Presentasi journal reading SMF mata

Preview:

DESCRIPTION

journal reading

Citation preview

M. Hosnan Shaleh14710199

Reading JournalEffect of Pterygium Surgery on

Tear Osmolarity

Latar Belakang

• Pterygium adalah penyakit umum dari permukaan mata yang ditandai oleh invasi jaringan fibrovaskular dari konjungtiva bulbar ke kornea .

• Pterygium menyebabkan iritasi kronis pada mata , astigmatismus , gangguan tear film (air mata), dan penurunan penglihatan sekunder yang berkembang melebihi sumbu visual.

• Terapi yang paling umum pada ptreygium adalah bedah eksisi.

• Tingkat kekambuhan pterygium setelah operasi sangatlah tinggi.

Masalah

• Beberapa studi telah menggunakan tes fungsi air mata seperti Schirmer tes atau tes waktu henti air mata ( BUT ) , untuk menyelidiki hubungan antara pterygium dan sindrom mata kering( DES ), dan ditemukan dengan hasil yang bertentangan.

• Sangat sedikit penelitian yang mengevaluasi efek dari eksisi pterygium pada fungsi air mata. Peningkatan osmolaritas air mata baru-baru ini telah terbukti menjadi indikator yang dapat diandalkan dari DES (Dry Eye Syndrome) , dan telah diusulkan sebagai pemeriksaan standar yang potential untuk diagnosis.

Masalah

• Namun, seperti yang kita ketahui saat ini , pengukuran osmolaritas air mata tidak digunakan untuk menyelidiki hubungan antara bedah eksisi pterygium dan DES

Tujuan

Untuk menyelidiki perubahan dari hasil tes mata kering pada pasien yang menjalani operasi pterygium.

Metodologi

Tujuh puluh empat pasien yang menjalani operasi pterygium primer terdaftar dalam penelitian ini. Pada garis dasar, 3- , 12- , dan 18 - bulan kunjungan , dari pengukuran osmolaritas air mata , tes henti waktu air mata (BUT) , dan uji Schirmer dilakukan . Pasien dibagi menjadi 2 kelompok : Kelompok 1, yang terdiri dari pasien pterygium tidak kambuh , dan Kelompok, yang terdiri dari pasien kambuh setelah operasi pterygium.

Hasil

• Pasien di Kelompok 1 memiliki tingkat osmolaritas air mata yang lebih rendah setelah operasi dibandingkan pada garis dasar (semua p < 0,001 ).

• Di kelompok 2 tingkat osmolaritas air mata tidak berbeda dari awal setelah 18 bulan ( p =0.057). Tingkat prevalensi sindrom mata kering ( DES ) lebih rendah dari garis dasar 18 bulan setelah operasi di kelompok 1 (p =0.002).

• Di Kelompok 2 , kejadian sindrom mata kering (DES) lebih rendah setelah 3 bulan dari pada garis dasar (p = 0.03) tapi mirip dengan garis dasar setelah 12 dan 18 bulan ( Keduanya p >0.05).

Kesimpulan

Ketidaknormalan fungsi tear film terkait dengan pterygium.

Rangkuman dan Hasil Pembelajaran

• Eksisi pterygium meningkatkan tekanan osmolaritas air mata dan fungsi tear film.

• Fungsi osmolaritas air mata akan semakin memburuk dengan adanya

kekambuhan kembali pterygium.

Sekian dan Terima Kasih