View
32
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
PEDIATRICMEDICINE
Citation preview
MUMPS.
PENDAHULUAN
Penyakit mumps atau lebih dikenali sebagai penyakit gondongan atau parotitis adalah
suatu penyakit virus sistemik akut yang ditandai dengan pembengkakan salah satu atau lebih dari
kalenjar ludah, terutama kalenjar ludah yang berada di antara telinga dan rahang sehingga
menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah. Penyakit ini
disebabkan oleh virus RNA, paramyxovirus 1. Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun
1967, parotitis merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak. Insidens pada
umur <15 tahun 85% dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun. Setelah ditemukan
vaksin parotitis, kejadian parotitis menjadi sangat jarang. Onset penyakit ini diawali dengan
adanya rasa nyeri dan bengkak pada daerah sekitar kelenjar parotis atau sekitar tepi pipi. Gejala
lainnya berupa demam, malaise, mialgia serta sakit kepala. 2
Paramyxovirus ini sangat menular pada individu non imun dan merupakan satu-satunya
penyebab epidemi parotitis . Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang berumur 2-14
tahun. Peningkatan kasus yang besar biasanya didahului oleh penularan di sekolah. Perawatan
dapat dilakukan dengan cara memberi Paracetamol atau Acetaminophen pada anak yang
menderita gejala demam. Penyakit parotitis atau mumps dapat dicegah dengan cara vaksinasi.
Nama vaksinasi untuk mencegah infeksi mumps virus adalah MMR (Measles, Mumps, dan
Rubella). Walaupun vaksinasi adalah strategi terbaik dalam mencegah penularan infeksi mumps,
vaksin itu sendiri tidaklah terlalu efektif. Pernah terjadi wabah kasus mumps walaupun telah
diberikan vaksin mumps. 1
1
DEFINISI
Parotitis adalah infeksi virus akut umum biasanya ditandai dengan pembengkakan non
supuratif dari salah satu atau kedua kelenjar parotis 3. Parotitis adalah penyakit virus akut
sistemik. Manusia adalah satu-satunya host alami untuk virus parotitis. Parotitis sangat menular
bagi penderita yang tidak kebal dengan vaksinasi atau melalui antibodi maternal. 4
ETIOLOGI
Mumps disebabkan oleh paramyxovirus. Virus Mumps adalah virus RNA yang termasuk
dalam Famili Paramyxoviridae. Virus ini merupakan virus yang memiliki amplop dan pada
permukaannya terdapat tonjolan-tonjolan yang terlihat menyerupai paku-paku yang besar. Virus
Mumps diklasifikasikan dengan Ordo: Mononegavirales, Famili: Paramyxoviridae, Genus:
Rubulavirus dan Spesies : Mumps Virus. Virus Mumps merupakan virus yang beramplop dan
memiliki suatu nukleokapsid/ kapsid. Kapsid ditutupi oleh amplop. Berdiameter 150-300 nm dan
panjang 1000-10000 nm. Kapsidnya berfilamen dan memiliki panjang 600-1000 nm dan lebar 18
nm.1,5
EPIDEMIOLOGI
Insidens penyakit parotitis telah jauh menurun dibandingkan dengan periode sebelum
tahun 1967. Di Amerika Serikat data yang dilaporkan oleh CDC (Centre of Disease Control)
yang terakhir, hanya menyebutkan 1692 kasus pada tahun 1993. Di RS. Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta penderita parotitis yang berobat di unit rawat jalan sejak tahun 1994 -
1998 adalah sebanyak 61 kasus, sedangkan data Survai Rumah Tangga 1966 tidak menyertakan
parotitis sebagai penyakit yang diteliti. Virus ini mudah menular melalui kontak langsung &
droplet dari air liur atau sekresi lain pada nasofaring. Pada populasi endemik 85% kasus terjadi
2
pada anak < 15 tahun, biasanya 5 – 10 thn. Dikirakan sampai 40% kasus subklinis maka sulit
mencari kasus sumber/indeks. Dengan imunisasi yang baik, mumps sekarang adalah sangat
jarang ditemukan terutama di negara-negara berkembang. 6
PATHOGENESIS
Penyebaran virus dapat ditularkan melalui kontak langsung, percikan ludah, bahan
muntah, mungkin dengan urin. Kurangnya imunisasi, sering berlibur ke luar negara, dan
menurunnya daya tahan tubuh merupakan faktor-faktor yang meningkatkan risiko infeksi oleh
virus paramyxovirus. Virus ini juga ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung
dengan air liur yang terinfeksi. Manusia adalah satu-satunya reservoir bagi virus ini. 1
Paramyxovirus ini hanya ada satu serotipe yang diketahui, menyebabkan infeksi dan
melisiskan sel. Virus memulai infeksi pada sel-sel epitel saluran pernapasan atas dan
menginfeksi kelenjar parotis baik dengan melalui ductus Stensen atau membuat viremia. Virus
ini menyebar melalui viremia dari seluruh tubuh seperti ke testis, ovarium, pankreas, tiroid, dan
organ lainnya. Respon inflamasi adalah penyebab munculnya gejala. 7
Adanya antibodi ibu biasanya melindungi bayi berusia kurang dari 1 tahun dari penyakit
ini. Infeksi dapat menjadi gejala pada 20-30% orang. Dari mereka yang mempunyai gejala
infeksi, orang dewasa cenderung lebih parah bila dibandingkan dengan anak-anak. Kekebalan
seumur hidup biasanya mengikuti infeksi mumps klinis atau subklinis, meskipun infeksi kedua
pernah dilaporkan. 1
Masa inkubasi biasanya 14 sampai 18 hari, dan puncak untuk penyakit menular terjadi 1
sampai 2 hari sebelum timbulnya gejala. Pelepasan virus telah diisolasi dalam air liur sedini 7
hari sebelum dan sampai 9 hari setelah gejala klinis. Status vaksinasi tampaknya tidak
3
mempengaruhi durasi pelepasan virus. Lokasi utama replikasi virus adalah epitel saluran
pernapasan bagian atas, dan, jarang untuk infeksi dapat tetap terlokalisasi pada saluran
pernapasan. Biasanya, virus menyebar dengan cepat ke jaringan limfoid lokal dan viremia sering
terjadi dan membolehkan virus untuk melakukan perjalanan ke bagian tubuh yang jauh. Sel
mononuklear yang terinfeksi juga salah satu cara untuk penyebaran virus. Virus parotitis
memiliki afinitas untuk epitel kelenjar; replikasi virus sering terjadi pada duktus kalenjar epitel
parotid, menyebabkan edema interstitial, peradangan lokal, dan pembengkakan yang
menyakitkan kelenjar. Umumnya, kekebalan seumur hidup terjadi setelah infeksi mumps.
Namun, 1% sampai 2% dari kasus yang dianggap-infeksi ulang 8.
GEJALA KLINIS
Gejala pada sebagian besar pasien adalah demam, sakit kepala, dan malaise. Dalam
waktu 24 jam, pasien akan melaporkan nyeri telinga lokal dekat daun telinga yang diperburuk
oleh gerakan mengunyah rahang. Anak yang lebih tua mungkin menggambarkan sensasi
pembengkakan di sudut mandibula dan rasa asam di mulut. Demam biasanya menurun dalam
waktu 7 hari, baik sebelum edema kelenjar parotis menghilang. Gangguan pendengaran
mendadak dapat terjadi karena reaksi vestibular. 9
4
Biasanya, kelenjar parotid tidak teraba, tetapi pada pasien dengan penyakit parotitis,
dapat menjadi pembengkakan maksimum selama beberapa hari. Pasien mungkin memiliki
trismus. Edema kelenjar submaxillary, teraba di bawah dan anterior ke sudut mandibula, bisa
disertai dengan edema menyebar ke pipi dan ke bawah ke leher. Jika parotitis tidak bersamaan
terjadi, itu bisa sulit untuk membedakan dari adenitis servikal. 9
Keterlibatan kelenjar sublingual, paling sering di bilateral, merupakan gejala yang jarang
terjadi. Kelenjar sublingual teraba di lantai mulut dan daerah submental. Dalam kasus yang parah
dan luas, edema dapat terjadi hingga ke daerah presternal karena obstruksi dari pembuluh
limfatik dari kompresi kelenjar ludah membesar. Kelenjar submandibular juga mungkin terlibat
dan bengkak 1. Sekitar 20% dari pria yang terinfeksi setelah pubertas akan mengalami
peradangan pada salah satu atau kedua testis (orchitis). Peradangan testis menyebabkan sakit
parah. Setelah sembuh, testis yang terinfeksi mungkin menjadi lebih kecil akan tetapi produksi
testosteron dan kesuburan biasanya tidak terpengaruh. 1
Gambar 1: virus mump sering menyerang kelenjar liur.
5
DIAGNOSIS
Diagnosis mumps dapat ditegakkan berdasarkan riwayat terpapar dengan penderita
infeksi mumps, masa inkubasi, dan pemeriksaan fisis yang ditemukan;
a) Anamnesis
Dari keterangan klinis, didapatkan adanya kontak dengan penderita mumps 2-3
minggu sebelumnya (masa inkubasi 12-25 hari). Didapatkan keluhan utama yaitu demam,
nafsu makan menurun, sakit kepala, muntah, sakit waktu menelan dan nyeri otot.
Kadang dengan keluhan pembengkakan pada bagian pipi yang terasa nyeri baik spontan
maupun dengan perabaan , terlebih bila penderita makan atau minum sesuatu yang asam.
2
b) Pemeriksaan fisis
Temuan utama yang klasik khas menunjukkan adanya pembengkakan di daerah
temporomandibuler (antara telinga dan rahang), demam ringan sampai tinggi (38,5 –
39,5)°C, nyeri tekan di daerah parotis unilateral maupun bilateral disertai pembesaran,
keadaan umum anak bervariasi dari tampak aktif sampai sakit berat. 9
c) Laboratorium
Kadar amilase dalam serum mencapai puncaknya dalam 1 minggu dan kemudian
menjadi normal kembali dalam 2 minggu, leukopenia dengan limfositosis relative, isolasi
virus (kultur sel virus) dari sekret traktus respiratorius bagian atas, CSF, dan urin, deteksi
antigen virus dengan pemeriksaan imunofluoresens, identifikasi asam nukleat virus
6
dengan PCR. Pada pemeriksaan serologis, didapatkan kadar IgM yang meningkat pada
fase dimana infeksi baru terjadi dan peningkatan IgG diantara fase akut dan konvalesen.
Deteksi virus atau antibodi terhadap virus parotitis diperoleh melalui sediaan air seni,
saliva, atau cairan serebrospinal. Metode terbaru dengan pemeriksaan antibodi fluoresen
tidak Iangsung (indirect fluorescent antibody) dapat mengukur IgM. Jika penderita tidak
menampakkan pembengkakan kelenjar dibawah telinga, namun tanda dan gejala lainnya
mengarah ke penyakit gondongan sehingga meragukan diagnosis. Dokter akan
memberikan anjuran pemeriksaan lebih lanjut seperti serum darah. Sekurang-kurang ada
3 uji serum (serologik) untuk membuktikan spesifik mumps antibodies: Complement
fixation antibodies (CF), Hemagglutination inhibitor antibodies (HI), Virus neutralizing
antibodies (NT). Infeksi parotitis dapat dikonfirmasi dengan menunjukkan kenaikan yang
signifikan dari parotitis spesifik imunoglobulin G (IgG) titer antibodi antara spesimen
serum akut dan konvalesen atau parotitis positif imunoglobulin M (IgM) titer. IgG titer
dapat dideteksi dengan fiksasi komplemen, penghambatan hemaglutination, atau enzim
immuno sebagai mengatakan. Interpretasi kenaikan titer mungkin memiliki keterbatasan
karena paraotitis mempunyai potensial reaksi silang dengan virus parainfluenza lainnya.
1,7
KOMPLIKASI
Komplikasi serius dari parotitis adalah jarang. Komplikasi tergantung pada berapa umur
orang ketika mereka mendapatkan parotitis. Seseorang yang telah divaksinasi masih bisa untuk
mendapatkan parotitis, tetapi jika hal ini terjadi, komplikasi yang terjadi tidak begitu serius. 10
7
Pada anak-anak, penyakit parotitis bisa menyebabkan ketulian permanen pada sekitar 1
dari 20 000 anak yang terinfeksi. Parotitis terkait dengan ensefalitis (pembengkakan otak) terjadi
pada sekitar 2 dari 100 000 anak yang terinfeksi. 10
Remaja dan orang dewasa pria dan wanita memiliki komplikasi yang berbeda dari anak-
anak. Sampai dari 10 remaja dan dewasa laki-laki yang terinfeksi parotitis mungkin memiliki
pembengkakan testis, yang jarang menyebabkan penurunan kesuburan. Sekitar 1 dari 20 wanita
yang mendapatkan parotitis mungkin memiliki pembengkakan ovarium, namun hal ini tidak
mempengaruhi kesuburan. Infeksi parotitis selama bulan-bulan awal kehamilan telah dikaitkan
dengan keguguran. Kematian dari parotitis jarang terjadi, tetapi ketika hal itu terjadi, hal itu
terjadi paling sering pada orang dewasa 10
TERAPI
Setelah infeksi telah dimulai, tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Untuk
meminimalkan ketidaknyamanan, anak-anak harus menghindari makanan yang membutuhkan
banyak mengunyah atau bersifat asam. Analgesik, seperti acetaminophen dan ibuprofen, dapat
digunakan untuk sakit kepala dan ketidaknyamanan. Anak laki-laki atau laki-laki dengan
peradangan testis membutuhkan istirahat. Skrotum dapat didukung dengan penyanggah yang
dihubungkan antara paha. Kompres es dapat diterapkan untuk mengurangi rasa sakit 9.
Parotitis tanpa komplikasi utama dapat dikelola secara rawat jalan dengan perawatan
suportif dan tindak lanjut yang baik. Penelitian saat ini menunjukkan bahwa pasien yang
didiagnosis dengan penyakit parotitis harus diisolasi selama 5 hari dari timbulnya gejala untuk
mengelakkan dari menyebarkan virus ke orang lain. Terapi konservatif, perawatan medis yang
8
mendukung diindikasikan untuk pasien dengan penyakit parotitis. Tidak ada agen antivirus
diindikasikan untuk penyakit ini karena ia adalah penyakit sembuh sendiri 1.
PENCEGAHAN
Pemberian vaksinasi MMR(mumps, morbili, rubela) untuk mencegah penyakit parotitis
merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak, diberikan melalui injeksi pada usia 15 bulan.
Imunisasi MMR dapat juga diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang belum menderita
parotitis. Pemberian imunisasi ini tidak menimbulkan efek panas atau gejala lainnya. Imunisasi
MMR digunakan di Amerika Serikat sejak tahun 1967.
Para ahli telah belajar dari wabah baru-baru ini bahwa meskipun telah menerima vaksin
MMR, orang masih bisa terinfeksi parotitis. Selama wabah ini, penyebaran gondok biasanya
terjadi dalam kondisi sangat ramai, seperti di sekolah. Tampaknya orang-orang yang
mendapatkan vaksin mumps sebelum terinfeksi dan selepas terinfeksi kurang memiliki
komplikasi serius daripada orang yang tidak divaksinasi 10.
PROGNOSIS
Prognosis penyakit ini adalah baik. Parotitis merupakan penyakit self-limited, dapat
sembuh sendiri dan jarang berlanjut menjadi kronis. Komplikasi yang sering terjadi adalah
orkitis yaitu peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang terkena
mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen sehingga terjadi
9
kemandulan. Orang-orang yang telah mendapatkan vaksin mumps kurang memiliki risiko untuk
terjadi komplikasi serius di banding dengan orang yang tidak divaksinasi.
KESIMPULAN
Gondongan (Mumps, Parotitis Epidemika) adalah suatu infeksi virus akut yang menular
yang menyebabkan pembengkakan unilateral (satu sisi) atau bilateral (kedua sisi) pada kelenjar
liur terutama kelenjar parotis disertai nyeri dan demam. Diagnosis mumps ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis didapati
keluhan nyeri saat menelan. Pada pemeriksaan fisis didapati nyeri tekan pada daerah parotis,
pembengkakan kelenjar parotis. Pada pemeriksaan laboratorium didapati kadar amilase yang
meningkat, leukopenia dengan limfositosis relatif, dan lain-lain. Parotitis merupakan penyakit
yang bersifat self-limited disease, dapat sembuh sendiri dan jarang berlanjut menjadi kronis dan
berlangsung kurang lebih dalam satu minggu. Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi virus
mumps. Oleh karena itu, pengobatan parotitis bersifat simptomatis dan suportif. Pencegahan
penyakit ini dapat dilakukan secara aktif dengan pemberian vaksin MMR atau secara pasif
dengan penyuntikan zat kekebalan yaitu gama globulin. Komplikasi bisa terjadi satu minggu
setelah gejala penyakit ini muncul. Meningitis, orchitis, pankreasitis, oophoritis, dan keguguran
merupakan komplikasi dari mumps.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Germaine L Defendi M. MUMPS. Available at: URL: http://reference.medscape.com/article/966678-overview. Accessed 4 Disember, 2014.
2. Pudjiadi MTS, Rezeki S, Hadinegoro S. Orkitis pada Infeksi Parotitis Epidemika: Laporan Kasus. Sari Pediatri 2009;11(1).
3. Ferri FF. Ferri's Color Atlas and Text of Clinical Medicine. In: Elsevier Health Sciences; 2009.4. Cash JC, Glass CA. Family Practice Guidelines, Third Edition. In: Springer Publishing Company;
2014.5. Mumps. Available at: URL: http://virology-online.com/viruses/MUMPS.htm. Accessed 16
DISEMBER 2014.6. Satari HI, Kuniati N, Matondang CS, Munasir Z, Batubara JR, Mulyadi. Studi Sero Epidemiologi
pada Antibodi Mumps Anak Sekolah Dasar di Jakarta. Sari Pediatri 2004;6(3):134-137.7. Chapter 59 Paramyxoviruses. In; 2005.8. Mumps. Available at: URL: file:///C:/Users/ASUS/Documents/Mumps%20-%20Basics%20-
%20Pathophysiology%20-%20Best%20Practice%20-%20English.html. Accessed 5 Disember 2014.
9. Mary T. Caserta M. Mumps. In; 2007.10. Mumps. In: The Center for Disease Control and Prevention; 2013.
11
Recommended