View
58
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Jiwa dan fungsi luhur adalah blok empat belas pada semester V
dari sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Salah satu strategi
pembelajaran sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ini adalah Problem
Based Learning (PBL). Tutorial merupakan pengimplementasian dari metode
Problem Based Learning (PBL). Dalam tutorial mahasiswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok dibimbing oleh seorang
tutor/dosen sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang ada.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
TUTORIAL 2 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Nyayu Fauziah,M.kes
Moderator : Winny Mutia Franciska
Sekretaris : Taufiq Alghofiqi
Notulis : Desti Puspita Sari
Waktu : 1. Selasa, 15 September 2015
Pukul: 13.00 – 15.30 WIB
2. Kamis, 17 September 2015
Pukul: 13.00 - 15.30 WIB
Peraturan turorial :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan pendapat dan pertanyaan yang
relevan.
3. Izin saat akan keluar ruangan.
4. Dilarang makan dan minum.
5. Saling menghargai pendapat peserta lain dan tetap tenang serta tidak ribut.
TUTORIAL 2 2
2.2 Skenario Kasus
Aliando, 20 tahun seorang mahasiswa FK-UMP di bawa keluarga ke
polikilinik RSMP karena sering marah-marah tanpa alasan yang jelas sejak 1
minggu yang lalu. Pasien sering terlihat melamun, murung dan menangis.
Sesekali pasien terlihat bicara sendiri. Ketika di tanya ibunya, pasien hanya
menggeleng- geleng kepala, pasien juga sering mengurung diri di kamar, pasien
mengeluh susah tidur karena sering mendengar bisikan-bisikan yang
menyalahkannya. Terkadang saat kedua orang tuanya sedang mengobrol, pasien
merasa ibunya sedang menjelekannya. Pasien juga mengetahui dari bisikan-
bisikan tersebut bahwa ibunya sedang menjelekannya, sehingga pasien merasa
kesal dan membanting barang-barang yang ada di dalam rumah, pasien masih
mau mandi, tapi harus diingatkan oleh orang tua, pasien juga malas makan.
Enam bulan yang lalu pasien juga menderita keluhan yang sama sehingga
pasien harus stop aut dari kuliah, pasien sudah berobat ke dokter selama 4 bulan
dan ada perbaikan. Pasien merasa sudah sembuh sehingga ia berhenti miunm
obat. Namun saat pekulihaan sudah di mulai kembali, keluhan sebelumnya
muncul kembali.
Riwayat premorbid :
- bayi : lahir spontan, cukup bulan, langsung menangis, di tolong bidan
- masa anak-anak : pendiam, tidak terlalu bayak teman
- masa remaja : pendiam, tertutup, teman terbatas
- dewasa awal : pendiam, tertutup, teman terbatas
Riwayat pendidikan :
- SD, SMP, SMA : temat dengan nilai rata-rata
- Pasien melanjutkan ke fakultas kedokteran atas kemauan sendiri
Riwayat penyakit sebelumnya :
- trauma kepala tidak ada
- NAPZA (-)
- Asma (-)
- Riwayat gangguan jiwa sebelumnya tidak ada
- Kejang demama tidak ada
TUTORIAL 2 3
- Merokok (-)
- Alergi (-)
Riwayat keluarga :
- anak ke-3 dari 3 bersaudara
- riwayat gangguan jiwa dalam keluarga di sangkal
Status ekonomi :
- ayah dan ibu sebagai PNS
- selama perkuliahan pasien tinggal bersama sepupunya
Pemeriksaan fisik :
- dalam batas normal
Status psikiatrikus :
- afek : distimik
- perhatian : cukup
-persepsi : halusinasi dengar (+)
-pekiran : waham curiga (+), Asosiasi longgar
-tingkah laku : agitasi (+)
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Murung : rasa / perasaan yang tidak bahagia
2. Melamun : kondisi saat terputusnya pikiran seseorang dengan
lingkungan sekitarnya dan di gantikan oleh hayalan fisual yang di alami
dalam kondisi terjaga
3. Distimik : keadaan yang ditandai dengan gejala depresi kronis
4. Marah : perasaan sangat tidak senang dan panas karna di hina orang
lain serta di perlakukan kurang baik
5. Halusinasi : persepsi sensoris ( pengelihatan, sentuhan, pendengaran )
tanpa adanya stimulasi xterna
6. Agitasi : aktifitas motorik atau konitif dan kegelisahan yang tidak
bertujuan dan berlebihan biasanaya berkaitan dengan tegang/cemas
7. Afek : ekspresi eksternal emosi yang terikat pada ide dan gambaran
mental pada objek
TUTORIAL 2 4
8. Waham curiga : keyakinan yang salah bahwa orang di sekitarnya tidak
bisa di percaya dan berniat jahat padanya dan patut di curigai.
9. Kesal : perasaan yang dongkol atau di tahan
10. Asusiasi longgar : gangguan arus pikir dengan ide-ide yang berpindah
dari subjek ke subjek lain yang tidak berhubungan yang lain.
2.4 Identifikasi Masalah
1. Aliando, 20 tahun seorang mahasiswa FK-UMP di bawa keluarga ke
polikilinik RSMP karena sering marah-marah tanpa alasan yang jelas sejak 1
minggu yang lalu. Pasien sering terlihat melamun, murung dan menangis.
Sesekali pasien terlihat bicara sendiri. Ketika di tanya ibunya, pasien hanya
menggeleng- geleng kepala.
2. pasien juga sering mengurung diri di kamar.
3. pasien mengeluh susah tidur karena sering mendengar bisikan-bisikan yang
menyalahkannya. Terkadang saat kedua orang tuanya sedang mengobrol,
pasien merasa ibunya sedang menjelekannya. Pasien juga mengetahui dari
bisikan-bisikan tersebut bahwa ibunya sedang menjelekannya, sehingga
pasien merasa kesal dan membanting barang-barang.
4. pasien masih mau mandi, tapi harus diingatkan oleh orang tua, pasien juga
malas makan.
5. Enam bulan yang lalu pasien juga menderita keluhan yang sama sehingga
pasien harus stop aut dari kuliah.
6. pasien sudah berobat ke dokter selama 4 bulan dan ada perbaikan. Pasien
merasa sudah sembuh sehingga ia berhenti miunm obat. Namun saat
pekulihaan sudah di mulai kembali, keluhan sebelumnya muncul kembali.
7. Riwayat premorbid :
- bayi : lahir spontan, cukup bulan, langsung menangis, di tolong bidan
- masa anak-anak : pendiam, tidak terlalu bayak teman
- masa remaja : pendiam, tertutup, teman terbatas
- dewasa awal : pendiam, tertutup, teman terbatas
TUTORIAL 2 5
8. Riwayat pendidikan :
- SD, SMP, SMA : temat dengan nilai rata-rata
- Pasien melanjutkan ke fakultas kedokteran atas kemauan sendiri
9. Riwayat penyakit sebelumnya :
- trauma kepala tidak ada
- NAPZA (-)
- Asma (-)
- Riwayat gangguan jiwa sebelumnya tidak ada
- Kejang demama tidak ada
- Merokok (-)
- Alergi (-)
10. Riwayat keluarga :
- anak ke-3 dari 3 bersaudara
- riwayat gangguan jiwa dalam keluarga di sangkal
11. Status ekonomi :
- ayah dan ibu sebagai PNS
- selama perkuliahan pasien tinggal bersama sepupunya
12. Pemeriksaan fisik :
- dalam batas normal
13. Status psikiatrikus :
- afek : distimik
- perhatian : cukup
-persepsi : halusinasi dengar (+)
-pekiran : waham curiga (+), Asosiasi longgar
-tingkah laku : agitasi (+)
TUTORIAL 2 6
2.5 Analisis Masalah
1. Aliando, 20 tahun seorang mahasiswa FK-UMP di bawa keluarga ke
polikilinik RSMP karena sering marah-marah tanpa alasan yang jelas sejak 1
minggu yang lalu. Pasien sering terlihat melamun, murung dan menangis.
Sesekali pasien terlihat bicara sendiri. Ketika di tanya ibunya, pasien hanya
menggeleng- geleng kepala.
a. apa makna sering marah-marah tanpa alasan yang jelas sejak 1
minggu yang lalu ?
Jawab:
Perjalanan penyakit skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 (tiga) fase
berikut ini:
1. Fase Prodromal
Pada fase ini biasanya timbul gejala-gejala non spesifik yang lamanya
bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset
psikotik menjadi jelas. Gejala pada fase ini meliputi: hendaya fungsi
pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi
perawatan diri.
Perubahan-perubahan ini akan mengganggu individu serta membuat
resah keluarga dan teman, mereka akan mengatakan “orang ini tidak
seperti yang dulu”. Semakin lama fase prodromal semakin buruk
prognosisnya.
2. Fase Aktif
Pada fase ini, gejala positif/psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku
katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan
afek.Hampir semua individu datang berobat pada fase ini.Bila tidak
mendapat pengobatan, gejala-gejala tersebut dapat hilang secara
spontan tetapi suatu saat mengalami eksaserbasi (terus bertahan dan
tidak dapat disembuhkan). Fase aktif akan diikuti oleh fase residual.
3. Fase Residual
Fase ini memiliki gejala-gejala yang sama dengan Fase Prodromal
tetapi gejala positif/psikotiknya sudah berkurang.
TUTORIAL 2 7
Di samping gejala-gejala yang terjadi pada ketiga fase di atas,
penderita skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa
gangguan berbicara spontan, mengurutkan peristiwa, kewaspadaan
dan eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan sosial)
(Luana, 2007).
Makna marah marah tanpa alasan yang jelas pada kasus ini
merupakan salah satu gejala dari Fase Aktif penyakit skizofrenia.
b. apa makna pasien sering terlihat melamun, murung, menangis,
sesekali terlihat bicara sendiri dan hanya menggeleng-geleng kepala ?
Jawab:
Gejala skizofrenia secara garis besar dapat di bagi dalam dua
kelompok, yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif berupa
delusi, halusinasi, kekacauan pikiran, gaduh gelisah dan perilaku aneh
atau bermusuhan. Gejala negatif adalah alam perasaan (afek) tumpul
atau mendatar, menarik diri atau isolasi diri dari pergaulan, ‘miskin’
kontak emosional (pendiam, sulit diajak bicara), pasif, apatis atau
acuh tak acuh, sulit berpikir abstrak dan kehilangan dorongan
kehendak atau inisiatif . (Sadock, 2003)
Maknanya adalah telah terjadi gangguan afektif, yang
merupakan gejala negatif dari skizofrenia yang disebabkan
ketidakseimbangan ekspresi emosi dan perilaku.
c. apa hubungan usia dan jenis kelamin & status pekerjaan dengan
keluhan ?
Jawab:
Keluhan yang dialami mengarah pada skizofrenia (gangguan
psikotik yang paling sering), hampir 1% penduduk di dunia menderita
skizofrenia selama hidup mereka. Gejala skizofrenia biasanya muncul
TUTORIAL 2 8
pada usia remaja akhir atau dewasa muda. Awitan pada laki-laki
biasanya antara 15-25 tahun dan pada perempuan antara 25-35 tahun.
(Elvira, 2013)
Menurut Howard, Castle, Wessely, dan Murray, 1993 di
seluruh dunia prevalensi seumur hidup skizofrenia kira-kira sama
antara laki-laki dan perempuan diperkirakan sekitar 0,2%-1,5%.
Meskipun ada beberapa ketidaksepakatan tentang distribusi
skizofrenia di antara laki-laki dan perempuan, perbedaan di antara
kedua jenis kelamin dalam hal umur dan onset-nya jelas. Onset untuk
perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki, yaitu sampai umur 36
tahun, yang perbandingan risiko onsetnya menjadi terbalik, sehingga
lebih banyak perempuan yang mengalami skizofrenia pada usia yang
lebih lanjut bila dibandingkan dengan laki-laki
(Durand, 2007)
d. apa kemungkinan penyebab keluhan ?
Jawab:
Keluhan pada kasus kemungkinan diakibatkan penyakit
skizofrenia. Adapun berapa pendekatan yang dominan dalam
menganalisa penyebab skizofrenia, antara lain :
1. Faktor Genetik
Menurut Maramis (1995), faktor keturunan juga menentukan
timbulnya skizofrenia. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian
tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia terutama anak-
anak kembar satu telur.Angka kesakitan bagi saudara tiri ialah 0,9
- 1,8%; bagi saudara kandung 7 – 15%; bagi anak dengan salah
satu orangtua yang menderita skizofrenia 7 – 16%; bila kedua
orangtua menderita skizofrenia 40 – 68%; bagi kembar dua telur
(heterozigot) 2 -15%; bagi kembar satu telur (monozigot) 61 –
TUTORIAL 2 9
86%.Skizofrenia melibatkan lebih dari satu gen, sebuah fenomena
yang disebut quantitative trait loci.Skizofrenia yang paling sering
kita lihat mungkin disebabkan oleh beberapa gen yang berlokasi
di tempat-tempat yang berbeda di seluruh kromosom.Ini juga
mengklarifikasikan mengapa ada gradasi tingkat keparahan pada
orang-orang yang mengalami gangguan ini (dari ringan sampai
berat) dan mengapa risiko untuk mengalami skizofrenia semakin
tinggi dengan semakin banyaknya jumlah anggota keluarga yang
memiliki penyakit ini
(Durand & Barlow, 2007).
2. Faktor Psikologis dan Sosial
Faktor psikososial dan sosial yang berpengaruh terhadap penyakit
Skizofrenia adalah :
Teori psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan skizofrenia berasal dari
perkembangan yang terfiksasi.Fiksasi ini mengakibatkan defek
pada perkembangan ego dan defek-defek ini memberikan
kontribusi terhadap gejala-gejala skizofrenia (Sadock,2014).
Dinamika keluarga
Sejumlah pasien skizofrenia berasal dari keluarga-keluarga yang
disfungsi.Perilaku keluarga patologis dapat meningkatkan stres
emosional yang merupakan hal yang rentan pada pasien
skizofrenia untuk mengatasinya. Dinamika keluarga tersebut
berupa double bind communication, schisms and skewed family,
pseudomutual dan pseudohostile families, dan emosi yang
diekspresikan secara tinggi (Sadock,2014).
TUTORIAL 2 10
3. Faktor biokimia
Faktor biokimia yang berpengaruh terhadap penyakit Skizofrenia
adalah :
Neurokimiawi otak
Terdiri dari hipotesis dopamin, hipotesis serotonin,hipotesis
GABA, hipotesis glutamate
(Sadock ,2014)
Hipotesis dopamin
Formulasi paling sederhana dari hipotesis dopamin skizofrenia
menyatakan skizofrenia disebabkan oleh aktivitas dopaminergik
yang berlebihan. Teori dasar ini tidak mengelaborasi apakah
hiperaktivitas dopaminergik itu sehubungan dengan terlalu
banyak pelepasan dopamin, terlalu banyak reseptor dopamin,
hipersensitivitas reseptor dopamin terhadap dopamin atau
kombinasi dari mekanisme-mekanisme ini.
(Stahl, 2008)
Hipotesis serotonin
Hipotesis ini menyatakan serotonin yang berlebihan sebagai
penyebab gejala positif dan negatif pada skizofrenia
(Sadock,2014; Abi-Dargham, 2007).
Hipotesis gamma-aminobutiryc acid (GABA)
Neurotransmiter asam amino inhibitory gamma-aminobutiryc
acid (GABA) dikaitkan dengan patofisiologi skizofrenia
didasarkan pada penemuan bahwa beberapa pasien skizofrenia
mempunyai kehilangan neuron-neuron GABA-ergic di
TUTORIAL 2 11
hipokampus.GABA memiliki efek regulatory pada aktivitas
dopamin, dan kehilangan neuron inhibitory GABA-ergic dapat
menyebabkan hiperaktivitas neuron-neuron dopaminergik
(Sadock,2014)
Hipotesis glutamat
Glutamat dianggap terlibat karena penggunaan fensiklidin, suatu
antagonis glutamat menghasilkan suatu sindroma akut yang
serupa dengan skizofrenia
(Sadock,2014).
Hipotesis degeneratif saraf (neurodegenerative hypothesis)
Sejumlah proses degeneratif saraf dihipotesiskan, berkisar dari
apoptosis abnormal yang diprogram secara genetik, degenerasi
dari neuron-neuron yang kritis, pemaparan prenatal terhadap
anoksia, toksin- toksin, infeksi atau malnutrisi, proses kehilangan
neuronal yang dikenal sebagai excitotoxicity akibat aksi
berlebihan dari neurotransmiter glutamat. Jika neuron- neuron
tereksitasi ketika memperantarai gejala-gejala positif, kemudian
mati akibat proses toksik yang disebabkan neurotransmisi
excitatory yang berlebihan, ini membawa ke stadium residual
burn out dan gejala-gejala negatif
(Stahl, 2008)
Hipotesis perkembangan saraf (neurodevelopmental
hypothesis) Banyak teori-teori tentang skizofrenia menyatakan
gangguan ini berasal dari abnormalitas dalam perkembangan otak.
Sebagian menyatakan bahwa problem didapatkan dari lingkungan
otak janin. Skizofrenia dapat berawal dengan proses degeneratif
yang didapat yang berpengaruh dengan perkembangan saraf.
Sebagai contoh skizofrenia meningkat pada orang-orang dengan
TUTORIAL 2 12
riwayat semasa janin mengalami komplikasi obstetrik saat dalam
kehamilan ibu, berkisar dari infeksi virus, kelaparan, proses
autoimun dan masalah-masalah lain yang menyebabkan gangguan
pada otak di awal perkembangan janin, dapat berkontribusi
terhadap penyebab skizofrenia. Faktor-faktor ini juga akhirnya
dapat mengurangi faktor-faktor pertumbuhan saraf dan
merangsang proses-proses tetentu yang membunuh neuron-
neuron yang kritis, seperti sitokin, infeksi virus, hipoksia, trauma,
kelaparan atau stress
(Stahl, 2008)
Elektrofisiologi
Studi-studi elektrofisiologi menunjukkan bahwa banyak pasien
skizofrenia mempunyai rekaman elektrofisiologik abnormal,
peningkatan sensitivitas terhadap prosedur aktivasi (aktivitas
spike yang sering setelah kurangnya tidur, penurunan aktivitas
alfa, peningkatan aktivitas theta dan delta) (Sadock,2014)
Psikoneuroimunologi
Sejumlah abnormalitas berkaitan dengan skizofrenia, mencakup
penurunan produksi T-cell interleukin-2, pengurangan jumlah dan
respons limfosit perifer, reaktivitas humoral dan seluler abnormal
terhadap neuron, adanya antibodi brain-directed (antibrain)
(Stahl, 2008).
Psikoneuroendokrinologi
Banyak laporan menggambarkan perbedaan neuroendokrin pada
pasien skizofrenia dan kelompok kontrol. Contohnya:
abnormalitas dexamethason suppression test, penurunan
TUTORIAL 2 13
luteinizing hormone dan follicle-stimulating hormone (Stahl,
2008).
2. pasien juga sering mengurung diri di kamar.
a. Apa dampak dari sering mengurung diri di kamar ?
jawab :
Dampak dari sering mengurung diri di kamar antara lain :
Kurang mempunyai banyak teman
Kurang bersosialisasi
Mengganggu perkembangan diri
b. Apa makna dari sering mengurung diri di kamar ?
jawab :
Gejala skizofrenia secara garis besar dapat di bagi dalam dua
kelompok, yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif berupa
delusi, halusinasi, kekacauan pikiran, gaduh gelisah dan perilaku aneh
atau bermusuhan. Gejala negatif adalah alam perasaan (afek) tumpul
atau mendatar, menarik diri atau isolasi diri dari pergaulan, ‘miskin’
kontak emosional (pendiam, sulit diajak bicara), pasif, apatis atau
acuh tak acuh, sulit berpikir abstrak dan kehilangan dorongan
kehendak atau inisiatif . (Sadock, 2014)
Makna pasien sering mengurung diri di kamar telah terjadi
penarikan atau isolasi diri dari lingkungan, hal ini merupakan gejala
negatif dari skizofrenia. Selain itu juga dapat dimaknai sebagai
kondisi paranoid. Dan merupakan salah satu kriteria penegakan
diagnosis dari Skizofrenia.
3. Pasien mengeluh susah tidur karena sering mendengar bisikan-bisikan yang
menyalahkannya. Terkadang saat kedua orang tuanya sedang mengobrol,
TUTORIAL 2 14
pasien merasa ibunya sedang menjelekannya. Pasien juga mengetahui dari
bisikan-bisikan tersebut bahwa ibunya sedang menjelekannya, sehingga pasien
merasa kesal dan membanting barang-barang.
a. apa makna pasien juga susah tidur karena sering mendengar bisikan-
bisikan yang menyalahkanya ?
jawab:
Halusinasi paling sering ditemui, biasanya berbentuk pendengaran
(paling sering suara satu atau beberapa orang) dapat pula berupa
komentar tentang pasien atau peristiwa di sekitar pasien. Komentar-
komentar tersebut dapat berbentuk ancaman atau perintah-perintah
yang langsung ditujukan kepada pasien (halusinasi komando).Suara-
suara sering (tetapi tidak selalu) diterima pasien sebagai sesatu yang
berasal dari luar kepala pasien dan kadang-kadang pasien dapat
mendengar pikiran-pikiran mereka sendiri berbicara keras (sering
memalukannya atau suara yang memalukan).Suara-suara cukup nyata
menurut pasien kecuali pada fase awal skizofrenia.
(Sadock,2014)
Makna dari keluhan menyatakan bahwa pasien telah mengalami
gangguan persepsi, yaitu berupa halusinasi yang merupakan fase awal
dari skizofrenia
b. apa makna pasien merasa ibunya menjelek-jelekan dari bisikan
tersebut ?
jawab :
Waham merupakan gangguan isi pikir ditandai dengan
ketidakmampuan individu memproses stimulus internal dan eksternal
secara akurat. Gangguannya adalah berupa keyakinan individu yang
tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas. Keyakinan
TUTORIAL 2 15
individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang
logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali.
Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok
orang berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
(Stuart & Laraia,2001)
Maknanya adalah pasien telah mengalami waham akibat adanya
halusinasi yang terjadi secara terus menerus. Waham merupakan salah
satu kriteria diagnosis dari Skizofrenia.
c. apa macam-macam dari halusinasi ?
Jawab:
Halusinasi adalah persepsi sensorik palsu yang tidak dikaitkan dengan
stimulus eksterna yang nyata.
Halusinasi terdiri dari:
Halusinasi hipnagogik : persepsi palsu yang terjadi saat akan
jatuh tertidur
Halusinasi hipnopompik : persepsi palsu yang terjadi saat
bangun dari tidur
Halusinasi auditorik : persepsi palsu akan bunyi
Halusinasi visual : persepsi palsu yang melibatkan penglihatan
baik suatu citra yang berbentuk dan citra tak berbentuk
Halusinasi olfaktorik : persepsi palsu akan bau
Halusinasi gustatorik : persepsi palsu akan rasa
Halusinasi taktil : persepsi palsu akan sentuhan (sensasi
merayap di bawah kulit)
TUTORIAL 2 16
Halusinasi liliput : persepsi palsu bahwa ukuran obyek terlihat
kecil
(Stuart & Laraia,2001)
c. apa macam-macam dari waham ?
jawab :
Waham menurut konsep dasarnya
Waham sistematis: Keyakinan yang palsu yang digabungkan oleh
suatu tema atau peristiwa tunggal, melibatkan situasi yang menurut
pikiran dapat terjadi dikehidupan nyata.
Waham yang kacau (Bizarre Delusion) : Keyakinan palsu yang
aneh, mustahil dan sama sekali tidak masuk akal tidak berasal dari
pengalaman hidup pada umumnya.
Waham berdasarkan klasifikasinya
Dalam defenisi waham, menegaskan bahwa keyakinan harus dipegang
teguh. Namun keyakinan mungkin saja tidak benar-benar dipegang
sebelum atau sesudah waham telah terbentuk sepenuhnya.Walaupun
beberapa waham telah terbentuk sepenuhnya dalam pikiran pasien dan
dengan keyakinan yang kuat waham lainnya berkembang lebih secara
berangsur-angsur. Dengan cara yang sama selama proses
penyembuhan dari penyakitnya seorang pasien mungkin melewati
tahap dimana peningkatan keraguan tentang keyakinannya sebelum
akhirnya menolak keyakinan itu sebagai suatu hal yang palsu.
Fenomena ini disebut waham parsial. Adalah cara yang sangat aman
menggunakan istilah waham parsial (hanya jika itu dikenali
sebelumnya sebagai waham komplit atau dengan melihat ke belakang)
untuk mendapat perkembangan lebih lanjut menuju waham
komplit.Waham parsial terkadang ditemukan selama tingkat dini
skizofrenia.
TUTORIAL 2 17
Menurut Onsetnya
Waham juga dikategorikan dalam bentuk primer dan sekunder
Waham Primer (autochthonous)
Merupakan salah satu waham yang muncul secara tiba-tiba dan
dengan keyakinan penuh namun tanpa peranan perilaku kejiwaan
kearah itu. Contoh: Seorang pasien mungkin secara tiba-tiba dan
penuh keyakinan bahwa dia sedang mengalami perubahan kelamin,
tanpa pernah memikirkan hal itu sebelumnya dan tanpa ada ide atau
kejadian sebelumnya yang dapat dimengerti atas kesimpulan tersebut.
Keyakinan datang di dalam pikiran secara tiba-tiba dibentuk penuh
dan dalam bentuk keyakinan sempurna. Agaknya hal tersebut
merupakan ekspresi langsung dari proses patologi penyebab penyajit
jiwa-satu gejala primer. Tidak semua waham primer dimulai dengan
suatu ide, suatu mood waham atau persepsi waham juga dapat muncul
tiba-tiba dan tanpa pendahuluan untuk menjelaskan hal tersebut. Tentu
saja pasien untuk mengingat saat-saat tepat dari sesuatu yang tidak
biasa dan sering mempengaruhi keadaan jiwa dan untuk alasan ini,
merupakan hal yang sulit untuk meyakini apa yang disebut primer.
Waham Sekunder
Dimana keyakinan waham dapat dijelaskan atau dinilai sebagai
perluasan dari keyakinan kultur atau mood. Waham sekunder dapat
dimengerti saat diperoleh dari beberapa pengalaman yang tidak wajar
sebelumnya.Akhirnya mungkin menjadi beberapa jenis, seperti
halusinasi (Contoh seseorang yang mendengar suara-suara mungkin
akan menjadi percaya bahwa ia telah diikuti) suatu mood (contoh
seseorang yang sebelumnya mengalami depresi mungkin percaya
bahwa orang-orang berpikir ia tidak berharga) atau existing delusion
(contoh seseorang dengan waham bahwa ia telah kehilangan seluruh
TUTORIAL 2 18
uangnya akan mempercayai bahwa ia akan dipenjara karena tidak
bayar hutang).Beberapa waham sekunder kelihatannya memiliki
sebuah fungsi integratif membuat pengalam asli menjadi lebih dapat
dimengerti pasien seperti contoh pertama diatas. Yang lainnya
kelihatan sebaliknya menambah rasa penyiksaan atau kegagalan
seperti pada contoh ketiga
Waham Berdasarkan Temanya
Waham dikelompokkan menurut temanya.Pengelompokan ini berguna
karena ada beberapa penyesuaian antara tema dan bentuk- bentuk
utama penyakit jiwa.
Waham Kejar
Sebuah waham dengan tema utama bahwa pasien diserang, diganggu,
ditipu, disiksa atau dilawan komplotan.
Waham Referensi
Keyakinan bahwa objek, kejadian atau orang memiliki sebuah makna
pribadi bagi pasien. Umumnya dalam bentuk negatif diturunkan dari
ide referensi, dimana seseorang secara salah merasa bahwa ia sedang
dibicarakan orang lain.
Waham Kebesaran
Menunjukkan kepentingan, kemampuan, kekuatan, pengetahuan atau
identitas yang berlebihan atau hubungan khusus dengan dewa atau
orang terkenal.
Waham rasa bersalah dan Ketidakberhargaan
Ditemukan lebih sering pada penyakit depresi dan terkadang disebut
waham depresi. Tema-tema yang khas adalah kesalahan yang kecil
dari hukum pada masa yang lalu akan ditemukan dan membawa malu
TUTORIAL 2 19
pada pasien, atau kesalahannya akan membawa ganti rugi pada
keluarganya.
Waham Nihilistik
Merupakan keyakinan tentang ketiadaan beberapa orang atau sesuatu.
Tapi pengertian ini diperluas hingga termasuk ide-ide pesimis bahwa
karier pasien berakhir, ia akan mati, tidak memiliki uang atau bahwa
dunia adalah merupakan sebuah malapetaka. Waham nihilistik
dihubungkan dengan derajat ekstrim dari mood depresi.
Waham Somatik
Keyakinan palsu yang menyangkut fungsi tubuh pasien.Dimana
pasien memiliki suatu cacat fisik atau kondisi medis umum.
Waham Agama
Waham yang berisi nilai agama, lebih sering terjadi pada abad 19
daripada masa sekarang, agaknya mencerminkan bagian terbesar
bahwa agama dijalankan dalam kehidupan orang-orang biasa dimasa
lalu. Suatu keyakinan agama yang tidak biasa dan dipegang dengan
kuat ditemui diantara anggota kelompok agama minoritas, dapat
disarankan untuk berbicara kepada anggota yang lain sebelum
menentukan apakah ide-ide itu abnormal atau tidak
Waham Cemburu
Keyakinan palsu yang didapatkan dari kecemburuan patologis bahwa
kekasih pasien adalah tidak jujur.
Waham Seksual atau Cinta (Erotomania)
TUTORIAL 2 20
Keduanya jarang terjadi namun jika terjadi hal ini sering terjadi pada
wanita.Waham mengenai hubungan seksual seringkali sekunder pada
halusinasi somatik yang dirasakan pada genital. Seorang wanita
dengan waham cinta percaya bahwa ia dicintai oleh pria yang
biasanya tak dapat digapai, dari golongan status sosial yang lebih
tinggi dan kepada siapa dia belum pernah bicara.
Waham Pengendalian
Keyakinan bahwa tindakan, perasaan dan kemauan adalah benar-
benar berasal dan dipengaruhi atau diatur oleh orang atau kekuatan
dari luar. Penarikan Pikiran (thought witdrawal) Keyakinan bahwa
pikirannya telah ditarik keluar Penanaman Pikiran(thoughtinsertion)
Keyakinan bahwa beberapa pikirannya adalah bukan miliknya telah
ditanamkan kedalam pikirannya oleh kekuatan dari luar. Penyiaran
Pikiran (thought broadcasting) Keyakinan bahwa pikirannya telah
diketahui oleh yang lain, seolah-olah setiap orang dapat membaca
pikirannya. Pengendalian pikiran (thought control) Keyakinan bahwa
pikiran pasien dikendalikan oleh orang atau tenaga lain.
(Yager,2000)
e. bagaimana patofisiologi halusinasi & waham ?
jawab :
Patofisiologi halusinasi :
Hipotesis dopamin skizofrenia, sebagaimana yang pertama
kali didalilkan, mengemukakan bahwa skizofenia dikarenakan
aktivitas dopamin berlebihan di dalam area limbik otak, khususnya
nukleus akumbens, sebagaimana pada stria terminalis, septum lateral
dan tuberkel olfaktori.
Jalur dopamin mesolimbik diproyeksi dari badan-badan sel
dopaminergik di area tegmental ventral dari batang otak ke terminal
akson di area limbik otak,seperti nukleus akumbens.Jalur ini telah
TUTORIAL 2 21
dipikirkan memiliki peran penting pada perilaku emosional,
khususnya halusinasi pendengaran tapi juga waham dan gangguan
pikiran.
Patofisiologi waham
Berbagai kondisi medis non psikiatrik dan zat dapat menyebabkan
waham, juga keadaan-keadaan yang mempengaruhi sistim limbik dan
ganglia basalis. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai
mekanisme waham, yaitu :
1. Teori biologis
Teori ini terdiri atas beberapa macam, yaitu:
a. Teori biokimia
Pada teori biokimia, dikenal hipotesis dopamin dan serotonin-
glutamat.Overaktivitas reseptor dopamin saraf pada jalur mesolimbik
bisa menyebabkan timbulnya gejala positif, sedangkan penurunan
aktivitas dopamin neuron pada jalur mesokortek di dalam kortek
prefrontalis bisa menyebabkan gejala negatif.
Teori GABA
GABA adalah inhibitor umum neurotransmitter pada otak. GABA
berperan dalam sinkronisasi dari jaras piramidal dalam memproses
informasi baik input, process dan output di otak. GABA memiliki dua
fungsi utama pada otak, yakni fungsi spasial (spatial role) dan fungsi
temporal (temporal role).Fungsi spasial berperan dalam mengatur
bagian mana dari korteks serebri yang bekerja selama pengolahan
informasi.Fungsi temporal berperan dalam mengatur kapan bagian-
bagian tersebut aktif dan inaktif selama fase proses (Lewis, 2005).
Glutamic acid decarboxilase (GAD67), enzim pensintesis GABA,
TUTORIAL 2 22
berkurang jumlahnya pada korteks di otak pasien skizoprenia.Ini
ditandai dengan menurunnya ekspresi mRNA GAD67. Penurunan
jumlah GABA yang terproduksi menimbulkan gangguan dalam proses
informasi pada otak. Terjadi hendaya (impairment) dari fungsi spasial
dan fungsi temporal (Lewis, 2005).
Studi yang sama menunjukan adanya penurunan jumlah GABA
membrane transporter 1 (GAT1), transporter yang berperan dalam
ambilan kembali (reuptake) GABA ke dalam sel, ditandai dengan
menurunnya ekspresi GAT1 mRNA (Lewis, 2005).
Penurunan ekspresi GAD67 mRNA dan GAT1 mRNA diikuti dengan
penurunan ekspresi dari parvalbumin mRNA.Ekspresi parvalbumin
mRNA lebih mudah dideteksi sehingga dijadikan biomarker
penurunan ekspresi GAD67 mRNA dan GAT1 mRNA.Parvalbumin
mRNA bisa menjadi rujukan seberapa parah skizoprenia pasien dilihat
seberapa besar penurunan ekspresinya (Lewis, 2005).
Reseptor Dopamin
Reseptor dopamin sbenarnya dibagi menjadi dua tipe (D1 dan D2).
Saat ini terdapat lima reseptor dopamin yang digolongkan ke dalam
dua tipe ini. Reseptor yang menyerupai D1 (D1-like receptor)
termasuk D1 dan D5, sementara reseptor yang menyerupai D2 adalah
D2, D3, dan D4.Semua reseptor dpamin memiliki tujuh domain yang
membentuk transmembran.Hal itu merupakan ciri khas reseptor yang
terkait protein G dan berkaitan dengan stimulasi adenilat siklase (D1)
atau inhibisi adenilat siklasi (D2) (Neal, 2005).
Reseptor dopamin yang menyerupai D1 (subtipe D1 dan D5) terutama
terlibat dalam inhibisi pascasinaps.Sebagian besar obat neuroleptik
memblok reseptor D1, tetapi aksi ini tidak berhubungan dengan
aktivitas antipsikotik lainnya (Neal, 2005).
TUTORIAL 2 23
Reseptor dopamin yang menyerupai D2 (subtipe D2, D3, dan D4)
terlibat dalam inhibisi prasinaps dan pascasinaps.Reseptor D2
merupakan subtipe yang dominan dalam otak dan terlibat dalam
sebagian besar fungsi dopamin yang diketahui.Reseptor D2 terdapat
dalam sistem limbik, yang berhubungan dengan mood serta kestabilan
emosi, dan dalam ganglia basalis di mana reseptor D2 terlibat dalam
kognisi dan emosi (Neal, 2005).
Mekanisme kerja neuroleptik. Afinitas obat neuroleptik terhadap
reseptor D2 berkaitan erat dengan potensi antipsikotiknya, dan
blokade reseptor D2 pada otak depan diyakini menjadi dasar
terapeutiknya. Sayangnya, blokade reseptor D2 pada ganglia basalis
biasanya menyebabkan gangguan pergerakan.Beberapa neuroleptik,
selain memblok reseptor D2, juga merupakan antagonis reseptor
5HT2.Beberapa peneliti menduga obat ini mungkin bisa mengurangi
gangguan pergerakan yang disebabkan oleh antagonisme D2 (Neal,
2005).
b. Teori neurostruktural
Teori ini lebih mengedepankan aspek neurostructural.Peningkatan
rasio ventrikel otak, atrofi otak, penurunan aliran darah serebri
merupakan penyebab-penyebab timbulnya skizofrenia.
c. Teori genetik
Teori ini menekankan pada ekspresi gen yang bisa menyebabkan
gangguan mental.Lebih dari 30 gen dilaporkan berhubungan dengan
risiko perkembangan skizofrenia.Bagaimanapun, abnormalitas pada
gen-gen tersebut tidak spesifik merupakan penyebab timbulnya
skizofrenia.Hal ini disebabkan karena pada kenyataannya,
abnormalitas gen-gen tersebut juga bisa menyebabkan gangguan
mental lain seperti gangguan bipolar.Namun, beberapa tahun terakhir,
TUTORIAL 2 24
terdapat beberapa gen yang lebih spesifik berkontribusi terhadap
timbulnya skizofrenia.Gen-gen tersebut di antaranya adalah Disrupted
in Schizophrenia (DISC), G-Protein Signalling-4 (RGS4), Prolyne
Dehidrogenase (PRODH), dan Neuregulin-1 (NRG-1) (Dawe, Hwang,
& Tan, 2009) (Harrison & Owen, 2003). Dengan adanya kelainan
gen-gen tersebut maka akan berpengaruh terhadap sintesis protein,
misalnya akan menyebabkan disfungsi protein yang membentuk
kompleks reseptor NMDA. Tentu saja hal ini akan menyebabkan
hipofungsi reseptor NMDA yang pada akhirnya akan menyebabkan
timbulnya gejala-gejala psikosis (Dawe, Hwang, & Tan, 2009).
d. Faktor risiko perinatal
Paparan terhadap virus, malformasi minor, komplikasi selama
persalinan, merupakan beberapa faktor yang mendukung timbulnya
skizofrenia (Lewis, 2002). Sebagai contoh, ketika seorang anak
terinfeksi suatu virus, hal tersebut akan menyebabkan kelainan pada
ekspresi gen. Sepeti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kelainan pada
ekspresi gen akan berakibat pada protein yang membentuk kompleks
reseptor NMDA sehingga terjadi disfungsi reseptor NMDA (Lewis,
2001)
2. Stressor sosial dan kejadian selama hidup
3. Teori psikologis
Teori psikologis terbagi menjadi dua, yaitu teori psikodinamik dan
teori psikoanalitik. Dalam teori psikoanalitik disebutkan bahwa ketika
seorang ibu mengalami skizofrenia, hal tersebut akan berdampak pada
anaknya. Biasanya seorang skizofrenia over protektif terhadap
anaknya sehingga apapun yang dilakukan anaknya terlihat salah di
mata ibunya. Hal ini tentu saja akan menyebabkan gangguan
perkembangan mental dikarenakan selalu anak merasa bersalah dan
TUTORIAL 2 25
lama-kelamaan akan timbul konflik psikis dalam diri anak. Ketika
terjadi hal demikian, maka kemungkinan akan timbul gejala-gejala
psikotik.
Selain itu, dalam teori ini disebutkan bahwa interaksi orang tua yang
jelek, misalnya dikarenakan perceraian, hal tersebut mempengaruhi
kematangan personalitas seorang anak. Lama-kelamaan akan
berdampak buruk terhadap kesehatan psikisnya.
Berikut ini merupakan mekanisme timbulnya skizofrenia dan gejala
psikotik yang ditimbukannya, baik gejala positif, gejala negatif,
maupun defisit kognitif.
4. pasien masih mau mandi, tapi harus diingatkan oleh orang tua, pasien juga
malas makan.
a. apa makna pasien masih mau mandi, tapi harus di ingatkan, pasien
juga malas makan ?
jawab :
Gejala negatif pada Skizofrenia adalah alam perasaan (afek)
tumpul atau mendatar, menarik diri atau isolasi diri dari pergaulan,
‘miskin’ kontak emosional (pendiam, sulit diajak bicara), pasif, apatis
atau acuh tak acuh, sulit berpikir abstrak dan kehilangan dorongan
kehendak atau inisiatif . (Sadock, 2003)
Maknanya pasien telah kehilangan dorongan kehendak atau
inisiatif, yang merupakan gejala negatif dari skizofrenia.
5. Enam bulan yang lalu pasien juga menderita keluhan yang sama sehingga
pasien harus stop aut dari kuliah
a. apa makna 6 bulan yang lalu pasien menderita keluhan yang sama?
jawab :
TUTORIAL 2 26
Bermakna bahwa telah terjadi fase berulang karena seharusnya
pada pengobatan berlangsung akan terjadi fase stabilisasi yang
seharusnya didukung dengan pengobatan selama 6-18 bulan,
Sedangkan apabila pengobatan dihentikan sebelum waktunya akan
mengakibatkan ketidakstabilan kadar dopamin meningkat kembali.
6. pasien sudah berobat ke dokter selama 4 bulan dan ada perbaikan. Pasien merasa
sudah sembuh sehingga ia berhenti miunm obat. Namun saat pekulihaan sudah di
mulai kembali, keluhan sebelumnya muncul kembali.
a. mengapa saat pasien berhenti minum obat, keluhan mulai kembali?
jawab :
Penderita dengan skizofrenia dapat mengalami remisi dan
kekambuhan, mereka dapat dalam waktu yang lama tidak muncul gejala,
maka skizofrenia sering disebut dengan penyakit kronik, karena itu perlu
mendapatkan perhatian medis yang sama, seperti juga individu-individu
yang menderita penyakit kronik lainnya seperti hipertensi dan diabetes
mellitus.
Menurut Sullinger, 1988 ada 4 (empat) faktor penyebab penderita
kambuh dan perlu dirawat di rumah sakit, diantaranya adalah sebagai
berikut:
Penderita : sudah umum diketahui bahwa penderita yang gagal
memakan obat secara teratur mempunyai kecenderungan untuk
kambuh. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan 25% sampai 50%
klien yang pulang dari rumah sakit tidak memakan obat secara teratur
(Appleton, 1982, dikutip oleh Sullinger, 1988
Dokter: Makan obat yang teratur dapat mengurangi kekambuhan,
namun pemakaian obat neuroleptic yang lama dapat menimbulkan
efek samping Tardive Diskinesia yang dapat mengganggu hubungan
sosial seperti gerakan yang tidak terkontrol.
TUTORIAL 2 27
Penanggung jawab penderita: Setelah penderita pulang ke rumah
maka pihak rumah sakit tetap bertanggung jawab atas program
adaptasi penderita di rumah.
Keluarga : Berdasarkan penelitian di Inggris dan Amerika keluarga
dengan ekspresi emosi yang tinggi (bermusuhan, mengkritik, tidak
ramah, banyak menekan dan menyalahkan), hasilnya 57% kembali
dirawat dari keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi dan 17%
kembali dirawat dari keluarga dengan ekspresi emosi keluarga yang
rendah. Selain itu penderita juga mudah dipengaruhi oleh stres yang
menyenangkan (naik pangkat, menikah) maupun yang menyedihkan
(kematian/kecelakaan).Dengan terapi keluarga penderita dan keluarga
dapat mengatasi dan mengurangi stres. Cara terapi bisanya:
mengumpulkan semua anggota keluarga dan memberi kesempatan
menyampaikan perasaan-perasaannya. Memberi kesempatan untuk
menambah ilmu dan wawasan baru kepada penderita ganguan jiwa,
memfasilitasi untuk menemukan situasi dan pengalaman baru bagi
penderita.
Pada kasus ini gejala kambuh kembali karena pasien tidak meminum
obat sesuai dengan ketentuan sehingga gejala residual kembali
muncul.
(Widodo,2003)
b. apa makan pasien sudah berobat ke dokter selama 4bulan dan ada
perbaikan ?
jawab :
Perbaikan dalam pernyataan tersebut dimaknai sebagai kondisi atau
fase residual atau stabilisasi, dimana pada fase tersebut akan terjadi
hilangnya beberapa gejala dari skizofrenia dan hanya akan tersisa
beberapa gejala yang tidak terlalu nyata namun sebenernya belum
pulih atau sembuh, sehingga masih mungkin untuk relaps atau
kambuh kembali.
TUTORIAL 2 28
(Widodo,2003)
c. apa makna saat perkulihaan kembali keluhan muncul kembali ?
jawab :
Salah satu etiologi Skizofrenia adalah teori Diatesis-Stress.
Pada teori ini menyebutkan bahwa adanya integrasi antara faktor
biologis, psikososial, dan lingkungan. Seseorang yang memiliki
kerentanan yang spesifik jika dipengaruhi lingkungan yang
menimbulkan stress akan memungkinkan timbulnya gejala
Skizofrenia.
(Sadock,2014)
Kemungkinan pada kasus ini perkuliahan adalah salah satu
faktor pencetus (precipitating factors/stressor) dari Skizofrenia.
7. Riwayat premorbid :
- bayi : lahir spontan, cukup bulan, langsung menangis, di tolong bidan
- masa anak-anak : pendiam, tidak terlalu bayak teman
- masa remaja : pendiam, tertutup, teman terbatas
- dewasa awal : pendiam, tertutup, teman terbatas
a. apa makna dari dari riwayat premorbid ?
jawab :
Pasien memiliki kepribadian premorbid pendiam, dan tertutup.
Sehingga kemungkinan orang orang dengan kepribadian ini sulit
untuk mendapatkan teman dan mengekspresikan emosinya.
(sadock,2014)
b. apa hubungan riwayat premorbid dengan keluhan sekarang ?
jawab:
Pola gejala premorbid merupakan tanda pertama penyakit
skizofrenia, walaupun gejala yang ada dikenali hanya secara
retrospektif. Karakteristik gejala skizofrenia yang dimulai pada masa
TUTORIAL 2 29
remaja akhir atau permulaan masa dewasa akan diikuti dengan
perkembangan gejala prodromal yang berlangsung beberapa hari
sampai beberapa bulan.
Salah satu faktor dari skizofrenia yaitu kepribadian premorbid
pendiam, dan tertutup.
(Sadock,2014)
Kemungkinan Skizofrenia yang diderita pasien juga
disebabkan karena kepribadian premorbidnya.
8. Riwayat pendidikan :
- SD, SMP, SMA : temat dengan nilai rata-rata
- Pasien melanjutkan ke fakultas kedokteran atas kemauan sendiri
a. apa makna dari riwayat pendidikan ?
jawab :
Dari riwayat pendidikan pasien kemungkinan penyebab penyakit yang
dialami pasien bukan diakibatkan oleh lingkungan keluarga pasien.
Mahasiswa Kedokteran memiliki resiko stress lebih tinggi karena adanya
persaingan yang ketat dan kesulitan belajar yg tinggi.
9. Riwayat penyakit sebelumnya :
- trauma kepala tidak ada
- NAPZA (-)
- Asma (-)
- Riwayat gangguan jiwa sebelumnya tidak ada
- Kejang demama tidak ada
- Merokok (-)
- Alergi (-)
a. apa makna dari riwayat penyakit sebelumnya ?
jawab :
TUTORIAL 2 30
Trauma kepala tidak ada, kejang demam (-) : Bermakna bahwa
keluhan yang dialami pasien bukan akibat kerusakan sel otak akibat
trauma dan kejang, dapat menyingkirkan DD dari gangguan jiwa
organik)
NAPZA (-) : bermakna bahwa keluhan yang dialami pasien bukan
akibat pemakaian zat psikoaktif , dan dapat digunakan untuk
menyingkirkan DD perilaku akibat penggunaan zak prikoaktif)
(Hawari,D.2006)
Untuk penilaian Diagnosis multiaksial bermakna bahwa aksis
3 tidak ada diagnosis.
10. Riwayat keluarga :
- anak ke-3 dari 3 bersaudara
- riwayat gangguan jiwa dalam keluarga di sangkal
a. apa makna dari riwayat keluarga pada kasus ini ? (baqir, hafiz)
jawab :
Anak ke 3 dari 3 bersaudara = bungsu
Anak bungsu cenderung bersifat manja dengan segala sesuatu yang ia
inginkan harus terpenuhi, Selain itu, anak bungsu biasanya lebih
bergantung pada orang lain sehingga sulit untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri. Hal ini meningkatkan resiko terjadinya frustasi
jika keinginannya suatu waktu tidak dapat terpenuhi.
(Hawari,D.2006)
Tidak ada riwayat gangguan jiwa
Bermakna bahwa skizofrenia yang dialami bukan terjadi karena
adanya faktor genetika.
11. Status ekonomi :
- ayah dan ibu sebagai PNS
TUTORIAL 2 31
- selama perkuliahan pasien tinggal bersama sepupunya
a. apa makna dari riwayat ekonomi dari kasus ini?
Jawab :
Salah satu faktor penyebab Skizofrenia adalah faktor sosio-ekonomi.
Orang-orang dengan status ekonomi yang rendah lebih beresiko untuk
mengalami gangguan jiwa karena kebutuhan hidup berpengaruh langsung
terhadap ekonomi.
Pada kasus ini kemungkinan status ekonomi bukan merupakan
stressor penyebab Skizofrenia.
(Hawari,D.2006)
12. Pemeriksaan fisik :
- dalam batas normal
a. apa makana dari pem. Fisik dalam batas normal?
Jawab :
Gejala yang dialami bukan akibat gangguan psikosomatik
Aksis 3 tidak ada diagnosis
13. Status psikiatrikus :
- afek : distimik
- perhatian : cukup
-persepsi : halusinasi dengar (+)
-pikiran : waham curiga (+), Asosiasi longgar
-tingkah laku : agitasi (+)
a. apa intepretasi dari status psikiatrikus ?
jawab :
Afek : distimik afek terlihat seperti suatu gejala depresi berat.
Perhatian : Cukup tidak ada gangguan kesadaran
Persepsi : halusinasi dengar (+) Adanya gangguan fikirian (diagnosis
Skizofrenia)
TUTORIAL 2 32
Pikiran : waham curiga (+), Asosiasi longgar Adanya gangguan
fikiran (diagnosis skizofrenia)
Tingkah laku : Agitasi biasa terjadi pada orang orang paranoid.
(Ikawati, 2009).
b. bagaimana mekanisme dari status psikiatrikus?
jawab :
Sebagaimana pada stria terminalis, septum lateral dan tuberkel olfaktori
Jalur dopamin mesolimbik diproyeksi dari badan-badan sel dopaminergik di
area tegmental ventral dari batang otak ke terminal akson di area limbik
otak,seperti nukleus akumbens. Jalur ini telah dipikirkan memiliki peran
penting pada perilaku emosional, khususnya halusinasi pendengaran tapi juga
waham dan gangguan pikiran penurunan dari kadar serotonin dan
norepineprin peningkatan derajat depresi
(Sadock,2014)
c. Berapa nilai GAF pada kasus ini ?
GAF : 60-51
Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
14. Jika semua gejala digabungkan, maka :
a. bagaimana diagnosis banding pada kasus ini ?
jawab :
- epilepsi dan psikosis yang diinduksi oleh obat-obatan
- keadaan paranoid involusional
- paranoia
b. bagaimana diagnosis pasti pada kasus ini ?
jawab :
Aksis I = Skizofrenia Paranoid
Aksis II = tidak ada diagnosis
TUTORIAL 2 33
Aksis III = tidak ada diagnosis
Aksis IV = Stressor masalah perkuliahan
Aksis V = GAF Scale 60-51 (Maslim,2003)
c. Neuroanatomi apa yang terlibat pada kasus ini ?
a. Sistem limbik
Sistem limbik berpengaruh terhadap pengaturan emosi. Pada penelitian
tentang pengaruh sistem limbik terhadap skizofrenia didapatkan hasil bahwa
pada sebagian besar penderita mengalami penurunsn pada ukuran amigdala,
hipocampus, dan gyrus parahipocampus yang berepngaruh terhadap gangguan
emosi.
b. Ganglia basalis
Ganglia basalis memiliki hubungan timbal balik dengan lobis frontalis.
Peneliti memperikarakan adanya kerusakan pada ganglia basalis juga
berpengaruh terhadap lobus frontalis yang berperan sebagai pengaturan
gerakan.
Pada hasil temuan, di dapatkan penurunan gyrus palidus dan substansia
nigra pada orang orang dengan Skizofrenia.
(Sadock,2014)
d. bagaimana tatalaksana pada kasus ini ?
jawab :
Obat antipsikotik yang beredar di pasaran dapat di kelompokkan
menjadi dua bagian yaitu anti psikotik generasi pertama (APG I) dan anti
psikotik generasi ke dua (APG ll). APG I bekerja dengan memblok reseptor D2
di mesolimbik, mesokortikal, nigostriatal dan tuberoin fundibular sehingga
dengan cepat menurunkan gejala positif tetapi pemakaian lama dapat
memberikan efek samping berupa: gangguan ekstrapiramidal, tardive
dyskinesia, peningkatan kadar prolaktin yang akan menyebabkan disfungsi
seksual/peningkatan berat badan dan memperberat gejala negatif maupun
kognitif. Selain itu APG I menimbulkan efek samping anti kolinergik seperti
TUTORIAL 2 34
mulut kering pandangan kabur gangguan miksi, defekasi dan hipotensi. APG I
dapat dibagi lagi menjadi potensi tinggi bila dosis yang digunakan kurang atau
sama dengan 10 mg di antaranya adalah trifluoperazine, fluphenazine,
haloperidol dan pimozide.
Obat-obat ini digunakan untuk mengatasi sindrom psikosis dengan gejala
dominan apatis, menarik diri, hipoaktif, waham dan halusinasi.Potensi rendah
bila dosisnya lebih dan 50 mg di antaranya adalah chlorpromazine dan
thiondazine digunakan pada penderita dengan gejala dominan gaduh gelisah,
hiperaktif dan sulit tidur.APG II sering disebut sebagai serotonin dopamin
antagonis (SDA) atau anti psikotik atipikal.Bekerja melalui interaksi serotonin
dan dopamin pada ke empat jalur dopamin di otak yang menyebabkan
rendahnya efek samping extrapiramidal dan sangat efektif mengatasi gejala
negatif.Obat yang tersedia untuk golongan ini adalah clozapine, olanzapine,
quetiapine dan rispendon.
(Luana, 2007).
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:
4. Onset efek primer (efek klinis): 2-4 minggu.
5. Onset efek sekunder (efek samping): 2-6 jam.
6. Waktu paruh: 12-24 jam (pemberian 1-2x per hari).
7. Dosis pagi dan malam dapat berbeda (pagi kecil, malam besar)
sehingga tidak mengganggu kualitas hidup penderita.
8. Obat anti psikosis long acting: fluphenazine decanoate 25 mg/cc atau
haloperidol decanoas 50 mg/cc, IM untuk 2 – 4 minggu. Berguna untuk pasien
yang tidak/sulit minum obat, dan untuk terapi pemeliharaan.
Cara atau Lama Pemberian Obat
Mulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2-
3 hari sampai mencapai dosis efektif (sindrom psikosis reda), dievaluasi setiap
2 minggu bila pertu dinaikkan sampai dosis optimal kemudian dipertahankan
TUTORIAL 2 35
8-12 minggu (stabilisasi).
Diturunkan setiap 2 minggu (dosis maintenance) lalu dipertahankan 6
bulan sampai 2 tahun, diselingi drug holidaytapering off (dosis diturunkan 2-4
minggu) lalu dihentikan.
Untuk pasien dengan serangan sindrom psikosis multi episode, terapi
pemeliharaan paling sedikit 5 tahun (ini dapat menurunkan derajat
kekambuhan 2,5 sampai 5 kali).
Pada umumnya pemberian obat anti psikosis sebaiknya dipertahankan
selama 3 bulan sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis reda sama sekali.
Pada penghentian mendadak dapat timbul gejala cholinergic rebound gangguan
lambung, mual, muntah, diare, pusing dan gemetar. Keadaan ini dapat diatasi
dengan pemberian antikolinergikt seperti injeksi sulfas atropin 0,25 mg (secara
intra muskular), tablet trihexyphenidyl 3x2 mg/hari, 1-2/hari/minggu) setelah
itu.
(Luana, 2007).
Obat Neuroleptika : Obat neuroleptika selalu diberikan, kecuali obat-
obat ini terkontraindikasi, karena 75% penderita skizofrenia memperoleh
perbaikan dengan obat-obat neuroleptika.
Kontraindikasi meliputi:
1. Neuroleptika yang sangat antikolinergik seperti klorpromazin,
molindone, dan
thioridazine pada penderita dengan hipertrofi prostate atau glaucoma
sudut tertutup.
2. Antara sepertiga hingga separuh penderita skizofrenia dapat
membaik dengan lithium. Namun, karena lithium belum terbukti lebih baik dari
neuroleptika, penggunaannya disarankan sebatas obat penopang.
TUTORIAL 2 36
Meskipun terapi elektrokonvulsif (ECT) lebih rendah dibanding dengan
neuroleptika bila dipakai sendirian, penambahan terapi ini pada regimen
neuroleptika menguntungkan beberapa penderita skizofrenia
e. bagaimana prognosis pada kasus ini ?
jawab :
Quo et vitam : Bonam
Quo et fungsionam : Dubia et bonam
f. bagaimana kopetensi dokter umum pada kasus ini ?
jawab :
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan doktermampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat.Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya.Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan.
(Konsil Kedokteran Indonesia, 2012)
g. bagaimana pandangan islam pada kasus ini ?
jawab :
"Allah-lah yang telah menurunkan ketenangan jiwa di dalam hati orang-orang
mukmin, supaya keimanan mereka bertambah disamping keimanan mereka yang
sudah ada" ( QS. A1 Fath (48): 4)
TUTORIAL 2 37
Factor internal / stress
(perkuliahan)
Putus obat
Skizofrenia gejala negatif
Gangguan GABA, Dopamin, serotonin
Predisposisi : anak bungsu
Premorbid : tertutup, pendiam
Gangguan prilaku :Agitasi, asosiasi longgar, distimik
SkizofreniaParanoid
Menarik diri
Skizofrenia gejala positif
2.6 Kesimpulan
Aliando, 20 tahun menderita skzofrenia paranoid dengan predisposisi sebagai
anak bungsu, pendiam, tertutup, ada stresor terkait dengan masalah perkuliahan,
putus pengobatan. Dengan GAF 60-51.
2.7 Kerangka Konsep
TUTORIAL 2 38
DAFTAR PUSTAKA
Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia.
American Psychiatric Association.Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders (DSM IV).1994. Washingthon DC. Hal : 296-98.
Gan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Gelder M. Gath D. Mayou R. Et al. 2010. Oxfoidr Textbook of Psychiatri. 3th
Edition.
Guyton, A.C. dan Hall, J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Hawari,D.2006. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia ed.2
cetatakan ke-3. Jakarta : Balai penerbit FKUI
Kusua W. Trans.1997. Synopsis of Psychiatry. By. Kaplan HI. Sadock BJ.
Greeb JA, Jakarta, Binarupa Aksara. Hal 460 – 61; 736-42; 42: 757-71.
Lewis, D. A. b. 2002. In Persuit of The Pathogenesis and Pathophysiology of
Schizophrenia: Where Do We Stand. Am J Psychiatry , 159 (9), 1467-9.
Maslim,Rusdi. 2003. Buku Saku Pedoman Penggolongan Diagnosis
Gangguan Jiwa III (PPDGJ). Jakarta : PT Nuh Jaya
Sadock, Benjamin. 2003. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis, Ed.2.
Stuart & Laraia. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing. USA: Mosby
Company
Widodo,K.2003. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang
perawatan pasien gangguan jiwa di rumah dan tingkat penerimaan keluarga
terhadap frekuensi kekambuhan di RSJ Surabaya. Diakses pada tanggal 16
September 2015. http://eprints.ums.ac.id/1130/1/4f.pdf
TUTORIAL 2 39
Yager J. Gitlin MJ.2000. Clinical Manifestations of Psychiatric. Ed.S Sadock
BJ, Sadock VA. In Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psyhiatry. 7th
Edition. Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins.hal : 797-802.
TUTORIAL 2 40
Recommended