32
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kasus gizi buruk dan gizi kurang di Indonesia yang masih memprihatinkan dan tidak kunjung tuntas. Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kurang Energi Protein) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita. Padahal kualitas suatu bangsa di masa depan sangat dipengaruhi keadaan atau status gizi pada saat ini. Penyebab langsung terjadinya gizi buruk adalah kurangnya asupan makanan dan adanya infeksi. Namun, penyebab tersebut selalu diiringi oleh latar belakang lain yang lebih komplek seperti kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, kondisi lingkungan, dan pola asuh yang diberikan kepada balita. Untuk itu diperlukan upaya penanggulangan yang serius dari pemerintah mengingat besarnya dampak gizi buruk bagi balita.

LAPORAN FL KELOMPOK B4

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kasus gizi buruk dan gizi kurang di Indonesia

yang masih memprihatinkan dan tidak kunjung tuntas.

Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang

dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan

lain status nutrisinya berada di bawah standar

rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa

protein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia,

kasus KEP (Kurang Energi Protein) adalah salah satu

masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada

balita. Padahal kualitas suatu bangsa di masa depan

sangat dipengaruhi keadaan atau status gizi pada

saat ini.

Penyebab langsung terjadinya gizi buruk adalah

kurangnya asupan makanan dan adanya infeksi. Namun,

penyebab tersebut selalu diiringi oleh latar

belakang lain yang lebih komplek seperti kondisi

ekonomi, tingkat pendidikan, kondisi lingkungan,

dan pola asuh yang diberikan kepada balita. Untuk

itu diperlukan upaya penanggulangan yang serius

dari pemerintah mengingat besarnya dampak gizi

buruk bagi balita.

2

Selain itu, kasus anemia (terutama pada ibu

hamil) masih banyak terjadi. Di Indonesia, anemia

menyerang 1 dari 5 orang perempuan usia produktif.

Pada ibu hamil, anemia berpotensi menghambat tumbuh

kembang janin dan menimbulkan pendarahan pada saat

melahirkan. Pola makan anemia juga erat kaitannya

dengan asupan gizi dari makanan sehari-hari.

1.2 TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan

mahasiswa mampu melakukan pemantauan status gizi

balita di Posyandu Ngadimulyo 10, Dusun Dukuh,

Kelurahan Gayam, Sukoharjo, yang merupakan posyandu

binaan Puskesmas Sukoharjo. Adapun 2 tujuan utama

pembelajaran ini adalah mahasiswa mampu melakukan

pemantauan status gizi balita (screening status gizi

balita) dan ibu hamil.

Untuk pemantauan status gizi balita (screening

status gizi balita), mahasiswa diharap :

Mampu melakukan pengukuran berat badan (BB),

tinggi badan (BT) atau panjang badan (PB), dan

umur (U) balita.

Mampu mengkategorikan hasil pengukuran BB, TB atau

PB, dan U dalam status gizi balita menurut WHO.

Mampu mengisi dan membaca Kartu Menuju Sehat

Balita (KMS-Balita).

3

Mampu melakukan tindakan berdasar keadaan balita

pada KMS-Balita.

Sedangkan untuk pemantauan status gizi Ibu

hamil, mahasiswa diharap:

Mampu melakukan pengukuran LILA

Mampu mengkategorikan hasil pengukuran LILA sesuai

dengan buku aturan LILA

Mampu melakukan tindakan lanjut atas hasil

pengukuran LILA terhadap ibu hamil.

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

4

2.1 PELAKSANAAN KEGIATAN

Hari dan Tanggal : Hari I : Sabtu, 4 Desember

2010

Hari II : Selasa, 14

Desember 2010

Waktu : 08.00 WIB – 12.00 WIB

Tempat : 1. Puskesmas Sukoharjo

Begajah, Kec. Sukoharjo,

Kab. Sukoharjo, Prov. Jawa

Tengah

2. Puskesmas Sukoharjo

Utara, Kec. Sukoharjo,

Kab. Sukoharjo, Prov. Jawa

Tengah

3. Posyandu Ngadimulyo 10,

Dusun Dukuh, Kelurahan

Gayam, Kec. Sukoharjo,

Kab. Sukoharjo, Prov. Jawa

Tengah.

Acara : Hari I : Bimbingan

instruktur dan pengambilan

berbagai peralatan yang

diperlukan dalam pemantauan

status gizi balita dan ibu

hamil di Puskesmas

5

Sukoharjo. Kegiatan

dilanjutkan dengan

pelaksanaan lapangan di

Posyandu Ngadimulyo 10,

Dusun Dukuh, Kelurahan

Gayam, Kec. Sukoharjo, Kab.

Sukoharjo, Prov. Jawa

Tengah.

Hari II :Presentasi hasil

kegiatan lapangan di

Puskesmas Sukoharjo.

2.2 PROSEDUR PELAKSANAAN

Prosedur pelaksanaan yang diperhatikan pada

saat melakukan pemantauan status gizi balita dan

ibu hamil di Posyandu Ngadimulyo 10, Dusun Dukuh,

Kelurahan Gayam, Kec. Sukoharjo, Kab. Sukoharjo,

Prov. Jawa Tengah. Hal yang dimaksud adalah sebagai

berikut :

2.2.1 PENENTUAN UMUR BALITA

Pedoman dari CDC (Center of Diseases Control)

tahun 2000:

Bila kelebihan atau kekurangan hari

sebanyak 16 hari s/d 30 hari, dibulatkan

6

menjadi 1 bulan sehingga diikutkan

kebulan berikutnya.

Contoh : 19 bulan + 17 hari = 20

bulan

19 bulan – 16 hari = 20 bulan

Bila kelebihan atau kekurangan hari

sebanyak 1 hari s/d 15 hari, dibulatkan

menjadi 0 bulan sehingga bulan berikutya

tida dihitung, tetap bulan sebelumnya.

Contoh : 19 bulan + 3 hari = 19 bulan

19 bulan – 14 hari = 19 bulan

2.2.2 PENGUKURAN BERAT BADAN BALITA

2.2.2.1 PENGGUNAAN DACIN :

Menggantungkan dacin pada tempat

yang kokoh

Memeriksa apakah dacin sudah

tergantung kuat. Menarik batang

dacin ke bawah kuat-kuat.

Meletakkan bandul geser pada angka

0 (nol)

Memasang celana timbang yang kosong

pada dacin.

Menyeimbangkan dacin yang sudah

dibebani celana timbang dengan cara

memasukkan kerikil (sebaiknya

7

pasir) ke dalam kantong plastik.

Memastikan paku lurus.

Menimbang anak dan menyeimbangkan

dacin.

Menentukan berat badan anak, dengan

membaca angka di ujung bandul

geser.

Mencatat hasil penimbangan di atas

dengan secarik kertas.

Menggeser bandul ke angka nol.

Setelah itu bayi atau anak dapat

diturunkan.

Menggambarkan setiap berat badan

anak pada grafik pertumbuhan

standar (Kartu Menuju Sehat).

2.2.2.2 PENGGUNAAN BABY SCALE :

Meletakkan baby sclae di atas meja

atau las yang keras dan datar

Melakukan kalibrasi pada angka 0

(nol)

Menimbang bayi dengan meletakkan

bayi di atas alas timbangan bagian

tengah

8

Menentukan berat badan bayi dalam

keadaan paling tenang, dengan

membaca angka di skala pengukuran

Mencatat hasil penimbangan di atas

dengan secarik kertas.

Lakukan kalibrasi kembali supaya

siap untuk penimbangan selanjutnya

Menggambarkan setiap berat badan

anak pada grafik pertumbuhan

standar (Kartu Menuju Sehat).

2.2.2.3. HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM

MENIMBANG BALITA :

Pakaian dibuat seminim mungkin,

sepatu, baju atau pakaian yang

cukup tebal harus ditanggalkan.

Bayi ditidurkan dalam kain sarun

dan geser bandul sampai tercapai

keadaan seimbang dimana kedua ujung

jarum terdapat pada satu titik

serta melihat angka pada skala

batang dacin yang menunjukkan berat

badan bayi yang dilanjutkan dengan

mencatat berat badan dengan teliti

sampai 1 angka desimal (pada

dacin).

9

Bayi ditidurkan di alas timbangan

bagian tengah, tunggu sampai bayi

menjadi tenang sehingga dapat

dilakukan pembacaan skala dengan

tepat, dan catat hasil akhir sampai

ketelitian 1 angka desimal (pada

baby scale).

2.2.2.4 KESULITAN DALAM MENIMBANG BALITA :

Anak aktif bergerak sehingga

menyulitkan dalam pembacaan skala

berat balita.

Orang tua balita yang tidak mau

mengantri sehingga membuat bingung

kader posyandu untuk memasukkan

angka berat balita ke dalam KMS.

Kain yang dipakai kurang lebar

sehingga untuk balita yang sudah

tinggi, kakinya sering menggantung.

2.2.3 PENGUKURAN TINGGI ATAU PANJANG BADAN BALITA

Pengukuran tinggi badan untuk anak

balita usia 2 tahun ke atas atau balita yang

sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat

pengukur tinggi, yang disebut microtoise dan

mempunyai ketelitian 0,1 cm. Adapun cara

pengukurannya sebagai berikut :

10

Meletakkan microtoise di lantai yang rata

dan menempel pada dinding yang tegak

lurus.

Menarik pita meteran tegak lurus ke atas

sampai angka pada jendela baca

menunjukkan angka nol.

Menempelkan ujung pita meteran pada

dinding

Menarik kepala microtoise ke atas sampai

ke paku.

Melepaskan sepatu atau sandal anak.

Anak harus berdiri tegak, kaki lurus,

tumit, pantat, punggung, dan kepala

bagian belakang harus menempel pada

dinding dan muka menghadap lurus dengan

pandangan ke depan.

Menarik kepala microtoise sampai puncak

kepala balita.

Membaca angka pada skala yang nampak pada

jendela microtoise. Angka tersebut

menunjukkan tinggi anak yang diukur.

Mencatat tinggi badan anak pada KMS.

Sedangkan untuk bayi usia dibawah 2

tahun atau anak yang belum dapat berdiri,

digunakan papan pengukur panjang bayi dengan

cara pengukuran sebagi berikut :

11

Memilih meja atau tempat yang datar dan

rata

Melepaskan kunci pengait yang berada di

samping papan pengukur

Menarik meteran sampai menempel rapat pada

dinding statis dan memastikan meteran

menunjukkan angka nol dengan mengatur

sekrup skala yang ada di bagian kaki

balita.

Membuka papan hingga posisinya memanjang

dan datar

Menggeser kembali papan penggeser pada

tempatnya.

Bayi ditidurkan lurus di dalam alat

pengukur, ujung kepala menempel pada

papan statis.

Menggeser papan dinamis sehingga tepat

menempel pada telapak kaki bayi.

Membaca dan mencatat panjang badan balita

Gambarkan setiap tinggi badan anak pada

grafik pertumbuhan standar (Kartu Menuju

Sehat).

2.2.4 PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU HAMIL

12

Mempersiapkan alat, pita LILA harus dalam

keadaan baik, dalam arti tidak kusut

atau sudah dilipat-lipat sehingga

permukaannya sudah tidak rata.

Mengukur lengan yang tidak banyak

digunakan untuk bekerja. Lengan dalam

keadaan tidak tertutup kain atau

pakaian.

Menentukan titik tengah lengan antara

acromion dan olecranon pada posisi

lengan fleksi 90°

Melingkarkan pita LILA pada titik tengah

lengan atas, tidak boleh terlalu ketat

atau terlalu longgar. Lengan dalam

keadaan lurus dan rileks.

Melakukan pembacaan melalui lubang batas

pada pita LILA.

2.2.5 PENGKATEGORIAN STATUS GIZI MENURUT WHO-NCHS

Menggunakan hasil pengukuran BB dan U.

Melihat tabel baku rujukan status gizi.

Mengisi dan Membaca KMS

Terdapat beberapa prosedur dalam

pengisian KMS. Apabila balita datang baru

pertama kali, maka prosedur yang harus

dilakukan adalah sebagai berikut:

13

Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran.

Mengisi kolom identitas yang tersedia

pada halaman dalam KMS balita:

o Kolom posyandu diisi nama

Posyandu tempat anak didaftar.

o Kolom tanggal pendaftaran diisi

tanggal anak didaftar pertama

kali.

o Kolom nama anak diisi nama jelas

anak.

o Kolom jenis kelamin diisi tanda

ceklis (V) yang sesuai.

o Kolom “anak yang ke” diisi nomor

urut kelahiran anak dalam

keluarga (termasuk anak yang

meninggal).

o Kolom tanggal lahir diisi bulan

dan tahun lahir anak.

o Kolom berat badan lahir diisi

angka penimbangan berat badan

anak saat dilahirkan dalam satuan

gram “berat badan lahir”.

14

o Kolom “nama ayah” dan “nama ibu”

beserta pekerjaannya diisi sesuai

nama dan pekerjaan ayah dan ibu

anak tersebut.

o Kolom “alamat” diisi alamat anak

menetap.

Mengisi kolom bulan lahir.

Meletakkan titik berat badan pada grafik

KMS balita.

Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan

keadaan lainnya.

Mengisi kolom pemberian imunisasi.

Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A

dosis tinggi.

Mengisi kolom periode pemberian ASI

Ekslusif.

Sedangkan apabila balita datang untuk

yang kedua kalinya, maka prosedurnya adalah

sebagai berikut :

Jika ibu tidak membawa KMS, maka harus

menanyakan hasil penimbangan 2 bulan

15

sebelumnya agar dapat ditentukan status

pertumbuhannya.

Melakukan langkah 4, kemudian

menghubungkan titik berat badan bulan

ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis

lurus.

Melakukan langkah 5. Mencatat semua

kejadian yang dialami anak pada garis

tegak sesuai bulan yang bersangkutan. 

Apabila anak mendapat imunisasi

melakukan langkah keenam.

Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul

vitamin A (Februari dan Agustus) dan

diberi kapsul vitamin A, melakukan

langkah 7.

Apabila umur bayi masih dibawah 6 bulan,

melakukan langkah 8.

2.2.6 TINDAKAN BERDASARKAN KMS

Apabila KMS menunjukkan grafik yang

naik, maka tindakan yang dapat diberikan

adalah berupa pujian serta nasehat agar ibu

meneruskan cara pemberian makanan kepada

annakanya, namun dianjurkan agar makan lebih

banyak lagi agar anak dapat terus tumbuh dan

16

diupayakan berat badannya naik lagi pada

bulan yang berikutnya.

Sedangkan bila grafik tidak menunjukkan

kenaikan, maka ada beberapa hal yang patut

diperhatikan :

Timbangan tidak naik 1 kali (1T) →

ditanyakan riwayat makanan dan

penyakitnya, kemudian memberikan nasehat

makanannya, dan memotivasi agar BB naik

bulan berikutnya.

Timbangan tidak naik 2 kali (2T) →

ditanyakan riwayat makanan dan

penyakitnya, kemudian memberikan nasehat

makanannya. Bila anak terlihat sakit

segera dikirim ke Puskesmas atau

fasiliitas kesehatan lainnya.

Timbangan tidak naik 3 kali (3T) → anak

dirujuk ke Puskesmas atau fasilitas

kesehatan lain.

Kemudian, apabila terjadi garis

pertumbuhan berada dibawah garis merah (BGM),

anak harus segera dirujuk ke puskesmas atau

fasilitas kesehatan lainnya dengan tujuan :

17

Mencari penyebab kejadian tersebut, baik

penyebab medis maupun penyebab non

medis.

Jika tanda klinis (-), memberikan

makanan tambahan.

Jika tanda klinis (+), melakukan 10

langkah tata laksana gizi buruk dan

mengobati jika ada penyakit penyerta.

2.3 HASIL KEGIATAN

2.3.1 HASIL STATUS GIZI IBU HAMIL

Nama IbuUsia

KehamilanLILA BB

Status

GiziDiana Eka

Putri6 bulan 26.8 cm 58 kg GB

Keterangan :

LILA : Lingkar Lengan Atas

BB : Berat Badan

GB : Gizi Baik

18

No NamaNama

Orang Tua

Tanggal

Lahir

Jenis

KelaminAlamat

Usia

(Bula

n)

Hasil

Pengukuran

Status

GiziBB

(Kg

)

PB

(Cm)

BB/

U

BB

/

PB

1Fadillah

UtamaAsmarani

26-09-

2010L Dukuh 2/X 2 7 59 GL G

2Muh.

Fatih

Nur /

Dody

15-11-

2006L

Bondalem

3/X49

16.

5105 GB G

3 AdamRani /

Sunar

27-07-

2009L Dukuh 2/X 16

12.

581.2 GB N

4

Fata

Abdul

Rahman

Ndari /

Bimawan

06 -07-

2007L Dukuh 2/X 42 13 93.5 GB N

5 DimasHaryanto

/ Utik

25-03-

2008L Dukuh 2/X 33

12.

287.5 GB N

6Thariq

Falas

Biyono /

Nur .P.

14-06-

2010L Dukuh 1/X 6 6.8 63.4 GB N

7 DulceDiana /

Dimas

01-03-

2010L Dukuh 1/X 8 8.2 73.5 GB N

8. Janu Maryanti09-01-

2008L Dukuh 2/X 35

13.

7- GB -

9 Tri BuanaYanti /

Sarjito

03-08-

2008L

Bondalem

3/X

2815.

396.6 GB N

10 Listianti15-04-

2008P 32

10.

283.4 GK N

11 DindaDarmi /

Mardi

10-12-

2006P

Bondalem

3/X49

15.

9100 GB N

12Dimas

Ivan A

Sri

Wahyuni /

Sutarno

00 -05

2007L

Bondalem

3/X43 20 99.7 GL G

13Muh.

Akbar

Hartati /

Sri

Lestari

11-01-

2010L Dukuh 2/X 11 8.9 74.6 GB N

14

Hayyu

Madani .K

.

Fitri Bud

Utami /

Lilik

13-11-

2010P Dukuh 1/X 1 3.1 49.9 GK N

15 Donan Yuni23-07-

2008L Dukuh 2/X 28 12 87.7 GB N

19

16 RadityaNurdiyant

i

26-04-

2009L Dukuh 2/X 19 9.1 80.5 GK N

17Fitri Nur

Aini

Pini

Sumarno

29-09-

2009P Dukuh 1/X 15 8.7 74.5 GB N

2.3.2 HASIL STATUS GIZI BALITA

Keterangan :

BB : Berat Badan GK : Gizi Kurang N:

Normal

PB : Panjang Badan GL : Gizi Lebih

GB : Gizi Baik G : Gemuk

BAB III

PEMBAHASAN

Pelaksanaan field lab yang dilaksanakan di

Posyandu Ngadimulyo 10 Dusun Dukuh, Kelurahan

Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo ,

Provinsi Jawa Tengah telah melakukan pengukuran

pada balita, baik TB, PB, BB dan Usia. Hasil

pengukuran yang didapat dilakukan untuk menilai

status gizi balita baik menurut BB/U ataupun BB/PB.

Pada pelaksanaan pengukuran, terdapat 17 balita

dari kalangan usia yang berbeda-beda dan berat

serta tinggi atau panjang badan yang bervariasi.

Ditambah dengan seorang ibu hamil yang juga akan

20

dinilai status gizi kehamilannya. Berikut adalah

hasil pemantauan status gizi balita.

3.1 PENILAIAN STATUS GIZI BALITA

3.1.1 MENURUT BB/U

Menurut hasil penghitungan berat

badan dan umur yang telah dilukakan pada

17 balita di Posyandu Ngudimulyo 10,

diperoleh hasil 2 orang mengalami gizi

lebih, 2 orang mengalami gizi kurang, dan

13 orang mempunyai status gizi baik.

3.1.2 MENURUT BB/TB

21

Menurut hasil penghitungan berat

badan dan tinggi badan yang telah

dilukakan pada 17 balita di Posyandu

Ngudimulyo 10, diperoleh hasil 3 orang

memiliki status gemuk dan 14 orang

memiliki status normal

3.2 PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL

Ambang batas LILA pada ibu hami atau

wanita usia subur (WUS) dengan risiko KEK

adalah 23,5 cm. Berdasarkan pengukuran LILA

dalam kegiatan kami, diperoleh hasil bahwa LILA

26,8 cm ibu hamil(≥ 23,5 cm ) di posyandu Dukuh

tergolong bukan risiko KEK. Apabila didapatkan

WUS dengan risiko KEK, maka dapat diberika

penyuluhan untuk makan satu piring lebih banyak

setiap kali makan dengan memperhatikan Pedoman

Umum Gizi Seimbang, istirahat lebih banyak,

22

sedikitnya 2 jam istirahat siang dalam sehari

atau mengurangi kegiatan fisik yang melelahkan,

minum tablet gizi, dan mencegah dari

terjangkitnya penyakit. Sedangkan pada ibu

hamil dapat mengikuti program penundaan

kehamilan. Apabila bukan risiko KEK maka dapat

dianjurkan untuk mempertahankan kondisi

tersebut dan tetap dilakukan pemeriksaan rutin

apabila hamil. (Tim Field Lab FK UNS, 2010).

BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Pemantauan status gizi balita dapat ditentukan

melalui pengukuran berat badan (BB), tinggi

badan (TB) atau panjang badan (PB), dan umur

(U) balita.

Dengan mengkategorikan status gizi balita

menurut aturan Departemen Kesehatan Indonesia

dapat diketahui status gizi balita kurang,

baik, atau lebih dengan penilaian BB/U. Dapat

diketahui juga kurus sekali, kurus, normal,

gemuk dengan BB/TB

23

Pengisian Kartu Menuju Sehat Balita (KMS-

Balita) dilakukan untuk mengetahui memantau

pertumbuhan dan kesehatan balita.

Apabila keadaan balita pada KMS-Balita

mengalami gangguan, dapat segera diketahui

penyebabnya dan dilakukan penyuluhan serta

penatalaksanaan yang tepat.

Pengukuran dan pengkategorian lingkar lengan

atas (LLA) pada wanita usia subur, khususnya

ibu hamil, sesuai pedoman penggunaan alat ukur

LLA dapat diketahui risiko apakah KEK atau

bukan risiko KEK.

4.2 SARAN

Perlunya peningkatan kesadaran untuk orang tua

agar sebisa mungkin memberikan perhatian lebih

pada anak, karena tumbuh kembang anak yang

baik berawal dari intensitas perhatian, asupan

gizi seimbang, cukup, dan rutin.

Perlunya peningkatan kesadaran untuk orang tua

agar setiap setiap bulan memperhatikan

parameter pertumbuhan anak melalui kegiatan

Posyandu secara rutin, pemberian vaksinasi

BCG, Hepatitis, Campak, DPT, dan Polio

dibutuhkan untyuk melindungi pertumbuhan anak.

24

Perlu dilakukan intervensi terhadap kasus gizi

buruk berupa pemberian makanan tambahan,

perawatan di Puskesmas, konseling dan

penyuluhan gizi di Puskesmas sebagai media

edukasi dan komunikasi tentang kesehatan anak,

serta bantuan pemberdayaan ekonomi keluarga

(10 langkah tata laksana gizi buruk, mengobati

penyakit penyerta, dan PMT penuh)

Perlunya penyuluhan kepada masyarakat agar

lebih menyadari pentingnya menjaga asupan

nutrisi yang baik kepada anak mereka.

25

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2000. Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS)Balita Bagi Petugas Keehatan. Jakarta.

Depkes RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat.Jakarta

Depkes RI. 2005. Rencana Aksi Nasional Pencegahan danPenanggulangan Gizi Buruk 2005-2009.http://www.depkes.co.id. Diakses tanggal 27Desember 2009.

Depkes RI. 2007. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi (PSG) AnakBalita. Jakarta.

FK UI. 2000. Kapita Selekta Kedokteran: Penyakit Gizi Anak.Jakarta: Media Aesculapius.

Tim Field Lab FK UNS. 2010. Manual Field Lab Edisi Revisi:Pemantauan Status Gizi Balita dan Ibu Hamil. Surakarta: FKUNS.

26

LAMPIRAN

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengetahui

status gizi balita. Antara lain :

Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U,

BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS

No

.

Indeks yang

dipakai

Batas

Pengelompokan

Sebutan Status

Gizi

1. BB/U

< -3 SD Gizi buruk

- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang

- 2 s/d +2 SD Gizi baik

> +2 SD Gizi lebih

27

2. TB/U

< -3 SD Sangat Pendek

- 3 s/d <-2 SD Pendek

- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Tinggi

3. BB/TB

< -3 SD Sangat Kurus

- 3 s/d <-2 SD Kurus

- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Gemuk

Sumber : Depkes RI 2004.

Baku Rujukan BB/U Untuk Anak Laki-Laki

Umur(bulan)

GiziBuruk(kg)

GiziKurang(kg)

Gizi Baik (kg)

GiziLebih(kg)

0 1.9 2.0-2.3 2.4-4.2 4.31 2.1 2.2-2.8 2.9-5.5 5.62 2.5 2.6-3.4 3.5-6.7 6.83 3 3.1-4.0 4.1-7.6 7.7

28

4 3.6 3.7-4.6 4.7-8.4 8.55 4.2 4.3-5.2 5.3-9.1 9.26 4.8 4.9-5.8 5.9-9.7 9.87 5.3 5.4-6.3 6.4-10.2 10.38 5.8 5.9-6.8 6.9-10.7 10.89 6.2 6.3-7.1 7.2-11.2 11.310 6.5 6.6-7.5 7.6-11.6 11.711 6.8 6.9-7.8 7.9-11.9 1212 7 7.1-8.0 8.1-12.3 12.413 7.2 7.3-8.2 8.3-12.6 12.714 7.4 7.5-8.4 8.5-12.9 1315 7.5 7.6-8.6 8.7-13.1 13.216 7.6 7.7-8.7 8.8-13.4 13.517 7.7 7.8-8.9 9.0-13.6 13.718 7.8 7.9-9.0 9.1-13.8 13.919 7.9 8.0-9.1 9.2-14.0 14.120 8 8.1-9.3 9.4-14.1 14.421 8.2 8.3-9.4 9.5-14.5 14.622 8.3 8.4-9.6 9.7-14.7 14.823 8.4 8.5-9.7 9.8-14.9 1524 8.9 9.0-10.0 10.1-15.6 15.725 8.9 9.0-10.1 10.2-15.8 15.926 9 9.1-10.2 10.3-16.0 16.127 9 9.1-10.3 10.4-16.2 16.328 9.1 9.2-10.4 10.5-16.5 16.629 9.2 9.3-10.5 10.6-16.7 16.830 9.3 9.4-10.6 10.7-16.9 1731 9.3 9.4-10.8 10.9-17.1 17.232 9.4 9.5-10.9 11.0-17.3 17.433 9.5 9.6-11.0 11.1-17.5 17.634 9.6 9.7-11.1 11.2-17.7 17.835 9.6 9.7-11.2 11.3-17.9 1836 9.7 9.8-11.3 11.4-18.2 18.337 9.8 9.9-11.4 11.5-18.4 18.5

29

38 9.9 10.0-11.6 11.7-18.6 18.739 10 10.1-11.7 11.8-18.8 18.940 10.1 10.2-11.8 11.9-19.0 19.141 10.2 10.3-11.9 12.0-19.2 19.342 10.3 10.4-12.0 12.1-19.4 19.543 10.4 10.5-12.2 12.3-19.6 19.744 10.5 10.6-12.3 12.4-19.8 19.945 10.6 10.7-12.4 12.5-20.0 20.146 10.7 10.8-12.5 12.6-20.3 20.447 10.8 10.9-12.7 12.8-20.5 20.648 10.9 11.0-12.8 12.9-20.7 20.849 11 11.1-12.9 13.0-20.9 2150 11.1 11.2-13.0 13.1-21.1 21.251 11.2 11.3-13.2 13.3-21.3 21.452 11.3 11.4-13.3 13.4-21.6 21.753 11.4 11.5-13.4 13.5-21.8 21.954 11.5 11.6-13.6 13.7-22.0 22.155 11.7 11.8-13.7 13.8-22.2 22.356 11.8 11.9-13.8 13.9-22.5 22.657 11.9 12.0-14.0 14.1-22.7 22.858 12 12.1-14.1 14.2-22.9 2359 12.1 12.2-14.2 14.3-23.2 23.3

Baku Rujukan BB/U Untuk Anak Perempuan

Umur (bulan)

GiziBuruk(kg)

GiziKurang(kg)

Gizi Baik (kg)

GiziLebih(kg)

0 1.7 1.8-2.1 2.2-3.9 41 2.1 2.2-2.7 2.8-5.0 5.12 2.6 2.7-3.2 3.3-6.0 6.13 3.1 3.2-3.8 3.9-6.9 7

30

4 3.6 3.7-4.4 4.5-7.6 7.75 4 4.1-4.9 5.0-8.3 8.46 4.5 4.6-5.4 5.5-8.9 97 4.9 5.0-5.8 5.9-9.5 9.68 5.3 5.4-6.2 6.3-10 10.19 5.6 5.7-6.5 6.6-10.4 10.510 5.8 5.9-6.8 6.9-10.8 10.911 6.1 6.2-7.1 7.2-11.2 11.312 6.3 6.4-7.3 7.4-11.5 11.613 6.5 6.6-7.5 7.6-11.8 11.914 6.6 6.7-7.7 7.8-12.1 12.215 6.8 6.9-7.9 8.0-12.3 12.416 6.9 7.0-8.1 8.2-12.5 12.617 7.1 7.2-8.2 8.5-12.8 12.918 7.2 7.3-8.4 8.5-13 13.119 7.4 7.5-8.5 8.6-13.2 12.320 7.5 7.6-8.7 8.8-13.4 13.521 7.6 7.7-8.9 9.0-12.7 13.822 7.8 7.9-9.0 9.1-13.9 1423 8 8.1-9.2 9.3-14.1 14.224 8.2 8.3-9.3 9.4-14.5 14.625 8.3 8.4-9.5 9.6-14.8 14.926 8.4 8.5-9.7 9.8-15.1 15.227 8.6 8.7-9.8 9.9-15.5 15.628 8.7 8.8-10 10.1-15.8 15.929 8.8 8.9-10.1 10.2-16 16.130 8.9 9.0-10.2 10.3-16.3 16.431 9 9.1-10.4 10.5-16.6 16.732 9.1 9.2-10.5 10.6-16.9 1733 9.3 9.4-10.7 10.8-17.1 17.234 9.4 9.5-10.8 10.9-17.4 17.535 9.5 9.6-10.9 11-17.7 17.836 9.6 9.7-11.1 11.2-17.9 1837 9.7 9.8-11.2 11.3-18.2 18.338 9.8 9.9-11.3 11.4-18.4 18.539 9.9 10-11.4 11.5-18.6 18.740 10 10.1-11.5 11.6-18.9 1941 10.1 10.2-11.7 11.8-19.1 19.2

31

42 10.2 10.3-11.8 11.9-19.3 19.443 10.3 10.4-11.9 12.0-19.5 19.644 10.4 10.5-12 12.1-19.7 19.845 10.5 10.6-12.1 12.2-20 20.146 10.6 10.7-12.2 12.3-20.2 20.347 10.7 10.8-12.4 12.5-20.4 20.548 10.8 10.9-12.5 12.6-20.6 20.749 10.8 10.9-12.6 12.7-20.8 20.950 10.9 11-12.7 12.8-21.1 21.151 11 11.1-12.8 12.9-21.2 21.352 11.1 11.2-12.9 13.0-21.4 21.553 11.2 11.3-13 13.1-21.6 21.754 11.3 11.4-13.1 13.2-21.8 21.955 11.4 11.5-13.2 13.3-22.1 22.256 11.4 11.5-3.3 13.4-22.3 22.457 11.5 11.6-13.4 13.5-22.5 22.658 11.6 11.7-13.5 13.6-22.7 22.859 11.7 11.8-13.6 13.7-22.9 23

Gambar a.

32

Pengukuran BB menggunakan dacin

Gambar b.Pengukuran BB menggunakan baby

Gambar a.Pengukuran BB menggunakan dacin

Gambar c.Pengukuran PB menggunakan lenght

Gambar d.Pengukuran TB menggunakan

Gambar e.Pengukuran LILA

Gambar f.Pencatatan KMS