View
163
Download
29
Category
Preview:
DESCRIPTION
konsep leininger dalam keperawatan komunitas
Citation preview
KEPERAWATAN KOMUNITAS
KONSEP TEORI MADELEINE LEININGER DALAM
KEPERAWATAN KOMUNITAS
Oleh
Kelompok 1
1. Ahmad Syahriyadi NIM: 2013003
2. Aurelia Brigita NIM : 2013005
3. Firli Damayanti NIM: 2013016
4. Helda Aida Permata NIM: 2013017
5. Mike Elsyandi NIM: 2013020
6. M. Topan Wijaya NIM : 2013021
7. Radika Kusnora NIM : 2013024
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes MITRA BUNDA PERSADA
BATAM
T.A 2014/2015
LATAR BELAKANG
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditunsjukan
pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan
masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan
sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat secara komprehensi.
Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan tujuan untuk
menekan stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas mengatasi stressor melalui
pencegahan primer, sekunder, tersier. Peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit ini
bisa melalui pelayanan keperawatan langsung dan perhatian langsung terhadap seluruh
masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat
mempengaruhi kesehatan individu, keluarga, dan kelompok. Peningkatan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses dimana individu, keluarga dan
lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab terhadap masyarakat atas
kesehatan diri keluarga dan masyarakat, mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan
diri, keluarga dan masyarakat serta menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan peminpin
yang menggerakan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan berdasarkan azas kemandirian
dan kebersamaan.
2
APLIKASI TEORI MADELEINE LEININGER
Konsep Awal
Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini relevan
untuk keperawatan.
Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas dalam
keperawatan yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur
dan subkultur dengan menghargai prilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit,
kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic
body of knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur yang universal dalam
keperawatan.
Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap
perbedaan kultur.
Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan didalamnya ukuran dari
totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan
dunia, nilai cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta sistem
professional.
Paradigma Keperawatan Teori Keperawatan Leininger
a. Manusia / pasien
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini yang berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan
tindakan
Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap
saat dimanapun dia berada.
b. Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki pasien dalam mengisi
kehidupannnya
c. Lingkungan
Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana pasien dengan
budayanya saling berinteraksi, baik lingkungan fisik, sosial dan simbolik.
d. Keperawatan
3
Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada pasien
dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit.
Konsep Utama Teori Transkultural
1. Culture Care
Nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan diturunkan serta
diasumsikan yang dapat membantu mempertahankan kesejahteraan dan kesehatan serta
meningkatkan kondisi dan cara hidupnya.
2. World View
Cara pandang individu atau kelompok dalam memandang kehidupannya sehingga
menimbulkan keyakinan dan nilai.
3. Culture and Social Structure Dimention
Pengaruh dari factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang mencakup religius,
kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai budaya yang
saling berhubungan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku dalam konteks
lingkungan yaung berbeda
4. Generic Care System
Budaya tradisional yang diwariskan untuk membantu, mendukung, memperoleh kondisi
kesehatan, memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi kecacatan
dan kematiannya.
5. Profesional system
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan yang memiliki
pengetahuan dari proses pembelajaran di institusi pendidikan formal serta melakukan
pelayanan kesehatan secara professional.
6. Culture Care Preservation
Upaya untuk mempertahankan dan memfasilitasi tindakan professional untuk
mengambil keputusan dalam memelihara dan menjaga nilai-nilai pada individu atau
kelompok sehingga dapat mempertahankan kesejahteraan.
7. Culture Care Acomodation
Teknik negosiasi dalam memfasilitasi kelompok orang dengan budaya tertentu untuk
beradaptasi/berunding terhadap tindakan dan pengambilan kesehatan.
8. Cultural Care Repattering.
Menyusun kembali dalam memfasilitasi tindakan dan pengambilan keputusan
professional yang dapat membawa perubahan cara hidup seseorang.
4
9. Culture Congruent / Nursing Care
Suatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan dan cara hidup
individu/ golongan atau institusi dalam upaya memberikan asukan keperawatan yang
bermanfaat.
Transkultural Care Dengan Proses Keperawatan
Model konseptual asuhan keperawatan transkultural dapat dilihat pada gambar berikut.
5
Penerapan teori Leineger (Sunrise Model) pada proses keperawatan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Proses
Keperawatan
Sunrise Model
Pengkajian dan
Diagnosis
Pengkajian terhadap Level satu, dua dan tiga yang meliputi :
Level satu : World view and Social system level
Level dua : Individual, Families, Groups communities and
Institution in diverse health system
Level tiga : Folk system, professional system and nursing
Perencanaan
dan
Implementasi
Level empat : Nursing care Decition and Action
Culture Care Preservation/maintanance
Culture Care Accomodation/negotiations
Culture Care Repatterning/restructuring
Evaluasi
Analisis Teori Transcultural Nursing
1. Kemampuan teori menhubungkan konsep dalam melihat penomena
Teori Transcultural Nursing yang digambarkan dalam Sunrise Model menunjukan
bahwa level satu dan dua dari teori memilki banyak kesamaan dengan beberapa teori
keperawatan lainnya sedangkan pada level ketiga dan keempat memiliki perbedaan
spesifik dan bersifat unik jika dibandingkan dengan teori lainnya.
2. Tingkat Generalisasi Teori
Teori dan model yang dikemukan oleh Leininger relatif tidak sederhana, namun
demikian teori ini dapat didemontrasikan dan diaplikasikan sehingga dapat diberikan
justifikasi dan pembenaran bagaimana konsep-konsep yang dikemukakan saling
berhubungan.
3. Tingkat Kelogisan Teori
Kelogisan teori Leininger adalah pada fokus dari pandangganya dengan melihat bahwa
latar belakang budaya pasien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) yang berbeda
sebagai bagian penting dalam rangka pemberian asuhan keperawatan.
4. Testabilitas teori
6
Teori Cultural care diversity and Universality dikembangkan berdasarkan atas riset
kualitatif dan kuantitatif.
5. Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge
Beberapa penelitian tentang konsep perawatan dengan memperhatikan budaya telah
memberikan arti akan pentingnya pengetahuan dan pemahaman tentang perbedaan dan
persamaan budaya dalam praktek keperawatan.
6. Kemanfaatan Teori pada Pengembangan Praktek Keperawatan
Teori ini sangat relevan dan dapat diterapkan secara nyata dalam praktek keperawatan,
karena teori ini mengemukakan adanya pengaruh perbedaan budaya terhadap perilaku
hidup sehat. Dan dalam aplikasinya teori ini sangat relevan dengan penerapan praktek
keperawatan komunitas.
7. Konsistensi Teori
Leininger menyampaikan pentingnya pemahaman budaya dalam rangka hubungan
perawat pasien yang juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Imoge King
yang menekankan pentingnya persamaan persepsi perawat pasien untuk pencapaian
tujuan
Model Pelayanan Keperawatan Komunitas Menurut Madeleine Leininger (1978)
Model keperawatan Leininger biasa dikenal dengan model keperawatan transkultural,
mengingat Leininger menitikberatkan pada aspek kebudayaan yang terkait dengan status
kesehatan klien. Keperawatan transkultural merupakan suatu area / wilayah keilmuwan
budaya pada proses belajar dan praktik keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger,
2002). Konsep utama yang disoroti dari model keperawatan ini adalah konsep caring dan
perbedaan budaya (Leininger, 1980 dalam Leininger, 200). Diharapkan dengan
mempertimbangkan aspek kebudayaan dan memahaminya sebagai perbedaan, seorang
perawat bisa menghilangkan stereotype. Mengindari asumsi seperti inilah yang diharapkan
dapat membantu seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dari
berbagai latar belakang budaya.
7
Tujuan keperawatan berbasis transkultural ini adalah memberikan perawatan yang
konsisten dengan ilmu dan pengetahuan keperawatan dengan caring sebagai fokus sentral
(Chinn dan Jacobs, 1995 dalam Tomey, 2006). Model konseptual yang dikembangkan oleh
Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam
bentuk matahari terbit (Sunrise Model) seperti yang terdapat pada gambar berikut. Dari
model tersebut dapat diketahui bahwa terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi
keadaan suatu individu. Factor-faktor inilah yang perlu dikaji untuk dijadikan landasan
berpikir untuk menentukan asuhan keperawatan apa yang tepat. Sedangkan untuk strategi
keperawatan terkait intervensi menurut Leininger dibagi menjadi tiga, yaitu mempertahankan
budaya, negosiasi budaya, dan restrukturisasi budaya.
8
Recommended