View
217
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN
SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN
TERHADAP LINGKUNGAN
(Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Galih Bintang Kusuma Perdana
NIM: 112114020
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN
SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN
TERHADAP LINGKUNGAN
(Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Galih Bintang Kusuma Perdana
NIM: 112114020
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Harapan adalah mimpi yang tidak pernah tidur”
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil.
Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita
menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk sukses”
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nyaa
kepadaku
Keluargaku yang senantiasa memberi semangat dan dorongan
Keluarga Besar Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN
SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN
TERHADAP LINGKUNGAN
(Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 31 Juli 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
Yang membuat pernyataan,
Galih Bintang Kusuma Perdana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Galih Bintang Kusuma Perdana
NIM : 112114020
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN
SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN
TERHADAP LINGKUNGAN
(Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
tidak mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis perlu meminta izin dari penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Agustus 2015
Yang menyatakan,
Galih Bintang Kusuma Perdana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis persembahkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala berkat dan penyertaan yang luar biasa sehingga penulis bisa
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Penerapan Akuntansi
Lingkungan sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap
Lingkungan (Studi Kasus pada PT Pesona Khatulistiwa Nusantara)”. Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Drs. Y. P. Supardiyono, Ak., M.Si., QIA., CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing
yang telah banyak memberikan waktu, bimbingan, masukan, dan saran
dalam penulisan skripsi ini.
5. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA. Dan Dr. FA. Joko Siswanto, M.M.,
Ak., QIA. selaku dosen penguji skripsi saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara yang telah memberikan ijin kepada
penulis dalam melakukan penelitian.
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
yang banyak membantu penulis selama kuliah.
8. Orang tua dan keluarga untuk segala doa dan dukungannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman angkatan 2011 dan MPAT untuk bantuan dan masukannya.
10. Semua pihak yang membantu, mendukung, dan berpartisipasi dalam
penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
Galih Bintang Kusuma Perdana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .......................... v
HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................................................. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................ ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................ xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................. xv
ABSTRAK ........................................................................................................ xvi
ABSTRACT ...................................................................................................... xvii
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Batasan Masalah ................................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
F. Sistematika Penulisan......................................................................... 6
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9
A. Lingkungan ....................................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
1. Pengertian Lingkungan ............................................................... 9
2. Pengelolaan Lingkungan ............................................................. 9
3. Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap
Lingkungan ................................................................................. 9
4. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan .................................... 11
B. Akuntansi Lingkungan ...................................................................... 13
1. Pengertian Akuntansi ................................................................. 13
2. Pengertian Akuntansi Lingkungan ............................................. 14
3. Sifat Akuntansi Lingkungan ....................................................... 15
4. Tujuan Akuntansi Lingkungan ................................................... 15
5. Fungsi Akuntansi Lingkungan ................................................... 16
6. Ruang Lingkup Akuntansi Lingkungan ..................................... 17
7. Ekoefisiensi ................................................................................ 18
8. Pendekatan Akuntansi Lingkungan .......................................... 21
C. Biaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ............................................. 22
1. Pengertian Biaya ......................................................................... 22
2. Biaya Lingkungan ....................................................................... 22
D. Penilaian Siklus Hidup (Life Cycle Assesment) ................................ 24
1. Pengukuran Biaya Lingkungan dengan Penilaian Siklus
Hidup (Life Cycle Assesment) ..................................................... 25
2. Tipe-tipe Informasi Aliran Fisik ................................................. 26
3. Informasi Aliran Moneter ........................................................... 28
E. Laporan Keuangan ............................................................................ 35
1. Pengertian Laporan Keuangan .................................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Tujuan Laporan Keuangan ......................................................... 35
3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi ............................. 36
F. Penyajian Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan
Keuangan Perusahaan ....................................................................... 38
1. Penyajian Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Laba
Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain ................................. 39
2. Pengungkapan Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan
Posisi Keuangan ......................................................................... 41
G. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 43
BAB III: METODE PENELITIAN ................................................................ 46
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 46
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 46
C. Subyek dan Obyek Penelitian .......................................................... 46
D. Data yang Dicari ............................................................................... 47
E. Teknis Pengumpulan Data ................................................................ 48
F. Teknis Analisis Data ......................................................................... 48
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Identitas Perusahaan ......................................................................... 59
B. Sejarah Perusahaan ........................................................................... 59
C. Lokasi ............................................................................................... 61
D. Visi Misi ........................................................................................... 62
E. Struktur Organisasi ........................................................................... 63
F. Kegiatan Produksi ............................................................................ 64
G. Proses Kegiatan Penambangan di Perusahaan ................................ 66
H. Pemasaran ........................................................................................ 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
I. Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan dan
Kebijakan Penaganannya ................................................................ 69
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................... 82
BAB VI : PENUTUP ...................................................................................... 112
A. Kesimpulan ..................................................................................... 112
B. Keterbatasan .................................................................................... 112
C. Saran ................................................................................................ 113
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 116
LAMPIRAN ..................................................................................................... 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Tipe Input dan Output Fisik ...................................................... 27
Tabel 3.1 : Komponen Pengukuran/ Perhitungan Biaya Lingkungan ........ 52
Tabel 3.2 : Perbandingan Komponen Pengukuran/ Perhitungan Biaya
Lingkungan ................................................................................. 54
Tabel 3.3 : Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan .............................. 56
Tabel 4.1 : Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara .................. 64
Tabel 4.2 : Data Perusahaan Kontraktor ................................................... 121
Tabel 4.3 : Daftar Peralatan Penambangan yang dimiliki Perusahaan
dan Kontraktor ........................................................................ 122
Tabel 4.4 : Peralatan Pengolahan dan Fasilitas Loading (Pengapalan)
yang Dimiliki Perusahaan dan Kontraktor .............................. 123
Tabel 4.5 : Dampak yang Ditimbulkan Bagi Lingkungan dari Setiap Proses
Kegiatan Penambangan Batubara di PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara .................................................................................... 70
Tabel 4.6 : Lokasi dan Sumber Aliran Settling Pond di PT. Pesona
Khatulistiwa Nuantara ................................................................ 73
Tabel 4.7 : Lokasi Limbah Berbahaya dan Beracun di PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara ............................................................... 74
Tabel 5.1 : Informasi Aliran Fisik PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara .... 88
Tabel 5.2 : Penggunaan Sumber Daya dan Energi oleh PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance
Document: Environmental Management Accounting (IFAC) ..... 89
Tabel 5.3 : Komponen Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara menurut International Guidance Document:
Environmental Management Accounting (IFAC) ...................... 91
Tabel 5.4 : Rata-rata Nilai Mata Uang Rupiah (Rp) terhadap US Dollar
(US $) Tahun 2013 .................................................................. 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel 5.5 : Pengukuran Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara menurut International Guidance Document:
Environmental Management Accounting (IFAC) ...................... 94
Tabel 5.6 : Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara menurut Perusahaan dan International Guidance
Document: Environmental Management Accounting (IFAC) .... 101
Tabel 5.7 : Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan ............................ 108
Tabel : Plan dan Actual ....................................................................... 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Fungsi Akuntansi Lingkungan .................................................. 17
Gambar 2.2 : Penyebab dan Insentif untuk Melakukan Ekoefisiensi ............. 20
Gambar 2.3 : Informasi Aliran Fisik dalam Proses Produksi ......................... 26
Gambar 4.1 : Peta Lokasi PKP2B PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara di
Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara ................................... 119
Gambar 4.2 : Peta Situasi Tmabang PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ..... 120
Gambar 4.3 : Struktur Organisasi PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ......... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRAK
PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN
SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN
PERUSAHAANTERHADAP LINGKUNGAN
(Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)
Galih Bintang Kusuma Perdana
NIM: 112114020
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengakuan biaya yang
timbul dari PT.Pesona Khatulistiwa Nusantara yang berkaitan dengan aktivitas
lingkungan, (2) penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan dalam laba rugi
komprehensif, dan (3) akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara.
Penelitian ini merupakan studi kasus. Data diperoleh dengan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung,
dan membandingkan kondisi perusahaan dengan standar yang berasal dari
International Guidance Document Environmental Management Accounting
(IFAC, 2005) and Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Hasil penelitian menunjukkan (1) biaya lingkungan sebesar
Rp498.937.640.262,00, (2) perusahaan telah mengakui dan melaporkan biaya
lingkungan. Namun, penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan masih
diintegrasikan dengan biaya lainnya sehingga tidak sesuai dengan International
Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) dan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), (3) akuntansi lingkungan dapat
diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara, tetapi perlu adanya
pengalokasian biaya antara biaya overburden dan biaya reklamasi.
Kata kunci: Akuntansi Lingkungan, Biaya Lingkungan, Laporan Keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF ENVIROMENTAL ACCOUNTING
AS A COMPANY’S RESPONSIBILITY
TO THE ENVIRONMENT
(A Case Study at PT Pesona Khatulistiwa Nusantara)
Galih Bintang Kusuma Perdana
NIM: 112114020
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2015
The research aims to determine (1) the recognition of the expenses arising
from PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara activities related to the environment, (2)
the presentation and disclosure of environmental expenses in the comprehensive
income, and (3) whether the environmental accounting canbe applied at PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara.
This research is a case study. Data was obtained by observation,
interviews, and documentation methods. Data analysis technique used is
descriptive analysis by identifying, classifying, calculating, and comparing the
firm conditions with those of the standards derivedfrom International Guidance
Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) and Statement
of Financial Accounting Standards (SFAS).
The results showed (1) the environmental expenses was
Rp498.937.640.262,00, (2) the firm has recognized and reported the
environmental expenses. However, the presentation and disclosure of
environmental expenseswere integrated with other expenses and were not in
accordance with theInternational Guidance Document Environmental
ManagementAccounting(IFAC, 2005) and Statement of Financial Accounting
Standards (SFAS), (3) the environmental accounting could be applied at PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara, but it needed for separating expenses between
overburden expenses and reclamation expenses.
Keywords: Environmental Accounting, Environmental Expenses, Financial
Reports
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini permasalahan lingkungan sedang ramai diperbincangkan dan
sudah bukan menjadi hal baru lagi. Persoalan lingkungan semakin
berkembang seiring perkembangan teknologi dan ekonomi. Industrialisasi
dan isu lingkungan seolah-olah merupakan dua sisi yang saling berlawanan.
Dunia industri berfokus pada maksimalisasi laba dan peningkatan efisiensi
sehingga terkadang aspek-aspek lingkungan menjadi terabaikan (Ikhsan,
2008: 2).
Perekonomian modern seperti saat ini, telah memunculkan berbagai isu
yang berkaitan dengan lingkungan seperti pemanasan global, ekoefisiensi,
dan kegiatan industri lain yang memberi dampak langsung terhadap
lingkungan sekitarnya (Agustia, 2010). Menurut Hilman (2007), keadaan
lingkungan di dunia termasuk di Indonesia saat ini sudah memprihatinkan,
dan salah satu masalah lingkungan hidup dimaksud adalah pemanasan global
(global warming).
Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen
(IAI-KAM) sekaligus Direktur Eksekutif National Center for Sustainability
Reporting (NCSR) Ali Darwin, Ak, MSc, dalam artikel majalah Akuntan
Indonesia Edisi No.3 November 2007, melihat ada empat hal alasan isu
lingkungan semakin signifikan, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1. Ukuran perusahaan yang semakin besar. Semakin besar perusahaan,
diperlukan akuntabilitas yang lebih tinggi dalam pembuatan keputusan
berkaitan dengan operasi, produk, dan jasa yang dihasilkan.
2. Aktivis dan LSM bidang lingkungan hidup telah tumbuh dengan pesat di
seluruh dunia termasuk Indonesia. Mereka akan mengungkap sisi negatif
perusahaan yang terkait dengan isu lingkungan hidup dan akan menuntut
tanggung jawab atas kerusakan lingkungan atau dampak sosial yang
timbul oleh operasi perusahaan.
3. Reputasi dan citra perusahaan. Perusahaan-perusahaan saat ini menyadari
bahwa reputasi, merek, dan citra perusahaan merupakan isu strategis
bernilai tinggi dan harus dilindungi.
4. Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat. Isu lingkungan
dan sosial yang berdampak negatif akan menyebar dan dapat diakses
dengan mudahnya menggunakan teknologi informasi.
Pada umumnya perusahaan dan organisasi bisnis lainnya hanya
menerapkan konsep maksimalisasi laba (salah satu dari konsep yang dianut
kaum kapitalis), tetapi pada saat yang sama mereka melanggar konsensus dan
prinsip-prinsip maksimalisasi laba itu sendiri (Suartana, 2010). Dalam konsep
ini, perusahaan selalu mencari cara agar dapat menjalankan kegiatan
operasionalnya secara efisien. Dampak yang ditimbulkan adalah kurangnya
perhatian terhadap program pengelolaan lingkungan dan rendahnya tingkat
kinerja lingkungan serta rendahnya minat perusahaan terhadap konservasi
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dari berbagai macam dampak yang ditimbulkan tersebut, diharapkan
perusahaan mulai memperhatikan tanggung jawab lingkungan dan
mengungkapkannya dalam laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan. Diharapkan
pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan tidak hanya semata-
mata perusahaan menekan jumlah limbah yang dihasilkan, namun juga dapat
menghemat energi dan sumber daya yang digunakan.
Konsep akuntansi lingkungan sebenarnya sudah mulai berkembang sejak
tahun 1970-an di Eropa akibat tekanan dari lembaga-lembaga bukan
pemerintah dan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat
yang mendesak agar perusahaan-perusahaan menerapkan pengelolaan
lingkungan tidak hanya kegiatan industri demi bisnis semata.
Permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini memunculkan banyak
respon dari berbagai pihak untuk melakukan upaya dalam mengatasi
kerusakan lingkungan, di antaranya konsumen, stakeholder, pemerintah dan
pihak terkait dalam lingkungan hidup baik secara independen, nasional
maupun internasional (Fitriyani & Mutmainah, 2011).
Saat ini standar akuntansi yang diterapkan di banyak negara belum
mengatur secara khusus hal pelaporan akuntansi lingkungan, termasuk di
Indonesia. Namun dengan berjalannya waktu, ketika International
Accounting Standard (IAS) atau International Financial Reporting Standards
(IFRS) telah semakin banyak diadopsi dan semakin banyaknya persyaratan
bahwa organisasi harus mengungkapkan aktivitas lingkungannya, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
standar akuntansi khusus akuntansi lingkungan perlu dibuat (Sadjiarto, 2011).
Akuntansi merupakan proses pencatatan, peringkasan, pengklasifikasian,
serta pelaporan hasil keuangan dalam menunjukkan kinerja perusahaan
selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk
pengambilan keputusan bisnis.
Akuntansi lingkungan sebagai alat pertanggungjawaban lingkungan
memiliki fungsi untuk menggambarkan biaya lingkungan supaya diperhatikan
oleh para stakeholders perusahaan yang mampu mendorong dalam
pengidentifikasian cara-cara mengurangi atau menghindari biaya ketika
dalam waktu yang bersamaan sedang memperbaiki kualitas lingkungan (US
EPA).
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah salah satu perusahaan
pertambangan batubara di Indonesia yang terletak di Provinsi Kalimantan
Utara. Sebagai perusahaan pertambangan batubara, PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara telah mengoperasikan kegiatan penambangan batubara yang
terintegrasi mulai dari eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga
pemasaran produk baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri. Sebagai
perusahaan pertambangan yang cukup besar, maka sudah sepatutnya PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara memerhatikan lingkungan serta kondisi
kehidupan masyarakat sekitar sebagai akibat yang timbul dari kegiatan
pertambangan. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk
melaporkan aktivitas lingkungannya karena pelaporan tersebut dapat
membantu perusahaan menaikkan kepercayaan dan baik bagi perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
perusahaan di masa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengakuan biaya yang timbul dari aktivitas perusahaan yang
berkaitan dengan lingkungan pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?
2. Bagaimana penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan dalam laporan
laba rugi komprehensif PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?
3. Apakah akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara?
C. Batasan Masalah
Akuntansi lingkungan yang menjadi fokus penelitian ini adalah biaya
lingkungan dalam konsep penilaian siklus hidup (life cycle assessment).
Perlakuan biaya lingkungan mencakup perhitungan biaya lingkungan dan
pengelompokan biaya lingkungan menurut International Guidance
Document: Environmental Mangement Accounting (IFAC: 2005).
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan biaya yang timbul dari aktivitas
perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan pada PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara.
2. Untuk mengetahui bagaimana penyajian dan pengungkapan biaya
lingkungan dalam laporan laba rugi komprehensif PT. Pesona
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Khatulistiwa Nusantara.
3. Untuk mengetahui apakah akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
menerapkan akuntansi lingkungan dalam laporan keuangannya.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi koleksi pustaka tentang
akuntansi lingkungan.
3. Bagi Penulis
Penulis dapat belajar sekaligus menerapkan teori-teori yang didapatkan
selama duduk di bangku perkuliahan serta dapat memenuhi
keingintahuan penulis mengenai akuntansi lingkungan.
4. Bagi Badan Penyusun Standar (DSAK)
Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan wahana untuk mencermati
lingkungan hidup dan mendorong pembakuan peraturan atau standarisasi
mengenai akuntansi lingkungan di Indonesia.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang semua teori yang mendukung
penulisan, dari studi pustaka yang digunakan sebagai dasar
pengolahan data, yaitu studi pustaka mengenai perlakuan biaya
lingkungan dalam akuntansi lingkungan serta teori-teori lain
yang mendukungnya.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini meguraikan tentang jenis penelitian yang dilakukan,
tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data
yang dicari dan teknis pengolahan data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menguraikan tentang sejarah dan perkembangan
perusahaan, letak geografis, struktur organisasi perusahaan,
kegiatan produksi, manajemen lingkungan yang dilakukan oleh
perusahaan, serta sistem pencatatan dan pelaporan biaya
lingkungan perusahaan.
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang langkah-langkah analisis yang
dipakai untuk menjawab permasalahan dalam rumusan masalah
yang kemudian akan dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB VI PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan dan
saran yang diambil terkait dengan analisis dan pembahasan
mengenai analisis dan pembahasan atas permasalahan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lingkungan
1. Pengertian Lingkungan
Pengertian lingkungan menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 1 adalah:
"Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain."
2. Pengelolaan Lingkungan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 2,
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
3. Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas Bab V Pasal 74 ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan ayat 4
disebutkan bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan
dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang - undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas telah mengatur bahwa sebuah perusahaan harus
menempatkan tanggung jawab sosial dan masalah lingkungan sebagai
bentuk kewajiban yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan. Apabila
perusahaan tidak melakukannya, maka akan dikenakan sanksi sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
pada bagian Penjelasan, disebutkan bahwa:
Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan
Perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan,
nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang sumber daya alam” adalah Perseroan yang
kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam.
Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam” adalah
Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber
daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi
kemampuan sumber daya alam.
Yang dimaksud dengan “dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan” adalah dikenai segala bentuk
sanksi yang diatur dalam peraturan perundang - undangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
terkait.
4. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan Bab 1 Pasal 2, menyatakan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut AMDAL, adalah kajian
mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan yang
merencanakan dan melakukan kegiatan yang berdampak pada lingkungan
sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pasal 22 Ayat 1 disebutkan bahwa:
"Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki amdal."
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 23 Ayat 1,
kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL terdiri atas:
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
b. Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang
tidak terbarukan;
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan
dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya;
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan
alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian
kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar
budaya;
f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
h. Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi
pertahanan negara; dan/atau
i. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar
untuk mempengaruhi lingkungan hidup.
Tahap-tahap dalam proses AMDAL (Soeratmo, 1993:143) adalah sebagai
berikut:
a. Identifikasi
Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi komponen lingkungan
yang akan terkena dampak dengan adanya kegiatan perusahaan, atau
perusahaan hanya mengidentifikasi kegiatan proyek yang akan
memberikan dampak terhadap komponen lingkungan.
b. Prediksi
Pada tahap ini perusahaan memperkirakan seberapa besar dampak
yang akan terjadi akibat adanya limbah dari kegiatan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Evaluasi
Pada tahap ini evalusai digunakan untuk menilai seberapa besar
perubahan lingkungan yang terjadi akibat limbah perusahaan.
B. Akuntansi Lingkungan
1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah proses pencatatan, peringkasan, pengklasifikasian,
serta pelaporan hasil keuangan dalam menunjukkan kinerja perusahaan
selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk
pengambilan keputusan bisnis.
Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi,
mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi
kepada pihak yang berkepentingan (Weygant, 2005: 4)
Kebutuhan informasi tergantung kepada keputusan yang hendak
diambil oleh penggunanya. Oleh karena itu, akuntansi harus
mempertimbangkan kebutuhan informasi dari penggunanya. Pengguna
informasi dibagi jadi dua kelompok (Yadiati dan Wahyudi, 2006: 7):
a. Pemakai Internal (Internal User)
Pemakai internal adalah pihak yang melakukan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actualing),
dan pengendalian (controlling).
b. Pemakai Eksternal (Eksternal User)
Pemakai eksternal adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
suatu usaha atau perusahaan, tetapi merupakan pihak diluar
perusahaan.
2. Pengertian Akuntansi Lingkungan
Akuntansi lingkungan adalah suatu istilah yang berupaya untuk
mengelompokkan pembiayaan yang dilakukan perusahaan dan pemerintah
dalam melakukan konservasi lingkungan ke dalam pos lingkungan dan
praktik binis perusahaan (Suartana, 2010).
Menurut Hamid (2002) dalam Agustia (2010), pada tingkat mikro atau
tingkat perusahaan, akuntansi lingkungan memiliki perananan penting
dalam upaya perusahaan manufaktur untuk melaksanakan kegiatan
pelestarian lingkungan. Akuntansi lingkungan memberikan peran dalam
tiga perwujudan akuntansi, yaitu:
a. Akuntansi keuangan, akuntansi lingkungan berperan untuk
memberikan tambahan informasi melalui pengungkapan (disclosure)
wajar atau dalam data kuantitatif pada komponen laporan keuangan
yang diterbitkan secara berkala serta menunjukkan kegiatan dan hasil
operasional perusahaan yang mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan
lingkungan.
b. Akuntansi biaya, akuntansi lingkungan digunakan untuk alokasi biaya
yang wajar dan pengendalian segala aktivitas perusahaan yang
berkaitan dengan perusahaan.
c. Akuntansi manjemen, akuntansi lingkungan berperan dalam
pengambilan keputusan manajemen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Sifat Akuntansi Lingkungan
Beberapa sifat dari akuntansi lingkungan yang dapat dimasukkan ke
dalam sifat akuntansi lingkungan (Harahap, 1994: 37), adalah:
a. Measurement
Dalam hal ini akuntansi digunakan sebagai pengukur sumber-sumber
ekonomi (economic resources) dan kewajiban (liability) beserta
perubahannya yang dimiliki perusahaan.
b. Approximation
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran, nilai,
harga, umur, dan penyisihan.
4. Tujuan Akuntansi Lingkungan
Maksud dan tujuan dikembangkannya akuntansi lingkungan menurut
(Pramanik, et.al dalam Sadjiarto, 2011: 9) antara lain adalah untuk:
a. Mendorong pertanggungjawaban entitas dan meningkatkan
transparansi lingkungan.
b. Membantu entitas dalam menetapkan strategi untuk menanggapi isu
lingkungan hidup dalam konteks hubungan entitas dengan masyarakat
dan terlebih dengan kelompok-kelompok penggiat (activist) atau
penekan (pressure group) terkait isu lingkungan.
c. Memberikan citra yang lebih positif sehingga entitas dapat
memperoleh dana dari kelompok dan individu ‟hijau‟, seiring dengan
tuntutan etis dari investor yang semakin meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
d. Mendorong konsumen untuk membeli produk hijau dan dengan
demikian membuat entitas memiliki keunggulan pemasaran yang lebih
kompetitif dibandingkan entitas yang tidak melakukan pengungkapan.
e. Menunjukkan komitmen entitas terhadap usaha perbaikan lingkungan
hidup. Mencegah opini negatif publik mengingat perusahaan yang
berusaha pada area yang berisiko tidak ramah lingkungan pada
umumnya akan menerima pertentangan dari masyarakat.
5. Fungsi Akuntansi Lingkungan
Fungsi akuntansi lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu internal dan
eksternal (Environmental Accounting Guidelines, Japan, 2005). Fungsi
internal memungkinkan perusahaan untuk mengatur biaya konservasi
lingkungan dan menganalisis biaya lingkungan dengan manfaatnya, serta
meningkatkan efektivitas dan efisiensi aktivitas konservasi lingkungan
terkait dengan keputusan yang dibuat. Melalui pengungkapan hasil
pengukuran kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan, fungsi
eksternal memungkinkan sebuah perusahaan untuk memengaruhi
keputusan stakeholder, seperti konsumen, mitra bisnis, investor, dan
masyarakat lokal. Fungasi akuntansi lingkungan seperti yang terlihat pada
gambar 2.1.
Publikasi dari akuntansi lingkungan diharapkan dapat memenuhi
tanggung jawab perusahaan dalam akuntabilitas stakeholder dan
digunakan untuk evaluasi dari konservasi lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 2.1
Fungsi Akuntansi Lingkungan
6. Ruang Lingkup Akuntansi Lingkungan
Menurut Mei (2004), ruang lingkup akuntansi lingkungan terdiri atas:
a. Akuntansi Keuangan Lingkungan (Environmental Financial
Accountingh atau EFA)
EFA memfokuskan pada pelaporan kewajiban lingkungan, biaya -
biaya lingkungan serta menyediakan informasi lingkungan yang
bersifat keuangan bagi pihak-pihak eksternal seperti pemerintah, LSM
dan masyarakat. Dampak keuangan dalam akuntansi lingkungan
bertujuan mengidentifikasi komponen-komponen biaya lingkungan.
Di Indonesia, perusahaan sudah diwajibkan untuk mengungkapkan
aktivitas lingkungan yang dilakukan dan telah diatur dalam Undang-
Undang. Namun belum adanya standar mengenai pengukuran dan
pelaporan masalah lingkungan dalam laporan keuangan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kendala utama bagi pelaksanaan akuntansi lingkungan di Indonesia
b. Akuntansi Manajemen Lingkungan (Environmental Management
Accountingh atau EMA)
EMA merupakan bagian dari akuntansi manajemen yang
menitikberatkan pada informasi-informasi lingkungan dan
menyediakan informasi ini bagi para pengambil keputusan lingkungan
dalam suatu perusahaan. EMA membantu para pelaku bisnis atau
manajer mengumpulkan, menganalisa, dan menghubungkan antara
aspek lingkungan dengan informasi moneter maupun fisik dan
menggunakannya dalam pengambilan keputusan.
Akuntansi manajemen lingkungan adalah hal yang tak terpisahkan
dari unsur manajemen perusahaan. Penggunaan dan manfaat khusus dari
manajemen lingkungan sangat beragam. Perusahaan-perusahaan
menemukan bahwa pemenuhan tujuan bisnis dan penyelesaian masalah
lingkungan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Untuk memahami hal
ini, maka perlu memahami konsep yang disebut ekoefisiensi.
7. Ekoefisiensi
Ekoefisiensi pada intinya mempertahankan bahwa organisasi dapat
memproduksi barang dan jasa yang lebih bermanfaat sambil secara
simultan mengurangi dampak lingkungan yang negatif, konsumsi sumber
daya, dan biaya. Konsep ini mengandung tiga pesan penting, yaitu:
a. Perbaikan kinerja ekologi dan ekonomi dapat dan sudah seharusnya
saling melengkapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Perbaikan kinerja lingkungan seharusnya tidak lagi dipandang hanya
sebagai sosial, melainkan sebagai daya saing.
c. Pelengkap dan pendukung pengembangan yang berkesinambungan.
Pengembangan yang berkesinambungan didefinisikan sebagai
pengembangan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi
kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Meskipun kesinambungan absolut mungkin tidak dapat dicapai,
namun kemajuan kearah pencapaiannya pasti akan bermanfaat.
Ekoefisien mengimplikasikan bahwa peningkatan efisiensi berasal dari
perbaikan kinerja lingkungan. Ada sejunlah sumber dari insentif dan
penyebab peningkatan efisiensi ini, yaitu:
a. Pelanggan menginginkan produk yang lebih bersih, yaitu produk yang
diproduksi tanpa merusak lingkungan dan penggunaan serta
pembuatannya ramah lingkungan.
b. Para pegawai lebih suka bekerja di perusahaan yang bertanggung
jawab terhadap lingkungan dan akan menghasilkan produktivitas yang
lebih besar dimana kondisi kerja yang bersih dan aman akan menarik
pekerja yang baik serta mendorong produktivitas.
c. Perusahaan bertanggung jawab terhadap lingkungan cenderung
memperoleh keuntungan eksternal, seperti biaya modal yang lebih
rendah dan tingkat asuransi yang lebih rendah.
d. Kinerja lingkungan yang lebih baik dapat menghasilkan keuntungan
sosial yang signifikan, seperti keuntungan bagi kesehatan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hal ini selanjutnya memperbaiki citra perusahaan dan memperkuat
kemampuan untuk menjual produk dan jasanya.
e. Fokus pada perbaikan kinerja lingkungan membangkitkan keinginan
para manajer untuk melakukan inovasi dan mencari peluang baru. Hal
ini dapat mengarah ke pasar baru untuk keluaran yang sebelumnya
diklasifikasikan sebagai residu yang tidak berguna sebagai produk
sampingan. Selain itu dapat berarti pengembangan proses yang
ekoefisiensi atau penciptaan produk yang ramah lingkungan.
f. Penggunaan biaya lingkungan dapat mempertahankan atau
menciptakan keunggulan bersaing.
Gambar 2.2
Penyebab dan insentif untuk melakukan ekoefisiensi
Sumber: Hansen dan Mowen, dalam Akuntansi Manajemen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
8. Pendekatan Akuntansi Lingkungan
Konsep akuntansi lingkungan dapat diterapkan melalui lima pendekatan,
yaitu:
a. Biaya Berdasarkan Kegiatan (Activity Based Costing/ABC)
Merupakan suatu metode dalam mengembangkan perkiraan dimana
proyek dibagi ke dalam aktivitas yang dapat dihitung secara terpisah
berdasarkan unit kerja.
b. Total Manajemen Kualitas (Total Quality Management/TQM)
Merupakan perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan ke dalam
falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, tim kerja,
produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan.
c. Proses Bisnis Re-Engineering (Process Business Re-
Engineering/BPR)
Merupakan suatu pendekatan manajem,en yang bertujuan
meningkatkan hal-hal yang berhubungan dengan efisiensi dan
efektifitas sepanajang proses organisasi.
d. Model Kualitas Biaya (Model Cost of Quality)
Meliputi biaya pencegahan, biaya penelitian, biaya kesalahan internal,
biaya kesalahan eksternal, dan nilai tambah.
e. Desain Siklus Hidup (Life Cycle Design)
Merupakan penerapan dari konsep penilaian siklus hidup (life cycle
asessment) yang menentukan apa yang dikandung produk, bagaimana
memproduksinya, bagaimana kinerjanya, dan apa yang ditinggalkan
setelah manfaatnya kadaluarsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
C. Biaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Pengertian Biaya
Menurut Mulyadi (2002: 8): “Biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.”. Dari definisi
ini, ada empat unsur pokok dalam biaya, yaitu:
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi;
b. Diukur dalam satuan uang;
c. Yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi;
d. Pengorbanan tersebut untuk memperoleh manfaat saat ini dan/atau
mendatang.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 26), biaya adalah
penurunan manfaat ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk arus
atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan
turunnya ekuitas yang menyangkut pembagian pada penanam modal.
2. Biaya Lingkungan
Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan
maupun non-keuangan. Biaya lingkungan harus dipikul sebagai akibat dari
kegiatan yang memengaruhi kualitas lingkungan (Ikhsan, 2008). Tujuan
perolehan biaya adalah bagaimana cara mengurangi biaya-biaya
lingkungan, meningkatkan pendapatan dan memperbaiki kinerja
lingkungan dengan memberi perhatian pada situasi sekarang, masa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
akan datang dan biaya-biaya manajemen yang potensial.
Biaya lingkungan merupakan akibat yang timbul dari aktifitas
perusahaan yang berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Menurut
Ikhsan (2009: 103), definisi biaya lingkungan adalah mencakup dari
seluruh biaya-biaya paling nyata (seperti limbah buangan), untuk
mengukur ketidakpastian. Definisi-definisi tambahan menurut Ikhsan
(2009: 105), meliputi:
a. Biaya lingkungan meliputi biaya-biaya dari langkah yang diambil,
atau yang harus diambil untuk mengatur dampak-dampak lingkungan
sebagai akibat aktivitas perusahaan dalam cara pertanggungjawaban
lingkungan, seperti halnya biaya lain yang dipicu untuk tujuan-tujuan
lingkungan dan keinginan perusahaan.
b. Biaya-biaya lingkungan meliputi biaya internal dan eksternal serta
berhubungan terhadap seluruh biaya-biaya yang terjadi dalam
hubungannya dengan kerusakan lingkungan dan perlindungan.
c. Biaya-biaya lingkungan adalah pemakaian sumber daya disebabkan
atau dipandu dengan usaha-usaha (aktivitas) untuk: mencegah atau
mengurangi barang sisa dan polusi, mematuhi regulasi lingkungan dan
kebijakan perusahaan, kegagalan memenuhi regulasi dan kebijakan
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
D. Penilaian Siklus Hidup (Life Cycle Assesment)
Penilaian siklus hidup (life cycle assesment) adalah proses mengevaluasi
dampak yang dimiliki produk terhadap lingkungan di seluruh perioda
hidupnya yang karena itu meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya
dan menurunkan pertanggungan (liabilities). Penilaian siklus hidup (life cycle
assesment) digunakan untuk menangani dampak lingkungan dari produk,
proses, dan aktifitas di seluruh siklus hidupnya mulai dari ekstrasi material ke
pemrosesan, transportasi sampai akhirnya barang terjual. Siklus hidup
bermula ketika material mentah diambil, diikuti oleh proses pengolahan
menjadi barang jadi dan kemudian keluar dari organisasi, pada setiap tahap
siklus, terjaid emisi dan konsumsi sumber daya. Dampak lingkungan dari
keseluruhan siklus hidup produk dan jasa perlu diketahui, untuk melakukan
ini, penilaian siklus hidup sangat diperlukan.
Dalam penilaian siklus hidup (life cycle assesment) pada akuntansi
lingkungan, terdapat dua aliran informasi penting (IFAC, 2005: 30), yaitu:
1. Informasi fisik indikator kinerja lingkungan
2. Informasi keuangan indikator kinerja lingkungan
Keuntungan menerapkan life cycle assesment adalah membantu
perusahaan untuk mengerti dampak lingkungan dari keseluruhan proses dan
mengidentifikasi peluang bagi perbaikan serta membawa dampak efisiensi
dalam proses produksi, dimana setiap efisiensi akan membawa dampak yang
baik bagi perusahaan dan juga lingkungan sekaligus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1. Pengukuran Biaya Lingkungan dengan Penilaian Siklus Hidup (Life
Cycle Assesment)
Dalam pengukuran biaya dengan menggunakan penilaian siklus
hidup (life cycle assesmen), perusahaan harus mengetahui aliran fisik
(material flow) dan informasi aliran moneter (IFAC, 2005: 30). Informasi
aliran fisik adalah informasi yang berisi informasi material yang
digunakan dalam seluruh produksi perusahaan mulai dari pembelian,
pengolahan sampai pada akhir proses produksi. Aliran moneter adalah
jumlah kas yang digunakan dalam proses produksi mulai dari pembelian
sampai dengan penyelesaian produk akhir. Informasi aliran moneter
dicatat berdasarkan aliran fisik dalam produksi.
Ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam informasi aliran
fisik, yaitu informasi fisik input dan output dalam proses produksi seperti
yang terlihat pada gambar 2.3. Organisasi harus dapat menelusuri dan
menghitung jumlah input dan output dalam proses produksi seperti
jumlah air, material, energi yang digunakan sebagai input dan jumlah
output yang keluar. Secara garis besar, informasi fisik terdiri dari:
a. Input, yang terdiri dari bahan mentah dan pembantu (raw and
auxiliary materials), material pembungkus (packaging materials),
bahan operasi (operating materials), energi dan air.
b. Output, yang terbagi menjadi output produk (product output), dan
output non produk (non product output) yang terdiri dari limbah
padat (bahan sisa), limbah cair, dan limbah udara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 2.3
Informasi Aliran Fisik dalam Proses Produksi
2. Tipe-tipe Informasi Aliran Fisik
Ada dua macam informasi aliran fisik, yaitu informasi aliran fisik
input dan informasi aliran fisik output. Berikut ini adalah informasi fisik
input dan output menurut ISO 14031 (IFAC, 2005: 33):
a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxiliary Materials)
Bahan mentah dan bahan pembantu adalah bahan yang dijadikan
bahan baku suatu produk. Bahan mentah adalah bahan baku utama
(seperti kayu dalam produk meja kayu), sedangkan bahan pembantu
adalah bahan yang sebagai pelengkap bahan baku mentah (seperti
paku dalam produk meja kayu). Biaya dihitung berdasarkan
kuantitas jumlah bahan mentah dan bahan pembantu yang dibeli
untuk proses produksi. Sebagian bahan mentah dan bahan
pembungkus akan menghasilkan output produk dan sebagian
kecilnya menjadi non produk, yaitu limbah.
b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials)
Bahan pembungkus adalah material yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
membungkus produk. Biaya dihitung berdasarkan kuantitas jumlah
bahan pembungkus yang dibeli untuk proses pembungkusan.
Sebagian bahan pembungkus akan menghasilkan output produk dan
sebgian kecilnya akan menjadi non produk, yaitu limbah.
c. Barang Dagangan (Merchandise)
Barang dagangan adalah bahan yang dibeli oleh perusahaan tetapi
tidak melalui proses lebih lanjut sebelum akhirnya dijual. Biaya
dihitung berdasarkan jumlah energi yang digunakan dalam
penanganan dan penyimpanan barang dagangan, yaitu jumlah listrik
dan air yang dipakai. Output dari penanganan barang dagangan
adalah output non produk yaitu emisi dan limbah cair.
d. Bahan Operasi (Operating Materials)
Bahan operasi adalah input bahan yang dibeli oleh perusahaan untuk
proses produksi, tetapi tidak menjadi bagian dari output produk yang
dihasilkan. Contoh dari bahan operasi adalah bahan bakar mesin
produksi, cairan katalis, air untuk membersihkan mesin produksi,
listrik untuk kelancaran produksi. Biaya dihitung berdasarkan jumlah
bahan (energi dan air yang dibeli oleh perusahaan untuk produksi).
Output dari bahan operasi adalah output non produk yaitu emisi dan
limbah cair.
e. Air (Water)
Dalam beberapa perusahaan manufaktur, air juga termasuk dalam
bahan mentah yang akan digunakan dalam proses produksi, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pada beberapa perusahaan lain, air digolongkan dalam bahan
operasi. Pada perusahaan manufaktur yang bahan bakunya adalah
air, seperti perusahaan miniman, air diperlakukan sebagai bahan
mentah, sedangkan pada perusahaan lain yang bahan bakunya bukan
air, diperlakukan sebagai bahan operasi. Air menjadi begitu penting
dan digolongkan sebagai input tersendiri karena air adalah elemen
yang sangat penting bagi lingkungan.
f. Energi (Energy)
Kategori energi termasuk semua jenis energi, seperti listrik, gas,
batubara, bensin, bio massa, dan lain-lain. Pada sebagian besar
perusahaan, energi dimasukkan ke dalam bahan operasi, karena
energi digunakan untuk menjalankan peralatan. Energi sangat
penting bagi lingkungan karena energi yang digunakan akan
menghasilkan emisi secara langsung maupun tidak langsung.
Tabel 2.1
Tipe Input dan Output Fisik
Input Output
Bahan Mentah dan Bahan Pembantu Produk
Bahan Pembungkus Produk
Barang Dagangan Non Produk (emisi dan limbah)
Bahan Operasi Non Produk (emisi dan limbah)
Air Non Produk (limbah atau emisi)
Energi Non Produk (emisi) Sumber: IFAC, 2005
3. Informasi Aliran Moneter
Sebagian nformasi aliran moneter menggunakan informasi dari
aliran fisik. Informasi moneter adalah informasi yang berupa rincian
biaya lingkungan atas seluruh aktivitas perusahaan dalam kaitannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dengan lingkungan. Berikut ini adalah rincian klasifikasi biaya
lingkungan menurut aliran moneter.
a. Biaya Bahan Output Produk (Material Cost of Product Output)
Kategori biaya yang termasuk dalam biaya bahan output produk
adalah bahan yang dibeli dan termasuk dalam produk yang
dihasilkan, yaitu:
1) Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxiliary
Material)
2) Bahan Pembungkus (Packaging Materials)
3) Air (bila air adalah salah satu output produk)
b. Biaya Output Non Produk (Material Cost of Non Product Output)
Biaya yang termasuk dalam biaya output non produk adalah bahan
mentah dan pembantu, bahan pembungkus yang dibeli untuk
diproduksi tapi terbuang tanpa dapat digunakan kembali dalam
proses produksi, sehingga menghasilkan bahan sisa yang merupakan
limbah padat, juga energi, dan air yang digunakan dalam proses
produksi. Kategori biaya termasuk dalam biaya output non produk
adalah:
1) Biaya bahan mentah dan bahan pembantu (Raw and Auxiliary
Material)
2) Biaya Bahan Pembungkus (Packaging Materials)
3) Biaya Bahan Operasi (Operating Materials)
4) Biaya Air dan Energi (Water adn Energy)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
5) Biaya Pemrosesasn (Material Processing Cost of NPO)
Biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya pemrosesan adalah
biaya depresiasi peralatan produksi.
c. Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi (Waste and Emission Control
Cost)
Biaya pengendalian limbah dan emisi adalah biaya untuk
mengendalikan dan memperlakukan limbah dan emisi yang telah
dihasilkan oleh perusahaan seperti limbah padat (bahan sisa), limbah
berbahaya, limbah cair dan emisi udara. Aktivitas pengendalian
limbah dan emisi meliputi pengoperasian peralatan pengolahan
limbah, penanganan limbah internal, treatment limbah dan emisi,
daur ulang limbah, pemusnahan limbah, pemulihan tempat yang
telah tercemar dan pembersihan polusi. Kategori ini tidak termasuk
aktivitas manajemen lingkungan untik mencegah terciptanya limbah
dan emisi. Biaya-biaya yang termasuk dalam kategori biaya
pengendalian limbah dan emisi adalah:
1) Depresiasi peralatan pengendalian limbah
2) Bahan operasi (Operating Materials)
Bahan operasi yang termasuk dalam kategori biaya pengendalian
limbah dan emisi dibedakan dari bahan operasi dari non produk
output, karena aktivitas pengolahan limbah berbeda dari aktivitas
produksi. Biaya yang termasuk dalam bahan operasi:
a) Perlengkapan untuk menjalankan peralatan pengendalian
limbah dan polusi (misalnya: bahan kimia pembersih)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b) Penanganan limbah seperi kontainer pengangkut sampah.
c) Treatment emisi dan polusi (seperti penggunaan bahan kimia
untuk penanganan limbah cair).
3) Air dan Energi (Water and Energy)
Biaya diukur berdasarkan air dan energi yang digunkan untuk
menjalankan instalasi penanganan limbah dan emisi. Terkadang
bahan operasi air dan energi dijadikan satu kelompok (bahan
operasi, air, dan energi). Hal ini dimungkinkan apabila perusahaan
tidak memiliki informasi m,engenai konsumsi air dan energi yang
terpisah dari bahan operasi. Aktivitas yang menggunakan air dan
energi misalnya:
a) penanganan limbah (seperti energi untuk transportasi limbah)
b) Treatment limbah dan emisi (seperti air pembersih untuk
membersihkan incinerator).
4) Tenaga Internal (Internal Personnel)
Biaya tenaga internal termasuk untuk biaya gaji dan upah tenaga
penuh dan tenaga paruh waktu dalam aktivitas pengendalian
limbah dan emisi, misalnya:
a) Tenaga untuk perawatan peralatan treatment pengolahan
limbah
b) Tenaga untuk penaganan limbah (mengumpulkan sampah,
pengetesan limbah)
c) Tenaga untuk menjalankan pengolahan limbah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
5) Jasa Eksternal (External Service)
Jasa eksternal adalah biaya untuk membayar tenaga dari luar
perusahaan, seperti konsultan lingkungan untuk pengolahan
limbah.
6) Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak (Fees, Taxes and Permits)
Biaya dalam kategori ini adalah biaya-biaya untuk membuang
sampah dan AMDAL untuk pembangunan instalsi pengolahan
limbah.
a) Asuransi (Insurance)
Biaya dalam kategori asuransi adalah biaya untuk
mengasuransikan peralatan untuk pengendalian limbah dan
emisi.
b) Pemulihan dan kompensasi (Remediation and Compensation)
Kategori ini berisi berbagai biaya pemulihan dan kompensasi
sehubungan dengan pembersihan tempat-tempat yang
terkontaminasi oleh polusi.
d. Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya (Prevention
and Other Environmental Management Cost)
Kategori ini mencakup biaya untuk pencegahan terciptanya polusi
dan emisi, serta berbagai biaya untuk menjalankan kebijakan
manajemen lingkungan yang lain selain pengendalian limbah seperti
audit lingkungan, pengimplementasian sistem lingkungan,
monitoring, kegiatan soisalisasi mengenai kesadaran lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pada masyarakat (kampanye lingkungan).
Biaya-biaya yang masuk dalam kategori biaya pencegahan dan
manajemen lingkungan lainnya adalah:
1) Depresiasi Peralatan
Peralatan yang di depresiasi adalah peralatan yang digunakan
untuk pencegahan terjadinya polusi dan peralatan yang
digunakan dalam kebijakan manajemen lingkungan yang lain
(seperti sistem komputer yang memuat data-data lingkungan).
2) Tenaga Internal (Internal Service)
Biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya gaji dan
upah untuk pekerja penuh dan paruh waktu untuk:
a) Manajemen pencegahan
b) Perencanaan dan sistem lingkungan (implementasi dan
perawatan sistem manajemen lingkungan)
c) Audit lingkungan
d) Komunikasi lingkungan (publikasi kinerja lingkungan
perusahaan)
3) Jasa Eksternal (External Service)
Biaya yang termasuk dalam kategori jasa eksternal adalah
konsultan, kontarktor, badan sertifikasi, firma hukum.
4) Biaya Lainnya
Biaya yang termasuk biaya lain-lain misalnya biaya sosialisasi
kesadaran lingkungan (kampanye lingkungan) dan biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
sumbangan lingkungan.
e. Biaya Riset dan Pengembangan (Research and Development Cost)
Biaya yang termasuk dalam biaya riset dan pengembangan adalah
biaya segala aktivitas penelitian, miaslnya untuk mengembangkan
desain produk ramah lingkungan, penelitian limbah beracun, dan
penelitian dampak produk terhadap lingkungan. Biaya dalam
kategori penelitian dan pengembangan adalah:
1) Depresiasi Peralatan
2) Bahan Operasi Air dan Energi (Operation Material, Water and
Energy)
3) Jasa Eksternal (External Service)
4) Tenaga Internal (Internal Service)
f. Biaya Tak Berwujud (Less Tangible Cost)
Less tangible cost adalah biaya yang paling sulit untuk dihitung.
Biaya ini memasukkan biaya externalities sebagai komponennya.
Biaya ini mencakup biaya kompensasi bagi masyarakat sekitar
pabrik atas berdirinya pabrik, biaya tuntutan hukum di masa depan,
pembangunan citra perusahaan dan realisasi pada para stakeholder
perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut PSAK 1 tentang
Penyajian Laporan Keuangan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri
atas:
a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode;
d. Laporan arus kas selama periode;
e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lain;
f. Informasi komparatif mengenai periode sebelumnya;
g. Laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan dalam kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan (PSAK 1, paragraf 9: 3) adalah untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Karakteristik kualitatif informasi lingkungan memberikan pengguna
laporan keuangan satu pilihan diantara berbagai alternatif pelaporan dan
akuntansi. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi terdiri atas:
a. Relevan (Relevance)
Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki
manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai
laporan keuangan. Atau dengan kata lain, relevan merupakan
kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan
manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga keberadaan
informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka
tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil.
b. Dapat Dipercaya (Reliability)
Dapat dipercaya berarti seorang pengguna pdapat menggantungkan atau
memiliki keyakinan pada informasi yang dilaporakn. Informasi
akuntansi dipertimbangkan dapat dipercaya (reliability) jika informasi
secara nyata menyatakan apa yang dimaksud, apa yang diungkapkan
dan dapat diuji kebenarannya. Pada aspek keandalan, laporan akuntansi
lingkungan akan dikatakan handal apabila:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1) Pengungkapan yang Jujur (Representational Faithfulness)
Pengungkapan yang jujur artinya terdapat kesesuaian antara satu
ukuran keuangan atau penjelasan dan fenomena kegiatan ekonomi
yang diukur atau dijelaskan.
2) Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form)
Substansi mengungguli bentuk adalah transaksi atau peristiwa yang
akan dicatat dalam laporan keuangan didasarkan pada substansi
atau realitas ekonomi dari transaksi tersebut, bukan hanya pada
bentuk hukumnya.
3) Netral (Neutrality)
Netral berarti informasi akuntansi harus netral, atau tidak memihak
yang memberikan dampak pada perilaku para pengguna informasi.
4) Dapat Dimengerti (Understandability)
Dapat dimengerti artinya pengguna harus memahami informasi
lingkungan yang dimaksud mampu memberikan manfaat dalam
pengambilan keputusan.
5) Daya Banding (Comparability)
Daya banding berarti kebergunaan informasi akuntansi lingkungan
dalam pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika informasi
tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dari
entitas akuntansi yang sama dalam tahun yang berbeda.
6) Keterujian (Verifiability)
Keterujian merupakan kemampuan suatu informasi untuk diuji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kebenarannya oleh orang yang berbeda dengan metode pengujian
yang sama, dan akan menghasilkan kesimpulan yang sama.
c. Materialitas (Materiality)
Materialitas merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan
dalam mengakui suatu informasi akuntansi. Pertimbngan utama dalam
konsep ini adalah apakah penyajian informasi tertentu akan
mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan yang diambil.
Masalah yang timbul dalam menentukan tingkat materialitas suatu
informasi adalah tidak adanya aturan terhadap konsep tersebut. Sampai
saat ini tidak ada konsep umum terhadap materialitas. Penentuan tingkat
materialitas suatu informasi akhirnya diserahkan pada pertimbangan
profesional.
F. Penyajian Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Keuangan
Perusahaan
Pengungkapan biaya lingkungan sebagai komponen akuntansi
lingkungan di dalam laporan keuangan menggunakan Prinsip Akuntansi
Berterima Umum (PABU). Prinsip Akuntansi Berterima Umum adalah
kebiasaan, aturan dan prosedur yang berkembang berdasarkan pengalaman,
logika, kebiasaan dan kebutuhan praktis (Suadi, 1994: 5).
Menurut International Guidance Document:Environmental
Management Accounting (IFAC:2005), ada dua macam informasi yang harus
diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan, yaitu informasi aliran fisik
dan informasi aliran moneter. Informasi aliran moneter yang terdiri dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
biaya-biaya lingkungan, diungkapkan ke dalam laporan Laba-Rugi dan
Laporan Posisi Keuangan, sedangkan informasi aliran fisik diungkapkan dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan.
1. Penyajian Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain
Menurut PSAK Nomor 1 Paragraf 99 dan Paragraf 104 disebutkan bahwa:
“Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi
dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya
dalam entitas, mana yang dapat menyediakan informasi yang andal
dan lebih relevan.
Pemilihan antara metode fungsi beban dan sifat beban bergantung
pada faktor historis dan industri serta sifat entitas. Kedua metode
tersebut memberikan indikasi tentang biaya-biaya yang mungkin
dapat bervariasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan
level penjualan atau produksi entitas. Karena setiap metode
penyajian memiliki manfaat untuk jenis entitas yang berbeda, maka
Pernyataan ini mensyaratkan manajemen untuk memilih penyajian
yang andal dan lebih relevan.”
Dari kalimat yang tertera dalam standar PSAK tersebut, perusahaan
dapat mengklasifikasi beban dalam laporan keuangan menurut klasifikasi
sifat atau fungsinya. Biaya lingkungan dalam laporan laba rugi dapat
membantu memahami operasi perusahaan dalam kacamata lingkungan,
sehingga informasi yang disampaikan dapat dijadikan sebagai acuan untuk
menentukan alokasi biaya, proses desain, proses produksi, dan keputusan
manajemen lainnya. Berikut ini adalah penyajian biaya lingkungan dalam
Laporan Laba Rugi menurut Accounting and Financial Reporting for
Environmental Cost and Liabilities (UNCTAD: 2000):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Laporan Laba Rugi (UNCTAD: 2000)
Penjualan xxx
HPP
Biaya Bahan Output Produk
Bahan Baku dan Bahan Pembantu xxx
Bahan Pembungkus xxx
Air xxx
Total Biaya Bahan Output Produk xxx
Biaya Bahan Output Non-Produk
Bahan Baku dan Bahan Pembantu xxx
Bahan Pembungkus xxx Bahan Operasi xxx
Air xxx
Energi xxx
Biaya Pemrosesan xxx
Total Biaya Bahan Output Non-Produk xxx
Tenaga Kerja Langsung dan Tak Langsung xxx
Kos Produk xxx
Barang Jadi Awal xxx
Barang Jadi Akhir (xxx)
Total HPP xxx
Laba Kotor xxx
Biaya-biaya
Biaya Administrasi (xxx)
Biaya Penjualan (xxx)
Biaya Lingkungan
Biaya Pengontrolan Limbah dan Emisi
Depresiasi Peralatan (xxx)
Operating Materials (xxx)
Air dan Energi (xxx)
Biaya Personel Internal (xxx)
Biaya Jasa Eksternal (xxx)
Perijinan (xxx)
Biaya Asuransi (xxx) Pemilihan dan Kompensasi (xxx)
Total Biaya Pengontrolan Limbah dan Emis (xxx)
Biaya Pencegahan dan Manajemen
Lingkungan Lainnya
Biaya Depresiasi Peralatan (xxx)
Operating Material (xxx)
Air (xxx)
Energi (xxx)
Biaya Personel Internal (xxx)
Biaya Jasa Eksternal (xxx)
Biaya Kontrol Lainnya (xxx) Total Biaya Pencegahan dan Manajemen (xxx)
Lingkungan Lainnya (xxx)
Biaya Penelitian dan Pengembangan (xxx)
Less Tangible
Externalities (xxx)
Total Biaya Lingkungan (xxx)
Biaya Lain-lain (xxx)
Total Biaya-biaya (xxx)
Laba Bersih Sebelum Pajak xxx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Pajak (xxx)
Laba Bersih Setelah Pajak xxx
2. Pengungkapan Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Posisi
Keuangan
a. Asset Lingkungan
Biaya-biaya yang dapat diakui sebagai asset, maka biaya tersebut
harus dikapitalisasikan. Biaya lingkungan yang dapat dikapitalisasikan
sebagai asset adalah yang memenuhi syarat memiliki potensi
mendatangkan manfaat ekonomik di masa yang akan datang bagi
perusahaan. Dalam laporan posisi keuangan, kos tersebut
dikategorikan sebagai asset lingkungan. Namun ada beberapa biaya
yang dapat dikapitalisasikan sebagai asset ternyata terintegrasi dengan
asset lainnya seperti alat pengontrol polusi udara pada mesin produksi,
sehingga alat pengontrol polusi udara dan mesin tersebut, bila
mungkin pengungkapannya terpisah dari asset lainnya, namun
umumnya perusahaan akan menggabungkan asset lingkungan dengan
akun-akun asset lainnya. Kategori asset lingkungan antara lain:
1) Peralatan pengendalian limbah dan emisi yang dihasilkan oleh
perusahaan.
2) Bangunan instalasi pengolahan limbah.
3) Peralatan yang digunakan untuk proses daur ulang limbah.
4) Peralatan-peralatan lain yang digunakan untuk menjalankan
manajemen lingkungan yang diterapkan oleh perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Kewajiban Lingkungan
Informasi lain yang harus diungkapkan dalam laporan posisi
keuangan adalah kewajiban lingkungan yang dikelompokkan dalam
akun kewajiban kontinjensi. Akun yang termasuk dalam kewajiban
lingkungan adalah (UNCTAD, 2005: 45):
1) Kewajiban hukum di masa mendatang.
2) Kewajiban atas pemulihan kerusakan lingkungan atas operasi
perusahaan dan kegagalan pengolahan limbah yang sudah
teridentifikasi.
3) Kewajiban ganti rugi dan kompensasi pada pihak ketiga.
c. Modal Lingkungan
Modal lingkungan adalah segala pembiayaan untuk menyediakan
asset lingkungan yang dibutuhkan perusahaan menurut Accounting
and Financial Reporting for Environmental Cost and Liabilities
(UNCTAD: 2000).
Laporan Posisi Keuangan (UNCTAD: 2000)
Aktiva
Aktiva Lancar Kas xxx
Piutang Usaha xxx
Persediaan xxx
Total Aktiva Lancar xxx
Aktiva Tetap
Tanah* xxx Bangunan* xxx
Akumulasi Penyusutan Bangunan* xxx
Peralatan* xxx
Akumulasi Penyusutan Peralatan* xxx
Total Aktiva Tetap xxx
Aktiva Lain-lain xxx
Total Aktiva xxx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Passiva
Utrang Lancar
Utang Usaha xxx
Utang Jangka Panjang xxx
Utang Kontinjensi
Utang Lingkungan xxx
Total Utang xxx
Modal Lingkungan xxx
Modal
Modal Saham xxx Laba Diitahan xxx
Total Modal xxx
Total Passiva xxx
Keterangan:
*) adalah akun-akun yang di dalamnya sudah termasuk akun aset lingkungan
G. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini akan mengangkat topik mengenai Penerapan
Akuntansi Lingkungan Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan
Terhadap Lingkungan. Penelitian ini merupakan pengembangan dan
kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang berjudul Akuntansi Lingkungan
dan Penerapannya (Panggabean: 2003) dan Kemungkinan Penerapan
Akuntansi Lingkungan Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan
Terhadap Lingkungan (Widayaka: 2011).
Dalam penelitian yang berjudul Akuntansi Lingkungan dan
Penerapannya (Panggabean: 2003), tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui unsur-unsur biaya pengelolaan lingkungan atas pengelolaan
limbah cair dalam laporan keuangan perusahaan serta mengetahui tepat
tidaknya perlakuan terhadap biaya lingkungan. Dari penelitian tersebut dapat
ditarik hasil atau kesimpulan sebagi berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1. Manajemen lingkungan telah dilaksanakan dengan baik pada PT. Sari
Husada, hal ini diperkuat dengan dicatatnya biaya lingkungan secara
tepat dan lengkap.
2. Biaya lingkungan untuk pengelolaan limbah cair pada PT. Sari Husada
sudah tepat dalam perhitungan dan pengungkapannya.
Dalam penelitian yang berjudul Kemungkinan Penerapan Akuntansi
Lingkungan Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap
Lingkungan (Widayaka: 2011), tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
apakah akuntansi lingkungan dapat diterapkan dalam pencatatan biaya dan
laporan keuangan Seaga Leather and Natural Handicraft of Indonesia serta
untuk mengetahui bagaimana pengungkapan akuntansi lingkungan dalam
laporan keuangan Seaga Leather and Natural Handicraft of Indonesia. Dari
penelitian tersebut dapat ditarik hasil atau kesimpulan sebagai berikut:
1. Perusahaan dapat menerapkan akuntansi lingkungan pada sistem
pencatatannya. Perusahaan ini belum memiliki program manajemen
lingkungan lainnya seperti pembuatan instalasi pengolahan limbah cair,
pencegahan polusi, atau kampanye lingkungan, namun daur ulang limbah
padat menjadi produk yang bernilai merupakan suatu nilai tambah bagi
perusahaan untuyk dapat menerapkan akuntansi lingkungan dalam sistem
pencatatannya yang maih sangat sederhana.
2. Faktor yang mendukung penerapan akuntansi lingkungan pada
pencatatan biaya dan pengungkapannya dalam laporan keuangan Seaga
Leather and Natural Handicraft of Indonesia adalah karakteristik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sistem pencatatan perusahaan yang tidak terlalu kompleks, sehingga tidak
mudah untuk menerapkan akuntansi lingkungan dalam sistem pencatatan
perusahaan. Serta bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
perusahaan tidak terlalu banyak jenisnya dan skala tidak terlalu besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus, yang merupakan
kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif (Kountur, 2005:105) adalah jenis
penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas
mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap obyek yang diteliti. Penelitian studi
kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan
terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan
berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan
kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, dan individu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama bulan Januari 2015 sampai dengan bulan
Februari 2015.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sumber dari obyek yang akan diteliti dan
dikenai simpulan dari hasil penelitian. Subyek penelitian ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
a. Departemen Operational
b. Departemen Production Cost and Control
c. Departemen Safety, Health, and Environment
d. Departeman Human Resource
e. Departemen External Relation
f. Departemen Finance and Accounting
g. Pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan dan tanggung jawab
terhadap proses pengelolaan lingkungan.
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian adalah data sebagai obyek yang akan diteliti. Obyek
penelitian ini adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
manufaktur yaitu PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara dengan asumsi
perusahaan tersebut memiliki potensi dampak sosial yang sangat besar
antara lain masalah limbah dan lingkungan.
D. Data yang Dicari
Data yang dicari dalam penelitian ini adalah:
1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
2. Struktur Organisasi
3. Kebijakan-kebijakan Lingkungan
4. Data Produksi
5. Data Pemasaran
6. Data Pengelolaan Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
7. Data Akuntansi mengenai Biaya Pengelolaan Lingkungan
8. Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2013
E. Teknis Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah cross sectional survei.
Cross sectional survei (Kountur, 2005:106) adalah metode pengumpulan data
dimana informasi yang dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu.
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya
jawab langsung dengan orang-orang dalam perusahaan tentang kebijakan
lingkungan yang diterapkan oleh perusahaan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan menyalin catatan-
catatan dan data-data yang ada dalam perusahaan.
F. Teknis Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan "bagaimana pengakuan biaya yang
timbul dari aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan pada PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara?", metode yang digunakan dalam menghitung
biaya pengolahan lingkungan adalah dengan penialain siklus hidup (life cycle
assesment) menurut International Guidance Document: Environmental
Management Accounting (IFAC: 2005). Penilaian siklus hidup mengacu pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tindakan perbaikan siklus hidup pada proses produksi perusahaan dan
mencegah dampak pencemaran terhadap lingkungan.
Langkah-langkah yang diambil untuk menjawab permasalahan perlakuan
biaya lingkungan pada perusahaan adalah:
a. Mendeskripsikan pengakuan biaya lingkungan menurut PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara.
b. Mengidentifikasikan informasi aliran fisik dan sumber daya yang dimiliki
oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
c. Mengidentifikasi komponen biaya lingkungan ke dalam kelompok biaya
lingkungan menurut International Guidance Document: Environmental
Management Accounting (IFAC, 2005: 34) yaitu:
1) Biaya Bahan Output Produk (Material Cost of Product Output)
2) Biaya Output Non Produk (Material Cost of Non Product Output)
3) Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi (Waste and Emission Control
Cost)
4) Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya (Prevention
and Other Environmental Management Cost)
5) Biaya Riset dan Pengembangan (Research and Development Cost)
6) Biaya Tak Berwujud (Less Tangible Cost)
d. Mengukur dan menentukan besarnya biaya-biaya lingkungan yang telah
teridentifikasi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
1) Biaya Bahan Output Produk (Material Cost of Product Output)
a) Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxiliary Material)
b) Bahan Pembungkus (Packaging Materials)
c) Biaya Bahan Operasi ( Operating Materials)
d) Biaya Air dan Energi (Water and Energy)
2) Biaya Output Non Produk (Material Cost of Non Product Output)
a) Biaya bahan mentah dan bahan pembantu (Raw and Auxiliary
Material)
b) Biaya Bahan Pembungkus (Packaging Materials)
c) Biaya Bahan Operasi (Operating Materials)
d) Biaya Air dan Energi (Water adn Energy)
e) Biaya Pemrosesasn (Material Processing Cost of NPO)
Biaya bahan mentah bahan pembantu, bahan pembungkus, biaya
bahan operasi, air dan energi dihitung berdasarkan jumlah sumber daya
yang dibeli oleh perusahaan. Sedangkan untuk biaya pemrosesan
produk non output adalah biaya depresiasi aktiva tetap yang
menghasilkan output produk dan output non produk. Depresiasi
dilakukan dengan metode garis lurus.
Keterangan:
HP = Harga Perolehan
NR = Nilai Residu Aktiva Tetap
UE = Umur Ekonomis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3) Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi (Waste and Emission Control
Cost)
a) Depresiasi peralatan pengendalian limbah
b) Bahan operasi (Operating Materials)
c) Air dan Energi (Water and Energy)
d) Tenaga Internal (Internal Personnel)
e) Jasa Eksternal (External Service)
f) Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak (Fees, Taxes and Permits)
g) Asuransi (Insurance)
h) Pemulihan dan kompensasi (Remediation and Compensation)
Biaya bahan operasi, air dan energi, dihitung berdasarkan
jumlah sumber daya yang dibeli dan digunakan dalam pengendalian
limbah dan emisi. Tenaga internal dan eksternal dihitung berdasarkan
upah yang dibayarkan atas jasa konsultan eksternal dan tenaga internal.
4) Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya (Prevention
and Other Environmental Management Cost)
a) Depresiasi Peralatan
b) Tenaga Internal (Internal Service)
c) Jasa Eksternal (External Service)
d) Biaya Lainnya
5) Biaya Riset dan Pengembangan (Research and Development Cost)
a) Depresiasi Peralatan
b) Tenaga Internal (Internal Service)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
c) Jasa Eksternal (External Service)
d) Biaya Lainnya, meliputi:
(1) Depresiasi Peralatan
(2) Bahan Operasi Air dan Energi (Operation Material, Water and
Energy)
(3) Tenaga Internal (Internal Service)
(4) Jasa Eksternal (External Service)
6) Biaya Tak Berwujud (Less Tangible Cost)
Pada tabel 3.1, ketepatan pengukuran/perhitungan biaya pengelolaan
lingkungan dijelaskkan berdasarkan kelompok informasi aliran fisik dalam
operasi perusahaan.
Tabel 3.1
Komponen Pengukuran/Perhitungan Biaya Lingkungan
No Komponen Pengukuran/Perhitungan Biaya Lingkungan
1. Biaya Bahan Produk Output:
a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary
Material)
b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials)
c. Air (bila air adalah salah satu output produk)
2. Biaya Bahan Non-Produk Output
a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary
Material)
b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials)
c. Biaya Bahan Operasi (Operating Materials)
d. Air dan Energi (Water and Energy)
e. Biaya Pemrosesan (Material Processing Cost of NPO)
3. Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi
a. Depresiasi peralatan pengendalian limbah
b. Bahan operasi (Operating Materials)
c. Air dan Energi (Water and Energy)
d. Tenaga Internal (Internal Personnel)
e. Jasa Eksternal (External Service)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 3.1
Komponen Pengukuran/Perhitungan Biaya Lingkungan (Lanjutan)
No Komponen Pengukuran/Perhitungan Biaya Lingkungan
f. Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak (Fee, Taxes and Permits)
g. Asuransi (Insurance)
h. Pemulihan dan Kompensasi (Remediation and
Compensation)
4. Biaya-Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya
a. Depresiasi Peralatan
b. Tenaga Internal (Internal Personnel)
c. Jasa Eksternal (External Service)
d. Biaya Lainnya
5. Biaya Penelitian dan Pengembangan
a. Depresiasi Peralatan
b. Tenaga Internal (Internal Personnel)
c. Jasa Eksternal (External Service)
d. Biaya Lainnya
1) Depresiasi Peralatan
2) Bahan Operasi Air dan Energi (Operating Material,
Water and Energy)
3) Tenaga Internal (Internal Personnel)
4) Jasa Eksternal (External Service)
6. Biaya Tak Berwujud
a. Kewajiban Hukum di Masa Depan
b. Eksternalities
Sumber: IFAC, 2005
Untuk menjawab permasalahan kedua, yaitu "bagaimana penyajian dan
pengungkapan biaya lingkungan dalam laporan laba rugi komprehensif PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara?" dilakukan dengan metode dokumentasi dan
wawancara. Langkah-langkah untuk menjawab permasalahan adalah:
a. Mengidentifikasi laporan laba rugi komprehensif PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara.
b. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi biaya lingkungan ke dalam
komponen laporan laba rugi komprehensif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
c. Menyajikan komponen biaya lingkungan yang teridentifikasi ke dalam
laporan laba rugi komprehensif berdasarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK).
Untuk menjawab permasalahan ketiga, yaitu “apakah akuntansi
lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?”,
langkah-langkah untuk menjawab permasalahan adalah:
a. Membandingkan pengakuan komponen biaya lingkungan menurut
International Guidance Document: Environmental Management
Accounting (IFAC: 2005) dengan pengakuan komponen biaya
lingkungan menurut PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
Tabel 3.2
Perbandingan Komponen Pengakuan Biaya Lingkungan
No. Komponen Pengakuan Biaya
Lingkungan menurut
IFAC
Komponen Pengakuan Biaya
Lingkungan menurut PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara
1. Biaya Bahan Produk Output Biaya Bahan Produk Output
a. Bahan Mentah dan Bahan
Pembantu (Raw and Auxilary
Material)
b. Bahan Pembungkus
(Packaging Materials)
c. Air (bila air adalah salah satu
output produk)
2. Biaya Bahan Non-Produk
Output
Biaya Bahan Non-Produk
Output
a. Bahan Mentah dan Bahan
Pembantu (Raw and Auxilary
Material)
b. Bahan Pembungkus
(Packaging Materials)
c. Bahan Operasi (Operating
Materials)
d. Air dan Energi (Water and
Energy)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 3.2
Perbandingan Komponen Pengakuan Biaya Lingkungan (Lanjutan)
No. Komponen Pengakuan Biaya
Lingkungan menurut
IFAC
Komponen Pengakuan Biaya
Lingkungan menurut PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara
e. Biaya Pemrosesan (Material
Processing Cost of NPO)
3. Biaya Pengendalian Limbah
dan Emisi
Biaya Pengendalian Limbah
dan Emisi
a. Depresiasi Peralatan
Pengendalian Limbah
b. Bahan Operasi (Operating
Materials)
c. Air dan Energi (Water and
Energy)
d. Tenaga Internal (Internal
Personnel)
e. Jasa Eksternal (External
Service)
f. Biaya-biaya, Perijinan dan
Pajak (Fee, Taxes and
Permits)
g. Asuransi (Insurance)
h. Pemulihan dan Kompensasi
(Remediation and
Compensation)
4. Biaya-biaya Pencegahan dan
Manajemen Lingkungan
Lainnya
Biaya-biaya Pencegahan dan
Manajemen Lingkungan
Lainnya
a. Depresiasi Peralatan
b. Tenaga Internal (Internal
Personnel)
c. Jasa Eksternal (External
Service)
d. Biaya Lainnya
5. Biaya Penelitian dan
Pengebangan
Biaya Penelitian dan
Pengebangan
a. Depresiasi Peralatan
b. Tenaga Internal (Internal
Personnel)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.2
Perbandingan Komponen Pengakuan Biaya Lingkungan (Lanjutan)
No. Komponen Pengakuan Biaya
Lingkungan menurut
IFAC
Komponen Pengakuan Biaya
Lingkungan menurut PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara
c. Jasa Eksternal (External
Service)
d. Biaya Lainnya
6. Biaya Tak Berwujud Biaya Tak Berwujud
a. Kewajiban Hukum di Masa
Depan
b. Eksternalities
Sumber: IFAC, 2005
b. Mengevaluasi hasil perbandingan antara pengakuan biaya lingkungan
menurut International Guidance Document: Environmental Management
Accounting (IFAC: 2005) dengan pengakuan biaya lingkungan menurut
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil observasi di lapangan,
wawancara dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis.
Tabel 3.3
Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan
No. Komponen Biaya Lingkungan Kriteria
Identifikasi Pengukuran Penggolongan
1. Biaya Bahan Produk Output
a. Biaya Bahan Mentah dan
Bahan Pembantu (Raw and Auxilary Material)
b. Bahan Pembungkus
(Packaging Materials)
c. Air (bila air adalah salah satu
output produk)
2. Biaya Bahan Non-Produk
Output
a. Bahan Mentah dan Bahan
Pembantu (Raw and Auxilary
Material)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 3.3
Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan (Lanjutan)
No. Komponen Biaya Lingkungan Kriteria
Identifikasi Pengukuran Penggolongan
b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials)
c. Bahan Operasi (Operating
Materials)
d. Air dan Energi (Water and
Energy)
e. Biaya Pemrosesan (Material
Processing Cost of NPO)
3. Biaya Pengendalian Limbah
dan Emisi
a. Depresiasi Peralatan
Pengendalian Limbah
b. Bahan Operasi (Operating
Materials) c. Air dan Energi (Water and
Energy)
d. Tenaga Internal (Internal
Personnel)
e. Jasa Eksternal (External
Service)
f. Biaya-biaya, Perijinan dan
Pajak (Fee, Taxes and
Permits)
g. Asuransi (Insurance)
h. Pemulihan dan Kompensasi (Remediation and
Compensation)
4. Biaya-biaya Pencegahan dan
Manajemen Lingkungan
Lainnya
a. Depresiasi Peralatan
b. Tenaga Internal (Internal
Personnel)
c. Jasa Eksternal (External
Service)
d. Biaya Lainnya
5. Biaya Penelitian dan
Pengembangan
a. Depresiasi Peralatan
b. Tenaga Internal (Internal
Personnel)
c. Jasa Eksternal (External
Service)
d. Biaya Lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 3.3
Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan (Lanjutan)
No. Komponen Biaya Lingkungan Kriteria
Identifikasi Pengukuran Penggolongan
6. Biaya Tak Berwujud
a. Kewajiban Hukum di Masa Depan
b. Eksternalities
Sumber: Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
Jenis Badan Hukum : Perseroan Terbatas (PT)
Alamat Perusahaan : Graha Irama 6th
Floor, Suite A-B Jl. HR Rasuna
Said Blox X-1 Kav. 01-02 Jakarta Selatan 12950
Nomor Telepon : (021) 521 3711/12
Nomor Fax : (021) 526 1217
e-mail : -
Status Permodalan : PMDN
Bidang Usaha : Pertambangan Batubara
SK Amdal : Nomor. 02/660/BPDL-I/II/2011
Penanggung Jawab : Jeffrey Mulyono
B. Sejarah Perusahaan
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Swasta (BUMS) yang bergerak dibidang pertambangan batubara
yang berlokasi di Kabupetan Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara dengan
izin yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral berupa Perjanjian Karya
Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) Generasi III dengan nomor
PKP2B KW. 11PB0029 yang dikeluarkan pada tanggal 10 November 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menandatangani kontrak
Perjanjian Karya Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) Generasi III
dengan Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 20 November 1997
dengan luas awal konsesi sebesar 155.200 Ha2 dan telah mengalami tiga kali
penyusutan luas konsesi yaitu pada tahun 2001 luas konsesi menjadi 73.120
Ha2 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumber Daya Mineral No. 065.K/20.01/DJG/2001 dengan kode wilayah
05PB0029, kemudian penyusutan kedua terjadi pada tahun 2005 luas konsesi
menjadi 23.646 Ha2 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan No.
356.K/40.00/DJG/2005 dengan kode wilayah 05PB0029 dan penyusutan
ketiga pada tahun 2011 luas konsesi menjadi 21.875 Ha2 yang ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.
1272.K/30/DJB/2011 dengan kode wilayah 11PB0029.
Saat ini PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara sudah memasuki tahap
kegiatan produksi yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Enenrgi
dan Sumber Daya Mineral No. 380.K/30/DJB/2009 yang dikeluarkan pada
tanggal 30 September 2009 yang berlaku dari tanggal 15 Februari 2009
sampai dengan 14 Februari 2039.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
C. Lokasi
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara secara garis besar terbagi menjadi
5 lokasi, yaitu:
1. Kantor Pusat (Head Office)
Graha Irama 6th
Floor, Suite A-B Jl. HR Rasuna Said Blok X-1 Kav. 01-
02 Jakarta Selatan 12950
2. Kantor Site (Site Office)
Jl. Sengkawit no 88, Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara. Dapat
dilihat pada Lampiran Gambar 4.1 di halaman 119 dan Lampiran Gambar
4.2 di halaman 120.
3. Kelubir Mining Operation (KMO)
Kelubir Mining Operation (KMO) terletak di konsesi penambangan PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara area Blok Utara, yaitu area Kelubir.
Dapat dilihat pada Lampiran Gambar 4.1 di halaman 119.
4. Sekayan Mining Operation (SMO)
Sekayan Mining Operation (SMO) terletak di konsesi penambangan PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara area Blok Selatan, yaitu area Sekayan
yang berada di Kecamatan Tanjung Selor dan Tanjung Palas Timur.
Dapat dilihat pada Lampiran Gambar 4.1 di halaman 119 dan Lampiran
Gambar 4.2 di halaman 120 untuk kondisi wilayah tambang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
5. Rangau Mining Operation (RMO)
Rangau Mining Operation (RMO) terletak di konsesi penambangan PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara area Blok Selatan, yaitu area Rangau.
Dapat dilihat pada Lampiran Gambar 4.1 di halaman 119.
D. Visi Misi
Visi dan misi PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah:
1. Visi:
Menjadi perusahaan tambang batubara kelas dunia yang menambang dan
memberi nilai tambah pada batubara untuk manfaat bagi umat manusia.
2. Misi:
a. Memproduksi dan menyediakan produk berbasis batubara kelas dunia
dengan menjalankan cara terbaik dalam operasi, efisiensi biaya, proses
yang aman dan ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi
terbaik yang sesuai.
b. Mengembangkan budaya perusahaan yang mengedepankan integritas,
dapat dipercaya, antusiasme, hormat menghormati, berpikir inovatif
dan kerjasama yang kuat.
c. Mengembangkan manusia menjadi yang terbaik dibidangnya untuk
memberikan kinerja terbaik.
d. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang dapat memberikan
kemakmuran berkelanjutan dan oleh karena itu mendapatkan rasa
hormat dari seluruh pihak terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E. Struktur Organisasi
Bentuk organisasi yang digunakan untuk melaksanakan operasi
penambangan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah organisasi garis dan
staff (line and staff organization) seperti pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3
Struktur Organisasi PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
Sumber: PT. Pesona Khatulisiwa Nusantara
1. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara tahun
2013 berjumlah 1.668 jiwa dan seluruh tenaga kerja merupakan WNI.
Rincian tenaga kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara terdapat pada
Tabel 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 4.1
Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
No. Klasifikasi Jumlah
WNI WNA
1. Direktur 4 0
2. Manager/Profesional 9 0
3. Supervisor/Technical 131 0
4. Tenaga Terampil 55 0
5. Administrasi 24 0
6. Worker/Helper 127 0
7. Tenaga Harian 0 0
8. Sub Kontraktor 1.318 0
Total 1.668 0 Sumber: PT. Pesona Khatulistiwa Nusantar
2. Sub Kontraktor
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara sebagai pemegang perjanjian
pengusahaan pertambangan batubara, dalam pelaksanaann kegiatan
memberikan kontrak kerja kepada badan usaha yang berkompeten di
bidangnya. Daftar perusahaan kontraktor yang bekerja sama dengan PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara dapat dilihat pada Tabel 4.2.
F. Kegiatan Produksi
1. Jenis Produk
Produk yang dihasilkan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
adalah batubara. Dari hasil analisis contoh yang telah dilakukan selama
ini, menunjukan kualitas batubara adalah termasuk batubara dengan
kandungan abu relatif rendah, yaitu berkisar antara 4,94 – 7,01% (adb).
Mempertimbangkan kondisi batubara tersebut maka pengolahan batubara
hanya akan dilakukan penghancuran (crushing) dan penyaringan
(screening), tanpa pencucian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2. Bahan Baku dan Bahan Pembantu
a. Bahan Baku
Bahan baku dari produk PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah
batubara yang diperoleh dari hasil coal getting.
b. Bahan Pembantu
Tidak terdapat bahan pembantu karena proses pengolahan batubara
hanya akan dilakukan penghancuran (crushing) dan penyaringan
(screening), tanpa pencucian.
3. Mesin dan Peralatan
Dalam penggunaan peralatan selama kegiatan penambangan perusahaan
bekerja sama dengan beberapa kontraktor. Peralatan pengolahan dimiliki
oleh perusahaan yaitu crusher untuk alat peremukan, dan Barge Loading
Conveyor (BLC) untuk proses barging. Daftar kontraktor yang bekerja
sama oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara yang digunakan sampai
tahun 2013 disajikan pada Lampiran Tabel 4.2 di halaman 121. Untuk
menunjang operasional kantor, mess, bengkel, unit ROM Stockpile dan
pengolahan serta pelabuhan berasal dari Genset yang berjumlah 6 unit
yang disajikan pada Lampiran Tabel 4.3 di halaman 122 dan Lampiran
Tabel 4.4 di halaman 123.
4. Sumber Energi
Sumber energi yang digunakan oleh PT Pesona Khatulistiwa Nusantara
untuk menunjang pengoperasian mesin dan peralatan menggunakan
bahan bakar solar. Pengadaannya bekerjasama dengan kontraktor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
G. Proses Kegiatan Penambangan di Perusahaan
Proses kegiatan penambangan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menggunakan metode tambang terbuka (open pit mine) dengan menggunakan
metode gali-isi kembali (back filling method), sehingga lahan bekas
penambangan akan segera direklamasi dan direvegetasi. Hampir seluruh
kegiatan penambangan dilaksanakan dengan menggunakan jasa kontraktor.
Proses kegiatan pertambangan di perusahaan PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara adalah:
1. Land Clearing
Proses land clearing dilakukan untuk membersihkan daerah
penambangan baru dari semak belukar dan pohon-pohon dengan
menggunakan bulldozer kecil sekelas Komatsu D85 dan dibantu dengan
alat pemotong kayu (chainsaw). Proses ini dilakukan oleh Main
Operation dibawah Departemen Operation dengan menggunakan jasa
kontraktor PT. Harita Panca Utama.
2. Soil Removal
Yaitu, proses pengupasan lapisan lanah atas (top soil) atau lapisan
permukaan. Lapisan tanah atas (top soil) merupakan lapisan tanah yang
subur dan kaya akan unsur hara, sehingga nantinya digunakan untuk
reklamasi. Lapisan tanah atas (top soil) diangkut menuju ke stock soil
maupun lokasi pembuangan (disposal area). Dilakukan oleh Main
Operation dibawah Departemen Operation dengan menggunakan jasa
kontraktor PT. Harita Panca Utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3. Overburden Removal
Yaitu, proses pengupasan lapisan batuan penutup (overburden)
selanjutnya diangkut ke lokasi pembuangan (disposal area) yang terdiri
atas:
1) Inpit Dump (IPD) adalah lokasi pembuangan (disposal area) yang
terletak di dalam pit penambangan yang sudah selasai ditambang
(mine out).
2) Outpit Dump (OPD) adalah lokasi pembuangan (disposal area) yang
terletak di luar pit penambangan.
Proses ini dilakukan oleh Main Operation dibawah Departemen
Operation dengan menggunakan jasa kontraktor PT. Harita Panca
Utama.
4. Coal Cleaning
Yaitu, proses pembersihan lapisan batubara sebelum proses selanjutnya
dilakukan dengan menggunakan excavator dilengkapi cutting edge.
Tujuannya adalah untuk menjaga kualitas batubara sehingga dapat
menghindari terjadinya pengotoran batubara oleh material asing non-
batubara. Proses ini dilakukan oleh Main Operation dibawah Departemen
Operation dengan menggunakan jasa kontraktor PT. Nusa Raya Cipta.
5. Coal Getting
Yaitu, proses penggalian batubara. Dengan menggunakan alat excavator.
Aktivitas penambangan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, dengan
intensitas curah hujan yang tinggi dan frekuensi hujan yang sering akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mempengaruhi pencapaian produksi batubara. Dilakukan oleh Main
Operation dibawah Departemen Operation dengan menggunakan jasa
kontraktor PT. Nusa Raya Cipta.
6. Hauling
Yaitu, proses pengangkutan batubara yang sudah di gali dari areal pit
penambangan menuju lokasi Coal Processing Plant (CPP) dengan
menggunakan Dump Truck (DT). Proses ini dilakukan oleh Main
Operation dibawah Departemen Operation dengan menggunakan jasa
kontraktor PT. Harita Panca Utama dan PT. Nusa Raya Cipta.
7. Crushing
Pada proses ini, batubara yang telah diangkut kemudian ditimbang di
jembatan timbang, selanjutnya ditumpahkan ke lokasi ROM (Run off
Mine) yaitu, penumpukan batubara sementara atau langsung
ditumpahkan ke dalam bak penampung (hopper). Kemudian ditransfer
dengan chain feeder ke proses peremukan dengan alat peremuk yaitu
crusher. Selanjutnya batubara dicurahkan ke lokasi penimbunan bahan
galian (stockpile). Pemilihan lokasi penimbunan bahan galian (stockpile)
disesuaikan dengan kualitas batubara yang diminta oleh buyer.
Sedangkan batubara yang berada di ROM (Run off Mine) akan dimuat
dan diangkut kembali (rehandling) menggunakan wheel loader dan dump
truck menuju tempat peremukan menggunakan jasa kontraktor PT. Karya
Bumi Mandiri. Proses ini dilakukan oleh Coal Processing Plant (CPP)
dibawah Departemen Operation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
8. Barge Loading
Yaitu, proses pengangkutan dari tempat penimbunan bahan galian
(stockpile) menuju tongkang . Caranya dengan membuka chute hopper di
bawah tumpukan batubara yang dibawahnya terdapat underground tunnel
dengan reclaim hopper dan barge loading conveyor (BLC), maka
batubara dengan sendirinya dapat dipindahkan atau dimuat ke dalam
tongkang sesuai dengan kualitas yang diinginkan buyer. Proses ini
dilakukan oleh Coal Processing Plant (CPP) dibawah Departemen
Operation.
9. Barging
Yaitu, proses pengangkutan batubara dari tongkang menuju vessel.
Dilakukan oleh Departemen Shipping dengan menggunakan jasa
kontraktor PT. Global Trans Energy Internasional untuk area Kelubir
Mining Operation (KMO) dan PT. Energy Samudra Logistik untuk area
Sekayan Mining Operation (SMO).
H. Pemasaran
Kegiatan pemasaran dilakukan di dalam negeri dan di luar negeri
(ekspor). Dengan nama trader adalah Maheswari, Solid Black Gold, Tenaga
Listrik Gorontalo, HBK, DMO, dan Coal Upgrading.
I. Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan dan Kebijakan
Penanganannya
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara merupakan perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pertambangan batubara yang memiliki kepedulian yang tinggi mengenai
masalah lingkungan. Hal ini sejalan dengan misi perusahaan, yaitu
memproduksi dan menyediakan produk berbasis batubara kelas dunia dengan
menjalankan cara terbaik dalam operasi, efisiensi biaya, proses yang aman
dan ramah lingkungan dan menggunakan teknologi terbaik yang sesuai.
Tabel 4.5 merupakan dampak yang ditimbulkan dari proses kegiatan
penambangan batubara di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
Tabel 4.5
Dampak yang Ditimbulkan Bagi Lingkungan dari Setiap Proses
Kegiatan Penambangan Batubara di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
No. Kegiatan Dampak Bagi Lingkungan
1 Land Clearing Kualitas udara, kebisingan, erosi dan
sedimentasi, kesuburan tanah, kualitas
air, flora, fauna, biota perairan
2 Soil Removal Kualitas udara, erosi dan sedimentasi,
air limpasan, kesuburan tanah, bentang
alam, dan terganggunya biota perairan
3 Overburden Removal Kualitas udara, erosi dan sedimentasi,
kesuburan tanah, bentang alam, air
asam tambang, dan terganggunya biota
perairan
4 Coal Cleaning Kualitas udara dan air asam tambang
5 Coal Getting Kualitas udara, bentang alam, kualitas
air, dan air asam tambang
6 Hauling Kualitas udara dan kebisingan
7 Crushing Kualitas udara, kebisingan, dan air
limpasan
8 Barge Loading Kualitas udara dan kebisingan
9 Perbengkelan Limbah B3
Sumber: Dokumen AMDAL PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Dari dampak yang ditimbulkan tersebut, PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan
misi perusahaan. Teknik dan metode pengelolaan lingkungan yang
dilaksanakan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara meliputi
1. Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan bertujuan untuk mempertahankan daya
dukung lingkungan di sekitar lokasi kegiatan, dan mencegah,
menanggulangi serta mengendalikan dampak negatif yang akan timbul
dan meningkatkan dampak positif yang ditimbulkan kegiatan. Selain itu,
pengelolaan lingkungan juga dapat menjaga keserasian hubungan
kemitraan antara pelaksana dan pemrakarsa proyek dengan masyarakat di
sekitarnya dalam menangani permasalahan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan.
Pengelolaan lingkungan meliputi:
a. Pengupasan dan Pengangkutan Tanah Pucuk ( Top Soil)
Pengupasan tanah pucuk (top soil) dilakukan secara bertahap sesuai
dengan renacana penambangan. Setelah dilakukan penggalian, tanah
pucuk kemudian dipindahkan ke lokasi penimbunan yang sudah
sesuai dengan kontur yang direncanakan, atau ditumpuk di tempat
khusus (stock soil). Selanjutnya dilakukan perawatan sebelum
lapisan tanah tersebut diambil kembali dan ditebarkan pada daerah
tempat penumpukan tanah penutup untuk keperluan revegetasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lapisan tanah pucuk yang telah ditempatkan pada disposal maupun
stock soil segera ditanami dengan tanaman penutup untuk
mengurangi proses erosi dan menghindari terjadinya pencucian
unsur hara oleh hujan.
b. Penggalian dan Penimbunan Batuan Penutup (Overburden)
Batuan penutup (overburden) dari hasil penggalian kegiatan
penambangan akan ditimbun pada lokasi penimbunan (disposal
area), baik pada lubang bekas tambang (In Pit Dump) maupun di
luar tambang (Out Pit Dump). Untuk menjaga kestabilan lereng dan
aspek keselamatan kerja, maka penimbunan batuan penutup dibuat
teras berjenjang.
c. Penanganan Air Limpasan dan Air Buangan Tambang
Aktivitas penambangan dan pembongkaran lapisan tanah penutup
menyebabkan bagian tertentu dari batuan yang mengandung mineral
sulfida (pirit, kalkopirit, markasit, dan lain-lain) yang terpapar,
dengan kondisi terdapat air dan oksigen mengalami oksidasi,
sehingga menyebabkan air dalam kondisi asm. Air yang keluar dari
sumber inilah yang dikenal dengan Air Asam Tambang (AAT).
Pengelolaan AAT dilakukan dengan menggunakan sediment pond
dan settling pond. Air limpasan dari pembukaan lahan mengalir
secara alamiah ke sediment pond dan diteruskan ke settling pond.
Pada settling pond, dilakukan pengukuran kualitas air limbah harian,
dengan parameter pengukuran antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
1) Asam (pH) dengan menggunakan alat pH meter dan kapur
sebagai perlengkapannya.
2) Kekeruhan (TSS) dengan menggunakan alat Colimeter dan tawas
sebagai perlengkapannya.
3) Debit air dengan menggunakan alat V-Notch weir.
Ketiga pengukuran kualitas air limbah harian ini bertujuan untuk
memastikan bahwa air keluaran kolam memenuhi nilai baku mutu
yang dipersyaratkan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Lokasi
titik pemantauan kualitas air tersebut dinamakan WMP (Water
Monitoring Point). Lokasi dan sumber aliran settling pond terdapat
pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Lokasi dan Sumber Aliran Settling Pond
di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
No Site Lokasi Sumber Aliran
1 KMO Settling Pond 02K Port
Settling Pond 03K Disposal OPD 1 A
Settling Pond 04K Tambang dan OPD 1 B
Settling Pond 05K Tambang
Settling Pond 06K OPD 3
Settling Pond 07K OPD 2
2 SMO Settling Pond 01S CPP
Settling Pond 02S IPD
Settling Pond 03S Tambang dan IPD Sumber: Dokumen Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara
d. Penanganan Limbah Padat dan Limbah B3
Pengelolaan limbah kegiatan penunjang operasional tambang
ditangani sesuai dengan jenis limbah yang dihasilkan seperti pada
Tabel 4.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4.7
Lokasi Limbah Berbahaya dan Beracun
di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
No Sarana Lokasi Keterangan
1 TPA Sampah Lokasi
pembuangan
(disposal area)
aktif
Untuk sampah dari
perkantoran dan mess
2 Oiltrap Workshop,
pengisian dan
penyimpanan BBM
dan ruang genset
Untuk penyaringan
limpasan oli dan solar
yang tercecer
3 Tempat
Penyimpanan
Sementara
Limbah
Berbahaya
dan Beracun
(TPS LB3)
Workshop Untuk lokasi
penampungan
sebelum diangkut oleh
pengumpul resmi
Sumber: Dokumen Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara
Limbah yang dihasilkan digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Limbah Domestik
Limbah domestik terdiri atas 2, yaitu:
a) Sampah Organik
Sampah organik digunakan sebagai bahan baku menjadi
pupuk kompos.
b) Sampah Anorganik
Sampah anorganik dilakukan pemilihan sampah yang
mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Yaitu, limbah yang dihasilkan dari kegiatan workshop,
maintenance alat berat dan truk maupun peralatan operasional
berupa:
a) Limbah cair, seperti oli bekas dan solar bekas
b) Limbah padat, seperti filter bekas, aki bekas, hose bekas,
grease bekas, kain maju bekas, dan sludge.
Limbah B3 selanjutnya dipisahkan berdasarkan jenisnya
kemudian dikumpulkan ke dalam TPS (Tempat Penyimpanan
Sementara) B3. Untuk limbah B3 yang dihasilkan kemudian
diserahkan kepada pihak ketiga yang telah memiliki izin resmi
dari Kementrian Lingkungan Hidup, yaitu PT. Maju Asri Jaya
Utama, PT. Putra Daerah Mandiri Jaya dan CV. Limbah Bina
Sejahtera.
e. Penanganan Debu dan Kebisingan
Pengelolaan debu akibat kegiatan tambang dilakukan di sepanjang
jalan angkut batubara (coal hauling) dan di dalam tambang (pit)
dengan melakukan penyiraman secara rutin sesuai dengan intensitas
curah hujan. Untuk penanganan penyiraman area jalan tambang
menggunakan water truck yang dimiliki kontraktor.
Penanganan kebisingan dilakukan dengan pemasangan rambu pada
area rawan kebisingan, seperti pada area Coal Processing Plant
(CPP) dan genset serta penyediaan fasilitas ear plug dan ear muff.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Selain itu, juga dengan penanaman pohon pada area Coal Processing
Plant (CPP) guna penghalang debu serta meredam kebisingan.
f. Penanganan Erosi
Untuk mengurangi laju erosi dilakukan dengan cara 3 cara, yaitu:
1) Penanaman pada area lereng dengan jenis rumput-rumputan,
cover crop, dan tanaman lain yang dapat menghambat laju erosi.
2) Pembentukan desain lokasi pembuanagn (disposal area), yang
meliputi ketinggian jenjang, kemiringan lereng, kemiringan
bidang datar.
3) Fasilitas drainase yang dipusatkan menuju parit air yang
bermuara ke sediment pond.
g. Reklamasi dan Revegetasi
Reklamasi dan revegetasi merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam menjaga kelestarian lingkungan pertambangan,
diantaranya melindungi lahan langsung dari air hujan,
memperlambat aliran permukaan, menjaga kemampuan tanah dalam
penyerapan air, dan mengikat partikel tanah tetap pada tempatnya.
1) Reklamasi
Reklamasi dilakukan secara bertahap dengan menempatkan
batuan penutup pada lahan timbunan, baik di dalam maupun luar
tambang. Pada lahan timbunan batuan penutup tersebut dilapisi
dengan lapisan tanah penutup (top soil). Teknik reklamasi lahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
ini disesuaikan dengan sistem penambangan terbuka yang
menggunakan metode gali isi (back filling method).
2) Revegetasi
Revegetasi dilakukan di area siap tanam, yaitu area yang sudah
direklamasi, recounturing, dan sudah diberi lapisan tanah
penutup (top soil) sehingga kondisi tanah sudah siap untuk
ditanami.
Untuk menyediakan ketersediaan bibit pohon yang siap tanam,
Departemen Safety, Health, and Environment (SHE) melakukan
serangkaian kegiatan, yaitu mulai dari penyediaan benih,
persemaian, hingga kegiatan penyediaan bibit siap tanam. Jenis
pohon yang ditanam secara garis besar digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu tanaman poineer, kehutanan, dan tanaman buah.
Jenis dari setiap tipe tanaman tersebut di tempatkan di rumah
pembibitan (nursery) yang dibedakan menjadi tanaman yang
berumur kurang dari tiga bulan dan lebih dari tiga bulan.
Tanaman yang siap tanam adalah tanaman yang berumur lebih
dari tiga bulan.
Selain kegiatan penanaman, kegiatan perawatan juga dilakukan
sebagai upaya menciptakan lingkungan kondusif agar
pertumbuhan tanaman optimal. Kegiatan perawatan yang
dilakukan antara lain penyulaman kembali tanaman yang mati,
pemupukan, penyemprotan, dan penyiangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2. Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan merupakan upaya pencegahan,
pengendalian dan penanggulangan dampak lingkungan yang dihasilkan
dan juga meningkatkan dampak penting positif yang dihasilkan dari suatu
kegiatan usaha. Dengan pemantauan lingkungan dapat mengetahui
efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam meminimalkan
dampak negatif terhadap lingkungan. Pemantauan lingkungan meliputi:
a. Pamantauan Kualitas Air Limpasan, Air Buangan Tambang dan
Sungai
Pemantauan analisa kualitas air daerah pertambangan PT. Pesona
Khatulisriwa Nusantara dilakukan oleh lembaga yang terakreditasi
yaitu Balai Riset dan Standarisasi Industri Samarinda
(BARISTAND). Kualitas air dilakukan setiap satu bulan sekali untuk
limbah cair dan tiga bulan sekali untuk kualitas badan air/sungai.
b. Pemantauan Biota Perairan
Pemantauan biota air dilakukan untuk mengetahui dampak yang
terjadi pada badan air penerima (sungai) sebagai akibat pembuangan
limbah kegiatan penambangan batubara.
c. Pemantauan Kualitas Tanah
Pemantauan terhadap kualitas tanah diperlukan untuk mengukur
tingkat kesuburan tanah, yang berhubungan erat dengan tingkat
pertumbuhan tanaman. Pengujian analisa tanah PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara dilakukan setiap satu tahun sekali dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dengan menggunakan jasa Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda.
d. Pemantauan Stabilitas Lereng dan Erosi
Pemantauan terhadap kestabilan lereng maupun peningkatan erosi
tanah pada lahan terbuka dilakukan setiap tahun dan dipantau secara
rutin selama kegiatan penambangan berlangsung.
e. Pemantauan Kualitas Udara
Secara umum, pemantauan kualitas udara dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1) Pemantauan Udara Ambien
Pengukuran kualitas udara dilakukan setiap tiga bulan sekali
dengan menggunakan jasa Laboratorium Balai Riset dan
Standarisasi Industri Samarinda (BARISTAND).
2) Pemantauan Emisi Gas Buang
Pemantauan emisi gas buang dilakukan di PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara secara umum dilakukan pada emsi
sumber bergerak dan tidak bergerak. Pemantauan tersebut
dilakukan setiap enam bulan sekali dengan menggunakan jasa
Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri Samarinda
(BARISTAND).
3) Pemantauan Iklim Mikro
Pemantauan iklim mikro termasuk pada pemantauan udara yang
dilakukan terhadap suhu dan kelembapan di setiap pit penambangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan periode sekali dalam satu tahun. Pemantauan ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh pengelolaan lingkungan yang telah
dilakukan terhadap parameter iklim mikro tersebut.
f. Pemantauan Flora dan Fauna
Pemantauan keberadaan flora dilakukan terhadap dampak penting
dari kegiatan reklamasi seperti peningkatan mutu lingkungan dan
perubahan tipe vegetasi, kelimpahan dan keanekaragaman jenis.
Pemantauan terhadap flora dengan membuat petak ukur tertentu
sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman.
Pemantauan terhadap jenis fauna dilakuakn terhadap perubahan
keberadaan jenis dan penurunan frekuensi penemuan jenis. Metode
yang dilakukan dengan cara metode pengamatan (observasi) dan
identifikasi melalui jejak kaki, suara, sangkar, kotoran ataupun
dengan penemuan langsung di lapangan serta pemantauan dengan
mengambil beberapa data, seperti jenis, jumlah, dan wawancara
kepada masyarakat sekitar.
Pemantauan flora dan fauna dilakukan setahun sekali. Pemantauan
secara rutin tetap dilakukan selama kegiatan operasi penambangan
berlangsung.
g. Pemantauan Bentang Alam
Untuk memantau aktivitas penimbunan dan pemantauan bentang
alam dilakukan pengukuran dengan alat survey untuk mengetahui
kesesuaian antara rencana yang telah dibuat dengan realisasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pemantauan bentang alam dan daerah timbunan dilakukan untuk
memastikan pembentukan slope di areal penimbunan tanah penutup/
areal timbunan soil sesuai dengan desain, dan siap untuk ditanami.
h. Pemantauan Sosial
Dengan adanya pemantauan sosial ini, maka dapat menilai
pelaksanaan program dan manfaat kontribusi perusahaan bagi
peningkatan kualitas sumber daya manusia, mengetahui persepsi
masyarakat dan mengetahui efektivitas pelaksanaan program yang
dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Untuk menjawab rumusan masalah pertama, yaitu “bagaimana
pengakuan biaya yang timbul dari aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan
lingkungan pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?” pembahasannya adalah
sebagai berikut:
A. Mendeskripsikan pengakuan biaya lingkungan menurut PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara.
Penulis mendeskripsikan biaya lingkungan yang terdapat pada perusahaan
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ke dalam dua kelompok, yaitu biaya
lingkungan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara yang dikelompokkan oleh
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ke dalam biaya lingkungan (diakui
sebagai biaya Safety, Health, and Environment) dan biaya lingkungan di PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara yang tidak dikelompokkan oleh PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara ke dalam biaya lingkungan. Biaya lingkungan di PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara yang dikelompokkan oleh PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara ke dalam biaya lingkungan (diakui sebagai biaya
Safety, Health, and Environment) adalah:
1. Biaya Pengelolaan Lingkungan
Biaya pengelolaan lingkungan merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan. Biaya pengelolaan lingkungan di PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
a. Biaya pembongkaran fasilitas tambang
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
pembongkaran fasilitas yang ada di area tambang ketika batubara
sudah habis (mine out).
b. Biaya penataan lahan
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menata
kembali lahan bekas tambang.
c. Biaya penghijauan atau revegetasi
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk keperluan
penghijauan lahan atau revegetasi. Biaya penghijauan atau revegetasi
terdiri atas:
1) Biaya tenaga kerja
2) Biaya persemaian
Biaya persemaian meliputi biaya pemakaian bibit, alat kerja dan
material.
3) Biaya penanaman
Biaya penanaman meliputi biaya pemakaian bibit dan pemakaian
pupuk kompos.
4) Biaya pemeliharaan
Biaya pemeliharaan meliputi biaya pemakaian pupuk dan
penaganan hama serta penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
d. Biaya pengelolaan kualitas lingkungan
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengelola
lingkungan yang terkena dampak dari aktivitas pertambangan
perusahaan, meliputi:
1) Kualitas air
Biaya kualitas air meliputi biaya pengerukan settling pond.
2) Kualitas udara
Biaya kualitas udara meliputi pengoperasian water truck.
3) Kualitas tanah
4) Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang
Biaya pencegahan dan penaggulangan air asam tambang meliputi
biaya pemakaian kapur dan tawas.
5) Keanekaragaman hayati
Baiya keanekaragaman hayati meliputi pembelian benih ikan,
pakan, dan peralatan serta perlengkapan yang dibutuhkan.
e. Biaya pekerjaan sipil, seperti pembuatan dam/kolam pengendap dan
maintenance kolam pengendap.
f. Biaya pengolahan limbah B3 dan sampah
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka
pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Biaya ini
meliputi biaya pengolahan limbah B3, ijin TPS B3 dan IPAL,
pengadaan peralatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
g. Biaya lainnya (disesuaikan dengan kegiatan pengelolaan lingkungan
yang ada)
2. Biaya Pemantauan Lingkungan
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka upaya
pencegahan, pengendalian dan penanggulangan dampak lingkungan yang
dihasilkan dan juga meningkatkan dampak penting positif yang dihasilkan
dari suatu kegiatan usaha. Biaya pemantauan lingkungan meliputi:
a. Biaya pengadaan peralatan pantau
Meliputi biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengadaan alat pantau.
b. Biaya pengambilan sampel/contoh
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka
poengambilan sampel atau contoh untuk dilakukan uji laboratorium
(uang transport).
c. Analisa laboratorium
Biaya analisa laboratorium meliputi biaya laboratorium untuk
melakukan uji lingkungan yang diambil sampelnya yang terdiri atas
air limbah, air sungai, air sungai plankton/benthos, udara ambient,
emisi sumber bergerak dan tidak bergerak, tanah serta air minum.
d. Pelaksanaan pemantauan (upah tenaga kerja)
Biaya pelaksanaan pemantauan merupakan biaya yang dibayarkan
perushaan untuk orang yang melakukan pengambilan sampel uji
laboratorium.
e. Biaya lainnya (flora, fauna, tanah, plankton dan bentos, sosek)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
3. Konsultan lingkungan dan pelatihan
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyewa jasa
konsultan lingkungan maupun pelatihan yang berkaitan dengan bidang
lingkungan untuk para tenaga kerja.
4. Peringatan hari bumi, hari lingkungan hidup, dan hari pertambangan dan
energi
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka kampanye
lingkungan.
5. Konsultan/pembuatan dokumen
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka
perijinan dalam bidang lingkungan maupun pembuatan dokumen seperti
AMDAL.
Biaya lingkungan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara yang tidak
dikelompokkan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ke dalam biaya
lingkungan adalah:
1. Overburden removal
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membersihkan area
yang akan ditambang, menggali, dan memindahkan tanah di area
tambang. Biaya ini dihitung berdasarkan banyaknya jumlah tanah yang
digali (satuan BCM).
2. Coal getting
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menggali batubara.
Biaya ini dihitung berdasarkan banyaknya jumlah batubara yang digali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
(satuan Ton).
3. Coal hauling
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memindahkan
batubara yang telah digali di area pit ke Coal Processing Plant (CPP
Area).
4. General mining
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berkaitan dengan
penambangan.
5. Rehandling coal
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memindahkan
batubara dari Run of Mine (ROM) ke crusher.
6. Trimming coal
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk merapihkan
batubara di Stock Pile.
7. Feeding coal
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memasukkan
batubara ke tunnel sebelum dialirkan ke Barge Loading Conveyor (BLC).
8. Feul Genzet
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka pemakaian
bahan bakar genset untuk menghidupkan crusher.
9. General CPP
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berkaitan dengan
Coal Processing Plant (CPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
10. Road maintenanace
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka
pemeliharaan jalan tambang.
11. Environmental Protection Reclamation
Merupakan biaya yang diakui oleh perusahaan dalam rangka penutupan
area tambang ketika izin pertambangan telah selesai.
12. Eksplorasi
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka
eksplorasi tambang.
B. Mengidentifikasi informasi aliran fisik dan sumber daya yang dimiliki oleh
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
Informasi aliran fisik yang terdapat pada PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental
Management Accounting (IFAC, 2005) seperti pada Tabel 5.1
Tabel 5.1
Informasi Aliran Fisik PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
Informasi Aliran Fisik Sumber Daya yang
Digunakan
Satuan Pengukuran
yang Digunakan
Bahan Mentah Batubara Ton
Bahan Pembantu Tidak ada*
Bahan Pembungkus Tidak ada*
Barang Dagangan Tidak ada*
Bahan Operasi Solar Liter
Air Tidak ada*
Energi Masuk Bhn Operasi Sumber: Diolah *Tidak ada: tidak terdapat aliran fisik dalam proses penambangan.
Sumber daya yang digunakan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara untuk
kegiatan penambangannya seperti pada Tabel 5.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 5.2
Penggunaan Sumber Daya dan Energi oleh
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance
Document: Environmental Management Accounting (IFAC)
No Tahapan
Penambangan
Sumber Daya
dan Energi
yang
Digunakan
Satuan
Pengukuran
Dampak
1 Land Clearing Bulldozer Unit Kualitas udara,
Kebisingan, Erosi
dan sedimentasi,
Kesuburan tanah,
Kualitas air, Flora,
Fauna, Biota
perairan
Chainsaw Unit
Excavator Unit
Solar Liter
2 Soil Removal Excavator Unit Kualitas udara,
Erosi dan
sedimentasi, Air
limpasan,
Kesuburan tanah,
Bentang alam,
Terganggunya biota
perairan
Hauler Unit
Solar Liter
Top Soil BCM
3 Overburden
Removal
Excavator Unit Kualitas udara,
Erosi dan
sedimentasi,
Kesuburan tanah,
Bentang alam, Air
asam tambang,
Terganggunya biota
perairan
Hauler Unit
Articulated
Dump Truck
Unit
Solar Liter
Overburden BCM
4 Coal Cleaning Excavator Unit Kualitas udara dan
Air asam tambang
Hauler Unit
Solar Liter
5 Coal Getting Excavator Unit Kualitas udara,
Bentang alam,
Kualitas air dan Air
asam tambang
Solar Liter
6 Hauling Dump Truck Unit Kualitas udara dan
Kebisingan
Solar Liter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 5.2
Penggunaan Sumber Daya dan Energi oleh
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance
Document: Environmental Management Accounting (IFAC) (Lanjutan)
No Tahapan
Penambangan
Sumber Daya
dan Energi
yang
Digunakan
Satuan
Pengukuran
Dampak
7 Crushing Batubara Ton Kualitas udara,
Kebisingan dan Air
limpasan
Jembatan
Timbang
Unit
Primary
Crusher
Unit
Secondary
Crusher
Unit
Feeder Unit
Stacking
Conveyor
Unit
Motor c/w
Gearbox
Unit
Genset Unit
Solar Liter
8 Barge Loading Barge Loading
Conveyor
Unit Kualitas udara dan
Kebisingan
Feeder Unit
Motor c/w
Gearbox
Unit
Genset Unit
Solar Liter
9 Barging Tongkang Unit Kualitas udara dan
kualitas air Solar Liter
10 Aktivitas
Perbengkelan
Perlengkapan
sparepart alat
berat dan
produksi
Limbah B3
Sumber: Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
C. Mengidentifikasi biaya lingkungan ke dalam kelompok biaya lingkungan
menurut International Guidance Document: Environmental Management
Accounting (IFAC, 2005).
Identifikasi biaya lingkungan ke dalam kelompok biaya lingkungan
menurut International Guidance Document: Environmental Management
Accounting (IFAC, 2005) yang dilakukan oleh penulis seperti pada Tabel 5.3
Tabel 5.3
Komponen Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menurut International Guidance Document:
Environmental Management Accounting (IFAC)
No Komponen Sub Komponen Komponen Biaya 1. Biaya Bahan
Produk
Bahan Mentah dan Bahan
Pembantu
a. Coal Getting
b. Coal Hauling
c. General Mining
d. Rehandling Coal
e. Trimming Coal
f. Feeding Coal
g. General CPP
Bahan Pembungkus Tidak ada
Air dan Energi Feul Genzet
2. Biaya Bahan Non-
Produk Output
Bahan Mentah dan Bahan
Pembantu
Overburden Removal
Bahan Pembungkus Tidak ada
Bahan Operasi Tidak ada
Air dan Energi Tidak ada
Biaya Pemrosesan Depresiasi peralatan conveyor, barging, dan genset
3. Biaya
Pengendalian
Limbah dan Emisi
Depresiasi Peralatan
Pengendalian Limbah
a. Depresiasi Peralatan Persemaian
b. Depresiasi Jaring Ikan Keanekaragaman
Hayati
c. Depresiasi Peralatan Pengelolaan Kualitas
Lingkungan
d. Depresiasi Peralatan Limbah B3
e. Depresiasi Peralatan Pengelolaan Limbah B3
dan Sampah
Bahan Operasi a. Perlengkapan Persemaian
b. Pengolahan Limbah B3
c. Perlengkapan Pengolahan Limbah B3 dan
Sampah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 5.3
Komponen Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menurut International Guidance Document:
Environmental Management Accounting (IFAC) (Lanjutan)
No Komponen Sub Komponen Komponen Biaya Air dan Energi a. Pengelolaan Kualitas Lingkungan
1) Kualitas Air (Tawas)
2) Kualitas Udara
3) Penanganan AAT (Kapur)
4) Keanekaragaman Hayati
a) Benih Ikan b) Pakan Ikan
5) Perawatan IPAL (Pengerukan Settling
Pond)
b. Perlengkapan Pengelolaan Kualitas
Lingkungan
Tenaga Internal a. Tenaga Kerja pada Penghijauan
b. Pekerjaan Sipil Infrastruktur
c. Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara Dept. SHE
Jasa Eksternal a. Konsultan/Pembuatan Dokumen
1) UKL dan UPL
2) Revisi Dokumen AMDAL
3) Dokumen FS
Biaya-Biaya, Perijinan dan
Pajak
a. Konsultan?Pembuatan Dokumen
1) Izin Genset
2) Izin IPK
3) Izin Pembayaran DR dan PSDH
b. Ijin TPS B3 Pengelolaan Limbah B3 dan IPAL
c. PPN Alat Absorbent dan Oil Bom
Asuransi Tidak ada
Pemulihan dan Kompensasi a. Pembongkaran Fasilitas Lahan
b. Reklamasi
c. Penghijauan
1) Persemaian
Bibit
a) Tanaman Pionir
b) Tanaman Kehutanan
c) Tanaman Buah-Buahan
d) Tanaman Pertanian
2) Penanaman
a) Bibit
b) Pupuk
3) Perawatan Tanaman
a) Pupuk
b) Penanganan Hama dan Penyakit
4. Biaya Pencegahan
dan Manajemen
Lingkungan
Lainnya
Depresiasi Peralatan Depresiasi Peralatan Pantau
Tenaga Internal Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
Dept. SHE
Jasa Eksternal a. Pelaksanaan Pemantauan
1) Air Sungai
2) Air Sungai Planton/Benthos
3) Udara Ambient
4) Emisi Sumber Tidak Bergerak
5) Tanah
6) Satwa
b. Road Maintenance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel 5.3
Komponen Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menurut International Guidance Document:
Environmental Management Accounting (IFAC) (Lanjutan)
No Komponen Sub Komponen Komponen Biaya Biaya Lainnya a. Perlengkapan Pantau
b. PPN Alat pH Meter, Elektroda, Soil pH Meter
c. Pelatihan Lingkungan
d. Peringatan Hari Bumi, Hari Lingkungan
Hidup serta Hari Pertambangan dan Energi
5. Biaya Penelitian
dan
Pengembangan
Depresiasi Peralatan Tidak ada
Tenaga Internal Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
Dept. SHE
Jasa Eksternal a. Pemantauan Lingkungan
1) Analisa Laboratorium
a) Air Limbah
b) Air Sungai
c) Air Sungai Planton/Benthos
d) Udara Ambient
e) Emisi Sumber Tidak Bergerak
f) Emisi Sumber Bergerak
g) Tanah
h) Air Minum
2) Pengambilan Sampel
a) Air Limbah
b) Air Sungai
c) Udara Ambient
d) Emisi Sumber Tidak Bergerak
e) Tanah
f) Air Minum\
b. Eksplorasi
Biaya Lainnya Tidak ada
6. Biaya Tak
Berwujud
Environmental Protection Reclamation
Sumber: Diolah
D. Mengukur dan menentukan besarnya biaya-biaya lingkungan yang telah
teridentifikasi.
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menggunakan mata uang US Dollar (US
$) dalam pembayaran kepada kontraktor dan laporan keuangan perusahaan.
Penulis mengkonversikan biaya-biaya tersebut ke dalam satuan mata uang
Rupiah (Rp). Besarnya nilai kurs Rupiah (Rp) terhadap US Dollar (US $)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
yang digunakan adalah berdasarkan data Forex dan Fuel Price dari catatan
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara, yaitu:
Jumlah kurs Rupiah terhadap US Dollar Januari hingga Desember 2013
12
Perhitungan rata-rata kurs Rupiah terhadap US Dollar disajikan pada Lampiran
Tabel 5.4 di halaman 124. Dari hasil perhitungan tersebut, maka nilai yang
digunakan adalah Rp10.364,67 untuk Forex, Rp10.446,75 untuk Fuel Price
Site KMO, dan Rp10.997,25 untuk Fuel Price Site SMO. Pengukuran biaya
lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara disajikan dalam Tabel 5.5
Tabel 5.5
Pengukuran Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menurut International Guidance Document: Environmental
Management Accounting (IFAC)
No Komponen Sub
Komponen
Komponen Biaya Jumlah (Rp)
1. Biaya Bahan
Produk Output
Bahan Mentah dan
Bahan Pembantu
1. Coal Getting
2. Coal Hauling
3. General Mining
4. Rehandling Coal
5. Trimming Coal
6. Feeding Coal
7. General CPP
31.963.673.416,00
79.082.357.465,00
3.246.991.160,00
5.434.551.833,00
3.639.603.286,00
8.454.103.700,00
680.410.373,00
5.681.170.783,00
Bahan Pembungkus Tidak ada
Air dan Energi Feul Genzet
2. Biaya Bahan Non-
Produk Output
Bahan Mentah dan
Bahan Pembantu
Overburden Removal
296.928.699.273,00
27.449.389.342,67
Bahan Pembungkus
Tidak ada
Bahan Operasi Tidak ada
Air dan Energi Tidak ada
Biaya Pemrosesan Depresiasi peralatan conveyor,
barging, dan genset
3.
Biaya
Pengendalian
Limbah dan Emisi
Depresiasi Peralatan
Pengendalian
Limbah
1. Depresiasi Peralatan
Persemaian
2. Depresiasi Jaring Ikan
Keanekaragaman Hayati
3. Depresiasi Peralatan
Pengelolaan Kualitas
Lingkungan
4. Depresiasi Peralatan Limbah
B3
5. Depresiasi Peralatan
Pengelolaan Limbah B3
17.476.583,00
0
3.500.000,00
1.028.167,00
10.495.225,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 5.5
Pengukuran Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menurut International Guidance Document: Environmental
Management Accounting (IFAC) (Lanjutan)
No Komponen Sub
Komponen
Komponen Biaya Jumlah (Rp)
Bahan Operasi 1. Perlengkapan Persemaian
2. Pengolahan Limbah B3
3. Perlengkapan Pengolahan
Limbah B3 dan Sampah
49.110.500,00
117.000.000,00
274.055.000,00
Air dan Energi a. Pengelolaan Kualitas
Lingkungan
a. Kualitas Air (Tawas)
b. Kualitas Udara
c. Kualitas Tanah
d. Penanganan AAT
(Kapur)
e. Keanekaragaman Hayati
1) Benih Ikan
2) Pakan Ikan
f. Perawatan IPAL
(Pengerukan Settling
Pond)
b. Perlengkapan Pengelolaan
Kualitas Lingkungan
213.907.250,00
4.540.051.530,00
0
164.808.800,00
13.000.000,00
15.930.000,00
950.900.286,00
195.000,00
Tenaga Internal 1. Tenaga Kerja pada
Penghijauan
2. Pekerjaan Sipil Infrastruktur
3. Tenaga Kerja PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara Dept.
SHE
HR
580.851.000,00
1.392.573.663,00
Jasa Eksternal a. Konsultan/Pembuatan
Dokumen
1. UKL dan UPL
2. Revisi Dokumen
AMDAL
3. Dokumen FS
0
450.000.000,00
350.000.000,00
Biaya-Biaya,
Perijinan dan Pajak
1. Konsultan?Pembuatan
Dokumen
a. Izin Genset
b. Izin IPK
c. Izin Pembayaran DR
dan PSDH
2. Ijin TPS B3 Pengelolaan
Limbah B3 dan IPAL
3. PPN Alat Absorbent dan Oil
Bom
0
0
214.954.360,00
7.894.590,00
8.875.000,00
Asuransi Tidak ada
Pemulihan dan
Kompensasi
1. Pembongkaran Fasilitas Lahan
2. Reklamasi
3. Penghijauan
a. Persemaian Bibit 1) Tanaman Pionir
2) Tanaman
Kehutanan
3) Tanaman Buah-
Buahan
4) Tanaman Pertanian
b. Penanaman
1. Bibit
0
Tidak teridentifikasi
5.240.000,00
33.657.000,00
118.972.500,00
840.000,00
69.674.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 5.5
Pengukuran Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menurut International Guidance Document: Environmental
Management Accounting (IFAC) (Lanjutan)
No Komponen Sub
Komponen
Komponen Biaya Jumlah (Rp)
2. Pupuk
c. Perawatan Tanaman
1) Pupuk
2) Penanganan Hama
dan Penyakit
228.951.750,00
50.905.000,00
4.585.000,00
4.
Biaya Pencegahan
dan Manajemen
Lingkungan
Lainnya
Depresiasi Peralatan Depresiasi Peralatan Pantau
18.396.118,00
Tenaga Internal Tenaga Kerja PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
835.544.197,80
Jasa Eksternal 1. Pelaksanaan Pemantauan
a. Air Sungai
b. Air Sungai
Planton/Benthos
c. Udara Ambient
d. Emisi Sumber Tidak
Bergerak
e. Tanah
f. Satwa
2. Road Maintenance
5.250.000,00
5.400.000,00
14.250.000,00
3.500.000,00
600.000,00
0
18.037.331.132,00
Biaya Lainnya 1. Perlengkapan Pantau
2. PPN Alat pH Meter, Elektroda,
Soil pH Meter
3. Pelatihan Lingkungan
4. Peringatan Hari Bumi, Hari
Lingkungan Hidup serta Hari
Pertambangan dan Energi
12.225.100,00
1.796.200,00
202.940.600,00
141.562.500,00
5. Biaya Penelitian
dan
Pengembangan
Depresiasi Peralatan Tidak ada
Tenaga Internal Tenaga Kerja PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
557.029.465,20
Jasa Eksternal 1. Pemantauan Lingkungan
a. Analisa Laboratorium
1) Air Limbah
2) Air Sungai
3) Air Sungai
Planton/Benthos
4) Udara Ambient
5) Emisi Sumber
Tidak Bergerak
6) Emisi Sumber
Bergerak
7) Tanah
8) Air Minum
b. Pengambilan Sampel
1) Air Limbah
2) Air Sungai
3) Udara Ambient
4) Emisi Sumber
Tidak Bergerak
5) Tanah
6) Air Minum
2. Eksplorasi
78.256.200,00
91.375.000,00
0
72.765.000,00
24.000.000,00
9.960.000,00
19.585.620,00
42.555.000,00
7.200.000,00
25.992.250,00
9.650.250,00
0
11.703.000,00
515.000,00
6.205.139.369,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 5.5
Pengukuran Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menurut International Guidance Document: Environmental
Management Accounting (IFAC) (Lanjutan)
No Komponen Sub
Komponen
Komponen Biaya Jumlah (Rp)
6. Biaya Tak
Berwujud
Environmental Protection
Reclamation
52.735.424,00
TOTAL 498.937.640.262,00
Sumber: Diolah
Perhitungan tenaga internal (tenaga kerja Dept. SHE) menggunakan
asumsi karena keterbatasan data yang dapat diakses oleh penulis.
Perhitungannya adalah:
= (Total gaji tenaga kerja / Jumlah tenaga kerja tetap)
Jumlah tenaga kerja Dept. SHE
= (Rp24.994.911.900,00 / 350)
39
= 2.785.147.326,00
Setelah itu, dilakukan pembebanan terhadap masing-masing komponen biaya
lingkungan terhadap biaya tenaga internal, yaitu biaya pengendalian limbah
dan emisi sebesar Rp1.392.573.663,00 (50%), biaya-biaya pencegahan dan
manajemen lingkungan lainnya sebesar Rp835.544.197,80 (30%), serta biaya
penelitian dan pengembangan sebesar Rp557.029.465,20 (20%). Pembebanan
ini berdasarkan hasil observasi di lokasi perusahaan.
Total biaya lingkungan yang teridentifikasi oleh penulis adalah sebesar
Rp498.937.640.262,00. Namun angka ini belum sepenuhnya mencerminkan
total biaya lingkungan yang terdapat di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
periode 2013. Hal ini dikarenakan keterbatasan data yang dapat diakses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, yaitu “bagaimana
penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan dalam laporan laba rugi
komprehensif PT. Pesona Khatulistiwa?” adalah sebagai berikut:
A. Mengidentifikasi laporan laba rugi komprehensif PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara.
Berdasarkan hasil identifikasi dari laporan laba rugi komprehensif periode
2013 PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara, dapat diketahui bahwa perusahaan
telah mengakui adanya biaya lingkungan, tetapi biaya lingkungan
digolongkan menjadi satu dengan biaya operasi perusahaan. Hal ini
mengakibatkan biaya lingkungan sesungguhnya sulit untuk diketahui.
B. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi biaya lingkungan ke dalam komponen
laporan laba rugi komprehensif.
Laporan laba rugi komprehensif PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
belum menggambarkan secara jelas biaya lingkungan yang terjadi pada
periode tersebut (2013) atau belum sesuai dengan standar yang digunakan
dalam penelitian ini. Maka penulis melakukan pengidentifikasian dan
pengklasifikasian biaya lingkungan menurut International Guidance
Document: Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) yang telah
dilakukan perhitungan (pengukuran) oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
C. Menyajikan komponen biaya lingkungan yang teridentifikasi ke dalam
laporan laba rugi komprehensif berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK).
Laporan Laba Rugi ini merupakan simulasi format laporan laba rugi
jika PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara akan menerapakan akuntansi
lingkungan menurut penggolongan IFAC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Sales 1.089.440.260.342,00Rp
Cost of Goods Sold
Material Cost of Product Output
Coal Getting 31.963.673.416,00Rp
Coal Hauling 79.082.357.465,00Rp
General Mining 3.246.991.160,00Rp
Rehandling Coal 5.434.551.833,00Rp
Trimming Coal 3.639.603.286,00Rp
Feeding Coal 8.454.103.700,00Rp
Feul Genzet 5.681.170.783,00Rp
General CPP 680.410.373,00Rp
138.182.862.016,00Rp
Material Cost of non Product Output
Overburden Removal 296.928.699.273,00Rp
Depreciation 27.449.389.342,67Rp
324.378.088.615,67Rp
Safety and Health 8.746.838.118,00Rp
Salary and Benefit 22.209.764.574,00Rp
Transportation 15.923.942.197,33Rp
Repair and Maintenance 9.066.844.565,33Rp
Others (Site Related Cost) 77.143.440.368,00Rp
Royalty 114.307.161.649,33Rp
Cost of Goods Sold 709.958.942.103,67Rp
Gross Profit 379.481.318.238,33Rp
Other Incomes 30.552.487.625,33Rp
Selling Expenses 229.384.552.772,67Rp
General and Administrative Expenses 49.979.386.580,67Rp
Financing expenses 23.890.059.162,67Rp
Other Expenses 34.978.521.596,67Rp
Environmental Expenses
Waste and Emission Control Cost
Depreciation of Equipment 32.499.975,00Rp
Operating Materials 440.165.500,00Rp
Water and Energy 5.898.792.866,00Rp
Internal Personnel 1.973.424.663
External Service 800.000.000,00Rp
Fees, Taxes, and Permits 231.723.950,00Rp
Insurance -Rp
Remediation and Compensation 512.825.250,00Rp
9.889.432.204,00Rp
Prevention and Other Environmental Cost
Depreciation of Equipment 18.396.118,00Rp
Internal Personnel 835.544.198
External Service 18.066.331.132
Other Cost 358.524.400,00Rp
19.278.795.847,80Rp
Research and Development Cost
Depreciation of Equipment -Rp
Operation Material, Water, and Energy -Rp
Internal Personnel 557.029.465
External Service 6.598.696.689,33Rp
7.155.726.154,53Rp
Less Tangible Cost
Environmental Protection Reclamation 52.735.424,00Rp
36.376.689.630,33Rp
Income Before Provision or Tax Expense 4.872.108.495,33Rp
Provision for Tax Income (Expense)
Current 3.935.090.805,33Rp
Deffered 1.572.475.403,33Rp
Total Provision for Tax Expense 2.362.615.402,00Rp
Income for the Year 2.509.493.093,33Rp
Other Comprehensive Income -Rp
Total Comprehensive Income for the Year 2.509.493.093,33Rp
PT. PESONA KHATULISTIWA NUSANTARA
Statements of Comprehensive Income
for the Years Ended
December 31, 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga, yaitu “apakah akuntansi
lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?” adalah
sebagai berikut:
A. Membandingkan pengakuan komponen biaya lingkungan menurut
International Guidance Document: Environmental Management Accounting
(IFAC: 2005) dengan pengakuan komponen biaya lingkungan menurut PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara.
Perbandingan komponen pengakuan biaya lingkungan antara biaya
lingkungan menurut International Guidance Document: Environmental
Management Accounting (IFAC: 2005) dengan pengakuan komponen biaya
lingkungan menurut PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara seperti pada Tabel
5.6
Tabel 5.6
Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menurut International Guidance Document: Environmental Management
Accounting (IFAC) dan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
Komponen Pengakuan
Biaya Lingkungan
menurut
IFAC
Komponen Pengakuan
Biaya Lingkungan
menurut PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara
Keterangan
BIAYA BAHAN PRODUK OUTPUT
Bahan Mentah dan Bahan Pembantu
1) Coal Getting
2) Coal Hauling
3) General Mining
4) Rehandling Coal
5) Trimming Coal
6) Feeding Coal
7) General CPP
Tidak ada
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Penambangan
Bahan Pembungkus
Tidak Ada
Tidak ada
Tidak ada Bahan Pembungkus
dalam operasional perusahaan
Air dan Energi
Feul Genzet
Tidak ada
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Penambangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Tabel 5.6
Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menurut International Guidance Document: Environmental Management
Accounting (IFAC) dan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara (Lanjutan)
Komponen Pengakuan
Biaya Lingkungan
menurut
IFAC
Komponen Pengakuan
Biaya Lingkungan
menurut PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara
Keterangan
BIAYA BAHAN NON- PRODUK OUTPUT
Bahan Mentah dan Bahan Pembungkus
1. Land Clearing
2. Soil Removal
3. Overburden Removal
4. Coal Cleaning
Tidak ada
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Penambangan (Biaya
Overburden)
Bahan Pembungkus
Tidak ada
Tidak ada
Bahan Operasi
Tidak ada
Tidak ada
Air dan Energi
Tidak ada
Tidak ada
Biaya Pemrosesan
Depresiasi peralatan conveyor,
barging, dan genset
Tidak ada
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Amortisasi
BIAYA PENGENDALIAN LIMBAH DAN EMISI
Depresiasi Peralatan Pengendalian Limbah
1. Depresiasi Peralatan
Persemaian
2. Depresiasi Jaring Ikan
Keanekaragaman Hayati
3. Depresiasi Peralatan
Pengelolaan Kualitas
Lingkungan
4. Depresiasi Peralatan Limbah
B3
5. Depresiasi Peralatan
Pengelolaan Limbah B3 dan
Sampah
Depresiasi Peralatan Pengendalian
Limbah
1. Depresiasi Peralatan
Persemaian
2. Depresiasi Jaring Ikan
Keanekaragaman Hayati
3. Depresiasi Peralatan
Pengelolaan Kualitas
Lingkungan
4. Depresiasi Peralatan
Limbah B3
5. Depresiasi Peralatan
Pengelolaan Limbah B3
dan Sampah
Perusahaan mengakui aebagai
Biaya Lingkungan (Biaya
Pengelolaan Lingkungan)
Bahan Operasi
1. Perlengkapan Persemaian
2. Pengolahan Limbah B3
3. Perlengkapan Pengolahan
Limbah B3 dan Sampah
1. Perlengkapan Persemaian
2. Pengolahan Limbah B3
3. Perlengkapan Pengolahan
Limbah B3 dan Sampah
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Lingkungan (Biaya
Pengelolaan Lingkungan)
Air dan Energi
1. Pengelolaan Kualitas
Lingkungan
a) Kualitas Air (Tawas)
b) Kualitas Udara
c) Kualitas Tanah
1. Pengelolaan Kualitas
Lingkungan
a. Kualitas Air (Tawas)
b. Kualitas Udara
c. Kualitas Tanah
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Lingkungan (Biaya
Pengelolaan Lingkungan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel 5.6
Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menurut International Guidance Document: Environmental Management
Accounting (IFAC) dan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara (Lanjutan)
Komponen Pengakuan
Biaya Lingkungan
menurut
IFAC
Komponen Pengakuan
Biaya Lingkungan
menurut PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara
Keterangan
d) Penanganan AAT
(Kapur)
e) Keanekaragaman Hayati
1) Benih Ikan
2) Pakan Ikan
f) Perawatan IPAL
(Pengerukan Settling
Pond)
2. Perlengkapan Pengelolaan
Kualitas Lingkungan
d. Penanganan AAT
(Kapur)
e. Keanekaragaman
Hayati
1) Benih Ikan
2) Pakan Ikan
f. Perawatan IPAL
(Pengerukan Settling
Pond)
2. Perlengkapan Pengelolaan
Kualitas Lingkungan
Tenaga Internal
1. Tenaga Kerja pada
Penghijauan
2. Pekerjaan Sipil Infrastruktur
3. Tenaga Kerja PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara
Dept. SHE
1. Tenaga Kerja pada
Penghijauan
2. Pekerjaan Sipil
Infrastruktur
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Lingkungan (Biaya
Pengelolaan Lingkungan)
Perusahaan tidak mengakui
Tenaga Kerja Internal Dept.
SHE sebagai Biaya Lingungan,
tapi Biaya Gaji
Jasa Eksternal
Konsultan/Pembuatan Dokumen
1. UKL dan UPL
2. Revisi Dokumen AMDAL
3. Dokumen FS
Konsultan/Pembuatan Dokumen
1. UKL dan UPL
2. Revisi Dokumen AMDAL
3. Dokumen FS
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Lingkungan
(Konsultan/Pembuatan
Dokumen)
Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak
1. Konsultan Pembuatan
Dokumen
a) Izin Genset
b) Izin IPK
c) Izin Pembayaran DR
dan PSDH
2. Ijin TPS B3 Pengelolaan
Limbah B3 dan IPAL
3. PPN Alat Absorbent dan Oil
Bom
1. Konsultan Pembuatan
Dokumen
a. Izin Genset
b. Izin IPK
c. Izin Pembayaran DR
dan PSDH
2. Ijin TPS B3 Pengelolaan
Limbah B3 dan IPAL
3. PPN Alat Absorbent dan
Oil Bom
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Lingkungan
Asuransi
Tidak ada
Tidak ada
Pemulihan dan Kompensasi
1) Pembongkaran Fasilitas
Lahan
2) Reklamasi
3) Penghijauan
a) Persemaian Bibit
1) Tanaman Pionir
2) Tanaman
Kehutanan
1. Pembongkaran Fasilitas
Lahan
2. Reklamasi
3. Penghijauan
a. Persemaian Bibit
1) Tanaman Pionir
2) Tanaman
Kehutanan
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Lingkungan (Biaya
Pengelolaan Lingkungan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tabel 5.6
Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menurut International Guidance Document: Environmental Management
Accounting (IFAC) dan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara (Lanjutan)
Komponen Pengakuan
Biaya Lingkungan
menurut
IFAC
Komponen Pengakuan
Biaya Lingkungan
menurut PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara
Keterangan
3) Tanaman Buah-
Buahan
4) Tanaman Pertanian
b) Penanaman
1) Bibit
2) Pupuk
c) Perawatan Tanaman
1) Pupuk
2) Penanganan Hama
dan Penyakit
3) Tanaman Buah-
Buahan
4) Tanaman Pertanian
b. Penanaman
1) Bibit
2) Pupuk
c. Perawatan Tanaman
1) Pupuk
2) Penanganan Hama
dan Penyakit
BIAYA PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN LAINNYA
Depresiasi Peralatan
Depresiasi Peralatan Pantau
Depresiasi Peralatan Pantau
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Lingkungan (Biaya
Pemantauan Lingkungan)
Tenaga Internal
Tenaga Kerja PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
Tidak ada
Perusahaan tidak mengakui
Tenaga Kerja Internal Dept.
SHE sebagai Biaya Lingungan,
tapi Biaya Gaji
Jasa Eksternal
1) Pelaksanaan Pemantauan
a) Air Sungai
b) Air Sungai
Planton/Benthos
c) Udara Ambient
d) Emisi Sumber Tidak
Bergerak
e) Tanah
f) Satwa
2) Road Maintenance
1. Pelaksanaan Pemantauan
g) Air Sungai
a. Air Sungai
Planton/Benthos
b. Udara Ambient
c. Emisi Sumber
Tidak Bergerak
d. Tanah
e. Satwa
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Lingkungan (Biaya
Pemantauan Lingkungan)
Perusahaan tidak mengakui
Road Maintenance sebagai
Biaya Lingkungan tapi Biaya
Penambangan
Biaya Lainnya
1. Perlengkapan Pantau
2. PPN Alat pH Meter,
Elektroda, Soil pH Meter
3. Pelatihan Lingkungan
4. Peringatan Hari Bumi, Hari
Lingkungan Hidup serta
Hari Pertambangan dan
Energi
1. Perlengkapan Pantau
2. PPN Alat pH Meter,
Elektroda, Soil pH Meter
3. Pelatihan Lingkungan
4. Peringatan Hari Bumi,
Hari Lingkungan Hidup
serta Hari Pertambangan
dan Energi
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Lingkungan (Biaya
Pemantauan Lingkungan)
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Lingkungan (Biaya
Pelatihan dan Peringatan)
BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Depresiasi Peralatan
Tidak ada
Tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel 5.6
Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menurut International Guidance Document: Environmental Management
Accounting (IFAC) dan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara (Lanjutan)
Komponen Pengakuan
Biaya Lingkungan
menurut
IFAC
Komponen Pengakuan
Biaya Lingkungan
menurut PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara
Keterangan
Tenaga Internal
Tenaga Kerja PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
Tidak ada
Perusahaan tidak mengakui
Tenaga Kerja Internal Dept.
SHE sebagai Biaya Lingungan,
tapi Biaya Gaji
Jasa Eksternal
1) Pemantauan Lingkungan
a) Analisa Laboratorium
1) Air Limbah
2) Air Sungai
3) Air Sungai
Planton/Bentho
s
4) Udara Ambient
5) Emisi Sumber
Tidak Bergerak
6) Emisi Sumber
Bergerak
7) Tanah
8) Air Minum
b) Pengambilan Sampel
1) Air Limbah
2) Air Sungai
3) Udara Ambient
4) Emisi Sumber
Tidak Bergerak
5) Tanah
6) Air Minum
2) Eksplorasi
1. Pemantauan Lingkungan
a. Analisa
Laboratorium
1) Air Limbah
2) Air Sungai
3) Air Sungai
Planton/Bent
hos
4) Udara
Ambient
5) Emisi
Sumber
Tidak
Bergerak
6) Emisi
Sumber
Bergerak
7) Tanah
8) Air Minum
b. Pengambilan
Sampel
1) Air Limbah
2) Air Sungai
3) Udara
Ambient
4) Emisi
Sumber
Tidak
Bergerak
5) Tanah
6) Air Minum
Perusahaan mengakui sebagai
Biaya Lingkungan (Biaya
Pemantauan Lingkungan)
Perusahaan tidak mengakui
eksplorasi sebagai Biaya
Lingkungan
BIAYA TAK BERWUJUD
Environmental Protection Reclamation
Tidak ada
Perusahaan tidak mengakui
Environmental Protection
Reclamation sebagai Biaya
Lingkungan
Sumber: Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
B. Mengevaluasi hasil perbandingan antara pengakuan biaya lingkungan
menurut International Guidance Document: Environmental Management
Accounting (IFAC, 2005) dengan pengakuan biaya lingkungan menurut PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara.
Dari analisis yang dilakukan oleh penulis, manajemen telah mengakui
dan mengukur biaya lingkungan yang ada di PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara. Namun, ada beberapa yang kurang sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dalam penggolongannya. Seperti akun
yang seharusnya digolongkan dalam perlengkapan justru digolongkan ke
dalam akun peralatan. Karena prinsip keduanya berbeda, yaitu:
1. Perlengkapan merupakan barang yang habis pakai, dan langsung diakui
sebagai biaya perlengkapan dan mengurangi asset yaitu nominal
perlengkapan itu sendiri.
2. Peralatan merupakan barang yang dipakai dalam jangka waktu relatif
lama (lebih dari satu tahun) dan bisa digunakan berulang kali. Perlakuan
akuntansinya adalah peralatan disusutkan dan diakui sebagai biaya
depresiasi serta asset berkurang melalui akumulasi penyusutan peralatan.
Asset berupa peralatan itu sendiri tidak berkurang nominalnya.
Biaya Bahan Produk Output dan Biaya Bahan Non-Produk Output
telah disajikan dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan perusahaan, namun
penulis tidak dapat mengukur Biaya Bahan Produk Output dan Biaya Bahan
Non-Produk Output perusahaan karena perhitungan biayanya dijadikan satu
komponen oleh perusahaan, yaitu Overburden. Aktivitas Overburden meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
penggalian, pengangkutan, dan penimbunan dari lapisan tanah penutup (top
soil) dan lapisan tanah bawah (overburden). Proses penggalian dan
pengangkutan merupakan biaya untuk mendapatkan bahan baku (Biaya
Bahan Non-Produk Output), yaitu batubara. Sedangkan aktivitas penimbunan
merupakan Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi, yaitu back filling
(reklamasi).
Aktivitas Road Maintenance yang salah satu kegiatannya merupakan
bidang lingkungan, yaitu penyiraman jalan tambang dengan menggunakan
water truck diakui perusahaan sebagai komponen perhitungan Harga Pokok
Penjualan. Namun, jika dikaitkan dengan akuntansi lingkungan menurut
International Guidance Document: Environmental Management Accounting
(IFAC, 2005) dan kebijakan lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara,
penyiraman jalan tambang dengan menggunakan water truck seharusnya
digolongkan ke dalam Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan
Lainnya.
Kondisi ini menyebabkan Harga Pokok Perolehan menjadi besar dan
laba kotor akan menjadi kecil. Namun hal ini tidak mempengaruhi laba/rugi
bersih perusahaan. Nominal yang dapat diidentifikasi oleh peneliti masih jauh
dari kondisi aktual biaya lingkungan yang ada di perusahaan. Biaya ini belum
meliputi biaya reklamasi, biaya tenaga kerja internal perusahaan yang khusus
menangani bidang lingkungan, dan biaya penunjang lainnya yang berkaitan
dengan biaya lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
C. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil observasi di lapangan, wawancara
dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis.
Tabel 5.7
Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan
No. Komponen Biaya Lingkungan Kriteria
Identifikasi Pengukuran Penggolongan
1. BIAYA BAHAN PRODUK OUTPUT
a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw
and Auxilary Material)
1) Coal Getting
2) Coal Hauling
3) General Mining
4) Rehandling Coal
5) Trimming Coal
6) Feeding Coal
7) General CPP
b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials)
c. Air (bila air adalah salah satu output
produk)
Feul Genzet
X
X
X
2. BIAYA BAHAN NON-PRODUK OUTPUT
a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw
and Auxilary Material)
Overburden Removal
b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials)
c. Bahan Operasi (Operating Materials)
d. Air dan Energi (Water and Energy)
e. Pemrosesan (Material Processing Cost of
NPO)
Depresiasi peralatan conveyor, barging, dan
genset
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
3. BIAYA PENGENDALIAN LIMBAH DAN
EMISI
a. Depresiasi Peralatan Pengendalian Limbah
1) Depresiasi Peralatan Persemaian
2) Depresiasi Jaring Ikan Keanekaragaman
Hayati
3) Depresiasi Peralatan Pengelolaan
Kualitas Lingkungan
4) Depresiasi Peralatan Limbah B3
5) Depresiasi Peralatan Pengelolaan
Limbah B3 dan Sampah
b. Bahan Operasi (Operating Materials)
1) Perlengkapan Persemaian
2) Pengolahan Limbah B3
3) Perlengkapan Pengolahan Limbah B3
dan Sampah
c. Air dan Energi (Water and Energy)
1) Pengelolaan Kualitas Lingkungan
a) Kualitas Air (Tawas)
b) Kualitas Udara
c) Kualitas Tanah
d) Penanganan AAT (Kapur)
e) Keanekaragaman Hayati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel 5.7
Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan (Lanjutan)
No. Komponen Biaya Lingkungan Kriteria
Identifikasi Pengukuran Penggolongan
f) Perawatan IPAL (Pengerukan
Settling Pond)
2) Perlengkapan Pengelolaan Kualitas
Lingkungan
d. Tenaga Internal (Internal Personnel)
1) Tenaga Kerja pada Penghijauan
2) Pekerjaan Sipil Infrastruktur
3) Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara Dept. SHE
e. Jasa Eksternal (External Service)
Konsultan/Pembuatan Dokumen
1) UKL dan UPL
2) Revisi Dokumen AMDAL
3) Dokumen FS
f. Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak (Fee,
Taxes and Permits)
1) Konsultan Pembuatan Dokumen
a) Izin Genset
b) Izin IPK
c) Izin Pembayaran DR dan PSDH
2) Ijin TPS B3 Pengelolaan Limbah B3
dan IPAL
3) PPN Alat Absorbent dan Oil Bom
g. Asuransi (Insurance)
h. Pemulihan dan Kompensasi (Remediation
and Compensation)
1) Pembongkaran Fasilitas Lahan
2) Reklamasi
3) Penghijauan
a) Persemaian Bibit
b) Penanaman
c) Perawatan Tanaman
X
X
X
X
4. BIAYA-BIAYA PENCEGAHAN DAN
MANAJEMEN LINGKUNGAN LAINNYA
a. Depresiasi Peralatan
Depresiasi Peralatan Pantau
b. Tenaga Internal (Internal Personnel)
Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara Dept. SHE
c. Jasa Eksternal (External Service)
1) Pelaksanaan Pemantauan
a) Air Sungai
b) Air Sungai Planton/Benthos
c) Udara Ambient
d) Emisi Sumber Tidak Bergerak
e) Tanah
f) Satwa
2) Road Maintenance
d. Biaya Lainnya
1) Perlengkapan Pantau
2) PPN Alat pH Meter, Elektroda, Soil pH
Meter
3) Pelatihan Lingkungan
4) Peringatan Hari Bumi, Hari Lingkungan
Hidup serta Hari Pertambangan dan Erg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tabel 5.7
Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan (Lanjutan)
No. Komponen Biaya Lingkungan Kriteria
Identifikasi Pengukuran Penggolongan
5. BIAYA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
a. Depresiasi Peralatan
b. Tenaga Internal (Internal Personnel)
Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara Dept. SHE
e. Jasa Eksternal (External Service)
1) Pemantauan Lingkungan
a) Analisa Laboratorium
b) Pengambilan Sampel
2) Eksplorasi
f. Biaya Lainnya
X
X
X
X
X
X
6. BIAYA TAK BERWUJUD
Environmental Protection Reclamation
Sumber: Diolah
Keterangan:
X= Tidak dapat dilakukan
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, wawancara serta analisis
yang telah dilakukan oleh penulis, maka PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
dapat menerapkan akuntansi lingkungan dalam pelaporan keuangannya.
Karena beberapa petimbangan, yaitu:
1. PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara telah memiliki manajemen
lingkungan formal sehingga akuntansi lingkungan merupakan suatu alat
logis untuk mendukung keputusan manajemen.
2. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) mewajibkan kepada setiap perusahaan
pertambangan yang beroperasi di wilayah Negara Kesatuan republik
Indonesia (NKRI) untuk melaporkan kegiatan pertambangan dan
pengelolaan lingkungan setiap tiga bulan sekali sebagai bentuk laporan
pertanggungjawaban perusahaan. Melalui penerapan akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
lingkungan, maka akan memudahkan perusahaan untuk membuat laporan
pertanggungjawaban tersebut.
3. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh penulis, biaya lingkungan
yang dibebankan pada periode 2013 yang dapat teridentifikasi memiliki
nilai yang sangtat besar yaitu, mencapai Rp498.640.262,00. Biaya
lingkungan ini hampir separuh dari total penjualan batubara perusahaan
selama periode 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Biaya lingkungan yang teridentifikasi oleh penulis sebesar
Rp498.937.640.262,00. Namun angka ini belum sepenuhnya
mencerminkan total biaya lingkungan yang terdapat di PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara periode 2013 karena penulis menggunakan
berbagai asumsi dalam perhitungan yang menyangkut biaya lingkungan.
2. PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara telah mengakui adanya biaya
lingkungan, namun pada penyajian laporan laba rugi komprehensif masih
digabungkan dengan biaya-biaya umum yang lainnya.
3. PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara dapat menerapkan akuntansi
lingkungan dalam pelaporan keuangannya. Tentunya hal tersebut akan
sangat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan terutama
yang berkaitan dengan aktivitas lingkungannya serta bagi pengguna
eksternal agar dapat mengetahui sejauh mana aktivitas lingkungan yang
dilakukan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang penulis temui saat melakukan penelitian ini adalah:
1. Penerapan akuntansi lingkungan hanya sebatas pada Laporan Laba Rugi
Komprehensif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2. Tidak seluruh data yang diperlukan oleh penulis dapat diakses sehingga
penelitian ini dirasa belum maksimal. Seperti nominal gaji karyawan dan
sulitnya mengakses laporan keuangan PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara karena perusahaan dinilai masih menutup diri mengenai
laporan keuangan.
C. Saran
Diharapkan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara dapat menerapkan
akuntansi lingkungan mulai dari pengidentifikasian, pengakuan, pengukuran,
penyajian, serta pengungkapan dalam kaitannya dengan lingkungan secara
sukarela. Hal ini bertujuan agar para pengguna laporan keuangan tidak salah
dalam mengambil kebijakan serta saat ini semakin dituntutnya konsep
pelaporan akuntansi berkelanjutan.
Hal ini memberikan manfaat bagi PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
ketika menerapkan akuntansi lingkungan, diantaranya:
1. Dengan menerapkan akuntansi lingkungan, pengguna laporan keuangan
terutama pihak eksternal (pemerintah, masyarakat, stakeholders, kreditur)
akan mengetahui bahwa PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara telah
melaksanakan kegiatan lingkungannya.
2. Manajemen dapat lebih tepat dalam menetapkan kebijakan khususnya
yang berkaitan dengan lingkungan. Karena biaya lingkungan disajikan
secara lebih aktual dalam laporan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
3. Dengan menerapkan akuntansi lingkungan, manajemen akan dapat
melakukan evaluasi kinerja lingkungan secara lebih tepat dan akurat
karena informasi yang terkandung dalam akuntansi lingkungan disajikan
lebih lengkap.
4. Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen telah
menyelenggarakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA),
yaitu penghargaan yang diberikan kepada perusahaan yang telah
menerapkan Sustainability Reporting dengan baik. Dampak dari
penghargaan ini akan meningkatkan reputasi PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara jika menerapkan akuntansi lingkungan.
5. Informasi yang dihasilkan dari penyajian akuntansi lingkungan yang
lebih akurat dan menyeluruh untuk mengukur dan melaporkan kinerja
lingkungan, yang nantinya dapat meningkatkan citra perusahaan pada
stakeholder, pelanggan, masyarakat lokal, karyawan, pemerintah dan
penyedia keuangan.
Jika PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menerapkan akuntansi
lingkungan dengan kondisi saat ini, maka penerapan akuntansi lingkungan
belum dapat diterapkan secara penuh karena masih ada beberapa akun yang
nominalnya dijadikan satu kesatuan, yaitu biaya overburden (land clearing,
soil removal, overburden removal, coal cleaning) yang meliputi biaya
penggalian dan biaya reklamasi. Apabila PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
ingin menerapkan akuntansi lingkungan, maka perlu adanya pengalokasian
biaya antara biaya overburden dan biaya reklamasi. Hal ini bertujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
mengetahui biaya aktual untuk aktivitas penggalian overburden dan
penimbunan overburden yang merupakan aktivitas pengelolaan lingkungan,
yaitu reklamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
DAFTAR PUSTAKA
Agustia, Dian. 2010. Pelaporan Biaya Lingkungan Sebagai Alat Bantu Bagi
Pengambilan Keputusan yang Berkaitan Dengan Pengelolaan
Lingkungan. Jurnal Akuntansi: Akrual. Vol.1, No.2, April 2010: 80-
100.
Darwin, Ali. (2007, November). Pentingnya Laporan Keberlanjutan. Akuntan
Indonesia, (online). Edisi No.3. Halaman 12-14.
www.iaiglobal.or.id/data/referensi/ai_edisi_03.pdf (diakses 28 Agustus
2014).
Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi Manajemen. Jakarta:
Salemba 4.
IFAC (2005). International Guidance Document: Environmental Management
Accounting, Massachusetts: EMARIC.
Ikhsan, Arfan (2008), Akuntansi Lingkungan dan Penerapannya, Jakarta: Graha
Ilmu.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2009 (Revisi). Standar AkuntansiKeuangan, Salemba
Empat, Jakarta.
Kountur, Ronny (2005). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis,
Jakarta: PPM.
Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Area Sekayan PT.
Pesona Khatulistiwa Nusantara Triwulan 1 Tahun 2014
Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Blok Utara Area
Kelubir PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Triwulan 1 Tahun 2013
Li Xiao Mei (2004), “Theory And Practice of Environmental Management
Implementation in China”. International Journal of Technology
Management and Sustainable Development, no. 5: 87-95. UK:
Elseiver Science Ltd.
Panggabean, Eko Ronald (2003). Akuntansi Lingkungan dan Penerapannya.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Dampak Lingkungan
hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1 Revisi 2013 tentang Penyajian
Laporan Keuangan
Rencana Kerja dan Anggaran Biaya Tahun 2014 PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara
Rencana Kerja dan Anggaran Biaya PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Tahun
2014
Rencana Kerja Tahunan Teknik dan Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara Tahun 2014
Sadjiarto, Arja, 2011. Pelaporan Aktivitas Lingkungan dan Akuntansi Lingkungan.
Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Lingkungan dan Tripple Bottom Line
Accounting: Paradigma Baru Akuntansi Bernilai Tambah. Jurnal Bumi
Lestari, (online). Vol.10, No.1, Februari 2010: 105 - 112.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/download/112/95 (diakses
28 Agustus 2014).
Soeratmo (1993). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sulistiyowati, Firma (1999). Pelaporan Akuntansi Lingkungan: Perlakuan,
Pengukuran dan Penyajian Biaya Lingkungan dalam Laporan
Keuangan Perusahaan, Widya Dharma, no. 2, Tahun IX: 99-113.,
Togyakarta: Universitas Sanata Dharma
The Ministry of Environment, J. (2005). Environmental Accounting Guidelines
UNCTAD (2000). Accounting and Financial Reporting For Environmental Cost
And Liabilities: Workshop Manual, London: ACCA.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Weygant, J Jerry., Donald Kiesso and Paul Kimmel. (2005). Accounting
Principles. John Wiley & Sons, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Widayaka, Yosef (2011). Kemungkinan Penerapan Akuntansi Lingkungan Sebagai
Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Yadiati, Wiwin. Dan Wahyudi. Ilham (2006). Pengantar Akuntansi, Jakarta:
Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
LAMPIRAN
Gambar 4.1
Peta Lokasi PKP2B PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Gambar 4.2
Peta Situasi Tambang PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Tabel 4.2
Data Perusahaan Jasa/Kontraktor
Perusahaan Penunjang Inti No Perusahaan Jenis Usaha Jasa Kegiatan IUJP/SKT Masa Kontrak Tenaga Kerja (orang)
Nomor Tanggal
Kontrak
Tanggal
Berakhir
Lokal Nasional Asing
1 PT. Satria Bahana Sarana ü Pengangkutan, pemuatan, dan pemindahan batuan penutup
ü Pemuatan dan pemindahan atau pengangkutan mineral/batubara
ü Pengangkutran, pemuatan, dan pemindahan batuan penutup SIUJP Nomor: 545/371/DPE-III/2011 7
September 2011
7
September 2014
5 Tahun
2 PT. Harita Panca Utama ü Pelaksanaan bidang konstruksi pertambangan sub bidang tambang terbuka dan jalan
tambang
ü Pelaksanaan pengupasan lapisan (stripping) batuan penutup
ü Pelaksanaan pemberian dan pembongkaran batuan penutup tanpa peledak
ü Pelaksanaan muatan dan pemindahan mineral dan batubara
ü Pelaksanaan pengangkutan dwngan menggunakan truck, dilingkungan proyek
pertambangan mineral dan batubara
ü Pengupasan lapisan (stripping) batuan penutup
ü Pemuatan dan pemindahan batuan penutup (OB) dengan
menggunakan truck
SIUJP Nomor: 1015.K/30/DJB/2011 dan
SKT Nomor 3158/30/DJB/2011
8
September 2011
8
September 2014
5 Tahun 0 79 57
3 PT. Nusa Raya Cipta ü Pengangkutan batubara (Truck) ü Pengangkutan, sub bidang menggunakan truck SIUJP Nomor: 932.K/30/DJB/2012 9
November 2012
9
November 2017
5 Tahun
4 PT. Energi Samudra Logistics ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang) ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang)
5 PT. Global Trans Energy Internasional ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang) ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang)
6 CV. Givamaraga ü Jasa pembongkaran eksplorasi ü Jasa pembongkaran eksplorasi
Perusahaan Penunjang Non Inti No Perusahaan Jenis Usaha Jasa Kegiatan IUJP/SKT Masa Kontrak Tenaga Kerja (orang)
Nomor Tanggal
Kontrak
Tanggal
Berakhir
Lokal Nasional Asing
1 PT. Benteng Mas Perkasa ü Penyewaan rental atau alat berat ü Rental penyewaan alat berat SIUJP Nomor: 545/361/DPE-III/2011 29 April
2011
29 April
2014
3 Tahun 18 27 0
2 PT. Nusa Raya Cipta ü Konstruksi pertambangan dan sewa alat berat ü Pengupasan lapisan (stripping) batuan penutup
ü Pemuatan dan pemindahan batuan penutup (OB) dengan
menggunakan truck
SIUJP Nomor: 932.K/30/DJB/2012 9
November 2012
9
November 2017
5 Tahun
3 PT. Karya Budi Mandiri ü Rental kendaraan ringan dan alat berat ü Pengangkutan, sub bidang menggunakan truck SKT Nomor: 541.23/103/PU-Distamb/2010 9 Januari
2012
9 Januari
2015
3 Tahun
4 PT. Kayan Jaya Bulungan ü Rental alat ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang)
5 CV. Tumbu Surya ü Pemasok BBM Industri ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang)
6 PT. Geoservices ü Laboratorium ü Melaksanakan analisa kualitas batubara SKT no: 590/30/DJB/2011 17 Februari
2011
17 Februari
2014
7 Baristand Samarinda Laboratorium Analisa pemantauan lingkungan
8 PT. Blasoesam Jasa Jasa keamanan security SKT no: 3428/30/DJB/2012 10 Oktober
2012
10 Oktober
2015
9 Koperasi Bina Kayan Mandiri Catering Penyedia makanan
10 Koperasi Bulungan Jaya Jasa Jasa laundry
11 PPLH Unmul Jasa Analisa kualitas tanah
12 PT. Sucofindo Jasa Analisa kualitas
13 PT. AKR Corporindo Pemasok BBM industri Pemasok BBM
14 PT. Kalimantan Prima Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat
15 CV. Aulia Jaya Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat SKT Nomor: 545/593/DPF 19 Juli
2013
19 Juli
2015
2 Tahun
16 CV. Taska Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat
17 CV. Jelarai Raya Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat
18 CV. Evermay Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat
19 KSU Astra Jasa catering Jasa catering
20 CV. Sumi Zahra Jasa Housekeeping Jasa Housekeeping
21 CV. Exculav rama Jasa layanan kesehatan Jasa layanan kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No Lokasi Kontraktor Jenis Peralatan Tipe Kapasitas Jumlah Unit 1 Blok Utara Area Kelubir PT. Satria Bahana Sarana Alat Gali dan Muat
Excavator Hyundai R-500 207 BCM/jam 2 Hitachi Zaxis 870 273 BCM/jam 1
Alat Angkut Articulated Dump Truck Volvo A40E 17 BCM 5 Dump Truck Renault Kerax 380 8 BCM 6
Alat Penunjang Lainnya Bulldozer Komatsu D85ESS 2 Motor Grader Komatsu GD705A 1
Komatsu GD511A 1 Compactor Volvo IR SD100 2 Water Truck Hino FM 260 JD 1 Fuel Truck Hino FM 260 JD 1
PT. Harita Panca Utama Alat Gali dan Muat Excavator PC 800 375 BCM/jam 2
SL 500 338 BCM/jam 2 Dosan SL 225 3
Alat Angkut Dump Truck Terex 50 21 BCM 8
ADT A40F 17 BCM 3 Mercy4843 30 Ton 15
Alat Penunjang Lainnya Bulldozer Komatsu D85ESS-2 4
Komatsu D65P-2 1 Komatsu D155 1
Motor Grader Komatsu GD705A-4 2 Compactor Sakai SV 515 D 2 Water Truck Hino FM 320 TI 1 Fuel Truck Mercy 4380 2
Hino FM 260 JD 1
CV. Benteng Mas Perkasa Alat Gali dan Muat Excavator Caterpilar CAT 320 D 76 BCM/jam 2
Komatsu PC 300 156 BCM/jam 2 Komatsu PC 200 74 BCM/jam 2
Alat Angkut Dump Truck Nissan PK125 1
Hino 235ti JK 1 Alat Penunjang Lainnya
Bulldozer Komatsu D65P 1 Wheel Loader Komatsu WA 380 1 Water Truck Nissan PK 125 2
Nissan CWM 260 1 Motor Grader Komatsu GD 511 A 2 Compactor Bomag BW 211 D-40 2
2 Blok Selatan Area Sekayan PT. Harita Panca Utama Alat Gali dan Muat Excavator Dosan SL 500 209 BCM/jam 7
Dosan SL 225 5 PC 800 300 BCM/jam 1 PC 1250 450 BCM/jam 4
Alat Angkut Articulated Dump Truc Volvo A40E 17 BCM 15 Rigid Dump Truck HD 465 21 BCM 23 Dump Truck Mercy 30 Ton 4
Alat Penunjang Lainnya Bulldozer Komatsu D85ESS 238 BCM/jam 10
Caterpilar D65 217 BCM/jam 4 Komatsu D155 rencana 2014 1
Motor Grader Komatsu GD705A 3 Compactor Sakai 102 1 Water Truck Mercy ACTROSS 4043AK 1
Hino FM 260 JD 1 Lube Truck Mercy 2 Fuel truck Mercy ACTROSS 4043AK rencana 2014 2
PT. Nusa Raya Cipta Alat Gali dan Muat Excavator Dosan SL 500 209 BCM/jam 3
Dosan SL 340 140 BCM/jam 1 Dosan SL 225 2
Alat Angkut Dump Truck Hino 700 Series 30 Ton 22
PT. Karya Bumi Mandiri Alat Gali dan Muat Excavator Komatsu PC 200 1
Alat Penunjang Lainnya Compactor Bomag BW 211 D-40 1 Motor Grader Komatsu GD705A 1 Wheel Loader Komatsu WA 500 1 Dump Truck Hino FM 260 JD 2 Water Truck Hino FM 517 HS 1
Hino Cap: 20 KL 1
PT. Limantara Alat Penunjang Compactor Bomag BW 211 D-40 1 Motor Grader Komatsu GD511 1
PT. Kayan Jaya Bulungan Alat Gali dan Muat Excavator Caterpilar CAT 320 D 2
Alat Penunjang Lainnya Compactor Bomag BW 211 D-40 1
CV. Aulia Jaya Alat Gali dan Muat Excavator Caterpilar CAT 320 D 2
Tabel 4.3 DAFTAR PERALATAN PENAMBANGAN YANG DIMILIKI PERUSAHAAN DAN KONTRAKTOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
No Wilayah Tipe Kapasitas Jumlah Unit
1 Area Kelubir Peralatan Pengolahan
Primary Crusher 500 tph 1
Secondary Crusher 500 tph 1
Feeder 500 tph 1
Stacking Conveyor 500 tph 1
Motor c/w gearbox Motor elektrim 3 ph, 380 v, 22 KW 2
Motor elektrim 3 ph, 380 v, 30 KW 2
Motor Bonfiglioli 3 ph, 380 v, 30 KW 1
Fasilitas Loading
Barge Loading Conveyor 850 tph 1
Feeder 1
Motor c/w gearbox Motor elektrim 3 ph, 380 v, 15 KW 1
Motor elektrim 3 ph, 380 v, 90 KW 1
2 Area Sekayan Peralatan Pengolahan
Primary Crusher 500 tph 1
Secondary Crusher 500 tph 1
Feeder 500 tph 1
Stacking Conveyor 500 tph 3
Motor c/w gearbox Motor ABB 3PH, 380 V, 55 KW 1
Motor SEW 3PH, 380 V, 30 KW 2
Motor ABB 3PH, 380 V, 11 KW 1
Motor SEW 3PH, 380 V, 30 KW 2
Motor Siemen 3PH, 380 V, 18.5 KW 1
Motor Siemen 3PH, 380 V, 55 KW 1
Fasilitas Loading
Barge Loading Conveyor 1000 tph 1
Feeder 1
Motor c/w gearbox Motor Siemen 3PH, 380 V, 45 KW 2
Motor Siemen 3PH, 380 V, 110 KW 1
Motor Siemen 3PH, 380 V, 180 KW 1
Jenis Peralatan
Tabel 4.4
PERALATAN PENGOLAHAN DAN FASILITAS LOADING (PENGAPALAN) YANG DIMILIKI PERUSAHAAN DAN KONTRAKTOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Tabel 5.4
Rata-rata nilai mata uang Rupiah (Rp) terhadap US Dollar (US $)
Tahun 2013
No. Bulan Forex
Fuel Price
KMO SMO
1 Januari Rp 9.685,00 Rp 9.810,54 Rp 10.676,02
2 Februari Rp 9.700,00 Rp 10.039,60 Rp 11.021,87
3 Maret Rp 9.678,00 Rp 10.035,68 Rp 10.831,52
4 April Rp 9.735,00 Rp 9.671,39 Rp 10.455,09
5 Mei Rp 9.730,00 Rp 9.124,68 Rp 9.622,28
6 Juni Rp 9.811,00 Rp 9.499,01 Rp 9.947,50
7 Juli Rp 9.934,00 Rp 9.853,94 Rp 10,310,88
8 Agustus Rp 10.288,00 Rp 10.380,21 Rp 11.006,59
9 September Rp 10.922,00 Rp 11.016,81 Rp 11.436,53
10 Oktober Rp 11.593,00 Rp 11.441,05 Rp 11.961,70
11 Nopember Rp 11.354,00 Rp 12.056,87 Rp 11.665,95
12 Desember Rp 11.946,00 Rp 12.431,26 Rp 12.344,75
Rata-rata Rp10.364,67 Rp 10.446,75 Rp10.997,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
1 Orientasi Lapangan
2 Ambil Data Identitas Perusahaan
Sejarah Perusahaan
Lokasi
Visi dan Misi
Struktur Organisasi
Kegiatan Produksi
Proses Kegiatan Penambangan di Perusahaan
Dampak Kegiatan Penambangan Bagi Lingkungan dan Kebijakan
Biaya Lingkungan
Laporan Keuangan Perusahaan
3 Olah Data
4 Presentasi
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
1 Orientasi Lapangan
2 Ambil Data Identitas Perusahaan
Sejarah Perusahaan
Lokasi
Visi dan Misi
Struktur Organisasi
Kegiatan Produksi
Proses Kegiatan Penambangan di Perusahaan
Dampak Kegiatan Penambangan Bagi Lingkungan dan Kebijakan
Biaya Lingkungan
Laporan Keuangan Perusahaan
3 Olah Data
4 Presentasi
PLAN
AKTUAL
NO KEGIATAN DATA YANG DICARIFEBRUARI 2015 / TANGGAL
NO KEGIATAN DATA YANG DICARIFEBRUARI 2015 / TANGGAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended