View
181
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
1
SMK WISATA INDONESIA
Teknik-teknik wawancara
Informasi 1
1. Apa Itu Wawancara?
Adalah tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya
tentang sesuatu hal atau masalah. Wawancara sering kali diasosiasikan dengan pekerjaan
kewartawanan untuk keperluan penulisan berita atau feature yang disiarkan dalam media massa.
Tetapi wawancara juga dapat dilakukan oleh pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian,
atau penerimaan pegawai. Wawancara merupakan istilah yang diciptakan dalam bahasa
Indonesia untuk menggantikan kata asing Interview (dari bahasa Belanda atau Inggris), yang
digunakan oleh pers Indonesia sampai akhir tahun 1950-an. Orang yang mewancarai disebut
Pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai disebut pemberi wawancara (interviewee)
atau disebut juga responden. Dalam dunia jurnalistik, seorang wartawan harus melakukan
persiapan yang cukup sebelum mewawancarai seseorang. Selain itu juga harus memahami betul
masalah yang akan ditanyakan. Wartawan harus pula pandai menjaga supaya tidak kehilangan
arah dalam wawancara itu agar mendapatkan keterangan yang diinginkannya. Karena itu, ada
kalanya wartawan perlu mengetahui latar belakang atau sifat orang yang akan diwawancarai agar
mudah menyesuaikan diri dengannya ketika berhadapan muka.
Berbeda dengan mengobrol, wawancara bertujuan pasti, yakni menggali permasalahan yang
ingin diketahui untuk disampaikan kepada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbeda
pula dengan penyidik perkara atau interogator, wartawan tidak memaksa tetapi membujuk orang
agar bersedia memberikan keterangan yang diperlukannya.
2
SMK WISATA INDONESIA
2. Sifat-sifat Wawancara
Di Lingkungan Pers Internasional, dikenal wawancara yang sifatnya berbeda-beda, yaitu.
(1) On the record : Nama dan jabatan pemberi wawancara dapat digunakan sebagai sumber
dan keterangannya boleh dikutip langsung.
(2) Background : Boleh menggunakan kutipan langsung atau menyiarkan keterangan apa
pun yang diberikan, tetapi tanpa menyebutkan nama atau jabatan pemberi wawancara sebagai
sumbernya. Biasanya digunakan istilah “Sumber Terpercaya di departemen/ badan...” atau”
sumber yang berwenang...” menurut persyaratan yang ditentukan oleh pemberi wawancara.
(3) Deep Background : Tidak boleh menggunakan kutipan langsung atau menyebut nama jabatan
atau instansi sumber berita. Yang digunakan adalah istilah “Menurut Keterangan” atau :
diperoleh kabar bahwa...”
(4) Off the record : Keterangan yang diberikan bukan untuk disiarkan. Wawancara semacam
ini berguna bagi wartawan untuk memahami permasalahan.
Yang Perlu Dilakukan Sebelum Wawancara :
Kenali topik wawancara yang akan dilakukan.
Baca berkas masalah pokok tentang wawancara.
Buka kliping soal hal-hal yang berkaitan dengan topic wawancara.
Tetapkan apa yang ingin Anda ketahui melalui wawancara.
3. Menyusun Kerangka Wawancara
3
SMK WISATA INDONESIA
Kerangka (outline) merupakan penjabaran topik. Topik diuraikan menjadi sejumlah sudut
tekanang/sudut pandang (angle). Setiap angle dikembangkan menjadi pertanyaan. Kerangka juga
berfungsi untuk menciptakan angle apa yang patut masuk dalam wawancara, kemudian
mengembagkan pertanyaan dalam cakupan angle tersebut. Hal ini penting dilakukan, karena
akan membantu Anda dalam menyusun wawancara secara teratur, tidak keluar dari topik. Selain
itu juga akan memudahkan Anda berpikir secara jelas dan fokus terhadap topik wawancara.
Pedoman Wawancara :
Kuasai latar belakang masalah pokok (kenali topik)
Tetapkan apa yang ingin Anda ketahui (susun daftar pertanyaan)
Kenali nara sumber Anda, sehingga saat wawancara tidak canggung.
Jadilah pendengar yang baik saat wawancara.
Jangan pernah berdebat dengan nara sumber.
Catat hal-hal yang penting, agar memudahkan Anda dalam mentranskrip hasil wawancara.
Saat wawancara, pakailah acuan dalam pertanyaan. Nara sumber akan menghargai Anda bila
Anda menguasai pokok masalah yang Anda tanyakan padanya.
Ajukan pertanyaan yang singkat, padat, langsung ke persoalan, tapi pertanyaan harus dapat
dimengerti oelh nara sumber.
Ajukan pertanyaan yang meminta nara sumber untuk bepikir. Pertanyaan yang baik berawal
dengan kata mengapa.
Bila nara sumber menjawan “ya” atau “tidak” tanyakan mengapa?
Ajukan pertanyaan yang konseptual, yang bertalian dengan gagasan sentral, runut, dan
langsung ke inti persoalan.
Ajukan pertanyaan yang berorientasi ke masa depan.
4
SMK WISATA INDONESIA
4. Etika Wawancara
Identifikasi diri dengan menyebutkan nama dan nama organisasi Anda untuk wawancara
resmi.
Jelaskan maksud dan topic wawancara pada nara sumber Anda.
Bila membuat janji, datanglah tepat pada waktu yang dijanjikan.
Off the record, hormati permintaan nara sumber, bila suatu keterangan diminta untuk tidak
disiarkan.
Attribusi sumber, hormati permintaan sumber bila nama dan kedudukannya tidak ingin
disebut.
Informasi 2
1. Wawancara
Wawancara sangat penting dalam dunia jurnalistik. Wawancara merupakan proses pencarian
data berupa pendapat/pandangan/pengamatan seseorang yang akan digunakan sebagai salah satu
bahan penulisan karya jurnalistik. Apakah wawancara sama dengan reportase? Jawabnya adalah
tidak. Reportase memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas dari wawancara, sedangkan
wawancara adalah salah satu teknik reportase.
2. Jenis Wawancara
1. Man in the street interview.
Untuk mengetahui pendapat umum masyarakat terhadap isu/persoalan yang akan
diangkat jadi bahan berita.
2. Casual interview.
5
SMK WISATA INDONESIA
Wawancara mendadak. Jenis wawancara yang dilakukan tanpa persiapan/perencanaan
sebelumnya.
3. Personality interview.
Wawancara terhadap figure-figur public terkenal. Atau orang yang memiliki
kebiasaan/prestasi/sifat unik, yang menarik untuk diangkat sebagai bahan berita.
4. News interview.
Wawancara untuk memperoleh informasi dari sumber yang mempunyai kredibilitas atau
reputasi di bidangnya.
3. Wawancara yang Baik
Agar tugas wawancara kita dapat berhasil, maka hendaknya diperhatikan hal-hal antara lain
sebagai berikut:
Lakukanlah persiapan sebelum melakukan wawancara. Persiapan tersebut menyangkut
outline wawancara, penguasaan materi wawancara, pengenalan mengenai
sifat/karakter/kebiasaan orang yang hendak kita wawancarai, dan sebagainya.
Taatilah peraturan dan norma-norma yang berlaku di tempat pelaksanaan wawancara
tersebut. Sopan santun, jenis pakaian yang dikenakan, pengenalan terhadap norma/etika
setempat, adalah hal-hal yang juga perlu diperhatikan agar kita dapat beradaptasi dengan
lingkungan tempat pelaksanaan wawancara.
Jangan mendebat nara sumber. Tugas seorang pewawancara adalah mencari informasi
sebanyak-banyaknya dari nara sumber, bukan berdiskusi. Jika Anda tidak setuju dengan
pendapatnya, biarkan saja. Jangan didebat. Kalaupun harus didebat, sampaikan dengan
nada bertanya, alias jangan terkesan membantah.
6
SMK WISATA INDONESIA
Contoh yang baik: "Tetapi apakah hal seperti itu tidak berbahaya bagi pertumbuhan iklim
demokrasi itu sendiri, Pak?"
Contoh yang lebih baik lagi: "Tetapi menurut Tuan X, hal seperti itu kan berbahaya bagi
pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri. Bagaimana pendapat Bapak?"
Contoh yang tidak baik: "Tetapi hal itu kan dapat berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi
itu sendiri, Pak."
Hindarilah menanyakan sesuatu yang bersifat umum, dan biasakanlah menanyakan hal-
hal yang khusus. Hal ini akan sangat membantu untuk memfokuskan jawaban nara
sumber.
Ungkapkanlah pertanyaan dengan kalimat yang sesingkat mungkin dan to the point.
Selain untuk menghemat waktu, hal ini juga bertujuan agar nara sumber tidak
kebingungan mencerna ucapan si pewawancara.
Hindari pengajuan dua pertanyaan dalam satu kali bertanya. Hal ini dapat merugikan kita
sendiri, karena nara sumber biasanya cenderung untuk menjawab hanya pertanyaan
terakhir yang didengarnya.
Pewawancara hendaknya pintar menyesuaikan diri terhadap berbagai karakter nara
sumber. Untuk nara sumber yang pendiam, pewawancara hendaknya dapat melontarkan
ungkapan-ungkapan pemancing yang membuat si nara sumber "buka mulut". Sedangkan
untuk nara sumber yang doyan ngomong, pewawancara hendaknya bisa mengarahkan
pembicaraan agar nara sumber hanya bicara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
materi wawancara.
Pewawancara juga hendaknya bisa menjalin hubungan personal dengan nara sumber,
dengan cara memanfaatkan waktu luang yang tersedia sebelum dan sesudah wawancara.
7
SMK WISATA INDONESIA
Kedua belah pihak dapat ngobrol mengenai hal-hal yang bersifat pribadi, atau hal- hal
lain yang berguna untuk mengakrabkan diri. Ini akan sangat membantu proses
wawancara itu sendiri, dan juga untuk hubungan baik dengan nara sumber di waktu-
waktu yang akan datang.
Jika kita mewawancarai seorang tokoh yang memiliki lawan ataupun musuh tertentu,
bersikaplah seolah-olah kita memihaknya, walaupun sebenarnya tidak demikian. Seperti
kata pepatah, "Jangan bicara tentang kucing di depan seorang pecinta anjing".
Bagi seorang reporter pers yang belum ternama, seperti pers kampus dan sebagainya,
kendala terbesar dalam proses wawancara biasanya bukan wawancaranya itu sendiri,
melainkan proses untuk menemui nara sumber. Agar kita dapat menemui nara sumber
tertentu dengan sukses, diperlukan perjuangan dan kiat-kiat yang kreatif dan tanpa
menyerah. Salah satu caranya adalah rajin bertanya kepada orang-orang yang dekat
dengan nara sumber. Koreklah informasi sebanyak mungkin mengenai nara sumber
tersebut, misalnya nomor teleponnya, alamat villanya, jam berapa saja dia ada di rumah
dan di kantor, di mana dia bermain golf, dan sebagainya.
4. Media Cetak VS Media Elektronik
Bagaimana cara memperoleh/mengumpulkan berita? Caranya adalah melalui reportase, yang
bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data yang berhubungan dengan karya
jurnalistik yang akan dibuat. Pihak yang menjadi objek reportase disebut nara sumber. Nara
sumber ini bisa berupa manusia, makhluk hidup selain manusia, alam, ataupun benda-benda
mati. Jika nara sumbernya berupa manusia, maka reportase tersebut bernama wawancara.
8
SMK WISATA INDONESIA
Dengan demikian, ada sedikit perbedaan antara reportase dengan wawancara. Wawancara
merupakan bagian dari reportase, dan reportase tidak hanya dapat dilakukan terhadap manusia.
5. Tip Wawancara Lamaran Kerja
Wawancara Kerja Jangan Grogi. Saat wawancara pekerjaan seringkali menjadi saat yang
mendebarkan. Apalagi bagi anda yang baru pertama kali melakukannya. Biasanya anda akan
merasa nervous, grogi, gugup, takut dan sebagainya. Tapi jangan cemas, anda yang baru pertama
ataupun sudah beberapa kali wawancara kerja, ikuti kiat ini:
Berpakaian yang pantas.
Perhatikan cara dan gaya berbusana anda saat ingin wawancara kerja. Walaupun
belakangan ini busana kerja semakin casual tapi pilihlah busana yang paling pas dan
pantas. Yaitu pakaian yang rapih dan sopan. Karena pakaian seperti ini mencerminkan
bahwa anda menghargai diri sendiri dan orang lain. Ingat, pakaian yang salah dapat
mengurangi rasa percaya diri anda.
Percaya diri.
Walau anda berstatus pencari kerja, bukan berarti anda harus minder dan takut. Jangan
merasa seperti terdakwa yang siap diadili saat wawancara kerja berlangsung. Jawablah
setiap pertanyaan wawancara dengan ucapan dan sorot mata penuh percaya diri.
Bersikap tenang.
Jangan menunjukkan kepanikan dan kegugupan anda. Cobalah untuk lebih santai dan
rileks. Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan-lahan saat anda mulai dilanda
rasa panik. Ingat, orang yang tampak panik dan gugup menandakan orang yang tidak
pandai mengontrol emosinya. Dan umumnya pihak pewawancara selain mencari
9
SMK WISATA INDONESIA
karyawan yang kompeten di bidangnya, juga mencari karyawan yang tidak mudah
terganggu emosinya.
Miliki sudut pandang
Bekali diri anda dengan pengetahuan seputar bidang di perusahaan yang anda lamar dan
pengetahuan umum lainnya. Dan bersiaplah untuk mendiskusikan banyak hal, mulai dari
produk perusahaan sampai mungkin masalah di negeri ini. Jangan ragu untuk
mengungkapkan opini anda tentang topik yang sedang dibicarakan.
Jabat tangan
Berjabat tangan dengan pewawancara saat mulai dan akhir wawancara mencerminkan
sikap antusias yang positif. Tapi bukan berarti anda harus berjabat tangan sekuat tenaga.
Jabatlah tangan dengan erat tapi tidak terlalu kuat. Aliri keyakinan lewat jabat tangan
bahwa anda adalah orang yang dapat diharapkan dan dipercaya.
Recommended