58
Penerapan Sistem Rantai Pasok Konstruksi Dalam Kerangka Si t L i tik N i l Sis t em Logis tik Nasional Togar M. Simatupang Masyarakat Logistik dan Rantai Pasok Indonesia (MLRI) Disampaikan pada Forum Diskusi “Peningkatan Kapasitas Sistem Rantai Pasok Material dan Peralatan Konstruksi untuk Mendukung Investasi Infrastruktur Pekerjaan Umum di Provinsi Kalimantan Timur” Samarinda 11 Oktober 2012

Sistem rantai pasok konstruksi sislognas samarinda

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Describes the relationship between construction supply chain and heavy equipment supply chain in Indonesia

Citation preview

Page 1: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Penerapan Sistem Rantai PasokKonstruksi Dalam KerangkaSi t L i tik N i lSistem Logistik Nasional

Togar M. SimatupangMasyarakat Logistik dan Rantai Pasok Indonesia (MLRI)

Disampaikan pada Forum Diskusi “Peningkatan Kapasitas SistemRantai Pasok Material dan Peralatan Konstruksi untuk Mendukung

Investasi Infrastruktur Pekerjaan Umum di Provinsi Kalimantan Timur”Samarinda ‐ 11 Oktober 2012

Page 2: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

KilasanKilasan

• Pengantar• Belanja Infrastrukturj• Sistem Logistik Nasional• Rantai Pasok Konstruksi• Rantai Pasok Konstruksi• Rantai Pasok Alat Berat• Analisis SWOT• Usulan KebijakanUsulan Kebijakan• Penutup

2

Page 3: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

PengantarPengantar

f k i i d l k ik i k l h d• Infrastruktur transportasi, energi, dan telekomunikasi merupakan salah satu rodapenggerak pertumbuhan ekonomi yang terpenting. 

• Belanja infrastruktur memiliki efek berganda, selain dapat menggenjotpertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, meningkatkan efisiensi perekonomiannasional, dan memperbaiki keterhubungan internal dan kawasan.

• Infrastruktur menjadi kunci utama untuk menghidupkan sektor riil, mendukungpengembangan manufaktur dan program hilirisasi, sekaligus berperan besar dalampenciptaan lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan.

• Buruknya infrastruktur dan sistem logistik membuat biaya distribusi barangmenjadi mahal. Disparitas harga barang antara Jawa dan luar Jawa juga tinggi. Kelemahan infrastruktur ini jugalah yang membuat investasi kurang deras mengalir.

• Pemerintah menghadapi tantangan yang besar dalam menyediakan infrastrukturyang lebih baik dalam rangka meningkatkan daya saing.

• Alat berat merupakan salah satu unsur pembantu dalam mewujudkan target pembangunan infrastruktur yang andal.p g y g

3

Page 4: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Faktor penghambat bisnis di Indonesia p g(Sumber: GCR 2012‐2013)

Buruknya infrastruktur menjadiBuruknya infrastruktur menjadi titik lemah iklim investasi di negeri ini. Kelemahan itu membuat daya saing Indonesia tahun 2012‐2013 (GCR 2012‐2013) turun dua peringkat ke posisi 78 dari 144 negara yang disurvei oleh World Economicdisurvei oleh World Economic Forum (WEF). WEF bahkan menyebut infrastruktur menjadi masalah 

b k d dterbesar ketiga di Indonesia setelah inefisiensi birokrasi danpersoalan korupsi. 

4

Page 5: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Belanja Infrastruktur RendahBelanja Infrastruktur RendahPersentase PDB

8910

Persentase PDB

5.344 39 4 565

678

4.39 4.13.533.133.122.782.33 2 2.3 2.6 2.7 2.9

2.1 2.21

4.56

2345

1.1912

Sebelum terjadi krisis moneter pada tahun 1998, investasi i f k I d i ki 7% d i PDB i l h k i iinfrastruktur Indonesia sekitar 7% dari PDB, tapi setelah masa krisis menurun menjadi 3,5% dari PDB. Belanja infrastruktur pada tahun1994 sebesar 5,3% dan turun sekitar 1,2% pada tahun 2005.  5

Page 6: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Ketertinggalan Pembangunan Infrastruktur

6

Page 7: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Sistem Logistik NasionalSistem Logistik Nasional

7

Page 8: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

MP3EIMP3EI

3 b j k j d l k l d i k• MP3EI bertujuan mempercepat kemajuan dalam spektrum yang luas dari sektorekonomi, pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan dan energi, serta ilmupengetahuan dan teknologi. 

• Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Kementerian Koordinator Perekonomian, akan menyediakan pembiayaan sekitar Rp 1.900 triliun untuk proyek‐proyek infrastruktur besar dan inisiatif lainnya dalam 

kt li t h i 2014waktu lima tahun sampai 2014. 

• Pemerintah mengalokasikan dana cukup besar Rp 755 triliun hingga tahun 2014 untuk pembangunan infrastruktur listrik dan energi, jalan, jalur kereta api, bandar d d l b h l k l f d k kudara dan pelabuhan laut, serta sistem teknologi informasi dan komunikasi.

• Pemerintah perlu memberikan kemudahan kepada investor untuk berpartisipasi melalui skema Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS) atau Public Private Partnership(PPP).

• Kontribusi perusahaan swasta dalam skema kerja sama pemerintah dan swasta diIndonesia hanya sekitar 2%, sementara negara lain telah mencapai 20%.

8

Page 9: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Kinerja Logistik NasionalKinerja Logistik Nasional

Peringkat LPI (Logistic Performance Index) Indonesia dari urutan 43 pada tahun 2007 (indeks = 3,71), menjadi urutan 75 pada tahun 2010 (indeks = 2,76). 

9

Page 10: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Misi Ekonomi Indonesia 2025

Sislognas & MP3EIMisi Ekonomi Indonesia 2025

“Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur”

MP3EI

1 2

KonektivitasKoridor Ekonomi

Sistem Logistik NasionalNasional

IPTEKSIPTEK / IPTEK / 

Meningkatkan Daya Saing

Meningkatkan Kesejahteraan

• Cetak Biru merupakan arah dan pola pengembangan Sislognas pada tingkat kebijakan makro

IPTEKSINOVASI

/INOVASI

3 Sumber: Paparan Sislognas 2012

Cetak Biru merupakan arah dan pola pengembangan Sislognas pada tingkat kebijakan makro yang dijabarkan lebih lanjut dalam RKP dan RK-Kementerian/Lembaga setiap tahunnya

• Cetak Biru berperan dalam mencapai sasaran RPJMN, menunjang Implementasi MP3EI, dan mewujudkan visi ekonomi Indonesia Tahun 2025

10

Page 11: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

CETAK BIRU Sistem Logistik Nasional...C U S ste og st as o a

PERPRES No. 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru

B b i M j R i

tentang Cetak BiruPengembangan SISLOGNAS

• Berbasis Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)

PENDEKATANUTAMA

Management)

• Paradigma: ship follows the trade & ship promotes theUTAMA trade & ship promotes the trade

• Menggunakan pendekatan 6 gg pkunci penggerak utama logistik (six key drivers)

Sumber: Sislognas (2012) 11

Page 12: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Enam Penggerak Utama Sislognasgg g

Komoditas  Utama (Key Commodity) Daya saing 

NasionalInfrastruktur Logistik

Nasional

Sumber Daya Manusia (SDM) 

Pelaku dan Penyedia Jasa

Logistik

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Komunikasi (TIK)

Harmonisasi Regulasi 

Kesejahteran Masyarakat

12Sumber: Sislognas (2012)

Page 13: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Milestone Kinerja Logistik Nasional sampai 2025

13Sumber: Sislognas (2012)

Page 14: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

DRIVER: Komoditas Penggerak Utama1Terwujudnya sistem logistik komoditas penggerak utama (key commodities) yang mampu meningkatkan daya saing produk nasional baik di pasar domestik, pasar regional maupun di pasar global

Tenjamin ketersediaan barang, kemudahan mendapatkan barang dengan harga yang terjangkaudan stabil, serta rendahnya disparitas harga  antar wilayah di  Indonesia

Penghela (driver)  dari seluruh kegiatan logistik.

P b P t Di t ib i R i l d P t Di t ib i i iP b P t Di t ib i R i l d P t Di t ib i i iPenyebaran Pusat Distribusi Regional dan Pusat Distribusi propinsi yg berfungsi sebagai cadangan penyangga nasional dan provinsi

Penyebaran Pusat Distribusi Regional dan Pusat Distribusi propinsi yg berfungsi sebagai cadangan penyangga nasional dan provinsi

14Sumber: Sislognas (2012)

Page 15: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

DRIVER: Infrastruktur Transportasi3

Tersedianya jaringan infrastuktur transportasi yang memadai d h d l d b i fi i hi j ddan handal dan beroperasi secara efisien sehingga terwujud:

konektivitas domestik (domestic connectivity) baik konektivitas lokal (local connectivity)maupunkonektivitas lokal (local connectivity)maupun konektivitas nasional (national connectivity) dan konektivitas global (global connectivity) yangg g y y g

terintegrasi, dengan transportasi laut dan transportasi massal sebagai tulang punggungnya.

15

Page 16: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Jaringan Transportasi Lautsebagai Backbone Logistik Maritimg g

Legend: Konektivitas:

Pusat Distribusi Provinsi

Pusat Distribusi Nasional

Legend:By sea / by rail By land / by rail / by seaBy sea / by rail / by land

Konektivitas:

Short Sea Shipping

Pelabuhan Pengumpan di setiap Kabupaten/Kota, dan Pelabuhan Pengumpul pada setiap Propinsi, Pelabuhan Utama pada beberapa pelabuhan pengumpul tertentu yang memenuhi kriteria, dan Pelabuhan Hub Internasional di Kuala Tanjung untuk Wilayahmemenuhi kriteria, dan Pelabuhan Hub Internasional di Kuala Tanjung untuk Wilayah

Indonesia Barat dan Bitung Untuk Wilayah Indonesia Timur16

Sumber: Sislognas (2012)

Page 17: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Framework for ImplementationFramework for ImplementationLocally Integrated and Globally Connected for National Competitiveness and Social 

WellfareMP3EI

Corridor Papua & MalukuCorridor Papua & MalukuCorridor SulawesiCorridor SulawesiKP InfrastrukturTransportasi

SDM SDMSDM

Regulasi dan Kebijakan

Corridor SulawesiCorridor SulawesiKONSUME

PRODUSE

Infrastruktur Transportasi

Grosir Distributor Pasar Ritel

Saluran Distribusi

Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik

Corridor KalimantanCorridor KalimantanCorridor Bali dan NusraCorridor Bali dan Nusra

Corridor JawaCorridor JawaEN

EN

Regulasi dan Kebijakan

Infrastruktur Infomasi (TIK)Corridor JawaCorridor JawaCorridor  SumatraCorridor  Sumatra

St t P d A tiProgram and Action Plan Program and Action Plan 

Ministries Province/Regency/CityMinistries Province/Regency/City

SDM SDMSDM

Strategy, Program, and Action Plan

Ministries, Province/Regency/CityMinistries, Province/Regency/City

Mid Term of NationalMid Term of National Development Plan

Background Substances The challenges of implementation17

Sumber: Sislognas (2012)

Page 18: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Rantai Pasok KonstruksiRantai Pasok Konstruksi

18

Page 19: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Rantai Pasok KonstruksiBangunan Gedung, Jembatan, dan Pondasi

PemasokMaterial

PemilikPeralatan

Elektrik danMekanik

KontraktorUmum

Kontraktor UtamaOwn,Own,

Rent,Rent,

Kontraktor

UmumLeaseLease

KontraktorPondasi

Investor

Rantai pasok konstruksi mencakup koordinasi semua bagian dari

PenggunaJasa (owner)

pemasok, kotraktor, dan pengguna jasa, baik secara langsung maupun tidaklangsung dalam mencapai tujuan proyek.

Sumber: APPAKSI (2012)19

Page 20: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Mengapa rantai pasok konstruksi?Mengapa rantai pasok konstruksi?

h b k k i i i l d• Keterhubungan atau konektivitas nasional danregional akan memperlancar arus b d jbarang, orang, dan jasa. 

• Kelancaran arus barang , orang, dan jasa dapat mengurangi ekonomi biaya tinggi dan membuat suatu kawasan lebih kompetitif dan kohesif. 

• Konektivitas akan meningkatkan pertumbuhan yang seimbang dan kesenjangan pembangunan.

• Pemerintah sedang memperkuat investasi dalam pembangunan infrastruktur. p g

20

Page 21: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Rantai Pasok Konstruksi dan SistemLogistik Nasional

Pertumbuhan Ekspansi Bisnis

Misi:• Menjamin terpenuhinyatarget konstruksi infrastrukur• Mewujudkan efektivitas dan

Perdagangan Ongkos Transaksi

Mewujudkan efektivitas danefisiensi penyelenggaraankonstruksi• Membina industri konstruksi

RantaiRantai PasokPasok KonstruksiKonstruksif kf k Logistik

Dam

p

berkembang dengan baik

InfrastrukturInfrastruktur Logistik

Transportasi

Pemasok Produsen Penyalur Pelanggan

pakAlasan:

Konekti itas

Transportasi Ongkos Transit Perspektif yang lebih luas: aktor, kebutuhan, ketidakpastian, sebaran informasi, katalog, isutata niaga Konektivitastata niaga

Kesempatan kerjasamaHambatan dan keterbatasan

implementasi21

Page 22: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Rantai Pasok Alat BeratRantai Pasok Alat Berat

22

Page 23: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Definisi Alat BeratDefinisi Alat Berat

/• Alat berat adalah alat dan/atau mesin layak pakai yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan pekerjaanatau menghasilkan sesuatuatau menghasilkan sesuatu.

• Ciri alat berat antara lain alat pengangkat, alat penangananbahan alat pemindah alat pembangkit listrik dan tidakbahan, alat pemindah, alat pembangkit listrik, dan tidakdigunakan di jalan raya. 

• Operator alat berat masuk dalam Klasifikasi Baku Jenis pPekerjaan Indonesia dalam kategori 833 Operator mesin pertanian dan mesin bergerak lainnya. 

23

Page 24: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Alat berat dan infrastrukturAlat berat dan infrastruktur

• Pembangunan infrastruktur akan meningkatkan permintaan peralatan modal atau alat berat dan teknologi.

P t k di l t b t d i d k• Peruntukan penyediaan alat berat dari dana proyek infrastruktur sekitar 10‐15%.

• Penyediaan alat berat menentukan keberhasilan penyelesaian• Penyediaan alat berat menentukan keberhasilan penyelesaianinfrastruktur yang bermutu sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Ketidaktersediaan alat berat akanpmemperlambat laju pembangunan infrastruktur yang akanmenghambat perputaran ekonomi.

• Pemerintah perlu mengembangkan sistem rantai pasok yang efektif dan efisien untuk menghindari krisis alat berat di masa 

d tmendatang. 24

Page 25: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Karakteristik Rantai Pasok Alat BeratKarakteristik Rantai Pasok Alat Berat

k i ik di i iKarakteristik Kondisi Saat IniJenis Komoditas Barang modal

K t di Al t B t K kKetersediaan Alat Berat Kekurangan

Pelaku atau AktorRantai Pasok

Pengguna, Pemilik, Jasa , Distributor, Produsen, Importir, Pemasok Komponenp , p

Dominasi Rantai  Pasok Agen atau distributor

Tata Niaga • Harga dan penjualan mengikuti dinamika pasar.• Diatur perijinan: produsen, pemasok, agen, rekondisi, 

pembiayaan, jasa, importir• Tidak diatur perijinan: lelang, jual‐beli

K b ih k d l k k k i id k d• Keberpihakan pada alat untuk konstruksi: tidak ada• Pemilik: tidak ada pengaturan tanda daftar alat berat• Importir: pengaturan oleh pemerintah

P d di t i t h

25

• Produsen: diatur pemerintah

Page 26: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Jenis Alat Berat Sesuai FungsiJenis Alat Berat Sesuai Fungsi

l k i G d1. Peralatan Konstruksi Bangunan Gedung– Tower Crane

– Passanger Lift, Genset

Concrete Pump form work– Concrete Pump, form work

2. Peralatan Jalan dan Jembatan– Launching Beam

Concrete paving Asphalt Finisher tire roller– Concrete paving, Asphalt Finisher, tire roller

– Batching Plant., Asphalt Mixing Plant

3. Peralatan Pondasi– Bore pile Pilling rig DiapragmWall Boring GrouthingBore pile, Pilling rig, Diapragm Wall, Boring Grouthing

4. Alat Berat untuk Pekerjaan Tanah– Buldozer, Excavator, Copactor, Motor Grader

– Wheel Loader Power ShovelWheel Loader, Power Shovel

5. Alat Agkut/Transportasi– Dump truck, Truck Mixer, HDT

– Articuleted Truck, TangkerArticuleted Truck, Tangker

26

Page 27: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Katalog Produk Hinabi 2012Katalog Produk Hinabi 2012

PRODUCT PICTURE OPERATING WEIGHT CAPACITY

10 ton – 45 ton 70 HP – 325 HPHydraulic Excavator

10 ton  45 ton

New 2011: 200ton

70 HP  325 HP

(~690 HP)

Dump Truck 40 ton – 70 ton (empty)730 HP 1100 HPR

UC

TIO

N

& M

ININ

G

(Off High Way) (GVW 100 – 170Ton)730 HP – 1100 HP 

Bulldozer  17 ton – 28 ton 160 HP – 250 HP

CO

NS

TRTO

OLS

&

Vibrating Roller Compactor

10 ~ 15 Ton 100 HP  ~  170 HP

AD

R

UC

TIO

N

HIN

E

Static PneumaticTire Roller

13 ~ 15 Ton 90 HP  ~  100HP

Towing Tractor Tower light Fabrication component casting component forging

RO

AC

ON

STR

MA

CH

others Towing Tractor, Tower light, Fabrication component, casting component, forging component, remanufacturing component for heavy equipment

27

Page 28: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

TujuanTujuan

P i k di i t hi l t b t b i• Pencapaian kondisi terpenuhinya alat berat bagipenyelenggaraan konstruksi yang tercermin daritersedianya alat yang cukup dan baik mutunya secaraefektif dan efisien.

• Kepastian berusaha bagi pengusaha alat berat dalam membantu pemerintah dalam pembangunan infrastrukturmembantu pemerintah dalam pembangunan infrastruktur.

• Para aktor bisnis alat berat:– Pengguna, Pemilik, Agen tunggal

(d b ) b k l k (k k )(distributor), Pabrikan, Pelayanan Pekerjaan (kontraktor)– Penyewaan, Lelang, Pembiayaan, Sewa guna usaha

(SGU), Rekondisi, Perawatan dan Perbaikan, Penjualan SukuCadang, Importir, Pengangkutan (mobilisasi & demobilisasi)

28

Page 29: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

PertanyaanPertanyaan

• Sejauh mana peta rantai pasok alat berat diIndonesia?

• Apa saja permasalahan yang dihadapi olehrantai pasok alat berat?rantai pasok alat berat?

• Sejauh mana Pemerintah dapat memberikandukungan terhadap rantai pasok alat berat?

29

Page 30: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Metode Analisis Rantai Pasok AlatBerat

Identifikasi

Stuktur danPerilaku

Sasaran:• Definisi alat berat• Siklus hidup alat beratK t l d kPemetaan Rantai

Pasok Alat BeratPermasalahan

Rantai Pasok AlatBerat Konstruksi

• Katalog produk• Pemetaan rantai pasokalat berat• Rumusan ketersediaan• Rumusan kebutuhan• Keseimbangankebutuhan dank t diketersediaan• Tata niaga alat berat• Permasalahan rantaipasok alat berat

Analisis SWOT

StrategiPemenuhan

Kebutuhan Alat

p• Strategi pengembangan• Rekomendasi kebijakanpeningkatan efektifitasd fi i i t i k

Beratdan efisiensi rantai pasokalat berat

30

Page 31: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Pemangku Kepentingan terkait denganrantai pasok alat berat

Pemain UtamaHilir• Pengguna

Pendamping• Asosiasi‐asosiasi

(APPAKSI, PAABI, HINABI, APARATI)Pengguna• Pemilik• Kontraktor• Sub‐kontraktor (jasa pelaksana)Hulu

(APPAKSI, PAABI, HINABI, APARATI) • Kementerian PU

– Pusat– Provinsi

• Kementerian Ke anganHulu• Agen tunggal (distributor)• Produsen Alat Berat• Pemasok

• Kementerian Keuangan– Bea cukai– Pajak

• Kementerian PedaganganLayanan• Penyewaan (rental) Alat Berat• Perawatan Alat Berat• Lelang dan Jual‐Beli

• Kementerian Perindustrian• Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi• Kementerian Perumahan Rakyat

• Penjualan Suku Cadang• Pembiayaan Alat Berat• Angkutan Alat Berat• Rekondisi Alat Berat

• Kementerian Perumahan Rakyat• Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan

Kota• Lembaga Pelatihan dan PendidikanRekondisi Alat Berat

31

Page 32: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Situasi Rantai Pasok Alat BeratSituasi Rantai Pasok Alat Berat

I d i l b i l h hi 40 k b h i• Industri alat berat nasional hanya mampu memenuhi 40 persen kebutuhan yang mencapai 20.000 unit pada tahun 2011 (PAABI). 

• Data pusbinsdi.net menunjukkan jumlah alat berat dengan kondisi baik sekitar 83.653 unit. Sebanyak 87 3% dari ketersediaan alat berat nasional terdaftar di JakartaSebanyak 87,3% dari ketersediaan alat berat nasional terdaftar di Jakarta.

• Perkiraan jumlah alat berat tahun 2011 sekitar 38.315 unit (APPAKSI).

• Jumlah alat berat belum akurat karena belum aturan yang memayungi registrasi alat.

• Kekuatan pemilik alat adalah dapat menentukan satuan harga secara ekonomis dan• Kekuatan pemilik alat adalah dapat menentukan satuan harga secara ekonomis danmengendalikan target penyelesaian pekerjaan lebih pasti. 

• Katalog belum ada standar dan masih mengacu pada katalog produser alat berat sepertiCaterpilar, Komatso, Kato, Hitachi, Hyundai, Volvo, dan Kobelco. p , , , , y , ,

• Konstruksi Infrastruktur– Persyaratan alat berat berbeda‐beda tergantung pada aturan tender

– Permintaan tidak tetap (temporal), volume kecil, variasi tinggi

– Informasi rencana investasi tersegmentasi menurut lokasinya

– Otonomi daerah yang mengutamakan pengadaan alat berat dengan biaya pembelian minimum danbelum mempunyai perkiraaan kebutuhan alat berat

32

Page 33: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Rantai Pasok Alat BeratHILIRHULU

KonstruksiI f t ktKonstruksiI f t kt

Pemasok Distributor Pemilik Pelayanan PenggunaPabrikan

PenyewaanPenyewaanInfrastrukturInfrastruktur

PemasokKomponenPemasokKomponen

ProdusenDomestikProdusenDomestik

PemilikAlat BeratPemilikAlat Berat

AgenTunggalAgenTunggal

Konstruksi Non‐Konstruksi Non‐

yy

JasaJasa Konstruksi NonInfrastruktur

Konstruksi NonInfrastruktur

Penyedia SukuC d d

Penyedia SukuC d d

JasaPelaksana

JasaPelaksana

ImporAlat BeratImpor

Alat BeratImpor

KomponenImpor

Komponen Sektor LainnyaSektor LainnyaCadang danPerawatanCadang danPerawatan

PenjualanPenjualan

Alat BeratAlat Beratpp yPerkebunan, Kehutanan, dll.

yPerkebunan, Kehutanan, dll.

Penjualandan LelangPenjualandan Lelang

RekondisiRekondisiImpor

Alat BekasImpor

Alat Bekas33

Page 34: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Pelaku Rantai Pasok Alat BeratPelaku Rantai Pasok Alat BeratPelaku adalah pihak yang terlibat dalam penjualan (selling), penyewaanp y g p j ( g), p y(rental), dan sewa hak guna usaha (leasing) alat berat yang digunakan dipertambangan, konstruksi, kelautan, kehutanan, industri, dan perkebunan.  

PemilikPemilik PenggunaPenggunaDistributorDistributorProdusenProdusenPemasokPemasok PelayananPelayanan

•ProduktivitasAlat• Keselamatan

• Pengadaan/ investasi alat•Pemeliharaan

• Penjualanalat• Skema

• Permintaanpasar• Peningkatan

• Jaminanpembelian• Mutu

• Pembayaranalat• Volume 

Kerja• Alat beratkhusus• Informasi

alat• Depresiasialat• Pendapatan

pembayaran• Pengantaranalat• Sebaran

kapasitasproduksi• Kandunganlokal

• Teknologi• Bahan baku

transaksi• Informasistatus  ketersediaan • Informasi

Investasi• Biayaoperasi

• Pendapatan• Pembiayaan• Mobilisasi dandemobilisasi

• Sebarancabangpemasaran• Dukungan

lokal• Tenaga perakitdan mekanikmesin

ketersediaanalat berat• Mobilisasi dandemobilisasi

• Operator  dan mekanikalat

alatteknis• Dukunganpemeliharaan

alat

34

Page 35: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

AsosiasiAsosiasi

Hi bi (A i i I d t i Al t B I d i ) (H• Hinabi (Asosiasi Industri Alat Besar Indonesia) (Heavy Equipment Manufacturer Association of Indonesia)(http://www.hinabi.org/)

• Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) (Association of Indonesian Sole‐Agents for Heavy Equipment)Equipment)

• Asosiasi Pengusaha dan Pemilik Alat Konstruksi Indonesia (APPAKSI) (Indonesian Heavy Construction Equipment O hi A i ti )Ownership Association)

• Asosiasi Perusahaan Rekondisi Indonesia (APRI) • Asosiasi Pengusaha Rekondisi Alat Berat dan Truk Indonesia• Asosiasi Pengusaha Rekondisi Alat Berat dan Truk Indonesia 

(Aparati)• Asosiasi Konstruksi Indonesia

35

Page 36: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Penjualan Alat Berat 2003 2012Penjualan Alat Berat 2003‐2012

Sumber: PAABI (2012) 36

Page 37: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Akumulasi Ketersediaan Alat Berat2003‐2012

Sumber: APPAKSI (2012) Total alat = posisi alat sampai dengan tahun saat ini, yang terdiri alat baru dan alat lama 

37

Page 38: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Distribusi per Sektor PengoperasianAlat Berat 2011

Total alat38.315 unit

Sumber: APPAKSI (2012) 38

Page 39: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Perkiraan Ketersediaan Alat BeratPerkiraan Ketersediaan Alat Berat

40%

60% Tumbuh 25%

JumlahJumlah AlatAlat BeratBeratPadaPada TahunTahun tt

Tumbuh 10%

95%

5%

39

Page 40: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Anggapan ProyeksiAnggapan Proyeksi

M P bi l b i l di ki k i k P l b• Menurut Paabi, pasar alat berat nasional diperkirakan terus meningkat. Pasar alat berat nasional akan mencapai angka 50.000 unit hingga 2015. Proyeksi tersebut menggunakan asumsi pertumbuhan optimistis dengan rerata 40% per tahun. 

• Rerata pertumbuhan penjualan alat berat yang moderat sebesar 25% per tahun untuk limaRerata pertumbuhan penjualan alat berat yang moderat sebesar 25% per tahun untuk lima tahun ke depan. 

• Kebutuhan alat berat bekas yang sudah direkondisi terus meningkat, khususnya untuk proyek‐proyek di bawah Rp 10 miliar. Penjualan alat berat rekondisi pada tahun 2013p y p y p j pdiperkirakan sebanyak 5.000 unit. Diperkirakan permintaan alat berat rekondisi tersebut akan tumbuh sebanyak 10% seiring dilaksanakannya berbagai proyek infrastruktur di daerah‐daerah serta terus meningkatkan kinerja sektor perkebunan dan pertambangan.

b h l h d l h l l b d l• Penambahan alat per tahun sama dengan jumlah penjualan alat berat atau permintaan dalamnegeri. 

• Alat berat yang tersedia sebanyak 40.016  unit pada tahun 2012 (berdasarkan data APPAKSI).

Al t tid k di k l i ( d d) kit 5% d i l i t h b l• Alat yang tidak digunakan lagi (grounded) sekitar 5% dari populasi tahun sebelumnya. 

• Populasi alat yang digunakan di konstruksi sekitar 15% dari total jumlah alat (NarasumberAPPAKSI).

• Kebutuhan alat berat konstruksi tahun 2013 diperkirakan 40 000 unit dan bertumbuh 25%• Kebutuhan alat berat konstruksi tahun 2013 diperkirakan 40.000 unit dan bertumbuh 25% sampai tahun 2017, setelah itu bertumbuh 15% (pengolahan dari Kementerian PU). 

40

Page 41: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Proyeksi Kebutuhan dan KetersediaanAlat Berat Periode 2013‐2017

41

Page 42: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Selisih Kebutuhan dan KetersediaanAlat Berat Konstruksi

42

Page 43: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Tata Niaga Alat BeratTata Niaga Alat BeratAt k t i d t k P t M t i K R blik I d i• Aturan kementerian perdagangan untukpenjualan dan importir

• Aturan kementerian perindustrian untukproduksi atau perakitan alat berat

• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang Perusahaan Pembiayaan. Sewa guna usaha (leasing) atau sering disingkat SGU adalah kegiatan 

bi d di k b d l• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 08/PRT/M/2011 tentang Pembagian Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi. 

pembiayaan dengan menyediakan barang modal baik dengan hak opsi (finance lease)maupun tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee)l j k kt t t t b d k

• Peraturan Menteri Perindustrian No. 14/M‐IND/PER/2/2012 tentang Ketentuan Pemberian Rekomendasi atas Impor Barang Modal Bukan Baru

selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran.

• Dasar hukum pengenaan pajak terhadap alat‐alat berat sesuai dengan Pasal 1 angka 13, Pasal Baru

• Peraturan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka No. 05/HMTA/PEIR/2/2008 tentang Pedomen Teknis Pelaksanaan Verifikasi Kemampuan Perusahaan

5 ayat (2), Pasal 6 ayat (4), dan Pasal 12 ayat (2) UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

• Keputusan Presiden tentang Pengadaan BarangPelaksanaan Verifikasi Kemampuan Perusahaan Rekondisi Alat Berat dan Selain Alat Berat

• Aturan pajak‐pajak yang terkait denganperniagaan alat berat

dan Jasa Pemerintah

• Sertifikat Badan Usaha (SBU) UU No. 18

43

Page 44: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Upaya Pemerintah untuk mendukungkonstruksi infrastruktur

• Reformasi peraturan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur melalui• Reformasi peraturan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur melalui dasar hukum pembebasan lahan.

• Agenda akselerasi pembangunan infrastruktur dalam RAPBN‐2013 didukung dengan penerbitan Perpres 70/2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Perpres 71/2012 tentang Tata caraPengadaan Tanah untuk pembangunan dan kepentingan umum. Kedua Perpres ini diharapkan dapat memberikan insentif bagi upaya percepatan pembangunan infastruktur sehingga target pembangunan dan pemerataan pertumbuhan dapat lebih meningkat lagi.p p p g g

• Pemerintah sudah menawarkan pola kerjasama konsesi pemerintah dengan swastadengan Peraturan Presiden No. 56 tahun 2011 tentang kerjasama swasta untuk pengerjaan infrastruktur. Sejumlah poin utama dalam Perpres tersebut diantaranya mengatur dukungan pemerintah dalam bentuk pengadaanmengatur dukungan pemerintah dalam bentuk pengadaan tanah, perizinan, pajak, pengerjaan proyek, dan bina sosial. 

• Pemerintah juga telah menerbitkan Undang‐Undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dan Peraturan P id N 71 t h 2012 b i d l k D UUPresiden No. 71 tahun 2012 sebagai dasar pelaksanaan. Dengan UU tersebut, waktu negosiasi dipersingkat sehingga mempercepat pengadaan tanah. Selain itu, harga tanah ditetapkan oleh penilai independen.

44

Page 45: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Permasalahan Rantai Pasok Alat Berat (1)Permasalahan Rantai Pasok Alat Berat (1)

f i k d k b h l l dib l k k• Informasi proyek dan kebutuhan alatberat yang terbatas

• Permintaan bidang konstruksi yang 

• Belum diberlakukan persyaratandukungan pemilik alat dalamsertifikat badan usaha

tidak tetap dan berjangka waktupendek

• Informasi ketersediaan alat yang 

• Keterbatasan modal pemilik

• Pola pembiayaan yang masihterbatas

terbatas

• Katalog produk yang belumkomunikatif

• Waktu pesan pengadaan alat yang cukup panjang

• Regulasi impor alat khusus konstruksi• Syarat tender yang bias ke arah

merek tertentu bukan spesifikasiyang berdasarkan daur kepemilikan

g pyang merepotkan

• Harga beli alat sensitif terhadapharga bahan baku dan komponen

alat secara menyeluruh

• Belum ada dokumen legal ataunomor registrasi alat yang 

harga bahan baku dan komponenimpor

• Pajak berganda untuk mobilisasi dandomisili alatg y g

menyatakan bukti kepemilikandomisili alat

45

Page 46: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Permasalahan Rantai Pasok Alat Berat (2)Permasalahan Rantai Pasok Alat Berat (2)

l d d d l k l k j d l i• Belum adanya standar‐standar layakpakai, kualitas kerja, teknologi, dll.

• Aji mumpung (moral hazard)

• Keselamatan kerja dan pelestarianlingkungan yang belum standar

• Rendahnya kompetensimengambil untung dari ketimpanganpermintaan dan ketersediaan

• Kemampuan manajemen aset yang 

operator, mekanik, dan perakit alatberat

• Belum ada standar kompetensiterbatas pada para pemilik

• Ketersediaan lahan antara untukmelakukan pemeretelan dan

operator alat berat

• Keterbatasan informasi dukunganlogistik bahan bakar, ban, dan suku

perakitan ulang pada saat mobilisasialat

• Pengantaran alat ke lokasi proyek

cadang

• Keterbatasan kapasitas produsenlokal alat berat

terkadang mendapatkan kesulitanakibat akses jalan yang sempit danburuk

• Tingginya suku bunga pinjamansebesar 12‐14%.

46

Page 47: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Analisis SWOT Rantai Pasok Alat BeratAnalisis SWOT Rantai Pasok Alat Berat

47

Page 48: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Analisis SWOTFaktor Internal

K k t (+) K l h ( )Kekuatan (+) Kelemahan (‐)• Pemilik alat berat mempunyai spesialisasi di bidang

konstruksi (S1)• Lengkapnya asosiasi‐asosiasi yang mewakili rantai

• Pola pembiayaan alat berat masih terbatas (W1)• Informasi terbatas tentang ketersediaan dan

kepemilikan alat berat (W2)g p y y gpasok alat berat (S2)

p ( )• Belum adanya standar‐standar layak pakai, teknologi, 

keselamatan, lingkungan, dan katalog (W3)• Kurangnya komposisi dan kompetensi operator dan

mekanik (W4)( )

F kt Ek t lFaktor Eksternal

Peluang (+) Ancaman (‐)• Pertumbuhan investasi konstruksi yang meningkat • Kekurangan alat berat untuk kegiatan konstruksi

(O1)• Regulasi yang memudahkan perencanaan, 

pelaksanaan, dan pembiayaan proyek konstruksi(O2)

infrastruktur (T1)• Permintaan bidang konstruksi yang tidak tetap, 

berjangka waktu pendek, dan kriteria alat yang tidaktransparan (T2)

48

• Pajak Berganda (T3)• Prosedur impor alat berat khusus yang merepotkan

(T4)

Page 49: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Peluang (+)

O1 Peningkatan nilai investasik t k i i f t kt

Ancaman (‐)

T1 Keterbatasan alat berat untukkonstruksi

Strategi Berdasarkan konstruksi infrastruktur

O2 Reformasi regulasi pemerintahuntuk mempercepatpembangunan infrastruktur

konstruksi

T2 Permintaan berjangka pendek

T3 Prosedur impor alat beratkhusus yang menyulitkan

Berdasarkan Matriks TOWS

Kekuatan (+)

S1 Pemilik dengan spesialisasi

pembangunan infrastruktur khusus yang menyulitkan

S1O1 (1) Mengembangkan jejaring S1T1 (6) Menyediakan insentif bagiS1 Pemilik dengan spesialisasibidang konstruksi

S2 Asosiasi yang relatif lengkap

S O ( ) e ge ba g a jeja gkerjasama antar pelakurantai pasok alat berat

S (6) e yed a a se t bagalat berat untuk konstruksi

S2T3 (7) Mengembangkan prosedurimpor untuk alat berat khusus

Kelemahan (‐)

W1 Pola pembiayaan yang terbatas

W1O1 (2) Mengembangkan skemapembiayaan yang efektif

W1T2 (8) Menerapkan skemaproyek muti tahunterbatas

W2 Lemahnya akses informasipermintaan dankepemilikan

pembiayaan yang efektif

W202 (3) Mengembangkan sistempemantauan status alatberat konstruksi

proyek muti tahun

W2T2 (9) Mengembangkanpemantauan rencana proyekdan proyek berjalan

W3 Belum ada standar alat, katalog, teknologi

W4 Kekurangan komposisi dankompetensi operator

W3O2 (4) Menerapkan standar‐standar alat dan penggunaanalat

W4O2 (5) Mengembangkan

W2T1 (10) Melakukan kerjasama dengan pendukung pasokanenergi, suku cadang, dan ban

kompetensi operator W4O2 (5) Mengembangkankerjasama dengan lembagapendidikan dan sertifikasi

49

Page 50: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Usulan kebijakan dalam bataspengaruh PU

d di hi? d O O b i ilik b liApa yang dapat dipengaruhi? PEMILIK dan KONTRAKTOR: bagaimana pemilik mau beli(inves) alat dan bagaimana alat tersedia dan berfungsi dengan baik?

1. Mengembangkan jejaring kerjasama antar pelaku rantai pasok alat berat: persyaratan keanggotaan rantai pasok konstruksi; fasilitas konsolidasi (WEB ataucloud computing) mengarah kepada lelang, sewa‐menyewa, jual‐beli; dokumenlelang dengan basis dukungan rantai pasok alat berat (lihat DOT tentang

ifik i l t d l l l )spesifikasi alat dalam lelang)

2. Mengembangkan skema pembiayaan yang efektif (persyaratan, sukubunga,  kredit, asuransi, hak guna pakai, penjaminan)

3. Mengembangkan sistem pemantauan status alat berat konstruksi: registrasi alat(terdaftar), penggunakan GPS yang terhubung dengan portal internet

4. Menerapkan standar‐standar alat dan penggunaan alat: warrant of fitness (WOF), operator, safety, lingkungan, jaminan pemeliharaan (manajemenaset), katalog alat, standar teknis pekerjaan (jenis alat yang perlu digunakanuntuk pekerjaan tertentu)

50

Page 51: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Usulan kebijakan dalam bataspengaruh PU

b k k d l b d d k d f k5. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan sertifikasi:kompetensi operator dan mekanik, fasilitas peningkatan kemampuanpengelolaan aset alat berat, fasilitas BLK operator dan mekanik, fasilitas pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja

6. Menyediakan insentif bagi alat berat untuk konstruksi: bebas beamobilisasi subsidi bahan bakar (solar bersubsidi selama proyek berjalanmobilisasi, subsidi bahan bakar (solar bersubsidi, selama proyek berjalansesuai dengan jam kerja), fasilitas distribusi ke lokasi tempat kerja(perakitan antara di pelabuhan)

7 M b k d i k l b kh k d h7. Mengembangkan prosedur impor untuk alat berat khusus: kemudahanimpor alat berat khusus

8. Menerapkan skema proyek muti tahunp p y

9. Mengembangkan pemantauan rencana proyek dan proyek berjalan: informasi kepastian proyek konstruksi infratsruktur (jadwal, lokasi, danpenyerapan)penyerapan)

10. Melakukan kerjasama dengan pemasok energi, suku cadang, dan ban51

Page 52: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Prakarsa #1 Jejaring Kerjasama AntarPelaku Alat Berat Konstruksi

Konsolidasi pemilik

JejaringAngkutan Alat

Konsolidasi pemilikdan penggunadalam menjagakeseimbangan

Jejaring Pemilik

Angkutan AlatBerat

permintaan danpenyediaan

Alat Berat

Katalog Alat Berat

Jejaring PenggunaAl B

Jaringan transaksialat berat

Alat Berat

52

Page 53: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Prakarsa #3 Sistem Pemantauan Status Alat Berat Konstruksi

#3. Sistem Pemantauan Alat BeratRegistrasi Alat BeratKonstruksiInfrastruktur

Jumlah Alat Beratyang siap digunakan

Alat Berat yang sedang digunakan

PembelianAlat Berat

mobilisasi Tingkat KebutuhanAlat Berat

Agen AlatBerat

Alat Berat rongsokan(grounded)

demobilisasiAlat Berat

#8 I f i dUtilisasi Alat

#2. SkemaPembiayaanyang efektif

L j I i

#4. StandarisasiAlat

#8. Informasi danpemantauanrencana danpelaksanaan

Yang Tinggi

#6. Penyediaan

Laju InvestasiAlat Berat

pinvestasi

infrastruktur

Insentif AlatBerat Konstruksi

53

Page 54: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Prakarsa #4 Standar‐Standar Alat danPenggunaan Alat Berat

The Advisory Committee on yConstruction Safety and Health (ACCSH) 

Katalog

54

Page 55: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Prakarsa #6 Penyediaan Insentif AlatBerat Konstruksi Infrastruktur

K k t i t h d h (d f i d i PU) t k• Kesepakatan pemerintah daerah (dengan referensi dari PU) untukbebas bea mobilisasi dan demobilisasi alat berat infrastukturterdaftarK k t k it k id k i t i t h d h• Kesepakatan kemitraan koridor ekonomi antar pemerintah daerahuntuk melaksanakan proyek bersama lintas kabupaten/kota

• Subsidi bahan bakar solar selama penggunaan alat• Fasilitas tambahan untuk perakitan di sekitar pelabuhan• Dokumen lelang dengan mempertimbangkan siklus hidup alat (total 

cost of ownership)f p)• Penyederhanaan pajak hak guna pakai (leasing) dan investasi, dan 

asuransi• Pembebasan pajak untuk jangka waktu tertentu (tax holiday) danPembebasan pajak untuk jangka waktu tertentu (tax holiday) dan 

pengurangan pajak (tax allowance)

55

Page 56: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Daya Saing Rantai Pasok Alat BeratDaya Saing Rantai Pasok Alat Berat

k

DAYA SAING#4. Standar danSertifikasi

#5. Lembagapelatihan dansertifikasi Peningkatan

keselamatan danlingkungan hijau#4. Peningkatan

Kemampuan

sertifikasi

PeningkatanMutu Kerja

KemampuanPengelolaan Aset

Penghematanenergi danpemborosan

#1. KonsolidasiKebutuhan danKetersediaan Alat

#6. Insentif AlatBerat Konstruksi

p

#2. SkemaP bi

#8‐9. KepastianI i d

#1. Syarat lelangd b iPembiayaan

EfektifInvestasi dan

Kebutuhan Alatdengan basis rantai pasok

56

Page 57: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

PenutupPenutup

k i k d j kk i k b i f k k• Proyeksi ke depan menunjukkan peningkatan pembangunan infrastruktur untukmempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi dan sosial.

• Cetak biru Sistem Logistik Nasional sangat tergantung pada pembangunaninfrastruktur logistik.

• Rantai pasok konstruksi yang efektif dan efisien merupakan kunci dalampembangunan infrastruktur. 

• Pengelolaan sistem rantai rantai pasok alat berat bertujuan untuk mencapaikondisi terpenuhinya alat berat bagi penyelenggaraan konstruksi yang tercermindari tersedianya alat yang cukup dan baik mutunya secara efektif dan efisien. 

• Usulan kebijakan terdiri dari 10 prakarsa pengembangan rantai pasok alat beratkonstruksi infrastruktur.

• Perlu verifikasi pentingnya dan kemanfaatan kesepuluh prakarsa dan penerimaanPerlu verifikasi pentingnya dan kemanfaatan kesepuluh prakarsa dan penerimaanoleh para pemegang kepentingan. 

• Perlu perincian lebih lanjut ke dalam draf keputusan atau peraturan ataupedomanpedoman.

57

Page 58: Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda

Terima KasihTerima Kasih

58