10
MENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROT Pada budidaya tanaman untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman umumnya digunakan pestisida berbentuk cair dan tepung. Untuk mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk tepung digunakan alat yang disebut duster. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan. Jenis sprayer yang banyak digunakan petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun 1997 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. (Dirjen Tanaman Pangan, 1977). Di samping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al., 1992). Dalam penggunaannya sehari-hari petani sering menemukan masalah seperti teknik pemakaian, serta perbaikan dan pemeliharaannya. Hal seperti ini pada akhirnya akan menentukan tingkat efisiensi dan efektivitas dalam penggunaannya. Berdasarkan tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi: alat penyemprot dengan tenaga tangan, dan alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi. A. Prinsip Kerja Alat

Sprayer

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sprayer

MENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROT

Pada budidaya tanaman untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman

umumnya digunakan pestisida berbentuk cair dan tepung. Untuk mengaplikasikannya pestisida

cair digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk

tepung digunakan alat yang disebut duster. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang

sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan.

Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan

dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang

akan disemprotkan.

Jenis sprayer yang banyak digunakan petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe

pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan

oleh Departemen Pertanian pada tahun 1997 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan

bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang

sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah

patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran

sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. (Dirjen Tanaman Pangan,

1977). Di samping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida

yang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya

disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al., 1992).

Dalam penggunaannya sehari-hari petani sering menemukan masalah seperti teknik

pemakaian, serta perbaikan dan pemeliharaannya. Hal seperti ini pada akhirnya akan menentukan

tingkat efisiensi dan efektivitas dalam penggunaannya. Berdasarkan tenaga yang digunakannya

alat penyemprot dibedakan menjadi: alat penyemprot dengan tenaga tangan, dan alat penyemprot

dengan pompa tekanan tinggi.

A. Prinsip Kerja Alat

Salah satu jenis alat penyemprot yang ada adalah alat penyemprot dengan tekanan udara

tinggi atau sering pula disebut penyemprot gendong, karena dalam pengoperasiannya alat ini

digendong oleh operatornya. Prinsip kerja alat penyemprot adalah memecah cairan menjadi

butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka

pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman.

Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan

partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di dalam tangki

dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet

menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit

dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.

Page 2: Sprayer

B. Persyaratan Alat

Persyaratan yang diperlukan dalam mengoperasikan alat penyemprot ini antara lain: Isi

tangki dengan cairan pestisida dan sisakan kurang lebih 1/5 bagian ruangan tangki untuk udara.

Setelah diisi cairan, tangki dipompa kurang lebih sebanyak 50 – 80 kali pemompaan. Untuk

mengetahui intensitas tekanan udara di dalam tangki dapat diamati melalui manometer. Beberapa

persyaratan lainnya adalah bahan konstruksi terbuat dari plat tahan karat, bagian konstruksi

pompa mudah dilepas untuk dibersihkan, selang terbuat dari karet atau plastik, nosel dapat

dilepas dan dapat diganti baiktipe maupun ukuran lubangnya. Persyaratan lain yang berkaitan

efektivitas aplikasi pestisida dalam pengoperasian alat penyemprot adalah kondisi kecepatan

angin tidak melebihi 10 km/jam.

C. Spesifikasi Alat

Secara umum spesifikasi alat penyemprot meliputi data teknis mengenai :

- Volume tangki : 10 – 20 L

- Kapasitas tangki : 8 – 16 L

- Kekuatan tangki : 10 – 15 kg / cm2 ( 140 – 200 psi)

- Bahan konstruksi : plat logam anti karat

D. Kelengkapan Alat

Kelengkapan alat yang diperlukan untuk mengoperasikan alat penyemprot ini

antara lain :

1. Masker, alat pelengkap untuk menutup mulut dan hidung agar kabut yang mengandung

pestisida tidak masuk ke dalam pernapasan.

2. Pakaian lengan panjang agar menutupi permukaan kulit bagian tangan, sarung tangan, serta

kaca mata pelindung

3. Ember, gelas ukur, dan corong plastik untuk menakar , mencampur, dan menuangkan larutan

pestisida yang diaplikasikan ke dalam tangki.

E. Bagian-bagian dari Mesin Penyemprot dan Fungsinya

Berdasarkan prinsip kerjanya, maka alat penyemprot tipe gendong ini

memiliki bagian utama yang terdiri :

1. Tangki dari bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan

2. Unit pompa, merupakan bagian yang sangat prinsip bagi suatu sprayer. Apabila kondisi

pompanya tidak baik maka hasilnya pun akan tidak memuaskan. Sprayer yang akan digunakan

untuk bermacam-macam tujuan sebaiknya dipilih sprayer yang menggunakan pompa

bertekanan tinggi : pompa piston, pompa roda gigi, pompa baling-baling, pompa dengan

impeller (sudu), dan lain-lain. Pada sprayer-sprayer tipe udara bertekanan (pneumatic) ataupun

hydropneumatic, pompanya dapat berupa pompa tekan isap atau pun berupa suatu kompresor.

3. Tangkai pompa, untuk memompa cairan

Page 3: Sprayer

4. Saluran penyemprot, terdiri dari kran,

selang karet, katup serta pipa yang

bagian ujungnya dilengkapi nosel

5. Manometer, untuk mengukur

tekanan udara di dalam tangki

6. Sabuk penggendong

7. Selang karet

8. Piston pompa

9. Katup pengatur aliran cairan

keluar dari tangki

10. Katup pengendali aliran cairan

bertekanan yang ke luar dari selang karet

11. Laras pipa penyalur aliran cairan

bertekanan dari selang menuju ke nosel

12. Nosel, untuk memecah cairan menjadi

partikel halus

Bagian-bagian dari nozzle dapat dilihat

pada Gambar berikut.

Ada beberapa macam nozzle pada sprayer yaitu :

1. Hallow cone nozzle :

Cara yang menarik ke dalam nozzle mengalami pemusingan hingga penyebaran butiran cairannya

akan berbentuk cincin. Besar kecilnya ukuran sprayer kecuali ditentukan oleh tekanan yang

diberikan juga ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh jarak pemusingan

cairannya.

Gambar Hollow cane Nozzle

Makin panjang lintasan pemusingan yang ditempuh, makin besar ukuran spray, tetapi makin kecil

diameter penyebaran butiran sprayernya. Keuntungan penggunaan nozzle ini karena dapat

diperoleh penyebaran ukuran butiran spray yang seragam.

Page 4: Sprayer

2. Solid-cone nozzle

Nozzle ini merupakan hasil modifikasi dari hallo cone nozzle. Prinsip pembentukan spray hampir

sama dengan hollo cone nozzle tetapi pada solid cone nozzle diberikan tambahan internal axiat jet

yang tepat ukurannya yang akan memukul cairan di dalam nozzle yang sedang berputar. Dengan

pemukulan tersebut cairannya akan menjadi makin turbulance dan aliran cairannya menjadi

hancur, meninggalkan nozzle dalam bentuk butiran spray, dengan penyebarannya akan berbentuk

lingkaran penuh (Gambar 11 di bawah ini)

Gambar 11. Solid-cone nozzle

3. Fan type nozzle

Type ini dibuat dengan jalan membuat potongan halus atau saluran yang menyilang permukaan

luar dari arifice plate (plat tarikan).

Bentuk tersebut menyebabkan cairan yang meninggalkan nozzle akan berupa lembaran tipis

seperti kipas, yang kemudian akan pecah menjadi butiran-butiran spray, dengan penyebarannya

akan berbentuk elips penuh.

(Gambar 12. di bawah ini)

Gambar 12. Spray dengan penyebaran berbentuk elips p

Kelemahan nozzle ini mempunyai ukuran butiran cairan yang tidak merat. Terutama pada bagian

ujung tepi penyemprotan, terdapat pengumpulan ukuran butiran yang besar-besar. Nozzle tipe ini

kebanyakan dipakai pada sprayer bertekanan rendah (20-100 psi) untuk pengembalian herba.

4. Boom dan selang air

Boom adalah sebagian penyangga nozzle, tiap boom dapat berisi satu atau lebih nozzle

tergantung dari tipe sprayernya. Slang sebagai penyalur cairan bertekanan dari tangki sampai

nozzle. Slang harus fleksibel dan kuat serta tahan aus.

5. Bagian-bagian lain terdiri dari penunjuk tekanan (manometer) dalam

tangki, klep penutup, dan lain-lain.

Page 5: Sprayer

Lembar Kerja

Mengambar bagian-bagian utama dari mesin penyemprot

1. Alat

a. Alat penyemprot tipe gendong

b. Beberapa tipe nosel

2. Bahan

a. Kertas gambar

b. Kertas milimeter blok

c. Alat tulis

d. Spidol warna

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

a. Bekerja dengan cermat, teliti, dan tertib

b. Gunakan pakaian dan perlengkapan pengaman saat berkerja menggunakan alat

penyemprot

c. Perhatikan tutup pompa dan seal nya jangan sampai hilang

d. Gunakan berbagai jenis nosel untuk melihat efek penyemprotan

e. Perhatikan fungsi katup yang ada

f. Latihan pengamatan alat penyemprot ini sebaiknya di lakukan di dalam ruangan kelas

g. Cucilah bagian pompa dan tangki setelah selesai dipakai menyemprot

4. Langkah Kerja

a. Siapkan alat penyemprot pertisida sebagai peraga yang diamati

b. Siapkan alat tulis dan kertas gambar, serta kertas milimeter blok

c. Instruktur memberikan penjelasan awal tentang kegiatan latihan ini

d. Amati seluruh bagian alat penyemprot dan buat gambarnya, disertai dengan penjelasan

bagian-bagian utamanya

e. Tambahkan keterangan penjelasan dari bagian-bagaian alat penyemprot beserta fungsinya

pada lembar kertas yang lain

Lembar Latihan

1. Gambarkan rangkaian komponen pada alat penyemprot sehingga membentuk kesatuan yang

utuh

2. Tunjukkan dengan gambar bagian-bagian utama dari alat penyemprot

3. Tuliskan spesifikasi teknik dari alat penyemprot

4. Tuliskan syarat-syarat terbentuknya kabut pestisida yang dihasilkan oleh alat penyemprot

5. Tuliskan prinsip kerja alat penyemprot

6. Tuliskan prosedur perawatan alat penyemprot

Page 6: Sprayer

Kalibrasi alat semprot

Tujuan yang harus dicapai dalam melaksanakan aplikasi pestisida ialah menyebarkan jumlah

pestisida yang telah ditentukan secara merata kepada sasaran pada luasan yang telah tertetntu

pula (dosis per satua luas). Hal tersebut tidak mudah, karena tidak hanya menyangkut alat yang

digunakan, tetapi juga tenaga pelaksana atau operator yang umumnya mempunyai keterampilan

dan kapasitas kerja yang sangat beragam. Untuk itu diperlukan suatu cara perhitungan dalam

kalibrasi alat, yang dapat berlaku umum.

Parameter yang diperlukan untuk perhitungan kalibrasi tersebut terdiri dari :

f = laju air (flow rate) atau output dari nozzle (l/menit)

r = lebar hasil semprotan (m)

d = kecepatan berjalan (m/menit)

a = volume semprotan (l/ha)

c = luas (m2)

Hubungan antar parameter tersebut dinyatakan dengan rumus sebagai

berikut :

r x d x a

f =

c

Pada umumnya volume semprotan atau jumlah larutan yang akan disemprotkan per satuan luas

(l/ha) untuk setiap jenis pestisida tersebut. Jumlah larutan per satuan luas dapat juga beragam

untuk satu jenis pestisida, tergantung dari macam alat yang digunakan. Dengan telah mengetahui

jumlah larutan yang harus disemprotkan per satuan luas, alat semprot dan/atau tipe nozzle apa

yang harus digunakan dapat dengan mudah ditentukan berdasarkan cara perhitungan di atas.

Sedangkan untuk kecepatan berjalan penyemprot, khususnya untuk alat semprot yang digendong,

sulit untuk dapat diatur atau diubah. Demikian juga sebaliknya, apabila alat yang akan digunakan

sudah tertentu. Dengan mengetahui laju alir hasil semprotan dan lebar semprotan dari alat

tersebut, serta kecepatan jalan penyemprot, akan dengan mudah pula dihitung kemampuan alat

tersebut untuk menyemprotkan jumlah larutan per satuan luas. Dengan demikian dosis pestisida

yang telah ditentukan akan dapat dijamin disebarkan secara merata pada luasan yang telah

ditentukan.

A. Persyaratan agro-teknis yang harus dipenuhi oleh suatu sprayer

Untuk memperoleh kerja yang efektif serta mengindarkan terjadinya efek sisa (residual effect) dan

pencemaran lingkungan dalam pemakaian obatbatan maka dalam penggunaan sprayer harus

memenuhi persyaratan agro-teknis sebagai berikut :

(1) Konsentrasi insektisida yang keluar dalam bentuk larutan / suspensi / emulsi harus tetap.

(2) Penyebaran cairan obat-obatan tersebut harus seragam,sehingga jumlah persekutuan

luasnya tertentu dan harus selalu sama.

Page 7: Sprayer

(3) Cairan obat - obatan yang dipergunakan haruslah mengenai seluruh tubuh tanaman, bahkan

sedapat mungkin mengenai bagian-bagian yang menjadi sumber hamanya.

(4) Bagian-bagian sprayer terutama yang berhubungan dengan obat-obatan harus tahan

keausan.

(5) Konstruksinya harus sederhana mungkin sehinga untuk operasi, perawatan maupun

perbaikan - perbaikan.

(6) Karyawan bekerja juga harus diperhatikan.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kerja penggunaan sprayer.

(1) Faktor yang dimiliki oleh peralatannya sendiri.

(2) Faktor yang dimiliki oleh cairan obat-obatan yang dipergunakan

(3) Faktor udara pada waktu penyemprotan

(4) Faktor yang dimiliki oleh tanamannya

(5) Faktor yang mempengaruhi operatornya.

Latihan Soal

1. Jika ingin menyemprot tanaman kangkung dengan volume aplikasi 600 liter/hektar dengan

menggunakan handsprayer dengan jangkauan semprot (berdasarkan pengukuran) 8 m dan

kecepatan penyemprotan 60 m/menit. Berapa angka curah nozzle yang diperlukan untuk

kalibrasi/penyemprotannya?

2. Berapakah volume air yang dibutuhkan pada luasan lahan 1 hektar jika laju air yang keluar

dari nozzle adalah 5 liter/menit dan setelah diukur lebar hasil semprotan 2m dengan

kecepatan berjalan penyemprot 6 meter/ menit?

3. Jika ingin menanam caisim pada lahan seluas 250m2 dengan jarak tanam 20x20 cm dengan

keefektifan lahan 90%, maka berapakah jumlah benih yang dibutuhkan jika pada satu lubang

tanam hanya ditanami satu benih?

4. Berapakah volume air yang dibutuhkan untuk memupuk lahan seluas 500m2 jika laju air yang

keluar adalah 5 liter per menit dan lebar hasil semprotan 50 cm dengan kecepatan berjalan

penyemprot 2 meter per menit?