Upload
upnyk-id
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PENELITIAN
PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAPPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANKECAMBAH PADA BIJI JAGUNG
oleh:
1. Meida Riski Pujiyati (25)
2. Merina Widayanti (26)
3. M. Hurri Mahardika (27)
4. Nadia Azizah (28)
5. Nindia Putri Parahita (29)
XII IPA 3
SMA Negeri 1 Wonosobo (2014/2015)
LAPORAN PENELITIANPENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANKECAMBAH PADA BIJI JAGUNG
oleh:
1. Meida Riski Pujiyati (25)
2. Merina Widayanti (26)
3. M. Hurri Mahardika (27)
4. Nadia Azizah (28)
5. Nindia Putri Parahita (29)
XII IPA 3
SMA Negeri 1 Wonosobo (2014/2015)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian
yang berjudul“Pengaruh
Cahaya Matahari
Terhadap Pertumbuhan
dan Perkembangan
Kecambah pada Biji
Jagung” disahkanpada :
hari : Minggu
tanggal : September
2014
ii
Yang mengesahkan,
Drs. Sukar, M.Pd
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmatnya, penulis mampu menyelesaikan laporan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Cahaya Matahari
Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Jagung”.
Dalam menyusun laporan penelitian ini tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami,
namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari
oranag terdekat sehingga penulis mampu
menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis ada
kesempatan ini mengucapkan terima kasih keada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
iii
2. Orangtua, atas semua doa dan bantuan finansial
untuk menyelesaikan laporan ini.
3. Bapak Ibu Guru, atas bimbingannya dalam
membantu mengoreksi laporan ini.
4. Teman-teman, yang telah memberikan semangat
dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Kritik yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan penulis untuk penyempurnaan laporan
penelitian selanjutnya. Demikian, semoga laporan
penelitian ini dapat memberikan banyak manfaat serta
diharapkan laporan ini menjadi laporan penelitian yang
dapat memberikan motivasi kepada siapapun.
Wonosobo, 24 Agustus 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………...............
………………….............i
iv
LEMBAR PENGESAHAN .............……….................
……………....................ii
KATA
PENGANTAR ............................................
..............................................iii
DAFTAR
ISI .................................................
......................................................i
v
DAFTAR
TABEL ................................................
................................................vii
DAFTAR
GAMBAR ..............................................
...........................................viii
DAFTAR
LAMPIRAN .............................................
............................................ix
v
ABSTRAK ..............................................
.......................................................
........x
BAB I PENDAHULUAN
………………….......................…….................1
A. Latar Belakang Masalah
……...............………………...............1
B. Identifikasi
Masalah ..............................................
.........................2
C. Pembatasan
Masalah ..............................................
........................4
D. Perumusan Masalah
………………........................…….............4
E. Tujuan Penelitian …….
…….....................................
…...............5
vi
F. Manfaat
Penelitian ...........................................
...............................5
BAB II KAJIAN TEORI DAN
HIPOTESIS ............................................
......6
A. Kajian Teori …………………....................
………….................................6
1.
Pertumbuhan............................................
..................................6
2.
Perkembangan...........................................
..................................7
3. Cahaya
Matahari...............................................
..........................8
vii
4. Hormon Auksin........
………….......................….........................8
B. Penelitian yang
Relevan ...............................................
..................9
C. Kerangka Berpikir dalam
Penelitian ...........................................
10
E.
Hipotesis ...........................................
..........................................10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
……................……....................11
A. Seting Penelitian
…….....................................
……….............11
viii
1. Waktu
Penelitian ...........................................
.........................11
2. Tempat
Penelitian ...........................................
.........................11
B. Subyek dan Obyek
Penelitian ..........................................
..........12
C. Variabel Penelitian
………………………………….................13
D. Sumber
Data ................................................
..............................13
E. Teknik dan Alat Pengumpulan
Data ...........................................14
ix
F. Validasi
Data ................................................
...............................16
G. Analisis
Data ................................................
............................17
H.
ProsedurPenelitian ..................................
..................................19
BAB IV DISKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN .............21
A . Diskripsi Hasil
Penelitian ...........................................
..................21
B.
Pembahasan .........................................
.......................................21
x
BAB V SIMPULAN DAN
SARAN .................................................
..............36
A. Simpulan ..................................
............................................
.......36
B. Saran ....................................
............................................
...........39
DAFTAR
PUSTAKA ......................................
...............................................
.....40
LAMPIRAN –
LAMPIRAN ..............................................
...................................41
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Banyaknya biji yang
berkecambah.....................................
...................17
Tabel 2. Pertumbuhan dan perkembangan biji
jagung.........................................1
7
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alat yang di
butuhkan............................................
........................15
Gambar 2. Bahan yang
dibutuhkan..........................................
.......................16
Gambar 3. Prosedur
penelitian..........................................
..............................20
Gambar 4. Penanaman biji jagung pada tempat
gelap.....................................23
Gambar 5. penanaman biji jagung pada cahaya tak
langsung........................28
Gambar 6. penanaman biji jagung pada cahaya
langsung...............................32
xiii
Gambar 7. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
biji jagung pada masing-masing
pot.................................................
..........................................38
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan
Penelitian.............................................
...................41
Lampiran 2. Gambar
dokumentasi............................................
.............................42
Lampiran 3. Gambar percobaan yang
gagal..................................................
........46
xv
ABSTRAK
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, didahuluioleh proses perkecambahan. Perkecambahan tersebutmembutuhkan beberapa zat serta energi salah satunyaadalah cahaya matahari. Cahaya matahari ini kamiterapkan dalam penelitian pada tumbuhan monokotildengan biji jagung. Pengaruh cahaya matahari terhadappertumbuhan dan perkembangan biji jagung sangat besar.Intensitas atau banyak sedikitnya cahaya akanmenghasilkan pertumbuhan dan perkembangan pada bijijagung yang berbeda walaupun benih dan perawatannya punsama. Namun, tempat biji jagung itu tumbuh akanberpengaruh pada banyak sedikitnya cahaya sehinggaberpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bijijagung. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengamatanpada biji jagung selama 10 hari dari penamaman padatiga tempat yang berbeda dengan benih dan perawatansama. Tempat tersebut adalah di tempat yang gelap(tanpa cahaya matahari), di dalam ruangan (terkenacahaya matahari tak langsung), dan di luar ruangan(terkena cahaya matahari langsung). Hasil penelitianpengamatan menunjukkan perbedaan hasil, di tempatcahaya langsung tumbuhan tumbuh lebih segar, sehat,tidak mengalami etiolasi dan berwarna hijau tetapitinggi tanaman pendek. Sedang pada tanaman taklangsung, tumbuhan tumbuh berwarna pucat lebih tinggidan agak cepat mengalami etiolasi. Dan pada tempatgelap, tumbuhan tumbuh sangat tinggi, tidak memilikiwarna pada daun, batang sangat lemah, dan etiolasisangat cepat. Penelitian tersebut menunjukkan adanyapengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan bijijagung.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Coba perhatikan tumbuhan yang ada di lingkungan
kita, atau bahkan tumbuhan milik kita sendiri.
Pernahkan kita memikirkan, mengapa tumbuhan tersebut
mengalami perubahan bentuk dan ukuran tumbuhan dewasa
dibandingkan pada waktu masih muda? Pada waktu muda,
tumbuhan hanya baru berukuran beberapa centimter.
Setelah beberapa lama, tumbuhan akan tumbuh dan
berkembang menjadi lebih tinggi dan lebih besar.
Misalnya pohon mangga. Pada awal ditanam, pohon mangga
hanya berukuran beberapa centimeter. Setelah berumur
satu tahun, pohon mangga bisa mencapai tinggi tiga
puluh centimeter dan saat beumur lima tahun mencapai
tinggi satu setengah meter. Dari contoh tersebut dapat
disimpulkan bahwa perrtumbuhan adalah perubahan yang
1
terjadi pada makhluk hidup yang meliputi pertambahan
ukuran tubuh.
Selama pertumbuhan, organisme mengalami proses
peningkatan atau pematangan aktivitas organ. Proses ini
brpern untuk meningkatkan fungsi organisme menjdi lebih
sempurna. Sebagai contoh biji yang ditanam beberapa
lama kemudian akan berkecambah. Saat berkecambah, yang
pertama kali muncul adalah radikula. Kemudian muncul
hipokotil. Tumbuh lagi hingga muncul epikotil,
kotiledon, dan plumulae. Tanaman akan tumbuh semakin
tinggi. Setelah dewasa tumbuhan akan membentuk bunga
dan menghasilkan buah. Jadi perkembangan merupakan
proses untuk mencapai kematangan fungsi organisme.
2
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses
yang berjalan secara simultan (pada waktu yang
bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor
kuantitatif dan faktor kualitatif. Pertumbuhan dapat
diukur secara kuantitatif karena mudah diamati, yaitu
terjadi perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya,
perkmbangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif,
melainkan terjadi perubahan fungsional organisme
menjadi lebih sempurna.
Berdasarkanmasalah tersebut kami melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Cahaya Matahari
Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kecambah pada
Biji Jagung” dengan alasan utama untuk memenuhi tugas
dari guru dan tuntutan sekolah, selain itu untuk
memperdalam pengetahuan dan praktek agar mengetahui
tentang pertumbuhan dan perkembangan kecambah pada biji
jagung yang dipengrauhi oleh intensitas cahaya matahari
yang berbeda-beda. Hal tersebut untuk memenuhi
kompetensi dasar yang harus diketahui dan dikuasai
siswa.
B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini akan mebedakan pertumbuhan
dan perkembangan yang dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Intensitas cahaya matahari yang dilakukan jelas
berbeda. Intensitas cahaya yang dijadikan pengaruh
disini adalah itensitas cahaya rendah yaitu cahaya di
tempat yang gelap, intensitas cahaya sedang yaitu
cahaya di tempat yang terkena cahaya matahari tak
langsung, dan intensitas cahaya matahari tinggi yaitu
cahaya di tempat yang terkena cahaya matahari tak
langsung.
Intensitas cahaya matahari yang rendah atau gelap
akan mempengaruhi pertumbuhan kecambah yang cepat namun
perkembangan kecambah yang tidak bagus. Untuk
pertumbuhan tinggi kecambah di tempat yang gelap akan
lebih cepat daripada di tempat yang memiliki intensitas
cahaya yang tak langsung dan langsung. Itu dikarenakan
karena hormon auksin tidak rusak dan terus bekerja.
Namun, perkembangan pada warna daun dan batang tidaklah
baik dalam arti tidak memiliki warna yang bagus atau
hanya memiliki warna coklat. Di tempat yang gelap,
cahaya tidak menyinari kecambah jadi klorofil (zat arna
daun) tidak akan tersedia. Maka dari itu, tumbuhan
tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga tumbuhan
akan cepat mengalami etiolasi atau matinya tanaman
karena tidak berkembangnya klorofil walaupun sudah
disediakan nutrisi.
Intensitas cahaya matahari yang sedang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kecambah
berdasar jumlah atau intensitas cahaya matahari yang
tersedia. Pada pertumbuhan tinggi batang di tempat
cahaya tak langsung lebih tinggi daripada pada cahaya
langsung dan lebih rendah daripada di tempat yang
gelap. Di tempat cahaya tak langsung akan terjadi
fototropi atau gerak pada tumbuhan. Fototropi tersebut
dikarenakan tumbuhan pada saat mengalami pertumbuhan
akan tumbuh ke arah asal cahaya matahari. Jadi,
tumbuhan akan tumbuh miring atau belok. Sedangkan dalam
perkembangannya pada cahaya matahari tak langsung
terdapat klorofil, tetapi klorofil tersebut tidak bisa
bekerja secara maksimal sehingga warna tumbuhan tidak
terlalu hijau.
Intensitas cahaya matahari tinggi atau cahaya
matahari secara langsung memiliki pertumbuhan dan
perkembangan yang baik. Pertumbuhan pada tinggi tanaman
memang tidak tinggi tetapi memiliki perkembangan yang
bagus. Karena terkena cahaya matahari secara langsung,
daun mengandung klorofil yang tinggi sehingga tanaman
memiliki warna hijau yang bagus dan segar. Disamping
dilihat dari penampilan yang baik, produksi dari hasil
fotosintesis juga sangat baik karena memilikin klorofil
tinggi. Tanaman akan lebih berumur lama dibanding pada
cahaya gelap dan cahaya tak langsung jadi tanaman tidak
mengalami etiolasi.
C. Pembatasan Masalah
Peneliti mengamati laju pertumbuhan dan
perkrmbangan kecambah pada biji jagung berdasarkan
pengaruh intensitas cahaya matahari dengan pembatasan
intensitas cahaya yaitu di tempat yang gelap (tidak ada
cahaya matahari), di tempat yang terkena cahaya
matahari tak langsung, dan di tempat yang terkena
cahaya matahari secara langsung.
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan dan perkembangan kecambah pada biji
jagung ?
2. Bagaimana pengaruh intensitas cahaya matahari yang
berbeda-beda terhadap pertumbuhan kecambah pada biji
jagung ?
3. Bagaimana pengaruh intensitas cahaya matahari yang
berbeda-beda terhadap perkembangan kecambah pada
biji jagung ?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan dan perkembangan kecambah pada biji
jagung.
2. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari yang
berbeda-beda terhadap pertumbuhan kecambah pada biji
jagung.
3. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari yang
berbeda-beda terhadap perkembangan kecambah pada
biji jagung.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang berjudul “Pengaruh
Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Biji Jagung” adalah untuk memperdalam pengetahuan dan
memperkuat teori tentang pertumbuhan dan perkmbangan
serta sebagai pembuktian akan hipotesis dan
identifikasi masalah.
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada
suatu organisme. Pertumbuhan bersifat tidak dapat
kembali (irreversible). Proses pertumbuhan
biasanya diikuti dengan pertambahan volume tubuh
dan berat tubuh (Dyah, dkk, 2010: 3).
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi
fisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan
dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan
jasmaniyah) yang herediter dalam bentuk proses
aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur
biologis (Werner, 1957: 127).
7
Setiap organisme pasti mengalami pertumbuhan.
Tumbuh merupakan suatu proses penambahan berat
(biomassa) yang tidak dapat kembali
(irreversible). Proses pertumbuhan dapat diukur
dari penambahan panjang, tinggi, atau berat tubuh.
Karena dapat diukur, proses pertumbuhan bersifat
kuantitatif (Suyitno, 2008: 52).
7
Pertumbuhan diartikan sebagai penambahan dalam
ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh
serta bagian-bagiannya. Pertumbuhan dapat di ukur
(Arifin, 1990: 67).
2. Perkembangan adalah proses untuk mencapai
kematangan fungsi suatu organisme. Perkembangan
meliputi differensiasi sel dan bersifat dapat
balik (reversible). Perkembangan tidak dapat
diukur dan dinyatakan dengan angka sehingga dapat
dikatakan bahwa perkembangan bersifat kualitatif.
Contohnya yaitu pada umur dua tahun batita sudah
mulai dapat berjalan, munculnya buah dan bunga
pada tanaman, mulai aktifnya organ reproduksi pada
remaja, gradasi warna hijau pada daun. Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan dua proses yang
berjalan secara simultan. (Dyah, dkk, 2010: 3).
Secara umum perkembangan berjalan dengan prinsip
orthogenetis. Perkembangan berlangsung dari
keadaan global dan berdiferensiasi. Proses
differensiasi dapat diartiksn sebagai prinsip
8
totalitas pada diri anak. Dari penghayatan
totalitas tersebut lambat laun bagian-bagiannya
akan menjadi semakin nyata dan semakin jelas dalam
rangka keseluruhan (Werner, 1957: 127).
Selain mengalami pertumbuhan, tubuh organisme juga
berkembang. Kedua proses tersebut berjalan
seiring. Adanya perkembangan dapat dilihat dari
adanya perubahan menuju dewasa atau adanya
perubahan kemampuan aktivitas tubuh. Perkembangan
pada organisme tidak dapat diukur sehingga
bersifat kualitatif (Suyitno, 2008: 52).
Perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan
dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi berbagai
bagiannya ke dalam suatu kesatuan fungsional bila
pertumbuhan itu berlangsung. Perkembangan tidak
dapat diukur, hanya bisa diamati gejala-gejalanya.
Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan (Arifin,
1990:67)
3. Cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan.
Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh
9
lebih cepat, namun dengan kondisi pucat, kurus,
dan daunnya tidak berkembang (etiolasi). Keadaan
ini terjadi akibat tidak adanya cahaya sehingga
dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk
pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan
yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan
tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative
pendek, daun berkembang baik, dan berwarna hijau.
Hal ini dikarenakan pengaruh auksin dihambat oleh
cahaya matahari (Dyah Aryulina dkk, 2012).
4. Auksin adalah hormon yang merangsang pemanjangan
sel-sel di dalam tunas-tunas muda yang sedang
berkembang. Meristem apical dari suatu tunas
adalah tempat utama sintesis auksin. Sewaktu
auksin dari puncak tunas bergerak turun ke wilayah
pemanjangan sel, hormon tersebut merangsang
pertumbuhan sel (Reece 2013).
Auksin tidak aktif saat terkena matahari. Kondisi
ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya
matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang
10
terkena cahaya matahari. Akibatnya tumbuhan akan
membengkok ke arah datangnya cahaya matahari
(Choirul Muslim dkk, 2012).
B. Penelitian yang Relevan
1. Leo Galweiler, at Regulation of polar auxin
Leo Galweiler dan para koleganya merancang
sebuah percobaan untuk mengidentifikasi lokasi
protein transport auksin. Hasilnya konsentrasi
protein transport auksin di ujung basal sel-sel
memerantarai transpor polar auksin. Hal ini
dibuktikan dengan hasil percobaan menggunakan
molekul flouresen kuning kehijauan pada protein
transpor auksin yang memperlihatkan bahwa
protein transpor auksin terkumpul di ujung
basal sel-sel parenkim xylem.
2. F. Went, A Growth Substance and Growth (FriksWent 1928)
Went meletakkan koleoptil dalam kegelapan dan
membuang ujungnya, kemudian meletakkan beberapa
11
ujung koleoptil di atas kotak agar yang
diperkirakan akan mengabsorbsi zat kimia
tersebut. Pada koleoptil yang lain, Went
meletakkan kotak agar yang mengandung zat
kimia, baik di tengah pucuk koleoptil maupun di
pinggir pucuk. Hasilnya, koleoptil tumbuh lurus
jika zat kimia tersebut (auksin) terdistribusi
merata.
C. Kerangka Berpikir dalam Penelitian
Tumbuhan yang tumbuh di tempat terangrelatif pendek, namun daunnya berkembangdengan baik (Dyah Aryulina dkk 2012)
Salah satu hormon pertumbuhan yangmempengaruhi tinggi koleoptil adalah
auksin. Namun, hormon ini dapat dihambat
12
Menempatkan 3 set tanaman jagung (zeamays) pada intensitas cahaya berbeda :
1. Cahaya Langsung2. Cahaya tidak langsung3. Tanpa cahaya (gelap)
Tinggi tanaman dengan intensitas cahayatinggi adalah yang paling pendek. Karenaaktifitasnya terhambat oleh cahaya
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka
hipotesis percobaan ini adalah cahaya berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada biji
tanaman.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian yang telah kami lakukan sebelumnya
dengan judul “Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Kecambah pada Biji
Jagung” dimulai pada hari Rabu, 13 Agustus 2014.
Penelitian dilakukan selama sepuluh hari berturut-
turut sampai dengan hari Jumat tanggal 22 Agustus
2014. Selama sepuluh hari hari tersebut, peneliti
mencatat dan mengamati pertumbuhan dan perkembangan
obyek penelitian.
2. Tempat Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Cahaya
Matahari Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Kecambah pada Biji Jagung” dilakukan dalam tiga
tempat yang berbeda. Satu pot diletakkan di tempat
yang mendapat penyinaran cahaya matahari secara
11
langsung. Pot yang satu lagi di letakkan di tempat
yang mendapat sinar matahari secara tak langsung. Dan
pot yang terakhir di letakkan di tempat dengan tanpa
adanya sinar matahari. Kemudian perbedaan pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan yang di letakkan pada tiga
tempat yang berbeda tersebut akan diamati dan dicatat
sebagai bahan penelitian kami.
12
12
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Sebagai subyek penelitian kami (peneliti) atas
nama:
1. Meida Riski Pujiyanti (XII IPA3/ 25)
2. Merina Widayanti (XII IPA3/ 26)
3. M. Hurri Mahardika (XII IPA3/ 27)
4. Nadia Azizah (XII IPA3/ 28)
5. Nindia Putri Parahita (XII IPA3/ 29)
telah melakukan sebuah penelitian tentang “Pengaruh
Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Kecambah pada Biji Jagung”. Selama sepuluh hari
lamanya, kami (peneliti) mengamati, mencatat, dan
merawat obyek penelitian kami dengan hati-hati dan
sepenuh hati dengan harapan dapat memperoleh hasil yang
maksimal. Dalam menjalankan tugas, kami sebagai subyek
peneliti membagi tugas secara adil dengan bekerjasama
antar satu sama lain. Sehingga terciptalah penelitian
yang terkontrol dan terkoordinasi dengan hasil yang
cukup baik.
13
Dalam penelitian yang kami lakukan, obyek
penelitian kami adalah biji jagung. Biji jagung yang
dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah
sebanyak tiga puluh biji. Sepuluh biji di letakkan pada
tempat yang gelap tanpa ada cahaya matahari. Sepuluh
biji yang lain di letakkan di tempat yang mendapat
penyinaran cahara matahari secara tak langsung. Dan
sisanya diletakkan pada tempat yang mendapat penyinaran
cahaya matahari secara langsung. Kami sebagai peneliti
juga menyadangkan masing-masing sepuluh biji pada
masing-masing tempat untuk berjaga-jaga adanya
kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Dengan demikian jumlah biji yang kami gunakan sebagai
obyek penelitian sebanyak enam puluh biji.
C. Variabel Penelitian
Dalam sebuah penelitian, kita mengenal variabel.
Variabel adalah sesuatu yang mempengaruhi obyek
penelitian. Variabel dibedakan menjadi tiga yaitu
variabel tetap, variabel bebas dan variabel terikat.
14
Variabel tetap adalah sesuatu yang dibuat sama.
Variabel bebas yaitu sesuatu yang dibedakan
perlakuannya. Variabel terikat yaitu faktor yang
menjadi akibat dari kedua variabel diatas. Dalam
penelitian yang kami lakukan, variabelnya adalah
sebagai berikut:
1. Variabel tetap
Biji, media tanam (tanah), pot atau wadah,
air.
2. Variabel Bebas
Intensitas cahaya matahari, suhu
3. Variabel terikat
Kecepatan tumbuh dan berkembang
D. Sumber Data
Dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Cahaya
Matahari Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kecambah
pada Biji Jagung” yang telah kami lakukan, tentunya
kami mengacu pada berbagai sumber. Yaitu menggunakan
berbagai metode seperti:
15
1. Metode Pustaka
Metode pustaka yang kami lakukan yaitu dengan
mengumpulkan informasi dari berbagai buku-buku
yang ada di perpustakaan dan berbagai artikel
yang tersedia. Beberapa diantaranya yaitu buku
Campbell reece edisi 8, Biologi esis untuk kelas 3, Biologi
erlangga untuk kelas 3, Biologi yudhistira untuk kelas 3, dan
berbagai artikel-artikel dan modul lainnya.
2. Metode Internet
Metode internet yang kami lakukan yaitu dengan
mencari berbagai informasi terkait pada
internet. Beberapa alamat yang kami jadikan
sumber untuk dipertimbangkan yaitu
en.wikipedia.com, www.scribd.com, dll
3. Metode Observasi
Metode observasi yaitu dengan terjun secara
langsung di lapangan untuk mengamati sendiri
berkaitan dengan obyek penelitian. Dengan
16
demikian kami dapat membuktikan sendiri obyek
yang kami teliti beserta perubahan-berubahan
yang terjadi secara nyata dan akurat.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang kami lakukan yaitu
dengan membaca dan mengkaji teori yang terdapat di
dalamnya. Teknik lain yaitu dengan melakukan wawancara
secara langsung dengan Guru Mata Pelajaran Biologi
yaitu Drs. Sukar M.Pd. kami meminta bantuan dengan
mengadakan konsultasi mengenai peenelitian terkait.
Kami juga mengambil informasi dari internet sebagai
pembanding dari teori yang terdapat di buku yang pada
umumnya sama. Kemudian kami melakukan observasi secara
langsung untuk membuktikan secara nyata.
Alat pengumpulan data yang kami gunakan yaitu
berbagai macam media elektronik seperti laptop, modem,
handphone, printer, camera digital, dll. Kami juga
menggunakan alat-alat pustaka seperti buku yang
terdapat di perpustakaan.
17
Alat dan Bahan yang kami gunakan dalam melakukan
penelitian diantaranya:
1. Alat : a. 3 buah pot
b. kardus / kotak hitam
c. penggaris/mistar
2. Bahan : a. air ledeng / aqua
b. tanah atau pasir
yang di campur dengan kompos /
pupuk kandang.
c. 30 biji jagung
Gambar 1. Alat yang digunakan
Gambar 2. Bahan yang digunakan
18
F. Validasi Data
Dalam melakukan penelitian pengaruh intensitas
cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan
perkembangan biji jagung, alat ukur yang kami
gunakan adalah penggaris. Hal ini dikarenakan dalam
sebuah penelitian nilai yang diperoleh harus valid.
Nilai yang valid pastinya diperoleh dari alat
pengukur yang juga valid. Salah satunya penggaris
dengan tingkat ketelitian 1 mm.
Alat ukur dibedakan menjadi dua, yaitu alat ukur
yang valid dan alat ukur yang tidak valid. Contoh
alat ukur yang valid yaitu penggaris, meteran,
jangka sorong, milimeter skrup, dll. Sedangkan alat
19
ukur yang tidak valid diantaranya jengkal, kaki,
dll.
Apabila dalam penelitian menggunakan alat ukur
yang tidak valid, maka penelitian dapat dikatakan
tidak berhasil. Karena dengan alat ukur yang tidak
valid dapat memberikan hasil yang berbeda-beda
tergantung siapa yang melakukan penelitian
(pengukuran). Dengan demikian, demi tercapainya
penelitian yang berhasil, maka kami memilih
penggaris sebagai alat ukur yang tepat.
G. Analisis Data
Perlakuan
Banyaknya biji yang berkecambah Keterangan(Daya,Gaya
Kemabah)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cahayalangsun
g0 3 10 10 10 10 10 10 10 10 Pada hari
ke-3
Cahayatak
langsung
0 4 10 10 10 10 10 10 10 10 Pada harike-3
20
Tempatgelap 0 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Pada hari
ke-2
Tabel 1. Banyaknya biji yang berkecambah.
Tabel 2. PerrtumbuhandanPerkembanganBijiJagung
Perlakuan
Pertumbuhan panjang kacang hijausampai hari ke 10 diukur dari
permukaan tanah (cm)Keterangan(Perkemba-
ngan)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cahayalangsung
00.13
0.56
2.5
5.05
7.4 11 14 16 17
Daun hijausegar,kuat
Cahayatak
langsung 00.2
0.66
2.87
5.88
9.7 14 20 26 31
Daunhijau,
agak lemah
Tempatgelap
00.36
0.95
3.03
6.73 11 16 21 27 32
Daunpucat,lemah
Dari data pada tabel 1, dapat kita ketahui
bahwa biji yang diletakkan pada tempat gelap
memiliki daya kecambah lebih besar dibanding biji
yang diletakkan ditempat yang terang. Salah satu
faktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah
21
kelembaban. Pada tempat yang gelap, kelembabannya
tinggi sehingga biji cepat berkecambah.
Dari data pada tabel 2, dapat kita ketahui
bahwa biji yang ditanam pada tempat yang gelap
akan tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan biji
yang ditanam pada cahaya langsung dan tak
langsung. Biji yang ditanam pada cahaya tak
langsung menduduki peringkat kedua setelah biji
yang di tanam pada tempat gelap dalam hal
kecepatan tumbuh. Dan biji yang ditanam pada
tempat terang tumbuh paling lambat dibanding kedua
pot yang lain. Hal ini sesuai dengan kajian teori
yang menyebutkan bahwa pertumbuhan pada tanaman
dipengaruhi oleh hormon auksin (hormon
pertumbuhan). Hormon auksin tidak dapat bekerja
(rusak) apabila terkena cahaya matahari. Dengan
demikian biji yang terletak pada cahaya langsung
tumbuh secara perlahan, biji yang diletakkan pada
tempat gelap tumbuh dengan cepatnya, sedangkan
biji yang ditanam pada tempat dengan penyinaran
22
tak langsung akan tumbuh membelok ke arah
datangnya sinar. Hal ini dapat terjadi karena
bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan
tumbuh lebih cepat daripada bagian yang terkena
cahaya matahari. Akibatnya tanaman tumbuh membelok
ke arah datangnya sinar. Peristiwa seperti ini
dinamakan fototropi, yaitu sifat tumbuhan yang
membelok ke arah datangnya sinar.
Berdasarkan dari hasil percobaan dapat
diamati bahwa daun pada tempat tanpa cahaya
memiliki permukaan daun yang berwarna lebih terang
atau pucat (sedikit atau bahkan tidak ada
hijaunya) karena tidak berkembangnya klorofil
sehingga stomata kurang berkembang dengan baik dan
tidak tampak jelas dan lebih lemas atau halus
permukaannya, sehingga dapat dikatakan kurang
berkembang. Tanaman yang diletakkan pada tempat
dengan cahaya tak langsung daunnya sedikit lebih
baik daripada tanaman yang diletakkan pada tempat
gelap. Daun tampak lebih hijau walaupun kurang
23
sehijau daun yang diletakkan di tempat yang
mendapat penyinaran cahaya matahari secara
langsung. Batangnya masih lemah, mudah goyah
karena kurang terpenuhinya nutrisi. Sedangkan pada
daun yang ditempatkan pada tempat cahaya dengan
intensitas tinggi memiliki permukaan daun yang
berwarna lebih gelap atau hijau karena klorofil
berkembang dengan baik pada tempat dengan
intensitas cahaya tinggi sehingga stomata pada
daun tampak lebih jelas dan terlihat lebih kokoh,
serta dapat melangsungkan fotosintesis sehingga
tanaman tampak lebih subur kaya akan nutrisi
sehingga dapat dikatakan berkembang dengan baik.
H. Prosedur Penelitian
1. Menyiapkan tiga buah pot yang di isi tanah yang
telah dicampur dengan kompos dan disiram air
secukupnya (jangan terlalu basah), beri label A, B,
dan C.
24
2. Memilih tiga puluh biji tanaman yang telah
ditentukan jenisnya, sebelumnya dijemur terlebih
dahulu hingga kering sempurna, lalu pilih yang besar
dan warnanya seragam, kemudian direndam dalam air
selama 10 -30 menit.
3. Menanam sepuluh biji pada pot A, sepuluh biji pada
pot B, dan sepuluh biji pada pot C (sampai masuk
kedalam tanah kurang lebih 0,5 cm di bawah permukaan
tanah)
4. Meletakkan pot A di tempat yang terkena cahaya
matahari langsung, pot B pada tempat yang
mendapatkan cahaya matahari tidak langsung (dalam
ruangan), dan pot C pada tempat yang gelap (ditutup
dengan kardus / kotak hitam)
5. Mengamati setiap hari sampai hari ke sepuluh,
mencatat banyaknya biji yang berkecambah serta mengukur
panjang kecambah mulai dari permukaan tanah dan
mencatat hasil pengamatan ke dalam table pengamatan.
Jangan lupa didokumentasikan.
25
6. Menjaga ketiga pot dari gangguan hewan, dan
menambahkan air secukupnya jika perlu, jangan
sampai tanah di dalam pot mongering terutama pada
pot A
Gambar 3. Prosedur penelitian
BAB IV
DISKRIPSI PENELITIAN DAN HASIL PEMBAHASAN
A. Diskripsi Hasil Penelitian
Data tentang pertumbuhan berisikan data
meliputi data daya kecambah, gaya kecambah, kurve
pertumbuhan kecambah, table pertumbuhan kecambah
dan pertumbuhan panjang kecambah. Sedangkan data
tentang perkembangan berisikan data meliputi
kondisi fisik tanaman berupa warna bagian tanaman,
tekstur permukaan bagian tanaman dan adanya
organel-organel maupun jaringan-jaringan yang
berkembang.
B. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah
dilaksanakan, telah melalui serangkain tahap-
tahapan yang terstruktur dan sistematis serta
dilaksnakan secara runtut atau berurutan. Dengan
metode pengamatan langsung, sehingga dapat
mengamati, mengikuti, dan mendokumentasi setiap
21
pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi.
Sehingga dapat meminimalisir kesalahan atau
ketidakvalidan data yang diperoleh, dan data yang
diperoleh bersifat absolut dan valid. Kesalahan
atau ketidakvalidan data dapat berupa human error
ataupun kendala teknis selama percobaan
berlangsung. Pada akhir percobaan memperoleh atau
mencapai hasil yang diinginkan sesuai hipotesis,
karena dapat mencapai target yang dikehendaki.
Sehingga percobaan ini dapat dikatakan berhasil.
22
22
Pot Besar (Gelap)
Biji
Hari1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 - - - - - - - - - -
2 0,3 0,2 0,5 0,4 0,5 0,6 0,2 0,2 0,3 0,4
3 2,5 1 0,7 0,5 0,5 0,7 0,4 1 1 1,2
4 5,8 3,3 3,7 2,8 3,5 2,7 2,5 2,5 2,3 1,2
5 10 5,5 6 6,3 5,2 6,2 8 6,8 6 7,3
611,
89,5 11 11 9.3
10,
5
15,
59,8 12 9,8
722,
516
15,
5
14,
517 16 16
15,
816 15
8 28 1921,
320 21
20,
4
21,
5
20,
6
21,
5
20,
5
925,
325
33,
2
27,
4
25,
725
28,
6
26,
5
25,
527
10 32, 32, 32 31, 33, 31, 34, 31, 41 30,
23
5 7 5 5 5 8 5 8
Pada tempat gelap, pertumbuhan terjadi sangat
pesat. Hormon auksin bekerja maksimal. Namun daunnya
lemah dan mudah goyah. Daunnya berwarna kuning pucat.
Perkembangannya terganggu. Lama kelamaan tanaman akan
mati karena tidak dapat melangsungkan fotosintesis.
Hal ini dinamakan etiolasi. Awalnya tanaman masih
dapat tumbuh karena adanya cadangan makanan yang
mensuplai nutrisi pada biji. Namun seiring dengan
tumbuhnya tanaman, kotiledon yang merupakan tempat
penyimpanan cadangan makanan mengecil dan lama
kelamaan akan menghilang. Setelah kotiledon hilang,
umumnya tanaman masih dapat tumbuh dengan
melangsungkan fotosintesis, namun oleh karena tanaman
yang tumbuh ditempat gelap tidak dapat
berfotosintesis, maka tanaman tersebut akhirnya mati.
Gambar 4. Penanaman biji jagung pada tempat gelap darihari ke hari
28
Biji
Hari1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 - - - - - - - - - -
2 0,2 0,3 0,1 0,2 - - - - - -
3 1 0,5 0,7 0,6 1 0,8 0,2 0,5 1 0,3
4 3,5 3,7 3,3 3,7 3,5 2,5 2,5 0,5 3 2,5
5 7 7,5 6 6 7 6 5,5 6 2 5,8
6 10 9,812,
3
10,
5
11,
59,5 4,8 9,8 10 9
717,
8
13,
3
16,
2
15,
315
13,
514 15 9
13,
5
8 26 2023,
5
21,
5
21,
5
20,
5
21,
5
20,
5
20,
713
932,
7
26,
3
27,
8
17,
527
29,
726
26,
527
27,
5
10 3233,
532 33
30,
5
30,
5
30,
331 33 23
Pot Besar (Cahaya Tidak Langsung)
29
Biji yang ditanam pada cahaya tak langsung
bertumbuhannya sedikit lebih lambat daripada biji
yang ditanam pada tempat gelap dan sedikit lebih
cepat dibanding biji yang ditanam pada cahaya
langsung. Daunnya sedikkit lebih hijau daripada biji
yang ditanam pada tempat gelap. Namun tanamannya
belum sekokoh tanamam yang ditanam pada tempat
terang. Tanamannya tumbuh membelok mengarah ke arah
datangnya sinar matahari.
Gambar 5. Penanaman biji jagung pada tempat yangterkena cahaya matahari tak langsung dari hari ke hari
Hari pertama
Hari Kedua
33
Pot Besar (Cahaya Langsung)
Bij
i
Har
i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 - - - - - - - - - -
2 0,1 0,2 0,1 - - - - - - -
3 1 1,2 1,3 1 0,7 0,8 0,9 1,2 0,3 0,2
4 2,5 2,5 1,5 2,8 2,5 3 2,5 2,5 3 2,2
5 5,5 6 5 5,4 4,7 4,7 4,5 5,2 5 4,5
6 8 8,2 7 6,8 7,5 7 7,7 7 7 7,8
7 11, 10, 10, 11 11, 11, 11, 10, 9,5 11,
34
5 8 5 5 8 5 8 8
814,
4
14,
214
14,
3
12,
2
14,
5
14,
3
13,
5
14,
8
14,
8
915,
3
13,
516
17,
516 16
15,
518
15,
518
1018,
7
20,
417
14,
5
16,
5
17,
520
10,
519
20,
5
Biji yang ditanam pada tempat dengan sinar
cahaya matahari langsung akan tumbuh perlahan.
Paling lambat diantara ke tiga pot yang digunakan
dalam percobaan. Namun perkembangannya sempurna.
Daunnya hijau banyak terkandung klorofil
didalamnya. Tanaman kokoh tidak mudah goyah.
Gambar 6. Penanaman biji jagung pada tempat yangterkena cahaya matahari secara langsung pada hari ke
hari
Hari pertama
Hari Kedua
38
Dengan demikian sangat terlihat bahwa
intensitas cahaya matahari berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan kecambah biji jagung.
Pertumbuhan akan berlangsung cepat pada intensitas
cahaya matahari yang sedikit. Dan perkembangan
akan berlangsung sempurna pada tanaman yang
mendapat intensitas cahaya cukup.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari percobaan tentang perkembangan dan
pertumbuhan biji jagung yang telah kami lakukan selama
beberapa hari, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
yang telah kami lakukan sesuai dengan hipotesis yang
telah kami buat sebelumnya. Dan hasil penelitian yang
telah kami lakukan mengenai perkembangan dan
pertumbuhan biji jagung sesuai dengan kajian teori yeng
telah disebutkan sebelumnya.
Yaitu beberapa jagung yang dirawat di tempat yang
berbeda dan kondisi cahaya matahari yang berbeda
menghasilkan hasil yang berbeda pula. Biji jagung yang
ditempatkan ditempat yang gelap tanpa ada cahaya
matahari, telah tumbuh lebih tinggi dan lebih cepat
daripada biji jagung yang dirawat di tempat dengan
cahaya langsung dan di tempat dengan cahaya tidak
langsung. Hal ini dikarenakan auksin yang ada pada
36
tumbuhan tidak rusak karena tidak dikenai cahaya
matahari. Di mana auksin berperan dalam pertumbuhan
untuk memacu proses pemanjangan sel. Disamping itu,
tumbuhan jagung yang tumbuh di area yang gelap tanpa
ada cahaya matahari, memiliki warna daun yang kuning
dan pucat. Tumbuhan jagung tersebut melemah dan pucat
sehingga kami membuat tongkat penyangga untuk menopang
batang jagung yang melemah. Hal ini dikarenakan
tumbuhan hampir mengalami etiolasi di mana tumbuhan
tidak mampu melakukan fotosintesis.
37
37
Sedangkan biji jagung yang dirawat di tempat yang
hanya terkena cahaya tidak langsung tumbuh tiga kali
lebih cepat daripada tumbuhan yang tumbuh dibawah
siraman cahaya matahari langsung dan warna daun tidak
begitu pucat namun tidak begitu hijau. Hal ini
dikarenakan auksin pada tumbuhan jagung tidak rusak
karena intensitas cahaya matahari yang masuk tidak
terlalu banyak. Sehingga auksin dapat bekerja secara
optimal dan diimbangi dengan fotosintesis dengan
cahanya seadanya. Tumbuhan jagung tersebut juga
mengalami pembengkokan ke arah cahaya matahari yang
disebut fototropi.
Yang terakhir yaitu tumbuhan jagung yang tumbuh
dibawah sinar matahari langsung. Tumbuhan jagung ini
tumbuh sangat subur dan daun tumbuhan jagung tersebut
sangat hijau. Namun jagung tidak tumbuh terlalu tinggi
dikarenakan auksin tumbuhan rusak karena tumbuhan
terekspos cahaya matahari.
Setelah melakukan penelitian tersebut, dapat
ditarik sebuah kesimpulan. Yaitu itensitas cahaya
38
matahari memberi pengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan jagung. Semakin banyak
cahaya matahari yang diserap, tanaman akan berdaun
hijau karena tanaman mendapat suplai cahaya untuk
melakukan fotosintesis. Namun pertumbuhan tumbuhan akan
semakin lambat, hal ini dikarenakan auksin pada
tumbuhan rusak di bawah sinar matahari.
Gambar 7. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada
masing-masing pot
40
B. Saran
1. Untuk menghasilkan hasil yang optimal, biji tumbuhan
jagung sebaiknya dijemur hingga kering sempurna.
Kira-kira dijemur selama satu hari dibawah paparan
cahaya matahari untuk meningkatkan viskositas.
2. Merendam biji di dalam air setelah menjemurnya
sebaiknya dilakukan dalam waktu 2-6 jam. Tidak
terlalu lama karena perendaman yang terlalu lama
dapat menyebabkan plasmolisis.
3. Media tanam yang digunakan menggunakan tanah yang
berwarna gelap karena mengandung humus dan banyak
unsur hara.
4. Gunakan pot atau polibag yang cukup besar agar
tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang secara
maksimal.
5. Jauhkan dari jangkauan anak-anak maupun hewan
pengganggu untuk menghindari kerusakan objek
penelitian.
6. Saat melakukan penelitian sebaiknya menyiapkan objek
penelitian cadangan. Untuk mengantisipasi adanya
42
DAFTAR PUSTAKA
Gälweiler et al., Regulation of polar auxin transportby tPIN1 in Arabidopsis vascular tissue, Science282:2226–2230 (1998).
H. Borthwick et al., A reversible photoreaction controlling seed germination, Proceedings of the National Academy of Sciences, USA 38:662–666 (1952).
R. Darwin, The power of movement in plants, JohnMurray, London (1880). P. Boysen-Jensen,Concerning the performance of phototropic stimulion the Avena coleoptile, Berichte der DeutschenBotanischen Gesellschaft (Reports of the German BotanicalSociety 31:559–566 (1913).
Went, A growth substance and growth, Recueils des TravauxBotaniques Néerlandais (Collections of Dutch Botanical Works)25:1–116 (1928).
43
LAMPIRAN
1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Tanggal Keterangan
1 21 Agustus 2014
Pembuatan rancangan
percobaan, Pencarian
biji, penjemuran,
pengambilan tanah humus
2 22 Agustus 2014Perendaman biji dan
penanaman hari pertama3 23 Agustus 2014 Penanaman hari ke dua4 24 Agustus 2014 Penanaman hari ke tiga5 25 Agustus 2014 Penanaman hari ke empat6 26 Agustus 2014 Penanaman hari ke lima7 27 Agustus 2014 Penanaman hari ke enam8 28 Agustus 2014 Penanaman hari ke tujuh
9 29 Agustus 2014Penanaman hari ke
delapan
10 30 Agustus 2014Penanaman hari ke
sembilan
11 31 Agustus 2014
Penanaman hari ke
sepuluh dan pembuatan
laporan penelitian12 1-11 September
2014
Penyelesaian dan
penyempurnaan laporan