View
55
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
koas anak rs husada
Citation preview
PRESENTASI KASUS
DEMAM BERDARAH DENGUE
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT HUSADA
OLEH
Siti Noraishah Binti Omar
11.2012.235
PEMBIMBING:
Dr. Titi Sunarwati Sularyo, Sp.A (K)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA2013
1
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RUMAH SAKIT HUSADA
Nama : Siti Noraishah Binti Omar Tanda Tangan:
Nim : 11.2012.235
Dr Pembimbing / Penguji : Dr. Titi Sunarwati Sularyo, Sp.A (K)
IDENTITAS PASIEN
PASIEN
Nama Lengkap : An. MN (Tanggal Masuk RS: 5 November 2013 pada pukul 07:00)
Umur : 4 Tahun 3 Bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. GG. Burung Dalam No.10 008/002 Kel. Pinangsia, Jakarta
Barat
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : TK
ORANG TUA
Ayah
Nama lengkap : Tn. AA
Umur : 36 tahun
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Jln. GG. Burung Dalam No.10 008/002 Kel. Pinangsia, Jakarta
Barat
Agama : Islam
Pendidikan : SMA kelas 3
2
Pekerjaan : Karyawan swasta
Penghasilan : Rp. 3.000.000 / bulan
Ibu
Nama lengkap : Ny. AB
Umur : 26 tahun
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Jln. GG. Burung Dalam No.10 008/002 Kel. Pinangsia, Jakarta
Barat
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Penghasilan : Rp. 2.200.000 / bulan
Hubungan dengan orang tua : Anak kandung
RIWAYAT PENYAKIT
Alloanamnesis : 5 November 2013 07:00
Keluhan Utama : Panas sejak ± 2 SMRS
Keluhan Tambahan : Sakit kepala, mual, muntah
Riwayat perjalanan penyakit :
Sejak 2 hari SMRS ibu pasien mengatakan bahwa pasien mendadak panas. Panas
dirasakan terus menerus. Panas sempat diukur dengan menggunakan temperatur dan mencapai
40oC. Nyeri kepala (-). Nyeri sendi (-).
Satu hari SMRS pasien mengeluhkan adanya batuk tetapi jarang, dan menyangkal ada
pilek. Disangkal adanya diare, Muntah (-). Bapa pasien mengatakan bahwa pasien masih mau
makan tetapi tidak mau minum. Pasien sudah dibawa berobat ke dokter sebanyak 2 kali dan
diberi obat penurun panas (paracetamol) namun panas tetap tidak turun. Bapa pasien mengatakan
pasien sudah diperiksa NS1 dan hasilnya negatif serta trombosit rendah. Hasil tidak dibawa.
Saran dokter jika panas menetap dan pasien terlihat lemah, dianjurkan untuk dirawat inap.
3
Pasien tidak pernah dibawa ke luar kota. Ibu bapa pasien tidak mempunyai gejala yang
sama. Di lingkungan rumah pasien tidak ada tetangga yang menderita sakit yang sama.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Sepsis (-) Meningoencephalitis (-) Kejang Demam (-)
Tuberkulosis (-) Pneumonia (-) ISK (-)
Asma (-) Alergi (-) Alergi lainnya (-)
Diare akut (+) Diare kronis (-) Gastriris (-)
Disentri (-) Kolera (-) Amoebiasis (-)
Tifus abdominalis (-) Glomerulonephritis (-) DHF (-)
Sindrom Nefrotik (-) Demam Rematik Akut (-) Cacar air (-)
Campak (-) Difteri (-) Batuk rejan (-)
Tetanus (-) Polio (-) Penyakit Jantung Rematik (-)
Penyakit Jantung Bawaan (-)
Lain-lain: Operasi (-) Kecelakaan (-)
Menurut pengakuan ibu pasien, pasien tidak pernah sakit berat. Jika sakit, penyakit yang sering
diderita adalah batuk dan/atau pilek, namun pasien selalu sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah
sakit.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi √
Asma √
Tuberkulosis √
Hipertensi √
Diabetes √
Kejang Demam √
Epilepsi √
4
SILSILAH KELUARGA ( FAMILY’S TREE )
Ayah Ibu
Pasien anak tunggal dan merupakan anak kandung dari kedua orang tuanya.
DATA KELUARGA
AYAH/WALI IBU/WALI
Umur (thn) 36 tahun 26 tahun
Perkawinan ke 1 1
Kosanguinitas Tidak Ada Tidak ada
Keadaan Kesehatan/
Penyakit bila ada
sehat Sehat
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
Kehamilan
Perawatan antenatal : teratur ke dokter satu bulan sekali
Penyakit kehamilan : kaki bengkak (-), hipertensi (-), kencing manis (-), urin keruh (-)
Kelahiran
Tempat kelahiran : Rumah Sakit Husada
Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Sectio Caesar atas indikasi ketuban pecah dini
Masa gestasi : 36 minggu
Keadaan bayi : Berat badan lahir : 2200 gram
Panjang badan lahir : 49 cm
Lingkar kepala : Ibu pasien tidak ingat
5
26 tahun36 tahun
4 tahun 11 bulan
Nilai APGAR : ibu tidak tahu
Warna kulit saat lahir: kemerah-merahan
Pergerakan saat lahir: Aktif
Langsung menangis: Ya
Kelainan bawaan : tidak ada
6
Kurva Lubchenko
Kesan : Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan
Berat Badan Lahir terletak di persentil 25
Panjang Badan Lahir antara persentil 50 dan 90
RIWAYAT PERTUMBUHAN
Umur Berat Badan
0 tahun 2200 gram
4 tahun 3 bulan 17 kg
Kesan: Kurva pertumbuhan pasien tidak dapat dinilai karena menurut ibu pasien KMS hilang
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi pertama : 9 bulan
Psikomotor:
Tengkurap : 4 Bulan
7
Duduk : 7 Bulan
Merangkak : 9 Bulan
Berdiri : 10 Bulan
Berjalan : 11 Bulan
Berlari : 12 Bulan
Bicara:
Mengoceh : 3 bulan
Ucap 1 kata : 12 bulan
Menyusun kalimat: 18 bulan
Motorik halus:
Memegang benda : 4 bulan
Memindah benda : 6 bulan
Sosial:
Mengenal orang lain : 3 bulan
Bermain tepuk tangan : 6 bulan
Pasien sudah masuk TK
Kesan: Perkembangan sesuai dengan usia. (skala denver II)
8
Data Antropometri
Berat badan : 17 kg (persentil 50)
Tinggi badan : 150 cm (antara persentil 50 dan 75)
Kesan : Status gizi baik.
RIWAYAT IMUNISASI
Imunisasi Dasar / Wajib :
Imunisasi Waktu Pemberian
Bulan (Booster) Tahun
0 1 2 3 4 5 6 9 12 18 24 5 10 11 12
BCG
DPT
Polio (OPV)
Hepatitis B
Campak
Kesan: ibu pasien mengatakan pasien diimunisasi sesuai jadwal dan terakhir disuntik umur 2
tahun
Non-PPI / Dianjurkan :
Vaksin Usia
Hepatitis A - - - -
HiB - - - -
Typhim - - - -
MMR - - - -
Varicela - - - -
Pneumokokus - - - -
Kesan: Riwayat Imunisasi dasar lengkap, booster belum dilakukan.
Imunisasi non-PPI tidak dilakukan.
10
RIWAYAT MAKANAN
Usia 0-6 bulan : Minum ASI (ad libitum on demand)
Usia 6-9 bulan : minum ASI ( ad libitum on demand), susu formula (Lactogen) 3-4 x 80cc,
makan buah 1x/hari, nasi tim saring 1x/hari
Usia 9-12 bulan : minum ASI (ad libitum on demand), susu formula (Lactogen) 3-4 kali x 150cc,
makan buah 1x/hari, nasi tim 1x/hari
Usia 12-24 bulan: minum ASI (ad libitum on demand), susu formula (Lactogen) 3-4 kali x
150cc, makan buah 1x/hari, nasi 3x1 piring kecil + lauk (tempe/tahu/telur/ayam) ½ porsi
Usia 2 tahun – sekarang: susu formula (Lactogen) 3-4 kali 150cc, makan buah 1x/hari, nasi 3x1
piring kecil + lauk (tempe/tahu/telur/ayam/sayur) ½ porsi
DATA PERUMAHAN
Kepemilikan Rumah : Milik orang tua
Keadaan Rumah : 1 rumah ditinggali 4 orang ( ibu mertua, ayah, ibu, dan pasien)
dengan luas bangunan ± 70m2 terdiri diri 2 kamar tidur, 1 kamar
mandi, dapur, dan 1 ruang tamu yang juga merangkap ruang
keluarga.
Ventilasi : terdapat jendela di masing-masing kamar, 1 ventilasi di atas pintu
ruang tamu sehingga sinar matahari dapat masuk ke ruang tamu
yang juga ruang keluarga.
Cahaya : sinar matahari dapat masuk ke ruang tamu dan kamar. Terdapat
lampu di setiap ruangan ( kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu,
ruang keluarga, dapur)
Keadaan Lingkungan : sanitasi lingkungan cukup baik, selokan depan rumah lancar, tidak
ada sampah yang menumpuk .
Kesan : Kondisi, ventilasi, pencahayaan, dan kondisi lingkungan rumah baik.
11
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 5 November 2013 jam 0700 WIB
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : tampak sakit sedang, rewel, tidak mau minum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital:
• Frekuensi nadi : 104x/menit (teraba kuat dan reguler)
• Tekanan darah : 100/80 mmHg
• Frekuensi napas : 24 x/menit
• Suhu tubuh : 38,8°C
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
Kepala
Bentuk dan ukuran : normocephali
Rambut dan kulit kepala: hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : palpebra kanan dan kiri tidak cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, kornea kanan dan kiri jernih, pupil kanan dan kiri bulat
simetris (2mm/2mm), refleks cahaya +/+
Telinga : normotia, MAE lapang, membran timpani intak, refleks cahaya +/+,
serumen -/-
Hidung : septum deviasi (-), mukosa tidak pucat, sekret -/-
Bibir : mukosa bibir tidak pucat
Gigi geligi : normal
Mulut : mukosa pipi tidak pucat dan tidak kotor
Lidah : bentuk dan ukuran normal, tidak tampak kotor.
Tonsil : T1-T1 tenang
Faring : tidak hiperemis, uvula di tengah
Leher : simetris, tidak tampak pulsasi vena, tidak teraba benjolan
Kenjar Getah Bening : tidak teraba pembesaran
Toraks
12
Paru :
Inspeksi : Bentuk normal, simetris dalam keadaan statis dan dinamis.
Palpasi : Tidak ada kelainan, fremitus simetris
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di sela iga V mid clavicula sinistra
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I-II reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : datar, tidak tampak gambaran vena, tidak tampak gerakan peristaltik usus
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Genitalia : laki-laki, tidak ada tanda radang, fimosis (-), hernia (-)
Tulang belakang : tidak ada deviasi ke lateral, tidak kaku, tidak teraba massa.
Kulit : sawo matang, sianosis (-), ikterus (-), pucat (-), lesi (-), petekie (-),
turgor kulit normal
Pemeriksaan neurologis: gerak normal, refleks fisiologis normal, kaku kuduk (-), refleks
patologis (-).
13
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah rutin 5/11 6/11 7/11 8/11 Satuan Nilai
Normal
LED
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
HITUNG
JENIS
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
LAIN-LAIN
CRP Kuantitatif
SERO-
IMUNOLOGI
Anti Dengue
IgM
Anti Dengue
IgG
12
11.3
35
4.3
69
54
21
32
0
2
0
17
74
7
0.06
Positive
Positive
11.9
37
9.0
75
63
20
33
11.7
36
8.4
90
64
21
32
12.4
38
8.1
146
62
20
33
mm/jam
g/dL
vol%
ribu/uL
ribu/uL
fl
pg
%
%
%
%
%
%
%
Mg/dL
0-10
11,0-14,0
37-47
5.0-10.0
150-440
80-100
26-34
32-36
0-1
1-3
2-6
50-70
20-40
2-8
<0,5
Kesan: trombositopenia, leukopenia (shift to the right)
14
RINGKASAN
Pasien anak laki-laki umur 4 tahun 3 bulan datang dengan keluhan demam tinggi 2 hari
SMRS. Panasnya mendadak dan tidak turun dengan obat penurun panas. Pasien makan sedikit
tetapi tidak mau minum. Lemas (+). Rewel (+). Pada pemeriksaan laboratorium pada tanggal 5
november didapatkan trombosit 69 ribu/uL, leukosit anti dengue IgM dan IgG positif.
DIAGNOSIS KERJA
- Demam Berdarah Dengue
DIAGNOSIS BANDING
- Tidak ada
ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Rontgen thorax
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa:
- Tirah baring dan observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
- Kebutuhan cairan :
Maintenance: (10x100 cc) + (7x50cc) = 1350 cc / hari
(IVFD RA Makro set : 16 tetes/menit)
- Diet
Kebutuhan kalori pasien 17 kg x 90 kkal = 1530 kkal/hari
Kebutuhan protein 1-2 g/kgBB/hari
2. Medikamentosa
Paracetamol syrup 4x 1 cth
15
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia
Ad fungtionam : dubia
Ad sanationam : dubia
FOLLOW UP
5 / 11 /13 6 / 11 /13 7 / 11 /13 8 / 11 /13
S Demam +, makan
sedikit
Demam (-), mulai
mau makan, minum
banyak
Demam (-) Tidak ada keluhan
O Ku: tampak sakit
sedang
N : 82x/m
S : 37,5C
RR : 20x/m
Ku: tampak sakit
sedang
N : 80x/m
S : 36,6C
RR : 22x/m
Ku:tampak sakit
ringan
N: 88x/m
S : 36C
RR : 22x/m
Ku: tampak sakit
ringan;
N : 80x/m
S : 36C
RR : 20x/m
A Demam dengue Demam dengue
dengan perbaikan
Demam dengue
dengan perbaikan
Demam dengue
dengan perbaikan
P Terapi lanjut Paracetamol stop
Terapi lain lanjut
Th/ lanjutkan
Besok rencana pulang
Pasien pulang
16
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi :
Demam dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk.
Demam dengue adalah penyakit akut yang timbul tiba-tiba yang biasanya mengikuti perjalanan
yang tidak berbahaya dengan sakit kepala, demam, kelelahan, nyeri sendi dan otot yang parah,
kelenjar-kelenjar yang membengkak (limfadenopati), dan ruam. Kehadiran ("tiga serangkai
dengue") dari demam, ruam, dan sakit kepala (dan nyeri-nyeri lain) adalah terutama karakteristik
dari dengue.
Dengue itu dapat menjadi penyakit bagi orang-orang dengan tingkat kekebalan yang rendah.
Karena ia disebabkan oleh salah satu dari empat tipe-tipe sero dari virus, adalah mungkin untuk
memperoleh demam dengue beberapa kali. Bagaimanapun, serangan dari dengue menghasilkan
imunitas untuk seumur hidup pada tipe sero tertentu itu yang padanya pasien terpapar.
Epidemiologi :
Dengue adalah lazim diseluruh daerah-daerah tropis dan subtropis. Kasus-kasus juga telah
diimport via wisatawan-wisatawan yang kembali dari area-area dengan dengue yang tersebar
luas, termasuk Tahiti, Pasifik Selatan, Asia Tenggara, India, dan Timur Tengah.
Demam dengue meningkat di Asia Tenggara. Thailand, Vietnam, Singapore, dan Malaysia
semuanya telah melaporkan peningkatan dalam kasus-kasus. Menurut World Health
Organization (WHO), ada kira-kira 50 juta kasus-kasus demam dengue dengan 500,000 kasus-
kasus dari demam berdarah dengue yang memerlukan perawatan dirumah sakit setiap tahun.
Hampir 40% dari populasi dunia tinggal di area endemik dengan dengue.
17
Etiologi :
Virus dengue penyebab demam dengue termasuk famili Flaviviridae, yang berukuran kecil
sekali, yaitu 35-45 nm. Virus dengue serotipe 1,2,3,4 ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes
aegypti. Nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan beberapa spesies lain merupakan
vektor yang kurang berperan.
Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap
serotipe bersangkutan tetapi tidak memberi perlindungan terhadap serotipe lain.
Patofisiologi :
Virus hanya dapat hidup dalam sel hidup dalam sel hidup sehingga harus bersaing dengan
sel manusia terutama dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat bergantung pada daya
tahan tubuh manusia.
Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi :
(1) aktivasi sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilatoksin
yang
menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadi perembesan
plasma dari ruang intravaskular ke ruang ekstravaskular;
(2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan
mengakibatkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibat mobilisasi sel
trombosit muda dari sumsum tulang;
(3) kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang/ mengaktivasi
faktor pembekuan.
Ketiga faktor diatas menyebabkan :
(1) peningkatan permeabilitas kapiler;
(2) kelainan hemostasis yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopenia,
dan koagulopati.
18
Dari sudut patofisiologi, infeksi virus dengue bergerak sesuai alur berikut :
Gambar 1. Patofisiologi Infeksi Dengue
19
Manifestasi Klinik :
Infeksi virus dengue mengakibatkan menifestasi klinik yang bervariasi mulai dari
asimptomatik, penyakit paling ringan, demam dengue, demam berdarah dengue, sampai dengue
syok sindrom. Walaupun secara epidemiologis infeksi ringan lebih banyak, tetapi pada awal
penyakit hampir tidak mungkin membedakan infeksi ringan atau berat.
Gambar 2. Manifestasi infeksi virus dengue
Masa inkubasi dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus memasuki tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk yang menembus kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama
kurang lebih 4 hari, dimana virus melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia.
Apabila jumlah virus sudah cukup maka virus akan memasuki sirkulasi darah (viraemia), dan
pada saat ini manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas. Dengan adanya virus dengue
dalam tubuh manusia, maka tubuh akan memberi reaksi. Bentuk reaksi tubuh terhadap virus ini
antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dapat berbeda, dimana perbedaan reaksi ini
20
akan memanifestasikan perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan penyakit. Pada
prinsipnya, bentuk reaksi tubuh manusia terhadap keberadaan virus dengue adalah sebagai
berikut :
Bentuk reaksi pertama :
Terjadi netralisasi virus, dan disusul dengan mengendapkan bentuk netralisasi virus pada
pembuluh darah kecil di kulit berupa gejala ruam (rash).
Bentuk reaksi kedua :
Terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan jumlah dan
kualitas komponen-komponen beku darah yang menimbulkan manifestasi perdarahan.
Bentuk reaksi ketiga :
Terjadi kebocoran pada pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya komponen
plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah menuju ke rongga perut berupa gejala ascites
dan rongga selaput paru berupa gejala efusi pleura.
Apabila tubuh manusia hanya memberi reaksi bentuk 1 dan 2 saja maka orang tersebut
akan menderita demam dengue, sedangkan apabila ketiga bentuk reaksi terjadi maka orang
tersebut akan mengalami demam berdarah dengue.
Manifestasi klinis infeksi dengue fever ditandai gejala-gejala klinik berupa demam, nyeri
pada seluruh tubuh, ruam dan perdarahan. Demam yang terjadi pada infeksi virus dengue ini
timbulnya mendadak, tinggi (dapat mencapai 39-40 ºC) dan dapat disertai dengan menggigil.
Begitu mendadaknya, sering kali dalam praktik sehari-hari kita mendengar cerita ibu bahwa pada
saat melepas putranya berangkat sekolah dalam keadaan sehat walafiat, tetapi pada saat pulang
putranya sudah mengeluh panas dan ternyata panasnya langsung tinggi. Pada saat anak mulai
panas ini biasanya sudah tidak mau bermain.
Demam ini hanya berlangsung sekitar lima hari. Pada saat demamnya berakhir, sering
kali dalam bentuk turun mendadak (lisis), dan disertai dengan berkeringat banyak. Saat itu anak
tampak agak loyo. Kadang-kadang dikenal istilah demam biphasik, yaitu demam yang
berlangsung selama beberapa hari itu sempat turun di tengahnya menjadi normal kemudian naik
lagi dan baru turun lagi saat penderita sembuh (gambaran kurva panas sebagai punggung unta).
Gejala panas pada penderita infeksi virus dengue akan segera disusul dengan timbulnya
keluhan nyeri pada seluruh tubuh. Pada umumnya yang dikeluhkan adalah nyeri otot, nyeri
21
sendi, nyeri punggung, dan nyeri pada bola mata yang semakin meningkat apabila digerakkan.
Karena adanya gejala nyeri ini, di kalangan masyarakat awam ada istilah flu tulang. Dengan
sembuhnya penderita gejala-gejala nyeri pada seluruh tubuh ini juga akan hilang.
Ruam yang terjadi pada infeksi virus dengue ini dapat timbul pada saat awal panas yang berupa
flushing, yaitu berupa kemerahan pada daerah muka, leher, dan dada. Ruam juga dapat timbul
pada hari ke-4 sakit berupa bercak-bercak merah kecil seperti bercak pada penyakit campak.
Kadang-kadang ruam tersebut hanya timbul pada daerah tangan atau kaki saja sehingga memberi
bentuk spesifik seperti kaos tangan dan kaki. Yang terakhir ini biasanya timbul setelah panas
turun atau setelah hari ke-5.
Pada infeksi virus dengue apalagi pada bentuk klinis DHF selalu disertai dengan tanda
perdarahan. Hanya saja tanda perdarahan ini tidak selalu didapat secara spontan oleh penderita,
bahkan pada sebagian besar penderita tanda perdarahan ini muncul setelah dilakukan tes
tourniquet. Bentuk-bentuk perdarahan spontan yang dapat terjadi pada penderita demam dengue
dapat berupa perdarahan kecil-kecil di kulit (petekie), perdarahan agak besar di kulit (ekimosis),
perdarahan gusi, perdarahan hidung dan kadang-kadang dapat terjadi perdarahan yang masif
yang dapat berakhir pada kematian.
Berkaitan dengan tanda perdarahan ini, pada anak-anak tertentu diketahui oleh orangtua
mereka bahwa apabila anaknya menderita panas selalu disertai dengan perdarahan hidung
(epistaksis). Dalam istilah medis dikenal sebagai habitual epistaksis, sebagai akibat kelainan
yang bersifat sementara dari gangguan berbagai infeksi (tidak hanya oleh virus dengue). Pada
keadaan lain ada penderita anak yang apabila mengalami sakit panas kemudian minum obat-obat
panas tertentu akan disusul dengan terjadinya perdarahan hidung. Untuk penderita dengan
kondisi seperti ini, pemberian obat-obat panas jenis tertentu tersebut sebaiknya dihindari.
Tanda dan Gejala :
Setelah digigit oleh nyamuk yang membawa virus, periode inkubasi mencakup dari 3 sampai
15 (biasanya 5 sampai 8) hari sebelum tanda-tanda dan gejala-gejala dari dengue nampak.
Dengue mulai dengan kedinginan, sakit kepala, nyeri kalau menggerakan mata-mata, dan sakit
punggung bagian bawah. Nyeri yang menyakitkan pada kaki-kaki dan sendi-sendi terjadi selama
22
jam-jam pertama dari penyakit. Temperatur naik dengan cepat setinggi 104° F (40° C), dengan
denyut jantung yang relatif rendah (bradikardia) dan tekanan darah rendah (hipotensi). Mata-
mata menjadi memerah. Ruam merah muda yang pucat dan menyiram timbul pada muka dan
kemudian menghilang. Kelenjar-kelenjar (nodul-nodul limfa) di leher dan selangkangan kaki
seringkali membengkak.
Demam dan tanda-tanda lain dari dengue berlangsung untuk dua sampai empat hari, diikuti
oleh kejatuhan temperatur yang cepat dengan berkeringat yang berlebihan. Ini mendahului
periode dengan temperatur yang normal dan perasaan sehat yang berlangsung kira-kira satu hari.
Kenaikan kedua yang cepat dalam temperatur terjadi. Ruam yang karakteristik tampak
bersama dengan demam dan menyebar dari anggota-anggota tubuh untuk menutupi seluruh
tubuh kecuali muka. Telapak-telapak tangan dan telapak-telapak kaki mungkin adalah merah
terang dan membengkak.
Prognosis :
Dengue yang khas tidak berakibat pada kematian. Ia adalah fatal pada kurang dari 1% kasus-
kasus. Fase akut dari penyakit dengan demam dan myalgia berlangsung kira-kira satu sampai dua
minggu. Pemulihan kesehatan ditemani oleh perasaan kelemahan (asthenia), dan kesembuhan
total seringkali memakan waktu beberapa minggu.
Pencegahan :
Untuk memutuskan rantai penularan, pemberantasan vektor dianggap cara yang paling
memadai saat ini. Ada 2 cara pemberantasan vektor :
1. Menggunakan insektisida.
Yang lazim dipakai dalam program pemberantasan demam berdarah adalah malathion
untuk membunuh nyamuk dewasa (adultsida) dan temephos (abate) untuk membunuh
jentik (larvasida).
23
2. Tanpa insektisida
Menguras bak mandi, tempayan, dan tempat penampungan air minimal sekali
seminggu.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang.
Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai kelambu atau lotion.
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO, 1999. Demam Dengue: diagnosis, treatment, prevention, and control. 2 end edition.
Geneva. http://www.who.int. diakses Maret 2011
2. Soedarmo, SSP. Garna Harry. Hadinegoro SSR. Satari HI. 2008 Buku Ajar Infeksi dan
Pediatri Tropis. Badan Penerbit IDAI. Jakarta.
3. Departemen Kesehatan RI. 2003 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Dengue
dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta.
4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (1999). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
I, Edisi 3, FKUI, Jakarta, hal 425-426 (2004).
5. Demam Berdarah Dengue, Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam dalam Tatalaksana Kasus DBD, FKUI, Jakarta. (2000).
6. Kapita Selekta Kedokteran IlmuKesehatan Anak, FKUI, Jakarta, hal 419 -427.
24
Recommended