21
MAKALAH STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM TENTANG SEJARAH PERADABAN ISLAM PERIODE NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM DISUSUN OLEH: PAUSIL : 088142085 DOSEN PEMBIMBING: Dr. AHMAD TAUFIK HIDAYAT, M.Ag PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN IMAM BONJOL PADANG 2014/2015

Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Berbagi Ilmu

Citation preview

Page 1: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

MAKALAH

STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

TENTANG

SEJARAH PERADABAN ISLAM PERIODE NABI

MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

DISUSUN OLEH:

PAUSIL : 088142085

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. AHMAD TAUFIK HIDAYAT, M.Ag

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

IAIN IMAM BONJOL PADANG

2014/2015

Page 2: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebudayaan Islam periode Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa

sallam terbagi menjadi dua periode, yakni periode Mekkah dan periode

Madinah. Periode Mekkah dimulai dengan diangkatnya beliau menjadi Nabi

dan Rasul. Sedangkan periode Madinah dimulai sejak Hijrahnya Rasulullah

dan kaum muslimin ke Madinah setelah lebih kurang 13 tahun berdakwah di

Mekkah.

Periode Mekkah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdakwah

menegakkan tauhid dan dasar-dasar Islam. Karena kentalnya masyarakat

Mekkah dengan agama nenek moyang mereka dan keengganan mereka

meninggalkan sesembahan mereka. Sehingga Nabi shallallahu alaihi wa

sallam banyak mendapatkan kecaman dan siksaan selama berdakwah di

Mekkah. Setelah perjuangan panjang lebih kurang 13 tahun, kemudian beliau

memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Pada periode Madinah, Rasulullah

shallallahu alaihi wa sallam berhasil membangun dan membina masyarakat

Islam yang kuat. Hal ini disebabkan karena antusiasnya masyarakat Madinah

dalam memahami Islam yang diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabat yang

telah lebih dahulu masuk Islam.

Penulis dalam hal ini, Insya Allah akan membahas secara ringkas dan

terbatas mengenai Sejarah Kebudayaan Islam periode Nabi Muhammad

shallallahu alaihi wa sallam.

B. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan merumuskan

permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, yakni:

1. Arab Pra-Islam

2. Periode Mekkah

3. Periode Madinah

Page 3: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

1

BAB II

PEMBAHASAN

SEJARAH PERADABAN ISLAM PERIODE NABI MUHAMMAD SAW.

A. ARAB PRA-ISLAM

1. Asal Usul Bangsa Arab

Para sejarawan membagi kaum-kaum Arab berdasarkan garis

keturunan asal mereka menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab kuno yang sudah punah dan

tidak mungkin melacak rincian yang cukup tentang sejarah mereka,

seperti ‘Ad, Tsamud, Thasm, Judais, Imlaq (bangsa Raksasa) dan lain-

lainnya.

b. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari garis keturunan

Ya’rib bin Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah.

c. Arab Musta’rabah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari garis

keturunan Ismail, yang disebut pula Arab Adnaniyah.1

2. Politik dan Pemerintahan

Bangsa Arab sebelum Islam tidak pernah dijajah oleh bangsa asing,

bahkan tidak pernah tercipta kesatuan politik di seluruh Jazirah Arab.

Kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di Jazirah Arab bagian selatan

umumnya berdaulat atas wilayah mereka yang sempit dan sebatas

masyarakatnya. Mereka lebih suka hidup berkabilah-kabilah dan setiap

kabilah atau suku diperintah oleh seorang syaikh, yaitu seorang yang

dianggap tertua dan berani di antara anggota kabilah tersebut. Oleh karena

itu, tidak ada rasa solidaritas sosial yang menyeluruh bagi semua suku

Arab, bahkan hubungan kerjasama antar suku hanya didasari atas

kepentingan bersama.2

1 Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad saw.

dari Kelahiran Hingga Detik-Detik Terakhir, (Terjemahan dari judul asli: ar-Rahiq al-Makhtum),

(Jakarta: Darul Haq, 2012), Cet. XIV hal. 2-3 2 Ali Hasan al-Karbuthli (Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, (Padang:

IAIN-IB Press, 2001), hal 17)

Page 4: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

2

Para penguasa di jazirah Arab bisa dibagi menjadi dua kelompok:

a. Raja-raja bermahkota, tetapi pada hakikatnya mereka tidak memiliki

independensi.

b. Para pemimpin dan pemuka kabilah atau suku, yang memiliki

kekuasaan dan hak-hak istimewa sama seperti kekuasaan para raja,

mayoritas mereka memiliki independensi penuh. Namun boleh jadi

sebagian mereka bersubordinasi dengan raja bermahkota.3

3. Sosial Kemasyarakatan

Masyarakat, baik nomadik maupun yang menetap, hidup dalam

budaya kesukuan Badui. Organisasi dan identitas social berakar pada

keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang luas. Kelompok

beberapa keluarga membentuk kabilah (clan). Beberapa kelompok kabilah

membentuk suku (tribe) dan dipimpin oleh seorang syaikh. Mereka sangat

menekankan hubungan kesukuan, sehingga kesetiaan atau solidaritas

kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku. Mereka

suka berperang. Karena itu, peperangan antarsuku sering sekali terjadi.

Sikap ini tampaknya telah menjadi tabiat yang mendarah daging dalam diri

orang Arab. Dalam masyarakat yang suka berperang tersebut, nilai wanita

menjadi sangat rendah.4 Bahkan apabila mereka melahirkan anak

perempuan, mereka merasa sangat malu dan hina atau mereka kubur

hidup-hidup. Sebagaimana yang terdapat dalam Firman Allah swt.:

Artinya: Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan

(kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah

padam), dan dia sangat marah. Dia bersembunyi dari orang

3 Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Op. Cit. hal. 12

4 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II), (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2006) hal. 11

Page 5: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

3

banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya.

Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan

atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?

Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu.

Kalaupun anak perempuan itu dibiarkan hidup, maka akan

dibiarkan dalam keadaan hina, tidak diberi warisan juga tidak

diperhatikan, dan lebih cenderung mengutamakan anak laki-laki daripada

anak perempuan.5

4. Ekonomi dan perdagangan

Terikat oleh keadaan geografis alam yang tandus, kering, dan

gersang, maka pada umumnya kehidupan orang Arab sebelum Islam

bersumber dari kegiatan perdagangan dan peternakan. Maka terkenallah

beberapa kota di Hijaz sebagai pusat perdagangan, seperti Makkah,

Madinah, Yaman, dan lain-lain.6

5. Moral dan agama

Kondisi akhlak dan moral masyarakat saat itu sangat merosot dan

jauh dari norma-norma. Seringnya terjadi penindasan dan kekerasan, yang

kuat menindas yang lemah, yang kaya menghisap yang miskin, yang

pandai memeras yang bodoh, dan berkembangnya perbudakan.

Penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam, antara

lain yang terkenal adalah penyembahan terhadap berhala atau paganisme.

Menurut Syalabi penyembahan berhala itu pada mulanya ialah ketika

orang-orang Arab itu pergi keluar kota Makkah, mereka selalu membawa

batu yang diambil dari sekitar Ka’bah. Mereka mensucikan batu dan

menyembahnya di mana mereka berada. Lama-lama dibuatlah patung yang

disembah dan mereka berkeliling mengitarinya (tawaf), dan di saat-saat

tertentu mereka masih mengunjungi Ka’bah. Kemudian mereka

memindahkan patung-patung mereka di sekitar Ka’bah yang jumlahnya

mencapai 360 buah. Di samping itu ada patung-patung besar yang ada di

5 Tafsir Ibnu Katsir (Terjemahan: M. Abdul Ghaffar dan Abdurrahim Mu’thi, Tafsir Ibnu

Katsir Jilid 5, (Bogor: Pustaka Imam Syafi’I, 2003) Cet. I, hal. 73) 6 Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, (Padang: IAIN-IB Press, 2001),

hal 20

Page 6: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

4

luar Makkah, yang terkenal ialah Manah/Manata di dekat Yasrib atau

Madinah, al-Latta di Thaif, dan al-Uzza di Hijaz. Hubal ialah patung yang

terbesar yang terbuat dari batu akik yang berbentuk manusia yang

diletakkan dalam Ka’bah. Mereka percaya bahwa menyembah berhala-

berhala itu bukan menyembah kepada wujud berhala itu tetapi hal tersebut

dimaksudkan sebagai perantara untuk menyembah Tuhan.7 Sebagaimana

diterangkan di dalam al-Qur’an:

… …

Artinya: “…Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar

mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-

dekatnya…”

Qatadah, as-Suddi, Malik Dari Zaid bin Aslam dan Ibnu Zaid

berkata: “Melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah

dengan sedekat-dekatnya’, yaitu agar mereka memberikan syafa’at kepada

kami dan mendekatkan kedudukan kami kepada-Nya.” Untuk itu dulu

pada masa jahiliyah mereka mengucapkan talbiyah mereka di waktu haji:

“Aku penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu kecuali sekutu yang

Engkau miliki, Engkau memilikinya sedang ia tidak memiliki. Syubhat

inilah yang dipegang teguh oleh kaum musyrikin sejak masa lalu dan masa

berikutnya.8

6. Kesenian

Sekitar kota Mekkah banyak terdapat pasar-pasar kesenian. Pasar-

pasar tersebut dijadikan pusat keramaian bagi penyair-penyair Arab. Di

antaranya yang terkenal yaitu ‘Ukaz dan Zul Majaz. Di sini penyair-

penyair membacakan syair-syairnya dan biasanya dipertandingkan di

antara mereka. Bagi yang terbaik mendapat mu’alaqat sebagai tanda

7 Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos, 1997) Cet. I, hal. 8-

9 8 Tafsir Ibnu Katsir (Terjemahan: M. Abdul Ghaffar dan Abdurrahim Mu’thi, Tafsir Ibnu

Katsir Jilid 7, (Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2003) Cet. I, hal. 87)

Page 7: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

5

penghargaan. Mu’alaqat semacam piagam berisikan syair sang juara yang

ditulis dengan tinta emas dan digantungkan di dinding Ka’bah.9

7. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Di kalangan bangsa Arab sebelum Islam berkembang ilmu nujum,

ilmu falaq dan sebagainya. Ilmu falaq amat berguna bagi mereka untuk

menentukan cuaca. Ilmu arsitek/bangunan hanya berguna/berkembang

pada umumnya di Yaman.10

B. PERIODE MEKKAH

1. Masa kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

Sayyidul Mursalin dilahirkan di tengah kabilah bani Hasyim di

Mekkah pada hari Senin 9 Rabi’ul Awal saat tragedi pasukan bergajah,

bertepatan pada tanggal 20 atau 22 April 571 M.11

Menurut Caussin De

Parceval dalam essai sur l’ Histoire des Arabes menyatakan bahwa

Muhammad dilahirkan pada bulan Agustus 570 M. Tetapi pada umumnya

mengatakan bahwa dia dilahirkan pada tanggal 12 Rabi’ul Awal.12

Abdul Muthallib, kakek Nabi Muhammad ketika mendengar kabar

kelahiran cucunya, beliau langsung mendatanginya dan menggendongnya

mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dan ia berkata: “Wahai cucuku

yang diberkati Allah, aku akan menamaimu Muhammad. Kelahiran ini

diiringi dengan kesucian dan kemenangan bagi Rumah Suci, semoga

berkah selalu baginya!”13

Beliau lahir dalam keadaan yatim, karena ayahnya Abdullah

meninggal dunia ketika Muhammad masih dalam kandungan ibunya

Aminah. Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh Halimah

9 Maidir Harun dan Firdaus, Op. Cit. hal 22

10 Maidir Harun dan Firdaus, ibid

11 Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, ar-Rahiq al-Makhtum, Bahtsun fi as-Sirah an-

Nabawiyah ‘ala Shohibiha Afdhalu ash-Sholatu wa as-Salam, (Beirut: Dar al-Fikr, 2008) Cet. I,

hal 36 12

Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera AntarNusa,

1993) Cet. XVI, hal. 49 13

Tahia al-Ismail, Tarikh Muhammad saw. Teladan Perilaku Ummat, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 1996) Cet. I, hal 12

Page 8: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

6

Sa’diyah, yang sebelumnya disusui oleh budak perempuan Abu Jahal yaitu

Tsuwaibah.14

Selama itu beliau saw. banyak membawa keberkahan

terhadap keluarga Halimah as-Sa’diyah. Lebih kurang empat sampai lima

tahun beliau tinggal di perkampungan kabilah Bani Sa’ad, hingga

terjadinya peristiwa dibelahnya dada beliau. Dalam peristiwa tersebut

Jibril membelah jantungnya dan mengeluarkan segumpal darah yang

merupakan bagian setan, sehingga bila tetap ada niscaya ia dapat

memperdayai Muhammad. Kemudian jantubg tersebut dicuci denga air

zamzam dan dikembalikan ke tempatnya semula. Setelah itu, kurang lebih

dua tahun dia berada dalam asuhan ibu kandungnya. Ketika berusia enam

tahun, dia menjadi yatim piatu.

Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib megambil alih

tanggung jawab merawat Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul

Muthalib meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya

beralih kepada pamannya, Abu Thalib.

Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai pengembala kambing

keluarganya dan keluarga penduduk Mekkah. Melalui kegiatan

pengembalaan ini dia menemukan tempat untuk berpikir dan merenung.

Nabi Muhammad ikut untuk pertama kali dalam kafilah dagang ke

Syria (Syam) dalam usia baru 12 tahun. Kafilah itu dipimpin oleh Abu

Thalib. Dalam perjalanan ini, di Bushra, sebelah selatan Syria, ia bertemu

dengan seorang pendeta Kristen bernama Buhairah. Pendeta ini melihat

tanda-tanda kenabian pada Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita-

cerita Kristen. Sebagian sumber menceritakan bahwa pendeta itu

menasehati Abu Thalib agar jangan terlalu jauh memasuki daerah Syria,

sebab dikhawatirkan orang-orang Yahudi mengetahui tanda-tanda itu akan

berbuat jahat terhadapnya.

Pada usia yang kedua puluh lima, Muhammad berangkat ke Syria

membawa barang dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama

14

Tahia al-Ismail, Op. Cit. hal. 13

Page 9: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

7

menjanda, Khadijah yang kemudian menjadi istrinya. Ketika itu

Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun.

Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad

terjadi pada saat usianya 35 tahun. Waktu itu bangunan Ka’bah rusak

berat. Ketika terjadi perselisihan mengangkat dan meletakkan hajar aswad

di tempatnya semula, karena setiap suku merasa berhak malakukannya.

Kemudian para pemimpin Qurays sepakat bahwa orang yang pertama

masuk ke Ka’bah melalui pintu Shafa, akan dijadikan hakim untuk

memutuskan perkara ini. Ternyata Muhammad yang pertama kali masuk

dan yang dipercaya menjadi hakim. Ia membentangkan kain dan

meletakkan hajar aswad di tengah-tengah, lalu meminta seluruh kepala

suku memegang tepi kain itu dan mengangkatnya bersama-sama. Setelah

sampai pada ketinggian tertentu Muhammad meletakkan batu itu pada

tempatnya semula.

2. Masa Kenabian dan Kerasulan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

Tatkala usia beliau mendekati 40 tahun, beliau mulai suka

mengasingkan diri. Ketika pengasingan diri (uzlah) di gua Hira’ memasuki

tahun ketiga tepatnya di bulan Ramadhan Allah mengangkatnya sebagai

nabi dengan mengutus Jibril kepadanya yang membawa beberapa ayat al-

Qur’an, yaitu surat al-‘Alaq ayat 1-5. Itulah wahyu pertama. Malam

terjadinya peristiwa itu kemudian dikenal sebagai “Malam penuh

keagungan” (Lailah al-Qadr), dan menurut riwayat terjadi menjelang akhir

bulan Ramadhan (610).15

Kemudian, Allah memuliakan beliau dengan

mengangkat menjadi rasul dengan diturunkannya al-Qur’an surat al-

Mudatsir ayat 1-5, sebelumnya wahyu tidak diturunkan (vakum) beberapa

hari setelah wahyu pertama.

a. Perjuangan Dakwah

Secara umum, pada periode Mekkah, kebijakan dakwah yang

dilakukan Nabi Muhammad adalah dengan menonjolkan

15

Philip K. Hitti, History of The Arabs; From the Earliest Times to the Present, (Jakarta:

PT Serambi Ilmu Semesta, 2010), Cet. II, hal. 141

Page 10: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

8

kepemimpinannya, bukan kenabiannya. Implikasinya, dakwah dengan

strategi politik yang memunculkan aspek-aspek keteladanannya dalam

menyelesaikan berbagai persoalan sosial (egalitarisme) lebih tepat

dibandingkan dengan aspek kenabiannya dengan melaksanakan

tabligh.16

Permulaan dakwah Rasulullah disampaikan kepada kerabat

dekat dan para tokoh masyarakat Quraisy seperti Abu Bakar as-Siddiq

sebagai sahabat beliau yang paling tulus. Orang yang pertama kali

masuk Islam adalah Khadijah, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib,

Abu Bakar as-Siddiq, Utsman bin ‘Affan, az-Zubair bin al-‘Awwam,

Sa’ad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf, dan Thalhah bin

‘Ubaidillah. Kemudian diikuti oleh para tokoh Quraisy seperti

‘Ubaidah bin al-Jarrah, al-Arqam bin Abu al-Arqam,17

dan lain-lain.

Perjuangan dakwah ini dilakukan secara rahasia yang berpusat di

rumah al-Arqam bin Abu al-Arqam. Dakwah yang bersifat individu ini

berjalan selama lebih kurang tiga tahun, kemudian turunlah perintah

kepada Nabi saw., untuk menyampaikan dakwah kepada kaumnya

secara terang-terangan, dan menentang kebatilan mereka serta

menyerang berhala-berhala mereka.

Tatkala turun perintah dakwah dari Allah subhanahu wa ta’ala

secara terang-terangan dan melawan kemusyrikan, sebagaimana yang

terdapat dalam al-Qur’an surat al-Hijr ayat 94-95:

4949Artinya: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala

apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari

orang-orang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu

daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olok

(kamu). (Q.S. al-Hijr: 94-95)

16

Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Melacak Akar-akar

Sejarah, Sosial, Politik dan Budaya Ummat Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), hal.

13 17

Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Op. Cit., hal 93

Page 11: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

9

dan tatkala turun ayat:

419Artinya: Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat.

(Q.S. asy-Syu’ara’: 214)

Rasulullah naik ke atas bukit Shafa, lalu menyeru kepada

kabilah-kabilah Quraisy. Kemudian tak berapa lama mereka pun

berkumpul. Lalu Beliau berkata, “Bagaimana menurut pendapat kalian

kalau aku beritahukan bahwa ada segerombolan pasukan kuda di

lembah sana yang ingin menyerang kalian, apakah kalian akan

mempercayaiku?” Mereka menjawab, “Ya, kamu tidak pernah tahu

dari dirimu selain kejujuran.” Beliau berkata, “Sesungguhnya aku

adalah pemberi peringatan kepada kalian akan azab yang amat pedih.”

Abu Lahab menanggapi, “Celakalah engkau sepanjang hari! Apakah

hanya untuk ini engkau kumpulkan kami?”

Maka ketika itu turun ayat: “Celakalah

kedua tangan Abu Lahab” (Q.S. Al-Lahab: 1). Yakni benar-benar

merugi lagi gagal, amal perbuatan dan usahanya pun tersesat.18

Rasulullah melakukan dakwah Islam secara terang-terangan di

tempat-tempat berkumpul dan bertemunya kaum musyrikin. Beliau

membacakan Kitabullah dan menyampaikan ajakan yang selalu

disampaikan oleh para rasul terdahulu kepada kaum mereka, “Wahai

kaumku! Sembalah Allah. Kalian tidak memiliki Tuhan selainNya”.

Dan beliau juga memamerkan praktik ibadahnya kepada Allah,

melakukannya di halaman Ka’bah pada siang hari dan disaksikan oleh

khalayak ramai. Dakwah yang beliau lakukan tersebut mendapat

sambutan baik dari mereka sehingga banyak di antara mereka yang

masuk ke dalam agama Islam.

Manakala musim haji telah datang yang dilakukan Rasulullah

adalah membututi jama’ah-jama’ah yang datang hingga sampai ke

18

Abdullah bin Muhammad al-Sheikh, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8, (Bogor:

Pustaka Imam Syafi’I, 2003), hal. 568

Page 12: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

10

tempat-tempat mereka, di pasar ‘Ukazh, Majinnah, dan Dzul Majaz.

Beliau mengajak mereka untuk menyembah Allah, sedangkan Abu

Lahab selalu membututi dan memotong setiap ajakan beliau dengan

berbalik mengatakan kepada mereka “Jangan kalian patuhi dia karena

dia adalah seorang pembawa agama baru lagi pendusta”. Dan

kenyataannya, justru dari musim itulah perihal Rasulullah menjadi

pusat perhatian delegasi Arab dan namanya menjadi buah bibir orang

di seantero negeri Arab.

Seiring banyaknya orang yang membenarkan ajakan Beliau,

seiring dengan itu kebencian para pembesar Quraisy yang enggan

menerima dakwah Rasul juga semakin membara. Sehingga begitu

banyak celaan, cobaan, dan siksaan yang diterima oleh Nabi dan orang

Islam saat itu. Di antaranya Ammar bin Yasir dan kedua orang tuanya

pernah diseret oleh orang-orang Quraisy ke al-Abthah untuk disiksa.

Bahkan kedua orang tuanya ditikam oleh Abu Jahal dengan lembih

hingga menjadi syahid. Di antara kaum muslimin yang sangat berat

siksaannya adalah Bilal, dia adalah seorang budak Habsyi yang

digambarkan oleh Rasulullah sebagai buah pertama dari kaum Habsyi.

Selain itu, yang juga menerima siksaan yang berat ialah Khabbab bin

al-Arut. Siksa yang menimpa kaum muslimin ketika itu tidak hanya

dirasakan oleh kaum laki-laki, juga kaum perempuan. Alkisah

Labinah, seorang budak perempuan kepunyaan Bani Mu’min yaitu

Hay Bani ‘Addi bin Ka’b) masuk Islam, kemudian Labinah dibeli oleh

Abu Bakar as-Shiddiq dan memerdekakannya. 19

b. Dakwah di luar kota Makkah

1) Kaum muslimin Hijrah ke Habsyi

Pada awal tahun 615 M20

kaum muslimin hijrah ke Habsyi.

Penganiayaan dan intimidasi orang-orang Quraisy merupakan ujian

19

Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009)

Cet. III, hal. 137 20

Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, bagian kesatu & dua, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 1999), hal. 36

Page 13: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

11

yang hebat bagi Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya. Salah

satu langkah antisipatif penyelamatan, Nabi Muhammad telah

memerintahkan untuk berhijrah ke Habasyah21

(Habsyi) yang

waktu itu dipimpin oleh Najasyi, seorang yang beragama

Nasrani.22

Rombongan ini terdiri dari 12 orang laki-laki dan empat

orang wanita, dikepalai oleh Utsman bin Affan.23

Pada tahun yang sama, tepatnya di bulan Syawwal

rombongan ini kembali ke Makkah, karena berita dusta tentang

peristiwa Gharaniq, bahwa orang-orang Quraisy telah masuk

Islam. Ternyata berita tersebut berbanding terbalik, sehingga

setelah di Mekkah kaum Quraisy semakin menjadi-jadi melakukan

penyiksaan terhadap kaum muslimin. Oleh karena itu, Rasulullah

kembali memerintahkan kaum muslimin untuk kembali ke

Habasyah (Habsyi). Rombongan yang kedua ini terdiri dari 83 laki-

laki dan 18 atau 19 perempuan.24

2) Hijrah ke Tha’if

Pada bulan Syawwal tahun ke-10 kenabian atau tepatnya

pada penghujung bulan Mei atau awal Juni tahun 619 M Rasulullah

pergi menuju kota Thaif yang letaknya sekitar 60 mil dari kota

Makkah.25

Dengan harapan semoga Allah memberikan petunjuk

kepada penduduknya untuk memeluk agama Islam. Pada

kenyataannya penduduk Tha’if justru menolak beliau dengan

penolakan yang lebih buruk. Mereka menuntut beberapa mukjizat

tertentu darinya seperti mereka meminta agar beliau dapat

membelah bulan menjadi dua, lalu beliau memohonkan kepada

21

Ketika itu Rasulullah menyaksikan para sahabatnya menderita karena siksaan orang-

orang musyrik Makkah, berkatalah beliau kepada mereka: “Kalian lebih baik hijrah ke tanah

Habsyi, karena di sana rajanya terkenal adil dan bijaksana, tidak seorang pun ada yang teraniaya.

Negeri Habsyi adalah negeri yang aman. Berangkatlah ke sana sampai Allah member jalan keluar

dari penderitaan yang menimpa kalian selama ini. (Hasan Ibrahim Hasan: hal 162) 22

Ajid Thohir, Op. Cit. hal. 14 23

Shafiyurrahman, Op. Cit. hal. 122 24

Op. Cit., hal. 125 25

Op. Cit., hal. 178

Page 14: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

12

Allah agar memperlihatkan kepada mereka. Namun, mereka tetap

pada kekafirannya.

c. Isra’ Mi’raj

Isra’ yaitu Rasulullah diperjalankan dari Masjidil Haram ke

Masjidil Aqsho yaitu Baitul Maqdis setelah menyebarkan Islam di

Mekkah kepada orang-orang Quraisy dan kabilah-kabilahnya.26

Mi’raj

yaitu perjalanan Rasulullah dari Baitul Maqdis naik ke langit ke

tujuh.27

Malam itu Beliau dimi’rajkan dari Baitul Maqdis menuju langit

dunia. Di sana beliau melihat Adam, bapak manusia. Kemudian beliau

dimi’rajkan ke langit kedua, di sana beliau melihat Nabi Yahya

alaihissalam dan Isa alaihissalam. Kemudian beliau dimi’rajkan ke

langit ketiga, di sana beliau melihat nabi Yusuf alaihissalam.

Kemudian beliau dimi’rajkan ke langit keempat, di sana beliau melihat

Nabi Idris alaihissalam. Kemudian beliau dimi’rajkan ke langit

kelima, di sana beliau melihat Nabi Harun alaihissalam. Kemudian

beliau dimi’rajkan ke langit keenam, di sana beliau melihat Nabi Musa

alaihissalam. Kemudian beliau dimi’rajkan ke langit ketujuh, di sana

beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim alaihissalam. Kemudian beliau

naik ke Sidratul Muntaha, lalu al-Bait al-Ma’mur dinaikkan untuknya.

Kemudian beliau dimi’rajkan lagi menuju Allah yang Maha Agung

lagi Mahaperkasa. Kemudian Dia mewahyukan kepada hamba-Nya

mewajibkan 50 waktu shalat. Kemudian Beliau kembali hingga

melewati Nabi Musa alaihissalam. Musa lalu bertanya kepada beliau,

‘Apa yang diperintahkan kepadamu?’ Beliau menjawab, ’50 waktu

shalat’. Dia berkata, ‘Umatmu pasti tidak sanggup melakukan itu,

kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu.’

Lalu Jibril membawa beliau kembali naik ke hadapan Allah. Lalu

Allah menguranginya menjadi 10 waktu shalat. Kemudian ketika

26

Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawiyah, al-Juz’ ats-Tsanyi, (Beirut: Dar al-Kitab al-

Araby, 1990) Cet. III, hal. 47 27

Philip K. Hitti, Op. Cit., hal. 143

Page 15: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

13

melewati Nabi Musa, dan beliau memberitahukan hal tersebut

kepadanya. Dia berkata, ‘Kembalilah lagi kepada Rabbmu dan

mintalah keringanan!’ Beliau terus mondar-mandir antara Nabi Musa

dan Allah hingga akhirnya Allah menjadikannya 5 waktu shalat.28

d. Bai’at al-‘Aqabah

Pada musim haji sesudah perang Bu’ats, berangkatlah

serombongan orang-orang Khazraj menuju Makkah untuk berhaji.

Sesampainya di Makkah mereka ditemui Rasulullah di ‘Aqabah dan

pada saat itu pula mereka mendengar dakwah beliau lalu

menerimanya. Ketika tiba musim haji tahun berikutnya, datanglah ke

Makkah dua belas orang penduduk Yatsrib untuk menemui Rasulullah

di ‘Aqabah. Kemudian pada malam harinya mereka melakukan bai’at

tanda setia kepada beliau yang disebut dengan Bai’at an-Nisa’ atau

Bai’at al-Aqabah al-Ula.29

Pada tahun 622 M terjadi sumpah setia kedua (Bai’at al-

‘Aqabah al-Tsaniyah) yang berisikan pernyataan bahwa mereka tidak

hanya menerima Muhammad sebagai nabi dan menjauhi perbuatan

dosa, akan tetapi juga sanggup berperang membela Tuhan dan rasul-

Nya.30

Selain itu, mereka mengharapkan Nabi Muhammad hijrah ke

Yatsrib, karena mereka sangat membutuhkan seseorang yang akan

menjadi pemimpin mereka dan menyelesaikan sengketa antara suku

Aus dan suku Khazraj yang telah terjadi bertahun-tahun.

C. PERIODE MADINAH

1. Hijrah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam

Melihat pesatnya dakwah Islam di Yatsrib dan masuknya suku Aus

dan Khazraj, maka Nabi saw. memerintahkan umatnya untuk berhijrah ke

kota itu secara perorangan atau kelompok kecil agar tidak diketahui oleh

28

Shafiyurrahman, Op. Cit., hal. 197-198 29

Hasan Ibrahim Hasan, Op. Cit., hal. 175-176 30

Maidir Harun dan Firdaus, Op. Cit., hal. 28

Page 16: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

14

orang-orang Quraisy.31

Sedangkan Nabi sendiri menyusul dan sampai di

sana pada 24 September 622,32

yang ditemani oleh Abu Bakar as-Shiddiq.

2. Membangun masyarakat Islam

Selama 13 tahun Nabi saw. telah menegakkan tauhid di Mekkah

dengan penuh tantangan dan siksaan dari kaum kafir Quraisy. Selama itu

belum terbentuk komunitas Islam karena jumlah yang sedikit dan penuh

tekanan musuh. Maka ketika Nabi hijrah ke Madinah, barulah terbentuk

masyarakat Islam.

Usaha Nabi saw. dalam membangun masyarakat Islam di Madinah

yaitu:

a. Membentuk pemerintahan

Nabi Muhammad saw. di samping sebagai rasul, beliau

diangkat oleh suku Auz dan Khazraj sebagai pemimpin. Usaha yang

dilakukan Nabi untuk mengatur umat Islam di Madinah membentuk

konstitusi yang disebut dengan Piagam Madinah, yang berisi 47 pasal

diantaranya 5 poin yang terpenting yaitu:

1) Bahwa komunitas ini mempunyai kepentingan agama dan politik

2) Kemerdekaan beragama terjamin bagi semua komunitas

3) Seluruh penduduk Madinah memiliki toleransi moril dan materil

serta menangkal agresi yang ditujukan kepada Madinah

4) Rasulullah adalah pemimpin tertinggi penduduk Madinah

5) Penetapan dasar politik, ekonomi, dan sosial bagi setiap komunitas.

b. Pembentukan sistem sosial kemasyarakatan

Rasulullah mempersaudarakan di antara kaum muslimin.

Mereka kemudian membagikan rumah yang mereka miliki, bahkan

juga istri-istri dan harta mereka. Rasulullah telah menciptakan sebuah

kesatuan yang berdasarkan agama sebagai pengganti dari persatuan

yang berdasarkan kabilah.33

31

Ali Mufrodi, Op. Cit., hal. 23 32

Philip K. Hitti, Op. Cit., hal. 145 33

Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008) hal. 63

Page 17: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

15

c. Dakwah

Rasulullah mendirikan mesjid sebagai tempat penyelenggaraan

ibadah dan pendidikan agama, juga menjadi pusat pertemuan umat

Islam untuk bermusyawarah.

d. Militer

Nabi Muhammad saw. membentuk pasukan perang yang terdiri

dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar, karena sering terjadi

peperangan.

e. Ekonomi dan Sumber Keuangan Negara

Rasulullah saw. memperhatikan dan mengatur perdagangan dan

transaksi sesuai dengan norma-norma yang dianjurkan. Seperti

bersikap adil, kesaksian yang jujur, dan tidak melakukan praktik riba.

Tentang pengolahan pertanian beliau menyerahkan kepada masyarakat

Madinah, karena mereka lebih ahli daripada orang-orang Mekkah.

3. Masa Peperangan

a. Perang Badar al-Kubra

Perang ini terjadi di Badar, 144,5 km sebelah barat daya

Madinah pada bulan Ramadhan.34

Besar kekuatan umat Islam

sebanyak 313 orang laki-laki, sementara dari kaum kafir Quraisy

berjumlah sekitar 1000 orang. Berkat pertolongan Allah kemudian

dengan perjuangan umat Islam yang dipimpin oleh Nabi saw., umat

Islam mampu memukul mundur pasukan kafir Quraisy.

b. Perang Uhud

Perang ini terjadi tahun 625 M35

pada pertengahan bulan

Sya’ban pada tahun kedua Hijriyah. Perang ini disebabkan oleh

perasaan dendam kaum kafir Quraisy yang meluap karna kekalahannya

pada perang Badar. Dalam perang ini kaum muslimin mengalami

kekalahan dan tidak luput Rasulullah pun terluka dan gigi serinya

tanggal.

34

Philip K. Hitti, Op. Cit., hal. 146 35

Ira M. Lapidus, Op. Cit. Hal. 47

Page 18: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

16

c. Perang Ahzab (Khandaq)

Perang ini terjadi pada tahun kelima Hijriyah, disebabkan oleh

rasa dendam orang-orang kafir Quraisy masih tersisa dan mereka

mengira bahwa Nabi Muhammad telah kalah dan tersingkir karena

perang Uhud. Perang ini dinamakan khandaq karena usulan dari

Salman al-Farisi untuk menggali parit. Sebelumnya, kaum muslimin

dibaikot sehingga mengalami kelaparan. Saking laparnya Rasulullah

dan kaum muslimin sampai mereka meletakkan batu pada perut.

d. Perang Khaibar

Terjadi pada bulan Muharram tahun ketujuh Hijriyah, yang

disebabkan oleh orang-orang Khaibar yang menjadi sarang makar,

pusat konspirasi, tempat memprovokasi, sumber keonaran, dan pemicu

api peperangan. Mereka menghasut bani Quraizhah melakukan

pengkhianatan dan bersekutu dengan kaum Zindiq.

e. Fathul Mekkah

Perang ini terjadi pada tahun kedelapan Hijriyah yang

disebabkan karena pelanggaran kaum kafir Quraisy terhadap perjanjian

Hudaibiyah. Rasulullah saw. mengingatkan para sahabat bahwa Abu

Sufyan akan datang ke Madinah untuk memperkuat perdamaian dan

memperpanjang masanya.36

Dalam peristiwa ini terjadi penaklukan

besar-besaran yang dengannya Allah memuliakan agama, Rasul,

tentara, dan kelompoknya yang terpercaya. Dengannya

terselamatkanlah tanah suci dan rumah-Nya yang dia jadikan sebagai

petunjukbagi alam semesta dari cengkeraman orang-orang kafir dan

musyrik.37

4. Wafatnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam

Pada tanggal 28 atau 29 bulan Safar tahun 11 Hijriyah Rasulullah

saw. menghadiri penguburan jenazah seorang sahabat di Baqi’. Ketika

36

Ibnu Hazam al-Andalusy, Jawami’as-Sirah an-Nabawiyah, (Beirut: Dar al-Kutub al-

Ilmiah), hal. 177 37

Ibnu Qoyyim al-Jauziyah, Zad al-Ma’ad, (Mesir: al-Mathba’ah al-Misriyyah, 1927),

hal. 160

Page 19: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

17

kembali, di tengah perjalanan beliau merasakan pusing dan panas mulai

merambat disekujur tubuh. Nabi shalat bersama para sahabat dalam

keadaan sakit selama 11 hari, sedangkan jumlah hari sakit beliau adalah 13

atau 14 hari.38

Rasulullah saw. wafat pada saat waktu Dhuha sedang

panas-panasnya, yaitu pada hari senin 12 Rabi’ul Awwal tahun 11

Hijriyah, umur beliau saat itu telah mencapai 63 tahun lebih empat hari.

Rasulullah saw. hidup tiga tahun lamanya setelah memakan

kambing yang telah diracuni di Khaibar sampai beliau jatuh sakit yang

mengantarkan kepada kematian. 39

Dari Aisyah r.a., dia berkata: Nabi saw

bersabda pada saat sakitnya yang mengantarkan beliau pada kematian,

“Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakitnya makanan yang telah aaku

makan di Khaibar. Maka inilah saatnya aku merasakan aortaku mulai

berhenti disebabkan racun tersebut”.” (H.R. Bukhari)

38

Shafiyurrahman, Op. Cit., hal. 693 39

Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani, Pesan-pesan Rasulullah Menjelang Wafat,

(Jakarta: Darul Haq, 2013), hal. 131

Page 20: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari uraian di atas, yaitu:

1. Keadaan masyarakat Mekkah sebelum munculnya cahaya Islam sangat

jauh dari kemanusiawian. Misalnya, membunuh bayi perempuan,

merendahkan kaum perempuan, maraknya perjudian, bermain perempuan,

khamar, dan lain sebagainya.

2. Masa kecil sampai masa remaja Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam

merupakan teladan yang baik bagi manusi. Kehidupan yang penuh

kemandirian dan ketekunan sudah selayaknya jadi figur bagi pemuda-

pemuda Islam.

3. Dakwah Islam periode Mekkah berlangsung lebih kurang 13 tahun dengan

menegakkan tauhid dan dasar-dasar Islam.

4. Dakwah Islam periode Madinah menyempurnakan perintah-perintah

ibadah dan muamalah serta berperang membela agama Allah dan Rasul-

Nya

5. Rasulullah wafat tidaklah mewariskan uang Dinar dan Dirham, tetapi

beliau mewariskan Ilmu. Maka siapa yang mengambil warisan Rasulullah,

maka ia telah mengambil bagian yang sangat banyak.

B. KRITIK DAN SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka

penulis sangat mengharapkan kritikan yang dapat mendukung untuk lebih

baiknya di masa yang akan datang. Penulis juga menyarankan kepada

pembaca, agar membaca buku-buku yang berkaitan dengan Sejarah Peradaban

Islam terutama periode Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan buku-

buku sirah Nabawiyyah yang telah banyak ditulis oleh para ulama dan peneliti

sejarah. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan perlindungan,

semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.

Page 21: Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Armstrong, Karen, Muhammad Prophet for Our Time, (Bandung: Mizan, 2007)

Cet. I

Al-Andalusy, Ibnu Hazm, Jawami’ as-Sirah an-Nabawiyah, (Beirut: Dar al-Kutub

al-Ilmia)

Al-Ismail, Tahia, Tarikh Muhammad Teladan Perilaku Ummat, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada 1996) Cet. I

al-Jauziyah, Ibnu Qoyyim, Zad al-Ma’ad, (Mesir: al-Mathba’ah al-Misriyyah,

1927) al-Mubarakfuri, Shafiyurrahman, Perjalanan Hidup Rasul yang Agung

Muhammad saw. dari Kelahiran Hingga Detik-Detik Terakhir,

(Jakarta: Darul Haq, 2012), Cet. XIV

___________, ar-Rahiq al-Makhtum, (Beirut: Dar al-Fikr, 2008)

Al-Qahthani, Sa’id bin Ali bin Wahf, Pesan-pesan Rasulullah saw. Menjelang

Wafat, (Jakarta: Darul Haq, 2013) Cet. V

al-Sheikh, Abdullah bin Muhammad, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5,

(Bogor: Pustaka Imam Syafi’I, 2003)

___________, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7, (Bogor: Pustaka Imam

Syafi’I, 2003)

___________, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8, (Bogor: Pustaka Imam

Syafi’I, 2003)

Haekal, Muhammad Husain, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera

AntarNusa, 1993) Cet. XVI

Harun, Maidir, dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, (Padang: IAIN-IB Press,

2001)

Hasan, Hasan Ibrahim, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009)

Cet. III

Hitti, Philip K., History of The Arabs; From the Earliest Times to the Present,

(Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2010), Cet. II

Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawiyah, al-Juz’ ats-Tsanyi, (Beirut: Dar al-Kitab

al-Araby, 1990) Cet. III Lapidus, Ira M, Sejarah Sosial Ummat Islam (Bagian kesatu & Dua), (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 1999) Cet. I

Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos, 1997) Cet. I

Supriyadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008) Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Melacak Akar-

akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam), (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2004) Cet. I

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II), (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2006)