ppt appendisitis

Preview:

DESCRIPTION

huk

Citation preview

1.APPENDISITIS AKUT : PERADANGAN PADA APPENDIX (USUS BUNTU) SECARA MENDADAK

Step 1.Clarify Unfamiliar Terms

Step 2.Define The Problem

1. Bagaimana penatalaksanaan rehidrasi terhadap pasien?

2. -3. Berapa cc darah yang diberikan kepada

pasien?4. Bagaimana menentukan ASA pada pasien?5. Pemeriksaan Lab apa yang dilakukan pada

pasien?6. Komplikasi yang terjadi jika pasien

dioperasi dalam keadaan anemia?

Step 3.Brainstrom possible hyphothesis or explanation

1. Rehidrasi yang dibutuhkan : 5% termasuk dehidrasi ringan= 5/100×50=2500 cc Keb.dalam 24 jam = 40 cc/kgBB = 40 cc × 50 = 2000

cc IWL = 15 cc/kgBB = 15 × 50 =750 cc

Total Kebutuhan = 2500+2000+750 = 5250 cc

Rehidrasi 4 jam pertama = 5250/2 = 2625cc 1 cc = 15 tetes 2625cc = 39375/240 = 165 tetes/minute 1 kolf = 15ml 2625cc= 5 kolf

2. PRC3. ----4. ASA 2e

5. – Pemeriksaan darah rutin - Pemeriksaan plasma darah - Pemeriksaan kimia darah

6. Syok Hipovolemik

Step 4.Arrange Explanation Into a Tentative Solution

Pasien 45 th 50 kg

Dehidrasi 5%

Hb 7 gr%

Leukosit 12.000

Appendicitis Acute

Penatalaksanaan

redehidrasi

Jenis Transfusi

Darah

ASA pada pasien

Pem.Lab

Komplikasi

Step 5.Define Learning Objective

1. Penatalaksanaan Rehidrasi2. Jenis-jenis Transfusi yang harus diberikan3. Menghitung cc darah yang diberikan4. ASA pada pasien Appendicitis5. Pemeriksaan Laboratorium6. Komplikasi pada pasien yang anemia pada

saat operasi

Step 6.Private Study

Step 7.Share The Result Of Information

1. Penatalaksanaan Rehidrasi Rehidrasi yang dibutuhkan : 5% termasuk dehidrasi ringan= 5/100×50=2500 cc Keb.dalam 24 jam = 40 cc/kgBB = 40 cc × 50 = 2000

cc IWL = 15 cc/kgBB = 15 × 50 =750 cc

Total Kebutuhan = 2500+2000+750 = 5250 cc

Rehidrasi 4 jam pertama = 5250/2 = 2625cc 1 cc = 15 tetes 2625cc = 39375/240 = 165 tetes/minute 1 kolf = 15ml 2625cc= 5 kolf

2. Jenis-jenis transfusi yg harus diberikan

1. Darah lengkap (whole blood). Mengandung semua komponen darah secara utuh, baik plasma maupun sel darahnya. Terbagi dua, yakni (1) darah segar (fresh blood), yang disimpan kurang dari 6 jam, masih lengkap dengan trombosit dan faktor pembekuannya; dan (2) darah yang disimpan (stored blood), yang disimpan lebih dari 6 jam (darah hanya bisa disimpan sampai 35 hari, jumlah trombosit dan faktor pembekuan sudah menurun). Diberikan pada indikasi dimana tubuh kekurangan semua komponen darah, baik eritrosit, leukosit, trombosit dan plasma. Biasanya keadaan semacam ini terjadi setelah adanya kehilangan darah yang banyak dalam waktu yang singkat, misalnya pasca perdarahan akut > 20% volume darah. Atau pada neonatus yang menderita eritroblastosis fetalis, dimana semua darahnya harus diganti dengan jalan transfusi.

2. Packed Red Cells (PRC). Sebahagian besar terdiri dari sel darah merah/ eritrosit, akan tetapi masih mengandung sedikit sisa-sisa leukosit dan trombosit. Indikasi pemberiannya adalah pada pasien anemia, dengan syarat: akan dilakukannya operasi besar, tetapi Hb < 10; atau anemia yang menimbulkan keluhan dan mengancam keselamatan.

3. Washed Red Cells (WRC). Bedanya dengan PRC adalah, kadar sisa leukosit dan trombositnya jauh lebih rendah. Indikasinya adalah untuk mencegah terjadinya febris (demam) atau alergi akibat aktifitas leukosit maupun trombosit. Misalnya pada penderita thalassemia yang sering dilakukan transfusi, jika bukan WRC yang diberikan, bisa saja terjadi reaksi hipersensitifitas pada pasien tersebut akibat pemaparan leukosit asing yang berulang.

4. Deep Freezing Red Cells. Yaitu eritrosit yang didinginkan, untuk mencegah adanya virus, akan tetapi belum menjamin sepenuhnya.

5. Trombosit konsentrat. Terdiri dari komponen trombosit saja, dan hanya bertahan paling lama sekitar 3 hari. Diberikan pada pasien yang mengalami trombositopenia berat dengan kadar trombosit <100.000/mm3 dan ditemukannya perdarahan serta sindroma perdarahan (ptekie, purpura, ekimosis, pendarahan gusi, dll). Atau juga diberikan pada pasien trombositopenia sangat berat dengan kadar trombosit <40.000/mm3 dengan atau tanpa perdarahan, karena ditakutkan akan terjadinya perdarahan serebral.

6. Granulosit konsentrat. diberikan pada kasus netropenia berat, dengan kadar neutrofil < 0,5 x 109/L.

7. Plasma. Jenisnya ada 7 macam: (1) Plasma Protein Fraction: mengganti plasma yang hilang pada luka bakar, kedaruratan abdomen dan jika ada trauma yang luas. (2) Fresh frozen plasma: mengandung faktor pembekuan VIII dan V, pada pasien dengan gangguan hemostasis yang labil. (3) Kriopresipitat: mengandung F.VIII, faktor von willebrand, F.XIII, fibronektin dan fibrinogen. Indikasi untuk pasien hemofilia A, penyakit von willebrand, dan sindroma defibrinektin akut. (4) Faktor VIII konsentrat, untuk terapi hemofilia A. (5) Faktor IX-protrombin kompleks konsentrat, untuk hemofilia B. (6) Fibrinogen konsentrat: untuk pasien DIC. (7) Imunoglobulin konsentrat pada pasien defisiensi imunoglobulin.

3. Menghitung cc Darah yang di berikan.

Rumus tranfusi PRC

Rumus untuk koreksi Hb dengan PRC adalah :

A – B x BB x 3

(11-7) x 50 x 3= 600 cc

Keterangan :

A   : Hb target / Hb yang diharapkan atau Hb normal

B   : Hb pasien saat ini

BB : Berat badan pasien

3 : jenis darah

ASA(American Society of Anesthesiologist)Physical Status Classification

Status ASA sistem klasifikasi fisik adalah suatu sistem untuk menilai kesehatan pasien sebelum operasi. Pada tahun 1963 American Society of Anesthesiologists (ASA) mengadopsi sistem klasifikasi status lima kategori fisik; sebuah kategori keenam kemudian ditambahkan. adalah:

1.Seorang pasien yang normal dan sehat.2. Seorang pasien dengan penyakit sistemik ringan.3. Seorang pasien dengan penyakit sistemik berat.4. Seorang pasien dengan penyakit sistemik berat yang merupakan ancaman bagi kehidupan.5. Seorang pasien yang hampir mati tidak diharapkan untuk bertahan hidup tanpa operasi.6. Seorang pasien mati otak yang menyatakan organ sedang dikeluarkan untuk tujuan donor.

Jika pembedahan darurat, klasifikasi status fisik yang diikuti dengan “” E (untuk darurat) misalnya “3E”. Kelas 5 biasanya keadaan darurat dan karena itu biasanya “5E”. Kelas “6e” tidak ada dan hanya dicatat sebagai kelas “6″, karena semua pengambilan organ pada pasien mati otak dilakukan segera

ASA GRADE

Status Fisik

I Tidak ada gangguan organik, biokimia dan psikiatri. Misal: penderita dengan herinia ingunalis tanpa kelainan lain, orang tua sehat, bayi muda yang sehat

II Gangguan sistemik ringan sampai sedang yang bukan diseababkan oleh penyakit yang akan dibedah. Misal: penderita dengan obesitas, penderita dengan bronkitis dan penderita dengan diabetes mellitus ringan yang akan mengalami appendiktomi

III Penyakit sistemik berat; misalnya penderita diabetes mellitus dengan komplikasi pembuluh darah dan datang dengan appendisitis akut.

IV Penyakit/gangguan sistemik berat yang menbahayakan jiwa yang tidak selalu dapat diperbaiki dengan pembedahan, misalnya : insufisiensi koroner atau infark miokard

V Keadaan terminal dengan kemungkinan hidup kecil, pembedahan dilakukan sebagai pilihan terakhir. Misal: penderita syok berat karena perdarahan akibat kehamilan di luar rahim pecah.

5. Pemeriksaan Labor pada Appendisitis Akut

Pemeriksaan Darah rutin , yaitu pemeriksaan hemoglobin, eritrosit, hematokrit, leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit, LED, golongan darah

Hb

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar Hb dalam darah, biasanya dilakukan pada seseorang yang menderita anemia, kanker, dll.

Peningkatan biasanya disebabkan oleh hemokonsentrasi akibat dehidrasi, polisitemia, tempat yang tinggi, dll

Penurunan disebabkan masalah klinis seperti anemia, kanker, penyakit2 ginjal, pemberian cairan infus berlebihan, penyakit hodgkin’s

Pada appendisitis akut biasanya normal (10-15  g/dL)

Namun dalam kasus Hb menurun (7 g/dL)

LeukositAdalah sel darah putih yang merupakan

bagian dari sistem pertahanan tubuh.Penurunan disebabkan oleh penyakit

hematopoietik (anemia aplasti, anmenia pernisiosa,dll), infeksi virus, malaria, dll

Peningkatan dipengaruhi infeksi akut, nekrosis jaringan

Pada appendisitis akut nilainya meningkat. (Normal 4,000 - 10,000) pada kasus 12,000

Hitung jenis Leukosit

Menghitung dan mengelompokkan WBC yang tampak di hapusan darah 100-200 sel

Penurunan kadar : Neutrofil ( penyakit virus, leukimia, anemia

aplastik,dll), eosinofil (stress seperti luka bakar, syok), basofil (stress, reaksi hipersensitivitas, kehamilan), monosit (leukimia limfosit, anemia aplastik), limfosit (kanker, leukimia, gagal ginjal,dll)

Peningkatan kadar : Neutrofil (infeksi akut, penyakit inflamasi,dll) ,

eosinofil (alergi, parasit, kanker tulang, dll) , basofil (proses inflamasi) , monosit (penyakit viral, penyakit parasit), limfosit ( leukimia limfositik, infeksi virus)

Nilai normal :Eosinofil 1-3 %Netrofil batang 3-5 %Netrofil segmen 35-70 %Basofil 0,4-1 %Monosit 4-6%Limfosit 23-35%Pada appendisitis akut biasanya yang

meningkat adalah netrofil

LEDDilakukan untuk mengukur kecepatan

dimana sel2 darah merah mengendapkan darah yang tidak membeku dalam mililiter/jam (mm/jam)

Peningkatan pada demam, kanker, luka bakar, arthritis rheumatoid

Menurun pada polisitemia vera, gagal jantung kongestif, anemia sel sabit

Nilai normal 0-10 mm/jam pria, 0-20 mm/jam wanita

Pada appendisitis akut biasanya meningkat

EritrositHarga normal :1. 4,3-5,9 jt/mL pria dewasa2. 3,9-4,8 jt/mL wanita dewasa3. 5-7 jt/mL bayi4. 3,2-4,8 jt/mL anak 3 bulan5. 3,6-5,2 jt/mL 1 tahun6. 4-5,4 jt/mL 10-12 tahun Pada appendisitis akut biasanya normal

6.KOMPLIKASI YANG TIMBUL JIKA DILAKUKAN OPERASI PADA ANEMIA

Gagal jantung

Rendahnya kandungan besi (Fe) pada tubuh penderita anemia menyebabkan sel darah merah yang diproduksinya pun sedikit ,menjadikan pasokan jantung untuk memompakan darah pun berkurang sehingga membuat jantung tidak mampu bekreja secara optimal.

HipoksiaHipoksia adalah penurunan pemasukan oksigen ke jaringan.

Shock hipovolemikadalah shock yang timbul akibat Perdarahan Perdarahan adalah kehilangan darah pada

sistem sirkulasi.Kegagalan fungsi organShock sepsisKarena toksin pada bakteri yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi dari pembuluh darah