View
331
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013-2016
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau 2018
Email: Nurhayatiyanti49@gmail.com
Nurhayati, 2018: Factors Affecting Capital Structure in Manufacturing Companies Registered
on the Indonesia Stock Exchange for the 2014-2016 Period.
Tumpal Manik
Asri Eka Ratih
ABSTRACT
This research was conducted to examine the Factors Affecting the Capital Structure of
Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2014-2016 Period.
Purposive sampling was used in this study with the following criteria: (1 Manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the 2014-2016 period, (2) Manufacturing
companies that issued financial statements in a row during the 2014-2016 period, (3)
Manufacturing industry companies that using rupiah in succession during the 2014-2016 period,
(4) Manufacturing companies that distribute dividends and have the same period 2014-2016.The
samples in this study were 38 companies out of 142 manufacturing companies listed on the Stock
Exchange. and test hypotheses using t-statistics, used in this study to test the partial regression
coefficients and f-statistics to test the effect together with a significant level of 5%. In addition to
this used classic assumption tests which include normality test, multicollinerity test,
heteroscedasticity test and autocorrelation test, simultaneous testing of independent variables
spirit of the dependent variable and independent variables Company Size, Asset Structure,
Business Risk, Dividend, Liquidity and Profitability can explain the dependent variable capital
structure by 41.8% and the remaining 58.2% is explained by other variables outside this
research. Whereas hypothesis testing partially addresses that Asset Structure, Dividend,
Liquidity and Profitability significantly influence the Capital Structure, while Company Size and
Business Risk have no effect on Capital Structure.
Keywords: Company Size, Asset Structure, Business Risk, Dividend, Liquidity, Profitability and
capital structure
2
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013-2016
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau 2018
Email: Nurhayatiyanti49@gmail.com
Nurhayati, 2018: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016.
Tumpal Manik
Asri Eka Ratih
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016. Purposive
sampling digunakan dalam penelitian ini dengan kriteria : (1 Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016, (2) Perusahaan manufaktur yang
menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode 2014-2016, (3) Perusahaan
industri manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah secara berturut-turut selama periode
2014-2016,(4) Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen sdan memiiki aba elama
periode 2014-2016. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 perusahaan dari 142 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan t-
statistik, digunakan dalam penelitian ini untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik
untuk menguji pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikan 5%. Selain ini
digunakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolineritas, uji
heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Hasil pengujian secara simultan variable independen
berpengaruh terhadap variable dependen dan variabel independen Ukuran Perusahaan, Struktur
Asset, Risiko Bisnis, Dividen, Likuiditas dan Profitabilitas dapat menjelaskan variabel dependen
struktur modal sebesar 41,8% dan sisanya 58,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar
penelitian ini. Sedangkan pengujian hipotesis secara parsial menujukan bahawa Struktur Asset,
Dividen, Likuiditas dan Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap Struktur Modal,
sedangkan Ukuran Perusahaan dan Risiko Bisnis tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal.
Kata Kunci : Ukuran Perusahaan, Struktur Asset, Risiko Bisnis, Dividen, Likuiditas,
Profitabilitas dan struktur modal
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perusahaan merupakan organisasi bisnis yang memiliki tujuan untuk mencari laba.
Perusahaan dalam perkembangannya selalu berusaha untuk mempertahankan keunggulan bisnis
dan mengembangkan perusahaannya dilihat dari persaingan bisnis yang hari kehari semakin
ketat. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan strategi-strategi khusus untuk
menghadapinya, salah satunya yaitu menyangkut pemenuhan pendanaan perusahaan.
Pendanaan perusahaan berupa modal kerja yang akan digunakan untuk menjalankan aktivitas
operasional. Dalam memenuhi kebutuhan dananya bila perusahaan menggunakan sumber dana
dari internal perusahaan, maka akan dapat mengurangi ketergantungan kepada pihak luar.
Tetapi bila kebutuhan dana sudah sedemikian meningkatnya untuk menjalankan aktivitas
operasional sedangkan dana dari sumber internal sudah tidak mencukupi, maka tidak ada
pilihan lain kecuali menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan baik dari utang (debt
financing) maupun mengeluarkan saham baru (external equity financing) dalam memenuhi
kebutuhan dananya.
Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana agar dapat menjalankan aktivitas
bisnisnya. Oleh karena itu para manajer keuangan dengan tetap memperhatikan cost of capital
perlu menentukan struktur modal dalam upaya menetapkan apakah kebutuhan dana perusahaan
dipenuhi dengan modal sendiri atau dipenuhi dengan modal asing. Dalam melakukan keputusan
pendanaan, perusahaan juga perlu mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber
sumber dana yang ekonomis guna pemenuhan kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan
usahanya. Struktur modal diperlukan untuk membiayai aktivitas perusahaan, baik aktivitas
operasional maupun investasi. Manajer berperan dalam menentukan pendanaan yang efisien
bagi perusahaan, baik modal yang bersumber dari dalam ataupun dari luar perusahaan. Masalah
struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya
struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya.
Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang
yang sangat besar akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan tersebut
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah ukuran perusahaan. Dalam
melakukan pengambilan keputusan untuk berinvestasi, maka para investor beranggapan bahwa
perusahaan yang besar relatif stabil serta mampu menghasilkan laba bersih besar dibandingkan
dengan perusahaan kecil. Selain itu, besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh
terhadap struktur modal.
Mengingat keputusan pendanaan merupakan keputusan penting yang secara langsung
akan menentukan kemampuan perusahaan untuk dapatn bertahan hidup dan berkembang maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2014-2016”.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Kajian Pustaka
Struktur Modal
Struktur modal menurut Bambang, 2008 dalam (Dwiputri, 2012) adalah pembelanjaan
permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka pendek dengan modal
4
sendiri. Struktur modal menjadi masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena baik
buruknya struktur modal akan dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan yang pada
akhirnya juga akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Struktur modal merupakan salah satu faktor fundamental dalam operasi perusahaan.
Struktur modal suatu perusahaan ditentukan oleh kebijakan pembelanjaan (financingpolicy) dari
manajer keuangan yang senantiasa dihadapkan pada pertimbangan baik yang bersifat kuanlitatif
maupun kuantitatif yang mencangkup tiga unsur penting, yaitu Harnanto, 1995:306 dalam
(Riasita, 2014):
a. Keharusan untuk membayar balas jasa atau penggunaan modal kepada pihak yang
menyediakan dana tersebut,atau sifat keharusannya untuk pembiayaan biaya modal.
b. Sampai seberapa jauh kewenangan dan campur tangan pihak penyedia dana itu dalam
mengelola perusahaan.
c. Resiko yang dihadapi perusahaan
Menurut Yuliati & Prasetyo (2005) Struktur modal memiliki pengertian yang lebih
Agency Theory
Menurut (Riahi & Belkaoui, 2011:186) Hubungan agensi dikatakan telah terjadi ketika
suatu kontrak antara seseorang (atau lebih) seorang prinsial, dan orang lainnya seorang agen,
untuk memberikan jasa demi kepentingan prinsial termasuk melibatkan adanya pemberian
delegasi kekuasaan pengambilan keputusan kepada agen baik principal maupun agen
diasumsikan untuk termotivasi hanya oleh kepentingan dirinya sendiri. yaitu untuk
memaksimalkan kegunaan subjektif mereka, dan juga untuk menyadari kepentingan bersama
mereka.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal
Ukuran Perusahaan
Menurut Marsehella 2014, dalam (Novianti, 2015) Ukuran perusahaan merupakan suatu
indikator yang menunjukkan kekuatan yang financial perusahaan. Perusahaan besar dapat
mengakses pasar modal dan memiliki fleksibelitas dan kemampuan lebih untuk mendapatkan
dana. Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan financial perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Ukuran perusahaan yang besar, dianggap sebagai suatu indikator yang
mengambarkan tingkat resiko bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut,
karena jika perusahaan memiliki kemampuan financial yang baik, maka diyakini bahwa
perusahaan tersebut juga mampu memenuhi segala kewajibannya serta memberikan tingkat
pengambilan yang memadai bagi investor.
Perusahaan kecil akan cenderung untuk biaya modal sendiri dan biaya hutang jangka
panjang lebih mahal dari pada perusahaan besar. Maka perusahaan kecil akan cenderung
menyukai hutang jangka pendek dari pada hutang jangka panjang karena biayanya lebih rendah.
Demikian juga dengan perusahaan besar akan cenderung memiliki sumber pendanaan yang kuat
Rahadjo dan Hartatiningrum 2006, dalam (Joni & Lina, 2010).
Struktur Asset
Menurut Brigham & Houston (2001), menyatakan bahwa perusahaan yang asetnya sesuai
untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan utang. Aset multiguna
5
yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aset
yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan pinjaman. Struktur
asset dibagi menjadi dua bagian yaitu asset lancar dan asset tetap. Asset lancar yaitu uang kas
dan asset-asset lain yang dapat direalisasikan menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi
dalam suatu periode akuntansi yang normal. Sedangkan aset tetap adalah aset-aset berwujud
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam
operasi perusahaan, tidak dimasukkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan
dan mempunyai masa.
Dividen
Menurut Weston & Coopeland (1997), dalam (Puspita & Kususmaningtias, 2010),
kebijakan dividen merupakan pembagian laba antara pembayaran kepada pemegang saham dan
investasi kembali perusahaan. Laba ditahan (retained earnings) merupakan salah satu sumber
dana paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen merupakan arus
kas yang disisihkan untuk pemegang saham. Kebijakan dividen adalah pembagian keuntungan
bagi para pemegang saham. Menurut Riyanto (1993) kebijakan dividen adalah pembagian
pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang
saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan, yang berarti pendapatan
tersebut harus ditahan di dalam perusahaan atau disebut laba ditahan.
Risiko Bisnis
Menurut Weston dan Brigham 2001 dalam (Novianti, 2015) resiko bisnis didefinisikan
sebagai ketidakpastian atas proyeksi tingkat pengembalian aset, atau atas ekuitas (ROE) dari
suatu perusahaan dimasa mendatang, dengan mengasumsikan bahwa perusahaan tersebut tidak
menggunakan hutang. Risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang dihadapi oleh perusahaan
ketika menjalankan kegiatan operasinya Gitman 2003:215, dalam (Joni & Lina, 2010), yaitu
kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Level
risiko bisnis suatu perusahaan dipengaruhi oleh stabilitas pendapatan dan struktur biaya
operasionalnya.
Likuiditas
Posisi likuiditas perusahaan berhubungan dengan apakah perusahaan mampu melunasi
kewajibannya yang jatuh tempo dalam jangka jangka pendek. Rasio likuiditas adalah rasio yang
menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar Brigham dan
Houston 2001, dalam (Hardanti & Gunawan, 2010). Jumlah ayat-ayat pembayaran (alat-alat
likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan “kekuatan
membayar” dari perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan yang banyak menggunakan aktiva
lancar berarti perusahaan tersebut dapat menghasilkan aliran kas untuk untuk membiayai
aktivitas dan investasinya Wijaya dan Hadianto 2008, dalam (Hardanti & Gunawan, 2010).
6
Profitabilitas
Menurut Marshella (2014). Profitabilitas merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam
menentukan struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki
profitabilitas tinggi cenderung menggunakan utang yang relatif kecil. Kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba tergantung pada efisiensi dan efektivitas pelaksanaan operasi, serta
sumber daya yang tersedia untuk melakukannya. Karena itu, analisis profitabilitas secara umum
memfokuskan pada hubungan antara hasil operasi, seperti yang dilaporkan dalam laporan laba
rugi dan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan, seperti yang dilaporkan dalam neraca.
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Variabel Independen
H1
H2 Variabe dependen
H3
H4
H5
H6
H7
Hipotesis
H1: Diduga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.
H2 : Diduga Struktur asset berpengaruh terhadap struktur modal
H3: Diduga dividen berpengaruh terhadap struktur modal
H4: Diduga risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal
H5: Diduga likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal
Ukuran Perusahaan (X1)
Struktur Asset (X2)
Dividen (X3)
Risiko Bisnis ( X4)
Likuiditas (X5)
Profitabilitas (X6)
Struktur
Modal (Y)
7
H7: Diduga Ukuran Perusahaan, Struktur Asset, Dividen, Risiko Bisnis, Likuiditas, dan
Profitabilitas berpengaruh terhadap Struktur Modal
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel Independent
Variabel indenpenden dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab
(Presumed couse variabel) dari variabel dependen, yaitu variabel yang diduga sebagai akibat
(presumed effect variabel). variabel dependen juga dapat disebut sebagai variabel yang
mendahului(antecendent variable). variabel ini sering juga disebut dengan variabel bebas,
variabel stimulus, dan predictor. Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel
dependen, atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi variabel tak bebas (variabel dependen)
dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya (Erlina,
2011).
Ukuran Perusahaan (SIZE)
Ukuran perusahaan menurut Riyanto (1999:3) dalam (Suharso, 2014), yaitu: “Besar
kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai total penjualan, atau nilai total
aktiva”. Menurut Undang-undang No.9 tahun 1995 tentang usaha menjelaskan bahwa
“perusahaan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,000,- (satu
milyar rupiah) digolongkan kelompok usaha kecil”. Dengan adanya ketentuan ini, maka dapat
dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan diatas satu milyar rupiah
dapat dikelompokkan kedalam industry menengah dan besar. Ukuran perusahaan diproxy
dengan nilai logaritma natural dari total penjualan. Secara sistematis dapat diformulasikan sbb:
(Chandra, 2012)
Firm Size =Ln (Sales)
Struktur Asset
Menggambarkan besarnya aktiva yang dapat dijaminkan perusahaan sebagai kolateral
ketika perusahan melakukan pinjaman kepada pihak kreditur. Struktur asset merupakan proporsi
aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Variabel ini dproksikan dengan FAR (Fixed asset
ratio). Struktur asset merupakan variabel yang berskala rasio Joni & Lina (2010).
FAR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Dividen
Merupakan bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba yang
diperoleh perusahaan Siregar 2005 dalam (Joni & Lina, 2010). Pengukuran kebijakan dividen
dalam penelitian ini menggunakan DPR (Devident payout ratio ). DPR merupakan rasio
pengukuran yang menggambarkan keseluruhan seberapa besar proporsi pembagian dividen
terhadap pemegang saham (Fauzi & Suhadak, 2015).
8
DPR = 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
Risiko Bisnis
Mernurut Weston dan Brigham 2001 dalam (Novianti, 2015) ketidakpastian atas
proyeksi tingkat pengembalian aset, atau atas ekuitas dari suatu perusahaan dimasa mendatang,
dengan mengasumsikan bahwa perusahaan tersebut tidak menggunakan hutang. Pengukuran
risiko bisnis dalam penelitian ini menggunakan ROA (Retur On Asset). ROA merupakan rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan atas modal yang di ivestasikan dalam perusahaan. Rasio ini di rumuskan sebagai
berikut: (Chandra, 2012).
ROA = 𝐸𝐴𝑇 (𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
Likuiditas
Likuiditas yaitu rasio lancar (current ratio) perusahaan pada akhir periode tahun
tertentum Aditya (2006). Pegukuran Likuiditas dalam penelitia ini menggunakan, Tingkat
Likuiditas CR (Current Ratio) , alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Current Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
(Profitabilitas) pada tingkat penjualan, aktiva, dan modal. Pengukura profitabilitas dalam
peelitian ini mengguakan NPM (Net Profit Margi), merupakan rasio profitabilitas yang
menghasilkan laba (Syamsuddin 2009 ) dalam (Fauzi & Suhadak, 2015). Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut:
Net Profit Margin (NPM) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Variabel Dependen
Variabel Dependen menurut Sugiyono (2014) sering disebut sebagai variabel output,
kriteria, konsekuen,dan sering disebut sebagai variabel terikat. Dalam penelitian ini, Struktur
Modal merupakan variabel dependen. Struktur Modal dalam penelitian ini diproksikan dengan
rasio leverage. Rasio leverage digunakan untuk menganalisis tingkat penggunaan hutang
perusahaan yang digunakan untuk memperoleh keuntungan. Salah satu rasio leverage yang dapat
digunakan untuk menganalisis tingkat penggunaan hutang dibandingkan dengan ekuitas yang
dimiliki adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio merupakan kemampuan modal
sendiri perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Nilai DER yang makin kecil menandakan
bahwa perusahaan memiliki jaminan terhadap penggunaan utang yang lebih besar dan
sebaliknya. Nilai DER dapat dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
DER= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑘 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
9
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, jadi penelitian populasi adalah penelitian
yang dilakukan dengan menggunakan semua subyek penelitian sebagai sumber data sehingga
hasil penelitiannya disebut dengan penelitian populasi Hartono (2011) Populasi dalam penelitian
ini adalah Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut Hartono
(2011) sampel penelitian adalah yang dilakukan pada sampel yang dipilih dengan teknik tertentu
yang hasilnya dapat digenerelesasikan. yang dimaksudkan dapat digenerelesasikan adalah hasil
penelitiannya dapat diterapkan pada populasi atau populasi lain yang memiliki karakteristik yang
sama. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Adapun kriteria yang digunakan untuk mengambil sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut selama
periode 2014-2016
3. Perusahaan industri manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah secara berturut-turut
selama periode 2014-2016
4. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen selama periode 2014-2016
5. Perusahaan manufaktur yang mengalami laba selama periode 2014-2016
Dari hasil seleksi populasi, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 38
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Maka
diperoleh sampel populasi perusahaan manufaktur yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Hasil Pengambilan Sampel Periode 2014-2016
No Kriteria Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2014-2016.
142
2
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan
keuangan secara berturut-turut priode 2014-2016
(6)
3 Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata
uang rupiah selama periode 2014-2016
(23)
3 Perusahaan manufaktur yang tidak membagikan dividen
secara berturut-turut selama periode 2014-2015
(43)
4 Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami laba
selama periode 2014-2016 (32)
Total sampel yang memenuhi kriteria 38
Sumber : www.idx.co.id, (2017)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 142 perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Dalam penentuan sampel penelitian ini
10
menggunakan metode Purposive Sampling yaitu dengan menggunakan beberapa kriteria yang
telah ditetapkan. Maka dari 142 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2016 yang memenuhi kriteria berjumlah 38 perusahaan
Hasil Penelitian
Statistik Deskriptif
Menurut Uyanto (2009) statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data dan
meringkas data yang observasi. Dari hasil uji statistik deskriptif yang telah dilakukan maka
hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Data olahan penulis,2018
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah data
yang dimasukkan dalam pengujian ini sebanyak 38 data dan dapat diketahui bahwa:
Variabel Struktur Modal (Y) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,71236 hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai yang
positif, dengan standar deviasi 0,561734 memiliki nilai maksimum 3,029 pada perusahaan MLBI
dan nilai minimum 0,071 pada perusahaan SMGR. Variabel Ukuran Perusahaan (X1) memiliki
nilai rata-rata sebesar 1,39635E+13 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan
perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai yang positif, dengan standar deviasi
3,33983E=13, memiliki nilai maksimum 2,017E+14 pada perusahaan ASII, dan nilai minimum
1,159E+11 pada perusahaan DPNS. Variabel Struktur Asset (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar
0,4175070 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan yang menjadi
sampel mempunyai nilai yang positif, dengan standar deviasi 0.15442081 memiliki nilai
maksimum 0,80814 pada perusahaan SMBR dan nilai minimum 0,12685 pada perusahaan
DLTA. Variabel Dividen (X3) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,3853613 hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai yang
positif, dengan standar deviasi 0,23950826 memiliki nilai maksimum 0,98833 pada perusahaan
UNVR dan nilai minimum 0.00031 pada perusahaan IMPC. Variabel Risiko Bisnis (X4)
memiliki nilai rata-rata sebesar 0,1070595, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai yang positif, dengan standar
deviasi memiliki nilai maksimum 0,43170 pada perusahaan MLBI dan nilai minimum 0,00754
pada perusahaan TRST. Variabel Likuiditas (X5) memiliki nilai rata-rata sebesar 3,136134 hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel
mempunyai nilai yang positif, dengan standar deviasi 2,6967866 memiliki nilai maksimum
11
15,1646 pada perusahaan DPNS dan nilai minimum 0,5139 pada perusahaan MLBI. Variabel
Profitabilitas (X6) memiliki nilai rata-rata 0,1001589 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai yang positif, dengan standar
deviasi 0,06954034, memiliki nilai maksimum 0,32841 pada perusahaan DLTA dan nilai
minimum 0,01030 pada perusahaan TRST.
Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan maka harus terlebih dulu
memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji
multikoliearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Uji Normalitas
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data olahan penulis,2018
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa besarnya nilai kolmogorov-smirnovZ
adalah 0,892 dan tingkat signifikan pada 0,404 karena p-value = 0,404 > 0.05, maka Ho diterima
yang berarti data residual berdistribusi secara normal.
Uji Autokorelasi dan Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi
antara kesalahan periode t dengan kesalahan periode t-1. Untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi, maka digunakan metode Durbin Watson (D w Test).
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi Dan Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data olahan penulis, 2018
12
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson
adalah 2,038 sedangnkan du = 1,8641 sehingga disimpulkan 1,8641 < 2,038 < 4-1,8641 (2,1359)
yang berarti bahwa model regresi tidal terjadi autokorelasi. Dari tabel diatas dapat dilihat nilai
koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,418 atau 41.8% maka hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu struktur modal dapat dijelaskan oleh variabel
independen yaitu ukuran perusahaan, struktur asset, dividen, risiko bisnis, likuiditas dan
Profitabilitas sebesar 41,8% Sedangkan sisanya 58,2% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel-
variabel (faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini).
Uji Multikolinearitas, Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas, Analisis Regresi Linear Berganda Dan Uji Statistik T
Sumber : Data olahan penulis,2018
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat di interprestasikan sebagai
berikut:
Variabel Ukuran Perusahaan menunjukkan nilai tolerance sebesar 0.877 > 0.1 dan nilai VIF
sebesar 1,141 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan yang digunakan
dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Variabel Struktur Asset menunjukkan nilai
tolerance sebesar 0.844 > 0.10 dan nilai VIF sebesar 1,184 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Struktur Asset digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Variabel
Dividen menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,762 > 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.312 < 10, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel Dividen yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi
multikolinearitas. Variabel Risiko Bisnis menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,279 > 0.1 dan
nilai VIF sebesar 3,583 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Risiko Bisnis yang
digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Variabel Likuiditas menunjukkan
nilai tolerance sebesar 0,588 > 0.1 dan nilai VIF sebesar 1,701 < 10, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel Likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
Variabel Profitabilitas menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,277 > 0.1 dan nilai VIF sebesar
3,608 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas yang digunakan dalam
penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
Berdasarkan model pada table diatas maka dianalisis model regresi linier berganda
sebagai berikut :
13
Y = 0,594 + 1,007E-013 SIZE + 0,716 FAR − 0,174 DPR + 3,780
ROA − 0,71 CR − 3,039 + e
Dari persamaan model regresi linear tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut:
Nilai konstanta (a) sebesar 0,594 menunjukkan bahwa apabila nilai variabel ukuran
perusahaan, struktur asset, dividen, risiko bisnis, likuiditas dan profitabilitas sama dengan nol,
maka nilai struktur modal adalah sebesar 0,594. Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar
1,0087E-013 nilai b1 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel
struktur modal dengan variabel ukuran perusahaan yang artinya jika nilai variabel ukuran
perusahaan naik sebesar 1 satuan maka struktur modal akan naik sebesar 1,008E-013 satuan.
Dengan asumsi variabel bebas lainnya konsta. Besarnya nilai koefisien regresi (b2) sebesar 0,716
nilai b2 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel struktur modal
dengan variabel struktur asset yang artinya jika nilai variabel struktur asset naik sebesar 1 satuan
maka nilai struktur modal akan naik sebesar 0,716 satuan Dengan asumsi variabel bebas lainnya
konsta. Besarnya nilai koefisien regresi (b3) sebesar -,174 nilai b3 yang negatif menunjukkan
adanya hubungan yang berlawan arah antara variabel struktur modal dengan variabel dividen
yang artinya jika nilai variabel dividen naik sebesar 1 satuan maka nilai struktur modal akan
turun sebesar 0,174 satuan. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konsta. Besarnya nilai
koefisien regresi (b4) sebesar 3,039 nilai b4 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang
searah antara variabel struktur modal dengan risiko bisnis yang artinya jika nilai variabel risiko
bisnis naik sebesar 1 satuan maka nilai struktur modal perusahaan akan naik sebesar 3,780
satuan. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konsta. Besarnya nilai koefisien regresi (b5)
sebesar -0,071, nilai b5 yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawan arah antara
variabel struktur modal dengan variabel likuiditas yang artinya jika nilai variabel likuiditas naik
sebesar 1 satuan maka nilai struktur modal akan turun sebesar 0,071 satuan. Dengan asumsi
variabel bebas lainnya konsta. Besarnya nilai koefisien regresi (b6) sebesar -3,039 nilai b6 yang
negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawan arah antara variabel struktur modal
dengan variabel profitailitas yang artinya jika nilai variabel profitailitas naik sebesar 1 satuan
maka nilai struktur modal akan turun sebesar 3,039 satuan. Dengan asumsi variabel bebas
lainnya konsta.
Berikut interpretasi hasil pengujian hipotesis secara parsial dari model regresi Berganda:
Berdasarkan hasil analisis pada ukuran perusahaan tabel 4.8 diatas menunjukkan besarnya
thitung sebesar 0,535<1,65936 (ttabel α = 0.05, df = (114-7-1) = 106) dan signifikan (p-value =
0,594>α = 0.05), Berdasarkan hasil pengujian maka H1 ditolak dan H0 diterima yang
menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengarauh terhadap
struktur modal. Berdasarkan hasil analisis struktur asset pada tabel 4.8 diatas menunjukkan
besarnya thitung sebesar 2,520 > 1,65936 (ttabelα = 0.05, df = (114-7-1) = 106) dan signifikan (p-
value = 0,013<α = 0.05), maka H2 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel struktur asset
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan hasil analisis dividen
pada tabel 4.8 diatas menunjukkan besarnya thitung sebesar -0,900 > -1,65936 (ttabelα = 0.05, df =
(114-7-1) = 106) dan signifikan (p-value = 0.370 >α = 0.05), maka H3 ditolak dan H0 di tolak,
yang berarti variabel dividen secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Berdasarkan hasil analisis risiko bisnis pada tabel 4.8 diatas menunjukkan besarnya thitung sebesar
4,217 >1,65936 (ttabel α = 0.05, df = (114-7-1) = 106) dan signifikan (p-value = 0,000< α = 0.05),
maka H4 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel risiko bisnis secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan hasil analisis likuiditaas pada tabel
14
4.8 diatas menunjukkan besarnya thitung sebesar -3,654 < -1,65936 (ttabel α = 0.05, df = (114-7-1)
=106) dan signifikan (p-value = 0,000<α = 0.05), maka H5 diterima dan H0 diterima, yang
berarti variabel likuiditas secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur
modal. Berdasarkan hasil analisis pada profitabilitas tabel 4.8 diatas menunjukkan besarnya
thitung sebesar -2,759 < -1,65936 (ttabel α = 0.05, df = (114-7-1) = 106) dan signifikan (p-value =
0,007 < α = 0.05), maka H6 diterima dan H0 diterima, yang berarti variabel profitabilitas secara
parsial berpengaruh terhadap struktur modal.
Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Uji statistik F menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel independen dalam model
penelitian berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai fhitung>f tabel
dan nilai signifikan<0,05, h0 diterima. Jika nilai fhitung<ftabel dan nilai signifikan>0,05,h0
ditolak, ghozali (2013). Hasil uji simultan (uji F) dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5
.Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Berdasarkan tabel diketahui nilai Fhitung sebesar 14,525 > 2,18 dengan tingkat signifikansi
0.000 < 0,05. Maka secara simultan bahwa variabel independen dalam penelitian ini (Ukuran
Perusahaan, Struktur Asset, Risiko Bisnis, Dividen, Likuiditas dan Profitabilitas) berpengaruh
terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur periode 2014-2016.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
Hasil uji statistikt untuk variabel Ukuran Perusahaan menunjukkan koefisien variabel
sebesar 1,007E-013 nilai signifikan sebesar 0,594. Nilai signifikan lebih besar dari probabilitas
0,05 maka dapat di simpulkan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Hal ini sejalan dengan penelitian Joni dan Lia (2010) yang menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara variabel Ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Hasil tersebut
menggambarkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan tidak diikuti dengan perubahan
hutang. Namun, semakin besarnya ukuran suatu perusahaan yang di tandai dengan meningkatnya
penjualan, maka menujukkan bahwa besarnya ukuran perusahaan tersebut dapat membuat
perusahaan mengurangi jumlah hutangnya. Karena perusahaan lebih mengutamakan dana
sumber dana interalnya dari pada dana eksteral. Maka hipotesis (Ukuran perusahaan berpegaruh
terhadap struktur modal ) tidak berhasil diterima.
Pengaruh struktur asset terhadap struktur modal
15
Hasil uji statistik untuk variabel struktur asset menunjukkan koefisien variabel sebesar
0,716 dan nilai signifikan sebesar 0,013. Nilai signifikan lebih kecil dari probabilitas 0,05 maka
dapat di simpulkan bahwa struktur asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur
modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Indrajaya, Herlina, & Setiadi, 2011) yang
menyatakan bahwa struktur asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal
ini disebabkan jika meningkatnya struktur asset perusahaan akan meningkatkan struktur modal
atau hutang jangka panjang pada perusahaan. Selain itu semakin tinggi struktur asset, maka
semakin besar juga pinjaman yang bisa digunakan perusahaan. Kreditur akan memberikan
hutang kepada perusahaan, Maka hipotesis (struktur asset berpegaruh terhadap struktur modal )
berhasil diterima.
Pengaruh dividen terhadap Struktur Modal
Hasil uji statistikt untuk variabel deviden menunjukkan koefisien variabel sebesar -0,174
dan nilai signifikan sebesar 0,370. Nilai signifikan lebih besar dari probabilitas 0,05 maka dapat
di simpulkan bahwa dividen tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini sejalan dengan
penelitian (Chandra, 2012) yang menyatakan bahwa Deviden tidak berpengaruh terhadap
struktur modal. Hal ini dijelaskan apabila perusahaan yang membagikan dividen redah kepada
pemegang saham akan memberikan sinyal kepada pasar bahwa perusahaan memiliki profit yang
rendah pula. Oleh karena itu perusahaan mencari dana eksternal kepada pihak luar berupa
hutang untuk memenuhi kebutuhannya. Maka hipotesi ( Dividen berpengaruh terhadap struktur
modal) tidak berhasil diterima.
Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal
Hasil uji statistikt untuk variabel resiko bisnis menunjukkan koefisien variabel sebesar
3780 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan lebih kecil dari probabilitas 0,05 maka
dapat di simpulkan bahwa risiko bisnis berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Chandra, 2012) yang menyatakan bahwa Risiko bisnis
berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini dijelaskan apabila resiko bisnis yang diperoleh dari
asset meningkat maka struktur modal akan meningkat, dan perusahaan akan lebih banyak
menggunakan hutang, resiko bisnis meningkat yang dihasilkan dari jumlah asset yang ada pada
perusahaan akan membuat kreditur tertarik untuk memberikan pinjaman pada perusahaan
tersebut. hipotesis ( Resiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal ) berhasil diterima.
Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal
Hasil uji statistik untuk variabel likuiditas menunjukkan koefisien variabel sebesar -
0,071 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan lebih kecil dari probabilitas 0,05 maka
dapat di simpulkan bahwa resiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Novianti, 2015) yang menyatakan bahwa likuiditas
berpengaruh negatif terhadap sruktur modal. Hal ini dijelaskan bahwa Perusahaan yang memiliki
tingkat likuiditas yang tinggi berarti perusahaan tersebut mempunyai dana internal yang tinggi
pula, sehingga suatu perusahaan akan cenderung menggunakan dana yang dimilikinya terlebih
dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan hutang dari pihak luar melalui
hutang. Maka hipotesis (Likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal ) berhasil diterima.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
16
Hasil uji statistikt untuk variabel profitabilitas menunjukkan koefisien variabel sebesar -
3,039 dan nilai signifikan sebesar 0,007. Nilai signifikan lebih kecil dari probabilitas 0,05 maka
dapat di simpulkan bahwa profitabilitas pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Hal
ini sejalan dengan penelitian Joni dan Lina (2010) yang menyatakan bahwa Profitabilitas
berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Perusahaan yang memiliki profitabilitas
yang tinggi cenderung menggunakan hutang yang kecil, karena dengan tingkat profitabilitas
yang tinggi perusahaan mampu menyediakan dana internal dalam jumlah besar. Sesuai dengan
pecking order theory, apabila dana internal telah mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan
dana maka perusahaan dapat menekan hutang. Ini berarti dana internal merupakan pilihan utama
dalam memenuhi sumber pembiayaan. Semakin tinggi laba yang diperoleh semakin kecil
keinginan perusahaan untuk menggunakan hutang Maka hipotesis (Profitabilitas berpengaruh
terhadap struktur modal ) berhasil diterima.
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Asset, Dividen, Risiko Bisnis, Likuiditas, dan
Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan pegujian hipotesis dengan menggunakan uji F maka, diketahui nilai Fhitung
sebesar 14,525 > 2,18 dengan tingkat signifikansi 0.000< 0,05. Maka secara simultan bahwa
variabel independen dalam penelitian ini (Ukuran Perusahaan, Struktur Asset, Risiko Bisnis,
Dividen, Likuiditas dan Profitabilitas) berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur periode 2014-2016.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, maka penelitian
memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara parsial (Individu) Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-
2016.
2. Secara parsial (Individu) Struktur Asset berpengaruh terhadap terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-
2016.
3. Secara parsial (Individu) Dividen tidak berpengaruh terhadap terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-
2016.
4. Secara parsial (Individu) Risiko Bisnis berpengaruh terhadap terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-
2016.
5. Secara parsial (Individu) Likuiditas berpengaruh terhadap terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016.
6. Secara parsial (Individu) Profitabilitas berpengaruh terhadap terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-
2016.
7. Secara simultan (Bersamaan) variabel independen dalam penelitian ini (Ukuran
Perusahaan, Struktur Asset, Risiko Bisnis, Dividen, Likuiditas dan Profitabilitas)
berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur periode 2014-2016.
Saran
17
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Pada penelitian selanjutnya hendaknya para peneliti dapat mengambil manfaat dari
penelitian ini untuk melakukan penelitian lebih mendalam lagi mengenai faktor yang
dapat mempengaruhi struktur modal sehingga hasil yang didapat akan lebih akurat lagi.
Karena pada penelitian ini koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 41,8% dan
sisanya 58.2%. Diharapkan agar para peneliti memperpanjang waktu pengamatan, serta
disarankan untuk megembangkan dengan menggunakan varibel-variabel lain yang
mempengaruhi struktur modal.
2. Bagi para investor mempertimbangkan variabel yang mempengaruhi struktur modal yang
memiliki hasil signifikan dalam penelitian ini yaitu struktur asset, risiko bisnis, likuiditas
dan profitabilitas sebagai pertimbangan sebelum mengambil keputusan dalam melakukan
investasi.
DAFTAR PUSTAKA
18
Aditya, J. (2006). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2000-2003). Yogyakarta: Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Anindito, B. (2015). Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja,Struktur Modal,Umur
Perusahaan,dan Ukuran perusahaan terhadap Profitabilitas (Perusahaan yang
tergabung dalam LQ-45 di BEI 2010-2012). Semarang: Skripsi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
B. E., & H. J. (2001). Manajemen Keuangan buku II. Jakarta: Erlangga.
Baroroh, A. (2013). Analisis Multivariat dan Time series. Jakarta: Kompas Gramedia.
Chandra, T. (2012). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan
Properti dan Real Estate di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Akreditasi
No.80/DIKTI/Kep/2012 , 1-22.
Cristie, Y. (2014). Faktor Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Variabel Moderating. Semarang: Skripsi Universitas
Deponegoro.
Dwiputri, M. E. (2012). Pengaruh Profitabilitas,Struktur Aktiva,dan Ukuran Perusahaanterhadap
Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan
Minuman yang terdaftar di BEI. Jurnal Manajemen Vol,1.No,1.September 2012 ,
1-10.
Erlina. (2011). Metodologi Penelitian. Medan : Art Design,Publishing dan Printing.
Fauzi, M. N., & Suhadak. (2015). PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN DAN
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN
PROFITABILITAS. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 24 No. 1 Juli 2015 , 1-
10.
Ghozali, I. (2013). ANALISIS MULTIVARIATE PROGRAM Edisi 7. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Handaru, S. y., & Prasetyo, H. (2005). DASAR-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN
INTERNASIONAL. Yogyakarta: C.V.ANDI OFFSET.
Hardanti, S., & Gunawan, B. (2010). Pengaruh Size,Likuiditas,Profitabilitas,Risiko,dan
Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal (Studi empiris pada Perusahaan
Manufaktur di BEI). Jurnal Akuntansi dan Investasi vol,11.No,2.Juli. , 148-165.
Hartono. (2011). Metodologi Penelitian . Pekanbaru: ZANAFA PUBLISHING.
19
Indrajaya, G., Herlina, & Setiadi, R. (2011). Pengaruh Struktur Aktiva,Ukuran
Perusahaan,Tingkat Pertumbuhan,Profitabilitas,dan Resiko Bisnis terhadap
Struktur Modal (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang
Listing Di BEI). Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No,6.Tahun ke-2 September-
Desember .
Joni, & Lina. (2010). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Vol,12.No.2 .Agustus 2010 , hlm 81-96.
Kartika, A. (2009). Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur yang Go Public di BEI. Dinamika Keuangan dan
Perbankan,Vol,1.No,2.Agustus , 105-122.
Khariry, M., & Yusniar, M. W. (2016). Faktor faktor uang mempengaruhi struktur modal. Jurnal
wawasan manajemen vol,4.No,2 Juni , 113-125.
Kurniawan, D. G. (2013). Pengaruh Likuiditas,Ukuran Perusahaan,Pertumbuhan Penjualan,dan
Profitabilitas terhadap Struktur Modal. Yogyakarta: Skripsi Universitas Negeri
Yogyakarta.
Margaretha, F., & Ramadhan, A. R. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
(Pada Industri Manufaktur di BEI). Jurnal Bisnis dan Akuntansi
Vol.12,No.2,Agustus 2010 , 119-130.
Marshella, I. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan,Pertumbuhan Penjualan,Pertumbuhan Aset
dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEI). Tanjungpinang: Skripsi.UMRAH.
Novianti, R. (2015). Pengaruh Pertumbuhan Aset,Likuiditas,Ukuran Perusahaan,Resiko
Bisnis,dan Penghematan Pajak terhadap Struktur Modal (Perusahaan
Manufaktur di BEI ). Tanjungpinang: Skripsi.Jurusan Akuntansi,Fakultas
Ekonomi,UMRAH.
Nurmadi, R. (2013). ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRUKTUR MODAL. Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 5, No. 2, Juli 2013 ,
170-178.
oktaviani, G. l., & malelak, M. i. (2014). Analisis Pengaruh Profitabilitas,Pertumbuhan,Struktur
Aktiva,dan Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Struktur Modal Perusahaan.
FINESTA Vol,2.No,2 , 12-16.
Pertiwi, A. (2014). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,Profitabilitas,dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Struktur Modal. Semarang: Skripsi Universitas
Deponegoro.
20
Priyatno, D. (2011). Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS. Yogyakarta:Media Kom.
Puspita, G. C., & Kususmaningtias, R. (2010). Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas ,
Kebijakan Deviden terhadap Struktur Modal pada Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009. AKRUAL 2 (1) (2010): 76-91 e-ISSN:
2502-6380 , 76-91.
Rahayu, I. P. (2014). PENGARUH DIVERSIFIKASI OPERASIONAL TERHADAP
STRUKTUR MODAL DENGAN KEPEMILIKAN PEMERINTAH SEBAGAI
VARIABEL MODERASI. Diponegoro journal of accounting Volume 3,Nomor
3,Tahun 2014 ,halaman 2 , 1-14.
Riahi, A., & Belkaoui. (2011:186). Accounting Theory. Jakarta: Salemba Empat.
Riasita, D. (2014). Pengaruh Profitabilitas,Likuiditas,Pertumbuhan Aktiva,Struktur Aktiva,dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal. Yogyakarta: skripsi.Universitas
Negeri Yogyakarta.
Sandag, J. N. (2015). Pertumbuhan Penjualan,Ukura Perusahaan,Retur On Asset dan Struktur
Modal terhadap Nilai Perusahaan yamg tercatat dalam Indeks LQ 45. Jurnal Riset
Bisnis dan Manajemen Vol,3.No,3. , 214:225.
Santika, R. B., & Sudiyatno, B. (2011). Menentukan Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi.Dinamika Keuangan dan Perbankan,November
2011 , 172-182.
Santoso, I. (2014). SPSS 22 From Essetial to Expert Skills. Jakarta: PT.Elek Media.
Seftianne, & Handayani, R. (2011). Faktor Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Publik Sektror Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi
Vol,13.No,1.April , 39-56.
Sofia R, A. W., & Triani, N. N. (2014). Pengaruh Arus Kas Beba, Kebijakan Deviden dan
Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. Jurnal Ilmu Manajemen
Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014 , 19-29.
Recommended