View
233
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN. W UMUR
3 TAHUN DENGAN DIARE DEHIDRASI RINGAN
DI RB CITRA PRASASTI SUKOHARJO
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Puspa Yuliwati
NIM. B13 080
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN. W UMUR
3 TAHUN DENGAN DIARE DEHIDRASI RINGAN
DI RB CITRA PRASASTI SUKOHARJO
Diajukan Oleh :
Puspa Yuliwati
NIM. B13 080
Telah diperiksa dan disetujui
pada tanggalJuni 2016
Pembimbing
Erlyn Hapsari, SST., M.Keb
NIK. 200683018
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN. W UMUR
3 TAHUN DENGAN DIARE DEHIDRASI RINGAN
DI RB CITRA PRASASTI SUKOHARJO
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Puspa Yuliwati
NIM. B13 080
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program III Kebidanan
Pada tanggal 27Juni 2016
Penguji I
Ernawati, SST., M.Kes
NIK. 200886033
Penguji II
Erlyn Hapsari, SST., M.Keb
NIK. 200683018
Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Siti Nurjanah, SST., M.Keb
NIK. 201188093
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan KTI
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Balita Sakit pada An. W Umur 3 Tahun
dengan Diare Dehidrasi Ringan di RB Citra Prasasti Sukoharjo”. Karya Tulis
Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu
syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST., M.Keb selaku ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. IbuErlyn Hapsari, SST., M.Kebselaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu Ernawati, SST., M.Kes selaku Dosen Penguji yang telah mengarahkan
dan memberi bimbingan kepada penulis.
5. Sri Kustari, SH., Amd.Keb selaku Kepala RB Prasasti Sukoharjo, yang telah
bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
v
7. Ny.I dan An. W yang telah bersedia menjadi pasien dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini.
8. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari
sempurna.Oleh karena itu, Penulis membuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya.Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2016
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016
Puspa Yuliwati
B13080
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN. W UMUR
3 TAHUN DENGAN DIARE DEHIDRASI RINGAN
DI RB CITRA PRASASTI SUKOHARJO
xi + 65halaman + 13 lampiran
INTISARI
Latar Belakang : Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan di negara
berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang
masih tinggi pada tahun 2010 411/1000 penduduk sedangkan di RB Citra Prasasti
Sukoharjo kasus diare sendiri yang berjumlah 183 kasus dibagi menjadi tiga
meliputi diare dehidrasi ringan sebanyak 76 kasus (8,35%), diare dehidrasi sedang
berjumlah 58 kasus (6,37%) dan diare dehidrasi berat sebanyak 49 kasus (5,38%).
Tujuan : melaksanakan asuhan kebidanan balita sakit pada An. W umur 3 tahun
dengan diare dehidrasi ringan di RB Citra Prasasti Sukoharjo dengan
menggunakan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney.
Metode Penelitian :Studi kasus ini menggunakan metode
deskriptifobservasional. Studi kasus ini telah dilakukan di Rumah Bersalin (RB)
Citra Prasasti Sukoharjo.Subyek studi kasus ini dilakukan pada An. W umur
3tahun denganDiareDehidrasi Ringan di RB Citra Prasasti Sukoharjo.Studi kasus
ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 sampai Juni 2016.Instrumen yang akan
digunakan dalam studi kasus ini adalah format asuhan kebidanan balita sakit
dengan manajemen Varney dan SOAP.Data Primer meliputi pemeriksaan Fisik,
Wawancara, Observasi dan Data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi
kepustakaan
Hasil Studi Kasus :Ibu mengerti tentang keadaan anaknya, Keadaan Umum :
Baik, Kesadaran : Composmentis, Nadi : 145 x/menit, Suhu :368 0
C ,
Respirasi : 35 x/menit, mata sudah tidak cekung, kulit sudah tidak hangat bila
disentuh, Ibu bersedia untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup untuk anaknya,
Ibu bersedia memantau aktivitas anaknya dan mengatur istirahat anaknya, Ibu
bersedia memberikan obat dari bidan sampai habis, Ibu telah mengerti tentang
diare dengan dehidrasi ringan, Ibu bersedia untuk segera membawa anaknya ke
tenaga kesehatan apabila diare disertai dehidrasi.Setelah dilakukan asuhan selama
2 hari keadaan umum baik, kesadaran : composmentis, nadi 145 x/menit, suhu
368 0
C, respirasi : 35 x/menit, mata sudah tidak cekung, kulit cepatkembali
apabila dicubit dalam waktu dua detik.
Kesimpulan :Kesimpulan asuhan kebidanan pada balita sakit An. W umur 3
tahun dengan diare dehidrasi ringan tidak ada kesenjangan antara teori dan
prektek.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, balita sakit, diare, dehidrasi
Kepustakaan : 19 literatur (tahun 2005 – 2013)
vii
MOTTO
1. Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis untuk masa lalu
2. Pelajari apapun yang anda bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti
akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan (Sarah
Caldwell)
3. Kesalahan adalah sekolah tempat kebenaran selalu tumbuh lebih kuat (Henry
Ward Beecher)
PERSEMBAHAN
1. Sujud syukur kepada Allah SWT atas kesabaran dan kemudahan sehigga KTI
ini bisa terselesaikan
2. Trimakasih Bapak dan Ibu dan segenap keluarga besarku tanpamu aku
bukanlah apa-apa
3. Kakakku dan adikku terima kasih doa dan semangat
4. Sahabatterima kasih do'a, nasehat, semangat yang kalian berikan, tertawa dan
menangis bersama kalian, yang selalu mengisi hari hariku semoga
kebersamaan ini akan menjadikan kita dewasa
5. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2013, semangat…!!!!
6. Almamater tercinta
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Puspa Yuliwati
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 20 Juli 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dongko RT 02 RW 06 Buntar, Mojogedang,
Karanganyar
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 02 Buntar Mojogedang Lulus tahun 2007
2. SMP Negeri 03 Mojogedang Lulus tahun 2010
3. SMA Negeri 1Kebakkramat Lulus tahun 2013
4. Prodi DIII Kebidanan STIKesKusuma Husada SurakartaAngkatan 2013
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Studi Kasus................................................................... 2
D. Manfaat Studi Kasus................................................................. 4
E. Keaslian Studi Kasus ................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis .............................................................................. 6
1. Balita ................................................................................. 6
2. Diare .................................................................................. 9
3. Diare dengan Dehidrasi Ringan ........................................ 14
B. Manajemen Kebidanan menurut .............................................. 17
C. Landasan Hukum ..................................................................... 34
BAB III METODOLOGI
A. Jenis dan Rancangan Studi Kasus ............................................ 35
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................... 35
C. Subyek Studi Kasus .................................................................. 35
D. Waktu Studi Kasus ................................................................... 36
E. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 36
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 36
G. Alat-Alat yang Diperlukan ....................................................... 39
H. Jadwal Studi Kasus ................................................................... 40
x
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ............................................................................. 42
1. Pengakajian Data .................................................................... 42
2. Interpretasi Data .................................................................... 48
3. Diagnosa Potensial ................................................................ 49
4. Antisipasi ............................................................................. 49
5. Perencanaan ........................................................................... 49
6. Pelaksanaan ........................................................................... 50
7. Evaluasi ................................................................................. 51
B. Pembahasan ................................................................................. 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 60
B. Saran ............................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB)
Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan Gangguan Sistem Pencernaan dan leaflet
Lampiran 11. Satuan Acara Penyuluhan Gizi Seimbang pada Balita dan leaflet
Lampiran 12. Dokumentasi Studi Kasus (foto)
Lampiran 13. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan di negara berkembang
seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi.
Survei morbiditas yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dari tahun
2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens diare naik. Pada tahun 2000
Inftant Rate (IR) penyakit diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi
374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun
2010 menjadi 411/1000 penduduk. Berdasarkan penyebab kematian semua
umur, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi
3,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab
kematian peringkat ke-3 setelah TB dan Pneumonia. Diare jugamerupakan
penyebab angka kematian balita (usia 12 – 59 bulan) terbanyakyaitu sebesar
25,2%. Sedangkan pneumonia menyebabkan kematian balita sebesar 15,5%
(Kemenkes RI, 2011).
Diare pada balita dapat berlanjut menjadi diare dehidrasi ringan. Diare
dengan dehidrasi ringan adalah pengeluaran feses yang tidak normal, yaitu
BAB 4-10 kali dengan konsistensi cair dan disertai kehilangan cairan 5% BB
(Susilaningrum, 2013 dan Dewi, 2010), hal ini disebabkan balita kehilangan
cairan <5% BB nya (Depkes RI, 2008). Tanda dan Gejala Diare yang
biasanya dialami balita Menurut Dewi (2013), yaitu: Cengeng dan gelisah,
2
suhu meningkat, nafsu makan menurun, tinja cair kadang disertai lender dan
darah, warna tinja lama kelamaan berwarna hijau karena bercampur dengan
empedu, anus lecet, tinja lama kelamaan menjadi asam (karena banyaknya
asam laktat yang keluar) akhirnya nampak dehidrasi, berat badan menurun,
turgor kulit menurun, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir dan mulut
juga kulit kering, diare dapat menimbulkan terjadinya komplikasi.
Menurut Dewi (2013), beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan
oleh diare yaitu : Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, renjatan
hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan apabila penurunan volume
darah mencapai 15-25% maka akan menyebabkan penurunan tekanan darah,
hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram), introleransi laktosa sekunder, sebagai
akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus,
kejang terutama pada dehidrasi hipertonik, malnutrisi energi, protein, karena
selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.
Bidan berperan dalam memberikan penanganan pada kasus diare
dehidrasi ringan sesuai dengan pedoman penanganan balita sakit dengan
kasus diare dehidrasi ringan yang tercantum dalam bagan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) (Depkes RI, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RB Citra Prasasti
Sukoharjo dari bulan Oktober 2014 sampai Oktober 2015 didapatkan jumlah
balita sakit berjumlah 910 kasus yang terdiri dari kasus diare sebanyak 183
kasus (20,10%), batuk 174 kasus (19,12%), ISPA 123 kasus (13,52%), gatal
3
120 kasus (13,19), pilek 120 kasus (13,19%), panas 110 kasus (12,09%), dan
sakit gigi 80 kasus (8,79%). Kasus diare sendiri yang berjumlah 183 kasus
dibagi menjadi tiga meliputi diare dehidrasi ringan sebanyak 76 kasus
(8,35%), diare dehidrasi sedang berjumlah 58 kasus (6,37%) dan diare
dehidrasi berat sebanyak 49 kasus (5,38%).
Berdasarkan uraian diatas kasus balita sakit dengan diare dehidrasi
ringan masih cukup tinggi, sehingga penulis tertarik untuk melaksanakan
penelitian dengan judul “Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An. W umur 3
tahun Dengan Diare Dehidrasi Ringan Di RB Citra Prasasti Sukoharjo”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, rumusan masalah
yang dapat ditarik dalam studi kasus ini yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan
Balita Sakit pada An. W Umur 3 Tahundengan Diare Dehidrasi Ringan di RB
Citra Prasasti Sukoharjo dengan menggunakan manajemen kebidanan
menurut 7 Langkah Varney?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Dapatmelaksanakan asuhan kebidanan balita sakit padaAn. W umur 3
tahundengan diare dehidrasi ringan di RB Citra Prasasti Sukoharjo
dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney.
4
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu:
1) Melakukan pengkajian data pada An. W umur 3 tahundengan
diare dehidrasi ringan di RB Citra PrasastiSukoharjo.
2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada An. W umur 3 tahundengan diare
dehidrasi ringan di RB Citra PrasastiSukoharjo.
3) Menetapkandiagnosa potensialdanpenangananpadaAn. W umur
3 tahundengan diare dehidrasi ringan di RB Citra
PrasastiSukoharjo.
4) Menetapkan tindakan segera pada An. W umur 3 tahundengan
diare dehidrasi ringan di RB Citra PrasastiSukoharjo.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada An. W umur 3
tahundengan diare dehidrasi ringan di RB Citra
PrasastiSukoharjo.
6) Melaksanakan asuhankebidanansesuai tindakan yang telah
disusun pada An. W umur 3 tahundengan diare dehidrasi ringan
di RB Citra PrasastiSukoharjo.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada
An. W umur 3 tahundengan diare dehidrasi ringan di RB Citra
PrasastiSukoharjo.
5
b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus
nyata dilapangan pada An. W umur 3 tahundengan diare dehidrasi
ringan di RB Citra PrasastiSukoharjo.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang nyata dalam
memberikan asuhan kebidanan padakasus balita sakit dengandiare
dehidrasi ringan.
2. Bagi Rumah Bersalin
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja bidan atau tenaga
kesehatan lain dalam pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan pada
balita dengan diare dehidrasi ringan sesuai dengan kode etik kebidanan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan wacana atau referensi sehingga dapat menambah
pengetahuan tentang asuhan kebidanan balita sakit dengandiare dehidrasi
ringan.
E. Keaslian Studi Kasus
Studikasustentangasuhan kebidanan balita sakit dengan diare dehidrasi
ringan, pernah dilakukan oleh:
Endah Ayu Permatasari (2015), dengan judul “Asuhan Kebidananpada Balita
Sakit An. S Umur 4 Tahun Dengan Diare Dehidrasi Ringan Di BPS Wiwik
Ngargoyoso Karanganyar”. Jenis studi kasus menggunakan metode
6
deskriptif.Hasil : setelah dilakukan asuhan selama 3 hari evaluasi pada kasus
didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, nadi 140
x/menit, Suhu 36,80 C, Respirasi : 32 x/menit, memberikan nutrisi yang
cukup mengandung energi dan protein serta tinggi serat, yaitu nasi, telur dan
sayuran, memberikan obat pada anaknya 3 x 1 dibuat puyer, mata sudah tidak
cekung, kulit sudah tidak hangat bila disentuh. Kesimpulan : Penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lahan
praktek yaitu pada pengkajian, diagnosa potensial, perencanaan dan
pelaksanaan.
Perbedaan antara keaslian dan kasus ini pada waktu, tempat, Subyek dan
asuhan yang diberikan. Persamaannya mengkaji tentang diare dehidrasi
ringan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Balita
a. Pengertian Balita
Balita adalah bayi yang berusia 1-5 tahun dengan
perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Pada masa ini anak
bersifat keakuan yang kuat sehingga sesuatu yang disukainya
dianggap miliknya. Dan pada masa pra sekolah anak mulai
mengenal cita-cita, belajar, menulis dan mengenal warna
(Susilaningrum dkk, 2013).
b. TahapanPertumbuhan dan PerkembanganBalita
Menurut Ridha (2014), tahapan pertumbuhan dan
perkembangan balita meliputi:
1) Umur 10-12 bulan
a) Berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi bagian atas
dan bawah sudah tumbuh
b) Sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan lama,
belajar berjalan dengan bantuan, sudah bisa berdiri dan
duduk sendiri, mulai belajar akan dengan menggunakan
sendok akan tetapi lebih senang menggunakan tangan, sudah
bisa bermain ci...luk...ba..., mulai senang mencoret coret
kertas
8
c) Visual aculty 20-50 positif, sudah dapat membedakan bentuk
d) Emosi positif, cemburu, marah, lebih senang pada
lingkungan yang sudah diketahuinya, merasa takut pada
situasi yang asing, mulai mengerti akan perintah sederhana,
sudah mengerti namanya sendiri, sudah bisa menyebut abi,
ummi
2) Umur 15 bulan
a) Sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain
b) Sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari ke
lubang, membuka kotak, melempar benda
3) Umur 18 bulan
a) Mulai berlari tetapi masih sering jatuh, menarik narik
mainan, mulai senang naik tangga tetapi masih dengan
bantuan
b) Sudah bisa makan dengan menggunakan sendok, bisa
membuka halaman buku, belajar menyusun balok-balok.
4) Umur 24 bulan
a) Berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua
kaki tiap tahap.
b) Sudah bisa membuka pintu, membuka kunci, menggunting
sederhana, minum dengan menggunakan gelas atau cangkir,
sudah dapat menggunakan sendok dengan baik.
9
5) Umur 36 bulan
a) Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju
dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda beroda tiga
b) Bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya sendiri,
menggosok gigi.
6) Usia 4 tahun
a) Berjalan berjinjit, melompat, melompat dengan satu kaki,
menangkap bola dan melemparkannya dari atas kepala
b) Sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar, sudah bisa
menggambar garis vertical maupun horizontal, belajar
membuka dan memasang kancing baju.
7) Usia 5 tahun
a) Berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat menangkap
dan melempar bola dengan baik, sudah dapat melompat
dengan kaki secara bergantian.
b) Menulis dengan angka-angka, menulis dengan huruf,
menulis dengan kata-kata, belajar menulis nama, belajar
mengikat tali sepatu.
c) Bermain sendiri mulai berkurang, sering berkumpul dengan
teman sebaya, interaksi sosial selama bermain meningkat,
sudah siap untuk menggunakan alat-alat bermain.
10
2. Diare
a. Pengertian Diare
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan
cair.Diare dapat juga didefinisikan sebagai Buang Air Besar (BAB)
yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi yang lebih
banyak dari biasanya(Dewi, 2013). Sedangkan menurut
Susilaningrum dkk (2013), diare adalah pengeluaran fases yang tidak
normal, yaitu BAB 4-10 kali dengan konsistensi cair. Jadi dapat
disimpulkan bahwa diare adalah pengeluaran fases yang berbentuk
cair dengan frekuensi yang lebih banyak yaitu 4-10 kali.
b. Etiologi
Menurut Dewi (2013), diare dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu:.
1) Infeksi
a) Enteral, yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan
dan merupakan penyebab utama terjadinya diare. Infeksi
enteral meliputi:
(1) Infeksi bakteri: Vibrio, E Coli, Salmonella, Shigella
campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
(2) Infeksi virus: Enterovirus, seperti virus ECHO,
coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus,
astrovirus, dan sebagainya.
11
(3) Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,
dan Strongylodies), protozoa (Entamoeba histolytica,
Giardia lamblia, dan Trichomonas homonis), serta
jamur (Candidaalbicans).
b) Parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan, misalnya otitis media akut (OMA),
tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan
sebagainya.
2) Malabsorbsi
a) Karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose, dan
sukrosa) serta monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa,
dan galaktosa). Pada anak dan bayi yang paling berbahaya
adalah intoleransi laktosa.
b) Lemak.
c) Protein.
3) Makanan, misalnya makanan basi, beracun, dan alergi.
4) Psikologis, misalnya rasa takut atau cemas.
c. Patogenesis
Menurut Dewi (2013), mekanisme dasar yang menyebabkan
terjadinya diare adalah sebagai berikut:
1) Gangguan osmotik disebabkan makanan atau zat yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
12
kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2) Gangguan sekresi disebabkan rangsangan tertentu (misalnya
toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan
elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutgrnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan motalitas usus disebabkan terjadinya hiperperistaltik
akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul
berlebihan dalam rongga usus sehingga akan mengakibatkan
diare juga.
d. Tanda dan Gejala Diare
Menurut Dewi (2013), tanda dan gejala diare, yaitu:
1) Cengeng dan gelisah
2) Suhu meningkat
3) Nafsu makan menurun
4) Tinja cair kadang disertai lender dan darah
5) Warna tinja lama kelamaan berwarna hijau karena bercampur
dengan empedu
6) Anus lecet
7) Tinja lama kelamaan menjadi asam (karena banyaknya asam
laktat yang keluar).
13
8) Akhirnya nampak dehidrasi, berat badan menurun
9) Turgor kulit menurun
10) Mata dan ubun-ubun cekung
11) Selaput lendir dan mulut juga kulit kering
e. Komplikasi Diare
Diare dapat menimbulkan terjadinya komplikasi. Menurut
Dewi (2013), beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh
diare yaitu:
1) Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit yang dibagi
menjadi:
a) Dehidrasi ringan,apabila terjadi kehilangan cairan < 5% BB
b) Dehidrasi sedang,apabila terjadi kehilangan cairan 5-10%
BB
c) Dehidrasi berat,apabila terjadi kehilangan cairan >10-15%
BB
2) Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan
apabila penurunan volume darah mencapai 15-25% maka akan
menyebabkan penurunan tekanan darah.
3) Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
4) Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim
laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
5) Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
14
6) Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah,
penderita juga mengalami kelaparan.
f. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare meliputi :
1) Beri ASI lebih lama pada setiap kali pemberian (bila masih di
beri ASI) (Susilaningrum dkk, 2013).
2) Jika diberi ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai
tambahan (Susilaningrum, 2013).
3) Jika tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan salah satu cairan
berikut ini yaitu oralit, kuah, sayur, air tajin, air matang
(Susilaningrum, 2013).
4) Ukur suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi setiap jam untuk
deteksi dini terhadap komplikasi (Sondakh, 2013).
5) Ajarkan cara membuat dan memberikan oralit dirumah yaitu:
a) Satu bungkus oralit masukkan ke dalam 200 ml (satu gelas)
air matang
b) Usia sampai tahun berikan 50 – 100 ml oralit setiap habis
berak
c) Berikan oralit sedikit-sedikit dengan sendok. Bila muntah
tunggu sepuluh menit, kemudian berikan lagi.
6) Lanjutkan pemberian makan sesuai usianya
7) Bila keadaan anak tidak membaik dalam 5 hari atau bahkan
memburuk, maka anjurkan untuk dibawa ke rumah sakit.
Selama perjalanan ke rumah sakit, oralit tetap diberikan.
15
3. Diare dengan Dehidrasi Ringan
a. Pengertian
Diare dengan dehidrasi ringan adalah pengeluaran feses
yang tidak normal, yaitu BAB 4-10 kali dengan konsistensi
cair dan disertai kehilangan cairan 5% BB
(Susilaningrum, 2013 dan Dewi, 2010).
b. Tanda Gejala
Tanda dan gejala pada balita yang mengalami diare dan
dehidrasiringan yaitu:
1) Gelisah, rewel atau mudah marah (Depkes RI, 2008)
2) Nafsu makan menurun (Dewi, 2010).
3) Suhu meningkat (Dewi, 2010).
4) Turgot kulit menurun (Dewi, 2010).
5) Selaput lendir dan mulut kering (Dewi, 2010).
6) Berat badan menurun (Dewi, 2010).
7) Mata cekung (Depkes RI, 2008).
8) Haus, minum dengan lahap (Depkes RI, 2008).
9) Cubitan kulit, perut kembali lambat (Depkes RI, 2008).
10) BAB 4-10 kali konsistensi cair (Susilaningrum dkk, 2013).
11) Aktivitas anak berkurang (Nursalam, 2005).
12) Kesadaran composmentis (Matondang dkk, 2013).
13) Anus lecet (Dewi, 2010).
16
14) Perut mengalami distrensi, kram, dan bising usus meningkat
(Susilaningrum dkk, 2013).
c. Komplikasi
Menurut Dewi (2010), komplikasi yang timbul dari diare
dengan dehidrasi ringan yaitu :
1) Dehidrasi sedang, apabila terjadi kehilangan cairan >10-
15%BB.
2) Dehidrasi berat, apabila terjadi kehilangan cairan >10-15 BB.
3) Kejang
4) Hipoglikemia
5) Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan
apabila penurunan volume darah mencapai 15-25% BB maka
akan menyebabkan penurunan tekanan darah.
6) Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enim
laktosa karena kerusakan vili mukosa usus halus.
7) Malnutrisi energi protein karena selain diare penderita
mengalami kelaparan.
8) Syok hipovolemik atau keadaan berkurangnya volume darah
yang bersikulasi ke tubuh.
d. Penanganan
Menurut Sulistyawati (2014), penanganan diare dehidrasi ringan,
yaitu:
17
1) Berikan input jumlah kecil dan sering dari cairan jernih dingin,
misal teh encer, agar-agar, 30-60 ml tiap 30-60 menit
2) Beri penjelasan pada ibu untuk menghindari beberapa hal, yaitu
pemberian cairan yang sangat dingin atau panas, makanan yang
mengandung lemak atau serat, makanan yang mengandung
kafein (Susilaningrum dkk, 2013).
3) Ukur suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi setiap jam untuk
deteksi dini terhadap komplikasi (Sondakh, 2013).
4) Penuhi kebutuhan rasa nyaman bayi (Susilaningrum dkk, 2013).
a) Baringkan pasien dalam posisi terlentang dengan bantalan
penghangat di atas abdomen.
b) Singkirkan pemandangan yang tidak menyenangkan dan bau
tidak sedap dari lingkungan pasien.
5) Beri terapi zink dan cairan serta makanan sesuai rencana terapi B
(Depkes RI, 2008). Menurut Susilaningrum (2013), rencana
terapi B meliputi:
a) Berikan oralit dan observasi selama 3 jam dngan jumlah 75
ml/kg atau berdasarkan usia anak.
Sampai 4 bulan
(< 6 kg)
4-12 bulan
(6-<10 kg)
12-24 bulan
(10 – < 12 kg)
2 – 5 tahun
(12 – 19 kg)
200 – 400 ml 400 – 700 ml 700 – 900 ml 900 – 1400 ml
b) Ajarkan pada ibu cara membuat dan memberikan oralit
c) Lakukan penilaian setelah anak setelah diobservasi 3 jam
18
6) Jika anak mempunyai klasifikasi berat lain rujuk segera, jika
masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama
perjalanan (Depkes RI, 2008).
7) Beri nasehat kapan kembali segera (Depkes RI, 2008).
8) Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan (Depkes RI,
2008).
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis,
mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
2. Proses manajemen kebidanan
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), proses manajemen
kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang memperkenalkan
sebuah metode atau pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang
logis sehingga pelayanan komperhensif dan aman dapat tercapai. Selain
itu metode ini memberikan pengertian untuk menyatukan pengetahuan
dan penilaian yang terpisah – pisah menjadi satu kesatuan yang
berarti.Tujuh langkah Manajemen KebidananVarney dalam Ambarwati
dan Wulandari (2010),meliputi:
19
a. Langkah I: Pengkajian
Pengkajian adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan
untuk mengevaluasi keadaan pasien.Merupakan langkah pertama
untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien (Ambarwati
dan Wulandari, 2010). Hal yang perlu dikaji meliputi:
1) Data subyektif
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), data subyektif
adalah data yang mencangkup identitas pasien.
a) Identitas Pasien
(1) Nama Anak : Nama jelas dan lengkap, bila perlu
nama panggilan sehari-haridan nama
panggilan akrabnya (Matondang,
2013).
(2) Umur Anak : Umur didapat dari tanggal lahir
ditanyakan ataupun dilihat dari kartu
pemeriksaan kesehatan lainnya. Umur
perlu diketahui untuk mengingat
periode usia anak (Matondang, 2013).
(3) Jenis Kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin anak
(Sondakh, 2013).
20
(4) Nama Ayah/Ibu : Untuk memudahkan memanggil
atau menghindari kekeliruan
(Sondakh, 2013).
(5) Agama : Untuk mengetahui kepercayaan
yang dianut orangtua (Sondakh,
2013).
(6) Pendidikan : Untuk memudahkan pemberian KIE
(Sondakh, 2013).
(7) Pekerjaan : Untuk mengetahui tingkat sosial
ekonomi (Sondakh, 2013).
(8) Alamat pasien : Untuk memudahkan komunikasidan
kunjungan rumah (Sondakh, 2013).
b) Anamnesa
(1) Keluhan Utama
Anamnesis tentang penyakit pasien diawali
dengan keluhan utama, yaitu keluhan atau gejala yang
menyebabkan pasien dibawa berobat (Matondang,
2013).Pada kasus diare dengan dehidrasi ringan pasien
buang air besar 4-10 kali konsistensi cair, bayi
gelisah dan rewel, balita sering haus dan banyak
minum aktivitas berkurang, nafsu makan
menurun(Susilaningrum dkk, 2013).
21
(2) Riwayat kesehatan
a) Imunisasi
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan
kekebalan dengan cara memasukkan vaksin
kedalam tubuh manusia (Maryanti dkk, 2011).
Menurut Susilaningrum, dkk (2013), pada kasus
diare dengan dehidrasi ringan, riwayat imunisasi
perlu dikaji terutama untuk mengetahui anak sudah
mendapat imunisasi campak atau belum. Diare
lebih sering terjadi dan berakibat berat pada anak-
anak dengan campak atau yang menderita campak
dalam empat minggu terakhir, yaitu akibat
penurunan kekebalan pada pasien.
b) Riwayat penyakit yang lalu
Perlu dikaji karena mungkin ada hubungannya
dengan penyakit sekarang, atau setidaknya
memberikan informasi untuk membantu
pembuatan diagnosis dan tata laksana penyakit
sekarang (Matondang, 2013).
c) Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada
saat ini (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
22
d) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap kesehatanpasien, yaitu
apabila ada penyakit keluarga yang menyertai
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(3) Riwayat Sosial
Dikaji untuk mengetahui siapa yang mengasuh,
hubungan pasien dengan anggota keluarga, yaitu
dengan ibu, ayah serta anggota keluarga yang lain,
hubungan dengan teman sebaya di lingkungan sekitar
rumah (Matondang dkk, 2013).
(4) Pola kebiasaan sehari-hari
(a) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan (Ambarwati
dan Wulandari, 2010). Pada kasus dehidrasi ringan
anak merasa haus dan minum dengan lahap
(Depkes RI, 2008).
(b) Eliminasi
Menggambarkan pola sekresi yaitu kebiasaan
buang air besar meliputi frekuensi, jumlah,
konsistensi, dan bau serta kebiasaan buang air kecil
23
meliputi frekuensi, warna dan jumlah (Ambarwati
dan Wulandari, 2010).Pada kasus diaredengan
dehidrasi ringan BAB 4-10 kali konsistensi cair
(Susilaningrum dkk, 2013).
(c) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien (Nursalam,
2007).Pada kasusbalitasakit diare dengan dehidrasi
ringan aktivitas anak berkurang (Nursalam, 2005).
(d) Istirahat/tidur
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien,
berapa jam pasien tidur serta kebiasaan sebelum
tidur pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(e) Personal hygine
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu
menjaga kebersihan tubuh pasien
(Ambarwati dan Wulandari 2010).
2) Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
Data objektif dapat diperoleh melalui pemeriksaan fisik sesuai
dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital dan
pemeriksaan penunjang (Walyani dan Purwoastuti, 2014).
Menurut Susilaningrum dkk (2013), pengkajian data obyektif
meliputi :
24
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan ini kita cukup dengan
mengamati keadaan pasien secara keseluruhan
(Sulistyawati, 2014).Pada kasus diare dehidrasi ringanbalita
dalam keadaan umumnya sedang (Sudarti, 2010).
b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien.
Melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari
keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai
dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar)
(Sulistyawati, 2014). Dalam kasus diare dehidrasi ringan
kesadaran balita adalah composmentis (Matondang dkk,
2013).
c) Tanda-tanda Vital (TTV)
(1) Suhu
Untuk mengetahui infeksi atau tidak. Normalnya 36,5-
37,5ºC (Norma dan Dwi, 2013).
(2) Nadi
Batas normal nadi balita adalah 130-160 kali/menit
(Sondakh, 2013).
(3) Pernafasan
Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam1 menit.
Respirasi normal 30-40x/menit (Matondang, 2013).
25
(4) Berat Badan
Pasien yang mengalami diare dengan dehidrasi
biasanya mengalami penurunan berat badan.Pada kasus
diare dehidrasiringanpasien mengalami penurunan berat
badan<5% BB (Dewi, 2010).
3) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
Biasanya, ubun-ubun baru menutup pada usia 10-18 bulan.
Pada kasus balita dengan diare dehidrasi ringan ubun-
ubunnya biasanya cekung (Dewi, 2010).Ubun-ubun yang
terlihat cekung menandakan bayi mengalami dehidrasi,
entah akibat diare, atau muntah-muntah yang membuatnya
mengeluarkan banyak cairan (Bagas, 2011).
(1) Mata
Untuk memeriksa konjungtiva, sklera dan kelopak
mata. Pada kasus balita diare dehidrasi ringan bentuk
kelopak mata balita cekung (Dewi, 2010).
(2) Mulut
Untuk memeriksa keadaan mulut dan lidah. Pada kasus
balitadengan diare dehidrasi ringan mulut dan lidah
kering (Dewi, 2010).
b) Perut
Untuk mengetahui apakah perut mengalami distrensi, kram,
dan bising usus / tidak (Susilaningrum dkk, 2013). Pada
26
kasus balita dengan diare dehidrasi ringan perut mengalami
bising usus.
c) Kulit
Untuk mengetahui elastisitas kulit, kita dapat melakukan
pemeriksaan turgor, yaitu dengan cara mencubit daerah
perut dengan kedua ibu jari. Pada kasus diare dehidrasi
ringan turgor kembali lambat bila cubitan kembali dalam
waktu dua detik (Depkes RI, 2008).
d) Anus
Untuk memeriksa adanya kelainan dan berlubang atau tidak
(Marmi dan Rahardjo, 2013).Pada kasus balita sakit diare
dehidrasi ringan terjadi kulit anus lecet dikarenakan
seringnya buang air besar (Dewi, 2010).
4) Pemeriksaan antopometri
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012), pemeriksaan
antopometri meliputi:
a) Lingkar Kepala : Untuk mengetahui pertumbuhan otak.
Lingkar kepala normalnya 33-35 cm.
b) Lingkar lengan atas : Untuk menilai status gizi pada anak.
Lingkar lengan normal 11-12 cm.
c) Tinggi badan : Untuk mengetahui tinggi badan.
Tinggi badan normal 1,5 kali TB
lahir.
27
d) Berat badan : Pasien yang mengalami diare dengan
dehidrasi biasanya mengalami
penurunan berat badan. Pada kasus
diare dehidrasi ringan pasien
mengalami penurunan berat badan
<5% BB (Dewi, 2010).
5) Pemeriksaan tingkat perkembangan adalah pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak prasekolah (Depkes RI dalam
Susilaningrum dkk, 2013).
6) Pemeriksaan penunjang
Menurut Susilaningrum (2013), pemeriksaan laboratorium
sangat penting dalam menegakkan diagnosis yang tepat,
sehingga dalam pemberian terapi dapat diberikan terapi yang
tepat dan sesuai dengan sakit yang diderita. Pemeriksaan yang
perlu dilakukan pada anak yang mengalami diare dehidrasi
ringan, yaitu: Pemeriksaan kultur tinja, pH, leukosit, glukosa
dan adanya darah baik secara makroskopi maupun mikroskopi.
Pada kasus diare dehidrasi ringan hasil pemeriksaan adalah ada
atau tidaknya bakteri Vibrio, E Coli, Salmonella, Shigella
campylobacter;ada tidaknya virus Enterovirus;ada tidaknya
parasit seperti cacing (Dewi, 2013).
28
b. Langkah II: Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah awal
dalam perumusan diagnosis atau masalah adalah pengolahan data
dan analisis dengan menggabungkan data satu dengan data yang lain
nya sehingga tergambar fakta (Sulistyawati, 2012).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosa kebidanan (Yulifah dan Surachmindari,
2013). Pada kasus balita sakit diare dengan dehidrasi ringan,
diagnosa yang dapat ditegakkan yaitu An X umur X tahun
dengan diare dehidrasi ringan.
Data dasar meliputi:
Data subyektif
Menurut Matondang(2013), data subyektif meliputi:
a) Ibu mengatakan anaknya bernama An. X
b) Ibu mengatakan anaknya berumur X tahun
c) Ibu mengatakan anaknya BAB 4-10kali konsistensi cair,
gelisah dan rewel, sering haus dan banyak minum, aktivitas
berkurang(Susilaningrum dkk, 2013).
29
Data Obyektif
a) Keadaan umum : Pasien pada kasus diare dengan
dehidrasi ringan dalam
keadaansedang (Sudarti, 2010).
b) Kesadaran : Kesadaran pasien pada kasus diare
dengan dehidrasi ringan adalah
composmentis (Susilaningrum, 2013).
c) Nadi : Batas normal nadi balita adalah 130-
160 kali/menit (Sondakh, 2013).
d) Respirasi : Respirasi normal 30-40 x/menit
(Matondang, 2013).
e) Suhu : Untuk mengetahui infeksi atau tidak.
Normalnya 36,5-37,5ºC (Norma dan
Dwi, 2013).
f) BB : Pasien yang mengalami diare dengan
dehidrasi ringan biasanya mengalami
penurunan berat badan <5%
(Susilaningrum dkk, 2013).
g) Kepala : Pada kasus balita dengan diare
dehidrasi ringan ubun-ubunnya
biasanya cekung (Dewi, 2010).
h) Mata : Pada kasus balita dengan diare
dehidrasi ringan bentuk kelopak mata
cekung (Dewi, 2010)
30
i) Mulut : Pada balita dengan diare dehidrasi
ringanmulut dan lidah kering
(Susilaningrum dkk, 2013).
j) Perut : Pada kasus diare dengan dehidrasi
ringan adalah perut terasa kram,
bising usus meningkat serta terjadi
distensi (Susilaningrum dkk, 2013).
k) Kulit : Pada kasus diare dehidrasi ringan
turgor kembali lambat bila cubitan
kembali dalam waktu dua detik
(Depkes RI, 2008).
l) Anus : Pada kasus balita sakit diare dehidrasi
ringan terjadi iritasi pada kulit anus
dikarenakan seringnya buang air
besar (Dewi, 2010).
m) Pemeriksaan Penunjang : Pada kasus balita sakit diare
dehidrasi ringan yaitu
pemeriksaan kultur tinja, pH,
leukosit, glukosa, dan adanya
darah baik secara makroskopi
maupun mikroskopi
(Susilaningrum, 2013).
31
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan
pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau
yang menyertai diagnosis (Surachmindari, 2013).Pada kasus
diaredengan dehidrasi ringan terdapat masalah yaitu pasien
tampak gelisah dan rewel karena rasa tidak nyamanpada
perutnya akibat diare (Susilaningrum, 2013).
3) Kebutuhan
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2014). Pada
kasus diare dehidrasi ringan pasien membutuhkan :
a) Beri kebutuhan rasa nyaman pada balita dengan cara
baringkan pasien dalam posisi terlentang dengan bantalan
penghangat di atas abdomen dan singkirkan pemandangan
yang tidak menyenangkan dan bau tidak sedap dari
lingkungan klien.
b) Berikan input jumlah kecil dan sering dari cairan jernih
dingin, misal teh encer, agar-agar, 30-60 ml tiap 30-60
menit
c) Beri penjelasan pada ibu untuk menghindari beberapa hal,
yaitu pemberian cairan yang sangat dingin atau panas,
makanan yang mengandung lemak atau serat, makanan
yang mengandung kafein (Susilaningrum dkk, 2013).
32
c. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau
diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
apabila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati
klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah
potensial ini benar-benar terjadi(Surachmindari, 2013).Pada kasus
diare dehidrasi ringan diagnosa potensial yang dapat ditegakkan
adalah diare dengan dehidrasi sedang (Dewi, 2010).
d. Langkah IV: Mengidentifikasi Kebutuhan Segera
Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap
tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Setelah itu
mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokterdan
atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Surachmindari,
2013).Pada kasus diare dengan dehidrasi ringantindakan yang
dilakukan segera adalah beri cairan dan makanan sesuai rencana
terapi B serta TabletZinc(Depkes RI, 2008).
e. Langkah V: Perencanaan
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah
yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi
33
terhadap klien tersebut, seperti apa yang diperkirakan akan terjadi
berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah
perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan
sosial ekonomi, kultural, atau masalah psikologis (Surachmindari,
2013).Pada kasus dehidrasi ringan rencana asuhan yang ditetapkan
yaitu :
1) Ukur suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi setiap jam untuk
deteksi dini terhadap komplikasi (Sondakh, 2013).
2) Penuhi kebutuhan rasa nyaman bayi (Susilaningrum dkk, 2013).
a) Baringkan pasien dalam posisi terlentang dengan bantalan
penghangat di atas abdomen.
b) Singkirkan pemandangan yang tidak menyenangkan dan bau
tidak sedap dari lingkungan pasien.
3) Beri terapi zink dan cairan serta makanan sesuai rencana terapi B
(Depkes RI, 2008). Menurut Susilaningrum (2013), rencana terapi
B meliputi:
a) Berikan oralit dan observasi selama 3 jam dngan jumlah 75
ml/kg atau berdasarkan usia anak.
Sampai 4 bulan
(< 6 kg)
4-12 bulan
(6-<10 kg)
12-24 bulan
(10 – < 12 kg)
2 – 5 tahun
(12 – 19 kg)
200 – 400 ml 400 – 700 ml 700 – 900 ml 900 – 1400 ml
b) Ajarkan pada ibu cara membuat dan memberikan oralit
c) Lakukan penilaian setelah anak setelah diobservasi 3 jam.
34
4) Jika anak mempunyai klasifikasi berat lain rujuk segera, jika masih
bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan
(Depkes RI, 2008).
5) Beri nasehat kapan kembali segera (Depkes RI, 2008).
6) Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan (Depkes RI,
2008).
f. Langkah VI: Pelaksanaan rencana asuhan (Implementasi)
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
kesehatan yang lain (Surachmindari dan Yulifah, 2013). Pada kasus
diare dehidrasi ringan asuhan yang diberikan sesuai perencanaan.
g. Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang sesuai dengan
masalah dan diagnosis klien, juga benar dalam pelaksanaannya.
Disamping melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan yang telah
diberikan, bidan juga dapat melakukan evaluasi terhadap proses
asuhan yang telah diberikan dengan harapan, hasil evaluasi proses
sama dengan hasil evaluasi secara keseluruhan (Surachmindari,
35
2013). Padakasus diare dengan dehidrasi ringan evaluasi yang
diharapkan yaitu:
a) Suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi dalam keadaan
normalserta tidak terjadi komplikasi (Sondakh, 2013).
b) Balita dalam keadaan rasa nyaman (Susilaningrum dkk, 2013).
c) BAB Balita sudah dalam keadaan normal (Susilaningrum dkk,
2013).
d) Ibu bersedia kembali segera (Depkes RI, 2008).
e) Ibu bersedia kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan
(Depkes RI, 2008).
36
DATA PERKEMBANGAN SOAP
Menurut Walyani (2015), SOAP merupakan singkatan dari:
S : Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien melalui
anamnesa sebagai langkah 1 Varney
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik pada klien,
hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung asuhan kebidanan sebagai langkah 1 Varney.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
sebagai langkah Varney yang ke 2, 3,4. Data subjektif dan objektif
dalam suatu indikasi:
1. Masalah
2. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau
kolaborasi.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi berdasarkan assessment sebagai langkah 5, 6, 7 Varney.
37
C. Landasan Hukum
BerdasarkanPermenkesNO1464/ MENKES/ PER/ X/ 2010Pasal 11
ayat (1) dan (2). berwenang untuk :
1. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin K 1, perawatan bai baru
lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat.
2. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
3. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
4. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
6. Pemberian konseling dan penyuluhan.
7. Pemberian surat keterangan kelahiran.
8. Pemberian surat keterangan kematian.
Ayat (2) Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pelayanan kesehatan anak
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru
lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.
38
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis dan Rancangan Studi Kasus
Studi kasus inimenggunakanmetode deskriptif observasionalyaitu
pengamatanterhadapsekumpulanobjekyang
bertujuanuntukdapatmenggambarkanfenomena yang
terjadididalamsuatupopulasitertentu (Notoadmojdo, 2012). Studi kasus ini
menggambarkan asuhan kebidanan balitasakitpadaAn. W umur3 tahundengan
Diare Dehidrasi Ringan di RB Citra PrasastiSukoharjo.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasistudikasusmerupakantempatdimanapengambilankasustersebutd
ilaksanakan (Notoatmodjo, 2010).Studikasusini telah dilakukan di
RumahBersalin (RB) Citra PrasastiSukoharjo.
C. Subjek Studi Kasus
Dalampenulisanstudikasusinisubyekmerupakanhalatau orang yang
dijadikansebagaipengambilankasus (Notoatmodjo,
2012).Subyekstudikasusini dilakukan pada An. W umur3 tahun dengan
DiareDehidrasi Ringan di RB Citra PrasastiSukoharjo.
39
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah kapan pelaksanaan pengambilan studi kasus
dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Studikasus ini dilaksanakan pada bulan
Oktober 2015 sampai Juni 2016.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Arikunto, 2013). Instrumen yang akan digunakan dalam
studi kasus ini adalah format asuhan kebidanan balita sakit dengan
manajemen Varney dan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperolehpadastudikasusinimeliputi data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah merupakan daftar dari hasil penelitian atau
studi pustaka yang diperoleh dari jurnal penelitian/jurnal ilmiah
(Hidayat, 2014). Data primer diperolehdengancara:
a. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Inspeksidapatdibagimenjadiinspeksiumumdaninspeksilo
kal.Padainspeksiumumpemeriksamelihatperubahan yang
terjadisecaraumumpasien.Sedangkanpadainspeksilokal,
40
dilihatperubahan-perubahanlokalsampai yang sekecil-
kecilnya.Untukbahanpembandingperludiperhatikankeadaansisi
lain (Matondangdkk, 2013). Pada kasus diare dehidrasi ringan,
inspeksi dilakukan untuk mengetahui kesadaran, cengeng dan
gelisah, mata dan ubun-ubun cekung / tidak, selaput lendir dan
mulut juga kulit kering / tidak.
2) Palpasi
Palpasiyaitupemeriksaandengancarameraba,
mempergunakan telapaktangandanmemanfaatkanalat
peraba yang terdapatpadatelapakdanjaritangan
(Matondangdkk, 2013). Padakasus diare dengan dehidrasi
ringan palpasi dilakukan untuk mengetahui turgor kulit mudah
kembali ketika dicubit / tidak dan perut terasakram,
bisingususmeningkatserta terjadi distensi.
3) Auskultasi
Pemeriksaanmenggunakanstetoskop.Dengancaraauskulta
sidapatdidengarsuarapernafasan, bunyidanbisingjantung,
peristaltic usus, danalirandarahdalampembuluhdarah
(Matondangdkk, 2013). Padakasus diare dengan dehidrasi
ringan auskultasi dilakukan untuk mengetahui pernafasannya
normal / tidak, ada bising usus / tidak dan detak jantung balita
normal / tidak menggunakan stetoskop.
41
b. Wawancara
Wawancaraadalahsuatumetode yang
dipergunakanuntukmengumpulkan data,
dimanapenelitimewawancaraisecaralangsungresponden yang
diteliti.Dalammetodewawancaraini, dapatdigunakan instrument
berupapedomanwawancarakemudiandaftarperiksaataucheklis
(Hidayat,
2007).Padapengambilankasusinipenulismelakukanwawancaradengan
kliendankeluargadenganmenggunakanpendokumentasianberupaasuh
ankebidanan.
c. Observasi
Observasimerupakancarapengumpulan data
dengancarapengamatansecaralangsungkepadarespondenpenelitianunt
ukmencariperubahanatauhal - hal yang akanditeliti (Hidayat, 2007).
Observasidilakukanuntuk mengetahui perkembangan, TTV,
frekuensi BAB, konsistensi BAB, turgor kulit, kelopak mata, anus,
dan perut serta nafsu makan (Susilaningrum, 2013).
2. Data sekunder
a. Studi Dokumentasi
Studidokumentasi adalah mencari data mengenaihal-
halatauvariabel yang berupacatatan, transkrip, buku, suratkabar,
majalah, prasasti, notulenrapat, lengger, dansebagainya (Arikunto,
2013).
42
Dalamstudikasusinidokumentasidiperolehdaribukucatatandanrekam
medik yang berupa data medik kasus balita sakit di RB Citra
PrasastiSukoharjo.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah kegiatanpeneliti yang
dilakukanolehpenelitidalamrangkamencarilandasanteoritisdariperma
salahanpenelitian (Hidayat, 2014).
Padakasusdiaredengandehidrasiringan, penulismengambil studi
kepustakaan dari buku, tahun 2005, 2007, 2008, 2009, 2010, 2012,
2013, laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal ilmiah tahun 2009,
2015 dan sumber terbaru yang berhubungan dengan diare dehidrasi
ringan.
G. Alat-Alat yang Diperlukan
Alatdanbahan yang diperlukan dalampengambilan data antaralain :
1. Alatdanbahandalampengambilan data
a. Format asuhankebidanan
b. Bukutulis
c. Bolpoint
d. LembarObservasi
2. Alatdanbahandalampemeriksaanfisikdanobservasi
a. Alatpengukurtinggibadan
b. Timbanganberatbadan
43
c. Pipa LILA
d. Stetoskop
e. Termometer
3. Alatdanbahanlainnya
a. Buku MTBS
b. Bukurekammedik di RB Citra PrasastiSukoharjo
H. Jadwal Studi Kasus
Dalam bagian ini diuraikan langkah - langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Jadwal studi kasus terlampir.
44
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
Tanggal : 16 April 2016 Jam : 16.00 WIB
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama Anak : An. W
Umur : 3 tahun
Anak ke- : Pertama
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Joho Mojolaban Sukoharjo
Identitas Ibu Identitas Ayah
Nama : Ny. I Nama : Tn. P
Umur : 25 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Joho Mojolaban Sukoharjo
b. Anamnesa (Data Subyektif)
1) Alasan datang ke BPM
Ibu mengatakan anaknya buang air besar 3-4 kali sehari,
badannya lemes, gelisah, rewel, nafsu makan menurun, dan
aktivitas menurun sejak tadi pagi.
45
2) Riwayat Kesehatan
a) Imunisasi
BCG : Ibu mengatakan anaknya sudah
mendapatkan imunisasi BCG pada
tanggal 15 Januari 2013
DPT1 : Ibu mengatakan anaknya sudah
mendapatkan imunisasi DPT 1 pada
tanggal 15 Februari 2013.
DPT2 : Ibu mengatakan anaknya sudah
mendapatkan imunisasi DPT 2 pada
tanggal 15 Maret 2013.
DPT3 : Ibu mengatakan anaknya sudah
mendapatkan imunisasi DPT 3 pada
tanggal 15 April 2013.
Polio1 : Ibu mengatakan anaknya sudah
mendapatkan imunisasi Polio 1 pada
tanggal 15 Januari 2013.
Polio2 : Ibu mengatakan anaknya sudah
mendapatkan imunisasi Polio 2 pada
tanggal 15 Februari 2013.
Polio3 : Ibu mengatakan anaknya sudah
mendapatkan imunisasi Polio 3 pada
tanggal 15 Maret 2013.
46
Polio4 : Ibu mengatakan anaknya sudah
mendapatkan imunisasi Polio 4 pada
tanggal 15 April 2013
Hepatitis B1 : Ibu mengatakan anaknya sudah
mendapatkan imunisasi Hepatitis B1
tanggal 15 Februari 2013.
Hepatitis B2 : Ibu mengatakan anaknya belum
mendapatkan imunisasi
Hepatitis B3 : Ibu mengatakan anaknya belum
mendapatkan imunisasi Hepatitis B3.
Campak : Ibu mengatakan anaknya sudah
mendapatkan imunisasi campak
tanggal 20 September 2013
Imunisasi lain : Ibu mengatakan anaknya belum
mendapatkan imunisasi lain.
3) Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah mengalami batuk, pilek,
dan panas.
4) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan anaknya buang air besar 3-4 kali sehari,
badannya lemes, gelisah, rewel, nafsu makan menurun, anus
lecet dan aktivitas menurun sejak tadi pagi.
47
5) Riwayat penyakit keluarga atau menurun
Ibu mengatakan baik dari pihak ibu atau pihak ayah tidak ada
yang mempunyai penyakit keturunan misal kencing manis,
hipertensi, asma, dan tidak ada yang mempunyai penyakit
menular misalkan hepatitis, TBC, HIV/AIDS.
6) Riwayat Sosial
a) Yang mengasuh
Ibu mengatakan yang mengasuh anaknya yaitu ibu dengan
suami.
b) Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarga lain
sangat baik.
c) Hubungan dengan teman sebaya
Ibu mengatakan anaknya belum ada hubungan dengan
teman sebaya.
d) Lingkungan rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, bersih dan rapi
7) Pola kebiasaan sehari-hari (sebelum sakit dan selama sakit)
a) Nutrisi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan makanan yang disukai
anaknya nasi dengan sayur sop, telur, dan
kerupuk. Minumnya susu, teh dan air
putih dan ibu mengatakan sebelum sakit
48
makan pagi jam 06.30 WIB, siang jam
12.00 WIB, malam jam 17.00 WIB
Selama sakit : Ibu mengatakan sejak tanggal 16 April
2016 anaknya tidak mau makan dan hanya
minum 1 gelas sehari dan ibu mengatakan
makan satu kali sehari
b) Istirahat/tidur
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya tidur siang 2-3
jam dan tidur malam 8 sampai 10 jam
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidur siang tidak
ada 1 jam dan minta digendong, tidur
malam 7 sampai 8 jam
c) Mandi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya mandi sehari 2
kali pagi hari dan sore hari
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya disibin 2 kali
pagi dan sore hari
d) Aktifitas
Sebelum sakit : Ibu mengatakan sebelum sakit anaknya
sering bermain dengan teman sebayanya.
Selama sakit : Ibu mengatakan selama sakit ini tidak mau
bermain dan hanya minta digendong.
49
e) Eliminasi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya BAB 1 kali
konsistensi padat warna kuning, BAK 5 -6
kali sehari warna jernih kekuningan
Selama sakit : Ibu mengatakan selama sakit anaknya
BAB 3-4 kali sehari, konsistensi cair,
BAK 5 kali warna kuning agak pekat
c. Pemeriksaan Fisik
1) Status Generalis
2) Keadaan Umum : Sedang
3) Kesadaran : Composmentis
4) TTV : R : 35x/menit
S : 370C N : 145x/menit
5) BBsebelum sakit : 16 kg
BBselama sakit : 15,5 kg
6) Pemeriksaan Sistematik
a) Kepala : Bersih, rambut lurus berwarna hitam, ubun-
ubun cekung
b) Muka : Tidak oedema, tidak pucat, simetris
c) Mata : Sklera putih, conjungtiva merah muda,
simetris, mata cekung
d) Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen
e) Hidung : Simetris, tidak ada polip atau benjolan dan
tidak ada sekret
f) Mulut : Mulut dan lidah kering
50
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
pembesaran kelenjar carotis.
h) Dada : Simetris, tidak ada retraksi
i) Perut : Tidak ada benjolan, tidak ada kelainan,
bising usus meningkat serta terjadi distensi
dan kalau dicubit kembalinya lama.
j) Ekstremitas : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada
kelainan, baik tangan maupun kaki bisa
digerakkan.
k) Anus : Terjadi lecet pada kulit anus dikarenakan
seringnya buang air besar.
d. Pemeriksaan tingkat perkembangan : tidak dilakukan
e. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
II. Interpretasi Data
Tanggal : 16 April 2016 Pukul : 16.20 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
An. W Umur 3 tahun dengan diare dehidrasi ringan
Data dasar
Data Subyektif
1) Ibu mengatakan anaknya bernama An. W berumur 3 tahun
2) Ibu mengatakan sejak tadi pagi buang air besar 3-4 kali dengan
konsistensi cair.
3) Ibu mengatakan anaknya lemes, gelisah, rewel, nafsu makan
menurun, dan aktivitas menurun sejak tadi pagi.
51
Data Obyektif
1) Keadaan Umum : Sedang
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV : R : 35x/menit S : 370C N : 145x/menit
4) BB sebelum sakit : 16 kg
BB selama sakit : 15,5 kg
5) Kepala : Bersih, rambut lurus berwarna hitam, ubun
ubun cekung
6) Mata : Sklera putih, conjungtiva merah muda,
simetris, mata cekung
7) Mulut : mulut dan lidah kering
8) Perut : tidak ada benjolan, tidak ada kelainan,
bising usus meningkat, serta terjadi distensi,
kalau di cubit kembalinya lama
9) Kulit : Turgor kembali lambat bila cubitan kembali
dalam waktu dua detik
10) Anus : Terjadi lecet pada kulit anus dikarenakan
seringnya buang air besar
b. Masalah
Pasien tampak gelisah dan rewel karena tidak nyaman pada perutnya
akibat diare
c. Kebutuhan
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
52
III. Diagnosa Potensial
Diare dehidrasi sedang
IV. Antisipasi
Berikan obat yaitu :cotri syrup 60 mg 3x1 1 sendok takar, diaform 500
mg dan B-Complex 36 mg dijadikan puyer 3x1, diberikan setelah buang
air besar.
V. Perencanaan
Tanggal 16 April 2016 Pukul 16.20 WIB
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan anaknya
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : composmentis
TTV : R : 35x/menit S : 370C N : 145x/menit
b. Penuhi kebutuhan rasa nyaman bayi
b) Baringkan pasien dalam posisi terlentang dengan bantalan
penghangat di atas abdomen.
c) Singkirkan pemandangan yang tidak menyenangkan dan bau
tidak sedap dari lingkungan pasien.
c. Anjurkan ibu untuk berikan obat yaitu :cotri syrup 60 mg 3x1 1
sendok takar, diaform 500 mg dan B-Complex 36 mg dijadikan
puyer 3x1 diberikan setelah buang air besar.
d. Beri input jumlah cairan kecil dan sering dari cairan jernih dingin,
misal teh encer, agar-agar, 30-60 ml tiap 30-60 menit
e. Beri penjelasan pada ibu tentang pantangan makanan dan minuman
yaitu pemberian makanan yang mengandung lemak atau serat,
53
makanan yang mengandung kafein dan minuman yang sangat dingin
atau panas
f. Beri anjuran pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari jika
tidak ada perbaikan
VI. Pelaksanaan
Tanggal : 16 April 2016 Pukul : 16.30 WIB
a. Memberikan informasi kepada ibu tentang hasil pemeriksaaan
anaknya
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
TTV : R : 35x/menit S : 370C N : 145x/menit
b. Memenuhi kebutuhan rasa nyaman bayi
1) Membaringkan pasien dalam posisi terlentang dengan bantalan
penghangat di atas abdomen.
2) Menyingkirkan pemandangan yang tidak menyenangkan dan
bau tidak sedap dari lingkungan pasien.
c. Menganjurkan ibu untuk memberikan obat yaitu : cotri syrup 60 mg
3x1 1 sendok takar, diaform 500 mg dan B-Complex 36 mg
dijadikan puyer 3x1 diberikan setelah buang air besar.
d. Memberi input jumlah cairan kecil dan sering dari cairan jernih
dingin, misal teh encer, agar-agar, 30-60 ml tiap 30-60 menit
e. Memberi penjelasan pada ibu tentang pantangan makanan dan
minuman yaitu pemberian makanan yang mengandung lemak atau
serat, makanan yang mengandung kafein dan minuman yang sangat
dingin atau panas
54
f. Memberi anjuran pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari
jika tidak ada perbaikan
VII. Evaluasi
Tanggal : 16 April 2016 Pukul : 16.40 WIB
a. Ibu sudah tahu tentang hasil pemeriksaan anaknya.
b. Ibu sudah memenuhi kebutuhan rasa nyaman bayi
c. Ibu bersedia memberikan obat yaitu cotri syrup 60 mg 3x1 1 sendok
takar, diaform 500 mg dan B-Complex 36 mg dijadikan puyer 3x1
diberikan setelah buang air besar.
d. Ibu bersedia memberikan input jumlah kecil dan sering dari cairan
jernih dingin, misal teh encer, agar agar, 30-60 ml tiap 30-60 menit
e. Ibu mengerti untuk tidak memberikan pantangan makanan dan
minuman untuk anaknya yaitu pemberian makanan yang
mengandung lemak atau serat, makanan yang mengandung kafein
dan minuman yang sangat dingin atau panas
f. Ibu mengerti untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada
perbaikan
55
DATA PERKEMBANGAN I
(Kunjungan Rumah)
Tanggal : 17 April 2016 Pukul : 15.30 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan anaknya BAB 1x, konsistensi padat, sudah tidak rewel
dan mau makan nasi sop, telur, biskuit, minum 4 – 5 gelas air putih, dan 1
gelas susu.
2. Ibu mengatakan anaknya sudah mau bermain tetapi masih di dalam rumah.
3. Ibu mengatakan tadi pagi terakhir kalinya anaknya minum obat cotri syrup
60 mg.
O : Obyektif
1. Keadaan umum : baik.
2. Kesadaran : composmentis.
3. TTV Suhu : 360 C Nadi : 140 x/menit
Respirasi : 32 x/menit
4. Mata sudah tidak cekung.
5. Mulut dan lidah sudah tidak kering dan kembali normal.
6. Perut sudah tidak bising usus dan apabila dicubit perut cepat kembali.
7. Turgor kulit cepat kembali apabila dicubit dalam waktu dua detik.
8. Anus sudah tidak lecet.
56
A : Assesment
An. W umur 3 tahun dengan riwayat diare dehidrasi ringan.
P :Planning
Tanggal : 17 April 2016 Pukul : 15.40 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa anaknya sudah
sembuh dari sakit diare dan tidak perlu melakukan kunjungan ulang
kembali serta ibu tidak perlu memberikan obat dari bidan lagi.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup untuk
anaknya yaitu dengan gizi seimbang, nasi sayur, buah, lauk, dan susu.
3. Menganjurkan ibu untuk memantau anaknya agar istirahat cukup yaitu
tidur malam kurang lebih 8 jam, dan tidur siang kurang lebih 2 jam.
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diare dengan dehidrasi
ringan.
5. Menganjurkan pada ibu untuk menghabiskan obat cotri syrup 60 mg
sampai habis pada anaknya
Evaluasi
Tanggal :17 April 2016 Pukul : 16.00 WIB
1. Ibu mengerti tentang keadaan anaknya
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Nadi : 140 x/menit, Suhu : 368 0
C, Respirasi : 32 x/menit
d. Mata sudah tidak cekung, kulit cepat kembali apabila dicubit dalam
waktu dua detik.
2. Ibu bersedia untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup untuk anaknya.
57
3. Ibu bersedia memantau aktivitas anaknya dan mengatur istirahat
anaknya.
4. Ibu bersedia untuk segera membawa anaknya ke tenaga kesehatan
apabila diare disertai dehidrasi.
5. Ibu bersedia untuk melanjutkan terapi cotri syrup 60 mg pada anaknya
sampai habis
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas tentang studi kasus yang dilakukan penulis.
Pelaksanaan studi kasus dilakkan di RB Citra Prasasti Sukoharjo. Studi
kasus ini menggunakan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney.
1. Pengkajian
Halyang perlu dikaji pada langkah ini meliputi data subjektif dan
objektif. Data subjektif menurut Susilaningrum dkk (2013), pada kasus
diare dengan dehidrasi ringan pasien buang air besar 4-10 kali
konsistensi cair, bayi gelisah dan rewel, balita sering haus dan banyak
minum aktivitas berkurang, nafsu makan menurun. Menurut Dewi
(2010), mata pada kasus balita diare dehidrasi ringan bentuk kelopak
mata balita cekung.Mulut pada kasus balita dengan diare dehidrasi
ringan mulut dan lidah kering. Perut pada kasus balita dengan diare
dehidrasi ringan perut mengalami bising usus. Kulit pada kasus diare
dehidrasi ringan turgor kembali lambat bila cubitan kembali dalam
waktu dua detik dan dilakukan pemeriksaan lab feses dan dilakukan
58
pemeriksaan kultur tinja, Ph, leukosit, glukosa dan adanya darah baik
secara makroskopi maupun mikroskopi (Depkes RI, 2008).
Sedangkan pada kasus asuhan kebidanan balita sakit pada An. W
umur 3 tahun dengan diare dehidrasi ringan didapatkan data subjektif
yaitu alasan datang ke BPM. Ibu mengatakan anaknya buang air besar
3-4 kali sehari, badannya lemes, gelisah, rewel, nafsu makan menurun,
dan aktivitas menurun sejak tadi pagi. Pada pemeriksaan fisik di
dapatkan kepala ubun-ubun cekung, mata cekung, mulut dan lidah
kering, perut bising usus meningkat serta terjadi distensi, kalau di cubit
kembalinya lama, turgor kulit kembali lambat bila cubitan kembali
dalam waktu dua detik dan tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Pada langkah pengkajian terjadi kesenjangan, yaitu pada kasus
tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium feses karena tidak
tersedianya fasilitas laboratorium.
2. Interpretasi Data
Menurut Susilaningrum (2013), pada kasus diaredengan dehidrasi
ringan terdapat masalah yaitu pasien tampak gelisah dan rewel karena
rasa tidak nyaman pada perutnya akibat diare.
Masalah pada kasus An. W dengan dehidrasi ringan didapatkan
gangguan masalah pasien tampak gelisah dan rewel karena tidak
nyaman pada perutnya akibat diare. Pada langkah ini tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek di lahan. Pada kasus diare
dehidrasi ringan pasien membutuhkan :Beri kebutuhan rasa nyaman
pada balita, berikan inputjumlah kecil dan sering dari cairan jernih
59
dingin,beri penjelasan pada ibu untuk menghindari beberapa hal, yaitu
pemberian cairan yang sangat dingin atau panas, makanan yang
mengandung lemak atau serat, makanan yang mengandung kafein
Pada kasus An. W didapatkan diagnosa kebidanan yaitu An. W
umur 3 tahun dengan diare dehidrasi ringan. Masalah yang muncul pada
An. W umur 3 tahun adalah pasien tampak gelisah dan rewel karena
tidak nyaman pada perutnya akibat diare. Kebutuhan An. W dengan
diare dehidrasi ringan yaitu memberi kebutuhan rasa nyaman pada
balita, memberikan input jumlah kecil dan sering dari cairan jernih
dingin, memberi penjelasan pada ibu untuk menghindari beberapa hal
yaitu pemberian cairan yang sangat dingin atau panas, makanan yang
mengandung lemak atau serat, makanan yang mengandung kafein. Jadi
pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di
lahan.
3. Diagnosa Potensial
Menurut Dewi (2010), diagnosa potensial diare dehidrasi ringan
adalah diare dengan dehidrasi sedang. Pada kasus An. W diagnosa
potensial yang ditegakkan adalah diare dengan dehidrasi sedang tetapi
tidak muncul diagnosa potensial karena sudah mendapatkan antisipasi
dan penanganan yang tepat. Sehingga dalam langkah ketiga ini tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Tindakan Segera
Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
60
berdasarkankondisi klien. Setelah itu mengidentifikasi perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokterdan atau untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien (Surachmindari, 2013).
Pada kasus pada An. W antisipasi yaitu berikan obat yaitu :cotri
syrup 60 mg 3x1 1 sendok takar, diaform 500 mg dan B-Complex 36
mg dijadikan puyer 3x1, diberikan setelah buang air besar.Sehingga
pada langkah antisipasi tidak terdapat kesenjangan.
5. Perencanaan
Pada kasus dehidrasi ringan rencana asuhan yang ditetapkan yaitu
: ukur suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi setiap jam untuk
deteksi dini terhadap komplikasi (Sondakh, 2013), penuhi kebutuhan
rasa nyaman bayi (Susilaningrum dkk, 2013), Baringkan pasien dalam
posisi terlentang dengan bantalan penghangat di atas abdomen dan
singkirkan pemandangan yang tidak menyenangkan dan bau tidak sedap
dari lingkungan pasien, beri terapi zink dan cairan serta makanan sesuai
rencana terapi B (Depkes RI, 2008). Menurut Susilaningrum (2013),
rencana terapi B meliputi: Berikan oralit dan observasi selama 3 jam
dngan jumlah 75 ml/kg atau berdasarkan usia anak, ajarkan pada ibu
cara membuat dan memberikan oralit, lakukan penilaian setelah anak
setelah diobservasi 3 jam, jika anak mempunyai klasifikasi berat lain
rujuk segera, jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit
selama perjalanan, Beri nasehat kapan kembali segera, kunjungan ulang
5 hari jika tidak ada perbaikan (Depkes RI, 2008).
61
Sedangkan pada kasus An. W umur 3 tahun dengan dehidrasi
ringan rencana yang di buat yaitu ukur suhu tubuh, denyut jantung, dan
respirasi setiap jam untuk deteksi dini terhadap komplikasi, penuhi
kebutuhan rasa nyaman bayi, baringkan pasien dalam posisi terlentang
dengan bantalan penghangat di atas abdomen, singkirkan pemandangan
yang tidak menyenangkan dan bau tidak sedap dari lingkungan pasien,
Anjurkan ibu untuk berikan obat yaitu :cotri syrup 60 mg 3x1 1 sendok
takar, diaform 500 mg dan B-Complex 36 mg dijadikan puyer 3x1,
diberikan setelah buang air besar, beri input jumlah cairan kecil dan
sering dari cairan jernih dingin, misal teh encer, agar-agar, 30-60 ml
tiap 30-60 menit, beri penjelasan pada ibu tentang pantangan makanan
dan minumanyaitu pemberian makanan yang mengandung lemak atau
serat, makanan yang mengandung kafein dan minuman yang sangat
dingin atau panas, anjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang
5 hari jika tidak ada perbaikan
Sehingga pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan praktek di lahan.
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain
(Surachmindari dan Yulifah, 2013). Pada kasus diare dehidrasi ringan
62
asuhan yang diberikan sesuai perencanaan, sehingga tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.
7. Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana
telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang sesuai dengan masalah dan
diagnosis klien, juga benar dalam pelaksanaannya. Disamping
melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan yang telah diberikan, bidan
juga dapat melakukan evaluasi terhadap proses asuhan yang telah
diberikan dengan harapan, hasil evaluasi proses sama dengan hasil
evaluasi secara keseluruhan (Surachmindari, 2013). Evaluasi pada
kasus An. W umur 3 tahun dengan dehidrasi ringan yaitu Ibu sudah
tahu tentang hasil pemeriksaan anaknya, ibu sudah memenuhi kebutuhan
rasa nyaman bayi, Ibu bersedia memberikan obat, ibu mengerti jika anak
mempunyai klasifikasi berat lain rujuk segera, Ibu mengerti kapan
kembali segera, ibu mengerti untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari
jika tidak ada perbaikan.
Sehingga pada langkah evaluasi tidak terjadi kesenjangan antara
teori dan praktek di lahan.
63
BAB V
PENUTUP
Berdasarkanapa yang
telahpenulisdapatkandalamstudikasusdanpembahasanpada“AsuhanKebidananPad
aBalitaSakitPadaAn. W umur3tahunDenganDiareDehidrasiRingan Di RB Citra
PrasastiSukoharjo, makapenulisdapatmengambilkesimpulansebagaiberikut:
A. Kesimpulan
1. Pengkajiandenganmengumpulkan data dasar yang
merupakantahapawaldarimanajemenkebidanandilaksanakandengan cara
wawancara dan observasilangsung.Hasilpengkajian pada tanggal16 April
2016 jam 16.00 WIBdiperoleh. Data subjektif yaitu alasandatangke
BPM. Ibumengatakan anaknya buang air besar 3-4 kali sehari, badannya
lemes, gelisah, rewel, nafsumakanmenurun, dan aktivitas menurun sejak
tadi pagi. Data objektif pada kasus pada An. W umur 3
tahundengandiaredehidrasiringan pola eliminasiselamasakit
ibumengatakanselamasakitanaknyaBAB 3-4 kali sehari, konsistensi cair,
BAK 5 kali warnakuningagakpekat, mata sklera putih, conjungtiva merah
muda, ubun-ubuncekung, simetris, mata cekung.
2. Interpretasi Data pada kasus Interpretasi data dalam asuhan kebidanan
ditemukan diagnosa KebidananAn. W Umur 3
tahundengandiaredehidrasiringanibumengatakananaknyaberumur3tahun,
64
Ibumengatakansejaktadipagibuang air besar 3 kali
dengankonsistensiencer.
3. DiagnosaPotensial pada kasus An. W umur 3 tahun dengan diare
dehidrasi ringan akan terjadi diare dehidrasi sedang, pada kasus ini tidak
terjadi diare dehidrasi sedang karena mendapatkan antisipasi dan
penanganan yang tepat.
4. Tindakan Segera padakasusdiaredengandehidrasiringan tindakan yang
dilakukansegeraadalahpemberian obat yaitu : cotri syrup 60 mg 3x1 1
sendoktakar, diaform 500 mg dan B-Complex 36 mg dijadikanpuyer 3x1,
diberikansetelahbuang air besar
5. PerencanaanSedangkanpadakasusperencanaan yang
dibuatyaituobservasikeadaanumumdan vital sign, observasipola BAB,
berikannutrisi yang cukupmengandung energy dan protein
sertatinggiserat, anjurkanibuuntukberikanobatyaitu :cotri syrup 60 mg
3x1 1 sendoktakar, diaform 500 mg dan B-Complex 36 mg
dijadikanpuyer 3x1, diberikansetelahbuang air besar,anjurkanibuuntuk
control ketenagakesehatanapabilasetelahminumobatdiaretidakreda.
6. Pelaksanaanpadakasusdiaredehidrasiringanasuhan yang
diberikansesuaiperencanaan.
7. Evaluasipadakasusdiaredengandehidrasiringanevaluasi yang
diharapkanyaitu:Suhutubuh, denyutjantung, danrespirasidalamkeadaan
normal sertatidakterjadikomplikasi, BAB Balitasudahdalamkeadaan
normal, ibubersediakunjunganulang 5 harijikatidakadaperbaikan.
65
8. Padakasus balita sakit pada An. W umur 3 tahun dengan diare dehidrasi
ringan terdapatkesenjanganpadalangkahpengkajian.
Padakasustidakdilakukanpemeriksaanlaboratoriumfeseskarenatidaktersed
ianyafasilitaslaboratorium di RB Citra PrasastiSukoharjo.
B. Saran
1. Bagi RB
Diharapkan adanya peningkatan kolaborasi dan koordinasi yang baik
antara tenaga kesehatan untuk menegakkan diagnosa
yaitumerujukpasienkefasilitas yang lebihlengkap.
2. BagiIbu
Diharapkan ibumemilikipengetahuantentang
tandabahayapadabalitasehinggaibudapatmelakukanantisipasiapabilaterjad
imasalahpadabalitanyadandiharapkanmaumenjagakebersihanlingkungan.
3. STIKes Kusuma Husada Surakarta
Diharapkan agar
institusipendidikandapatlebihmeningkatkanataumenambah referensi,
sehinggadapatmembantupenulisataumahasiswa yang
akanmengambilkasus yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R & Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta :
Mitra Cendikia
Arikunto, S, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Bagas, 2011. -momsdiary.blogspot.com/2011/06/ubun-ubun-bayi-fontanel
Bickley, L.S, 2014. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan.
Jakarta: EGC
Depkes RI, 2008. Buku Bagan. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Dewi, V.N.L, 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika
Endah, A.P, 2015.Asuhan Kebidanan pada Balita Sakit An. S Umur 4 Tahun
Dengan Diare Dehidrasi Ringan Di BPS WIWIK Ngargoyoso
Karanganyar.Karya Tulis Ilmiah: STIKes Kusuma Husada Surakarta
Hidayat, A.A, 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika
Kemenkes RI, 2011. Buletin Jendela Data & Informsi Kesehatan. Volume 1
Triwulan 2. jendela_datinkes@depkes.go.id. Diakes tanggal 28
November 2015
Marmi dan Rahardjo, 2012.Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Matondang, C.S, 2013. Diagnosis Fisis pada Anak. Jakarta: Sagung Seto
Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam, 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Konsep dan Praktik.
Jakarta: Salemba Medika
PermenkesNO1464/ MENKES/ PER/ X/ 2010
Ridha, H.N, 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sondakh, J.J.S, 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga
Susilaningrum dkk, 2013.Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Walyani, E.S, 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru
Yulifah dan Surachmindari, 2013.Konsep Kebidanan untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Recommended