Presentasi Endoftalmitis

Preview:

DESCRIPTION

Presentasi Referat Endoftalmitis

Citation preview

Referat

Endoftalmitis

Aris Rahmanda 07120100091

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN MATARUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO

JAKARTAPERIODE 11 AGUSTUS - 12 SEPTEMBER 2014

Pembimbing :dr. Ernita Tantawi Sp.M

PENDAHULUAN

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang• Endophthalmitis didefinisikan sebagai

suatu peradangan pada struktur bagian dalam bola mata,seperti uvea dan retina yang terkait dengan adanya eksudat di vitreous humuor, camera oculi anterior atau pada camera oculi posterior.

• Endoftalmitis merupakan kejadian yang jarang, namun merupakan komplikasi yang membahayakan.

• Endoftalmitis sering terjadi setelah trauma pada mata termasuk setelah dilakukannya operasi mata.

• Modalitas utama seorang dokter umum adalah dengan anamnesis keluhan pasien dan dengan pemeriksaan fisik mata secara umum.

• Hasil pengobatan akhir sangat tergantung pada diagnosis awal, maka penting untuk melakukan diagnosis sedini mungkin

1.2 Rumusan Masalah• Bagaimana etiologi dan patofisiologi

endoftalmitis?• Bagaimana diagnosis dan

penatalaksanaan endoftalmitis?

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Bola Mata

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Uvea• Terdiri dari 3 bagian : Iris,corpus siliaris dan koroid• Iris berbentuk cakram seperti diafragma kamera • Iris memisahkan kornea dan lensa menjadi bilik mata depan

dan bilik mata belakang • Badan siliar adalah bagian depan dari koroid pada ora serrata • Fungsi badan siliar adalah untuk memproduksi aqueous humor

dan untuk membantu proses akomodasi • Koroid adalah bagian paling posterior dari lapisan vaskular dari

bola mata, dimulai dari diskus optikus kemudian memanjang sampai ora serrata

Vitreous Humour• Menempati daerah belakang lensa• Merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang

99%), sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi

• Berfungsi mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa

Definisi

Suatu peradangan pada struktur bagian dalam bola mata,seperti uvea dan retina yang terkait dengan adanya eksudat di vitreous humuor, camera oculi anterior atau pada camera oculi posterior .

Klasifikasi

Endoftalmitis

Eksogen

Post-operatif akut

Pasca bedah katarak

Pasca operasi filtrasi

antiglaukoma

Post-operatif kronis

Pseudofaki kronis

Post-traumatik

endoftalmitis

Endogen

Bakteri

Jamur

EtiologiPenyebab Infeksius :

Bakteri Bakteri Gram Positif (+) Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus

aureus endoftalmitis akut bakterial Penyebab lainya : Staphylococcus albus,

Staphylococcus aureus, proteus dan pseudomonas dengan masa inkubasi 24-72 jam

Jika endoftalmitis terjadi dalam 2 minggu setelah trauma, mungkin disebabkan karena infeksi bakteri

Jamur Jarang terjadi Fungi yang sering membuat endoftalmitis

diantaranya adalah aspergillus, fusarium dan candida.

Penyebab non-Infeksius :• Postoperative steril endoftalmitis. • Post-traumatic sterile endophthalmitis. • Tumor intraokuler.• Phacoanaphylactic endophthalmitis.

Epidemiologi1. Kejadian rata-rata tahunan adalah sekitar 5 per

10.000 pasien yang dirawat 2. Sebagian besar kasus endophthalmitis eksogen

(sekitar 60%) terjadi setelah operasi intraokular 3. Di Amerika Serikat, endophthalmitis postcataract

merupakan bentuk yang paling umum, dengan sekitar 0,1-0,3% dari operasi menimbulkan komplikasi ini

4. Post traumatic Endophthalmitis terjadi pada 4-13% dari semua cedera penetrasi okular

5. Kejadian endophthalmitis yang disebabkan oleh benda asing intraokular adalah 7-31%.

PatofisiologiEndoftalmitis

Non-infeksi

Post-operative sterile endophthalmitis

Post-traumatic sterile endophthalmitis

Tumor intraokuler

Phacoanaphylactic endophthalmitis

InfeksiEndoftalmitis eksogen

Endoftalmitis endogens

Infeksi sekunder dari struktur sekitar

Patofisiologi

Endoftalmitis non-Infeksi :• Postoperative steril endoftalmitis. Reaksi toksin dari zat kimia yang bereaksi dan menempel ke lensa intraokuler

• Post-traumatic sterile endophthalmitis. Reaksi toksis yang tersisa dari corpus alienum atau benda asing yang tetap bertahan didalam intraokuler.Cth : tembaga

Patofisiologi

• Tumor intraokuler.Tumor intraokuler yang mengalami nekrosis dapat mengakibatkan endoftalmitis steril• Phacoanaphylactic endophthalmitis.Hal ini dapat menginduksi terjadinya endoftalmitis steril akibat protein lensa pada pasien dengan katarak Morgagni

Patofisiologi

Endoftalmitis Infeksi :Endoftalmitis eksogen Akibat infeksi eksogen Diikuti oleh cedera yang membuat perforasi,

ulkus kornea yang terinfeksi Infeksi luka post-op Infeksi biasanya oleh flora normal [ >90%

gram (+)] pada sekitar bola mata

Patofisiologi

Endoftalmitis endogen Mikroorganisme melalui darah, seperti

pada kondisi endokarditis / infeksi caries gigi

Menembs sawar-darah mata Faktor resiko : Diabetes mellitus, CKD,

gangguan katup jantung, SLE, AIDS, leukemia dan kondisi maligna lainya

Infeksi fungal dapat terjadi s/d 50% pada kasus ini (C.albicans)

Patofisiologi

Infeksi sekunder dari jaringan sekitar Sangat jarang terjadi Dalam beberapa kasus, cth :

inflamasi purulent intraokuler, diikuti oleh selulitis orbita, tromboflebitis dan ulkus kornea yang terinfeksi

Manifestasi klinis

Endoftalmitis bakteri 1. Nyeri akut, 2. Kemerahan pada mata, 3. Pembengkakan4. Penurunan visus

Endoftalmitis jamurGejala selama beberapa hari sampai minggu. 1. Penglihatan kabur, 2. Rasa nyeri3. Penurunan visus 4. Infeksi C.albicans

didahului demam tinggi

Pemeriksaan Fisik

Yang dapat ditemukan :1. Kelopak mata bengkak & Eritema2. Konjungtiva tampak chemosis3. Kornea edema,keruh, tampak infiltrat4. Hipopion5. Iris edema & keruh6. Pupil Yellow reflex7. Eksudat pada vitreus humour8. TIO meningkat pada fase awal9. Tepi luka menjadi berwarna kuning / nekrosis10.Demam

Pemeriksaan Fisik

Injeksi siliar

Kornea keruh

Infiltrat kornea

Hipopion

Diagnosis

• Anamnesis : mendapatkan riwayat penyakit dan gejala subjektif.

• Pemeriksaan fisik : a. Pemeriksaan visus b. Inspeksi struktur luarc. Funduskopi

• Pemeriksaan penunjang :1. Laboratorium2. Radiologi3. Evaluasi ophthalmologi

• Pemeriksaan laboratorium :1. Pewarnaan gram dan kultur dari aqueous

humour atau vitreous humour yang dilakukan oleh spesialis mata

2. Endoftalmitis eksogen: sampel vitreous (vitreous tap)

Endoftalmitis endogen: 3. Cek darah lengkap dengan hitung jenis sel

darah putih4. Laju Endap Darah ( Erythrocyte

Sedimentation Rate) 5. Kimia darah , seperti kreatinin dan kadar

ureum darah

• Pemeriksaan radiologi :1. B-scan (USG) radang vitreous

humour ?2. Foto roentgen thorax3. USG Jantung

• Evaluasi Ophthalmologi :1. Periksa visus2. Slit lamp3. Tekanan Intraokular

Diagnosis Banding

Toxic Anterior Segment Syndrome (TASS)• Disebabkan oleh pengenalan substansi zat

beracun selama operasi yang umumnya disebabkan oleh instrumen, cairan, atau lensa intraokular

• Awitan dimulai pada 12-24 jam post-operasi• Penglihatan kabur, edema kornea, peningkaan

TIO• Kultur bakteri (-)

Anne M.Menke. Endophthalmitis and TASS : Prevention, Diagnosis, Investigation, Response. Ophtalmic Mutual Insurance Company : 2010

Penatalaksanaan

Mensterilkan mata

Mengurangi kerusakan jaringan

Mempertahankan pengelihatan

TUJUAN

Penatalakasanaan

Non- farmakologi Farmakologi

Operatif Pencegahan

Non Farmakologi• Menjelaskan tentang penyait pasien• Pengontrolan faktor resiko lainya• Edukasi tentang keberishan

Terapi Farmakologi• Antibiotik Pemberian : Intravitreal, topikal & Sitemik• Steroid• Suportif (Siklopegik & Obat-

antiglaukoma)

Antibiotik Intravitreal

• Diberikan sedini mungkin• Prosedur dilakukan secara

transkonjungtiva dengan anastesi lokal dari area pars plana (4-5mm dari limbus)

Antibiotik Intravitreal

• Penggunaan kombinasi dua obat [untuk gram (+) & gram (-)]

Pilihan pertamaVancomycin 1mg dalam 0.1ml + Ceftazidine 2.25 mg dalam 0.1ml Pilihan keduaVancomicin 1 mg dalam 0.1ml + amikacin 0.4 mg dalam 0.1 ml Pilihan ketigaVancomicin 1 mg dalam 0.1ml + gentamicin 0.2 mg dalam 0.1 ml

Antibiotik topikal

• Vancomicin (50 mg/ml) atau Cefazolin (50 mg/ml)

Dan

• Amikacin (20 mg/ml) atau Tobramycin (15mg%)

Antibiotik sistemik

• Ciprofloxacin intravena 200 mg BD selama 2-3hari, diikuti 500 mg oral BD selama 6-7 hari, atau

• Vancomicin 1gm IV BD dan ceftazidim 2g IV setiap 8 jam

Steroid

– Dexamethasone intravitreal 0.4 mg dalam 0.1 ml

– Dexamethasone 4 mg (1 ml) OD selama 5 – 7 hari

– Steroid sistemik. Terapi harian dengan prednisolone 60 mg diikuti dengan 50 mg, 40 mg, 30 mg, 20 mg, dan 10 mg selama 2 hari.

Terapi tambahan

Anti glaukoma

Siklopegik

Steroid

Disarankan utk pasien dengan peningkatan TIO:1. Acetazolamide 3x250mg2. Timolol 0,5% 2x1

Tetes mata atropin 1%ATAUHematorpine 2% 2-3 hari sekali

Membatasi kerusakan jaringan e.c inflamasi

Tindakan Operasi

• Vitrectomy adalah tindakan bedah dalam terapi endophthalmitis

• Vitrectomy penting dalam pengelolaan endoftalmitis yang tidak responsif terhadap terapi medikamentosa

Pencegahan1. Identifikasi keadaan pasien yang memiliki

faktor resiko sebelum operasi (blepharitis, kelainan drainase lakrimal, adanya infeksi yg aktif)

2. Persiapan operasi, termasuk :• Pov. Iodine 5-10%• Sarung tangan steril• Profilaksis topikal / perikoular antibiotik• Profilaksis intravitreal (pada kasus – kasus

trauma)

Prognosis

Prognosis tergantung : • Durasi dari endoftalmitis, jangka waktu infeksi

sampai penatalaksanaan, virulensi bakteri dan keparahan dari trauma

• Bila sudah terlihat hipopion, dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan endoftalmitis sudah lanjut sehingga prognosa lebih buruk

KESIMPULAN

KESIMPULAN

• Endophthalmitis didefinisikan sebagai suatu peradangan pada struktur bagian dalam bola mata,seperti uvea dan retina yang terkait dengan adanya eksudat di vitreous humuor, camera oculi anterior atau pada camera oculi posterior

• Endoftalmitis sendiri berdasarkan etiologinya dibagi menjadi dua, dengan infeksi atau steril.

• Prognosis dari endoftalmitis sendiri bergantung durasi dari endoftalmitis, jangka waktu infeksi sampai penatalaksanaan, virulensi bakteri dan keparahan dari trauma

Daftar Pustaka1. Benz MS, Scott IU, Flunn HW. Endophtalmits isolates and antibiotic sensitivites: A 6 years review of culture proven cases.

Am J Ophtalmol 2004; 137:1:38-42.2. Callegan MC, Elenbert M, Parke DW. Bacterial endophthalmitis: Epidemiology, therapeutics, and bacterialhost

interactions. Clin Microbiol Rev 2002;15:1:111-24.3. Cooper Ba, Holekamp Nm, Bohigian G, Thompson PA. Case- control study of endophthalmitis after cataract surgery

comparing scleral and corneal wounds. Am J Ophtalmol 2003; 136: 300-5.4. Gan IM, Ugahary LC, van Dissel JT, Feron E, PeperkampE, Veckeneer M et al. Intravitreal dexamethasone as adjuvant in

the treatment of postoperative endophthalmitis:a prospective randomized trial. Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol.2005;243(12):1200-5.

5. Hanscom TA. Postoperative edophthalmitis. Clin Infect Dis 2004; 38:4:542-6.6. Hatch WV, Cernat G, Wong D, Devenyi R, Bell CM. Risk factors for acute endophthalmitis after cataract surgery: a

population-based study. Ophthalmology 2009;116(3):425-30.7. Ilyas S. Dalam: Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta, FKUI: 2013; 8. Kalamalarajah S, Silvestri G, Sharma N. Surveillance of endophthalmitis following cataract surgery in the UK. Eye 2004;

18:6: 580-7.9. Lunstrom M, Wejde G, Stenevi U. Endophthalmitis after cataract surgery: a nationwide prospective study avaluating

incidence in relation to incision type and location. Ophthalmology 2007;114: 1004-9.10. Maguire JI. Postoperative endophthalmitis: optimal management and the role and timing of vitrectomy surgery. Eye

2008;22(10):1290-300. 11. Miller JJ,Scott IU, Flynn HW. Endophthalmitis caused by Streptococcus pneumoniae. Am J Ophtalmol 2004; 138:2:231-6.12. Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. 4th ed. Anshan publishers 2007.13. Prajna NV, Sathish S, Rajalakshmi PC, George C. Microbiological profile of anterior chamber aspirates following

uncomplicated cataract surgery. Indian J Ophthalmol 1998;46(4):229-32.14. Scheidler V, Scott IU, Flun HW. Culture-proven endogenous endophtalmitis: Clinical features and visual acuity outcomes.

Am J Ophtalmol 2004;137:4 15. Smith SR, Kroll AJ, Lou PL, Ryan EA. Endogenousbacterial and fungal endophthalmitis. Int OphthalmolClin

2007;47(2):173-83.16. Ojaimi Elvis and David T Wong. Endophthalmitis, Prevention and Treatment.University of Toronto.201317. Trofa D, Gácser A, Nosanchuk JD. Candida parapsilosis,an emerging fungal pathogen. Clin Microbiol Rev 2008;21(4):606-

25.18. Anne M.Menke. Endophthalmitis and TASS : Prevention, Diagnosis, Investigation, Response. Ophtalmic Mutual Insurance

Company : 2010