38
EFEKTIFITAS DIKLAT DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN FIKIH DI MADRASAH TSANAWIYAH SUNAN AMPEL ARJOSARI KECAMATAN REJOSO KABUPATEN PASURUAN PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menempuh Seminar Proposal Skripsi progam Studi Pendidikan Agama Islam STAI AL-Khoziny Buduran-Sidoarjo Tahun Akademi 2012- 2013 Oleh : UMI KULSUM NIM : 2009791101205 NIMKO : 2009.4.079.0001.1.02076 i

PROPOSAL SKRIPSI

Embed Size (px)

Citation preview

EFEKTIFITAS DIKLAT DALAM MENINGKATKAN

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN FIKIH DI

MADRASAH TSANAWIYAH SUNAN AMPEL ARJOSARI

KECAMATAN REJOSO KABUPATEN PASURUAN

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menempuh Seminar

Proposal Skripsi progam Studi Pendidikan Agama Islam

STAI AL-Khoziny Buduran-Sidoarjo Tahun Akademi 2012-

2013

Oleh :

UMI KULSUM

NIM : 2009791101205

NIMKO : 2009.4.079.0001.1.02076

i

SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM (STAI) AL-KHOZINY

BUDURAN – SIDOARJO JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2013

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi

Nama : UMI KULSUM

NIM/NIMKO : 2009791101205 /

2009.4.079.0001.1.02076

Judul : Efektifitas Diklat Dalam Meningkatkan

Kompetensi Guru Mata Pelajaran Fikih Di

Madrasah Tsanawiyah Sunan Ampel

Arjosari Kecamatan Rejoso Kabupaten

Pasuruan

Telah di periksa dan memenuhi persyaratan untuk

diajukan ke depan Seminar Proposal Skripsi Progam Studi

Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) Al-Khoziny Buduran Sidoarjo Tahun Akademik 2012

– 2013

Disetujui Pada Tanggal

Maret 2013

iii

Ketua Prodi PAI,

WAHYU PARIHIN, M.Pd.I

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi

Muhammad Saw. segenap keluarga dan para sahabat beliau,

terlimpah pula kepada segenap kaum muslimin dan muslimat

selaku umat beliau.

Dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan guna

menempuh Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI

Al Khoziny Buduran Sidoarjo pada semester genap tahun

akademik 2012-2013, penulis telah berhasil menyusun propsal

skripsi, “ Efektifitas Diklat Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru

iv

Mata Pelajaran Fikih Di Madrasah Tsanawiyah Sunan Ampel Arjosari

Rejoso Pasuruan ".

Kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis

mengucapkan terimakasih terutama kepada :

1. Bapak Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag., selaku

Ketua STAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo.

2. Bapak Wahyu Parihin, MPd.I., selaku Ketua Prodi

Pendidikan Agama Islam STAI Al Khoziny Buduran

Sidoarjo.

3. Bapak/Ibu Dosen dan karyawan STAI Al Khoziny Buduran

Sidoarjo.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih belum

sempurna, untuk itu segala kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan

demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat dalam dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

sekolah/madrasah.

Sidoarjo, Maret

2013

Penulis,

v

DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................... i

Halaman Pengesahan................................ ii

Kata Pengantar.................................... iii

Daftar Isi........................................ iv

A. Judul Penelitian ............................ 1

B. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah ...................... 1

2. Rumusan Masalah.............................. 4

3. Tujuan Penelitia............................. 4

4. Manfaat Peneliti............................. 5

5. Definisi Operasional, Asumsi dan Keterbatasan 5

C.................................................Kaji

an Pustaka

1. Kajian Pustaka .............................. 8

2. Kerangka Pemikiran........................... 10

3. Hipotesis Penelitian ........................ 11

D. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian ........................ 11

vi

2. Populasi dan Sampel.......................... 12

3. Teknik Pengumpulan Data ..................... 14

4. Teknik Analisis Data......................... 15

E. Jadwal Penelitian.............................. 17

F. Daftar Pustaka................................. 18

Lampiran

Outline Penelitian

vii

A. Judul Penelitian

Efektifitas Diklat Dalam Meningkatkan Kompetensi

Guru Mata Pelajaran Fikih Di Madrasah Tsanawiyah

Sunan Ampel Arjosari Kecamatan Rejoso Kabupaten

Pasuruan

B. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang

penting dalam pengembangan sumber daya manusia,

karena pendidikan menambah pengetahuan, baik secara

langsung maupun tidak langsung menyangkut

pekerjaan, maupun mengenai cara dan teknik

menyelesaikan suatu tugas kerja tersebut secara

tepat guna. Dengan demikian pendidikan pada

dasarnya dapat dipandang sebagai investasi yang

imbalannya baru dapat dinikmati beberapa tahun

kemudian dalam bentuk pertambahan kemampuan dan

ketrampilan kerja. Dengan demikian peningkatan

pendidikan dapat mengarah pada peningkatan

produktifitas kerja. Sehingga pada akhirnya akan

menaikkan tingkat ekonomi dan status sosialnya.

1

2

Dalam bab 1 pasal 1 (satu) ayat 1 (satu) Undang-

undang Nomor 14 Tahun 2005 (UU 14/2005) tentang Guru

dan Dosen. dinyatakan bahwa guru adalah pendidik

professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik.1 Sedangkan dalam bab VI

pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

(PP19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan,

dinyatakan bahwa:

a.Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai agen pembelajaran.

b.Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan

minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik

yang di buktikan dengan ijasah atau sertifikat

keahlian yang relevan

c.Kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi

kompetensi pendagogol, kepribadian, professional

dan kompetensi sosial.2

1 Sekertariat Negara RI, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Bandung:Citra Umbara, 2005), hal.2.2 Sekertariat Negara RI, Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Bandung: Citra Umbara, 2005), hal. 19.

3

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dan

sebagai tenaga professional, guru adalah agen

pembelajaran dan sebagai agen pembelajaran, guru

harus memiliki empat kompetensi pedagogic dan

kompetensi profesional yang berhubungan langsung

dengan proses pembelajaran serta kompetensi

kepribadian dan sosial yang meskipun tidak

berhubungan langsung dengan proses pembelajaran

tetapi berpengaruh terhadap jalannya proses

pembelajaran.

Dalam konsep islam, kompetensi merupakan suatu

yang mutlak dan harus diimplementasikan dalam

kegiatan sehari-hari. Sebagaimana firman Allah SWT

dalam Al Qur’an surat An’am ayat 135 dan Hadits Nabi

Mukhammad Saw, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :

لمون� لح ال ظ� ف� � ه لا ي � دار ان ة� ال ب" % اق ن� له ع و* ك � ن� ت ن� م علمو* % ف� ي سو* � ل ق ام ع �ي� ن5 م ا ك ت% ; كا ن لي� م ا ع لمو* م اع ؤ* ا ق% � ل ت % ق

“Katakanlah:”Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuannmu,

sesungguhnya Akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan

mengetahui ,siapakah (diantara kita) yang akan memperoleh hasil

4

yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu

tidak akan mendapatkan keberuntungan”.3

اعه% ر ال س ظ� ت% ; ا ن � له ق ر اه ي� د الامر الي ع� ا وس اذ�

“Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya,

maka tunggulah saat kehancurannya”.4

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

setiap pekerjaan menuntut kompetensi sesuai

keahlian, begitu juga guru sebagai jabatan

profesional guru dituntut untuk memiliki kompetensi

dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan diklat

yang di lakukan.

Guru yang memiliki pengalaman diklat memiliki

kelebihan tersendiri dibandingkan guru tidak

memiliki pengalaman diklat. Guru yang memiliki

pengalaman diklat tidak hanya mampu melaksanakan

pembelajaran, akan tetapi mampu melaksanakan

pembinaan pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik

sesuai dengan aspek koknitif, afektif dan

3 Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahannya (Semarang: Tanjung Mas Inti, 2000), hal. 190 4 Hasyimi Beik, Hadits Syarif (Kairo: Al Azhar, 1949), hal. 19.

5

psikomotorik siswa. Guru berpengalaman mampu

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik,

dengan kualitas guru seperti itu, maka proses

pembelajaran akan berhasil dengan baik, yang pada

gilirannya akan mampu menghasilkan lulusan yang

lebih baik pula.

Namun pada kenyataannya tidak sedikit dijumpai

lembaga-lembaga pendidikan formal

(sekolah/madrasah), terutama lembaga pendidikan

swasta, masalah pengalaman diklat masih belum

mendapatkan perhatian yang serius, apa lagi guru

pendidikan agama islam (PAI), disampinhg guru yang

memiliki pengalaman diklat masih banyak juga yang

belum memiliki pengalaman diklat. Permasalahannya

adalah, apakah guru yang belum memiliki pengalaman

diklat mempunyai kemampuan (kompetensi) yang sama

dengan guru yang memiliki pengalaman diklat.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian tentang Efektifitas

Diklat Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Mata

6

Pelajaran Fikih Di MTs. Sunan Ampel Arjosari Rejoso

Pasuruan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,

maka peneliti merumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana efektifitas diklat di MTs. Sunan

Ampel Arjosari Rejoso Pasuruan?

2. Bagaimana kegiatan diklat dalam meningkatkan

kompetensi guru Ilmu Fikih di MTs. Sunan Ampel

Arjosari Rejoso Pasuruan?

3. Bagaimana peningkatan kompetensi guru Ilmu

Fikih di MTs. Sunan Ampel Arjosari Rejoso Pasuruan

setelah mengikuti diklat guru?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas diklat

di MTs. Sunan Ampel Arjosari Rejoso Pasuruan.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara kegiatan

diklat dalam meningkatkan kompetensi guru Ilmu

7

Fikih di MTs. Sunan Ampel Arjosari Rejoso

Pasuruan.

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan

kompetensi guru Ilmu Fikih di MTs. Sunan Ampel

Arjosari Rejoso Pasuruan setelah mengikuti diklat

guru.

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan memiliki

manfaat antara lain:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap

pengembangan pendidikan khususnya pendidikan

islam.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi kepada pihak-pihak tertentu,

antara lain :

a) Bagi guru PAI MTs. Sunan Ampel Arjosari

Rejoso Pasuruan, sebagiai bahan pertimbangan untuk

mengembangkan kompetensi mereka.

b) Bagi kepala MTs. Sunan Ampel Arjosari Rejoso

Pasuruan, sebagai bahan pertimbangan dalam

8

mengatasi problema yang timbul dalam praktek

pembelajaran terutama masalah kompetensi guru.

c) Bagi peneliti, sebagai sarana pembelajaran

dalam melatih diri dalam dunia penelitian.

d) Bagi STAI Al khoziny Buduran Sidoarjo,

sebagai bahan pertimbangan dan sumber informasi

untuk penelitian sejenis.

5. Definisi Operasional, Asumsi dan Keterbatasan

a. Definisi Operasional

1. Efektifitas

Kata efektif berarti tepat guna atau berhasil

guna. Efektifitas membentuk kata yang mengandung

arti ketepatgunan, menunjang tujuan.

2. Diklat

Diklat merupakan singkatan dari

pendidikan dan latihan. Pendidikan secara

sederhana diartikan sebagaiusaha manusia untuk

membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di

dalam masyarakat dan kebudayaan. Sedangkan

pendidikan dalam arti umum adalah usaha sadar

untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian

9

Latihan yaitu mencoba menerapkan teori kepada

praktek, latihan biasanya berlangsung dengan cara

mengulang-ulang suatu hal sehingga terbentuk

kemampuan yang di harapkan bagi seorang guru.

3. Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,

keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dikuasi dan diaktualisasikan oleh guru

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.5

Kompetensi guru dalam penelitian ini adalah

kompetensi guru PAI di MTs. Sunan Ampel Arjosari

Rejoso Pasuruan yang terdiri atas kompetensi

pendagogik, kompetensi profesional, kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial serta kompetensi

spiritual dan kompetensi leadership.

b. Asumsi

Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu hal

yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak

dalam melaksanakan penelitian. Asumsi juga dapat

diartikan anggapan pemikiran yang dianggap benar

5 Sekertariat Negara RI, Op. Cit. hal. 5.

10

untuk sementara sebelum ada kepastian.6 Adapun

asumsi yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1) Guru PAI di MTs. Sunan Ampel Arjosari Rejoso

Pasuruan memiliki pengalaman diklat sesuai dengan

bidang tugas sebagai guru.

2) Guru PAI MTs. Sunan Ampel Arjosari Rejoso

Pasuruan memiliki kompetensi sesuai standar, baik

kompetensi pendagogik, kompetensi profesional,

kompetensi kepribadian maupun kompetensi sosial

serta kompetensi spiritual dan kompetensi

leadership.

3) Guru PAI MTs. Sunan Ampel Arjosari Rejoso

Pasuruan, telah melaksanakan tugas dengan baik

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi guru.

c. Keterbatasan

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian

lebih terarah, terfokus dan tidak menyimpang dari

pokok persoalan penelitian. Oleh karenanya penulis

memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah

pokok yang dibatasi dalam konteks permasalahan.6 Tim Peyusun, Pedoman Penulisan Skripsi (Sidoarjo: STAI Al Khoziny, 2012) hal. 15.

11

Untuk menghindari perluasan masalah, maka

penulis membatasi masalah penelitian ini hanya

pada :

a) Subyek penelitian ini adalah pihak sekolah

antara lain : Kepala Madrasah, Guru Wali Kelas,

Guru Bidang Studi Ilmu Fikih serta siswa MTs.

Sunan Ampel Arjosari Rejoso Pasuruan, tahun

pelajaran 2012/2013.

b) Peneliti membatasi penelitian pada

keefektifan metode diklat yang telah diikuti

oleh guru-guru MTs. Sunan Ampel Arjosari Rejoso

Pasuruan, terutama guru bidang studi Ilmu

Fikih.

c) Penelitian ini dilakukan pada guru-guru MTs.

Sunan Ampel Arjosari Rejoso Pasuruan, yang

pernah mengikuti diklat untuk meningkatkan

kompetensi guru dalam terutama mata pelajaran

Fikih.

C. Kajian Pustaka

1. Deskripsi Teori

a. Diklat

12

1) Pengertian Diklat

Kata diklat merupakan singkatan dari pendidikan

danlatihan. Pendidikan merupakan manifestasi

keinginan manusia untuk mewariskan, melestarikan

dan mengembangkan peradabannya. Tanpa pendidikan

kebudayaan manusia akan mengalami kemunduran,

bahkan bisa berubah menjadi kebiadapan

sebagaimana yang dikatakan H.G.

Wels :”civilization is a race between education

and catastrophe” (peradapan merupakan perlombaan

antara pendidikan dan malapetaka). Oleh karena

kenapa norma-norma etis dunia maka umat manusia

akan hancur oleh keunggulan inteleknya.7 Dengan

demikian bagaimanapun sederhananya suatu

peradaban suatu masyarakat didalamnya terjadi

atau berlangsung suatu proses pendidikan.

Pendidikan dilaksanakan oleh masyarakat dalam

bentuk pendidikan formal, informal dan non

formal. Pendidikan formal diselenggarakan mulai

dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, dalam7 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Bandung: Jenmar), 1986, hal. 120

13

susatu pendidikan ada tiga aspek yang ditanamkan

antara lain : Kognitif (pengetahuan), afekti

(sikap) dan psikomotor (ketrampilan). Dari hal

tersebut kita dapat menilai bahwa pendidikan

tidak hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan

semata, tetapi membentuk manusia yang mampu

meresapi dan dapat berperilaku sebagaimana norma-

norma yang diajarkan, disinilah profesionalitas

dan kompetensi guru diperlakukan.

b. Kompetensi Guru

1) Pengertian Kompetensi Guru

Istilah kompetensi berasal dari bahasa

Ingris, “competence” yang dalam bahasa

Indonesia berarti kewenangan atau kekuasaan

untuk menentukan atau memutuskan sesuatu.8

Sedangkan guru berarti orang yang pekerjaan

atau profesinya mengajar.9 Dengan demikian secara

etimologis kompetensi guruadalah kewenangan guru

dalam mengajar.Secara terminolagis, kompetensi

guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan8 Depdiknas, Op. Cit., hal. 5849 Depdiknas, Op. Cit., hal. 377

14

dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan

dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan.10Dengan demikian,kompetensi

guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh

guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik.

Dalam keputusan Menteri Agama Nomor 211

Tahun 2011(KMA 211/2011) tentang Pengembangan

Standar Nasional Pendidikan Agama Islam pada

sekolah, dijelaskan bahwa ruang lingkup

pengembanga standar kompetensi guru PAI pada

PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK meliputi:

a. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru

dalam pembelajaran;

b. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan

kepribadian guru yang mantap, berakhlak mulia,

arif, dan berwibawa serta menjadi teladan

peserta didik;

c. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk

komunikasi dan berinteraksi secara efektif dan

efisien dengan peserta didik, sesame guru,

10 Sekertariat Negara RI, Op. Cit., hal. 3.

15

orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat

sekitar;

d. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru

dalam penguasaan materi pelajaran secara luas

dan mendalam;

e. Kompetensi spiritual adalah kemampuan guru untuk

menjaga semangat bahwa mengajar adalah ibadah;

f. Kompetensi leadership adalah kemampuan guru

untuk mengorganisasi seluruh potensi sekolah

yang ada dalam mewujudkan budaya Islami (Islamic

religious culture) satuan pendidikan.11

Berdasarkan uraian diatas di ketahui bahwa guru

PAI dituntut memiliki kompetensi lebih

dibandingkan guru non PAI. Jika pada umumnya guru

hanya dituntut memiliki empat kompetensi, maka

guru PAI dituntut memiliki enam kompetensi, yaitu

kompetensi pendagogik dan kepribadian, kompetensi

sosial dan profesional serta kompetensi spiritual

dan kompetensi leadership.

2. Kerangka Pemikiran

11 Kementrian Agama RI, Op. Cit., hal. 76-77.

16

Kompetensi guru dapat dilihat dari moral kerja

guru, adapun yang dimaksud dengan moral kerja disini

adalah reaksi mental guru dalam melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Jadi

kompetensi guru adalah reaksi-reaksi mental seorang

pendidik sehingga mampu bertanggung jawab terhadap

terhadap tugas-tugas yang diemban dengan baik. Guru

yang kompeten senantiasa mempunyai dorongan jiwa

untuk memberikan yang terbaik baik kepentingan anak

didiknya. Dharma bakti seorang guru, bukan semata-

mata untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk

masa depan generasi bangsa. Hal inilah yang

digariskan oleh Rasullah Saw. Dalam haditsnya

tentang kewajiban mempersiapkan generasi yang

tangguh.

3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat

sementara terhadap sebuah penelitian sampai

terbukti melalui hasil penelitian. Adapun hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

17

a. Hipotesis Alternatif (Ha): Ada kolerasi

efektifitas diklat dalam meningkatkan kompetensi

guru mata pelajaran fikih di MTs. Sunan Ampel

Arjosari Rejoso Pasuruan.

b. Hipitesis Nihil (Ho): Tidak ada kolerasi

efektifitas diklat dalam meningkatkan kompetensi

guru mata pelajaran fikih di MTs. Sunan Ampel

Arjosari Rejoso Pasuruan .

D. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif

kualitatif. Penalitian deskriptif kualitatif untuk

menggambarkan suatu fenomena tertentu dangan

bertumpu pada prosedur-prosedur penelitian yang

menghasilkan data, deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan secara holistik (utuh).

Penelitian ini secara fundamental bergantung pada

pengamatan manusia (peneliti) dalam kawasannya

sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

dalam bahasanya dan peristilahannya12. Secara12 Lxy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999, hal. 3.

18

metodologis penelitian ini merupakan suatu cara

penelitian yang bersifat fleksibel, dalam

menjabarkan dan menganalisa obyek tertentu yang

hendak diteliti. Penelitian

deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh informasi

status gejala dan sifat suatu situasi pada waktu

penyelidikan itu dilakukan. Dalam penelitian ini

tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan

dalam perolehan data dilapangan. Tujuan penelitian

ini untuk melukiskan variabel atau kondisi, apa yang

ada, dalam suatu situasi.13

2. Populasi dan Sampel

Populasi keseluruhan obyek penelitian.14 Dalam

penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru

ilmu Fikih di MTs. Sunan Ampel Arjosari Rejoso

Pasuruan. Adapun guru Ilmu Fikih di MTs. Sunan Ampel

Arjosari Rejoso Pasuruan sebanyak satu orang.

Mengingat jumlah populasi yang kurang dari 100, maka

penelitian tidak mengambil sample karena jumlah

13 Arif furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1992, hal.41514 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 155.

19

populasi yang ada sudah memungkinkan untuk diteliti

semuanya. Menurut Suharsimi Arikunto, hal ini

disebut penelitian populasi.15

3. Jenis Data

Data merupakan suatu hal yang dianggap atau

diketahui. Data menurut jenisnya dibagi menjadi 2

yaitu:

a) Data kualitatif, yaitu data yang tidak

berbentuk angka. Data inilah yang merupakan data

utama primer dalam penelitian. Yang termasuk data

kualitatif adalah:

Gambaran umum MTs. Sunan Ampel Arjosari Rejoso

Pasuruan.

Pelaksanaan pembelajaran ilmu fikih MTs. Sunan

Ampel Arjosari Rejoso Pasuruan.

Bentuk pelaksanaan pembelajaran MTs. Sunan

Ampel Arjosari Rejoso Pasuruan dan lainlain

yang diperlikan.

15 Suharsimi Arikunto, Ibid.

20

b) Data kuantitatif, yaitu data yang berwujud

angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran.16

Dalam penelitian ini data yang berupa angka-angka

hanya berupa nilai-nilai raport prestasi dan hal

ini hanya menjadi pelengkap (sekunder). Hal ini

perlu dipahami pendekatan yang dilakukan berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan bersifat

deskriptif kualitatif.

4. Sumber Data

Dalam hubungannya dengan penelitian yang penulis

lakukan data diperolh dari berbagai sumber yang

ditentukan. Intinya terdapat 2(dua) macam sumber

data, yaitu sumber data primer dan sumber data

sekunder.

Sumber data primer adalah informasi yang utama

yaitu subyek penelitian, antara lain :

1) Kepala MTs. Sunan Ampel Arjosari Rejoso

Pasuruan.

2) Guru yang mengajar ilmu fikih di MTs. Sunan Ampel

Arjosari Rejoso Pasuruan. Sedang yang menjadi16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek), Yogyakarta, 1998, hal. 120

21

sumber data sekunder adalah berupa dokumen yang

berada diluar subyek penelitian dan sekaligus

sebagai data penunjangnya, seperti msyarakat

sekitar dan wali murid/siswa yang selalu memantau

perkembangan prestasi anaknya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah observasi dan dokumentasi sebagai instrument

pengumpulan data primer (utama) dan wawancara

sebagai instrument pengumpulan data sekunder

(penunjang).

1. Observasi

Observasi adalah metode yang dilakukan melalui

pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian

terhadap obyek dengan menggunakan seluruh alat

indera. Dalam kegiatan ini dilakukan pengamatan

langsung dan gejala yang diselidiki.17 Observasi

digunakan untuk mengumpulkan data tentang kompetensi

guru terutama Ilmu Fikih dengan jenis observasi

sistematis.

17 Suharsimi Arikunto, Ibid., hal. 156-157

22

2. Dokumentasi

Pengertian dokumenter atau dokumentasi menurut

Winarno Surakhmad adalah suatu laporan tertulis dari

suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan

dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan ditulis

dengan sengaja untuk disimpan atau di teruskan

keterangan itu kepada pihak lain mengenai peristiwa

itu, Sedang menurut Suharsimi Arikunto, dokumentasi

barasal dari kata dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis dalam melakukan dokumentasi,

penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti

buku-buku, majalah, dokumen peraturan-peraturan

notulen rapat, cetakan harian dan sebagainya.18

Jadi metode dokumentasi adalah metode pengumpulan

data melalui dokumen atau buku catatan, yang mana

hal ini penulis lakukan untuk memperoleh data yang

tidak mungkin yang hanya disebutkan melalui

keterangan lisan.

3. Wawancara

18 Suharsimi Arikunto, Ibid., hal. 158

23

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan

lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka

dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada

sipeneliti.19 Wawancara digunakan untuk

mencari data tentang berdirinya MTs. Sunan Ampel

Ajosari Rejoso Pasuruan dan data-data pendukung

lainnya . Pelaksanaan teknis ini adalah dengan

mewawancarai kepada sekolah dengan menggunakan

pedoman (interview guide) yang memimpin jalannya Tanya

jawab kearah yang ditemukan sebelumnya.

6. Teknik Analisis Data

Analisa adalah proses menyusun data agar dapat

ditafsirkan. Karena merupakan penelitian kualitatif,

maka data yang diperlukan bukan bersifat

kuantitatif. Sehingga dalam analisis ini yang

dominan adalah dengan interprestasi, berarti

menyusun dan merangkai unsure-unsurb yang ada dengan

cara baru, merumuskan hubungan baru antara unsur-

unsur lama, mengadakan proyeksi melalui apa yang

19 Suharsimi Arikunto, Ibid., hal. 155

24

ada. Karenanya metode analisa data yang dipergunakan

dalam penelitian ini antara lain :

1)Deduksi

Metode deduksi merupakan metode berpikir yang

dilakukan dari hal-hal yang bersifat umum menuju ke

hal yang bersifat khusus. Hal ini sesuai dengan apa

yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi, sebagai berikut

:

Prinsip deduksi adalah apa saja yang dipandang

benar pada semua peristiwa dalam satu kelas atau

jenis, berlaku juga sebagai hal yang benar pada

semua peristiwa yang termasuk dalam kelas atau jenis

itu. Jika orang dapat membuktikan bahwa peristiwa

termasuk dalam kelas yang dipandang benar maka

secara logis dan otomatis orang dapat mnarik

kesimpulan kebenaran yang terdapat dalam kelas itu

juga menjadi kebenaran bagi peristiwa khusus itu.20

2)Induksi

Metode induksi ialah suatu cara pengambilan

kesimpulan dari pendapat yang khusus kepada suatu20 Sutrisno Hadi, Metedologi Research I, Andi Offset, Yogyakarta, 1989, hal. 36.

25

pendapat yang umum. Sutrisno Hadi memberi definisi,

yakni berangkat dari fakta-fakta yang khusus atau

konkrit tersebut ditarik generalisasinya yang

mempunyai sifat umum.21 Heribertus Sutopo

menggambarkan peran metode ini dalam riset

kualitatif, sebagai berikut :

Riset kualitatif cenderung menggunakan analisa

induktif.Data dikumpulkan bukanlah untuk mendukung

atau menolak hipitesis yang diajukan sebelum

penelitian dimulai, tetapi abtraksi disususn sebagai

kekhususan yang telah terkumpul dan dikelompokkan

bersama lewat pengumpulan data. Teori yang

dikembangkan dimulai dilapangan dari data yang

terpisah-pisah, dan diatas bukti-bukti yang

terkumpul yang saling berkaitan (bootom up grounded

theory). Oleh karena itu pendekatan ini disebut

empirico inductive.22

Metode ini oleh penulis digunakan galam riset

dilapangan untuk membentuk gambaran umum dari data

21 Sutrisno Hadi, Ibid. hal. 4222 Heribertus Sutopo, Pengantar Prnelitian Kualitatif, Unifersitas Sebelas Maret, Surakarta, hal. 11

26

yang terkumpul dari wawancara. Mengingat kedua cara

tersebut diatas masih mengandung beberapa kelemahan,

maka penulis menggabungkan keduanya, yang dalam

dunia penelitian dikenal dengan sebutan reflective

thinking. Dalam hal ini Sutrisno Hadi mengatakan bahwa

berfifkir reflektife ialah : “pengkombinasian yang

jitu dari kedua cara berfikir deduktif dan

induktif.23

Untuk menganalisa data penulis menggunakan metode

non statistic, sebab data yang penulis kumpulkan

merupakan data kualitatif yang menyangkut tentang

metode dan kemampuan membaca.

23 Sutrisno Hadi, Op. Cit., hal. 46

27

E. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan selama tiga bulan

(12 minggu) dengan jadwal penelitian sebagaimana

table berikut :

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Minggu ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan Proposal x2 Seminar Proposal x3 Perbaikan Proposal x4 Penyusunan Bab I dan Bab

IIIx

5 Revisi Bab I dan Bab III x6 Penyusunan Bab II x7 Revisi Bab II x8 Penyusunan Bab IV x9 Revisi Bab IV x10 Penyusunan Bab V x11 Revisi Bab V x12 Penyusunan Laporan x

F. Daftar Pustaka

Agama, departemen, 2000, Al Qur’an dan terjemahannya,

Semarang, PT. Tanjung Mas Inti.

28

Arikunto, Suharsimi, 2006, prosedur penelitian,

Jakarta, Rajawali.,

Al Abrasy, Muhammad ‘Athiyyah, tjm. Abdullah Zakiy

Al kaaf, 2003, Prinsi Dasar Pendidikan Islam, Bandung,

Pustaka Setia.

Pendidikan Nasional, Departeman, 2005, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.

, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta,

Ditjen Dikdasmen.

Echols, M. John dn Hasan Shadily, 2001, Kamus

Inggris-Indonesia, Jakarta, Gramedia.

Kusnandar, 2007, Guru Profesional, Implementasi KTSP dan

Sertifikasi Guru, Jakarta, Rajawali.

Muhaimin, dkk, 2001, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya

Mengefektifkan PAI di Sekolah, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Sudjiono, Anas, 2002, Statistik Pendidikan, Jakarta,

Rajawali.

Surahmad, Winarno, 2005, Metodologi Penalitian,

Jakarta Rajawali.

Syarif, A. Hamid, 1995, Panduan Skripsi, Pasuruan,

Garuda Buana Indah.

29

Piet, A. Sahertian, 2004, Profil Pendidik Profesional,

Yogyakarta, Andi Offset .

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Undang-undang Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Peraturan Pemarintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional tentang

Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidik

dan Tenaga Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16

Tahun 2007 tentang Standar kompetensi Guru.

Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011

tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan

Agama Pada Sekolah.

Basrowi, Sukidin, 2002, Metode Penalitian

Kualitatif Perspektif Mikro, Insan Cendekia,

Surabaya.

Samana, 1990, Profesionalitas Keguruan, Yogyakarta,

Kanisius.

30

Lampiran 1

Outline Penelitian

Halaman Sampul

Halaman Judul

Persetujuan Pembimbing

Lembar Pengesahan

Lembar Originalitas (Pernyataan Keaslian Tulisan)

Motto dan Persembahan

Kata Pengantar

Daftar Isi Daftar Tabel (Jika Ada)

Abtraksi

BAB 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB 11 Kajian Teori, Kerangka Pemikiran dan dan

Penelitian Terdahulu

A. Kajian Teori

31

B. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

BAB 111 Metode Penelitian

A. Rancangan Penelitian

B. Sumber Data

C. Teknik Pengumpulan Data

D. Teknik Analisa Data

BAB IV Hasil Penelitiaan dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

Lampiran (Jika ada)

Daftar Riwayat HIdup