24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis sehingga berbagai macam tanaman dapat tumbuh dan berkembang di negara Indonesia khususnya daerah Kalimantan Barat. Banyak tanaman buah, sayur, dan tanaman konsumsi lain yang tumbuh. Selain itu Indonesia juga sebagai negara dimana penghasil hasil bumi yang besar, namun dengan kurangnya teknologi yang memadai hasil bumi tersebut banyak yang tidak bisa di ekspor keluar negeri. Salah satu tanaman yang sekarang sudah bisa diekspor yaitu buah. Di Indonesia banyak sekali tanaman buah yang tumbuh. Di daerah dataran tinggi maupun daerah dataran rendah. Tanaman semusim atau pun tahunan banyak sekali yang tumbuh di negara kita ini. Salah satu buah tahunan yaitu buah naga atau yang sering disebut sebagai “Dragon Fruit” yang mana buah ini mempunyai nilai jual yang sangat tinggi karena banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang buah naga dan bagaimana cara budidaya serta manfaat buah naga itu sendiri. Buah naga masih tergolong dalam tanaman kaktus yang hidup didaerah kering dan agak berpasir. Tanaman 1

Laporan buah naga

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim

tropis sehingga berbagai macam tanaman dapat tumbuh dan

berkembang di negara Indonesia khususnya daerah

Kalimantan Barat. Banyak tanaman buah, sayur, dan

tanaman konsumsi lain yang tumbuh. Selain itu Indonesia

juga sebagai negara dimana penghasil hasil bumi yang

besar, namun dengan kurangnya teknologi yang memadai

hasil bumi tersebut banyak yang tidak bisa di ekspor

keluar negeri.

Salah satu tanaman yang sekarang sudah bisa

diekspor yaitu buah. Di Indonesia banyak sekali tanaman

buah yang tumbuh. Di daerah dataran tinggi maupun

daerah dataran rendah. Tanaman semusim atau pun tahunan

banyak sekali yang tumbuh di negara kita ini. Salah

satu buah tahunan yaitu buah naga atau yang sering

disebut sebagai “Dragon Fruit” yang mana buah ini

mempunyai nilai jual yang sangat tinggi karena banyak

masyarakat yang belum mengetahui tentang buah naga dan

bagaimana cara budidaya serta manfaat buah naga itu

sendiri.

Buah naga masih tergolong dalam tanaman kaktus

yang hidup didaerah kering dan agak berpasir. Tanaman

1

ini mempunyai tulang daun yang banyak terkandung air

sehingga tahan terhadap panas. Selain itu tanaman buah

naga ini perlu sinar matahari penuh atau tidak ada

naungan karena jika tidak ada naungan akan mempengaruhi

produksi buah dan pertumbuhan tanaman buah naga itu

sendiri.

Pada umumnya masyarakat tidak memahami bagaimana

membudidaya serta manfaat pada buah naga khususnya

bercocok tanam didaerah tanah gambut yang diketahui

bahwa tanah gambut mepunyai sifat masam atau pH yang

tinggi. Dari uraian di atas, maka penulis tertarik

untuk menyusun makalah ini sebagai masukan dan

inspirasi kepada pembaca dan masyarakat.

Keberadaan lahan gambut semakin dirasakan peran

pentingnya terutama dalam menyimpan lebih dari 30

persen karbon terrestrial, memainkan peran penting

dalam siklus a Tengah. Kerusakan yang sering terjadi

adalah perbedaan penurunan pada arah memanjang jalan

(Differential Settlement) seperti yang terjadi pada ruas jalan

Buntok-Palangkaraya, dan ada juga penurunan pada oprit

jembatan seperti pada jembatan Handil II pada ruas

jalan Banjarmasin- Marabahan. Tanah gambut memiliki

tekstur terbuka dimana selain pori-pori makro, tekstur

tanah gambut juga didominasi oleh pori-pori mikro yang

berada di dalam serat-serat gambut. Dengan sistem pori

ganda dan tingkat homogenitas yang tidak merata

tersebut, serta berat isi tanah yang mendekati berat

2

isi air, maka masalah pemampatan (compressibility) yang

besar bisa mengakibatkan penurunan

(settlement) yang besar juga. Selain itu karena tanah

gambut ini sangat lembek pada umumnya mempunyai daya

dukung (bearing capacity) yang rendah, bahkan

menurut penelitian Jelisic, Leppanen (1992) bahwa daya

dukung tanah gambut lebih rendah dari pada tanah soft clay

sehingga bisa mengakibatkan kelongsoron/keruntuhan

(bearing capacity failure), hal ini menjadi masalah utama bagi

struktur yang akan dibangun di atasnya. Sudah banyak

usaha-usaha yang dilakukan untuk memperbaiki sifat-

sifat tanah gambut tersebut agar memiliki daya dukung

yang tinggi dan pemampatannya kecil. Usaha-usaha yang

telah dilakukan selama ini, biasanya dikelompokan pada

2 bagian. Pertama, untuk lapisan tanah gambut yang

tebalnya kurang dari 3 meter, usaha yang dilakukan

adalah mengupas/membuang 3 (disposal) lapisan gambutnya;

untuk masalah ini tidak ditemukan adanya penelitian-

penelitian yang berkenaan dengan cara perbaikannya.

Kedua, untuk lapisan tanah gambut yang tebal, usaha-

usaha yang dilakukan diataranya adalah pemberian beban

awal (preloading); pemasangan cerucuk atau kolom pasir

(sand column); dan metode stabilisasi tanah. Stabilisasi

yang dimaksud sebenarnya adalah solidifikasi, yaitu

penambahan zat aditif (baik dalam bentuk sebenarnya

atau hanya terkandung dari suatu bahan) ke dalam suatu

massa tanah untuk meningkatkan sifat-sifat mekanis-nya.

3

B. Masalah

Masalah yang kami dapat pada kebun salah satu

petani buah naga yang ada di desa purnama ujung, antara

lain :

1. Tidak menggunakan guludan

2. Tiang banyak yang patah

3. Drainase yang tidak bagus

4. Pemupukan yang kurang

C. Tujuan pembuatan makalah

Mempelajari dan memahami konsep –konsep dan

praktek mengenai input, proses produksi  serta output

berbagai barang. Selain itu mempelajari cara

berkomunikasi efektif dalam menyampaikan gagasan kepada

orang lain.

4

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi buah naga

Nama buah ‘naga’ berasal dari penampilan batangnya

yang menjulur berwarna hijau, yang mirip tubuh naga.

Buahnya juga bersisik dan memiliki sayap seperti seekor

naga. Buah naga sebenarnya adalah buah kaktus. Adapun

tanaman buah naga diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

Subdivisi : Angiospermae ( berbiji tertutup )

Kelas : Dicotyledonae ( berkeping dua )

Ord : Cactales

Famil : Cactaceae

Genu : Hylocereus

Subfamily : Hylocereanea

Spesies : Hylocereus undarus ( daging putih )

Hylocereus costaricensis ( daging merah super )

Hylocereus polyrhizus (daging merah)

Selenicereus megalanthus (kulit kuning, tanpa sisik)

B. Morfologi buah naga

a) Batang dan cabang

Batang buah naga berwarna hijau kebiru-biruan

atau keunguan. Batang tersebut berbentuk siku

atau segitiga dan mengandung air dalam bentuk

6

lender dan berlapiskan lilin bila sudah dewasa.

Dari batang ini tumbuh cabang yang bentuk dan

warnanya sama dengan batang dan berfungsi sebagai

daun untuk proses asimilasi dan mengandung

kambium yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman.

Pada batang dan cabang tanaman ini tumbuh duri-

duri yang keras dan pendek, letak duri pada tepi

siku-siku batang maupun cabang dan terdiri dari

4-5 buah duri di setiap titik tubuh. Cabang

berbentuk segi tiga dan berwarna hijau kebiru-

biruan atau unggu.

b) Bunga

Bunga buah naga berbentuk corong memanjang

berukuran sekitar 30 cm, akan mulai mekar di sore

hari dan mekar sempurna pada malam hari. Setelah

mekar warna mahkota bunga bagian dalam putih

bersih dan di dalamnya terdapat benangsari

berwarna kuning dan mengeluarkan bau yang harum.

Bunga yang telah mekar dan menyebarkan bau yang

sangat harum. Bau harum yang tersebar akan

menarik perhatian hewan-hewan untuk datang dan

membantu penyerbukan bunga tersebut. Hewan yang

biasanya membantu penyerbukan bunga naga antara

lain kelelawar dan serangga pengisap madu.

c) Buah

Buah naga merah berbentuk bulat lonjong mirip

buah nanas, namun memiliki sirip. Kulitnya

7

berwarna merah jambu, dan dihiasi sisik-sisik

yang berwarna hijau seperti sisik naga. Buah naga

mempunyai daging buah seperti buah kiwi. Daging

buahnya yang berwarna putih, merah, atau merah

tua (keunguan), bertaburan biji hitam kecil-

kecil. Rasa buah naga manis, segar, dan sedikit

asam. Ketebalan kulit buah naga mencapai 2-3 cm,

permukaan kulit buah naga terdapat jumbai atau

jambul berukuran 1-2 cm.

d) Akar

Perakaran buah naga bersifat epifit, merambat

dan menempel pada tanaman lain. Dalam

pembudidayaannya, dibuat tiang penopang untuk

merambatkan batang tanaman buah naga ini.

Perakaran buah naga tahan terhadap kekeringan

tetapi tidak tahan dalam genangan air terlalu

lama. Meskipun akar dicabut dari tanah, masih

bisa hidup dengan menyerap makanan dan air dari

akar udara yang tumbuh pada batangnya. Perakaran

buah naga bisa dikatakan dangkal, saat menjelang

produksi hanya mencapai kedalaman 50-60 cm,

mengikuti perpanjangan batang berwarna coklat

yang di dalam tanah. Hal inilah yang bisa

digunakan sebagai tolak ukur dalam pemupukan.

Supaya pertumbuhan akar bisa normal dan baik

memerlukan derajat keasaman tanah pada kondisi

ideal yaitu pH 7. Apabila pH tanah dibawah 5,

8

pertumbuhan tanaman akan menjadi lambat dan

menjadi kerdil. Dalam pembudidayaannya pH tanah

harus diketahui sebelum maupun sesudah tanaman

ditanam, karena perakaran merupakan faktor

penting untuk menyerap hara yang ada di dalam

tanah.

e) Biji

Biji buah naga berbentuk bulat berukuran

kecil dan berwarna hitam, kulit biji sangat tipis

tetapi keras. Biji ini dapat digunakan untuk

perbanyakan tanaman secara generatif tetapi cara

ini jarang dilakukan karena memerlukan waktu yang

lama sampai berproduksi. Biasanya biji digunakan

para peneliti untuk memunculkan varietas baru.

Setiap buah mengandung biji lebih dari 1000.

C. Jenis buah naga

Hingga kini ada empat jenis tanaman buah naga yang

diusahakan dan memiliki prospek baik. Ke empat jenis

tersebut sebagai berikut:

a) Hylocereus undatus

Hylocereus undarus yang lebih popular dengan

sebutan white pitaya adalah buah naga yang kulitnya

berwarna merah dan daging berwarna putih. Warna

merah buah ini sangat kontras dengan warna daging

buah. Pada kulit buah terdapat sisik atau jumpai

berwarna hijau. Di dalam buah terdapat banyak biji

9

berwarna hitam. Berat buah rata-rata 400-500g,

bahkan ada yang dapat mencapai 650 g. Rasa buahnya

masam bercampur manis, tanaman ini lebih banyak

dikembangkan di Negara-Negara produsen utama buah

naga dibanding jenis lainnya karena buahnya

cenderung lebih banyak diekspor.

b) Hylocereus polyrhizus

Hylocereus polyrhizus lebih banyak dikembangkan di

cina dan Australia, memiliki buah dengan kulit

berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan.

kulitnya terdapat sisik atau jumbai berwarna hijau.

Tanaman ini tergolong jenis yang sangat rajin

berbunga, bahkan cenderung berbunga sepanjang tahun.

Sayangnya, tingkat keberhasilan bunga menjadi buah

sangat kecil, hanya mencapai 50% sehingga

produktivitas buahnya tergolong rendah Jenis tanaman

buah ini memiliki batang berlilin, hijau keputih-

putihan dengan tepian tajam, memiliki duri yang

kecil. Panjang buahnya sekitar 30 cm dengan daun-

daun pembalut besar.

c) Hylocereus costaricensi

Buah Hylocereus costaricensis sepintas memang mirip

buah hylocereus polyrhizus, namun warna daging buahnya

lebih merah. Itulah sebabnya tanaman ini disebut

buah naga berdaging super merah. Batangnya bersosok

lebih besar di banding Hylocereus polyrhizus. Batang dan

cabangnya akan berwarna loreng saat berumur tua.

10

Berat buahnya sekitar 400-500 g. rasanya manis

dengan kadar kemanisan mencapai 13-15 briks. Tanaman

sangat menyukai daerah yang panas dengan ketinggian

rendah sampai sedang.

d) Selenicereus megalanthus

Selenicereus megalanthus berpenampilan lebih berbeda

dibanding jenis anggota Genus hylocereus. Kulit

buahnya berwarna kuning tanpa sisik sehingga

cenderung lebih halus. Walaupun tanpa sisik, kulit

buahnya masih menampilkan tonjolan-tonjolan. Rasa

buahnya jauh labih manis dibanding buah naga lainnya

karena memiliki kadar kemanisan mencapai 15-18

briks. Buah yang dijuluki yellow pitaya ini kurang

popular dibanding jenis lainnya. Buah naga berkulit

kuning dengan daging putih, mempunyai ukuran paling

kecil jika dibandingkan dengan jenis lainnya, hanya

sekitar 80-100 gr. Buah naga berkulit kuning ini

tidak sesuai untuk dikomersilkan. Buah naga jenis

ini biasanya ditanam di daerah dingin dengan

ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan

laut.

D. Kandungan zat gizi

Buah naga merupakan sumber serat, vitamin, dan

mineral yang baik. Kandungan nutrisi dalam 100 mg buah

naga secara umum. Berdasarkan hasil penelitian, buah

naga merah dan putih mengandung berbagai zat gizi,

11

kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gram buah naga

masak segar adalah 0,229 g protein; 0,61 g lemak; 6,3 g

kalsium; 36,1 mg fosfor; 11,5 g karbohidrat; 0,28 mg

vitamin B1; 0,045 mg vitamin B2; 0,43 mg vitamin B3; 9

mg vitamin C dan air 83 g.

Buah naga mengandung serat yang cukup banyak,

mencapai 0,7-0,9 gram per 100 gram. Serat sangat

dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kadar kolesterol. Di

dalam saluran pencernaan serat akan mengikat asam

empedu (produk akhir kolesterol) dan kemudian

dikeluarkan bersama feses. Semakin tinggi konsumsi

serat, semakin banyak asam empedu dan lemak yang

dikeluarkan oleh tubuh.

E. Khasiat dan manfaat buah naga

Berdasarkan kajian terkini, buah naga tidak hanya

dapat dimanfaatkan buahnya, bagian-bagian lain dari

tanaman buah naga juga dapat dimanfaatkan. Buah naga

yang masak memang langsung dapat dikonsumsi, sedangkan

buah yang belum masak dapat dibuat sup. Bunga buah naga

dapat juga dikonsumsi yaitu dengan menjadikannya

sebagai sayur urap, digoreng, atau dapat dikeringkan

untuk dijadikan minuman semacam teh. Dahan atau cabang

buah naga juga dapat dimakan yaitu dijadikan salad,

urap, digoreng, dan dijadikan sup. Masakan dari bahan

tumbuhan buah naga dipercaya dapat membuang racun dalam

tubuh dan membersihkan pencernaan. Di amerika selatan,

12

dahan buah nagadihancurkan untuk dijadikan makanan

ternak kambing atau sapi.

13

BAB III

PEMBAHASAN

A. Budidaya Buah Naga

Orang biasanya memperbanyak tanaman dengan cara

setek atau menyemai biji. Tanaman akan tumbuh subur

jika media tanam porous  (tidak becek), kaya akan unsur

hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara

28-40 0C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai

berbuah pada umur 7 - 12 bulan. Buah naga dapat

berkembang dengan kondisi tanah PMK (Podzolik Merah

Kuning), gambut dan ketinggian lokasi apapun, namun

tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga

apabila tanah mengandung pupuk yang bagus, maka

pertumbuhannyapun akan pesat sekali.

1. Teknik Penanaman

Persyaratan yang mutlak tidak terlalu terpengaruh

dengan kualitas tanah. Tanah jenis apa saja boleh.

Membutuhkan penyinaran penuh dari sinar matahari,

Tanaman Buah Naga ini cocok didaerah tropis dan tidak

tahan dingin, kalau terus menerus temperaturnya dibawah

180C, daun bisa berubah warna menjadi kuning dan

batangnya akan bengkak akibat kedinginan, namun tidak

akan mengganggu pertumbuhannya. Tanaman buah naga ini

penanaman bibit hingga panen memerlukan waktu 7 – 12

14

bulan, setelah itu bisa memetik hasilnya sepanjang

tahun.

2.  Persiapan Lahan

kegiatan penyediaan tempat untuk tanaman supaya

dapat tumbuhdengan baik di lahan pertanaman. Buah Naga

memang tidak tahan . terhadap genangan air. Ditanah

poros dan berdrainase baik ia bisa tumbuh produktif.

Namun bila di tanam pada dataran banjir sangat beresiko

rebah. Solusinya di buatkan parit sedalam 1 m dan lebar

80 cm di areal kebun, berkat parit, air hujan ataupun

air siraman tidak sampai menggenang di tanah datar itu.

Buah naga tidak mempunyai batang primer yang kuat.

Oleh karena itu digunakan tiang penyangga yang terbuat

dari beton (supaya tahan lama) berukuran 10 cm x 10 cm

x 200 cm. Atau bisa juga memakai bahan lokal yang lebih

murah, misalnya :  kayu toreh, kayu daru-daru, kayu

mahoni, tiang penyangga ditancapkan ke tanah sedalam 50

cm dengan jarak tanam 2,5 m x 2 m atau 2,5 m x 2,5 m.

Penyangga ini  berfungsi sebagai tempat merambatnya

pohon Buah Naga dan juga untuk menahan tanaman dari

angin. Di bagian atas di buatkan rangka kayu berukuran

65 cm x 65 cm disusun menyilang atau besi ukuran 10’

dan di beri ban untuk menopang tanaman saat berbunga

dan berbuah, pada awal pertumbuhan supaya tidak roboh

dan  dibantu berdiri dengan tali rafia.

Indonesia merupakan salah satu negara yang

diberkahi kekayaan alam serta kesuburan tanah yang

15

melimpah. Faktor ini menjadikan Nusantara memiliki

potensi yang luar biasa termasuk dalam hal bercocok

tanam. Sayangnya, bangsa ini memilih untuk menjadi

negeri industri ketimbang negeri petani. Padahal dengan

tanah yang subur, hampir semua tanaman tumbuh dengan

mudah di Indonesia termasuk "Dragon Fruit" sekalipun

yang diketahui habitat aslinya adalah daerah yang

cenderung kering dan berpasir. Klasifikasi buah naga

dalam ilmu taksonomi memang dimasukkan ke dalam

keluarga kaktus yang dikenal sanggup hidup lama meski

tanpa air. Dari semua spesies kaktus, hanya seperempat

yang hidup di gurun. Selebihnya hidup di daerah semi-

gurun.

A. Pemecahan Masalah

1. Pemupukan

Pemupukan merupakan kegiatan penaburan pupuk di

lahan pertanian sesuai dengan dosis yang telah

ditetapkan atau didasari pada keperluan tanaman buah

naga tersebut. Kegiatan pemupukan pada budidaya tanaman

buah naga sangatlah penting untuk meningkatkan

pertumbuhan vegetative dan generatif sehingga tanaman

dapat tumbuh dengan baik dan kokoh serta dalam

persiapan aktivitas pertumbuhan. Tujuan dari pemupukan

adalah untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman pada

tanaman buah naga dan untuk meningkatkan produksi

16

tanaman dengan jenis pupuk yang dapat digunakan adalah

pupuk anorganik atau organik.

Dalam Kegiatan pemupukan tanaman budidaya tentunya

sangat memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku agar

pemupukan dapat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman

buah naga. Dasar dalam pemupukan yang perlu

diperhatikan yaitu yang biasa dikenal dengan 4 T :

tepat waktu, tepat dosis, tepat aplikasi (tabur) dan

tepat unsur (jenis).

Pupuk yang digunakan pada tempat budidaya Kusumo

Wanadri ini adalah pupuk organik, sehingga buah naga

yang dihasilkan juga organik tanpa kandungan bahan –

bahan kimia

1) Pemupukan dilakukan 2 bulan sekali.

2) Tiap tiang penyangga diberikan 10 Kg pupuk

organik.

3) Jika kekurangan pupuk maka cabang – cabang menjadi

kurang baik, buah yang dihasilkan pun kecil.

4) Namun, jika kelebihan pupuk tidak akan memberi

dampak apapun, justru buah yang dihasilkan semakin

besar.

2. Tidak menggunakan guludan

pembuatan guludan tanaman buah naga btidak benar

maka akan mengahambat pembuatan guludan ,pembuatan

guludan harus di lakukan pembajakan dulu agar sisa -

sisa perakaran dan batu - batu  hilang atau tertimbun

tanah  biar tidak menghambat pembuatan guludan.

17

Setelah pengolahan tanah selesai perlu dibiarkan

selama 4 – 5 hari, kemudian dibuatlah suatu guludan

untuk meletakkan tanaman. Tujuan pembuatan bedengan

adalah sebagai berikut ;

a) Memudahkan pembuangan air hujan, melalui jalan

antarpetakan.

b) Mempermudah pemeliharaan.

c) Mempermudah meresapnya air hujan atau pengairan.

d) Menghindari pemadatan tanah karena injakan.

Namun pada kenyataannya dilapangan bahwa semua itu

bertolak belakang dengan apa yang dilihat, yaitu pada

perkebunan ini tidak menggunakan guudan atau bedengan.

Dengan alasan karena tanah gambut tanah yang spok dan

dapat terkikis atau runtuh oleh air hujan ini yang

menyebabkan petani tersebut tidak menggunakan guludan

atau bedengan pada tanamannya.

3. Tiang banyak yang patah

Tanaman Buah naga termasuk tanaman merambat

sehingga membutuhkan penopang/panjatan untuk menopang

tanaman supaya bisa berdiri tegak dan tidak goyang -

goyang. Tiang panjatan untuk tanaman buah naga harus

kuat dan tahan lama selama beberapa tahun karena usia

tanaman buah naga yang panjang.

Tiang yang digunakan ada 2 yaitu kayu biasa dan

tiang beton. Pada kayu biasa banyak mengalami patah

akibat kayu tersebut mengalami pembusukan dibagian

pangkal tiang ini yang selama ini menjadi masalah yang

18

dapat membuat tanaman rusak bahkan mati akibat

kerusakan yang sering terjadi.

4. Saluran air tidak lancar

Lahan marginal seperti lahan gambut dapat

ditingkatkan menjadi lahan produktif dengan menerapkan

teknologi yang tepat guna. Lahan gambut dicirikan dengan

kandungan bahan organik yang tinggi, kemasaman tanah

tinggi, namun mempunyai ketersedian hara makro dan mikro

yang sangat rendah. Selain itu path musim penghujan

akan terjadi penggenangan air dan path musim kemarau

akan terjadi kekeringan, sehingga tata air menjadi

kebutuhan mutlak.

Sebagai salah satu jenis lahan rawa, keberadaan

air di lahan gambut sangat dipengaruhi oleh adanya

hujan dan pasang surut/luapan air sungai. Tingkah laku

dari keduanya akan berpengaruh terhadap tinggi dan lama

genangan air di lahan gambut dan pada akhirnya akan

berpengaruh terhadap tingkat kesuburan lahan serta pola

budidaya tanaman yang akan diterapkan di atasnya. Lahan

gambut yang sering menerima luapan air sungai relatif

lebih subur dibandingkan lahan gambut yang semata-mata

hanya menerima limpasan/curahan air hujan. Sifat

luapan/pasang surut air sungai yang jangkauannya dapat

mencapai lahan gambut dapat disiasati untuk mengatasi

berbagai kendala pertanian di lahan gambut, misalnya

untuk mencuci zat-zat beracun atau asam kuat yang

berasal dari teroksidasinya pirit dan mengatur

19

keberadaan air sehingga tanaman dapat tumbuh dengan

baik.

Selain itu keberadaan air di dalam parit akan

berfungsi sebagai sekat bakar yang dapat mencegah

terjadinya kebakaran di lahan gambut; sebagai sarana

transportasi hasil panen.Lahan gambut merupakan salah

satu jenis lahan rawa yang selalu jenuh air atau

tergenang, kondisi demikian menjadikan lahan gambut

sulit untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian. Salah

satu faktor kunci keberhasilan pengembangan pertanian

di lahan gambut, selain meningkatkan kesuburannya

adalah mengendalikan tinggi muka air di dalamnya

sehingga gambut tetap basah tapi tidak tergenang

dimusim hujan dan tidak kering di musim kemarau.

Pengaturan tinggi muka air yang tepat juga dimaksudkan

agar proses pencucian bahan beracun berjalan dengan

lancar sehingga tercipta media tumbuh yang baik bagi

tanaman.

Namun pada lahan petani tersebut mengalami

kerusakan yang parah yang menyebabkan air tidak

mengalir dan bertahan yang dapat mengakibatkan tanaman

terendam dan banyak yang mengalami pembusukan baik akar

dan batang tanaman yang berjamur.

20

BAB IV

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai

produksi atau budidaya buah naga  yang menjadi pokok

bahasan dan beserta masalah-masalah yang kami dapat

dari petani langsung kami cantumkan dalam makalah ini,

tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,

kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan

atau referensi yang ada hubungannya dengan makalah ini.

21

DAFTAR PUSTAKA

http://www.buahnaga.us

http://pid.wikipedia.org/wiki/

Blogspot.com /2012/02 / Budidaya-Tanaman-Naga. html.

22

LAMPIRAN

23

24