View
498
Download
7
Category
Preview:
DESCRIPTION
TENTANG KULIAH LAPANGAN
Citation preview
LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN BPTOA
“BALITRO”
NAMA:
1. DEWI PUSPA (1104015064)2. EGI ARESTA DILAR (1104015083)3. FISSILMI DAKHILAKH (1104015107)4. KIKI RIZKI ANANDA (1104015159)5. YASHINTA PUSPITA (1104015347)6. FHIKA ALFIANA CORITA (1104015359)
KELAS: 3A/2
PLOT 4
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Dalam rangka pelaksanaan program kuliah BPTOA (Budidaya dan
Pengembangan Tumbuhan Obat Asli) dibuat juga program ekspedisi penemuan
tumbuhan obat dihutan alam atau disebut kuliah kerja lapangan BPTOA.
Pada tahun 2012-2013 ini ekspedisi dilaksanakan di BALITRO , TNGP-Cibodas.
Jawa Barat. Program ini diperlukan untuk melatih mahasiswa farmasi dalam identifikasi
dan penemuan tumbuhan yang berpotensi sebagai obat untuk dikembangkan di kebun
Pengembangan Tanaman Obat UHAMKA di Klender.
Dalam pembuatan laporan ini, penulis menyadari adanya berbagai kekurangan,
baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan
merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah
ini sangat penulis harapkan.
Jakarta 8 Januari 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangManusia ingat akan keperluan bahan pangan yang tidak akan putus-
putusnya. Keperluan bahan pangan sudah menjdai persoalan akrab dengan
manusia. Kulian kerja lapangan BPTOA meliputi kegiatan pertanian yang
didalamnya terdapat budidaya bercocok tanam dan identifikasi tanaman. Sejalan
dengan peningkatan peradaban manusia, tekhnik budidaya tanaman juga
berkembang menjadi berbagai system. Mulai dari system sederhana sampai
system yang canggih. Berbagai tekhnologi budidaya dikembangkan guna
mencapai produktifitas yang diinginkan. Tekhnik memiliki arti pengetahuan atau
kepandaian membuat sesuatu, sedangkan budidaya bermakna usaha
memberikan hasil. Tekhnik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan
bahan pangan serta produk-produk agro industi dengan memanfaatkan sumber
daya tanaman.
BPTOA merupakan ilmu yang mempelajari dan mengenal tumbuhan asli
dengan menulusuri pustaka, usaha dan budidaya, serta habitat alamiahnya dan
system produksi. Addapun alasan perlunya mempelajari tanaman obat asli
(herbal) salah satunya adalah karena kekayaan alam Indonesia akan tumbuhan
sangat tinggi (mega biodiversity) , sehingga kita perlu mengkajinya melalui
berbagai bidang (farmasi = tumbuhan dan tanaman obat). Keanekaragaman
hayati di Indonesia tertinggi kedua setelah Brazil.
Untuk mengaplikasikan mata kuliah BPTOA dan lebih memahami tantang
tanaman obat, kami melakukan kuliah kerja lapangan ke beberapa tempat yang
berhubungan dengan tanaman obat. Adapun tempat yang kami kunjungi yaitu
Balitro, Kebun Raya Cibodas dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
B. Tujuan
Untuk melatih mahasiswa jurusan farmasi dalam mengidentifikasi tumbuhan.
Untuk melatih mahasiswa jurusan farmasi dalam penemuan tumbuhan yang
berpotensi sebagai obat.
Melatih mahasiswa jurusan farmasi dalam mengembangkan tumbuhan yang
berpotensi sebagai obat di kebun pengembangan tanaman obat di kampus
UHAMKA.
C. Manfaat
Mengetahui kekayaan alam di Indonesia secara nyata.
Membandingkan ilmu teori yang kita dapat dengan ilmu alam.
Mengetahui dan memahami jenis dan kelompok tanaman di Indonesia.
Dapat mengidentifikasi tanaman dan mengembangkan identifikasi tanaman
tersebut yang berpotensi sebagai tanaman obat.
Mengaplikasikan tanaman obat dalam bidan farmasi.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi
1. BALITTRO (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat )
BALAI PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanBadan Penelitian dan
Pengembangan PertanianKementerian Pertanian
Jl. Tentara Pelajar No.3 Bogor 16111
Telp. (0251) 8321879 Fax. (0251)8327010
e-mail: balittro@litbang.deptan.go.id
Website: http://balittro.litbang.deptan.go.id
Balai dibawah naungan Departemen Kementrian Pertanian ini merupakan sarana
untuk meneliti dan mengembangkan berbagai macam tanaman obat dan senyawa-
senyawa aromatik. Tempat yang mempunyai 4 laboratorium yaitu laboratorium hama
dan penyakit, pemulihan tanaman, ekofisiologi dan pasca panen. Selain laboratorium,
Balittro dilengkapi pula dengan petak pamer dan ruang penyulingan guna mendukung
dalam meneliti dan mengembangkan tanaman obat dan senyawa- senyawa aromatik.
Tiga kategori keunggulan balitro adalah varietas unggul, SOP (Standart Operational
Procedur), dan teknologi pasca panen.
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO) adalah lembaga
penelitian di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian yang memiliki
mandat untuk meneliti tanaman obat, rempah-rempah, dan sumberdaya industri nabati
lainnya.
BALITTRO terletak di Lokasi Jalan Tentara Pelajar No. 3, Bogor .Komoditi yang
ditangani adalah berbagai tanaman obat tradisional, seperti jahe, kencur, temulawak,
kunyit, sambiloto, dan nilam, namun tidak terbatas untuk komoditi ini saja.
Dalam upaya mendukung pengembangan agrobisnis tanaman obat dan aromatik,
BALITTRO melalui Koordinator Alih Teknologi (KAT) melaksanakan kegiatan Magang
Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik (TOA) yang penyelenggaraannya dapat
direncanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan
Keberadaan Balai Penelitian ini tidak lepas dari kebutuhan akan lembaga riset yang
mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri berbasis tanaman rempah dan
obat. Hal ini sejalan dengan peran Indonesia yang sejak lama telah dikenal sebagai
salah satu negara produsen utama tanaman rempah dan obat dunia. Indonesia
memasok berbagai produk obat alami yang dikenal dengan nama “JAMU”. dan 70%
minyak nilam untuk keperluan industri parfum dunia serta berbagai minyak atsiri
lainnya.dan alokasi waktu pengguna
2. Taman Nasional Gunung Pangranggo
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Kantor : Jl. Raya Cibodas PO Box 3 Sindanglaya
Cipanas 43253, Cianjur, Jawa Barat
Telp. (0263) 512776; Fax. (0263) 519415
E-mail : tngp@cianjur.wasantara.net.id
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu dari lima taman
nasional yang pertama kalinya diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Keadaan
alamnya yang khas dan unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango
sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama.
Taman Nasional Gn Gede Pangrango merupakan salah satu taman nasional yang
memiliki keaneragaman hayati yang sangat tinggi di Indonesia, selain itu merupakan
salah satu taman nasional dengan tingkat kunjungan wisata pendakian tertinggi di
Indonesia juga. Oleh karena itu dalam pelaksanaanya Pengelola wajib menerapkan
prinsip-prinsip perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan lestari secara berimbangan
dan bijaksana sehingga kondisi keanekaragaman hayati tetap terjaga tanpa harus
mengorbankan dari sisi pemanfaatan dan pelayanan terhadap wisata.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi :
Telaga Biru. Danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter dpl.) terletak 1,5 km dari
pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena
ditutupi oleh ganggang biru.
Air terjun Cibeureum. Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak
sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut
merah yang endemik di Jawa Barat.
Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas.
Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah dan pengamatan
tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5
jam perjalanan dari Cibodas.
Puncak dan Kawah Gunung Gede. Panorama berupa pemandangan matahari
terbenam/terbit, hamparan kota Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas,
atraksi geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di
puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah
Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km
atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan bunga
edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam
perjalanan dari Cibodas.
Gunung Putri dan Selabintana. Berkemah dengan kapasitas 100-150 orang.
3. Kebun Raya Cibodas
Kebun Raya Cibodas (Cibodas Botanical Garden), terletak di Kompleks
Hutan Gunung Gede Pangrango, Desa Cimacan, Pacet, Cianjur.
KEBUN RAYA CIBODAS, Cipanas, Jawa Barat. merupakan salah satu lokasi
wisata tertua di Indonesia dimana merupakan kawasan luas sebagai salah satu obyek
wisata yang hampir tidak pernah di tinggalkan walaupun mungkin anda salahs atu
pengunjung yang sudah mengunjungi lokasi kebun raya cibodas ini berulang kali
dimana ribuan pengunjung dalam setiap harinya khususnya di masa liburan dan akhir
minggu. suasana sejuk yang teduh, karena berada tepat di Kaki gunung Gede dan
Pangrango tentunya menambah keindahan panorama alamnya serta kesejukannya.
Berbagai fasilitas tersedia di kawasan Cibodas, mulai dari lapangan parkir yang
luas untuk menampung puluhan kendaraan roda empat maupun bus, ruang informasi
yang dilengkapi dokumentasi Wana Wisata Cibodas, areal bermain anak-anak,
mushola, MCK umum, shelter, pendopo, teater alam terbuka, dan camping ground
seluas 3 hektar yang dapat menampung 200 tenda.
Kebun Raya Cibodas juga berdekatan dengan Balai Besar Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango (TNGP).
B. Alat dan bahan:
Buku
Alat tulis
Kamera digital
Daftar wawancara
Buku identifikasi
Tali kasur
Meteran
cutter
C. Cara kerja :
1. Pengamatan di Balitro
Mendengarkan arahan dari pemandu atau narasumber.
Mengidentifikasi tanaman obat.
Memotret tumbuhan yang di identifikasi.
Merekam dan mencatat penjelasan tumbuhan atau tanaman dari pemandu.
2. Pengamatan di TNGP
Mendaki gunung sampai HM 3
Buatlah plot ke dalam 10x10 m
Membuaat subplot 5x5 m
Dibuat 4 kelompok kecil di tiap subplot
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan setiap tanaman obat yang ditemukan
di setiap subplot
Mencatat dan memfoto setiap tanaman yang didapat
3. Pengamatan di Kebun Raya Cibodas
Mendengarkan arahan dari pemandu atau narasumber.
Mengidentifikasi tanaman obat.
Memotret tumbuhan yang di identifikasi.
Merekam dan mencatat penjelasan tumbuhan atau tanaman dari pemandu.
4. Wawancara di Balitro
Menanyakan tentang nama dan khasiat tanaman obat
Menanyakan perbedaan tanaman yang sama genusnya namun beda
spesiesnya
Menanyakan nama alat, fungsi alat, bahan yang digunakan, prinsip kerja,
dan hasil yang didapat dari proses penyulingan baik destilasi paralel dan
rendam basah
5. Wawancara di Kebun Raya Cibodas
Menanyakan identifikasi dan deskripsi dari setiap tanaman obat
Menanyakan khasiat dari setiap tanaman obat dan cara menggunakannya
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Telaah Jenis di BALITTRO
Bunga Pukul DelapanTurnera subulata J.E.Smith
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Violales
Famili: Turneraceae
Genus: Turnera
Spesies: Turnera subulata J.E.Smith
Deskripsi :
Daun
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : Roset akar
d. Bentuk daun : Bulat telur elips
e. Pertulangan daun : Menyirip
f. Tepi daun : Bergerigi kasar
g. Ujung daun : Runcing
h. Pangkal daun : Tumpul
Batang
Terna semusim yang berbatang basah ini tumbuh menyamping atau naik ke
atas, panjang 15-30 cm, sering bercabang mulai dari pangkalnya, pada ruasnya
berambut halus, dan warnanya merah atau hijau.
Bunga dan Buah
Bunga berkumpul berkelompok 2-8 di ujung batang, mekar pada pukul
delapan pagi dan layu menjelang sore, warnanya merah, dadu, putih, oranye
atau kuning. Buah bentuknya bulat telur, permukaan berambut, panjang 5-8 mm.
biji bulat, jumlah banyak, kecil, dan berwarna cokelat muda. Perbanyak dengan
stek batang atau biji yang tua.
Manfaat :
Herba ini rasanya pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat menghilangkan bengkak,
penghilang nyeri (analgesic), antiradang, dan menghilangkan bekuan darah.
Kandungan Kimia
Seluruh herba mengandung portulal. Batang dan bunga mengandung
betacyanin, beranin, dan betanidin.
Indikasi
Herba digunakan untuk mengatasi :
Sakit tenggorok,sakit kepala.
Radang hati (hepatitis), dan bengkak akibat terbentur (memar).
Cara Pemakaian
Rebus seluruh herba (15-30g) dan minum setelah dingin. Bisa juga herba
segar dibuat jus, lalu minum.
Untuk pemakaian luar, cuci herba segar secukupnya, lalu giling sampai
halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, seperti gigitan serangga, bisul,
koreng, atau memar, lalu balut. Air perasan gilingan herba segar juga bisa
digunakan untuk mencuci dan mengompres ekzema, luka bakar, atau
tersiram air panas.
Contoh Pemakaian
Sakit Tenggorokan
Cuci herba portulaka segar, lalu giling sampai halus dan peras sampai
airnya terkumpul satu cangkir. Tambahkan sedikit boraks, lalu gunakan
untuk kumur-kumur.
Sakit kepala
Cuci seluruh bagian portulaka segar, kecuali akar, (+/- 30 gram).
tambahkan dua gelas air, rebus sampai mendidih selama 15 menit.
Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Jika sakit berulang, lakukan
2-3 kali dalam sehari.
Hepatitis
Cuci herba partulaka segar (30 gram), lalu giling sampai halus. Peras
dengan sepotong kain, lalu minum air yang terkumpul sekaligus. Lakukan
2-3 kali sehari sampai sembuh.
Ekzema pada bayi
Cuci herba segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Gunakan air
perasannya untuk mengompres ekzema.
Bisul, Koreng
Cuci tangkai segar sampai bersih, lalu giling halus. Bubuhkan ke tempat
yang sakit, lalu balut. Ganti 2-3 kali dalam sehari.
Catatan:
Ibu hamil dilarang minum rebusan herba
Tumbuhan Remek Daging (Sambang getih)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbi aceae
Genus: Exoecaria
Spesies: Exoecaria cochinchinensis Lour
Nama lain :
Indonesia : Sambang darah, daun lamban , daun remek daging, daun ki sambang
Cina : ji wei mu
Deskripsi :
Daun :
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : jorong hingga lanset
e. Pertulangan daun : Menyirip
f. Tepi daun : bergerigi halus
g. Ujung daun : runcing
h. Pangkal daun : runcing
Batang :
a. Struktur batang : pangkal batang berkayu
b. Bentuk batang : silindris
c. Modifikasi batang : stolon
Akar :
Sistem perakaran : sistem akar tunggang
Bunga : tunggal, muncul disebelah ketiak daun, mahkota berwarna putih.
Buah :
Termasuk buah bulat, panjang +/- 1cm , warna merah, terdiri dari tiga keping
yg menyatu, perbanyakan generatif (biji) dan vegetatif (cangkok stek batang)
Habitus :
Merupakan tumbuhan perdu dengan ketinggian 0,5-1,5 meter
Kandungan zat berkhasiat dalam sambang getih :
Bagian yang berkhasiat dalam tanaman herbal ini adalah daunnya.
Dengan kandungan Kalium yang sangat tinggi. Juga terdapat sepura
natrium.
Khasiat Tanaman herbal sambang getih/keji beling :
1. Pengobatan batu ginjal : Gunakan 30 helai daun sambang getih,
bersihkan terlebih dahulu dengan dicuci. Rebus dengan 2 gelas air
minum. Biarkan mendidih beberapa menit. Air rebususan ini diminum
sekaligus.
2. Sebagai diureticum, penasak pada persalinan yang tidak normal.
3. Pengobatan disentri.
4. Pengobatan haermorroide/Bawazir
Temu mangga
Kunyit ManggaCurcuma mangga Val
Nama umumIndonesia:Kunyit mangga
KlasifikasiKingdom: Plantae (Tumbuhan)Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)Sub Kelas: CommelinidaeOrdo: ZingiberalesFamili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)Genus: CurcumaSpesies: Curcuma mangga Val
Kerabat DekatTemu Hitam, Temu Giring, Kunyit, Temu Putri, Temu Lawak, Temu Putih, Kunyit Merah
Habitus: Semak, tinggi 1-2 m.
Batang: Semu, tegak, lunak, batang di dalam tanah membentuk rimpang, hijau.
Daun Jenis Daun : TunggalBentuk daun : lonjongTepi daun : rataUjung daun : meruncingPangkal daun: meruncingPertulangan daun : menyirip
Bunga: terbelah, benang sari menernpel pada mahkota, putih, putik
silindris, kepalaputik bulat, kuning, mahkota lonjong, putih. Buah: Kotak, bulat, hijau kekuningan. Biji: Bulat, coklat. Akar: Serabut, putih. Ciri khas tanaman ini adalah umbinya (yang berwarna kuning dan
berbintik seperti jahe) memiliki bau khas seperti bau mangga. Kandungan kimia dan Khasiat :
Curcuminoid content yaitu sebesar 0.18-0.47% dideteksi menggunakan metode HPLC deteksi photodiode array (Bos et al., 2007). Beberapa manfaat temu mangga sebagai obat tradisional diantaranya adalah sebagai obat mag, diare, penghilang nyeri saat haid, keputihan, serta mengobati jerawat dan bisul. Rimpang Curcuma mangga juga berkhasiat untuk mengecilkan rahim dan untuk penambah nafsu makan.
Tapak Dara Putih
1.2.3. Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan:
Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Catharanthus
Spesies: C. roseusNama binomial Catharanthus roseus
2. Morfologi :
Tinggi tanaman : mencapai 0,2-1 meter Daun
Bentuk daun : bulat telurPertulangan daun : menyiripKedudukan daun: berselingan Jenis daun : berdaun tunggalPanjang daun: sekitar 2-6 cm, lebar 1-3 cm,
Tangkai daun: sangat pendek. Bunga : aksial (muncul dari ketiak daun). Kelopak bunga kecil,
berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet dengan permukaan berbulu halus, ujungnya melebar, berwarna putih, biru, merah jambu atau ungu tergantung kultivarnya.
Buahnya berbentuk silinder, ujung lancip, berambut, panjang sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki banyak biji
Habitus : tanaman herba/semak yang tegak, hidup lama, tinggi 0,2-0,8 m dan mengandung getah.
Batangnya mengandung getah berwarna putih susu, berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas, bercabang, dan berambut sangat lebat.
Kandungan :Herba mengandung lebih dari 70 macam alkaloid, termasuk 28 biindole alkaloid. Komponen antikanker, yaitu alkaloid seperti vincaleukoblastine (vinblastin = VLB), leurosidin dan katarantin, Alkalod yang berkhasiat hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) antara lain leurosin, katarantin, lochneri, tetrahidroalstonin, vindolin dan vindolinin. Sedangkan akar tapak dara mengandung alkaloid, saponin, flafonoid dan tanin.
Daun ini dapat mengobati beberapa penyakit, antara lainUntuk mengobati tumor, karena kandungan vinblastin-nya, sejenis alkaloid yang antineoplastik (mampu menumpas sel-sel tumor).Vinblastin (vinca-leucoblastin) yang disarikan dari daun pernah diolah menjadi obat paten yang diedarkan sebagai Velban, Exal dan Velbe. Kini obat-obat itu sudah tidak dibuat lagi karena selain kurang manjur juga berakibat samping menimbulkan rasa nyeri. Selain vinblastin, sari daun tapakdara juga mengandung vindolin, sejenis alkaloid lain berbentuk metilester dari asam karboksilat aspidospermidin Untuk mengobati diabetes.
Ambil segenggam daun tapakdara yang direbus dalam air 3 gelas. Setelah mendidih dan dibiarkan begitu terus sampai air tinggal 2 gelas, sarinya diminum.Jamu seperti ini perlu diminum 3 kali sehari
Menurut pengalaman orang-orang yang suka memanfaatkannya, dalam seminggu saja rasa lemah badan dan sering capai gara-gara kencing manis itu sudah hilang.
Batang, pendek dan lunak, tumbuh tegak dengan tinggi 30 – 45 cm, berbentuk segilima, penampang lonjong, berambut halus dan berwarna ungu kehijauan. Daun, berdaun tunggal, tersebar mengelilingi batang, bertangkai pendek, berbentuk bulat lonjong, berdaging, berbulu halus, ujung lancip,tepi bertoreh, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, berwarna hijau, panjang daun sekitar 20 cm dan lebar 10 cm.
Bunga, majemuk yang tumbuh di ujung batang, bentuk bongkol, berbulu, kelopak hijau berbentuk cawan, benang sari kuning dan berbentuk jarum. Biji, berbentuk jarum, panjang sekitar 0,5 cm,berwarna cokelat. Akar, merupakan akar serabut, berwarna kuning muda membentuk umbi sebagai tempat cadangan makanan
Efek Farmakologi
Daun dan umbi dari tanaman daun dewa bisa dipergunakan sebagai obat antikoagulan (mengencerkan bekuan-bekuan darah), anti pembengkakan, luka terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan (batuk darah, muntah darah, mimisan), mengurangi pembengkakan ataubenjolan pada payudara, serta sangat efektif untuk obat memperlancar haid. Tanaman daun dewa juga memiliki rasa khas dan bersifat netral. Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman empiris diketahui bahwa tumbuhan ini bersifat antikoagulan, antikarsinogen, antimutagenitas dan diuretic (peluruh kencing). Selain itu juga diketahui bahwa semua bagian tanaman ini dapat dipergunakan untuk mengobati tumor payudara dan luka bakar.
Kandungan Kimia
Berdasarkan hasil penelitian para ahli bahwa kandungan kimia yang terdapat pada tanaman daun dewa diantaranya berupa senyawa flavanoid, asam fenolat, asam klorogenat, asam kafeat, asam p-kumarat, asam p-hidroksibenzoat dan asam vanilat. Kandungan dan manfaat senyawa flavanoid, saponin, dan minyak atsiri diindikasikan dapat menurunkan kolesterol darah. Minyak atsiri pada daun dewa diduga dapat merangsang sirkulasi darah, juga bersifat analgetik dan anti inflamasi. Minyak atsiri dan flavanoid juga bersifat sebagai antiseptic. Senyawa lain yang terdapat pada daun dewa adalah alkaloid, tannin dan polifenol. Daun Dewa, Kanker,
dan Stroke
Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia, seperti saponin, minyak atsiri, flavonoid, dan tanin. Efek farmakologisnya dapat mencairkan bekuan darah, menghentikan perdarahan, menurunkan panas, membersihkan racun, penghilang nyeri, dan antiradang.
Daun dan Umbi
Menurut Dr Setiawan Dalimartha dan Hadi dari Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, bahwa bukan hanya daunnya yang bermanfaat, juga umbinya dapat menghilangkan pembekuan darah di pembuluh darah, sehingga memungkinkan sebagai obat stroke dan jantung koroner. Selain itu umbinya berkhasiat untuk mengatasi bengkak karena memar, tulang patah, perdarahan sehabismelahirkan, dan sakit jantung.
Daunnya berguna untuk luka pukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan perdarahan, pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, terlambat datang bulan dan digigit binatang berbisa.
Cara pemanfaatannya, antara lain direbus, lalu diminum airnya. Daunnya juga dapat dimakan mentah sebagai lalapan. Untuk pengobatan luar, daun segar atau umbi segar digiling halus lalu tempelkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti pembengkakan payudara, memar, bengkak akibat tulang patah, wasir, digigit hewan berbisa, luka bakar, tersiram air panas, luka berdarah, bisul, radang kulit bernanah, borok di kaki, cantengan dan kutil.
Untuk luka bakar dan luka teriris, umbi daun dewa dipipis, tambahkan sedikit gula merah sehingga menjadi adonan seperti salep. Ramuan tersebut dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit, lalu dibalut. Untuk sakit jantung, ambil umbi segar 10 gram, tumbuk halus, tambahkan air 1/2 gelas, saring ampasnya, minum airnya setiap sore, atau 2-4 lembar daun dilalap 3 kali sehari.
Untuk perdarahan pada perempuan, batuk/muntah darah, dan payudara bengkak, ambil sebatang daun dewa dengan berat sekitar 15 gram, rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin, dibagi untuk 3 kali minum, yaitu pagi, siang dan sore, masing-masing ½ gelas.
Untuk bisul dan koreng, ambil daun dewa dan daun sosor bebek, keduanya dengan ukuran sama banyak, setelah dipipis, ramuan ini ditempelkan pada bisul atau koreng, lalu dibalut.
Mengatasi gigitan binatang berbisa, ambil umbi daun dewa secukupnya, tumbuk halus. Bubuhkan di bagian tubuh yang tergigit binatang berbisa, lalu dibalut. Bila
panas pada anak, ambil daunnya, lalu tumbuk. Air perasannya diminumkan.
Deskripsi :
Daun :
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : jorong/memanjang
e. Pertulangan daun : Menyirip
f. Tepi daun : rata
g. Ujung daun : runcing
h. Pangkal daun : runcing
Batang :
Berkayu, tegak, bercabang-cabang, hijau kecoklatan.
Bunga :
Majemuk, bentuk malai, di ketiak daun atau di ujung batang, kelopak
ujungnya bertaju lima, runcing, kuning agak putih, benang sari putih, kepala
sari kuning, tangkai putik kuning kehijauan, kepala putik yang masih muda
hijau selelah tua coklat, mahkota bentuk benang, putih kekuningan.
Buah :
Kotak, lonjong, panjang 1,5-2 cm, lebar 4-6 mm, coklat.
Akar :
Tunggang, coklat.
Habitus :
Pohon, tahunan, tinggi 5-15 cm.
Manfaat
Kulit kina banyak mengandung alkaloid-alkaloid yang berguna untuk obat. Di
antara alkaloid tersebut ada dua alkaloid yang sangat penting yaitu kinine untuk
penyakit malaria dan kinidine untuk penyakit jantung. Manfaat lain dari kulit kina ini
antara lain adalah untuk depuratif, influenza, disentri, diare, dan tonik.
Cara penggunaan tanaman
Untuk obat malaria dipakai ± 2 gram serbuk kulit batang kina, diseduh dengan 1
gelas air matang panas setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali
sama banyak pagi dan sore.
2. Tumbuhan akar wangi (Vetiveria zizanioides)
Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus: Vetiveria
Spesies: Vetiveria zizanioides (L.) Nash
Nama lain :
Indonesia:akar wangi, larasetu, usar (Sunda)
Inggris:Khas-khas grass, vetiver, lacate violeta
Deskripsi :
Daun
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : bentuk pita
e. Pertulangan daun : sejajar
f. Tepi daun : rata
g. Ujung daun : runcing
h. Pangkal daun : tumpul
Batang :
Batang lunak, beruas-ruas, berwarna putih
Akar
Akar termasuk akar serabut berwarna kuning. Bagian yang digunakan adalah
bagian Akar yang digunakan sebagai minyak atsiri.
Buah dan bunga
Perbungaan bentuk bulir di ujung batang. Buah padi, berduri, berwarna putih
kotor.
Habitat
Rumput menahun, tinggi dapat mencapai 1 meter.
Manfaat
Sesuai dengan namanya, penggunaan akar wangi tak jauh dengan hal-hal yang
berhubungan dengan wewangian. Akar wangi merupakan bahan yang digunakan untuk
menghasilkan minyak vetiveria (minyak esensial), yang dibutuhkan dalam industri
kosmetik, parfum, serta sabun untuk mandi.
Akar wangi juga dapat digunakan untuk mengusir serangga .bahkan ramuan
akar wangi dapat digunakan sebagai obat kumur serta obat gosok.
Cara penggunaan
Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali pakai 100 ml Bila perlu dapat diencerkan
dengan air hangat, sebagian dapat ditelan karena tidak berbahaya.
Jadi anda tidak perlu membeli obat kumur jika mulut anda bau dan jika anda
terkena penyakit rematik, anda tinggal mencari minyak akar wangi dan kemudian
oleskan dibagian yang terkena rematik
3. Tumbuhan kumis kucing (Orthosiphon stamineus)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Orthosiphon
Spesies: Orthosiphon stamineus Benth.
Nama lain
Indonesia : kumis kucing, kumis ucing, remujung (jawa)
Inggris : java tea
Melayu : misai kucing
Thailand : yaa nuat maeo
Pilipina : kabling gubat
Cina : mao xu cao
Deskripsi
Daun
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : bentuk bulat telur
e. Pertulangan daun : menyirip
f. Tepi daun : bergerigi
g. Ujung daun : runcing
h. Pangkal daun : tumpul
Batang
Batangnya bersegi empat agak beralur.
Bunga
Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang
sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna
ungu pucat atau putih, dengan ukuran panjang 13–27 mm, di bagian atas ditutupi
oleh bulu pendek yang berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10–18 mm,
panjang bibir 4.5–10 mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya
lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas.
Buah
Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75–2 mm.
Manfaat
Daun kumis kucing basah maupun kering sering digunakan sebagai bahan obat-
obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang
memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati
rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai
upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun
tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis,
albuminuria, dan penyakit syphilis.
Cara penggunaan
infeksi Ginjal, Infeksi Kandung kemih, Kencing batu, Encok; Peluruh air seni
(diuretic), menghilangkan panas dan lembab.
Bagian yg dipakai : seluruh tumbuhan, basah atau kering (dianginkan dahulu,
lalu dijemur di panas matahari).
Cara pemakaian : 30 – 60 gr. (kering) atau 90 – 120 gr (basah) direbus, atau
yang kering/basah diseduh sebagai teh.
4. Tumbuhan temu kunci (Boesenbergia pandurata)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus: Boesenbergia
Spesies: Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht
Deskripsi
Terna hingga 50 cm. Rimpang kuning terang, bulat telur memanjang, sangat
beraroma; akar kuat. Daun 3 atau 4; pelepahnya berwarna merah, ligula dengan 2-
lekukan, ca. 5 mm; tangkai daun 7–16 cm, membentuk saluran; helai daun hijau pada
kedua permukaan elips meruncing, 25–50 × 7–12 cm, licin dengan sedikit daun di dekat
tulang utama daun bagian bawah, dasarnya membulat. Bunga majemuk terminal pada
batang semu, muncul dari bagian dalam pelepah, agak duduk, 3–7 cm; seludang bunga
meruncing, 4–5 cm. Bunganya wangi. Kelopak bunga 1,5-2cm, ujungnya membelah.
Mahkota bunga tersusun membentuk tabung 4,5–5,5 cm; bercuping memanjang, 1,5–2
cm.Staminodia lateral merah muda pucat, ca. 1,5 cm. Labellum putih atau merah muda
dengan setrip ungu, 2,5–3,5 cm, cekung. Tangkai sari pendek; bercabang dua, 1–3
mm. Berbunga Jul–Aug. 2n = 36.
Tumbuhan ini dapat ditemukan di hutan lebat hingga ketinggian 1000m.
Penyebaran dari Yunnan ke selatan hingga Indonesia dan ke barat hingga India dan Sri
Lanka; dibudidayakan di Indocina.
Manfaat dan cara penggunaan :
Obat masuk angin
15 gram temu kunci, 1 sendok teh adas, dan 2 jari pulasari, dihaluskan lalu
digosokkan pada bagian perut, lakukan 1 sampai 2 kali sehari. Mengatasi
perut kembung, 5 gram temu kunci, daun temu kunci secukupnya, ditumbuk
hingga halus lalu ditempelkan pada perut sebagai tapal.
Sukar buang air kecil
Temu kunci, adas, dan pulasari dihaluskan lalu dijadikan tapal atau bedak
tebal yang ditempelkan pada perut. Mengatasi gatal-gatl, 10 gram temu
kunci, 5 gram temu lawak, 15 gram kunyit, dan 15 gram daun ketepeng cina
kering dihaluskan lalu dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit.
Sebagai obat keputihan,
10 gram temu kunci, 5 gram kunyit, 5 gram temulawak, dan 15 gram
sambiloto kering, direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu
disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc, lakukan dua kali sehari.
Obat panas dalam
10 gram temu kunci yang dipotong-potong, 25 gram daun kumis kucing
segar, dan 20 gram daun sosor bebek segar, direbus dengan 800 cc air
hingga tersisa 400 cc. Ramuan disaring dan diminum airnya sebanyak 200
cc, lakukan dua kali sehari. Mengatasi tuberkulosis, 15 gram temu kunci dan
4 gram biji pinang dihaluskan lalu ditambahkan 200 cc air masak, kemudian
disaring dan diminum airnya
5. Tumbuhan suji ( Plomelle sp )
Klasifikasi :
Kerajaan : plantae
Divisi : magnoliophyta
Kelas : liliopsida
Ordo : asparagales
Famili : rusacaceae
Genus : dracaena
Spesies : D. Angustifolia
Deskripsi :
Daun
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berselang seling
d. Bentuk daun : bentuk lanset
e. Pertulangan daun : sejajat
f. Tepi daun : rata
g. Ujung daun : meruncing
h. Pangkal daun : berlekuk
Batang
Tegak, berkayu, beralur melintang, putih kotor
Bunga
Majemuk , diujung batang, bentuk tandan, putih keunguan
Akar
Tunggang , putih kotor
Manfaat
Merupakan tumbuhan perdu tahunan yang daunnya dimanfaatkan orang sebagai
pewarna hijau alami untuk makanan. Daun suji memberi warna hijau yang lebih pekat
daripada daun pandan wangi, yang juga merupakan sumber warna hijau, tetapi tidak
memiliki aroma.
Selain dimanfaatkan sebagai pewarna, tumbuhannya biasa ditanam
di pekarangan karena bentuknya yang indah dan bunganya yang menyebarkan aroma
wangi, terutama pada sore hari. Bunga majemuk tersusun dalam karangan
dengan mahkota bunga berwarna putih kekuningan, kadang-kadang dengan semburat
ungu. Kultivar hias telah dikembangkan dengan daun variegata (loreng hijau kuning).
Pengobatan tradisional Asia Timur mengenal rimpang dan akar suji sebagai
sumber tonikum dan diduga berkhasiat mengobati leukemia.
Cara penggunaan
Cara membuat air daun suji :
a. Ambil segenggam daun suji dan 2-3 helai daun pandan wangi.
b. Cuci, lalu tumbuk kasar.
c. Peras airnya, lalu saring dan tumbuk kembali ampasnya
d. Tuangi sedikit air, uli dan peras seperti pembuatan santan
e. Tumbuk dan peras lagi berulangkali sampai warna hijau pada ampasnya habis.
f. Tambahkan ± 1 sendok teh kapur sirih, aduk rata untuk menjadikan cairan agak
kental dan licin.
g. Saring, lalu biarkan satu malam.
h. Tuang perlahan-lahan bagian air yang jernih. Gunakan hanya bagian yang hijau
dan kental.
6. Tumbuhan kemuning (Murraya paniculata)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Murraya
Spesies: Murraya paniculata L. Jack
Deskripsi
Daun
a. Jenis daun : Daun majemuk
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : bentuk corong
e. Pertulangan daun : menyirip
f. Tepi daun : rata
g. Ujung daun :runcing
h. Pangkal daun : runcing
Batang
Berkayu, beralur, percabangan monopodial, coklat kotor.
Bunga
Majemuk, bentuk tandan, kelopak 2-25 mm, benang sari bentuk jarum, putih,
putik satu, mahkota panjang 6-27 mm, lebar 4-10 mm, putih.
Buah
Buni, jorong, diameter ± 1 cm, masih muda hijau selelah tua merah.
Biji
Kecil, lanset, putih.
Akar
Tunggang, kuning keputih-putihan.
Manfaat
Daun kemuning berkhasiat sebagai penghalus kulit dan obat haid tidak teratur,
kulit batangnya berkhasiat sebagai obat sakit gigi.
Cara penggunaan
Untuk penghalus kulit dipakai + 30 gram daun segar kemuning, dicuci, ditumbuk
sampai lumat, ditambah 1 gelas air di lulurkan pada kulit sebelum tidur.
7. Tumbuhan kecubung gunung (Datura suaveolens )
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Datura
Spesies: Datura suaveolens Humb.
Deskripsi
Daun
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : bentukbulat telur
e. Pertulangan daun : menyirip
f. Tepi daun : berlekuk
g. Ujung daun :runcing
h. Pangkal daun : tumpul
Batang
Tanaman ini berupa pedu kuat, berkayu, tegak, bercabang-cabang, tinggi 2-4
m. Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat
Bunga
Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai. Kelopak bunga hijau,
bentuk tabung. Mahkota berbentuk terompet, tabung bersudut lima dan taju
meruncing pendek, berwarna putih atau jingga, berbau enak pada malam hari.
Buah
Buah buni memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11
cm, tidak membuka. Biji berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu.
Kecubung gunung dapat diperbanyak dengan cara setek dan biji.
Manfaat
SIFAT DAN KHASIAT Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat antiasmatik,
dan penghilang nyeri (analgesik). EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN
Ternyata, pemberian kecubung gunung dosis tinggi pada tikus jantan dapat
menyebabkan perilaku abnormal berupa hiperaktivitas
Cara penggunaan
Keringkan 10 g bunga segar, lalu gulung seperti rokok untuk diisap atau direbus
untuk diminum.
Untuk sesak napas, Gulung bunga kering, lalu bakar bagian ujung. Selanjutnya,
isap dalam-dalam, seperti mengisap rokok.
8. Tumbuhan kenikir (Cosmos caudatus)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Cosmos
Spesies: Cosmos caudatus Kunth.
Deskripsi
Daun
a. Jenis daun : Daun majemuk
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : bentuk lanset
e. Pertulangan daun : menyirip
f. Tepi daun : bergerigi
g. Ujung daun :runcing
h. Pangkal daun : tumpul
Batang
batang pipa dengan garis-garis yang membujur
Bunga
Bunga tersusun pada bongkol yang banyak terdapat di ujung batang dan pada
ketiak daun-daun teratas, berwarma oranye berbintik-bintik kuning di tengah-
tengahnya, dan bijinya berbentuk paruh
Buah
Bentuk lonceng, panjang 1-1,5cm. Biji : Bentuk jarum, hitam.
Akar
Akar Tunggang, putih kekuningan
Manfaat dan cara penggunaan
Daun kenikir yang masih muda dan pucuknya dapat digunakan untuk sayuran,
dimakan mentah-mentah dan direbus lalap. MasyarakatJawa sudah biasa
menggunakan sebagai salah satu pelangkap pecel. Sayuran ini dapat ditemui di pasar-
pasar. Tumbuhan ini dapat digunakan untuk penyedap dan merangsang nafsu
makan Dilaporkan, kenikir dapat mengusir serangga (dengan menanam kenikir di di
antara tumbuhan tersebut, dan alang-alang.
Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan biji, namun sayang sekali tumbuhan ini
pada musim hujan mudah diserang hama jamur.
Recommended