam Batik

Surakarta, karena tidak adanya satu sumber terpusat

yang bisa mereka percaya.

Oleh karena itu solusi yang bisa diberikan adalah

membangun suatu alat yang dapat memberi pengaruh Trust

In A Brand keunggulan kompetitif Fakultas Ekonomi

12

Manajemen Strata Satu Dan Pasca Sarjana Menggunakan E-

Marketing Dan Sosial Media sebagai alat pemasaran berbasis

teknologi Informasi dengan cakupan bebas ruang dan

waktu serta menggunakan batasan etika etika bisnis

Sesuai dengan harapan atas terbangunnya Trust In A

Brand keunggulan kompetitif Fakultas Ekonomi Manajemen

Strata Satu Dan Pasca Sarjana di Universitas Islam

Batik Surakarta, maka topik bahasan penulisan tesis

yang akan ditulis, dibatasi pada topik bahasan tertentu

yaitu :

A. MEMBANGUN E-MARKETING BERBASIS PORTAL WEB RESMI

yang berfungsi sebagai salah satu media pemasaran

untuk Universitas Islam Batik Surakarta adalah

mempertimbangkan karakteristik merek (brand

characteristic), karakteristik perusahaan (company

characteristic), karakteristik konsumen merek (consumer

brand characteristic) secara bersama-sama berpengaruh

terhadap loyalitas merek (brand loyalty).

B. MEMBANGUN PORTAL E-KULIAH ONLINE

13

sebagai pusat rujukan bahan kuliah mahasiswa Strata

satu (S1) dan Pasca Sarjana untuk semua Mata kuliah

yang sedang berlangsung pada tiap semester berjalan.

C. KEBIJAKAN MEMUNCULKAN MATA KULIAH PROFESI

KEWIRAUSAHAAN DAN KULIAH PRAKTEK (KP) BERBASIS

WIRAUSAHA ON LINE WEB BASE

Sebagai upaya keunggulan kompetitif Mata kuliah

profesi berbasis wirausaha On line web base pada

Fakultas Ekonomi Manajemen strata satu (S1) dengan

cara pihak Universitas memberikan tempat server

portal yang terorganisir dari awal pendaftaran ruang

simpan portam web sampai dengan pendaftaran nama

alamat domain

D. MEMBANGUN SERVER SMS GATEWAY UNIVERSITAS ISLAM BATIK

SURAKARTA

Sebagai media interaksi dan informasi dua arah baik

untuk mahasiswa, calon mahasiswa, serta dosen tetap

14

yayasan maupun dosen tidak tetap termasuk para mitra

bisnis Universitas Islam Batik Surakarta.

E. MEMBANGUN TEKNOLOGI DIGITAL LIBRARY ON LINE WEB BASE

Sebagai sumber referensi keilmuan bebas ruang dan

waktu sehingga dapat di akses oleh para mahasiswa,

dosen dan karyawan Universitas batik Surakarta

maupun sebagai pusat rujukan referensi nasional

antar perguruan tinggi tersebut membawa berpengaruh

terhadap brand loyalty (loyalitas merek dan nama baik) dan

Trust In A Brand untuk Universitas Islam Batik

Surakarta.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada indentifikasi masalah tersebut

diatas, maka masalah umum yang dialami oleh Universitas

Islam Batik Surakarta sebagai penyedia layanan jasa

pendidikan tinggi dapat dirumuskan sebagai berikut:

15

1. Apakah membangun e-marketing berbasis Portal web

yang berfungsi sebagai salah satu media pemasaran

dapat melakukan penguatan brand characteristic

(karakteristik merek), company characteristic

(karakteristik perusahaan), consumer brand characteristic

(karakteristik konsumen merek) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap brand loyalty (loyalitas merek).

2. Apakah dengan Portal Web E-kuliah online sebagai pusat

rujukan bahan kuliah mahasiswa Strata satu (S1) dan

Pasca Sarjana untuk semua Mata kuliah yang sedang

berlangsung pada tiap semester berjalan tersebut

berpengaruh terhadap brand loyalty (loyalitas merek dan

nama baik) dari pihak Mahasiswa aktif Universitas

Islam Batik Surakarta maupun mahasiswa kampus lain

sehingga menjadi salah satu rujukan bahan kuliah

nasional

3. Apakah program keunggulan kompetitif Mata kuliah

profesi Kewirausahaan dan Kuliah Praktek (KP)

berbasis wirausaha On line web base pada Fakultas

Ekonomi Manajemen strata satu (S1) berpengaruh

16

terhadap brand loyalty (loyalitas merek dan nama baik)

dari pihak pengguna pruduk lulusan Universitas Islam

Batik Surakarta

4. Apakah penggunaan Teknologi Server SMS Gateway

Universitas Islam Batik Surakarta sebagai media

interaksi dan informasi dua arah baik untuk

mahasiswa, calon mahasiswa, serta dosen tetap yayasan

maupun dosen tidak tetap termasuk para mitra bisnis

Universitas Islam Batik Surakarta tersebut membawa

berpengaruh terhadap brand loyalty (loyalitas merek dan

nama baik) dan Trust In A Brand untuk Universitas

Islam Batik Surakarta.

5. Apakah penggunaan Teknologi Digital Library On line Web Base

sebagai sumber referensi keilmuan bebas ruang dan

waktu sehingga dapat di akses oleh para mahasiswa,

dosen dan karyawan Universitas batik Surakarta

maupun sebagai pusat rujukan referensi nasional antar

perguruan tinggi tersebut membawa berpengaruh

terhadap brand loyalty (loyalitas merek dan nama baik)

17

dan Trust In A Brand untuk Universitas Islam Batik

Surakarta.

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Menganalisa proses marketing yang sudah dilakukan dan

sedang berjalan pada Fakultas Ekonomi Manajemen

Universitas Islam Batik Surakarta untuk mengetahui

apa saja yang akan dibutuhkan untuk membangun e-

marketing.

2. Menganalisa pasar untuk mengetahui target pelanggan

yang tepat.

3. Menganalisa penggunaan e-marketing berbasis web yang

berfungsi sebagai salah satu media pemasaran untuk

perusahaan.

4. Menganalisa penggunaan portal e-kuliah kuliah online sebagai

pusat rujukan bahan kuliah mahasiswa Strata satu (S1)

dan Pasca Sarjana untuk semua Mata kuliah yang sedang

berlangsung pada tiap semester berjalan di

Universitas Islam Batik Surakarta

18

5. Menganalisa penggunaan Teknologi SMS Gateway Gateway

Universitas Islam Batik Surakarta sebagai media

interaksi dan informasi

6. Menganalisa penggunaan Teknologi Digital Library On line Web

Base sebagai sumber referensi keilmuan

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Praktis

Memperluas pangsa pasar, dengan membangun e-marketing

perusahaan dapat menjangkau pasar yang lebih luas,

dikarenakan tingginya penggunaan internet di

indonesia sehingga memungkinkan informasi yang

disebar akan dibaca oleh pengguna internet.

Mempermudah penyampaian informasi, dengan membangun

e-marketing berbasis web perusahaan dapat dengan mudah

menyampaikan informasi tentang produk perusahaan

tersebut dibandingkan dengan menggunakan media

cetak.

19

Mengurangi biaya pemasaran, dengan membangun e-

marketing berbasis web perusahaan diharapkan dapat

menghemat biaya dengan mengurangi pemakaian kertas

untuk brosur dan pamphlet setiap bulannya.

2. Manfaat Akademik

Bagi akademisi dan peneliti dapat memberikan

kontribusi pemikiran, referensi penelitian-penelitian

yang sejenis untuk pengembangan literatur secara

empiris terutama pada Strategi Penguatan Trust In A

Brand Keunggulan Kompetitif Menggunakan E-Marketing

Pada Fakultas Ekonomi Manajemen Strata Satu Dan Pasca

Sarjana Universitas Islam Batik Surakarta

F. DESKRIPSI TEORI

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran menurut kotler adalah : Pemasaran adalah

suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan dan menawarkan serta

20

secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain.

Menurut Lamb, hair dan Mc Daniel (2001:6) mengemukakan

bahwa : Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan

dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi

sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan

organisasi.

2. Bauran Pemasaran

Sofjan Assauri (1996 : 181) mengemukakan bahwa :

Strategi bauran pemasaran adalah bagian dari stategi

pemsaran (marketing strategy) dan berfungsi sebagai

pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-

variabel pemasaran yang dapat di kendalikan pimpinan

perushaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

bidang pemasaran. Unsur variabel strategi bauran

pemasaran adalah Produk (product), Harga (price),

Saluran distribusi (place), Promosi (promition).

3. Pengertian Merek

21

Menurut American Marketing Association dalam buku

Rangkuti (2003:2) mengemukakan bahwa: ”Merek adalah

nama, istilah, tanda, symbol rancangan,atau

kombinasi yang dapat mengidentifikasikan barang

atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual agar

dapat membedakan produk tersebut dari produk

pesaing.

Menurut Lamb & Mc Daniel (Lamb, 2001 : 421)

mengemukakan bahwa : ”merek adalah suatu nama, istilah,

simbol, desain atau gabungan keempatnya yang

mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari

produk pesaing.”

Menurut Kotler (2000:460) Merek dapat memiliki enam

level pengertian yaitu Atribut, Manfaat, Nilai,

Budaya, Kepribadian

4. Pemakai

Menurut Kotler, didalam buku Simamora (2003 : 3)

a. Manfaat merek bagi perusahaan :

22

Merek memudahkan penjual untuk mengelola pesanan

dan menelusuri masalah masalah yang timbul

Merek dan tanda dagang akan secara hukum

melindungi penjualan dari pemalsuan ciri- ciri

produk, karena bila tidak setiap pesaing akan

meniru produk yang telah berhasil di pasaran.

Merek memberikan peluang bagi penjual untuk

mempertahankan kesetiaan konsumen terhadap

produknya, dimana kesetian konsumen akan

melindungi penjual dari pesaing seta membantu

memperketat pengendalian dalam merencanakan

strategi bauran pemasaran

Merek dapat membantu penjual melakukan segmentasi

pasar

5. Manfaat penguatan brand image merek bagi konsumen :

a. Memudahkan untuk mengenali mutu

b. Dengan adanya penguatan merek atau nama institusi

tertentu, maka konsumen (pengguna jasa

23

pendidikan/mahasiswa) dapat meningkatkan status dan

prestisenya atas penyandang status atau Alumni

pengguna jasa pendidikan tersebut

b. Manfaat merek bagi mitra dunia usaha (pengguna

produk lulusan) :

Mengidentifikasi Ciri khusus produk lulusan dan

pada penempatan bidang kerja

Meningkatkan tingkat kepercayaan mitra pengguna

lulusan sebagai pilihan bagi para mitra dunia

usaha

6. Kepercayaann Merek (Trust in a brand)

Kepercayaann terhadap merek (Trust in a brand) Menurut

Aeker (1997 : 69) kepercayaan terhadap merek

menunjukkan bahwa nilai merek dapat diciptakan dan

dikembangkan melalui manajemen terhadap beberapa aspek

yang melebihi kepuasan konsumen serta diimbangi

kinerja produk beserta atribut- atributnya secara

fungsional kepercayan terhadap merek atau trust in a brand

24

(kepercayaan merek) sebagai kemauan rata- rata

konsumen untuk bergantung kepada kemampuan dari sebuah

merek dalam melaksanakan segala kegunaan dan

fungsinya.

7. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Menurut Darmadi Durianto (2001:62) Brand Loyalty

(loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan

pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu

memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang

pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama

jika pada merek tesebut didapati adanya perubahan,

baik menyangkut harga ataupun atribut lain. Loyalitas

merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan

dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai

dengan adanya Konsumen yang loyal terhadap suatu

pembelian ulang dari pelanggan. merek memiliki ciri-

ciri sebagai berikut :

a. Memiliki komitmen pada merek tersebut.

25

b. Berani membayar lebih pada merek tersebut bila

dibandingkan dengan merek yang lain.

c. Akan merekomendasikan merek tersebut pada orang

lain.

d. Dalam melakukan pembelian kembali produk tersebut

tidak melakukan pertimbangan.

e. Selalu mengikuti informasi yang berkaitan merek

tersebut.

f. Mereka dapat menjadi semacam juru bicara dari merek

tersebut dan mereka selalu mengembangkan hubungan

dengan merek tersebut

8. E -marketing dan Media Sosial

Pemasaran on-line menurut Philip Kotler (2006) adalah

pemasaran yang dilakukan melalui sistem komputer

online interaktif yang menghubungkan pihak pembeli dan

penjual secara elektronik, Ada dua jenis saluran

pemasaran online :

a. Layanan On-line Komersial, Internet layanan yang

26

menawarkan informasi dan layanan pemasaran on-line

kepada pelanggan yang membayar biaya bulanan,

seperti America on-line, Compuserve dan Prodigy.

b. Internet, Web global jaringan komputer yang luas

dan berkembang pesat yang tidak mempunyai manajemen

dan kepemilikan sentral.

Layanan on-line menjadi begitu popular, disebabkan

oleh beberapa pertimbangan sebagai berikut :

1. Kemudahan

Para pelanggan dapat memesan produk 24 jam sehari

dimanapun mereka berada. Mereka tidak harus

berkendara, mencari tempat parkir, dan berjalan

melewati gang yang panjang untuk mencari dan

memeriksa barang-barang.

2. Informasi

Para pelanggan dapat memeroleh setumpuk informasi

tentang perusahaan, produk, dan pesaing tanpa

meninggalkan kantor atau rumah mereka.

3. Rongrongan yang lebih sedikit:

Para pelanggan tidak perlu menghadapi atau

melayani bujukan atau faktor-faktor emosional,

mereka juga tidak perlu menunggu dalam antrian.

27

Pemasaran on-line memiliki sekurang-kurangnya empat

manfaat besar:

a. Baik perusahaan besar maupun kecil dapat

melakukannya, karena biaya yang dikeluarkan tidak

mahal.

b. Tidak ada keterbatasan riil untuk tempat iklan,

berbeda dengan media cetak dan siaran.

c. Akses dan pengambilan informasi yang cepat

dibandingkan dengan surat dan fax.

d. Situs itu dapat dikunjungi oleh siapa saja didunia

dan kapan saja.

e. Belanja dapat dilakukan secara pribadi dan cepat

Selain kelebihan, layanan on-line juga memiliki

kelemahan,

a. pemasaran on-line tidak selalu cocok untuk setiap

perusahaan juga tidak selalu cocok untuk setiap

produk.

b. Internet kurang bermanfaat untuk produk dan jasa

dimana pembelanja mencari kenyamanan pemesanan yang

28

lebih besar (misalnya buku dan musik) atau biaya

yang lebih rendah (misalnya, perdagangan saham dan

pembaca berita).

c. Internet kurang bermanfaat untuk produk-produk yang

harus disentuh atau diperiksa sebelumnya. Tetapi

hal itupun ada terkecualian. Siapa yang berfikir

bahwa orang akan memesan komputer yang mahal dari

Dell atau Gateway tanpa melihat dan mencoba

sebelumnya.

9. Etika Bisnis

Secara etimologis, kata ”etika” berasal dari bahasa

Yunani, ”ethos”. Kata yang berbentuk tunggal ini

berarti “adat atau kebiasaan “. Bentuk jamaknya adalah

“ta etha” – artinya adat kebiasaan (Bartens, 1993: 4;

De Vos, 1987 : 39). Istilah etika dibatasi pada asal-

usul kata seperti yang disebutkan diatas, etika dapat

diartikan sebagai ilmu tentang apa yang bisa dilakukan

manusia atau ilmu yang mempelajari adat kebiasaan.

29

Beberapa ahli memberikan batasan etika sebagai

berikut:

a. Etika ialah teori tentang perbuatan manusia, yaitu

ditimbang menurut baik dan buruknya (Langeveld, t.t

: 206).

b. Etika ialah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan

atau moral (De Vos 1987 : 1)

c. Ethic (From Greek, ethos, “character”) is the

systematic study of the nature of value concept,

‘good’, ’bad’, ’ought’, ’right’, ’wrong’, etcand of

the general principles which justify us in applying

them to anything; also called ”moral philosophy”,

(from latin mores,’custom’). The present article is

not problem apart from their historical setting.

(Encyclopedia Britanica, 1972:752)

d. Etika: [1] kumpulan asas atau nilai yang berkenaan

dengan akhlak; [2] nilai mengenai benar-salah yang

dianut satu golongan atau masyarakat. Etika : ilmu

tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan

30

tentang hak dan kewajiban moral (Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1995 : 271).

Berdasarkan beberapa definisi yang disebutkan diatas,

dapat disimpulkan bahwa “etika” adalah ilmu yang

membicarakan masalah baik dan buruknya perilaku

manusia dalam kehidupan bersama.” Jelaslah bahwa

sebagai sebuah istilah, etika sekurang-kurangnya

mengandung pengertian, yakni [1] sebagai ilmu, dan [2]

pedoman bagi baik-buruknya perilaku. Sebagai ilmu,

etika berati suatu disiplin pengetahuan yang

mereflesikan masalah-masalah moral atau kesusilaan

secara kritis dan sitematis. Etika sebagai ilmu,

menurut Sudarminta (1933), biasanya dipahami sebagai

cabang ilmu filsafat; filsafat moral. Sebagai pedoman

baik buruknya perilaku, etika adalah nilai-nilai,

norma-norma, dan asas-asas moral yang ipakai sebagai

pegangan yang umumnya diterima bagi penentuan baik-

buruknya perilaku manusia atau benar-salahnya tindakan

manusia sebagai manusia. Sehubungan dengan sebagai

rumusan pengertian etika diatas, perlu pula kiranya

31

diberikan beberapa catatan, yakni, walaupun dalam

Encylopedia Britanica etika dengan tegas dinyatakan

sebagai filsafat moral yaitu studi yang sistematis

mengenai sifat dasar konsep-konsep tentang nilai baik,

buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya, tetap saja

kurang dapat memberikan gambaran yang lengkap tentang

bagaimana etika apat digunakan dalam berbagai aspek

kehidupan manusia.

10. Gabungan antara Etika, Moral, dan Moralitas

menurut Pndangan Islam

Moral menyatakan ukuran, sedangkan etika menjelaskan

ukuran itu (Ya’qub, 1988 : 14). "Moralitas" (dari kata

sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya

sama dengan "moral", hanya ada nada lebih abstrak.

Kita berbicara tentang "moralitas suatu perbuatan",

artinya, segi moral suatu perbuatan atau tentang baik-

buruk perbuatan itu. Oralitas adalah sifat moral

32

atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan

baik dan buruk (Bertens, 1993: 7).

Dengan kata lain, moralitas adalah kualitas perbuatan

manusiawi sehingga perbuatan itu disebut benar atau

salah, baik atau jahat (Sumaryono, 1995: 20). Etika

meliputi semua tindak-tanduk pribadi dan sosial yang

dapat diterima, mulai dari tata aturan "sopan santun

sehari-hari" hingga pendirian yang menentukan jenis

pekerjaan kita; siapa yang menjadi sahabat-sahabat;

serta cara-cara kita berhubungan dengan keluarga dan

orang lain. Sebaliknya, moralitas sifatnya lebih

khusus, dan merupakan bagian dari hukum etika.

Kegunaannya pun khusus. Orang yang tidak memenuhi

janji lisan, kita anggap orang yang tidak dapat

dipercaya atau "tidak etis". Jadi, bukan "tidak

bermoral". Tetapi, menyiksa anak-anak atau meracuni

menantu atau mertua, kita sebut sebagai tindakan yang

tidak bermoral (jadi, ada penekanan pada unsure

keseriusan pelanggaran).

33

Moralitas terdiri atas hukum dasar suatu masyarakat

yang paling hakiki dan sangat kuat (Solomon, 1987).

Moralitas dapat bersifat objektif atau subjektif.

Moralitas objektif adalah moralitas yang iterapkan

pada perbuatan sebagai perbuatan, terlepas dari

modifikasi kehendak pelakunya, sedangkan moralitas

subjektif adalah moralitas yang memandang perbuatan

ditinjau dari kondisi pengetahuan dan pusat perhatian

pelaku, latar belakang, stabilitas emosional, dan

perilaku personal lainnya. Moralitas subjektif

merupakan fakta pengalaman bahwa kesadaran manusia

(suara hati nuraninya) menyetujui atau melarang apa

yang diperbuat manusia. Jelaslah bahwa moralitas

merupakan sistem nila mengenai bagaimana kita harus

hidup secara baik sebagai manusia. Sistem nilai ini

terkandung dalam ajaran moral yang berbentuk petuah-

petuah, nasihat, wejangan, peraturan, perintah, dan

semacamnya yang diwariskan secara turun-temurun

melalui agama atau kebudayaan tertentu tentang

keharusan manusia untuk hidup secara baik agar ia

34

benar-benar menjadi manusia yang baik. Moralitas

adalah tradisi kepercayaan, dalam agama atau

kebudayaan, tentang perilaku yang baik dan buruk

(Magnis-Suseno, 1988: 14; Beauchamp dan Bowie eds.,

1983: 1; Keraf, 1993: 20). Etika, seperti yang

dikatakan Magnis-Suseno (1988:14), bukanlah sumber

tambahan bagi ajaran moral melainkan filsafat atau

pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran

dan pandangan-pandangan moral. Dengan kata lain, etika

adalah ilmu, bukan ajaran. Jadi, etika dan ajaran-

ajaran moral tidak berada di tingkat yang sama. Ajaran

morallah yang mengatakan bahwa kita harus hidup, bukan

etika, melalui Etika hendak memahami mengapa kita

harus mengikuti ajaran moral tertentu, atau bagaimana

kita dapat mengambil sikap yang bertanggung jawab

berhadapan dengan pelbagai ajaran moral

11. Internet

35

Menurut Randal dan Latulipe (1995), internet adalah

singkatan Dari interconnection networking yang secara

sederhana bisa diartikan sebagai a global

network of computer networks. Pada era cyber internet memiliki

akselerasi hyperekponensial yang sulit dibayangkan,

sehingga membentuk sebuah komunitas yang memanfaatkan

internet secara maksimum untuk kepentingan hidupnya

salah satunya adalah untuk kepentingan berkomunikasi

tanpa batas ras, bangsa, geografi kelas dan batasan-

batasan lainnya.

Menurut Sari (2009), internet adalah manifestasi

material usaha manusia terus menerus untuk mencapai

suatu era dimana induksi pengetahuan dan kebudayaan

manusia mencapai suatu kesempurnaan alamiahnya,

sehingga diramalkan membawa dampak terjadinya ledakan

komunikasi dan ledakan besar aktifitas ekonomi antar

negara yang terjadi secara virtual.

12. Website

36

Website atau situs juga dapat diartikan sebagai

kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks,

data gambar diam atau gerak, data animasi, suara,

video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang

bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu

rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-

masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman

(hyperlink).

Bersifat statis apabila isi informasi website tetap,

jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari

pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi

website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya

interaktif dua arah berasal dari pemilik serta

pengguna website. Contoh website statis adalah berisi

profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah

seperti Friendster, Multiply, dan lain-lain. Dalam sisi

pengembangannya, website statis hanya bisa diupdate

oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa

diupdate oleh pengguna maupun pemilik. Berkembangnya

penggunaan website saat ini merupakan kabar yang

37

menggembirakan bagi banyak praktisi information technology

(IT).

Situs website diperlukan untuk berbagai kepentingan

berkaitan dengan penyampaian informasi mulai dari

perusahaan besar atau kecil, lembaga pemerintahan,

pendidikan, dunia hiburan dan masih banyak lagi.

Website merupakan sarana yang efektif untuk melakukan

promosi produk dan jasa sehinggan cukup banyak

perusahaan penjualan barang dan jasa yang membuat

website sebagai e-commerce. Menurut Sari (2009) untuk

menganalisis keberhasilan sebuah situs, kepastian data

perlu dilihat beberapa informasi, antara lain :

1. Frekwensi pengunjung

2. Lamanya pengunjung berada di sebuah situs

3. Lamanya pengunjung di tiap halaman situs

4. Hal-hal yang diminati pengunjung

5. Kode negara yang melakukan pemesanan.

38

13. Implementasi Etika menurut Pndangan Islam

Ketika berhadapan dengan ajaran moral, maka terkandung

didalamnya penilaian baik-buruk, benar-salah, diterima

atau tidak sebuah prilaku menurut suatu norma, aturan,

ajaran, dan hukum tertentu. Dalam ajaran agama Islam,

penilaian baik dan buruk ini dikenal dengan istilah

ahlak. Secara bahasa, kata "akhlak" berasal dari

bahasa Arab, b khalaqa. Kata asalnya adalah khuluqun

(jamak), yang artinya

perangai, tabiat, budi pekerti, atau tingkah laku

(Saefuddin, dkk., 1987:200; Ya'qub, 1988:11). Kata ini

mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan

khalqun yang berarti "kejadian," serta erat

hubungannya dengan khaliq yang artinya "pencipta," dan

makhluq yang berarti "yang diciptakan". Dengan

demikian, perumusan pengertian "akhlak" timbul sebagai

media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara

Khalik dan makhluk, serta antara makhluk dan makhluk.

Kata akhlak juga sering diartikan sebagai etika, dan

39

juga moral. Dengan demikian, yang dirnaksud akhlak

adalah daya positif dan aktif yang diperoleh seseorang

untuk mengalihkan situasi batinnya (tendensi

naturalnya) kepada kualitas moral (Ali, 1987: 371).

Jadi, jika ada sementara orang yang berpendapat bahwa

etika sama dengan akhlak, persamaan itu memang ada;

keduanya membahas masalah baik-buruknya tingkah laku

manusia. Dalam pandangan Islam, akhlak adalah ilmu

pengetahuan yang mengajarkan mana yang baik dan mana

yang buruk berdasarkan ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya.

Berdasarkan pengertian bahasa diatas,dapat dikatakan

bahwa akhlak, atau sistem perilaku, terwujudkan

melalui proses aplikasi sistem nilai dan atau norma

yang bersumber pada al-Quran dan Sunnah. Berbeda

dengan etika yang terbentuk dari sistem nilai dan atau

norma yang berlaku secara alamiah dalam masyarakat dan

dapat berubah menurut kesepakatan dan persetujuan dari

masyarakatnya pada dimensi waktu dan ruang tertentu,

system etika justru sama sekali bebas nilai dan lepas

dari hablumminallah (hubungan dengan Allah).

40

Etika Bisnis Islam Etika menurut Al-awani (2005:4)

merupakan model prilaku yang hendaknya diikuti untuk

mengharmoniskan hubungan manusia, meminimalkan

penyimpangan, dan berfungsi untuk kesejahteraan

masyarakat. Etika yang terdapat dalam literature

bisnis berdasarkan pada pendapat mengenai etika

bisnis. Secara spesifik hal tersebut diklasifikasikan

ke dalam bidang bisnis sebagai berikut :

1. praktek etika bisnis;

2. individu dan organisasi;

3. tanggung jawab social dan prinsip perusahaan

4. tanggungjawab social dan praktek perusahaan;

5. prinsip etika ekonomi pasar;

6. etika dalam praktek accounting dan auditing;

7. etika dalam Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.2, No.2,

Oktober 2012 ISSN: 2088-981X 160 | Chairiawaty

praktek marketing;

8. etika dalam praktek manajemen personal, dan (9)

etika dalam praktek investasi.

41

9. Sedangkan moralitas dalam Islam sangat banyak dalam

jangkauan luas dan komprehensif

Moralitas Islam berhubungan dengan semua aspek

kehidupan manusia, nerkaitan dengan hubungan antara

manusia dengan Allah, manusia dengan sesamanya, dan

makhluk lain di alam semesta. Wilayah moralitas dalam

Islam mencakup beriman kepada Allah, ritual keagamaan,

ketaatan spiritual, prilaku social, pembuatan

keputusan, menacari ilmu pengetahuan, kebiasaan

berkomsumsi, kesadaran dalam biacara, dan semua aspek

kehidupan lainnya, termasuk Bisnis. Prinsip moral dan

etika bisnis dalam Islam tercakup dalam Al Qur’an dan

Hadits, yang terdiri dari : (1) Kebenaran, (2) Amanah,

(3) Keikhlasan, (4) Persaudaraan, (5) Ilmu

Pengetahuan, dan (6) Keadilan (Abdallha A.Hanafi dan

Hamid Sallam dalam Al Awani, 2005: 36-39). Prinsip

kebenaran memiliki implikasi mendalam bagi prilaku

bisnis. Seorang pelaku bisnis hendaknya jujur, teguh,

benar, dan lurus dalam semua perjanjian bisnisnya.

Tidak ada ruang untuk penipuan, bicara bohong, dan

42

iklan yang menipu dalam bingkai bisnis Islam. Amanah

merupakan prinsip etika fundamental Islam, yang

esensinya adalah rasa tanggung jawab, dengan prinsip

amanah pelaku bisnis tidak akan berbuat yang

mambahayakan atau menghancurkan masyarakat atau

lingkungannya. Selanjutnya Islam juga sangat

menekankan pada pentingnya keikhlasan dalam niat dan

prilaku dalam setiap langkah kehidupan Keikhlasan

mengakibatkan kerja lebih efisien dan prodkutivitas

lebih tinggi, serta mengurangi manipulasi atau

eksploitasi orang lain untuk alasan-alasan personal.

Akltivitas-aktivitas bisnis juga harus bisa membentuk

sikap pelaku bisnis yang tidak memandang ras, warna

kulit, suku, kasta, atau bahasa, serta harus bisa

menumbuhkan pengetahuan bagi pihak-pihak tekait.

Prinsip terkahir dari etika bisnis Islam adalah

keadilan yang berarti bahwa semua orang/pelanggang

diberlakukan secara patut, tanpa kewajiban yang tidak

patut. Analisis Branding dalam Etika Islam Kalau

slogan-slogan dalam branding dijadikan sebuah strategi

43

penetrasi pasar oleh sebuah perusahaan, maka perlu

dibuat rambu-rambu. Iklan sebuah produk atau jasa yang

bakal terus ramai di banyak koran, radio, dan televisi

harus terikat rambu-rambu yang diatur kode etik

periklanan. Misalnya iklan barang-barang komersial

tidak boleh menyerang atau melecehkan merek dagang

produk lain yang menjadi kompetitor. Dalam iklan atau

brnading, seharusnya yang ditonjolkan adalah

keunggulan produk yang akan diluncurkan secara real.

Branding atau Iklan, jujurkah? Pertanyaan ini muncul

ketika kita tahu betapa besarnya uang yang berputar

dalam lingkaran bisnis itu. Pada dasarnya iklan-iklan

memiliki tujuan utama memasarkan produknya saja,

dengan target meningkatnya pencitraan yang ujung-

ujungnya penjualan meningkat. Perkara kualitas

barang/produk bias dipertanggungjawabkan atau tidak

adalah urutan ke sekian, atau bahkan tidak ada sama

sekali dalam daftar. Kalau ini yang terjadi, maka

sebenarnya yang sedang berlangsung upaya-upaya

pembodohan bagi komsumen. Bahkan sebenarnya yang

44

terjadi kemudian adalah hukum pasar, saling klaim,

saling menjelekkan kompetitor dan saling

berpropaganda keunggulan dirinya dibanding yang lain.

Pada kenyataannya tidak sedikit pelabelan sebagai

iklan yang tidak mengindahkan etika. Kondisi seperti

ini sebetulnya dapat dihindari, bilamana dan hanya

bila para “produsen” atau korporasi mengaplikasikan

“etika” dalam mengiklankan dirinya, yang sebenarnya

melekat dalam Branding (terutama dalam slogan) itu

adalah lembaga atau organisasi yang mewahadinya. Etika

Islam memberikan rambu-rambu dalam menyampaikan pesan-

pesan dalam branding atau iklan sebagai berikut:

a. Ikhlas (Keikhlasan)

Penyampaian pesan malalui kampanye atau ikaln dalam

Islam merupakan bagian dari amal shaleh dan ibadah,

maka dari itu harus diperhatikan keihklasan niat dan

ketulusan motivasi, sebagimana tertera dalam Al Qur’an

45

Surat Al Baqarah ayat 5, “Padahal mereka tidak disuruh

kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan

keta’atan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan

lurus.

b. Tha’ah (Ketaatan/Komitmen)

Branding yang digunakan harus senantiasa mengikuti

aturan yang berlaku atau arahan perusahaani yang

berkenaan dengan kampanye sebagai bentuk keta’atan

kepada ulil amri.“Dan diantara manusia ada orang yang

menggunakan perkataan yang tidak berguna untuk

menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa pengetahuan

dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka

itu memperoleh azab yang menghinakan (QR. Luqman:6)

c. Uswah (Keteladanan)

Menampilkan dan menyampaikan kegiatan perusahaan harus

dengan cara dan eteladanan yang terbaik. Di antara

etika branding yang terbaik dan simpatik adalah

mengedepankan keunggulan produk atau jasa tanpa

menjelekkan dan mengejek produk atau jasa dari

perusahaan lain. Rasulullah bersabda,”

46

Sesungguhnya Allah mewajibkan untuk berbuat sebaik-

baiknya dalam segala urusan. Selain itu iklan yang

efektif iklan dengan cara menggunakan bahasa dan

prilaku yang memikat dan menarik simpati orang.

d. Siddiq (Kejujuran)

Kejujuran merupakan salah satu kunci sukses pemasaran.

Oleh karena itu mengobral janji tanpa

merealisasikannya merupakan tindakan yang penuh

dengan kebohongan, dan berbohong adalah salah satu

dosa besar. Sabda Rasulullah,” Berpeganglah kamu pada

kejujuran, karena jujur itu menunjukkan kamu pada

kebaikan, dan kebaikan itu merupakan jalan menuju

surga.”

e. Ukhuwah (Persaudaraan)

Branding bukanlah arena untuk memuaskan selera dan

hawa nafsu. Perkataan yang diucapkan, symbol-simbol

yang ditampilkan harus senantiasa mencerminkan

47

persaudaraan, tidak boleh berprasangka buruk apalagi

melontarkan tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan, yang

akan menimbulkan ketegangan dan perseteruan yang

menggaggu persaudaraan. Firman Allah dalam QS. Al

Hujarat 10-12,m “Sesungguhnya orang-orang mu’min itu

bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua

saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu

mendapat rahmat.” Sedangkan sabda Rsulullah,” Mencaci

maki seorang muslim adalah suatu kefasikan, dan

membunuhnya adalah suatu kekafiran.” f. Tarbawy

(Edukatif) Branding juga merupakan sebuah sarana

pendidikan yang harus menjunjung tinggi nilai-nilai

moral dan kesantunan, disamping sebagai sarana dakwah

yang memiliki makna mengajak dengan cara persuasif,

tidak memaksa atau mengintimidasi. Oleh karena itu

branding harus memiliki komitmen terhadap nilai-nilai

edukatif. Firman Allah dalam QS. Al Baqarah 256 jelas

menyatakan, ”Tidak ada paksaan untuk memasuki agama

Islam, sesungguhnya telah jelaslah jalan yang benar

daripada jalan yang salah.”

48

f. Tawadlu (Rendah Hati)

Akhlak Islam mengharuskan agar suatu golongan tidak

menganggap golongan itu yang paling benar, juga tidak

mudah menuduh kalangan lain melakukan suatu kesesatan.

Menyampaikan keunggulan diri atau golongan boleh saja,

tetapi tidak mengaitkannya dengan kekurangan

orang/golongan lain. QS An Najm 32, artinya,: “Maka

janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang

paling mengetahui orang yang bertaqwa”. Selain harus

memiliki karakter-karakter yang mengandung kaidah-

kaidah Islami dalam cara penyampaian, dalam etika

Islam untuk branding dalam hal ini iklan juga harus

melandasi penggunaan kata-kata atau simbol-simbol yang

digunakan sesuai dengan aturan Islam, seperti misalnya

menganjurkan supaya slogannya menggunakan kata-kata

yang pantas, secara roporsional, yang mudah dicerna

oleh pihak lain, dan tidak menimbulkan interpretasi

yang bermacam-macam. Dalam Qur’an Surat Al-Isra’ ayat

26, Allah memerintahkan agar orang beriman menggunakan

49

perkataan yang baik (kalimat yang tepat dan

manusiawi). Bahkan Allah SWT lebih lanjut berfiman

”Katakalah kepada mereka ucapan yang pantas, yang

tidak enyinggung kehormatan mereka.(Q.SAl-Isra’28).

Islam tidak pernah menghendaki penggunaan kata-kata

bersayap, seperti misalnya “tidak ada kolusi, yang ada

hanya penyimpangan prosedur. Kalimat-kalimat bersayap

seperti ini apabila terus dibudayakan dan dikatakan

oleh para pemimpin, akan menyebabkan merosotnya

wibawa pemimpin dimata khalayak. Dan pada gilirannya

masyarakat akan membuat asumsi: “Jika pemimpin

mengatakan tentang sesuatu, tentu yang dimaksud adalah

sebaliknya”, jadi seolah-olah masyarakat kita selalu

“dididik” ,untuk mengambil kesimpulan secara terbalik.

Qur’an memberikan berbagai contoh perkataan yang

dapat dikatakan sebagai kata majemuk yang mempunyai

berbagai konotasi makna. Kata kiasan yang baik, ramah

dalam Qur’an diungkapkan dengan “Qawlan ma’rufan”

(S.Al-Baqarah 235) dan kata-kata yang benar dan tegas,

“Qawlan sadidan” (S.An-Nisa 9) dalam artian perkataan

50

itu jujur, tidak mengakali, dan tidak munafik,

Perkataan yang pasti yang disebut dengan Qawlan

Baligo, merupakan koridor ke tiga yang diwajibkan

Allah Swt, kepada manusia bila akan berkat-kata, yaitu

perkataan yang diharapkan dapat memberi bekas yang

mendalam ke dalam sanubari orang yang menerimanya.

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa’63 yang

artinya “mereka itu (orang munafik adalah orang-orang

yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka.

Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah

merekapelajaran, dan katakanlah kepada mereka

perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”. Di samping

perkataan yang lemah lembut dan penuh penghormatan

“Qawlan karieman” dianjurkan dalam Al-Qur’an Surat Al-

Isra’ 23. Hal ini merupakan manifestasi cinta yang

tulus dan ikhlas. Lebih jauh lagi kita diperintahkan

menggunakan kata-kata yang halus, sopan dan bijak

khususnya ditujukan kepada penguasa tirani. Kata ini

“Qawlan layyinan” (QS. Thaaha,41) misalnya

diinstruksikan oleh Allah kepada Musa dan Harun,

51

sebagai kata yang berdimensi dakwah kepada Fir’aun.

Karena ucapan yang demikianlah yang dianggap akan

berkesan dihatinya, dan kemungkinan cenderung

menyambut ajakannya. Dengan demikian, Islam telah

memberikan batas yang jelas kepada siapapun manakala

akan memberikan informasi kepada orang lain, terutama

bila dia akan memberikan janji. Ada empat etika atau

rambu-rambu yang diberikan Allah terhadap hal

tersebut, yaitu: Qawlan Sadidan; Qawlan Baligho;

Qawlan Layyinan; dan Qawlan Karieman. Kesimpulan

Identitas suatu merek adalah pesan yang disampaikan

oleh suatu merek melalui bentuk tampilan produk, nama,

simbol, slogan, iklan, dsb. Identitas merek berkaitan

erat dengan citra merek (brand image) karena citra

merek merujuk pada bagaimana persepsi konsumen akan

suatu merek. Identitas merek juga sangat berkaitan

erat dengan apa yang disodorkan oleh pemasar yang

dikirimkan bersamaan dengan sumber-sumber informasi

yang lain dan kemudian melalui media komunikasi

sinyal-sinyal ini dikirimkan kepada konsumen. Branding

52

sebagai strategi pemasaran pada umumnya bertujuan

membentuk image sebuah produk atau layanan yang bias

mengesankan masyarakat. Iklan sebagai sebuah branding

memang dianggap menjadi ebuah alat yang paling

efektif dan efisien dalam mempromosikan produk atau

layanan kepada masyarakat. Oleh karena itulah, agar

iklan menjadi sebuah media yang efektif dan efesien

untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat, maka

perkataan atau pesan yang akan diiklankan harus

mengandung nilai kebenaran,kejujuran, tegas,

keikhlasan, kepastian, dan kekonsistenan dengan tidak

meninggalkan kehalusan kata-kata yang hendak

disampaikan, dalam arti bahwa kata-kata yang akan

diiklankan tidak menyinggung seseorang, atausebuah

kaum atau kelompok tertentu (Qawlan Sadidan, Qawlan

Baligho; Qawlan Karieman, dan Qawlan Layyinan). Inilah

etika iklan politik menurut Islam.

53

G. KESIMPULAN DAN SARAN

Identitas suatu merek adalah pesan yang disampaikan

oleh suatu merek melalui bentuk tampilan produk, nama,

simbol, slogan, iklan, dsb. Identitas merek berkaitan

erat dengan citra merek (brand image) karena citra

merek merujuk pada bagaimana persepsi konsumen akan

suatu merek. Identitas merek juga sangat berkaitan erat

dengan apa yang disodorkan oleh pemasar yang dikirimkan

bersamaan dengan sumber-sumber informasi yang lain dan

kemudian melalui media komunikasi sinyal-sinyal ini

dikirimkan kepada konsumen. Branding sebagai strategi

pemasaran pada umumnya bertujuan membentuk image sebuah

produk atau layanan yang bisa mengesankan masyarakat.

Iklan sebagai Sebuah branding memang dianggap menjadi

sebuah alat yang paling efektif dan efisien dalam

mempromosikan produk atau layanan kepada masyarakat.

Oleh karena itulah, agar iklan menjadi sebuah media yang

efektif dan efesien untuk memberikan pendidikan kepada

masyarakat, maka perkataan atau pesan yang akan

54

diiklankan harus mengandung nilai kebenaran,kejujuran,

tegas, keikhlasan, kepastian, dan kekonsistenan dengan

tidak meninggalkan kehalusan kata- kata yang hendak

disampaikan, dalam arti bahwa kata-kata yang akan

diiklankan tidak menyinggung seseorang, atau sebuah kaum

atau kelompok tertentu (Qawlan Sadidan, Qawlan Baligho;

Qawlan Karieman, dan Qawlan Layyinan). Inilah etika

iklan politik menurut Islam.

Proyeksikan mendapatkan manfaat dalam meningkatkan

Strategi Penguatan Trust In A Brand Keunggulan

Kompetitif Menggunakan E-Marketing Pada Fakultas

Ekonomi Manajemen Strata Satu Dan Pasca Sarjana

Universitas Islam Batik Surakarta, sehingga keberadaan

posisi pasar Universitas Islam Batik Surakarta menjadi

lebih diperhitungkan baik oleh konsumen dalam hal ini

mahasiswa maupun calon mahasiswa, maupun pesaing

perguruan tinggi swasta se-Solo Raya atau dilingkungan

kopertis wilayah VI.

55

Implementasi dari kebijakan Strategi Penguatan Trust

In A Brand Keunggulan Kompetitif Menggunakan E-Marketing

Pada Fakultas Ekonomi Manajemen Strata Satu Dan Pasca

Sarjana Universitas Islam Batik Surakarta, lebih

spesifikasi adalah dapat di implementasikan dalan

program kerja dengan tema “Do The Best and Be Religius”

Saran sebagai sumbangsih pemikiran yang dapa\t

dagendakan sebagai bagian dari rancangan pemasaran team

pemasaran Universitas Islam Batik Surakarta, diharapkan

tidak hanya dilakukan hanya pada event mendekati tahun

ajaran baru, saja, karena kebijakan pemasaran yang hanya

dilakukan sekadar berorientasi “berburu” sisa-sisa calom

mahasiswa yang notanene ‘buangan’ dari kampus PTN atau

PTN besar, akan tetapi Universitas Islam Batik

Surakarta, sudah mulai melakukan pemasaran sosial dan

publikasi dengan melakukan pengembangan pelaksanaan Tri

Dharma Perguruan Tinggi, melalui :

1. Pendekatan kemitraan dengan masyarakat

2. Pembinaan bidang-bidang ekonomi kerakyatan

3. Pembinaan kesehatan Masyarakat

56

4. Pembinaan Penjaminan Mutu Pendidikan

5. Pembinaan kemitraan saling menguntungan dengan media

masa dan media cetak

Untuk lebih jelas maka dapat dijabarkan ragam

implementasi dari pemasaran sosial dan publikasi dengan

melakukan pengembangan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan

Tinggi, melalui :

1. Pendekatan kemitraan dengan masyarakat

Kemitraan dengan masyarakat dalam hal ini dapat

dilakukan dalam wujud kepekaan atas event besar yang

melibatkan masyarakat dalam skala besar antara lain:

A. Pemilukada (pemilihan umum Kepala Daerah)

Universitas Islam Batik Surakarta mencoba ikut

melibatkan diri secara aktif dalam pelaksanaan

sosialisasi proses menuju Pemilukada, misalkan

melakukan kerjasama dengan KPU (komisi Pemilihan

umum) untuk melakukan penyususnan iklan layanan

masyarakat tentang ‘apa, bagaiman, kapan’ Pemilukada

akan dilaksanakan.

57

B. Perubahan kebijakan Harga Elpiji dan Tabung Gas

Elpiji

Universitas Islam Batik Surakarta ikut melibatkan

diri secara aktif dalam pelaksanaan sosialisasi

penggunaan tabung elpiji 3 Kg sebagai tabung

bersubsidi untuk masyarakat keluarga kecil, usaha

mikro (warung/kedai) dan tidak untuk para pelaku

industri dengan melakukan penyebaran brosur, Pamflet,

atau spanduk iklan layanan masyarakat tentang ‘tabung

gas 3 kg bersubsidi’

2. Pembinaan bidang-bidang ekonomi kerakyatan

Sosialisasi dan Pembinaan Kewirausahaan sebagai

bentuk upaya eksperimental prenueship dari Universitas

Islam Batik Surakarta dengan melibatkan diri secara

aktif dalam pelaksanaan penciptaan ragam kesempatan

wirausaha bagi mahasiswa atau masyarakat sekitar

kampus sebagai upaya penguatan pilar ekonomi

kerakyatan. Bentuk pengembangan eksperimental prenueship

58

dari Universitas Islam Batik Surakarta, antaralain

dapat dilakukan dengan :

Pembuatan Direktori Portal Web Base E-Marketing

wirausaha kaleng dan tong bekas Pasar Kabangan

surakarta

Pelatihan dan pengembangan model pemasaran e-

marketing wirausaha kaleng dan tong bekas pasar

kabangan surakarta

Pembuatan Direktori Portal Web Base e-marketing

pada bursa minggu - pasar mobil bekas ‘Sriwedari’

sebagai sentra ekonomi rakyat dan bisnis kemitraan

universitas islam batik surakarta

Pendirian Lembaga pengembangan dan pemasaran sosial

bisnis inovasi Manajemen dan Teknologi Sistem

Informasi Mandiri Bermartabat, sebagai gerakan anti

campus agreement melalui pengembangan laboratorium

komputer berbasis free open source software, untuk

sekolah-sekolah setingkat SMA, SMK, SMP, SD se-

Soloraya

59

Pembentukan pusat pengembangan pembelajaran

interaktif anak usia dini berkebutuhan khusus (ABK)

berbasis teknologi informasi free opensource,

sebagai upaya kepedulian atas dicanangkannya kota

Solo sebagai kota layak anak

Pembentukan Majelis Swadaya Masyarakat Pemberdaya

Teknologi Informasi Universitas Islam Batik

Surakarta, sebagai bentuk keunggulan kompetitip

Kampus dalam inovasi bisnis penyediaan guru ajar,

software edukasi dan modul kerja pembelajaran

teknologi informasi berbasis free opensource

Pembentukan Lembaga keuangan Non Bank, misalkan BMT

Universitas Islam Batik, dengan sasaran pemberian

modal kredit usaha rakyat

3. Pembinaan kesehatan Masyarakat

Kemitraan dengan masyarakat dalam bentuk pembinaan

kesehatan masyarakat, hal ini dapat dilakukan dalam

wujud kepekaan kampus terhadap kebutuhan layanan

kesehatan antara lain:

60

Ikut serja dalam sosialisasi jaminan kesehatan

melalui BPJS-kesehatan sebagai upaya dukungan

kebijakan pemerintah Indonesia dari perguruan

tinggi

Keterlibatan LDK (lembaga dakwah Kampus) ikut serta

dalam penggalangan kitanan masal untuk warga kurang

mampu, dengan menggandeng Ikatan Dokter Indonesia,

atau rumah sakit sekitar kota Solo raya.

Sosialisasi penggunaan ragam alat kontrasepsi dan

perawatan alat reproduksi wanita dalam upaya

penekanan angka kematian Ibu dan anak

Pembentukan klinik kesehatan Mahasiswa, hingga

dikembangkan sebagai unit usaha sosial untuk

masyarakat sekitar kampus

4. Pembinaan Penjaminan Mutu Pendidikan

Bentuk pembinaan Penjaminan Mutu Pendidikan

masyarakat, hal ini dapat dilakukan dalam wujud

61

kepekaan kampus terhadap kebutuhan layanan Mutu

Pendidikan masyarakat antara lain:

Berperan aktif dalam sosialisasi pelaksanaan

kurikulum 2013 dengan melakukan kegiatan workshop

pembelajaran interaktif kurikulum 2013 pada guru-

guru se eks karisidenan Surakarta

Membuat event Pelatihan dan pengembangan e-learning

untuk sekolah-sekolah sebagai upaya peningkatan

jaminan Mutu Pendidikan

Membangun Portal Web E-belajarmandiri online sebagai

pusat rujukan bahan mata pelajaran dan latihan soal

untuk sekolah setingkat SD, SMP, SMA, SMK, sehingga

berpengaruh terhadap brand loyalty (loyalitas merek

dan nama baik) Universitas Islam Batik Surakarta.

Membantu Implementasi penggunaan Teknologi Server

SMS Gateway untuk sekolah setingkat SD, SMP, SMA,

SMK pada eks karisidenan Surakarta sebagai media

interaksi dan informasi dua arah baik untuk siswa,

orang tua, guru.

62

Membantu Implementasi penggunaan Teknologi Digital

Library On line Web Base untuk sekolah setingkat

SD, SMP, SMA, SMK sebagai sumber referensi keilmuan

bebas ruang dan waktu sehingga dapat di akses oleh

para siswa, guru dan karyawan

5. Pembinaan kemitraan saling menguntungan dengan media

masa dan media cetak

Bentuk pembinaan kemitraan saling menguntungan dengan

media masa dan media cetak, hal ini dapat dilakukan

antara lain dalam wujud layanan informasi pendidikan

tinggi untuk masyarakat yang lebih luas hingga

jangkauan luar kota, luar pulau, atau bahkan luar

negeri, dengan melakukan kemitraan :

Publikasi Akreditasi Perguruan tinggi dalam even

tahun baru ajar, dan even penerimaan mahasiswa baru

dan Publikasi media masa pengukuhan Guru besar baru

Universitas Islam Batik Surakarta

63

Publikasi media masa Keberhasilan atas pemberian

dana dari Dikti, atau pemerintah bahkan dana dari

luar negeri atas Penelitian, Pengabdian masyarkat

sebagai bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan

Tinggi Universitas Islam Batik Surakarta

Publikasi media masa event Pelatihan dan

pengembangan e-learning untuk sekolah-sekolah

sebagai upaya peningkatan jaminan Mutu Pendidikan

Publikasi media masa Implementasi Portal Web E-

belajarmandiri online pada sekolah setingkat SD, SMP,

SMA, SMK, sehingga berpengaruh terhadap brand

loyalty (loyalitas merek dan nama baik) Universitas

Islam Batik Surakarta.

Publikasi media masa Implementasi penggunaan

Teknologi Server SMS Gateway untuk sekolah

setingkat SD, SMP, SMA, SMK pada eks karisidenan

Surakarta sebagai media interaksi dan informasi dua

arah baik untuk siswa, orang tua, guru.