23
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Volume 10, Nomor 1, 2019 E-ISSN: 2621-2404, P-ISSN: 1907-3003 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 91 MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA DI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANJARMASIN Ahyar Rasyidi STAI Al-Jami, Banjarmasin [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara detil pelaksanaan manajemen pendidikan pada pendidikan sistem ganda dalam mencapai tujuan pendidikan di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin. Dalam penelitian menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan apa adanya kenyataan faktual yang ditemukan di lapangan penelitian. Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa kata-kata, informasi tertulis dan lisan serta keadaan dari pelaku yang dapat diamati. Metode ini diharapkan mampu mengungkap dan menggambarkan keadaan yang sedang berlangsung di lapangan pada saat penelitian di lakukan. Hasil penelitian mengemukakan bahwa 1) Sebagai manajer kepala sekolah pada umumnya telah melaksanakan manajemen pendidikan pada pendidikan sistem ganda (PSG) di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin dengan baik. Sesuai dengan ketentuan dan fungsi-fungsi manajemen terutama dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan melakukan evaluasi secara komprehensif pada program pendidikan sistem ganda (PSG) khususnya pada aspek praktik kerja industri (prakrin). 2) Sebagai kepala sekolah yang menjadi manajer pada SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin, telah berhasil menggerakkan manajer- manajer tingkat (middle manajer, lower manajer) sehingga mereka bekerja sesuai dengan job masing-masing dan bekerja sesuai dengan garis komando yang telah disepakati. Ini semua ditentukan oleh kemampuan manajerial skill yang dimiliki kepala sekolah, sehingga bisa menggerakkan orang lain (bawahan) sesuai apa yang dikehendaki. 3) Sehubungan dengan pola kerjasama yang dibina kepala sekolah dengan pihak dunia usaha/dunia industri (DUDI) sudah berjalan dengan baik, meskipun peran kepala sekolah boleh dikatakan hanya dibelakang layar, kepala sekolah menggerakkan para wakilnya sehingga bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan. Kata kunci: manajemen pendidikan, PSG, SMK Muhammadiyah 2.

MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 10, Nomor 1, 2019 E-ISSN: 2621-2404, P-ISSN: 1907-3003

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 91

MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA DI SMK MUHAMMADIYAH 2

BANJARMASIN

Ahyar Rasyidi STAI Al-Jami, Banjarmasin

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara detil pelaksanaan manajemen pendidikan pada pendidikan sistem ganda dalam mencapai tujuan pendidikan di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin. Dalam penelitian menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan apa adanya kenyataan faktual yang ditemukan di lapangan penelitian. Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa kata-kata, informasi tertulis dan lisan serta keadaan dari pelaku yang dapat diamati. Metode ini diharapkan mampu mengungkap dan menggambarkan keadaan yang sedang berlangsung di lapangan pada saat penelitian di lakukan. Hasil penelitian mengemukakan bahwa 1) Sebagai manajer kepala sekolah pada umumnya telah melaksanakan manajemen pendidikan pada pendidikan sistem ganda (PSG) di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin dengan baik. Sesuai dengan ketentuan dan fungsi-fungsi manajemen terutama dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan melakukan evaluasi secara komprehensif pada program pendidikan sistem ganda (PSG) khususnya pada aspek praktik kerja industri (prakrin). 2) Sebagai kepala sekolah yang menjadi manajer pada SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin, telah berhasil menggerakkan manajer-manajer tingkat (middle manajer, lower manajer) sehingga mereka bekerja sesuai dengan job masing-masing dan bekerja sesuai dengan garis komando yang telah disepakati. Ini semua ditentukan oleh kemampuan manajerial skill yang dimiliki kepala sekolah, sehingga bisa menggerakkan orang lain (bawahan) sesuai apa yang dikehendaki. 3) Sehubungan dengan pola kerjasama yang dibina kepala sekolah dengan pihak dunia usaha/dunia industri (DUDI) sudah berjalan dengan baik, meskipun peran kepala sekolah boleh dikatakan hanya dibelakang layar, kepala sekolah menggerakkan para wakilnya sehingga bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan.

Kata kunci: manajemen pendidikan, PSG, SMK Muhammadiyah 2.

Page 2: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Ahyar Rasyidi

92 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019

A. Pendahuluan

Dalam upaya memberikan pelayanan yang memadai dan cukup, tentunya

diperlukan sarana penunjang, tersedianya tenaga pendidik atau pembina yang mampu

dan terampil untuk mewujudkan tujuan sumber daya manusia yang berkualitas, dan

menghasilkan warga negara yang mampu mengembangkan diri serta masyarakat

sekitarnya ke arah terciptanya kesejahteraan jasmani, rohani, dunia dan akhirat.

Untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin, kepentingan hidup di dunia

serta kehidupan yang kekal di akhirat, tidak boleh tidak umat Islam harus

memperhatikan pendidikan, sebab semua ini sangat menentukan baginya terutama

dalam fungsinya sebagai khalifah dimuka bumi ini. Dalam konteks khalifah, Allah

berfirman dalam Q.S. al-Baqarah ayat 30, sebagai berikut.

س لك قال وإذ قال ربك للملائكة إني جاعل ف الأرض خليفة قالوا أتعل فيها من ي فسد فيها ويس ماء ونن نسبيح بمدك ون قدي فك الدي

إني أعلم ما لا ت علمون

Khalifah dalam konteks pendidikan adalah seorang yang mampu memimpin

para pendidik dan peserta didik untuk diarahkan menjadi yang terbaik, seimbang

antara ilmu dan amal, teori dan praktik menjadi karakter peserta didik sehingga tercipta

output pendidikan yang memiliki keterampilan (skill) serta kecakapan hidup sebagai

modal untuk mengarungi kehidupannya. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan

keterampilan (skill) yang dimiliki oleh peserta didik diharapkan menjadi pemimpin

bangsa yang bermanfaat di masa yang akan datang. Nabi Muhammad saw. menegaskan

dalam sabdanya, sebagai berikut.

1خيرالناس انفعهم للنا س …

Hadis di atas menjelaskan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberikan

manfaat bagi orang lain dan dicintai di sisi Allah swt., betapa besar manfaat orang yang

berilmu dan memiliki keterampilan serta terampil dalam hidupnya sehingga dia akan

terbebas dari belenggu kesusahan dan kemiskinan hidup. Selain itu, orang yang

memiliki ilmu dan keterampilan akan memberikan manfaat besar, baik bagi diri sendiri

1Muhammad Nasarudin al-Albani, Silsilah al-Ahadis al-Sahihah, (Riyad: Maktabah al Ma’arif.,

t.th). Juz 1, h. 787.

Page 3: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Manajemen Pendidikan pada PSG…

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 93

maupun orang lain. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan yang didapat oleh peserta

didik tidak hanya sebatas teori akan tetapi ilmu yang dapat menghasilkan produk baik

berupa barang maupun jasa dan bernilai materi bagi peserta didik itu sendiri.

Oleh sebab itu, peran kepala sekolah sangat penting dalam memformulasi

pembelajaran yang mengkolaborasikan antara teori dan praktik secara seimbang.

Kepala sekolah mendapat wewenang dari pemerintah untuk mengelola unit pendidikan

yang menjadi tanggung jawabnya. Pemberian otonomi luas kepada sekolah dalam

mengembangkan kurikulum dan pembelajaran beserta sistem evaluasinya merupakan

kepedulian pemerintah terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum.2

Salah satu bentuk kebijakan kepala sekolah dalam mengembangkan kurikulum

pendidikan yang merupakan mandat pemerintah khususnya sekolah kejuruan yakni

dengan mengimplementasi kurikulum pendidikan dalam bentuk kolaborasi

pendidikan antara teori dan praktik. Pendidikan dengan sistem yang demikian

berusaha untuk memadukan pendidikan teori di kelas dan praktik di dunia industri

atau perusahaan, baik instansi pemerintahan dan swasta, pembelajaran tersebut

dilaksanakan dengan dua jalur pendidikan, yakni pendidikan di dalam kelas dan di luar

kelas, sistem pendidikan yang demikian juga dikenal dengan istilah pendidikan sistem

ganda (PSG).

Pendidikan sistem ganda bermuara dari program pemerintah yang

mencanangkan peserta didik khususnya siswa sekolah kejuruan memiliki keterampilan

dan terampil dalam dunia kerja. Program tersebut dijabarkan dalam istilah pendidikan

sistem ganda (PSG) yakni pola pendidikan yang mengkolaborasikan antara teori dan

praktik.3

Keberadaan ketiga jurusan pada SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin, tentunya

menjadi PR besar bagi kepala sekolah beserta jajarannya, untuk terus berpikir (visioner),

bagaimana membina dan mengembangkan agar ketiga jurusan tersebut tetap exis serta

diminati oleh pelanggan (masyarakat). Untuk itu sekolah perlu merekonstrukturisasi

2E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional-Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 48. 3Soetrisno, “Pendidikan Multi Fungsi”, http://www.scribd.com/28/04/2012

Page 4: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Ahyar Rasyidi

94 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019

segala unsur yang terdapat dalam sekolah sehingga semuanya saling bersinergi untuk

mencapai tujuan sekolah, mulai dari kepala sekolah, dewan guru, kurikulum, siswa,

metode pembelajaran, perangkat pembelajaran, serta masyarakat.

Rekonstrukturisasi sekolah bertujuan untuk memberikan pelayanan sebaik

mungkin bagi masyarakat, memfungsikan semua sumber daya yang ada secara optimal

untuk melahirkan output yang berkualitas serta memberi kepuasan tersendiri bagi

stakehoders terhadap keberhasilan pendidikan dalam semua ranah baik ranah kognitif,

afektif lebih-lebih psikomotorik yang menjadi ranah penting sekolah kejuruan.

B. Kajian Teori

1. Pengertian Manajemen

Secara bahasa, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris management dengan

kata kerja to manage yang berarti mengurusi,4 mengatur, melaksanakan, dan mengelola.5

Dalam Bahasa Indonesia, kata management (Inggris) diadakan penyesuaian kata

seperlunya, yaitu menjadi “manajemen” sehingga bentuk Indonesianya masih dapat

dibandingkan dengan bentuk asalnya.6

Hakekat manajemen adalah pemberian bimbingan, pimpinan, pengaturan,

pengendalian, dan pemberian fasilitas lainnya. Pengertian manajemen dapat disebut

pembinaan, pengendalian pengelolaan, kepemimpinan, ketatalaksanaan, yang

merupakan proses kegairahan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Sedangkan secara istilah para ahli mendefinisikan manajemen sebagai

berikut.

4Abdul Rahman Saleh dan Fahidin, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi,

(Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h. 2

5Ulbert Silalahi, Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep Teori dan Dimensi, (Bandung: Sinar Baru Agensindo, 2003), h. 135

6E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Ekapress, 2000), h. 202

Page 5: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Manajemen Pendidikan pada PSG…

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 95

a. Menurut Malayu S. P. Hasibuan, “Manajemen ialah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan

efesien untuk mencapai tujuan tertentu”.7

b. Menurut Sondang P. Siagian dalam Ulbert Silalahi, “Manajemen ialah kemampuan

atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan

melalui kegiatan-kegiatan orang lain”.8

c. Menurut Hersey dan Blanckarcd dalam H.B. Siswanto, “Manajemen ialah proses

kerjasama antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai

tujuan organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen”.9

d. Menurut George. R. Terry dalam M. Manullang, “Manajemen adalah pencapaian

tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang

lain”.10

e. Menurut David. D. Van Fleet dalam Winardi, “Manajemen suatu kelompok aktifitas

yang ditujukan kepada pemanfaatan sumber-sumber daya yang efisien serta efektif

dalam rangka upaya mengejar sebuah atau beberapa tujuan tertentu”.11

2. Manajemen Pendidikan

Istilah manajemen pendidikan dan administrasi pendidikan seringkali kita

temukan dalam berbagai referensi yang berbicara tentang pendidikan. Dari sekian

banyak referensi, antara manajemen pendidikan dan administrasi pendidikan telah

mengetengahkan berbagai pendapat tentang istilah tersebut, istilah manajemen

pendidikan dan adminiatrasi pendidikan memiliki makna yang berbeda. Dalam buku

A.L. Hartani, diulas tentang sejatinya kepustakaan menunjukkan bahwa disiplin ilmu

dan profesionalisasi di Amerika Serikat jarang menggunakan istilah manajemen

pendidikan, melainkan administrasi pendidikan.12

7Malayu P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2001), h. 2 8Ulbert Silalahi, op. cit., h.137 9H. B. Siswanto, Pengantar Manajemen,(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 3 10M. Manullang, Management Personalia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994), h.10 11Winardi, Manajemen Supervisi,( Bandung: Mandar Maju, 1996.), h. 99 12A.L. Hartani, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2011), h. 2-3.

Page 6: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Ahyar Rasyidi

96 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019

Pada saat yang sama di Indonesia diambil kebijakan menutup seluruh program

studi Administrasi Pendidikan yang ketika itu ada di LPTK (Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan). Satu dekade kemudian beramai-ramai LPTK yang sudah alih

fungsi (turning-up) menjadi universitas membuka konsentrasi atau program studi

Manajemen Pendidikan, baik pada tataran atau jenjang Strata-1 (Sarjana) maupun S.2

(Magister) dan S.3 (Doktor).

3. Fungsi Manajemen

Menurut sejumlah ahli bahwa fungsi manajemen itu terdiri dari beberapa

macam, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian yang mengutip

pendapat para ahli tersebut sebagai berikut:

Henry Fayol menyatakan bahwa fungsi manajemen itu terdiri dari 5 macam

yaitu: (a) Planning (perencanaan); (b) Organizing (pengorganisasian); (c) Commanding

(pemberi komando); (d) Coordinating (pengkoordinasian); dan (e) Controlling

(pengawasan).

Menurut Luther M. Gullick menyatakan bahwa fungsi manajemen itu terdiri

dari 7 macam yaitu sebagai berikut: (1) Planning, (2) Organizing, (3) Staffing, (4) Directing,

(5) Coordinating, (6) Reporting, (7) Budgetting.

Menurut John F. Mee, menyatakan bahwa fungsi manajemen itu terdiri dari 4

macam yaitu: (a) Planning (perencanaan); (b) Organizing (pengorganisasian); (c)

Motivating (pemberian motivasi) dan; (d) Controlling (pengawasan).13

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, secara fungsional nampaknya tidaklah

terlalu berbeda, hanya jumlahnya saja yang berbeda. Pendapat George R Terry lebih

sederhana yang menyatakan bahwa fungsi manajemen terdiri dari 4 macam: (a) planning

(perencanaan); (b) organizing (pengorganisasian); (c) actuating (menggerakkan) dan (d)

controlling (pengawasan).14

13 Sondang P. Siagian. Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 84-84. 14Ibid, h. 86.

Page 7: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Manajemen Pendidikan pada PSG…

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 97

4. Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Pembangunan merupakan proses terus menerus untuk mencapai

kesempurnaan, pembangunan di Indonesia mencakup berbagai sektor salah satu

diantaranya adalah sektor pendidikan.

Peranan sektor pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya tersebut di atas

tidak dapat diabaikan. Program pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan pasar

kerja. Demikian pula produk yang dihasilkan oleh dunia usaha merupakan konsumsi

masyarakat luas. Dengan demikian proses pelatihan akan berorientasi pada pencapaian

tujuan pendidikan nasional.

Dengan kebijaksanaan dinas pendidikan nasional tentang pendekatan

pendidikan dengan sistem ganda sebagai pola utama penyelenggaraan kurikulum

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

kualitas tamatan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebutuhan.

Pembangunan nasional pada umumnya, dan kebutuhan ketenagakerjaan pada

khusunya, sebagai bagian tak terpisahkan dari kebijaksanaan link and macth yang berlaku

bagi semua jenis jenjang pendidikan di Indonesia. Munculnya gagasan link and macth

(keterkaitan dan kesepadanan) ternyata telah membuka peluang bagi pihak pelaksana

pendidikan khususnya pendidikan menengah kejuruan untuk memungkinkan bekerja

sama dengan dunia usaha dalam membina dan mengembangkan potensi di lapangan.

C. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field

research) yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan apa adanya kenyataan faktual

yang ditemukan di lapangan penelitian. Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk

mendapatkan data berupa kata-kata, informasi tertulis dan lisan serta keadaan dari

pelaku yang dapat diamati. Metode ini diharapkan mampu mengungkap dan

menggambarkan keadaan yang sedang berlangsung di lapangan pada saat penelitian di

lakukan. Data yang digali di lapangan akan dianalisis dan diinterpretasikan. Penelitian

lapangan bersifat deskriptif ini memusatkan diri pada masa sekarangterhadap masalah-

Page 8: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Ahyar Rasyidi

98 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019

masalah yang aktual dan data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan

kemudian dianalisis, sehingga metode ini sering pula disebut metode analisis.

Metode penelitian deskriptif ini digunakan agar hasil penelitian lapangan yang

diperoleh dapat dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan dalam teori

yang sudah digariskan sebelum melakukan penelitian. Dalam penelitian ini telaah

metode deskriptif yang dipergunakan adalah teknik survey, yaitu mengamati individu,

kelompok dan lembaga secara bersamaan.

Pendekatan yang digunakan didasarkan pada manajemen pendidikan pada

pendidikan sistem ganda yang dilaksanakan oleh kepala sekolah SMK Muhammadiyah

2 Banjarmasin. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pendidikan

kejuruan dalam berbagai disiplin ilmu atau bidang keahlian, dalam implementasinya

pada dunia kerja, untuk mengetahui sisi kelebihan dan kekurangam lembaga dalam

menerapkan manajemen pendidikan pada pendidikan sistem ganda.

Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sedapat mungkin diupayakan dan tidak

mengubah suasana yang ada. Dengan berbagai teknik pengumpulan data yang

dilakukan oleh peneliti secara wajar sebagaimana mestinya.

2. Analisis Data

Data yang dideskripsikan memerlukan interpretasi mendalam sehingga

diketahui makna dari data. Dalam hal menganalisis data ini, peneliti mengambil apa

yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) dalam, bahwa ada tiga tahapan

yang dikerjakan dalam analisis data, yaitu: data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.15

Mereduksi data diperlukan untuk membantu peneliti dalam menulis semua

hasil data lapangan sekaligus merangkum, memilih dan memilah hal-hal pokok serta

menganalisinya. Tahapan ini dimaksudkan agar peneliti memperoleh gambaran yang

lebih tajam tentang hasil lapangan, mempermudah dalam melacak kembali bila

diperlukan dan membantu dalam memperbaiki kode pada aspek-aspek tertentu.

15Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan RD, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.246.

Page 9: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Manajemen Pendidikan pada PSG…

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 99

Data display diperlukan untuk memproses penyusunan informasi yang

kompleks ke dalam satu bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih sederhana dan

selektif, serta dapat dipahami maknanya, hal ini dimaksudkan untuk menemukan pola-

pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

pengambilan tindakan.

Conlusion dapat dilakukan berdasarkan matrik/bagan yang telah dibuat untuk

menemukan pola, topik atau tema dengan masalah penelitian, karena itu peneliti akan

membuat kesimpulan-kesimpulan yang bersifat longgar dan terbuka, di mana pada

awalnya mungkin terlihat belum jelasnya, namun dari sana akan meningkat menjadi

lebih rinci dan mengakar secara kokoh.

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis

deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan keadaan apa adanya mengeni data lapangan

baik dalam bentuk tabel maupun uraian kalimat, sehingga dapat terlihat manajemen

sistim pendidikan ganda di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin.Data yang sudah

diperoleh, dianalisis kemudian ditarik kesimpulan dengan metode induktif yaitu

mengambil kesimpulan berdasarkan faktor-faktor khusus yang ditemukan di lapangan.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Pelaksanaan Manajemen Pendidikan pada pendidikan Sistem Ganda di SMK

Muhammadiyah 2 Banjarmasin

a. Perencanaan (planning) Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Perencanaan pendidikan sistem ganda (PSG) khususnya pada aspek praktik

kerja industri di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin harus dilakukan sebelum

implementasi program, sebab perencanaan adalah tindakan yang legal secara syar’i.

Perencanaan memberikan gambaran yang utuh dan menyeluruh bagi masa depan

sehingga mendorong seseorang untuk bekerja secara maksimal untuk mendapatkan

hasil yang optimal dalam merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.

Diketahui bahwa program-program sekolah harus dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun di awal tahun ajaran. Untuk merealisasikan program

pendidikan secara umum, kepala sekolah bekerja sama dengan seluruh wakil-wakil

Page 10: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Ahyar Rasyidi

100 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019

kepala sekolah seperti wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah

bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana, wakil kepala sekolah

bidang humas, dan DUDI, guru, siswa dan pemilik dunia usaha/dunia industri (DUDI)

atau seluruh stakeholder yang berkepentingan dengan SMK Muhammadiyah 2

Banjarmasin.

Dalam mengimplementasikan program pendidikan yang telah di rencanakan,

maka perlu usaha serius dan kerja yang terorganisasi dengan baik, tentunya melalui

perencanaan yang matang dan memilih strategi untuk mencapai tujuan pendidikan

yang diinginkan.

Tujuan pendidikan pada SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin adalah (1)

Mengetahui seberapa jauh siswa-siswi SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin menyerap

teori-teori yang telah diberikan di Sekolah; (2) Aplikasi teori kedalam dunia kerja atau

dunia usaha; (3) Perwujudan kerjasama antara SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin

dengan dunia usaha sekaligus pelaksanaan program kerja SMK Muhammadiyah 2

Banjarmasin. Sedangkan sasaran program pendidikan sistem ganda (PSG) SMK

Muhammadiyah 2 Banjarmasin: (1) Menghasilkan siswa-siswi SMK Muhammadiyah 2

Banjarmasin yang sesuai dengan kebutuhan lapangan atau dunia usaha; (2) Membentuk

siswa-siswi SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin yang handal, berpengalaman dan

profesional.

Menurut kepala sekolah program manajemen pendidikan sistem ganda (PSG)

di SMK Muhammadiyah secara umum sudah mencapai target yang ditetapkan pada

kurikulum sekolah, salah satu penjabaran kurikulum ialah implementasi program

pendidikan sistem ganda (PSG). Ungkapan senada juga disampaikan oleh wakil kepala

sekolah bidang kurikulum bahwa, kurikulum yang dimiliki oleh sekolah saat ini sudah

memberikan hal-hal terbaik bagi peserta didik, terbukti dengan berbagai keahlian yang

dimiliki oleh peserta didik disamping nilai-nilai positif lainnya, misalnya memiliki

kepercayaan yang tinggi bagi peserta didik untuk terjun di dunia usaha dan industri

(DUDI), serta memiliki mental untuk berkompetisi menjadi karyawan diberbagai

perusahaan yang ada di kota Banjarmasin bahkan diluar daerah di Kalimantan Selatan.

Keberhasilan SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin dalam mengimplementasi program-

Page 11: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Manajemen Pendidikan pada PSG…

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 101

program pendidikan, khususnya pendidikan sistem ganda (PSG) bermuara dari

perencanaan yang matang. Rencana yang sudah disepakati bersama dilaksanakan

dengan tanggung jawab bersama pula.

Berdasarkan prosedur perencanaan pendidikan yang dilakukan oleh kepala

sekolah sebagai manajer sekolah dalam melaksanakan manajemen pendidikan sistem

ganda (PSG), dapat dinyatakan bahwa kepala sekolah telah melaksanakan tugas manajer

yaitu membuat perencanaan yang baik dan berjalan sesui rencana.

b. Pengorganisasian (organization) pendidikan sistem ganda (PSG)

Pengorganisasian (organization) merupakan prinsip dan bagian dari kinerja

manajemen, setiap program yang dilaksanakan hendaknya dilakukan secara

profesional, menunjuk personel yang profesional, mampu bekerjasama dan membina

kerjasama dengan pihak lain, memiliki loyalitas dan tanggung jawab sehingga tercapai

hasil yang diharapkan.

Sejatinya manajer yang profesional hendaknya mampu membina kerjasama

dengan masyarakat sehingga pekerjaan manajemen dapat diselesaikan secara bersama-

sama. Secara teoritis fungsi kerjasama yang harus dibina oleh pihak sekolah dengan

masyarakat berorientasi kepada hasil dari kerjasama itu sendiri, diantaranya;

1. Spesialisasi dalam pekerjaan. Ada penghematan waktu dan usaha yang besar

karena adanya hubungan antar manusia dengan manusia lainnya sebagai

spesialis sebagai contoh, sebagai penambang, petani dan dokter.

2. Kerja sama untuk menyelesaikan tugas. Banyak tugas akan lebih menyenangkan

apabila dikerjakan secara gabungan. Tugas lainnya, misalnya mendirikan

gedung pencakar langit yang sangat diperlukan kerjasama.

3. Mempelejari cara baru dalam melakukan sesuatu, Ras manusia dapat maju lebih

cepat bila dapat saling berbagi penemuan, dibandingkan dengan keadaan awal

sejarah, ketika manusia lebih bersifat terasing.

4. Pertahanan melawan penyerangan. Kerjasama akan sangat diperlukan sebagai

pertahanan terhadap serangan pihak lain. Demikian juga untuk mengatasi apa

yang disebut musuh lingkungan alam.

Page 12: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Ahyar Rasyidi

102 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019

Hubungan antara sekolah dengan masyarakat, paling tidak bisa dilihat dari dua

segi, yaitu:

1) Sekolah sebagai patner dari masyarakat di dalam melakukan fungsi pendidikan,

dan

2) Sekolah sebagai prosedur yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari

masyarakat lingkungannya.

Melihat hasil dari kerjasama dan hubungan antara sekolah dengan masyarakat

berdasarkan teori di atas maka, menjadi keharusan membentuk organisasi pelaksana

program pendidikan, seperti halnya pendidikan sistem ganda (PSG) sebab dalam

program kerja tersebut pasti melibatkan pihak lain, dan memerlukan pola pendekatan

yang professional oleh manajer yang bertugas.

Dari observasi dan wawancara pribadi yang dilakukan penulis dengan kepala

sekolah ternyata pelaksanaan pendidikan sistem ganda (PSG) pada aspek praktik kerja

industri (prakrin), menjadi tanggung jawab wakil kepala sekolah bidang humas dan

DUDI, fungsi kepala sekolah sebagai pemberi arahan, menerima laporan pelaksanaan

program serta menandatangani MOU yang sudah disepakati oleh pihak DUDI. Teknik

dilapangan sampai kepada administrasi program, pengawasan, bahkan evaluasi

program praktik kerja industri (prakrin) menjadi tanggung jawab penuh wakil kepala

sekolah bidang humas dan DUDI dan dibantu oleh masing-masing kepala program

(kaprog).

Sikap kepala sekolah yang terkesan mendelegasikan wewenang dan tanggung

jawab penuh kepada wakil kepala sekolah bidang humas dan DUDI, sehubungan

dengan praktik kerja industri (prakrin) ini, terkadang berimplikasi kepada asumsi

pelimpahan wewenang dan tanggung jawab secara berlebihan, akan tetapi dalam

menajemen modern pendelegasian tugas dan tanggung jawab selama mengacu kepada

prosedur job description dan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) manajemen tingkat, (middle

leader) maka itu dibenanrkan dan bahkan dianjurkan. Artinya kepala sekolah sudah

berusaha menjalankan manajemen dengan memberikan kepercayaan dan kebebasan

berkreasi kepada bawahan selama itu berada dalam koridor tanggung jawab dan

wewenang para manajemen tingkat lainnya.

Page 13: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Manajemen Pendidikan pada PSG…

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 103

Dari uraian di atas, menggambarkan bahwa pelaksanaan manajemen di SMK

Muhammadiyah 2 Banjarmasin sudah berjalan searah dengan prinsip manajemen yakni

adanya unity of commando (kesatuan perintah) dan adanya unity of directing (kesatuan

arah), kesatuan komando dan kesatuan arah disini adalah adanya arahan yang harus

dikerjakan sesuai dengan misi yang ingin dicapai.

Berdasarkan hasil observasi langsung dan wawancara pribadi dengan berbagai

sumber (informan) khususnya kepala sekolah diketahui bahwa bagian kedua dari fungsi

manajemen yakni pengorganisasian sudah dilaksanakan dengan baik oleh kepala

sekolah dan mengacu kepada prosedur manajemen secara sistematik dan sinkron

dengan menghubungkan atau menunjuk orang-orang yang terlibat langsung pada

pelaksanaan pendidikan sistem ganda (PSG) khususnya pada praktik kerja industri

(prakrin).

c. Pengawasan (controlling) pendidikan sistem ganda (PSG)

Prinsip manajemen yang selanjutnya dalam manajemen Pendidikan Sistem

Ganda (PSG) pada SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin adalah melakukan

pengawasan (controlling).

Berdasarkan data yang di dapat penulis dari berbagai sumber (informan) bahwa

pada pelaksanaan pendidikan sistem ganda (PSG) di SMK Muhammadiyah 2

Banjarmasin bahwa pihak sekolah melakukan monitoring (pengawasan) setiap

bulannya untuk mengetahui keberadaan siswa serta melihat langsung proses praktik

kerja industri (prakrin) berlangsung, pengawasan dilaksanakan oleh penanggung jawab

program yakni Fastamik Lima Yuha dan di bantu kepala program (kaprog) kejuruan

masing-masing (kaprog TKR dan Kaprog TAV) serta pembimbing masing-masing siswa

yang sudah ditentukan oleh pihak DUDI ditempat praktik kerja industri (prakrin).

Sejatinya pengawasan (controlling) yang dilakukan oleh pihak pengelola praktik

kerja industri (prakrin) SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin berfungsi sebagai pemberi

motivasi belajar siswa yang bersifat eksternal, karena pada hakekatnya motivasi belajar

itu ada yang internal, berasal dari kemauan keras dari peserta didik itu sendiri, dan ada

pula yang berasal dari luar yaitu motivasi yang diberikan oleh berbagai sumber, seperti

orang tua, guru, sahabat dan orientasi kerja dan sebagainya. Dengan adanya motivasi

Page 14: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Ahyar Rasyidi

104 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019

belajar yang besar, membantu siswa mencapai hasil pembelajaran yang optimal,

termasuk dalam kegiatan praktik kerja industri (prakrin) sebagai wujud belajar siswa di

lapangan (DUDI), dengan demikian motivasi harus diberikan melalui pengawasan dan

kunjungan industri.

d. Evaluasi (evaluation) pendidikan sistem ganda (PSG)

Secara teoritis evaluasi adalah melakukan penilaian dan pengukuran

sejauhmana ketercapaian target program yang dilaksanakan. Tingkat ketercapaian

program diketahui melaui alat ukur yang disebut evaluasi. Evaluasi yang dilakukan bias

dengan pengamatan, pemberian instrumen soal sehubungan dengan teori dan adanya

praktik kerja industri (prakrin) sebagai bentuk evaluasi yang konkret untuk mengukur

keterampilan (skill) peserta didik. Diakhir praktik ada evaluasi khusus yang dilakukan

oleh pihak sekolah SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin, dengan bekerjasama dengan

pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang disebut dengan evaluasi

keterampilan siswa.

Evaluasi (evaluation) secara umum tetap dilakukan, akan tetapi fokus pada

implementasi pendidikan sistem ganda (PSG) evaluasi dilakukan oleh manajemen SMK

Muhammadiyah 2 Banjarmasin, meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil yang harus

dilakukan secara kontinyu.

2. Pola kerjasama yang dibina pihak sekolah dengan instansi terkait (lembaga

pendamping) sebagai tempat praktik kerja industri (prakrin) bagi siswa-siswi SMK

Muhammadiyah 2 Banjarmasin

Secara teoritis, kerjasama yang baik adalah kerjasama yang memberikan manfaat

dan mendatangkan kemaslahatan bagi kedua belah pihak. Interaksi sosial merupakan

bagian dari proses kerjasama, menyadari bahwa manusia tidak akan bisa hidup sendiri

tanpa bantuan orang lain, maka membina hubungan dengan orang lain itu sangat

penting, sebagai awal terjadinya kerjasama.

Uraian singkat di atas menghadirkan satu pertanyaan dan harus diberikan

jawaban, mengapa hubungan dengan orang lain sangat penting? Untuk menjawab

pertanyaan di atas, Richard Nelson-Jones memberikan alasan mengapa membina

Page 15: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Manajemen Pendidikan pada PSG…

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 105

hubungan dengan orang lain begitu penting bagi manusia, antara lain dijelaskan sebagai

berikut:

1. Reproduksi keturunan. Kecuali ada kemajuan ilmiah, biasanya diperlukan dua

manusia untuk menghasilkan bayi.

2. Menghindari rasa sakit akibat keterasingan. Secara biologis, manusia diprogram

untuk membutuhkan hubungan dengan manusia lain. Tanpa hubungan ini

mereka akan menderita sakit jiwa.

3. Perawatan ketika masih muda, Secara fisik dan mental, proses kedewasaan

mansuia berlangsung lambat. Akibatnya manusia memerlukan bantuan orang

lain ketika dalam proses pertumbuhan.

4. Bantuan di usia tua, bila sakit, dan sebagainya. Ada masa ketika dalam kehidupan

orang ketika sumber daya fisik dan/atau mental mereka tidak memadai lagi

untuk merawat diri sendiri.

5. Spesialisasi dalam pekerjaan. Ada penghematan waktu dan usaha yang besar

karena adanya hubungan antar manusia dengan manusia lainnya sebagai

spesialis sebagai contoh, sebagai penambang, petani dan dokter.

6. Kerja sama untuk menyelesaikan tugas. Banyak tugas akan lebih menyenangkan

apabila dikerjakan secara gabungan. Tugas lainnya, misalnya mendirikan

gedung pencakar langit yang sangat diperlukan kerjasama.

7. Mempelajari cara baru dalam melakukan sesuatu, Ras manusia dapat maju lebih

cepat bila dapat saling berbagi penemuan, dibandingkan dengan keadaan awal

sejarah, ketika manusia lebih bersifat terasing.

8. Pertahanan melawan penyerangan. Kerjasama akan sangat diperlukan sebagai

pertahanan terhadap serangan pihak lain. Demikian juga untuk mengatasi apa

yang disebut musuh lingkungan alam.

Dengan memperhatikan delapan alasan mengapa manusia harus membina

kerjasama, menjadi bahan pertimbangan lebih-lebih bagi sebuah organisasi maupun

industri atau perusahaan untuk selalu berfikir kritis, tentang bagaimana membina

kerjasama yang baik dengan pihak lain.

Page 16: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Ahyar Rasyidi

106 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019

Untuk mencapai tujuan organisasi maka upaya kerjasama menjadi alternatif

yang harus dilakukan, permasalahannya adalah diperlukan skil-skil individu manajer

untuk bisa mewujudkan proses kerjasama dengan pihak lain. Sehingga berbagai pola,

komunikasi, dan pendekatan serta sharing provit dari proses kerjasama harus diutarakan

sehingga orang lain bersedia bekerjasama.

Dalam implementasi pendidikan sistem ganda (PSG) khususnya pada aspek

praktik kerja industri (prakrin), pihak SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin sudah

mengupayakan berbagai usaha untuk mewujudkan kerjasama dengan pihak dunia

usaha/dunia industri (DUDI).

Dilihat dari sudut pandang pertama, yaitu sekolah sebagai patner masyarakat,

berarti kedua-duanya dilihat sebagai pusat-pusat pendidikan yang potensial.

Sehubungan dengan sudut pandang tersebut, berikut ini diberikan dua gambaran

hubungan fungsional di antara keduanya.

Bentuk kongkret dari upaya sekolah dalam membina hubungan atau pola

kerjasama dengan pihak DUDI, antara lain sebagai berikut.

a. Melaksanakan kunjungan industri ke Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI)

yang menjadi stakeholder untuk menjajaki terjalinnya kerjasama kedua belah

pihak.

Untuk menjalin kerjasama dengan pihak perusahaan industri, manajemen

sekolah terlebih dahulu melakukan kunjungan kerja industri untuk mengadakan

observasi dan berbicara langsung dengan pihak DUDI terkait dengan kesiapan pihak

DUDI untuk bekerjasama dengan pihak sekolah dalam program praktik kerja industri

(prakrin). Dalam kesempatan ini pihak sekolah melihat langsung kondisi perusahaan,

lokasi serta layak tidaknya untuk dijadikan tempat praktik siswa, dan mendengar

langsung sehubungan bersedia tidaknya pihak DUDI dijadikan tempat praktik siswa.

Dalam kunjungan ini pihak sekolah mengutarakan maksud dan tujuan

kunjungan industri agar pihak DUDI mau dan bersedia bekerjasama dengan pihak

sekolah agar turut membantu sekolah dalam menyukseskan program pendidikan

khususnya pada sekolah kejuruan.

Page 17: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Manajemen Pendidikan pada PSG…

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 107

Sehubungan dengan maksud dan tujuan kunjungan industri yang dilaksanakan

oleh pihak sekolah, dari beberapa DUDI yang peneliti kunjungi memberikan informasi

bahwa mereka bersedia bekerja sama, karena dengan program tersebut, akan

menguntungkan kedua belah pihak. Ungkapan senada disampaikan oleh Wahyu

Alinuddin (kepala tehnisi PT Rodasakti Lestari Kencana) berbicara dari sisi keuntungan

perusahaan dengan adanya kerjasama pihak sekolah melalui praktik kerja industri

(prakrin) siswa SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin beliau menjelaskan sebagai

berikut. “Pihak perusahaan sangat terbantu dengan keberadaan mereka khususnya

siswa SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin, anak-anaknya bekerja sesuai tugas yang

diberikan oleh perusahaan, dan disiplin serta patuh dengan aturan, dan mengetahui

serta bisa bekerja dengan baik, bagi mereka (pihak sekolah) juga terbantu menuntaskan

program kejuruan sesuai bidang keahlian siswa dengan praktik ditempat kami, sama-

sama diuntungkan”.

Dari informasi yang diberikan oleh pihak DUDI kepada penulis sehubungan

dengan pola kerjasama yang dibina oleh SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin,

bermuara dari kunjungan industri yang rutin dan menjadi agenda sekolah.

Kunjungan (silaturrahim) dilakukan untuk menjajaki terjadinya kerjasama

antara sekolah dengan pihak DUDI dalam rangka penempatan praktik kerja industri

(prakrin) siswa-siswi SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin.

Informasi senada juga disampaikan oleh Bayu Asmoro, teknisi senior PT Asra

International Tbk Daihatsu, mengatakan bahwa. “Pihak perusahaan merasa sangat

terbantu dalam melayani perbaikan atau service dari mobil-mobil konsumen dan sama-

sama mendapat keuntungan dengan penempatan praktik kerja industri (prakrin) siswa

SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin”.

Pada prinsipnya kerjasama yang dibina oleh SMK Muhammadiyah 2

Banjarmasin memberikan keuntungan baik bagi sekolah maupun pihak DUDI,

kerjasama ini bermuara dari kegiatan kunjungan kerja industri atau dalam bahasa

agama di sebut silaturrahim, dari sinilah kemudian terbina hubungan kerjasam yang

berkesinambungan diantara kedua belah pihak.

Page 18: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Ahyar Rasyidi

108 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019

Dari uraian di atas diketahui bahwa, kepala sekolah melalui wakil-wakilnya telah

melakukan tahapan kerjasama dengan pihak DUDI yang diawali dengan kunjungan

industri, ini merupakan prosedur kerjasama yang baik dan terbukti dengan diterimanya

siswa SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin untuk melaksanakan praktik kerja industri

(prakrin) diberbagai dunia usaha/dunia industri (DUDI) yang ada di kota Banjarmasin.

b. Melakukan pendekatan secara intensif kepada Dunia Usaha/Dunia Industri

(DUDI) dan masyarakat

Secara prosedur, setelah melakukan kunjungan keberbagai dunia usaha /dunia

industry (DUDI), maka prosedur lanjutan yang dilakukan oleh SMK Muhammadiyah

2 Banjarmasin adalah melakukan pendekatan yang intensif, tentunya dengan

melakukan kunjungan-kunjungan lanjutan.

Waktu kunjungan yang dilakukan pihak sekolah bersifat kondisional, biasanya

diawal tahun ajaran atau mendekati masa praktik kerja industri (prakrin) dan selama

praktik berelangsung. Selain wakil kepala sekolah bidang Humas dan DUDI, juga

diikuti oleh kepala program (kaprog), masing-masing bidang kejuruan.

Kunjungan industri yang dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang humas

dan DUDI juga diikuti oleh masing-masing kepala program (kaprog), ungkapan senada

disampaikan oleh kepala program (kaprog) Teknik Kendaraan Ringan (TKR),

Soeparman, A.Md. beliau mengatakan bahwa, “Kunjugan dilakukan setiap bulan,

tujuan kunjungan rutin bulanan adalah untuk melihat kerja siswa, serta melihat

langsung cara kerja dan etika kerja, karena etika itu tidak hanya kepada benda hidup,

benda matipun seperti onderdil, sparpart kendaraan, teknisi juga harus bertatakrama dan

beretika”.

Sejatinya Pelaksanaan manajemen pendidikan sistem ganda (PSG) sudah

berhasil, terbukti dengan keterampilan yang dimiliki siswa, baik dari sekolah maupun

tempat praktik, karena tujuan sekolah kejuruan adalah penguasaan keterampilan siswa

sesuai kejuruan masing-masing”.

Dari informasi yang diperoleh penulis, sehubungan dengan pola kerjasama yang

kedua yang dilakukan oleh SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin adalah melakukan

pendekatan yang intensif mengunjungi berbagai dunia usaha/dunia industri (DUDI)

Page 19: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Manajemen Pendidikan pada PSG…

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 109

untuk membina dan mengokohkan kerjasama antara kedua belah pihak. Dalam hal ini

sekolah aktif melakukan pendekatan ke berbagai dunia usaha/dunia industri (DUDI).

Secara teoritis, sekolah sebagai patner dari masyarakat di dalam melakukan

fungsi pendidikan, dan sekolah sebagai prosedur yang melayani pesanan-pesanan

pendidikan dari masyarakat lingkungannya. Untuk merealisasikan ungkapan bahwa

sekolah sebagai patner dan prosedur yang melayani pesanan-pesanan pendidikan

masyarakat, maka konsekuensinya adalah masyarakat dalam hal ini pihak DUDI

hendaknya memiliki komitmen untuk menyediakan wadah sebagai wahana

pembelajaran bagi siswa-siswi sekolah menengah kejuruan.

Dengan demikian, melalui pendekatan yang intensif oleh manajemen SMK

Muhammadiyah 2 Banjarmasin kepada pihak DUDI terlihat konsistensi dan komitmen

para DUDI untuk menerima siswa-siswi SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin untuk

melakukan praktik kerja industri (prakrin), sehingga program sekolah berjalan dengan

lancar.

c. Membuat nota kesepakatan atau surat kesepakatan Memorandum Of

Understanding (MOU) dan ditandatangani oleh kedua belah pihak

Secara teoritis, kontrak kerjasama dalam hal apapun hendaknya dibuktikan

dengan adanya surat kesepahaman yang mesti ditanda tangani kedua belah pihak, dan

akan dijadikan pegangan masing-masing dalam melakukan evaluasi kerjasama

berikutnya.

Sehubungan dengan kontrak kerjasama ini, Wahyu Alinuddin mengatakan

bahwa. “Kerjasama perusahaan kami dengan pihak SMK Muhammadiyah memang

sudah berjalan lama hampir 10 tahun, waktu dulu perusahaan kami berkantor di pal 1,

dan sejak perusahaan kami didirikan kami selalu mengadakan kerjasama dengan

sekolah-sekolah kejuruan perihal praktik kerja industri (prakrin) termasuk SMK

Muhammadiyah 2 Banjarmasin, kerjasama disepakati melalui sebuah MOU dan

dievaluasi pertahun, sebelum praktik kerja industri (prakrin) dilaksanakan pihak

sekolah rutin setiap tahun berkunjung ke perusahaan untuk menyampaikan tentang

adanya praktikan yang akan melakukan praktik di perusahaan kami”.

Page 20: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Ahyar Rasyidi

110 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019

Sejatinya kontrak kerjasama harus diadakan evaluasi untuk mengukur layak

tidaknya apabial kerjasama dilanjutkan, standard evaluasi kerjasama adalah bisa dilihat

dari positif negatifnya bagi kedua belah pihak. Selama ini, kerjasama yang dibina oleh

SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin, berjalan dengan baik dan kontrak kerjasama

selalu bersambung dari tahun-tahun sebelumnya. Artinya pihak DUDI merasa

diuntungkan dengan kerjasama yang terjalin dan begitu pula sebaliknya, sehingga tidak

ada alasan untuk memutus hubungan kerjasama yang telah terbina sejak lama.

Berdasarkan informasin yang didapat oleh penulis, ada sejumlah perusahaan

atau industri yang telah bersedia melakukan kerjasama dengan SMK Muhammadiyah

2 Banjarmasin sebagaimana yang disampaikan oleh kepala sekolah SMK

Muhammadiyah 2 Banjarmasin diantaranya adalah PT. Trio Motor Banjarmasin, PT.

Port Indonesia, PT. Sanyo, PT. Samsung, PT. Toshiba, PT. Bandung Komputer, CV.

Adil Komputer dan banyak lagi perusahaan DUDI yang menjadi lembaga patner SMK

Muhammadiyah 2 Banjarmasin yang sudah menandatangani MOU selama satu tahun

ajaran.

Dengan demikian apa yang dilakukan oleh manajemen sekolah SMK

Muhammadiyah 2 Banjarmasin dalam melakukan kerjasama dengan pihak dunia

usaha/dunia industri (DUDI) penulis anggap sudah memadai dan bisa diterima oleh

pihak DUDI, artinya kepala sekolah sebagai manajer puncak/top leader, telah

melaksanakan manajemen pendidikan sistem ganda (PSG) dan melakukan pola

kerjasama yang baik.

Indikator kerjasama yang baik, adanya keberlangsungan dalam jangka waktu

yang relatif panjang dan evaluasi yang berkelanjutan serta memberikan keuntungan

kedua belah pihak, itu berawal dari adanya kesepakatan untuk menjalin kerjasama

dengan dibuktikan dengan dibuatnya Memorandum Of Understanding (MOU).

E. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian serta pembahasan sebagaimana

dikemukakan pada bab sebelumnya, manajemen pendidikan pada pendidikan sistem

Page 21: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Manajemen Pendidikan pada PSG…

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 111

ganda (PSG) di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin yang dijalankan oleh kepala

sekolah dapat disimpulan sebagai berikut:

1. Sebagai manajer kepala sekolah pada umumnya telah melaksanakan manajemen

pendidikan pada pendidikan sistem ganda (PSG) di SMK Muhammadiyah 2

Banjarmasin dengan baik. Sesuai dengan ketentuan dan fungsi-fungsi manajemen

terutama dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan

melakukan evaluasi secara komprehensif pada program pendidikan sistem ganda

(PSG) khususnya pada aspek praktik kerja industri (prakrin).

2. Sebagai kepala sekolah yang menjadi manajer pada SMK Muhammadiyah 2

Banjarmasin, telah berhasil menggerakkan manajer-manajer tingkat (middle manajer,

lower manajer) sehingga mereka bekerja sesuai dengan job masing-masing dan bekerja

sesuai dengan garis komando yang telah disepakati. Ini semua ditentukan oleh

kemampuan manajerial skill yang dimiliki kepala sekolah, sehingga bisa

menggerakkan orang lain (bawahan) sesuai apa yang dikehendaki.

3. Sehubungan dengan pola kerjasama yang dibina kepala sekolah dengan pihak dunia

usaha/dunia industri (DUDI) sudah berjalan dengan baik, meskipun peran kepala

sekolah boleh dikatakan hanya dibelakang layar, kepala sekolah menggerakkan para

wakilnya sehingga bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan. Apapun itu, inilah

manajemen, dimana dikatakan manajemen adalah seni (art) untuk menggerakkan

orang lain agar bekerja sesuai apa yang diharapkan, artinya kepala sekolah SMK

Muhammadiyah 2 Banjarmasin sudah melaksanakan manajemen modern dimana

personil dapat bekerja sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.

Page 22: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Ahyar Rasyidi

112 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019

DAFTAR PUSTAKA

A.L. Hartani, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2011. Abdul Hadis dan Nurhayati B, Manajemen Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010. Abdul Rahman Saleh dan Fahidin, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Perguruan

Tinggi, Jakarta:Universitas Terbuka,1995. Agus Suprijono, Cooperative Learning-Teori dan Aplikasi PAKEM, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009. Amri Darwis, Manajemen Konflik Pengembangan Ilmu Berparadigma Islami, Pekan Baru:

Suska Press, 2008. Andrew Leigh, 20 Kiat manajer yang sukses, terj. Agus Maulanan, (Jakarta: Binarupa

Aksara, 1991. Arif Rohman dan Teguh Wiyono, Education Policy in Decentralization Era, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010. Azhar Arsyad, Pokok-Pokok Manajemen-Pengantar Praktis bagi Pimpinan dan Eksekutif,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003. Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta:

Bumi Aksara, 1998. Deborah Tannen, That’s Not What I Meant-Seni Komunikasi Efektif-Membangun relasi

dengan membina gaya persahabatan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1996. Departemen Agama, In Service Training KKM MTs/MI. Jakarta: PPIM, 2001. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,

Jakarta: Ekapress, 2000. H. B. Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010. Hikmat, Manajemen Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia, 2009. Ishak Arief dan Hendri Tanjung, Manajemen Motivasi, Jakarta: Gramedia Widia Sarana

Indonesia, 2003. M. Manullang, Management Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004. Malayu P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta:

Bumi Aksara, 2001. Miftah Toha, Perilaku Organisasi-Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali Pers,

2011. Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional -Dalam konteks menyukseskan MBS dan

KBK, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Nur Zazin, Kepemimpinan dan Manajemen Konflik-Strategi mengelola konflik dalam Inovasi

Organisasi dan Pendidikan di Madrasah/Sekolah yang unggul, Cet. I, Yogyakarta: Absolute Media, 2010.

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Page 23: MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA …

Manajemen Pendidikan pada PSG…

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 113

Prajudi Atmosudirdjo. Administrasi dan Management Umum,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982.

Republik Indonesia, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta: Adi Pustakatama, 1990. Republik Indonesia. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta: Cemerlang, 2003. Richard Nelson-Jones, Cara Membina Hubungan baik dengan Orang lain-latihan dan

bantuan mandiri,terj. R. Bagio Prihatono, Cet. II, Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Sa’ud, Udin Syaifudin. Perencanaan PendidikaN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009. Safarudin & Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching.

2005. Soedijarto, Memantapkan sistem pendidikan nasional, Jakarta: PT Gramedia Wirasarana

Indonesia, 1993. Sondang P. Siagaian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007. Sondang P. Siagian. Filsafat Administrasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Suharsimi Arikunto, dkk. Manajemen Pendidikan, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta.

Aditya Media bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), 2002.

Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005. Syafarudin, & Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching.

2005. T.Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta: BPFE, 1996. T.M. Lillico, Komunikasi Manajemen, Jakarta: Erlangga, 1984. Thomas S. Bateman dan Scott A. Snell, Manajemen Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam

Dunia yang Kompetitif-Management Leading & Collaborating in a Competitive Wold, Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar dasar-dasar Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1988.

Ulbert Silalahi, Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep Teori dan Dimensi, Bandung: Sinar Baru Agensindo, 2003.

Umiarso dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan-Menjual Mutu pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Lembaga Pendidikan, Jogjakarta: IRCiSod, 2010.

Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management Analisis Teori dan Praktik, Jakarta: Rajawali Pers /PT Rajagrafindo Persada, 2009.

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011. Winardi, Manajemen Supervisi, Bandung: Mandar Maju, 1996.

Yusuf al-Aqshari, Manajemen Konflik, Jakarta: Darul Lathaif, 2002. Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas Lembaga Pendidikan konsep fenomena dan

aplikasinya, Malang: UPT UMM Press, 2006.