View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI MAHASISWA
(Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Tri Puji Astuti
NIM: 1113015000025
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
Tri Puji Astuti (NIM. 1113015000025). Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa
(Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan kepada
80 mahasiswa pendidikan IPS di setiap jenjang semester, dengan metode regresi
linier berganda. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling. Hasil penelitian berdasarkan analisis data statistik, indikator-
indikator dari ketiga variabel pada penelitian ini bersifat valid dan reliabel.
Variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi non
makanan mahasiswa dengan nilai signifikansi <0,05 (0,002<0,05) dan thitung > ttabel
(3,237>1,995). Variabel gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap
konsumsi non makanan mahasiswa dengan nilai signifikansi <0,05 (0,005<0,05)
dan thitung > ttabel (2,881>1,995). Sedangkan variabel tingkat harga berpengaruh
negatif terhadap konsumsi non makanan mahasiswa dengan nilai signifikansi
>0,05 (0,870>0,05) dan thitung < ttabel (0,164<1,995). Secara silmutan variabel
pendapatan, gaya hidup, dan tingkat harga secara bersama-sama mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi non makanan mahasiswa
dengan fhitung > ftabel (8,234>2,72). Koefesien determinasi sebesar 0,216 yang
berarti 21,6% perubahan variabel konsumsi non makanan mahasiswa dijelaskan
oleh ketiga variabel independen tersebut, sedangkan sisanya sebesar 78,4%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian.
Kata Kunci: Pendapatan, Gaya Hidup, Tingkat Harga, Konsumsi Non
Makanan
ii
ABSTRACT
Tri Puji Astuti (NIM. 1113015000025). Social Sciences Education Faculty
Tarbiyah and Teachers Training. The Thesis title “Factors Analysis
Affecting Student Consumption Patterns (Case study: Social Sciences
Education Faculty of Tarbiyah and Teachers Training UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Students ).
The aim of this research is to knowing the factors that affect consumption
patterns of Social Sciences Education Faculty of Tarbiyah and Teachers Training
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta students. This research was conducted to 80
students of Social Sciences education in every semester level, with multiple linear
regression method. Sampling technique in this research is purposive sampling
technique. The results of this research based on statistical data analysis, the
indicators of three variables in this study are valid and reliable. The income
variable had a positive and significant effect to non-food consumption students
with significance value <0,05 (0,002<0,05) and tcount > ttable (3,237>1,995).
Lifestyle variable has positive and significant effect to non-food students
consumption with significance value <0,05 (0,005<0,05) and tcount > ttable
(2,881>1,995). While the variable price level negatively affect to the non-food
consumption of students with significance value >0,05 (0,870>0,05) and tcount <
ttable (0,164<1,995). Simultaneously variable of income, lifestyle, and price level
together have positive and significant influence to non-food students consumption
Fcount > ftable (8,234>2,72). Coefficient of determination equal to 0,216 which mean
21,6% change of variable of non-student food consumption explained by three
independent variable, while the rest equal to 78,4% explained by other variable
not included in research.
Key words: Income, Lifestyle, Price Level, Non Food Consumption
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pola Konsumsi Mahasiswa Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta”. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kebaikan skripsi ini. Selain itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
skripsi ini dari awal sampai akhir yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang senantiasa memberikan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi.
3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si. selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan pembimbing akademik yang telah memberikan arahan
mengenai hal-hal akademik dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan
skripsi.
4. Bapak Dr. H. Nurochim, MM. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia membimbing, memberikan arahan, motivasi, dan nasehat kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi. Dan Ibu Tri Harjawati, M.Si. selaku
Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan arahan, membimbing,
memberikan motivasi pada peneliti dalam memperbaiki dan menyelesaikan
skripsi.
iv
5. Seluruh dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya, yang telah
memberikan banyak ilmu dan mendidik saya dengan penuh kesabaran.
6. Seluruh mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian ini.
7. Terkhusus kedua orang tuaku, Bapak Abduloh dan Ibu Khonipah yang telah
memberikan semangat, motivasi, doa, cinta kasih dan dukungan baik berupa
moril maupun materil selama ini hingga saya dapat menyesaikan skripsi ini.
8. Terimakasih pada kakakku Bambang Sugiarto dan M. Ikhwan Nur Afanto,
serta adikku Iqbal Misbakhudin, yang selalu mendoakan dan memberi
semangat kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Terimakasih kepada teman seperjuangan Istikmotulaeli, S. Pd, dan Rahmat
Nur Sofyan yang selalu mendukung satu sama lain, memberi semangat,
masukan, dan motivasi kepada peneliti.
10. Terimakasih kepada Fitrotul Laeli, St. Lusi Suswanti, Andriyanto, M. Ilhamul
Qolbi, M. Rizki Nailul Author, dan Husni Akbar teman berbagi cerita, yang
telah memberikan warna kehidupan bagi peneliti selama menjadi anak rantau.
11. Terimakasih kepada Dewi Purnama Sari rekan seperjuangan skripsi yang telah
membantu dan saling memberikan masukan kepada peneliti.
12. Terimakasih temanku Retno Ayuning Tiyas yang telah membantu dan
memberi motivasi bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Terimakasih kepada Khofifah Tri Agustin teman kosan, yang telah membantu
peneliti selama melakukan penelitian.
14. Kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2013, khususnya
konsentrasi Ekonomi yang telah memberikan pengalaman, dukungan selama
perkuliahan.
15. Dan untuk semua baik secara langsung ataupun tidak langsung yang
membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Demikian ucapan terimakasih yang saya sampaikan kepada pihak-pihak yang
sekiranya membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga segala kebaikan yang
v
diberikan mendapatkan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan
senantiasa selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Dan semoga dengan karya
ini dapat membuahkan hasil yang baik serta bisa bermanfaat bagi orang lain.
Aminn.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Jakarta, 22 Maret 2018
Peneliti
Tri Puji Astuti
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
ABSTRAK .......................................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xi
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6
C. Batasan Masalah ..................................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ...................................................... 8
A. Deskripsi Teoritik ................................................................................................... 8
1. Konsumsi ............................................................................................................ 8
a. Pengertian Konsumsi ...................................................................................... 8
b. Teori Konsumsi ............................................................................................. 12
c. Fungsi Konsumsi........................................................................................... 17
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi ................................ 18
2. Perilaku Konsumen ........................................................................................... 31
a. Pengertian Perilaku Konsumen ..................................................................... 31
vii
b. Teori Perilaku Konsumen ............................................................................. 32
c. Model Perilaku Konsumen ............................................................................ 34
d. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen ................................ 36
3. Klasifikasi Konsumen ....................................................................................... 40
4. Pola Konsumsi .................................................................................................. 40
5. Mahasiswa ......................................................................................................... 45
6. Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa ................................................................... 46
B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................................. 49
C. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 57
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 60
BAB III ............................................................................................................................. 62
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 62
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 62
B. Metodologi Penelitian ........................................................................................... 63
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 63
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................................... 66
E. Sumber Data .......................................................................................................... 67
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 68
G. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 69
H. Metode Analisis Data dan Uji Instrumen .............................................................. 70
BAB IV ............................................................................................................................. 77
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 77
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................................................... 77
B. Analisis Data ......................................................................................................... 81
C. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis ................................................... 90
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 95
E. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 99
BAB V ............................................................................................................................ 100
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................................ 100
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 100
B. Implikasi ............................................................................................................. 100
viii
C. Saran ................................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 102
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa di Beberapa Perguruan Tinggi di
Indonesia ................................................................................................................. 4
Tabel 2. 1 Rangkuman Penelitian Sebelumnya .................................................... 55
Tabel 3. 1 Waktu Penyusunan dan Penelitian Skripsi........................................... 62
Tabel 3. 2 Jumlah Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Berdasarkan Jenjang
Semester ................................................................................................................ 64
Tabel 3. 3 Jumlah Populasi dan Sampel................................................................ 66
Tabel 3. 4 ALternatif Jawaban Variabel Penelitian .............................................. 69
Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Instumen ............................................................................... 69
Tabel 4. 1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................... 78
Tabel 4. 2 Responden Berdasarkan Angkatan/Semester....................................... 79
Tabel 4. 3 Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ............................................ 80
Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas ................................................................................ 82
Tabel 4. 5 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 84
Tabel 4. 6 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 84
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Data .................................................................... 86
Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 88
Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................... 89
Tabel 4. 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 89
Tabel 4. 11 Hasil Uji F .......................................................................................... 90
Tabel 4. 12 Hasil Uji T .......................................................................................... 91
Tabel 4. 13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 93
Tabel 4. 14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 94
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Model Perilaku Konsumen ............................................................... 35
Gambar 2. 2 Kerangka Berfikir ............................................................................. 60
Gambar 4. 1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 79
Gambar 4. 2 Responden Berdasarkan Angkatan/Semester ................................... 80
Gambar 4. 3 Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ........................................ 81
Gambar 4. 4 Hasil Uji Normalitas Data ................................................................ 87
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Uji Referensi
Lampiran 2 Transkip Wawancara
Lampiran 3 Angket Uji Coba Penelitian
Lampiran 4 Data Uji Coba Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Hasil Uji Coba Validitas Variabel “Pendapatan”
Lampiran 6 Hasil Uji Coba Validitas Variabel “Gaya Hidup”
Lampiran 7 Hasil Uji Coba Validitas Variabel “Tingkat Harga”
Lampiran 8 Hasil Uji Coba Validitas Variabel “Konsumsi Non
Makanan”
Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 10 Angket Penelitian
Lampiran 11 Data Hasil Penelitian
Lampiran 12 Hasil Data Final
Lampiran 13 Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS Statistis Versi 20
Lampiran 14 Surat-Surat
Lampiran 15 Riwayat Hidup
Lampiran 16 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Don Slater, “Konsumsi adalah bagaimana manusia dan aktor
sosial dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu (dalam
hal ini material, barang simbolik, jasa atau pengalaman) yang dapat memuaskan
mereka. Berhubungan dengan sesuatu yang dapat memuaskan mereka dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti menikmati, menonton, melihat,
menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya”.1 Max Weber
menyatakan bahwa “tindakan konsumsi dapat dikatakan sebagai tindakan sosial
sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku dari individu lain dan oleh
karena itu diarahkan pada tujuan tertentu”.2 Jadi, dalam melakukan kegiatan
konsumsi setiap individu tidaklah sama karena kebutuhan setiap individu
berbeda-beda, tergantung kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupannya.
Seiring dengan perkembangan zaman tingkat konsumsi masyarakat
Indonesia mengalami peningkatan. Hal tersebut didorong oleh semakin
bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Dimana Indonesia berada diurutan
ke 4 jumlah penduduk terbanyak di dunia, hingga Juli 2017 jumlah penduduk
Indonesia mencapai lebih dari 262 juta jiwa.3 Dengan bertambah jumlah
penduduk Indonesia yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal tersebut
akan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Semakin bertambahnya
jumlah penduduk, semakin meningkat pula konsumsinya. Dari tahun 2012
hingga tahun 2013 kemarin, rata-rata pengeluaran per kapita masyarakat
Indonesia mengalami peningkatan, dari sebesar Rp 461.356,- per bulan pada
tahun 2012 meningkat sebesar 9,56% pada tahun 2013 menjadi Rp 505.461,- per
1 Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 113-114
2 Ibid., h. 120
3 Dikutip http://jogja.tribunnews.com/2017/08/02/hingga-juli-2017-jumlah-penduduk-
indonesia-bertambah-jadi-262-juta-jiwa-lebih pada tanggal 12 Oktober 2017 Pukul 22.33 WIB
2
bulan. Data tersebut menggambarkan bahwa pengeluaran untuk konsumsi tidak
akan ada ujungnya, selalu mengalami peningkatan. Komplektifitas kehidupan
masyarakat akan memberikan dan menambah jumlah kebutuhan yang harus
dipenuhinya.
Perkembangan zaman yang semakin modern berdampak terhadap
kegiatan konsumsi yang dilakukan masyarakat Indonesia. Perkembangan zaman
tersebut membuat semakin beragamnya kebutuhan yang harus dipenuhinya.
Bahkan tak jarang masyarakat membeli barang-barang yang tidak mereka
butuhkan atau hanya mengikuti trend walaupun harus mengeluarkan uang yang
tidak sedikit. Pergeseran pola hidup seperti itu biasaya terjadi pada generasi
millenial, yaitu mereka yang memasuki tahap usia dewasa muda (18-35 tahun)
pada dekade diatas 2000-an. Mereka adalah konsumen dengan gaya hidup kelas
menengah ke atas. Biasanya, mereka tidak segan mengucurkan banyak uang
untuk belanja produk fesyen atau kosmetik terbaru, gadget berteknologi
termutakhir, otomotif teranyar, sewa jasa transportasi premium online, atau
makan di cafe dan restoran kekinian. Mereka beranggapan dengan terus
mengikuti gaya hidup kekinian, hal tersebut akan menunjang karier mereka dan
membuka peluang networking yang lebih baik.1
Pergeseran konsumsi masyarakat tersebut berakibat pula terhadap
pengeluaran per kapita. Pengeluaran per kapita yang meningkat memperbesar
proporsi pengeluaran untuk barang non makanan. Pada tahun 2012, besarnya
rata-rata pengeluaran untuk barang non makanan mencapai Rp 189.107,- dan
ditahun 2013 rata-rata pengeluaran untuk barang non makanan meningkat
sebesar Rp 206.349,- per bulan. Kondisi tersebut dapat kita lihat sekilas dalam
keseharian masyarakat Indonesia, dimana banyak penjual makanan dapat kita
temui dimana-mana tetap laris, dengan produk yang banyak dan semakin
beragam yang dapat memikat konsumen. Tetapi, bagi seseorang yang kebutuhan
makannya sudah cukup setiap harinya, kecenderungan ketika ia memiliki
pendapatan lebih akan memutuskan untuk membeli barang non makanan seperti
1 Dikutip http://lifestyle.bisnis.com/read/20160514/219/547432/ironi-generasi-millennial-
yang-kaya-tapi-miskin pada tanggal 24 Oktober 2017 Pukul 09.58 WIB
3
barang elektronik, pakaian dan wisata.2 Hal tersebut juga terlihat pada tahun
2015, menurut kelompok barang pengeluaran per kapita untuk barang makanan
Rp 412.462,- dan untuk barang non makanan lebih besar yaitu Rp 456.361,-.3
Pengeluaran yang dilakukan masyarakat dalam pembelian barang non
makanan terlihat kurang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia sekarang,
dimana masih banyak masyarakat yang susah dalam memenuhi kebutuhan
makannya sehari-hari. Dimana terjadi ketimpangan antara masyarakat kaya dan
miskin. Hal tersebut terlihat dari jumlah penduduk miskin di Indonesia yang
meningkat. Badan Pusat Statistik mencatat, pada Maret 2017 jumlah penduduk
miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta orang bertambah 6.900 orang
dibandingkan dengan September 2016 yaitu 27,76 orang.4 Meningkatnya jumlah
kemiskinan tersebut menandakan bahwa peranan barang makanan jauh lebih
besar dibandingkan dengan barang non makanan.
Pergeseran pengeluaran konsumsi untuk non makanan juga dapat kita
jumpai di kalangan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar di sebuah perguruan tinggi
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan. Secara garis besar kegiatan konsumsi yang dilakukan mahasiswa
terbagi menjadi dua, yaitu konsumsi makanan dan non makanan. Konsumsi
makanan meliputi nasi, sayur dan buah-buahan, sedangkan konsumsi non
makanan mahasiswa meliputi kebutuhan yang menyangkut kuliahnya, seperti
buku, fotocopy, komunikasi, transportasi, rekreasi, pakaian, dan lain sebagainya.
Sama halnya dengan masyarakat, pola konsumsi mahasiswa juga berbeda-beda
satu sama lain. Seiring dengan perkembangan zaman, konsumsi mahasiswa akan
kebutuhan non makanan semakin beraneka ragam. Pergeseran pengeluaran
konsumsi yang dilakukan mahasiswa sebagian untuk mengikuti tren yang sedang
berkembang dan supaya tidak dikatakan ketinggalan zaman. Lain lagi halnya
bila mahasiswa tersebut harus tinggal jauh dari orang tuanya (kost), biasanya
2 Ibid.,
3 Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id)
4 Dikutip https://bisnis.tempo.co/read/892130/maret-2017-jumlah-penduduk-miskin-
indonesia-capai-2777-juta pada tanggal 13 Oktober 2017 Pukul 06.17 WIB
4
mahasiswa kost ada tambahan pengeluaran untuk biaya listrik, air, iuran sampah,
dan keperluan kost lainnya. Dengan demikian pola konsumsi mahasiswa tersebut
jelas berbeda dengan pola konsumsi mahasiswa yang tinggal bersama orang
tuanya. Dimana mahasiswa yang tinggal bersama orang tuanya semua kebutuhan
dan fasilitas tempat tinggal sudah disediakan, seperti kebutuhan makan,
peralatan mandi, fasilitas listrik, dan lainnya.
Pergeseran pengeluaran konsumsi non makanan mahasiswa yang lebih
besar dibandingkan dengan konsumsi makanan dapat kita jumpai di berbagai
perguruan tinggi di Indonesia. Seperti dalam tabel berikut.
Tabel 1. 1 Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa di Beberapa Perguruan Tinggi
di Indonesia
No. Nama Peneliti Asal Universitas Hasil
1. Andi Agung
Perkasa5
Universitas
Hasanuddin
Makasaar
Non Makanan: Rp 200.100,- - Rp
300.000,- / bulan (16,00%)
Makanan: Rp100.100,- – Rp
200.000,- / bulan (26,00%)
2. Sri Mulyani6 Universitas Negeri
Yogyakarta Laki-laki
Non Makanan: Rp 502.030,-
Makanan: Rp 369.490,-
Perempuan
Non Makanan: Rp 518.685,-
Makanan: Rp 391.104,-
3. Ridony Taufik
Tama7
Universitas Negeri
Yogyakarta Kos
Non Makanan: Rp 343.927,27,-
Makanan: Rp 555.336,36,-
Rumah
Non Makanan: Rp 393.983,33,-
Makanan: Rp 267.033,33,-
Pengalokasian konsumsi non makanan yang lebih besar dibandingkan
dengan konsumsi makanan juga terjadi di kalangan mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari hasil observasi awal yang
peneliti lakukan selama bulan Agustus terhadap mahasiswa FITK dari berbagai
5 Andi Agung Perkasa, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi UNHAS”,
Skripsi pada Universitas Negeri Hasanuddin Makassar, (Makassar: 2012), h. 59, tidak
dipublikasikan 6 Sri Mulyani, “Pola Konsumsi Non Makanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri
Yogyakarta, (Yogyakarta: 2015), h. 57, tidak dipublikasikan 7 Ridony Taufik Tama, “Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri
Yogyakarta, (Yogyakarta: 2014), h. 56, tidak dipublikasikan
5
jenjang semester dimana 50% responden yang tinggal di kos menyatakan bahwa
pengeluaran konsumsi terbesar adalah untuk konsumsi makanan, karena
mahasiswa kos dalam memenuhi konsumsi makanan mereka mengambil dari
uang saku, jadi hanya sedikit dari uang saku yang mereka alokasikan untuk
konsumsi non makanan. Sedangkan sebesar 50% responden yang tinggal di
rumah bersama orang tua menyatakan bahwa pengeluaran terbesar yang mereka
alokasikan adalah untuk konsumsi non makanan, karena konsumsi makanan
sudah ditanggung sama orang tua jadi uang saku yang diterima mereka
alokasikan untuk konsumsi non makanan. Konsumsi non makanan yang mereka
lakukan biasanya untuk membeli buku, print dan fotocopy tugas, jalan-jalan,
membeli baju, membeli makeup bagi perempuan, dan membeli rokok/tembakau
bagi laki-laki.
Sama halnya pada mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari hasil observasi
awal yang dilakukan oleh peneliti selama bulan Oktober di lingkungan kampus
terhadap mahasiswa dari setiap jenjang semester, pergeseran konsumsi tersebut
terlihat dari adanya pengalokasian pendapatan mahasiswa untuk kebutuhan
penunjang seperti baju, make up sebagai penunjang penampilan, maupun
kebutuhan rekreasi daripada untuk kebutuhan pokok kuliah atau kebutuhan
konsumsi makanan. Diperoleh bahwa rata-rata mahasiswa yang tinggal di kos
pengeluaran yang mereka lakukan terbesar adalah untuk konsumsi makanan,
sedangkan mahasiswa yang tinggal bersama orang tuanya pengeluaran yang
terbesar adalah untuk konsumsi non makanan, dimana rata-rata mereka
alokasikan untuk biaya transportasi. Pergeseran dan tingkat konsumsi terjadi
karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang menurut
Godam, yaitu: 1) Faktor-faktor ekonomi, meliputi pendapatan; kekayaan; tingkat
bunga; perkiraan masa depan. 2) Faktor-faktor demografi, meliputi jumlah
penduduk; komposisi penduduk. 3) Faktor-faktor non ekonomi, meliputi
kebiasaan adat sosial budaya; gaya hidup seseorang. Sedangkan menurut
Suparmoko, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi yaitu: 1) orang yang
6
berumur sama dan berpendapat sama; 2) faktor sosial ekonomi; 3) kekayaan; 4)
keuntungan/kerugian kapital; 5) tingkat bunga; 6) tingkat harga.
Dengan penjabaran diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi yang terjadi pada mahasiswa.
Dengan demikian dalam melakukan penelitiannya peneliti mengambil judul,
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa
(Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).”
B. Identifikasi Masalah
1. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa
2. Terjadi pergeseran konsumsi pada mahasiswa dimana konsumsi non
makanan lebih besar daripada konsumsi makanan
C. Batasan Masalah
Dari banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi, maka
peneliti membatasi masalah hanya pada beberapa faktor, yaitu meliputi faktor
pendapatan, gaya hidup dan tingkat harga.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1) Apakah terdapat pengaruh antara pendapatan dengan konsumsi non
makanan mahasiswa?
2) Apakah terdapat pengaruh antara gaya hidup dengan konsumsi non
makanan mahasiswa?
3) Apakah terdapat pengaruh antara tingkat harga dengan konsumsi non
makanan mahasiswa?
4) Apakah terdapat pengaruh secara bersamaan antara pendapatan, gaya
hidup, dan tingkat harga terhadap konsumsi non makanan mahasiswa?
7
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1) Tingkat pengaruh atau tidak berpengaruh antara pendapatan dengan
konsumsi non makanan mahasiswa.
2) Tingkat pengaruh atau tidak berpengaruh antara gaya hidup dengan
konsumsi non makanan mahasiswa.
3) Tingkat pengaruh atau tidak berpengaruh antara tingkat harga dengan
konsumsi non makanan mahasiswa.
4) Tingkat pengaruh atau tidak berpengaruh secara bersamaa antara
pendapatan, gaya hidup, dan tingkat harga dengan konsumsi non
makanan mahasiswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
ilmu pengetahuan dan menjadi rujukan dalam penelitian selanjutnya
khususnya masalah yang terkait dengan pola konsumsi mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah ilmu
pengetahuan, dan menjadi rujukan untuk penelitian berikutnya sebagai
bahan perbandingan untuk kasus-kasus yang serupa.
b. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mahasiswa terkait
dengan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa.
c. Jurusan Pendidikan IPS
Diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumsi mahasiswa Pendidikan IPS.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Konsumsi
a. Pengertian Konsumsi
Konsumsi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia guna
memenuhi kebutuhannya dalam rangka melangsungkan kehidupannya.
Pengertian konsumsi telah dikembangkan oleh beberapa tokoh, salah
satunya adalah tokoh sosiologi. Berikut pengertian konsumsi menurut
para tokoh sosiologi:
1) Menurut Don Slater
Menurutnya konsumsi adalah bagaimana manusia dan aktor sosial
dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu
(dalam hal ini material, barang simbolik, jasa atau pengalaman)
yang dapat memuaskan mereka. Berhubungan dengan sesuatu
yang dapat memuaskan mereka dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti menikmati, menonton, melihat, menghabiskan,
mendengar, memperhatikan, dan lainnya. Dengan demikian,
tindakan konsumsi tidak hanya dipahami sebagai makan, minum,
sandang dan papan saja tetapi juga harus dipahami dalam
berbagai fenomena dan kenyataan berikut: menggunakan waktu
luang, mendengar radio, menonton televisi, bersolek atau
berdandan, berwisata, menonton konser, melihat pertandingan
olahraga, menonton randai, membeli komputer untuk mengetik
tugas kuliah atau mencari informasi, mengendarai kendaraan,
membangun rumah tempat tinggal, dan lain sebagainya.1
1 Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 113-114
9
2) Menurut Karl Marx
Menurutnya konsumsi diklasifikasikan menjadi konsumsi
subsistensi dan konsumsi mewah. Konsumsi subsistensi
merupakan alat-alat konsumsi yang diperlukan (necessary means
of consumption) atau “yang memasuki konsumsi kelas pekerja”.
Dengan demikian, semua alat-alat konsumsi seperti bahan
kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) dipandang
sebagai konsumsi subsistensi. Sedangkan konsumsi mewah
adalah alat-alat konsumsi mewah (luxury means of consumption),
yang hanya memasuki konsumsi kelas kapitalis, yang dapat
dipertukarkan hanya untuk pengeluaran dari nilai surplus, yang
tidak diberikan kepada pekerja”. Dengan demikian semua alat-
alat konsumsi seperti sedan mewah BMW atau Mercedes, rumah
gedung bagaikan istana, kapal pesiar pribadi, pesawat terbang
pribadi dan lainnya yang berhubungan dengan kemewahan dilihat
sebagai konsumsi mewah. Selain itu, menurutnya cara dan pola
konsumsi seseorang atau kelas merupakan refleksi dari basis
infrastruktur ekonominya. Pola konsumsi borjuis akan berbeda
dengan pola konsumsi protelar. Perbedaan tersebut dipahami
karena adanya basis yang berbeda dari infrastruktur ekonomi
yang dimiliki.1
3) Menurut Emile Durkheim
Dalam membahas konsumsi Durkheim mencari jawaban tentang
apa yang mempersatukan masyarakat? Menurutnya masyarakat
terintegrasi karena adanya kesadaran kolektif. Namun kesadaran
kolektif tidak sama pada setiap masyarakat, tergantung pada
tipenya. Durkheim membagi masyarakat atas 2 tipe, yaitu
masyarakat solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Dalam
solidaritas mekanik, kesadaran kolektif meliputi keseluruhan
masyarakat beserta anggotanya dan dengan intensitas tinggi, hal
1 Ibid., h. 115-116
10
ini menuntun anggotanya untuk melakukan pola konsumsi yang
tidak berbeda satu sama lain, seperti sandang, pangan, dan papan.
Jika terdapat masyarakat yang menimpang, maka akan dikenakan
sanksi represif dan kolektif seperti menggunjingkan sampai
mengucilkan atau membuang seseorang secara adat. Sedangkan
masyarakat berlandaskan solidaritas organik diikat oleh
pembagian kerja sehingga intensitas kesadaran kolektif hanya
mencakup kalangan masyarakat terbatas yang berada pada
jangkauan ruangnya saja, sehingga kesadaran kolektifnya rendah
dan tingkat individualitasnya tinggi. Setiap anggota masyarakat
dimungkinkan tampil beda dalam cara dan pola konsumsi. Tipe
masyarakat solidaritas mekanik dapat kita lihat di wilayah
pedesaan, dan tipe masyarakat solidaritas organik dapat kita lihat
di wilayah perkotaan.2
4) Menurut Max Weber
Menurut Max Weber dalam Economy and Society menyatakan
bahwa tindakan konsumsi dapat dikatakan sebagai tindakan sosial
sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku dari
individu lain dan oleh karena itu diarahkan pada tujuan tertentu.3
5) Menurut Thorstein Veblen
Pembahasan tentang konsumsi, Veblen melihat kapitalisme
industri berkembang secara barbar, menyebabkan suatu perilaku
para pemilik modal bertindak sewenang-wenang tanpa
memperpedulikan kepentingan masyarakat sekitar. Kapitalisme
seperti ini memunculkan abseente owner, yaitu para pemilik
modal yang tidak mengerjakan apa-apa tetapi memperoleh hasil
yang banyak, sehingga memunculkan praktek monopoli. Para
konglomerat dengan mudah memperoleh banyak uang tanpa
harus bekerja keras. Dalam situasi masyarakat tersebut, tumbuh
2 Ibid., h. 116-118
3 Ibid., h. 120
11
dan berkembang suatu lapisan masyarakat yang disebut Veblen
sebagai leisure class. Leisure class tumbuh dari suatu kelas
masyarakat atas yang berasal dari dunia industri dan keuangan.
Leisure class mengembangkan suatu budaya yang ditandai oleh
nafsu untuk mengejar kekayaan berupa uang, dikenal dengan
pecuniary culture serta pola ”konsumsi yang mencolok”
(conspicuous consumption), yaitu pengeluaran yang sia-sia untuk
kesenangan semata dan hasrat untuk menunjukkan suatu posisi
atau status sosial yang lebih terpandang dibandingkan dengan
kalangan-kalangan yang lain. Orang kaya menjadi terkenal
dengan “pengeluaran yang berlebihan”. Veblen melanjutkan,
“untuk menjadi terkenal, seseorang harus menjadi boros”.4
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
konsumsi adalah kondisi dimana seseorang dan kebutuhan yang
dimilikinya saling berhubungan untuk mendapatkan kepuasan
yang dicarinya. Kepuasan tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti menikmati, menonton, melihat,
menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya. Dalam
memenuhi kepuasannya tersebut, jenis konsumsi yang dilakukan
seseorang terbagi menjadi konsumsi mewah dan konsumsi
subsistensi. Setiap orang memiliki pola konsumsi yang berbeda,
tergantung pada kebutuhan yang dimilikinya. Perbedaan pola
konsumsi dapat juga kita lihat pada kehidupan masyarakat di
pedesaan dan perkotaan. Dimana konsumsi masyarakat yang
tinggal di pedesaan berbeda dengan konsumsi yang dilakukan
masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan yang masih
memegang teguh adat cenderung memiliki pola konsumsi yang
sama atau tidak jauh berbeda. Sedangkan konsumsi masyarakat
perkotaan beragam, hal tersebut disebabkan karena di perkotaan
4 Ibid., h. 122-124
12
terdiri dari berbagai tipe masyarakat, yang menyebabkan
konsumsi yang dilakukannya berbeda-beda. Dalam memenuhi
kebutuhannya tersebut terciptalah integrasi antar masyarakat yang
mempunyai jenis konsumsi yang sama. Seiring perkembangan
zaman kebutuhan seseorang akan jenis barang semakin beragam
yang menyebabkan berkembangnya jenis produk yang ditawarkan
oleh produsen.
b. Teori Konsumsi
Dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia tidak terlepas dari
kegiatan konsumsi. Terdapat beberapa tokoh yang menyatakan
pendapatnya tentang konsumsi, seperti dalam skripsi Sri Mulyani yang
menjelaskan beberapa teori konsumsi yang dijelaskan sebagai berikut:
1) Teori Ernest Engel
Engel menyatakan bahwa saat pendapatan meningkat, proporsi
pendapatan yang dihabiskan untuk membeli makanan berkurang,
bahkan jika pengeluaran aktual untuk makanan meningkat. Hal ini
berarti hukum Engel menyatakan bahwa tingkat kesejahteraan
dikatakan membaik bila perbandingan pengeluaran untuk konsumsi
makanan cenderung semakin menurun dan sebaliknya pengeluaran
untuk non makanan semakin meningkat.
Klasifikasi untuk permintaan barang konsumsi terdiri dari
Superior good (barang mewah), Inferior good (barang bermutu
rendah) dan normal good (barang normal). Superior good adalah
barang yang perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar dari
pada perubahan pendapatan konsumen. Inferior good adalah barang
yang apabila pendapatan konsumen bertambah maka jumlah barang
yang diminta justru semakin berkurang atau barang yang sudah tidak
menjadi mode lagi di kalangan anggota masyarakat seperti jenis
makanan kuno semacam jagung bakar, gethuk bahkan bukan hanya
makanan saja juga seperti alat transportasi misalnya sepeda.
13
Sementara itu, normal good adalah barang-barang yang sering dilihat
sehari-hari, pada umumnya seperti pakaian, makanan, dan lain-
lainnya.
Dari teori yang dijelaskan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengeluaran konsumsi yang dilakukan mahasiswa masih dalam ruang
lingkup normal good yaitu seputar makanan dan untuk non makanan
biasanya membeli pakaian serta aksesoris yang digunakan sehari-
hari.5
2) Teori Hipotesis Daur/Siklus Hidup (Life-Cycle Hypothesis)
Teori ini dikemukakan oleh Franco Modligani, Albert Ando dan
Richard Bumberg. Teori menyatakan bahwa pola penerimaan dan pola
pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi masa
dalam siklus hidupnya. Selanjutnya Modligani menekankan bahwa
pendapatan bervariasi secara sistematis selama kehidupan seseorang
dan tabungan membuat konsumen dapat mengalihkan pendapatan dari
masa hidupnya ketika pendapatan tinggi ke masa hidup ketika
pendapatannya rendah.
Menurut Ari Sudarman dan Algifari dalam Sri Mulyani
menjelaskan bahwa teori ini membagi pola konsumsi seseorang
menjadi 3 bagian. Bagian pertama yaitu dari seseorang berumur nol
tahun hingga berusia tertentu dimana orang tersebut dapat
menghasilkan pendapatan sendiri. Sebelum orang tersebut dapat
menghasilkan pendapatan sendiri, maka ia mengalami dissaving (ia
berkonsumsi tetapi tidak menghasilkan pendapatan). Kemudian pada
bagian kedua dimana seseorang berusaha kerja (dapat menghasilkan
pendapatan sendiri) hingga ia tepat pada saat berusia tidak bisa
bekerja lagi pada keadaan ia mengalami saving. Dan bagian ke tiga
ketika seseorang pada usia tua dimana orang tersebut tidak mampu
5 Sri Mulyani, “Pola Konsumsi Non Makanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri
Yogyakarta, (Yogyakarta: 2015), h. 10-11, tidak dipublikasikan
14
lagi menghasilkan pendapatan sendiri. Pada keadaan ini ia mengalami
dissaving lagi.
Berdasarkan teori tersebut, mencerminkan bahwa mahasiswa
berada pada usia muda, dimana mahasiswa merupakan seseorang yang
cenderung menerima pendapatan rendah dan mempunyai tabungan
yang negatif, tabungan yang negatif tersebut karena keseluruhan
pendapatan yang diperoleh akan dialokasikan untuk kegiatan
konsumsi.6
3) Teori Model Pilihan Antar Waktu Irving Fisher (Fishers
Intertemporal Choice)
Teori Irving Fisher menyatakan bahwa ketika seseorang
memutuskan berapa banyak pendapatan yang akan dia konsumsi dan
berapa banyak yang akan ditabung, dia mempertimbangkan kondisi
sekarang dan kondisi yang akan datang. Semakin banyak yang dia
konsumsi saat ini, maka akan semakin sedikit yang bisa dia konsumsi
di masa yang akan datang. Irving Fisher mengembangkan model
konsumsi untuk menganalisis bagaimana seorang konsumen yang
rasional dan berpandangan kedepan membuat pilihan antar waktu
yang berbeda (intertemporal choice). Model Fisher menunjukan
kendala yang dihadapi konsumen dan bagaimana mereka memilih
antara konsumsi dan tabungan.
Masyarakat yang rasional akan terus berusaha menambah
jumlah dan mutu barang atau jasa yang mereka konsumsi. Salah satu
alasan mengapa masyarakat mengkonsumsi lebih sedikit dari yang
sebenarnya diinginkan adalah adanya keterbatasan anggaran (budget
constrain). Ketika mereka memutuskan berapa yang akan dikonsumsi
saat ini dan berapa yang akan ditabung untuk masa depan, mereka
menghadapi yang disebut dengan intertemporal budget constraint.
Berdasarkan teori Irving Fisher tersebut, mahasiswa dalam
menggunakan pendapatannya haruslah mempertimbangkan kondisi
6 Ibid., h. 13-14
15
saat ini dan kondisi yang akan datang. Misalnya ketika kondisi saat ini
mahasiswa mempunyai pendapatan yang besar, maka pendapatan
yang besar tersebut harus dibelanjakan secara rasional. Karena ketika
mahasiswa membelanjakan semua pendapatan tersebut untuk saat ini,
maka akan semakin sedikit yang bisa dikonsumsi di masa akan
datang, hal tersebut dikarenakan mahasiswa memiliki anggaran yang
terbatas.7
4) Teori Keynes (Keynesian Consumption Model)
Terdapat empat teori konsumsi yang perlu dipelajari dalam teori
Keynes.
a) Hubungan Pendapatan Disposabel dan Konsumsi
Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current
consumption) sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposabel
saat ini (current disposable income). Menurut Keynes, ada batas
konsumsi minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan.
Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun
tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan
konsumsi otonomus (autonomous consumption). Jika
pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi juga akan
meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak
sebesar peningkatan pendapatan disposabel.
C = C0 + b Yd
Dimana:
C = konsumsi
C0 = konsumsi otonomus
b = marginal propensity to consume (MPC)
Yd = pendapatan disposabel
0 < b < 18
7 Ibid., 14-15
8 Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi &
Makro Ekonomi) Edisi Ketiga, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2008), h. 258
16
b) Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal (Marginal
Propensity to Consume)
Kecenderungan mengonsumsi marjinal (Marginal Propensity to
Consume, diisngkat MPC) adalah konsep yang memberikan
gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah bila
pendapatan disposabel bertambah satu unit.
MPC =
Jumlah tambahan konsumsi tidak akan lebih besar daripada
tambahan pendapatan disposabel, sehingga angka MPC tidak
akan lebih besar dari satu. Angka MPC juga tidak mungkin
negatif, dimana jika pendaptan disposabel terus meningkat,
konsumsi terus menurun sampai nol (tidak ada konsumsi).
Sebab manusia tidak mungkin hidup di bawah batas konsumsi
minimal.9
Nilai MPC akan makin kecil pada saat pendapatan disposabel
meningkat. Pertambahan konsumsi semakin menurun bila
pendapatan disposabel terus meningkat. Dengan demikian, MPC
pada kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi (negara maju)
lebih rendah daripada MPC kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah (negara sedang berkembang).10
c) Kecenderungan Mengonsumsi Rata-Rata (Average
Propensity to Consume)
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata (Average Propensity to
Consume, disingkat APC), adalah rasio antara konsumsi total
dengan pendapatan disposabel total.
APC =
11
9 Ibid., h. 260
10 Ibid., h. 261
11 Ibid.,
17
d) Hubungan Konsumsi dan Tabungan
Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian
besar digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung.
Dengan demikian dapat dinyatakan dengan:
Yd = C + S
Kita juga dapat mengatakan setiap tambahan penghasilan
disposabel akan dialokasikan untuk menambah konsumsi dan
tabungan.12
Berdasarkan teori Keynes dapat disimpulkan bahwa konsumsi
sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan yang diterima.
Termasuk juga pada konsumsi yang dilakukan mahasiswa. Pendapatan
mahasiswa berasal dari uang saku yang diterimanya setiap bulan,
semakin tinggi pendapatan yang diterima, semakin besar pula
konsumsi yang dilakukannya, dan begitu juga sebaliknya. Sementara
hasrat menabung di kalangan mahasiswa masih tergolong rendah,
karena adanya keterbatasan anggaran.
c. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah suatu persamaan matematik atau suatu
grafik yang menunjukkan hubungan di antara tingkat konsumsi rumah
tangga dengan pendapatan disposabel atau pendapatan nasional. Apabila
dihubungkan dengan pendapatan disposabel fungsi konsumsi biasanya
dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:
C = a + b Yd
dimana a adalah konsumsi otonomi, b adalah kecondongan konsumsi
marginal, dan Yd adalah pendapatan disposbel.13
12
Ibid., h. 263 13
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari Klasik hingga
Keynesian Baru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), h. 97
18
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
Pengeluaran konsumsi terdiri atas konsumsi pemerintah dan
konsumsi rumah tangga/masyarakat. Dalam pengeluarannya konsumsi
rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut
yaitu:
1) Faktor- Faktor Ekonomi
Empat faktor ekonomi yang menentukan tingkat konsumsi adalah:
a) Pendapatan rumah tangga (household income)
Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap
tingkat konsumsi. Biasanya makin naik (tinggi) tingkat
pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karenanya ketika
tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk
membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau
mungkin juga pola hidup menjadi makin konsumtif, setidak-
tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.
b) Kekayaan rumah tangga (household wealth)
Kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil (misalnya rumah,
tanah, dan mobil) dan finansial (deposito berjangka, saham, dan
surat-surat berharga). Kekayaan-kekayaan tersebut dapat
meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan
disposabel. Misalnya, bunga deposito yang diterima tiap bulan
dan dividen yang diterima setiap tahun menambah pendapatan
rumah tangga. Demikian juga, rumah, tanah, dan mobil yang
disewakan. Penghasilan-penghasilan tadi disebut sebagai
penghasilan nonupah (non wages income). Sebagian dari
tambahan penghasilan tersebut akan dipakai sebagai konsumsi.
Tentunya, hal ini akan meningkatkan pengeluaran konsumsi.
c) Tingkat bunga (interest rate)
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi/mengerem
keinginan konsumsi, baik dilihat dari sisi keluarga yang
memiliki kelebihan uang maupun yang kekurangan uang.
19
Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi
(opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal.
Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu,
misalnya dengan meminjam dari bank atau menggunakan
fasilitas kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehingga lebih
baik menunda/mengurangi konsumsi. Sama halnya dengan
mereka yang memiliki banyak uang. Tingkat bunga yang tinggi
menyebabkan menyimpan uang di bank terasa lebih
menguntungkan ketimbang dihabiskan untuk konsumsi. Jika
tingkat bunga rendah, yang terjadi adalah sebaliknya. Bagi
keluarga kaya, menyimpan uang di bank menyebabkan ongkos
menunda konsumsi terasa lebih besar. Sementara bagi keluarga
yang kurang mampu, biaya meminjam yang lebih rendah akan
meningkatkan keberanian dan gairah konsumsi.
d) Perkiraan tentang masa depan (household expectation about
the future)
Jika rumah tangga memperkirakan masa depannya makin baik,
mereka akan merasa lebih leluasa untuk melakukan konsumsi.
Karenanya pengeluaran konsumsi cenderung meningkat. Jika
rumah tangga memperkirakan masa depannya makin jelek,
mereka pun mengambil ancang-ancang dengan menekan
pengeluaran konsumsi.
2) Faktor-Faktor Demografi (Kependudukan)
a) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran
konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata
per orang atau per keluarga relatif rendah. Misalnya, walaupun
tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah
daripada penduduk Singapura, tetapi secara absolut tingkat
pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar daripada Singapura.
20
Sebab jumlah penduduk Indonesia lima puluh satu kali lipat
penduduk Singapura. Tingkat konsumsi rumah tangga akan
sangat besar. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat
besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per
kapita sangat tinggi.
b) Komposisi penduduk
Komposisi penduduk suatu negara dapat dilihat dari beberapa
klasifikasi, diantaranya usia (produktif dan tidak produktif),
pendidikan (rendah, menengah, tinggi), dan wilayah tinggal
(perkotaan dan pedesaan). Pengaruh komposisi penduduk
terhadap tingkat konsumsi dijabarkan sederhana seperti di
bawah ini.
1. Makin banyak penduduk yang berusia kerja atau usia
produktif (15-64 tahun), makin besar tingkat konsumsi,
terutama bila sebagian besar dari mereka mendapat
kesempatan kerja yang tinggi, dengan upah yang wajar atau
baik. Sebab makin banyak penduduk yang bekerja,
penghasilan juga makin besar.
2. Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat
konsumsinya juga makin tinggi. Sebab pada saat
seseorang/suatu keluarga makin berpendidikan tinggi,
kebutuhan hidupnya makin banyak. Yang harus mereka
penuhi bukan lagi sekedar kebutuhan untuk makan dan
minum, melainkan juga kebutuhan informasi, pergaulan
masyarakat yang lebih baik serta kebutuhan akan pengakuan
orang lain terhadap keberadaannya (eksistensinya).
Seringkali biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan ini jauh lebih besar daripada biaya pemenuhan
kebutuhan untuk makan dan minum.
3. Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan
(urban), pengeluaran konsumsi juga makin tinggi. Sebab
21
umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif
dibanding masyarakat pedesaan.
3) Faktor-Faktor Non Ekonomi
Faktor-faktor non ekonomi yang paling berpengaruh terhadap
besarnya konsumsi adalah faktor sosial-budaya. Misalnya saja,
berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai
karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap
lebih hebat (tipe ideal). Contoh paling kongret di Indonesia adalah
berubahnya kebiasaan berbelanja dari pasar tradisional ke pasar
swalayan. Begitu juga kebiasaan makan, dari makan masakan yang
disediakan ibu di rumah menjadi cepat saji (fast food). Demikian
juga, rumah bukan hanya sekedar tempat berlindung dari panas dan
hujan, melainkan ekspresi dari keberadaan diri. Tidak
mengherankan bila ada rumah tangga yang mengeluarkan uang
ratusan juta, bahkan miliaran rupiah, hanya untuk membeli rumah
idaman.14
Menurut Godam, penyebab perubahan tingkat pengeluaran atau
konsumsi dipengaruhi oleh tiga faktor.
1) Penyebab Faktor Ekonomi
a) Pendapatan
Pendapatan yang meningkat tentu saja biasanya otomatis diikuti
dengan peningkatan pengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang
yang tadinya makan nasi aking ketika mendapat pekerjaan yang
menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi aking
menjadi nasi beras rajalele. Orang yang tadinya makan sehari
dua kali bisa jadi 3 kali ketika dapat tunjangan tambahan dari
pabrik.
14
Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar Edisi
Ketiga, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 34-36
22
b) Kekayaan
Orang kaya yang punya banya aset riil biasanya memiliki
pengeluaran konsumsi yang besar. Contonya seperti seseorang
yang memiliki banyak rumah kontrakan dan rumah kost
biasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak
bekerja. Dengan demikian orang tersebut dapat membeli
banyak barang dan jasa karena punya banyak pemasukan dari
hartanya.
c) Tingkat Bunga
Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi
yang tinggi karena orang lebih tertarik menabung di bank
dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang tinggi
dibanding dengan membelanjakan banyak uang.
d) Perkiraan Masa Depan
Orang yang was-was tentang nasibnya di masa yang akan
datang akan menekan konsumsi. Biasanya seperti orang yang
mau pensiun, punya anak yang butuh biaya sekolah, ada yang
sakit butuh banyak biaya perobatan, dan lain sebagainya.
2) Penyebab Faktor Demografi
a) Komposisi Penduduk
Dalam suatu wilayah jika jumlah orang yang usia kerja
produktif banyak maka konsumsinya akan tinggi. Bila yang
tinggal di kota ada banyak maka konsumsi suatu daerah akan
tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di
wilayah itu tinggi-tinggi maka biasanya pengeluaran wilayah
tersebut menjadi tinggi.
b) Jumlah Penduduk
Jika suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya
konsumsinya sedikit. Jika orangnya ada sangat banyak maka
konsumsinya sangat banyak pula.
23
3) Penyebab / Faktor Lain
a) Kebiasaan Adat Sosial Budaya
Suatu kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi tingkat
konsumsi seseorang. Di daerah yang memegang teguh adat
istiadat untuk hidup sederhana biasanya akan memiliki tingkat
konsumsi yang kecil. Sedangkan daerah yang memiliki
kebiasaan gemar pesta adat biasanya memiliki pengeluaran
yang besar.
b) Gaya Hidup Seseorang
Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat
pengeluaran yang tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup
yang mewah dan gemar berhutang baik kepada orang lain
maupun dengan kartu kredit.15
Sedangkan menurut Suparmoko dalam Sri Mulyani, faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumsi yaitu:
1) Diantara orang-orang yang berumur sama dan berpendapat
sama, beberapa orang di antara mereka mengkonsumsi lebih
banyak daripada yang lain. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
sikap dalam penghematan (thrift). Bila masyarakat mengubah sikap
maka fungsi konsumsi agregat akan berubah. Sebagai contoh bila
masyarakat memutuskan untuk mengurangi konsumsi karena
menurunnya selera maka fungsi konsumsi (jangka pendek) akan
bergeser kebawah.
2) Faktor sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi misalnya: umur, pendidikan, pekerjaan, dan
keadaan keluarga. Biasanya pendapatan akan tinggi pada kelompok
umur muda dan terus meninggi dan mencapai puncaknya pada
15
Dikutip dari http://www.organisasi.org/1970/01/faktor-yang-mempengaruhi-tingkat-konsumsi-pengeluaran-rumah-tangga-pendidikan-ekonomi-dasar.html#.WjHXJNKWbMw
pada tanggal 14 Desember 2017 Pukul 08.57 WIB
24
umur pertengahan, dan akhirnya turun pada kelompok tua.
Demikian juga dengan pendapatan yang ia sisihkan (tabung) pada
kelompok umur muda dan tengah adalah tinggi dan pada kelompok
umur tua adalah rendah. Yang berarti bagian pendapatan yang
dikonsumsi relatif tinggi dan pada kelompok umur tua, tetapi
rendah pada umur pertengahan. Dengan adanya perbedaan proporsi
pendapatan untuk konsumsi diantara kelompok umur, maka
naiknnya umur rata-rata penduduk akan mengubah fungsi
konsumsi agregat.
3) Kekayaan
Kekayaan secara eksplisit maupun implisit, sering dimasukkan
dalam fungsi konsumsi agregat sebagai faktor yang menentukan
konsumsi. Seperti dalam hipotesis pendapatan permanen yang
dikemukakan oleh Friedman, Albert Ando dan Franco Mondigliani
menyatakan bahwa hasil bersih (net worth) dari suatu kekayaan
merupakan faktor penting dalam menentukan konsumsi. Beberapa
ahli ekonomi yang lain memasukan aktiva lancar sebagai
komponen kekayaan sehingga aktiva lancar memainkan peranan
yang penting pula dalam menentukan konsumsi.
4) Keuntungan/Kerugian Kapital
Keuntungan kapital yaitu dengan naiknya hasil bersih dari kapital
akan mendorong tambahnya konsumsi, sebaiknya dengan adanya
kerugian kapital akan mengurangi konsumsi. Beberapa ahli
ekonomi yang mengadakan penelitian mengenai hubungan antara
keuntungan/kerugian kapital dan konsumsi menghasilkan
kesimpulan yang berbeda.
5) Tingkat Bunga
Ahli-ahli ekonomi klasik menganggap bahwa konsumsi merupakan
fungsi dari tingkat bunga. Khususnya mereka percaya bahwa
naiknya tingkat bunga mendorong tabungan dan mengurangi
konsumsi. Namun ahli-ahli ekonomi sesudah klasik ragu-ragu pada
25
dasar teori dan penelitian tersebut. Mereka berpendapat bahwa
dengan naiknya tingkat bunga pendapatan meningkat dan justru
menaikkan konsumsi, jadi berlawanan dengan pendapat klasik.
Bila seorang menabung untuk mendapatkan sejumlah pendapatan
pada waktu yang akan datang, dengan tingkat bunga yang tinggi ia
akan mengurangi tabungan saat ini dan tetap memperoleh
pendapatan yang tinggi pada waktu yang akan datang. Karena
dengan tingkat bunga yang tinggi tabungannya akan menghasilkan
penerimaan yang tinggi dan tumbuh dengan cepat, akibatnya ia
akan mengkonsumsi lebih tinggi pada pendapatan yang sekarang.
Jadi bila masyarakat mengutamakan pendapatan yang akan
diterima dari tabungannya maka naiknya tingkat bunga akan
mengurangi tabungan dan meningkatkan konsumsi.
6) Tingkat Harga
Sejauh ini dianggap bahwa konsumsi riil merupakan fungsi dari
pendapatan riil. Oleh karena itu naiknya pendapatan nominal yang
disertai dengan naiknya tingkat harga dengan proporsi yang sama
tidak akan mengubah konsumsi riilnya walaupun ada kenaikan
pendapatan nominal dan tingkat harga secara proporsional, maka ia
dinamakan bebas dari ilusi uang (money illusion) seperti halnya
pendapat ekonomi klasik. Sebaliknya bila mereka mengubah
konsumsi riilnya maka dikatakan mengalami “ilusi uang” seperti
yang dikemukakan Keynes. Selama beberapa tahun ahli-ahli
ekonomi menganggap bahwa konsumen bebas dari ilusi uang,
sebagian karena ilusi uang menunjukan hal yang irrasional,
sebagian lagi karena dari studi yang terdahulu didapatkan sedikit
bukti dari adanya ilusi uang.16
Dapat disimpulkan bahwa, pengeluaran konsumsi yang dilakukan
seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang dijelaskan diatas.
16
Sri Mulyani, op. cit., h. 23-25
26
Menurut Pratama Rahardja faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi
yaitu faktor ekonomi meliputi pendapatan rumah tangga, kekayaan
rumah tangga, tingkat harga, perkiraan tentang masa depan; faktor
demografi meliputi jumlah penduduk, komposisi penduduk; faktor non
ekonomi meliputi sosial budaya. Sedangkan menurut Godam faktor yang
mempengaruhi konsumsi yaitu faktor ekonomi meliputi pendapatan,
kekayaan, tingkat bunga, perkiraan masa depan; faktor demografi
meliputi komposisi penduduk, jumlah penduduk; faktor lain meliputi
kebiasaan adat sosial budaya, gaya hidup seseorang. Sementara menurut
Suparmoko faktor yang mempengaruhi konsumsi yaitu orang yang
berumur dan berpendapat sama, sosial ekonomi, kekayaan,
keuntungan/kerugian kapital, tingkat bunga, tingkat harga.
Dari beberapa pendapat diatas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumsi, peneliti akan mengambil beberapa faktor yang
mempengaruhi konsumsi menurut Godam dan Suparmoko. Disini
peneliti hanya mengambil tiga faktor dari beberapa faktor yang
dijelaskan sebelumnya. Faktor tersebut meliputi pendapatan, gaya hidup
seseorang dan tingkat harga.
Berikut penjelasan menurut peneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumsi:
1) Pendapatan
Pendapatan merupakan sesuatu yang diperoleh seseorang dari
bekerja maupun dari kegiatan lain yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sumber pendapatan yang
diterima setiap individu berbeda-beda sesuai dengan aktivitas atau
pekerjaan yang dilakukannya. Hasil pendapatan tersebut yang
nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Lipsey dalam Agustina Resi Karoma pendapatan
terbagi dua macam, yaitu pendapatan perorangan dan pendapatan
disposable. Pendapatan perorangan adalah pendapatan yang dihasilkan
27
oleh atau dibayarkan kepada perorangan sebelum dikurangi dengan
pajak penghasilan perorangan. Sebagian dari pendapatan perorangan
dibayarkan untuk pajak, sebagian ditabung oleh rumah tangga, yaitu
pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan.
Pendapatan disposible merupakan jumlah pendapatan saat ini yang
dapat di belanjakan atau ditabung oleh rumah tangga, yaitu
pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan.17
Dari pendapatan yang diterima setiap individu akan digunakan
untuk melakukan kegiatan konsumsi, baik konsumsi makanan maupun
konsumsi non makanan. Namun tidak semuanya pendapatan yang
diterima digunakan untuk konsumsi, dapat juga pendapatan tersebut
digunakan seseorang untuk di tabung atau saving.
Sama halnya dengan rumah tangga mahasiswa juga melakukan
kegiatan konsumsi. Pengeluaran konsumsi mahasiswa merupakan
nilai belanja yang dilakukan mahasiswa untuk membeli berbagai jenis
kebutuhannya. Secara garis besar konsumsi mahasiswa dikelompokan
menjadi dua, yaitu konsumsi makanan dan non makanan, jadi pada
tingkat pendapatan tertentu mahasiswa akan mengalokasikan
pendapatannya untuk memenuhi kedua kebutuhannya tersebut.
Pendapatan yang diterima mahasiswa dalam hal ini adalah uang
saku. Uang saku merupakan uang yang diberikan oleh orang tua
dengan perencanaan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
mahasiswa yang bersangkutan. Pengeluaran konsumsi mahasiswa
berbeda-beda, tergantung kebutuhan dan pendapatan yang
diterimanya. Besarnya jumlah uang saku atau pendapatan yang
diterima mahasiswa tidaklah sama. Secara umum pendapatan
mahasiswa diperoleh dari uang saku yang diberikan oleh orang
tuanya, namun ada juga mahasiswa yang memiliki tambahan
17
Agustina Resi Karoma, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Mahasiswa Indekos di Kota Makassar, Skripsi pada Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Hasanuddin, (Makassar: 2013), h. 11, tidak dipublikasikan
28
pendapatan lain, misalnya dari beasiswa yang diterimanya atau gaji
sampingan bagi yang sudah bekerja.
Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang
diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi
keberlangsungan pendidikan yang ditempuh.18
Dari segi cakupan
pembiayaan, beasiswa dapat dibagi menjadi dua yaitu beasiswa penuh
dan beasiswa parsial. Beasiswa parsial adalah bantuan dana yang
hanya menutupi biaya studi saja tidak mencakup biaya akomodasi dan
uang saku. Sedangkan beasiswa penuh adalah dan bantuan studi yang
menutupi seluruh kebutuhan seorang pelajar dan mahasiswa selama
menempuh pendidikan mulai dari biaya sekolah, biaya kos, biaya
makan dan minum, dan lain-lain.19
Dari tambahan beasiswa yang
diterimanya tersebut mahasiswa dapat meningkatkan pengeluaran
konsumsinya.
Selain uang saku dari orang tua dan beasiswa yang diterima
pendapatan tambahan mahasiswa juga bisa diperoleh dari gaji
sampingan bagi yang sudah bekerja. Beragam alasan yang
melatarbelakangi mahasiswa untuk kuliah sambil bekerja. Seperti
dalam Elma Mardelina dan Ali Muhson yang menjelaskan bahwa
alasan utama mahasiswa kuliah sambil bekerja adalah terkait dengan
finansial yakni memperoleh penghasilan untuk membayar pendidikan
dan kebutuhan sehari-hari sekaligus meringankan beban keluarga.
Alasan lainnya adalah untuk mengisi waktu luang dikarenakan jadwal
perkuliahan yang tidak padat, ingin hidup mandiri agar tidak
ketergantungan dengan orang lain ataupun orang tua, mencari
18
Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Beasiswa pada tanggal 21 Desember 2017
Pukul 20.11 WIB 19
Dikutip dari http://www.ican-education.com/articles/view/pengertian_dan_jenis_beasiswa pada tanggal 21 Desember 2017
Pukul 20.17 WIB
29
pengalaman di luar perkuliahan, menyalurkan hobi, dan berbagai
macam alasan lainnya.20
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang diterima
mahasiswa bisa dari uang saku orang tua, beasiswa atau gaji bagi yang
sudah bekerja. Sesuai dengan teori Keynes, semakin besar pendapatan
yang diterima, semakin besar pula pengeluaran konsumsinya. Jadi
semakin tinggi uang saku yang diterima mahasiswa, semakin besar
pula konsumsinya.
2) Gaya hidup
Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia
yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk
mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup bisa dilihat dari cara
berpakaian, kebiasaan, dan lain-lain.21
Seiring dengan perkembangan
zaman, budaya konsumen pun semakin kompleks dalam melakukan
kegiatan konsumsi. Dengan melakukan konsumsi seseorang akan
membentuk gaya hidupnya. Seseorang yang berpenghasilan rendah
dapat memiliki tingkat pengeluaran yang tinggi jika orang itu
menyukai gaya hidup yang mewah dan gemar berhutang baik kepada
orang lain maupun dengan kartu kredit.22
Menurut Chaney dalam Agustina Resi Karoma, gaya hidup
adalah pola-pola tindakan untuk membedakan antara satu orang
dengan orang lain atau gaya hidup adalah seperangkat praktik dan
sikap yang masuk akal dalam konteks tertentu. Gaya juga diartikan
sebagai cara-cara terpola dalam menginfestasikan aspek-aspek tertentu
kehidupan sehari-hari dengan nilai sosial atau simbolik; tapi ini juga
berarti gaya hidup adalah bermain dengan identitas. Masih dengan
Chaney, gaya hidup juga dipandang sebagai proyek kreatif dan hal
20
Elma Mardelina dan Ali Muhson, Mahasiswa Bekerja dan Dampaknya pada Aktivitas
Belajar dan Prestasi Akademik, Universitas Negeri Yogyakarta, h. 202 21
Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_hidup pada tanggal 21 Desember 2017
Pukul 20.56 WIB 22
Sri Mulyani, op. cit., h.22
30
tersebut merupakan bentuk-bentuk pendeklarasian yang memuat
penilaian-penilaian aktor dalam menggambarkan lingkungannya.23
Gaya hidup berkaitan erat dengan pendapatan yang diterimanya.
Mahasiswa yang memiliki gaya hidup tinggi maka, biasanya akan
diikuti dengan pengeluaran konsumsi yang tinggi pula. Oleh karena
itu, mahasiswa yang memiliki gaya hidup tinggi umumnya mereka
memiliki pendapatan yang tinggi. Sedangkan mahasiswa yang
memiliki gaya hidup sederhana biasanya dikarenakan mereka
memiliki pendapatan yang cenderung lebih rendah dibanding dengan
mahasiswa yang memiliki gaya hidup tinggi.24
Gaya hidup mahasiswa yang berbeda bisa juga dipengaruhi oleh
jenis kelamin, dimana gaya hidup perempuan dan laki-laki berbeda.
Selain itu latar belakang keluarga dimana mahasiswa yang tinggal di
kos dengan mahaiswa yang tinggal di rumah bersama orang tua
memiliki gaya hidup berbeda.
3) Tingkat Harga
Harga suatu barang ataupun jasa sangat berpengaruh terhadap
konsumsi mahasiswa. Biasanya seorang mahasiswa akan lebih teliti
dalam memperhatikan harga suatu produk. Umumnya mereka senang
dengan barang/jasa yang harganya relatif lebih murah. Misalnya
ketika di suatu mall ada diskon/potongan harga, hasrat untuk membeli
barang lebih tinggi dibandingkan ketika tidak ada potongan harga,
sehingga tingkat harga sangat mempengaruhi pola konsumsi
mahasiswa.25
23
Agustina Resi Karoma, op. cit., h. 9 24
Sri Mulyani, op.cit., h. 27 25
Ibid.,
31
2. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Basu Dharmmestha dalam Daryanto tentang analisa
perilaku konsumen menyebutkan bahwa konsumen membeli barang dan
jasa adalah untuk memuaskan berbagai keinginan dan kebutuhan. Barang
dan jasa itu sendiri tidaklah sepenting kebutuhan dan keinginan manusia
yang dipenuhinya, melainkan karena barang-barang tersebut dianggap
dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Jadi, yang dibeli
konsumen bukanlah barangnya sendiri, tetapi kegunaan yang dapat
diberikan barang tersebut, atau dengan kata lain, kemampuan barang
tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.26
Dalam bukunya, Anwar Prabu Mangkunegara menjelaskan tentang
pengertian perilaku konsumen menurut beberapa ahli, yaitu:
1) James F. Engel et al., berpendapat bahwa:
“Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu
yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan
menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-
tindakan tersebut.”
2) David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta, mengemukakan
bahwa:
“Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan
keputusan dan aktifitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam
proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat
memepergunakan barang-barang dan jasa.”
3) Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf, menjelaskan bahwa:
“Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan
sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam
mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu
akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-
sumber lainnya.”27
26
Daryanto dan Ismanto Setyobudi, Konsumen dan Pelayanan Prima, (Yogyakarta: Gava
Media, 2014), h. 86 27
Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen Edisi Revisi, (Bandung: Refika
Aditama, 2005), h. 3-4
32
Secara umum tahap-tahap perilaku konsumen, meliputi:
a) Tahap untuk merasakan adanya kebutuhan dan keinginan
b) Usaha untuk mendapatkan produk, mencari infomasi tentang
produk, harga, dan saluran distribusi
c) Pengonsumsian, penggunaan, dan pengevaluasian produk setelah
digunakan
d) Tindakan pasca pembelian yang berupa perasaan puas atau tidak
puas28
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
adalah segala tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh individu
atau kelompok dalam pengambilan keputusan untuk mendapatkan,
menggunakan barang-barang dan jasa yang diinginkannya. Proses
pengambilan keputusan tersebut dapat dipengaruhi oleh lingkungan
dimana individu atau kelompok tinggal dan beraktifitas.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan manusia sering
dihadapkan pada berbagai pilihan untuk memenuhi kebutuhannya.
Pemilihan tersebut dilakukan karena kebutuhan manusia tidak
terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhannya terbatas. Jadi dalam
memenuhi kebutuhannya manusia harus dapat memilih alat pemuas
mana yang dapat sesuai dengan kebutuhannya. Ada beberapa faktor
dan alasan yang mendorong manusia melakukan suatu pembelian.
b. Teori Perilaku Konsumen
Konsumen merupakan pihak yang membelanjakan pendapatannya,
dalam menjalankan kegiatan ekonominya tujuan yang ingin dicapai oleh
konsumen adalah kepuasan maksimum. Untuk mengetahui perilaku
konsumen dalam menentukan alokasi sumber daya ekonominya
dijabarkan teori tentang perilaku konsumen sebagai berikut:
28
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: C.V Andi Offset,
2013), h. 10
33
1) Teori Kardinal (Cardinal Theory)
Teori kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara
nominal, sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau
kilogram, panjang dengan centi-meter atau meter. Sedangkan
satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk
mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara
manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai
kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU).
Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yang
dikonsumsi disebut utilitas marginal (MU). Total uang yang harus
dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan
harga per unit. Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan
biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang per unit.29
2) Teori Ordinal (Ordinal Theory)
Menurut teori ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung, hanya dapat
dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau
kepandaian seseorang.30
Menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko dalam Danang
Sunyoto, teori-teori perilaku konsumen meliputi:
1) Teori Ekonomi Mikro
Menurut teori ini keputusan untuk membeli merupakan hasil
perhitungan ekonomis, rasional yang sadar. Pembeli individu
berusaha menggunakan barang-barang yang memberikan kegunaan
(kepuasan) paling banyak, sesuai dengan selera dan harga yang
relatif.
29
Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi & Makro Ekonomi) Edisi
Ketiga, h. 75 30
Ibid., h. 78
34
2) Teori Psikologis
Teori psikologis ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis
individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
lingkungan.
3) Teori Sosiologis
Teori ini lebih mengutamakan perilaku kelompok bukannya
individu. Keinginan dan perilaku seseorang dibentuk oleh
kelompok masyarakat dalam mana ia menjadi anggota. Teori
sosiologis, mengarah analisis perilaku pada keinginan-keinginan
kegiatan kelompok seperti: keluarga, teman-teman sekerja,
perkumpulan olahraga dan sebagainya.
4) Teori Antropologis
Teori antropologis menekankan perilaku pembelian dari suatu
kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas seperti
kebudayaan, subbudaya dan kelas sosial.31
Jadi teori-teori konsumen perlu dipelajari untuk mengetahui dan
memahami perilaku konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi,
dimana dalam memenuhi kebutuhannya seseorang dipengaruhi oleh
berbagai faktor.
c. Model Perilaku Konsumen
Menurut Henry Assael dalam Danang Sunyoto, model perilaku
konsumen dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
31
Danang Sunyoto, Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, (Yogyakarta:
Center for Academic Publishing Service), h. 257-261
35
Gambar 2. 1 Model Perilaku Konsumen
Dari gambar diatas menunjukkan adanya interaksi antara pemasar
dengan konsumennya. Komponen pusat dari model ini adalah pembuatan
keputusan konsumen yang terdiri dari atas proses merasakan dan
mengevaluasi informasi merek produk, mempertimbangkan bagaimana
alternatif merek dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan pada
akhirnya memutuskan merek apa yang akan dibeli. Terdapat tiga faktor
yang memengaruhi pilihan konsumen, yaitu:
1) Konsumen individual
Pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu
dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan
persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya
hidup dan karakteristik kepribadian individu akan memengaruhi
pilihan individu itu terhadap berbagai alternatif merek yang tersedia.
2) Lingkungan yang memengaruhi konsumen
Pilihan-pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh
lingkungan yang mengitarinya. Ketika seorang konsumen melakukan
pembelian suatu merek produk, mungkin didasari oleh banyak
pertimbangan. Mungkin seseorang membeli sesuatu merek produk
karena meniru orang lain.
Umpan balik bagi konsumen (evaluasi pasca pembelian)
Pembuatan keputusan konsumen
Umpan balik bagi konsumen
Konsumen individu
Pengaruh lingkungan
Strategi pemasaran
Tanggapan konsumen
36
3) Stimuli pemasaran atau strategi pemasaran
Dalam hal ini pemasar berusaha memengaruhi konsumen dengan
menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya
agar konsumen bersedia memilih merek produk yang ditawarkan.
Strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu
yang berhubungan dengan produk apa yang akan ditawarkan,
penentuan harga jual produknya, strategi promosinya dan bagaimana
melakukan distribusi produk kepada konsumen.32
Dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan ekonomi yaitu konsumsi
terjalin interaksi antara konsumen dan pemasar produk. Dalam
melakukan pembuatan keputusan pembelian suatu merek produk
konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
lingkungan dimana konsumen tinggal, serta strategi yang dilakukan
pemasar dalam menawarkan produknya untuk meminat konsumen.
d. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam memutuskan pembelian terbagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal
dan faktor internal.
1) Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen,
yaitu:
a) Kebudayaan
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengertian,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Perilaku konsumen sangat ditentukan oleh
kebudayaan yang melingkupinya, dan pengaruhnya akan selalu
32
Ibid., h. 256-257
37
berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan atau
perkembangan zaman dan masyarakat itu.
b) Kelas Sosial
Menurut Philip Kotler dalam Drs. Danang Sunyoto, kelas sosial
adalah sebuah kelompok yang relatif homogen yang bertahan
lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun secara hierarkhi
dan yang keanggotaannya mempunyai nilai minat dan perilaku
yang sama.
c) Keluarga
Keluarga digunakan menggambarkan berbagai macam bentuk
rumah tangga, yang terdiri dari keluarga inti (ibu, ayah, anak)
dan keluarga besar (ibu, ayah, anak, kakak, paman, bibi dan
menantu). Dalam keluarga masing-masing anggota dapat
berbuat hal yang berbeda dalam membeli sesuatu. Setiap
anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda.
Oleh karena itu perusahaan dalam mengidentifikasikan perilaku
konsumen harus mengetahui siapa perlu, pengambil inisiatif,
pembeli atau siapa yang memengaruhi keputusan untuk membeli
dengan mengetahui peranan dari masing-masing anggota
keluarga, maka perusahaan dapat menyusun program-program
pemasaran dengan lebih baik dan terarah.
d) Kelompok Referensi dan Kelompok Sosial
1. Kelompok referensi adalah kelompok yang menjadi ukuran
seseorang untuk membentuk kepribadian perilakunya.
Biasanya masing-masing kelompok mempunyai pelopor
opini (opinion leader) yang dapat memengaruhi anggota
dalam membeli sesuatu.
2. Untuk mengetahui alam dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan, manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan
kehendaknya. Sehingga timbul kelompok-kelompok sosial
dalam kehidupan manusia. Kelompok-kelompok tersebut
38
merupakan himpunan manusia yang hidup bersama, saling
berhubungan timbal balik, pengaruh memengaruhi dan
kesadaran untuk tolong menolong. Kelompok tersebut selalu
berkembang dan mengalami perubahan dalam aktivitas
maupun bentuknya.33
2) Faktor Internal
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku konsumen,
yaitu:
a) Motivasi
Menurut Basu Swastha DH dan T. Hani Handoko dalam Danang
Sunyoto, motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan
keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk
memperoleh kepuasan. Tanpa motivasi seseorang tidak akan
terpengaruh untuk mencari kepuasan terhadap dirinya.34
b) Persepsi
Menurut Philip Kotler dalam Danang Sunyoto, persepsi
didefinisikaan sebagai proses di mana seseorang memilih,
mengorganisasikan dan mengartikan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
c) Belajar
Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara manusia
yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus
tertentu. Perubahan perilaku seseorang terjual melalui keadaan
saling memengaruhi antara dorongan, rangsangan, petunjuk-
petunjuk penting jawaban, faktor penganut dan tanggapan.
Proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen
ingin menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan, atau
33
Ibid., h. 261-265 34
Ibid., h. 65
39
sebaliknya tidak terjadi apabila konsumen merasa dikecewakan
oleh produk yang kurang baik.
d) Kepribadian dan Konsep Diri
1. Kepribadian adalah pola sifat individu yang dapat
menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Kepribadian
mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan ciri-ciri sifat dan
watak yang khusus yang menentukan perbedaan perilaku dari
tiap-tiap individu, dan yang berkembang apabila orang tadi
berhubungan dengan orang lain.
2. Konsep diri memengaruhi perilaku konsumen di dalam
pembelian. Konsep diri merupakan implikasi yang sangat
luas dalam proses pembelian konsumen, maka dapat
digunakan dalam menentukan segmentasi pasar, periklanan,
pembungkusan, personal selling, pengembangan produk dan
distribusi.
e) Kepercayaan dan Sikap
1. Menurut Philip Kotler dalam Danang Sunyoto, kepercayaan
adalah suatu pikiran deskriptif yang dianut seseorang
mengenai sesuatu. Kepercayaan ini merupakan citra produk
dan merek.
2. Menurut Philip Kotler dalam Danang Sunyoto, sikap
menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak
baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan
berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap
beberapa objek atau gagasan.35
Dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pemutusan pembelian
perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
faktor eksternal, yang terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, keluarga serta
kelompok referensi dan kelompok sosial. Selain itu dipengaruhi juga oleh
35
Ibid., h. 270-271
40
faktor internal, yang terdiri dari motivasi, persepsi, belajar, kepribadian
dan konsep diri, serta kepercayaan dan sikap.
3. Klasifikasi Konsumen
Konsumen diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
a. Konsumen Individu
Konsumen individu adalah orang-orang atau individu-individu yang
membeli produk (barang, jasa, atau ide) untuk dikonsumsi sendiri,
bersama anggota keluarga, atau bersama teman-teman.Sebagai contoh,
Budi membeli makanan untuk dirinya sendiri; Ani membelikan buku
untuk adiknya; Boy membelikan bunga untuk temannya.
b. Konsumen Organisasi
Konsumen organisasi diartikan sebagai lembaga atau instansi yang
membeli produk (barang, jasa, atau ide) untuk diperjualbelikan atau
untuk kepentingan instansi/lembaga tersebut. Sebagai contoh, koperasi
A membeli pakaian seragam SD, SMP, dan SMA untuk dijual kepada
masyarakat; POLRI membeli pakaian seragam untuk anggotanya;
Yayasan X membeli ATK untuk keperluan yayasan tersebut.36
Jumlah masyarakat Indonesia yang banyak, dan juga terdiri dari
berbagai ras dan suku, membuat beragamnya karakteristik masyarakat.
Beragamnya karakteristik tersebut mempengaruhi banyaknya jenis atau
tipe konsumen dalam membeli barang atau jasa guna memenuhi
kebutuhan hidupnya. Pedagang harus bisa memahami setiap karakteristik
konsumennya, agar produk atau barang yang dijualnya dapat diminati
oleh konsumennya.
4. Pola Konsumsi
Pola konsumsi berasal dari kata pola dan konsumsi. Pola adalah
bentuk (struktur) yang tetap (sumber), sedangkan konsumsi adalah
36
Sangadji dan Sopiah, op. cit., h. 30
41
pengeluaran yang dilakukan oleh individu/kelompok dalam rangka
pemakaian barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan. Jadi,
pola konsumsi adalah bentuk (struktur) pengeluaran individu/kelompok
dalam rangka pemakaian barang dan jasa hasil produksi sebagai pemenuhan
kebutuhan.37
Menurut Samuelson dan Nordhaus dalam Sri Mulyani, menjelaskan
keteraturan pola konsumsi secara umum yang dilakukan oleh rumah tangga
atau keluarga-keluarga miskin adalah membelanjakan pendapatan mereka
terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup berupa makanan dan perumahan.
Setelah pendapatan meningkat, pengeluaran untuk makanan akan mengalami
peningkatan juga. Akan tetapi, ada batasan terhadap uang ekstra yang
digunakan untuk pengeluaran makanan ketika pendapatan naik. Oleh karena
itu, ketika pendapatan semakin tinggi, proporsi total pengeluaran yang
dialokasikan untuk makanan akan mengalami penurunan. Kemudian
pengeluaran-pengeluaran untuk barang yang sifatnya non makanan akan
mengalami peningkatan seperti untuk pakaian, rekreasi dan kendaraan serta
barang mewah.38
Pola konsumsi yang dilakukan seseorang dapat dijadikan salah satu
indikator dalam kesejahteraan rumah tangga. Pola konsumsi yang cenderung
pada pengeluaran makanan merupakan gambaran masyarakat dengan
kesejahteraan yang rendah, hal ini disebabkan karena rumah tangga yang
memiliki pendapatan rendah hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya saja, seperti makanan. Sedangkan pola konsumsi yang cenderung
pada pengeluaran non makanan merupakan gambaran masyarakat dengan
kesejahteraan yang lebih baik, hal ini disebabkan karena rumah tangga yang
memiliki pendapatan lebih tinggi dapat memenuhi kebutuhan makanan dan
non makanan.
Pengeluaran rumah tangga dibedakan menurut kelompok makanan
dan bukan makanan. Perubahan pendapatan seseorang akan berpengaruh pada
37 Sri Mulyani, op. cit., h. 121-122 38
Ibid.,
42
pergeseran pola pengeluaran. Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi
pengeluaran bukan makanan. Dengan demikian, pola pengeluaran dapat
dipakai sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan
penduduk, dimana perubahan komposisinya digunakan sebagai petunjuk
perubahan tingkat kesejahteraan.39
Seperti teori Keynes yang menyatakan
bahwa, jika pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi juga akan
meningkat.40
Berdasarkan hasil Susenas September 2014, persentase
pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran sebesar 46,45 persen.
Menurut daerah tempat tinggal, pengeluaran penduduk perkotaan dan
perdesaan mempunyai pola yang terbalik. Sebagian besar pengeluaran
penduduk di perdesaan 54,15 persen untuk makanan, sedangkan di perkotaan
58,11 persen untuk bukan makanan.41
Berikut penjelasan BPS mengenai
makanan, minuman, tembakau serta non makanan dalam Sri Mulyani.
a. Konsumsi Makanan, Minuman dan Tembakau
1) Padi-padian, macam: beras jagung basah dengan kulit, beras
jagung, sorgum, bulgur, dan nasi aking (sisa nasi yang dikeringkan
dan dimasak kembali).
2) Umbi-umbian, macam: sagu dari pohoin sagu, gaplek antara lain
gadung, oyek (beras yang dibuat dari singkong), uwi, gembili,
grogik, dan sagu dari ketela pohon.
3) Ikan, udang, cumi, kerang, penyu, ubur-ubur,dan teripang, ikan
dalam kaleng, ikan diawetkan, ubur-ubur diawetkan abon udang
dan bekicot diawetkan.
4) Daging, terdiri dari daging kambing, unggas, daging kalneg, abon
daging, abon dalam kaleng, daging yang diawetkan, daging kuda,
daging kelinci, ular, dan anjing, laron, belalang, tawon, dan marus
(darah ayam atau sapi).
39
Dikutip dari https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=197 pada tanggal 7
Desember 2017, Pukul 10.11 WIB 40
Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi & Makro Ekonomi) Edisi Ketiga,
h. 258 41
Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, Berdasarkan Hasil Susenas
September 2014, Badan Pusat Statistik, h. 28
43
5) Telur dan susu, meliputi telur penyu, telur angsa, telur asin, baik
mentah maupun yang siap dimakan matang, susu murni, susu cair
pabrik, susu kental manis, susu bubuk, dan susu bubuk bayi serta
hasil lain dari pengolahan susu seperti yoghurt dan dadih.
6) Sayur-sayuran, seperti bayam, kangkung, kubis, sawi hijau, buncis,
terong dan sayuran lainnya.
7) Kacang-kacangan, seperti seperti kacang kedelai, kacang merah,
kacang polong, kacang tunggak, kacang bogor, kacang koro,
kacang jogo, dan kacang ercis/kapri, tempe, tahu, tepung, dan
makanan lainnya dari kacang-kacangan.
8) Buah-buahan, seperti mangga, apel, alpukat, jeruk, semangka,
duku, durian, dan salak.
9) Minyak dan lemak, meliputi minyak jagung, minyak kelapa,
minyak sawit, minyak lemak dan santan instant, serta minyak yang
sudah dimurnikan.
10) Bahan minuman, seperti gula merah (gula air) instan, kopi bubuk
biji, coklat bubuk, sirup tea, dan lain-lain.
11) Bumbu-bumbuan, seperti garam, kemiri, ketumbar, merica, asam,
biji pala, cengkeh, penyedap masakan/vetsin, kecap dan lain-lain.
12) Konsumsi lainnya, meliputi mie instan, bihun, bubur bayi kemasan,
soun, misoa, kwee tiau basah, vanili dan macam-macam bumbu
kue, selai, meses dan lain-lain.
13) Makanan dan minuman jadi, misalnya roti tawar, kue basah, dan
makanan gorengan.
14) Tembakau dan sirih, meliputi rokok kretek filter, rokok kretek
tanpa filter, rokok putih, sirih/pinang termasuk gambir, rokok
klobot, rokok menyan, papir, daun kawung, cerutu, klembak,
menyan, dan saos rokok/tembakau, termasuk filter plastik.
44
b. Konsumsi Bukan Makanan / Non Makanan
1) Perumahan dan fasilitas rumah tangga, meliputi sewa rumah,
pembayaran air, pemeliharaan dan perbaikan generator, kayu bakar,
dan bahan makanan lainnya.
2) Aneka barang dan jasa, seperti sabun cuci, bahan pemeliharaan
pakaian, biaya pelayanan obat, biaya obat, biaya pelayanan
pencegahan, biaya pemeliharaan kesehatan, seperti vitamin, jamu,
urut, sumbangan pembangunan sekolah, SPP dan atau BP3, iuran
sekolah lainnya, buku pelajaran, foto copy buku pelajaran, baik
untuk sekolah maupun kursus, transportasi/pengangkutan umum,
hotel, penginapan, bioskop, sandiwara, olahraga, dan rekreasi
lainnya, upah/gaji pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun,
dan sopir, jasa lembaga keuangan (jasa ATM, jasa kartu kredit,
biaya transfer dan lain sebagainya).
3) Pakaian, alas kaki dan tutup kepala, meliputi semua jenis pakaian
laki-laki dan perempuan dewasa, semua jenis pakaian anak-anak,
serta pengeluaran lainnya untuk alas kaki, tutup kepala serta
handuk, mukena, sajadah, jubah, ikat pinggang, semir sepatu, sikat
sepatu dan gantungan pakaian.
4) Bahan tahan lama, terdiri dari perbaikan prabot, perlengkapan, dan
perkakas rumah tangga, HP dan aksesorisnya termasuk
perbaikannya, mainan anak dan perbaikannya, pengeluaran untuk
alat hiburan, binatang dan tanaman peliharaan, barang tahan lama
lainnya seperti pemasangan instalasi listrik, pemasangan instalasi
telepon termasuk pesawat telepon, pemasangan instalasi ledeng,
ayunan, kereta bayi, dan biaya perbaikannya.
5) Pajak, pungutan dan asuransi, seperti PBB, pajak kendaraan
bermotor, pungutan/retribusi, iuran RT/kampung, sampah,
keamanan, perbaikan jalan, kebersihan, parkir, dan sebagainya.
Pengeluaran berbagai jenis asuransi misalnya asuransi kesehatan,
45
asuransi jiwa, serta asuransi kerugian. Pengeluaran lainnya seperti
tilang, denda dan lainnya.
6) Keperluan pesta dan upacara, serta pesta perkawinan, khitanan, dan
ulang tahun, perayaan hari agama, dan ongkos naik haji.42
Jadi dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi merupakan bentuk
pengeluaran yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk
membelanjakan berbagai jenis kebutuhannya, baik kebutuhan makanan
maupun non makanan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
5. Mahasiswa
Secara harfiah, mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan
tinggi, baik di universitas, institut, maupun akademi.43
Menurut KBBI
mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.44
Mahasiswa
adalah kaum terpelajar, kaum intelektual. kaum yang bisa dibilang memiliki
intelegensi diatas rata-rata, sehingga dapat memberikan kontribusi positif
demi perubahan dan kemajuan di tengah masyarakat.45
Dalam buku pedoman
akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mahasiswa adalah peserta didik
yang terdaftar sebagai mahasiswa di PTAI.46
Menurut Tonny Trimasanto dalam Fitriah Yatmi mahasiswa
digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu mahasiswa yang apatis dan
mahasiswa aktif terhadap organisasi kampus. Mahasiswa yang apatis
terhadap organisasi kampus merupakan mahasiswa yang aktif terhadap
perkuliahan saja, segala sesuatu diukur dari pencarian kredit semester dan
42
Sri Mulyani, op. cit., h. 37-40 43
http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-mahasiswa-definisi-menurut.html. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017. Pukul 22. 27 WIB
44 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mahasiswa. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017.
Pukul 22. 34 WIB 45
http://www.suarapembangunan.net/index.php?option=com_content&task=view&id=1229&Itemid=3. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017. Pukul 23. 11 WIB
46 Pedoman Akademik Program Strata 1 2015/2016 Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
46
indeks prestasi kumulatif yang tinggi dan dapat meraih gelar sarjana
secepatnya. Sedangkan mahasiswa organisasi adalah mahasiswa yang aktif
dalam berbagai organisasi kemahasiswaan di kampus, yang sering disebut
dengan “aktivis kampus”.47
Menurut Kartono mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang
mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain:
a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan
tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia.
b. Karena kesempatan yang ada, mahasiswa diharapkan nantinya dapat
bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai
pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.
c. Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses
modernisasi.
d. Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang
berkualitas dan profesional.48
Jadi dapat disimpulkan bahwa mahasiswa merupakan seseorang yang
terdaftar di perguruan tinggi, institusi maupun akademik sesuai dengan
peraturan yang berlaku dengan tujuan untuk belajar.
6. Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa
Menurut Nopirin dalam Agustina Resi Karoma, konsumsi dalam
istilah sehari-hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan
minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang
dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang
dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap
dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi
47
Fitriah Yatmi, Pola Makan Mahasiwa dengan Gastritis yang Terlibat dalam Kegiatan
Organisasi Kemahasiswaan di Universitas Islam Negeri Jakarta, Skripsi, (Jakarta: 2017), h. 21,
tidak dipublikasikan 48
http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-mahasiswa-definisi-menurut.html. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017. Pukul 23.00 WIB
47
sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu
kali.49
Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga berbeda
beda tergantung kebutuhannya dan pendapatan yang diterimanya. Pendapatan
yang diterimanya tersebut akan digunakan untuk membeli kebutuhan
makanan maupun non makanan yang digunakan untuk memeuhi
kebutuhannya sehari-hari. Sama halnya dengan rumah tangga, mahasiswa
juga melakukan konsumsi. Pengeluaran konsumsi mahasiswa merupakan
nilai belanja yang dilakukan mahasiswa untuk membeli berbagai jenis
kebutuhannya. Seperti dalam penelitian Andi Agung Perkasa, secara garis
besar kebutuhan mahasiswa dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar,
yaitu kebutuhan makanan dan non makanan. Dengan demikian pada tingkat
pendapatan tertentu, mahasiswa akan mengalokasikan pendapatannya untuk
memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Konsumsi makanan adalah pengeluaran
yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan, yaitu
makanan pokok, protein hewani, sayur-sayuran, buah-buahan, jajanan, dan
kelompok kebutuhan lain-lain (teh,kopi, gula, minyak goreng, bumbu-bumbu
dapur dan lain-lain) yang diukur dalam kalori. Sedangkan konsumsi non
makanan adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan di luar bahan
makanan yaitu berupa transportasi, komunikasi (pulsa dan biaya akses
internet), entertainment (seperti pembelian baju, aksesoris, dan lain
sebagainya), dan perlengkapan perkuliahan (seperti pembelian buku, fotocopy
untuk tugas dan materi kuliah, biaya untuk menjilid tugas dan print tugas,
perlengkapan alat tulis seperti pulpen, kertas, stabilo dan lain sebagainya).50
Sama seperti halnya yang dijelaskan oleh Flinsia Debora Wurangian,
Daisy Engka dan Jacline Sumual yang menyatakan bahwa konsumsi non
makanan mahasiswa dapat dikelompokan dalam empat hal yaitu transportasi;
komunikasi meliputi biaya pulsa, internet dan lainnya; entertainment meliputi
49
Agustina Resi Karoma, op. cit., h. 30 50
Andi Agung Perkasa, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa
UNHAS, Skripsi, (Makassar: 2012), h. 21, tidak dipublikasikan
48
pembelanjaan untuk membeli pakaian, handphone, laptop, aksesoris dan
lainnya.51
Seiring perkembangan zaman mengakibatkan kebutuhan masyarakat
semakin kompleks, tidak terkecuali mahasiswa. Perkembangan zaman
berdampak pada pola konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat, dimana
terjadi pergeseran dari konsumsi makanan ke konsumsi non makanan. Dalam
skripsi Sri Mulyani menjelaskan teori Engel yang menyatakan bahwa
pergeseran permintaan konsumsi non makanan lebih besar daripada konsumsi
makanan, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Tingkat pendapatan perkapita masyarakat
2) Cita rasa atau selera konsumen terhadap barang
3) Harga barang lain, terutama barang pelengkap dan barang
pengganti
4) Harapan atau perkiraan konsumen terhadap harga barang yang
bersangkutan52
Dari permasalahan yang sudah dijelaskan diatas, maka peneliti ingin
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi non makanan khususnya
di kalangan mahasiswa. Dari penjelasan diatas mengenai konsumsi
mahasiswa yang meliputi konsumsi makanan dan non makanan, dapat
disimpulkan bahwa konsumsi non makanan mahasiswa mencakup
komunikasi, transportasi, entertainment, dan biaya perkuliahan.
1) Komunikasi
Komunikasi merupakan kebutuhan mahasiswa seperti membeli pulsa
dan kuota internet. Di zaman yang serba canggih sekarang,
komunikasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan, dimana kita tahu
hampir semua informasi dapat kita akses melalui internet. Tanpa
51
Flinsia Debora Wurangian, Daisy Engka dan Jacline Sumual, Analisis Pola Konsumsi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas SAM Ratulangi yang Kost di Kota
Manado,Skripsi, (Manado: t.t.), h. 75 52
Sri Mulyani, op. cit., h. 11
49
adanya internet kita akan ketinggalan informasi dan komunikasi akan
berjalan kurang efektif.
2) Transportasi
Transportasi merupakan kebutuhan mahasiswa seperti biaya membeli
bensin untuk kendaraan pribadi atau biaya naik angkot.
3) Entertainment
Kebutuhan entertainment meliputi pembelanjaan untuk membeli
pakaian, handphone, laptop, aksesoris dan lainnya yang menunjang
kegiatan mahasiswa.
4) Biaya perkuliahan
Biaya penunjang kuliah meliputi pembelian buku, print atau fotocopy
tugas kuliah ataupun biaya untuk menjilid tugas, membeli alat tulis
yang diperlukan, atau biaya praktikum tambahan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Referensi yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya berdasarkan
pada teori-teori dari buku, melainkan penulis juga melihat pada penelitian yang
sebelumnya telah dilakukan. Penelitian sebelumya yang telah dilakukan yang
dikaitkan dengan penelitian ini yaitu:
Andi Agung Perkasa, tahun 2012 dengan judul penelitian “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa UNHAS”. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Populasinya adalah mahasiswa Universitas Hasanuddin. Dengan menggunakan
teknik pengambilan sample Proportional Random Sampling. Penelitian ini
menggunakan metode analisis yaitu uji analisis regresi, dengan menggunakan
model regresi berganda. Dalam uji statistik menggunakan analisis koefisien
determinasi (R2), uji statistik F, uji statistik t. Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Pola konsumsi mahasiswa UNHAS
ditandai sebagai variabel terikat (Y), dimana konsumsi makanan sebagai
variabel Y1 dan konsumsi non makanan sebagai variabel Y2, dengan konsumsi
transportasi (Y2.1), konsumsi komunikasi (Y2.2), konsumsi entertainment (Y2.3),
50
dan konsumsi biaya perkuliahan (Y2.4). Variabel bebas (X) terdiri dari uang saku
sebagai variabel X1, IPK sebagai variabel X2, lama kuliah sebagai variabel X3.
Beasiswa sebagai variabel D1, tempat tinggal sebagai variabel D2, dan jenis
kelamin sebagai variable D3. Hasil dari penelitiannya yaitu konsumsi non
makanan mahasiswa UNHAS lebih besar daripada konsumsi makanan, dimana
alokasi uang saku mahasiswa terhadap konsumsi non makanan adalah sebesar
46,24 % sementara konsumsi makanan adalah sebesar 34,15 %.53
Berikut adalah
persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang
akan dilakukan yaitu, persamaan: sama-sama menggunakan metode penelitian
kuantitatif, dan teknik pengambilan sample Proportional Random Sampling.
Perbedaan: variabel terikat (Y), yaitu pola konsumsi non makanan mahasiswa.
Sedangkan penelitian ini variabel terikat (Y), yaitu konsumsi makanan (Y1) dan
konsumsi non makanan (Y2).
Syifa Puji Suci, tahun 2011 dengan judul penelitian “Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Pola Makan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2011”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif,
dengan desain potong lintang (cross sectional), dimana data variabel independen
diantaranya uang saku, pengetahuan gizi, sikap gizi, jenis kelamin, aktivitas dan
tempat tinggal, serta variabel dependen yaitu pola makan yang diambil secara
bersamaan. Populasinya adalah seluruh mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedoktern dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008-2010. Metode pengambilan sampel
dilakukan secara simple random sampling. Jenis data yang digunakan adalah
data primer dan data sekunder. Adapun analisis data yang dilakukan adalah
analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi-
square. Hasil dari penelitiannya yaitu, tidak ada hubungan antara uang saku
dengan pola makan. Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan pola
makan. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan pola makan. Ada
hubungan antara sikap gizi dengan pola makan. Tidak ada hubungan antara
53
Ibid., h. 99
51
aktivitas dengan pola makan. Tidak ada hubungan antara tempat tinggal dengan
pola makan. Simpulannya yaitu mahasiswa PSKM FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2011 yang menerapkan pola makan yang tidak sesuai
dengan PUGS (pedoman umum gizi seimbang) lebih banyak dengan persentase
sebesar 57,6% dibandingkan dengan mahasiswa yang pola makannya sesuai
dengan PUGS.54
Berikut adalah persamaan dan perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, persamaan: sama-sama
menggunakan metode penelitian kuantitatif, dan teknik pengambilan sample
Proportional Random Sampling. Perbedaan: variabel terikat (Y), yaitu pola
konsumsi non makanan mahasiswa. Sedangkan penelitian ini variabel terikat
(Y), yaitu pola makan.
Retno Oktakarina, tahun 2015 dengan judul penelitian “Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Memilih Angkutan Jasa
(Studi Kasus Bus Transjakarta Koridor II)”. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen
Transjakarta yang ada di Koridor II. Metode dalam pengambilan sampel adalah
probability sampling, dengan teknik pengambilan sampel berupa simple random
sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik
analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas, serta analisis
faktor. Hasil penelitiannya yaitu, konsumen dalam memilih angkutan jasa
Transjakarta Koridor 2 dipengaruhi oleh faktor pengetahuan konsumen, faktor
sikap konsumen, faktor keterlibatan konsumen, faktor kelas sosial, faktor
dorongan keluarga, faktor proses informasi, dan faktor motivasi konsumen.
Faktor yang paling dominan dalam memengaruhi konsumen adalah faktor
pengetahuan dan sikap konsumen.55
Berikut adalah persamaan dan perbedaan
antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu,
54
Syifa Puji Suci, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2011, Skripsi pada PSKM FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
(Jakarta: 2011), h. 81, tidak dipublikasikan 55
Retno Oktakarina, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
dalam Memilih Angkutan Jasa (Studi Kasus Bus Transjakarta Koridor II), Skripsi pada Jurusan
P.IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: 2015), h. 87, tidak dipublikasikan
52
persamaan: sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif, dan teknik
pengambilan sample Proportional Random Sampling. Perbedaan: variabel
terikat (Y), yaitu pola konsumsi non makanan mahasiswa. Sedangkan penelitian
ini variabel terikat (Y), yaitu perilaku konsumen dalam memilih angkutan jasa.
Agustina Resi Karoma, tahun 2013 dengan judul penelitian “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsusmsi Mahasiswa Indekos di Kota
Makassar.” Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Dengan
populasi penelitian adalah mahasiswa yang berada di kota Makassar, khususnya
pada mahasiswa yang tinggal di rumah kos yang berasal dari sejumlah
Perguruan Tinggi di Kota Makassar. Model analisis yang digunakan adalah
model regresi berganda. Dimana variabel terikat (Y) adalah konsumsi
mahasiswa indekos, dan varibel bebas (X) yaitu uang saku (X1), IPK (X2),
beasiswa (D1), jurusan (D2), dan jenis kelamin (D3). Dengan menggunakan uji F
dan uji T. Hasil penelitiannya yaitu uang saku berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap konsumsi, IPK memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap konsumsi, variabel beasiswa terdapat perbedaan yang signifikan antara
mahasiswa penerima beasiswa dengan mahasiswa bukan penerima beasiswa
terhadap konsumsi, variabel jurusan terdapat perbedaan yang signifikan antara
mahasiswa jurusan eksakta dengan mahasiswa jurusan noneksakta terhadap
konsumsi, variabel jenis kelamin tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap konsumsi.56
Berikut
adalah persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian
yang akan dilakukan yaitu, persamaan: sama-sama menggunakan model analisis
regresi berganda. Perbedaan: variabel terikat (Y), yaitu pola konsumsi non
makanan mahasiswa. Sedangkan penelitian ini variabel terikat (Y), yaitu
konsumsi mahasiswa indekos.
Flinsia Debora Wurangian, Daisy Engka dan Jacline Sumual, dengan
judul penelitian “Analisis Pola Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi &
Bisnis Universitas Sam Ratulangi yang Kost di Kota Manado”. Data yang
digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode penelitiannya yaitu model
56
Agustina Resi Karoma, op. cit., h. 54
53
regresi berganda. Dimana variabel terikat (Y) yaitu uang saku. Dan variabel
bebas (X) yaitu konsumsi kuliah (X1), konsumsi makanan dan biaya kost (X2),
konsumsi entertainment/hiburan (X3). Hasil penelitiannya yaitu uang saku
berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi kuliah. Uang saku
berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi makanan dan biaya
kuliah. Uang saku berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi
entertainment/hiburan.57
Berikut adalah persamaan dan perbedaan antara
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, persamaan:
sama-sama menggunakan model analisis regresi berganda. Perbedaan: variabel
terikat (Y), yaitu pola konsumsi non makanan mahasiswa. Sedangkan penelitian
ini variabel terikat (Y), yaitu uang saku.
Ridony Taufik Tama, tahun 2014 dengan judul penelitian “Pengeluaran
Konsumsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.” Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
Dengan jenis penelitian deskriptif komparatif. Populasi penelitian adalah
mahasiswa pendidikan ekonomi universitas Yogyakarta angkatan 2010-2012.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportionate stratified
random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data
deskriptif dan inferensial, dengan uji normalitas data dan uji homogenitas varian.
Hasil penelitiannya yaitu tidak terdapat perbedaan pengeluaran konsumsi antara
mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan. Terdapat perbedaan
pengeluaran konsumsi antara mahasiswa yang tinggal di kos dengan mahasiswa
yang tinggal bersama orang tua. Tidak terdapat perbedaan pengeluaran konsumsi
antara mahasiswa yang berada di kelas bersubsidi dengan mahasiswa yang
berada di kelas swadana. Tidak terdapat perbedaan pengeluaran konsumsi antara
mahasiswa yang menerima beasiswa dengan mahasiswa yang tidak menerima
57
Flinsia Debora Wurangian, Daisy Engka dan Jacline Sumual, Analisis Pola Konsumsi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sam Ratulangi yang Kost di Kota Manado,
Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sam
Ratulangi, (Manado: t.t), h. 85, tidak dipublikasikan
54
beasiswa.58
Berikut adalah persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu
dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, persamaan: sama-sama
menggunakan metode penelitian kuantitatif, dan teknik pengambilan sample
Proportional Random Sampling. Perbedaan: menggunakan pendekatan
deskriptif, sedangkan penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
komparatif.
Sri Mulyani, tahun 2015 dengan judul penelitian “Pola Konsumsi Non
Makanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.” Penelitian ini menggunakan desain penelitian
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi pendidikan
ekonomi fakultas ekonomi universitas negeri Yogyakarta tahun angkatan 2011,
2012, 2013 dan 2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu
proportionate stratified random sampling. Hasil penelitiannya yaitu pengeluaran
konsumsi non makanan mahasiswa terbesar adalah untuk fashion. Konsumsi non
makanan berdasarkan jenis kelamin, mahasiswa laki-laki dan perempuan
memiliki pola yang sama yaitu besar untuk pengeluaran fashion dan pengeluaran
terkecil untuk biaya penunjang kuliah. Mahasiswa perempuan memiliki alokasi
pengeluaran fashion lebih besar dibandingkan mahasiswa laki-laki, untuk
hiburan mahasiswa laki-laki memiliki pengeluaran lebih besar dibandingkan
mahasiswa perempuan, untuk transportasi mahasiswa laki-laki memiliki
pengeluaran yang lebih besar dibandingkan mahasiswa perempuan, komunikasi
mahasiswa laki-laki lebih besar dibandingkan mahasiswa perempuan, dan untuk
biaya penunjang kuliah mahasiswa perempuan lebih besar dibandingkan
mahasiswa laki-laki. Sedangkan konsumsi non makanan mahasiswa berdasarkan
angkatan tahun kuliah yaitu, pengeluaran konsumsi mahasiswa berdasarkan
angkatan tahun kuliah memiliki pola yang hampir sama. Mahasiswa pada setiap
angkatan memiliki pengeluaran paling besar untuk fashion dan paling rendah
untuk biaya penunjang kuliah. Pengeluaran konsumsi non makanan untuk
58
Ridony Taufik Tama, Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Skripsi pada Jurusan Pendidikan
Ekonomi Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Yogyakarta, (Yogyakarta: 2014), h 72-73, tidak
dipublikasikan
55
transportasi yang memiliki prosentase pengeluaran paling besar adalah
mahasiswa angkatan 2013, kemudian urutan selanjutnya mahasiswa angkatan
2011, 2013 dan 2014. Pengeluaran konsumsi non makanan untuk komunikasi
yang memiliki prosentase pengeluaran paling besar adalah mahasiswa angkatan
2013, 2014, 2011 dan 2012. Pengeluaran konsumsi non makanan untuk biaya
penunjang kuliah yang memiliki prosentase pengeluaran paling besar adalah
mahasiswa angkatan 2013, 2012, 2014 dan 2011. Pengeluaran konsumsi non
makanan untuk hiburan yang memiliki prosentase pengeluaran paling besar
adalah mahasiswa angkatan 2011, 2012, 2013 dan 2014. Pengeluaran konsumsi
non makanan untuk fashion yang memiliki prosentase pengeluaran paling besar
adalah mahasiswa angkatan 2011, 2012, 2014 dan 2015.59
Berikut adalah
persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang
akan dilakukan yaitu, persamaan: sama-sama menggunakan teknik pengambilan
sample Proportional Random Sampling. Perbedaan: variabel bebas (X), yaitu
pendapatan (X1), perkiraan masa depan (X2), dan gaya hidup (X3). Sedangkan
penelitian ini variabel bebas (X), yaitu jenis kelamin (X1) dan angkatan tahun
kuliah (X2).
Berikut ini adalah rangkuman dari penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Rangkuman Penelitian Sebelumnya
No. Nama Peneliti/Tahun Judul Penelitian Persamaan dan Perbedaan
1. Andi Agung Perkasa
(2012)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pola
Konsumsi Mahasiswa
UNHAS
Persamaan: sama-sama
menggunakan metode penelitian
kuantitatif, dan teknik pengambilan
sample Proportional Random
Sampling.
Perbedaan: variabel terikat (Y),
yaitu pola konsumsi non makanan
mahasiswa. Sedangkan penelitian
ini variabel terikat (Y), yaitu
59
Sri Mulyani, op. cit., h. 121-122
56
konsumsi makanan (Y1) dan
konsumsi non makanan (Y2).
2. Syifa Puji Suci
(2011)
Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Pola
Makan Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2011
Persamaan: sama-sama
menggunakan metode peneitian
kuantitatif, dan teknik pengambilan
sample Proportional Random
Sampling.
Perbedaan: variabel terikat (Y),
yaitu pola konsumsi non makanan
mahasiswa. Sedangkan penelitian
ini variabel terikat (Y), yaitu pola
makan.
3. Retno Oktakarina
(2015)
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen
dalam Memilih Angkutan
Jasa (Studi Kasus Bus
Transjakarta Koridor II)
Persamaan: sama-sama
menggunakan metode penelitian
kuantitatif, dan teknik pengambilan
sample Proportional Random
Sampling.
Perbedaan: variabel terikat (Y),
yaitu pola konsumsi non makanan
mahasiswa. Sedangkan penelitian
ini variabel terikat (Y), yaitu
perilaku konsumen dalam memilih
angkutan jasa.
4. Agustina Resi Karoma
(2013)
Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pola
Konsumsi Mahasiswa
Indekos di Kota Makassar
Persamaan: sama-sama
menggunakan model analisis
regresi berganda.
Perbedaan: variabel terikat (Y),
yaitu pola konsumsi non makanan
mahasiswa. Sedangkan penelitian
ini variabel terikat (Y), yaitu
konsumsi mahasiswa indekos.
5. Flinsia Debora
Wurangian, Daisy
Engka dan Jacline
Sumual
Analisis Pola Konsumsi
Mahasiswa Fakultas
Ekonomi & Bisnis
Universitas Sam
Ratulangi yang Kost di
Kota Manado
Persamaan: sama-sama
menggunakan model analisis
regresi berganda.
Perbedaan: variabel terikat (Y),
yaitu pola konsumsi non makanan
mahasiswa. Sedangkan penelitian
ini variabel terikat (Y), yaitu uang
saku.
6. Ridony Taufik Tama
(2014)
Pengeluaran Konsumsi
Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Ekonomi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri
Yogyakarta
Persamaan: sama-sama
menggunakan metode penelitian
kuantitatif, dan teknik pengambilan
sample Proportional Random
Sampling.
Perbedaan: menggunakan
pendekatan deskriptif. Sedangkan
57
penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif komparatif.
7. Sri Mulyani
(2015)
Pola Konsumsi Non
Makanan Mahasiswa
Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta
Persamaan: sama-sama
menggunakan teknik pengambilan
sample Proportional Random
Sampling.
Perbedaan: variabel bebas (X),
yaitu pendapatan (X1), perkiraan
masa depan (X2), dan gaya hidup.
Sedangkan penelitian ini variabel
bebas (X), yaitu jenis kelamin (X1)
dan angkatan tahun kuliah (X2).
C. Kerangka Berpikir
Konsumsi adalah kondisi dimana seseorang dan kebutuhan yang
dimilikinya saling berhubungan untuk mendapatkan kepuasan yang dicarinya.
Kepuasan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menikmati,
menonton, melihat, menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya.
Secara umum konsumsi dibedakan menjadi dua yaitu konsumsi makanan dan
konsumsi non makanan. Konsumsi makanan contohnya meliputi lauk pauk,
protein hewani, buah-buhan, maupun jajanan, dan lain-lain. Sedangkan
konsumsi non makanan seperti kebutuhan pakaian, transportasi, komunikasi,
tempat tinggal, dan lainnya. Setiap rumah tangga dalam melakukan pengeluaran
konsumsi berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Menurut Pratama rahardja dan Mandala Manurung, faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumsi terdapat tiga faktor, yaitu (1)faktor ekonomi, meliputi
pendapatan rumah tangga, kekayaan rumah tangga, tingkat harga, dan perkiraan
tentang masa depan; (2)faktor demografi, meliputi jumlah penduduk, dan
komposisi penduduk; (3)faktor non ekonomi, meliputi sosial budaya.
Selanjutnya menurut Godam, faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumsi yaitu, (1)faktor ekonomi, meliputi pendapatan, kekayaan, tingkat
bunga, dan perkiraan masa depan; (2)faktor demografi, meliputi komposisi
penduduk, dan jumlah penduduk; (3)faktor lain, meliputi kebiasaan adat sosial
budaya, dan gaya hidup seseorang.
58
Sedangkan menurut Suparmoko, faktor yang mempengaruhi konsumsi
yaitu, (1)orang yang berumur sama dan berpendapat sama; (2)faktor sosial
ekonomi; (3)kekayaan; (4)keuntungan/kerugian kapital; (5)tingkat harga; dan
(6)tingkat bunga.
Dari beberapa pendapat diatas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumsi, peneliti akan mengambil beberapa faktor yang
mempengaruhi konsumsi menurut Godam dan Suparmoko. Disini peneliti hanya
mengambil tiga faktor dari beberapa faktor yang dijelaskan diatas. Faktor
tersebut meliputi pendapatan, gaya hidup seseorang, dan tingkat harga.
Faktor pertama adalah pendapatan, pendapatan dalam ruang lingkup
mahasiswa adalah uang saku. pendapatan mahasiswa rutin setiap bulannya
diterima dari orang tua yang dialokasikan untuk konsumsi. Setiap mahasiswa
memiliki pendapatan yang tidak sama. Mahasiswa yang memiliki pendapatan
tinggi maka konsumsinya pun tinggi, dan juga mahasiswa yang memiliki
pendapatan rendah maka konsumsinya pun akan lebih rendah. Terdapat
beberapa mahasiswa yang memiliki tambahan pendapatan selain dari orang tua,
yaitu dari beasiswa maupun gaji sampingan bagi yang sudah bekerja. Tambahan
pendapatan tersebut dapat meningkatkan konsumsi yang dilakukan mahasiswa.
Faktor kedua adalah gaya hidup, mahasiswa yang memiliki gaya hidup
tinggi, biasanya diikuti dengan pengeluaran konsumsi yang tinggi pula. Oleh
karena itu, mahasiswa yang memiliki gaya hidup tinggi umumnya mereka
memiliki pendapatan yang tinggi, dan sebaliknya mahasiswa yang memiliki
gaya hidup sederhana umumnya mereka memiliki pendapatan yang cenderung
lebih rendah. Gaya hidup mahasiswa bisa dilihat dari apa yang biasa dipakai,
kebiasaan, dan lain-lain.
Faktor ketiga adalah tingkat harga, tingkat harga suatu barang ataupun
jasa sangat berpengaruh terhadap konsumsi mahasiswa. Biasanya seorang
mahasiswa akan lebih teliti dalam memperhatikan harga suatu produk.
Umumnya mereka senang dengan barang/jasa yang harganya relatif lebih murah.
Misalnya ketika di suatu mall ada diskon/potongan harga, hasrat untuk membeli
59
barang lebih tinggi dibandingkan ketika tidak ada potongan harga, sehingga
tingkat harga sangat mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa
Seperti halnya rumah tangga, mahasiswa juga melakukan kegiatan
konsumsi dalam melangsungkan kehidupannya. Konsumsi yang dilakukan
mahasiswa terbagi menjadi dua, yaitu konsumsi makanan yang meliputi lauk
pauk, protein hewani, buah-buahan, makanan ringan, dan lain-lain. Dan
konsumsi non makanan. Sesuai dengan tujuan peneliti yaitu meneliti faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumsi non makanan khususnya di kalangan
mahasiswa, maka berikut penjelasan konsumsi mahasiswa yang mencakup non
makanan.
Menurut Andi Agung Perkasa konsumsi non makanan adalah
pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan di luar bahan makanan yaitu
berupa transportasi, komunikasi (pulsa dan biaya akses internet),
entertainment (seperti pembelian baju, aksesoris, dan lain sebagainya), dan
perlengkapan perkuliahan (seperti pembelian buku, fotocopy untuk tugas dan
materi kuliah, biaya untuk menjilid tugas dan print tugas, perlengkapan alat
tulis seperti pulpen, kertas, stabilo dan lain sebagainya).60
Sama seperti halnya yang dijelaskan oleh Flinsia Debora Wurangian,
Daisy Engka dan Jacline Sumual yang menyatakan bahwa konsumsi non
makanan mahasiswa dapat dikelompokan dalam empat hal yaitu transportasi;
komunikasi meliputi biaya pulsa, internet dan lainnya; entertainment meliputi
pembelanjaan untuk membeli pakaian, handphone, laptop, aksesoris dan
lainnya.61
Dapat disimpulkan bahwa konsumsi non makanan mahasiswa meliputi
transportasi, komunikasi, entertainment, dan biaya perkuliahan yang dijadikan
sebagai variabel terikat peneliti. Jadi dalam penelitian ini terdapat tiga variabel
yang diduga dapat mempengaruhi pola konsumsi non makanan mahasiswa,
variabel tersebut yaitu variabel bebas, meliputi pendapatan (X1), gaya hidup
60
Andi Agung Perkasa, op. cit., h. 21 61
Flinsia Debora Wurangian, Daisy Engka dan Jacline Sumual, op. cit., h. 75
60
(X2), dan tingkat harga (X3). Serta variabel terikat, yaitu pola konsumsi
mahasiswa non makanan (Y).
Gambar 2. 2 Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, sesuai dengan rumusan masalah. Berdasarkan kajian review terdahulu
dan landasan teori diatas, maka peneliti akan mengajukan hipotesis atau dugaan
sementara dari penelitian ini sebagai berikut:
Non Makanan
Mahasiswa
KONSUMSI
1. Komunikasi
2. Transportasi
3. Entertainment
4. Biaya perkuliahan
Konsumsi Non Makanan
Mahasiswa (Y)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
1. Pendapatan (X1)
2. Gaya hidup (X2)
3. Tingkat harga (X3)
Godam
Faktor-Faktor Ekonomi:
1. Pendapatan
2. Kekayaan
3. Tingkat bunga
4. Perkiraan masa depan
Faktor-Faktor Demografi:
1. Komposisi penduduk
2. Jumlah penduduk
Faktor-Faktor Non Ekonomi:
1. Kebiasaan adat sosial
budaya
2. Gaya hidup seseorang
Suparmoko
1. Orang yang berumur
sama dan
berpendapat sama
2. Faktor sosial
ekonomi
3. Kekayaan
4. Keuntungan/kerugian
kapital
5. Tingkat bunga
6. Tingkat harga
Jenis-Jenis Konsumsi
Makanan
61
Hipotesis 1
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari pendapatan terhadap
konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN Jakarta.
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari pendapatan terhadap
konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN Jakarta.
Hipotesis 2
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari gaya hidup terhadap
konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN Jakarta.
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari gaya hidup terhadap
konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN Jakarta.
Hipotesis 3
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari tingkat harga
terhadap konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN Jakarta.
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari tingkat harga terhadap
konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN Jakarta.
Hipotesis 4
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari pendapatan, gaya
hidup, dan tingkat harga terhadap konsumsi non makanan mahasiswa FITK
UIN Jakarta.
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari pendapatan, gaya hidup,
dan tingkat harga terhadap konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN
Jakarta.
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya suatu penelitian oleh
peneliti. Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 95, Cempaka Putih, Ciputat Timur,
Tangerang Selatan, Banten 15412.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap,
berikut ini adalah alur kegiatan penelitian. Adapun gambaran kegiatan yang
dilakukan dalam proses penelitian sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Waktu Penyusunan dan Penelitian Skripsi
No. Tahap Penelitian
2017 2018
Bulan
6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5
1. Revisi Proposal √ - - - √ √ √ √
2. Penyusunan Instrumen
Penelitian √
3. Pengujian Instrumen
Penelitian √
4. Pengumpulan data
Penelitian √
5. Pengolahan data √
6. Penyusunan bab IV & V √
63
7. Kelengkapan data √
8. Sidang Munaqosah √
9. Revisi Skripsi √
10. Wisuda √
B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.1 Menurut Muri Yusuf, metode penelitian deskriptif
kuantitatif bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan
fenomena secara detail.2 Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk mendapat
informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif (semester 2, 4, 6, 8) jurusan
pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 413
mahasiswa.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi,
Penelitian Tindakan, Penelitian Evaluasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 35-36 2 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Prenadamedia, 2014), h. 62 3 Sugiyono, op. cit., h. 148
64
Tabel 3. 2 Jumlah Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Berdasarkan Jenjang
Semester
No. Semester Jumlah
1 Semester 2 100
2 Semester 4 93
3 Semester 6 119
4 Semester 8 101
Jumlah 413
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.4 Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik Proportionate Stratified Random Sampling, teknik ini digunakan
karena populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional.5 Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa jurusan pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
dari berbagai tingkatan semester. Oleh karena itu sampelnya diambil secara
acak dengan jumlah yang sesuai dengan ukuran populasinya. Untuk
mengambil sampel pada penelitian ini menggunakan rumus slovin.
n =
( )
Dimana:
n = sampel
N = populasi
d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,056
Catatan: tingkat kesalahan yang dapat digunakan peneliti adalah 1%, 5%,
10% (dapat dipilih oleh peneliti).7
4 Ibid., h. 149
5 Ibid., h. 152
6 Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikaan, (PT Refika Aditama, 2014), h.
103 7 Sugiyono, op. cit., h. 158
65
Setelah dihitung dengan menggunakan rumus slovin maka sampel
pada penelitian ini berjumlah 80 mahasiswa, yang didapat dari:
n =
( ) = 80
Adapun rumus pengambilan sampel pada setiap jenjang semester,
sebagai berikut:
Dimana:
ni = Jumlah sampel menurut semester
n = Jumlah sampel seluruhnya
Ni = Jumlah populasi menurut semester
N = Jumlah populasi seluruhnya
Sehingga jumlah sampel pada setiap jenjang semester adalah sebagai berikut:
Semester 2:
= 19
Semester 4:
= 18
Semester 6:
= 23
Semester 8:
= 20
Penyebaran sampel dan gambaran populasi berdasarkan jenjang
semester yang telah ditetapkan tertera pada tabel 3.3, sedangkan penetapan
responden yang akan dijadikan obyek penelitian dilakukan secara acak sesuai
dengan karakteristik responden yang telah ditentukan.
66
Tabel 3. 3 Jumlah Populasi dan Sampel
No. Semester Populasi Sampel
1 Semester 2 100 19
2 Semester 4 93 18
3 Semester 6 119 23
4 Semester 8 101 20
Jumlah 413 80
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.8 Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
dua jenis variabel, yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas
(independen). Berikut adalah penjelasan kedua variabel sebagai berikut:
a) Variabel Independen (bebas)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).9 Dalam penelitian ini variabel Independen terdiri
dari: pendapatan (X1), gaya hidup (X2), dan tingkat harga (X3).
b) Variabel Dependen (terikat)
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.10
Dalam penelitian ini variabel
dependen yaitu pola konsumsi non makanan mahasiswa (Y).
8 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen Pendekatan Kuantittif, Kualitatif, Kombinasi,
Penelitian Tindakan, Penelitian Evaluasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 96 9 Ibid.,
10 Ibid., h. 97
67
2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan suatu definisi dari variabel-variabel yang
akan diteliti dengan mengspesifikasikan untuk mengukur variabel tersebut.
Dalam penelitian ini definisi operasional dari peneliti adalah sebagai berikut:
a) Pendapatan (X1)
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh mahasiswa dari
orang tua, maupun tambahan dari beasiswa atau gaji bagi yang sudah
bekerja diukur dengan rupiah per bulan.
b) Gaya Hidup (X2)
Gaya hidup mahasiswa salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan
tempat tinggal atau pendapatan yang diterimanya. Gaya hidup
mahasiswa dapat dilihat dari kebiasaannya dan yang biasa dipakai
dan lainnya.
c) Tingkat Harga (X3)
Tingkat harga merupakan angka yang menunjukkan nilai, harga
barang/jasa berdasarkan satuan ukur tertentu. Tingkat harga suatu
barang ataupun jasa sangat berpengaruh terhadap konsumsi
mahasiswa. Umumnya mereka senang dengan barang/jasa yang
harganya relatif lebih murah.
d) Konsumsi Non Makanan (Y)
Konsumsi non makanan merupakan salah satu kebutuhan yang harus
dipenuhi mahasiswa, yang meliputi komunikasi, transportasi,
entertainment, dan biaya penunjang perkuliahan.
E. Sumber Data
Terdapat dua sumber data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Data Primer: yaitu data yang diperoleh merupakan hasil dari wawancara
langsung dengan responden yang terkait dengan penelitian ini dengan
menggunakan media quesioner sebagai alat utama. Dimana responden
dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan IPS FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
68
2. Data Sekunder: yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber yang
berkaitan dengan penelitian ini, seperti buku, jurnal, internet, skripsi, dan
lainnya yang sifatnya melengkapi data primer yang berhubungan dengan
penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dalam
penelitian ini peneliti melakukan observasi secara tidak terstrukur.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.11
Dalam hal ini
peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya
berupa rambu-rambu pengamatan. Observasi dilakukan peneliti untuk
mengetahui gambaran umum tentang pola konsumsi yang dilakukan oleh
mahasiswa jurusan pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Kuesioner/Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.12
Dalam angket berisi pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian. Untuk dapat
mengetahui jawaban dari setiap responden maka diperlu dibentuk sebuah
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2011), h.
196 12
Sugiyono, op.cit., h. 230
69
skala. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Skala Likert, yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.13
Skala Likert memiliki berbagai skor yang dapat digunakan responden
dalam memilih jawaban. Berikut bentuk tabel Skala Likert.
Tabel 3. 4 ALternatif Jawaban Variabel Penelitian
Pilihan Jawaban Item Positif Item Negatif
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Ragu-Ragu (RG)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner/angket
yang digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan variabel
penelitian.
Untuk memudahkan menyusun instrumen penelitian, maka peneliti terlebih
dahulu menyusun kisi-kisi instrumen yang mengacu pada indikator sebagai
berikut:
Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Instumen
No. Variabel Indikator Butir
Instrumen
Jumlah
Item
1 Pendapatan (X1) 1. Pendapatan yang
berasal dari orang
tua
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 10 10
2. Pendapatan yang
berasal dari
beasiswa
11, 12, 13,
14, 15, 16,
17, 18
8
3. Pendapatan yang
berasal dari
19, 20, 21,
22, 23, 24, 25 7
13
Ibid., h. 168
70
bekerja
2 Gaya Hidup (X2) 1. Lingkungan tempat
tinggal 26, 27, 28, 29 4
2. Pendapatan yang
diterima
30, 31, 32,
33, 34 5
3 Tingkat Harga (X3) 1. Adanya/tidak
adanya potongan
harga
35, 36, 37 3
4 Konsumsi Non Makanan (Y) 1. Komunikasi 38, 39, 40, 41 4
2. Transportasi 42, 43, 44,
45, 46 5
3. Entertainment 47, 48, 49, 50 4
4. Biaya penunjang
kuliah
51, 52, 53, 54
55 5
H. Metode Analisis Data dan Uji Instrumen
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.14
Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menganalisis nilai terendah, nilai tertinggi, rata-rata nilai dan standar
deviasi dari masing-masing variabel.
2. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan sebuah pengujian terhadap angket agar
dapat diketahui valid atau tidaknya angket tersebut untuk suatu penelitian
agar dapat tercapainya tujuan penelitian.15
Uji validitas dalam penelitian
ini menggunakan rumus product moment yakni dengan membandingkan
antara r tabel dengan r hitung, jika r hitung r tabel maka pertanyaan
14
Ibid., h. 199 15
Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi, 2014), h. 51
71
tersebut dinyatakan valid, namun jika r hitung r tabel maka pertanyaan
dinyatakan tidak valid.16
Menurut Azwar dan Soegiyono, suatu instrumen
penelitian dikatakan valid apabila koefisien korelasi product momen
melebihi 0.3.17
Rumus product moment yang digunakan sebagai berikut:
rhitung ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
n = jumlah responden
x = skor variabel (jawaban responden)
y = skor total dari variabel untuk reponden ke-n18
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur
yang sama pula.19
Suatu instrumen atau alat ukur dikatakan memiliki
reabilitas yang tinggi atau baik apabila instrumen penelitian atau alat
ukur tersebut selalu memberikan hasil yang sama ketika digunakan
berkali-kali, baik oleh peneliti yang sama maupun oleh peneliti yang
berbeda.20
Penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach, dimana
suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila koefisien reliabilitas
(r11)>0,621
. Rumus Alpha yang digunakan dapat dinyatakan sebagai
berikut:
[
]
16
Ibid., 17
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 77 18
Ibid., 19
Ibid., h. 87 20
Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS
Statistics 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 81 21
Sugiyono, op. cit.,, h. 84
72
Keterangan:
α = tingkar reliabilitas yang dicari
= varians dari skor belahan pertama
= varians dari skor belahan kedua
= varians dari skor keseluruhan
22
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah
populasi data berdistribusi normal atau tidak.23
Salah satu metode untuk
menguji normalitas data adalah metode Kolmogorov-Smirnov, yaitu
dengan cara melihat nilai signifikasi, jika nilai Prob. / Sig F > 5%,
sebaran bersifat normal. Namun, jika nilai Prob. / Sig F < 5%, sebaran
bersifat tidak normal.24
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui
adanya korelasi (hubungan) antara kesalahan pengganggu pada pariode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi perlu dikemukakan
hipotesis. Adapun hipotesis yang diajukan untuk pengujian ada tidaknya
autokorelasi dinyatakan sebagai berikut:
Ho : tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan
Ha : terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan
Salah satu metode dalam menentukan tidak adanya masalah
autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW),
dengan kriteria sebagai berikut:
22
Ibid., h. 88 23
Siregar, op. cit., h. 153 24
Supranto dan Nandan Limakrisna, op. cit., h. 91
73
1) Terjadi autokorelasi jika nilai DW<DL atau DW > 4–DL, maka Ho
ditolak.
2) Tidak terjadi autokorelasi positif jika nilai DU<DW atau DW < 4–
DU maka Ho diterima.
3) Jika nilai DL < DW < DU atau 4 – DU < DW < 4 – DL, maka tidak
ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.25
Berikut merupakan rumus uji Durbrin-Waston:
DW =
Keterangan:
DW = nilai Durbin-Waston test
E = nilai residual
et-1 = nilai residual periode sebelumnya26
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah keadaan dimana antara dua atau lebih
variabel independen pada model regresi terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mendeteksi ada atau tidak
adanya multikolinieritas dengan cara membandingkan nilai r² dengan R²
hasil regresi atau bisa dengan melihat nilai Tolerance dan VIF.27
Karakteristik pada pengujian VIF yaitu apabila nilai VIF kurang dari 10
dan Tolerance lebih dari 0,1, maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikolonieritas.28
Dengan rumus dapat dinyatakan sebagai berikut:
25
Dwi Priyanto, SPSS 22: Pengolahan Data Praktis, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2014),
h. 19. 26
Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: Andi,
2011), h. 126 27
Duwi Priyatno, Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan
SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), ed, pertama, h. 62 28
Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi, 2014), h. 103
74
Dengan adalah korelasi kuadrat dari Xh dengan variabel bebas
lainnya.29
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji asumsi heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui
apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua
pengamatan.30
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan untuk
menguji heteroskedastisitas yaitu uji Glejser. Metode uji Glejser adalah
uji dengan meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut
residualnya.31
Karakteristik dari pengujian ini yaitu apabila nilai
signifikasi antara variabel independen dengan variabel residual 0,05
maka dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya jika
nilai signifikasi 0,05 maka dinyatakan terjadi heteroskedastisitas.32
4. Uji Hipotesis
a. Uji F (simultan)
Digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas
terhadap variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh
secara simultan terhadap variabel tergantung maka model persamaan
regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak
terdapat pengaruh secara simultan maka masuk dalam kategori tidak
cocok atau not fit.33
Uji F adalah uji untuk menguji apakah variabel bebas
yaitu Pendapatan (X1), Gaya Hidup (X2), dan Tingkat Harga (X3) mampu
menjelaskan perubahan nilai variabel tergantung yaitu Konsumsi Non
Makanan Mahasiswa (Y). Kriteria yang digunakan adalah sebagai
berikut:
29
Bambang Suharjo, Statistik Terapan Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) Cet. 1, h. 118 30
Sudarmanto, op.cit., h. 240 31
Priyatno, op. cit., h. 115 32
Ibid., h. 108 33
Suliyanto, op.cit., h. 55
75
1) Taraf signifikansi (α = 0,05)
2) Distribusi t dengan derajat kebebasan df 1 (jumlah variabel - 1) dan
df 2 (n-k-1). k adalah jumlah variabel independen.
3) Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
4) Apabila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak34
b. Uji T (parsial)
Uji T digunakan untuk mengetahui secara parsial (sendiri)
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
melakukan uji t, peneliti harus menentukan akan menggunakan uji satu
sisi atau dua sisi. Uji hipotesis satu sisi digunakan atas dasar teori atau
dugaan awal yang kuat, dan jika menggunakan uji dua sisi untuk mencari
hubungan yang dapat berupa hipotesis yang positif atau negatif35
Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 0.05 dan uji
2 sisi dengan kriteria sebagai berikut:
1) Taraf signifikan (α = 0.05/2 = 0.025)
2) Distribusi t dengan derajat kebebasan df (n-k-1)
3) Apabila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
4) Apabila t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.36
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel
bebas terhadap variabel tergantungnya. Semakin tinggi koefisien
determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan variasi perubahan pada variabel tergantungnya.37
Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
34
Priyatno, op. cit., h. 157-158. 35
Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan Program ASPP, AMOS, dan smartpls,
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), edisis ke-2, h 22 36
Priyatno, op. cit., h. 160 37
Suliyanto, op. cit., h. 55
76
sangat terbatas. Niali yang mendekati satu berarti variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen.38
d. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan model regresi berganda dengan program SPSS.
Regresi linear berganda adalah regresi linear dimana sebuah variabel
terikat (variabel Y) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas
(variabel X). Peneliti menggunakan uji regresi linear berganda karena
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-maisng
variabel bebas terhadap varriabel terikat. Rumus regresi linear berganda
dapat dinyatakan sebagai berikut (diberikan hanya yang melibatkan tiga
variabel):
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Keterangan:
Y = variabel terikat (variabel yang diduga)
X1, X2, X3 = varibel bebas I dan II
a = intercept atau konstanta
b1, b2, b3 = koefisien regresi39
38
Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multiviete Dengan Program IBM SPSS 23, (Semarang:
UNDIP, 2016), edisi ke 8, h. 95 39
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
74
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
1. Kondisi Geografis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atau UIN Jakarta
adalah sebuah universitas Islam Negeri yang terletak di Jl. Ir. H. Djuanda No.
95, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15412.1
Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi
Banten, Indonesia. Kota ini terletak 30 km sebelah barat Jakarta dan 90 km
sebelah tenggara Serang, Banten. Tangerang Selatan terletak di bagian timur
Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106‟38‟ – 106‟47‟ Bujur Timur dan
06‟13‟30‟ – 06‟22‟30‟ Lintang Selatan. Berikut batas-batas administrasi Kota
Tangerang Selatan:
Utara : Kota Tangerang
Selatan : Kabupaten Bogor dan kota Depok
Barat : Kabupaten Serang
Timur : Kota Administrasi Jakarta Selatan2
2. Profil Singkat Universitas
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini telah
berusia 60 tahun sejak terhitung dari berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu
Agama) pada tanggal 1 Juni 1957. Selama itu pula, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah, sehingga kini telah menjadi
salah satu ikon universitas Islam di Indonesia. Secara singkat, di awal
berdirinya bernama ADIA (1957-1960), IAIN Al-Jami‟ah (1960-1963), IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (1963-2002), dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2002-sekarang).
1 www.uinjkt.ac.id
2 https://kabartangsel.com/direktori-tangsel/peta-kota-tangerang-selatan/
78
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki visi yaitu sebagai Perguruan
Tinggi yang mandiri dan unggul dalam riset integrasi keilmuan keislaman di
Asia Tenggara. Dengan misi yaitu (1) menyediakan akses pendidikan tinggi
yang berkualitas bagi masyarakat luas secara berkeadilan; (2)
menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis riset yang bermutu dan unggul
untuk pengembangan keilmuan, transformasi sosial, dan peningkatan daya
saing bangsa, (3) menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam kerangka struktur
dan kultur organisasi yang otonom, religius, berintegritas, dan akuntabel.
Program akademik pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari 12
fakultas, diantaranya; Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Adab dan Humaniora,
Ushuluddin, Syariah dan Hukum, Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dirasat
Islamiyah, Psikologi, Ekonomi dan Bisnis, Sains dan Teknologi, Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Sekolah Pascasarjana.1
3. Deskripsi Responden
Berikut ini dijelaskan gambaran umum tentang responden yang menjadi
objek dalam penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Kuesioner disebar kepada 80 responden yang dibagi menjadi tiga
kategori, sebagai berikut:
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Total kuesioner berdasarkan jenis kelamin terbagi menjadi dua yaitu
laki-laki dan perempuan. Dalam melakukan konsumsi jenis kelamin dapat
mempengaruhi jenis kebutuhan yang harus dipenuhinya. Gambaran umum
responden berdasarkan jenis kelamin dapat ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 11
Perempuan 69
Jumlah 80
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
1 Pedoman Akademik Program Starta 1, tahun 2017/2018, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
79
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Gambar 4. 1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah
resonden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang atau 14%, sedangkan
responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 69 orang atau 86%.
b. Responden Berdasarkan Angkatan/Semester
Angkatan/semester merupakan tingkatan atau lamanya seorang
mahasiswa dalam menempuh pendidikan di universitas. Dilihat dari
semester, responden dikelompokan dalam empat kategori, yaitu:
Tabel 4. 2 Responden Berdasarkan Angkatan/Semester
Semester Jumlah
Semester 2 19
Semester 4 18
Semester 6 23
Semester 8 20
Jumlah 80
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
14%
86%
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
80
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Gambar 4. 2 Responden Berdasarkan Angkatan/Semester
Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukkann bahwa responden
berdasarkan semester 2 sebanyak 19 orang atau 24%, semester 4 sebanyak
18 orang atau 22%, semester 6 sebanyak 23 orang atau 29%, dan semester 8
sebanyak 20 orang atau 25%.
c. Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
Tempat tinggal seorang mahasiswa turut mempengaruhi konsumsi
yang dilakukannya, tempat tinggal mahaiswa dibedakan menjadi dua yaitu
kos/kontrakan dan rumah/pulang pergi. Berikut responden berdasarkan
tempat tinggal:
Tabel 4. 3 Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
Tempat Tinggal Jumlah
Kos/Kontrakan 37
Rumah/PP 43
Jumlah 80
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
24%
22% 29%
25%
Responden Berdasarkan Semester
Semester 2
Semester 4
Semester 6
Semester 8
81
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Gambar 4. 3 Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukkan bahwa responden
yang tinggal di kos/kontrakan sebanyak 37 orang atau 46%, sedangkan
responden yang tinggal di rumah/pulang pergi sebanyak 43 orang atau 54%.
B. Analisis Data
1. Uji Instrumen
a. Hasil Pengujian Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya angkat
yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan
rumus product moment yaitu membandingkan antara r tabel dengan r
hitung, jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid,
namun jika r hitung r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel berikut:
46%
54%
Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
Kos/Kontrakan
Rumah/PP
82
Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas
Variabel/Item r Hitung r Tabel Keterangan
Pendapatan (X1)
Item 1 0,380 0,361 Valid
Item 2 0,237 0,361 Tidak Valid
Item 3 0,239 0,361 Tidak Valid
Item 4 0,203 0,361 Tidak Valid
Item 5 0,281 0,361 Tidak Valid
Item 6 0,117 0,361 Tidak Valid
Item 7 0,321 0,361 Tidak Valid
Item 8 0,203 0,361 Tidak Valid
Item 9 0,257 0,361 Tidak Valid
Item 10 0,240 0,361 Tidak Valid
Item 11 0,322 0,361 Tidak Valid
Item 12 0,295 0,361 Tidak Valid
Item 13 0,150 0,361 Tidak Valid
Item 14 0,472 0,361 Valid
Item 15 0,217 0,361 Tidak Valid
Item 16 0,273 0,361 Tidak Valid
Item 17 0,032 0,361 Tidak Valid
Item 18 0,106 0,361 Tidak Valid
Item 19 0,608 0,361 Valid
Item 20 0,756 0,361 Valid
Item 21 0,248 0,361 Tidak Valid
Item 22 0,437 0,361 Valid
Item 23 0,503 0,361 Valid
Item 24 0,169 0,361 Tidak Valid
Item 25 0,163 0,361 Tidak Valid
Gaya Hidup (X2)
Item 26 0,469 0,361 Valid
Item 27 0,697 0,361 Valid
Item 28 0,564 0,361 Valid
Item 29 0,184 0,361 Tidak Valid
Item 30 0,213 0,361 Tidak Valid
Item 31 0,489 0,361 Valid
Item 32 0,531 0,361 Valid
Item 33 0,598 0,361 Valid
Item 34 0,110 0,361 Tidak Valid
Tingkat harga (X3)
Item 35 0,798 0,361 Valid
Item 36 0,804 0,361 Valid
Item 37 0,707 0,361 Valid
Konsumsi Non Makanan (Y)
Item 38 0,299 0,361 Tidak Valid
83
Item 39 0,380 0,361 Valid
Item 40 0,413 0,361 Valid
Item 41 0,209 0,361 Tidak Valid
Item 42 0,199 0,361 Tidak Valid
Item 43 0,537 0,361 Valid
Item 44 0,053 0,361 Tidak Valid
Item 45 0,110 0,361 Tidak Valid
Item 46 0,004 0,361 Tidak Valid
Item 47 0,385 0,361 Valid
Item 48 0,585 0,361 Valid
Item 49 0,618 0,361 Valid
Item 50 0,054 0,361 Tidak Valid
Item 51 0,279 0,361 Tidak Valid
Item 52 0,591 0,361 Valid
Item 53 0,577 0,361 Valid
Item 54 0,632 0,361 Valid
Item 55 0,638 0,361 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Pada hasil pengujian validitas diatas diketahui bahwa dari 55 item
yang di uji cobakan terdapat 25 item yang bernilai valid dan 30 item tidak
valid. Dimana item dikatakan valid apabila skor total diatas 0,361, dan
dikatakan tidak valid apabila skor total kurang dari 0,361. Jumlah 25 item
yang valid digunakan sebagai instrumen penelitian, dan 30 item yang tidak
valid harus dibuang atau diperbaiki.
b. Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dari suatu
instrumen. Dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach,
dimana suatu instrumen dikatakan reliabel apabila skornya >0,6 dan tidak
reliabel apabila <0,6. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel
berikut:
84
Tabel 4. 5 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Pendapatan 0,662 Reliabel
Gaya Hidup 0,664 Reliabel
Tingkat Harga 0,650 Reliabel
Konsumsi Non Makanan 0,774 Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Hasil dari pengujian reliabilitas diatas dapat disimpulkan bahwa
kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha >0,6.
2. Analisis Statistik Deskriptif
Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi range, nilai minimum, nilai maksimum, mean, standar
deviasi dari satu variabel dependen yaitu Konsumsi Non Makanan dan variabel
independen yang meliputi Pendapatan, Gaya Hidup, dan Tingkat Harga.
Statistik deskriptif menggambarkan karakteristik sampel dan berkaitan dengan
pengumpulan data dan peringkat data. Hasil statistik deskriptif dalam
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Statistics
Pendapatan Gaya_Hidup Tingkat_Harga Konsumsi_Non_Makanan
N Valid 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 Mean 21,29 21,08 10,65 37,78 Std. Error of Mean ,304 ,302 ,182 ,356 Median 21,00 21,00 11,00 37,50 Mode 21 23 12 37 Std. Deviation 2,715 2,699 1,631 3,182 Variance 7,372 7,285 2,661 10,126 Range 12 10 8 14 Minimum 16 16 7 31 Maximum 28 26 15 45
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
85
a. Deskripsi Pendapatan
Dari tabel 4.6 dijelaskan bahwa hasil statistik deskriptif dari variabel
Pendapatan dapat disimpulkan bahwa dari jumlah responden (N) 80 orang,
diperoleh range 12, skor terendah (minimum) sebesar 16, skor tertinggi
(maksimum) sebesar 28, rata-rata skor sebesar 21,29, standar deviasi
sebesar 2,715, dan varian 7,372. Hal ini mengidentifikasikan bahwa
sebaran data akan persepsi responden terhadap variabel Pendapatan (X1)
pada Konsumsi Non Makanan baik.
b. Deskripsi Gaya Hidup
Dari tabel 4.6 dijelaskan bahwa hasil statistik deskriptif dari variabel
Gaya Hidup dapat disimpulkan bahwa dari jumlah responden (N) 80
orang, diperoleh range 10, skor terendah (minimum) sebesar 16, skor
tertinggi (maksimum) sebesar 26, rata-rata skor sebesar 21,08, standar
deviasi sebesar 2,699, dan varian 7,285. Hal ini mengidentifikasikan
bahwa sebaran data akan persepsi responden terhadap variabel Gaya
Hidup (X2) pada Konsumsi Non Makanan baik.
c. Deskripsi Tingkat Harga
Dari tabel 4.6 dijelaskan bahwa hasil statistik deskriptif dari variabel
Tingkat Harga dapat disimpulkan bahwa dari jumlah responden (N) 80
orang, diperoleh range 8, skor terendah (minimum) sebesar 7, skor
tertinggi (maksimum) sebesar 15, rata-rata skor sebesar 10,65, standar
deviasi sebesar 1,631, dan varian 2,661. Hal ini mengidentifikasikan
bahwa sebaran data akan persepsi responden terhadap variabel Tingkat
Harga (X3) pada Konsumsi Non Makanan baik.
d. Deskripsi Konsumsi Non Makanan
Dari tabel 4.6 dijelaskan bahwa hasil statistik deskriptif dari variabel
Konsumsi Non Makanan dapat disimpulkan bahwa dari jumlah responden
(N) 80 orang, diperoleh range 14, skor terendah (minimum) sebesar 31,
skor tertinggi (maksimum) sebesar 45, rata-rata skor sebesar 37,78, standar
deviasi sebesar 3,182, dan varian 10,126. Hal ini mengidentifikasikan
86
bahwa sebaran data akan persepsi responden terhadap variabel Konsumsi
Non Makanan (Y) baik.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah populasi
data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan
metode Kolmogorov-Smirnov, yaitu dengan cara melihat nilai signifikasi,
jika nilai Prob. / Sig F > 5%, sebaran bersifat normal. Namun, jika nilai
Prob. / Sig F < 5%, sebaran bersifat tidak normal. Berikut hasil uji
normalitas data dengan metode Kolmogorov-Smirnov:
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 80
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 2,76442189
Most Extreme Differences Absolute ,045 Positive ,033 Negative -,045
Kolmogorov-Smirnov Z ,399 Asymp. Sig. (2-tailed) ,997
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Berdasarkan hasil data uji normalitas data menggunakan metode
Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.7 didapat nilai signifikansi 0.997 >
0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
Selain itu, untuk uji normalitas data dapat juga menggunakan metode
Normal Probability, yaitu dengan melihat lihat kurva norma P–Plots, yaitu
suatu data dikatakan normal apabila titik-titik mendekati atau menyebar
disekitar garis diagonal, sedangkan jika data menyebar menjauhi garis
diagonal maka data tersebut dikatakan tidak normal. Hasil uji normalitas
87
data dengan metode Normal Probability dapat dilihat pada gambar 4.4
berikut ini:
Gambar 4. 4 Hasil Uji Normalitas Data
Pada gambar 4.4 terlihat bahwa grafik normal probability plot
menunjukan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang
menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis
diagonal. Oleh karnena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi layak
digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui
adanya korelasi (hubungan) antara kesalahan pengganggu pada pariode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Regresi yang baik adalah
yang tidak mengalami atau tidak terjadi autokorelasi. Dalam penelitian ini
menggunakan metode Durbin-Watson (DW). Hasil dari uji autokorelasi
dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
88
Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,495a ,245 ,216 2,818 1,968
a. Predictors: (Constant), Tingkat_Harga, Pendapatan, Gaya_Hidup b. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Nilai DU dan nilai DL diperoleh dari tabel statistik Durbin-Watson.
Diketahui jumlah responden (n) = 80, jumlah variabel bebas (k) = 3, maka
didapat nilai DL = 1,560 dan nilai DU = 1,715. Nilai Durbin-Watson yang
terdapat pada tabel 4.8 adalah sebesar 1,968, maka diperoleh:
dW = 1,968 4-dL = 2,440
dL = 1,560 4-dU = 2,285
dU = 1,715
Dari data diatas dapat dapat dijelaskan bahwa nilai DU<DW
(1,715<1,968) dan nilai DW < 4-dU (2,092<2,285). Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadinya adanya autokorelasi pada model
regresi.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi multikolinieritas antara variabel
bebas. Dasar pengambilan keputusan dalam multikolinieritas dapat
menggunakan metode Tolerance dan VIF. Berdasarkan nilai Tolerance
yaitu jika nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas, dan jika
nilai tolerance < 0,1 maka terjadi multikolinieritas. Sedangkan berdasarkan
nilai VIF yaitu jika nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi multikolinieritas,
dan jika nilai VIF > 10,00 maka terjadi multikolinieritas. Hasil uji
multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:
89
Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 22,076 3,617 6,104 ,000 Pendapatan ,389 ,120 ,332 3,237 ,002 ,944 1,059
Gaya_Hidup ,369 ,128 ,313 2,881 ,005 ,841 1,189
Tingkat_Harga -,034 ,209 -,018 -,164 ,870 ,868 1,152
a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Berdasarkan hasil dari multikolinieritas pada tabel 4.9 diperoleh
bahwa berdasarkan nilai tolerance masing-masing variabel bernilai >0,1.
Dan jika dilihat berdasarkan nilai VIF masing-masing variabel bernilai
<10,00. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi
multikolinieritas antar variabel bebas.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah variasi
residual absolut sama atau tidak sama pada model regresi. Dalam
penelitian ini menggunakan uji Glejser. Karakteristiknya jika nilai
signifikasi 0,05 maka dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas dan
sebaliknya jika nilai signifikasi 0,05 maka dinyatakan terjadi
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah jika tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas. Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat
pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4. 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1,360 2,051 -,663 ,509
Pendapatan ,019 ,068 ,031 ,273 ,786
Gaya_Hidup ,072 ,073 ,120 ,987 ,327
Tingkat_Harga ,158 ,118 ,160 1,337 ,185
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
90
Berdasarkan hasil pada tabel 4.10 diperoleh bahwa nilai signifikansi
dari pendapatan (0,786 > 0,05), gaya hidup (0,327 > 0,05) dan tingkat
harga (0,185 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas pada model regresi.
C. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis
1. Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas yaitu Pendapatan
(X1), Gaya Hidup (X2), dan Tingkat Harga (X3) secara simultan (bersama-
sama) mampu menjelaskan perubahan nilai variabel terikat yaitu Konsumsi
Non Makanan Mahasiswa (Y). Dengan kriteria sebagai berikut:
5) Taraf signifikansi (α = 0,05)
6) Distribusi t dengan derajat kebebasan df1 (jumlah variabel - 1) dan df2
(n-k-1). k adalah jumlah variabel independen.
7) Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
8) Apabila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Rumusan hipotesis:
Ho: Pendapatan, Gaya Hidup, dan Tingkat Harga secara bersama-sama
tidak berpengaruh terhadap Konsumsi Non Makanan Mahasiswa.
Ha: Pendapatan, Gaya Hidup, dan Tingkat Harga secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Konsumsi Non Makanan Mahasiswa.
Tabel 4. 11 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 196,230 3 65,410 8,234 ,000b
Residual 603,720 76 7,944
Total 799,950 79
a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan b. Predictors: (Constant), Tingkat_Harga, Pendapatan, Gaya_Hidup
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Dalam analisis varian hasil dari uji F ditemukan bahwa nilai F tabel
adalah 2.72 diperoleh dari tabel nilai kritis distribusi dengan n (jumlah sampel)
= 80, k (variabel bebas) = 3 dengan df1 yaitu jumlah variabel - 1 dan df2 (n-k-
91
1) atau (80-3-1) = 76. Dari hasil uji F pada tabel 4.11 diperoleh bahwa nilai
signifikansi <0,05 (0,000<0,05) dan nilai F hitung > F tabel (8,234>2,72),
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketiga
variabel independen (Pendapatan, Gaya Hidup, Tingkat Harga) secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen (Konsumsi Non Makanan).
2. Uji T (Parsial)
Uji T digunakan untuk mengetahui secara parsial (sendiri) pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini
menggunakan tingkat signifikansi 0.05 dan uji 2 sisi, dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Taraf signifikan (α = 0.05/2 = 0.025)
b. Distribusi t dengan derajat kebebasan df (n-k-1)
c. Apabila t hitung > t tabel, maka terdapat pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
d. Apabila t hitung < t tabel, maka tidak terdapat pengaruh variabel X
terhadap variabel Y
Tabel 4. 12 Hasil Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 22,076 3,617 6,104 ,000
Pendapatan ,389 ,120 ,332 3,237 ,002
Gaya_Hidup ,369 ,128 ,313 2,881 ,005
Tingkat_Harga -,034 ,209 -,018 -,164 ,870
a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Untuk menjelaskan hasil dari Uji T pada tabel diatas, terlebih dahulu
hitung t tabel. Diketahui siginifikansi 0,05/2=0,025, dengan distribusi t = n-k-1
atau 80-3-1=76, kemudian liat pada t tabel dengan taraf signikansi 0,025 pada
jumlah sampel atau n=76, maka diperoleh t tabel = 1,995. Ketiga variabel
independen setelah di uji menghasilkan hasil uji sebagai berikut:
92
1) Pendapatan
Hipotesis variabel Pendapatan:
Ho: Pendapatan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Konsumsi Non
Makanan
Ha: Pendapatan secara parsial berpengaruh terhadap Konsumsi Non
Makanan
Variabel Pendapatan ditemukan bahwa nilai signifikansi <0,05
(0,002<0,05). Sedangkan untuk nilai t hitung > t tabel (3,237>1,995),
maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
variabel Pendapatan (X1) secara parsial berpengaruh terhadap Konsumsi
Non Makanan. Nilai t hitung positif artinya adalah berpengaruh positif,
yaitu jika variabel Pendapatan meningkat, maka variabel Konsumsi Non
Makanan juga akan meningkat.
2) Gaya Hidup
Hipotesis variabel Gaya Hidup:
Ho: Gaya Hidup secara parsial tidak berpengaruh terhadap Konsumsi
Non Makanan
Ha: Gaya Hidup secara parsial berpengaruh terhadap Konsumsi Non
Makanan
Variabel Gaya Hidup ditemukan bahwa nilai signifikansi <0,05
(0,005<0,05). Sedangkan untuk nilai t hitung > t tabel (2,881>1,995),
maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
variabel Gaya Hiudp (X2) secara parsial berpengaruh terhadap
Konsumsi Non Makanan. Nilai t hitung positif artinya adalah
berpengaruh positif, yaitu jika variabel Gaya Hidup meningkat, maka
variabel Konsumsi Non Makanan juga akan meningkat.
3) Tingkat Harga
Hipotesis variabel Tingkat Harga:
Ho: Tingkat Harga secara parsial tidak berpengaruh terhadap Konsumsi
Non Makanan
93
Ha: Tingkat Harga secara parsial berpengaruh terhadap Konsumsi Non
Makanan
Variabel Tingkat Harga ditemukan bahwa nilai signifikansi >0,05
(0,870>0,05). Sedangkan untuk nilai t hitung < t tabel (-0,164<1,995),
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti
variabel Tingkat Harga (X3) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Konsumsi Non Makanan.
3. Koefisien Determinasi
Koefesien Determinasi digunakan untuk menjelaskan proporsi variabel
independen (Pendapatan, Gaya Hidup & Tingkat Harga) yang mampu
dijelaskan oleh variabel dependen (Konsumsi Non Makanan) dalam
persamaan regresi. Pada pengujian Koefisien Determinasi dengan melihat nilai
Adjusted R Square dengan nilai antara 0 sampai dengan 1. Apabila nilai
Adjusted R Square bernilai kecil menunjukan kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Dan nilai
yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan informasi
untuk memprediksi variabel dependen yaitu Konsumsi Non Makanan. Hasil uji
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4. 13 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,495a ,245 ,216 2,818
a. Predictors: (Constant), Tingkat_Harga, Pendapatan, Gaya_Hidup b. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.13 nilai yang digunakan adalah nilai Adjusted R
Square yaitu 0,216. Maka dapat diartikan bahwa variabel independen
(Pendapatan, Gaya Hidup, Tingkat Harga) dapat menjelaskan variabel
dependen (Konsumsi Non Makanan) sebesar 21,6%, sedangkan sisanya
sebesar 78,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti.
94
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
maisng variabel bebas terhadap varriabel terikat. Hasil uji analisis regresi linier
berganda dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini:
Tabel 4. 14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 22,076 3,617 6,104 ,000
Pendapatan ,389 ,120 ,332 3,237 ,002 ,944 1,059
Gaya_Hidup ,369 ,128 ,313 2,881 ,005 ,841 1,189
Tingkat_Harga -,034 ,209 -,018 -,164 ,870 ,868 1,152
a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Pada tabel 4.14 maka didapat persamaan regresi linier berganda
dengan tiga variabel independen sebagai berikut;
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Keterangan:
Y : nilai prediksi variabel dependen (Konsumsi Non Makanan)
a : konstanta, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y
yang didasarkan pada variabel X1, X2, X3
b1,b2,b3 : koefisien regresi
X1 :: variabel independen (Pendapatan)
X2 : variabel independen (Gaya Hidup)
X3 : variabel independen (Tingkat Harga)
Nilai-nilai pada output kemudian dimasukan ke persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut:
Y = 22,076 + 0,389 X1 + 0,369 X2 – 0,034 X3
Interpretasi regresi linier berganda:
a. Nilai konstanta (a) adalah 22,076, dapat diartikan jika Pendapatan,
Gaya Hidup, dan Tingkat Harga nilainy adalah 0, maka Konsumsi Non
Makanan akan mengalami kenaikan sebesar 22,076.
95
b. Nilai koefisien variabel Pendapatan (X1) bernilai positif, yaitu 0,389,
dapat diartikan bahwa setiap peningkatan Pendapatan sebesar 1 satuan,
maka akan meningkatkan Konsumsi Non Makanan sebesar 0,389
satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
c. Nilai koefisien variabel Gaya Hidup (X2) bernilai positif, yaitu 0,369,
dapat diartikan bahwa setiap peningkatan Gaya Hidup sebesar 1
satuan, maka akan meningkatkan Konsumsi Non Makanan sebesar
0,369 satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
d. Nilai koefisien variabel Tingkat Harga (X3) bernilai negatif, yaitu
-0,034, dapat diartikan nilai Tingkat Harga akan turun sebesar -0,034.
Maka nilai variabel Tingkat Harga berpengaruh negatif terhadap
variabel Konsumsi Non Makanan.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Pendapatan Terhadap Konsumsi Non Makanan
Berdasarkan hasil penelitian, variabel Pendapatan (X1) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel Konsumsi Non Makanan (Y). Dari
hasil penelitian dapat ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,05
dengan nilai thitung > ttabel (3,237>1,995) serta nilai koefisien regresi sebesar
0,389. Dapat disimpulkan bahwa Pendapatan berpengaruh terhadap Konsumsi
Non Makanan Mahasiswa.
Hal ini terjadi karena pendapatan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang, karenanya ketika tingkat
pendapatan meningkat, kemampuan seseorang untuk membeli aneka kebutuhan
konsumsi menjadi makin besar, atau mungkin juga pola hidup menjadi makin
konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Hal tersebut
sesuai dengan teori konsumsi menurut Ernest Engel yang menyatakan bahwa
tingkat kesejahteraan dikatakan membaik bila perbandingan pengeluaran untuk
konsumsi makanan cenderung semakin menurun dan sebaliknya pengeluaran
untuk non makanan semakin meningkat. Sejalan juga dengan teori Keynes
96
yang menyatakan bahwa jika pendapatan disposabel meningkat, maka
konsumsi juga akan meningkat.
Hal ini terbukti dengan penelitian yang dilakukan oleh Andi Agung
Perkasa yang menyatakan bahwa, konsumsi non makanan mahasiswa UNHAS
lebih besar yaitu 46,24% dibandingkan dengan konsumsi makanannya yaitu
sebesar 34,15%. Dimana varibael uang saku sangat berpengaruh positif dan
signifikan dalam konsumsi makanan dan non makanan (transortasi,
komunikasi, entertainment, biaya perkuliahan) mahasiswa UNHAS.2
2. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Konsumsi Non Makanan
Berdasarkan hasil penelitian, variabel Gaya Hidup (X2) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel Konsumsi Non Makanan (Y). Dari
hasil penelitian dapat ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 < 0,05
dengan nilai thitung > ttabel (2,881>1,995) serta nilai koefisien regresi sebesar
0,369. Dapat disimpulkan bahwa Gaya Hidup berpengaruh terhadap Konsumsi
Non Makanan Mahasiswa.
Hal ini terjadi karena gaya hidup seseorang selalu mengalami
perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin modern. Di
zaman yang semakin modern dan serba canggih seperti sekarang ini tidak
menutup kemungkinan seseorang untuk terlihat lebih baik dari yang lainnya.
Hal inilah yang membuat semakin beragamanya kebutuhan seseorang seperti
konsumsi non makanan yaitu kebutuhan penunjang penampilan ataupun yang
lainnya. Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat
pengeluaran yang tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup yang mewah dan
gemar berhutang baik kepada orang lain maupun dengan kartu kredit.3
Hal ini sejalan dengan teori siklus hidup yang dikemukakan oleh Franco
Modligani, Albert Ando dan Richard Bumberg. Teori ini menyatakan bahwa
konsumsi seseorang dipengaruhi masa dalam siklus hidupnya, dimana pola
2 Andi Agung Perkasa, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa
UNHAS, Skripsi, (Makassar: 2012),h. 21, tidak dipublikasikan 3 Dikutip dari http://www.organisasi.org/1970/01/faktor-yang-mempengaruhi-tingkat-
konsumsi-pengeluaran-rumah-tangga-pendidikan-ekonomi-dasar.html#.WjHXJNKWbMw pada
tanggal 14 Desember 2017 Pukul 08.57 WIB
97
konsumsi seseorang terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama yaitu dari
seseorang berumur nol tahun hingga berusia tertentu dimana orang tersebut
dapat menghasilkan pendapatan sendiri. Bagian kedua yaitu dimana seseorang
berusaha kerja (dapat menghasilkan pendapatan sendiri) hingga ia tepat pada
saat berusia tidak bisa bekerja lagi. Bagian ketiga yaitu ketika seseorang pada
usia tua dimana orang tersebut tidak mampu lagi menghasilkan pendapatan
sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya hidup seseorang tergantung
dimana posisi siklus hidupnya saat itu.
Menurut Chaney dalam Agustina Resi Karoma, gaya hidup adalah pola-
pola tindakan untuk membedakan antara satu orang dengan orang lain atau
gaya hidup adalah seperangkat praktik dan sikap yang masuk akal dalam
konteks tertentu. Gaya juga diartikan sebagai cara-cara terpola dalam
menginfestasikan aspek-aspek tertentu kehidupan sehari-hari dengan nilai
sosial atau simbolik; tapi ini juga berarti gaya hidup adalah bermain dengan
identitas. Masih dengan Chaney, gaya hidup juga dipandang sebagai proyek
kreatif dan hal tersebut merupakan bentuk-bentuk pendeklarasian yang memuat
penilaian-penilaian aktor dalam menggambarkan lingkungannya. Menurut
Chaney dalam Agustina Resi Karoma, gaya hidup adalah pola-pola tindakan
untuk membedakan antara satu orang dengan orang lain atau gaya hidup adalah
seperangkat praktik dan sikap yang masuk akal dalam konteks tertentu. Gaya
juga diartikan sebagai cara-cara terpola dalam menginfestasikan aspek-aspek
tertentu kehidupan sehari-hari dengan nilai sosial atau simbolik; tapi ini juga
berarti gaya hidup adalah bermain dengan identitas. Masih dengan Chaney,
gaya hidup juga dipandang sebagai proyek kreatif dan hal tersebut merupakan
bentuk-bentuk pendeklarasian yang memuat penilaian-penilaian aktor dalam
menggambarkan lingkungannya.4
3. Pengaruh Tingkat Harga Terhadap Konsumsi Non Makanan
Berdasarkan hasil penelitian, variabel Tingkat Harga (X3) berpengaruh
negatif terhadap variabel Konsumsi Non Makanan (Y). Dari hasil penelitian
4 Agustina Resi Karoma, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Mahasiswa Indekos di Kota Makassar, Skripsi pada Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Hasanuddin, (Makassar: 2013), h. 9, tidak dipublikasikan
98
dapat ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,870> 0,05 dengan nilai
thitung < ttabel (-0,164<1,995) serta nilai koefisien regresi sebesar -0,034. Dapat
disimpulkan bahwa Tingkat Harga tidak berpengaruh terhadap Konsumsi Non
Makanan Mahasiswa.
Hal tersebut terjadi karena sebagian mahasiswa Pendidikan IPS FITK
UIN Jakarta bertempat tinggal kos. Dimana sebagian besar mahasiswa yang
kos pengeluaran terbesar adalah untuk konsumsi makanan. Jadi kebutuhan
akan konsumsi non makanan lebih sedikit dipenuhi daripada konsumsi
makanan. Makanya tingkat harga yang murah akan barang-barang yang
sifatnya sebagai penunjang tidak terlalu berpengaruh untuk sebagain besar
mahasiswa Pendidikan IPS FITK UIN Jakarta.
Sejauh ini dianggap bahwa konsumsi riil merupakan fungsi dari
pendapatan riil. Oleh karena itu naiknya pendapatan nominal yang disertai
dengan naiknya tingkat harga dengan proporsi yang sama tidak akan mengubah
konsumsi riilnya walaupun ada kenaikan pendapatan nominal dan tingkat harga
secara proporsional, maka ia dinamakan bebas dari ilusi uang (money
illusion).5
Dalam skripsi Josep Tolisindo menjelaskan bahwa potongan harga
memberikan keuntungan bagi sejumlah konsumen dan menimbulkan persepsi
negatif bagi sebagian konsumen lainnya, karena diskon atau potongan harga
yang terlalu sering dapat menimbulkan kesan bahwa produk tersebut barang
obral atau meragukan kualitas produk didalamnya.6
4. Pengaruh Pendapatan, Gaya Hidup, dan Tingkat Harga Terhadap
Konsumsi Non Makanan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil persamaan analisis regresi linier
berganda yaitu:
Y = 22,076 + 0,389 X1 + 0,369 X2 – 0,034 X3
5 Sri Mulyani, “Pola Konsumsi Non Makanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri
Yogyakarta, (Yogyakarta: 2015), h. 23-25, tidak dipublikasikan 6 Josep Tolisindo, “Pengaruh Potongan Harga Terhadap Keputusan Pembelian di Indomaret
Lampung Utara Kecamatan Kotabumi Utara”, Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, (Lampung: 2017), h.
99
Berdasarkan persamaan linier berganda diatas didapat bahwa jika
Pendapatan, Gaya Hidup, dan Tingkat Harga nilainya adalah 0, maka
Konsumsi Non Makanan akan meningkat sebesar 22,076 tanpa pengaruh dari
ketiga variabel X. Dari persamaan diatas terlihat bahwa jika Pendapatan
bersifat positif maka Konsumsi Non Makanan akan meningkat sebesar 0,389.
Dan jika Gaya Hidup bersifat positif maka Konsumsi Non Makanan akan
meningkat sebesar 0,369. Serta diperoleh variabel Tingkat Harga bernilai
negatif, sehingga Konsumsi Non Makanan akan menurun sebesar -0,034.
Dari hasil uji F diperoleh bahwa nilai Fhitung > Ftabel (8,234>2,72) dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Pendapatan (X1), Gaya Hidup (X2), dan Tingkat Harga (X3) dapat
mempengaruhi Konsumsi Non Makanan (Y). Dan nilai koefisien regresi
dengan melihat nilai Adjusted R Square sebesar 0,216 yang artinya bahwa
Pendapatan (X1), Gaya Hidup (X2), dan Tingkat Harga (X3) dapat
mempengaruhi Konsumsi Non Makanan (Y) sebesar 21,6% dan 78,4%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan yang
dihadapi meskipun penelitian sudah diusahakan dan dilakukan sesuai dengan
prosedur ilmiah. Beirkut keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti
selama penelitian berlangsung:
1. Kesulitan di dalam penyebaran angket karena tidak setiap responden
bersedia untuk mengisi kuesioner.
2. Keterbatasan peneliti pada saat menghitung dan menganalisis data,
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengelolaan data.
3. Hal-hal yang bersifat eksternal seperti kurangnya ketidakjujuran responden
dalam memberikan data dan penilaian mereka yang berbeda dan berada
diluar kemampuan peneliti.
4. Keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga dalam menyelesaikan penelitian ini
lebih mendalam.
100
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab 4 dengan
pengumpulan data dan analisis hasil uji dengan menggunakan SPSS statistic 20,
dengan menggunakan model regresi linier berganda,
Y = 22,076 + 0,389 X1 + 0,369 X2 – 0,034 X3
Yang berarti bahwa:
1. Berdasarkan hasil uji T pada variabel Pendapatan (X1) diperoleh bahwa
thitung > ttabel (3,237>1,995) dengan nilai signifikansi <0,05 (0,002<0,05),
yang berarti variabel Pendapatan (X1) secara parsial berpengaruh positif
terhadap Konsumsi Non Makanan.
2. Berdasarkan hasil uji T pada variabel Gaya Hidup (X2) diperoleh bahwa
thitung > ttabel (2,881>1,995) dengan nilai signifikansi <0,05 (0,005<0,05),
yang berarti variabel Gaya Hidup (X2) secara parsial berpengaruh positif
terhadap Konsumsi Non Makanan.
3. Berdasarkan hasil uji T pada variabel Tingkat Harga (X3) diperoleh bahwa
thitung < ttabel (0,164<1,995) dengan nilai signifikansi >0,05 (0,870>0,05),
yang berarti variabel Tingkat Harga (X3) secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Konsumsi Non Makanan.
4. Berdasarkan hasil uji F diperoleh bahwa fhitung > ftabel (8,234>2,72) dengan
nilai signifikansi <0,05 (0,000<0,05), yang berarti variabel independen
(Pendapatan, Gaya Hidup, Tingkat Harga) secara simultan berpengaruh
terhadap variabel dependen (Konsumsi Non Makanan).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, maka implikasi
yang diperoleh berdasarkan penelitian ini adalah:
101
1. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa pendapatan
merupakan salah satu faktor yang paling dominan yang mempengaruhi
konsumsi mahasiswa. Dimana ketika pendapatan seseorang mengalami
kenaikan, maka secara bersamaan konsumsi yang dilakukan akan ikut
mengalamai kenaikan. Maka dalam hal ini perlu adanya pengalokasian
pendapatan yang baik dari seorang konsumen (mahasiswa), supaya
pendapatan yang diterimanya dapat digunakan dengan bijak untuk
memenuhi kebutuhan yang diperlukannya.
2. Dalam penelitian ini gaya hidup juga mempengaruhi konsumsi
mahasiswa. Dimana dalam penelitian ini diperoleh bahwa gaya hidup
mahasiswa dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal dan teman
bermain. Ketika gaya hidup mahasiwa royal, maka dapat dipastikan
pengeluran konsumsinya lebih besar daripada mahasiswa yang tidak
royal. Maka untuk hal ini diperlukan adanya pengaturan diri agar tidak
terpengaruh dengan hal-hal yang kurang bermanfaat, seperti memilih
tempat tinggal dan teman bermain.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran dari
penulis sebagai berikut:
1. Mahasiswa Pendidikan IPS
Mahasiswa dalam melakukan konsumsi harus bisa lebih rasional
dalam membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Agar kita
terhindar dari adanya sikap konsumtif.
2. Peneliti Lain
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah atau mengganti
variabel lain yang dapat memengaruhi pola konsumsi.
102
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Bambang Suharjo. Statistik Terapan Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.
Damsar. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana. 2009.
Daryanto dan Ismanto Setyobudi. Konsumen dan Pelayanan Prima. Yogyakarta: Gaya
Media. 2014.
Hasan, Iqbal . Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.
Imam Gozali. Aplikasi Analisis Multiviete Dengan Program IBM SPSS 23. Semarang:
UNDIP. 2016.
Indrawan, Rully dan Poppy Yaniawati. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikaan. PT Refika
Aditama. 2014.
Mangkunegara, Anwar Prabu. Perilaku Konsumen Edisi Revisi. Bandung: Refika
Aditama. 2005.
Manurung, Mandala. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi & Makro Ekonomi)
Edisi Ketiga.
Pedoman Akademik Program Starta 1, tahun 2017/2018, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pedoman Akademik Program Strata 1 2015/2016 Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Priyatno, Duwi. SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi. 2014.
Priyatno, Duwi. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan
SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta: Gava Media. 2010.
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi
& Makro Ekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. 2008.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: C.V Andi
Offset. 2013.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi Aksara. 2013.
103
Sudarmanto, Gunawan. Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM
SPSS Statistics 19. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi, Penelitian Tindakan, Penelitian Evaluasi. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari Klasik
hingga Keynesian Baru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2000.
Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:
Andi. 2011.
Sunyoto, Danang. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen,
Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service.
Widarjono, Agus. Analisis Multivariat Terapan Program ASPP, AMOS, dan smartpls.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2015.
Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Prenadamedia. 2014.
B. Skripsi
Karoma, Agustina Resi. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Mahasiswa Indekos di Kota Makassar. Skripsi pada Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Makassar: 2013.
Mardelina, Elma dan Ali Muhson. Mahasiswa Bekerja dan Dampaknya pada Aktivitas
Belajar dan Prestasi Akademi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Mulyani, Sri. Pola Konsumsi Non Makanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi pada
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: 2015.
Oktakarina, Retno. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
dalam Memilih Angkutan Jasa (Studi Kasus Bus Transjakarta Koridor II).
Skripsi pada Jurusan P.IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta:
2015.
Perkasa, Andi Agung. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi UNHAS.
Skripsi pada Universitas Negeri Hasanuddin Makassar. Makassar: 2012.
Suci, Syifa Puji. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
104
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Skripsi pada PSKM
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: 2011.
Tama, Ridony Taufik. Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi pada
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: 2014.
Wurangian, Flinsia Debora. Daisy Engka dan Jacline Sumual. Analisis Pola Konsumsi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas SAM Ratulangi yang Kost
di Kota Manado.Skripsi pada Universitas SAM Ratulangi. Manado: t.t.
Yatmi, Fitriah. Pola Makan Mahasiwa dengan Gastritis yang Terlibat dalam Kegiatan
Organisasi Kemahasiswaan di Universitas Islam Negeri Jakarta. Skripsi UIN
Jakarta. Jakarta: 2017.
C. Internet
“Pengertian Mahasiswa Definisi Menurut Para Ahli”. Diakses pada tanggal 7
Desember 2017 Pukul 22. 27 WIB dari
http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-mahasiswa-definisi-
menurut.html
Badan Pusat Statistik. “Pengeluaran Per Kapita”. Diakses pada tanggal 7 Desember
2017 Pukul 10.11 WIB dari
https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=197
Badan Pusat Statistik. “Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia,
Berdasarkan Hasil Susenas September 2014”. Dari www.bps.go.id
Badan Pusat Statistk. www.bps.go.id
Godam. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi/Pengeluaran Rumah
tangga- Pendidikan Ekonomi Dasar. Diakses pada tanggal 14 Desember
2017 Pukul 08.57 WIB dari http://www.organisasi.org/1970/01/faktor-yang-
mempengaruhi-tingkat-konsumsi-pengeluaran-rumah-tangga-pendidikan-
ekonomi-dasar.html#.WjHXJNKWbMw
Ican Education. “Pengertian dan Jenis Beasiswa”. Diakses pada tanggal 21 Desember
2017 Pukul 20.17 WIB dari http://www.ican-
education.com/articles/view/pengertian_dan_jenis_beasiswa
Joko Ade Nursiyono. “Tanda-Tanda Pergeseran Pola Konsumsi Masyarakat
Indonesia”. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017 Pukul 23.05 WIB dari
105
(https://www.kompasiana.com/jokoade/tanda-tanda-pergeseran-pola-konsumsi-
masyarakat-indonesia_54f3fe057455137e2b6c85ba#)
kabar Tangsel. “Peta kota”. Dari https://kabartangsel.com/direktori-tangsel/peta-kota-
tangerang-selatan/
KBBI. “Mahasiswa”. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017 Pukul 22. 34 WIB dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mahasiswa
Life&Style. “Ironi Generasi Millenial yang „Kaya‟ tapi „Miskin‟. Diakses pada
tanggal 24 Oktober 2017 Pukul 09.58 WIB dari
http://lifestyle.bisnis.com/read/20160514/219/547432/ironi-generasi-millennial-
yang-kaya-tapi-miskin
Suara Pembangunan. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017 Pukul 23. 11 WIB dari
http://www.suarapembangunan.net/index.php?option=com_content&task=view
&id=1229&Itemid=3.
Tempo.co. “Maret 2017, Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Capai 27,77
Juta”. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2017 Pukul 06.17 WIB dari
https://bisnis.tempo.co/read/892130/maret-2017-jumlah-penduduk-miskin-
indonesia-capai-2777-juta
TribunJogja.com. “Hingga Juli 2017, Jumlah Penduduk Indonesia Bertambah Jadi 262
Juta Jiwa lebih”. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017 Pukul 22.33 WIB dari
http://jogja.tribunnews.com/2017/08/02/hingga-juli-2017-jumlah-penduduk-
indonesia-bertambah-jadi-262-juta-jiwa-lebih
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Profil”. www.uinjkt.ac.id
Wikipedia. “Beasiswa”. Diakses pada tanggal 21 Desember 2017 Pukul 20.11 WIB
dari https://id.wikipedia.org/wiki/Beasiswa
Wikipedia. “Gaya Hidup”. Diakses pada tanggal 21 Desember 2017 Pukul 20.56
WIB dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_hidup
Lampiran 2
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 1
Hari, tanggal : 17 Oktober 2017
Tempat : Lobi Timur
Identitas Informan
Inisial : DE
Semester : 1B
Hasil Wawancara
1. Dalam pemenuhan kebutuhan setiap hari, lebih besar pengeluaran untuk
konsumsi makanan atau konsumsi non makanan?
Jawab:
Lebih besar untuk konsumsi non makanan.
2. Biasanya pengeluaran konsumsi non makanan tersebut dialokasikan untuk
apa?
Jawab:
Karena saya pulang pergi (PP) kuliahnya jadi yang paling banyak saya
keluarin adalah untuk alokasi transportasi. Dan saya kalo kuliah bawa
bekel dari rumah, jadi untuk uang jajan saya hanya sedikit ketika
dikampus.
3. Darimana saja uang saku yang anda terima?
Jawab:
Dari orang tua.
4. Apakah anda sudah bekerja atau menerima beasiswa?
Jawab:
Tidak ka, saya belum bekerja dan tidak menerima beasiswa.
5. Kia-kira berapa uang saku yang anda terima?
Jawab:
Biasanya kalo untuk konsumsi makanan + Rp 300.000,- dan untuk
konsumsi non makanan + Rp 700.000,- ya.. kira-kira uang saku +Rp
1.000.000,-.
6. Uang saku yang anda terima apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan
anda? Kalau tidak cukup, apa yang anda lakukan?
Jawab:
Cukup ka, kalau kurang saya terkadang minta uang saku tambahan sama
kaka saya atau ibu. Uang saku tambahan saya itu biasanya karena ada
iuran kampus, atau iuran organisasi ka, karena kan saya ikut organisasi.
7. Selama kuliah, kalau anda merasa jenuh, bagaimana anda mengatasinya,
apakah anda sering jalan-jalan?
Jawab:
Iya jenuh kalau lagi banyak tugas, biasanya kalau jenuh kita mah makan
aja ka bareng-bareng. Karena kita masih mahasiswa baru, jadi kita belum
tahu tempat-tempat yang enak buat jalan ka.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 2
Hari, tanggal : Selasa, 17 Oktober 2017
Tempat : Kosan Pondok Sakinah
Identitas Informan
Inisial : LS
Semester : 7 (Ekonomi)
Hasil Wawancara
1. Dalam pemenuhan kebutuhan setiap hari, lebih besar pengeluaran untuk
konsumsi makanan atau konsumsi non makanan?
Jawab:
Lebih besar konsumsi makanan
2. Biasanya pengeluaran konsumsi non makanan tersebut dialokasikan untuk
apa?
Jawab:
Biasanya paling buat ngeprint tugas sama beli kuota internet. Karena anak
kosan jadi ngirit, lebih banyak di makan, hee
3. Darimana saja uang saku yang anda terima?
Jawab:
Dari orang tua
4. Apakah anda sudah bekerja atau menerima beasiswa?
Jawab:
Tidak
5. Kia-kira berapa uang saku yang anda terima?
Jawab: yaa.. + Rp 800.000 tiap bulan
6. Uang saku yang anda terima apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan
anda? Kalau tidak cukup, apa yang anda lakukan?
Jawab:
Di cukup-cukupin aja, kalo kurang biasanya minta uang tambahan.
7. Selama kuliah, kalau anda merasa jenuh, bagaimana anda mengatasinya,
apakah anda sering jalan-jalan?
Jawab:
Jenuh sering, tapi kalau jenuh saya biasanya banyak makannya, atau
menonton drama korea di laptop. Soaolnya kalau jalan-jalan butuh banyak
uang.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 3
Hari, tanggal : Kamis, 19 Oktober 2017
Tempat : Kampus FITK
Identitas Informan
Inisial : RF
Semester : 5 (Ekonomi)
Hasil Wawancara
1. Dalam pemenuhan kebutuhan setiap hari, lebih besar pengeluaran untuk
konsumsi makanan atau konsumsi non makanan?
Jawab:
Biasanya sih saya lebih besar pengeluaran untuk konsumsi non makanan
2. Biasanya pengeluaran konsumsi non makanan tersebut dialokasikan untuk
apa?
Jawab:
Pengeluaran konsumsi saya paling banyak karena setiap hari saya naik
ojek online untuk pulang pergi dari rumah ke kampus.
3. Darimana saja uang saku yang anda terima?
Jawab:
Dari orang tua sih ka.
4. Apakah anda sudah bekerja atau menerima beasiswa?
Jawab:
Kalo beasiswa saya tidak menerimanya, kalau kerja sih saya belum kerja
paling kadang menerima les privat ka.
5. Kia-kira berapa uang saku yang anda terima?
Jawab:
Gak pasti sih yah ka, soalnya saya dikasihnya tiap hari, kurang lebih tiap
hari uang saku saya sekita Rp 35.000.000,- – Rp 50.0000,-
6. Uang saku yang anda terima apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan
anda? Kalau tidak cukup, apa yang anda lakukan?
Jawab:
insyaAllah cukup ka, yaa.. dicukupin sih ka
7. Selama kuliah, kalau anda merasa jenuh, bagaimana anda mengatasinya,
apakah anda sering jalan-jalan?
Jawab:
Jenuh iya kalau banyak tugas, kalau jalan-jalan sih saya jarang ka, karena
saya ikut organisasi paling saya kalau lagi jenuh kumpul sama teman-
teman, jadi uang saku saya irit ka.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 4
Hari, tanggal : Sabtu, 21 Oktober 2017
Tempat : -
Identitas Informan
Inisial : AA
Semester : 3 (Sosiologi)
Hasil Wawancara
1. Dalam pemenuhan kebutuhan setiap hari, lebih besar pengeluaran untuk
konsumsi makanan atau konsumsi non makanan?
Jawab:
Kalo saya sih untuk konsumsi makanan dan non makanan sama ajaka,
hampir seimbang.
2. Biasanya pengeluaran konsumsi non makanan tersebut dialokasikan untuk
apa?
Jawab:
Kalau makan kan saya di rumah. Tapi untuk konsumsi non makanan
biasanya sih saya untuk membeli bensin, membeli perlengkapan kuliah,
dan membeli kuota, tapi lebih banyak sih untuk membeli bensin,
karenakan saya kemana-mana pakai motor ka.
3. Darimana saja uang saku yang anda terima?
Jawab:
Dari orang tua
4. Apakah anda sudah bekerja atau menerima beasiswa?
Jawab:
Tidak ka, saya belum kerja dan tidak menerima beasiswa
5. Kia-kira berapa uang saku yang anda terima?
Jawab:
Gak nentu sih ka, tergantung kebutuhan yang saya perlukan
6. Uang saku yang anda terima apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan
anda? Kalau tidak cukup, apa yang anda lakukan?
Jawab:
Ya.. paling minta uang tambahan lagi
7. Selama kuliah, kalau anda merasa jenuh, bagaimana anda mengatasinya,
apakah anda sering jalan-jalan?
Jawab:
Ya.. kalau pengin jalan yaa jalan ka, atau cumakumpul-kumpul sama
teman aja
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 5
Hari, tanggal : Sabtu, 21 Oktober 2017
Tempat : -
Identitas Informan
Inisial : BI
Semester : 5 (Geografi)
Hasil Wawancara
1. Dalam pemenuhan kebutuhan setiap hari, lebih besar pengeluaran untuk
konsumsi makanan atau konsumsi non makanan?
Jawab:
Lebih besar non makanan
2. Biasanya pengeluaran konsumsi non makanan tersebut dialokasikan untuk
apa?
Jawab:
Biasanya untuk membeli bensin, membeli kuota internet, membeli buku,
praktikum, dan traveling
3. Darimana saja uang saku yang anda terima?
Jawab:
Orang tua
4. Apakah anda sudah bekerja atau menerima beasiswa?
Jawab:
Saya tidak menerima beasiswa, kalo kerja sih paling kalau ada
acara/proyekan aja
5. Kia-kira berapa uang saku yang anda terima?
Jawab:
Gak psati sih, yaa mungkin sekita Rp 1.000.000,-
6. Uang saku yang anda terima apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan
anda? Kalau tidak cukup, apa yang anda lakukan?
Jawab:
Kalau gak minta uang tambahan, saya pinjem ke teman, atau mencari
proyekan yang bisa dikerjain
7. Selama kuliah, kalau anda merasa jenuh, bagaimana anda mengatasinya,
apakah anda sering jalan-jalan?
Jawab:
Paling seringnya kumpul sama teman-teman, kalau jalan saya seringnya
traveling, karena saya anak geografi jadi suka traveling.
Lampiran 3
Kuisioner Uji Coba Penelitian
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan IPS UIN
Jakarta)”
I. Petunjuk Pengisian Kuisioner
1. Bacalah pertanyaan/pernyataan dengan teliti
2. Berilah tanda centang (√) pada salah satu pilihan yang dianggap dapat
mewakili situasi yang sebenarnya. SS = Sangat Setuju; S = Setuju;
KS =Kurang Setuju; TS = Tidak Setuju; STS = Sangat Tidak
Setuju
3. Anda dapat bertanya langsung dengan peneliti jika mengalami
kesulitan dalam mengisi kuisioner ini
II. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Angkatan/Semester :
4. Fakultas/jurusan :
5. Tempat tinggal : Kos / Tidak Kos
(*pilih salah satu, bagi yang tinggal di rumah kontrakan dan sendiri / bersama
dengan mahasiswa lainnya maka termasuk kost)
6. Alamat :
III. Daftar Pertanyaan/Pernyataan
NO. Pertanyaan / Pernyataan SS S KS TS STS
Pendapatan
A. Uang Saku dari Orang Tua
1. Saya menerima uang saku dari orang tua setiap bulan
2. Saya melakukan konsumsi tergantung pada besarnya
uang saku yang orang tua kasih
3. Saya akan meningkatkan konsumsi, jika uang saku yang
orang tua kasih bertambah
4. Saya akan tetap melakukan konsumsi, walaupun saya
tidak dikasih uang saku dari orang tua
5. Saya lebih memilih untuk menabung, ketika uang saku
saya bertambah daripada untuk konsumsi
6. Uang saku yang saya terima dari orang tua tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan saya setiap bulan
7. Uang saku yang saya terima dari orang tua sangat cukup
untuk memenuhi kebutuhan saya setiap bulan
8. Uang saku yang saya terima setiap bulan <Rp 1.000.000
9. Konsumsi makanan saya lebih besar daripada konsumsi
non makanan
10. Uang saku yang saya terima setiap bulan Rp 1.000.000
– Rp 1.500.000
B. Beasiswa
11. Saya menerima uang saku tambahan dari beasiswa
12. Saya menerima beasiswa setiap bulan
13. Saya tidak menerima beasiswa dari manapun, saya
hanya mengandalkan uang saku dari orang tua
14. Konsumsi saya meningkat setelah saya menerima
beasiswa
15 Beasiswa yang saya terima tidak mempengaruhi jumlah
konsumsi yang saya lakukan
16. Beasiswa yang saya terima, saya gunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari saya
17. Setelah saya menerima beasiswa, saya tidak lagi
menerima uang saku dari orang tua
18. Saya mencari beasiswa karena supaya saya punya
tambahan uang saku
C. Bekerja Sampingan
19. Selain kuliah saya juga bekerja
20. Saya menerima uang saku dari orang tua dan tambahan
dari bekerja
21. Karena saya sudah bekerja, saya tidak menerima uang
saku dari orang tua
22. Dengan bekerja saya memiliki uang saku lebih yang
bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan saya
23. Uang saku yang saya terima lebih banyak digunakan
untuk konsumsi non makanan daripada konsumsi
makanan
24. Saya hanya menerima uang saku dari bekerja, tidak
dikasih dari orang tua ataupun beasiswa
25. Saya tidak bekerja, karena saya ingin fokus kuliah saja,
jadi saya hanya menerima uang saku dari orang tua
Gaya Hidup
A. Lingkungan Tempat Tinggal
26. Lingkungan tempat saya tinggal telah mempengaruhi
gaya hidup saya
27. Saya selalu memilih teman bergaul dalam menentukan
gaya hidup
28. Pola konsumsi saya dipengaruhi oleh gaya hidup saya
29. Gaya hidup saya dari cara berpakaian, pola makan,
maupun yang lainnya terbentuk dari kebiasaan saya di
rumah tinggal bersama keluarga. Jadi tempat tinggal
sekarang tidak terlalu mempengaruhi gaya hidup saya
B. Pendapatan yang Diterima
30. Saya membeli suatu barang sesuai dengan uang saku
yang saya terima
31. Saya akan menambah konsumsi saya ketika pendapatan
saya bertambah
32 Terkadang saya melakukan konsumsi melebihi uang
saku yang saya terima
33. Saya lebih banyak membelanjakan konsumsi non
makanan daripada makanan
34. Saya lebih banyak membelanjakan konsumsi makanan
daripada non makanan
Tingkat Harga
A. Adanya/tidak adanya Potongan Harga
35. Saya akan membeli suatu barang ketika ada diskon
36. Potongan harga/diskon merupakan hal yang sangat
dipertimbangkan sebelum saya membeli suatu barang
37. Saya tidak terlalu memperdulikan adanya potongan
harga atau tidak, yang terpenting adalah barang tersebut
sesuai dengan kebutuhan saya
Konsumsi Non Makanan
A. Komunikasi
38. Setiap bulan saya selalu membeli pulsa reguler untuk
memenuhi kebutuhan komunikasi saya
39. Setiap bulan saya selalu membeli pulsa internet untuk
memenuhi kebutuhan komunikasi saya
40. Saya tidak pernah membeli pulsa reguler, saya hanya
membeli pulsa internet untuk memenuhi kebutuhan
komunikasi saya
41. Saya tidak pernah membeli pulsa internet, saya hanya
membeli pulsa reguler untuk memenuhi kebutuhan
komunikasi saya
B. Transportasi
42. Saya selalu menggunakan kendaraan pribadi ketika
bepergian
43. Saya selalu menggunakan kendaraan umum ketika saya
bepergian
44. Saya tidak selalu memakai kendaraan pribadi jika
bepergian
45. Saya tidak selalu memakai kendaraan umum jika
bepergian
46. Saya lebih senang jalan kaki jika bepergian
C. Entertainment
47. Untuk menghilangkan kepenatan kuliah saya biasanya
pergi nonton atau karaokean
48. Biasanya saya jalan-jalan ke tempat wisata untuk
menghilangkan kejenuhan
49. Saya selalu menyisihkan uang saku saya untuk membeli
kebutuhan penunjang penampilan, seperti baju, sepatu,
sandal, tas ataupun aksesoris penampilan lainnya
50. Saya akan pergi jalan-jalan, hanya ketika diajak teman
D. Biaya Penunjang Perkuliahan
51. Print dan fotocopy tugas merupakan kebutuhan kuliah
saya yang hampir setiap bulan saya penuhi
52. Setiap semester saya membeli / fotocopy buku yang
terkait pelajaran sebagai penunjang dalam perkuliahan
53. Saya juga sering membeli buku bacaan lain yang tidak
terkait dengan pelajaran dalam perkuliahan
54. Saya selalu memenuhi kebutuhan perkuliahan saya
seperti membeli kertas/buku tulis, pulpen, dll
55. Saya tidak pernah membeli/fotocopy buku terkait
pelajaran atau buku yang lain, karena saya bisa
meminjam di perpustakaan atau meminjam ke teman
_Terima Kasih atas Bantuannya_
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 4 5 3 4 3 5 3 3 5 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4
2 4 4 2 2 5 5 5 2 1 4 1 1 4 1 5 1 5 1 4 4 4 4 1 1 5 4 3 4 4 4
3 5 3 3 4 5 2 4 4 5 5 2 2 1 2 4 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 3 4
4 3 4 3 4 4 4 5 2 2 4 2 2 4 2 1 2 4 2 1 1 5 4 1 1 1 4 3 4 5 4
5 4 4 4 4 3 5 4 2 2 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 4 4 4 3 4
6 5 4 2 4 5 2 4 2 4 4 1 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 1 2 4 4
7 3 1 4 5 3 5 5 3 3 3 1 1 2 1 5 1 5 1 5 5 3 4 1 2 4 4 4 3 3 4
8 4 4 2 1 5 5 5 1 5 1 5 3 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 3 4 2 3 3 4 5 4
9 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 3 1 2 3 2 4 4 4
10 5 4 3 4 4 4 5 2 4 5 2 2 2 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4
11 5 2 2 4 4 3 4 3 5 3 4 2 3 3 3 4 4 4 5 5 3 3 5 2 3 3 5 5 3 4
12 3 3 3 3 4 5 4 5 5 3 1 1 5 1 5 1 5 1 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4
13 4 4 3 4 5 3 3 4 3 3 2 2 3 2 4 2 4 2 4 4 2 5 2 3 4 5 4 4 5 5
14 5 4 3 5 4 4 4 2 5 4 1 1 3 1 4 4 3 5 4 3 4 3 5 1 4 3 4 4 4 4
15 1 2 2 4 4 4 4 4 2 1 5 4 5 2 3 5 1 2 1 1 5 2 2 1 2 4 3 4 3 4
16 5 4 5 5 5 2 4 1 3 1 1 1 1 1 5 1 5 1 4 5 5 4 5 1 3 3 3 3 5 4
17 4 4 3 4 5 2 4 4 4 4 1 1 2 1 5 1 5 1 1 4 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2
18 5 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 1 2 2 3 2 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 5 5
19 5 3 2 4 5 3 4 4 4 4 2 3 2 3 3 2 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4
20 4 5 2 4 5 5 4 5 4 3 4 3 5 3 3 2 3 2 5 5 3 5 4 3 3 3 4 4 4 4
21 2 5 3 3 4 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 4 2 3 2 3 4 4 4 2 4
22 5 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 4
23 3 3 3 5 4 3 3 3 1 3 3 3 5 2 4 1 5 1 5 3 1 5 2 5 5 5 5 5 4 4
24 5 3 3 5 5 3 4 4 4 3 1 1 1 1 5 1 5 1 2 2 5 1 1 1 1 4 4 2 4 5
25 4 5 3 4 4 3 4 3 4 4 2 2 3 1 2 3 3 2 4 4 2 4 4 3 2 3 3 3 4 4
26 5 4 3 4 4 3 4 4 3 1 1 1 2 1 4 2 4 4 1 1 5 1 4 1 2 3 4 3 4 4
27 4 5 5 5 4 5 5 5 3 1 1 1 1 1 5 1 5 1 5 5 5 5 1 1 5 5 3 3 3 5
28 4 5 2 1 4 4 4 4 3 1 1 1 1 1 5 1 1 3 3 3 3 5 2 2 5 4 4 3 3 4
29 1 1 1 1 1 5 1 1 5 1 1 1 5 1 5 1 5 5 5 1 1 5 2 5 5 4 2 5 5 2
30 5 5 3 4 5 3 5 4 4 3 1 1 2 2 4 3 2 4 1 3 3 4 4 3 3 5 5 5 3 2
∑ 121 113 93 116 131 116 128 103 114 100 73 66 97 70 129 78 128 91 118 119 126 127 104 90 120 140 131 136 141 148
Data Uji Coba Penelitian
RespondenButir Soal
Lampiran 4
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
4 3 3 4 3 4 2 4 5 3 3 4 3 3 3 3 3 4 5 4 5 5 4 5 3 198
1 2 2 4 4 4 4 4 4 5 5 2 4 2 3 2 1 4 4 2 4 4 5 5 5 181
2 4 2 4 2 3 2 4 4 4 4 2 3 2 2 3 2 3 4 2 4 4 2 4 4 166
3 1 3 3 4 4 3 4 4 5 5 1 4 5 5 3 1 2 5 4 5 4 3 5 5 179
4 4 3 4 4 4 2 5 5 3 3 2 4 2 3 4 4 4 4 4 5 3 3 4 5 184
4 2 2 4 5 4 2 3 4 3 3 1 4 4 4 2 4 3 5 5 4 5 4 4 4 177
4 4 2 5 2 2 2 4 4 3 5 4 1 5 2 1 3 1 3 4 4 4 2 2 3 170
3 1 1 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 5 4 3 4 5 5 5 5 190
4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 2 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 183
4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 4 3 181
3 3 3 5 3 4 2 5 5 3 4 2 5 1 4 3 2 4 3 3 5 5 4 5 5 199
4 3 3 4 5 5 3 3 5 3 3 5 3 3 3 3 1 3 4 4 4 3 4 4 4 189
5 4 3 3 4 3 1 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 2 4 5 5 4 3 4 4 191
3 4 4 3 3 5 1 3 5 4 4 3 4 2 4 3 2 2 4 4 5 5 3 5 3 193
3 4 2 4 4 4 4 3 5 4 4 1 3 5 3 3 2 4 4 3 4 5 5 5 4 179
4 4 4 3 4 4 2 5 5 3 3 3 3 1 1 3 3 3 5 4 5 5 4 5 5 187
4 4 2 4 4 4 2 3 5 3 4 5 2 2 2 2 2 4 4 2 5 5 5 4 4 171
3 3 3 4 4 3 1 4 3 2 4 2 4 2 4 5 1 2 2 3 5 4 4 4 4 180
4 3 2 4 3 3 1 4 4 3 4 3 4 1 3 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 188
3 4 3 4 5 5 2 3 4 2 4 2 5 2 2 4 4 5 4 4 5 5 4 5 3 206
3 2 2 3 4 4 3 2 4 2 3 2 2 4 3 4 2 2 2 2 4 4 3 4 3 163
4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 2 3 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 186
4 3 3 5 4 5 3 1 5 1 5 5 1 5 1 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3 189
2 2 2 4 5 5 2 5 5 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 173
2 2 2 4 3 4 1 2 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 175
3 3 2 4 3 3 2 5 5 4 4 2 3 2 2 4 1 2 3 4 5 5 3 4 4 169
4 3 5 1 2 3 2 5 5 4 5 2 2 4 4 1 1 1 2 2 5 4 2 5 4 182
3 2 1 4 3 3 2 4 4 5 5 1 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 167
4 1 1 5 4 4 4 5 3 1 1 3 3 1 4 5 1 1 3 5 5 3 2 4 1 158
4 4 4 3 3 5 3 1 4 2 3 5 3 3 3 3 1 3 3 5 4 3 3 3 2 181
133 122 110 146 143 150 105 144 166 134 154 124 142 126 134 140 117 140 158 155 184 177 157 181 166 5435
Data Uji Coba PenelitianButir Soal
Total Skor
N %
Valid 30 100.0 Cronbach's
Alpha N of Items
Excludeda 0 0.0 .662 6
Total 30 100.0
N %
Valid 30 100.0 Cronbach's
Alpha N of Items
Excludeda 0 0.0 .664 6
Total 30 100.0
N %
Valid 30 100.0 Cronbach's
Alpha N of Items
Excludeda 0 0.0 .650 3
Total 30 100.0
N %
Valid 30 100.0 Cronbach's
Alpha N of Items
Excludeda 0 0.0 .774 10
Total 30 100.0
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Case Processing Summary
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Hasil Reliabilitas Variabel "Konsumsi Non Makanan"
Hasil Reliabilitas Variabel "Tingkat Harga"Case Processing Summary
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Hasil Reliabilitas Variabel "Gaya Hidup"Case Processing Summary
Lampiran 9
Hasil Reliabilitas Variabel "Pendapatan"
Reliability Statistics
Case Processing Summary
Lampiran 10
Kuesioner Penelitian
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan IPS UIN
Jakarta)”
Responden Yth,
Saya Tri Puji Astuti mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatatullah
Jakarta sedang melakukan penelitian skripsi dengan judul “Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa
Pendidikan IPS UIN Jakarta)”. Mohon kesediaan anda untuk berpartisipasi
mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan benar. Pengisian kuesioner dengan
memberikan tanda ceklist (√) pada pernyataan pilihan. Penelitian ini dilakukan
dalam rangka untuk menyelesaikan tugas akhir. Penelitian ini tidak berpengaruh
sedikitpun terhadap kepentingan Saudara/i di kampus, namun hanya akan
digunakan untuk kepentingan penyusunan skripsi. Atas kerjasama dan
partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Ciputat, 17 Februari 2018
Peneliti
Tri Puji Astuti
Kuisioner Penelitian
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan IPS UIN Jakarta)”
No. Angket : (diisi oleh peneliti)
IV. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Semester :
4. Kelas/Konsentrasi :
5. Tempat tinggal : Kos / Tidak Kos
(*pilih salah satu, bagi yang tinggal di rumah kontrakan dan sendiri / bersama
dengan mahasiswa lainnya maka termasuk kost)
V. Petunjuk Pengisian Kuisioner
1. Bacalah pernyataan dengan teliti
2. Berilah tanda ceklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang
dianggap dapat mewakili situasi anda yang sebenarnya.
3. Keterangan pilihan jawaban:
SS = Sangat Setuju;
S = Setuju;
KS = Kurang Setuju;
TS = Tidak Setuju;
STS = Sangat Tidak Setuju
VI. Daftar Pernyataan
A. Pendapatan (X1)
NO. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Saya menerima uang saku dari orang tua setiap bulan
2. Konsumsi saya meningkat setelah saya menerima beasiswa
3. Selain kuliah saya juga bekerja
4. Saya menerima uang saku dari orang tua dan tambahan
dari bekerja
5. Dengan bekerja saya memiliki uang saku tambahan yang
bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan saya
6. Uang saku yang saya terima lebih banyak digunakan untuk
konsumsi non makanan daripada konsumsi makanan
B. Gaya Hidup (X2)
NO. Pernyataan SS S KS TS STS
7. Lingkungan tempat saya tinggal telah mempengaruhi gaya hidup saya
8. Saya selalu memilih teman bergaul dalam menentukan
gaya hidup
9. Pola konsumsi saya dipengaruhi oleh gaya hidup saya
10. Saya akan menambah konsumsi saya ketika uang saku
saya bertambah
11 Terkadang saya melakukan konsumsi melebihi uang saku
yang saya terima
12. Saya lebih banyak membelanjakan konsumsi non makanan
daripada konsumsi makanan
C. Tingkat Harga (X3)
NO. Pernyataan SS S KS TS STS
13. Saya akan membeli suatu barang ketika ada diskon
14. Potongan harga/diskon merupakan hal yang sangat
dipertimbangkan sebelum saya membeli suatu barang
15. Saya tidak terlalu memperdulikan adanya potongan
harga atau tidak, yang terpenting adalah barang tersebut
sesuai dengan kebutuhan saya
D. Konsumsi Non Makanan (Y)
NO. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Setiap bulan saya selalu membeli pulsa internet untuk
memenuhi kebutuhan komunikasi saya
2. Saya tidak pernah membeli pulsa reguler, saya hanya
membeli pulsa internet untuk memenuhi kebutuhan
komunikasi saya
3. Saya selalu menggunakan kendaraan umum ketika saya
bepergian
4. Untuk menghilangkan kepenatan kuliah saya biasanya pergi
nonton atau karaokean
5. Biasanya saya jalan-jalan ke tempat wisata atau tempat
rekreasi lainnya untuk menghilangkan kejenuhan
6. Saya selalu menyisihkan uang saku saya untuk membeli
kebutuhan penunjang penampilan, seperti baju, sepatu,
sandal, tas ataupun aksesoris penampilan lainnya
7. Setiap semester saya membeli / fotocopy buku yang terkait
pelajaran sebagai penunjang dalam perkuliahan
8. Saya juga sering membeli buku bacaan lain yang tidak terkait
dengan pelajaran dalam perkuliahan
9. Saya selalu memenuhi kebutuhan perkuliahan saya seperti
membeli kertas/buku tulis, pulpen, dll
10. Saya tidak pernah membeli/fotocopy buku terkait pelajaran
atau buku yang lain, karena saya bisa meminjam di
perpustakaan atau meminjam ke teman
_Terima Kasih atas Bantuannya_
No Responden Pendapatan (X1) Gaya Hidup (X2) Tingkat Harga (X3) Konsumsi Non Makanan (Y)
1 25 17 9 41
2 22 21 12 33
3 21 23 10 35
4 25 26 12 36
5 26 21 9 39
6 24 19 9 35
7 19 23 12 32
8 21 23 11 34
9 27 20 12 36
10 20 20 12 36
11 24 23 12 43
12 18 20 10 35
13 20 16 13 37
14 18 18 10 32
15 20 21 10 40
16 21 22 12 36
17 22 18 13 38
18 19 24 13 31
19 23 22 7 40
20 24 23 10 41
21 23 20 10 39
22 17 18 9 33
23 19 23 14 41
24 23 21 12 37
25 20 23 12 37
26 21 18 11 35
27 23 20 10 33
28 21 25 12 41
29 22 16 9 36
30 24 20 9 37
31 22 21 11 42
32 20 21 11 35
33 26 22 10 41
34 26 24 11 40
35 23 21 10 43
36 18 24 12 44
37 18 17 8 34
38 20 22 11 36
39 20 20 9 40
40 22 21 11 41
41 24 22 10 38
42 18 23 11 43
43 24 24 12 43
44 21 17 9 33
45 24 26 12 43
46 16 24 7 37
47 21 18 12 39
48 21 25 11 37
49 21 23 9 38
50 26 21 11 45
51 21 23 12 41
52 18 21 10 37
53 22 19 9 39
54 22 18 10 37
55 27 25 10 43
56 20 23 13 37
Hasil Data Final X1, X2, X3 dan Y
Lampiran 12
57 21 24 11 37
58 24 20 10 38
59 21 22 10 39
60 21 20 11 38
61 19 23 9 35
62 16 19 12 39
63 16 17 9 33
64 21 24 9 40
65 19 18 11 33
66 22 20 9 34
67 21 26 10 42
68 19 21 12 37
69 18 21 15 36
70 19 19 11 36
71 20 19 9 38
72 21 16 10 35
73 21 25 15 40
74 19 20 12 35
75 23 16 7 38
76 19 16 9 38
77 28 26 12 39
78 23 23 10 40
79 16 23 12 37
80 23 19 9 40
∑ 1703 1686 852 3022
N %
Valid 30 100.0 Cronbach's
Alpha N of Items
Excludeda 0 0.0 .662 6
Total 30 100.0
N %
Valid 30 100.0 Cronbach's
Alpha N of Items
Excludeda 0 0.0 .664 6
Total 30 100.0
N %
Valid 30 100.0 Cronbach's
Alpha N of Items
Excludeda 0 0.0 .650 3
Total 30 100.0
N %
Valid 30 100.0 Cronbach's
Alpha N of Items
Excludeda 0 0.0 .774 10
Total 30 100.0
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Case Processing Summary
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Hasil Reliabilitas Variabel "Konsumsi Non Makanan"
Hasil Reliabilitas Variabel "Tingkat Harga"Case Processing Summary
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Hasil Reliabilitas Variabel "Gaya Hidup"Case Processing Summary
Lampiran 9
Hasil Reliabilitas Variabel "Pendapatan"
Reliability Statistics
Case Processing Summary
Lampiran 13
Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS Statistic 20
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Pendapatan Gaya_Hidup Tingkat_Harg
a
Konsumsi_N
on_Makanan
N Valid 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0
Mean 21,29 21,08 10,65 37,78
Std. Error of
Mean ,304 ,302 ,182 ,356
Median 21,00 21,00 11,00 37,50
Mode 21 23 12 37
Std. Deviation 2,715 2,699 1,631 3,182
Variance 7,372 7,285 2,661 10,126
Range 12 10 8 14
Minimum 16 16 7 31
Maximum 28 26 15 45
2. Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 80
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 2,76442189
Most Extreme Differences
Absolute ,045
Positive ,033
Negative -,045
Kolmogorov-Smirnov Z ,399
Asymp. Sig. (2-tailed) ,997
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
3. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,495a ,245 ,216 2,818 1,968
a. Predictors: (Constant), Tingkat_Harga, Pendapatan, Gaya_Hidup
b. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan
4. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficient
s
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Toleran
ce
VIF
1
(Constant) 22,07
6 3,617
6,104 ,000
Pendapatan ,389 ,120 ,332 3,237 ,002 ,944 1,059
Gaya_Hidu
p ,369 ,128 ,313 2,881 ,005 ,841 1,189
Tingkat_Ha
rga -,034 ,209 -,018 -,164 ,870 ,868 1,152
a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan
5. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -
1,360 2,051
-,663 ,509
Pendapatan ,019 ,068 ,031 ,273 ,786
Gaya_Hidup ,072 ,073 ,120 ,987 ,327
Tingkat_Har
ga ,158 ,118 ,160 1,337 ,185
a. Dependent Variable: RES2
6. Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regressi
on 196,230 3 65,410 8,234 ,000
b
Residual 603,720 76 7,944
Total 799,950 79
a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan
b. Predictors: (Constant), Tingkat_Harga, Pendapatan, Gaya_Hidup
7. Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 22,076 3,617 6,104 ,000
Pendapatan ,389 ,120 ,332 3,237 ,002
Gaya_Hidu
p ,369 ,128 ,313 2,881 ,005
Tingkat_Ha
rga -,034 ,209 -,018 -,164 ,870
a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan
8. Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,495a ,245 ,216 2,818
a. Predictors: (Constant), Tingkat_Harga, Pendapatan, Gaya_Hidup
b. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan
9. Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficient
s
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Toleran
ce
VIF
1
(Constant) 22,07
6 3,617
6,104 ,000
Pendapatan ,389 ,120 ,332 3,237 ,002 ,944 1,059
Gaya_Hidup ,369 ,128 ,313 2,881 ,005 ,841 1,189
Tingkat_Har
ga -,034 ,209 -,018 -,164 ,870 ,868 1,152
a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan
Lampiran 15
Biodata Penulis
Tri Puji Astuti, lahir di Tegal tanggal 28 November 1994,
anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak
Abduloh dan Ibu Khonipah. Bertempat tinggal di Desa
Kajen, Rt 01, Rw 06 Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal,
Provinsi Jawa Tengah.
Pendidikan formal yang telah ditempuh: SD N Kajen 01
(2001-2007), SMP N 1 Lebaksiu (2007-2010), MAN Babakan Lebaksiu Tegal
(2010-2013), dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-2018).
Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Konsentrasi Ekonomi.
Pengalaman organisasi yang pernah diikuti: sebagai Badan Pengurus Harian
(BPH) Ikatan Mahasiswa Tegal (IMT) Ciputat periode 2015-2016, anggota Ikatan
Remaja Masjid Fatullah (IRMAFA) periode 2014-2015.
Pengalaman mengajar: Maestro Cinere (2014-sekarang), PKBM Lestari (2016-
sekarang), PPKT SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, SMA Dharma Karya (2017-
sekarang).
Skripsi ini peneliti dedikasikan untuk kedua orang tua tercinta, kakak dan adik
tersayang, kerabat serta sahabat-sahabatku. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
para pembaca. Dan pesan peneliti untuk para akademisi teruslah belajar dan
berjuang, jangan pernah lelah untuk berproses dan berusaha, jalani setiap proses
dengan penuh kesabaran, karena kita tidak pernah tahu usaha ke berapa yang akan
berhasil. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa “Hasil Tak Akan Pernah
Mengkhianati Proses”.
Recommended