20
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT ,tumpuan orang–orang yang mengharapkan ridho dan rahmat-Nya , dialah yang menciptakan alam semesta beserta isinya tanpa cacat sedikitpun juga guna untuk di pelajari dan di manfaatakan oleh umat manusia . Dengan berbagai macam hasil pertimbangan dan juga hasil kerja saya dapat menyingkirkan berbagai macam halangan dan rintangan dalam pembuatan makalah ini, yang kami beri judul “ Kompleks Ofiolit”. Besar harapan saya dengan terselesaikannya makalah ini akan dapat membawa manfaat pada pembaca sekalian. Saya menyadari makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun ,dan penulis berharap semoga ini bermanfaat bagi para pembaca, amin.

makalah batuan ofiolit

Embed Size (px)

Citation preview

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT ,tumpuan orang–orang

yang mengharapkan ridho dan rahmat-Nya , dialah yang

menciptakan alam semesta beserta isinya tanpa cacat

sedikitpun juga guna untuk di pelajari dan di

manfaatakan oleh umat manusia .

Dengan berbagai macam hasil pertimbangan dan juga

hasil kerja saya dapat menyingkirkan berbagai macam

halangan dan rintangan dalam pembuatan makalah ini,

yang kami beri judul “ Kompleks Ofiolit”. Besar

harapan saya dengan terselesaikannya makalah ini akan

dapat membawa manfaat pada pembaca sekalian.

Saya menyadari makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan dan kesalahan dikarenakan keterbatasan

kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis

mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun ,dan

penulis berharap semoga ini bermanfaat bagi para

pembaca, amin.

Makassar, 12 Oktober 2014

Penyusun

A. Defenisi Ofiolit

Ofiolit diinterprestasikan sebagai kerak samudera

dan batuan tektonik mantel bagian atas dan akhirnya

membentuk daratan (Penrose, 1972; Coleman 1977 dalam

Clague dan Straley, 1977).

Istilah ofiolit pada awalnya digunakan oleh

Alexandre Brongniart (1813) untuk menyebut susunan

batuan hijau Serpentin dan Diabas di Pegunungan Alpen.

Steinmann (1927) mengubah penggunaan istilah ini

sehingga mencakup serpentin, lava bantal dan

Rijang (Trinitas Steinmann); sekali lagi berdasarkan

pengamatan di pegunungan Alpen. Istilah ini sangat

jarang digunakan sampai sekitar akhir tahun 1950-an dan

awal tahun 1960-an. Sejak saat itu ofiolit sudah

dianggap sebagai kerak samudera yang merupakan hasil

pemekaran lantai samudera.

Ofiolit merupakan kompleks batuan dengan berbagai

karakteristik dari layer ultramafik, dengan ketebalan

dari beberapa ratus meter sampai beberapa kilometer

bersusun atau berlapis dengan batuan gabro dan batuan

dolerite, dan pada bagian atanya tersusun oleh pillow

lava dan breksi, sering berasosiasi dengan batuan

sediment pelagic (Ringwood, 1975). Sedangkan menurut

Hutchison (1983), ofiolit merupakan kumpulan khusus

dari batuan mafik-ultramafik dengan batuan beku sedikit

kaya asam sodium dan khas berasosiasi dengan batuan

sediment laut dalam.

Gambar 1. Proses pembentukan ofiolit

Dari gambar di atas dapat kita lihat 2 lempeng

samudra yang saling bergerak mendekat sehingga terjadi

collision, yang mengakibatkan terbentuknya busur

gunungapi dan daerah pemekaran kerak samudra. Lama

kelamaan kedua lempeng samudra yang saling mendekat

itu, salah satunya akan mengalami peleburan. Hal ini

menyebabkan salah satu dari lempeng itu akan habis, dan

lempeng yang lainnya akan terangkat ke lempeng benua.

Bagian dari lempeng samudra yang terangkat ke lempeng

benua itulah yang dinamakan ofiolit.

B. Tipe Batuan Ofiolit

Menurut Hutchison (1983), bahwa susunan ideal

ofiolit terdiri dari rangkaian beberapa karakteristik

batuan. Pada perkembangan ofiolit, tipe batuannya

tersusun dari bawah ke atas, yaitu :

a) Kompeks ultramafik, terdiri atas harsburgit,

lerzolit dan dunit, biasanya dengan batuan

metamorfik akibat tektonik (umumnya

serpetinit)

b) Kompleks gabro, biasanya membentuk layer –

layer dengan tekstur kumulus, berisi

peridotit kumulus dan piroksenit dan lebih

sedikit terubah dibandingkan dengan kompleks

ultramafik.

c) Kompleks dike, terdiri atas dike diabas

membentuk zona pemisah pad dasar palgiogranit

samapi gabro dan saling bertampalan dengan

ekstrusif lava bantal. (kompleks dike tidak

selalu hadir). Kompleks vulkanik mafik,

umumnya terdiri dari pillow lava (lava

bantal).

d) Pada bagian atas assemblage (kumpulan batuan)

tersebut, kemudian berasosiasi dengan batuan

sediment pelagis yang secara khas meliputi

fasies laut dalam seperti rijang, serpih dan

batugamping mikrit.

Batuan ultramafik merupakan batuan yang kaya

mineral mafik (mineral ferromagnesia) dengan komposisi

utama batuannya adalah mineral olivine, piroksen,

hornblende, mika dan biotit, sehingga batuan ultramafik

memilki indeks warna >79% dan sebagian besar berasal

dari plutonik (Waheed 2002). Menurut Burger (2000)

dalam Nuhsantara (2002), komposisi kimia penyusun

batuan ultramfik, sebagai berikut : SiO2 (38-45%),

MgO(30-45%), Fe2O3 dan FeO (7-10%), Al2O3(0.3-

0.5%),Cr2O3(0.2-1.0%),NiO(0.2-0.3%),CaO(0.01-0.02%),

MnO(0.1-0.3%),NaO (0.00-1.00%), K2O (0.00-0.30%), H2O

(10-14%). Total diekspresikan dalam Fe2O3 dan FeO.

C. Jenis – Jenis Batuan Ultramfik

1.Peridotit

Peridotit biasanya membentuk suatu kelompok batuan

ultramafik yang disebut ofiolit, umumnya membentuk

tekstur kumulus yang terdiri dari atas harsburgit,

lerzolit, werlite dan dunit. Peridotit tersusun atas

mineral – mineral holokristalin dengan ukuran mesium –

kasar dan berbentuk anhedral. Komposisinya terdiri dari

olivine dan piroksen. Mineral asesorisnya berupa

plagioklas, hornblende, biotit dan garnet (William,

1954).

2.Dunit

Menurut William (1954), bahwa dunit meupakan

batuan yang hamper murni olivine (90-100%), umumnya

hadir sebagai forsterit atau kristolit, terdapat

sebagai sill atau korok-korok halus (dalam dimenai

kecil). Sedangkan Waheed(2002), menyatakan bahwa dunit

memiliki komposisi mineral hamper seluruhnya adalah

monomineralik olivine (umumnya magnesia olivin),

mineral asesorisnya meliputi : kromit, magnetit,

ilmenit dan spinel.

Pembentukan dunit berlangsung pada kondisi padat

atau hampir padat (pada temperature yang tinggi) dalam

larutan magma dan sebelum mendingin pada temperature

tersebut, batuan tersebut siap bersatu membentuk massa

olivine anhedral yang saling mengikat (Williams,1954).

Terbentuk batuan yang terdiri dari olivine murni

(dunit) misalnya, membuktikan bahwa ;arutan magma

(liquid) berkomposisi olivine memisah dari larutan yang

lain (Wilson, 1989). Menurut sanders dan Norry (1989),

dunit merupakan anggota dari kompleks ofiolit,

pembentukan dunit terjadi pada sekuen mantel bagian

bawah, sekuen ini berkomposisi sebagian besar atas

peridotit dan peridotit yang terserpentinisasi serta

berasosiasi dengan harsburgit, lerzolit, dan dunit.

Sedangkan menurut Clague dan Straley (1977), menyatakan

bahwa dunit dijumpai pada bagian paling bawah dari

kompleks ofiolit (mantel bagian atas) membentuk tekstur

kumulus.

3.Serpentinit

Serpentinit merupakan batuan hasil alterasi

hidrotermal dari batuan ultramafik, dimana mineral-

mineral olivine dan piroksen jika alterasi akan

membentuk mineral serpentin. Serpentin sangat umum

memiliki komposisi batuan berupa monomineralik

serpentin, batuan tersebut dapat terbentuk dari

serpentinisasi dunit, peridotit (Waheed, 2002).

Serpentinit tersusun oleh mineral grup serpentin >50%

(Williams, 1954). Menurut Hess (1965) dalam Ringwood

(1975), bahwa pada prinsipnya kerak serpentinit dapat

dihasilkan dari mantel oleh hidrasi dari mantel

ultramafik (mantel peridotit dan dunit). Dibawah

pegunungan tengah samudera (mid Oceanic Ridge) pada

temperature <500o. serpentin kemudian terbawa keluar

melalui migrasi litosfer.

D. Serpentinisasi Pada Mineral Olivin

Menurut Waheed (2002), bahwa serpentin merupakan

suatu pola mineral dengan komposisi H4Mg3Si2O9,

terbentuk melalui alterasi hidrotermal dari mineral

ferromagnesian seperti : olivine, piroksen, dan

amfibol.

Umumnya alterasi pada olivine dimulai pada

pecahan/retakan pada kristalnya secepatnya keseluruhan

kristal mungkin teralterasi dan mengalami pergantian.

Menurut Waheed (2002), bahwa serpentinisasi pada

olivine memerlukan : penambahan air, pelepasan magnesia

atau penambahan silica, pelepasan besi (Mg, Fe) pada

olivine, konversi pelepasan besi dari bentuk ferrous

(Fe2+) ke ferri (Fe3+) ke bentuk magnetit.

E. Bijih Nikel dan hubungannya dengan Ofiolit

Menurut Boldt (1967), bahwa inti bumi mengandung

lebih kurang 3% Nikel, kemudian zona nmantel bumi yang

mempunyai ketebalan sampai 2.898 km mempunyai

kandunungan nikel antara 0.1-0.3% (Anoim,1985). Ni

terdapat dalam mineral olivine, piroksen, ilmenit,

magnetit (Brown dan Wager, 1967) serta mineral

serpentine nickeliferous yang merupakan derivative dari

olivine (Mg, Fe, Ni)2SiO¬4 karena proses hidrotermal

(Fortunadi, 2000).

Ni dalam batuan ultramfik terutama terdapat dalam

mineral mafik. Umumnya proporsinya : Olivin >

Orthopiroksen > Klinopiroksen. Kromit dan magnetit

mungkin juga berisi lebih sedikit Ni. Di dalam mineral

mafik, nikel terutama terdapat dalam jaringan mineral

olivine yang terbentuk pada proses kritalisasi awal.

Masuknya Ni ke dalam struktur mineral olivine melalui

prilaku magmatik. Olivine dapat mengandung 0.4% NiO dan

0.322% Ni. Olivin (mineral yang terbentuk pada

temperature tinggi) sangat tidak stabil di bawah

kondisi atmosfer, sehingga saat terjadi pelapukan akan

melepas ion Ni yang terdapat dalam ikatan atomnya

(Waheed, 2002).

Unsur logam Ni dan Co sebagai penyusun magma basa

hadir dalam kristal olivine dan enstatite karan adanya

kesamaan jari-jari ion (Ni=0.78 dan Co=0.82A) dengan

jari-jari Mg dan Fe sehingga Ni dan Co dapat bertukar

(Proses replacement) dengan Mg dan Fe pada jaringan

mineral asli. Ni dan Co menjadi bagian yang tak

terpisahkan dalam batuan ultramfik, dimana dalam

keadaan segar mengandung Ni sebesar 0.1 sampai 0.3%

(Prijono 1977 dalam Nushantara, 2002).

- Nikel hidrosilikat (garnierite)

Umumnya hidroksidasi dari beberapa unsure kimia

dijumpai berasosiasi denan lingkungan leterit. Ion –

ion

Keterangan

1. axial magma

chamber

2. Sediments

3. pillow basalts

4. sheeted

basaltic dykes

5. layered gabro

6. dunite/

peridotite

cumulates

Gambar 2. Struktur ofiolit

Gambar 3 . Peta sebaran Ofiolit di Indonesia

Gambar4 . Kolom Runtunan Ofiolit Lengkap Menurut Moores

(1982),Wilson (1992

Gambar 5 . Peta Kompleks Ofiolite di Sulawesi

DAFTAR PUSTAKA

Coleman Robert G., 1977. Ophiolites, Ancient Oceanic

Litosphere?, Springer-Verlag Berlin Heidelberg,

NewYork.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ofiolit

http://geologiaway.blogspot.com/2010/03/ofiolit.html

http://www.womenoceanographers.org/Default.aspx?

pid=28EF75D5-D130-46c0-947E-

5CCBC627B0EE&id=KathrynGillis

http://earthfactory.wordpress.com/2009/06/14/tektonik-

regional-jawa-barat/#more-16

Tugas : Geologi Batuan DasarDosen : Dr. Adi Maulana, ST, MT

Kompleks Ofiolit

Oleh:

GUNAWAN MUH ICHSAN

P300213004

PASCASARJANA TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014