ASMA - meducine.storage.googleapis.com · Berikut ini yang BUKAN mekanisme patofisiologi asma...

Preview:

Citation preview

ASMA

dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

• Penyakit inflamasi kronik saluran pernafasan

• Hiperreaktivitas saluran nafas

• Pembatasan aliran udara (Obstruksi)

• Reversible

Pemeriksaan Penunjang

Pengukuran VEP 1 (volume ekspirasi paksa dalam 1 detik) dan KVP (Kapasitas vital paksa) serta pengukuran APE (Arus puncak eskpirasi)

Spirometri :

Peningkatan VEP 1 ≥ 12% dan 200 cc setelah pemberian bronkodilator

Peningkatan APE 60 L/menit (atau ≥ 20% dari APE pre bronkodilator) atau variasi diurnal lebih dari 20% (lebih dari 10% dengan pemeriksaan 2x/hari)

FEV1/FVC <0,75 (Obstruksi Pattern)

Uji provokasi bronkus

• Dilakukan bila hasil spirometri normal

• Histamin, metakolin, kegiatan jasmani, larutan garam hipertonik, aqua destilata

• Kegiatan jasmani : pasien diminta lari cepat selama 6 menit sehingga mencapai denyut jantung 80-90% dari maksimum.

• Bermakna : penurunan VEP1 ≥ 20% atau penurunan APE ≥ 10%

Tatalaksana Asma Eksaserbasi Akut

1. Oksigen dengan target SO2 95%

2. B2 agonis inhalasi (tiap 20 menit selama 1 jam pertama, selanjutnya setiap jam)

3. Kombinasi B2 agonis + ipratoprium bromide

4. Kortikosteroid

5. Metilsantin tidak dianjurkan. Teofilin dapat digunakan jika b2 agonis inhalasi tidak tersedia

6. Mg sulfat 2 gram IV pada pasien eksaserbasi berat yang tidak respon dg bronkodilator dan KS sistemik

7. Antibiotik (bila ada infeksi)

Latihan soal

Mediator inflamasi yang berperan dalam patogenesis asma bronkiale adalah, kecuali …

a. Prostalglandin

b. Histamin

c. Leukotrin

d. PAF

e. APC

Berikut ini yang BUKAN mekanisme patofisiologi asma bronkiale yang menyebabkan obstruksi jalan napas …

a. Akumulasi mucus

b. Edema saluran napas

c. Inflamasi dinding bronkus

d. Spasme otot bronkus

e. Terjebaknya udara pada proksimal bronkus

• Nn D, 21 tahun datang dengan sesak berulang. Sesak umumnya terjadi ketika kelelahan dan jika berada di udara dingin. Beberapa kali Nn D mengatakan napasnya berbunyi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan laju napas sebanyak 26x/menit dan didapatkan wheezing pada kedua lapang paru. Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan spirometeri, memeriksa respon Nn D ketika diobati dengan bronkodilator. Hasil pemeriksaan yang menunjang diagnosis asma bronkiale adalah …

a. Peningkatan VEP 1≥150 ml

b. Peningkatan VEP 1≥100 ml

c. Peningkatan VEP1 ≥200 ml

d. Peningkatan VEP1 ≥10%

e. Peningkatan VEP1 ≥8%

Setelah dilakukan pemeriksaan spirometri, ternyata hasil spirometri dari Nn. D normal. Untuk menegakkan diagnosis, dokter kemudian melakukan uji provokasi bronkus. Berikut ini pernyataan yang SALAH mengenai uji provokasi bronkus …

a. Melihat adanya hiperaktivitas bornkus

b. Dilakukan dengan histamine atau metakolin

c. Penurunan VEP 1 ≤ 15% dianggap bermakna

d. Dapat dilakukan dengan kegiatan jasmani

e. Dinggap bermakna ketika terdapa penurunan APE sebanyak 10%

Variabel di bawah ini termasuk dalam tingkat kontrol asma yang terkontrol sebagian, kecuali …

a. Terjadi 1x seminggu

b. Tidak ada keterbatasan aktivitas

c. Pasien tidak pernah terbangun di malam hari akibat sesak

d. Nilai APE/VEP1 < 80%

e. Terjadi eksaserbasi sebanyak 2x per minggu

Tn D, 40 tahun, datang dengan sesak sejak 1 hari SMRS. Sesak terjadi terus menerus dan tidak membaik dengan pengobatan di rumah. Pasien masih dapat berjalan walaupun terbatas, dan lebih suka duduk. Dokter mendiagnosis Tn D dengan Serangan Asma sedang. Berikut ini pemeriksaan fisik yang menunjang diagnosis tersebut …

a. HR 80x/menit

b. Suara mengi yang lemah

c. APE sesudah bronkodilator 60-80%

d. Saturasi oksigen 88%

e. Tidak ditemukan pulsus paradoksus

REAKSI HIPERSENSITIVITAS

dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

• Reaksi berlebihan, tidak diinginkan karena terlalu sensitifnya respon imun (merusak, menghasilkan ketidaknyamanan, dan terkadang berakibat fatal) yang dihasilkan oleh system imun.

• Berdasarkan mekanisme dan waktu yang dibutuhkan untuk reaksi :

- Hipersensitivitas tipe 1

- Hipersensitivitas tipe 2

- Hipersensitivitas tipe 3

- Hipersensitivitas tipe 4

Hipersensitivitas tipe 1

• Tipe cepat (15-30 menit setelah terpapar allergen)

• Berhubungan dengan kulit, mata, nasofaring, jaringan bronkopulmonari, dan saluran gastrointestinal

• Diperantarai Ig E

• Komponen : sel mast atau basofil

• Reaksi ini diperkuat dan dipengaruhi oleh trombosit, neutrophil, dan eosinophil

• Contoh : Urtikaria, syok anafilaksis, asma, rhinitis

• Pemeriksaan : Skin prick test, Ig E total, RAST

• diakibatkan oleh antibodi berupa IgG dan IgM terhadap antigen pada permukaan sel dan matriks ekstraseluler

• antibodi yang langsung berinteraksi dengan antigen permukaan sel akan bersifat patogenik dan menimbulkan kerusakan pada target sel

• Melibatkan komplemen yang berikatan dengan antibodi sel sehingga dapat pula menimbulkan kerusakan jaringan

• Contoh : AIHA, Pemfigus, Good Pasture’s syndrome

Hipersensitivitas tipe 2

• Komplek Imun

• Pengendapan kompleks antigen-antibodi yang kecil dan terlarut di dalam jaringan (ditandai adanya inflamasi)

• Patogenesis : Komplek imun menyebabkan kelebihan antigen (serum sickness) atau kelebihan antibody (reaksi arthrus)

Hipersensitivitas tipe 3

• diperantarai sel atau tipe lambat (delayed-type)

• contoh : hipersensitivitas pneumonitis, hipersensitivitas kontak (kontak dermatitis), dan reaksi hipersensitivitas tipe lambat kronis (delayed type hipersensitivity, DTH).

Hipersensitivitas tipe 4

Latihan soal

Sel yang berperan sebagai efektor primer dalam urtikaria adalah …

a. Eosinofil

b. Basofil

c. Sel Mast

d. IgE

e. CD4

Pernyataan yang tepat mengenai psuedoallergy, kecuali…

a. Terjadi akibat bahan psuedoallergen

b. Merupakan reaksi hipersensitivitas alergi

c. Merupakan penyebab utikaria kronik

d. Terjadi akibat proses patologis di saluran cerna

e. Dapat disebabkan oleh makanan

Obat-obatan yang dapat menyebabkan pelepasan histamine dari sel mast adalah …

a. Asam Mefenamat

b. SSRI

c. Morfin

d. Meloxicam

e. Makrolide

URTIKARIA

dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

• Penyakit yang ditandai dengan adanya edema kulit superfisial setempat dengan ukuran bervariasi sering dikelilingi oleh halo eritem yang disertai rasa gatal atau panas

• Timbul cepat dan hilang perlahan-lahan dalam 1-24 jam

• Reaksi Hipersensitivitas tipe 1

• Angioedema : urtikaria yang terjadi pada lapisan dermis bagian bawah atau subkutis, sering mengenai wajah dan membran mukosa seperti bibir, laring dan genetalia

Jenis urtikaria berdasarkan waktu :

1. Akut (< 6 minggu)

2. Kronis (> 6 minggu)

Etiologi :

1. Obat Imunologik tipe 1 atau 2 (penisilin, sulfonamide, analgesic, pencahar, hormone, diuretic) atau Non imunologik yang langsung merangsang sel mast mengeluarkan histamin (kodein, opium, zat kontras)

2. Makanan

3. Gigitan serangga

4. Bahan fotosensitizer

5. Inhalan

6. Kontaktan

7. Trauma fisik

8. Infeksi

9. Psikis

10. Genetik

11. Penyakit sistemik (peny. Kolagen, keganasan, vesico-bulosa)

Tatalaksana

Latihan soal

Urtikaria merupakan reaksi hipersensitivitas tipe …

a. I

B. II

C. IV

d. III

e. V

Berikut ini obat-obatan yang sering menybabkan drug induced urticaria adalah kecuali …

a. Penicilin

b. Sulfamethoxazole

c. NSAID

d. Dextromethropan

e. Ambroxol

Sel yang berperan sebagai efektor primer dalam urtikaria adalah …

a. Eosinofil

b. Basofil

c. Sel Mast

d. IgE

e. CD4