14
PENUMBUHKEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP DAN ALIH TEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING NASIONAL SEMINAR NASIONAL TECHNOPRENEURSHIP DAN ALIH TEKNOLOGI PROSIDING Didukung oleh : Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi Volume 1, Nomor 1, Februari 2016 ISSN : 2502-6607 Bogor, 12-13 November 2015

Pengembangan Sistem Pengukuran dan Monitoring Produktivitas Kelompok Penelitian (studi Kasus: Kelompok Penelitian Manajemen Mutu Pusat Penelitian Z)

Embed Size (px)

Citation preview

PENUMBUHKEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP DAN ALIH TEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING NASIONAL

SEMINAR NASIONAL TECHNOPRENEURSHIPDAN ALIH TEKNOLOGI

PROSIDING

Didukung oleh :

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih TeknologiVolume 1, Nomor 1, Februari 2016

ISSN : 2502-6607

Bogor, 12-13 November 2015

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

221

P-ALTEK 09

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN DAN

MONITORING PRODUKTIVITAS KELOMPOK

PENELITIAN (STUDI KASUS: KELOMPOK PENELITIAN

MANAJEMEN MUTU PUSAT PENELITIAN X)

Sih Damayanti1)

, Tri Widianti2)

1), 2) Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian-LIPI [email protected]

ABSTRAK

Pengukuran dan monitoring produktivitas merupakan langkah awal dalam upaya peningkatan

produktivitas organisasi. Hasil pengukuran produktivitas digunakan sebagai pertimbangan

dalam penetapan kebijakan strategis peningkatan produktivitas. Agar dapat memberikan

gambaran produktivitas organisasi secara tepat, pengukuran produktivitas harus dilakukan

dengan rumus perhitungan atau metrik yang tepat dan sesuai dengan organisasi. Berdasarkan

hal tersebut, dalam melakukan pengukuran produktivitas perlu dilakukan pengembangan

sistem pengukuran produktivitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan sistem

pengukuran dan monitoring produktivitas Kelompok Penelitian Manajemen Mutu. Hasil dari

penelitian ini diketahui bahwa produktivitas Keltian MM dibentuk dan dipengaruhi oleh 18

rasio produktivitas. Selain itu, penelitian ini juga menghasilkan sebuah matrik pengukuran

produktivitas Kelompok Penelitian Manajemen Mutu. Dimana dalam matrik tersebut,

besarnya indeks produktivitas Keltian MM dipengaruhi oleh nilai rasio produktivitas yang

dicapai, nilai rasio produktivitas yang ditargetkan dan nilai bobot pada setiap rasio.

Kata Kunci: Pengukuran Produktivitas, Kelompok Penelitian, Sistem Pengukuran

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

222

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam iklim persaingan, peningkatan produktivitas secara berkelanjutan merupakan

hal yang harus dilakukan oleh organisasi (Sudit, 1994, karlsson, 2004, Andersson, 2015).

Untuk dapat meningkatkan produktivitas, organisasi harus dapat melakukan pengukuran

produktivitas organisasinya terlebih dahulu (karlsson, 2004, Wazed, 2008). Oxman (1992)

Seperti yang dikutip dalam Karlsson (2004) menyebutkan bahwa pengukuran produktivitas

merupakan langkah pertama yang mengarahkan organisasi pada pengontrolan produktivitas

yang pada akhirnya akan mengarahkan organisasi pada peningkatan produktivitas. Dengan

melakukan pengukuran produktivitas, organisasi menjadi memahami produktivitasnya, Jika

sudah memahami, organisasi dapat mengontrolnya, dan jika sudah dapat mengontrolnya,

organisasi dapat meningkatkannya.

Kelompok Penelitian Manajemen Mutu (Keltian MM) merupakan kelompok

penelitian yang berada di dalam Pusat Penelitian X. Personel Keltian MM terdiri atas 2

peneliti madya, 2 peneliti pertama dan 3 kandidat peneliti dengan bidang kepakaran di bidang

ilmu Manajemen Mutu. Keltian MM dibentuk pada tahun 2014 berdasarkan SK Kepala Pusat

yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Kepala LIPI No 1 tahun 2014 tentang

dihapuskannya struktur/eselonisasi bidang-bidang teknis penelitian dan beralih dalam bentuk

kelompok jabatan fungsional. Dengan adanya perubahan tersebut, segala kegiatan dilakukan

dan dikoordinasikan oleh internal Keltian. Hasil atau output dari kegiatan Keltian tersebut

kemudian dilaporkan kepada Kepala Pusat dan dilaporkan sebagai kinerja Pusat Penelitian X.

Sebagai Kelompok Penelitian yang masih baru, Keltian MM selalu berusaha untuk

meningkatkan produktivitasnya, terutama pada kegiatan penelitian. Salah satu upaya yang

dilakukan oleh Keltian MM adalah dengan melakukan pengukuran dan monitoring

produktivitas Keltian termasuk di dalamnya personel Keltian secara rutin dalam periode

tertentu. Pengukuran dan Monitoring tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat

produktivitas aktual Keltian dan untuk mengontrolnya, dimana berdasarkan analisa terhadap

hasil pengukuran dan monitoring tersebut dapat dilakukan upaya-upaya strategis peningkatan

produktivitas Keltian.

Untuk dapat mengukur produktivitas, Keltian harus mempunyai sistem pengukuran

produktivitas Keltian. Namun sayangnya, karena umurnya yang masih baru, Keltian MM

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

223

belum mempunyai sistem pengukuran dan monitoring produktivitas. Disamping itu,

berdasarkan analisa terhadap literatur juga belum banyak dilakukan pembahasan terkait

pengukuran produktivitas untuk Kelompok Penelitian pada khususnya yang dapat diadopsi

dalam pengukuran produktivitas Keltian MM. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan

upaya pengembangan sistem pengukuran dan monitoring produktivitas Keltian MM sebagai

upaya untuk meningkatkan produktivitas Keltian.

Tujuan

Berdasarkan perumusan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengembangkan pengukuran dan monitoring produktivitas Kelompok Penelitian Manajemen

Mutu Pusat Penelitian X. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam

mengukur dan memonitor produktivitas Keltian MM pada khususnya dan Kelompok

Penelitian pada umumnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara output yang dihasilkan

oleh sebuah sistem dengan faktor input yang digunakan oleh sistem untuk menghasilkan

output (Pekkuri, 2011). Produktivitas juga sering disebut sebagai rasio atau perbandingan

antara output dengan input (sudit, 1994, Lieberaman, 2008, Tangen, 2002, Teng, 2013).

Wong (2015) mengartikan produktivitas sebagai ukuran efektivitas dan efisiensi perusahaan

dalam memperoleh output dengan menggunakan sumber daya yang tersedia (Wong,2015).

Sementara Teng (2013) mendefinisikan produktivitas sebagai hasil penjumlahan antara

efisiensi dan efektivitas. Faktor input pada produktivitas meliputi sumber daya baik itu

sumber daya manusia ataupun sumber daya fisik lainnya yang digunakan dalam proses.

Sementara output, output merupakan keluaran dari proses baik itu berupa produk ataupun

jasa (Pekuri, 2011).

Peningkatan produktivitas diartikan sebagai β€œpeningkatan rasio terhadap produk atau

jasa yang dihasilkan terhadap sumber daya yang digunakan” (Pekkuri, 2011). Pada

umumnya peningkatkan produktivitas dijelaskan dalam 2 hal, menghasilkan output yang

lebih baik dari segi kuantitas atau kualitasnya dengan menggunakan input sumber daya yang

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

224

sama, atau menghasilkan output dengan kualitas dan kuantitas yang sama dengan

menggunakan input sumber daya yang lebih sedikit (Pekkuri, 2011,).

Langkah awal yang dapat dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas adalah

melakukan pengukuran produktivitas (Karlsson, 2004). Pengukuran produktivitas merupakan

alat yang dibutuhkan dalam upaya untuk mengevaluasi dan memonitor kinerja sebuah

organisasi (karlsson, 2004). Pengukuran produktivitas dapat dijadikan sebagai alat

komunikasi yang memberikan informasi terkait capaian kinerja perusahaan saat ini dan

membandingkannya dengan sasaranperusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya (Wong,

2015). Dengan melakukan pengukuran terhadap produktivitas, organisasi dapat mengetahui

posisinya saat ini dan kemudian berdasarkan hasil pengukuran tersebut dapat dirumuskan

langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkannya.

Pada dasarnya pengukuran produktivitas merupakan proses identifikasi perhitungan

atau metrik yang tepat yang akan digunakan untuk menentukan efektivitas dan efisiensi

sumber daya yang digunakan (Wong, 2015). Diewert (2005) menjelaskan bahwa terdapat 4

jenis pengukuran produktivitas, yang pertama adalah Single factor productivity atau partial

factor productivity, yaitu pengukuran produktivitas dengan menggunakan satu faktor input

produktivitas. Yang kedua adalah Labor productivity, yaitu pengukuran produktivitas dengan

menggunakan faktor input produktivitastenaga kerja. Yang ketiga adalah Multi factor

productivity, yaitu pengukuran produktivitas dengan menggunakan dua atau lebih faktor

input produktivitas. yang keempat adalah Total factor productivity, yaitu pengukuran

produktivitas terhadap keseluruhan output yang dihasilkan dan keseluruhan faktor input

produktivitas.

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

225

METODE PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pengukuran dan monitoring

produktivitas Kelompok Penelitian Manajemen Mutu. Sistem tersebut dikembangkan

berdasarkan analisis terhadap tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

personel Keltian MM, baik yang dilakukan secara individu, atau tim yang melibatkan 2 atau

lebih personel Keltian atau bahkan kegiatan yang melibatkan seluruh personel Keltian MM.

Tahapan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Tahap pertama yang

dilakukan adalah analisis terhadap tugas-tugas Kelompok Penelitian. Pada tahap ini

dilakukan penjabaran terhadap seluruh tugas Keltian MM. Tahap Kedua adalah identifikasi

indikator input dan output produktivitas Kelompok Penelitian. Pada tahap ini dilakukan

identifikasi terkait input apa yang digunakan dalam melakukan tugas-tugas Keltian dan

output yang dihasilkan berdasarkan tugas tersebut. Tahap ketiga adalah identifikasi rasio

produktivitas. Identifikasi terhadap rasio dilakukan untuk menentukan hubungan antara

output dan input yang saling berkaitan yang akan digunakan dalam pengukuran produktivitas

Keltian MM. Langkah yang keempat adalah penentuan periode pengukuran. Pengukuran

produktivitas biasanya dilakukan dalam rentang waktu satu tahun. Namun, dalam upaya

monitoring, pengukuran produktivitas dilakukan secara bertahap. Pengukuran produktivitas

Kelompok Penelitian dalam penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu 3 bulan atau 4 kali

dalam satu tahun. Hal tersebut didasarkan pada pengukuran kinerja Pusat Penelitian X yang

juga dilakukan dalam rentang waktu 3 bulan. Tahap kelima adalah perumusan perhitungan

produktivitas Kelompok Penelitian. Pada tahap ini dilakukan pemodelan perhitungan

produktivitas yang akan digunakan dalam mengukur produktivitas Keltian. Tahap keenam

adalah validasi. Validasi dilakukan untuk membuktikan bahwa sistem pengukuran dan

monitoring produktivitas telah sesuai dengan kondisi Keltian dan sesuai dengan keinginan

personel Keltian MM. Validasi pada penelitian ini dilakukan dengan FGD (Focus Group

Discussion) personel Keltian MM.

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

226

Gambar 1. Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Tugas Kelompok Penelitian

Berdasarkan Peraturan Kepala LIPI No 2 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Jabatan Fungsional Peneliti dan Peraturan Kepala LIPI Nomor 04/E/2009 tentang Standar

Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti, tugas utama peneliti adalah melakukan penelitian

pengembangan terhadap Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Dimana kinerja peneliti

diukur dari publikasi Karya Tulis Ilmiah dari hasil penelitian pada jenis publikasi yang telah

ditetapkan. Disamping melakukan kegiatan penelitian, tugas peneliti lainnya berdasarkan

Peraturan Kepala LIPI No 2 Tahun 2014 adalah melakukan diseminasi hasil penelitian.

Diseminasi merupakan penyampaian hasil penelitian dan pengembangan dan/atau pemikiran

Identifikasi input dan output produktivitas

Identifikasi rasio produktivitas Kelompok Penelitian

Penentuan periode pengukuran

Pengembangan sistem pengukuran produktivitas

Kelompok Penelitian

Identifikasi Tugas Kelompok Penelitian

Validasi

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

227

di bidang iptek kepada masyarakat dan/atau pemangku kepentingan untuk dimanfaatkan atau

dikembangkan lebih lanjut (Lipi, 2014).

Berdasar pada peraturan-peraturan tersebut, Keltian MM menjabarkan tugas Keltian

menjadi beberapa poin. Secara lebih jelas, tugas peneliti sebagai personel Kelompok

Penelitian Manajemen Mutu (Keltian MM) dijabarkan sebagai berikut:

1. Memantau perkembangan IPTEK

2. Melakukan penelitian ilmu pengetahuan

3. Mempublikasikan hasil penelitian ke jurnal dan publikasi ilmiah lainnya

4. Mempresentasikan hasil penelitian dalam konferensi atau pertemuan ilmiah lainnya

5. Mempublikasikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat umum

6. Memberikan pengajaran berdasarkan bidang keahlian

7. Mengembangkan soft-technology bidang manajemen mutu berdasarkan hasil penelitian

8. Melakukan perbaikan (improvement) Keltian

Identifikasi indikator input dan output Produktivitas

Setelah dilakukan identifikasi terhadap tugas Kelompok Penelitian kemudian langkah

selanjutnya adalah identifikasi indikator input dan output produktivitas Kelompok Penelitian.

Indikator output produktivitas Kelompok Penelitian dapat dilihat pada Tabel.1. Indikator

output produktivitas dikembangkan dengan mengacu pada tugas-tugas Keltian MM. Indikator

input produktivitas dikembangkan berdasarkan aspek-aspek yang berpengaruh terhadap

kegiatan Keltian dalam menjalankan tugasnya. Aspek-aspek tersebut antara lain SDM,

anggaran penelitian dan fasilitas. Indikator input yang digunakan dalam pengukuran

produktivitas Kelompok Penelitian dikembangkan dari aspek SDM dan anggaran penelitian,

dengan indikator input produktivitas pada aspek SDM adalah jumlah SDM (orang) dan waktu

kerja (bulan) dan pada aspek anggaran, indikatornya adalah jumlah dana penelitian (Rp).

Penentuan aspek SDM dan anggaran sebagai indikator input produktivitas dikarenakan dua

aspek tersebut mempunyai peran yang besar terhadap terselenggaranya kegiatan penelitian

pada Keltian MM, sedangkan aspek fasilitas hanya bersifat sebagai pendukung kegiatan.

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

228

Tabel 1. Indikator Output Produktivitas

Tugas Kelompok Penelitian output Indikator Output

Produktivitas Ukuran

1. Memantau perkembangan IPTEK

2. Melakukan penelitian ilmu pengetahuan

3. Mempublikasikan hasil penelitian ke media publikasi yang telah ditetapkan

Publikasi KTI pada: 1). jurnal internasional terindeks scopus, 2). jurnal internasional selain terindeks scopus, 3). jurnal nasional terakreditasi, 4). jurnal nasional tidak terakreditasi, 5). prosiding internasional, dan 6). prosiding nasional.

Jumlah perolehan angka kredit dari publikasi KTI

AK

4. Memresentasikan hasil penelitian dalam konferensi atau pertemuan ilmiah lainnya

Keikutsertaan dalam konferensi dan pertemuan ilmiah

Jumlah konferensi dan pertemuan ilmiah yang diikuti

Kali

5. Mempublikasikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat umum

Artikel semi popular Jumlah edisi QMM yang diterbitkan Edisi

Majalah ilmiah Jumlah edisi QMR yang diterbitkan Edisi

6. Memberikan pengajaran berdasarkan bidang keahlian

Keikutsertaan dalam memberikan pengajaran, narasumber dan bimbingan

Jumlah pengajaran, narasumber dan bimbingan yang dilakukan

Kali

7. Mengembangkan soft-technology bidang manajemen mutu berdasarkan hasil penelitian

Soft technology (metode/toolkit/sistem)

Jumlah soft technology (metode/toolkit/sistem) Buah

8. Melakukan perbaikan (improvement) Keltian

improvement

(metode/toolkit/sistem) yang digunakan oleh internal

Jumlah improvement (metode/toolkit/sistem) yang digunakan oleh internal

Buah

Identifikasi Rasio Produktivitas

Setelah indikator input dan output produktivitas telah ditetapkan, kemudian dilakukan

identifikasi rasio produktivitas yang menghubungkan antara output dengan input

produktivitas. Hasil identifikasi terhadap rasio produktivitas dapat dilihat pada tabel 2.

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

229

Tabel 2. Rasio Produktivitas Kelompok Penelitian

No Rasio Produktivitas Input Output

1 Produktivitas publikasi ilmiah terhadap jumlah SDM Jumlah SDM Jumlah perolehan angka

kredit dari publikasi KTI

2 Produktivitas publikasi ilmiah terhadap waktu kerja Waktu Kerja Jumlah perolehan angka

kredit dari publikasi KTI

3 Produktivitas publikasi ilmiah terhadap jumlah anggaran

Jumlah anggaran

Jumlah perolehan angka kredit dari publikasi KTI

4 Produktivitas keikutsertaan dalam konferensi dan pertemuan ilmiah terhadap jumlah SDM

Jumlah SDM Jumlah konferensi dan pertemuan ilmiah yang diikuti

5 Produktivitas keikutsertaan dalam konferensi dan pertemuan ilmiah terhadap waktu kerja

Waktu Kerja Jumlah konferensi dan pertemuan ilmiah yang diikuti

6 Produktivitas keikutsertaan dalam konferensi dan pertemuan ilmiah terhadap jumlah anggaran

Jumlah anggaran

Jumlah konferensi dan pertemuan ilmiah yang diikuti

7 Produktivitas Penerbitan edisi QMM terhadap waktu kerja Waktu Kerja Jumlah edisi QMM yang

diterbitkan

8 Produktivitas Penerbitan edisi QMM terhadap jumlah anggaran

Jumlah anggaran

Jumlah edisi QMM yang diterbitkan

9 Produktivitas Penerbitan edisi QMR terhadap waktu kerja Waktu Kerja Jumlah edisi QMR yang

diterbitkan

10 Produktivitas Penerbitan edisi QMR terhadap jumlah anggaran

Jumlah anggaran

Jumlah edisi QMR yang diterbitkan

11 Produktivitas keikutsertaan dalam memberikan pengajaran, narasumber dan bimbingan terhadap jumlah SDM

Jumlah SDM Jumlah pengajaran, narasumber dan bimbingan yang dilakukan

12 Produktivitas keikutsertaan dalam memberikan pengajaran, narasumber dan bimbingan terhadap waktu kerja

Waktu Kerja Jumlah pengajaran, narasumber dan bimbingan yang dilakukan

13 Produktivitas dalam menghasilkan Soft technology terhadap jumlah SDM Jumlah SDM

Jumlah soft technology (metode/toolkit/sistem) yang dihasilkan

14 Produktivitas dalam menghasilkan Soft technology terhadap waktu kerja Waktu Kerja

Jumlah soft technology (metode/toolkit/sistem) yang dihasilkan

15 Produktivitas dalam menghasilkan Soft technology terhadap jumlah anggaran

Jumlah anggaran

Jumlah soft technology (metode/toolkit/sistem) yang dihasilkan

16 Produktivitas dalam menghasilkan improvement untuk internal Keltian terhadap jumlah SDM

Jumlah SDM

Jumlah improvement (metode/toolkit/sistem) yang digunakan oleh internal

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

230

17 Produktivitas dalam menghasilkan improvement untuk internal Keltian terhadap waktu kerja

Waktu Kerja

Jumlah improvement

(metode/toolkit/sistem) yang digunakan oleh internal

18 Produktivitas dalam menghasilkan improvement untuk internal Keltian terhadap jumlah anggaran

Jumlah anggaran

Jumlah improvement (metode/toolkit/sistem) yang digunakan oleh internal

Perumusan Model Pengukuran Indeks Produktivitas Kelompok Penelitian

Setelah rasio produktivitas ditetapkan, kemudian langkah selanjutnya adalah

perumusan model pengukuran indeks produktivitas Kelompok Penelitian. Model pengukuran

indeks produktivitas Kelompok Penelitian dijelaskan sebagai berikut:

𝐼𝑃𝑑 = 𝑆𝑅1,π‘‘π‘Š1 + 𝑆𝑅2,π‘‘π‘Š2 + β‹― + 𝑆𝑅18,π‘‘π‘Š18

Dimana IP merupakan Indeks Produktivitas pada periode t. SR merupakan Score Rasio.

Score raiso merupakan prosentase Rasio produktivitas capaian dengan Rasio produktivitas

target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Keltian (𝑆𝑅 =𝑅

𝑅𝑇π‘₯ 100%, dimana SR Score

Rasio, R Rasio capaian, RT Rasio Target) dan W merupakan bobot Rasio produktivitas.

Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun sistem pengukuran produktivitas

Kelompok Penelitian Manajemen Mutu Pusat Penelitian X. Sistem pengukuran produktivitas

disusun dengan melakukan analisis terhadap tugas-tugas Kelompok Penelitian MM. Hasil

dari analisa tersebut, didapatkan tugas Kelompok Penelitian terdiri dari 8 tugas. Dimana

berdasarkan tugas tersebut dilakukan identifikasi terhadap input produktivitas dan output

produktivitas. Hasil dari identifikasi tersebut terdapat 3 input produktivitas dan 7 output

produktivitas yang dapat digunakan dalam pengukuran produktivitas Keltian MM. Setelah

input dan output produktivitas diketahui kemudian dilakukan identifikasi terhadap rasio

produktivitas, menghubungkan keberpengaruhan antara output dengan input. Dan

berdasarkan analisis tersebut didapatkan 18 rasio hubungan antara output denga input yang

kemudian digunakan sebagai rasio pengukuran produktivitas Keltian MM. Lebih jelas rasio

produktivitas dapat dilihat pada tabel 2.

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

231

Untuk mengetahui tingkat produktivitas Keltian, dibutuhkan sebuah rumus atau

matrik pengukuran yang mengcover 18 rasio produktivitas yang telah diidentifikasi. Matrik

pengukuran produktivitas Keltian MM pada poin 4 pada sub judul Hasil dan Pembahasan.

Dalam matrik tersebut, nilai indeks produktivitas dipengaruhi oleh Score Rasio (Rasio

capaian dan Rasio target) dan bobot pada setiap rasio.

Sebelum melakukan pengukuran, Keltian MM melakukan pembobotan terhadap 18

rasio produktivitas tersebut dimana nilai bobot ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan

masing-masing rasio. Pembobotan rasio produktivitas dapat ditentukan dengan menggunakan

metode Analytic Hierarchy Process (AHP) atau melakukan Focus Group Discussion (FGD)

dengan personel Kelompok Penelitian. Selain pembobotan terhadap rasio produktivitas,

Keltian juga perlu untuk menentukan target yang ingin dicapai oleh Keltian MM pada setiap

rasio produktivitas. Hal tersebut diperlukan untuk melakukan perbandingan antara nilai yang

dicapai oleh Keltian MM dengan nilai yang diinginkan atau ditargetkan.

Berkaitan dengan monitoring produktivitas, pengukuran terhadap produktivitas

Keltian MM dilakukan secara bertahap dalam periode yang telah ditentukan dengan nilai

target yang juga telah disesuaikan. Pengukuran produktivitas Keltian MM dilakukan dalam

rentang waktu 3 bulan. Monitoring produktivitas ini diperlukan agar produktivitas Keltian

dapat terkontrol dengan baik. Jika nilai Indek Produktivitas capaian jauh dari target, Keltian

dapat menerapkan kebijakan-kebijakan strategis sebagai upaya peningkatan produktivitas.

Dimana dengan penerapan kebijakan peningkatan produktivitas tersebut, indeks produktivitas

yang didapatkan dalam pengukuran produktivitas periode selanjutnya lebih tinggi. Lebih

lanjut, nilai indeks produktivitas total dalam satu tahun yang dicapai dapat sesuai dengan

target.

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

232

KESIMPULAN

Pengukuran dan monitoring produktivitas merupakan hal yang sangat penting untuk

dilakukan dalam upaya meningkatan produktivitas dan kinerja organisasi. Agar dapat

menggambarkan kondisi organisasi dengan tepat, pengukuran produktivitas harus sesuai

dengan kondisi organisasi. Lebih lanjut, matrik yang digunakan dalam pengukuran

produktivitas juga harus tepat dan sesuai. Dalam kaitan dengan tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengembangkan sistem pengukuran produktivitas Kelompok Penelitian

Manajemen Mutu Pusat Penelitian X. Sistem tersebut dikembangkan berdasarkan analisis

terhadap tugas-tugas Kelompok Penelitian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa produktivitas Keltian MM

dibentuk dan dipengaruhi oleh 18 rasio produktivitas. Selain itu, penelitian ini juga

menghasilkan sebuah matrik pengukuran produktivitas Kelompok Penelitian Manajemen

Mutu. Dimana dalam matrik tersebut, besarnya indeks produktivitas Keltian MM dipengaruhi

oleh nilai rasio produktivitas yang dicapai, nilai rasio produktivitas yang ditargetkan dan nilai

bobot pada setiap rasio.

DAFTAR PUSTAKA

Andersson, C., dan Bellgran, M., 2015, On the complexity of using performance measures: Enhancing

sustained production improvement capability by combining OEE and productivity, Journal of Manufacturing Systems, Vol. 35, Hal.144–154.

Diewert, E., and Nakamura, A. O., 2005, Concepts and Measures of Productivity: An Introduction, Forthcoming as Chapter 2 in Lipsey and Nakamura (eds.), Services Industries and the Knowledge Based Economy, University of Calgary Press.

karlsson, M., dkk, 2004, Measuring R&D productivity: complementing the picture by focusing on research activities, Technovation, Vol. 24, Hal. 179–186

Lieberaman, M. B., dan Kang, J., 2008, How to measure company productivity using value-added: A focus on Pohang Steel (POSCO), Asia Pacific Journal Manage, Vol.25, Hal.209–224

LIPI, 2014, Peraturan Kepala LIPI No.2 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Jabatan Funsional Peneliti, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: Jakarta.

Pekuri, A., dkk, 2011, Productivity and Performance Management – Managerial Practices in the Construction Industry, International Journal of Performance Measurement, Vol. 1, Hal.39-58.

Sudit, E. F., 1995, Productivity measurement in industrial operations, European Journal of Operational Research, Vol. 85, Hal.435-453

Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi 2015

Pusat Inovasi - LIPI

233

Tangen, S., 2002, Understanding the concept of productivity, Proceedings of the 7th Asia Pacific Industrial Engineering and Management Systems Conference (APIEMS2002).

Teng, H. S. S., 2013, Qualitative productivity analysis: does a non-financial measurement model exist?, International Journal of Productivity and Performance Management, Vol. 63, No. 2, Hal. 250-256

Wazed, MA and Ahmed S, 2008, Multifactor Productivity Measurements Model (MFPMM) as Effectual Performance Measures in Manufacturing, Australian Journal of Basic and Applied Sciences, Vol. 2 No. 4, Hal. 987-996.

Wong, G., 2015, Handbook for SME productivity Measurement and analysis for NPO’s, Asian

Productivity Organization: Japan.