21
APLIKASI SPRAYER (Laporan Praktikum Alat Pertanian) Oleh NURUL FATHIA 1114071040

Aplikasi Sprayer

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan mata kuliah AMP

Citation preview

APLIKASI SPRAYER

(Laporan Praktikum Alat Pertanian)

OlehNURUL FATHIA1114071040

JURUSAN TEKNIK PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG2015

I. PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produksi pertanian di Indonesia, memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi produksi nya seperti; hama, penyakit dan gulma. Kerugian yang dihadapi bervariasi, tergantung pada tanaman, iklim, jenis gangguan dan proses pengolahan tanamannya itu sendiri. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan. Penggunaan alat ini bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam proses budidaya tanaman.

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah:

1. Mengetahui bagian-bagian dari Sprayer2. Mengaplikasikan Sprayer3. Menghitung debit air yang keluar dari Sprayer

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sprayer

Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit). Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif tersebut yangterkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan sasaran semprot.Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun 1997 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. (Dirjen Tanaman Pangan, 1977). Disamping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin,et.al., 1992).Dari hasil penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa kinerja sprayer elektrostatika lebih baik dari tipe sprayer lainnya, namun perlu modifikasi lebih lanjut terutama pada sumber tenaga (batere) dan pola penyebaran dropletnya agar pengeluarannya benar-benar terkontrol, bahan pembawa cairan kontak (media kontak) yang mahal mengingat tidak semua bahan kimia dapat diaplikasikan dengan menggunakan sprayer elektrostatik. Kelemahan lainnya adalah disain yang dibuat masih belum ergonomis (berat dan kurang flkesibel) sehingga agak menyulitkan dalam operasionalnya di lapangan. Di samping itu rancangan sprayer elektrostatik ini perlu dimodifikasi mengingat harga atau biaya produksinya masih tinggi bila dibandingkan dengan tipe sprayer lainnya (terutama jenis sprayer gendong / knapsack sprayer), baik produk lokal maupun impor. Hasil penelitian Kusdiana (1991) dan Roni Kastaman (1992) menunjukkan bahwa sebenarnya jenis sprayer yang dapat dianggap paling baik dan memenuhi kriteria pemakaian yang diinginkan oleh pemakai (umumnya petani) adalah sprayer dari jenis Microner atau Sprayer Elektrostatik.Umumnya kriteria yang banyak diutamakan pemakai adalah kriteria jaminan ketersediaan suku cadang, keamanan dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan kepraktisan. Demikian pula kesimpulan dari hasil penelitian Miminet.al.(1992), yaitu bahwa sprayer yang paling baik dari segi kinerja penyemprotannya adalah sprayer elektrostatik dan yang paling buruk sprayer hidrolik.Pestisida yang dipakai dalam budidaya tanaman umumnya berbentuk cairan dan ada pula yang berbentuk tepung, digunakan untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman. Untuk mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk tepung digunakan alat yang disebut duster. Dalam penggunaannya sehari-hari petani sering menemukan masalah seperti teknik pemakaian, serta perbaikan dan pemeliharaannya. Hal seperti ini pada akhirnya akan menentukan tingkat efisisnsi dan efektivitas dalam penggunaannya.Berdasarkan tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi: alat penyemprot dengan tenaga tangan (handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan (Hidayat, 2001). Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun 1977 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. Di samping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestyang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi.B. Jenis-jenis Sprayer dan Spesifikasi

Sprayer dikelompokan berdasarkan tenaga penggerak dan jenis pompa sprayer :a. Berdasarkan tenaga penggerak terdapat 1. Sprayer dengan Penggerak Tangan (Hand Operated Sprayer) Atomizer (Hand sprayer) Sprayer otomatis (Compressed air sprayer) Sprayer semi otomatis (Knapsack sprayer) Bucket sprayer Barrel sprayer Wheel barrow sprayer Slide pump sprayer2. Sprayer Bermotor (Power Sprayer) Hydraulic sprayer Blower sprayer Hydro pneumatic sprayer Aerosol generatorb. Berdasarkan pompa sprayer1. Pompa tekanan udara yaitu memompa udara ke dalam tangki cairan dan menekancairan ke nozzle. Sprayer otomatis (Compressed air sprayer) Hydro pneumatic sprayer2. Pompa cairan yaitu memompa cairan langsung ke nozzle. Sprayer semi otomatis Bucket sprayer Barrel sprayer Wheel barrow sprayer Slide pump sprayer Power hydraulic sprayer3. Pompa penghembus udara Atomizer (Hand sprayer) Power blower sprayerAdapun jenis-jenis sprayer yangdigunakan di lapangan yaitu :1. Home hold sprayer (untuk kebutuhan rumah tangga)2. Knapsack-sprayer dengan pompa udara tekan3. Knapsack-sprayer bertekanan konstan dengan pompa plunyer4. Bucket sprayer (sprayer ember)5. Barrel sprayer (sprayer tong), dan Wheel barrow sprayer (sprayer beroda)

Spesifikasi Handsprayer secara umum spesifikasi alat penyemprot meliputi data teknis mengenai : Volume tangki : 10 20 L Kapasitas tangki : 8 16 L Kekuatan tangki : 10 15 kg / cm2 ( 140 200 psi) Bahan konstruksi : plat logam anti karat

III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu yang digunakan pada praktikum ini adalah hari Senin, 15 Mei 2015 pada pukul 13.00-15.00 WIB dan tempat yang digunakan adalah Laboratorium Daya, Alat dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan adalah Sprayer, bahan yang digunakan adalah air.

C. Diagram Alir

Adapun langkah yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Mulai

Penyiapan Alat danBahan

Pengisian air kedalam Sprayer sebanyak 125ml

Melakukan pemompaan, kemudian mengeluarkan air didalam Sprayer

Pengamatan

Selesai

IV. HASIL DAN PEMBAHANSAN

A. Hasil Perhitungan

Diketahui: - Volume 125 ml = 1,25 liter Pemompaan 50 kali Waktu yang dihabiskan untuk penyemprotan 7,42

Solusi: q=

= 0,16

Q = = 0,003

= 0,00005

Q = 0,05

B. Pembahasan

Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit). Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan sasaran semprot.Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi. Kegunaan khusus sprayer sebagai berikut: Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama. Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit. Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma. Menyemprotkan pupuk cairan. Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.Dan tujuan dari Sprayer adalah sebagai alat pembantu bagi petani agar mampu melakukan kalibrasi serta mnentukan jumlah pelarut untuk kebutuhan budidaya tanaman tertentu.Bagian-bagian utama sprayer secara umum meliputi nozzle, pompa, pipa penyalur, saringan, tangki cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur tekanan serta klep pengatur semprotan. Dari bagian-bagian di atas, nozzle meruapakan bagian yang terpenting.Nozzle adalah bagian sprayer yang menentukan karakteristik semprotan ; yaitu pengeluaran, sudut penyemprotan, lebar penutupan, pola semprotan, dan pola penyebaran yang dihasilkan. Nozzle dibuat dalam bermacam-macam disain. Setiap tipe butiran cairan yang khas dihasilkan oleh nozzle yang khas sesuai dengan kebutuhan.Tipe-tipe nozzle : Centrifugal nozzle yaitu bentuk nozzle yang paling banyak dijumpai, dibuat dengan sudut penyemprotan yang lebar dan dengan berbagai model pola penyemprotan dan kapasitas. Flooding nozzle yaitu menghasil semprotan dengan model semburan. Nozzle ini disebut juga fan spray nozzle. Two-fluid atomizer yaitu menghasilkan droplet yang sangat halus dan menghindarkan pemborosan cairan, tetapi membuthkan tenaga yang lebih besar daripada tipe-tipe yang lain. Rotary atomizer yaitu digunakan untuk pekerjaan besar, menyemprotkan cairan dalamjumlah besar dengan gaya sentrifugal dan mempunyai pola penyebaran 360o.Komponen-komponen nozzle : Body Penyaring spuyer (nozzle tips), dannozzle capAda beberapa macam nozzle pada sprayer yaitu :a. Hallow cone nozzleCara yang menarik ke dalam nozzle mengalami pemusingan hingga penyebaran butiran cairannya akan berbentuk cincin. Besar kecilnya ukuran sprayer kecuali ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh jarak pemusingan cairannya. Makin panjang lintasan pemusingan yang ditempuh, makin besar ukuran spray, tetapi makin kecil diameter penyebaran butiran sprayernya. Keuntungan penggunaan nozzle ini karena dapat diperoleh penyebaran ukuran butiran spray yang seragam.b. Solid-cone nozzleNozzle ini merupakan hasil modifikasi dari hallo cone nozzle. Prinsip pembentukan spray hampir sama dengan hollo cone nozzle tetapi pada solid cone nozzle diberikan tambahan internal axiat jet yang tepat ukurannya yang akan memukul cairan di dalam nozzle yang sedang berputar. Dengan pemukulan tersebut cairannya akan menjadi makin turbulance dan aliran cairannya menjadi hancur, meninggalkan nozzle dalam bentuk butiran spray, dengan penyebarannya akan berbentuk lingkaran penuh.c. Fan type nozzleType ini dibuat dengan jalan membuat potongan halus atau saluran yang menyilang permukaan luar dari arifice plate (plat tarikan). Bentuk tersebut menyebabkan cairan yang meninggalkan nozzle akan berupa lembaran tipis seperti kipas, yang kemudian akan pecah menjadi butiran-butiran spray, dengan penyebarannya akan berbentuk elips penuh. Kelemahan nozzle ini mempunyai ukuran butiran cairan yang tidak merata. Terutama pada bagian ujung tepi penyemprotan, terdapat pengumpulan ukuran butiran yang besar-besar. Nozzle tipe ini kebanyakan dipakai pada sprayer bertekanan rendah (20-100 psi) untuk pengendalian herba.Berdasarkan prinsip kerjanya, maka alat penyemprot tipe gendong ini memiliki bagian utama yang terdiri : Tangki dari bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan. Unit pompa, yang terdiri dari silinder pompa, piston dari kulit. Tangkai pompa, untuk memompa cairan. Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi nosel. Manometer, untuk mengukur tekanan udara di dalam tangki. Sabuk penggendong. Selang karet. Piston pompa. Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki. Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet. Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel. Nosel, untuk memecah cairan menjadi pertikel halus.

Praktikum kali ini melakukan aplikasi pada Sprayer dengan mengisi air didalam tabung penampung pada alat. Kemudian, alat dipompa sampai 50 kali dan noozle dibuka untuk mengeluarkan air yang ada didalam alat. Mengamati waktu yang dihabiskan untuk menghabiskan air didalam tabung alat. Setelah mendapatkan data yang diperlukan dilakukan untuk menghitung debit pada alat.

V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:1. Sprayer bertujuan sebagai alat pembantu bagi petani agar mampu melakukan kalibrasi serta mnentukan jumlah pelarut untuk kebutuhan budidaya tanaman tertentu.

2. Pada Sprayer yang memiliki volume 125 ml menghasilkan Q = 0,05 m3/detik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Sprayer Mekanisasi Pertanian. http://udynhaddad.blogspot.com/2012/06/sprayer-mekanisasi-pertanian.html. Diakses: 06 Juni 2012

Anonim,2011. Sprayer. https://remajasebaya.wordpress.com/2011/04/22/sprayer/. Diakses: 22 April 2011