24
LAPORAN KASUS PSIKOTIK SKIZOFRENIA YTT Nama : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Kristen Status Perkawinan : Menikah Suku : Toraja Pendidikan : SMA Alamat/No.Telepon : Patongloan/ Tana Toraja No. Status : - Masuk RS Tanggal : 16 November 2012 LAPORAN PSIKIATRIK Diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis dari : Tn. M, 28 tahun, pekerjaan TNI, alamat Komp. TNI AU Mandai, ponakan pasien. 1. RIWAYAT PENYAKIT A. Keluhan Utama : Gelisah B. Riwayat Gangguan sekarang Seorang laki-laki berumur 45 tahun dibawa ke RSKD oleh keluarganya dengan keluhan gelisah. Pasien gelisah memberat 3 hari yang lalu. Pasien sering 1

Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

  • Upload
    hann07

  • View
    248

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Lapsus Skizofrenia YTT

Citation preview

Page 1: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

LAPORAN KASUS PSIKOTIK

SKIZOFRENIA YTT

Nama : Tn. M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen

Status Perkawinan : Menikah

Suku : Toraja

Pendidikan : SMA

Alamat/No.Telepon : Patongloan/ Tana Toraja

No. Status : -

Masuk RS Tanggal : 16 November 2012

LAPORAN PSIKIATRIK

Diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis dari :

Tn. M, 28 tahun, pekerjaan TNI, alamat Komp. TNI AU Mandai, ponakan

pasien.

1. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan Utama :

Gelisah

B. Riwayat Gangguan sekarang

Seorang laki-laki berumur 45 tahun dibawa ke RSKD oleh keluarganya

dengan keluhan gelisah. Pasien gelisah memberat 3 hari yang lalu. Pasien

sering berjalan mondar-mandir, tidak bisa tidur saat malam hari, mengeluh

lemah sebelah badan. Dua hari yang lalu pasien dibawa ke poliklinik RSKD

tapi pasien menolak dirawat inap jadi pasien berobat jalan dan diberi obat

THP 2 mg, Amitriptiline, HLP 1,5 mg dan ada 1 macam obat yang kecil

warna putih. Pasien bicara sendiri sejak 5 hari yang lalu, mendengar suara

1

Page 2: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

laki-laki dan bicara tidak nyambung. Awalnya pasien masuk di RSKD tahun

2004 karena mengamuk dan dirawat selama 3 bulan selama dirawat pasien

minum obat teratur setelah itu pasien tidak minum obat lagi karena merasa

bisa hidup seperti orang normal dan dikeluarkan dari RSKD. Menurut pasien

sudah bertahun-tahun pasien selalu merasa lemas, nafsu makan menurun. Jika

lemas muncul, pasien merasa seakan-akan mau mati. Meskipun bekerja

sedikit pasien merasa gampang capek. Menurut istrinya pasien sering bermain

judi ayam dan selalu kalah sehingga sering memikirkan masalah ekonomi

keluarganya.

Hendaya/disfungsi :

Hendaya sosial : (+) kurang interaksi dengan keluarga

dan tidak ada interaksi di lingkungan sosial

Hendaya pekerjaan : (+) pasien tidak bekerja

Hendaya penggunaan waktu senggang : (+) pasien gelisah dan

hanya mondar-mandir di dalam rumah

Faktor stresor psikososial

Memikirkan masalah ekonomi keluarga

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis

sebelumnya :

Tidak ada riwayat penyakit fisik yang ditemukan

C. Riwayat gangguan sebelumnya

Pasien pernah kecelakaan motor saat kelas 2 SMA dan dirawat di rumah

sakit selama 2 hari, pasien tidak pingsan, pasien merasa sakit kepala

seperti mau pecah, tidak ada mual dan muntah, hanya luka lecet di kaki

dan tangannya.

Trauma (-)

Kejang (-)

Infeksi (-)

Napza { Merokok (+) 1 bungkus/hari, alkohol dan narkotik (-)}

2

Page 3: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

D. Riwayat kehidupan peribadi

Pasien lahir normal dibantu oleh dukun dikampungnya

Pertumbuhan dan perkembangan saat kecil belum cukup data karena

informasi berasal dari istri pasien

Pendidikan SDN 61 Bituang

Pendidikan SMP Bituang

Pendidikan tertinggi tamatan SMA Makale Tana Toraja

E. Riwayat kehidupan keluarga

Pasien anak pertama dari dua bersaudara ( ♂, ♂ )

Hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar baik

Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga

Pasien memiliki 1 orang istri dan 5 orang anak

F. Situasi sekarang

Saat ini pasien tinggal dirumah sendiri bersama istri dan 3 orang anak.

Hubungan dengan istri baik. Saat ini pasien tidak bekerja

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya

Pasien merasa sudah tidak berguna lagi

Autoanamnesis

Pasien dilakukan autoanamnesis di Bangsal Palm pada tanggal 17 November 2012,

jam 15.00

DM : Selamat sore pak, perkenalkan saya Sry dokter muda disini, bagaimana

kabarta pak?

M : (hanya senyum dan tampak gelisah)

DM : Siapa nama ta pak?

M : Marten (sambil meremas-remas tangannya)

DM : Pak M. tahu berapa umur ta sekarang?

M : 45 tahun

3

Page 4: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

DM : Dimanaki tinggal?

M : Patongloang di Tana Toraja

DM : Bapak tinggal sama siapa disana?

M : Sama anak 3 orang. Heni, Salatu, Papang (tidak jelas menyebut nama

anaknya)

DM : Tidak tinggal sama istri?

M : (tertawa dan ngomong tidak jelas, sambil menunjuk kearah luar) itue sana

anak dan istriku disebelah..

DM : Berapaki bersaudara Pak M ?

M : 25

DM : Anak keberapaki ?

M : (berpikir dan berbicara tidak jelas lalu menyebutkan angka) 3

DM : Bapak M tahu berada dimanaki sekarang?

M : Di rumah sakit tapi saya tidak tahu rumah sakit apa ini

DM : Berapa lamaki disini?

M : Satu minggu

DM : Bapak tahu alasan ta dibawa kesini?

M : (menjawab tidak nyambung) tanam pisang, lombok, ubi jalar..........

DM : Pak M kenapa bisa dibawa kerumah sakit ini?

M : Sering gelisah

DM : Kenapaki sering gelisah pak?

M : Tidak tahu (sambil memainkan kedua jarinya dan bicara sendiri)

DM : Kalau malam bisa tidur?

M : Tidak, susahka tidur

DM : Kenapaki susah tidur ? Ada dipikir?

M : Karena sakit jiwa, banyak ku pikir (lalu senyum-senyum dan mulai seperti

bicara dengan seseorang)

DM : Sama siapaki bicara pak??

M : Tidak ada

DM : Itu tadi saya liatki bicara?

M : Tidak ada

4

Page 5: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

DM : Tadi bapak bilang banyak dipikir, apa kita pikir?

M : Angkat kayu, angkat batu, angkat lombok, angkat.....(tidak nyambung dan

berbicara tidak jelas)

DM : Apa lagi yang buat Pak M susah tidur?

M : (berbicara sendiri, melihat kiri-kanan dan tampak gelisah)

DM : Bapak biasa dengar ada suara-suara yang berbisik ditelingata?

M : Ada

DM : Suara cewek atau cowok kita dengar?

M : Kadang-kadang cowok kadang-kadang cewek

DM : Ingat apa yang dia bilang Pak?

M : Tentang masalah kehidupan

DM : Seperti apa misalnya?

M : Tidak tahu (sambil senyum-senyum)

DM : Kalau sekarang kita masih dengar itu suara?

M : iya (pasien gelisah dan hendak pergi keluar)

DM : Apa na bilang?

M : Hai cowok

DM : Tidak pernahji kita dengar suara-suara yang mengancam bapak?

M : Tidak tau

DM : Bapak biasa lihat kayak ada bayangan-bayangan yang ikutiki?

M : (pasien tampak melihat ke dinding atas, tertawa, dan bicara tidak jelas)

DM : Apa kita lihat pak?

M : Orang memanjat di atas (sambil menunjuk-nunjuk sudut ruangan)

DM : Cewek atau cowok? Apa na bikin itu orang?

M : Cewek, memanjat ambil barang....pkhakha%kaha (mulai bicara ngawur

dalam bahasa toraja, sambil mengangkat tangannya seperti ingin menggapai

sesuatu)

DM : Siapa namanya istri ta Pak M?

M : P.A.S

DM : Berapa anak ta?

M : 5 orang

5

Page 6: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

DM : Apa pekerjaan ta pak?

M : Petani

DM : bapak masih ingat dimana dulu SD ta?

M : SD 61 Bituang

DM : kalau SMP?

M : SMP Bituang

DM : Kalau SMA dimana pak?

M : Tidak ingat

DM : Ingat berapa kali ki masuk rumah sakit?

M : dua kali, awalnya di Kasimpo

DM : Kenapa bisa?

M : Mengamuk dan lari

DM : Kenapaki bisa mengamuk dan lari?

M : Tidak tahu, mending saya lari karena tidak ada manfaat dirumah

DM : Kenapa tidak ada manfaat dirumah?

M : Takut

DM : Takut kenapa?

M : Ada yang mau tembakka pake tembak burung

DM : Siapa mau tembakki?

M : (melakukan gerakan seperti menembak burung).. tidak tahu..dor..dor..dor

(lalu tertawa)

DM : Ada obat yang dikasihki?

M : Ada,

DM : Warna apa obatnya?

M : Merah 1, putih 2, yang putih 1..eh hanya setengah biji

DM : Siapa yang kasihki?

M : Suster..eh...Dokter (menunjuk kearah luar dan pasien semakin gelisah)

DM : Kenapaki berhenti minum obat ?

M : Saat sakit baru mau minum (pasien melihat dan merogoh isi kantong celana

sambil mengambil uang {pasien kayak memegang uang dan gemetaran}dan

memberikan kepada petugas jaga)

6

Page 7: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

DM : Bapak bikin apa tadi pagi?

M : (Hanya diam, menoleh ke kanan dan tertawa, lalu bilang..) makan

DM : Banyakji dimakan?

M : sedikit

DM : Bapak tahu artinya, besar pasak dari pada tiang?

M : iya, pengeluaran lebih banyak daripada pendapatan

DM : Kalau 100-7 berapa pak?

M : berapa....seribu tujuh, eh bukan 99

DM : Bapak tahu 4 presiden terakhir?

M : Soeharto, Soekarno, SYL,.... (sambil tertawa dan mulai lagi gelisah)

DM : Kalau satu tahun berapa minggu?

M : 1 minggu 7 hari

DM : Terima kasih pak, nanti saya tanya-tanya lagi

M : Iya (pasien langsung melangkah pergi dan tampak mondar-mandir didalam

ruangannya)

STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan : tampak seorang laki-laki memakai baju kaos biru dan celana

panjang hitam, perawatan diri kurang terawat, wajah kesan tua dari umur

2. Kesadaran : berubah

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : saat wawancara pasien tampak gelisah

4. Pembicaraan : spontan, intonasi kecil, cepat dan lancar

5. Sikap terhadap pemeriksaan : kurang kooperatif

B. Keadaan afektif ( mood ), perasaan, empati dan perhatian

1. Mood : sulit dinilai

2. Afek : tumpul

3. Empati : tidak dapat dirabarasakan

7

Page 8: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

C. Fungsi intelektual ( kognitif ) :

1. Taraf pendidikan, pengetahuhan umum dan kecerdasan : sesuai dengan taraf

pendidikan

2. Daya konsentrasi dan perhatian : kurang, kadang mengomentari hal

diluar objek pembicaraan

3. Orientasi ( waktu, tempat, dan orang ) : Cukup

4. Daya ingat

a. Jangka panjang : Cukup

b. Jangka sedang : Cukup

c. Jangka segera : Cukup

5. Pikiran abstrak : Cukup

6. Bakat kreatif : Tidak ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri : Cukup

D. Ganguan persepsi

1. Halusinasi : auditorik, mendengar orang-orang bicara tentang kehidupan.

visual, melihat seorang wanita yang memanjat dinding

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses berfikir

1. Arus pikiran

a. Produktivitas : Cukup

b. Kontiniuitas : kadang irelevan

c. Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi pikiran :

a. Preokupasi : Tidak ada

b. Ganguan isi pikiran : Tidak ada

F. Pengendalian impuls : Terganggu

8

Page 9: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

G. Daya nilai

1. Normo sosial : Terganggu

2. Uji daya nilai : Terganggu

3. Penilaian realitas : Terganggu

H. Tilikan ( insight ) : Derajat 4

I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Pemeriksaan fisik

Keadaan pasien tampak gelisah, tingkat kesadaran composmentis, status internus:

TD= 110/80 mmHg, Nadi=86 x/menit, Pernapasan= 24 x/menit, Suhu= 36,5 0C, ;

status anemis (-), ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan

Status Neurologis

GCS : E4M6V5, Status anemis (-), ekstremitas atas dan ekstremitas bawah tidak ada

kelainan. Refleks patologis (-) dan Kaku kuduk (-)

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA:

Seorang laki-laki berumur 45 tahun dibawa ke RSKD oleh keluarganya

dengan keluhan gelisah. Pasien gelisah memberat 3 hari yang lalu. Pasien sering

berjalan mondar-mandir, tidak bisa tidur saat malam hari, mengeluh lemah sebelah

badan. Dua hari yang lalu pasien dibawa ke poliklinik RSKD tapi pasien menolak

dirawat inap jadi pasien berobat jalan. Pasien bicara sendiri sejak 5 hari yang lalu,

mendengar suara laki-laki dan bicara tidak nyambung. Awalnya pasien masuk di

RSKD tahun 2004 karena mengamuk dan dirawat selama 3 bulan. Menurut pasien

sudah bertahun-tahun pasien selalu merasa lemas, nafsu makan menurun. Jika lemas

muncul, pasien merasa seakan-akan mau mati. Meskipun bekerja sedikit pasien

merasa gampang capek. Menurut istrinya pasien sering bermain judi ayam dan selalu

kalah sehingga sering memikirkan masalah ekonomi keluarganya.

9

Page 10: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

Pada pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki berambut hitam

lurus, mengenakan baju kaos biru, dan celana panjang hitam, perawatan diri cukup,

wajah kesan tua dari umur. Kesadaran berubah, perilaku dan psikomotor gelisah,

pembicaraan spontan, intonasi biasa, cepat dan lancar, afek tumpul dan konsentrasi

kurang kadang menjawab hal diluar pertanyaan, daya ingat cukup. Gangguan

persepsi, halusinasi auditorik berupa orang-orang yang berbicara tentang kehidupan

dan tidak jelas apa yang didengarnya dan halusinasi visual, melihat wanita yang

memanjat di dinding. Daya nilai terganggu. Tilikan derajat 4, sadar bahwa

penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui dalam dirinya.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL : (Sesuai PPDGJ-III)

Aksis I

Ditemukan gejala klinis yang bermakna yaitu pasien gelisah, susah tidur,

berjalan mondar-mandir, dan berbicara sendiri. Hal ini menimbulkan penderitaan

dan hendaya bagi pasien dan orang lain (hendaya sosial, hendaya pekerjaan,

hendaya penggunaan waktu senggang) sehingga dikategorikan sebagai gangguan

jiwa.

Dari pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai

realita yaitu halusinasi auditorik dan halusinasi visual. Pada pemeriksaan status

internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan organobiologik sehingga

kemungkinan gangguan mental organik dapat disingkirkan dan pasien

dikategorikan sebagai gangguan jiwa psikotik non organik

Dari alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental

didapatkan adanya psikomotor yang gelisah, afek tumpul, halusinasi auditorik dan

visual. Berdasarkan PPDGJ-III maka gejala-gejala yang ditunjukkan diatas oleh

pasien masuk dalam kategori Skizofrenia (F20)

Pada pasien ini tidak memenuhi kriteria skizofrenia hebefrenik, paranoid,

katatonik, simpleks, depresi pasca skizofrenia, dan skizofrenia tak terinci,

sehingga digolongkan ke dalam Skizofrenia YTT (F20.9)

Didiagnosis banding dengan Gangguan afektif bipolar, episode kini

depresif berat dengan gejala psikotik (F31.5)

10

Page 11: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

Aksis II

Pasien merupakan orang yang mudah bergaul dengan keluarga dan tetangga,

memiliki banyak teman tetapi agak tertutup mengenai masalah pribadi. Maka ciri

kepribadian pasien digolongkan ke dalam ciri kepribadian tidak khas.

Aksis III

Tidak ada diagnosis

Aksis IV

Stressor psikososial pasien sering bermain judi ayam dan selalu kalah

sehingga memikirkan masalah ekonomi

Aksis V

GAF scale pasien saat ini adalah 60-51 dengan gejala berat (serious),

disabilitas berat.

VI. DAFTAR PROBLEM :

Organobiologis : ada gangguan keseimbangan neurotransmitter di otak, sehingga

memerlukan terapi farmakoterapi

Psikologik : Ditemukan adanya gejala berat serta hendaya berat dalam fungsi

psikis, sehingga diperlukan terapi psikologi

Sosiologi : Adanya gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, dan waktu

senggang sehingga memerlukan sosioterapi.

VII. PROGNOSIS

Prognosis pada pasien ini adalah dubia

Faktor pendukung :

Tidak ada riwayat gangguan seperti ini dalam keluarga

Keluarga mendukung kesembuhan pasien

Sosial ekonomi cukup

Stressor jelas

Faktor penghambat :

Pasien tidak teratur minum obat

Usia pasien

11

Page 12: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

VIII. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA :

Berdasarkan dari PPDGJ-III untuk mendiagnosis skizofrenia (F20), jika memenuhi

kriteria berikut:

Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini yang amat jelas :

a) Thought

Thought echo

Thought insertion or withdrawal

Thought broadcasting

b) Delusion

Delusion of control

Delusion of influence

Delusion of passivity

Delusion of perception

c) Halusinasi auditorik

Suara halusinasi yang berkomentar terus-menerus terhadap perilaku pasien,

atau

Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri, atau

Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh

d) Waham

Waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak

wajar dan suatu yang mustahil.

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

e) Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja,

f) Arus pikiran yang terputus, mengalami sisipan yang berakibat irrelevan atau

inkoheren atau neologisme

g) Perilaku katatonik (gangguan tingkah laku seperti gaduh-gelisah, negativism,

mutisme, stupor, mempertahankan posisi tubuh tertentu)

h) Gejala-gejala negatif, atau gangguan efek seperti apatis, bicara yang sangat

jarang, respon emosional yang tumpul dan tidak wajar

12

Page 13: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu

satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal)

Harus ada sesuatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior)

bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat

sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri

secara sosial.

Pada pasien ini didapatkan 1 gejala yang amat jelas yaitu terdapat halusinasi

auditorik dimana pasien selalu mendengar orang-orang membicarakan masalah

kehidupan dan hanya pasien yang tahu apa yang dibicarakan dari suara yang

didengarnya, berbicara sendiri dan seperti orang yang sedang berdiskusi. Selain

itu saat autoanamnesis didapatkan halusinasi aditorik dan visual, arus pikiran yang

terputus berupa pembicaraan yang irrelevan dan inkoheren, pasien tampak gaduh-

gelisah (sering mondar-mandir), dan afek tumpul. Terdapat perubahan yang

konsisten dari pasien yaitu menarik diri dari kehidupan sosial, menyendiri, selalu

mengeluh sakit kepala dan badan lemas, cepat lelah meski hanya bekerja sedikit,

tidur terganggu.

Berdasarkan PPDGJ-III gejala yang dialami pasien bisa didiagnosis banding dengan

diagnosis gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala

Psikotik (F31.5), yaitu :

Episode berulang yaitu (sekurang-kurangnya dua) yang menunjukkan suasana

perasaan (mood) pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu dan gangguan ini

pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan (mood) serta

peningkatan enersi dan aktivitas (mania atau hipomania) dan pada waktu lain

berupa penurunan suasana perasaan (mood) serta penurunan enersi dan aktivitas

(depresi)

Yang khas ialah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar periode dan

insidensi pada kedua jenis kelamin kurang lebih sama dibanding dengan gangguan

suasana perasaan (mood) lainnya.

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat

dengan gejala psikotik (F32.3)

13

Page 14: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,

depresif, atau campuran) dimasa lampau

Didiagnosis banding dengan Gangguuan afektif bipolar, episode kini depresif

berat dengan gejala psikotik karena dimasa lalu didapatkan gejala mania dan

depresi dimana sebelumnya pasien adalah orang yang sangat suka bergaul dengan

tetangga, hiperaktif dalam bekerja, orang yang banyak sekali bicaranya dan tidak

mau dikalah dalam mengeluarkan pendapatnya sampai pasien disuruh oleh kakak

sepupunya menjadi tim sukses untuk kemenangannya duduk menjadi anggota

dewan. ± 1 bulan setelahnya perilaku pasien berubah menjadi pendiam, menarik

diri dari pergaulan, suka menyendiri dirumah, sulit tidur, merasa lemah seluruh

badan meski hanya bekerja sedikit, dan sering berbicara sendiri mengenai janji

yang tidak ditepati oleh kakak sepupunya. Lalu keluarganya membawa pasien

masuk ke RSKD tahun 2004 karena mengamuk. Pasien dirawat selama 3 bulan

dan di bawa pulang oleh istrinya, melihat keadaan pasien sudah normal, obatnya

dihentikan. Menurut istrinya pasien sudah sembuh sempurna mulai dari Juli 2004

sampai Oktober 2012.

Farmakoterapi yang diberikan pada pasien ini berupa antipsikosis tipikal,

dimana obat ini bekerja dengan cara memblokade reseptor dopamine pasca

sinaptic neuron diotak khususnya sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal.

Penggunaan obat ini didasarkan atas hipotesis bahwa sindrom psikosis berkaitan

dengan aktivitas neurotransmitter dopamin yang meningkat (hiperaktivitas

dopaminergik sentral)

Untuk terapi awal pemberian obat Haloperidol merupakan antipsikotik tipikal

yang poten untuk mengatasi gejala positif pada pasien. Dosis maksimum

Haloperidol antara 5-15 mg/hari. Pemberian haloperidol dimulai dengan dosis

awal yaitu 1,5mg 3 kali sehari, jika dalam pemantauan dua sampai tiga hari terapi

dianggap kurang dapat memperbaiki keadaan pasien maka dosis dapat dinaikkan

secara bertahap hingga mencapai dosis efektif.

Pemberian haloperidol harus diawasi dengan baik karena salah satu efek

samping pemberian obat antipsikotik khususnya golongan tipikal seperti

haloperidol adalah menimbulkan gejala-gejala ekstrapiramidal. Jika pada pasien

14

Page 15: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

terdapat gejala tersebut maka pemberian obat Trihexyphenidyl dianjurkan untuk

memperbaiki gejala-gejala ekstrapiramidal pasien.

IX. RENCANA TERAPI :

A. Farmakologi

Haloperidol 1,5 mg 3x1

B. Psikoterapi

Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan

keluhan pasien

Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang

penyakitnya, agar pasien memahami kondisi dirinya, dan memahami cara

menghadapinya, serta memotivasi agar pasien dapat teratur meminum

obatnya.

Sosioterapi : menjelaskan kepada keluarga dan orang-orang disekitar

pasien agar menciptakan suasana kondusif untuk mempercepat pemulihan

serta melakukan kunjungan berkala untuk melihat perkembangan pasien.

X. FOLLOW UP :

Dengan memantau keadaan umum pasien dan menilai perkembangan penyakit

seperti menilai efektivitas pengobatan yang diberikan kepada pasien serta

kemungkinan efek samping yang bisa ditimbulkan dari terapi farmakologi yang

diberikan.

15

Page 16: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

Riwayat Perjalanan Penyakit

No Tahun Keterangan

1 Maret 2004 Awalnya ± 1 bulan yang lalu pasien mulai bicara sendiri dan

selalu mengatakan janjinya tidak dipenuhi. Sebelumnya

pasien adalah seoarang tim sukses untuk kakak sepupunya

yang ingin jadi anggota DPR, setelah naik dia tidak

memenuhi janjinya kepada pasien

2 April 2004 Pasien mengamuk dan dibawah ke RSKD oleh istrinya.

Dirawat inap selama 3 bulan dan kondisi pasien membaik.

3 Juli 2004 Keluar dari RSKD, pasien berhenti minum obat karena

menurut keluarganya kondisi pasien sudah normal.

4 Juli 2004 -

Oktober 2012

Menurut keluarga, pasien sudah normal, melakukan

pekerjaan seperti biasa, mudah bergaul dengan keluarga dan

tetangga. Hanya sering mengeluh sakit kepala dan lemah

badan saat bekerja sedikit saja. Pasien selalu bermain judi

dan kalah sehingga sering mengeluh dan memikirkan

masalah keuangan. Tidak mau berhenti bermain judi, hal ini

sudah dilakukannya sejak tamat SMA sampai sekarang.

5 14 November

2012

Pasien dibawah oleh istrinya masuk RSKD karena gelisah

dan suka bicara sendiri. Keluhan ini muncul ± 1 minggu yll,

awalnya pasien mengeluh sakit sekali kepalanya, ditanya

sama istri kenapa bisa, pasien mengatakan kalau dia

memikirkan masalah keuangan keluarga. Menurut istrinya

pasien gelisah, suka mondar-mandir dirumah, sering terlihat

berbicara sendiri, dan mendengar suara laki-laki yang

berbicara masalah kehidupan. Pasien tidak mau rawat inap,

jadi di berikan obat THP 2 mg, Amitriptiline, HLP 1,5 mg

16

Page 17: Laporan Kasus Psikotik, Skizofrenia Ytt

dan ada 1 macam obat yang kecil warna putih.

6 16 November

2012

Pasien dibawah kembali oleh istrinya karena keluhan pasien

makin memberat. Pasien tambah gelisah, meremas-remas

tangannya, berbicara sendiri, masih mendengar suara laki-

laki tapi tidak jelas apa yang dikatakan oleh suara yang

didengarnya, tidak mau duduk diam hanya berjalan mondar-

mandir disekitar ruangan.

17