84
LAPORAN PENELITIAN PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KECAMBAH PADA BIJI JAGUNG oleh: 1. Meida Riski Pujiyati (25) 2. Merina Widayanti (26) 3. M. Hurri Mahardika (27) 4. Nadia Azizah (28) 5. Nindia Putri Parahita (29) XII IPA 3 SMA Negeri 1 Wonosobo (2014/2015)

PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KECAMBAH PADA BIJI JAGUNG

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PENELITIAN

PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAPPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANKECAMBAH PADA BIJI JAGUNG

oleh:

1. Meida Riski Pujiyati (25)

2. Merina Widayanti (26)

3. M. Hurri Mahardika (27)

4. Nadia Azizah (28)

5. Nindia Putri Parahita (29)

XII IPA 3

SMA Negeri 1 Wonosobo (2014/2015)

LAPORAN PENELITIANPENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANKECAMBAH PADA BIJI JAGUNG

oleh:

1. Meida Riski Pujiyati (25)

2. Merina Widayanti (26)

3. M. Hurri Mahardika (27)

4. Nadia Azizah (28)

5. Nindia Putri Parahita (29)

XII IPA 3

SMA Negeri 1 Wonosobo (2014/2015)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian

yang berjudul“Pengaruh

Cahaya Matahari

Terhadap Pertumbuhan

dan Perkembangan

Kecambah pada Biji

Jagung” disahkanpada :

hari : Minggu

tanggal : September

2014

ii

Yang mengesahkan,

Drs. Sukar, M.Pd

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat

rahmatnya, penulis mampu menyelesaikan laporan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Cahaya Matahari

Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Jagung”.

Dalam menyusun laporan penelitian ini tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami,

namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari

oranag terdekat sehingga penulis mampu

menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis ada

kesempatan ini mengucapkan terima kasih keada:

1. Tuhan Yang Maha Esa.

iii

2. Orangtua, atas semua doa dan bantuan finansial

untuk menyelesaikan laporan ini.

3. Bapak Ibu Guru, atas bimbingannya dalam

membantu mengoreksi laporan ini.

4. Teman-teman, yang telah memberikan semangat

dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh

dari kesempurnaan. Kritik yang membangun dari pembaca

sangat diharapkan penulis untuk penyempurnaan laporan

penelitian selanjutnya. Demikian, semoga laporan

penelitian ini dapat memberikan banyak manfaat serta

diharapkan laporan ini menjadi laporan penelitian yang

dapat memberikan motivasi kepada siapapun.

Wonosobo, 24 Agustus 2014

Penulis,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………...............

………………….............i

iv

LEMBAR PENGESAHAN .............……….................

……………....................ii

KATA

PENGANTAR ............................................

..............................................iii

DAFTAR

ISI .................................................

......................................................i

v

DAFTAR

TABEL ................................................

................................................vii

DAFTAR

GAMBAR ..............................................

...........................................viii

DAFTAR

LAMPIRAN .............................................

............................................ix

v

ABSTRAK ..............................................

.......................................................

........x

BAB I PENDAHULUAN

………………….......................…….................1

A. Latar Belakang Masalah

……...............………………...............1

B. Identifikasi

Masalah ..............................................

.........................2

C. Pembatasan

Masalah ..............................................

........................4

D. Perumusan Masalah

………………........................…….............4

E. Tujuan Penelitian …….

…….....................................

…...............5

vi

F. Manfaat

Penelitian ...........................................

...............................5

BAB II KAJIAN TEORI DAN

HIPOTESIS ............................................

......6

A. Kajian Teori …………………....................

………….................................6

1.

Pertumbuhan............................................

..................................6

2.

Perkembangan...........................................

..................................7

3. Cahaya

Matahari...............................................

..........................8

vii

4. Hormon Auksin........

………….......................….........................8

B. Penelitian yang

Relevan ...............................................

..................9

C. Kerangka Berpikir dalam

Penelitian ...........................................

10

E.

Hipotesis ...........................................

..........................................10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

……................……....................11

A. Seting Penelitian

…….....................................

……….............11

viii

1. Waktu

Penelitian ...........................................

.........................11

2. Tempat

Penelitian ...........................................

.........................11

B. Subyek dan Obyek

Penelitian ..........................................

..........12

C. Variabel Penelitian

………………………………….................13

D. Sumber

Data ................................................

..............................13

E. Teknik dan Alat Pengumpulan

Data ...........................................14

ix

F. Validasi

Data ................................................

...............................16

G. Analisis

Data ................................................

............................17

H.

ProsedurPenelitian ..................................

..................................19

BAB IV DISKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN .............21

A . Diskripsi Hasil

Penelitian ...........................................

..................21

B.

Pembahasan .........................................

.......................................21

x

BAB V SIMPULAN DAN

SARAN .................................................

..............36

A. Simpulan ..................................

............................................

.......36

B. Saran ....................................

............................................

...........39

DAFTAR

PUSTAKA ......................................

...............................................

.....40

LAMPIRAN –

LAMPIRAN ..............................................

...................................41

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Banyaknya biji yang

berkecambah.....................................

...................17

Tabel 2. Pertumbuhan dan perkembangan biji

jagung.........................................1

7

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alat yang di

butuhkan............................................

........................15

Gambar 2. Bahan yang

dibutuhkan..........................................

.......................16

Gambar 3. Prosedur

penelitian..........................................

..............................20

Gambar 4. Penanaman biji jagung pada tempat

gelap.....................................23

Gambar 5. penanaman biji jagung pada cahaya tak

langsung........................28

Gambar 6. penanaman biji jagung pada cahaya

langsung...............................32

xiii

Gambar 7. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan

biji jagung pada masing-masing

pot.................................................

..........................................38

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan

Penelitian.............................................

...................41

Lampiran 2. Gambar

dokumentasi............................................

.............................42

Lampiran 3. Gambar percobaan yang

gagal..................................................

........46

xv

ABSTRAK

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, didahuluioleh proses perkecambahan. Perkecambahan tersebutmembutuhkan beberapa zat serta energi salah satunyaadalah cahaya matahari. Cahaya matahari ini kamiterapkan dalam penelitian pada tumbuhan monokotildengan biji jagung. Pengaruh cahaya matahari terhadappertumbuhan dan perkembangan biji jagung sangat besar.Intensitas atau banyak sedikitnya cahaya akanmenghasilkan pertumbuhan dan perkembangan pada bijijagung yang berbeda walaupun benih dan perawatannya punsama. Namun, tempat biji jagung itu tumbuh akanberpengaruh pada banyak sedikitnya cahaya sehinggaberpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bijijagung. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengamatanpada biji jagung selama 10 hari dari penamaman padatiga tempat yang berbeda dengan benih dan perawatansama. Tempat tersebut adalah di tempat yang gelap(tanpa cahaya matahari), di dalam ruangan (terkenacahaya matahari tak langsung), dan di luar ruangan(terkena cahaya matahari langsung). Hasil penelitianpengamatan menunjukkan perbedaan hasil, di tempatcahaya langsung tumbuhan tumbuh lebih segar, sehat,tidak mengalami etiolasi dan berwarna hijau tetapitinggi tanaman pendek. Sedang pada tanaman taklangsung, tumbuhan tumbuh berwarna pucat lebih tinggidan agak cepat mengalami etiolasi. Dan pada tempatgelap, tumbuhan tumbuh sangat tinggi, tidak memilikiwarna pada daun, batang sangat lemah, dan etiolasisangat cepat. Penelitian tersebut menunjukkan adanyapengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan bijijagung.

xvi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Coba perhatikan tumbuhan yang ada di lingkungan

kita, atau bahkan tumbuhan milik kita sendiri.

Pernahkan kita memikirkan, mengapa tumbuhan tersebut

mengalami perubahan bentuk dan ukuran tumbuhan dewasa

dibandingkan pada waktu masih muda? Pada waktu muda,

tumbuhan hanya baru berukuran beberapa centimter.

Setelah beberapa lama, tumbuhan akan tumbuh dan

berkembang menjadi lebih tinggi dan lebih besar.

Misalnya pohon mangga. Pada awal ditanam, pohon mangga

hanya berukuran beberapa centimeter. Setelah berumur

satu tahun, pohon mangga bisa mencapai tinggi tiga

puluh centimeter dan saat beumur lima tahun mencapai

tinggi satu setengah meter. Dari contoh tersebut dapat

disimpulkan bahwa perrtumbuhan adalah perubahan yang

1

terjadi pada makhluk hidup yang meliputi pertambahan

ukuran tubuh.

Selama pertumbuhan, organisme mengalami proses

peningkatan atau pematangan aktivitas organ. Proses ini

brpern untuk meningkatkan fungsi organisme menjdi lebih

sempurna. Sebagai contoh biji yang ditanam beberapa

lama kemudian akan berkecambah. Saat berkecambah, yang

pertama kali muncul adalah radikula. Kemudian muncul

hipokotil. Tumbuh lagi hingga muncul epikotil,

kotiledon, dan plumulae. Tanaman akan tumbuh semakin

tinggi. Setelah dewasa tumbuhan akan membentuk bunga

dan menghasilkan buah. Jadi perkembangan merupakan

proses untuk mencapai kematangan fungsi organisme.

2

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses

yang berjalan secara simultan (pada waktu yang

bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor

kuantitatif dan faktor kualitatif. Pertumbuhan dapat

diukur secara kuantitatif karena mudah diamati, yaitu

terjadi perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya,

perkmbangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif,

melainkan terjadi perubahan fungsional organisme

menjadi lebih sempurna.

Berdasarkanmasalah tersebut kami melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Cahaya Matahari

Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kecambah pada

Biji Jagung” dengan alasan utama untuk memenuhi tugas

dari guru dan tuntutan sekolah, selain itu untuk

memperdalam pengetahuan dan praktek agar mengetahui

tentang pertumbuhan dan perkembangan kecambah pada biji

jagung yang dipengrauhi oleh intensitas cahaya matahari

yang berbeda-beda. Hal tersebut untuk memenuhi

kompetensi dasar yang harus diketahui dan dikuasai

siswa.

B. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini akan mebedakan pertumbuhan

dan perkembangan yang dipengaruhi oleh cahaya matahari.

Intensitas cahaya matahari yang dilakukan jelas

berbeda. Intensitas cahaya yang dijadikan pengaruh

disini adalah itensitas cahaya rendah yaitu cahaya di

tempat yang gelap, intensitas cahaya sedang yaitu

cahaya di tempat yang terkena cahaya matahari tak

langsung, dan intensitas cahaya matahari tinggi yaitu

cahaya di tempat yang terkena cahaya matahari tak

langsung.

Intensitas cahaya matahari yang rendah atau gelap

akan mempengaruhi pertumbuhan kecambah yang cepat namun

perkembangan kecambah yang tidak bagus. Untuk

pertumbuhan tinggi kecambah di tempat yang gelap akan

lebih cepat daripada di tempat yang memiliki intensitas

cahaya yang tak langsung dan langsung. Itu dikarenakan

karena hormon auksin tidak rusak dan terus bekerja.

Namun, perkembangan pada warna daun dan batang tidaklah

baik dalam arti tidak memiliki warna yang bagus atau

hanya memiliki warna coklat. Di tempat yang gelap,

cahaya tidak menyinari kecambah jadi klorofil (zat arna

daun) tidak akan tersedia. Maka dari itu, tumbuhan

tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga tumbuhan

akan cepat mengalami etiolasi atau matinya tanaman

karena tidak berkembangnya klorofil walaupun sudah

disediakan nutrisi.

Intensitas cahaya matahari yang sedang akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kecambah

berdasar jumlah atau intensitas cahaya matahari yang

tersedia. Pada pertumbuhan tinggi batang di tempat

cahaya tak langsung lebih tinggi daripada pada cahaya

langsung dan lebih rendah daripada di tempat yang

gelap. Di tempat cahaya tak langsung akan terjadi

fototropi atau gerak pada tumbuhan. Fototropi tersebut

dikarenakan tumbuhan pada saat mengalami pertumbuhan

akan tumbuh ke arah asal cahaya matahari. Jadi,

tumbuhan akan tumbuh miring atau belok. Sedangkan dalam

perkembangannya pada cahaya matahari tak langsung

terdapat klorofil, tetapi klorofil tersebut tidak bisa

bekerja secara maksimal sehingga warna tumbuhan tidak

terlalu hijau.

Intensitas cahaya matahari tinggi atau cahaya

matahari secara langsung memiliki pertumbuhan dan

perkembangan yang baik. Pertumbuhan pada tinggi tanaman

memang tidak tinggi tetapi memiliki perkembangan yang

bagus. Karena terkena cahaya matahari secara langsung,

daun mengandung klorofil yang tinggi sehingga tanaman

memiliki warna hijau yang bagus dan segar. Disamping

dilihat dari penampilan yang baik, produksi dari hasil

fotosintesis juga sangat baik karena memilikin klorofil

tinggi. Tanaman akan lebih berumur lama dibanding pada

cahaya gelap dan cahaya tak langsung jadi tanaman tidak

mengalami etiolasi.

C. Pembatasan Masalah

Peneliti mengamati laju pertumbuhan dan

perkrmbangan kecambah pada biji jagung berdasarkan

pengaruh intensitas cahaya matahari dengan pembatasan

intensitas cahaya yaitu di tempat yang gelap (tidak ada

cahaya matahari), di tempat yang terkena cahaya

matahari tak langsung, dan di tempat yang terkena

cahaya matahari secara langsung.

D. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh cahaya matahari terhadap

pertumbuhan dan perkembangan kecambah pada biji

jagung ?

2. Bagaimana pengaruh intensitas cahaya matahari yang

berbeda-beda terhadap pertumbuhan kecambah pada biji

jagung ?

3. Bagaimana pengaruh intensitas cahaya matahari yang

berbeda-beda terhadap perkembangan kecambah pada

biji jagung ?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap

pertumbuhan dan perkembangan kecambah pada biji

jagung.

2. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari yang

berbeda-beda terhadap pertumbuhan kecambah pada biji

jagung.

3. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari yang

berbeda-beda terhadap perkembangan kecambah pada

biji jagung.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang berjudul “Pengaruh

Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Biji Jagung” adalah untuk memperdalam pengetahuan dan

memperkuat teori tentang pertumbuhan dan perkmbangan

serta sebagai pembuktian akan hipotesis dan

identifikasi masalah.

6

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada

suatu organisme. Pertumbuhan bersifat tidak dapat

kembali (irreversible). Proses pertumbuhan

biasanya diikuti dengan pertambahan volume tubuh

dan berat tubuh (Dyah, dkk, 2010: 3).

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis

sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi

fisik yang berlangsung secara normal pada anak

yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan

dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari

konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan

jasmaniyah) yang herediter dalam bentuk proses

aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan

berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang

menyangkut peningkatan ukuran dan struktur

biologis (Werner, 1957: 127).

7

Setiap organisme pasti mengalami pertumbuhan.

Tumbuh merupakan suatu proses penambahan berat

(biomassa) yang tidak dapat kembali

(irreversible). Proses pertumbuhan dapat diukur

dari penambahan panjang, tinggi, atau berat tubuh.

Karena dapat diukur, proses pertumbuhan bersifat

kuantitatif (Suyitno, 2008: 52).

7

Pertumbuhan diartikan sebagai penambahan dalam

ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh

serta bagian-bagiannya. Pertumbuhan dapat di ukur

(Arifin, 1990: 67).

2. Perkembangan adalah proses untuk mencapai

kematangan fungsi suatu organisme. Perkembangan

meliputi differensiasi sel dan bersifat dapat

balik (reversible). Perkembangan tidak dapat

diukur dan dinyatakan dengan angka sehingga dapat

dikatakan bahwa perkembangan bersifat kualitatif.

Contohnya yaitu pada umur dua tahun batita sudah

mulai dapat berjalan, munculnya buah dan bunga

pada tanaman, mulai aktifnya organ reproduksi pada

remaja, gradasi warna hijau pada daun. Pertumbuhan

dan perkembangan merupakan dua proses yang

berjalan secara simultan. (Dyah, dkk, 2010: 3).

Secara umum perkembangan berjalan dengan prinsip

orthogenetis. Perkembangan berlangsung dari

keadaan global dan berdiferensiasi. Proses

differensiasi dapat diartiksn sebagai prinsip

8

totalitas pada diri anak. Dari penghayatan

totalitas tersebut lambat laun bagian-bagiannya

akan menjadi semakin nyata dan semakin jelas dalam

rangka keseluruhan (Werner, 1957: 127).

Selain mengalami pertumbuhan, tubuh organisme juga

berkembang. Kedua proses tersebut berjalan

seiring. Adanya perkembangan dapat dilihat dari

adanya perubahan menuju dewasa atau adanya

perubahan kemampuan aktivitas tubuh. Perkembangan

pada organisme tidak dapat diukur sehingga

bersifat kualitatif (Suyitno, 2008: 52).

Perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan

dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi berbagai

bagiannya ke dalam suatu kesatuan fungsional bila

pertumbuhan itu berlangsung. Perkembangan tidak

dapat diukur, hanya bisa diamati gejala-gejalanya.

Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan (Arifin,

1990:67)

3. Cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan.

Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh

9

lebih cepat, namun dengan kondisi pucat, kurus,

dan daunnya tidak berkembang (etiolasi). Keadaan

ini terjadi akibat tidak adanya cahaya sehingga

dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk

pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan

yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan

tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative

pendek, daun berkembang baik, dan berwarna hijau.

Hal ini dikarenakan pengaruh auksin dihambat oleh

cahaya matahari (Dyah Aryulina dkk, 2012).

4. Auksin adalah hormon yang merangsang pemanjangan

sel-sel di dalam tunas-tunas muda yang sedang

berkembang. Meristem apical dari suatu tunas

adalah tempat utama sintesis auksin. Sewaktu

auksin dari puncak tunas bergerak turun ke wilayah

pemanjangan sel, hormon tersebut merangsang

pertumbuhan sel (Reece 2013).

Auksin tidak aktif saat terkena matahari. Kondisi

ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya

matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang

10

terkena cahaya matahari. Akibatnya tumbuhan akan

membengkok ke arah datangnya cahaya matahari

(Choirul Muslim dkk, 2012).

B. Penelitian yang Relevan

1. Leo Galweiler, at Regulation of polar auxin

Leo Galweiler dan para koleganya merancang

sebuah percobaan untuk mengidentifikasi lokasi

protein transport auksin. Hasilnya konsentrasi

protein transport auksin di ujung basal sel-sel

memerantarai transpor polar auksin. Hal ini

dibuktikan dengan hasil percobaan menggunakan

molekul flouresen kuning kehijauan pada protein

transpor auksin yang memperlihatkan bahwa

protein transpor auksin terkumpul di ujung

basal sel-sel parenkim xylem.

2. F. Went, A Growth Substance and Growth (FriksWent 1928)

Went meletakkan koleoptil dalam kegelapan dan

membuang ujungnya, kemudian meletakkan beberapa

11

ujung koleoptil di atas kotak agar yang

diperkirakan akan mengabsorbsi zat kimia

tersebut. Pada koleoptil yang lain, Went

meletakkan kotak agar yang mengandung zat

kimia, baik di tengah pucuk koleoptil maupun di

pinggir pucuk. Hasilnya, koleoptil tumbuh lurus

jika zat kimia tersebut (auksin) terdistribusi

merata.

C. Kerangka Berpikir dalam Penelitian

Tumbuhan yang tumbuh di tempat terangrelatif pendek, namun daunnya berkembangdengan baik (Dyah Aryulina dkk 2012)

Salah satu hormon pertumbuhan yangmempengaruhi tinggi koleoptil adalah

auksin. Namun, hormon ini dapat dihambat

12

Menempatkan 3 set tanaman jagung (zeamays) pada intensitas cahaya berbeda :

1. Cahaya Langsung2. Cahaya tidak langsung3. Tanpa cahaya (gelap)

Tinggi tanaman dengan intensitas cahayatinggi adalah yang paling pendek. Karenaaktifitasnya terhambat oleh cahaya

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka

hipotesis percobaan ini adalah cahaya berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada biji

tanaman.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian yang telah kami lakukan sebelumnya

dengan judul “Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap

Pertumbuhan dan Perkembangan Kecambah pada Biji

Jagung” dimulai pada hari Rabu, 13 Agustus 2014.

Penelitian dilakukan selama sepuluh hari berturut-

turut sampai dengan hari Jumat tanggal 22 Agustus

2014. Selama sepuluh hari hari tersebut, peneliti

mencatat dan mengamati pertumbuhan dan perkembangan

obyek penelitian.

2. Tempat Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Cahaya

Matahari Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Kecambah pada Biji Jagung” dilakukan dalam tiga

tempat yang berbeda. Satu pot diletakkan di tempat

yang mendapat penyinaran cahaya matahari secara

11

langsung. Pot yang satu lagi di letakkan di tempat

yang mendapat sinar matahari secara tak langsung. Dan

pot yang terakhir di letakkan di tempat dengan tanpa

adanya sinar matahari. Kemudian perbedaan pertumbuhan

dan perkembangan tumbuhan yang di letakkan pada tiga

tempat yang berbeda tersebut akan diamati dan dicatat

sebagai bahan penelitian kami.

12

12

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Sebagai subyek penelitian kami (peneliti) atas

nama:

1. Meida Riski Pujiyanti (XII IPA3/ 25)

2. Merina Widayanti (XII IPA3/ 26)

3. M. Hurri Mahardika (XII IPA3/ 27)

4. Nadia Azizah (XII IPA3/ 28)

5. Nindia Putri Parahita (XII IPA3/ 29)

telah melakukan sebuah penelitian tentang “Pengaruh

Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Kecambah pada Biji Jagung”. Selama sepuluh hari

lamanya, kami (peneliti) mengamati, mencatat, dan

merawat obyek penelitian kami dengan hati-hati dan

sepenuh hati dengan harapan dapat memperoleh hasil yang

maksimal. Dalam menjalankan tugas, kami sebagai subyek

peneliti membagi tugas secara adil dengan bekerjasama

antar satu sama lain. Sehingga terciptalah penelitian

yang terkontrol dan terkoordinasi dengan hasil yang

cukup baik.

13

Dalam penelitian yang kami lakukan, obyek

penelitian kami adalah biji jagung. Biji jagung yang

dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah

sebanyak tiga puluh biji. Sepuluh biji di letakkan pada

tempat yang gelap tanpa ada cahaya matahari. Sepuluh

biji yang lain di letakkan di tempat yang mendapat

penyinaran cahara matahari secara tak langsung. Dan

sisanya diletakkan pada tempat yang mendapat penyinaran

cahaya matahari secara langsung. Kami sebagai peneliti

juga menyadangkan masing-masing sepuluh biji pada

masing-masing tempat untuk berjaga-jaga adanya

kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Dengan demikian jumlah biji yang kami gunakan sebagai

obyek penelitian sebanyak enam puluh biji.

C. Variabel Penelitian

Dalam sebuah penelitian, kita mengenal variabel.

Variabel adalah sesuatu yang mempengaruhi obyek

penelitian. Variabel dibedakan menjadi tiga yaitu

variabel tetap, variabel bebas dan variabel terikat.

14

Variabel tetap adalah sesuatu yang dibuat sama.

Variabel bebas yaitu sesuatu yang dibedakan

perlakuannya. Variabel terikat yaitu faktor yang

menjadi akibat dari kedua variabel diatas. Dalam

penelitian yang kami lakukan, variabelnya adalah

sebagai berikut:

1. Variabel tetap

Biji, media tanam (tanah), pot atau wadah,

air.

2. Variabel Bebas

Intensitas cahaya matahari, suhu

3. Variabel terikat

Kecepatan tumbuh dan berkembang

D. Sumber Data

Dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Cahaya

Matahari Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kecambah

pada Biji Jagung” yang telah kami lakukan, tentunya

kami mengacu pada berbagai sumber. Yaitu menggunakan

berbagai metode seperti:

15

1. Metode Pustaka

Metode pustaka yang kami lakukan yaitu dengan

mengumpulkan informasi dari berbagai buku-buku

yang ada di perpustakaan dan berbagai artikel

yang tersedia. Beberapa diantaranya yaitu buku

Campbell reece edisi 8, Biologi esis untuk kelas 3, Biologi

erlangga untuk kelas 3, Biologi yudhistira untuk kelas 3, dan

berbagai artikel-artikel dan modul lainnya.

2. Metode Internet

Metode internet yang kami lakukan yaitu dengan

mencari berbagai informasi terkait pada

internet. Beberapa alamat yang kami jadikan

sumber untuk dipertimbangkan yaitu

en.wikipedia.com, www.scribd.com, dll

3. Metode Observasi

Metode observasi yaitu dengan terjun secara

langsung di lapangan untuk mengamati sendiri

berkaitan dengan obyek penelitian. Dengan

16

demikian kami dapat membuktikan sendiri obyek

yang kami teliti beserta perubahan-berubahan

yang terjadi secara nyata dan akurat.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang kami lakukan yaitu

dengan membaca dan mengkaji teori yang terdapat di

dalamnya. Teknik lain yaitu dengan melakukan wawancara

secara langsung dengan Guru Mata Pelajaran Biologi

yaitu Drs. Sukar M.Pd. kami meminta bantuan dengan

mengadakan konsultasi mengenai peenelitian terkait.

Kami juga mengambil informasi dari internet sebagai

pembanding dari teori yang terdapat di buku yang pada

umumnya sama. Kemudian kami melakukan observasi secara

langsung untuk membuktikan secara nyata.

Alat pengumpulan data yang kami gunakan yaitu

berbagai macam media elektronik seperti laptop, modem,

handphone, printer, camera digital, dll. Kami juga

menggunakan alat-alat pustaka seperti buku yang

terdapat di perpustakaan.

17

Alat dan Bahan yang kami gunakan dalam melakukan

penelitian diantaranya:

1. Alat : a. 3 buah pot

b. kardus / kotak hitam

c. penggaris/mistar

2. Bahan : a. air ledeng / aqua

b. tanah atau pasir

yang di campur dengan kompos /

pupuk kandang.

c. 30 biji jagung

Gambar 1. Alat yang digunakan

Gambar 2. Bahan yang digunakan

18

F. Validasi Data

Dalam melakukan penelitian pengaruh intensitas

cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan

perkembangan biji jagung, alat ukur yang kami

gunakan adalah penggaris. Hal ini dikarenakan dalam

sebuah penelitian nilai yang diperoleh harus valid.

Nilai yang valid pastinya diperoleh dari alat

pengukur yang juga valid. Salah satunya penggaris

dengan tingkat ketelitian 1 mm.

Alat ukur dibedakan menjadi dua, yaitu alat ukur

yang valid dan alat ukur yang tidak valid. Contoh

alat ukur yang valid yaitu penggaris, meteran,

jangka sorong, milimeter skrup, dll. Sedangkan alat

19

ukur yang tidak valid diantaranya jengkal, kaki,

dll.

Apabila dalam penelitian menggunakan alat ukur

yang tidak valid, maka penelitian dapat dikatakan

tidak berhasil. Karena dengan alat ukur yang tidak

valid dapat memberikan hasil yang berbeda-beda

tergantung siapa yang melakukan penelitian

(pengukuran). Dengan demikian, demi tercapainya

penelitian yang berhasil, maka kami memilih

penggaris sebagai alat ukur yang tepat.

G. Analisis Data

Perlakuan

Banyaknya biji yang berkecambah Keterangan(Daya,Gaya

Kemabah)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Cahayalangsun

g0 3 10 10 10 10 10 10 10 10 Pada hari

ke-3

Cahayatak

langsung

0 4 10 10 10 10 10 10 10 10 Pada harike-3

20

Tempatgelap 0 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Pada hari

ke-2

Tabel 1. Banyaknya biji yang berkecambah.

Tabel 2. PerrtumbuhandanPerkembanganBijiJagung

Perlakuan

Pertumbuhan panjang kacang hijausampai hari ke 10 diukur dari

permukaan tanah (cm)Keterangan(Perkemba-

ngan)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Cahayalangsung

00.13

0.56

2.5

5.05

7.4 11 14 16 17

Daun hijausegar,kuat

Cahayatak

langsung 00.2

0.66

2.87

5.88

9.7 14 20 26 31

Daunhijau,

agak lemah

Tempatgelap

00.36

0.95

3.03

6.73 11 16 21 27 32

Daunpucat,lemah

Dari data pada tabel 1, dapat kita ketahui

bahwa biji yang diletakkan pada tempat gelap

memiliki daya kecambah lebih besar dibanding biji

yang diletakkan ditempat yang terang. Salah satu

faktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah

21

kelembaban. Pada tempat yang gelap, kelembabannya

tinggi sehingga biji cepat berkecambah.

Dari data pada tabel 2, dapat kita ketahui

bahwa biji yang ditanam pada tempat yang gelap

akan tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan biji

yang ditanam pada cahaya langsung dan tak

langsung. Biji yang ditanam pada cahaya tak

langsung menduduki peringkat kedua setelah biji

yang di tanam pada tempat gelap dalam hal

kecepatan tumbuh. Dan biji yang ditanam pada

tempat terang tumbuh paling lambat dibanding kedua

pot yang lain. Hal ini sesuai dengan kajian teori

yang menyebutkan bahwa pertumbuhan pada tanaman

dipengaruhi oleh hormon auksin (hormon

pertumbuhan). Hormon auksin tidak dapat bekerja

(rusak) apabila terkena cahaya matahari. Dengan

demikian biji yang terletak pada cahaya langsung

tumbuh secara perlahan, biji yang diletakkan pada

tempat gelap tumbuh dengan cepatnya, sedangkan

biji yang ditanam pada tempat dengan penyinaran

22

tak langsung akan tumbuh membelok ke arah

datangnya sinar. Hal ini dapat terjadi karena

bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan

tumbuh lebih cepat daripada bagian yang terkena

cahaya matahari. Akibatnya tanaman tumbuh membelok

ke arah datangnya sinar. Peristiwa seperti ini

dinamakan fototropi, yaitu sifat tumbuhan yang

membelok ke arah datangnya sinar.

Berdasarkan dari hasil percobaan dapat

diamati bahwa daun pada tempat tanpa cahaya

memiliki permukaan daun yang berwarna lebih terang

atau pucat (sedikit atau bahkan tidak ada

hijaunya) karena tidak berkembangnya klorofil

sehingga stomata kurang berkembang dengan baik dan

tidak tampak jelas dan lebih lemas atau halus

permukaannya, sehingga dapat dikatakan kurang

berkembang. Tanaman yang diletakkan pada tempat

dengan cahaya tak langsung daunnya sedikit lebih

baik daripada tanaman yang diletakkan pada tempat

gelap. Daun tampak lebih hijau walaupun kurang

23

sehijau daun yang diletakkan di tempat yang

mendapat penyinaran cahaya matahari secara

langsung. Batangnya masih lemah, mudah goyah

karena kurang terpenuhinya nutrisi. Sedangkan pada

daun yang ditempatkan pada tempat cahaya dengan

intensitas tinggi memiliki permukaan daun yang

berwarna lebih gelap atau hijau karena klorofil

berkembang dengan baik pada tempat dengan

intensitas cahaya tinggi sehingga stomata pada

daun tampak lebih jelas dan terlihat lebih kokoh,

serta dapat melangsungkan fotosintesis sehingga

tanaman tampak lebih subur kaya akan nutrisi

sehingga dapat dikatakan berkembang dengan baik.

H. Prosedur Penelitian

1. Menyiapkan tiga buah pot yang di isi tanah yang

telah dicampur dengan kompos dan disiram air

secukupnya (jangan terlalu basah), beri label A, B,

dan C.

24

2. Memilih tiga puluh biji tanaman yang telah

ditentukan jenisnya, sebelumnya dijemur terlebih

dahulu hingga kering sempurna, lalu pilih yang besar

dan warnanya seragam, kemudian direndam dalam air

selama 10 -30 menit.

3. Menanam sepuluh biji pada pot A, sepuluh biji pada

pot B, dan sepuluh biji pada pot C (sampai masuk

kedalam tanah kurang lebih 0,5 cm di bawah permukaan

tanah)

4. Meletakkan pot A di tempat yang terkena cahaya

matahari langsung, pot B pada tempat yang

mendapatkan cahaya matahari tidak langsung (dalam

ruangan), dan pot C pada tempat yang gelap (ditutup

dengan kardus / kotak hitam)

5. Mengamati setiap hari sampai hari ke sepuluh,

mencatat banyaknya biji yang berkecambah serta mengukur

panjang kecambah mulai dari permukaan tanah dan

mencatat hasil pengamatan ke dalam table pengamatan.

Jangan lupa didokumentasikan.

25

6. Menjaga ketiga pot dari gangguan hewan, dan

menambahkan air secukupnya jika perlu, jangan

sampai tanah di dalam pot mongering terutama pada

pot A

Gambar 3. Prosedur penelitian

BAB IV

DISKRIPSI PENELITIAN DAN HASIL PEMBAHASAN

A. Diskripsi Hasil Penelitian

Data tentang pertumbuhan berisikan data

meliputi data daya kecambah, gaya kecambah, kurve

pertumbuhan kecambah, table pertumbuhan kecambah

dan pertumbuhan panjang kecambah. Sedangkan data

tentang perkembangan berisikan data meliputi

kondisi fisik tanaman berupa warna bagian tanaman,

tekstur permukaan bagian tanaman dan adanya

organel-organel maupun jaringan-jaringan yang

berkembang.

B. Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telah

dilaksanakan, telah melalui serangkain tahap-

tahapan yang terstruktur dan sistematis serta

dilaksnakan secara runtut atau berurutan. Dengan

metode pengamatan langsung, sehingga dapat

mengamati, mengikuti, dan mendokumentasi setiap

21

pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi.

Sehingga dapat meminimalisir kesalahan atau

ketidakvalidan data yang diperoleh, dan data yang

diperoleh bersifat absolut dan valid. Kesalahan

atau ketidakvalidan data dapat berupa human error

ataupun kendala teknis selama percobaan

berlangsung. Pada akhir percobaan memperoleh atau

mencapai hasil yang diinginkan sesuai hipotesis,

karena dapat mencapai target yang dikehendaki.

Sehingga percobaan ini dapat dikatakan berhasil.

22

22

Pot Besar (Gelap)

Biji

Hari1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 - - - - - - - - - -

2 0,3 0,2 0,5 0,4 0,5 0,6 0,2 0,2 0,3 0,4

3 2,5 1 0,7 0,5 0,5 0,7 0,4 1 1 1,2

4 5,8 3,3 3,7 2,8 3,5 2,7 2,5 2,5 2,3 1,2

5 10 5,5 6 6,3 5,2 6,2 8 6,8 6 7,3

611,

89,5 11 11 9.3

10,

5

15,

59,8 12 9,8

722,

516

15,

5

14,

517 16 16

15,

816 15

8 28 1921,

320 21

20,

4

21,

5

20,

6

21,

5

20,

5

925,

325

33,

2

27,

4

25,

725

28,

6

26,

5

25,

527

10 32, 32, 32 31, 33, 31, 34, 31, 41 30,

23

5 7 5 5 5 8 5 8

Pada tempat gelap, pertumbuhan terjadi sangat

pesat. Hormon auksin bekerja maksimal. Namun daunnya

lemah dan mudah goyah. Daunnya berwarna kuning pucat.

Perkembangannya terganggu. Lama kelamaan tanaman akan

mati karena tidak dapat melangsungkan fotosintesis.

Hal ini dinamakan etiolasi. Awalnya tanaman masih

dapat tumbuh karena adanya cadangan makanan yang

mensuplai nutrisi pada biji. Namun seiring dengan

tumbuhnya tanaman, kotiledon yang merupakan tempat

penyimpanan cadangan makanan mengecil dan lama

kelamaan akan menghilang. Setelah kotiledon hilang,

umumnya tanaman masih dapat tumbuh dengan

melangsungkan fotosintesis, namun oleh karena tanaman

yang tumbuh ditempat gelap tidak dapat

berfotosintesis, maka tanaman tersebut akhirnya mati.

Gambar 4. Penanaman biji jagung pada tempat gelap darihari ke hari

24

Hari pertama

Hari kedua

Hari Ketiga

25

Hari Keempat

Hari Kelima

Hari Keenam

26

Hari ke tujuh

Hari kedelapan

Hari Kesembilan

27

Hari Kesepuluh

28

Biji

Hari1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 - - - - - - - - - -

2 0,2 0,3 0,1 0,2 - - - - - -

3 1 0,5 0,7 0,6 1 0,8 0,2 0,5 1 0,3

4 3,5 3,7 3,3 3,7 3,5 2,5 2,5 0,5 3 2,5

5 7 7,5 6 6 7 6 5,5 6 2 5,8

6 10 9,812,

3

10,

5

11,

59,5 4,8 9,8 10 9

717,

8

13,

3

16,

2

15,

315

13,

514 15 9

13,

5

8 26 2023,

5

21,

5

21,

5

20,

5

21,

5

20,

5

20,

713

932,

7

26,

3

27,

8

17,

527

29,

726

26,

527

27,

5

10 3233,

532 33

30,

5

30,

5

30,

331 33 23

Pot Besar (Cahaya Tidak Langsung)

29

Biji yang ditanam pada cahaya tak langsung

bertumbuhannya sedikit lebih lambat daripada biji

yang ditanam pada tempat gelap dan sedikit lebih

cepat dibanding biji yang ditanam pada cahaya

langsung. Daunnya sedikkit lebih hijau daripada biji

yang ditanam pada tempat gelap. Namun tanamannya

belum sekokoh tanamam yang ditanam pada tempat

terang. Tanamannya tumbuh membelok mengarah ke arah

datangnya sinar matahari.

Gambar 5. Penanaman biji jagung pada tempat yangterkena cahaya matahari tak langsung dari hari ke hari

Hari pertama

Hari Kedua

30

Hari Ketiga

Hari keempat

Hari Kelima

31

Hari keenam

Hari ketujuh

Hari ke delapan

32

Hari Kesembilan

Hari Kesepuluh

33

Pot Besar (Cahaya Langsung)

Bij

i

Har

i

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 - - - - - - - - - -

2 0,1 0,2 0,1 - - - - - - -

3 1 1,2 1,3 1 0,7 0,8 0,9 1,2 0,3 0,2

4 2,5 2,5 1,5 2,8 2,5 3 2,5 2,5 3 2,2

5 5,5 6 5 5,4 4,7 4,7 4,5 5,2 5 4,5

6 8 8,2 7 6,8 7,5 7 7,7 7 7 7,8

7 11, 10, 10, 11 11, 11, 11, 10, 9,5 11,

34

5 8 5 5 8 5 8 8

814,

4

14,

214

14,

3

12,

2

14,

5

14,

3

13,

5

14,

8

14,

8

915,

3

13,

516

17,

516 16

15,

518

15,

518

1018,

7

20,

417

14,

5

16,

5

17,

520

10,

519

20,

5

Biji yang ditanam pada tempat dengan sinar

cahaya matahari langsung akan tumbuh perlahan.

Paling lambat diantara ke tiga pot yang digunakan

dalam percobaan. Namun perkembangannya sempurna.

Daunnya hijau banyak terkandung klorofil

didalamnya. Tanaman kokoh tidak mudah goyah.

Gambar 6. Penanaman biji jagung pada tempat yangterkena cahaya matahari secara langsung pada hari ke

hari

Hari pertama

Hari Kedua

35

Hari Ketiga

Hari keempat

Hari Kelima

36

Hari keenam

Hari ketujuh

Hari ke delapan

37

Hari Kesembilan

Hari Kesepuluh

38

Dengan demikian sangat terlihat bahwa

intensitas cahaya matahari berpengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan kecambah biji jagung.

Pertumbuhan akan berlangsung cepat pada intensitas

cahaya matahari yang sedikit. Dan perkembangan

akan berlangsung sempurna pada tanaman yang

mendapat intensitas cahaya cukup.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari percobaan tentang perkembangan dan

pertumbuhan biji jagung yang telah kami lakukan selama

beberapa hari, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian

yang telah kami lakukan sesuai dengan hipotesis yang

telah kami buat sebelumnya. Dan hasil penelitian yang

telah kami lakukan mengenai perkembangan dan

pertumbuhan biji jagung sesuai dengan kajian teori yeng

telah disebutkan sebelumnya.

Yaitu beberapa jagung yang dirawat di tempat yang

berbeda dan kondisi cahaya matahari yang berbeda

menghasilkan hasil yang berbeda pula. Biji jagung yang

ditempatkan ditempat yang gelap tanpa ada cahaya

matahari, telah tumbuh lebih tinggi dan lebih cepat

daripada biji jagung yang dirawat di tempat dengan

cahaya langsung dan di tempat dengan cahaya tidak

langsung. Hal ini dikarenakan auksin yang ada pada

36

tumbuhan tidak rusak karena tidak dikenai cahaya

matahari. Di mana auksin berperan dalam pertumbuhan

untuk memacu proses pemanjangan sel. Disamping itu,

tumbuhan jagung yang tumbuh di area yang gelap tanpa

ada cahaya matahari, memiliki warna daun yang kuning

dan pucat. Tumbuhan jagung tersebut melemah dan pucat

sehingga kami membuat tongkat penyangga untuk menopang

batang jagung yang melemah. Hal ini dikarenakan

tumbuhan hampir mengalami etiolasi di mana tumbuhan

tidak mampu melakukan fotosintesis.

37

37

Sedangkan biji jagung yang dirawat di tempat yang

hanya terkena cahaya tidak langsung tumbuh tiga kali

lebih cepat daripada tumbuhan yang tumbuh dibawah

siraman cahaya matahari langsung dan warna daun tidak

begitu pucat namun tidak begitu hijau. Hal ini

dikarenakan auksin pada tumbuhan jagung tidak rusak

karena intensitas cahaya matahari yang masuk tidak

terlalu banyak. Sehingga auksin dapat bekerja secara

optimal dan diimbangi dengan fotosintesis dengan

cahanya seadanya. Tumbuhan jagung tersebut juga

mengalami pembengkokan ke arah cahaya matahari yang

disebut fototropi.

Yang terakhir yaitu tumbuhan jagung yang tumbuh

dibawah sinar matahari langsung. Tumbuhan jagung ini

tumbuh sangat subur dan daun tumbuhan jagung tersebut

sangat hijau. Namun jagung tidak tumbuh terlalu tinggi

dikarenakan auksin tumbuhan rusak karena tumbuhan

terekspos cahaya matahari.

Setelah melakukan penelitian tersebut, dapat

ditarik sebuah kesimpulan. Yaitu itensitas cahaya

38

matahari memberi pengaruh pada pertumbuhan dan

perkembangan pada tumbuhan jagung. Semakin banyak

cahaya matahari yang diserap, tanaman akan berdaun

hijau karena tanaman mendapat suplai cahaya untuk

melakukan fotosintesis. Namun pertumbuhan tumbuhan akan

semakin lambat, hal ini dikarenakan auksin pada

tumbuhan rusak di bawah sinar matahari.

Gambar 7. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada

masing-masing pot

39

40

B. Saran

1. Untuk menghasilkan hasil yang optimal, biji tumbuhan

jagung sebaiknya dijemur hingga kering sempurna.

Kira-kira dijemur selama satu hari dibawah paparan

cahaya matahari untuk meningkatkan viskositas.

2. Merendam biji di dalam air setelah menjemurnya

sebaiknya dilakukan dalam waktu 2-6 jam. Tidak

terlalu lama karena perendaman yang terlalu lama

dapat menyebabkan plasmolisis.

3. Media tanam yang digunakan menggunakan tanah yang

berwarna gelap karena mengandung humus dan banyak

unsur hara.

4. Gunakan pot atau polibag yang cukup besar agar

tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang secara

maksimal.

5. Jauhkan dari jangkauan anak-anak maupun hewan

pengganggu untuk menghindari kerusakan objek

penelitian.

6. Saat melakukan penelitian sebaiknya menyiapkan objek

penelitian cadangan. Untuk mengantisipasi adanya

41

kerusakan objek penelitian atau hal lain yang tidak

diharapkan.

42

DAFTAR PUSTAKA

Gälweiler et al., Regulation of polar auxin transportby tPIN1 in Arabidopsis vascular tissue, Science282:2226–2230 (1998).

H. Borthwick et al., A reversible photoreaction controlling seed germination, Proceedings of the National Academy of Sciences, USA 38:662–666 (1952).

R. Darwin, The power of movement in plants, JohnMurray, London (1880). P. Boysen-Jensen,Concerning the performance of phototropic stimulion the Avena coleoptile, Berichte der DeutschenBotanischen Gesellschaft (Reports of the German BotanicalSociety 31:559–566 (1913).

Went, A growth substance and growth, Recueils des TravauxBotaniques Néerlandais (Collections of Dutch Botanical Works)25:1–116 (1928).

43

LAMPIRAN

1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Tanggal Keterangan

1 21 Agustus 2014

Pembuatan rancangan

percobaan, Pencarian

biji, penjemuran,

pengambilan tanah humus

2 22 Agustus 2014Perendaman biji dan

penanaman hari pertama3 23 Agustus 2014 Penanaman hari ke dua4 24 Agustus 2014 Penanaman hari ke tiga5 25 Agustus 2014 Penanaman hari ke empat6 26 Agustus 2014 Penanaman hari ke lima7 27 Agustus 2014 Penanaman hari ke enam8 28 Agustus 2014 Penanaman hari ke tujuh

9 29 Agustus 2014Penanaman hari ke

delapan

10 30 Agustus 2014Penanaman hari ke

sembilan

11 31 Agustus 2014

Penanaman hari ke

sepuluh dan pembuatan

laporan penelitian12 1-11 September

2014

Penyelesaian dan

penyempurnaan laporan

44

penelitian

45

2. Dokumentasi

46

47

48

49

3. Percobaan yang gagal karena gangguan binatang

50