Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP
KINERJA KARYAWAN
PT . TRIPATRA ENGINEERS AND CONSTRUCTORS
ABDUL GHONI
NIM : 2012022669
Skripsi
Adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana ekonomi pada
Program studi manajemen
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AHMAD DAHLAN
JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam setiap perusahaan akan tercapainya tujuan
bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki
serta didukung oleh beberapa faktor produksi lainnya. Hal
ini tidak lepas dari peran pemimpin dengan kepemimpinan yang
partisipatif dan transparansif dalam bekerjasama dengan
pegawai untuk mewujudkan tujuan organisasi atau perusahaan.
Memberikan perhatian pegawai dengan cara memberi
kompensasi yang layak dan adil akan meningkatkan prestasi
kerja dan diharapkan untuk bekerja dengan baik. Menurut
Singodimedjo dalam tulisan Sutrisno (2009: 94-98),
Kompensasi adalah semua balas jasa yang diterima seorang
karyawan dari perusahaannya sebagai akibat dari jasa atau
tenaga yang telah diberikannya pada perusahaan. Kalau
menurut Panggabean (2004: 84) bahwa kompensasi adalah semua
jenis penghargaan yang berupa uang atau bukan uang yang di
berikan kepada pegawai secara layak dan adil atas jasa
mereka dalam mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan menurut
Dessler (2009: 125), kompensasi adalah setiap imbalan yang
diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya
2
karyawan itu. Meskipun dalam praktiknya kinerja seseorang
itu berbeda – beda antara satu dengan yang lainnya, namun
kompensasi yang diberikan dengan bentuk uang atau barang
adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kompensasi
yang akan diterima oleh mereka merupakan cermin dari apa
yang telah mereka berikan atau kerjakan kepada organisasi
atau perusahaan. Dengan memberikan kompensasi yang
dilaksanakan secara benar dapat memuaskan dan memotivasi
karyawan guna mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Dengan memberikan kompensasi, perusahaan mengignginkan
para pegawai mendapatkan kepuasan dalam bekerja yang
merupakan pencapaian prestasi kerja yang akan memberikan
karakteristik pegawai pada prestasi individualnya yang pada
akhirnya akan terlihat pula peningkatan hasil kerja. Dengan
adanya kompensasi yang baik dan adil akan membuat kepuasan
kerja pada pegawai yang akan memacu semangat dan kreativitas
dalam bekerja sehingga dapat menunjukan prestasi kerja yang
akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja yang bagus.
Menurut Robbins (2003: 290) kepuasan kerja merujuk kepada
sikap umum seorang individu terhadap pekerjaan yang
dilakukannya. Seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi
menunjukan sikap yang positif terhadap kerja itu, seorang
yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukan sikap yang
negatif terhadap pekerjaan itu. Karena pada umumnya apabila
orang berbicara mengenai sikap karyawan, lebih sering mereka
memaksudkan kepuasan kerja.
3
Seorang pegawai akan lebih meningkatkan kinerjanya jika
kepuasan kerjanya terpenuhi, dan akan menjadikan tujuan
perusahaan maupun kebutuhan pegawai akan terpenuhi atau
tercapai. Begitu juga sebaliknya kepuasan kerja pegawai
tidak terpenuhi maka tingkat kinerja pegawai akan menurun.
Dengan memberikan kompensasi perusahaan mengharapkan agar
pegawai mencapai kepuasan kerja tersebut. Menurut Handoko
(2003: 30) bahwa faktor pendorong penting yang menyebabkan
manusia bekerja adalah adanya kebutuhan dalam diri manusia
yang harus dipenuhi. Dengan kata lain, berangkat dari
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia bekerja
dengan menjual tenaga, pikiran dan juga waktu yang
dimilikinya kepada perusahaan dengan harapan mendapatkan
kompensasi (imbalan).
Sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai sebuah
tujuannya bergantung pada kinerja pegawai. Maka dari itu
pemberian kompensasi sangat amat penting untuk menunjang
kepuasan kinerja pegawai agar produktivitas pegawai semakin
baik. Begitu juga dengan memberikan kompensasi atas kinerja
para pegawai akan memberikan timbal balik kontribusi untuk
kelangsungan hidup pada organisasi atau perusahaan.
PT. Tripatra Engineers And Constructors adalah perusahaan
yang bergerak di bidang Engineering,Procurement dan construction
khususnya pada sektor Migas, Petrokimia, pengembangan
fasilitas kelautan dan offshore, petrochemical dan industrial plants,
power generation dan transmisi serta sistem telekomunikasi.
Perusahaan ini memiliki pegawai tetap, kontrak, serta
4
pegawai magang atau praktek kerja lapangan (PKL). Untuk
karyawan tetap dan kontrak diperusahaan ini diberikan
kompesasi yang berupa gaji, tunjangan, bonus kinerja setiap
akhir tahun nya dll, diberikan berdasarkan pada jabatan,
pendidikan, masa kerja, serta kempampuan masing – masing
setiap pegawai. Dan untuk karyawan magang atau PKL diberikan
gaji atau semacam fee atas kontribusinya terhadap perusahaan
setiap bulan nya.
Dalam pemberian kompensasi terkadang menimbulkan
kecemburuan sosial antara pegawai satu dengan pegawai
lainnya, jika pemberian kompensasi tersebut tidak adil dan
baik, yang akan mengakibatkan menurunnya tingkat kinerja
pada pegawai yang merasa tidak diberlakukan adil dalam
pemberian kompensasi. Kondisi tersebut akan mengakibatkan
pegawai tidak produktiv dalam bekerja dan pekerjaan akan
sering selesai tidak tepat waktu. Hal ini sangat merugikan
bagi perusahaan karena dirasa tidak efektif, efisien, dan
optimal. Hal tersebut akan mengakibatkan ketidakpuasan
pelanggan atau vendor karena tidak tepat waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Oleh karena itu pemberian kompensasi yang adil dan benar
sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai, karena dalam
memberikan kompensasi yang adil dan benar akan meningkatkan
produktivitas pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
tepat waktu. Maka konsumen atau vendor akan senang
bekerjasama dengan perusahaan karena pekerjaan selesai tepat
waktu atau bisa juga selesai sebelum waktu yang ditentukan.
5
Dalam hal ini juga diatur oleh UU. NO. 13/2013 tentang
ketenaga kerjaan “bahwa kesejahteraan pekerja atau buruh
adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan atau keperluan yang
bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak
langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam
lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka saya
mencoba menganalisa permasalahan tersebut dengan
mengemukakan karya tulis yang berjudul “Analisis Pengaruh
Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Tripatra Engineers
And Constructors“.
1.2 Perumusan Masalah
Atas dasar latar belakang diatas, maka peenulis melakukan
perumusan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah pemberian kompensasi berpengaruh terhadap
produktivitas kinerja pegawai PT. Tripatra Engineers
And Constructors?
2. Bagaimana cara memberikan kompensasi agar tidak
menimbulkan kecemburuan sosial, sehingga dapat
menyebabkan produktivitas dan kreativitas pegawai PT.
Tripatra Engineers And Constructors turun?
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini sebenarnya banyak hal yang dapat
diangkat dalam penelitian ini, namun penulis perlu membatasi
6
masalah yang lebih terperinci dan jelas agar pembahasan
dalam penelitian ini tidak terlalu meluas. Adapun batasan
masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh kompensasi
terhadap peningkatan produktivitas dan kreativitas kinerja
pegawai dan bagaimana memberikan kompensasi yang benar dan
adil agar tidak terjadi kecemburuan sosial antara pegawai
satu dengan pegawai lainnya pada PT. Tripatra Engineers And
Constructors.
1.4 Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengkaji seberapa besarkah pengaruh kompensasi
terhadap produktivitas dan kreativitas para pegawai
PT. Tripatra Engineers And Constructors.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara memberikan kompensasi
kepada pegawai agar tidak terjadi kecemburuan sosial
pada PT. Tripatra Engineers And Constructors.
1.5 Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi
sumber informasi dalam mengembangkan pengetahuan dan
menjadi pedoman dalam pelaksana kompensasi bagi
perusahaan untuk mengetahui arti pentingnya
kompensasi.
2. Manfaat praktis
7
Melalui penelitian ini diharapkan agar dapat
memberikan informasi dan referensi bagi pihak – pihak
yang berkepentingan didalam perusahaan terutama dalam
teori kompensasi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Kompensasi
Kompensasi menurut Singodimedjo dalam tulisan Sutrisno
(2009: 94-98) adalah semua balas jasa yang diterima oleh
seorang karyawan dari perusahaannya sebagai akibat dari jasa
atau tenaga yang telah diberikannya pada perusahaan. Dalam
hubungannya dengan peningkatan produktivitas dan kreativitas
para pegawai, suatu organisasi harus secara efektif dan adil
dalam memberikan kompensasi sesuai dengan beban kerja yang
diterima oleh pegawai.
Pengertian kompensasi menurut Dessler (2009: 125),
kompensasi adalah setiap imbalan yang diberikan kepada
karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu.
Meskipun dalam praktiknya kinerja seseorang itu berbeda –
beda antara satu dengan yang lainnya, namun kompensasi yang
diberikan dengan bentuk uang atau barang adalah sarana untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Sedangkan menurut Panggabean
(2004: 84) kompensasi adalah semua jenis penghargaan yang
berupa uang atau bukan uang yang di berikan kepada pegawai
secara layak dan adil atas jasa mereka dalam mencapai tujuan
perusahaan.
9
Dari pengertian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa balas jasa tidak hanya berupa uang tetapi juga berupa
bukan uang seperti, “fasilitas kesehatan, fasilitas
perumahan, jaminan sosial, kendaraan, asuransi, dan segala
bentuk jasa tersebut diberikan kepada para pegawai oleh
perusahaan secara tetap”. Kompensasi tidak sama dengan upah,
meskipun upah merupakan bagian dari kompensasi dan mungkin
upah tesebut merupakan bagian dari balas jasa yang paling
besar.
Pemberian kompensasi sangat penting karena merupakan
dorongan seorang menjadi pegawai, selain itu kompensasi
memiliki pengaruh yang besar terhadap semangat dan
kegairahan kerja para pegawai. Dengan demikian, maka setiap
perusahaan harus dapat menetapkan kompensasi yang tetap
sehingga dapat menopang tercapainya tujuan perusahaan secara
efektif dan efisian. Masalah kompensasi bukanlah masalah
yang kompleks sehingga setiap perusahaan hendaknya mempunyai
suatu pedoman bagaimana menetapkan kompensasi yang tepat dan
adil. Penetapan kompensasi minimum ini sangatlah penting,
sebab bila penetapan kompensasi di bawah minimum maka dapat
menyulitkan perusahaan. Misalnya, perusahaan tersebut akan
di anggap melanggar hukum, tidak beretika, dan melanggar hak
asasi manusia.
2.1.2 Jenis –jenis kompensasi
Menurut Simamora (2006: 442) kompensasi dibagi menjadi dua
macam yaitu:
10
a. Kompensasi finansial,
Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi langsung dan
kompensasi tidak langsung.
1. Kompensasi langsung
Menurut Hariandja (2002: 244) kompensasi langsung
adalah kompensasi yang dikaitkan secara langsung
dengan pekerjaan seperti upah atau gaji, bonus, dan
konsumsi. Berikut adalah macam – macam kompensasi
langsung:
a. Gaji atau upah
Menurut Hariandja (2002: 245) gaji adalah
balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan
sebagai konsekuensi dalam kedudukannya sebagai
pegawai yang memberikan sumbangan pikiran dalam
mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut
Marihot (2002: 235) mengatakan bahwa gaji adalah
pembayaran tetap yang diterima seseorang dari
anggotanya dalam sebuah organisasi.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa gaji merupakan suatu balas jasa
berupa uang yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawannya tanpa melihat hasil kerja yang mereka
capai dan besarnya gaji itu tetap tidak berubah
sesuai dengan golongan dan besarnya gaji tidak
berdasarkan jam kerja dan diberikan setiap bulan
atau mingguan.
b. Insentif
11
Pengertian insentif menurut Hariandja
(2002: 265), mengatakan bahwa insentif itu
adalah bentuk pembayaran yang dikaitkan langsung
dengan gain sharing atau diartikan sebagai
pembagian keuntungan bagi pegawai akibat
peningkatan produktivitas. Sedangkan menurut
Simamora (2006: 509) insentif adalah tambahan
kompensasi di luar gaji atau upah yang diberikan
oleh organisasi.
Program pemberian insentif disesuaikan
dengan memberikan bayaran tambahan berdasarkan
prosuktivitas, keuntungan, jumlah kehadiran,
prestasi kerja, produktivitas pegawai, dan
efektifitas biaya.
2. Kompensasi tidak langsung
Menurut Mathis dan Jackson (2002: 416)
kompensasi tidak langsung adalah imbalan tidak
langsung yang diberikan kepada karyawan sebagai
bagian dari keanggotaan organisasi seperti asuransi,
jaminan kesehatan, pembayaran waktu tidak bekerja,
dan pensiun.
Kompensasi tidak langsung merupakan balas jasa
yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan
terhadap semua karyawan dalam usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka. Kompensasi tidak
langsung diberikan dalam bentuk tunjangan keuangan
12
seperti asuransi, tunjangan hari raya, kesehatan,
liburan, dan tunjangan lainnya yang berkaitan dengan
hubungan kepegawaian.
b. Kompensasi non finansial
Pengertian kompensasi non finansial Menurut Riva’i
(2004: 360) kompensasi non finsansial adalah bentuk
kompensasi yang diberikan kepada karyawan selain dalam
bentuk uang. Kalau menurut Simamora (2006: 540) bahwa
kompensasi non finansial terdiri atas kepuasan yang
diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri dan
lingkungan psikologis dan fisik dimana orang itu
bekerja. Kompensasi non finansial dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Pekerjaan adalah segala aktifitas yang dilakukan
oleh pegawai dalam rangka menyelesaikan tugas –
tugas yang telah dibebankan padanya.
2. Lingkungan pekerjaan adalah kondisi lingkungan
dalam suatu organisasi dimana para pegawai
melaksanakan tugas dan pekerjaannya sehari – hari.
Untuk lebih jelas mengenai kompensasi finansial dan
kompensasi non finansial berikut gambar mengenai
komponen – komponen kompensasi menurut Simamora (2006:
443) berikut di bawah:
Gambar 1
Komponen – komponen Kompensasi
13
Kompensasi
Finansial
Non finansial
Langsung Tidak langsung
Bayaran pokok
(Base pay)
Bayaran prestasi
(Merid pay)
Gaji (salary)
Upah (wages)
Bayaran insentif(Insentive
pay)BonusKomisi
Pembagian laba
Pembagian keuntunganPembagian saham
Bayaran tertangguh
(Deferred pay)Program tabunganAnuitas pembelian
Program perlindunganAsuransi kesehatanAsuransi jiwa
PensiunAsuransi
tenaga kerja
Pembayaran di luar jam
kerjaLiburan
hari besarCuti
tahunan
FasilitasKendaraanRuang kanntorTempat parkir
Lingkungan kerjaKebijakan yang sehatSupervisi yang kompetenKerabat kerja yang menyenangkanLingkungan kerja yang nyaman
PekerjaanTugas tugas yang menarikTantanganTanggung jawabPengakuanRasa pencapaian
2.1.3 Arti penting kompensasi
Setiap pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada
perusahaan dan telah memberikan atau mengorbankan tenaga
dan pikirannya kepada suatu organisasi atau perusahaan,
baik itu perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah
akan mengharapkan balas jasa berupa uang atau barang.
Kompensasi yang layak merupakan pendorong bagi pegawai
supaya bekerja lebih giat serta lebih bertanggung jawab
dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan
kepadanya. Jadi dapat di katakan bahwa kompensasi akan
mempengaruhi produktivitas dan kreatifitas para pegawai.
14
Salah satu fungsi menejemen personalia yang paling sulit
adalah penentuan tingkat kompensasi moneter. Hal ini tidak
hanya merupakan salah satu tugas yang paling rumit, tetapi
juga yang paling penting, baik bagi organisasi maupun
karyawan. Kompensasi yang diberikan ini diharapkan akan
berdampak positif terhadap perusahaan. Maka dengan adanya
dampak positif ini tentu akan memberikan keuntungan bagi
perusahaan, yaitu:
1. Akan menaikkan produktivitas dan kreativitas kerja
yang tinggi oleh para pegawai dalam melaksanakan
kegiatan bekerjanya bagi organisasi atau perusahaan.
2. Untuk memberikan rangsangan kepada pegawai dengan
maksud agar pegawai mempunyai gairah dalam mencapai
prestasi yang tinggi dalam bekerja.
3. Untuk mengikat pegawai agar bekerja pada organisasi
atau perusahaan.
Dalam menejemen kompensasi ada beberapa prinsip yang
harus diterapkan, menurut Sumarwan (2003: 31) prinsip –
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Terdapat rasa keadilan dan pemerataan pendapatan
dalam perusahaan.
2. Setiap pekerjaan dinilai melalui proses evaluasi
pekerjaan dan kinerja.
3. Mempertimbangkan keuangan perusahaan.
4. Nilai rupiah dalam sistem penggajian mampu bersaing
dengan harga pasar tenaga kerja yang sejenis.
15
5. Sistem penggajian yang baru dapat membedakan orang
yang berprestasi baik dan yang tidak dalam golongan
yang sama.
6. Sistem penggajian yang harus dikaitkan dengan
penelitian kinerja karyawan.
Bagi manajemen, masalah kompensasi pegawai mungkin
merupakan masalah personalia yang membingungkan dan paling
sulit. Pengupahan harus mempunyai dasar yang logis dan
dapat dipertahankan, hal ini mencakup banyak faktor –
faktor emosional dari sudut pandang para karyawan, di
samping itu kompensasi mempunyai dampak penting terhadap
perekonomian.
2.1.4 Sistem pemberian kompensasi
Sistem imbalan atau kompensasi yang efektif menurut
Siagian (2002: 257) dibagi menjadi empat, yaitu sebagai
berikut:
1. Melakukan analisis pekerjaan, artinya perlu disusun
diskripsi jabatan, uraian pekerjaan dan standart
pekerjaan yang terdapat dalam suatu organisasi.
2. Melakukan penilaian pekerjaan dikaitkan dengan
keadilan internal. Dalam melakukan penilaian
pekerjaan diusahakan tersusunnya urutan peringkat
pekerjaan, penentuan “nilai” untuk setiap pekerjaan,
susunan perbandingan dengan pekerjaan lain dalam
organisasi dan pemberian “point” untuk setiap
pekerjaan.
16
3. Melakukan survey berbagai sistem imbalan yang berlaku
guna memperoleh bahan yang berkaitan dengan keadilan
eksternal.
4. Menentukan “harga” setiap pekerjaan dihubungkan
dengan “harga”pekerjaan sejenis ditempat lain.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
sistem kompensasi adalah suatu sistem pemberian balas jasa
kepada para pegawai dengan menentukan berapakah yang layak
dan pantas di terima oleh pegawai terhadap jenis dan hasil
kerja yang telah dikerjakan oleh pegawai tersebut.
Pemberian kompensasi agar terasa adil dan baik, maka
lakukan tahapan mengevaluasi pekerjaan, survei gaji dan
penilaian prestasi kerja.
Manajemen personalia senantiasa dituntut untuk
menciptakan suatu sistem pemberian kompensasi yang
menugntungkan perusahaan dan pegawainya. Ada beberapa
sistem pemberian kompensasi, menurut Martoyo (2000: 102)
sistem pemberian kompensasi adalah sebagai berikut:
1. Sistem pemberian upah menurut banyaknya produksi
Biasanya dilaksanakan oleh perusahaan dengan
mendorong para karyawan untuk bekerja dengan giat
guna menghasilkan produksi lebih besar. Sistem
pemberian upah semacam ini membedakan karyawan
berdasarkan kemampuan masing – masing, sehingga
pemberian upah seperti ini sangat merugikan para
karyawan yang kemampuannya menurun.
17
2. Sistem upah menurut lamaran kerja
Sistem upah ini menimbulkan ketentraman bagi para
karyawan. Mereka dapat menghitung upahnya sebelum
menghitung, maka hal ini terlepas dari kelambanan
bekerja, kerusakan alat, sakit dan sebagainya.
Kebaikan dari sistem ini adalah administrasi
pengupahan mudah dan besarnya kompensasi yang
dibayarkan tetap, sedangkan kelemahannya bahwa
pekerja yang malas pun kompensasinya dibayarkan
secara tetap.
3. Sistem upah menurut lamanya dinas
Sistem upah ini akan mendorong orang – orang akan
lebih setia pada organisasi atau perusahaan dimana
mereka bekerja, hal ini disebabkan karena sistem
upah menurut lamanya dinas sangat menguntungkan
orang – orang lanjut usia, sedangkan pegawai baru
akan terdorong untuk bekerja lebih baik karena
mereka mengharapkan perlakuan yang lebih baik di
usia tua nanti.
4. Sistem upah menurut kebutuhan
Sistem upah ini cenderung meberikan upah yang lebih
besar kepada pegawai yang sudah mempunyai keluarga.
Hal ini karena mereka mempunyai kebutuhan yang lebih
besar dibandingkan dengan karyawan yang belum
berkeluarga dan seandainya upah dapat terpenuhi maka
sistem upah ini menyamakan standar hidup semua
orang. Salah satu kelemahan sintem ini adalah tidak
mengandung intensif kerja, namun dilihat dari segi
18
positifnya adalah memberikan rasa aman yang
disebabkan nasib para pekerja dan keluarga menjadi
tanggung jawab perusahaan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
hendaknya dasar penentuan sistem kompensasi ini dapat
memberikan kepuasan, kenyamanan dan keadilan bagi para
pegawai, agar tidak terjadi kecemburuan sosial antara
pegawai satu dengan pegawai lainnya dan para pegawai
memberikan kinerja yang baik sehingga dapat memberikan
laba bagi organisasi atau perusahaan, serta konsumen juga
mendapatkan barang atau jasa dengan hasil yang bagus dan
selesai tepat waktu dan semua pihak mendapat kepuasan dari
sistem kompensasi yang di tetapkan.
2.1.5 Tujuan dan manfaat pemberian kompensasi
Pemberian kompensasi kepada pegawai dari perusahaan
bertujuan agar pegawai lebih giat dalam bekerja dan dapat
memperlancar tujuan perusahaan atau organisasi mencapai
tujuannya. Terkadang tujuan ini bisa menjadikan konflik
antara satu sama lainnya. Misalnya, untuk mempertahankan
para karyawan dan menjamin keadilan, analisis upah dan
gaji merekomendasi pembayaran jumlah yang sama untuk
pekerjaan – pekerjaan yang sama. Adapun tujuan kompensasi
menurut Hasibuan (2002: 120) adalah sebagai berikut:
1. Ikatan kerjasama “dengan pemberian kompensasi
terjadilah ikatan kerjasama formal antara majikan dan
karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas – tugasnya
19
dengan baik, sedangkan pengusaha atau majikan wajib
membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian awal”.
2. Kepuasan kerja “dengan balas jasa, karyawan akan
dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan fisik, stastus
sosial dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan
kerja dari jabatannya”.
3. Pengadaan efektif “jika program kompensasi ditetapkan
cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk
perusahaan akan lebih mudah”.
4. Motivasi “jika balas jasa yang di berikan cukup
besar, menejer akan lebih mudah memotivasi
bawahannya”.
5. Stabilitas karyawan “dengan program kompensasi atas
prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi
yang kompetitif, maka stabilitas karyawan lebih
terjamin karena turn-over relatif kecil”.
6. Disiplin “dengan program pemberian balas jasa yang
cukup besar, maka disiplin karyawan semakin baik.
Mereka akan menyadari dan mentaati peraturan –
peraturan yang berlaku”.
7. Pengaruh serikat buruh “dengan progran kompensasi
yang baik, pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan
dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya”.
8. Pengaruh pemerintah “jika program kompensasi sesuai
dengan undang-undang perburuhan yang berlaku (seperti
batas upah minimum), maka intervensi pemerintah dapat
dihindarkan”.
2.1.6 Produktivitas kerja
20
Menurut beberapa pakar atau ahli, produktivitas kerja
adalah:
1. Menurut Dewan Produktivitas Nasional (2001: 21),
menyatakan bahwa produktivitas kerja adalah suatu
sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa
mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemaren
dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
2. Definisi produktivitas kerja menurut Sinaungan (2009:
12) adalah hubungan antara hasil nyata maupun fisik
(barang – barang dan jasa) dengan masukan yang
sebenarnya.
3. Menurut Tunggal (2000: 185) definisi produktivitas
kerja adalah prestasi seseorang pekerja atau sistem
operasi dibandingkan dengan sumber daya yang
digunakan keluaran dibagi dengan masukan.
Dari beberapa arti produktivitas di atas, dapat
disimpulkan menjadi suatu filosofi dan sikap mental yang
timbul dari motivasi yang kuat dari masyarakat, yang
secara terus – menerus berusaha meningkatkan kualitas
kehidupan.
2.1.7 Pengukuran produktivitas kerja
Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat
menejemen yang penting di semua tingkatan ekonomi untuk
menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Bagi sebuah
perusahaan atau organisasi ukuran produktivitas biasanya
dirumuskan sebagai ratio antara output nyata dengan input
21
nyata dengan catatan bahwa faktor yang dijadikan tolok
ukur harus disepakati terlebih dahulu.
Dalam pengukuran produktivitas kerja menurut Simamora
(2004: 612) ada beberapa faktor yang digunakan untuk
mengukur produktifitas kerja, yang meliputi:
1. Kuantitas kerja.
2. Kualitas kerja.
3. Ketetapan waktu.
2.1.8 Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi kerja
Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja uang
tinggi suatu perusahaan dalam proses produksi, selain
peralatan ataupun bahan baku dan tenaga kerja yang
berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan peraturan –
peraturan pemerintah serta kebijakan – kebijakan
pemerintah secara keseluruhan. Ada beberapa faktor yang
juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja adalah sebagai
berikut:
1. Sikap mental
2. Pendidikan
3. Keterampilan
4. Manajemen
5. Tingkat penghasilan
atau kompensasi
6. Gizi dan kesehatan
7. Jaminan sosial
8. Lingkungan dan
iklim kerja
9. Sarana produksi
10. Teknologi
11. Kesempatan
berprestasi
Dari tiap – tiap faktor di atas dapat saling
berpengaruh dan dapat mempengaruhi peningkatan
22
produktivitas dan kreativitas pegawai dalam suatu
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.1.9 Studi sebelumnya
Tabel 1
Nama Judul
Penelitian
Metode Hasil
Sista Saka
Dewi
Pengaruh
pe,nerian
kompensasi
tunai terhadap
produktifitas
kerja karyawan
pada usaha
dagang
Erlangga 2 di
Denpasar.
Metode
deskriptif.
Pemberian kompensasi tunai sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan dan dapat berakibat pada peningkatan kualitas padaperusahaan sehingga perusahaan mengalami peningkatan mutu dan hasil sesuai target.
Ghina Dwi
Mulyani
Pengaruh
kompensasi
finansial
langsung
terhadap
motivasi kerja
karyawan.
Metode
kuantitatif
.
Pemberian kompensasi
finansial tidak langsung
berpengaruh terhadap
motivasi kerja karyawan.
Dina Nankai
Tacina
Pengaruh
kompensasi
finansial dan
non finansial
terhadap
motivasi kerja
karyawan.
Metode
explanatory
research
( metode
Hipotesis).
Variabel kompensasi non
finansial mempunyai nilai
t hitung dan koefisien
beta yang paling besar.
sehingga variabel
komepensasi non finansial
mempunyai pengaruh yang
23
paling kuat dibandingkan
dengan variabel yang
lainnya maka variabel
kompensasi non finansial
mempunyai pengaruh yang
dominan terhadap motivasi
kerja karyawan.
2.2 Kerangka pemikiran
Proses pemberian kompensasi yang dilakukan secara adil
dan layak oleh perusahaan kepada para pegawai mereka
diharapkan mampu memberi motivasi kepada pegawai untuk
meningkatkan produktivitas dan kreativitas kinerja mereka.
Dan pada akhirnya nanti akumulasi dan peningkatan
produktivitas dan kreativitas kerja para pegawai akan
mengindikasikan peningkatan produktivitas perusahaan. Dari
uraian singkat tersebut, maka penulis menjabarkan kerangka
pikir yang akan di jadikan pegangan dalam penelitian ini
dalam gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2
Kerangka pikir
2.3 Hipotesis
24
Produktivitas dan
Sistem pemberian
Kompensasi
PT. Tripata Engineers And
Dengan mengacu pada uraian latar belakang dan
permasalahan, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai
berikut:
1. Pemberian kompensasi kepada pegawai sangat
berpengaruh terhadap produktivitas pegawai.
2. Pemberian kompensasi yang adil dan layak serta
merujuk pada Undang – Undang atau peraturan
pemerintah adalah cara yang paling tepat agar dalam
pemberian kompensasi tidak terjadi kecemburuan sosial
pada setiap pegawai.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan pada PT. Tripatra
Engineers And Constructors ini, penulis akan melakukan
25
sebuah penelitian dengan cara mendatangi langsung kantor
pusat PT. Tripatra Engineers And Constructors yang terletak
di Cilandak Barat, Jakarta Selatan untuk mengumpulkan data
– data pendukung di dalam melakukan penelitian tersebut.
3.2 Obyek dan Waktu penelitian
Obyek penelitian ini dilaksanakan pada PT. Tripatra
Engineers And Constructors Kantor Wilayah Jakarta Selatan
Jl. RA. Kartini No. 34 Cilandak Barat. Penulis memilih
melakukan penelitian pada PT. Tripatra Engineers And
Constructors ini karena selain lokasinya dekat dengan
tempat tinggal sekarang, obyek penelitian ini merupakan
kantor pusat sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian
dan pengumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan
penelitian sesuai dengan judul penelitian. Waktu yang
digunakan adalah dalam kurun waktu 1 Juni 2015 sampai
dengan 31 November 2015.
Tabel 2
NoTahapan
kegiatan
Waktu PenulisanJun -
15
Jul -
15
Agt -
15
Sept -
15
Okt -
15
Nov -
151 Persiapan
2Pengumpulann
data
3 Pengolahan data
4 Analisa data
5 Sidang skripsi
26
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011: 60-64) variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian di
tarik kesimpulannya. Maka macam – macam variabel dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Variabel independen adalah variabel bebas atau variabel
yang mempengaruhi variabel terikat.
2. Variabel dependen adalah variabel terikat atau variabel
yang dipengaruhi oleh keberadaan variabel bebas.
3. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terukat.
4. Variabel intervening adalah variabel yang memberikan
jeda antara variabel bebas dengan variabel terikat,
sehingga variabel bebas tidak langsung mempengaruhi
variabel terkait.
5. Variabel control adalah variabel yang memebuat konstan
hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat
sehingga variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Pengertian operasiaonal menurut Indriantoro dan Supomo
(2002: 69) adalah penentuan construct sehingga menjadi
variabel yang dapat diamati dan diukur dengan menentukan
27
hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sesuai
dengan yang di teliti yaitu “ Analisis pengaruh kompensasi
terhadap kinerja karyawan PT. Tripatra Enginers And
Constructors” maka penelitian ini terdapat dua variabel
penelitian, yaitu kompensasi dan kinerja karyawan. Dalam
pengertian kompensasi dan produktivitas kerja izinkan saya
untuk mengemukakan pengertian menurut pemikiran saya
sebagai penulis dalam penelitian ini. Menurut saya
pengertian:
kompensasi adalah imbalan atau upah yang diberikan
kepada pegawai sebagai alat pemuas pegawai untuk
meningkatkan kinerja dan loyalitas pegawai pada perusahaan
yang akan berakibat meningkatnya produktivitas kerja para
pegawai.
kinerja karyawan adalah tingkatan hasil kerja pegawai
dalam waktu tertentu yang sudah memenuhi dan mencapai
persyaratan yang telah ditentukan dan juga sudah
disepakati.
Tabel 3
Operasional Variabel
Variabel Indikator Sub VariabelKompensasi - Gaji dan Upah
- insentif
- Asuransi
- Pensiun
- Kompensasi langsung
- Kompensasi Tidak
langsung
28
Kinerja karyawan - Target
- Kreativitas dan
produktivitas
- Kehadiran
- ketepatan dalam
bekerja
- Kualitas dan kuantitas
kerja
- Kedisiplinan
3.5 Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini memakai dua cara untuk
mengumpulkan data yang akan diperlukan dalam analisis,
yaitu sebagai berikut:
1. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh
peneliti atau data yang berasal dari sumber aslinya
dan terkait secara langsung dengan topik penelitian.
Pengumpulan data primer dapat menggunakan observasi,
wawancara, angket, dan pola lain yang di perlukan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi dan
angket (kuisioner penelitian) sebagai penunjang dalam
pengumpulan data.
a. Observasi adalah pengamatan langsung ke lokasi
penelitian yang dilakukan dengan memperhatikan,
mempelajari dan mencatat berbagai hal yang dapat
dijadikan obyek penelitian, serta mengumpeulkan data
sekunder dari berbagai dokumen.
b. Angket (kuisioner penelitian) adalah pengajuan
pernyataan atau pertanyaan tertulis serta pilihan
jawaban kepada para responden yang menjadi sampel
penelitian.
29
2. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan pihak
lain baik dari dalam organisasi (perusahaan) atau di
luar organisasi (perusahaan). Data sekunder internal
dapat berupa laporan yang tidak dipublikasikan. Data
sekunder eksternal dapat berupa laporan yang di
publikasikan
3.6 Teknik Analisis data
Teknik yang akan digunakan penelitian ini, penulis
menggunakan teknik analisa data kuntitatif. Pada umumnya
teknik analisa data kuantitatif ini menggunakan teknik –
teknik analisis statistik, walaupun tidak menutup
kemungkinan untuk mengunakan analisis matematis biasa
(misalnya analisis terhadap tabel frekuensi). Dari hasil
daftar pertanyaan, data tersebut di kuantitatifkan dengan
memberikan nilai pada masing – masing jawaban responden.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian setelah
dilakukan tabulasi data, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis dengan analisis sebagai berikut:
a. Analisis regresi
Menurut Sugiono (2002: 211) bahwa analisis ini
digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh
antara pemberian kompensasi (X) terhadap produktivitas
kerja karyawan (Y), maka dinyatakan dengan persamaan
garis regresi yaitu dimana masing – masing konstanta a
dan b dapat di cari dengan rumus sebagai berikut:
Y=a+bX
30
atau
b=n∑X.Y– (∑X ) (∑Y )n (∑X )2−(∑Y )2
Keterangan :
Y = Variabel
terikat
X = Variabel bebas
a = Nilai
konstanta
b = koefisien
regresi
c = Banyaknya
data
b. Analisis korelasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan
antara pemberian kompensasi dengan peningkatan
produktivitas kerja karyawanyamg bisa dinyatakan
dengan sebuah rumus sebagai berikut:
r= n∑XY−∑X.∑Y√n.∑X2−(∑X )2.√n.∑Y2−(∑Y )2
Keterangan:
r = Koefisien validitas butir pertanyaan yang
dicari
n = Banyaknya koresponden
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
DAFTAR PUSTAKA
31
Manajemen Sumber Daya Manusia, Hasibuan, Malayu, SP (2002),
Jakarta, Bumi Aksara.
Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Rivai, Veithzal
(2004), Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengadaan, Pengembangan,
Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Hariandja
Marihot Tua E (2002), Bumi Aksara, Jakarta.
Manajemen Sumber Daya Manusia, Simamora, Henry (2004), Bina
Aksara, Jakarta.
32