View
15
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN UNGGULAN INSTITUSI
GANESHA UNDERWATER : PENINGKATAN DAYA DUKUNG PARIWISATA
BALI UTARA DENGAN MEWUJUDKAN TRANSPORTASI BAWAH LAUT
Dr. Kadek Rihendra Dantes, S.T., M.T.
NIDN. 0001127905
Dr. I Nyoman Pasek Nugraha, S.T., M.T.
NIDN. 0021077705
Gede Iwan Setiabudi, S.Pd., M.Si.
NIDN. 0018058003
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
September, 2018
iii
DAFTAR ISI
HALAM SAMPUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
RINGKASAN ............................................................................................................... 1
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 5
1.4 Manfaat ................................................................................................................ 5
1.5 Urgensi (Keutamaan) Penelitian ......................................................................... 6
1.6 Luaran Penelitian ................................................................................................. 7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 9
2.1 Underwater Bike.................................................................................................. 9
2.2 Perancangan Ganesha Underwater ..................................................................... 9
2.3 Propulsi .............................................................................................................. 11
2.4 Penelitian Yang Relevan ................................................................................... 11
2.5 Road Map Penelitian ......................................................................................... 12
BAB 3. METODE PENELITIAN .............................................................................. 13
3.1 Tahapan Penelitian ............................................................................................ 13
3.2 Lokasi Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 14
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 15
3.4 Analisis Data ..................................................................................................... 15
3.5 Luaran Penelitian Per Tahun ............................................................................. 16
3.6 Indikator Capaian Penelitian ............................................................................. 16
3.7 Pembagian Tugas Tim Peneliti.......................................................................... 17
iv
BAB 4. HASIL PENELITIAN TAHUN PERTAMA (2018)..................................... 19
4.1 Perancangan dan Pengembangan Chasis ........................................................... 19
4.2 Perancangan dan Pengembangan Body ............................................................. 51
BAB 5. KESIMPULAN .............................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
RINGKASAN
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya
dukung IPTEK dalam rangka mewujudkan Bali sebagai pintu gerbang pariwisata
nasional.
Sedangkan tujuan jangka pendek penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut: (1) terciptanya kendaraan bawah laut Ganesha Underwater sehingga
dapat memberikan daya dukung bagi pelayan transportasi wisatawan di daerah
wisata Desa Pemuteran Bali Utara sebagai pilot study dalam penelitian ini, (2)
pemberdayaan industri lokal untuk melakukan penyempurnaan produk yang
dihasilkan dalam penelitian ini, (3) terciptanya produk yang dapat di-paten-kan,
dan (4) memberikan imbas kepada sektor-sektor lain, seperti: perikanan, pangan,
pendidikan, dan lain sebagainya dalam memanfaatkan produk yang dihasilkan
dalam penelitian ini.
Penelitian yang diusulkan terdiri dari dua tahun: (1) tahun I akan dilakukan
rancang bangun model kendaraan bawah laut Ganesha Underwater, (2) tahun II
akan dilakukan pengembangan prototype dan implementasi produk di daerah
wisata Desa Pemuteran Bali Utara sebagai pilot study serta akan dilakukan
evaluasi dan penyempurnaan produk ditinjau dari kualitas produk yang berimbas
pada pariwisata lokal, dan juga akan dilakukan diseminasi dan sosialisasi terhadap
produk yang dihasilkan sehingga dapat memberikan imbas pada sektor lain secara
lebih luas.
Pengembangan produk Ganesha Underwater akan menggunakan
metodologi prototyping, sedangkan analisis kebutuhan dan pengumpulan data
akan dilakukan melalui metode wawancara, observasi dokumen maupun
lapangan, serta kajian literatur.
Kata Kunci: daya dukung IPTEK, Ganesha Underwater, kendaraan bawah laut,
standarisasi layanan wisatawan.
2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia tidak hanya memiliki anugerah keindahan alam yang tiada tara pada
pemandangan pegunungan, hutan, sungai, dan pantainya saja. Masih ada lagi
bagian lain dari alam Nusantara yang juga menyimpan pesona yang menakjubkan,
yaitu alam bawah laut. Taman laut Indonesia terkenal karena ekosistem bawah
lautnya yang masih alami dan lengkap. Kelompok terumbu karang yang hidup
berdampingan dengan sejenis tumbuhan alga, membentuk koloni karang yang
terdiri atas ribuan hewan kecil, menjadikannya sebagai “surga” di bawah laut.
Ditambah lagi dengan kawanan ikan-ikan yang beraneka warna, membuatnya
semakin indah. Ada banyak objek wisata bawah laut Indonesia yang juga populer
di tingkat dunia, sehingga mampu menarik banyak wisatawan mancanegara yang
punya hobi menyelam.
Kawasan obyek wisata Desa Pemuteran merupakan kawasan pantai dan
bawah laut dengan ciri khas kelandaian daerahnya dan ketenangan suasana yang
dimilikinya. Pasir pantai ini berwarna hitam berkilauan dengan bentuk pantainya
yang menjorok ke daratan laksana sebuah teluk. Panjang pantainya sendiri
mencapai 6 km dan berlatar bukit dengan dominasi pohon kelapa dan pohon
arena. Selain menikmati keindahan pesisirnya, hal lain yang dapat ditemui di
kawasan wisata Pemuteran dan menjadi surga tersembunyi dikawasan ini adalah
pemandangan bawah laut yang banyak ditumbuhi terumbu karang dan ribuan ikan
dengan berbagai jenis. Keindahan terumbu karang Pemuteran memiliki 80% jenis
terumbu karang yang ada di Indonesia. Kawasan Pemuteran pernah mendapatkan
penghargaan dari SKAL (organisasi pariwisata bawah laut sedunia) pada bulan
November 2003 karena keindahan bawah lautnya yang mempesona.
Para pecinta snorkeling atau diving, pasti tidak melewatkan untuk menyelam
ke kawasan Pemuteran. Selain keindahan terumbu karang asli yang berada disana,
kecantikan bawah lautnya ditambah memesona dengan kehadiran patung-patung
yang juga ditumbuhi koral-koral. Berada pada kedalaman sekitar 15-28 meter
pada area dasar laut seluas 2500 meter persegi ini adalah spot favorit para
penyelam untuk menikmati keindahan bawah laut Pemuteran.
3
Gambar 1.1 Obyek Wisata Bawah Laut di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak
Kabupaten Buleleng – Bali.
Kegiatan tersebut jika dilakukan dalam waktu yang lama dan jarak
penyelaman yang jauh tentu membutuhkan banyak energi. Baik karena gerakan
penyelaman, menahan tekanan hidrostatis dan hidrodinamis, maupun menahan
berat alat bantu menyelam. Oleh karena itu dibutuhkan alat bantu penyelam untuk
bergerak dengan leluasa tanpa menghabiskan energi penyelam berupa salah
satunya dengan menggunakan Underwater Bike.
Sudah terdapat banyak produk kendaraan pendorong penyelam di pasaran,
tetapi kebanyakan produk-produk tersebut tetap mempertahankan postur
penyelam, yaitu posisi tertelungkup dengan kaki hirozontal dan tangan terarah ke
depan. Penyelam masih harus menerima beban menahan postur tubuhnya seperti
menahan posisi kaki yang horizontal, beban dari tabung oksigen, dan beban pada
tangan yang berpegang pada kendaraan. Oleh karena itu perlu dirancang
kendaraan pendorong penyelam atau kendaraan bawah air yang berbeda yang
mampu memberikan kenyamanan bagi penyelam saat melakukan penyelaman
dalam periode waktu yang lama dan jarak yang jauh.
Untuk meningkatkan kenyaman dalam melakukan aktivitas didalam air
tersebut, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja sebagai salah satu universitas
yang memiliki fokus dalam bidang otomotif (Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin) berkewajiban untuk ikut berperan serta dalam meningkatkan kualitas
layanan pariwisata. Layanan pariwisata yang baik tidak hanya harus ditingkatkan,
melainkan dampak dari layanan pariwisata itu sendiri juga harus meningkat.
4
Dengan didorong hal tersebut maka dirancanglah Ganesha Underwater dalam
upaya meningkatkan kualitas layanan wisata bawah laut yang merupakan salah
satu moda transportasi yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi keindahan
obyek wisata bawah laut.
Dari paparan diatas, maka ilmu rekayasa yang akan dilakukan untuk
pengembangan prototype Ganesha Underwater dalam mendukung Rencana Induk
Penelitian (RIP) Universitas Pendidikan Ganesha Bidang Riset Unggulan dalam
konsentrasi Bidang Sains Dasar dan Teknologi Terapan dengan tema
Pengembangan IPTEK, dimana penelitian ini dapat berkontribusi pada ilmu
pengetahuan dan mewujudkan kendaraan bawah laut yang akan memberikan
dampak positif terhadap perkembangan dunia otomotif umumnya. Melalui
Penelitian Strategis Nasional dalam mendukung RIP Universitas Pendidikan
Ganesha, maka di usulkan penelitian dengan judul “Ganesha Underwater :
Peningkatan Daya Dukung Pariwisata Bali Utara Dengan Mewujudkan
Transportasi Bawah Laut”. Penelitian ini adalah pengembangan dari penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya, dimana penelitian ini akan mengembangkan
protorype kendaraan bawah laut dari peneelitian sebelumnya pada Electric
Vehicles base Continues Variable Transmission (EV-CVT) Ganesha 1.0 Generasi
I di daerah wisata Kuta Bali Selatan dan e-Bahari dalam upaya Pemberdayaan
Wisata Bawah Laut di Pulau Menjangan Bali Utara.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun pertanyaan atau perumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana rancang bangun Ganesha Underwater dalam rangka
meningkatkan daya dukung pariwisata dibidang transportasi yang ramah
lingkungan?
2. Bagaimana prototype Ganesha Underwater?
3. Bagaimana implementasi Ganesha Underwater dengan daerah wisata di Desa
Pemuteran sebagai pilot study?
4. Bagaimana dampak implementasi Ganesha Underwater dalam rangka
mewujudkan Bali Utara sebagai destinasi utama pariwisata bawah laut?
5
1.3 Tujuan
Secara substansial, tujuan dari pengembangan Ganesha Underwater untuk
menunjang pariwisata di Bali, khususnya di Bali Utara ini dapat diformulasikan
sebagai berikut:
1. Terciptanya sebuah kendaraan bawah air yang mampu memberikan
kenyamanan bagi penggunanya dalam rangka mengoptimalisasi layanan
pariwisata melalui pengembangan kendaraan bawah air yang ramah
lingkungan.
2. Memudahkan para wisatawan dalam mengeksplorasi obyek-obyek wisata
bawah laut, terutama bagi wisatawan yang tidak memiliki kemampuan
snorkeling maupun diving sehingga setiap orang (dalam hal ini wisatawan)
dapat menikmati keindahan yang ada di bawah laut.
3. Menciptakan lingkungan dan suasana yang nyaman serta mengurangi tingkat
polusi khususnya di daerah-daerah wisata di Bali Utara dan di seluruh Bali
pada umumnya.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-
masalah strategis berskala nasional:
1. Dengan dihasilkannya produk berupa Ganesha Underwater ini untuk
memberikan alternatif bagi para wisatawan untuk menikmati keindahan wisata
bawah laut serta diharapkan memberikan dampak pada pengurangan polusi
laut melalui sumber energi yang terbarukan sehingga dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia pada sektor pariwisata.
2. Produk ini diharapkan dapat memberikan effect yang positif terhadap
perkembangan dunia otomotif di Indonesia dengan adanya peningkatan daya
dukung transportasi ramah lingkungan bagi pariwisata, khususnya pada sector
transportasi bawah air.
3. Dapat memberikan dampak pada sektor-sektor lain, seperti: peternakan,
pangan, pendidikan, industri, dan lain-lain, dengan memanfaatkan produk
yang dihasilkan.
6
4. Penyediaan lapangan kerja langsung maupun tidak langsung terhadap dampak
produk yang dihasilkan dengan bekerjasama dengan pengelola layanan
pariwisata terkait serta industri yang memproduksinya. Hal ini akan terwujud,
jika produk ini dapat diimplementasikan secara luas dan nyata.
1.5 Urgensi (Keutamaan) Penelitian
Secara praktis dan akademik, pentingnya dan keutamaan dari penelitian ini
dapat dilihat dari konstribusi positifnya terhadap pembangunan sektor pariwisata,
yaitu:
1. Konstribusi dalam Menunjang Pembangunan, Khususnya Pembangunan
Sektor Pariwisata.
Dilihat dari perspektif pengembangan pembangunan, penelitian ini juga
memberikan manfaat penting bagi pegembangan sektor pariwisata pada sektor
layanan transportasi pariwisata, khususnya dalam penigkatan kualitas layanan
pariwisata melalui pengembangan transportasi bawah laut yang nyaman dan
ramah lingkungan. Secara lebih spesifik kebermanfaatan penelitian ini bagi
penunjang layanan pariwisata adalah:
a. Memberikan sumbangan pengetahuan dan pengalaman kepada pelaku
layanan pariwisata, khususnya di daerah wisata Desa Pemuteran Bali
Utara tentang petingnya pengembangan teknologi untuk
diimplementasikan pada layanan pariwisata.
b. Memberikan orientasi dan referensi dasar bagi pihak-pihak yang terkait,
khususnya Pemda Bali, terutama oleh Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA), dalam melaksanakan implementasi
alternatif layanan pariwisata di Bali.
c. Memberikan implementasi langsung tentang kendaraan bawah laut
alternatif berupa kendaraan dengan motor listrik sebagai penggerak
sehingga lebih ramah lingkungan. Strategi ini diharapkan nantinya dapat
menggantikan keberadaan motor bakar, sehingga dengan kendaraan
alternatif berbasiskan energi terbarukan dapat digunakan untuk
perkembangan pengelolaan layanan transportasi pariwisata dan sektor
pariwisata pada umumnya.
7
Disamping itu, secara lebih detil dan operasional, penelitian ini memberikan
guna-manfaat dan dukungan besar bagi pembangunan karakter kebangsaan
(nasionalism building) dan peningkatan daya saing bangsa yang nantinya
diharapkan sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, terutama
dalam pembangunan dan pengembangan kompetensi bernegara secara utuh
dan menyeluruh.
2. Kontribusi Bagi Pengembangan IPTEK, Khususnya Bidang Transportasi.
Dilihat dari perspektif pengembangan pendidikan, penelitian ini juga
memberikan sumbagan ilmiah yang berarti pada ilmu pengetahuan, yaitu pada
bidang Teknik Mesin khususnya bidang Otomotif dalam pengembangan
kendaraan bawah laut alternatif yang ramah lingkungan dan berbasiskan pada
sumber energi terbarukan pada layanan transportasi pariwisata di Bali. Disisi
lain, temuan dalam penelitian ini juga memperkaya perbendaharaan dan
khasanah referensi dalam bidang teknologi otomotif. Temuan penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar berpijak dalam melaksanakan
implementasi kendaraan bawah laut alternatif yang yang ramah lingkungan
khususnya bagi pariwisata di Bali Utara, sehingga dapat meningkatkan
kepedulian terhadap masalah-masalah pencemaran lingkungan khususnya
polusi udara serta layanan pariwisata yang lebih dinamis. Dengan demikian
nantinya dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembangunan
perekonomian nasional dalam cakupan yang lebih luas.
1.6 Luaran Penelitian
Luaran yang akan dihasilkan melalui penelitian ini adalah kendaraan bawah
laut yang ramah lingkungan dengan body yang berasal dari serat alam (natural
fiber) yaitu tanaman lidah mertua yang ketersediaannya melimpah di Bali Utara
dan berbasiskan energi terbarukan serta memberikan kenyamana bagi wisatawan
dalam menikmati obyek wisata bawah laut dengan Ganesha Underwater.
Kendaraan bawah laut ini akan menjadi alternatif bagi wisatawan, sehingga
diharapkan akan dapat meningkatkan layanan pariwisata di Bali dengan
mengutamakan kenyamanan dan kepedulian terhadap lingkungan dengan
melakukan serentetan uji coba. Strategi ini diharapkan natinya dapat
8
meningkatkan efektivitas layanan pariwisata yang maksimal untuk mencapai
kepuasan wisatawan.Sedangkan assessment dilakukan terhadap implementasi
kendaraan bawah laut dengan berbagai altrnatif yang disediakan oleh para pelaku
layanan pariwisata.
Secara rinci penelitian ini di bagi menjadi tiga tahun. Pada tahun I, akan
dihasilkan rancangan kendaraan bawah laut sekaligus prototype yang sesuai
dengan harapan pelaku layanan pariwisata di Bali. Sedangkan, Pada tahun II,
bekerja sama dengan pelaku layanan pariwisata untuk mengimplementasikan dan
mengevaluasi kendaraan bawah laut berupa Ganesha Underwater.
9
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Underwater Bike
Alat transportasi air atau kendaraan air adalah kendaraan atau alat angkut yang
digunakan di air, mencakup kapal, perahu, kapal bantalan udara, dan kapal selam.
Alat tansportasi air biasanya memiliki kemampuan propulsif (baik melalui
penggunaan layar, dayung, maupun mesin), dan oleh karena itu berbeda dari
sarana-sarana transportasi air sederhana yang hanya mampu mengambang,
semisal rakit kayu gelondongan. Sebagian besar alat transportasi air dapat disebut
sebagai kapal atau perahu. Akan tetapi, banyak pula kendaraan air yang bagi
banyak orang bukanlah kapal maupun perahu, misalnya: papan selancar (bilamana
digunakan sebagai paddle board, papan selancar kayuh, yaitu papan selancar yang
dikayuh), robot bawah air, pesawat terbang laut, Jet Ski, torpedo, dan underwater
vehicles (kendaraan dalam air).
Manfaat yang melatarbelakangi rancangan-rancangan dan kemahiran-
kemahiran terkait alat transportasi air lazimnya ditujukan bagi kepentingan
pendidikan pelayaran atau kegiatan-kegiatan pengisi waktu
senggang, penangkapan ikan dan ekstraksi sumber daya, pengangkutan kargo atau
penumpang, dan pelaksanaan tempur atau operasi penyelamatan. Secara umum,
manfaat kendaraan air berkaitan erat dengan pemanfaatannya oleh sub
sektor industri bahari.
Pada masa ini aktivitas menyelam dilakukan demi berbagai tujuan. Salah satu
jenis aktivitas penyelaman adalah menikmati keindahan bawah laut suatu wilayah.
Dalam prosesnya, waktu dan area penyelaman dibatasi oleh ketersediaan gas
untuk bernapas. Untuk menangani hal tersebut telah banyak dibuat kendaraan
Underwater/DPV (Diver Propulsion Vehicle) sebagai alat bantu gerak penyelam
agar mampu menambah waktu dan area penyelaman. Pada penelitian ini, DPV
disebut sebagai kendaraan bawah air Ganesha Underwater. Penelitian ini fokus
pada perancangan kendaraan bawah air berpenumpang tunggal.
2.2 Perancangan Ganesha Underwater
Rancangan yang dijadikan acuan dalam pembuatan kendaraan air biasanya
mengupayakan tercapainya keseimbangan pada tingkat tertentu antara kapasitas
10
internal (tonase), kecepatan, dan kelaikan laut. Tonase adalah pertimbangan utama
untuk operasi pengangkutan, kecepatan penting untuk kapal besar, dan keamanan
menjadi pertimbangan utama untuk orang-orang yang kurang berpengalaman atau
dalam pembuatan kendaraan-kendaraan air yang digunakan untuk pelatihan dan
aktivitas pengisi waktu senggang, yang seringkali berukuran lebih kecil dan
kurang stabil. Keseimbangan ini perlu dicapai karena tingginya tingkat kepatuhan
terhadap regulasi yang diwajibkan bagi alat transportasi air berukuran lebih besar,
yang memastikan minimnya peristiwa kapal tenggelam di laut melalui
penerapan simulasi komputer dan uji tangki model kapal secara ekstensif sebelum
memulai konstruksi di galangan.
Untuk itu Ganesha Underwater ini dirancang sedemikian rupa sehingga aspek
kenyamanan maupun kemanannya dapat terpenuhi. Berikut ini adalah model awal
rancangan Ganesha Underwater yang telah dilakukan.
(a) (b)
Gambar 2.1 Ganesha Underwater Tampak (a) dari Depan dan (b) dari Atas.
Gambar 2.2 Ganesha Underwater Tampak dari Samping.
11
2.3 Propulsi
Propulsi adalah penerapan primer dari teknologi pada alat transportasi air.
Menurut sejarahnya, kendaraan-kendaraan air digerakkan dengan satang, dengan
pengayuh atau dayung, dengan manipulasi perangkat layar yang mendorong
dengan daya angkat dari hembusan angin, dan dengan sejenis perangkat mekanik
khusus yang menghasilkan dorongan di bawah permukaan air melalui
proses pembakaran internal. Sejarah teknologi alat transportasi air dalam sejarah
Eropa dapat dibagi menjadi zaman propulsi dengan alat kayuh sederhana,
zaman galai dayung dari abad ke-8 sampai abad ke-15, penggunaan layar
latin pada zaman penjelajahan dari abad ke-15 sampai permulaan abad ke-17,
pelayaran kapal berperangkat layar lengkap pada zaman layar dari abad ke-16
sampai abad ke-19, pemanfaatan mesin uap laut pada zaman mesin uap kira-kira
antara 1770 hingga penggunaan turbin uap sampai 1914, penggunaan mesin
pembakaran internal berbahan bakar diesel, bensin, dan LNG sejak peralihan ke
abad 20, yang telah dilengkapi hingga taraf tertentu dengan propulsi kelautan
nuklir sejak 1950-an. Perkembangan teknologi akhir-akhir ini berusaha mencari
sumber-sumber propulsi yang lebih murah, terbarukan, dan kurang menimbulkan
polusi untuk segala macam bentuk dan ukuran alat transportasi air.
Perancangan Ganesha Underwater ini difokuskan pada dampak yang
ditimbulkannya, selain sebagai penunjang layanan wisata bawah air diharapkan
memberikan kontribusi yang positif dalam hal teknologi dan bahan baku yang
digunakan. Mulai dari penggerak yang digunakan yaitu dengan menggunakan
motor listrik hingga body dari Ganesha Underwater ini menggunakan bahan baku
ramah lingkungan, yaitu serat alam yang tersedia didaerah sekitar lokasi wisata
tersebut. Diantaranya adalah serat agave sisal, serat pelepah gebang, serat lidah
mertua (dalam bahasa lokal disebut prasok) ataupun serat buah lontar yang
nantinya akan diaplikasikan pada kendaraan bawah laut Ganesha Underwater ini.
2.4 Penelitian Yang Relevan
Penelitian-penelitian yang sebelumnya terkait dengan Ganesha Underwater
dalam upaya peningkatan daya dukung pariwisata bali utara dengan mewujudkan
transportasi bawah laut antara lain berupa :
12
1. Rasben (2016) tentang “e-Bahari: Pemberdayaan Wisata Bawah Laut Dalam
Rangka Meningkatkan Daya Dukung Pariwisata Di Propinsi Bali (Studi Kasus
Di Pulau Menjangan, Kab. Buleleng)”, penelitian ini menghasilkan konten
untuk menyebarluaskan sumber daya alam bawah laut di Pulau Menjangan
yang menjadi pilot study pada penelitian ini. Namun dalam perjalanannya,
penelitian ini mengambil studi kasus yang lebih luas, yaitu mencakup wisata
bawah laut di daerah Bali bagian Barat (kab. Jembrana), Timur (kab.
Karangasem), dan Utara (kab. Buleleng).
2. Rihendra (2016) tentang “Rancang bangun Electric Vehicles Base Continous
Variable Transmission (EV-CVT): Peningkatan Daya Dukung Transportasi
Perkotaan Dalam Rangka Mewujudkan Transportasi Wisata Ramah
Lingkungan (Studi Kasus Di Daerah Wisata Kuta, Bali)”, penelitian ini
menghasilkan prototype kendaraan listrik yang diimplementasikan untuk
menunjang sektor pariwisata di daerah-daerah wisata dengan tujuan untuk
mengurangi kemacetan dan utamanya menekan polusi dan pecemaran
disekitar daerah-daerah wisata.
2.5 Road Map Penelitian
Gambar 2.3 Road Map Penelitian.
Sebelumnya
- e-Bahari: Pemberdayaan
Wisata Bawah Laut
Dalam Rangka
Meningkatkan Daya
Dukung Pariwisata Di
Propinsi Bali (Studi
Kasus Di Pulau
Menjangan, Kab.
Buleleng)
- Rancang bangun Electric
Vehicles Base Continous
Variable Transmission
(EV-CVT): Peningkatan
Daya Dukung Transportasi
Perkotaan Dalam Rangka
Mewujudkan Transportasi
Wisata Ramah Lingkungan
(Studi Kasus Di Daerah
Wisata Kuta, Bali)
Tahun 2018-2019
- Menghasilkan desain dan
konsep rancangan
kendaraan bawah laut
Ganesha Underwater
- Menghasilkan prototype
dari hasil perancangan dan
studi yang dilakukan untuk
mewujudkan terciptanya
kendaraan bawah air
Ganesha Underwater
- Bekerjasama dengan mitra
industri lokal dan pelaku
layanan wisata di Desa
Pemuteran sebagai Pilot
Study
- Evaluasi dampak produk
kendaraan bawah laut
Ganesha Underwater baik
bagi lingkungan ataupun
penunjang pariwisata di
Desa Pemuteran Kabupaten
Buleleng – Bali Utara
Selanjutnya
- Deseminasi hasil
penelitian kendaraan
bawah laut Ganesha
Underwater
- Melakukan analisis lanjut
penyempurnaan prototype
kendaraan bawah laut
Ganesha Underwater
- Melakukan evaluasi
yang lebih luas terhadap
dampak produk
prototype kendaraan
bawah laut Ganesha
Underwater
13
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian
Mengacu pada fokus dan produk akhir penelitian, maka penelitian ini dapat
dikategorikan dalam penelitian pengembangan. Dasar dari pemilihan rancangan
penelitian ini adalah: (a) pengembangan produk merupakan suatu kegiatan
akademik yang memerlukan kajian teoritis dan tindakan nyata di lapangan, baik
sebelum dilakukannya pengembangan maupun pada saat dilakukannya
eksperimentasi model, (b) dalam merancang produk ini, peneliti harus
mendasarkan pada serangkaian tindakan nyata yang bertahap, baik di dalam
laboratorium maupun di lapangan, sehingga rancangan penelitian dan
pengembangan sangat tepat untuk digunakan. Hal ini dilakukan untuk
menghasilkan sebuah rancang bangun kendaraan bawah laut Ganesha Underwater
dalam rangka meningkatkan daya dukung transportasi bawah laut dengan harapan
meningkatkan kualitas layanan pariwisata. Rancang bangun (model) kendaraan
bawah laut yang diusulkan dapat memberikan standarisasi pelayanan transportasi
bawah laut bagi wisatawan di daerah-daerah wisata, misalnya: daerah wisata di
Desa Pemuteran sebagai pilot study. Kendaraan bawah laut ini juga memberikan
dampak pada pengurangan polusi udara yang semakin meningkat serta
mengakibatkan kurang terjaganya lingkungan di daerah-daerah wisata.
Tahapan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: (a) studi
kepustakan (bibliografi research), untuk menemukan filosofis dan teori-teori
mengenai pengembangan produk dan implementasi rancang bangun (model)
kendaraan bawah laut yang difungsikan untuk layanan pariwisata, (b)
pengembangan prototype Ganesha Umderwater, (c) melakukan verifikasi dan
validasi terhadap produk yang dihasilkan, (d) melakukan penyempurnaan
prototype Ganesha Underwater yang dihasilkan dengan bekerjasama dengan
mitra industri, (e) secara bersama-sama melakukan pengembangan konten sesuai
dengan pilot study, (f) menerapkan produk yang dihasilkan pada daerah wisata
Pemuteran, (g) Melakukan evaluasi terhadap implementasi produk ditinjau dari
kualitas layanan pariwisata, (h) melakukan perbaikan atau improvement
(optional), serta (i) seminari dan desiminasi temuan penelitian sehingga dapat
memberikan imbas yang lebih luas.
14
Gambar 3.1 Tahapan Rencana Penelitian Kendaraan Bawah Laut
Ganesha Underwater.
3.2 Lokasi Pelaksanaan Penelitian
Keindahan pantai-pantai di Bali sudah tak diragukan lagi. Namun yang
menjadikan Desa Pemuteran kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali unik adalah
pura bawah lautnya yang sempat menghebohkan dunia. Keramahan dan tradisi
lokal yang masih kental juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Pemuteran. Ada
yang menarik bagi penyelam yaitu pemandangan Pura (Candi) buatan di bawah
laut. Pura Bawah Laut ini menjadikan keindahan bawah laut yang unik dan elok
dipandang mata. Itulah mengapa lokasi ini dipilih sebagai Pilot Studi dalam
implementasi rancangan kendaraan bawah laut Ganesha Underwater.
TAHUN I ( 2018 ) PENGEMBANGAN PROTOTYPE
GANESHA UNDERWATER
Study Bibliografi dan Analisis Kebutuhan
Rancang Bangun Model
GANESHA
UNDERWATER
Pengembangan Rancangan
Validasi & Verifikasi Rancangan (model)
Desiminasi & Sosialisasi
1
2
3
4
5
TAHUN II ( 2019 ) IMPLEMENTASI KENDARAAN BAWAH LAUT
Pengembangan Konten Pilot Study
(Daerah wisata Desa Pemuteran)
Penyempurnaan Prototype
Bekerja sama dengan Mitra Industri
Implementasi Produk pada Pilot Study (Daerah Wisata Desa Pemuteran)
Evaluasi Awal Implementasi Produk
Desiminasi & Sosialisasi
1 a 1 b
2
3
4
2
3
TAHUN III ( 2019 )
& GANESHA UNDERWATER
GANESHA
UNDERWATER
15
Pilot study dilakukan secara purposive, sedangkan sampel penelitian untuk
melakukan evaluasi terhadap produk yang dihasilkan akan digunakan teknik
random sampling. Sampel pada penelitian ini adalah wisatawan-wisatawan yang
berkunjung ke daerah wisata di Desa Pemuteran dan pelaku usaha bidang
transportasi di Bali Utara yang dipilih secara acak.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini, terdiri dari
beberapa instrumen yaitu: (1) pedoman observasi, (2) kuisioner, (3) pedoman
wawancara, (4) studi dokumentasi, dan (5) expert judgement. Keseluruhan data
yang diperoleh ini akan digunakan dalam pengembangan rancang bangun (model)
kendaraan bawah laut Ganesha Underwater.
3.4 Analisis Data
Analisis data dilakukan pada saat melakukan assesment terhadap rancang
bangun (model) Ganesha Underwater yang diusulkan. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Berdasarkan hal
itu, maka untuk kepentingan pengolahan datanya digunakan analisis non-statistik
dan analisis statistik. Analisis non-statistik digunakan untuk memberi makna
terhadap deskripsi data yang menyangkut isi, logika inferensinya, proses, dan
produk (output). Sedangkan untuk data yang bersifat kuantitatif, digunakan
analisis statistik deskriptif untuk mendeskripsikan data kuantitatif, sehingga dapat
diformulasikan kedalam pemaknaan kualitatif agar mudah untuk melakukan
analisis dan revisi terhadap pengembangan produk yang dilakukan. Di sisi lain,
hasil analisis dari keseluruhan data penelitian, baik yang bersifat kualitatif
maupun kuantitatif akan dijadikan sebagai dasar atau pijakan oleh tim peneliti
dalam melakukan seminari dan desiminasi secara lebih luas tentang produk yang
dihasilkan serta rancang bangun (model) Ganesha Underwater yang diusulkan.
Sedangkan dalam pengembangan prototype akan menggunakan metodologi
prototyping.
16
3.5 Luaran Penelitian Per Tahun
Usulan penelitian yang diajukan mengenai pengembangan dan implementasi
rancang bangun (model) Ganesha Underwater dalam rangka mewujudkan Bali
sebagai pintu gerbang pariwisata nasional diharapkan dapat menghasilkan luaran
sesuai dengan bidang kajian yang diteliti setiap tahunnya.
1. Luaran Penelitian Tahun Pertama:
a. Rancang bangun (model) kendaraan bawah laut Ganesha Underwater.
b. Artikel tentang rancangan model Ganesha Underwater yang rencananya
dipublikasikan pada jurnal internasional atau jurnal nasional yang
terakreditasi.
c. Prototype kendaraan bawah laut Ganesha Underwater.
d. Terdaftar untuk memperoleh HKI/paten terhadap rancangan yang
dihasilkan.
2. Luaran Penelitian Tahun Kedua:
a. Ter-implementasinya produk kendaraan bawah laut Ganesha Underwater
pada daerah wisata Desa Pemuteran yang digunakan sebagai pilot study
pada penelitian ini.
b. Artikel tentang pengembangan dan implementasi model kendaraan bawah
laut Ganesha Underwater yang rencananya dipublikasikan pada jurnal
internasional atau jurnal nasional yang terakreditasi.
3.6 Indikator Capaian Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan produk kendaraan
bawah laut Ganesha Underwater dalam rangka meningkatkan daya dukung
pariwisata untuk mewujudkan Bali sebagai pintu gerbang pariwisata nasional.
Penelitian ini akan dilakukan selama 3 tahun: (1) pada tahun I adalah merancang
model dan mengembangkan rancang bangun kendaraan kendaraan bawah laut
Ganesha Underwater; dan (2) pada tahun II akan dilakukan implementasi dan
peyempurnaan prototype bekerjasama dengan mitra industri lokal,
mengembangkan konten tentang kendaraan bawah laut Ganesha Underwater di
tempat daerah wisata sesuai dengan pilot study (daerah wisata Desa Pemuteran),
dan implementasi produk di daerah wisata Pemuteran.
17
Tabel 3.1 Indikator Capaian Tahunan No Indikator Capaian Tahunan
Tahun I Tahun II
Tengah Akhir Tengah Akhir
1 HKI - Didaftarkan - HKI/Paten
2 Produk teknologi/rekayasa
social
Rancangan Model
kendaraan bawah
laut Ganesha
Underwater
Prototype
kendaraan bawah
laut Ganesha
Underwater
Implementasi dan
Penyempurnaan
Prototype pilot
study
Produk ter-
implementasi di
pilot study (daerah
wisata Desa
Pemuteran)
3 Pelayanan Jasa
- - -
Memberikan
kendaraan bawah
laut Ganesha
Underwater di
daerah wisata
Pemuteran sebagai
pilot study
4 Kerjasama Pelaksanaan
(Mitra Bappeda
Kabupaten
Buleleng)
Pelaksanaan
(Mitra Bappeda
Kabupaten
Buleleng)
Evaluasi
(Mitra Bappeda
Kabupaten
Buleleng)
Pelembagaan
5 Product market-acceptance Pengembangan Pengembangan Implementasi
produk pada daerah
wisata Pemuteran
sebagai pilot study
Pelembagaan
(daerah wisata
Pemuteran)
6 Pembangkitan pendapatan
- -
Pemberdayaan
industri lokal
Peningkatan
kualitas layanan
pariwisata pada
pilot study
7 Perubahan karakter
masyarakat
- -
Perubahan karakter
masyarakat dalam
memberikan
layanan pada
wisatawan
Perubahan karakter
masyarakat dalam
memberikan
layanan pada
wisatawan
3.7 Pembagian Tugas Tim Peneliti
Pembagian tugas dari setiap anggota pada penelitian ini didasarkan pada
kemampuan anggota di bidangnya masing-masing, Dr. Kadek Rihendra Dantes,
S.T., M.T. selaku ketua peneliti memiliki keahlian di bidang ilmu desain dimana
sebelumnya telah menghasilkan prototype Electric Vehicles base Continues
Variable Transmission Ganesha 1.0 Generasi I pada tahun 2016 dan
diimplementasikan pada daerah wisata Kuta Bali Selatan. Dengan keunggulan ini,
akan sangat berperan dalam perancangan rangka dan desain dari kendaraan bawah
laut Ganesha Underwater.
Sementara itu, Dr. I Nyoman Pasek Nugraha, S.T., M.T. selaku anggota
peneliti pertama memiliki keahlian dibidang rekayasa material dimana
sebelumnya telah dihasilkan produk-produk kerajinan dari serat alam untuk
menggantikan bahan fiberglass serta menghasilkan bentuk body dari prototype
Electric Vehicles base Continues Variable Transmission Ganesha 1.0 Generasi I.
18
Dengan kemampuannya tentu sangat memberi andil dalam pembentukan body
yang sesuai dengan kendaraan bawah laut Ganesha Underwater.
Gede Iwan Setiabudi, S.Pd., M.Si., selaku anggota peneliti kedua memiliki
keahlian dibidang kelautan dimana sebelumnya telah dihasilkan penelitian pada
sektor-sektor kelautan di daerah Bali Utara. Dengan kemampuannya tentu mampu
merealisasikan penelitian yang telah dirancang sedemikian rupa ini. Begitu pula
Dewi Arum Widhiyanti Metra Putri, S.Psi.,M.A. selaku anggota peneliti ketiga
yang memiliki keahlian dibidang psikologi, akan sangat membantu dalam
pelaksanaan penelitian ini, mengingat landasan penelitian ini adalah berbasiskan
kearifan lokal masyarakat di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak – Bali Utara.
Yaitu dengan menggunakan serat prasok sebagai bahan baku utama dalam
pembuatan body kendaraan bawah laut Ganesha Underwater.
19
BAB 4. HASIL PENELITIAN TAHUN PERTAMA (2018)
4.1 Perancangan dan Pengembangan Chasis
4.1.1 Analisis Data
Dalam proses perancangan dan pengembangan produk diperlukan suatu
proses pencarian data tentang apa saja yang menjadi tuntutan pasar. Untuk dapat
memperoleh informasi dan kebutuhan Customer diperlukan suatu metode untuk
melakukannya. Metode yang umum dilakukan adalah:
1) Wawancara langsung dengan Customer
2) Kuisioner.
Dengan memperhatikan keterbatasan waktu, maka pencarian informasi
tentang keinginan dan kebutuhan Customer dilakukan dengan metode yang ke dua
yaitu metode kuisioner. Adapun Customer yang dilibatkan adalah:
1) Mahasiswa,
2) Pelaku Pariwisata,
3) Siswa SMK (Teknik Otomotif),
4) Masyarakat Umum.
4.1.2 Pengolahan Data
Dari data kuisioner yang didapat kemudian data dapat dirangkum untuk
dijadikan dasar dalam membuat “permintaan kualitas Customer (PKC)” atau
“Voice Of Customer (VOC)” data dari custumer di tabelkan dan di hitung,
gunanya untuk mepermudah dalam melihat angka perolehan skor atau prioritas
pertanyaan pada kuisioner dari Customer.
20
Gambar 4.1 Rancangan Ganesha Under Water yang akan dikembangkan.
4.1.3 Validitas
Fungsi dan kegunaan Validitas sendiri adalah untuk mengetahui sejauh
mana ketetapan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan
fungsi ukurnya agar data yang diperolah relevan atau sesuai dengan tujuan
diadakanya pengukuran tersebut.
∑ = 60 orang sampel.
Validitas isi sebuah instrument.
A (- ; -) B (+ ; -)
0 4
C ( - ; + ) D ( + ; +)
3 28
Vc =
= = = 0,8
21
Kesimpulan : Dari data validitas isi di atas di dapatkan hasil 0,8 dan di
kategorikan sangat valid.
Data Kuisioner dari Customer
1. Suka atau tertarik dengan wisata bawah air
Ya 19
Tidak 1
2. Tertarik dengan pengembangan kendaraan motor
listrik bawah air
Ya 19
Tidak 1
3. Setuju dengan rancangan pengembangan kendaraan
Ganesha Underwater
Ya 19
Tidak 1
4. Setuju dengan rancangan warna Ganesha
Underwater
Ya 18
Tidak 2
5. Setuju dengan rancangan tabung oksigen Ganesha
Underwater ada di depan
Ya 12
Tidak 8
22
6. Setuju tampak depan dari Ganesha Underwater
Ya 15
Tidak 5
7. Setuju dengan bentuk stang dari Ganesha
Underwater
Ya 14
Tidak 6
8. Setuju tampak belakang dari Ganesha Underwater
Ya 19
Tidak 1
9. Setuju dengan body Ganesha Underwater dari fiber
Ya 18
Tidak 2
10. Setuju dengan modifikasi body Ganesha Underwater
dari serat fiber berpenguat serat alam
Ya 19
Tidak 1
11. Mengetahui penggerak Ganesha Underwater adalah
motor listrik
Ya 14
Tidak 6
12. Setuju dengan Ganesha Underwater berpenggerak
motor listrik
Ya 19
Tidak 1
23
13. Menginginkan kendaraan bawah air dengan
kecepatan di atas 10 km/jam
Ya 19
Tidak 1
14. Pernah memperhatikan bentuk kendaraan bawah air
Ya 18
Tidak 2
15. Setuju dengan bentuk chasis (rangka) Ganesha
Underwater
Ya 16
Tidak 4
16. Setuju dengan berat rancangan kendaraan 40 kg tanpa
pembeban
Ya 18
Tidak 2
17. Setuju dengan rancangan kendaraan dengan
pembeban maksimal 100 kg
Ya 16
Tidak 4
18. Setuju dengan body Ganesha Underwater
Ya 18
Tidak 2
24
19. Setuju, chasis (rangka) Ganesha Underwater terbuat
dari stenlis steel
Ya 15
Tidak 5
20. Setuju, chasis (rangka) Ganesha Underwater
menggunakan bahan pipa dengan dimensi : diameter
luar = 2 inci, tebal = 3 mm
Ya 19
Tidak 1
21. Setuju dengan Ganesha Underwater menggunakan
stang yang dapat diatur ketinggiannya
Ya 17
Tidak 3
22. Setuju dengan Ganesha Underwater menggunakan
pengerak katir dengan kaki
Ya 15
Tidak 5
23. Setuju Ganesha Underwater mengunakan 2 baling-
baling sebagai pendorong
Ya 16
Tidak 4
24. Setuju dengan Ganesha Underwater mengunkan satu
motor pengerak
Ya 19
Tidak 1
25
25. Setuju dengan konstruksi stang Ganesha Underwater
Ya 16
Tidak 4
26. Setuju dengan posisi baterai Ganesha Underwater
berada di belakang
Ya 16
Tidak 4
27. Setuju dengan dimensi chasis (rangka) Ganesha
Underwater dengan tinggi 70 cm, lebar 50 cm,
panjang 140 cm
Ya 19
Tidak 1
28. Setuju dengan jarak stang dengan tempat duduk pada
Ganesha Underwater sebesar 50 cm
Ya 19
Tidak 1
29. Setuju dengan chasis (rangka) Ganesha Underwater
yang mampu menopang 1 orang
Ya 15
Tidak 5
30. Setuju dengan bentuk katir Ganesha Underwater
Ya 17
Tidak 3
26
31. Setuju dengan posisi katir Ganesha Underwater
Ya 18
Tidak 2
32. Setuju dengan pengeraka katir Ganesha Underwater
ada di samping kanan
Ya 19
Tidak 1
33. Setuju dengan Ganesha Underwater menggunakan
katir dengan dimensi : lebar 25 cm, tinggi 15 cm
dengan ketebalan 5 cm
Ya 18
Tidak 2
34. Setuju dengan baling-baling Ganesha Underwater
terbuat dari almunium
Ya 17
Tidak 3
35. Setuju dengan baling-baling Ganesha Underwater
memiliki tiga bilah daun
Ya 19
Tidak 1
27
Tabel 4.1 Skor dari masing-masing pertanyaan berdasarkan ”Permintaan Kualitas Customer” (PKC).
No PERTANYAAN SKOR (%) Mean
(%)
Priori
tas
1. Suka atau tertarik dengan wisata bawah
air 10 80 75 100 100 100 100 100 100 0 100 100 100 80 100 100 100 70 100 100 85.75
11
2. Tertarik dengan pengembangan
kendaraan motor listrik bawah air 80 90 85 100 80 100 80 80 90 100 100 70 60 90 70 100 100 90 100 100 88.25
6
3. Setuju dengan rancangan pengembangan
kendaraan Ganesha Underwater 90 100 75 100 80 100 95 80 90 100 100 60 75 90 70 75 90 80 100 100 87.5
7
4. Setuju dengan rancangan warna
Ganesha Underwater 100 95 100 100 90 100 85 90 100 100 100 100 100 80 100 75 60 100 100 100 93.75
2
5. Setuju dengan rancangan tabung oksigen
Ganesha Underwater ada di depan 20 50 25 0 40 100 90 85 80 100 100 20 95 90 65 80 80 60 100 100 69
30
6. Setuju tampak depan dari Ganesha
Underwater 90 70 80 100 90 50 80 85 80 100 0 65 75 70 80 90 75 40 100 100 76
24
7. Setuju dengan bentuk stang dari
Ganesha Underwater 100 80 75 0 30 100 95 90 95 100 100 10 80 30 80 85 75 90 100 100 75.75 25
8. Setuju tampak belakang dari Ganesha
Underwater 100 90 100 0 90 100 90 90 100 100 100 90 90 70 95 95 90 80 100 100 88.5
5
9. Setuju dengan body Ganesha
Underwater dari fiber 100 85 70 0 90 100 90 95 100 100 100 100 75 50 80 80 80 80 100 100 83.75
16
10.
Setuju dengan modifikasi body
Ganesha Underwater dari serat fiber
berpenguat serat alam
40 40 90 10 100 100 100 85 80 40 100 80 50 80 50 100 60 70 100 100 73.75 27
11. Mengetahui penggerak Ganesha
Underwater adalah motor listrik 40 50 90 0 100 100 90 80 20 0 50 50 85 70 30 100 80 90 100 100 66.25
31
12. Setuju dengan Ganesha Underwater
berpenggerak motor listrik 100 90 80 90 100 100 90 80 100 100 100 80 80 80 75 60 75 100 100 100 89
4
13 Menginginkan kendaraan bawah air
dengan kecepatan di atas 10 km/jam 100 90 60 90 100 100 90 85 100 100 100 80 75 0 20 75 70 100 100 100 81.75
22
14 Pernah memperhatikan bentuk
kendaraan bawah air 40 75 40 80 100 100 100 85 50 40 100 100 75 50 100 50 80 60 30 100 72.75
29
15 Setuju dengan bentuk chasis (rangka)
Ganesha Underwater 30 60 85 90 100 100 95 90 100 100 100 100 75 90 90 65 90 0 100 100 83
19
16 Setuju dengan berat rancangan
kendaraan 40 kg tanpa pembeban 90 80 70 90 100 100 90 80 90 100 50 10 85 90 90 75 90 100 100 84
15
17 Setuju dengan rancangan kendaraan
dengan pembeban maksimal 100 kg 90 70 10 90 100 100 100 85 100 100 30 75 75 70 90 80 80 100 100 100
82.25 20
28
18 Setuju dengan body Ganesha
Underwater 10 80 95 0 100 100 95 90 90 100 100 80 80 90 90 100 70 70 100 100
82 21
19 Setuju, chasis (rangka) Ganesha
Underwater terbuat dari stenlis steel 0 80 45 0 100
100 85 80 80 100 100 80 80 60 60 90 95 60 100 100
74.75 26
20
Setuju, chasis (rangka) Ganesha
Underwater menggunakan bahan pipa
dengan dimensi : diameter luar = 2 inci,
tebal = 3 mm
100 100 100 100 100
100 90 80 100 100 100 90 75 90 90 90 95 70 100 100
93.5
3
21
Setuju dengan Ganesha Underwater
dengan stang yang dapat diatur
ketinggiannya 100 80 100 0
100 100 100 85 80 100 100 15 80 90 90 90 90 80 100
100
84 15
22 Setuju dengan Ganesha Underwater
dengan pengerak katir dengan kaki 100 75 70 80 100
100 90 85 100 0 100 20 75 40 0 90 100 40 100 100
73.25 28
23
Setuju Ganesha Underwater
menguakan 2 baling-baling sebagai
pendorong 100 70 70 80
100 100 95 90 0 100 100 85 80 70 0 75 60 50 100
100
76.25 23
24 Setuju dengan Ganesha Underwater
mengunkan satu motor pengerak 100 90 85 80 100
100 100 80 100 100 100 10 80 70 85 100 60 60 100 100
85 13
25 Setuju dengan konstruksi stang
Ganesha Underwater 0 80 10 100 100
100 90 85 90 100 100 90 75 80 75 100 90 80 100 100
82.25 20
26 Setuju dengan posisi baterai Ganesha
Underwater berada di belakang 100 80 55 100 100
50 98 95 90 100 100 95 80 70 75 100 70 50 100 100
85.4 12
27
Setuju dengan dimensi chasis (rangka)
Ganesha Underwater dengan tinggi 70
cm, lebar 50 cm, panjang 140 cm 100 80 55 100
100 100 100 95 90 100 100 70 75 70 100 80 75 60 100
100
87.5 7
28
Setuju dengan jarak stang dengan
tempat duduk pada Ganesha
Underwater sebesar 50 cm 100 80 90 100
100 100 100 98 `100 100 100 65 75 80 85 75 100 90 100
100
86.9 8
29
Setuju dengan chasis (rangka) Ganesha
Underwater yang mampu meopang 1
orang 90 80 40 100
100 100 98 80 90 100 100 12 70 70 90 80 95 90 100
100
84.25 14
29
30 Setuju dengan bentuk katir Ganesha
Underwater 1;’0
0 80 85 90
100 100 95 85 100 100 50 70 85 70 100 75 100 30 50
100 83.25 18
31 Setuju dengan posisi katir Ganesha
Underwater 100 85 85 90 100
100 90 80 90 100 100 80 85 50 85 75 70 60 100 100
86.25 10
32 Setuju dengan posisi katir Ganesha
Underwater 90 70 70 90 100
100 90 95 90 100 100 100 85 50 85 80 70 70 100 100
86.75 9
33
Setuju dengan Ganesha Underwater
menggunakan katir dengan dimensi :
lebar 25 cm, tinggi 15 cm dengan
ketebalan 5 cm
90 90 100 100 100
100 100 85 100 100 100 100 75 90 100 100 90 90 100 100
95.5
1
34 Setuju dengan baling-baling Ganesha
Underwater terbuat dari almunium 100 80 45 90 100
50 90 80 90 100 100 100 85 60 70 60 95 90 100 100
84.25 14
35 Setuju dengan baling-baling Ganesha
Underwater memiliki tiga bilah daun 100 80 90 90 100
50 95 95 100 100 100 20 75 70 75 50 100 80 100 100
83.5 17
Customer 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
30
Phase 1: Rancangan Quality Function Deployment (QFD)
a. Inventarisasi Permintaan Kualitas Customer (PKC)
1) Permintaan / Persyaratan Kualitas Customer
Dari data di atas, dapat disusun daftar “Permintaan Kualitas Customer”
berdasarkan skor tertinggi dari pilihan customer.
1. Setuju dengan modifikasi body Ganesha Underwater
dari serat fiber berpenguat serat alam
Ya 18
2. Setuju dengan rancangan warna body Ganesha
Underwater
Ya 18
3. Setuju, chasis (rangka) Ganesha Underwater
menggunakan bahan pipa dengan dimensi : diameter
luar = 2 inci, tebal = 3 mm
Ya 19
4. Menginginkan kendaraan bawah air dengan
kecepatan di atas 10 km/jam
Ya 19
5. Setuju tampak belakang dari Ganesha Underwater
Ya 19
6. Tertarik dengan pengembangan kendaraan motor
listrik bawah air
Ya 19
31
7. Setuju dengan rancangan pengembangan kendaraan
Ganesha Underwater
Ya 19
8. Setuju tampak belakang dari Ganesha Underwater
Ya 19
9. Setuju dengan Ganesha Underwater berpenggerak
motor listrik
Ya 19
10. Setuju dengan body Ganesha Underwater dari fiber
Ya 18
11. Suka atau tertarik dengan wisata bawah air
Ya 19
12. Setuju dengan bentuk chasis (rangka) Ganesha
Underwater
Ya 16
13. Setuju dengan Ganesha Underwater menggunakan
stang yang dapat diatur ketinggiannya
Ya 19
14. Setuju dengan bentuk katir Ganesha Underwater
Ya 17
15. Setuju dengan baling-baling Ganesha Underwater
terbuat dari almunium
Ya 17
32
16. Setuju dengan Ganesha Underwater menggunakan
katir dengan dimensi : lebar 25 cm, tinggi 15 cm
dengan ketebalan 5 cm
Ya 18
17. Setuju dengan baling-baling Ganesha Underwater
memiliki tiga bilah daun
Ya 19
18. Setuju dengan Ganesha Underwater menggunakan
stang yang dapat diatur ketinggiannya
Ya 17
19. Setuju dengan berat rancangan kendaraan 40 kg tanpa
pembeban
Ya 16
20. Setuju Ganesha Underwater mengunakan 2 baling-
baling sebagai pendorong
Ya 16
21. Setuju dengan konstruksi stang Ganesha Underwater
Ya 18
22. Setuju dengan dimensi chasis (rangka) Ganesha
Underwater dengan tinggi 70 cm, lebar 50 cm,
panjang 140 cm
Ya 19
33
23. Setuju dengan posisi baterai Ganesha Underwater
berada di belakang
Ya 16
24. setuju, chasis (rangka) Ganesha Underwater terbuat
dari stenlis steel
Ya 15
25. Setuju tampak depan dari Ganesha Underwater
Ya 15
26. Setuju dengan bentuk stang dari Ganesha
Underwater
Ya 14
27. Suka atau tertarik dengan wisata bawah air
Ya 19
28. Setuju tampak depan dari Ganesha Underwater
Ya 15
29. Pernah memperhatikan bentuk kendaraan bawah air
Ya 18
30. Setuju dengan rancangan tabung oksigen Ganesha
Underwater ada di depan
Ya 12
31. Mengetahui penggerak Ganesha Underwater adalah
motor listrik
Ya 14
34
Presentasi Peminat Produk :
N = 35
S max = 95,5
S min = 66,25
R = S max – S min
= 95,5 – 66,25
= 29,25
K = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 35
= 1+ 3,3 . 1,5
= 1+ 5,25
= 6,25
K = 6
P =
=
= 4,88
P = 5
Tabel 4.2 Presentasi Peminat Produk.
Interval Nilai Tengah Frekuensi Frekuensi
Komulatif
66,25 - 71,25 68,75 2 2
71,26 – 76,26 73,76 7 9
76,27 – 81,27 78,77 0 9
81,28 – 86,28 83,78 16 25
86,29 – 91,29 88,79 7 32
91,30 – 96,3 93,8 3 35
∑ = 35
35
Mi = ½ (Smax+ Smin)
= ½ (35 + 0)
= 17,5
SDi = 1/6 (Smax-Smin)
= 1/6 (35-0)
= 5,6
= 6
M =
=
= 30,1
P = x 100%
= x 100%
= 86%
Dari hasil perhitungan di atas maka diketahui:
- Nilai Mi = 17,5
Nilai ini juga merupakan nilai tengah (nilai kategori “Cukup Disukai)
- Nilai SDi = 6
- Nilai M = 30,1
- Nilai P = 86%
Nilai ini merupakan presentase seberapa besar produk ini diminati. Dapat
dilihat bahwa 86% produk Ganesha Underwater ini diminati oleh para
responden.
36
Gambar 4.2 Diagram Batang Presentasi Peminat Produk.
Hasil perhitungan yang telah didapatkan diatas dimasukkan kedalam
perumusan sehingga didapatkan jumlah responden yang setuju dengan rancangan
kendaraan Ganesha Underwater.
Mi + 1,5 SDi – Mi + 3SDi
Mi + 0,5 SDi – < Mi + 1,5SDi
Mi - 0,5 SDi – < Mi + 0,5 SDi
Mi - 1,5 SDi – < Mi – 0,5 SDi
Mi - 3 SDi – < Mi – 1,5 Sdi
Tabel 4.3 Keterangan Responden Peminat Produk.
Interval Responden Keterangan
26,5 – 35,5 16 SD
20,5 – 26,5 4 D
14,5 – 20,5 0 CD
8,5 – 14,5 0 KD
- 0.5 – 8,5 0 SKD
Σ = 20
37
Dari hasil pengolahan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. 16 dari 20 responden menyatakan bahwa mereka sangat menyukai rancangan
kendaraan Ganesha Underwater.
2. 4 dari 20 responden menyatakan bahwa dia menyukai rancangan kendaraan
Ganesha Underwater.
2) Pengelompokan Permintaan Kualitas Customer (PKC) Body
Kelompok 1. (Body Kendaraan) Dimensi Desain/bentuk Body
1. Desain/bentuk Body
2. Kegunaan Body
3. Warna Body
4. Bahan Body (penguat serat alam/
natural fiber)
Kelompok 2. (Motor) Dimensi
1. Jenis Penggerak
2. Daya, Tegangan, dan Arus
3. Kelistrikan Body
Kelompok 3. (Chasis/ Rangka) Dimensi
1. Berat Chasis/ Rangka
2. Spesifikasi Chasis/ Rangka
3. Spesifikasi system kendali (stearing)
38
b. Pengelompokan Umum Permintaan Kualitas Customer (PKC) Body
Kelompok 1:
Desain/bentuk Body
Body Tampak Samping
Letak tabung
Letak Pengerak katir
Tampak Belakang
Tampak Depan
Kelompok 2 :
Bahan Body
Fiber Dengan Penguat
Serat alam
Kelompok 3 :
Warna
Kombinasi Warna
Silver dengan hijau
39
c. Penyusunan Prioritas Permintaan Kualitas Customer (PKC) Body
d. Penilaian Permintaan Kualitas Customer (PKC)
Perbandingan PKC
Desain/Bentuk Body BahanBody
Warna
Dengan PKC
PK
C 1
: T
ampa
sam
ping
PK
C 2
: T
ampa
k D
epan
PK
C 3
: T
ampa
k B
elak
ang
PK
C 4
: Le
tak
tabu
ng
PK
C 5
: Le
tak
peng
erak
kat
ir
PK
C 6
: F
iber
Den
gan
Pen
guat
Ser
at B
atan
g G
eban
g
PK
C 7
: K
ombi
nasi
War
na H
itam
de
ngan
Mer
ah M
arun
PK
C 7
: Kom
bina
si W
arna
Hita
m
deng
an M
erah
Mar
un
PKC 1: Tampak samping 0 2 2 2 2 3 1
PKC 2 : Tampak Depan 2 0 2 2 2 3 1
PKC 3 : Tampak Belakang 2 2 0 2 2 3 1
PKC 4 : Letak tabung 2 2 2 0 2 3 1
PKC 5: Letak pengerak katir
2 2 2 2 0 3 1
Bah
anB
ody
PKC 6 : Fiber Dengan Penguat Serat Batang Gebang
3 3 3 3 3 0 1
PERMINTAAN
PRIMER
PERMINTAAN
SKUNDER
PERMINTAAN
TERTIER
Kelompok 1: Kelompok 2:
Desain/Bentuk
Body
Bahan Body
Kelompok 3 :
Warna
40
War
na PKC 7: Kombinasi Warna
Hitam dengan Merah Marun
1 1 1 1 1 1 0
∑ 12 12 12 12 12 16 6
Catatan:
Lebih Penting : 3
Sama Penting : 2
Kurang Penting : 1
Phase 2: Rancangan Produk
a. Pertimbangan Performance Kualitas Konstruksi (PKK)
Permintaan Kualitas Customer (PKC) Pertimbangan Performance Kualitas Konstruksi PKK
Tampak samping
Tampak Depan
Tampak Belakang
Letak tabung
Letak pengerak katir Disebelah kanan
Ba
ha n
Bo
dy Fiber Dengan Penguat Serat batang rami Ramah Lingkungan
W ar na Kombinasi Warna hijau dan silver Sesuai Keinginan Masyarakat
41
b. Strukturisasi Performance Kualitas Konstruksi
Performance Kualitas Konstruksi PKK
Level - 2
Konsep
Rancangan
Tampak Samping
Tampak Depan
Tampak Belakang
Kemudahan Ramah Lingkungan
Sesuai Keinginan
Masyarakat
Level -1
Pengerak katir
Disebelah Kanan
Tabung oksigen
didepan
42
O
O
X
# X
O X O
O O
O O O
X O
X X
#
O
c. Optimasi Matrik Atap
Catatan :
Arah Optimasi
Minimum
Maksimum
O Normal
Hubungan Antara PKK
Positif sekali
O Positif
X Negatif
# Negatif sekali
KO
NSE
P R
AN
CA
NG
AN
Tampak Samping
Tampak Depan
Tampak Belakang
Kunci Kontak Disebelah Kanan
Port Charger Disebelah Kiri
O
Ramah Lingkungan
Sesuai Keinginan Masyarakat
43
d. Hubungan antara PKC dan PKK
Perbandingan PKK
Nil
ai /
Bo
bo
t P
KC
KONSEP RANCANGAN
KEMUDAHAN
Dengan PKC
PK
K 1
: T
ampa
k sa
mpi
ng
P
KK
2:
Tam
pak
Dep
an
PK
K 3
: Tam
pak
Bel
akan
g
P
KK
4 :
Kun
ci K
onta
k D
iseb
elah
Kan
an
P
KK
5 :
Por
t Cha
rger
Dis
ebel
ah K
iri
P
KK
6 :
Ram
ah L
ingk
unga
n
P
KK
7:
Ses
uai K
eing
inan
Mas
yara
kat
PKC 1: Tampak samping 12 O O O
PKC 2 : Tampak Depan 12 O O O
PKC 3 : Tampak Belakang 12 O O O O
PKC 4 : Letak Kunci Kontak 12 O O O O
PKC 5: Letak Port Charger 12 O O
Bah
anB
ody
PKC 6 : Fiber Dengan Penguat Serat Batang Gebang
16 O O O
War
na PKC 7: Kombinasi Warna
Hitam dengan Merah Marun
6
Catatan :
Kuat : 9
Tangah O : 3
Lemah : 1
44
e. Penetapan Rangkin (Bobot) dari PKC
Perbandingan PKK
Nil
ai /
Bo
bo
t P
KC
KONSEP RANCANGAN KEMUDAHAN
Dengan PKC
P
KK
1:
Tam
pak
sam
ping
P
KK
2:
Tam
pak
Dep
an
PK
K 3
: Tam
pak
Bel
akan
g
P
KK
4 :
peng
erak
kat
ir se
bela
h ka
nan
P
KK
5 :
tabu
ng o
ksig
en b
erad
a
dide
pan
P
KK
6 :
Ram
ah L
ingk
unga
n
P
KK
7:
Ses
uai K
eing
inan
M
asya
raka
t
PKC 1: Tampak samping 12 108 36 36 12 12 36 108
PKC 2 : Tampak Depan 12 36 108 36 12 12
36 108
PKC 3 : Tampak Belakang 12 36 36 108 36 36
108 108
PKC 4 : Letak pengerak katir 12 36 36 36 108 108
36 108
PKC 5: Letak tabung oksigen 12 12 12 36 36 108
12 108
Bah
anB
ody
PKC 6 : Fiber Dengan Penguat Serat batang rami
16 48 48 48 16 16
144 144
War
na
PKC 7: Kombinasi warna hijau dan silver
6 54 54 54
6 6
6 54
330 330 354 226 298 378 738
Hasil Bobot PKK (%) 12,43
12,43 13,34 8,52 11,23
14,24
27,81
45
Phase 3: Perancangan Proses
Penyusunan House of Quality (HoQ)
Performance
Kualitas Konstruksi
PKK
Permintaan Kualitas
Costomer
PKC
Nila
i / B
ob
ot
PK
C
O
KONSEP RANCANGAN KEMUDAHAN
P
KK
1:
Tam
pak
sam
ping
P
KK
2:
Tam
pak
Dep
an
PK
K 3
: Tam
pak
Bel
akan
g
P
KK
4 :
pen
gera
k ka
tir s
ebel
ah k
anan
P
KK
5 :
tabu
ng o
ksig
en b
erad
a di
depa
n
P
KK
6 :
Ram
ah L
ingk
unga
n
PK
K 7
: Ses
uaiK
eing
inan
Mas
yara
kat
PKC 1: Tampak samping
12 O O
O
PKC 2 : Tampak Depan
12 O O
O
PKC 3 : Tampak Belakang
12 O O
O O
PKC 4 : Letak pengerak katir
12 O O O
O
O
O O
X O O
X X O X
O # x #
O O O X O `
46
4.1.4 Pemilihan Konsep
Berdasarkan dari susunan Haous Of Quality ( HOQ ) yang dikembangkan
pada pengembangan produk chasis adalah seperti gambar sebagai berikut :
Gambar 4.3 Gambar Sket hasil HOQ Pengembangan Produk “Chasis
Ganesha Scooter Under Water”.
PKC 5: Letak tabung oksigen
12 O O
B
ahan
Bod
y
PKC 6 :
Fiber Dengan Penguat Serat Batang rami
16 O O O
War
na
PKC 7:
Kombinasi
Warna hijau
dengan silver
6
330 330 354 226 298 378 738
Hasil Bobot PKK (%) 12,43 12,43 13,34 8,52 11,23 14,24 27,81
Rangking PKK IV IV III VI V II I
47
4.1.5 Proses Manufaktur
a. Proses Sketching
Sketsa adalah gambar sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian-
bagian pokok tanpa detail. Dalam menggunakan sketsa, kita tidak dapat
menuangkan ide-ide ke dalam bentuk gambar sederhana atau draf kasar, yang
dapat digunakan dalam proses sektsa. Langkah awal yang dilakukan kelompok
chasis yaitu melakukan proses pengukuran dimana untuk mempermudah dalam
mendesain produk, setelah proses pengukuran telah selesai selanjutnya mensketsa
benda kerja yang akan di buat suatu produk, cara membuat sketsa yaitu pada
setiap bentuk dengan garis garis dengan singkat namun jelas agar dapat dibuca
dan dipahami. Jenis jenis sketsa antara lain gambar garis besar yaitu sketsa yang
membuat garis- garis bentuk sederhana tanpa rincian dan tidak selesai. Sketsa
cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan
citra suatu sketsa yang sudah selesai. Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan
dengan cepat dan kurang terperinci hanya menunjukan bentuk global.
Komposisi sketsa artinya susunan dalam arti menyusun atau menata unsur-
unsur yang ada pada proses sketsa. Dengan mengatur komposisi dengan baik
maka akan terwujud hasil sketsa yang baik. oleh karena itu, komposisi memegang
peranan penting sebab dengan komposisi akan diperoleh hasil sketsa yang baik.
Ada beberapa bagian komposisi seperti berikut:
1. Komposisi garis adalah garis yang memiliki peran utama didalam membentuk
komposisi. Jenis garis yang dapat membentuk komposisi komposisi garis
lurus, komposisi garis lengkung.
2. Komposisi wama adalah susunan warna-warna pada suatu bidang.
3. Komposisi bidang adalah garis-garis yang disusun akan membentuk suatu
susunan bidang.
4. Komposisi bentuk komposisi bentuk dihasilkan dari bebrapa unsur garis.
Komposisi bentuk ditentukan dari berbagai faktor yaitu: komposisi simetris,
komposisi asimetris, komposisi sentral, komposisi diagonal.
48
Gambar 4.4 Proses Pengukuran dan Sketching.
b. Proses Desain
Desain produk merupakan salah satu bidang ke ilmuan yang terintegrasi
dengan segala bentuk aspek kehidupan manusia dari masa kemasa. Memadukan
unsur khayal dan orientasi penemuan solusi untuk berbagai masalah yang
dihadapi manusia dengan menjembatani estetika serta teknologi yang masing-
masingnya dinamis dan memiliki pola tertentu dalam perkembangannya. Lingkup
desain produk dapat dikatakan hampir tidak terbatas melingkupi semua aspek
yang memungkinkan untuk dipecahkan oleh profesi kompetensi ini Namun
demikian jika mengacu pada perkembangan intenasional, terdapat wilayah profesi
yang tegas terdiri atas desain produk, desain grafis, dan desain interior. Wilayah
desain yang disebutkan ini wilayah desain yang diletakkan pada bidang seni rupa.
Berdasarkan pembagian wilayah desain tersebut, desain produk merupakan salah
satu dari wilayah desain yang ada.
Desain produk menupakan terjemahan dari Industrial Design. Sebagian
para ahli menerjemahkan Industrial Design dengan desain produk. Sebagian yang
lain menterjemahkan dengan desain industri. Penerjemahan yang terakhir dirasa
kurang tepat, karena yang didesain bukanlah industrinya melainkan produknya.
(Adhi Nugraha, 1989). Dalam perkembangan selanjutnya profesi ini terbagi atas
beberapa kelompok kompetensi (mungkin juga dapat berkembang sejalan dengan
perkembangan jaman), yaitu: a Desain produk peralatan b. Desain perkakas
lingkungan c. Desain alat transportasi d. Desain produk kerajinan (Kriya) Pada
proses ini tim chasis membuat desain chasis dengan menggunakan autodesk
49
inventor yang berfungsi untuk menggambar desain sccara mendetail sehingga
pengukurannya sesuai dengan hasil pengukuran yang dilakukan pada proses
sketching.
Gambar 4.5 Proses Desain Chasis.
c. Proses Produksi
Dari proses yang telah dibuat dan desain yang telah dihasilkan dapat
diketahui bahwa kebanyakan dari komponen yang dipilih adalah menggunakan
stenlistil. Untuk itu proses produksi yang dipilih mwnggunakan metode proses
sketsa (sketching). Proses desain (design), proses pengelasan (welding), proses
pengeboran (drilling), proses gerinda (grinding), dan proses freis (milling)
Gambar 4.6 Proses Pengelasan.
50
Gambar 4.7 Proses Pengeboran.
4.1.6 Perakitan
Untuk melakukan perakitan produk chasis motor Ganeshtea Scooter
Underwater dilakukan dengan urutan bisa dilihat dari gambar dibawah
Gambar 4.8 Assembely Pengembangan Produk Chasis Ganesha Underwater.
Keterangan Gambar 4.8 :
1. Komponen / part 1. stang
2. Komponen / part 2. Pengunci sudut stang
3. Komponen / part 3. Katir
4. Komponen / part 4. Dudukan baling-baling
1
2
3
4
51
4.2 Perancangan dan Pengembangan Body
Dari analisis data dan validitas pada sub bab 4.1.2 dan 4.13, sudah didapat
konsep dari body Ganesha Underwater sehingga langkah selanjutnya adalah
melakukan pengembangan/pemilihan konsep, proses manufaktur, dan perakitan
body.
4.2.1 Pemilihan Konsep
Pemilihan konsep berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti.
Segingga dengan metode QFD (Quality Function Deployment) dengan 4 langkah Phase
QFD sehingga diperoleh customer needs yang dipilih untuk rancangan Ganesha
Underwater tersebut. Adapun Komponen-komponen yang dikembangkan dalam
rancangan ini sebagai berikut :
Bahan body “Rancangan Ganesha Underwater” dirancang dengan menggunakan
fiber dengan penguat serat alam.
Tampak depan, samping, dan belakang body “Rancangan Ganesha Underwater”
dirancang dan didesain seperti pada gambar 4.9 dan 4.10 dibawah.
Tabung oksigen “Ganesha Underwater” dirancang dan didesain seperti keinginan
konsumen (customer needs).
Gambar 4.9 Gambar Rancangan Body Tampak Depan.
52
Gambar 4.10 Gambar Rancangan Body Tampak Samping.
4.2.2 Proses Manufaktur
Secara umum rancangan manufaktur merupakan pelaksanaan dari proses
desain yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam proses manufaktur, hal yang
penting untuk dipertimbangkan adalah biaya, yaitu apakah suatu rancangan yang
telah dibuat bisa dimanufaktur atau tidak, setelah itu dicoba diusahakan agar dapat
menurunkan biaya pada proses manufaktur. Usaha ini diusahakan dengan cara
standarisasi komponen-komponen dan material. Menurunkan biaya proses
produksi dan perakitan. Pemilihan proses dan perakitan dapat dilihat dengan
melihat fungsi dari komponen dan alat produksi.
a. Proses Alkalisasi
Proses alkalisasi merupakan suatu proses menetralkan keasaman dengan
menggunakan bahan kimia dalam metode perlakuan serat. Alkalisasi adalah suatu
cara memodifikasi serat alam untuk meningkatkan kompatibilitas matriks-serat.
b. Proses Molding
Proses molding atau cetakan adalah sebuah proses produksi dengan
membentuk bahan mentah menggunakan sebuah rangka kaku untuk model yang
disebut mold. Mold (cetakan) adalah rongga tempat material bahan fiber
memperoleh bentuk.
53
c. Proses produksi
Dari konsep yang telah dibuat dan didesain yang dihasilkan dapat
diketahui bahwa kebanyakan dari komponen yang dipilih adalah menggunakan
bahan Komposit. Untuk itu proses produksi yang dipilih menggunakan metode
perlakuan secara kimia (Alkalisasi). Proses-proses yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Komponen / Part 1. Bahan penguat fiber.
Proses pengerjaan pertama adalah proses pencairan bahan baku serat,
dalam hal ini adalah serat dari batang pohon rami. Serat rami yang
diperoleh melalui pembelian lewat online.
Proses selanjutnya adalah proses alkalisasi dikarenakan serata rami yang
didapat masih belum di alkalisai. Pertama pembuatan larutan NaOH yaitu
dengan menghitung perbandingan Volume, dimana konsetrasi yang
digunakan adalah larutan NaOH 5% per liter aquades atau air aki. Metode
alkalisasi serat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1) Serat yang didapt direndam selama 2 jam (120 menit) dalam larutan
alkali NaOH 5%.
2) Kemudia dikeluarkan dari larutan alkali dan di bilas secara terus-
menerus selama kyrang lebih 15 menit.
3) Selanjunya serat dikeringkan dengan cara ditiriskan atau dengan cara
di angin-anginkan tanpa paparan sinar matahari.
Gambar 4.11 Proses Perendaman Serat Dalam Larutan Alkali.
54
Komponen /part 2. Body Kendaraan.
Proses pengerjaan body dari Ganesha Underwater ini yang pertama adalah
proses molding yaitu proses pembuatan cetakan dengan bahan tanah liat
yang dibentuk sesuai dengan desain rancangan. Selanjutnya adalah proses
pembuatan sepesimen body kendaraan sebagai berikut :
1) Melapisi permukaan dinding cetak dengan wax.
2) Pencampuran resin dengan hardener dengan perbandingan 1%
hardener per berat resin epoxy.
3) Kemudian diaduk selama 5 menit agar resin dengan hardener
tercampur dengan merata.
4) Tuangkan adonan resin dengan hardener secara merta pada cetakan
yang telah ditata sesuai fraksi volumenya.
5) Pembersihan tehadap void hingga berkurang dan diharapkan tidak
terdapat void yang secara visual diameternya tidak lebih dari 1mm.
6) Pengeringan komposit (curing) pada suhu kamar selama kurang lebih
24 jam setelah benar-benar kering, keluarkan komposit dari cetakan.
7) Pemanasan komposit ( post curing) dalam oven dengan temperatur 60°
selama 24 jam, lakukan pengamatan pada komposit terhadap ada
tidaknya void yang terjadi dengan cara menerawang lembaran
komposit.
8) Void tidak boleh mengumpul pada satu tempat (radius jarak antar void
yang diizinkan adalah 1 cm).
Komponen / part 3. Proses Pengecatan atau Pewarnaan.
Setelah fiber sudah terbentu selanjutnya akan dilakukan proses pewarnaan
atau pengecatan. Dalam proses pengecatan, faktor yang penting untuk
mendapatkan hasil yang bagus dalam hal ini pengecatan fiber adalah
persiapan sebelum pengecatan yang benar. 75% waktu dan biaya
pengecatan adalah merupakan persiapan sebelum pengecatan dan sisanya
merupakan ketrampilan orang yang melakukan pengecatan tersebut.
Persiapan yang tidak benar bukan hanya mengakibatkan hasil yang tidak
55
bagus dan mengecewakan anda akan tetapi bisa lebih parah dari itu.
Adapun proses pewarnaan atau pengecatan yang dilakukan yaitu
1) Mempersiapkan permukaan yang akan dicat dengan baik akan
menghasilkan kualitas pengecatan yang maksimal, karena
pada umumnya kagagalan pengecatan dipengaruhi oleh persiapan
permukaan yang buruk. Indikator dari permukaan yang baik dinilai
dari kehalusan permukaan, kebersihan permukaan dari karat, lemak
dan kotoran lainnya. Persiapan permukaan dapat dilakukan dengan
kimiawi misalnya dengan pengasaman (pickling) yaitu dengan
pengolesan bodi kendaraan dengan zat asam, tetapi pengasaman ini
sebatas untuk menghentikan serangan korosi pada logam. Setelah
pengasaman komponen dicuci dan dikeringkan dengan cermat guna
menghilangkan semua bahan kimia aktif dari celah-celah dan lubang-
lubang, serta untuk menjamin agar cat dapat merekat erat pada logam.
Cara lain adalah dengan dibersihkan dengan amplas dan
dikombinasikan dengan semprotan air untuk membasuh semua debu,
menghilangkan produk korosi, dan kotoran yang dapat larut dalam air.
2) Proses selanjutnya adalah proses pendempulan. Dempul digunakan
untuk mengisi bagian yang tidak rata atau penyok dalam, membentuk
suatu bentuk dan membuat permukaan halus. Pengolesan dempul
dilakukan setelah permukaan dibersihkan dari debu, gemuk minyak,
air dan kotoran lain. Selanjutnya mencampur dempul dengan 2 %
hardener (untuk dempul tipe dua komponen). Kemudian mengulaskan
tipis-tipis secara merata (maksimal 5 mm), dan kemudian dikeringkan
pada udara biasa atau dioven dengan suhu 500 C selama 10 menit.
Setelah dempul kering kemudian diamplas untuk mendapatkan
permukaan yang rata dan halus.
Secara rinci ikuti langkah-langkah berikut:
- Oleskan dempul yang telah dicampur hardener untuk mengisi
bagian-bagian yang tidak rata. Biarkan kering di udara selama 30
menit atau dikeringkan dengan lampu infra merah pada suhu ± 50
° C selama 10 menit.
56
- Amplas permukaan putty dengan amplas kering no. 80 dilanjutkan
dengan no. 180 dan no. 280 atau amplas basah no. 240 dilanjutkan
dengan no. 320 dan no. 400.
- Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi thinner dan
dikeringkan.
3) Setelah dempul dioleskan dan dikeringkan, bagian-bagian yang
menonjol dapat diamplas secara manual dengan blok tangan atau
secara mekanis dengan sander. Langkah-langkah pengamplasan dapat
dirinci sebagai berikut:
- Tempelkan selembar amplas no. 80 pada sander, dan gosoklah
seluruh area dengan menggerakkan sander dari depan ke
belakang, dan dari samping ke samping, serta semua arah
diagonal.
- Tempelkan lembaran amplas no. 120 pada blok tangan, gosoklah
permukaan dengan hati-hati, sambil menguji permukaan dengan
sentuhan.
- Tempelkan lembaran amplas no. 200 pada blok tangan. Pada tahap
ini kita dapat mengamplas sedikit keluar area pendempulan untuk
meratakan permukaan lengkungan dan area sekitarnya.
4) Setelah itu lalu dicuci bagian yang habis di amplas dengan air bersih,
dikeringkan dengan kain, dan diamkan pada terik matahari sampai
benar-benar kering.
5) Selanjutnya lalu menyemprot permukaan dengan Epoxy, lalu
didiamkan/dikeringkan yang selanjutnya digosok lagi dengan amplas
dengan amplas ukuran no. 2000, sampai permukaannya rata.
6) Selesai diamplas, lalu dicuci lagi dengan air bersih tunggu beberapa
saat hingga benar-benar kering, selanjutnya dibersihkan menggunakan
kain yang lembut seperti kain kaos katun.
7) Kemudian proses pengecatan dasar dilakukan sesuai yang diinginkan
bisa putih atau abu dicat ditempat yang terbuka agar terkena matahari
serta hindari media debu, setelah dicat diamkan hingga benar-benar
kering.
57
8) Setelah kering, diamplas lagi untuk mendapatkan hasil yang maksimal,
namun dengan amplas ukuran no. 2000. Proses pengamplasan cukup
tipis saja, karena maksud pengampelasan ini hanya untuk meratakan
cat dasar.
9) Selanjutnya melakukan pencampuran cat dengan tiner sesuai jenis cat
yang di pergunakan, dalam hal ini Ganesha Underwater menggunakan
cat warna Hijau Muda dan Hitam. Pencampuran dilakukan dengan
tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer.
10) Bila jenis catnya kental biasanya 1:2 (1 liter cat berbanding 2 liter
tiner), tapi bila jenis catnya encer bisa 1:1, pergunakanlah campuran
tiner yang bagus demi menghasilkan cat dan warna yang bagus pula.
11) Selanjutnya melakukan proses pengecatan sesuai warna yang
diinginkan yaitu warna Hijau Muda dan Hitam, dalam proses
pengecatan cukup satu kali menarik spoit cat jangan terlalu tebal,
jangan melompat dan jangan diulang bolak-balik agar cat bisa rata,
untuk berpindah dari atas kebawah lakukan perpindahan penyemprotan
setengah dari lebarnya keluaran cat.
12) Untuk mendapatkan warna yang lebih tebal dilakukan peniimpaan
ulang cat lebih lanjut dengan cara sang sama hingga benar-benar rata,
kemudian dikeringkan.
13) Setelah kering barulah memasuki proses varnish agar hasil bagus dan
lebih awet usia dan warna cat, Untuk melakukan proses varnish,
pencampurandengan komponen hardener biasanya dilakukan dengan
perbandingannya 100:25:75 (100 clear coat : 25 harddener : 75 thiner)
lakukan penyemprotan sebagaimana proses pengecatan (satu jalan,
merata dan tidak melompat).
14) Setelah proses pengecatan selesai dan cat sudah benar-benar kering
lakukanlah proses poles untuk menyempurnakan hasil agar lebih
maksimal dan agar cat benar-benar terlihat mengkilat.
58
4.2.3 Perakitan
Untuk melakukan perakitan produk Body motor Listrik Baby Ganesha
dilakukan dengan urutan bisa dilihat dari gambar dibawah :
2
1
3
2
Gambar 4.13 Assembly Pengembangan Rancangan Ganesha Underwater.
Keterangan Gambar 4.13 :
1. Komponen / part 1. Cover stang depan
2. Komponen / part 2. Cover stang belakang
3. Komponen / part 3. Cover body depan
4. Komponen / part 4. Cover Katir kanan
5. Komponen / part 5. Cover Katir kiri
6. Komponen / part 6. Joke/tempat duduk
7. Komponen / part 7. Cover body samping
8. Komponen / part 8. Slebor
2
6
4
5 7
8
59
BAB 5. KESIMPULAN
Dari pelaksanaan penelitian pada tahun pertama (2018) dapat disimpulkan
beberapa hal diantaranya :
1) Telah dihasilkan rancang bangun model kendaraan bawah laut Ganesha
Underwater berdasarkan sebaran customer needs (penyebaran kuisioner)
dengan menggunakan Metode QFD (Quality Function Development).
2) Dari hasil analisis melalui Metode QFD, peneliti berhasil merancang dan
mengembangkan chasis serta body dari kendaraan bawah laut Ganesha
Underwater.
3) Body yang dikembangkan untuk kendaraan bawah laut Ganesha Underwater ini
adalah dengan menggunakan serat alam dari batang tanaman Rami. Kelebihan
dari bahan ini adalah sifatnya yang ramah lingkungan, dapat terurai, dan
merupakan sumberdaya alam yang terbarukan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., Chrismianto, D., dan Trimulyono, A. 2012. Analisa Underwater
Thruster pada Remotely Operated Vehicle (ROV), Jurnal Teknik
perkapalan, Vol. 3, No. 2.
Techet, A.H. 2004. Hydrodynamics for Ocean Engineers,
http://web.mit.edu/13.012/www/handouts/propellers_reading.pdf (akses
online 7 Juli 2017)
White, F.M. 1994. Fluid Mechanics, 4th Edition. McGraw-Hill. New York.
Yuh, J. Desember 1990. Modeling and Control of Underwater Robotic Vehicles.
Ieee Transactions on Systems, Mans, and Cybernethics, Vol. 20, No.6.
Recommended