Upload
anida-juita
View
91
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM
Model Pengembangan Teori dan Aplikasi Sistem Penjaminan
Mutu
( Dr. Deden Makbuloh, M.Ag )
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
ANIDA JUITA
N P M : 1422010015
KLS F
PASCA SARJANA IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
2015
Judul : Manajemen Mutu Pendidikan Islam
Penulis : Dr. Deden Makbuloh, M.ag.
Penerbit : PT Raja Grafindo Persada
Tebal : 333 Halaman
Teori manajemen mutu menjadi kebutuhan mengelola lembaga-lembaga Pendidikan .
Pemerintah, Masyarakat, dan pengguna Jasa Pendidikan sangat membutuhkan lembaga
Pendidikan yang bermutu, dengan adanya lembaga pendidikan yang bermutu akan berdampak
pada internal dan external lembaga pendidikan tersebut.
Secara internal akan berdampak pada kemajuan lembaga pendidikan tersebut yang berimbas
pada peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup bagi semua anggota lembaga tersebut.
Secara exsternal pengguna jasa pendidikan akan mendapatkan kepuasan layanan pendidikan
sehingga mendukung program-program yang telah di tetapkan. Dengan terjalinnya hubungan
timbal balik internal dan ekternal akan mencerdaskan kehidupan yang bermarabat di mata
internasional.
Namun peggunaan teori manajemen mutu pendidikan hendaknya di laksanakan dengan tidak
meninggalkan karaktristik suatu lembaga, mengingat adanya perbedaan-perbedaan yang tidak
bisa di pungkiri di setiap daerah atau wilayah, disini pengelola lembaga pendidikan mesti
pandai meramu,mengkaji dan merumuskan model manajemen mutu untuk lembaga-
lembaganya.
Dalam buku ini penulis mengkaji teori manajemen mutu dalam pendidikan islam, juga
manjemen mutu secara luas yang di perkuat dengan sumber sember yang mumpuni di
bidangnya salah satu sumber buku acuan yang di pakai yakni buku Paradigm Pendidikn
Demokrasi : Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan karya
Dede Rosyada yang di terbitkan tahun 2007.
Dalam buku Dede Rosyada tersebut di temukan kesulitan kesulitan yang di hadapi dalam
pengembangan bidang pendidikan yang berpengaruh dengan penerpaan dan pencapaian
manajemen mutu dalam bidang pendidikan.
Kesulitan yang di hadapi di antaranya :
Pertama , lembaga pendidikan berbeda dengan layanan jasa dan perdagangan lainnya, karena
tugas pendidikan agar siswa memiliki berbagai nilai dan kepercayaan yang semuanya sukar
untuk di ukur. Hanyalah aspek pretasi dan kcerdasaan kognitif yang dapat di ukur, namun
kadangkala hal itu tidak selalu pararel dengan upaya yang telah dilakukan oleh lembaga
pendidikan tersebut, artinya dapat diperoleh secara otodidak.
Kedua. Tujuan pendidikan termasuk sukar di ukur ketercapaiannya pada saaat siswa selesai
poses belajar mengajar di sekolah.
Tujuan pendididkan bersifat jangka panjang yakni menyiapka manusaia yang baik, manusia
yang baik kadang kala tidak dirasakan sebagai bukti tercapainya tujuan pendididan tersebut
melainkan setelah mengalami proses panjang dalam rentang kehidupan manusia tersebut.
Ke Tiga. Peserta didik di satu pihak sebagai pelanggan yang harus di berikan pelayanan
pendidikan dan pembelajaran terbaik, namun di sisi lain sebagai manusia dapat menentukan
sendiri pilihan terbaiknya.
Pembentukan manusia tidak sama dengan pembentukan barang yang mudah di rekayasa
dalam bentuk bentuk baru.
Keempat, Kepala sekolah dan guru memiliki profesi yang sama, yakni latar belakang guru dan
sistem koordinasi antara kepala sekolah dan guru terkadang menjadi saling bergesekan, tidak
sebagaimana bawahan dan atasan dalam perusahaan.
Kelima, Manajemen sekolah menghadapi masalah fragmaentatif, sehingga pengambilan
keputusan banyak di pengaruhi oleh tuntutan pihak luar seperti wali siswa, pemerintah dan
lapangan kerja. Unsur - unsur itu berada di luar dan sangat beragam kepentingannya, tidak
dalam jajaran manajemen sekolah, sehingga tarik menarik kepentingan sukar di hindari.
Keenam . Kepala sekolah yang memiliki tugas mengajar sering menjadi sibuk sehingga
kurang memiliki waktu untuk mealksanakan manajemen mutu sekolah. Tugas rangkap sering
kali menyebabkan tidak optimalnya tugas tersebut karena yang satu dan lainnya tidak dapat
dibatasi dengan jelas. Menjadi guru harus professional demikian juga menjadi kepala sekolah.
Professional dalam dua bidang seringkali menjadi kendala.
Permasalahan diatas menjadi fenomena yang di hadapi dan melekat dunia pendidikan,
penyelenggaraan pendidikan memiliki fungsi yang unik dalam menentukan mutu dari apa
yang mereka terima dari dunia pendidikan. Manajemen mutu menyangkut mutu pengalaman
peserta didik, oleh karena itu sangat baik manajemen mutu dietrapkan di kelas - kelas
pembelajaran. Penyusunan feedback dengan mengadakan evaluasi bagi setiap siswa sangat
penting untuk proses pembentukan Quality assurance ( Jaminan Mutu ), evaluasi ini harus
merupakan proses yang berjalan terus menerus.
Manajemen mutu pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk mencari perubahan fokus
sekolah, dari kelayakan jangka pendek menuju kearah perbaikan mutu jangka panjang tanpa
meninggalkan budaya - budaya di daerah tertentu.
Pengelolaan kurikulum secara sentralistik sering menghambat pencapaian mutu pendidikan,
Proses belajar mengajar mengalami keterlambatan, karena harus menunggu acuan
kementerian pendidikan nasional melewati kementerian agama.
Proses pengajaran yang efektif adalah pembelajaran dengan pola simulasi atau partisifasi
aktif, pemborosan dalam proses pembelajaran harus di hindari, topik yang berulang ulang atau
sama pada lebih dari satu mata pelajaran, pemberian pre-tes terlalu berlebihan dan pengenalan
pelajran yang berlebihan. Menetapkan siswa sebagai subyek pembelelajaran dari pada objek
merupakan cara efektif untuk peningkatan mutu pendidikan, dengan demikian siswa dapat
berperan aktif dalam proses pembelajaran dan dapat mencapai tujuan yang di harapkan.
Negara Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim sangatlah tepat jika penerapan
manajemen mutu pendidikan islam dapat di kembangkan dan di berlakukan di negeri ini.
Perkembangan pendidikan islam tidak terlepas dari peran madrasah, madrasah merupakan
lembaga pendidikan yang tumbuh subur di kalangan umat muslim. Dan merupakan subsistem
dalam sistem pendidikan nasional .
Munculnya madrasah didorong oleh keinginan masyarakat islam secara luas yang merasa
tidak puas terhadap pola pendidikan pesantren dan surau yang hanya mengajarkan ilmui -
ilmu agama sebagai ilmu fardhu’ain.
Kemunculan madrasah dalam pendidikan formal di Indonesia hingga seperti sekarang karena
dua situasi, yang pertama karena adanya pembaharuan islam internal, kedua, adanya respons
pendidikan islam terhadap kebijakan pendidikan Hindia-Belanda.
Pendirian madrsah di harapkan dapat menyipkan generasi yang memiliki pengatahaun luas
tanpa meninggalkan kaidah - kaidah agama, dengan pola pendidikannya yang
mengintregrasikan ilmu, sehingga ilmu agama dan ilmu umum di pelajari secara seimbang.
Kurikulum madrasah sekurang - kurangya 30% mata pelajaran agama islam dan sisanya mata
pelajaran umum, madrasah pun memiliki kewajiban yang sama dengan sekolah umum dalam
peningkatan mutu pendidikan, sehingga ijazah madrasah mempunyai nilai yang sama dengan
ijazah umum setingkat, siswa madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat dan
lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum setingkat lebih atas.
Dengan menetapkan materi terkait dengan Al-Qur’an, al-Hadis, Fikih, Bahasa Arab, dan
sejarah kebudayaan islam sebagai kurikulum ilmu keislaman tetap memuat orentasi terhadap
pencapaian Standar Kompentensi dan Kompentasi dasar menjadi ciri kebijakan dalam
kurikulum madrasah.
Mutu pendidikan islam dapat terus di tingkatkan dengan penjaminan mutu internal maupun
eksternal dengan cara pengembangan model-model manajemen mutu. Model sebagai
gambaran kognitif sebagai acuan aktifitas aktifitas lainnya.
Perpaduan faktor internal dan eksternal akan melahirkan identitas tersendiri yang bernilai
bagi pengembangan pola pikir yang menghantarkan pada terentuknya sebuah model yang
teruji baik secara teoritis maupun empiris.
Dalam era yang penuh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan islam di tuntut
agar memberikan keterampilan kepada peserta didik yang bersifat on going ( berjalan )
sehingga siswa yang menempuh pendidikan tidak ketinggalan dan siap menghadapi tuntutan
jaman.
Madrasah sebagai unit organisasi terdepan yang berhubungan langsung dengan proses
pembelajaran peserta didik, memerlukan seorang kepala madrasah sebagai pemmpin yang
professional dan dapat memotifasi guru dan stafnya agar menampilkan unjuk kerja yang
bermutu disertai komitmen tinggi terhadp visi misi madrasah. Kerjasama yang baik di
harapkan dapat menghasilkan lulusan yang bermutu. Mutu madrasah akan menentukan masa
depan madrasah secara keseluruhan,
Peningkatan mutu madrasah tidak terlepas dari mutu peserta didik, menempatkan peserta
didik selaras dengan pendidik sebagai subyek merupakan langkah yang tepat di era sekarang
ini. Dengan menempatkan peserta didik sebagai subyek diharapkan dapat mengasah
kreatifitas dan mampu menerima ilmu yang di berikan pendidik dengan benar tanpa perlu
adanya penekanan penekanan. Peserta didik dan pendidik dapat berinteraksi dengan baik
tanpa meninggalkan batas.
Dan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang paling menentukan dalam maju mundurnya
madrasah adalah seorang pendidik / guru. Guru adalah orang dewasa yang perannya
berkewajiban memberikan atau melakukan sentuhan pendidikan. Secara spesifik guru adalah
orang yang kerjaannya mengajar. Predikat guru adalah seseorang yang dapat mengembangkan
pengetahuan dan mewariskan pengetahuan tersebut kepada orang lain, melatih keterampilan
jasmani orag lain dan menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain. Terdapat empat
hal yang berkenaan dengan guru yakni, Pertama, seorang guru harus memiliki tingkat
kecerdasan intelektual yang tinggi. Kedua, guru harus dapat mempergunakan intelektual dan
emosional spritualnya untuk menyampaikan kebenaran kepada manusia lain. Ketiga, sorang
guru harus dapat membersihkan diri dari segala perbuatan dan ahlak tercela. Keempat guru
harus berfungsi sebagai pembimbing, pemberi bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan
kepada orang lain yang memerlukannya. Agar guru dalam pendidikan islam bermutu, maka ia
harus menjadi manusia yang sempurna, paling tidak sehat jasmani, cerdas akalnya dan
berkualitas mutunya dengan senantiasa beriman kepada Allah SWT. Selain sudah dewasa dan
sehat jasmani seorang guru harus memiliki keahlihan di bidang yang di ajarkannya,
menguasai ilmu mendidik dan berkepribadian muslim.
Seorang guru harus memiiki sifat- sifat yang dapat mendukung kepada pelaksanaan profesi
dan berintraksi dengan peserta didik secara dinamis. Menurut Abdurahman An-Nahlawi,
seorang guru harus memiiki sifat, Rabbani, Iklas, Sabar, Jujur, Senantiasa meningkatkan
wawasan dan ilmu pengetahuan, cerdik dan trampil dalam menciptakan metode yang variatif
sesuai dengan situasi dan materi pelajaran, guru harus mampu bersifat tegas dan meletakkan
sesuatu sesuai dengan porsinya, memahami ilmu psikologi, peka terhadap fenomena
kehidupan sehingga mampu memahami kecenderungan dunia beserta dampak akidah dan pola
pikir mereka, dan adil terhadap seluruh peserta didik.
Selanjutnya sifat penting yang harus di miliki seorang guru adalah keteladanan, karena dengn
keteladanannya mampu mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan etos
social anak. Karena Pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan anak, yang tindak tanduk
dan sopan santunnya di sadari atau tidak akan ditiru peserta didik.
Secara keseluruhan kepala madrasah merupakan seseorang yang memiliki peranan yang
sangat penting dalam pencapian mutu pendidikan, model kepemimpinan kepala madrasah
dalam sistim penjaminan mutu sangat dominan. Mutu hanya dapat di raih oleh mereka yang
memiliki komitmen yang di contohkan oleh pemimpin puncak, penerapan model
kepemimpinan seorang kepala madrasah akan berpengaruh pada pencapaian mutu yang di
harapkan.
Kesimpulan
Di era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini sangat di perlukan
lembaga pendidikan yang bermutu, hingga dapat meluluskan peserta didik yang memiliki
kemampuan pengetahuan ilmu dan teknologi serta kemampuan ber interaksi pada kemajuan
jaman.
Untuk mewujudkan hal tersebut lembaga pendidikan harus memiliki manajemn mutu, karena
dengan manajemen mutu lembaga pendidikan akan tertata dengan baik, konsep
pendidikannya terarah dalam pencapian hasilnya,
Kepala sekolah sebagai top leader memliki peran yang dominan dalam pelaksanaan
manajemen mutu pendidikan, di tangannyalah arah kemajuan lembaga pendidikan dalam
pencapaian hasil, kepala sekolah harus memiliki kemampauan memanage lembaga dengan
baik, Guru yang professional dibidangnya, Selain itu faktor internal lainnya seperti staf,
peserta didik dan sarana pendidikan meupakan bagian yang tidak terlepas dari kemajuan mutu
pendidikan.
Selain itu faktor eksternal seperti pemerintah, masyarakat sebagai pengguna dan lembaga
pendidikan lainnya sebagai pembanding menjadi bagian yang tidak bisa di tinggalkan dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
Buku karya Deden Makbuloh ini bisa menjdi acuan lembaga pendidikan dalam peningkatan
mutu pendidikan, buku ini sangat baik menjabarkan tentang mutu lembaga pendidikan islam
dan standar mutu pendidikan islam dengan berdasarkan hasil penelitian ilmiah penulis dan
telah di uji oleh pakar pakar di bidangnya, memiliki kekuatan teori yang berkembang dalam
manajemen pendidikan dan dibahas secara lugas.
Kelemahan
Pembehasan teori yang detail kadang kala sulit di mengerti para pengguna manajemen mutu,
apalagi lembaga lembaga pendidikan islam yang ada di daearah - daerah.
Saran
Hendaknya penulis membuat buku lain yang bahasanya lebih ringan dan dapat mudah di
mengerti oleh semua kalangan pengguna manajemen mutu pendidikan. Sehingga manajemen
mutu pendidikan dapat di mengerti dan di jalankan hingga pelosok - pelosok daerah. Dengan
demikan memajukan dan memeratakan pendidikan di Negara ini dapat terwujud, guna
menyiapkan generasi genarasi yang baik secara keilmuan, teknologi maupun ahlaknya.