Instansi Pemerintah
Anggota Tim Peneliti : Harti Budi Yanti (2219/0326066902)
Mahasiswa : Sondang Dame Rebecka (023001718030)
Program Studi Akuntansi
Nomor: 89/2225/AK/3/FEB/VII/2021
Keuangan Instansi Pemerintah
III.Green Urban
Environment IV.Green
Healthy Life
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Deliza Henny, Ak., M.Si.
b. Pangkat/Golongan dan NIK : Lektor / IIIC / 2225/ USAKTI
c. NIDN : 0313035901
e. Email :
[email protected]
III. ANGGOTA TIM PENELITI : 1. Nama : Dr. Harti Budi Yanti,
Ak.,M.Si.,CA.
NIM : 023001718030
Bulan/Tahun Mulai : 2020
1. …………………………. : Rp.
2. …………………………. : Rp.
NIK : 2225 /USAKTI
Pemerintah
Etika Profesi, Auditing, Seminar Riset Auditor Eksternal
Target Tingkat Kesiapterapan
Lingkungan Simulasi)
Produk Inovasi
LUARAN PENELITIAN
1. Karya ilmiah di
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi
sumber daya manusia,
pengaruh kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi
institusi dan
sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pada
Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 185
responden dengan metode penentuan sampel adalah metode purposive
sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada
petugas keuangan
yang berada di 173 unit kerja di bawah Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kompetensi sumber daya
manusia, pengaruh
kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi lembaga
dan sistem
pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan.
Kata kunci: Sistem akuntansi institusi; kompetensi.
6
Assalamu’alaykum Warrahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Hanya
atas izin dan
karunia NYA, segala aktivitas ini terlaksana. Penelitian ini
bertujuan mengungkap faktor yang
mempengaruhi kualitas laporan keuangan instansi pemerintahan,
terkhusus di kantor
Direktorat Jendral Perhubungan Udara. Tiga faktor yang diuji
meliputi Kompetensi
Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Instansi, dan
Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah. Penelitian ini merupakan penelitian unggulan
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Trisakti periode Tahun Akademik 2020/2021.
Peneliti menyampaikan
terimakasih kepada berbagai pihak yang berkontribusi moril dan
materil sejak awal proses
hingga selesai publikasi dan perolehan HKI. Untuk itu, dengan
tulus, kami sampaikan
terimakasih kepada,
2. Tim Dewan Riset Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Trisakti,
3. Jajaran Pimpinan Program Studi Akuntansi FEB Universitas
Trisakti
4. Rekan dosen Jurusan Akuntansi yang tergabung dalam IKJA.
Tahapan yang dilalui dalam proses penelitian ini telah diupayakan
secara hati hati dan
memenuhi kaidah ilmiah. Namun kami menyadari sepenuhnya bahwa
penelitian ini
memiliki keterbatasan, sebagaimana yang dicantumkan pada bagian
akhir laporan.
Tentunya kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan,
untuk menjadi
masukan bagi penelitian yang berikutnya.
Semoga penelitian ini memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan
khususnya bagi para
pembaca. Aamiin..
4.1. Analisis
Hasil..........................................................................
26
DAFTAR GAMBAR
Langkah-langkah strategis guna mewujudkan pemerintahan yang baik
menjadi hal
yang sangat penting. Salah satu langkah strategis yang perlu dan
harus dikembangkan
hingga saat ini yaitu dengan mewujudkan suatu iklim kepemerintahan
yang baik (good
governance). Good governance merupakan suatu tuntutan yang harus
dipenuhi guna
mewujudkan visi dan misi pemerintah. Upaya pemerintah untuk
mencapai pemerintahan
yang baik melalui penyediaan pelayanan kepada masyarakat secara
transparansi dan
akuntabilitas yang ditunjukkan pada pencapaian kinerja pemerintah.
Melalui perbaikan
kinerja, pemerintah diharapkan dapat melakukan komunikasi dua arah
dengan masyarakat
dalam rangka memenuhi visi dan misi pemerintah dan mengembalikan
kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa
untuk mewujudkan
suatu pemerintahan yang responsif, bebas KKN serta berkinerja,
akuntabilitas merupakan
kondisi mutlak yang harus dipenuhi. Dalam rangka mewujudkan hal
tersebut, perlu adanya
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat,
jelas, dan nyata
sehingga penyelenggaraan kinerja pemerintah dan pelaksanaan
penyelenggaraan keuangan
negara dapat berlangsung secara efektif, efisien, bersih,
bertanggungjawab, dan bebas dari
KKN. Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan negara, setiap entitas
baik pemerintah
pusat, Kementerian Negara/lembaga, pemerintah daerah, dan satuan
kerja ditingkat
pemerintah pusat wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pemerintah berupa
laporan keuangan. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan
Informasi tentang
jenis dan jumlah Aset (aktiva/harta), kewajiban, modal, pendapatan
dan segala perubahan
yang terjadi didalamnya serta penjelasan penting atas aset,
kewajiban, modal, kinerja
manajemen dalam satu periode waktu sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. Oleh
karena itu, selain memperhatikan kuantitas/isi laporan keuangan,
Pemerintah juga perlu
10
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang standar
akuntansi
pemerintahan adalah dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat
diperbandingkan, dimana
laporan keuangan dihasilkan dari suatu proses yang didasarkan pada
input yang benar,
proses yang berjalan, dan output yang dihasilkan. Ketiga
aspek/bagian tersebut harus saling
terpadu dan berkesinambungan sebagai suatu pondasi sistem pelaporan
keuangan yang
baik. Untuk mencapai sistem pelaporan keuangan yang baik dibutuhkan
sumber daya
manusia yang berkompeten dalam menyusun informasi pada laporan,
proses sistem
akuntansi yang bener dan pengendalian dalam rangka pemeriksaan dan
tindakan preventif
mencegah penyusunan laporan keuangan yang bebas dari salah saji
material.
Penggunaan dari sistem akuntansi instansi tidak akan berjalan
dengan baik jika
tidak didukung dengan kualitas sumber daya manusia yang baik pula
pada suatu instansi
pemerintahan. Oleh karena itu, kompetensi sumber daya manusia
memiliki pengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan. Untuk menghasilkan informasi
keuangan yang
bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan, maka
laporan keuangan
harus disusun oleh tim kerja yang memiliki kapasitas dan kompetensi
dibidang pengelolaan
keuangan dan sistem akuntansi. Namun sudah menjadi permasalahan
umum diinstansi
pemerintah baik pusat maupun daerah, untuk penataan pegawai masih
sering tidak sesuai
dengan kebutuhan baik secara kuantitas maupun kualitas. Hal
tersebut berkaitan dengan
pengembangan suatu organisasi yang masih mempertimbangkan
kewenangan sementara
kualitas sumber daya manusia yang ada belum memenuhi capaian
kompetensi yang
seharusnya, sehingga perlu adanya upaya dan tindakan dari
pemerintah dalam
meningkatkan kualitas SDM, begitu juga dengan keterkaitan sistem
pengendalian intern
terhadap kualitas laporan keuangan. Pengawasan intern telah
berjalan dengan baik apabila
suatu lembaga/instansi pemerintah telah melaksanakan
program/kegiatan dan kinerjanya
sesuai dengan tugas dan fungsi secara efektif dan efisien sesuai
ketentuan yang berlaku.
Salah satu penyebab kualitas informasi laporan keuangan belum
memenuhi kepuasan dari
para pengambil keputusan dikarenakan sistem pengendalian internal
belum berfungsi
secara efektif. Seharusnya auditor internal melakukan review secara
terus menerus sejak
proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran sampai pada pelaporan
untuk mendeteksi
11
lebih awal, sehingga tidak membuka peluang bagi terjadinya
penyimpangan dalam
pelaksanaan anggaran dan kesalahan saji material yang dapat
mempengaruhi kualitas
informasi pada laporan keuangan tersebut, tidak hanya itu, dalam
perannya sebagai
konsultan dan katalis, aparat pengawas intern harus dapat
memberikan keyakinan atau
mampu menjamin terwujudnya tujuan unit kerja sesuai sasaran dan
peraturan perundang-
undangan. Dari sisi quality control, peran Aparat Pengawas Intern
Pemerintah masih
terbatas dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan pengelolaan
keuangan. Aparat
Pengawas Intern Pemerintah belum melakukan pengawasan secara
konsisten sejak proses
penyusunan anggaran hingga pelaporan keuangan. Padahal keberadaan
para auditor internal
merupakan salah satu faktor keberhasilan karena merupakan lini
terdepan dalam
pelaksanaan kegiatan pengawasan dan sebagai deteksi awal jika
terjadi penyimpangan.
Kondisi dimana kompetensi sumber daya manusia, proses kerja sistem
akuntansi
instansi dan peran sistem pengendalian intern memiliki pengaruh
terhadap laporan
keuangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara didukung dari hasil
evaluasi temuan atas
kelemahan sumber daya manusia dalam penatausahaan aset tetap dan
persediaan,
inventarisasi aset dan penertiban aset, kepatuhan Aparat Pengawas
Intern Pemerintah dalam
hal ini Inspektorat Jenderal belum melakukan tindakan tegas
terhadap unit kerja yang
belum melakukan penyetoran ke kas negara atas kelebihan pembayaran
dan penarikan
denda keterlambatan dan adanya kelemahan pada penggunaan aplikasi
SAI dalam hal ini
aplikasi SIMAK-BMN dimana masih terdapat ketidaksesuaian pencatatan
akuntansi dengan
SAP yang sifatnya masih non material. Dari temuan diatas
disampaikan adanya
rekomendasi agar pimpinan segera melakukan diklat atau pelatihan
sumber daya manusia
untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi SDM, memberikan sanksi
kepada pihak-
pihak terkait yang lalai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
kepada inspektorat
jenderal untuk bertindak tegas dalam menindaklanjuti hasil temuan
serta agar pengelola
barang segera berkoordinasi dengan pihak yang terkait langsung
dengan aplikasi BMN atas
update aplikasi yang mempengaruhi laporan keuangan. Hasil
pemeriksaan yang diterima
oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara merupakan suatu pedoman
untuk melakukan
peningkatan lebih baik terkait pengelolaan keuangan negara, menjadi
momentum untuk
terus melanjutkan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya
manusia, kualitas
12
anggaran keuangan negara.
1. Apakah Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap
kualitas laporan
keuangan?
keuangan?
kualitas laporan keuangan?
1.3. Tujuan Penelitian
kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi instansi
dan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah mempengaruhi kualitas
keuangannya?
1.4. Batasan Penelitian
laporan keuangan yang transparansi dan akuntabilitas guna
memperoleh opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan dan penilaian
kinerja yang
meningkat dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan dan bagi
masyarakat untuk
lebih mengenal, memahami, dan mempelajari lebih dalam mengenai
pentingnya
kompetensi dan sistem pengendalian intern pemerintah dalam
mewujudkan laporan
keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bebas dari salah saji
material.
1.5. Manfaat Penelitian
pengaruh kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi
instansi dan sistem
pengendalian intern terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan
pemerintah serta
menjadi bahan perbandingan atau acuan dalam pengembangan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang
bermanfaat bagi
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga acuan dalam meningkatkan
kualitas laporan
keuangan yang transparansi dan akuntabilitas guna memperoleh opini
Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan dan penilaian
kinerja yang
meningkat dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan dan bagi
masyarakat untuk
lebih mengenal, memahami, dan mempelajari lebih dalam mengenai
pentingnya
kompetensi dan sistem pengendalian intern pemerintah dalam
mewujudkan laporan
keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bebas dari salah saji
material.
14
Teori kegunaan keputusan berisi kumpulan komponen yang perlu
dipertimbangkan
oleh para penyaji informasi agar cakupan yang ada dapat memenuhi
kebutuhan para
pengambil keputusan yang mencakup nilai relevan dan reliabilitas.
Nilai relevan
digambarkan sebagai kualitas informasi dimana informasi tersebut
berhubungan erat
dengan pokok masalah yang ada dan berhubungan secara langsung dalam
pengambilan
keputusan oleh pemakai. Reliabilitas digambarkan sebagai kualitas
pemberian jaminan
bahwa informasi yang ada secara rasional bebas dari kesalahan/bias
serta
menginformasikan apa yang digambarkan. Agar relevan maka informasi
tersebut harus
bersifat logis jika dihubungkan dengan pengambilan keputusan.
Informasi akuntansi harus
memiliki kapabilitas yang ditempuh dengan cara membantu para
pemakai dalam
membentuk prediksi tentang hasil dari kejadian masa lalu, sekarang,
dan yang akan datang
atau untuk menggambarkan prediksinya.
Teori kegunaan keputusan informasi sangat relevan dengan yang
digunakan oleh
sistem akuntansi di Indonesia sesuai yang berlaku pada Standar
Akuntansi Pemerintahan
Indonesia (SAP). Standar Akuntansi Pemerintahan didasarkan pada
empat persyaratan
normatif yakni: relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat
dipahami. Keempat syarat ini
melengkapi dan menjadi dasar penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
ditingkat Pusat
dan untuk karakteristik laporan keuangannya menjadi bagian dari
prinsip akuntansi dan
pelaporan keuangan. Dengan adanya SAP, diharapkan dapat mewujudkan
good governance
dan memenuhi kebutuhan berbagai pihak sehingga mampu mengakomodasi
beragamnya
pemahaman pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan.
15
2.1.2. Teori Stewardship (Stewardship Theory) dan Teori Agensi
(Agency Theory)
Dalam penelitiannya, Donaldson dan Davis (dalam Nosihana dan Yaya,
2016)
menyatakan bahwa teori stewardship menggambarkan situasi dimana
para manajemen tidak
memiliki motivasi untuk mencapai tujuan individu tetapi lebih
ditujukan pada kepentingan
organisasi sebagai sasaran utama. Teori stewardship ini
mengasumsikan dan
menggambarkan adanya hubungan yang kuat antara kepuasan dan
kesuksesan organisasi.
Dalam konsep pemerintahan, manajemen dituntut agar mampu memberikan
pelayanan
yang baik dan sempurna untuk kepentingan masyarakat. Akuntansi
sebagai penggerak
(driver) berjalannya sebuah transaksi dengan semakin kompleksnya
permasalahan yang ada
dalam manajemen pemerintahan menjadi sebuah tuntutan akan
akuntabilitas dari organisasi
pemerintah. Pemerintah akan semakin sulit untuk melaksanakan
sendiri fungsi-fungsi
pengelolaan keuangannya. Pemisahan antara fungsi kepemilikan dengan
fungsi pengelolaan
akan menjadi lebih kompleks sehingga pemerintah pada tingkat pusat
sebagai sentral acuan
penyelenggaran Keuangan Negara perlu mempercayakan pengelolaan
sumber daya tersebut
kepada pihak-pihak yang lebih berkapabilitas dibidangnya.
Kapabilitas pada suatu
perusahaan dilihat dari kualitas sumber daya yang dimiliki secara
khusus sumber daya
manusia sebagai penggerak organisasi yakni kompetensi yang dimiliki
sumber daya
manusia tersebut diantaranya keahlian dan attitude (tanggungjawab).
Untuk dapat
melaksanakan seperangkat aturan pengelolaan keuangan pemerintah,
diperlukan SDM yang
memiliki kompetensi atau berlatar belakang akuntansi terutama dalam
memahami setiap
aturan dalam akuntansi dan memahami dokumen sumber pada penyusunan
Laporan
Keuangan, hal ini dapat menghindari kesalahan pada pengakuan dan
pemahaman kesalahan
dalam menyusun laporan sehingga laporan keuangan yang disajikan
akuntabel dan dapat
dipahami oleh penggunanya untuk pengambilan keputusan.
Agency Theory menyebutkan bahwa perusahaan adalah tempat atau dasar
dalam
berinteraksi bagi hubungan kontrak yang melibatkan manajemen,
pemilik, dan kreditor.
Dalam hubungan keagenan, terjadi kontrak antara satu pihak dengan
pihak lain yaitu
pemilik dengan agen. Dalam kontrak, agen memiliki kewajiban
melakukan beberapa jasa
berdasarkan pendelegasian wewenang dari pemilik untuk pengambilan
keputusan bagi
kepentingan pemilik. Karena kepentingan kedua pihak tersebut tidak
selalu beriringan,
16
sering terjadi benturan kepentingan antara pemilik (prinsipal)
dengan pihak yang diserahi
untuk mengelola (agen). Dalam konteks keagenan, baik prinsipal
maupun agen
diasumsikan sebagai aktor ekonomi yang rasional dan bertindak
semata-mata untuk
kepentingan pribadi (self interest), hal ini jelas berbeda dengan
teori stewardship
sebelumnya. Sejalan dengan kenyataan yang ada, manajer tidak selalu
bertindak sesuai
keinginan shareholders. Salah satu penyebabnya adalah moral hazard.
Manajer dapat
melakukan moral hazard karena adanya kondisi asimetri informasi
antara manajemen
dengan yang lebih menguntungkan bagi pemegang saham. Dalam teori
keagenan,
dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator antara
prinsipal dan agen. Pihak
ketiga ini berperan dalam memonitor perilaku manajer sebagai agen
dan memastikan
bahwa agen bertindak sesuai dan sejalan dengan kepentingan
prinsipal. Misalnya audit
yang dianggap sebagai alat untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan
harus melalui
tahapan pemeriksaan kemudian dilanjutkan pada aspek pengawasan,
yang dilakukan oleh
pengendali intern, yakni Pengendali Internal Pemerintah.
Pelaksanaan pengawasan ini
diarahkan untuk membina unit kerja di lingkungan Kementerian atau
Lembaga dengan
menempatkan auditor sebagai fasilitator, agen perubahan yang
mendorong ke arah lebih
baik, sebagai konsultan dan penasehat dalam pengelolaan sumber daya
sebagai upaya
pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan Katalis, sebagai
fasilitator dan
agen perubahan guna terwujudnya tujuan unit kerja sesuai sasaran
dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Agoes (2017) mengungkapkan bahwa laporan keuangan adalah suatu
penyajian data
keuangan termasuk catatan yang menyertai, bila ada, yang
dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aset) dan/atau kewajiban
entitas pada saat
tertentu atau perubahan atas aset dan/atau kewajiban selama suatu
periode tertentu sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntanis
komprehensif selain
standar akuntanis yang berlaku umum. Suatu laporan keuangan
dikatakan bermanfaat bagi
para penggunanya jika laporan keuangan tersebut memiliki nilai
informasi yang disajikan
benar dan dapat digunakan dalam sebuah pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang
17
berkualitas dan dapat disajikan benar tentunya memiliki kriteria
tersendiri yang tercakup
pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah,
apabila laporan tersebut memenuhi kriteria karakteristik kualitatif
laporan keuangan yakni
relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan. Berdasarkan
pemahaman diatas
disimpulkan bahwa tingkat baik buruknya kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah adalah
dengan mendasarkan pada karakteristik kualitatif informasi keuangan
dan pengungkapan
secara penuh dan wajar.
Kompetensi adalah sebuah kombinasi antara keterampilan (skill),
pengetahuan
(knowledge) dan atribut personal yang tercermin melalui perilaku
kinerja (job behavior)
dan sikap (attitude) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi.
Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa kompetensi merupakan suatu kemampuan dan
pemahaman dalam
mencapai kinerja guna menghasilkan suatu keluaran baru (output) dan
mewujudkan hasil-
hasil yang diperoleh (outcomes). Menurut Keputusan Kepala Badan
Kepegawaian Nasional
dalam Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Struktural
Pegawai Negeri Sipil
(Keputusan Kepala BKN Nomor 46A Tahun 2003) mengungkapkan bahwa
kompetensi
adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang pegawai
negeri sipil berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan tugas
jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat
melaksanakannya tugas
jabatannya secara profesional, efektif dan efisien.
Sumber Daya Manusia merupakan suatu acuan dan penggerak dalam
membuat
laporan keuangan yang berkualitas. Hal ini dikarenakan, seseorang
yang menyusun laporan
keuangan adalah mereka yang sudah menguasai secara paham Standar
Akuntansi
Pemerintah (SAP) dan peraturan perundangan yang berlaku. Sumber
daya manusia dengan
kompetensi yang baik terutama dalam memahami setiap aturan,
kebijakan berkaitan dengan
akuntansi dan mampu memahami dokumen sumber pada penyusunan Laporan
Keuangan
dapat menghindari kesalahan pada pengakuan dan pemahaman kesalahan
dalam menyusun
laporan sehingga informasi keuangan yang disajikan akuntabel dan
dapat dipahami oleh
penggunanya untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan hal tersebut
disimpulkan terdapat
18
keterampilan dan perilaku individu.
2.1.5. Sistem Akuntansi Instansi
Mulyadi (dalam Fitri dan Suratno, 2018) menjelaskan bahwa sistem
akuntansi
merupakan suatu sistem atau organisasi formulir, catatan, dan
laporan yang dikoordinasi
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen
guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Sistem tersebut disusun
agar dapat
mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan transaksi/ekonomi dan
merupakan bagian
dari sistem informasi manajemen. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8
tahun 2006
tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah pada
Pasal 1 Ayat 10
disebutkan bahwa sistem akuntansi pemerintahan merupakan rangkaian
sistematik dimulai
dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi
akuntansi sejak analisis transaksi keuangan sampai dengan pelaporan
keuangan di
lingkungan organisasi pemerintah. Dengan demikian sistem akuntansi
pemerintah adalah
sistem pencatatan yang menghasilkan rangkaian informasi keuangan
untuk tujuan intern
pemerintah juga untuk tujuan luar organisasi. Kerangka umum Sistem
Akuntansi
Pemerintah Pusat (SAPP) memiliki dua subsistem, yaitu Sistem
Akuntansi Bendahara
Umum Negara (SABUN) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Sistem
Akuntansi
Bendahara Umum Negara dilaksanakan oleh Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum
Negara (Chief Financial Officer). Sistem Akuntansi Instansi
dilaksanakan oleh
Menteri/Ketua Lembaga/Badan Teknis selaku Chief Operational Office.
Dalam Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 233/PMK.05/2011 tentang
Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat menyatakan bahwa
Sistem
Akuntansi Instansi adalah serangkaian prosedur manual (pencatatan
formulir dan dokumen)
maupun yang terkomputerisasi mulai dari penganggaran, pengumpulan
data, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan transaksi keuangan dan
operasi keuangan pada
Kementerian Negara/Lembaga. Sistem Akuntansi Instansi berlaku untuk
seluruh unit
organisasi pemerintah pusat. Sistem Akuntansi Instansi memiliki dua
subsistem yakni:
Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem
Informasi Manajemen dan
19
penyusunan laporan keuangan tidak berjalan sesuai sistem akuntansi
instansi seperti
kesalahan dalam memahami dokumen sumber, kesalahan pencatatan
pendapatan dan
beban, maka akan menimbulkan laporan keuangan yang disusun tidak
akuntabel.
2.1.6. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Sistem
Pengendalian Intern
adalah proses yang berjalan integral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara
konsisten oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas
tercapainya/ terwujudnya tujuan organisasi melalui kegiatan yang
efektif dan efisien,
keandalan dari pelaporan keuangan, pengamanan aset Negara, dan
ketaatan terhadap
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) adalah sistem pengendalian intern yang
diselenggarakan secara
menyeluruh di lingkungan baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Pengawasan
Intern adalah seluruh rangkaian proses kegiatan mulai dari audit,
reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan memadai bahwa
serangkaian proses
tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan standar
yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien untuk kepentingan organisasi melalui
keputusan pimpinan guna
mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik. Proses
pengendalian menyatu pada
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara konsisten oleh pimpinan
dan seluruh pegawai.
Oleh karena itu, yang menjadi pondasi dan dasar dari pengendalian
adalah orang-orang
(SDM) di dalam organisasi tersebut yang membentuk lingkungan
pengendalian yang baik
dalam mencapai sasaran tujuan instansi pemerintah. Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2008, Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, SPIP terdiri
dari lima unsur
utama yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan
pengendalian, informasi
dan komunikasi, dan pemantauan pengendalian intern.
20
X1 (+)
X2
X3
Kompetensi sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang
sangat
mempengaruhi kinerja pegawai baik dalam perusahaan maupun instansi.
Setiap pegawai
harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik, keterampilan,
dan sikap (attitude)
yang baik dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
Trisnawati dan
Wiratmaja (2018) menyatakan bahwa variabel kompetensi sumber daya
manusia
berpengaruh positif terhadap kualitas informasi laporan keuangan
terbukti. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin baik kompetensi yang dimiliki sumber daya
manusia dalam
sebuah institusi, maka kualitas informasi laporan keuangan yang
disajikan juga semakin
baik.
H1 : Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan
2.3.2. Penerapan Sistem Akuntansi Instansi dan Kualitas Laporan
Keuangan
21
berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi secara khusus perlu
diselenggarakan dengan
profesional, transparan dan bertanggungjawab sesuai dengan aturan
perundang-undangan
yang berlaku. Sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan Nomor
233/PMK.05/2011
merupakan jabaran dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan
Peraturan
Perundang-Undangan lainnya yang diharapkan menjadi penunjang
terselenggaranya good
governance dibidang pengelolaan keuangan Negara. Berdasarkan
penelitian sebelumnya
oleh Darmawan dan Darwanis (2018) menyatakan bahwa Sistem Akuntansi
berpengaruh
secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan
uraian di atas, penelitian
ini dimaksudkan untuk meneliti tentang hubungan antara Sistem
Akuntansi Instansi
terhadap kualitas laporan keuangan Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara.
H2 : Sistem Akuntansi Instansi berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan
2.3.3. Sistem Pengendalian Intern dan Kualitas Laporan
Keuangan
Sistem pengendalian intern merupakan cara untuk mengawasi kinerja
sumber daya
manusia pada suatu organisasi serta berperan penting dalam mencegah
dan mendeteksi
adanya kecurangan (fraud) pada penyajian dan pengungkapan informasi
laporan keuangan.
Pengendalian internal memiliki peranan penting dalam mencapai
tujuan suatu organisasi
baik organisasi bisnis maupun sektor publik seperti organisasi
pemerintah. Mardiana dan
Fahlevi (2017) menyatakan bahwa variabel sistem pengendalian
internal berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah Kota Depok.
Semakin baik pengendalian internal suatu organisasi maka semakin
baik juga kualitas
laporan keuangan daerah yang disajikan. Berdasarkan uraian di atas,
penelitian ini
dimaksudkan untuk meneliti kembali hubungan antara sistem
pengendalian intern terhadap
kualitas laporan keuangan Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara.
H3 : Sistem Pengendalian Intern berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan
22
Road Map Penelitian Individu berbasis RIRN Universitas Trisakti
2017 – 2045
Green Society : Teknologi Informasi, Sos Hum, Budaya &
Pendidikan
Harti Budi Yanti
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data
primer
adalah jenis data yang diperoleh langsung tanpa perantara dalam
bentuk pernyataan secara
terstruktur. Teknik yang digunakan dengan menyebarkan kuesioner
elektronik kepada
setiap target responden. Metode kuesioner ini digunakan untuk
memperoleh informasi
mengenai Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Akuntansi Instansi,
dan Sistem
Pengendalian Intern, sehingga dapat dianalisis pengaruhnya terhadap
kualitas laporan
keuangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Pengisian kuesioner
dilakukan secara
langsung oleh responden dengan memberikan tanda atas jawabannya
pada kuesioner yang
sudah disediakan.
Penentuan populasi terhadap responden didasarkan pada metode
purposive
sampling. Metode ini digunakan karena informasi yang akan diambil
berasal dari kriteria
tertentu berdasarkan pertimbangan yang dipilih oleh peneliti.
Responden dalam penelitian
ini adalah pegawai yang melaksanakan penyusunan laporan keuangan
instansi yakni
operator akuntansi (petugas penyusun laporan keuangan SAIBA) dan
operator SIMAK-
BMN (petugas penyusun laporan keuangan BMN) di 173 satuan kerja
atau unit pelaksana
teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Dalam
penelitian ini, jumlah petugas
penyusun laporan keuangan yang dijadikan sampel penelitian sebanyak
185 orang
penyusun laporan keuangan. Jumlah petugas penyusun laporan keuangan
yang akan
dijadikan sampel penelitian didasarkan pada rumus penentuan sampel
Slovin (Supriyanto
dan Iswandiri, 2017)
Pengukuran indikator pada setiap variabel menggunakan 5 tingkatan
skala likert
yang digunakan untuk mengukur sikap, persepsi dan pendapat
seseorang atau kelompok
terhadap suatu fenomena sosial yang nyata terjadi.
a. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah adalah apabila laporan
tersebut memenuhi
kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan yakni relevan,
andal, dapat
dipahami, dan dapat dibandingkan.( Peraturan Pemerintah Nomor 71
tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintah). Variabel ini diukur
berdasarkan instrumen
yang diadopsi oleh Dermawan (2018), berisi 10 butir
pernyataan.
24
b. Kompetensi sumber daya manusia adalah kompetensi adalah
kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki seorang pegawai negeri sipil berupa
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
tugas
jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat
melaksanakannya tugas
jabatannya secara profesional, efektif dan efisien.( Keputusan
Kepala Badan
Kepegawaian Nasional dalam Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi
Jabatan
Struktural Pegawai Negeri Sipil (Keputusan Kepala BKN Nomor 46A
Tahun 2003).
Variabel ini diukur dengan 9 butir pernyataan dengan instrumen yang
diadopsi dari
Dermawan (2018) dan Mardiana (2017).
c. Sistem Akuntansi Instansi adalah sistem akuntansi pemerintahan
merupakan
rangkaian sistematik dimulai dari prosedur, penyelenggara,
peralatan, dan elemen
lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi
keuangan sampai
dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah
(Peraturan
Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan
kinerja instansi
pemerintah pada Pasal 1 Ayat 10). Variabel ini diukur dengan 12
butir pernyataan
berdasarkan instrumen yang diadopsi dari Yusniar (2016)
d. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah proses yang
berjalan integral pada
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara konsisten oleh pimpinan
dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya/
terwujudnya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan dari
pelaporan keuangan, pengamanan aset Negara, dan ketaatan terhadap
ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Peraturan Pemerintah
Nomor 60
Tahun 2008). Variabel ini diukur dengan 14 butir pernyataan
berdasarkan instrumen
yang diadopsi oleh Yusniar (2016).
3.3. Metode Analisis
teknik analisis regresi linier berganda. Setelah data ditabulasi,
maka akan dianalisis dengan
25
tahapan (1) uji kualitas data meliputi uji validitas, uji
reliabilitas dan uji normalitas. (2)
Pengujian hipotesis meliputi tahap uji koefisien determinasi, Uji F
(kelayakanan model)
dan Uji T (uji hipotesis).
3.4. Indikator Capaian Penelitian
Teknologi(Technology Readiness Level) penelitian ini yang berada
pada tahapan 5, yaitu
Riset Terapan. Maka indicator capaian penelitian ini sbb:
Tabel 3.1
2 Dukungan Data Awal, Hipotesis, Desain &
Prosedur Litbang telah dieksplorasi √
komplit √
Simulasi atau Contoh/ Kegiatan Litbang √
5 Kelengkapan dan Analisis Data pada Lingkungan
Simulasi/ Kegiatan Litbang √
Indonesia yang membidangi urusan transportasi, secara langsung
berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor
KM 60 tahun 2010 tentang Organsasi dan tata kerja Kementerian
Perhubungan, Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara adalah unsur pelaksana sebagian tugas
dan fungsi
Kementerian Perhubungan Indonesia, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada
Menteri Perhubungan. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dipimpin
oleh Direktur
Jenderal. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mempunyai tugas
merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang
perhubungan udara, menangani
administrasi dan penataan penerbangan sipil dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia,
juga salah satu entitas akuntansi dibawah Kementerian Perhubungan
yang berkewajiban
menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan
berupa Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan
Keuangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengacu pada
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016
(perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015) tentang Pedoman
Penyusunan dan
Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, serta
Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-55 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Jumlah satuan kerja di
lingkup
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah 173 satker.
4.1.2. Profil Responden Penelitian
Pria 95 51,9 51,9 51,9
Wanita 88 48,1 48,1 100,0
Total 183 100,0 100,0
Total 183 100,0 100,0
Total 183 100,0 100,0
Non Akuntansi 113 61,7 61,7 100,0
Total 183 100,0 100,0
Total 183 100,0 100,0
Jarang 107 58,5 58,5 71,0
28
Total 183 100,0 100,0
1) Berdasarkan Usia
Dapat diketahui bahwa umur termuda responden yaitu berada pada
rentang 20 – 35
tahun sebanyak 122 responden dan umur tertua responden adalah lebih
dari 45
tahun sebanyak 10 responden dan umur dengan rentang 36 – 45 tahun
sebanyak 51
responden. Responden terbanyak dalam penelitian ini berada pada
kisaran umur 20
– 35 tahun dengan persentase 66,7% dari total responden.
2) Berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 95 orang atau
51,9% dari
total responden, dan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak
88 orang
atau 48,1% dari total responden.
3) Berdasarkan Pendidikan
orang. Responden terbanyak dalam penelitian ini memiliki pendidikan
terakhir S1
yang berjumlah 76 orang dengan persentase 41,5% dari total
responden.
4) Berdasarkan Masa Kerja atau Lama Bekerja
Data masa kerja responden dibedakan menjadi 3 kriteria. Masa kerja
paling
singkat yang dimiliki responden adalah di rentang kurang dari 5
tahun dengan
jumlah 44 orang atau 24% dari total responden. Responden terbanyak
dalam
penelitian ini memiliki masa kerja diantara rentang waktu 5 sampai
dengan 10
tahun dengan jumlah 75 orang atau 41% dari total responden.
5) Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Responden terbanyak dengan latar belakang non akuntansi sebanyak
113 orang
dengan persentase 61,7% dari total responden dibandingkan dengan
responden
dengan latar belakang akuntansi yang hanya memiliki persentase
38,3% dari total
responden dengan jumlah 70 orang. Hasil ini menunjukkan bahwa
banyak
29
responden yang bekerja sebagai penyusun laporan keuangan namun
dengan latar
pendidikan non akuntansi.
adalah kategori tidak pernah mengikuti pelatihan akuntansi sebanyak
23 orang
dengan persentase 12,6% dari total responden. Dan kristeria
tertinggi adalah
kategori jarang mengikuti pelatihan akuntansi (artinya pernah namun
tidak sering
mengikuti diklat atau bimbingan teknik akuntansi) yaitu sebanyak
107 orang
dengan persentase 58,5% dari total responden.
4.1.3. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, mean merupakan nilai rata-rata dari
keseluruhan responden
sedangkan standar deviasi merupakan variasi jawaban responden.
Apabila standar deviasi
yang diberikan mendekati nol, maka jawaban responden semakin tidak
bervariasi. Nilai
minimum adalah jawaban terendah yang dipilih responden dan nilai
maksimum adalah
jawaban tertinggi yang dipilih oleh responden.
Tabel 4.2.
N Min Max Mean
Sistem Akuntansi Instansi 183 1.00 5.00 4.248
Sistem Pengendalian Internal 183 1.00 5.00 4.055
Kualitas Lapoaran Keuangan 183 1.00 5.00 4.092
Valid N (listwise) 183
Berdasarkan data pada Analisis Deskriptif Variabel dapat
disimpulkan untuk
variabel kompetensi, memiliki nilai maksimum 5; nilai minimum 1;
nilai rata-rata
kompetensi sebesar 4.051. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
yang tinggi
mendekati nilai maksimum atau nilai 5, tersebut dapat dikatakan
bahwa sebagian besar
responden memiliki kompetensi atau kemampuan yang cukup
tinggi.
Untuk sistem akuntansi instansi, memiliki nilai maksimum 5; nilai
minimum 1; nilai
rata-rata Sistem Akuntansi Instansi sebesar 4.248. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai rata-
rata yang tinggi mendekati nilai maksimum atau nilai 5, tersebut
dapat dikatakan bahwa
sebagian besar responden memiliki pemahaman atas sistem akuntansi
instansi yang tinggi.
Untuk variabel sistem pengendalian internal, memiliki nilai
maksimum 5; nilai
minimum 1; nilai rata-rata sistem pengendalian internal sebesar
4.055. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang tinggi mendekati nilai
maksimum atau nilai 5,
tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden memiliki
persepsi atas peran
sistem pengendalian internal yang tinggi.
Untuk variabel kualitas lapoaran keuangan, memiliki nilai maksimum
5; nilai
minimum 1; nilai rata-rata kualitas lapoaran keuangan sebesar
4.092. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai rata-rata yang tinggi mendekati nilai maksimum atau
nilai 5, tersebut dapat
dikatakan bahwa sebagian besar responden memiliki kemampuan serta
pemahaman atas
pengaruh kualitas laporan keuangan terhadap laporan itu sendiri
yang tinggi.
4.1.4. Uji Kualitas Data
Kualitas Laporan Keuangan dikatakan Valid dikarenakan nilai R
Hitung (Pearson
Correlation) > R Tabel. Dari hasil uji realibilitas, diperoleh
nilai-nilai Cronbach alpha dari
semua variabel penelitian ini menunjukkan lebih besar dari 0,600.
Hasil ini menunjukkan
bahwa seluruh pernyataan dalam kuesioner yang diajukan kepada
responden memiliki
tingkat reliabilitas yang baik sehingga layak untuk dijadikan
sebagai instrument penelitian
dan pada penelitian selanjutnya.
2 Sistem Akuntansi
3 Sistem Pengendalian
4 Kualitas Laporan
4.1.5. Pengujian Hipotesis
Nilai adjusted R-square berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan alat uji
regresi berganda diperoleh sebesar 0.521. Dapat diartikan bahwa
kemampuan variabel
bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikat adalah
sebesar 52,1 % sedangkan
sisanya 47,9 adalah dipengaruhi oleh variable lain di luar model
regresi ini. Jika dikaitkan
pada penelitian ini, hasil uji koefisien determinasi ini
menunjukkan bahwa sebesar 52,1%
kualitas laporan keuangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
dipengaruhi oleh faktor
kompetensi sumber daya manusia, sistem akuntansi instansi, dan
sistem pengendalian
intern, sedangkan sisanya sebesar 47,9% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini. Jadi hasil dari uji R-Square
menyatakan bahwa uji R-
Square sesuai dengan pernyataan yang ada dalam uji koefisien
determinan.
4.1.5.2. Uji F
Pada Uji F, jika dilihat dari tabel Hasil Uji Hipotesis, nilai Sig
0,000 < 0,05 maka
Variabel independent secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependent.
32
maka dapat dikatakan bahwa model regresi memiliki tingkat
kesesuaian model yang baik.
Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel kompetensi sumber daya
manusia, sistem
akuntansi instansi, dan sistem pengendalian intern berpengaruh
signifikan (dapat
memprediksi) terhadap variabel kualitas laporan keuangan.
Tabel 4.4.
Daya Manusia memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
laporan keuangan,
pernyataan ini didukung karena nilai signifikansi (H1) yaitu 0.043
< 0.05 sehingga Ha1
diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian Darmawan dan Darwanis
(2018) yang
menyatakan bahwa variabel kompetensi sumber daya manusia
berpengaruh positif
Variabel Simbol Ekspektasi Koefisien F
Sig
(2-
tailed)
Simpulan
Uji
Normalitas
Uji t
H1
diterima
Sistem
Akuntansi
Instansi
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dalam menyelesaikan kinerjanya
sehingga dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi akan
dapat menyelesaikan pekerjaanya secara efisien dan efektif. Adanya
kompetensi sumber
daya manusia maka akan mendukung ketepatan waktu pembuatan laporan
keuangan.
4.2.2. Penerapan Sistem Akuntansi Instansi dan Kualitas Laporan
Keuangan
Hasil Pengujian Hipotesis Kedua (H2) menunjukan bahwa Sistem
Akuntansi
Instansi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
laporan keuangan,
pernyataan ini didukung karena nilai signifikansi (H2) yaitu 0.001
< 0.05 sehingga Ha2
diterima. Hal ini sesuai dengan Penelitain yang dilakukan oleh
Najati dan Pituringsih
(2017) yang menyampaikan bahwa variabel peran Sistem Akuntansi
Instansi Berbasis
Akrual (SAIBA) berpengaruh signifikan dan positif terhadap
peningkatan kualitas Laporan
Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL), artinya bahwa implementasi
Sistem akuntansi
instansi berpengaruh positif terhadap penggunaan aplikasi SAIBA dan
penggunaan aplikasi
SAIBA berpengaruh positif dan signifikan terhadap LKKL. Suatu
informasi yang disajikan
membutuhkan sebuah sistem dalam penyusunannya. Sistem Akuntansi
Intansi adalah
rangkaian prosedur yang dilakukan mulai dari mengumpulkan,
mencatat, menggolongkan,
dan meringkas serta melaporkan transaksi. Penerapan sistem
akuntansi keuangan instansi
diperlukan untuk menghasilkan keluaran berupa laporan keuangan yang
tepat dan akurat.
Laporan keuangan instansi yang akurat menjadi dasar untuk
pengambilan keputusan. Oleh
karena itu, Kualitas Informasi yang disajikan pada laporan keuangan
Instansi harus dapat
dipertanggungjawabkan, untuk itu diperlukan sebuah Standar
Akuntansi dan Aplikasi
Akuntansi yang mumpuni dimana keduanya menjadi bagian dari sistem
akuntansi instansi.
4.2.3. Sistem Pengendalian Intern dan Kualitas Laporan
Keuangan
34
Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) menunjukan bahwa Sistem
Pengendalian
Internal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
laporan keuangan,
pernyataan ini didukung karena nilai signifikansi (H3) yaitu 0.000
< 0.05 sehingga Ha3
Diterima. Ini selaras dengan penelitian terdahulu oleh Mardiana dan
Fahlevi (2017)
menyatakan bahwa variabel sistem pengendalian internal berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
Kota Depok. Sistem
pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengawasi kinerja
sumber daya manusia
suatu organisasi serta sangat berperan penting dalam pencegahan dan
mendeteksi adanya
kecurangan (fraud). Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang Pedoman
Pengeolaan
Keuangan Daerah merupakan sebuah proses yang dirancang untuk
memberikan suatu
keyakinan yang mencukupi dengan sebuah pencapaian tujuan pemerintah
daerah yang
tercermin dan keterandalan laporan keuangan, efisiensi, dan
efektivitas pelaksanaan
program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan
perundang-undangan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern pada
Direktorat Jnederal
Perhubungan Udara sudah efektif dan sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan oleh
pemerintah. Dalam penyusunan laporan keuangan sudah dilakukan
dengan teliti dalam
memerhatikan kebocoran ataupun penyimpangan atas laporan keuangan.
Adanya
pemantauan yang dilakukan oleh pimpinan dengan selalu melakukan
reviu, mengevaluasi
informasi dan melakukan perbaikan sehingga pimpinan selalu memiliki
rencana
pengelolaan selanjutnya atau mengurangi resiko pelanggaran yang
ada. Satuan kerja pada
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sudah menggunakan sistematika
yang sesuai
dengan tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan
kegiatan secara komprehensif
dengan melihat sisi resiko dari faktor eksternal dan faktor
internal.
BAB V
1. Kompetensi Sumber Daya Manusia yang meliputi pengetahuan,
keahlian serta perilaku
atau attitude yang dimiliki seseorang berpengaruh secara signifikan
terhadap Kualitas
Laporan Keuangan.
2. Penerapan Sistem Akuntansi Instansi dengan sumber daya manusia
yang kompeten,
pengendalian internal yang baik, dan adanya dukungan dari pimpinan
serta struktur
organisasi yang jelas berpengaruh secara signifikan terhadap
Kualitas Laporan
Keuangan.
berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Laporan
Keuangan.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang berasal dari persepsi responden yang disampaikan
secara tertulis
dan dengan bentuk instrumen kuesioner mungkin mempengaruhi
validitas hasil dan butir
pernyataannya masih bersifat normatif. Persepsi responden belum
tentu mencerminkan
keadaan yang sebenarnya, untuk itu diharapkan agar penelitian
selanjutnya
mengembangkan setiap butir pernyataan agar menggambarkan keadaan
yang lebih nyata.
Keterbatasan lainnya adalah penelitian ini hanya menggunakan
variabel kompetensi sumber
daya manusia, sistem akuntansi instansi dan sistem pengendalian
intern sehingga
dimungkinkan adanya variabel lain yang mempengaruhi kualitas
laporan keuangan
pemerintah.
Dalam penyusunan laporan keuangan, sebaiknya menempatkan
orang-orang yang
memiliki pengetahuan tentang akuntansi atau menyediakan diklat dan
pelatihan dengan
intensitas lebih banyak dan merata untuk meningkatkan keahlian dan
kompetensi sumber
daya manusia. Perlu ditingkatkan koordinasi antar lembaga penyusun
aplikasi sistem
akuntansi dengan para pengguna agar tercipta keselarasan dan
peningkatan kualitas proses
36
pengolahan data. Selain itu, perlu dilakukan koordinasi yang intens
antara pihak pengawas
internal dengan BPK dalam asistensi Pengelolaan Pelaporan
Keuangan.
Kementerian Keuangan dalam mengeluarkan update aplikasi sistem
akuntansi instansi
yang baru sebaiknya disesuaikan dengan jadwal penyusunan laporan
keuangan agar laporan
keuangan Kementerian/Lembaga dapat diselesaikan sesuai dengan
jadwal penyampaian
laporan keuangan.
variabel bebas lainnya agar penelitian ini terus berkembang.
37
Akbariah, Fitri, Suratno. (2018). Sistem Pengendalian Internal,
Sistem Akuntansi Instansi,
Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kualitas Laporan Keuangan
di
Kementerian Agama Propinsi Banten. Jurnal Riset Akuntansi dan
Perpajakan
JRAP Vol.5 No 1, Juni 2018, hal 37-52, ISSN: 2339-1545. Pada 6 Juni
2020.
Budiastuti, Dyah, Agustinus Bandur, Ph.D. (2018). Validitas dan
Reliabilitas Penelitian
Dilengkapi Analisis dengan NVIVO, SPSS, dan AMOS. Jakarta: Mitra
Wacana
Media.
Hasibuan, Malayu. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi
Revisi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Hery. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Hendriati, Yossi. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Untuk
Meneruskan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi. Jurnal Elektornik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi) Sekolah Tinggi
Ilmu
Ekonomi Galileo ISSN: 2598-8107 Vol. 1 No. 1 November 2017.
http://ejournal.stiegalileo.ac.id. Pada 15 Juni 2020.
Irawan, Aditya, Nanik Suryani. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Fasilitas Kantor,
Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perdagangan
Kota
Semarang. Economic Education Analysis Journal, Vol 7 No 1.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj. Pada 22 Juni
2020.
Luh, Ni Wayan, Ni Nyoman Sri Rahayu. (2020). Pengaruh Pemahaman
Akuntansi,
Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem Pengendalian
Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Journal of accounting. Vol.11
No 2
Januari 2020 pp 170-178, ISSN: 2301-8879.
http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/krisna. Pada 4 Juli
2020.
Mildamayanti, Abdullah, Mulyati Akib. (2018). Pengaruh Sistem
Pengendalian Intern,
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Pemanfaatan
Teknologi
Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Jurnal
Progres Ekonomi Pembangunan (JPEP) Volume 3, No 2 Agustus
2018.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JPEP. Pada 10 Juni 2020.
Nosihana, A., Rizal Yaya. (2016). Internet Financial Reporting dan
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya Pada Pemerintah Kota dan Kabupaten Di Indonesia.
Journal
of accounting and Business Dynamics. Vol.3(2) pp 89-104. Pada 30
Mei 2020.
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
Akuntansi Pemerintah Pusat.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 2019 tentang Tata Cara
Pelaksanaan
Pengawasan Intern.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara.
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-55/PB/2012
tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2013
tentang Pedoman
Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil
Sukrisno, A. (2017). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan
oleh Akuntan Publik
Buku 1 Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Sujarweni, W. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:
Pustaka Baru.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: CV. Alfabeta.
Supriyanto, Wahyu, Rini Iswandiri. (2017). Kecenderungan Sivitas
Akademika Dalam
Memilih Sumber Referensi untuk Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di
Perguruan Tinggi.
Jurnal Berkala Ilmu Perpustakaan dan Infromasi, Vol 13 No 1, Juni
2017 hal 79-86, ISSN:
1693-7740. http://jurnal.ugm.ac.id/bip. Pada 8 Juni 2020.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. (2017). Metode Penelitian untuk
Bisnis: Pendekatan
Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
_____________________________. (2017). Metode Penelitian untuk
Bisnis: Pendekatan
Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Curriculum Vitae
Scopus Id 57211790418
Sinta Id 5986635
Jenis Kelamin Perempuan
Perguruan Tinggi Universitas Trisakti
Telp./Faks. 021-5663232
Larangan Selatan–Ciledug,Tangerang 15154
1998 Strata 2 Program Pascasarjana UGM Ilmu Akuntansi
2016
Konsentrasi Akuntansi
Universitas Trisakti
Ilmu Akuntansi
PELATIHAN PROFESIONAL
2012 Workshop IFRS Series : Penyajian
Laporan Keuangan, Cash Flow dan
Piutang
Manajemen Lanjutan
Aset Desa
Akuntansi
2016 Tim Teknis Penyusun Materi Uji
Kompetensi Teknisi Akuntansi
3 hari
BNSP – LSP TA 3 hari
2019 Pelatihan auditor Internal ISO 9001; 2015
Konsultan 2 hari
Anggota FE-Usakti
di Jakarta)
Whistleblowing (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi)
Ketua
FE-Usakti
dan Persepsi Etis – Studi Pada
Mahasiswa Akuntansi
: Survey pada Auditor Proceeding the 1st Corporate
Sustainability Conference,
November, 2013
Sektor Pemerintahan (Studi Pada Pegawai
Negeri Sipil di Jakarta)
Proceeding the 2nd Corporate
Trisakti International Conference, May 2015
2015 Auditor Expertise, Moral Competency & Whistleblowing
Intentions
Airlangga Accounting International Conference, May 2015
2016 Tecnical, Moral Competence &
Accounting Profession
Moral Competence?
DOI 10.1852/kss.v3i8.2509,
MRAAi, Vol 19, No.1, April.
2020 Effektivitas Satuan Pemeriksaan Internal Pada unit Badan
Layanan Umum
MRAAi, Vol 20, No.1, April.
https://www.trijurnal.lemlit.trisakt
i.ac.id/mraai/article/view/6948
2021
European Journal of Buiness and
Innovation Research, Vol.9, No.3,
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac
.id/mraai/article/view/9151
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
mbicara
Program Doktor Usakti
FE Usakti Pemakalah
FE Usakti Pemakalah
FE Usakti Pemakalah
Manajemen Sistem Informasi Akademik dll) Tahun....sd.....
Anggota Tim Pemetaan Kompetensi Karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Trisakti
2013
Akuntansi Perpajakan Universitas Trisakti
2013-2014
2013-2014
43
Anggota
dan Bisnis Universitas Trisakti untuk Prodi D3 Ekonomi Syariah, D3
Akuntansi Perpajakan, S1 Akuntansi, S1 Manajemen, S1 Ekonomi
Pembangunan, Magister Akuntansi dan PPAk
2018-2019
2019
2019
2018-Sekarang
Riviewer
Jurnal on line dibawah naungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Akuntansi dan Magister Akuntansi
2016- Sekarang
Anggota Auditor Internal ISO 9001; 2015 2019
Anggota Badan Pengawas Internal Universitas Trisakti 2019 –
sekarang
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
2010-kini Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Anggota
2010-kini Lembaga Sertifikasi Profesi-Teknisi
2013-kini Association of Certified Fraud Examiner Associate
Member
2016-2018 Komite Audit BUMD Jasa Sarana Anggota
Jakarta, Agustus 2021
NIK : 2219/Usakti
Lampiran 2
Informasi Volume 21, No. 2 (September), 2021,
Terakreditasi Sinta 2, berjudul “Kualitas Laporan Keuangan
Instansi Pemerintah”, telah di submit dengan bukti submit
sebagai
berikut: