13
BAB 3 TARI TUNGGAL DAN KELOMPOK NON-ETNIK

Bab 3

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 3

TARI TUNGGAL DAN KELOMPOK NON-ETNIK

A. Tari Non-EtnikTari nonetnik memiliki kriteria-kriteria tertentu, yaitu

sebagai berikut.1. Lebih mengutamakan repertoar pola gerak hasil

eksplorasi;2. Makna atau pesan dari tarian sebagai ungkapan

ekspresi pribadi;3. Menunjukkan kebebasan kreativitas secara

koreografi;4. Tidak menunjukkan identitas kultural.Tari nonetnik, jika dijabarkan berdasarkan arti kata,

adalah ungkapan ekspresi jiwa manusia melalui media gerak dan ritme. Nonetnik berarti bukan termasuk jenis tari yang mentradisi, bukan termasuk jenis tari yang kehidupannya menjadi lekat dengan adat istiadat masyarakatnya.

A. Tari Non-EtnikBanyak orang menyebut tari nonetnik dengan

beberapa sebutan, seperti Modern Dance, Tari Kontemporer, Tari Latar, Komposisi Tari.

B. Tari Kreasi Tuggal Non-EtnikPenyajian tari tunggal hanya dilakukan pada saat

tertentu, ketika satu grup dance menantang grup yang lain untuk beradu kemampuan menari dengan energik dan menarik minat penonton. Tarian tersebut harus didukung kekuatan fisik dan mental. Artinya, tidak menjadi pesimis ketika grup lain menari dengan lebih baik dari pada grupnya sendiri. Namun, berbeda dengan sajian komposisi tari “Ambigu” karya Lena Guslina, atas ulasan oleh F.X. Widaryanto tentang seorang penata tari muda dari Jawa Barat. Karya tarinya ini menyajikan tarian sendiri, hanya dibantu sebuah layar putih dan sebuah kain bermotif batik di sisi lainnya. Dia mengolah gerakan menjadi rangkaian gerak tari yang tidak melepaskan diri dari kaidah seni.

C. Tari Kreasi Kelompok NonetnikBerikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam tari kreasi

kelompok.a. Penari pada tari kelompok harus berlatih bersama

secara teknik.b. Penari kelompok harus memiliki kemampuan teknis

dan praktis dalam menari sejajar dan tidak kacau.c. Membuat beberapa komposisi gerak berdasarkan:

1) Garis lantai simetris maupun asimetris2) Level penari, baik rendah, sedang, dan tinggi3) Pola gerak, serempak, berurutan, berselang,

dan imbang4) Tempo gerakan: lambat, sedang, dan cepat5) Intensitas penggunaan tenaga, yang sama

kuat, sedang dan lemah

C. Tari Kreasi Kelompok NonetnikBerikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam tari

kreasi kelompok.c. Membuat beberapa komposisi gerak berdasarkan:

6) Iringan yang digunakan untuk mengiringi tari, baik yang dibuat kontras maupun harmoni dengan gerakan

7) Ansambel bisa berbentuk perkusi, atau benda apa pun yang dapat menimbulkan bunyi untuk

diaransemen8) Busana dan rias tari kelompok nonetnik

tidak menunjukkan spesifikasi baku.

D. Perkembangan Tari Nusantara1. Perubahan Sosio Kultural

Dengan berubahnya kebiasaan manusia yang dipengaruhi kebutuhan hidup dan cara berpikir, maka perubahan itulah yang melatarbelakangi perubahan sebuah sajian tari menuju arah yang berbeda. Hal itu dapat berubah karena faktor internal dan faktor eksternal. Ada yang berubah ke arah berkembangnya jenisjenis tari. Ada yang berubah ke arah stagnasi kreativitas karena masuknya unsur teknologi modern yang terlalu dominan. Hal itu bergantung pada latar belakang dan lingkungan masyarakat tempat tumbuhnya tari tersebut.

a. Perubahan Fungsi karena Faktor EksternalPengaruh eksternal berarti pengaruh yang datang dari luar

diri manusia dan juga pengaruh dari luar komunitas yang telah menyepakati sebuah seni budaya tadi, yaitu terdiri dari :

D. Perkembangan Tari Nusantara1. Perubahan Sosio Kultural

a. Perubahan Fungsi karena Faktor Eksternal1. Pengaruh gerak tari dari bangsa lain

Sikap jemari tangan ngruji, nyempurit, dan ngiting terdapat pada tari Jawa gaya Yogyakarta dan Solo. Sikap ini merupakan pengaruh sikap tangan paham India. Ketiganya mengandung arti yang berbeda pada kitab seni tari India, Natya Sastra, karya Baratha Muni. Pengaruh ini sejalan dengan prosesperkembangan budaya menjadi

larut dalam kultur masyarakat setempat.

D. Perkembangan Tari Nusantara1. Perubahan Sosio Kultural

a. Perubahan Fungsi karena Faktor Eksternal2. Pengaruh terhadap Busana Tari Indonesia

Selain dikenal dari bentuk gerak, masuknya budaya luar ke dalam tari tradisi kita adalah dengan busana tarian dan iringannya. Contohnya, pemakaian kuku yang runcing indah pada Tari Sriwijaya dari Palembang. Pemakai kuku aluminium itu mirip dengan yang dipergunakan oleh para penari Birma atau Thailand.

D. Perkembangan Tari Nusantara1. Perubahan Sosio Kultural

a. Perubahan Fungsi karena Faktor Eksternal3. Pergeseran Nilai

Dari masa ke masa, tari mengalami pergeseran nilai dan perubahan bentuk. Hal itu disebabkan

beberapa faktor, seperti berubahnya fungsi, pemenuhan kebutuhan pentas hiburan atau tontonan, dan perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Pergeseran nilai pada tari terjadi akibat berubahnya fungsi tari.

D. Perkembangan Tari Nusantara1. Perubahan Sosio Kultural

a. Perubahan Fungsi karena Faktor InternalFaktor internal muncul dari jiwa, pemikiran, dan sikapseorang seniman. Dengan berbagai pengalaman dalam mengarungi hidup, menimba ilmu, merambah

pengalaman berkesenian, dan berbagi disiplin ilmu, kekayaan batin seseorang terpantul dalam karya seni yang digelutinya, terlahir dengan bentuk, gaya, dan nuansa baru. Misalnya, dalam

E. Tema Tari1. Tema Literer

Ide yang didasarkan pada sebuah cerita legenda, dongeng, pantun, atau mitos. Tarian yang mengambil sebagian kesan dari sebuah rangkaian kejadian atau peristiwa, merupakan tari bertema literer, seperti mengangkat tema kepahlawanan yang dicuplik dari cerita tentang perjuangan atau kegigihan seseorang dalam mencapai sebuah keinginan, atau tema kegembiraan untuk mengekspresikan luapan kegembiraan karena kejadian keseharian, tema keserakahan untuk mengekspresikan ketamakan sebagai sifat alami manusia.

E. Tema Tari1. Tema Non Literer

Tema nonliterer berisi tarian lepas, gagasannya tersusundari pengolahan gerak sebanyak-banyaknya yang menimbulkan kesan dalam secara keseluruhan sajian. Gerak tersebut sebagai ekspresi dalam menyikapi hidup dan kehidupan secara luas.