Pengaruh Penerapan Peran Total Quality Management

Preview:

Citation preview

Pengaruh Penerapan Peran Total Quality ManagementTerhadap Kompetensi Keahlian Siswa

FirdausStaf Pengajar Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 35 Jakarta

ABSTRAK

Telah banyak cara dilakukan untuk meningkatkan kompetensi keahlian siswa sekolah menengah kejuruan, salah satunya adalah melalui penerapan TQM. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden. Untuk mengetahui ketepatan model yang digunakan, diuji dengan koefisien determinasi, pengujian Hipotesis secara parsial digunakan uji-t dan pembuktian hipotesis secara bersama-sama digunakan uji F. Berdasarkan pada analisis data diperoleh hasil sebagai berikut : Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kompetensi keahlian siswa. Sedangkan variabel bebas terdiri dari peran siswa dan peran guru, peran karyawan dan aspek sarana prasarana. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada responden (sampel) sebanyak 80 orang. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

1. 2. PENDAHULUAN

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan bentuknya, sekolah menengah kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja (Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah di jenjang pendidikan dan jenis kejuruan dapat bernama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003).Suatu satuan pendidikan dapat dikatakan berkualitas. jika dapat menghantarkan peserta didik dapat rnengembangkan potensi dirinya sehiugga dapat inenjadi manusia yang mempunyai wawasan keilmuan yang luas. ketrampilan dalam teknologi, etos kerja yang tinggi. mempunyai kesadaran hidup sosial. berakhlakul karimah serta sehat jasmani dan rohani. Di antara indikator keberliasilan pendidikan adalah menghasilkan output lulusan yang meningkat kesejahteraan ekonominya. mampu bersaing dengan masyarakat lokal atau global dan berdedikasi terhadap moral yang tinggi. Dalam bahasa yang lebih mudah difahami bahwa pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan generasi yang unggul dalam IMTAQ (Iman dan takwa) dan IPTEK ( ilmu pengetahuan dan teknologi).Peran pendidikan yang diharapkan adalah dapat memberikan kontribusi bekal nilai moral dan spiritual bagi para murid. Sehingga mereka di sekolah di samping berwawasan pengetahuan dan terampil sesuai dengan bidang keilmuan mereka juga diharapkan mempunyai pengetahuan dan kepribadian moral agama yang kuat.Tujuan seperti inilah yang diharapkan dapat terwujud sebagaimana termaktub dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional ( UUSPN) , yaitu :Pendidikan nasional adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab[footnoteRef:2]. [2: Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, No 20 tahun 2003, BAB II Dasar, Fungsi, danTujuan, Pasal 3]

Suatu satuan pendidikan wajib memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang bermutu baik secara lahir dan batin. Sebagaimana ditegaskan dalam PP. RI No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab XV pasal 91 yaitu :(1) Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan.(2) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan.(3) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) dilakukan secara bertahap,sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas[footnoteRef:3]. [3: PPRI No.19 Tahun 2005 Tentang SNP, BAB XV, Pasal 91 ayat 1-3.]

Pada undang undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 menyebutkan :(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulumSalah satu standar terpenting dalam memenuhi kebutuhan/tuntutan dunia industri adalah standar kompetensi lulusan SMK. Departemen pendidikan dan kebudayaan (2001) menyebutkan bahwa kompetensi lulusan SMK adalah : (1) penghasil tamatan yang memiliki keterampilan dan penguasaan IPTEK dengan bidang dari tingkat keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, (2) penghasil tamatan yang memiliki kemampuan produktif, penghasil sendiri, mengubah status tamatan dari status beban menjadi aset bangsa yang mandiri, (3) penghasil penggerak perkembangunan industri Indonesia yang kompetitif menghadapi pasar global, (4) penghasil tamatan dan sikap mental yang kuat untuk dapat mengembangkan dirinya secara berkelanjutan. Direkorat menengah kejuruan (2000) mengatakan bahwa hasil kerja pendidikan harus mampu menjadi pembeda dari segi unjuk kerja, produktifitas, dan kualitas hasil kerja dibandingkan dengan tenaga kerja tanpa pendidikan kejuruan. Jadi pendidikan kejuruan adalah suatu lembaga yang melaksanakan proses pembelajaran keahlian tertentu beserta evaluasi berbasis kompetensi, yang mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja setingkat teknisi Badan Standar Nasional Pendidikan (2005) menyebutkan bahwa Standar Kompetensi Lulusan adalah ukuran kompetensi minimal yang harus dicapai siswa setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan.SKL pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannyaTerkait dengan kondisi tersebut, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memberikan alternatif solusi dengan memberikan bekal kompetensi yang terpakai di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan bekal inilah, siswa diharapkan mampu menghadapi kehidupan dengan lebih baik sebab mempunyai kemampuan untuk bekerja. Tetapi, yang penting adalah bahwa bersekolah bukan semata-mata untuk mencari pekerjaan, karena bersekolah secara khusus memang tidak dialokasikan sebagai alat untuk mencari pekerjaan, melainkan sebagai bekal untuk bekerja dengan cara menciptakan pekerjaan untuk dirinya dan orang-orang yang ada di sekitarnya.Sesuai program kerja Menteri Pendidikan Nasional, pendidikan saat ini diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sehingga ujian praktik sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi penting agar SMK mampu menghasilkan lulusan yang mampu berwirausaha, kerja mandiri, atau siap diserap industri atau pasar kerja lainnya. Menurut Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan Nasional rata-rata hanya 10 persen (sekitar 80-90.000 lulusan setiap tahun) lulusan SMK yang melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi.Pada tahun 2009 lulusan SMK mencapai 891.184 orang. Pada tahun 2010, jumlah yang diproyeksikan lulus mencapai 1.087.098 orang dengan proyeksi yang diserap oleh pasar kerja sekitar 50 persen (543.549 orang). "Kalau tahun ini daya serap lulusan ke pasar kerja baru 50 persen, maka tiap tahun diharapkan ada kenaikan 5 persen sehingga pada 2014 lulusan SMK bisa terserap 70 persen ke dunia kerja.Diberitakan sebelumnya, mulai Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2013/2014 ini, mata pelajaran kompetensi keahlian teori kejuruan di SMK diujikan di UN utama. Ujian praktik kejuruan, sebelum UN utama, dilakukan di masing-masing sekolah dengan dipandu oleh mitra industri. Ujian praktik kejuruan ini termasuk dalam mata uji UN dan sebagai pembagi rata-rata nilai UN keseluruhan.SMKN 35 Jakarta telah mendapatkan pengakuan manajemen mutu dengan sertifikat ISO 9001-2008. ISO 9001-2008 merupakan Standar Internasional yang menyarankan adopsi pendekatan proses pada saat mengembangkan, menerapkan, dan memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi permintaan pelanggan. Pendekatan proses ini menekankan pentingnya : memahami dan memenuhi persyaratan,kebutuhan untuk mempertimbangkan proses dalam pengertian nilai tambah, memperoleh hasil perikerja (performance) dari proses dan keefektifannya, dan perbaikan berlanjut dari proses berdasarkan pengukuran yang objektif [footnoteRef:4]. Oleh karena itu, manejemen mutu yang diterapkan di SMKN 35 Jakarta ini amat unik dan menarik untuk diteliti, terlebih khususnya upaya pelayanan mutu terhadap pelanggan eksternal primer. Sebagai sekolah unggulan di Wilayah kota Jakarta Barat , dalam hal input dan outputnya memang tidak dapat diragukan lagi. [4: Tim Penyusun, Panduan ISO 9001-2000, ( Yogyakarta : SMKN 2 Wonosari Press, 2004) hlm ,14]

2. KAJIAN TEORI

Penelitian tentang manejemen mutu terpadu merupakan kegiatan yang sangat banyak menarik untuk dikaji dan diteliti. Penelitian yang penulis jumpai adalah : Karya Aang Kunaipi dalam Tesisnya yang berjudul Studi Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Indonesia (Dalam Pendekatan TQM)[footnoteRef:5]. Dalam kesimpulannya bahwa UII pada dasarnya merupakan kegiatan yang terdiri dari kurikuler dan ekstra kurikuler serta hidden curriculum yang telah dirancang sedemikian rupa agar menjadi program yang berproses, terpadu dan berkelanjutan, sehingga pendidikan Islam diposisikan dirinya dalam industri jasa yaitu industri yang memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan. Sehingga hasil dari lulusan (output) dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak. [5: ]

Istilah Total Quality Management (TQM) dapat ditelusuri kembali pada awal tahun 1920-an yakni ketika teori statistik pertama kali diterapkan dalam kontrol kualitas produk. Konsep TQM kemudian dikembangkan di Jepang pada tahun 1940-an oleh beberapa sarjana kenamaan dari Amerika Serikat seperti Deming, Juran, dan Feigenbaum.6 Pada saat itu, isu-isu seputar kualitas produk berkembang dengan begitu luas menjadi kualitas untuk seluruh aspek dalam suatu organisasi. Di sinilah istilah TQM mulai banyak digunakan. TQP juga dipandang sebagai cara mengelola masa depan yang jauh lebih luas dalam penerapannya dari pada hanya sekedar jaminan produk atau kualitas pelayanan. TQM adalah cara mengelola orang-orang dan proses bisnis untuk menjamin kepuasaan pelanggan secara sempurna pada setiap tahap, baik secara internal maupun eksternal.[footnoteRef:6] Dalam hal ini, TQM dihubungkan dengan sistem kepemimpinan yang efektif. [6: Department of Trade and Industry. Total Quality Management (TQM). Online http: //www.businessballs.com/dtiresources/total_quality_management_TQM.pdf (Diakses Tanggal 19 April, 2012), h. 1-5.]

Lebih jauh dijelaskan bahwa inti dari TQM merupakan hubungan pelanggan pemasok secara internal dan eksternal, dan dalam setiap hubungan didasari oleh proses yang dikelilingi oleh komitmen terhadap kualitas, komunikasi tentang pesan-pesan kualitas, mengenal perubahan budaya organisasi untuk menciptakan kualitas total, kemudian ditunjang dengan fungsi utama manajemen orang, proses, dan system dalam organisasi. Sistem hubungan inilah yang dimaksudkan dengan total quality management. Artinya, komponen orang, sistem, dan proses sangat didukung oleh bangunan komunikasi, komitmen, dan budaya yang terdapat di dalam organisasi itu sendiri. Komponen-komponen tersebut harus dibangun secara sistimatis dan sistemik. Sistematis artinya bagaimana bagian-bagian yang terdapat dalam manajemen harus secara bertahap dikembangkan dan secara sistemik maksudnya jika terdapat satu bagian yang bermasalah, maka pengaruhnya dapat berdampak bagi tidak berjalannya suatu sistem sebagaimana yang diinginkan. Jika digambarkan hubungan komponen-komponen tersebut, dapat dilihat seperti berikut ini:

Gambar 1. TQM dalam suatu organisasi

Psychogios and Priporas menjelaskan bahwa TQM is a total organizational approach for meeting customer needs and expectations that involves all managers and employees in using quantitative methods to improve continuously the organisations processes,products and services.[footnoteRef:7] Maksudnya, TQM adalah pendekatan organisasi secara terpadu untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan yang mencakup seluruh manajer dan pegawai dalam menggunakan metode kuantitatif guna memperbaiki proses-proses, produk, dan pelayanan organisasi secara terus-menerus. [7: Alexandos G. Psychogios dan Vasilios Priporas. Understanding Total Quality Management in Context Qualitative Research on Managers Awareness of TQM Aspects in the Greek Service Industry. The Quality Report, Volume 12 Number 1 March 2007, h. 40-66.]

Dari dua definisi TQM sebagaimana disebutkan di atas, semuanya melihat dari perspektif bisnis, yang artinya definisi tersebut berbicara dalam bingkai dunia usaha. Namun, keduanya memandang TQM dari perspektif yang berbeda. Jika definisi pertama cenderung melihat TQM sebagai suatu cara untuk mengelola suatu organisasi, maka definisi kedua memandang TQM sebagai suatu pendekatan organisasi terpadu. Walaupun demikian, elemen penting dari kedua definisi tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut:1. Upaya tanpa henti untuk mencari cara terbaik untuk memperbaiki kualitas;2. Keterlibatan seluruh pegawai;3. Kepemimpinan yang bersifat manajerial;4. Identifikasi budaya kerja; dan

5. Fokus pada pelayanan pelanggan.

Meskipun keandalan TQM dalam meningkatkan pelayanan pada sektor swasta sudah tidak diragukan lagi, namun penerapannya di sektor publik masih kerap dipertanyakan. Sebagian besar organisasi berorientasi profit, memiliki misi yang jelas, mengalami persaingan, dan mempunyai akuntabilitas di mata pelanggannya. Sebaliknya, organisasi seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih banyak yang belum memiliki misi dan budaya kerja yang berlangsung birokratis, kurang akuntabel, dan tidak menghadapi persaingan langsung. Perbedaan-perbedaan ini akan berdampak pada cara melakukan perubahan pada SMK.Dalam beberapa tahun terakhir, TQM telah diperkenalkan pada sektor pendidikan di berbagai negara di dunia. Hal mi disebabkan oleh karena beberapa alasan yang sama: ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan, pemotongan anggaran, dan krisis ekonomi. Pelaksanaan TQM di sektor swasta akan bervariasi sesuai organisasinya masing-masing, begitu pula di sektor pendidikan, penerapannya juga akan berlangsung dalam bentuk berbeda tergantung konteksnya. Agar penerapan TQM di SMK berhasil maka harus ada kesamaan persepsi tentang manajemen kualitas.Kualitas adalah sesuatu standar minimum yang harus dipenuhi agar mampu memuaskan pelanggan yang menggunakan output (lulusan) dan sistem pendidikan di SMK itu, serta harus terus-menerus ditingkatkan. Tentu saja, semuanya ini harus sejalan dengan tuntutan pasar tenaga kerja yang makin kompetitif. Ponpes sebagai suatu lembaga pendidikan harus bisa mengadopsi paradigma baru tentang manajemen yang berkualitas modern seperti yang dikemukan oleh Spanbauer (1992) pada tabel 2 di bawah ini :Paradigma BaruParadigma Lama

1. Mahasiswa menerima hasil ujian, lalu diadakan pembimbingan, dan nasehat agar membuat pilihan-pilihan yang sesuai.2. Mahasiswa diperlakukan sebagai pelanggan.1. Hasil ujian tidak digunakan sebagai informasi untuk memberikan bimbingan dan nasehat kepada mahasiswa2. Mahasiswa tidak diperlakukan sebagai pelanggan.

Recommended