160
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI MAHASISWA (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Tri Puji Astuti NIM: 1113015000025 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA …

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI MAHASISWA

(Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Tri Puji Astuti

NIM: 1113015000025

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

i

ABSTRAK

Tri Puji Astuti (NIM. 1113015000025). Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa

(Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan kepada

80 mahasiswa pendidikan IPS di setiap jenjang semester, dengan metode regresi

linier berganda. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling. Hasil penelitian berdasarkan analisis data statistik, indikator-

indikator dari ketiga variabel pada penelitian ini bersifat valid dan reliabel.

Variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi non

makanan mahasiswa dengan nilai signifikansi <0,05 (0,002<0,05) dan thitung > ttabel

(3,237>1,995). Variabel gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap

konsumsi non makanan mahasiswa dengan nilai signifikansi <0,05 (0,005<0,05)

dan thitung > ttabel (2,881>1,995). Sedangkan variabel tingkat harga berpengaruh

negatif terhadap konsumsi non makanan mahasiswa dengan nilai signifikansi

>0,05 (0,870>0,05) dan thitung < ttabel (0,164<1,995). Secara silmutan variabel

pendapatan, gaya hidup, dan tingkat harga secara bersama-sama mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi non makanan mahasiswa

dengan fhitung > ftabel (8,234>2,72). Koefesien determinasi sebesar 0,216 yang

berarti 21,6% perubahan variabel konsumsi non makanan mahasiswa dijelaskan

oleh ketiga variabel independen tersebut, sedangkan sisanya sebesar 78,4%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian.

Kata Kunci: Pendapatan, Gaya Hidup, Tingkat Harga, Konsumsi Non

Makanan

ii

ABSTRACT

Tri Puji Astuti (NIM. 1113015000025). Social Sciences Education Faculty

Tarbiyah and Teachers Training. The Thesis title “Factors Analysis

Affecting Student Consumption Patterns (Case study: Social Sciences

Education Faculty of Tarbiyah and Teachers Training UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Students ).

The aim of this research is to knowing the factors that affect consumption

patterns of Social Sciences Education Faculty of Tarbiyah and Teachers Training

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta students. This research was conducted to 80

students of Social Sciences education in every semester level, with multiple linear

regression method. Sampling technique in this research is purposive sampling

technique. The results of this research based on statistical data analysis, the

indicators of three variables in this study are valid and reliable. The income

variable had a positive and significant effect to non-food consumption students

with significance value <0,05 (0,002<0,05) and tcount > ttable (3,237>1,995).

Lifestyle variable has positive and significant effect to non-food students

consumption with significance value <0,05 (0,005<0,05) and tcount > ttable

(2,881>1,995). While the variable price level negatively affect to the non-food

consumption of students with significance value >0,05 (0,870>0,05) and tcount <

ttable (0,164<1,995). Simultaneously variable of income, lifestyle, and price level

together have positive and significant influence to non-food students consumption

Fcount > ftable (8,234>2,72). Coefficient of determination equal to 0,216 which mean

21,6% change of variable of non-student food consumption explained by three

independent variable, while the rest equal to 78,4% explained by other variable

not included in research.

Key words: Income, Lifestyle, Price Level, Non Food Consumption

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pola Konsumsi Mahasiswa Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta”. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

penulis harapkan demi kebaikan skripsi ini. Selain itu penulis menyampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan

skripsi ini dari awal sampai akhir yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang senantiasa memberikan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si. selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial dan pembimbing akademik yang telah memberikan arahan

mengenai hal-hal akademik dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi.

4. Bapak Dr. H. Nurochim, MM. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia membimbing, memberikan arahan, motivasi, dan nasehat kepada

peneliti dalam menyelesaikan skripsi. Dan Ibu Tri Harjawati, M.Si. selaku

Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan arahan, membimbing,

memberikan motivasi pada peneliti dalam memperbaiki dan menyelesaikan

skripsi.

iv

5. Seluruh dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya, yang telah

memberikan banyak ilmu dan mendidik saya dengan penuh kesabaran.

6. Seluruh mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian ini.

7. Terkhusus kedua orang tuaku, Bapak Abduloh dan Ibu Khonipah yang telah

memberikan semangat, motivasi, doa, cinta kasih dan dukungan baik berupa

moril maupun materil selama ini hingga saya dapat menyesaikan skripsi ini.

8. Terimakasih pada kakakku Bambang Sugiarto dan M. Ikhwan Nur Afanto,

serta adikku Iqbal Misbakhudin, yang selalu mendoakan dan memberi

semangat kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Terimakasih kepada teman seperjuangan Istikmotulaeli, S. Pd, dan Rahmat

Nur Sofyan yang selalu mendukung satu sama lain, memberi semangat,

masukan, dan motivasi kepada peneliti.

10. Terimakasih kepada Fitrotul Laeli, St. Lusi Suswanti, Andriyanto, M. Ilhamul

Qolbi, M. Rizki Nailul Author, dan Husni Akbar teman berbagi cerita, yang

telah memberikan warna kehidupan bagi peneliti selama menjadi anak rantau.

11. Terimakasih kepada Dewi Purnama Sari rekan seperjuangan skripsi yang telah

membantu dan saling memberikan masukan kepada peneliti.

12. Terimakasih temanku Retno Ayuning Tiyas yang telah membantu dan

memberi motivasi bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Terimakasih kepada Khofifah Tri Agustin teman kosan, yang telah membantu

peneliti selama melakukan penelitian.

14. Kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2013, khususnya

konsentrasi Ekonomi yang telah memberikan pengalaman, dukungan selama

perkuliahan.

15. Dan untuk semua baik secara langsung ataupun tidak langsung yang

membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Demikian ucapan terimakasih yang saya sampaikan kepada pihak-pihak yang

sekiranya membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga segala kebaikan yang

v

diberikan mendapatkan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan

senantiasa selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Dan semoga dengan karya

ini dapat membuahkan hasil yang baik serta bisa bermanfaat bagi orang lain.

Aminn.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Jakarta, 22 Maret 2018

Peneliti

Tri Puji Astuti

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

ABSTRAK .......................................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI......................................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xi

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6

C. Batasan Masalah ..................................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ...................................................... 8

A. Deskripsi Teoritik ................................................................................................... 8

1. Konsumsi ............................................................................................................ 8

a. Pengertian Konsumsi ...................................................................................... 8

b. Teori Konsumsi ............................................................................................. 12

c. Fungsi Konsumsi........................................................................................... 17

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi ................................ 18

2. Perilaku Konsumen ........................................................................................... 31

a. Pengertian Perilaku Konsumen ..................................................................... 31

vii

b. Teori Perilaku Konsumen ............................................................................. 32

c. Model Perilaku Konsumen ............................................................................ 34

d. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen ................................ 36

3. Klasifikasi Konsumen ....................................................................................... 40

4. Pola Konsumsi .................................................................................................. 40

5. Mahasiswa ......................................................................................................... 45

6. Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa ................................................................... 46

B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................................. 49

C. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 57

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 60

BAB III ............................................................................................................................. 62

METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 62

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 62

B. Metodologi Penelitian ........................................................................................... 63

C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 63

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................................... 66

E. Sumber Data .......................................................................................................... 67

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 68

G. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 69

H. Metode Analisis Data dan Uji Instrumen .............................................................. 70

BAB IV ............................................................................................................................. 77

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 77

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................................................... 77

B. Analisis Data ......................................................................................................... 81

C. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis ................................................... 90

D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 95

E. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 99

BAB V ............................................................................................................................ 100

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................................ 100

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 100

B. Implikasi ............................................................................................................. 100

viii

C. Saran ................................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 102

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa di Beberapa Perguruan Tinggi di

Indonesia ................................................................................................................. 4

Tabel 2. 1 Rangkuman Penelitian Sebelumnya .................................................... 55

Tabel 3. 1 Waktu Penyusunan dan Penelitian Skripsi........................................... 62

Tabel 3. 2 Jumlah Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Berdasarkan Jenjang

Semester ................................................................................................................ 64

Tabel 3. 3 Jumlah Populasi dan Sampel................................................................ 66

Tabel 3. 4 ALternatif Jawaban Variabel Penelitian .............................................. 69

Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Instumen ............................................................................... 69

Tabel 4. 1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................... 78

Tabel 4. 2 Responden Berdasarkan Angkatan/Semester....................................... 79

Tabel 4. 3 Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ............................................ 80

Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas ................................................................................ 82

Tabel 4. 5 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 84

Tabel 4. 6 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 84

Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Data .................................................................... 86

Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 88

Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................... 89

Tabel 4. 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 89

Tabel 4. 11 Hasil Uji F .......................................................................................... 90

Tabel 4. 12 Hasil Uji T .......................................................................................... 91

Tabel 4. 13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 93

Tabel 4. 14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 94

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Model Perilaku Konsumen ............................................................... 35

Gambar 2. 2 Kerangka Berfikir ............................................................................. 60

Gambar 4. 1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 79

Gambar 4. 2 Responden Berdasarkan Angkatan/Semester ................................... 80

Gambar 4. 3 Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ........................................ 81

Gambar 4. 4 Hasil Uji Normalitas Data ................................................................ 87

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 Transkip Wawancara

Lampiran 3 Angket Uji Coba Penelitian

Lampiran 4 Data Uji Coba Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5 Hasil Uji Coba Validitas Variabel “Pendapatan”

Lampiran 6 Hasil Uji Coba Validitas Variabel “Gaya Hidup”

Lampiran 7 Hasil Uji Coba Validitas Variabel “Tingkat Harga”

Lampiran 8 Hasil Uji Coba Validitas Variabel “Konsumsi Non

Makanan”

Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 10 Angket Penelitian

Lampiran 11 Data Hasil Penelitian

Lampiran 12 Hasil Data Final

Lampiran 13 Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS Statistis Versi 20

Lampiran 14 Surat-Surat

Lampiran 15 Riwayat Hidup

Lampiran 16 Dokumentasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Don Slater, “Konsumsi adalah bagaimana manusia dan aktor

sosial dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu (dalam

hal ini material, barang simbolik, jasa atau pengalaman) yang dapat memuaskan

mereka. Berhubungan dengan sesuatu yang dapat memuaskan mereka dapat

dilakukan dengan berbagai cara seperti menikmati, menonton, melihat,

menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya”.1 Max Weber

menyatakan bahwa “tindakan konsumsi dapat dikatakan sebagai tindakan sosial

sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku dari individu lain dan oleh

karena itu diarahkan pada tujuan tertentu”.2 Jadi, dalam melakukan kegiatan

konsumsi setiap individu tidaklah sama karena kebutuhan setiap individu

berbeda-beda, tergantung kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupannya.

Seiring dengan perkembangan zaman tingkat konsumsi masyarakat

Indonesia mengalami peningkatan. Hal tersebut didorong oleh semakin

bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Dimana Indonesia berada diurutan

ke 4 jumlah penduduk terbanyak di dunia, hingga Juli 2017 jumlah penduduk

Indonesia mencapai lebih dari 262 juta jiwa.3 Dengan bertambah jumlah

penduduk Indonesia yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal tersebut

akan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Semakin bertambahnya

jumlah penduduk, semakin meningkat pula konsumsinya. Dari tahun 2012

hingga tahun 2013 kemarin, rata-rata pengeluaran per kapita masyarakat

Indonesia mengalami peningkatan, dari sebesar Rp 461.356,- per bulan pada

tahun 2012 meningkat sebesar 9,56% pada tahun 2013 menjadi Rp 505.461,- per

1 Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 113-114

2 Ibid., h. 120

3 Dikutip http://jogja.tribunnews.com/2017/08/02/hingga-juli-2017-jumlah-penduduk-

indonesia-bertambah-jadi-262-juta-jiwa-lebih pada tanggal 12 Oktober 2017 Pukul 22.33 WIB

2

bulan. Data tersebut menggambarkan bahwa pengeluaran untuk konsumsi tidak

akan ada ujungnya, selalu mengalami peningkatan. Komplektifitas kehidupan

masyarakat akan memberikan dan menambah jumlah kebutuhan yang harus

dipenuhinya.

Perkembangan zaman yang semakin modern berdampak terhadap

kegiatan konsumsi yang dilakukan masyarakat Indonesia. Perkembangan zaman

tersebut membuat semakin beragamnya kebutuhan yang harus dipenuhinya.

Bahkan tak jarang masyarakat membeli barang-barang yang tidak mereka

butuhkan atau hanya mengikuti trend walaupun harus mengeluarkan uang yang

tidak sedikit. Pergeseran pola hidup seperti itu biasaya terjadi pada generasi

millenial, yaitu mereka yang memasuki tahap usia dewasa muda (18-35 tahun)

pada dekade diatas 2000-an. Mereka adalah konsumen dengan gaya hidup kelas

menengah ke atas. Biasanya, mereka tidak segan mengucurkan banyak uang

untuk belanja produk fesyen atau kosmetik terbaru, gadget berteknologi

termutakhir, otomotif teranyar, sewa jasa transportasi premium online, atau

makan di cafe dan restoran kekinian. Mereka beranggapan dengan terus

mengikuti gaya hidup kekinian, hal tersebut akan menunjang karier mereka dan

membuka peluang networking yang lebih baik.1

Pergeseran konsumsi masyarakat tersebut berakibat pula terhadap

pengeluaran per kapita. Pengeluaran per kapita yang meningkat memperbesar

proporsi pengeluaran untuk barang non makanan. Pada tahun 2012, besarnya

rata-rata pengeluaran untuk barang non makanan mencapai Rp 189.107,- dan

ditahun 2013 rata-rata pengeluaran untuk barang non makanan meningkat

sebesar Rp 206.349,- per bulan. Kondisi tersebut dapat kita lihat sekilas dalam

keseharian masyarakat Indonesia, dimana banyak penjual makanan dapat kita

temui dimana-mana tetap laris, dengan produk yang banyak dan semakin

beragam yang dapat memikat konsumen. Tetapi, bagi seseorang yang kebutuhan

makannya sudah cukup setiap harinya, kecenderungan ketika ia memiliki

pendapatan lebih akan memutuskan untuk membeli barang non makanan seperti

1 Dikutip http://lifestyle.bisnis.com/read/20160514/219/547432/ironi-generasi-millennial-

yang-kaya-tapi-miskin pada tanggal 24 Oktober 2017 Pukul 09.58 WIB

3

barang elektronik, pakaian dan wisata.2 Hal tersebut juga terlihat pada tahun

2015, menurut kelompok barang pengeluaran per kapita untuk barang makanan

Rp 412.462,- dan untuk barang non makanan lebih besar yaitu Rp 456.361,-.3

Pengeluaran yang dilakukan masyarakat dalam pembelian barang non

makanan terlihat kurang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia sekarang,

dimana masih banyak masyarakat yang susah dalam memenuhi kebutuhan

makannya sehari-hari. Dimana terjadi ketimpangan antara masyarakat kaya dan

miskin. Hal tersebut terlihat dari jumlah penduduk miskin di Indonesia yang

meningkat. Badan Pusat Statistik mencatat, pada Maret 2017 jumlah penduduk

miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta orang bertambah 6.900 orang

dibandingkan dengan September 2016 yaitu 27,76 orang.4 Meningkatnya jumlah

kemiskinan tersebut menandakan bahwa peranan barang makanan jauh lebih

besar dibandingkan dengan barang non makanan.

Pergeseran pengeluaran konsumsi untuk non makanan juga dapat kita

jumpai di kalangan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar di sebuah perguruan tinggi

dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi yang

bersangkutan. Secara garis besar kegiatan konsumsi yang dilakukan mahasiswa

terbagi menjadi dua, yaitu konsumsi makanan dan non makanan. Konsumsi

makanan meliputi nasi, sayur dan buah-buahan, sedangkan konsumsi non

makanan mahasiswa meliputi kebutuhan yang menyangkut kuliahnya, seperti

buku, fotocopy, komunikasi, transportasi, rekreasi, pakaian, dan lain sebagainya.

Sama halnya dengan masyarakat, pola konsumsi mahasiswa juga berbeda-beda

satu sama lain. Seiring dengan perkembangan zaman, konsumsi mahasiswa akan

kebutuhan non makanan semakin beraneka ragam. Pergeseran pengeluaran

konsumsi yang dilakukan mahasiswa sebagian untuk mengikuti tren yang sedang

berkembang dan supaya tidak dikatakan ketinggalan zaman. Lain lagi halnya

bila mahasiswa tersebut harus tinggal jauh dari orang tuanya (kost), biasanya

2 Ibid.,

3 Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id)

4 Dikutip https://bisnis.tempo.co/read/892130/maret-2017-jumlah-penduduk-miskin-

indonesia-capai-2777-juta pada tanggal 13 Oktober 2017 Pukul 06.17 WIB

4

mahasiswa kost ada tambahan pengeluaran untuk biaya listrik, air, iuran sampah,

dan keperluan kost lainnya. Dengan demikian pola konsumsi mahasiswa tersebut

jelas berbeda dengan pola konsumsi mahasiswa yang tinggal bersama orang

tuanya. Dimana mahasiswa yang tinggal bersama orang tuanya semua kebutuhan

dan fasilitas tempat tinggal sudah disediakan, seperti kebutuhan makan,

peralatan mandi, fasilitas listrik, dan lainnya.

Pergeseran pengeluaran konsumsi non makanan mahasiswa yang lebih

besar dibandingkan dengan konsumsi makanan dapat kita jumpai di berbagai

perguruan tinggi di Indonesia. Seperti dalam tabel berikut.

Tabel 1. 1 Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa di Beberapa Perguruan Tinggi

di Indonesia

No. Nama Peneliti Asal Universitas Hasil

1. Andi Agung

Perkasa5

Universitas

Hasanuddin

Makasaar

Non Makanan: Rp 200.100,- - Rp

300.000,- / bulan (16,00%)

Makanan: Rp100.100,- – Rp

200.000,- / bulan (26,00%)

2. Sri Mulyani6 Universitas Negeri

Yogyakarta Laki-laki

Non Makanan: Rp 502.030,-

Makanan: Rp 369.490,-

Perempuan

Non Makanan: Rp 518.685,-

Makanan: Rp 391.104,-

3. Ridony Taufik

Tama7

Universitas Negeri

Yogyakarta Kos

Non Makanan: Rp 343.927,27,-

Makanan: Rp 555.336,36,-

Rumah

Non Makanan: Rp 393.983,33,-

Makanan: Rp 267.033,33,-

Pengalokasian konsumsi non makanan yang lebih besar dibandingkan

dengan konsumsi makanan juga terjadi di kalangan mahasiswa Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari hasil observasi awal yang

peneliti lakukan selama bulan Agustus terhadap mahasiswa FITK dari berbagai

5 Andi Agung Perkasa, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi UNHAS”,

Skripsi pada Universitas Negeri Hasanuddin Makassar, (Makassar: 2012), h. 59, tidak

dipublikasikan 6 Sri Mulyani, “Pola Konsumsi Non Makanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri

Yogyakarta, (Yogyakarta: 2015), h. 57, tidak dipublikasikan 7 Ridony Taufik Tama, “Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri

Yogyakarta, (Yogyakarta: 2014), h. 56, tidak dipublikasikan

5

jenjang semester dimana 50% responden yang tinggal di kos menyatakan bahwa

pengeluaran konsumsi terbesar adalah untuk konsumsi makanan, karena

mahasiswa kos dalam memenuhi konsumsi makanan mereka mengambil dari

uang saku, jadi hanya sedikit dari uang saku yang mereka alokasikan untuk

konsumsi non makanan. Sedangkan sebesar 50% responden yang tinggal di

rumah bersama orang tua menyatakan bahwa pengeluaran terbesar yang mereka

alokasikan adalah untuk konsumsi non makanan, karena konsumsi makanan

sudah ditanggung sama orang tua jadi uang saku yang diterima mereka

alokasikan untuk konsumsi non makanan. Konsumsi non makanan yang mereka

lakukan biasanya untuk membeli buku, print dan fotocopy tugas, jalan-jalan,

membeli baju, membeli makeup bagi perempuan, dan membeli rokok/tembakau

bagi laki-laki.

Sama halnya pada mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari hasil observasi

awal yang dilakukan oleh peneliti selama bulan Oktober di lingkungan kampus

terhadap mahasiswa dari setiap jenjang semester, pergeseran konsumsi tersebut

terlihat dari adanya pengalokasian pendapatan mahasiswa untuk kebutuhan

penunjang seperti baju, make up sebagai penunjang penampilan, maupun

kebutuhan rekreasi daripada untuk kebutuhan pokok kuliah atau kebutuhan

konsumsi makanan. Diperoleh bahwa rata-rata mahasiswa yang tinggal di kos

pengeluaran yang mereka lakukan terbesar adalah untuk konsumsi makanan,

sedangkan mahasiswa yang tinggal bersama orang tuanya pengeluaran yang

terbesar adalah untuk konsumsi non makanan, dimana rata-rata mereka

alokasikan untuk biaya transportasi. Pergeseran dan tingkat konsumsi terjadi

karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang menurut

Godam, yaitu: 1) Faktor-faktor ekonomi, meliputi pendapatan; kekayaan; tingkat

bunga; perkiraan masa depan. 2) Faktor-faktor demografi, meliputi jumlah

penduduk; komposisi penduduk. 3) Faktor-faktor non ekonomi, meliputi

kebiasaan adat sosial budaya; gaya hidup seseorang. Sedangkan menurut

Suparmoko, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi yaitu: 1) orang yang

6

berumur sama dan berpendapat sama; 2) faktor sosial ekonomi; 3) kekayaan; 4)

keuntungan/kerugian kapital; 5) tingkat bunga; 6) tingkat harga.

Dengan penjabaran diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi yang terjadi pada mahasiswa.

Dengan demikian dalam melakukan penelitiannya peneliti mengambil judul,

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa

(Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).”

B. Identifikasi Masalah

1. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa

2. Terjadi pergeseran konsumsi pada mahasiswa dimana konsumsi non

makanan lebih besar daripada konsumsi makanan

C. Batasan Masalah

Dari banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi, maka

peneliti membatasi masalah hanya pada beberapa faktor, yaitu meliputi faktor

pendapatan, gaya hidup dan tingkat harga.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1) Apakah terdapat pengaruh antara pendapatan dengan konsumsi non

makanan mahasiswa?

2) Apakah terdapat pengaruh antara gaya hidup dengan konsumsi non

makanan mahasiswa?

3) Apakah terdapat pengaruh antara tingkat harga dengan konsumsi non

makanan mahasiswa?

4) Apakah terdapat pengaruh secara bersamaan antara pendapatan, gaya

hidup, dan tingkat harga terhadap konsumsi non makanan mahasiswa?

7

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1) Tingkat pengaruh atau tidak berpengaruh antara pendapatan dengan

konsumsi non makanan mahasiswa.

2) Tingkat pengaruh atau tidak berpengaruh antara gaya hidup dengan

konsumsi non makanan mahasiswa.

3) Tingkat pengaruh atau tidak berpengaruh antara tingkat harga dengan

konsumsi non makanan mahasiswa.

4) Tingkat pengaruh atau tidak berpengaruh secara bersamaa antara

pendapatan, gaya hidup, dan tingkat harga dengan konsumsi non

makanan mahasiswa.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

ilmu pengetahuan dan menjadi rujukan dalam penelitian selanjutnya

khususnya masalah yang terkait dengan pola konsumsi mahasiswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah ilmu

pengetahuan, dan menjadi rujukan untuk penelitian berikutnya sebagai

bahan perbandingan untuk kasus-kasus yang serupa.

b. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mahasiswa terkait

dengan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa.

c. Jurusan Pendidikan IPS

Diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumsi mahasiswa Pendidikan IPS.

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Konsumsi

a. Pengertian Konsumsi

Konsumsi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia guna

memenuhi kebutuhannya dalam rangka melangsungkan kehidupannya.

Pengertian konsumsi telah dikembangkan oleh beberapa tokoh, salah

satunya adalah tokoh sosiologi. Berikut pengertian konsumsi menurut

para tokoh sosiologi:

1) Menurut Don Slater

Menurutnya konsumsi adalah bagaimana manusia dan aktor sosial

dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu

(dalam hal ini material, barang simbolik, jasa atau pengalaman)

yang dapat memuaskan mereka. Berhubungan dengan sesuatu

yang dapat memuaskan mereka dapat dilakukan dengan berbagai

cara seperti menikmati, menonton, melihat, menghabiskan,

mendengar, memperhatikan, dan lainnya. Dengan demikian,

tindakan konsumsi tidak hanya dipahami sebagai makan, minum,

sandang dan papan saja tetapi juga harus dipahami dalam

berbagai fenomena dan kenyataan berikut: menggunakan waktu

luang, mendengar radio, menonton televisi, bersolek atau

berdandan, berwisata, menonton konser, melihat pertandingan

olahraga, menonton randai, membeli komputer untuk mengetik

tugas kuliah atau mencari informasi, mengendarai kendaraan,

membangun rumah tempat tinggal, dan lain sebagainya.1

1 Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 113-114

9

2) Menurut Karl Marx

Menurutnya konsumsi diklasifikasikan menjadi konsumsi

subsistensi dan konsumsi mewah. Konsumsi subsistensi

merupakan alat-alat konsumsi yang diperlukan (necessary means

of consumption) atau “yang memasuki konsumsi kelas pekerja”.

Dengan demikian, semua alat-alat konsumsi seperti bahan

kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) dipandang

sebagai konsumsi subsistensi. Sedangkan konsumsi mewah

adalah alat-alat konsumsi mewah (luxury means of consumption),

yang hanya memasuki konsumsi kelas kapitalis, yang dapat

dipertukarkan hanya untuk pengeluaran dari nilai surplus, yang

tidak diberikan kepada pekerja”. Dengan demikian semua alat-

alat konsumsi seperti sedan mewah BMW atau Mercedes, rumah

gedung bagaikan istana, kapal pesiar pribadi, pesawat terbang

pribadi dan lainnya yang berhubungan dengan kemewahan dilihat

sebagai konsumsi mewah. Selain itu, menurutnya cara dan pola

konsumsi seseorang atau kelas merupakan refleksi dari basis

infrastruktur ekonominya. Pola konsumsi borjuis akan berbeda

dengan pola konsumsi protelar. Perbedaan tersebut dipahami

karena adanya basis yang berbeda dari infrastruktur ekonomi

yang dimiliki.1

3) Menurut Emile Durkheim

Dalam membahas konsumsi Durkheim mencari jawaban tentang

apa yang mempersatukan masyarakat? Menurutnya masyarakat

terintegrasi karena adanya kesadaran kolektif. Namun kesadaran

kolektif tidak sama pada setiap masyarakat, tergantung pada

tipenya. Durkheim membagi masyarakat atas 2 tipe, yaitu

masyarakat solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Dalam

solidaritas mekanik, kesadaran kolektif meliputi keseluruhan

masyarakat beserta anggotanya dan dengan intensitas tinggi, hal

1 Ibid., h. 115-116

10

ini menuntun anggotanya untuk melakukan pola konsumsi yang

tidak berbeda satu sama lain, seperti sandang, pangan, dan papan.

Jika terdapat masyarakat yang menimpang, maka akan dikenakan

sanksi represif dan kolektif seperti menggunjingkan sampai

mengucilkan atau membuang seseorang secara adat. Sedangkan

masyarakat berlandaskan solidaritas organik diikat oleh

pembagian kerja sehingga intensitas kesadaran kolektif hanya

mencakup kalangan masyarakat terbatas yang berada pada

jangkauan ruangnya saja, sehingga kesadaran kolektifnya rendah

dan tingkat individualitasnya tinggi. Setiap anggota masyarakat

dimungkinkan tampil beda dalam cara dan pola konsumsi. Tipe

masyarakat solidaritas mekanik dapat kita lihat di wilayah

pedesaan, dan tipe masyarakat solidaritas organik dapat kita lihat

di wilayah perkotaan.2

4) Menurut Max Weber

Menurut Max Weber dalam Economy and Society menyatakan

bahwa tindakan konsumsi dapat dikatakan sebagai tindakan sosial

sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku dari

individu lain dan oleh karena itu diarahkan pada tujuan tertentu.3

5) Menurut Thorstein Veblen

Pembahasan tentang konsumsi, Veblen melihat kapitalisme

industri berkembang secara barbar, menyebabkan suatu perilaku

para pemilik modal bertindak sewenang-wenang tanpa

memperpedulikan kepentingan masyarakat sekitar. Kapitalisme

seperti ini memunculkan abseente owner, yaitu para pemilik

modal yang tidak mengerjakan apa-apa tetapi memperoleh hasil

yang banyak, sehingga memunculkan praktek monopoli. Para

konglomerat dengan mudah memperoleh banyak uang tanpa

harus bekerja keras. Dalam situasi masyarakat tersebut, tumbuh

2 Ibid., h. 116-118

3 Ibid., h. 120

11

dan berkembang suatu lapisan masyarakat yang disebut Veblen

sebagai leisure class. Leisure class tumbuh dari suatu kelas

masyarakat atas yang berasal dari dunia industri dan keuangan.

Leisure class mengembangkan suatu budaya yang ditandai oleh

nafsu untuk mengejar kekayaan berupa uang, dikenal dengan

pecuniary culture serta pola ”konsumsi yang mencolok”

(conspicuous consumption), yaitu pengeluaran yang sia-sia untuk

kesenangan semata dan hasrat untuk menunjukkan suatu posisi

atau status sosial yang lebih terpandang dibandingkan dengan

kalangan-kalangan yang lain. Orang kaya menjadi terkenal

dengan “pengeluaran yang berlebihan”. Veblen melanjutkan,

“untuk menjadi terkenal, seseorang harus menjadi boros”.4

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

konsumsi adalah kondisi dimana seseorang dan kebutuhan yang

dimilikinya saling berhubungan untuk mendapatkan kepuasan

yang dicarinya. Kepuasan tersebut dapat dilakukan dengan

berbagai cara seperti menikmati, menonton, melihat,

menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya. Dalam

memenuhi kepuasannya tersebut, jenis konsumsi yang dilakukan

seseorang terbagi menjadi konsumsi mewah dan konsumsi

subsistensi. Setiap orang memiliki pola konsumsi yang berbeda,

tergantung pada kebutuhan yang dimilikinya. Perbedaan pola

konsumsi dapat juga kita lihat pada kehidupan masyarakat di

pedesaan dan perkotaan. Dimana konsumsi masyarakat yang

tinggal di pedesaan berbeda dengan konsumsi yang dilakukan

masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan yang masih

memegang teguh adat cenderung memiliki pola konsumsi yang

sama atau tidak jauh berbeda. Sedangkan konsumsi masyarakat

perkotaan beragam, hal tersebut disebabkan karena di perkotaan

4 Ibid., h. 122-124

12

terdiri dari berbagai tipe masyarakat, yang menyebabkan

konsumsi yang dilakukannya berbeda-beda. Dalam memenuhi

kebutuhannya tersebut terciptalah integrasi antar masyarakat yang

mempunyai jenis konsumsi yang sama. Seiring perkembangan

zaman kebutuhan seseorang akan jenis barang semakin beragam

yang menyebabkan berkembangnya jenis produk yang ditawarkan

oleh produsen.

b. Teori Konsumsi

Dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia tidak terlepas dari

kegiatan konsumsi. Terdapat beberapa tokoh yang menyatakan

pendapatnya tentang konsumsi, seperti dalam skripsi Sri Mulyani yang

menjelaskan beberapa teori konsumsi yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Teori Ernest Engel

Engel menyatakan bahwa saat pendapatan meningkat, proporsi

pendapatan yang dihabiskan untuk membeli makanan berkurang,

bahkan jika pengeluaran aktual untuk makanan meningkat. Hal ini

berarti hukum Engel menyatakan bahwa tingkat kesejahteraan

dikatakan membaik bila perbandingan pengeluaran untuk konsumsi

makanan cenderung semakin menurun dan sebaliknya pengeluaran

untuk non makanan semakin meningkat.

Klasifikasi untuk permintaan barang konsumsi terdiri dari

Superior good (barang mewah), Inferior good (barang bermutu

rendah) dan normal good (barang normal). Superior good adalah

barang yang perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar dari

pada perubahan pendapatan konsumen. Inferior good adalah barang

yang apabila pendapatan konsumen bertambah maka jumlah barang

yang diminta justru semakin berkurang atau barang yang sudah tidak

menjadi mode lagi di kalangan anggota masyarakat seperti jenis

makanan kuno semacam jagung bakar, gethuk bahkan bukan hanya

makanan saja juga seperti alat transportasi misalnya sepeda.

13

Sementara itu, normal good adalah barang-barang yang sering dilihat

sehari-hari, pada umumnya seperti pakaian, makanan, dan lain-

lainnya.

Dari teori yang dijelaskan tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengeluaran konsumsi yang dilakukan mahasiswa masih dalam ruang

lingkup normal good yaitu seputar makanan dan untuk non makanan

biasanya membeli pakaian serta aksesoris yang digunakan sehari-

hari.5

2) Teori Hipotesis Daur/Siklus Hidup (Life-Cycle Hypothesis)

Teori ini dikemukakan oleh Franco Modligani, Albert Ando dan

Richard Bumberg. Teori menyatakan bahwa pola penerimaan dan pola

pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi masa

dalam siklus hidupnya. Selanjutnya Modligani menekankan bahwa

pendapatan bervariasi secara sistematis selama kehidupan seseorang

dan tabungan membuat konsumen dapat mengalihkan pendapatan dari

masa hidupnya ketika pendapatan tinggi ke masa hidup ketika

pendapatannya rendah.

Menurut Ari Sudarman dan Algifari dalam Sri Mulyani

menjelaskan bahwa teori ini membagi pola konsumsi seseorang

menjadi 3 bagian. Bagian pertama yaitu dari seseorang berumur nol

tahun hingga berusia tertentu dimana orang tersebut dapat

menghasilkan pendapatan sendiri. Sebelum orang tersebut dapat

menghasilkan pendapatan sendiri, maka ia mengalami dissaving (ia

berkonsumsi tetapi tidak menghasilkan pendapatan). Kemudian pada

bagian kedua dimana seseorang berusaha kerja (dapat menghasilkan

pendapatan sendiri) hingga ia tepat pada saat berusia tidak bisa

bekerja lagi pada keadaan ia mengalami saving. Dan bagian ke tiga

ketika seseorang pada usia tua dimana orang tersebut tidak mampu

5 Sri Mulyani, “Pola Konsumsi Non Makanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri

Yogyakarta, (Yogyakarta: 2015), h. 10-11, tidak dipublikasikan

14

lagi menghasilkan pendapatan sendiri. Pada keadaan ini ia mengalami

dissaving lagi.

Berdasarkan teori tersebut, mencerminkan bahwa mahasiswa

berada pada usia muda, dimana mahasiswa merupakan seseorang yang

cenderung menerima pendapatan rendah dan mempunyai tabungan

yang negatif, tabungan yang negatif tersebut karena keseluruhan

pendapatan yang diperoleh akan dialokasikan untuk kegiatan

konsumsi.6

3) Teori Model Pilihan Antar Waktu Irving Fisher (Fishers

Intertemporal Choice)

Teori Irving Fisher menyatakan bahwa ketika seseorang

memutuskan berapa banyak pendapatan yang akan dia konsumsi dan

berapa banyak yang akan ditabung, dia mempertimbangkan kondisi

sekarang dan kondisi yang akan datang. Semakin banyak yang dia

konsumsi saat ini, maka akan semakin sedikit yang bisa dia konsumsi

di masa yang akan datang. Irving Fisher mengembangkan model

konsumsi untuk menganalisis bagaimana seorang konsumen yang

rasional dan berpandangan kedepan membuat pilihan antar waktu

yang berbeda (intertemporal choice). Model Fisher menunjukan

kendala yang dihadapi konsumen dan bagaimana mereka memilih

antara konsumsi dan tabungan.

Masyarakat yang rasional akan terus berusaha menambah

jumlah dan mutu barang atau jasa yang mereka konsumsi. Salah satu

alasan mengapa masyarakat mengkonsumsi lebih sedikit dari yang

sebenarnya diinginkan adalah adanya keterbatasan anggaran (budget

constrain). Ketika mereka memutuskan berapa yang akan dikonsumsi

saat ini dan berapa yang akan ditabung untuk masa depan, mereka

menghadapi yang disebut dengan intertemporal budget constraint.

Berdasarkan teori Irving Fisher tersebut, mahasiswa dalam

menggunakan pendapatannya haruslah mempertimbangkan kondisi

6 Ibid., h. 13-14

15

saat ini dan kondisi yang akan datang. Misalnya ketika kondisi saat ini

mahasiswa mempunyai pendapatan yang besar, maka pendapatan

yang besar tersebut harus dibelanjakan secara rasional. Karena ketika

mahasiswa membelanjakan semua pendapatan tersebut untuk saat ini,

maka akan semakin sedikit yang bisa dikonsumsi di masa akan

datang, hal tersebut dikarenakan mahasiswa memiliki anggaran yang

terbatas.7

4) Teori Keynes (Keynesian Consumption Model)

Terdapat empat teori konsumsi yang perlu dipelajari dalam teori

Keynes.

a) Hubungan Pendapatan Disposabel dan Konsumsi

Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current

consumption) sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposabel

saat ini (current disposable income). Menurut Keynes, ada batas

konsumsi minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan.

Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun

tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan

konsumsi otonomus (autonomous consumption). Jika

pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi juga akan

meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak

sebesar peningkatan pendapatan disposabel.

C = C0 + b Yd

Dimana:

C = konsumsi

C0 = konsumsi otonomus

b = marginal propensity to consume (MPC)

Yd = pendapatan disposabel

0 < b < 18

7 Ibid., 14-15

8 Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi &

Makro Ekonomi) Edisi Ketiga, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, 2008), h. 258

16

b) Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal (Marginal

Propensity to Consume)

Kecenderungan mengonsumsi marjinal (Marginal Propensity to

Consume, diisngkat MPC) adalah konsep yang memberikan

gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah bila

pendapatan disposabel bertambah satu unit.

MPC =

Jumlah tambahan konsumsi tidak akan lebih besar daripada

tambahan pendapatan disposabel, sehingga angka MPC tidak

akan lebih besar dari satu. Angka MPC juga tidak mungkin

negatif, dimana jika pendaptan disposabel terus meningkat,

konsumsi terus menurun sampai nol (tidak ada konsumsi).

Sebab manusia tidak mungkin hidup di bawah batas konsumsi

minimal.9

Nilai MPC akan makin kecil pada saat pendapatan disposabel

meningkat. Pertambahan konsumsi semakin menurun bila

pendapatan disposabel terus meningkat. Dengan demikian, MPC

pada kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi (negara maju)

lebih rendah daripada MPC kelompok masyarakat

berpenghasilan rendah (negara sedang berkembang).10

c) Kecenderungan Mengonsumsi Rata-Rata (Average

Propensity to Consume)

Kecenderungan mengonsumsi rata-rata (Average Propensity to

Consume, disingkat APC), adalah rasio antara konsumsi total

dengan pendapatan disposabel total.

APC =

11

9 Ibid., h. 260

10 Ibid., h. 261

11 Ibid.,

17

d) Hubungan Konsumsi dan Tabungan

Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian

besar digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung.

Dengan demikian dapat dinyatakan dengan:

Yd = C + S

Kita juga dapat mengatakan setiap tambahan penghasilan

disposabel akan dialokasikan untuk menambah konsumsi dan

tabungan.12

Berdasarkan teori Keynes dapat disimpulkan bahwa konsumsi

sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan yang diterima.

Termasuk juga pada konsumsi yang dilakukan mahasiswa. Pendapatan

mahasiswa berasal dari uang saku yang diterimanya setiap bulan,

semakin tinggi pendapatan yang diterima, semakin besar pula

konsumsi yang dilakukannya, dan begitu juga sebaliknya. Sementara

hasrat menabung di kalangan mahasiswa masih tergolong rendah,

karena adanya keterbatasan anggaran.

c. Fungsi Konsumsi

Fungsi konsumsi adalah suatu persamaan matematik atau suatu

grafik yang menunjukkan hubungan di antara tingkat konsumsi rumah

tangga dengan pendapatan disposabel atau pendapatan nasional. Apabila

dihubungkan dengan pendapatan disposabel fungsi konsumsi biasanya

dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:

C = a + b Yd

dimana a adalah konsumsi otonomi, b adalah kecondongan konsumsi

marginal, dan Yd adalah pendapatan disposbel.13

12

Ibid., h. 263 13

Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari Klasik hingga

Keynesian Baru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), h. 97

18

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi

Pengeluaran konsumsi terdiri atas konsumsi pemerintah dan

konsumsi rumah tangga/masyarakat. Dalam pengeluarannya konsumsi

rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut

yaitu:

1) Faktor- Faktor Ekonomi

Empat faktor ekonomi yang menentukan tingkat konsumsi adalah:

a) Pendapatan rumah tangga (household income)

Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap

tingkat konsumsi. Biasanya makin naik (tinggi) tingkat

pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karenanya ketika

tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk

membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau

mungkin juga pola hidup menjadi makin konsumtif, setidak-

tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.

b) Kekayaan rumah tangga (household wealth)

Kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil (misalnya rumah,

tanah, dan mobil) dan finansial (deposito berjangka, saham, dan

surat-surat berharga). Kekayaan-kekayaan tersebut dapat

meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan

disposabel. Misalnya, bunga deposito yang diterima tiap bulan

dan dividen yang diterima setiap tahun menambah pendapatan

rumah tangga. Demikian juga, rumah, tanah, dan mobil yang

disewakan. Penghasilan-penghasilan tadi disebut sebagai

penghasilan nonupah (non wages income). Sebagian dari

tambahan penghasilan tersebut akan dipakai sebagai konsumsi.

Tentunya, hal ini akan meningkatkan pengeluaran konsumsi.

c) Tingkat bunga (interest rate)

Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi/mengerem

keinginan konsumsi, baik dilihat dari sisi keluarga yang

memiliki kelebihan uang maupun yang kekurangan uang.

19

Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi

(opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal.

Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu,

misalnya dengan meminjam dari bank atau menggunakan

fasilitas kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehingga lebih

baik menunda/mengurangi konsumsi. Sama halnya dengan

mereka yang memiliki banyak uang. Tingkat bunga yang tinggi

menyebabkan menyimpan uang di bank terasa lebih

menguntungkan ketimbang dihabiskan untuk konsumsi. Jika

tingkat bunga rendah, yang terjadi adalah sebaliknya. Bagi

keluarga kaya, menyimpan uang di bank menyebabkan ongkos

menunda konsumsi terasa lebih besar. Sementara bagi keluarga

yang kurang mampu, biaya meminjam yang lebih rendah akan

meningkatkan keberanian dan gairah konsumsi.

d) Perkiraan tentang masa depan (household expectation about

the future)

Jika rumah tangga memperkirakan masa depannya makin baik,

mereka akan merasa lebih leluasa untuk melakukan konsumsi.

Karenanya pengeluaran konsumsi cenderung meningkat. Jika

rumah tangga memperkirakan masa depannya makin jelek,

mereka pun mengambil ancang-ancang dengan menekan

pengeluaran konsumsi.

2) Faktor-Faktor Demografi (Kependudukan)

a) Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran

konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata

per orang atau per keluarga relatif rendah. Misalnya, walaupun

tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah

daripada penduduk Singapura, tetapi secara absolut tingkat

pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar daripada Singapura.

20

Sebab jumlah penduduk Indonesia lima puluh satu kali lipat

penduduk Singapura. Tingkat konsumsi rumah tangga akan

sangat besar. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat

besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per

kapita sangat tinggi.

b) Komposisi penduduk

Komposisi penduduk suatu negara dapat dilihat dari beberapa

klasifikasi, diantaranya usia (produktif dan tidak produktif),

pendidikan (rendah, menengah, tinggi), dan wilayah tinggal

(perkotaan dan pedesaan). Pengaruh komposisi penduduk

terhadap tingkat konsumsi dijabarkan sederhana seperti di

bawah ini.

1. Makin banyak penduduk yang berusia kerja atau usia

produktif (15-64 tahun), makin besar tingkat konsumsi,

terutama bila sebagian besar dari mereka mendapat

kesempatan kerja yang tinggi, dengan upah yang wajar atau

baik. Sebab makin banyak penduduk yang bekerja,

penghasilan juga makin besar.

2. Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat

konsumsinya juga makin tinggi. Sebab pada saat

seseorang/suatu keluarga makin berpendidikan tinggi,

kebutuhan hidupnya makin banyak. Yang harus mereka

penuhi bukan lagi sekedar kebutuhan untuk makan dan

minum, melainkan juga kebutuhan informasi, pergaulan

masyarakat yang lebih baik serta kebutuhan akan pengakuan

orang lain terhadap keberadaannya (eksistensinya).

Seringkali biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi

kebutuhan ini jauh lebih besar daripada biaya pemenuhan

kebutuhan untuk makan dan minum.

3. Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan

(urban), pengeluaran konsumsi juga makin tinggi. Sebab

21

umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif

dibanding masyarakat pedesaan.

3) Faktor-Faktor Non Ekonomi

Faktor-faktor non ekonomi yang paling berpengaruh terhadap

besarnya konsumsi adalah faktor sosial-budaya. Misalnya saja,

berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai

karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap

lebih hebat (tipe ideal). Contoh paling kongret di Indonesia adalah

berubahnya kebiasaan berbelanja dari pasar tradisional ke pasar

swalayan. Begitu juga kebiasaan makan, dari makan masakan yang

disediakan ibu di rumah menjadi cepat saji (fast food). Demikian

juga, rumah bukan hanya sekedar tempat berlindung dari panas dan

hujan, melainkan ekspresi dari keberadaan diri. Tidak

mengherankan bila ada rumah tangga yang mengeluarkan uang

ratusan juta, bahkan miliaran rupiah, hanya untuk membeli rumah

idaman.14

Menurut Godam, penyebab perubahan tingkat pengeluaran atau

konsumsi dipengaruhi oleh tiga faktor.

1) Penyebab Faktor Ekonomi

a) Pendapatan

Pendapatan yang meningkat tentu saja biasanya otomatis diikuti

dengan peningkatan pengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang

yang tadinya makan nasi aking ketika mendapat pekerjaan yang

menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi aking

menjadi nasi beras rajalele. Orang yang tadinya makan sehari

dua kali bisa jadi 3 kali ketika dapat tunjangan tambahan dari

pabrik.

14

Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar Edisi

Ketiga, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 34-36

22

b) Kekayaan

Orang kaya yang punya banya aset riil biasanya memiliki

pengeluaran konsumsi yang besar. Contonya seperti seseorang

yang memiliki banyak rumah kontrakan dan rumah kost

biasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak

bekerja. Dengan demikian orang tersebut dapat membeli

banyak barang dan jasa karena punya banyak pemasukan dari

hartanya.

c) Tingkat Bunga

Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi

yang tinggi karena orang lebih tertarik menabung di bank

dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang tinggi

dibanding dengan membelanjakan banyak uang.

d) Perkiraan Masa Depan

Orang yang was-was tentang nasibnya di masa yang akan

datang akan menekan konsumsi. Biasanya seperti orang yang

mau pensiun, punya anak yang butuh biaya sekolah, ada yang

sakit butuh banyak biaya perobatan, dan lain sebagainya.

2) Penyebab Faktor Demografi

a) Komposisi Penduduk

Dalam suatu wilayah jika jumlah orang yang usia kerja

produktif banyak maka konsumsinya akan tinggi. Bila yang

tinggal di kota ada banyak maka konsumsi suatu daerah akan

tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di

wilayah itu tinggi-tinggi maka biasanya pengeluaran wilayah

tersebut menjadi tinggi.

b) Jumlah Penduduk

Jika suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya

konsumsinya sedikit. Jika orangnya ada sangat banyak maka

konsumsinya sangat banyak pula.

23

3) Penyebab / Faktor Lain

a) Kebiasaan Adat Sosial Budaya

Suatu kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi tingkat

konsumsi seseorang. Di daerah yang memegang teguh adat

istiadat untuk hidup sederhana biasanya akan memiliki tingkat

konsumsi yang kecil. Sedangkan daerah yang memiliki

kebiasaan gemar pesta adat biasanya memiliki pengeluaran

yang besar.

b) Gaya Hidup Seseorang

Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat

pengeluaran yang tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup

yang mewah dan gemar berhutang baik kepada orang lain

maupun dengan kartu kredit.15

Sedangkan menurut Suparmoko dalam Sri Mulyani, faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumsi yaitu:

1) Diantara orang-orang yang berumur sama dan berpendapat

sama, beberapa orang di antara mereka mengkonsumsi lebih

banyak daripada yang lain. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan

sikap dalam penghematan (thrift). Bila masyarakat mengubah sikap

maka fungsi konsumsi agregat akan berubah. Sebagai contoh bila

masyarakat memutuskan untuk mengurangi konsumsi karena

menurunnya selera maka fungsi konsumsi (jangka pendek) akan

bergeser kebawah.

2) Faktor sosial ekonomi

Faktor sosial ekonomi misalnya: umur, pendidikan, pekerjaan, dan

keadaan keluarga. Biasanya pendapatan akan tinggi pada kelompok

umur muda dan terus meninggi dan mencapai puncaknya pada

15

Dikutip dari http://www.organisasi.org/1970/01/faktor-yang-mempengaruhi-tingkat-konsumsi-pengeluaran-rumah-tangga-pendidikan-ekonomi-dasar.html#.WjHXJNKWbMw

pada tanggal 14 Desember 2017 Pukul 08.57 WIB

24

umur pertengahan, dan akhirnya turun pada kelompok tua.

Demikian juga dengan pendapatan yang ia sisihkan (tabung) pada

kelompok umur muda dan tengah adalah tinggi dan pada kelompok

umur tua adalah rendah. Yang berarti bagian pendapatan yang

dikonsumsi relatif tinggi dan pada kelompok umur tua, tetapi

rendah pada umur pertengahan. Dengan adanya perbedaan proporsi

pendapatan untuk konsumsi diantara kelompok umur, maka

naiknnya umur rata-rata penduduk akan mengubah fungsi

konsumsi agregat.

3) Kekayaan

Kekayaan secara eksplisit maupun implisit, sering dimasukkan

dalam fungsi konsumsi agregat sebagai faktor yang menentukan

konsumsi. Seperti dalam hipotesis pendapatan permanen yang

dikemukakan oleh Friedman, Albert Ando dan Franco Mondigliani

menyatakan bahwa hasil bersih (net worth) dari suatu kekayaan

merupakan faktor penting dalam menentukan konsumsi. Beberapa

ahli ekonomi yang lain memasukan aktiva lancar sebagai

komponen kekayaan sehingga aktiva lancar memainkan peranan

yang penting pula dalam menentukan konsumsi.

4) Keuntungan/Kerugian Kapital

Keuntungan kapital yaitu dengan naiknya hasil bersih dari kapital

akan mendorong tambahnya konsumsi, sebaiknya dengan adanya

kerugian kapital akan mengurangi konsumsi. Beberapa ahli

ekonomi yang mengadakan penelitian mengenai hubungan antara

keuntungan/kerugian kapital dan konsumsi menghasilkan

kesimpulan yang berbeda.

5) Tingkat Bunga

Ahli-ahli ekonomi klasik menganggap bahwa konsumsi merupakan

fungsi dari tingkat bunga. Khususnya mereka percaya bahwa

naiknya tingkat bunga mendorong tabungan dan mengurangi

konsumsi. Namun ahli-ahli ekonomi sesudah klasik ragu-ragu pada

25

dasar teori dan penelitian tersebut. Mereka berpendapat bahwa

dengan naiknya tingkat bunga pendapatan meningkat dan justru

menaikkan konsumsi, jadi berlawanan dengan pendapat klasik.

Bila seorang menabung untuk mendapatkan sejumlah pendapatan

pada waktu yang akan datang, dengan tingkat bunga yang tinggi ia

akan mengurangi tabungan saat ini dan tetap memperoleh

pendapatan yang tinggi pada waktu yang akan datang. Karena

dengan tingkat bunga yang tinggi tabungannya akan menghasilkan

penerimaan yang tinggi dan tumbuh dengan cepat, akibatnya ia

akan mengkonsumsi lebih tinggi pada pendapatan yang sekarang.

Jadi bila masyarakat mengutamakan pendapatan yang akan

diterima dari tabungannya maka naiknya tingkat bunga akan

mengurangi tabungan dan meningkatkan konsumsi.

6) Tingkat Harga

Sejauh ini dianggap bahwa konsumsi riil merupakan fungsi dari

pendapatan riil. Oleh karena itu naiknya pendapatan nominal yang

disertai dengan naiknya tingkat harga dengan proporsi yang sama

tidak akan mengubah konsumsi riilnya walaupun ada kenaikan

pendapatan nominal dan tingkat harga secara proporsional, maka ia

dinamakan bebas dari ilusi uang (money illusion) seperti halnya

pendapat ekonomi klasik. Sebaliknya bila mereka mengubah

konsumsi riilnya maka dikatakan mengalami “ilusi uang” seperti

yang dikemukakan Keynes. Selama beberapa tahun ahli-ahli

ekonomi menganggap bahwa konsumen bebas dari ilusi uang,

sebagian karena ilusi uang menunjukan hal yang irrasional,

sebagian lagi karena dari studi yang terdahulu didapatkan sedikit

bukti dari adanya ilusi uang.16

Dapat disimpulkan bahwa, pengeluaran konsumsi yang dilakukan

seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang dijelaskan diatas.

16

Sri Mulyani, op. cit., h. 23-25

26

Menurut Pratama Rahardja faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi

yaitu faktor ekonomi meliputi pendapatan rumah tangga, kekayaan

rumah tangga, tingkat harga, perkiraan tentang masa depan; faktor

demografi meliputi jumlah penduduk, komposisi penduduk; faktor non

ekonomi meliputi sosial budaya. Sedangkan menurut Godam faktor yang

mempengaruhi konsumsi yaitu faktor ekonomi meliputi pendapatan,

kekayaan, tingkat bunga, perkiraan masa depan; faktor demografi

meliputi komposisi penduduk, jumlah penduduk; faktor lain meliputi

kebiasaan adat sosial budaya, gaya hidup seseorang. Sementara menurut

Suparmoko faktor yang mempengaruhi konsumsi yaitu orang yang

berumur dan berpendapat sama, sosial ekonomi, kekayaan,

keuntungan/kerugian kapital, tingkat bunga, tingkat harga.

Dari beberapa pendapat diatas mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumsi, peneliti akan mengambil beberapa faktor yang

mempengaruhi konsumsi menurut Godam dan Suparmoko. Disini

peneliti hanya mengambil tiga faktor dari beberapa faktor yang

dijelaskan sebelumnya. Faktor tersebut meliputi pendapatan, gaya hidup

seseorang dan tingkat harga.

Berikut penjelasan menurut peneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumsi:

1) Pendapatan

Pendapatan merupakan sesuatu yang diperoleh seseorang dari

bekerja maupun dari kegiatan lain yang dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sumber pendapatan yang

diterima setiap individu berbeda-beda sesuai dengan aktivitas atau

pekerjaan yang dilakukannya. Hasil pendapatan tersebut yang

nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Lipsey dalam Agustina Resi Karoma pendapatan

terbagi dua macam, yaitu pendapatan perorangan dan pendapatan

disposable. Pendapatan perorangan adalah pendapatan yang dihasilkan

27

oleh atau dibayarkan kepada perorangan sebelum dikurangi dengan

pajak penghasilan perorangan. Sebagian dari pendapatan perorangan

dibayarkan untuk pajak, sebagian ditabung oleh rumah tangga, yaitu

pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan.

Pendapatan disposible merupakan jumlah pendapatan saat ini yang

dapat di belanjakan atau ditabung oleh rumah tangga, yaitu

pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan.17

Dari pendapatan yang diterima setiap individu akan digunakan

untuk melakukan kegiatan konsumsi, baik konsumsi makanan maupun

konsumsi non makanan. Namun tidak semuanya pendapatan yang

diterima digunakan untuk konsumsi, dapat juga pendapatan tersebut

digunakan seseorang untuk di tabung atau saving.

Sama halnya dengan rumah tangga mahasiswa juga melakukan

kegiatan konsumsi. Pengeluaran konsumsi mahasiswa merupakan

nilai belanja yang dilakukan mahasiswa untuk membeli berbagai jenis

kebutuhannya. Secara garis besar konsumsi mahasiswa dikelompokan

menjadi dua, yaitu konsumsi makanan dan non makanan, jadi pada

tingkat pendapatan tertentu mahasiswa akan mengalokasikan

pendapatannya untuk memenuhi kedua kebutuhannya tersebut.

Pendapatan yang diterima mahasiswa dalam hal ini adalah uang

saku. Uang saku merupakan uang yang diberikan oleh orang tua

dengan perencanaan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

mahasiswa yang bersangkutan. Pengeluaran konsumsi mahasiswa

berbeda-beda, tergantung kebutuhan dan pendapatan yang

diterimanya. Besarnya jumlah uang saku atau pendapatan yang

diterima mahasiswa tidaklah sama. Secara umum pendapatan

mahasiswa diperoleh dari uang saku yang diberikan oleh orang

tuanya, namun ada juga mahasiswa yang memiliki tambahan

17

Agustina Resi Karoma, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

Mahasiswa Indekos di Kota Makassar, Skripsi pada Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Hasanuddin, (Makassar: 2013), h. 11, tidak dipublikasikan

28

pendapatan lain, misalnya dari beasiswa yang diterimanya atau gaji

sampingan bagi yang sudah bekerja.

Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang

diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi

keberlangsungan pendidikan yang ditempuh.18

Dari segi cakupan

pembiayaan, beasiswa dapat dibagi menjadi dua yaitu beasiswa penuh

dan beasiswa parsial. Beasiswa parsial adalah bantuan dana yang

hanya menutupi biaya studi saja tidak mencakup biaya akomodasi dan

uang saku. Sedangkan beasiswa penuh adalah dan bantuan studi yang

menutupi seluruh kebutuhan seorang pelajar dan mahasiswa selama

menempuh pendidikan mulai dari biaya sekolah, biaya kos, biaya

makan dan minum, dan lain-lain.19

Dari tambahan beasiswa yang

diterimanya tersebut mahasiswa dapat meningkatkan pengeluaran

konsumsinya.

Selain uang saku dari orang tua dan beasiswa yang diterima

pendapatan tambahan mahasiswa juga bisa diperoleh dari gaji

sampingan bagi yang sudah bekerja. Beragam alasan yang

melatarbelakangi mahasiswa untuk kuliah sambil bekerja. Seperti

dalam Elma Mardelina dan Ali Muhson yang menjelaskan bahwa

alasan utama mahasiswa kuliah sambil bekerja adalah terkait dengan

finansial yakni memperoleh penghasilan untuk membayar pendidikan

dan kebutuhan sehari-hari sekaligus meringankan beban keluarga.

Alasan lainnya adalah untuk mengisi waktu luang dikarenakan jadwal

perkuliahan yang tidak padat, ingin hidup mandiri agar tidak

ketergantungan dengan orang lain ataupun orang tua, mencari

18

Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Beasiswa pada tanggal 21 Desember 2017

Pukul 20.11 WIB 19

Dikutip dari http://www.ican-education.com/articles/view/pengertian_dan_jenis_beasiswa pada tanggal 21 Desember 2017

Pukul 20.17 WIB

29

pengalaman di luar perkuliahan, menyalurkan hobi, dan berbagai

macam alasan lainnya.20

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang diterima

mahasiswa bisa dari uang saku orang tua, beasiswa atau gaji bagi yang

sudah bekerja. Sesuai dengan teori Keynes, semakin besar pendapatan

yang diterima, semakin besar pula pengeluaran konsumsinya. Jadi

semakin tinggi uang saku yang diterima mahasiswa, semakin besar

pula konsumsinya.

2) Gaya hidup

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia

yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk

mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup bisa dilihat dari cara

berpakaian, kebiasaan, dan lain-lain.21

Seiring dengan perkembangan

zaman, budaya konsumen pun semakin kompleks dalam melakukan

kegiatan konsumsi. Dengan melakukan konsumsi seseorang akan

membentuk gaya hidupnya. Seseorang yang berpenghasilan rendah

dapat memiliki tingkat pengeluaran yang tinggi jika orang itu

menyukai gaya hidup yang mewah dan gemar berhutang baik kepada

orang lain maupun dengan kartu kredit.22

Menurut Chaney dalam Agustina Resi Karoma, gaya hidup

adalah pola-pola tindakan untuk membedakan antara satu orang

dengan orang lain atau gaya hidup adalah seperangkat praktik dan

sikap yang masuk akal dalam konteks tertentu. Gaya juga diartikan

sebagai cara-cara terpola dalam menginfestasikan aspek-aspek tertentu

kehidupan sehari-hari dengan nilai sosial atau simbolik; tapi ini juga

berarti gaya hidup adalah bermain dengan identitas. Masih dengan

Chaney, gaya hidup juga dipandang sebagai proyek kreatif dan hal

20

Elma Mardelina dan Ali Muhson, Mahasiswa Bekerja dan Dampaknya pada Aktivitas

Belajar dan Prestasi Akademik, Universitas Negeri Yogyakarta, h. 202 21

Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_hidup pada tanggal 21 Desember 2017

Pukul 20.56 WIB 22

Sri Mulyani, op. cit., h.22

30

tersebut merupakan bentuk-bentuk pendeklarasian yang memuat

penilaian-penilaian aktor dalam menggambarkan lingkungannya.23

Gaya hidup berkaitan erat dengan pendapatan yang diterimanya.

Mahasiswa yang memiliki gaya hidup tinggi maka, biasanya akan

diikuti dengan pengeluaran konsumsi yang tinggi pula. Oleh karena

itu, mahasiswa yang memiliki gaya hidup tinggi umumnya mereka

memiliki pendapatan yang tinggi. Sedangkan mahasiswa yang

memiliki gaya hidup sederhana biasanya dikarenakan mereka

memiliki pendapatan yang cenderung lebih rendah dibanding dengan

mahasiswa yang memiliki gaya hidup tinggi.24

Gaya hidup mahasiswa yang berbeda bisa juga dipengaruhi oleh

jenis kelamin, dimana gaya hidup perempuan dan laki-laki berbeda.

Selain itu latar belakang keluarga dimana mahasiswa yang tinggal di

kos dengan mahaiswa yang tinggal di rumah bersama orang tua

memiliki gaya hidup berbeda.

3) Tingkat Harga

Harga suatu barang ataupun jasa sangat berpengaruh terhadap

konsumsi mahasiswa. Biasanya seorang mahasiswa akan lebih teliti

dalam memperhatikan harga suatu produk. Umumnya mereka senang

dengan barang/jasa yang harganya relatif lebih murah. Misalnya

ketika di suatu mall ada diskon/potongan harga, hasrat untuk membeli

barang lebih tinggi dibandingkan ketika tidak ada potongan harga,

sehingga tingkat harga sangat mempengaruhi pola konsumsi

mahasiswa.25

23

Agustina Resi Karoma, op. cit., h. 9 24

Sri Mulyani, op.cit., h. 27 25

Ibid.,

31

2. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Basu Dharmmestha dalam Daryanto tentang analisa

perilaku konsumen menyebutkan bahwa konsumen membeli barang dan

jasa adalah untuk memuaskan berbagai keinginan dan kebutuhan. Barang

dan jasa itu sendiri tidaklah sepenting kebutuhan dan keinginan manusia

yang dipenuhinya, melainkan karena barang-barang tersebut dianggap

dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Jadi, yang dibeli

konsumen bukanlah barangnya sendiri, tetapi kegunaan yang dapat

diberikan barang tersebut, atau dengan kata lain, kemampuan barang

tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.26

Dalam bukunya, Anwar Prabu Mangkunegara menjelaskan tentang

pengertian perilaku konsumen menurut beberapa ahli, yaitu:

1) James F. Engel et al., berpendapat bahwa:

“Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu

yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan

menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses

pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-

tindakan tersebut.”

2) David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta, mengemukakan

bahwa:

“Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan

keputusan dan aktifitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam

proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat

memepergunakan barang-barang dan jasa.”

3) Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf, menjelaskan bahwa:

“Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan

sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam

mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu

akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-

sumber lainnya.”27

26

Daryanto dan Ismanto Setyobudi, Konsumen dan Pelayanan Prima, (Yogyakarta: Gava

Media, 2014), h. 86 27

Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen Edisi Revisi, (Bandung: Refika

Aditama, 2005), h. 3-4

32

Secara umum tahap-tahap perilaku konsumen, meliputi:

a) Tahap untuk merasakan adanya kebutuhan dan keinginan

b) Usaha untuk mendapatkan produk, mencari infomasi tentang

produk, harga, dan saluran distribusi

c) Pengonsumsian, penggunaan, dan pengevaluasian produk setelah

digunakan

d) Tindakan pasca pembelian yang berupa perasaan puas atau tidak

puas28

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen

adalah segala tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh individu

atau kelompok dalam pengambilan keputusan untuk mendapatkan,

menggunakan barang-barang dan jasa yang diinginkannya. Proses

pengambilan keputusan tersebut dapat dipengaruhi oleh lingkungan

dimana individu atau kelompok tinggal dan beraktifitas.

Pada kenyataannya, dalam kehidupan manusia sering

dihadapkan pada berbagai pilihan untuk memenuhi kebutuhannya.

Pemilihan tersebut dilakukan karena kebutuhan manusia tidak

terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhannya terbatas. Jadi dalam

memenuhi kebutuhannya manusia harus dapat memilih alat pemuas

mana yang dapat sesuai dengan kebutuhannya. Ada beberapa faktor

dan alasan yang mendorong manusia melakukan suatu pembelian.

b. Teori Perilaku Konsumen

Konsumen merupakan pihak yang membelanjakan pendapatannya,

dalam menjalankan kegiatan ekonominya tujuan yang ingin dicapai oleh

konsumen adalah kepuasan maksimum. Untuk mengetahui perilaku

konsumen dalam menentukan alokasi sumber daya ekonominya

dijabarkan teori tentang perilaku konsumen sebagai berikut:

28

Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: C.V Andi Offset,

2013), h. 10

33

1) Teori Kardinal (Cardinal Theory)

Teori kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara

nominal, sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau

kilogram, panjang dengan centi-meter atau meter. Sedangkan

satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk

mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara

manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai

kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU).

Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yang

dikonsumsi disebut utilitas marginal (MU). Total uang yang harus

dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan

harga per unit. Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan

biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang per unit.29

2) Teori Ordinal (Ordinal Theory)

Menurut teori ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung, hanya dapat

dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau

kepandaian seseorang.30

Menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko dalam Danang

Sunyoto, teori-teori perilaku konsumen meliputi:

1) Teori Ekonomi Mikro

Menurut teori ini keputusan untuk membeli merupakan hasil

perhitungan ekonomis, rasional yang sadar. Pembeli individu

berusaha menggunakan barang-barang yang memberikan kegunaan

(kepuasan) paling banyak, sesuai dengan selera dan harga yang

relatif.

29

Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi & Makro Ekonomi) Edisi

Ketiga, h. 75 30

Ibid., h. 78

34

2) Teori Psikologis

Teori psikologis ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis

individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan

lingkungan.

3) Teori Sosiologis

Teori ini lebih mengutamakan perilaku kelompok bukannya

individu. Keinginan dan perilaku seseorang dibentuk oleh

kelompok masyarakat dalam mana ia menjadi anggota. Teori

sosiologis, mengarah analisis perilaku pada keinginan-keinginan

kegiatan kelompok seperti: keluarga, teman-teman sekerja,

perkumpulan olahraga dan sebagainya.

4) Teori Antropologis

Teori antropologis menekankan perilaku pembelian dari suatu

kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas seperti

kebudayaan, subbudaya dan kelas sosial.31

Jadi teori-teori konsumen perlu dipelajari untuk mengetahui dan

memahami perilaku konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi,

dimana dalam memenuhi kebutuhannya seseorang dipengaruhi oleh

berbagai faktor.

c. Model Perilaku Konsumen

Menurut Henry Assael dalam Danang Sunyoto, model perilaku

konsumen dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

31

Danang Sunyoto, Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, (Yogyakarta:

Center for Academic Publishing Service), h. 257-261

35

Gambar 2. 1 Model Perilaku Konsumen

Dari gambar diatas menunjukkan adanya interaksi antara pemasar

dengan konsumennya. Komponen pusat dari model ini adalah pembuatan

keputusan konsumen yang terdiri dari atas proses merasakan dan

mengevaluasi informasi merek produk, mempertimbangkan bagaimana

alternatif merek dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan pada

akhirnya memutuskan merek apa yang akan dibeli. Terdapat tiga faktor

yang memengaruhi pilihan konsumen, yaitu:

1) Konsumen individual

Pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu

dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan

persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya

hidup dan karakteristik kepribadian individu akan memengaruhi

pilihan individu itu terhadap berbagai alternatif merek yang tersedia.

2) Lingkungan yang memengaruhi konsumen

Pilihan-pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh

lingkungan yang mengitarinya. Ketika seorang konsumen melakukan

pembelian suatu merek produk, mungkin didasari oleh banyak

pertimbangan. Mungkin seseorang membeli sesuatu merek produk

karena meniru orang lain.

Umpan balik bagi konsumen (evaluasi pasca pembelian)

Pembuatan keputusan konsumen

Umpan balik bagi konsumen

Konsumen individu

Pengaruh lingkungan

Strategi pemasaran

Tanggapan konsumen

36

3) Stimuli pemasaran atau strategi pemasaran

Dalam hal ini pemasar berusaha memengaruhi konsumen dengan

menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya

agar konsumen bersedia memilih merek produk yang ditawarkan.

Strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu

yang berhubungan dengan produk apa yang akan ditawarkan,

penentuan harga jual produknya, strategi promosinya dan bagaimana

melakukan distribusi produk kepada konsumen.32

Dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan ekonomi yaitu konsumsi

terjalin interaksi antara konsumen dan pemasar produk. Dalam

melakukan pembuatan keputusan pembelian suatu merek produk

konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah

lingkungan dimana konsumen tinggal, serta strategi yang dilakukan

pemasar dalam menawarkan produknya untuk meminat konsumen.

d. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

dalam memutuskan pembelian terbagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal

dan faktor internal.

1) Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen,

yaitu:

a) Kebudayaan

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengertian,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat serta

kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai

anggota masyarakat. Perilaku konsumen sangat ditentukan oleh

kebudayaan yang melingkupinya, dan pengaruhnya akan selalu

32

Ibid., h. 256-257

37

berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan atau

perkembangan zaman dan masyarakat itu.

b) Kelas Sosial

Menurut Philip Kotler dalam Drs. Danang Sunyoto, kelas sosial

adalah sebuah kelompok yang relatif homogen yang bertahan

lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun secara hierarkhi

dan yang keanggotaannya mempunyai nilai minat dan perilaku

yang sama.

c) Keluarga

Keluarga digunakan menggambarkan berbagai macam bentuk

rumah tangga, yang terdiri dari keluarga inti (ibu, ayah, anak)

dan keluarga besar (ibu, ayah, anak, kakak, paman, bibi dan

menantu). Dalam keluarga masing-masing anggota dapat

berbuat hal yang berbeda dalam membeli sesuatu. Setiap

anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda.

Oleh karena itu perusahaan dalam mengidentifikasikan perilaku

konsumen harus mengetahui siapa perlu, pengambil inisiatif,

pembeli atau siapa yang memengaruhi keputusan untuk membeli

dengan mengetahui peranan dari masing-masing anggota

keluarga, maka perusahaan dapat menyusun program-program

pemasaran dengan lebih baik dan terarah.

d) Kelompok Referensi dan Kelompok Sosial

1. Kelompok referensi adalah kelompok yang menjadi ukuran

seseorang untuk membentuk kepribadian perilakunya.

Biasanya masing-masing kelompok mempunyai pelopor

opini (opinion leader) yang dapat memengaruhi anggota

dalam membeli sesuatu.

2. Untuk mengetahui alam dan menyesuaikan diri dengan

lingkungan, manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan

kehendaknya. Sehingga timbul kelompok-kelompok sosial

dalam kehidupan manusia. Kelompok-kelompok tersebut

38

merupakan himpunan manusia yang hidup bersama, saling

berhubungan timbal balik, pengaruh memengaruhi dan

kesadaran untuk tolong menolong. Kelompok tersebut selalu

berkembang dan mengalami perubahan dalam aktivitas

maupun bentuknya.33

2) Faktor Internal

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku konsumen,

yaitu:

a) Motivasi

Menurut Basu Swastha DH dan T. Hani Handoko dalam Danang

Sunyoto, motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan

keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk

memperoleh kepuasan. Tanpa motivasi seseorang tidak akan

terpengaruh untuk mencari kepuasan terhadap dirinya.34

b) Persepsi

Menurut Philip Kotler dalam Danang Sunyoto, persepsi

didefinisikaan sebagai proses di mana seseorang memilih,

mengorganisasikan dan mengartikan masukan informasi untuk

menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

c) Belajar

Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara manusia

yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus

tertentu. Perubahan perilaku seseorang terjual melalui keadaan

saling memengaruhi antara dorongan, rangsangan, petunjuk-

petunjuk penting jawaban, faktor penganut dan tanggapan.

Proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen

ingin menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan, atau

33

Ibid., h. 261-265 34

Ibid., h. 65

39

sebaliknya tidak terjadi apabila konsumen merasa dikecewakan

oleh produk yang kurang baik.

d) Kepribadian dan Konsep Diri

1. Kepribadian adalah pola sifat individu yang dapat

menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Kepribadian

mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan ciri-ciri sifat dan

watak yang khusus yang menentukan perbedaan perilaku dari

tiap-tiap individu, dan yang berkembang apabila orang tadi

berhubungan dengan orang lain.

2. Konsep diri memengaruhi perilaku konsumen di dalam

pembelian. Konsep diri merupakan implikasi yang sangat

luas dalam proses pembelian konsumen, maka dapat

digunakan dalam menentukan segmentasi pasar, periklanan,

pembungkusan, personal selling, pengembangan produk dan

distribusi.

e) Kepercayaan dan Sikap

1. Menurut Philip Kotler dalam Danang Sunyoto, kepercayaan

adalah suatu pikiran deskriptif yang dianut seseorang

mengenai sesuatu. Kepercayaan ini merupakan citra produk

dan merek.

2. Menurut Philip Kotler dalam Danang Sunyoto, sikap

menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak

baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan

berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap

beberapa objek atau gagasan.35

Dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pemutusan pembelian

perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

faktor eksternal, yang terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, keluarga serta

kelompok referensi dan kelompok sosial. Selain itu dipengaruhi juga oleh

35

Ibid., h. 270-271

40

faktor internal, yang terdiri dari motivasi, persepsi, belajar, kepribadian

dan konsep diri, serta kepercayaan dan sikap.

3. Klasifikasi Konsumen

Konsumen diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:

a. Konsumen Individu

Konsumen individu adalah orang-orang atau individu-individu yang

membeli produk (barang, jasa, atau ide) untuk dikonsumsi sendiri,

bersama anggota keluarga, atau bersama teman-teman.Sebagai contoh,

Budi membeli makanan untuk dirinya sendiri; Ani membelikan buku

untuk adiknya; Boy membelikan bunga untuk temannya.

b. Konsumen Organisasi

Konsumen organisasi diartikan sebagai lembaga atau instansi yang

membeli produk (barang, jasa, atau ide) untuk diperjualbelikan atau

untuk kepentingan instansi/lembaga tersebut. Sebagai contoh, koperasi

A membeli pakaian seragam SD, SMP, dan SMA untuk dijual kepada

masyarakat; POLRI membeli pakaian seragam untuk anggotanya;

Yayasan X membeli ATK untuk keperluan yayasan tersebut.36

Jumlah masyarakat Indonesia yang banyak, dan juga terdiri dari

berbagai ras dan suku, membuat beragamnya karakteristik masyarakat.

Beragamnya karakteristik tersebut mempengaruhi banyaknya jenis atau

tipe konsumen dalam membeli barang atau jasa guna memenuhi

kebutuhan hidupnya. Pedagang harus bisa memahami setiap karakteristik

konsumennya, agar produk atau barang yang dijualnya dapat diminati

oleh konsumennya.

4. Pola Konsumsi

Pola konsumsi berasal dari kata pola dan konsumsi. Pola adalah

bentuk (struktur) yang tetap (sumber), sedangkan konsumsi adalah

36

Sangadji dan Sopiah, op. cit., h. 30

41

pengeluaran yang dilakukan oleh individu/kelompok dalam rangka

pemakaian barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan. Jadi,

pola konsumsi adalah bentuk (struktur) pengeluaran individu/kelompok

dalam rangka pemakaian barang dan jasa hasil produksi sebagai pemenuhan

kebutuhan.37

Menurut Samuelson dan Nordhaus dalam Sri Mulyani, menjelaskan

keteraturan pola konsumsi secara umum yang dilakukan oleh rumah tangga

atau keluarga-keluarga miskin adalah membelanjakan pendapatan mereka

terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup berupa makanan dan perumahan.

Setelah pendapatan meningkat, pengeluaran untuk makanan akan mengalami

peningkatan juga. Akan tetapi, ada batasan terhadap uang ekstra yang

digunakan untuk pengeluaran makanan ketika pendapatan naik. Oleh karena

itu, ketika pendapatan semakin tinggi, proporsi total pengeluaran yang

dialokasikan untuk makanan akan mengalami penurunan. Kemudian

pengeluaran-pengeluaran untuk barang yang sifatnya non makanan akan

mengalami peningkatan seperti untuk pakaian, rekreasi dan kendaraan serta

barang mewah.38

Pola konsumsi yang dilakukan seseorang dapat dijadikan salah satu

indikator dalam kesejahteraan rumah tangga. Pola konsumsi yang cenderung

pada pengeluaran makanan merupakan gambaran masyarakat dengan

kesejahteraan yang rendah, hal ini disebabkan karena rumah tangga yang

memiliki pendapatan rendah hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya saja, seperti makanan. Sedangkan pola konsumsi yang cenderung

pada pengeluaran non makanan merupakan gambaran masyarakat dengan

kesejahteraan yang lebih baik, hal ini disebabkan karena rumah tangga yang

memiliki pendapatan lebih tinggi dapat memenuhi kebutuhan makanan dan

non makanan.

Pengeluaran rumah tangga dibedakan menurut kelompok makanan

dan bukan makanan. Perubahan pendapatan seseorang akan berpengaruh pada

37 Sri Mulyani, op. cit., h. 121-122 38

Ibid.,

42

pergeseran pola pengeluaran. Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi

pengeluaran bukan makanan. Dengan demikian, pola pengeluaran dapat

dipakai sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan

penduduk, dimana perubahan komposisinya digunakan sebagai petunjuk

perubahan tingkat kesejahteraan.39

Seperti teori Keynes yang menyatakan

bahwa, jika pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi juga akan

meningkat.40

Berdasarkan hasil Susenas September 2014, persentase

pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran sebesar 46,45 persen.

Menurut daerah tempat tinggal, pengeluaran penduduk perkotaan dan

perdesaan mempunyai pola yang terbalik. Sebagian besar pengeluaran

penduduk di perdesaan 54,15 persen untuk makanan, sedangkan di perkotaan

58,11 persen untuk bukan makanan.41

Berikut penjelasan BPS mengenai

makanan, minuman, tembakau serta non makanan dalam Sri Mulyani.

a. Konsumsi Makanan, Minuman dan Tembakau

1) Padi-padian, macam: beras jagung basah dengan kulit, beras

jagung, sorgum, bulgur, dan nasi aking (sisa nasi yang dikeringkan

dan dimasak kembali).

2) Umbi-umbian, macam: sagu dari pohoin sagu, gaplek antara lain

gadung, oyek (beras yang dibuat dari singkong), uwi, gembili,

grogik, dan sagu dari ketela pohon.

3) Ikan, udang, cumi, kerang, penyu, ubur-ubur,dan teripang, ikan

dalam kaleng, ikan diawetkan, ubur-ubur diawetkan abon udang

dan bekicot diawetkan.

4) Daging, terdiri dari daging kambing, unggas, daging kalneg, abon

daging, abon dalam kaleng, daging yang diawetkan, daging kuda,

daging kelinci, ular, dan anjing, laron, belalang, tawon, dan marus

(darah ayam atau sapi).

39

Dikutip dari https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=197 pada tanggal 7

Desember 2017, Pukul 10.11 WIB 40

Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi & Makro Ekonomi) Edisi Ketiga,

h. 258 41

Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, Berdasarkan Hasil Susenas

September 2014, Badan Pusat Statistik, h. 28

43

5) Telur dan susu, meliputi telur penyu, telur angsa, telur asin, baik

mentah maupun yang siap dimakan matang, susu murni, susu cair

pabrik, susu kental manis, susu bubuk, dan susu bubuk bayi serta

hasil lain dari pengolahan susu seperti yoghurt dan dadih.

6) Sayur-sayuran, seperti bayam, kangkung, kubis, sawi hijau, buncis,

terong dan sayuran lainnya.

7) Kacang-kacangan, seperti seperti kacang kedelai, kacang merah,

kacang polong, kacang tunggak, kacang bogor, kacang koro,

kacang jogo, dan kacang ercis/kapri, tempe, tahu, tepung, dan

makanan lainnya dari kacang-kacangan.

8) Buah-buahan, seperti mangga, apel, alpukat, jeruk, semangka,

duku, durian, dan salak.

9) Minyak dan lemak, meliputi minyak jagung, minyak kelapa,

minyak sawit, minyak lemak dan santan instant, serta minyak yang

sudah dimurnikan.

10) Bahan minuman, seperti gula merah (gula air) instan, kopi bubuk

biji, coklat bubuk, sirup tea, dan lain-lain.

11) Bumbu-bumbuan, seperti garam, kemiri, ketumbar, merica, asam,

biji pala, cengkeh, penyedap masakan/vetsin, kecap dan lain-lain.

12) Konsumsi lainnya, meliputi mie instan, bihun, bubur bayi kemasan,

soun, misoa, kwee tiau basah, vanili dan macam-macam bumbu

kue, selai, meses dan lain-lain.

13) Makanan dan minuman jadi, misalnya roti tawar, kue basah, dan

makanan gorengan.

14) Tembakau dan sirih, meliputi rokok kretek filter, rokok kretek

tanpa filter, rokok putih, sirih/pinang termasuk gambir, rokok

klobot, rokok menyan, papir, daun kawung, cerutu, klembak,

menyan, dan saos rokok/tembakau, termasuk filter plastik.

44

b. Konsumsi Bukan Makanan / Non Makanan

1) Perumahan dan fasilitas rumah tangga, meliputi sewa rumah,

pembayaran air, pemeliharaan dan perbaikan generator, kayu bakar,

dan bahan makanan lainnya.

2) Aneka barang dan jasa, seperti sabun cuci, bahan pemeliharaan

pakaian, biaya pelayanan obat, biaya obat, biaya pelayanan

pencegahan, biaya pemeliharaan kesehatan, seperti vitamin, jamu,

urut, sumbangan pembangunan sekolah, SPP dan atau BP3, iuran

sekolah lainnya, buku pelajaran, foto copy buku pelajaran, baik

untuk sekolah maupun kursus, transportasi/pengangkutan umum,

hotel, penginapan, bioskop, sandiwara, olahraga, dan rekreasi

lainnya, upah/gaji pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun,

dan sopir, jasa lembaga keuangan (jasa ATM, jasa kartu kredit,

biaya transfer dan lain sebagainya).

3) Pakaian, alas kaki dan tutup kepala, meliputi semua jenis pakaian

laki-laki dan perempuan dewasa, semua jenis pakaian anak-anak,

serta pengeluaran lainnya untuk alas kaki, tutup kepala serta

handuk, mukena, sajadah, jubah, ikat pinggang, semir sepatu, sikat

sepatu dan gantungan pakaian.

4) Bahan tahan lama, terdiri dari perbaikan prabot, perlengkapan, dan

perkakas rumah tangga, HP dan aksesorisnya termasuk

perbaikannya, mainan anak dan perbaikannya, pengeluaran untuk

alat hiburan, binatang dan tanaman peliharaan, barang tahan lama

lainnya seperti pemasangan instalasi listrik, pemasangan instalasi

telepon termasuk pesawat telepon, pemasangan instalasi ledeng,

ayunan, kereta bayi, dan biaya perbaikannya.

5) Pajak, pungutan dan asuransi, seperti PBB, pajak kendaraan

bermotor, pungutan/retribusi, iuran RT/kampung, sampah,

keamanan, perbaikan jalan, kebersihan, parkir, dan sebagainya.

Pengeluaran berbagai jenis asuransi misalnya asuransi kesehatan,

45

asuransi jiwa, serta asuransi kerugian. Pengeluaran lainnya seperti

tilang, denda dan lainnya.

6) Keperluan pesta dan upacara, serta pesta perkawinan, khitanan, dan

ulang tahun, perayaan hari agama, dan ongkos naik haji.42

Jadi dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi merupakan bentuk

pengeluaran yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk

membelanjakan berbagai jenis kebutuhannya, baik kebutuhan makanan

maupun non makanan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

5. Mahasiswa

Secara harfiah, mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan

tinggi, baik di universitas, institut, maupun akademi.43

Menurut KBBI

mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.44

Mahasiswa

adalah kaum terpelajar, kaum intelektual. kaum yang bisa dibilang memiliki

intelegensi diatas rata-rata, sehingga dapat memberikan kontribusi positif

demi perubahan dan kemajuan di tengah masyarakat.45

Dalam buku pedoman

akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mahasiswa adalah peserta didik

yang terdaftar sebagai mahasiswa di PTAI.46

Menurut Tonny Trimasanto dalam Fitriah Yatmi mahasiswa

digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu mahasiswa yang apatis dan

mahasiswa aktif terhadap organisasi kampus. Mahasiswa yang apatis

terhadap organisasi kampus merupakan mahasiswa yang aktif terhadap

perkuliahan saja, segala sesuatu diukur dari pencarian kredit semester dan

42

Sri Mulyani, op. cit., h. 37-40 43

http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-mahasiswa-definisi-menurut.html. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017. Pukul 22. 27 WIB

44 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mahasiswa. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017.

Pukul 22. 34 WIB 45

http://www.suarapembangunan.net/index.php?option=com_content&task=view&id=1229&Itemid=3. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017. Pukul 23. 11 WIB

46 Pedoman Akademik Program Strata 1 2015/2016 Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

46

indeks prestasi kumulatif yang tinggi dan dapat meraih gelar sarjana

secepatnya. Sedangkan mahasiswa organisasi adalah mahasiswa yang aktif

dalam berbagai organisasi kemahasiswaan di kampus, yang sering disebut

dengan “aktivis kampus”.47

Menurut Kartono mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang

mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain:

a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan

tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia.

b. Karena kesempatan yang ada, mahasiswa diharapkan nantinya dapat

bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai

pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.

c. Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses

modernisasi.

d. Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang

berkualitas dan profesional.48

Jadi dapat disimpulkan bahwa mahasiswa merupakan seseorang yang

terdaftar di perguruan tinggi, institusi maupun akademik sesuai dengan

peraturan yang berlaku dengan tujuan untuk belajar.

6. Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa

Menurut Nopirin dalam Agustina Resi Karoma, konsumsi dalam

istilah sehari-hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan

minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang

dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang

dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap

dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi

47

Fitriah Yatmi, Pola Makan Mahasiwa dengan Gastritis yang Terlibat dalam Kegiatan

Organisasi Kemahasiswaan di Universitas Islam Negeri Jakarta, Skripsi, (Jakarta: 2017), h. 21,

tidak dipublikasikan 48

http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-mahasiswa-definisi-menurut.html. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017. Pukul 23.00 WIB

47

sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu

kali.49

Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga berbeda

beda tergantung kebutuhannya dan pendapatan yang diterimanya. Pendapatan

yang diterimanya tersebut akan digunakan untuk membeli kebutuhan

makanan maupun non makanan yang digunakan untuk memeuhi

kebutuhannya sehari-hari. Sama halnya dengan rumah tangga, mahasiswa

juga melakukan konsumsi. Pengeluaran konsumsi mahasiswa merupakan

nilai belanja yang dilakukan mahasiswa untuk membeli berbagai jenis

kebutuhannya. Seperti dalam penelitian Andi Agung Perkasa, secara garis

besar kebutuhan mahasiswa dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar,

yaitu kebutuhan makanan dan non makanan. Dengan demikian pada tingkat

pendapatan tertentu, mahasiswa akan mengalokasikan pendapatannya untuk

memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Konsumsi makanan adalah pengeluaran

yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan, yaitu

makanan pokok, protein hewani, sayur-sayuran, buah-buahan, jajanan, dan

kelompok kebutuhan lain-lain (teh,kopi, gula, minyak goreng, bumbu-bumbu

dapur dan lain-lain) yang diukur dalam kalori. Sedangkan konsumsi non

makanan adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan di luar bahan

makanan yaitu berupa transportasi, komunikasi (pulsa dan biaya akses

internet), entertainment (seperti pembelian baju, aksesoris, dan lain

sebagainya), dan perlengkapan perkuliahan (seperti pembelian buku, fotocopy

untuk tugas dan materi kuliah, biaya untuk menjilid tugas dan print tugas,

perlengkapan alat tulis seperti pulpen, kertas, stabilo dan lain sebagainya).50

Sama seperti halnya yang dijelaskan oleh Flinsia Debora Wurangian,

Daisy Engka dan Jacline Sumual yang menyatakan bahwa konsumsi non

makanan mahasiswa dapat dikelompokan dalam empat hal yaitu transportasi;

komunikasi meliputi biaya pulsa, internet dan lainnya; entertainment meliputi

49

Agustina Resi Karoma, op. cit., h. 30 50

Andi Agung Perkasa, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa

UNHAS, Skripsi, (Makassar: 2012), h. 21, tidak dipublikasikan

48

pembelanjaan untuk membeli pakaian, handphone, laptop, aksesoris dan

lainnya.51

Seiring perkembangan zaman mengakibatkan kebutuhan masyarakat

semakin kompleks, tidak terkecuali mahasiswa. Perkembangan zaman

berdampak pada pola konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat, dimana

terjadi pergeseran dari konsumsi makanan ke konsumsi non makanan. Dalam

skripsi Sri Mulyani menjelaskan teori Engel yang menyatakan bahwa

pergeseran permintaan konsumsi non makanan lebih besar daripada konsumsi

makanan, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1) Tingkat pendapatan perkapita masyarakat

2) Cita rasa atau selera konsumen terhadap barang

3) Harga barang lain, terutama barang pelengkap dan barang

pengganti

4) Harapan atau perkiraan konsumen terhadap harga barang yang

bersangkutan52

Dari permasalahan yang sudah dijelaskan diatas, maka peneliti ingin

meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi non makanan khususnya

di kalangan mahasiswa. Dari penjelasan diatas mengenai konsumsi

mahasiswa yang meliputi konsumsi makanan dan non makanan, dapat

disimpulkan bahwa konsumsi non makanan mahasiswa mencakup

komunikasi, transportasi, entertainment, dan biaya perkuliahan.

1) Komunikasi

Komunikasi merupakan kebutuhan mahasiswa seperti membeli pulsa

dan kuota internet. Di zaman yang serba canggih sekarang,

komunikasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan, dimana kita tahu

hampir semua informasi dapat kita akses melalui internet. Tanpa

51

Flinsia Debora Wurangian, Daisy Engka dan Jacline Sumual, Analisis Pola Konsumsi

Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas SAM Ratulangi yang Kost di Kota

Manado,Skripsi, (Manado: t.t.), h. 75 52

Sri Mulyani, op. cit., h. 11

49

adanya internet kita akan ketinggalan informasi dan komunikasi akan

berjalan kurang efektif.

2) Transportasi

Transportasi merupakan kebutuhan mahasiswa seperti biaya membeli

bensin untuk kendaraan pribadi atau biaya naik angkot.

3) Entertainment

Kebutuhan entertainment meliputi pembelanjaan untuk membeli

pakaian, handphone, laptop, aksesoris dan lainnya yang menunjang

kegiatan mahasiswa.

4) Biaya perkuliahan

Biaya penunjang kuliah meliputi pembelian buku, print atau fotocopy

tugas kuliah ataupun biaya untuk menjilid tugas, membeli alat tulis

yang diperlukan, atau biaya praktikum tambahan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Referensi yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya berdasarkan

pada teori-teori dari buku, melainkan penulis juga melihat pada penelitian yang

sebelumnya telah dilakukan. Penelitian sebelumya yang telah dilakukan yang

dikaitkan dengan penelitian ini yaitu:

Andi Agung Perkasa, tahun 2012 dengan judul penelitian “Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa UNHAS”. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Populasinya adalah mahasiswa Universitas Hasanuddin. Dengan menggunakan

teknik pengambilan sample Proportional Random Sampling. Penelitian ini

menggunakan metode analisis yaitu uji analisis regresi, dengan menggunakan

model regresi berganda. Dalam uji statistik menggunakan analisis koefisien

determinasi (R2), uji statistik F, uji statistik t. Dalam penelitian ini terdapat dua

variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Pola konsumsi mahasiswa UNHAS

ditandai sebagai variabel terikat (Y), dimana konsumsi makanan sebagai

variabel Y1 dan konsumsi non makanan sebagai variabel Y2, dengan konsumsi

transportasi (Y2.1), konsumsi komunikasi (Y2.2), konsumsi entertainment (Y2.3),

50

dan konsumsi biaya perkuliahan (Y2.4). Variabel bebas (X) terdiri dari uang saku

sebagai variabel X1, IPK sebagai variabel X2, lama kuliah sebagai variabel X3.

Beasiswa sebagai variabel D1, tempat tinggal sebagai variabel D2, dan jenis

kelamin sebagai variable D3. Hasil dari penelitiannya yaitu konsumsi non

makanan mahasiswa UNHAS lebih besar daripada konsumsi makanan, dimana

alokasi uang saku mahasiswa terhadap konsumsi non makanan adalah sebesar

46,24 % sementara konsumsi makanan adalah sebesar 34,15 %.53

Berikut adalah

persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang

akan dilakukan yaitu, persamaan: sama-sama menggunakan metode penelitian

kuantitatif, dan teknik pengambilan sample Proportional Random Sampling.

Perbedaan: variabel terikat (Y), yaitu pola konsumsi non makanan mahasiswa.

Sedangkan penelitian ini variabel terikat (Y), yaitu konsumsi makanan (Y1) dan

konsumsi non makanan (Y2).

Syifa Puji Suci, tahun 2011 dengan judul penelitian “Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Pola Makan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2011”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif,

dengan desain potong lintang (cross sectional), dimana data variabel independen

diantaranya uang saku, pengetahuan gizi, sikap gizi, jenis kelamin, aktivitas dan

tempat tinggal, serta variabel dependen yaitu pola makan yang diambil secara

bersamaan. Populasinya adalah seluruh mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedoktern dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008-2010. Metode pengambilan sampel

dilakukan secara simple random sampling. Jenis data yang digunakan adalah

data primer dan data sekunder. Adapun analisis data yang dilakukan adalah

analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi-

square. Hasil dari penelitiannya yaitu, tidak ada hubungan antara uang saku

dengan pola makan. Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan pola

makan. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan pola makan. Ada

hubungan antara sikap gizi dengan pola makan. Tidak ada hubungan antara

53

Ibid., h. 99

51

aktivitas dengan pola makan. Tidak ada hubungan antara tempat tinggal dengan

pola makan. Simpulannya yaitu mahasiswa PSKM FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2011 yang menerapkan pola makan yang tidak sesuai

dengan PUGS (pedoman umum gizi seimbang) lebih banyak dengan persentase

sebesar 57,6% dibandingkan dengan mahasiswa yang pola makannya sesuai

dengan PUGS.54

Berikut adalah persamaan dan perbedaan antara penelitian

terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, persamaan: sama-sama

menggunakan metode penelitian kuantitatif, dan teknik pengambilan sample

Proportional Random Sampling. Perbedaan: variabel terikat (Y), yaitu pola

konsumsi non makanan mahasiswa. Sedangkan penelitian ini variabel terikat

(Y), yaitu pola makan.

Retno Oktakarina, tahun 2015 dengan judul penelitian “Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Memilih Angkutan Jasa

(Studi Kasus Bus Transjakarta Koridor II)”. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen

Transjakarta yang ada di Koridor II. Metode dalam pengambilan sampel adalah

probability sampling, dengan teknik pengambilan sampel berupa simple random

sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik

analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas, serta analisis

faktor. Hasil penelitiannya yaitu, konsumen dalam memilih angkutan jasa

Transjakarta Koridor 2 dipengaruhi oleh faktor pengetahuan konsumen, faktor

sikap konsumen, faktor keterlibatan konsumen, faktor kelas sosial, faktor

dorongan keluarga, faktor proses informasi, dan faktor motivasi konsumen.

Faktor yang paling dominan dalam memengaruhi konsumen adalah faktor

pengetahuan dan sikap konsumen.55

Berikut adalah persamaan dan perbedaan

antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu,

54

Syifa Puji Suci, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan Mahasiswa

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2011, Skripsi pada PSKM FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

(Jakarta: 2011), h. 81, tidak dipublikasikan 55

Retno Oktakarina, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

dalam Memilih Angkutan Jasa (Studi Kasus Bus Transjakarta Koridor II), Skripsi pada Jurusan

P.IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: 2015), h. 87, tidak dipublikasikan

52

persamaan: sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif, dan teknik

pengambilan sample Proportional Random Sampling. Perbedaan: variabel

terikat (Y), yaitu pola konsumsi non makanan mahasiswa. Sedangkan penelitian

ini variabel terikat (Y), yaitu perilaku konsumen dalam memilih angkutan jasa.

Agustina Resi Karoma, tahun 2013 dengan judul penelitian “Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsusmsi Mahasiswa Indekos di Kota

Makassar.” Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Dengan

populasi penelitian adalah mahasiswa yang berada di kota Makassar, khususnya

pada mahasiswa yang tinggal di rumah kos yang berasal dari sejumlah

Perguruan Tinggi di Kota Makassar. Model analisis yang digunakan adalah

model regresi berganda. Dimana variabel terikat (Y) adalah konsumsi

mahasiswa indekos, dan varibel bebas (X) yaitu uang saku (X1), IPK (X2),

beasiswa (D1), jurusan (D2), dan jenis kelamin (D3). Dengan menggunakan uji F

dan uji T. Hasil penelitiannya yaitu uang saku berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap konsumsi, IPK memiliki pengaruh yang tidak signifikan

terhadap konsumsi, variabel beasiswa terdapat perbedaan yang signifikan antara

mahasiswa penerima beasiswa dengan mahasiswa bukan penerima beasiswa

terhadap konsumsi, variabel jurusan terdapat perbedaan yang signifikan antara

mahasiswa jurusan eksakta dengan mahasiswa jurusan noneksakta terhadap

konsumsi, variabel jenis kelamin tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap konsumsi.56

Berikut

adalah persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian

yang akan dilakukan yaitu, persamaan: sama-sama menggunakan model analisis

regresi berganda. Perbedaan: variabel terikat (Y), yaitu pola konsumsi non

makanan mahasiswa. Sedangkan penelitian ini variabel terikat (Y), yaitu

konsumsi mahasiswa indekos.

Flinsia Debora Wurangian, Daisy Engka dan Jacline Sumual, dengan

judul penelitian “Analisis Pola Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi &

Bisnis Universitas Sam Ratulangi yang Kost di Kota Manado”. Data yang

digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode penelitiannya yaitu model

56

Agustina Resi Karoma, op. cit., h. 54

53

regresi berganda. Dimana variabel terikat (Y) yaitu uang saku. Dan variabel

bebas (X) yaitu konsumsi kuliah (X1), konsumsi makanan dan biaya kost (X2),

konsumsi entertainment/hiburan (X3). Hasil penelitiannya yaitu uang saku

berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi kuliah. Uang saku

berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi makanan dan biaya

kuliah. Uang saku berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi

entertainment/hiburan.57

Berikut adalah persamaan dan perbedaan antara

penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, persamaan:

sama-sama menggunakan model analisis regresi berganda. Perbedaan: variabel

terikat (Y), yaitu pola konsumsi non makanan mahasiswa. Sedangkan penelitian

ini variabel terikat (Y), yaitu uang saku.

Ridony Taufik Tama, tahun 2014 dengan judul penelitian “Pengeluaran

Konsumsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta.” Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.

Dengan jenis penelitian deskriptif komparatif. Populasi penelitian adalah

mahasiswa pendidikan ekonomi universitas Yogyakarta angkatan 2010-2012.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportionate stratified

random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data

deskriptif dan inferensial, dengan uji normalitas data dan uji homogenitas varian.

Hasil penelitiannya yaitu tidak terdapat perbedaan pengeluaran konsumsi antara

mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan. Terdapat perbedaan

pengeluaran konsumsi antara mahasiswa yang tinggal di kos dengan mahasiswa

yang tinggal bersama orang tua. Tidak terdapat perbedaan pengeluaran konsumsi

antara mahasiswa yang berada di kelas bersubsidi dengan mahasiswa yang

berada di kelas swadana. Tidak terdapat perbedaan pengeluaran konsumsi antara

mahasiswa yang menerima beasiswa dengan mahasiswa yang tidak menerima

57

Flinsia Debora Wurangian, Daisy Engka dan Jacline Sumual, Analisis Pola Konsumsi

Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sam Ratulangi yang Kost di Kota Manado,

Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sam

Ratulangi, (Manado: t.t), h. 85, tidak dipublikasikan

54

beasiswa.58

Berikut adalah persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu

dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, persamaan: sama-sama

menggunakan metode penelitian kuantitatif, dan teknik pengambilan sample

Proportional Random Sampling. Perbedaan: menggunakan pendekatan

deskriptif, sedangkan penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

komparatif.

Sri Mulyani, tahun 2015 dengan judul penelitian “Pola Konsumsi Non

Makanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta.” Penelitian ini menggunakan desain penelitian

deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi pendidikan

ekonomi fakultas ekonomi universitas negeri Yogyakarta tahun angkatan 2011,

2012, 2013 dan 2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu

proportionate stratified random sampling. Hasil penelitiannya yaitu pengeluaran

konsumsi non makanan mahasiswa terbesar adalah untuk fashion. Konsumsi non

makanan berdasarkan jenis kelamin, mahasiswa laki-laki dan perempuan

memiliki pola yang sama yaitu besar untuk pengeluaran fashion dan pengeluaran

terkecil untuk biaya penunjang kuliah. Mahasiswa perempuan memiliki alokasi

pengeluaran fashion lebih besar dibandingkan mahasiswa laki-laki, untuk

hiburan mahasiswa laki-laki memiliki pengeluaran lebih besar dibandingkan

mahasiswa perempuan, untuk transportasi mahasiswa laki-laki memiliki

pengeluaran yang lebih besar dibandingkan mahasiswa perempuan, komunikasi

mahasiswa laki-laki lebih besar dibandingkan mahasiswa perempuan, dan untuk

biaya penunjang kuliah mahasiswa perempuan lebih besar dibandingkan

mahasiswa laki-laki. Sedangkan konsumsi non makanan mahasiswa berdasarkan

angkatan tahun kuliah yaitu, pengeluaran konsumsi mahasiswa berdasarkan

angkatan tahun kuliah memiliki pola yang hampir sama. Mahasiswa pada setiap

angkatan memiliki pengeluaran paling besar untuk fashion dan paling rendah

untuk biaya penunjang kuliah. Pengeluaran konsumsi non makanan untuk

58

Ridony Taufik Tama, Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Skripsi pada Jurusan Pendidikan

Ekonomi Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Yogyakarta, (Yogyakarta: 2014), h 72-73, tidak

dipublikasikan

55

transportasi yang memiliki prosentase pengeluaran paling besar adalah

mahasiswa angkatan 2013, kemudian urutan selanjutnya mahasiswa angkatan

2011, 2013 dan 2014. Pengeluaran konsumsi non makanan untuk komunikasi

yang memiliki prosentase pengeluaran paling besar adalah mahasiswa angkatan

2013, 2014, 2011 dan 2012. Pengeluaran konsumsi non makanan untuk biaya

penunjang kuliah yang memiliki prosentase pengeluaran paling besar adalah

mahasiswa angkatan 2013, 2012, 2014 dan 2011. Pengeluaran konsumsi non

makanan untuk hiburan yang memiliki prosentase pengeluaran paling besar

adalah mahasiswa angkatan 2011, 2012, 2013 dan 2014. Pengeluaran konsumsi

non makanan untuk fashion yang memiliki prosentase pengeluaran paling besar

adalah mahasiswa angkatan 2011, 2012, 2014 dan 2015.59

Berikut adalah

persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang

akan dilakukan yaitu, persamaan: sama-sama menggunakan teknik pengambilan

sample Proportional Random Sampling. Perbedaan: variabel bebas (X), yaitu

pendapatan (X1), perkiraan masa depan (X2), dan gaya hidup (X3). Sedangkan

penelitian ini variabel bebas (X), yaitu jenis kelamin (X1) dan angkatan tahun

kuliah (X2).

Berikut ini adalah rangkuman dari penelitian sebelumnya yang berkaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Rangkuman Penelitian Sebelumnya

No. Nama Peneliti/Tahun Judul Penelitian Persamaan dan Perbedaan

1. Andi Agung Perkasa

(2012)

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pola

Konsumsi Mahasiswa

UNHAS

Persamaan: sama-sama

menggunakan metode penelitian

kuantitatif, dan teknik pengambilan

sample Proportional Random

Sampling.

Perbedaan: variabel terikat (Y),

yaitu pola konsumsi non makanan

mahasiswa. Sedangkan penelitian

ini variabel terikat (Y), yaitu

59

Sri Mulyani, op. cit., h. 121-122

56

konsumsi makanan (Y1) dan

konsumsi non makanan (Y2).

2. Syifa Puji Suci

(2011)

Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Pola

Makan Mahasiswa

Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2011

Persamaan: sama-sama

menggunakan metode peneitian

kuantitatif, dan teknik pengambilan

sample Proportional Random

Sampling.

Perbedaan: variabel terikat (Y),

yaitu pola konsumsi non makanan

mahasiswa. Sedangkan penelitian

ini variabel terikat (Y), yaitu pola

makan.

3. Retno Oktakarina

(2015)

Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Perilaku Konsumen

dalam Memilih Angkutan

Jasa (Studi Kasus Bus

Transjakarta Koridor II)

Persamaan: sama-sama

menggunakan metode penelitian

kuantitatif, dan teknik pengambilan

sample Proportional Random

Sampling.

Perbedaan: variabel terikat (Y),

yaitu pola konsumsi non makanan

mahasiswa. Sedangkan penelitian

ini variabel terikat (Y), yaitu

perilaku konsumen dalam memilih

angkutan jasa.

4. Agustina Resi Karoma

(2013)

Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Pola

Konsumsi Mahasiswa

Indekos di Kota Makassar

Persamaan: sama-sama

menggunakan model analisis

regresi berganda.

Perbedaan: variabel terikat (Y),

yaitu pola konsumsi non makanan

mahasiswa. Sedangkan penelitian

ini variabel terikat (Y), yaitu

konsumsi mahasiswa indekos.

5. Flinsia Debora

Wurangian, Daisy

Engka dan Jacline

Sumual

Analisis Pola Konsumsi

Mahasiswa Fakultas

Ekonomi & Bisnis

Universitas Sam

Ratulangi yang Kost di

Kota Manado

Persamaan: sama-sama

menggunakan model analisis

regresi berganda.

Perbedaan: variabel terikat (Y),

yaitu pola konsumsi non makanan

mahasiswa. Sedangkan penelitian

ini variabel terikat (Y), yaitu uang

saku.

6. Ridony Taufik Tama

(2014)

Pengeluaran Konsumsi

Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Ekonomi

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri

Yogyakarta

Persamaan: sama-sama

menggunakan metode penelitian

kuantitatif, dan teknik pengambilan

sample Proportional Random

Sampling.

Perbedaan: menggunakan

pendekatan deskriptif. Sedangkan

57

penelitian ini menggunakan jenis

penelitian deskriptif komparatif.

7. Sri Mulyani

(2015)

Pola Konsumsi Non

Makanan Mahasiswa

Program Studi Pendidikan

Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas

Negeri Yogyakarta

Persamaan: sama-sama

menggunakan teknik pengambilan

sample Proportional Random

Sampling.

Perbedaan: variabel bebas (X),

yaitu pendapatan (X1), perkiraan

masa depan (X2), dan gaya hidup.

Sedangkan penelitian ini variabel

bebas (X), yaitu jenis kelamin (X1)

dan angkatan tahun kuliah (X2).

C. Kerangka Berpikir

Konsumsi adalah kondisi dimana seseorang dan kebutuhan yang

dimilikinya saling berhubungan untuk mendapatkan kepuasan yang dicarinya.

Kepuasan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menikmati,

menonton, melihat, menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya.

Secara umum konsumsi dibedakan menjadi dua yaitu konsumsi makanan dan

konsumsi non makanan. Konsumsi makanan contohnya meliputi lauk pauk,

protein hewani, buah-buhan, maupun jajanan, dan lain-lain. Sedangkan

konsumsi non makanan seperti kebutuhan pakaian, transportasi, komunikasi,

tempat tinggal, dan lainnya. Setiap rumah tangga dalam melakukan pengeluaran

konsumsi berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Menurut Pratama rahardja dan Mandala Manurung, faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumsi terdapat tiga faktor, yaitu (1)faktor ekonomi, meliputi

pendapatan rumah tangga, kekayaan rumah tangga, tingkat harga, dan perkiraan

tentang masa depan; (2)faktor demografi, meliputi jumlah penduduk, dan

komposisi penduduk; (3)faktor non ekonomi, meliputi sosial budaya.

Selanjutnya menurut Godam, faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumsi yaitu, (1)faktor ekonomi, meliputi pendapatan, kekayaan, tingkat

bunga, dan perkiraan masa depan; (2)faktor demografi, meliputi komposisi

penduduk, dan jumlah penduduk; (3)faktor lain, meliputi kebiasaan adat sosial

budaya, dan gaya hidup seseorang.

58

Sedangkan menurut Suparmoko, faktor yang mempengaruhi konsumsi

yaitu, (1)orang yang berumur sama dan berpendapat sama; (2)faktor sosial

ekonomi; (3)kekayaan; (4)keuntungan/kerugian kapital; (5)tingkat harga; dan

(6)tingkat bunga.

Dari beberapa pendapat diatas mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumsi, peneliti akan mengambil beberapa faktor yang

mempengaruhi konsumsi menurut Godam dan Suparmoko. Disini peneliti hanya

mengambil tiga faktor dari beberapa faktor yang dijelaskan diatas. Faktor

tersebut meliputi pendapatan, gaya hidup seseorang, dan tingkat harga.

Faktor pertama adalah pendapatan, pendapatan dalam ruang lingkup

mahasiswa adalah uang saku. pendapatan mahasiswa rutin setiap bulannya

diterima dari orang tua yang dialokasikan untuk konsumsi. Setiap mahasiswa

memiliki pendapatan yang tidak sama. Mahasiswa yang memiliki pendapatan

tinggi maka konsumsinya pun tinggi, dan juga mahasiswa yang memiliki

pendapatan rendah maka konsumsinya pun akan lebih rendah. Terdapat

beberapa mahasiswa yang memiliki tambahan pendapatan selain dari orang tua,

yaitu dari beasiswa maupun gaji sampingan bagi yang sudah bekerja. Tambahan

pendapatan tersebut dapat meningkatkan konsumsi yang dilakukan mahasiswa.

Faktor kedua adalah gaya hidup, mahasiswa yang memiliki gaya hidup

tinggi, biasanya diikuti dengan pengeluaran konsumsi yang tinggi pula. Oleh

karena itu, mahasiswa yang memiliki gaya hidup tinggi umumnya mereka

memiliki pendapatan yang tinggi, dan sebaliknya mahasiswa yang memiliki

gaya hidup sederhana umumnya mereka memiliki pendapatan yang cenderung

lebih rendah. Gaya hidup mahasiswa bisa dilihat dari apa yang biasa dipakai,

kebiasaan, dan lain-lain.

Faktor ketiga adalah tingkat harga, tingkat harga suatu barang ataupun

jasa sangat berpengaruh terhadap konsumsi mahasiswa. Biasanya seorang

mahasiswa akan lebih teliti dalam memperhatikan harga suatu produk.

Umumnya mereka senang dengan barang/jasa yang harganya relatif lebih murah.

Misalnya ketika di suatu mall ada diskon/potongan harga, hasrat untuk membeli

59

barang lebih tinggi dibandingkan ketika tidak ada potongan harga, sehingga

tingkat harga sangat mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa

Seperti halnya rumah tangga, mahasiswa juga melakukan kegiatan

konsumsi dalam melangsungkan kehidupannya. Konsumsi yang dilakukan

mahasiswa terbagi menjadi dua, yaitu konsumsi makanan yang meliputi lauk

pauk, protein hewani, buah-buahan, makanan ringan, dan lain-lain. Dan

konsumsi non makanan. Sesuai dengan tujuan peneliti yaitu meneliti faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumsi non makanan khususnya di kalangan

mahasiswa, maka berikut penjelasan konsumsi mahasiswa yang mencakup non

makanan.

Menurut Andi Agung Perkasa konsumsi non makanan adalah

pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan di luar bahan makanan yaitu

berupa transportasi, komunikasi (pulsa dan biaya akses internet),

entertainment (seperti pembelian baju, aksesoris, dan lain sebagainya), dan

perlengkapan perkuliahan (seperti pembelian buku, fotocopy untuk tugas dan

materi kuliah, biaya untuk menjilid tugas dan print tugas, perlengkapan alat

tulis seperti pulpen, kertas, stabilo dan lain sebagainya).60

Sama seperti halnya yang dijelaskan oleh Flinsia Debora Wurangian,

Daisy Engka dan Jacline Sumual yang menyatakan bahwa konsumsi non

makanan mahasiswa dapat dikelompokan dalam empat hal yaitu transportasi;

komunikasi meliputi biaya pulsa, internet dan lainnya; entertainment meliputi

pembelanjaan untuk membeli pakaian, handphone, laptop, aksesoris dan

lainnya.61

Dapat disimpulkan bahwa konsumsi non makanan mahasiswa meliputi

transportasi, komunikasi, entertainment, dan biaya perkuliahan yang dijadikan

sebagai variabel terikat peneliti. Jadi dalam penelitian ini terdapat tiga variabel

yang diduga dapat mempengaruhi pola konsumsi non makanan mahasiswa,

variabel tersebut yaitu variabel bebas, meliputi pendapatan (X1), gaya hidup

60

Andi Agung Perkasa, op. cit., h. 21 61

Flinsia Debora Wurangian, Daisy Engka dan Jacline Sumual, op. cit., h. 75

60

(X2), dan tingkat harga (X3). Serta variabel terikat, yaitu pola konsumsi

mahasiswa non makanan (Y).

Gambar 2. 2 Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, sesuai dengan rumusan masalah. Berdasarkan kajian review terdahulu

dan landasan teori diatas, maka peneliti akan mengajukan hipotesis atau dugaan

sementara dari penelitian ini sebagai berikut:

Non Makanan

Mahasiswa

KONSUMSI

1. Komunikasi

2. Transportasi

3. Entertainment

4. Biaya perkuliahan

Konsumsi Non Makanan

Mahasiswa (Y)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi

1. Pendapatan (X1)

2. Gaya hidup (X2)

3. Tingkat harga (X3)

Godam

Faktor-Faktor Ekonomi:

1. Pendapatan

2. Kekayaan

3. Tingkat bunga

4. Perkiraan masa depan

Faktor-Faktor Demografi:

1. Komposisi penduduk

2. Jumlah penduduk

Faktor-Faktor Non Ekonomi:

1. Kebiasaan adat sosial

budaya

2. Gaya hidup seseorang

Suparmoko

1. Orang yang berumur

sama dan

berpendapat sama

2. Faktor sosial

ekonomi

3. Kekayaan

4. Keuntungan/kerugian

kapital

5. Tingkat bunga

6. Tingkat harga

Jenis-Jenis Konsumsi

Makanan

61

Hipotesis 1

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari pendapatan terhadap

konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN Jakarta.

Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari pendapatan terhadap

konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN Jakarta.

Hipotesis 2

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari gaya hidup terhadap

konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN Jakarta.

Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari gaya hidup terhadap

konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN Jakarta.

Hipotesis 3

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari tingkat harga

terhadap konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN Jakarta.

Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari tingkat harga terhadap

konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN Jakarta.

Hipotesis 4

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari pendapatan, gaya

hidup, dan tingkat harga terhadap konsumsi non makanan mahasiswa FITK

UIN Jakarta.

Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari pendapatan, gaya hidup,

dan tingkat harga terhadap konsumsi non makanan mahasiswa FITK UIN

Jakarta.

62

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya suatu penelitian oleh

peneliti. Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 95, Cempaka Putih, Ciputat Timur,

Tangerang Selatan, Banten 15412.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap,

berikut ini adalah alur kegiatan penelitian. Adapun gambaran kegiatan yang

dilakukan dalam proses penelitian sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Waktu Penyusunan dan Penelitian Skripsi

No. Tahap Penelitian

2017 2018

Bulan

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

1. Revisi Proposal √ - - - √ √ √ √

2. Penyusunan Instrumen

Penelitian √

3. Pengujian Instrumen

Penelitian √

4. Pengumpulan data

Penelitian √

5. Pengolahan data √

6. Penyusunan bab IV & V √

63

7. Kelengkapan data √

8. Sidang Munaqosah √

9. Revisi Skripsi √

10. Wisuda √

B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan

deskriptif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan.1 Menurut Muri Yusuf, metode penelitian deskriptif

kuantitatif bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan

fenomena secara detail.2 Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk mendapat

informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi

dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif (semester 2, 4, 6, 8) jurusan

pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 413

mahasiswa.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi,

Penelitian Tindakan, Penelitian Evaluasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 35-36 2 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Prenadamedia, 2014), h. 62 3 Sugiyono, op. cit., h. 148

64

Tabel 3. 2 Jumlah Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Berdasarkan Jenjang

Semester

No. Semester Jumlah

1 Semester 2 100

2 Semester 4 93

3 Semester 6 119

4 Semester 8 101

Jumlah 413

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.4 Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

teknik Proportionate Stratified Random Sampling, teknik ini digunakan

karena populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan

berstrata secara proporsional.5 Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa jurusan pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

dari berbagai tingkatan semester. Oleh karena itu sampelnya diambil secara

acak dengan jumlah yang sesuai dengan ukuran populasinya. Untuk

mengambil sampel pada penelitian ini menggunakan rumus slovin.

n =

( )

Dimana:

n = sampel

N = populasi

d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,056

Catatan: tingkat kesalahan yang dapat digunakan peneliti adalah 1%, 5%,

10% (dapat dipilih oleh peneliti).7

4 Ibid., h. 149

5 Ibid., h. 152

6 Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikaan, (PT Refika Aditama, 2014), h.

103 7 Sugiyono, op. cit., h. 158

65

Setelah dihitung dengan menggunakan rumus slovin maka sampel

pada penelitian ini berjumlah 80 mahasiswa, yang didapat dari:

n =

( ) = 80

Adapun rumus pengambilan sampel pada setiap jenjang semester,

sebagai berikut:

Dimana:

ni = Jumlah sampel menurut semester

n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah populasi menurut semester

N = Jumlah populasi seluruhnya

Sehingga jumlah sampel pada setiap jenjang semester adalah sebagai berikut:

Semester 2:

= 19

Semester 4:

= 18

Semester 6:

= 23

Semester 8:

= 20

Penyebaran sampel dan gambaran populasi berdasarkan jenjang

semester yang telah ditetapkan tertera pada tabel 3.3, sedangkan penetapan

responden yang akan dijadikan obyek penelitian dilakukan secara acak sesuai

dengan karakteristik responden yang telah ditentukan.

66

Tabel 3. 3 Jumlah Populasi dan Sampel

No. Semester Populasi Sampel

1 Semester 2 100 19

2 Semester 4 93 18

3 Semester 6 119 23

4 Semester 8 101 20

Jumlah 413 80

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.8 Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

dua jenis variabel, yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas

(independen). Berikut adalah penjelasan kedua variabel sebagai berikut:

a) Variabel Independen (bebas)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat).9 Dalam penelitian ini variabel Independen terdiri

dari: pendapatan (X1), gaya hidup (X2), dan tingkat harga (X3).

b) Variabel Dependen (terikat)

Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam

bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas.10

Dalam penelitian ini variabel

dependen yaitu pola konsumsi non makanan mahasiswa (Y).

8 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen Pendekatan Kuantittif, Kualitatif, Kombinasi,

Penelitian Tindakan, Penelitian Evaluasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 96 9 Ibid.,

10 Ibid., h. 97

67

2. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu definisi dari variabel-variabel yang

akan diteliti dengan mengspesifikasikan untuk mengukur variabel tersebut.

Dalam penelitian ini definisi operasional dari peneliti adalah sebagai berikut:

a) Pendapatan (X1)

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh mahasiswa dari

orang tua, maupun tambahan dari beasiswa atau gaji bagi yang sudah

bekerja diukur dengan rupiah per bulan.

b) Gaya Hidup (X2)

Gaya hidup mahasiswa salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan

tempat tinggal atau pendapatan yang diterimanya. Gaya hidup

mahasiswa dapat dilihat dari kebiasaannya dan yang biasa dipakai

dan lainnya.

c) Tingkat Harga (X3)

Tingkat harga merupakan angka yang menunjukkan nilai, harga

barang/jasa berdasarkan satuan ukur tertentu. Tingkat harga suatu

barang ataupun jasa sangat berpengaruh terhadap konsumsi

mahasiswa. Umumnya mereka senang dengan barang/jasa yang

harganya relatif lebih murah.

d) Konsumsi Non Makanan (Y)

Konsumsi non makanan merupakan salah satu kebutuhan yang harus

dipenuhi mahasiswa, yang meliputi komunikasi, transportasi,

entertainment, dan biaya penunjang perkuliahan.

E. Sumber Data

Terdapat dua sumber data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Data Primer: yaitu data yang diperoleh merupakan hasil dari wawancara

langsung dengan responden yang terkait dengan penelitian ini dengan

menggunakan media quesioner sebagai alat utama. Dimana responden

dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan IPS FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

68

2. Data Sekunder: yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber yang

berkaitan dengan penelitian ini, seperti buku, jurnal, internet, skripsi, dan

lainnya yang sifatnya melengkapi data primer yang berhubungan dengan

penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dalam

penelitian ini peneliti melakukan observasi secara tidak terstrukur.

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan

secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.11

Dalam hal ini

peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya

berupa rambu-rambu pengamatan. Observasi dilakukan peneliti untuk

mengetahui gambaran umum tentang pola konsumsi yang dilakukan oleh

mahasiswa jurusan pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Kuesioner/Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.12

Dalam angket berisi pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian. Untuk dapat

mengetahui jawaban dari setiap responden maka diperlu dibentuk sebuah

11

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2011), h.

196 12

Sugiyono, op.cit., h. 230

69

skala. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Skala Likert, yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.13

Skala Likert memiliki berbagai skor yang dapat digunakan responden

dalam memilih jawaban. Berikut bentuk tabel Skala Likert.

Tabel 3. 4 ALternatif Jawaban Variabel Penelitian

Pilihan Jawaban Item Positif Item Negatif

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Ragu-Ragu (RG)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner/angket

yang digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan variabel

penelitian.

Untuk memudahkan menyusun instrumen penelitian, maka peneliti terlebih

dahulu menyusun kisi-kisi instrumen yang mengacu pada indikator sebagai

berikut:

Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Instumen

No. Variabel Indikator Butir

Instrumen

Jumlah

Item

1 Pendapatan (X1) 1. Pendapatan yang

berasal dari orang

tua

1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9, 10 10

2. Pendapatan yang

berasal dari

beasiswa

11, 12, 13,

14, 15, 16,

17, 18

8

3. Pendapatan yang

berasal dari

19, 20, 21,

22, 23, 24, 25 7

13

Ibid., h. 168

70

bekerja

2 Gaya Hidup (X2) 1. Lingkungan tempat

tinggal 26, 27, 28, 29 4

2. Pendapatan yang

diterima

30, 31, 32,

33, 34 5

3 Tingkat Harga (X3) 1. Adanya/tidak

adanya potongan

harga

35, 36, 37 3

4 Konsumsi Non Makanan (Y) 1. Komunikasi 38, 39, 40, 41 4

2. Transportasi 42, 43, 44,

45, 46 5

3. Entertainment 47, 48, 49, 50 4

4. Biaya penunjang

kuliah

51, 52, 53, 54

55 5

H. Metode Analisis Data dan Uji Instrumen

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.14

Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menganalisis nilai terendah, nilai tertinggi, rata-rata nilai dan standar

deviasi dari masing-masing variabel.

2. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas merupakan sebuah pengujian terhadap angket agar

dapat diketahui valid atau tidaknya angket tersebut untuk suatu penelitian

agar dapat tercapainya tujuan penelitian.15

Uji validitas dalam penelitian

ini menggunakan rumus product moment yakni dengan membandingkan

antara r tabel dengan r hitung, jika r hitung r tabel maka pertanyaan

14

Ibid., h. 199 15

Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi, 2014), h. 51

71

tersebut dinyatakan valid, namun jika r hitung r tabel maka pertanyaan

dinyatakan tidak valid.16

Menurut Azwar dan Soegiyono, suatu instrumen

penelitian dikatakan valid apabila koefisien korelasi product momen

melebihi 0.3.17

Rumus product moment yang digunakan sebagai berikut:

rhitung ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

n = jumlah responden

x = skor variabel (jawaban responden)

y = skor total dari variabel untuk reponden ke-n18

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur

yang sama pula.19

Suatu instrumen atau alat ukur dikatakan memiliki

reabilitas yang tinggi atau baik apabila instrumen penelitian atau alat

ukur tersebut selalu memberikan hasil yang sama ketika digunakan

berkali-kali, baik oleh peneliti yang sama maupun oleh peneliti yang

berbeda.20

Penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach, dimana

suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila koefisien reliabilitas

(r11)>0,621

. Rumus Alpha yang digunakan dapat dinyatakan sebagai

berikut:

[

]

16

Ibid., 17

Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 77 18

Ibid., 19

Ibid., h. 87 20

Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS

Statistics 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 81 21

Sugiyono, op. cit.,, h. 84

72

Keterangan:

α = tingkar reliabilitas yang dicari

= varians dari skor belahan pertama

= varians dari skor belahan kedua

= varians dari skor keseluruhan

22

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah

populasi data berdistribusi normal atau tidak.23

Salah satu metode untuk

menguji normalitas data adalah metode Kolmogorov-Smirnov, yaitu

dengan cara melihat nilai signifikasi, jika nilai Prob. / Sig F > 5%,

sebaran bersifat normal. Namun, jika nilai Prob. / Sig F < 5%, sebaran

bersifat tidak normal.24

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui

adanya korelasi (hubungan) antara kesalahan pengganggu pada pariode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi perlu dikemukakan

hipotesis. Adapun hipotesis yang diajukan untuk pengujian ada tidaknya

autokorelasi dinyatakan sebagai berikut:

Ho : tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan

Ha : terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan

Salah satu metode dalam menentukan tidak adanya masalah

autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW),

dengan kriteria sebagai berikut:

22

Ibid., h. 88 23

Siregar, op. cit., h. 153 24

Supranto dan Nandan Limakrisna, op. cit., h. 91

73

1) Terjadi autokorelasi jika nilai DW<DL atau DW > 4–DL, maka Ho

ditolak.

2) Tidak terjadi autokorelasi positif jika nilai DU<DW atau DW < 4–

DU maka Ho diterima.

3) Jika nilai DL < DW < DU atau 4 – DU < DW < 4 – DL, maka tidak

ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.25

Berikut merupakan rumus uji Durbrin-Waston:

DW =

Keterangan:

DW = nilai Durbin-Waston test

E = nilai residual

et-1 = nilai residual periode sebelumnya26

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah keadaan dimana antara dua atau lebih

variabel independen pada model regresi terjadi hubungan linier yang

sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mendeteksi ada atau tidak

adanya multikolinieritas dengan cara membandingkan nilai r² dengan R²

hasil regresi atau bisa dengan melihat nilai Tolerance dan VIF.27

Karakteristik pada pengujian VIF yaitu apabila nilai VIF kurang dari 10

dan Tolerance lebih dari 0,1, maka dapat dikatakan tidak terjadi

multikolonieritas.28

Dengan rumus dapat dinyatakan sebagai berikut:

25

Dwi Priyanto, SPSS 22: Pengolahan Data Praktis, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2014),

h. 19. 26

Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: Andi,

2011), h. 126 27

Duwi Priyatno, Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan

SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), ed, pertama, h. 62 28

Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi, 2014), h. 103

74

Dengan adalah korelasi kuadrat dari Xh dengan variabel bebas

lainnya.29

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji asumsi heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui

apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua

pengamatan.30

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan untuk

menguji heteroskedastisitas yaitu uji Glejser. Metode uji Glejser adalah

uji dengan meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut

residualnya.31

Karakteristik dari pengujian ini yaitu apabila nilai

signifikasi antara variabel independen dengan variabel residual 0,05

maka dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya jika

nilai signifikasi 0,05 maka dinyatakan terjadi heteroskedastisitas.32

4. Uji Hipotesis

a. Uji F (simultan)

Digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas

terhadap variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh

secara simultan terhadap variabel tergantung maka model persamaan

regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak

terdapat pengaruh secara simultan maka masuk dalam kategori tidak

cocok atau not fit.33

Uji F adalah uji untuk menguji apakah variabel bebas

yaitu Pendapatan (X1), Gaya Hidup (X2), dan Tingkat Harga (X3) mampu

menjelaskan perubahan nilai variabel tergantung yaitu Konsumsi Non

Makanan Mahasiswa (Y). Kriteria yang digunakan adalah sebagai

berikut:

29

Bambang Suharjo, Statistik Terapan Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) Cet. 1, h. 118 30

Sudarmanto, op.cit., h. 240 31

Priyatno, op. cit., h. 115 32

Ibid., h. 108 33

Suliyanto, op.cit., h. 55

75

1) Taraf signifikansi (α = 0,05)

2) Distribusi t dengan derajat kebebasan df 1 (jumlah variabel - 1) dan

df 2 (n-k-1). k adalah jumlah variabel independen.

3) Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

4) Apabila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak34

b. Uji T (parsial)

Uji T digunakan untuk mengetahui secara parsial (sendiri)

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam

melakukan uji t, peneliti harus menentukan akan menggunakan uji satu

sisi atau dua sisi. Uji hipotesis satu sisi digunakan atas dasar teori atau

dugaan awal yang kuat, dan jika menggunakan uji dua sisi untuk mencari

hubungan yang dapat berupa hipotesis yang positif atau negatif35

Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 0.05 dan uji

2 sisi dengan kriteria sebagai berikut:

1) Taraf signifikan (α = 0.05/2 = 0.025)

2) Distribusi t dengan derajat kebebasan df (n-k-1)

3) Apabila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

4) Apabila t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.36

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel

bebas terhadap variabel tergantungnya. Semakin tinggi koefisien

determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan variasi perubahan pada variabel tergantungnya.37

Nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen

34

Priyatno, op. cit., h. 157-158. 35

Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan Program ASPP, AMOS, dan smartpls,

(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), edisis ke-2, h 22 36

Priyatno, op. cit., h. 160 37

Suliyanto, op. cit., h. 55

76

sangat terbatas. Niali yang mendekati satu berarti variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen.38

d. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan model regresi berganda dengan program SPSS.

Regresi linear berganda adalah regresi linear dimana sebuah variabel

terikat (variabel Y) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas

(variabel X). Peneliti menggunakan uji regresi linear berganda karena

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-maisng

variabel bebas terhadap varriabel terikat. Rumus regresi linear berganda

dapat dinyatakan sebagai berikut (diberikan hanya yang melibatkan tiga

variabel):

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Keterangan:

Y = variabel terikat (variabel yang diduga)

X1, X2, X3 = varibel bebas I dan II

a = intercept atau konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi39

38

Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multiviete Dengan Program IBM SPSS 23, (Semarang:

UNDIP, 2016), edisi ke 8, h. 95 39

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.

74

77

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Kondisi Geografis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atau UIN Jakarta

adalah sebuah universitas Islam Negeri yang terletak di Jl. Ir. H. Djuanda No.

95, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15412.1

Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi

Banten, Indonesia. Kota ini terletak 30 km sebelah barat Jakarta dan 90 km

sebelah tenggara Serang, Banten. Tangerang Selatan terletak di bagian timur

Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106‟38‟ – 106‟47‟ Bujur Timur dan

06‟13‟30‟ – 06‟22‟30‟ Lintang Selatan. Berikut batas-batas administrasi Kota

Tangerang Selatan:

Utara : Kota Tangerang

Selatan : Kabupaten Bogor dan kota Depok

Barat : Kabupaten Serang

Timur : Kota Administrasi Jakarta Selatan2

2. Profil Singkat Universitas

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini telah

berusia 60 tahun sejak terhitung dari berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu

Agama) pada tanggal 1 Juni 1957. Selama itu pula, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah, sehingga kini telah menjadi

salah satu ikon universitas Islam di Indonesia. Secara singkat, di awal

berdirinya bernama ADIA (1957-1960), IAIN Al-Jami‟ah (1960-1963), IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta (1963-2002), dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2002-sekarang).

1 www.uinjkt.ac.id

2 https://kabartangsel.com/direktori-tangsel/peta-kota-tangerang-selatan/

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki visi yaitu sebagai Perguruan

Tinggi yang mandiri dan unggul dalam riset integrasi keilmuan keislaman di

Asia Tenggara. Dengan misi yaitu (1) menyediakan akses pendidikan tinggi

yang berkualitas bagi masyarakat luas secara berkeadilan; (2)

menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis riset yang bermutu dan unggul

untuk pengembangan keilmuan, transformasi sosial, dan peningkatan daya

saing bangsa, (3) menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam kerangka struktur

dan kultur organisasi yang otonom, religius, berintegritas, dan akuntabel.

Program akademik pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari 12

fakultas, diantaranya; Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Adab dan Humaniora,

Ushuluddin, Syariah dan Hukum, Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dirasat

Islamiyah, Psikologi, Ekonomi dan Bisnis, Sains dan Teknologi, Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Sekolah Pascasarjana.1

3. Deskripsi Responden

Berikut ini dijelaskan gambaran umum tentang responden yang menjadi

objek dalam penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa

Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Kuesioner disebar kepada 80 responden yang dibagi menjadi tiga

kategori, sebagai berikut:

a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Total kuesioner berdasarkan jenis kelamin terbagi menjadi dua yaitu

laki-laki dan perempuan. Dalam melakukan konsumsi jenis kelamin dapat

mempengaruhi jenis kebutuhan yang harus dipenuhinya. Gambaran umum

responden berdasarkan jenis kelamin dapat ditabulasikan sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 11

Perempuan 69

Jumlah 80

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

1 Pedoman Akademik Program Starta 1, tahun 2017/2018, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

79

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

Gambar 4. 1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah

resonden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang atau 14%, sedangkan

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 69 orang atau 86%.

b. Responden Berdasarkan Angkatan/Semester

Angkatan/semester merupakan tingkatan atau lamanya seorang

mahasiswa dalam menempuh pendidikan di universitas. Dilihat dari

semester, responden dikelompokan dalam empat kategori, yaitu:

Tabel 4. 2 Responden Berdasarkan Angkatan/Semester

Semester Jumlah

Semester 2 19

Semester 4 18

Semester 6 23

Semester 8 20

Jumlah 80

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

14%

86%

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

80

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

Gambar 4. 2 Responden Berdasarkan Angkatan/Semester

Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukkann bahwa responden

berdasarkan semester 2 sebanyak 19 orang atau 24%, semester 4 sebanyak

18 orang atau 22%, semester 6 sebanyak 23 orang atau 29%, dan semester 8

sebanyak 20 orang atau 25%.

c. Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Tempat tinggal seorang mahasiswa turut mempengaruhi konsumsi

yang dilakukannya, tempat tinggal mahaiswa dibedakan menjadi dua yaitu

kos/kontrakan dan rumah/pulang pergi. Berikut responden berdasarkan

tempat tinggal:

Tabel 4. 3 Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Tempat Tinggal Jumlah

Kos/Kontrakan 37

Rumah/PP 43

Jumlah 80

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

24%

22% 29%

25%

Responden Berdasarkan Semester

Semester 2

Semester 4

Semester 6

Semester 8

81

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

Gambar 4. 3 Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukkan bahwa responden

yang tinggal di kos/kontrakan sebanyak 37 orang atau 46%, sedangkan

responden yang tinggal di rumah/pulang pergi sebanyak 43 orang atau 54%.

B. Analisis Data

1. Uji Instrumen

a. Hasil Pengujian Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya angkat

yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan

rumus product moment yaitu membandingkan antara r tabel dengan r

hitung, jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid,

namun jika r hitung r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel berikut:

46%

54%

Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Kos/Kontrakan

Rumah/PP

82

Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas

Variabel/Item r Hitung r Tabel Keterangan

Pendapatan (X1)

Item 1 0,380 0,361 Valid

Item 2 0,237 0,361 Tidak Valid

Item 3 0,239 0,361 Tidak Valid

Item 4 0,203 0,361 Tidak Valid

Item 5 0,281 0,361 Tidak Valid

Item 6 0,117 0,361 Tidak Valid

Item 7 0,321 0,361 Tidak Valid

Item 8 0,203 0,361 Tidak Valid

Item 9 0,257 0,361 Tidak Valid

Item 10 0,240 0,361 Tidak Valid

Item 11 0,322 0,361 Tidak Valid

Item 12 0,295 0,361 Tidak Valid

Item 13 0,150 0,361 Tidak Valid

Item 14 0,472 0,361 Valid

Item 15 0,217 0,361 Tidak Valid

Item 16 0,273 0,361 Tidak Valid

Item 17 0,032 0,361 Tidak Valid

Item 18 0,106 0,361 Tidak Valid

Item 19 0,608 0,361 Valid

Item 20 0,756 0,361 Valid

Item 21 0,248 0,361 Tidak Valid

Item 22 0,437 0,361 Valid

Item 23 0,503 0,361 Valid

Item 24 0,169 0,361 Tidak Valid

Item 25 0,163 0,361 Tidak Valid

Gaya Hidup (X2)

Item 26 0,469 0,361 Valid

Item 27 0,697 0,361 Valid

Item 28 0,564 0,361 Valid

Item 29 0,184 0,361 Tidak Valid

Item 30 0,213 0,361 Tidak Valid

Item 31 0,489 0,361 Valid

Item 32 0,531 0,361 Valid

Item 33 0,598 0,361 Valid

Item 34 0,110 0,361 Tidak Valid

Tingkat harga (X3)

Item 35 0,798 0,361 Valid

Item 36 0,804 0,361 Valid

Item 37 0,707 0,361 Valid

Konsumsi Non Makanan (Y)

Item 38 0,299 0,361 Tidak Valid

83

Item 39 0,380 0,361 Valid

Item 40 0,413 0,361 Valid

Item 41 0,209 0,361 Tidak Valid

Item 42 0,199 0,361 Tidak Valid

Item 43 0,537 0,361 Valid

Item 44 0,053 0,361 Tidak Valid

Item 45 0,110 0,361 Tidak Valid

Item 46 0,004 0,361 Tidak Valid

Item 47 0,385 0,361 Valid

Item 48 0,585 0,361 Valid

Item 49 0,618 0,361 Valid

Item 50 0,054 0,361 Tidak Valid

Item 51 0,279 0,361 Tidak Valid

Item 52 0,591 0,361 Valid

Item 53 0,577 0,361 Valid

Item 54 0,632 0,361 Valid

Item 55 0,638 0,361 Valid

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

Pada hasil pengujian validitas diatas diketahui bahwa dari 55 item

yang di uji cobakan terdapat 25 item yang bernilai valid dan 30 item tidak

valid. Dimana item dikatakan valid apabila skor total diatas 0,361, dan

dikatakan tidak valid apabila skor total kurang dari 0,361. Jumlah 25 item

yang valid digunakan sebagai instrumen penelitian, dan 30 item yang tidak

valid harus dibuang atau diperbaiki.

b. Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dari suatu

instrumen. Dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach,

dimana suatu instrumen dikatakan reliabel apabila skornya >0,6 dan tidak

reliabel apabila <0,6. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel

berikut:

84

Tabel 4. 5 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Pendapatan 0,662 Reliabel

Gaya Hidup 0,664 Reliabel

Tingkat Harga 0,650 Reliabel

Konsumsi Non Makanan 0,774 Reliabel

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

Hasil dari pengujian reliabilitas diatas dapat disimpulkan bahwa

kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha >0,6.

2. Analisis Statistik Deskriptif

Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi range, nilai minimum, nilai maksimum, mean, standar

deviasi dari satu variabel dependen yaitu Konsumsi Non Makanan dan variabel

independen yang meliputi Pendapatan, Gaya Hidup, dan Tingkat Harga.

Statistik deskriptif menggambarkan karakteristik sampel dan berkaitan dengan

pengumpulan data dan peringkat data. Hasil statistik deskriptif dalam

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4. 6 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Statistics

Pendapatan Gaya_Hidup Tingkat_Harga Konsumsi_Non_Makanan

N Valid 80 80 80 80

Missing 0 0 0 0 Mean 21,29 21,08 10,65 37,78 Std. Error of Mean ,304 ,302 ,182 ,356 Median 21,00 21,00 11,00 37,50 Mode 21 23 12 37 Std. Deviation 2,715 2,699 1,631 3,182 Variance 7,372 7,285 2,661 10,126 Range 12 10 8 14 Minimum 16 16 7 31 Maximum 28 26 15 45

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

85

a. Deskripsi Pendapatan

Dari tabel 4.6 dijelaskan bahwa hasil statistik deskriptif dari variabel

Pendapatan dapat disimpulkan bahwa dari jumlah responden (N) 80 orang,

diperoleh range 12, skor terendah (minimum) sebesar 16, skor tertinggi

(maksimum) sebesar 28, rata-rata skor sebesar 21,29, standar deviasi

sebesar 2,715, dan varian 7,372. Hal ini mengidentifikasikan bahwa

sebaran data akan persepsi responden terhadap variabel Pendapatan (X1)

pada Konsumsi Non Makanan baik.

b. Deskripsi Gaya Hidup

Dari tabel 4.6 dijelaskan bahwa hasil statistik deskriptif dari variabel

Gaya Hidup dapat disimpulkan bahwa dari jumlah responden (N) 80

orang, diperoleh range 10, skor terendah (minimum) sebesar 16, skor

tertinggi (maksimum) sebesar 26, rata-rata skor sebesar 21,08, standar

deviasi sebesar 2,699, dan varian 7,285. Hal ini mengidentifikasikan

bahwa sebaran data akan persepsi responden terhadap variabel Gaya

Hidup (X2) pada Konsumsi Non Makanan baik.

c. Deskripsi Tingkat Harga

Dari tabel 4.6 dijelaskan bahwa hasil statistik deskriptif dari variabel

Tingkat Harga dapat disimpulkan bahwa dari jumlah responden (N) 80

orang, diperoleh range 8, skor terendah (minimum) sebesar 7, skor

tertinggi (maksimum) sebesar 15, rata-rata skor sebesar 10,65, standar

deviasi sebesar 1,631, dan varian 2,661. Hal ini mengidentifikasikan

bahwa sebaran data akan persepsi responden terhadap variabel Tingkat

Harga (X3) pada Konsumsi Non Makanan baik.

d. Deskripsi Konsumsi Non Makanan

Dari tabel 4.6 dijelaskan bahwa hasil statistik deskriptif dari variabel

Konsumsi Non Makanan dapat disimpulkan bahwa dari jumlah responden

(N) 80 orang, diperoleh range 14, skor terendah (minimum) sebesar 31,

skor tertinggi (maksimum) sebesar 45, rata-rata skor sebesar 37,78, standar

deviasi sebesar 3,182, dan varian 10,126. Hal ini mengidentifikasikan

86

bahwa sebaran data akan persepsi responden terhadap variabel Konsumsi

Non Makanan (Y) baik.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah populasi

data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan

metode Kolmogorov-Smirnov, yaitu dengan cara melihat nilai signifikasi,

jika nilai Prob. / Sig F > 5%, sebaran bersifat normal. Namun, jika nilai

Prob. / Sig F < 5%, sebaran bersifat tidak normal. Berikut hasil uji

normalitas data dengan metode Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 80

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7 Std. Deviation 2,76442189

Most Extreme Differences Absolute ,045 Positive ,033 Negative -,045

Kolmogorov-Smirnov Z ,399 Asymp. Sig. (2-tailed) ,997

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

Berdasarkan hasil data uji normalitas data menggunakan metode

Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.7 didapat nilai signifikansi 0.997 >

0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Selain itu, untuk uji normalitas data dapat juga menggunakan metode

Normal Probability, yaitu dengan melihat lihat kurva norma P–Plots, yaitu

suatu data dikatakan normal apabila titik-titik mendekati atau menyebar

disekitar garis diagonal, sedangkan jika data menyebar menjauhi garis

diagonal maka data tersebut dikatakan tidak normal. Hasil uji normalitas

87

data dengan metode Normal Probability dapat dilihat pada gambar 4.4

berikut ini:

Gambar 4. 4 Hasil Uji Normalitas Data

Pada gambar 4.4 terlihat bahwa grafik normal probability plot

menunjukan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang

menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis

diagonal. Oleh karnena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi layak

digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui

adanya korelasi (hubungan) antara kesalahan pengganggu pada pariode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Regresi yang baik adalah

yang tidak mengalami atau tidak terjadi autokorelasi. Dalam penelitian ini

menggunakan metode Durbin-Watson (DW). Hasil dari uji autokorelasi

dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

88

Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,495a ,245 ,216 2,818 1,968

a. Predictors: (Constant), Tingkat_Harga, Pendapatan, Gaya_Hidup b. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

Nilai DU dan nilai DL diperoleh dari tabel statistik Durbin-Watson.

Diketahui jumlah responden (n) = 80, jumlah variabel bebas (k) = 3, maka

didapat nilai DL = 1,560 dan nilai DU = 1,715. Nilai Durbin-Watson yang

terdapat pada tabel 4.8 adalah sebesar 1,968, maka diperoleh:

dW = 1,968 4-dL = 2,440

dL = 1,560 4-dU = 2,285

dU = 1,715

Dari data diatas dapat dapat dijelaskan bahwa nilai DU<DW

(1,715<1,968) dan nilai DW < 4-dU (2,092<2,285). Maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadinya adanya autokorelasi pada model

regresi.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model

regresi yang baik adalah yang tidak terjadi multikolinieritas antara variabel

bebas. Dasar pengambilan keputusan dalam multikolinieritas dapat

menggunakan metode Tolerance dan VIF. Berdasarkan nilai Tolerance

yaitu jika nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas, dan jika

nilai tolerance < 0,1 maka terjadi multikolinieritas. Sedangkan berdasarkan

nilai VIF yaitu jika nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi multikolinieritas,

dan jika nilai VIF > 10,00 maka terjadi multikolinieritas. Hasil uji

multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

89

Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 22,076 3,617 6,104 ,000 Pendapatan ,389 ,120 ,332 3,237 ,002 ,944 1,059

Gaya_Hidup ,369 ,128 ,313 2,881 ,005 ,841 1,189

Tingkat_Harga -,034 ,209 -,018 -,164 ,870 ,868 1,152

a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

Berdasarkan hasil dari multikolinieritas pada tabel 4.9 diperoleh

bahwa berdasarkan nilai tolerance masing-masing variabel bernilai >0,1.

Dan jika dilihat berdasarkan nilai VIF masing-masing variabel bernilai

<10,00. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi

multikolinieritas antar variabel bebas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah variasi

residual absolut sama atau tidak sama pada model regresi. Dalam

penelitian ini menggunakan uji Glejser. Karakteristiknya jika nilai

signifikasi 0,05 maka dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas dan

sebaliknya jika nilai signifikasi 0,05 maka dinyatakan terjadi

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah jika tidak terjadi

masalah heteroskedastisitas. Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat

pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4. 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -1,360 2,051 -,663 ,509

Pendapatan ,019 ,068 ,031 ,273 ,786

Gaya_Hidup ,072 ,073 ,120 ,987 ,327

Tingkat_Harga ,158 ,118 ,160 1,337 ,185

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

90

Berdasarkan hasil pada tabel 4.10 diperoleh bahwa nilai signifikansi

dari pendapatan (0,786 > 0,05), gaya hidup (0,327 > 0,05) dan tingkat

harga (0,185 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas pada model regresi.

C. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis

1. Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas yaitu Pendapatan

(X1), Gaya Hidup (X2), dan Tingkat Harga (X3) secara simultan (bersama-

sama) mampu menjelaskan perubahan nilai variabel terikat yaitu Konsumsi

Non Makanan Mahasiswa (Y). Dengan kriteria sebagai berikut:

5) Taraf signifikansi (α = 0,05)

6) Distribusi t dengan derajat kebebasan df1 (jumlah variabel - 1) dan df2

(n-k-1). k adalah jumlah variabel independen.

7) Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

8) Apabila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Rumusan hipotesis:

Ho: Pendapatan, Gaya Hidup, dan Tingkat Harga secara bersama-sama

tidak berpengaruh terhadap Konsumsi Non Makanan Mahasiswa.

Ha: Pendapatan, Gaya Hidup, dan Tingkat Harga secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Konsumsi Non Makanan Mahasiswa.

Tabel 4. 11 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 196,230 3 65,410 8,234 ,000b

Residual 603,720 76 7,944

Total 799,950 79

a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan b. Predictors: (Constant), Tingkat_Harga, Pendapatan, Gaya_Hidup

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

Dalam analisis varian hasil dari uji F ditemukan bahwa nilai F tabel

adalah 2.72 diperoleh dari tabel nilai kritis distribusi dengan n (jumlah sampel)

= 80, k (variabel bebas) = 3 dengan df1 yaitu jumlah variabel - 1 dan df2 (n-k-

91

1) atau (80-3-1) = 76. Dari hasil uji F pada tabel 4.11 diperoleh bahwa nilai

signifikansi <0,05 (0,000<0,05) dan nilai F hitung > F tabel (8,234>2,72),

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketiga

variabel independen (Pendapatan, Gaya Hidup, Tingkat Harga) secara simultan

berpengaruh terhadap variabel dependen (Konsumsi Non Makanan).

2. Uji T (Parsial)

Uji T digunakan untuk mengetahui secara parsial (sendiri) pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini

menggunakan tingkat signifikansi 0.05 dan uji 2 sisi, dengan kriteria sebagai

berikut:

a. Taraf signifikan (α = 0.05/2 = 0.025)

b. Distribusi t dengan derajat kebebasan df (n-k-1)

c. Apabila t hitung > t tabel, maka terdapat pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

d. Apabila t hitung < t tabel, maka tidak terdapat pengaruh variabel X

terhadap variabel Y

Tabel 4. 12 Hasil Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 22,076 3,617 6,104 ,000

Pendapatan ,389 ,120 ,332 3,237 ,002

Gaya_Hidup ,369 ,128 ,313 2,881 ,005

Tingkat_Harga -,034 ,209 -,018 -,164 ,870

a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

Untuk menjelaskan hasil dari Uji T pada tabel diatas, terlebih dahulu

hitung t tabel. Diketahui siginifikansi 0,05/2=0,025, dengan distribusi t = n-k-1

atau 80-3-1=76, kemudian liat pada t tabel dengan taraf signikansi 0,025 pada

jumlah sampel atau n=76, maka diperoleh t tabel = 1,995. Ketiga variabel

independen setelah di uji menghasilkan hasil uji sebagai berikut:

92

1) Pendapatan

Hipotesis variabel Pendapatan:

Ho: Pendapatan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Konsumsi Non

Makanan

Ha: Pendapatan secara parsial berpengaruh terhadap Konsumsi Non

Makanan

Variabel Pendapatan ditemukan bahwa nilai signifikansi <0,05

(0,002<0,05). Sedangkan untuk nilai t hitung > t tabel (3,237>1,995),

maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti

variabel Pendapatan (X1) secara parsial berpengaruh terhadap Konsumsi

Non Makanan. Nilai t hitung positif artinya adalah berpengaruh positif,

yaitu jika variabel Pendapatan meningkat, maka variabel Konsumsi Non

Makanan juga akan meningkat.

2) Gaya Hidup

Hipotesis variabel Gaya Hidup:

Ho: Gaya Hidup secara parsial tidak berpengaruh terhadap Konsumsi

Non Makanan

Ha: Gaya Hidup secara parsial berpengaruh terhadap Konsumsi Non

Makanan

Variabel Gaya Hidup ditemukan bahwa nilai signifikansi <0,05

(0,005<0,05). Sedangkan untuk nilai t hitung > t tabel (2,881>1,995),

maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti

variabel Gaya Hiudp (X2) secara parsial berpengaruh terhadap

Konsumsi Non Makanan. Nilai t hitung positif artinya adalah

berpengaruh positif, yaitu jika variabel Gaya Hidup meningkat, maka

variabel Konsumsi Non Makanan juga akan meningkat.

3) Tingkat Harga

Hipotesis variabel Tingkat Harga:

Ho: Tingkat Harga secara parsial tidak berpengaruh terhadap Konsumsi

Non Makanan

93

Ha: Tingkat Harga secara parsial berpengaruh terhadap Konsumsi Non

Makanan

Variabel Tingkat Harga ditemukan bahwa nilai signifikansi >0,05

(0,870>0,05). Sedangkan untuk nilai t hitung < t tabel (-0,164<1,995),

maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti

variabel Tingkat Harga (X3) secara parsial tidak berpengaruh terhadap

Konsumsi Non Makanan.

3. Koefisien Determinasi

Koefesien Determinasi digunakan untuk menjelaskan proporsi variabel

independen (Pendapatan, Gaya Hidup & Tingkat Harga) yang mampu

dijelaskan oleh variabel dependen (Konsumsi Non Makanan) dalam

persamaan regresi. Pada pengujian Koefisien Determinasi dengan melihat nilai

Adjusted R Square dengan nilai antara 0 sampai dengan 1. Apabila nilai

Adjusted R Square bernilai kecil menunjukan kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Dan nilai

yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan informasi

untuk memprediksi variabel dependen yaitu Konsumsi Non Makanan. Hasil uji

koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini:

Tabel 4. 13 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,495a ,245 ,216 2,818

a. Predictors: (Constant), Tingkat_Harga, Pendapatan, Gaya_Hidup b. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.13 nilai yang digunakan adalah nilai Adjusted R

Square yaitu 0,216. Maka dapat diartikan bahwa variabel independen

(Pendapatan, Gaya Hidup, Tingkat Harga) dapat menjelaskan variabel

dependen (Konsumsi Non Makanan) sebesar 21,6%, sedangkan sisanya

sebesar 78,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti.

94

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

maisng variabel bebas terhadap varriabel terikat. Hasil uji analisis regresi linier

berganda dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini:

Tabel 4. 14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 22,076 3,617 6,104 ,000

Pendapatan ,389 ,120 ,332 3,237 ,002 ,944 1,059

Gaya_Hidup ,369 ,128 ,313 2,881 ,005 ,841 1,189

Tingkat_Harga -,034 ,209 -,018 -,164 ,870 ,868 1,152

a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018

Pada tabel 4.14 maka didapat persamaan regresi linier berganda

dengan tiga variabel independen sebagai berikut;

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Keterangan:

Y : nilai prediksi variabel dependen (Konsumsi Non Makanan)

a : konstanta, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y

yang didasarkan pada variabel X1, X2, X3

b1,b2,b3 : koefisien regresi

X1 :: variabel independen (Pendapatan)

X2 : variabel independen (Gaya Hidup)

X3 : variabel independen (Tingkat Harga)

Nilai-nilai pada output kemudian dimasukan ke persamaan regresi

linier berganda sebagai berikut:

Y = 22,076 + 0,389 X1 + 0,369 X2 – 0,034 X3

Interpretasi regresi linier berganda:

a. Nilai konstanta (a) adalah 22,076, dapat diartikan jika Pendapatan,

Gaya Hidup, dan Tingkat Harga nilainy adalah 0, maka Konsumsi Non

Makanan akan mengalami kenaikan sebesar 22,076.

95

b. Nilai koefisien variabel Pendapatan (X1) bernilai positif, yaitu 0,389,

dapat diartikan bahwa setiap peningkatan Pendapatan sebesar 1 satuan,

maka akan meningkatkan Konsumsi Non Makanan sebesar 0,389

satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.

c. Nilai koefisien variabel Gaya Hidup (X2) bernilai positif, yaitu 0,369,

dapat diartikan bahwa setiap peningkatan Gaya Hidup sebesar 1

satuan, maka akan meningkatkan Konsumsi Non Makanan sebesar

0,369 satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.

d. Nilai koefisien variabel Tingkat Harga (X3) bernilai negatif, yaitu

-0,034, dapat diartikan nilai Tingkat Harga akan turun sebesar -0,034.

Maka nilai variabel Tingkat Harga berpengaruh negatif terhadap

variabel Konsumsi Non Makanan.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Pendapatan Terhadap Konsumsi Non Makanan

Berdasarkan hasil penelitian, variabel Pendapatan (X1) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel Konsumsi Non Makanan (Y). Dari

hasil penelitian dapat ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,05

dengan nilai thitung > ttabel (3,237>1,995) serta nilai koefisien regresi sebesar

0,389. Dapat disimpulkan bahwa Pendapatan berpengaruh terhadap Konsumsi

Non Makanan Mahasiswa.

Hal ini terjadi karena pendapatan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang, karenanya ketika tingkat

pendapatan meningkat, kemampuan seseorang untuk membeli aneka kebutuhan

konsumsi menjadi makin besar, atau mungkin juga pola hidup menjadi makin

konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Hal tersebut

sesuai dengan teori konsumsi menurut Ernest Engel yang menyatakan bahwa

tingkat kesejahteraan dikatakan membaik bila perbandingan pengeluaran untuk

konsumsi makanan cenderung semakin menurun dan sebaliknya pengeluaran

untuk non makanan semakin meningkat. Sejalan juga dengan teori Keynes

96

yang menyatakan bahwa jika pendapatan disposabel meningkat, maka

konsumsi juga akan meningkat.

Hal ini terbukti dengan penelitian yang dilakukan oleh Andi Agung

Perkasa yang menyatakan bahwa, konsumsi non makanan mahasiswa UNHAS

lebih besar yaitu 46,24% dibandingkan dengan konsumsi makanannya yaitu

sebesar 34,15%. Dimana varibael uang saku sangat berpengaruh positif dan

signifikan dalam konsumsi makanan dan non makanan (transortasi,

komunikasi, entertainment, biaya perkuliahan) mahasiswa UNHAS.2

2. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Konsumsi Non Makanan

Berdasarkan hasil penelitian, variabel Gaya Hidup (X2) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel Konsumsi Non Makanan (Y). Dari

hasil penelitian dapat ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 < 0,05

dengan nilai thitung > ttabel (2,881>1,995) serta nilai koefisien regresi sebesar

0,369. Dapat disimpulkan bahwa Gaya Hidup berpengaruh terhadap Konsumsi

Non Makanan Mahasiswa.

Hal ini terjadi karena gaya hidup seseorang selalu mengalami

perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin modern. Di

zaman yang semakin modern dan serba canggih seperti sekarang ini tidak

menutup kemungkinan seseorang untuk terlihat lebih baik dari yang lainnya.

Hal inilah yang membuat semakin beragamanya kebutuhan seseorang seperti

konsumsi non makanan yaitu kebutuhan penunjang penampilan ataupun yang

lainnya. Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat

pengeluaran yang tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup yang mewah dan

gemar berhutang baik kepada orang lain maupun dengan kartu kredit.3

Hal ini sejalan dengan teori siklus hidup yang dikemukakan oleh Franco

Modligani, Albert Ando dan Richard Bumberg. Teori ini menyatakan bahwa

konsumsi seseorang dipengaruhi masa dalam siklus hidupnya, dimana pola

2 Andi Agung Perkasa, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa

UNHAS, Skripsi, (Makassar: 2012),h. 21, tidak dipublikasikan 3 Dikutip dari http://www.organisasi.org/1970/01/faktor-yang-mempengaruhi-tingkat-

konsumsi-pengeluaran-rumah-tangga-pendidikan-ekonomi-dasar.html#.WjHXJNKWbMw pada

tanggal 14 Desember 2017 Pukul 08.57 WIB

97

konsumsi seseorang terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama yaitu dari

seseorang berumur nol tahun hingga berusia tertentu dimana orang tersebut

dapat menghasilkan pendapatan sendiri. Bagian kedua yaitu dimana seseorang

berusaha kerja (dapat menghasilkan pendapatan sendiri) hingga ia tepat pada

saat berusia tidak bisa bekerja lagi. Bagian ketiga yaitu ketika seseorang pada

usia tua dimana orang tersebut tidak mampu lagi menghasilkan pendapatan

sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya hidup seseorang tergantung

dimana posisi siklus hidupnya saat itu.

Menurut Chaney dalam Agustina Resi Karoma, gaya hidup adalah pola-

pola tindakan untuk membedakan antara satu orang dengan orang lain atau

gaya hidup adalah seperangkat praktik dan sikap yang masuk akal dalam

konteks tertentu. Gaya juga diartikan sebagai cara-cara terpola dalam

menginfestasikan aspek-aspek tertentu kehidupan sehari-hari dengan nilai

sosial atau simbolik; tapi ini juga berarti gaya hidup adalah bermain dengan

identitas. Masih dengan Chaney, gaya hidup juga dipandang sebagai proyek

kreatif dan hal tersebut merupakan bentuk-bentuk pendeklarasian yang memuat

penilaian-penilaian aktor dalam menggambarkan lingkungannya. Menurut

Chaney dalam Agustina Resi Karoma, gaya hidup adalah pola-pola tindakan

untuk membedakan antara satu orang dengan orang lain atau gaya hidup adalah

seperangkat praktik dan sikap yang masuk akal dalam konteks tertentu. Gaya

juga diartikan sebagai cara-cara terpola dalam menginfestasikan aspek-aspek

tertentu kehidupan sehari-hari dengan nilai sosial atau simbolik; tapi ini juga

berarti gaya hidup adalah bermain dengan identitas. Masih dengan Chaney,

gaya hidup juga dipandang sebagai proyek kreatif dan hal tersebut merupakan

bentuk-bentuk pendeklarasian yang memuat penilaian-penilaian aktor dalam

menggambarkan lingkungannya.4

3. Pengaruh Tingkat Harga Terhadap Konsumsi Non Makanan

Berdasarkan hasil penelitian, variabel Tingkat Harga (X3) berpengaruh

negatif terhadap variabel Konsumsi Non Makanan (Y). Dari hasil penelitian

4 Agustina Resi Karoma, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

Mahasiswa Indekos di Kota Makassar, Skripsi pada Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Hasanuddin, (Makassar: 2013), h. 9, tidak dipublikasikan

98

dapat ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,870> 0,05 dengan nilai

thitung < ttabel (-0,164<1,995) serta nilai koefisien regresi sebesar -0,034. Dapat

disimpulkan bahwa Tingkat Harga tidak berpengaruh terhadap Konsumsi Non

Makanan Mahasiswa.

Hal tersebut terjadi karena sebagian mahasiswa Pendidikan IPS FITK

UIN Jakarta bertempat tinggal kos. Dimana sebagian besar mahasiswa yang

kos pengeluaran terbesar adalah untuk konsumsi makanan. Jadi kebutuhan

akan konsumsi non makanan lebih sedikit dipenuhi daripada konsumsi

makanan. Makanya tingkat harga yang murah akan barang-barang yang

sifatnya sebagai penunjang tidak terlalu berpengaruh untuk sebagain besar

mahasiswa Pendidikan IPS FITK UIN Jakarta.

Sejauh ini dianggap bahwa konsumsi riil merupakan fungsi dari

pendapatan riil. Oleh karena itu naiknya pendapatan nominal yang disertai

dengan naiknya tingkat harga dengan proporsi yang sama tidak akan mengubah

konsumsi riilnya walaupun ada kenaikan pendapatan nominal dan tingkat harga

secara proporsional, maka ia dinamakan bebas dari ilusi uang (money

illusion).5

Dalam skripsi Josep Tolisindo menjelaskan bahwa potongan harga

memberikan keuntungan bagi sejumlah konsumen dan menimbulkan persepsi

negatif bagi sebagian konsumen lainnya, karena diskon atau potongan harga

yang terlalu sering dapat menimbulkan kesan bahwa produk tersebut barang

obral atau meragukan kualitas produk didalamnya.6

4. Pengaruh Pendapatan, Gaya Hidup, dan Tingkat Harga Terhadap

Konsumsi Non Makanan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil persamaan analisis regresi linier

berganda yaitu:

Y = 22,076 + 0,389 X1 + 0,369 X2 – 0,034 X3

5 Sri Mulyani, “Pola Konsumsi Non Makanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri

Yogyakarta, (Yogyakarta: 2015), h. 23-25, tidak dipublikasikan 6 Josep Tolisindo, “Pengaruh Potongan Harga Terhadap Keputusan Pembelian di Indomaret

Lampung Utara Kecamatan Kotabumi Utara”, Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, (Lampung: 2017), h.

99

Berdasarkan persamaan linier berganda diatas didapat bahwa jika

Pendapatan, Gaya Hidup, dan Tingkat Harga nilainya adalah 0, maka

Konsumsi Non Makanan akan meningkat sebesar 22,076 tanpa pengaruh dari

ketiga variabel X. Dari persamaan diatas terlihat bahwa jika Pendapatan

bersifat positif maka Konsumsi Non Makanan akan meningkat sebesar 0,389.

Dan jika Gaya Hidup bersifat positif maka Konsumsi Non Makanan akan

meningkat sebesar 0,369. Serta diperoleh variabel Tingkat Harga bernilai

negatif, sehingga Konsumsi Non Makanan akan menurun sebesar -0,034.

Dari hasil uji F diperoleh bahwa nilai Fhitung > Ftabel (8,234>2,72) dengan

nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

Pendapatan (X1), Gaya Hidup (X2), dan Tingkat Harga (X3) dapat

mempengaruhi Konsumsi Non Makanan (Y). Dan nilai koefisien regresi

dengan melihat nilai Adjusted R Square sebesar 0,216 yang artinya bahwa

Pendapatan (X1), Gaya Hidup (X2), dan Tingkat Harga (X3) dapat

mempengaruhi Konsumsi Non Makanan (Y) sebesar 21,6% dan 78,4%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan yang

dihadapi meskipun penelitian sudah diusahakan dan dilakukan sesuai dengan

prosedur ilmiah. Beirkut keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti

selama penelitian berlangsung:

1. Kesulitan di dalam penyebaran angket karena tidak setiap responden

bersedia untuk mengisi kuesioner.

2. Keterbatasan peneliti pada saat menghitung dan menganalisis data,

sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengelolaan data.

3. Hal-hal yang bersifat eksternal seperti kurangnya ketidakjujuran responden

dalam memberikan data dan penilaian mereka yang berbeda dan berada

diluar kemampuan peneliti.

4. Keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga dalam menyelesaikan penelitian ini

lebih mendalam.

100

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab 4 dengan

pengumpulan data dan analisis hasil uji dengan menggunakan SPSS statistic 20,

dengan menggunakan model regresi linier berganda,

Y = 22,076 + 0,389 X1 + 0,369 X2 – 0,034 X3

Yang berarti bahwa:

1. Berdasarkan hasil uji T pada variabel Pendapatan (X1) diperoleh bahwa

thitung > ttabel (3,237>1,995) dengan nilai signifikansi <0,05 (0,002<0,05),

yang berarti variabel Pendapatan (X1) secara parsial berpengaruh positif

terhadap Konsumsi Non Makanan.

2. Berdasarkan hasil uji T pada variabel Gaya Hidup (X2) diperoleh bahwa

thitung > ttabel (2,881>1,995) dengan nilai signifikansi <0,05 (0,005<0,05),

yang berarti variabel Gaya Hidup (X2) secara parsial berpengaruh positif

terhadap Konsumsi Non Makanan.

3. Berdasarkan hasil uji T pada variabel Tingkat Harga (X3) diperoleh bahwa

thitung < ttabel (0,164<1,995) dengan nilai signifikansi >0,05 (0,870>0,05),

yang berarti variabel Tingkat Harga (X3) secara parsial tidak berpengaruh

terhadap Konsumsi Non Makanan.

4. Berdasarkan hasil uji F diperoleh bahwa fhitung > ftabel (8,234>2,72) dengan

nilai signifikansi <0,05 (0,000<0,05), yang berarti variabel independen

(Pendapatan, Gaya Hidup, Tingkat Harga) secara simultan berpengaruh

terhadap variabel dependen (Konsumsi Non Makanan).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, maka implikasi

yang diperoleh berdasarkan penelitian ini adalah:

101

1. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa pendapatan

merupakan salah satu faktor yang paling dominan yang mempengaruhi

konsumsi mahasiswa. Dimana ketika pendapatan seseorang mengalami

kenaikan, maka secara bersamaan konsumsi yang dilakukan akan ikut

mengalamai kenaikan. Maka dalam hal ini perlu adanya pengalokasian

pendapatan yang baik dari seorang konsumen (mahasiswa), supaya

pendapatan yang diterimanya dapat digunakan dengan bijak untuk

memenuhi kebutuhan yang diperlukannya.

2. Dalam penelitian ini gaya hidup juga mempengaruhi konsumsi

mahasiswa. Dimana dalam penelitian ini diperoleh bahwa gaya hidup

mahasiswa dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal dan teman

bermain. Ketika gaya hidup mahasiwa royal, maka dapat dipastikan

pengeluran konsumsinya lebih besar daripada mahasiswa yang tidak

royal. Maka untuk hal ini diperlukan adanya pengaturan diri agar tidak

terpengaruh dengan hal-hal yang kurang bermanfaat, seperti memilih

tempat tinggal dan teman bermain.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran dari

penulis sebagai berikut:

1. Mahasiswa Pendidikan IPS

Mahasiswa dalam melakukan konsumsi harus bisa lebih rasional

dalam membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Agar kita

terhindar dari adanya sikap konsumtif.

2. Peneliti Lain

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah atau mengganti

variabel lain yang dapat memengaruhi pola konsumsi.

102

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Bambang Suharjo. Statistik Terapan Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.

Damsar. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana. 2009.

Daryanto dan Ismanto Setyobudi. Konsumen dan Pelayanan Prima. Yogyakarta: Gaya

Media. 2014.

Hasan, Iqbal . Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.

Imam Gozali. Aplikasi Analisis Multiviete Dengan Program IBM SPSS 23. Semarang:

UNDIP. 2016.

Indrawan, Rully dan Poppy Yaniawati. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,

dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikaan. PT Refika

Aditama. 2014.

Mangkunegara, Anwar Prabu. Perilaku Konsumen Edisi Revisi. Bandung: Refika

Aditama. 2005.

Manurung, Mandala. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi & Makro Ekonomi)

Edisi Ketiga.

Pedoman Akademik Program Starta 1, tahun 2017/2018, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Pedoman Akademik Program Strata 1 2015/2016 Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Priyatno, Duwi. SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi. 2014.

Priyatno, Duwi. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan

SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta: Gava Media. 2010.

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi

& Makro Ekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia. 2008.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: C.V Andi

Offset. 2013.

Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi Aksara. 2013.

103

Sudarmanto, Gunawan. Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM

SPSS Statistics 19. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

Kombinasi, Penelitian Tindakan, Penelitian Evaluasi. Bandung: Alfabeta, 2014.

Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari Klasik

hingga Keynesian Baru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2000.

Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:

Andi. 2011.

Sunyoto, Danang. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen,

Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service.

Widarjono, Agus. Analisis Multivariat Terapan Program ASPP, AMOS, dan smartpls.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2015.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.

Jakarta: Prenadamedia. 2014.

B. Skripsi

Karoma, Agustina Resi. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

Mahasiswa Indekos di Kota Makassar. Skripsi pada Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Makassar: 2013.

Mardelina, Elma dan Ali Muhson. Mahasiswa Bekerja dan Dampaknya pada Aktivitas

Belajar dan Prestasi Akademi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Mulyani, Sri. Pola Konsumsi Non Makanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi pada

Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: 2015.

Oktakarina, Retno. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

dalam Memilih Angkutan Jasa (Studi Kasus Bus Transjakarta Koridor II).

Skripsi pada Jurusan P.IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta:

2015.

Perkasa, Andi Agung. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi UNHAS.

Skripsi pada Universitas Negeri Hasanuddin Makassar. Makassar: 2012.

Suci, Syifa Puji. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan Mahasiswa

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

104

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Skripsi pada PSKM

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: 2011.

Tama, Ridony Taufik. Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi pada

Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: 2014.

Wurangian, Flinsia Debora. Daisy Engka dan Jacline Sumual. Analisis Pola Konsumsi

Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas SAM Ratulangi yang Kost

di Kota Manado.Skripsi pada Universitas SAM Ratulangi. Manado: t.t.

Yatmi, Fitriah. Pola Makan Mahasiwa dengan Gastritis yang Terlibat dalam Kegiatan

Organisasi Kemahasiswaan di Universitas Islam Negeri Jakarta. Skripsi UIN

Jakarta. Jakarta: 2017.

C. Internet

“Pengertian Mahasiswa Definisi Menurut Para Ahli”. Diakses pada tanggal 7

Desember 2017 Pukul 22. 27 WIB dari

http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-mahasiswa-definisi-

menurut.html

Badan Pusat Statistik. “Pengeluaran Per Kapita”. Diakses pada tanggal 7 Desember

2017 Pukul 10.11 WIB dari

https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=197

Badan Pusat Statistik. “Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia,

Berdasarkan Hasil Susenas September 2014”. Dari www.bps.go.id

Badan Pusat Statistk. www.bps.go.id

Godam. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi/Pengeluaran Rumah

tangga- Pendidikan Ekonomi Dasar. Diakses pada tanggal 14 Desember

2017 Pukul 08.57 WIB dari http://www.organisasi.org/1970/01/faktor-yang-

mempengaruhi-tingkat-konsumsi-pengeluaran-rumah-tangga-pendidikan-

ekonomi-dasar.html#.WjHXJNKWbMw

Ican Education. “Pengertian dan Jenis Beasiswa”. Diakses pada tanggal 21 Desember

2017 Pukul 20.17 WIB dari http://www.ican-

education.com/articles/view/pengertian_dan_jenis_beasiswa

Joko Ade Nursiyono. “Tanda-Tanda Pergeseran Pola Konsumsi Masyarakat

Indonesia”. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017 Pukul 23.05 WIB dari

105

(https://www.kompasiana.com/jokoade/tanda-tanda-pergeseran-pola-konsumsi-

masyarakat-indonesia_54f3fe057455137e2b6c85ba#)

kabar Tangsel. “Peta kota”. Dari https://kabartangsel.com/direktori-tangsel/peta-kota-

tangerang-selatan/

KBBI. “Mahasiswa”. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017 Pukul 22. 34 WIB dari

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mahasiswa

Life&Style. “Ironi Generasi Millenial yang „Kaya‟ tapi „Miskin‟. Diakses pada

tanggal 24 Oktober 2017 Pukul 09.58 WIB dari

http://lifestyle.bisnis.com/read/20160514/219/547432/ironi-generasi-millennial-

yang-kaya-tapi-miskin

Suara Pembangunan. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017 Pukul 23. 11 WIB dari

http://www.suarapembangunan.net/index.php?option=com_content&task=view

&id=1229&Itemid=3.

Tempo.co. “Maret 2017, Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Capai 27,77

Juta”. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2017 Pukul 06.17 WIB dari

https://bisnis.tempo.co/read/892130/maret-2017-jumlah-penduduk-miskin-

indonesia-capai-2777-juta

TribunJogja.com. “Hingga Juli 2017, Jumlah Penduduk Indonesia Bertambah Jadi 262

Juta Jiwa lebih”. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017 Pukul 22.33 WIB dari

http://jogja.tribunnews.com/2017/08/02/hingga-juli-2017-jumlah-penduduk-

indonesia-bertambah-jadi-262-juta-jiwa-lebih

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Profil”. www.uinjkt.ac.id

Wikipedia. “Beasiswa”. Diakses pada tanggal 21 Desember 2017 Pukul 20.11 WIB

dari https://id.wikipedia.org/wiki/Beasiswa

Wikipedia. “Gaya Hidup”. Diakses pada tanggal 21 Desember 2017 Pukul 20.56

WIB dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_hidup

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 2

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 1

Hari, tanggal : 17 Oktober 2017

Tempat : Lobi Timur

Identitas Informan

Inisial : DE

Semester : 1B

Hasil Wawancara

1. Dalam pemenuhan kebutuhan setiap hari, lebih besar pengeluaran untuk

konsumsi makanan atau konsumsi non makanan?

Jawab:

Lebih besar untuk konsumsi non makanan.

2. Biasanya pengeluaran konsumsi non makanan tersebut dialokasikan untuk

apa?

Jawab:

Karena saya pulang pergi (PP) kuliahnya jadi yang paling banyak saya

keluarin adalah untuk alokasi transportasi. Dan saya kalo kuliah bawa

bekel dari rumah, jadi untuk uang jajan saya hanya sedikit ketika

dikampus.

3. Darimana saja uang saku yang anda terima?

Jawab:

Dari orang tua.

4. Apakah anda sudah bekerja atau menerima beasiswa?

Jawab:

Tidak ka, saya belum bekerja dan tidak menerima beasiswa.

5. Kia-kira berapa uang saku yang anda terima?

Jawab:

Biasanya kalo untuk konsumsi makanan + Rp 300.000,- dan untuk

konsumsi non makanan + Rp 700.000,- ya.. kira-kira uang saku +Rp

1.000.000,-.

6. Uang saku yang anda terima apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan

anda? Kalau tidak cukup, apa yang anda lakukan?

Jawab:

Cukup ka, kalau kurang saya terkadang minta uang saku tambahan sama

kaka saya atau ibu. Uang saku tambahan saya itu biasanya karena ada

iuran kampus, atau iuran organisasi ka, karena kan saya ikut organisasi.

7. Selama kuliah, kalau anda merasa jenuh, bagaimana anda mengatasinya,

apakah anda sering jalan-jalan?

Jawab:

Iya jenuh kalau lagi banyak tugas, biasanya kalau jenuh kita mah makan

aja ka bareng-bareng. Karena kita masih mahasiswa baru, jadi kita belum

tahu tempat-tempat yang enak buat jalan ka.

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 2

Hari, tanggal : Selasa, 17 Oktober 2017

Tempat : Kosan Pondok Sakinah

Identitas Informan

Inisial : LS

Semester : 7 (Ekonomi)

Hasil Wawancara

1. Dalam pemenuhan kebutuhan setiap hari, lebih besar pengeluaran untuk

konsumsi makanan atau konsumsi non makanan?

Jawab:

Lebih besar konsumsi makanan

2. Biasanya pengeluaran konsumsi non makanan tersebut dialokasikan untuk

apa?

Jawab:

Biasanya paling buat ngeprint tugas sama beli kuota internet. Karena anak

kosan jadi ngirit, lebih banyak di makan, hee

3. Darimana saja uang saku yang anda terima?

Jawab:

Dari orang tua

4. Apakah anda sudah bekerja atau menerima beasiswa?

Jawab:

Tidak

5. Kia-kira berapa uang saku yang anda terima?

Jawab: yaa.. + Rp 800.000 tiap bulan

6. Uang saku yang anda terima apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan

anda? Kalau tidak cukup, apa yang anda lakukan?

Jawab:

Di cukup-cukupin aja, kalo kurang biasanya minta uang tambahan.

7. Selama kuliah, kalau anda merasa jenuh, bagaimana anda mengatasinya,

apakah anda sering jalan-jalan?

Jawab:

Jenuh sering, tapi kalau jenuh saya biasanya banyak makannya, atau

menonton drama korea di laptop. Soaolnya kalau jalan-jalan butuh banyak

uang.

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 3

Hari, tanggal : Kamis, 19 Oktober 2017

Tempat : Kampus FITK

Identitas Informan

Inisial : RF

Semester : 5 (Ekonomi)

Hasil Wawancara

1. Dalam pemenuhan kebutuhan setiap hari, lebih besar pengeluaran untuk

konsumsi makanan atau konsumsi non makanan?

Jawab:

Biasanya sih saya lebih besar pengeluaran untuk konsumsi non makanan

2. Biasanya pengeluaran konsumsi non makanan tersebut dialokasikan untuk

apa?

Jawab:

Pengeluaran konsumsi saya paling banyak karena setiap hari saya naik

ojek online untuk pulang pergi dari rumah ke kampus.

3. Darimana saja uang saku yang anda terima?

Jawab:

Dari orang tua sih ka.

4. Apakah anda sudah bekerja atau menerima beasiswa?

Jawab:

Kalo beasiswa saya tidak menerimanya, kalau kerja sih saya belum kerja

paling kadang menerima les privat ka.

5. Kia-kira berapa uang saku yang anda terima?

Jawab:

Gak pasti sih yah ka, soalnya saya dikasihnya tiap hari, kurang lebih tiap

hari uang saku saya sekita Rp 35.000.000,- – Rp 50.0000,-

6. Uang saku yang anda terima apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan

anda? Kalau tidak cukup, apa yang anda lakukan?

Jawab:

insyaAllah cukup ka, yaa.. dicukupin sih ka

7. Selama kuliah, kalau anda merasa jenuh, bagaimana anda mengatasinya,

apakah anda sering jalan-jalan?

Jawab:

Jenuh iya kalau banyak tugas, kalau jalan-jalan sih saya jarang ka, karena

saya ikut organisasi paling saya kalau lagi jenuh kumpul sama teman-

teman, jadi uang saku saya irit ka.

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 4

Hari, tanggal : Sabtu, 21 Oktober 2017

Tempat : -

Identitas Informan

Inisial : AA

Semester : 3 (Sosiologi)

Hasil Wawancara

1. Dalam pemenuhan kebutuhan setiap hari, lebih besar pengeluaran untuk

konsumsi makanan atau konsumsi non makanan?

Jawab:

Kalo saya sih untuk konsumsi makanan dan non makanan sama ajaka,

hampir seimbang.

2. Biasanya pengeluaran konsumsi non makanan tersebut dialokasikan untuk

apa?

Jawab:

Kalau makan kan saya di rumah. Tapi untuk konsumsi non makanan

biasanya sih saya untuk membeli bensin, membeli perlengkapan kuliah,

dan membeli kuota, tapi lebih banyak sih untuk membeli bensin,

karenakan saya kemana-mana pakai motor ka.

3. Darimana saja uang saku yang anda terima?

Jawab:

Dari orang tua

4. Apakah anda sudah bekerja atau menerima beasiswa?

Jawab:

Tidak ka, saya belum kerja dan tidak menerima beasiswa

5. Kia-kira berapa uang saku yang anda terima?

Jawab:

Gak nentu sih ka, tergantung kebutuhan yang saya perlukan

6. Uang saku yang anda terima apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan

anda? Kalau tidak cukup, apa yang anda lakukan?

Jawab:

Ya.. paling minta uang tambahan lagi

7. Selama kuliah, kalau anda merasa jenuh, bagaimana anda mengatasinya,

apakah anda sering jalan-jalan?

Jawab:

Ya.. kalau pengin jalan yaa jalan ka, atau cumakumpul-kumpul sama

teman aja

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 5

Hari, tanggal : Sabtu, 21 Oktober 2017

Tempat : -

Identitas Informan

Inisial : BI

Semester : 5 (Geografi)

Hasil Wawancara

1. Dalam pemenuhan kebutuhan setiap hari, lebih besar pengeluaran untuk

konsumsi makanan atau konsumsi non makanan?

Jawab:

Lebih besar non makanan

2. Biasanya pengeluaran konsumsi non makanan tersebut dialokasikan untuk

apa?

Jawab:

Biasanya untuk membeli bensin, membeli kuota internet, membeli buku,

praktikum, dan traveling

3. Darimana saja uang saku yang anda terima?

Jawab:

Orang tua

4. Apakah anda sudah bekerja atau menerima beasiswa?

Jawab:

Saya tidak menerima beasiswa, kalo kerja sih paling kalau ada

acara/proyekan aja

5. Kia-kira berapa uang saku yang anda terima?

Jawab:

Gak psati sih, yaa mungkin sekita Rp 1.000.000,-

6. Uang saku yang anda terima apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan

anda? Kalau tidak cukup, apa yang anda lakukan?

Jawab:

Kalau gak minta uang tambahan, saya pinjem ke teman, atau mencari

proyekan yang bisa dikerjain

7. Selama kuliah, kalau anda merasa jenuh, bagaimana anda mengatasinya,

apakah anda sering jalan-jalan?

Jawab:

Paling seringnya kumpul sama teman-teman, kalau jalan saya seringnya

traveling, karena saya anak geografi jadi suka traveling.

Lampiran 3

Kuisioner Uji Coba Penelitian

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan IPS UIN

Jakarta)”

I. Petunjuk Pengisian Kuisioner

1. Bacalah pertanyaan/pernyataan dengan teliti

2. Berilah tanda centang (√) pada salah satu pilihan yang dianggap dapat

mewakili situasi yang sebenarnya. SS = Sangat Setuju; S = Setuju;

KS =Kurang Setuju; TS = Tidak Setuju; STS = Sangat Tidak

Setuju

3. Anda dapat bertanya langsung dengan peneliti jika mengalami

kesulitan dalam mengisi kuisioner ini

II. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Angkatan/Semester :

4. Fakultas/jurusan :

5. Tempat tinggal : Kos / Tidak Kos

(*pilih salah satu, bagi yang tinggal di rumah kontrakan dan sendiri / bersama

dengan mahasiswa lainnya maka termasuk kost)

6. Alamat :

III. Daftar Pertanyaan/Pernyataan

NO. Pertanyaan / Pernyataan SS S KS TS STS

Pendapatan

A. Uang Saku dari Orang Tua

1. Saya menerima uang saku dari orang tua setiap bulan

2. Saya melakukan konsumsi tergantung pada besarnya

uang saku yang orang tua kasih

3. Saya akan meningkatkan konsumsi, jika uang saku yang

orang tua kasih bertambah

4. Saya akan tetap melakukan konsumsi, walaupun saya

tidak dikasih uang saku dari orang tua

5. Saya lebih memilih untuk menabung, ketika uang saku

saya bertambah daripada untuk konsumsi

6. Uang saku yang saya terima dari orang tua tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan saya setiap bulan

7. Uang saku yang saya terima dari orang tua sangat cukup

untuk memenuhi kebutuhan saya setiap bulan

8. Uang saku yang saya terima setiap bulan <Rp 1.000.000

9. Konsumsi makanan saya lebih besar daripada konsumsi

non makanan

10. Uang saku yang saya terima setiap bulan Rp 1.000.000

– Rp 1.500.000

B. Beasiswa

11. Saya menerima uang saku tambahan dari beasiswa

12. Saya menerima beasiswa setiap bulan

13. Saya tidak menerima beasiswa dari manapun, saya

hanya mengandalkan uang saku dari orang tua

14. Konsumsi saya meningkat setelah saya menerima

beasiswa

15 Beasiswa yang saya terima tidak mempengaruhi jumlah

konsumsi yang saya lakukan

16. Beasiswa yang saya terima, saya gunakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari saya

17. Setelah saya menerima beasiswa, saya tidak lagi

menerima uang saku dari orang tua

18. Saya mencari beasiswa karena supaya saya punya

tambahan uang saku

C. Bekerja Sampingan

19. Selain kuliah saya juga bekerja

20. Saya menerima uang saku dari orang tua dan tambahan

dari bekerja

21. Karena saya sudah bekerja, saya tidak menerima uang

saku dari orang tua

22. Dengan bekerja saya memiliki uang saku lebih yang

bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan saya

23. Uang saku yang saya terima lebih banyak digunakan

untuk konsumsi non makanan daripada konsumsi

makanan

24. Saya hanya menerima uang saku dari bekerja, tidak

dikasih dari orang tua ataupun beasiswa

25. Saya tidak bekerja, karena saya ingin fokus kuliah saja,

jadi saya hanya menerima uang saku dari orang tua

Gaya Hidup

A. Lingkungan Tempat Tinggal

26. Lingkungan tempat saya tinggal telah mempengaruhi

gaya hidup saya

27. Saya selalu memilih teman bergaul dalam menentukan

gaya hidup

28. Pola konsumsi saya dipengaruhi oleh gaya hidup saya

29. Gaya hidup saya dari cara berpakaian, pola makan,

maupun yang lainnya terbentuk dari kebiasaan saya di

rumah tinggal bersama keluarga. Jadi tempat tinggal

sekarang tidak terlalu mempengaruhi gaya hidup saya

B. Pendapatan yang Diterima

30. Saya membeli suatu barang sesuai dengan uang saku

yang saya terima

31. Saya akan menambah konsumsi saya ketika pendapatan

saya bertambah

32 Terkadang saya melakukan konsumsi melebihi uang

saku yang saya terima

33. Saya lebih banyak membelanjakan konsumsi non

makanan daripada makanan

34. Saya lebih banyak membelanjakan konsumsi makanan

daripada non makanan

Tingkat Harga

A. Adanya/tidak adanya Potongan Harga

35. Saya akan membeli suatu barang ketika ada diskon

36. Potongan harga/diskon merupakan hal yang sangat

dipertimbangkan sebelum saya membeli suatu barang

37. Saya tidak terlalu memperdulikan adanya potongan

harga atau tidak, yang terpenting adalah barang tersebut

sesuai dengan kebutuhan saya

Konsumsi Non Makanan

A. Komunikasi

38. Setiap bulan saya selalu membeli pulsa reguler untuk

memenuhi kebutuhan komunikasi saya

39. Setiap bulan saya selalu membeli pulsa internet untuk

memenuhi kebutuhan komunikasi saya

40. Saya tidak pernah membeli pulsa reguler, saya hanya

membeli pulsa internet untuk memenuhi kebutuhan

komunikasi saya

41. Saya tidak pernah membeli pulsa internet, saya hanya

membeli pulsa reguler untuk memenuhi kebutuhan

komunikasi saya

B. Transportasi

42. Saya selalu menggunakan kendaraan pribadi ketika

bepergian

43. Saya selalu menggunakan kendaraan umum ketika saya

bepergian

44. Saya tidak selalu memakai kendaraan pribadi jika

bepergian

45. Saya tidak selalu memakai kendaraan umum jika

bepergian

46. Saya lebih senang jalan kaki jika bepergian

C. Entertainment

47. Untuk menghilangkan kepenatan kuliah saya biasanya

pergi nonton atau karaokean

48. Biasanya saya jalan-jalan ke tempat wisata untuk

menghilangkan kejenuhan

49. Saya selalu menyisihkan uang saku saya untuk membeli

kebutuhan penunjang penampilan, seperti baju, sepatu,

sandal, tas ataupun aksesoris penampilan lainnya

50. Saya akan pergi jalan-jalan, hanya ketika diajak teman

D. Biaya Penunjang Perkuliahan

51. Print dan fotocopy tugas merupakan kebutuhan kuliah

saya yang hampir setiap bulan saya penuhi

52. Setiap semester saya membeli / fotocopy buku yang

terkait pelajaran sebagai penunjang dalam perkuliahan

53. Saya juga sering membeli buku bacaan lain yang tidak

terkait dengan pelajaran dalam perkuliahan

54. Saya selalu memenuhi kebutuhan perkuliahan saya

seperti membeli kertas/buku tulis, pulpen, dll

55. Saya tidak pernah membeli/fotocopy buku terkait

pelajaran atau buku yang lain, karena saya bisa

meminjam di perpustakaan atau meminjam ke teman

_Terima Kasih atas Bantuannya_

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 4 4 5 3 4 3 5 3 3 5 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4

2 4 4 2 2 5 5 5 2 1 4 1 1 4 1 5 1 5 1 4 4 4 4 1 1 5 4 3 4 4 4

3 5 3 3 4 5 2 4 4 5 5 2 2 1 2 4 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 3 4

4 3 4 3 4 4 4 5 2 2 4 2 2 4 2 1 2 4 2 1 1 5 4 1 1 1 4 3 4 5 4

5 4 4 4 4 3 5 4 2 2 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 4 4 4 3 4

6 5 4 2 4 5 2 4 2 4 4 1 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 1 2 4 4

7 3 1 4 5 3 5 5 3 3 3 1 1 2 1 5 1 5 1 5 5 3 4 1 2 4 4 4 3 3 4

8 4 4 2 1 5 5 5 1 5 1 5 3 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 3 4 2 3 3 4 5 4

9 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 3 1 2 3 2 4 4 4

10 5 4 3 4 4 4 5 2 4 5 2 2 2 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4

11 5 2 2 4 4 3 4 3 5 3 4 2 3 3 3 4 4 4 5 5 3 3 5 2 3 3 5 5 3 4

12 3 3 3 3 4 5 4 5 5 3 1 1 5 1 5 1 5 1 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4

13 4 4 3 4 5 3 3 4 3 3 2 2 3 2 4 2 4 2 4 4 2 5 2 3 4 5 4 4 5 5

14 5 4 3 5 4 4 4 2 5 4 1 1 3 1 4 4 3 5 4 3 4 3 5 1 4 3 4 4 4 4

15 1 2 2 4 4 4 4 4 2 1 5 4 5 2 3 5 1 2 1 1 5 2 2 1 2 4 3 4 3 4

16 5 4 5 5 5 2 4 1 3 1 1 1 1 1 5 1 5 1 4 5 5 4 5 1 3 3 3 3 5 4

17 4 4 3 4 5 2 4 4 4 4 1 1 2 1 5 1 5 1 1 4 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2

18 5 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 1 2 2 3 2 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 5 5

19 5 3 2 4 5 3 4 4 4 4 2 3 2 3 3 2 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4

20 4 5 2 4 5 5 4 5 4 3 4 3 5 3 3 2 3 2 5 5 3 5 4 3 3 3 4 4 4 4

21 2 5 3 3 4 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 4 2 3 2 3 4 4 4 2 4

22 5 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 4

23 3 3 3 5 4 3 3 3 1 3 3 3 5 2 4 1 5 1 5 3 1 5 2 5 5 5 5 5 4 4

24 5 3 3 5 5 3 4 4 4 3 1 1 1 1 5 1 5 1 2 2 5 1 1 1 1 4 4 2 4 5

25 4 5 3 4 4 3 4 3 4 4 2 2 3 1 2 3 3 2 4 4 2 4 4 3 2 3 3 3 4 4

26 5 4 3 4 4 3 4 4 3 1 1 1 2 1 4 2 4 4 1 1 5 1 4 1 2 3 4 3 4 4

27 4 5 5 5 4 5 5 5 3 1 1 1 1 1 5 1 5 1 5 5 5 5 1 1 5 5 3 3 3 5

28 4 5 2 1 4 4 4 4 3 1 1 1 1 1 5 1 1 3 3 3 3 5 2 2 5 4 4 3 3 4

29 1 1 1 1 1 5 1 1 5 1 1 1 5 1 5 1 5 5 5 1 1 5 2 5 5 4 2 5 5 2

30 5 5 3 4 5 3 5 4 4 3 1 1 2 2 4 3 2 4 1 3 3 4 4 3 3 5 5 5 3 2

∑ 121 113 93 116 131 116 128 103 114 100 73 66 97 70 129 78 128 91 118 119 126 127 104 90 120 140 131 136 141 148

Data Uji Coba Penelitian

RespondenButir Soal

Lampiran 4

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55

4 3 3 4 3 4 2 4 5 3 3 4 3 3 3 3 3 4 5 4 5 5 4 5 3 198

1 2 2 4 4 4 4 4 4 5 5 2 4 2 3 2 1 4 4 2 4 4 5 5 5 181

2 4 2 4 2 3 2 4 4 4 4 2 3 2 2 3 2 3 4 2 4 4 2 4 4 166

3 1 3 3 4 4 3 4 4 5 5 1 4 5 5 3 1 2 5 4 5 4 3 5 5 179

4 4 3 4 4 4 2 5 5 3 3 2 4 2 3 4 4 4 4 4 5 3 3 4 5 184

4 2 2 4 5 4 2 3 4 3 3 1 4 4 4 2 4 3 5 5 4 5 4 4 4 177

4 4 2 5 2 2 2 4 4 3 5 4 1 5 2 1 3 1 3 4 4 4 2 2 3 170

3 1 1 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 5 4 3 4 5 5 5 5 190

4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 2 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 183

4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 4 3 181

3 3 3 5 3 4 2 5 5 3 4 2 5 1 4 3 2 4 3 3 5 5 4 5 5 199

4 3 3 4 5 5 3 3 5 3 3 5 3 3 3 3 1 3 4 4 4 3 4 4 4 189

5 4 3 3 4 3 1 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 2 4 5 5 4 3 4 4 191

3 4 4 3 3 5 1 3 5 4 4 3 4 2 4 3 2 2 4 4 5 5 3 5 3 193

3 4 2 4 4 4 4 3 5 4 4 1 3 5 3 3 2 4 4 3 4 5 5 5 4 179

4 4 4 3 4 4 2 5 5 3 3 3 3 1 1 3 3 3 5 4 5 5 4 5 5 187

4 4 2 4 4 4 2 3 5 3 4 5 2 2 2 2 2 4 4 2 5 5 5 4 4 171

3 3 3 4 4 3 1 4 3 2 4 2 4 2 4 5 1 2 2 3 5 4 4 4 4 180

4 3 2 4 3 3 1 4 4 3 4 3 4 1 3 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 188

3 4 3 4 5 5 2 3 4 2 4 2 5 2 2 4 4 5 4 4 5 5 4 5 3 206

3 2 2 3 4 4 3 2 4 2 3 2 2 4 3 4 2 2 2 2 4 4 3 4 3 163

4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 2 3 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 186

4 3 3 5 4 5 3 1 5 1 5 5 1 5 1 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3 189

2 2 2 4 5 5 2 5 5 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 173

2 2 2 4 3 4 1 2 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 175

3 3 2 4 3 3 2 5 5 4 4 2 3 2 2 4 1 2 3 4 5 5 3 4 4 169

4 3 5 1 2 3 2 5 5 4 5 2 2 4 4 1 1 1 2 2 5 4 2 5 4 182

3 2 1 4 3 3 2 4 4 5 5 1 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 167

4 1 1 5 4 4 4 5 3 1 1 3 3 1 4 5 1 1 3 5 5 3 2 4 1 158

4 4 4 3 3 5 3 1 4 2 3 5 3 3 3 3 1 3 3 5 4 3 3 3 2 181

133 122 110 146 143 150 105 144 166 134 154 124 142 126 134 140 117 140 158 155 184 177 157 181 166 5435

Data Uji Coba PenelitianButir Soal

Total Skor

N %

Valid 30 100.0 Cronbach's

Alpha N of Items

Excludeda 0 0.0 .662 6

Total 30 100.0

N %

Valid 30 100.0 Cronbach's

Alpha N of Items

Excludeda 0 0.0 .664 6

Total 30 100.0

N %

Valid 30 100.0 Cronbach's

Alpha N of Items

Excludeda 0 0.0 .650 3

Total 30 100.0

N %

Valid 30 100.0 Cronbach's

Alpha N of Items

Excludeda 0 0.0 .774 10

Total 30 100.0

Cases

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Case Processing Summary

Cases

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Hasil Reliabilitas Variabel "Konsumsi Non Makanan"

Hasil Reliabilitas Variabel "Tingkat Harga"Case Processing Summary

Cases

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cases

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Hasil Reliabilitas Variabel "Gaya Hidup"Case Processing Summary

Lampiran 9

Hasil Reliabilitas Variabel "Pendapatan"

Reliability Statistics

Case Processing Summary

Lampiran 10

Kuesioner Penelitian

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan IPS UIN

Jakarta)”

Responden Yth,

Saya Tri Puji Astuti mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatatullah

Jakarta sedang melakukan penelitian skripsi dengan judul “Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa

Pendidikan IPS UIN Jakarta)”. Mohon kesediaan anda untuk berpartisipasi

mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan benar. Pengisian kuesioner dengan

memberikan tanda ceklist (√) pada pernyataan pilihan. Penelitian ini dilakukan

dalam rangka untuk menyelesaikan tugas akhir. Penelitian ini tidak berpengaruh

sedikitpun terhadap kepentingan Saudara/i di kampus, namun hanya akan

digunakan untuk kepentingan penyusunan skripsi. Atas kerjasama dan

partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Ciputat, 17 Februari 2018

Peneliti

Tri Puji Astuti

Kuisioner Penelitian

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan IPS UIN Jakarta)”

No. Angket : (diisi oleh peneliti)

IV. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Semester :

4. Kelas/Konsentrasi :

5. Tempat tinggal : Kos / Tidak Kos

(*pilih salah satu, bagi yang tinggal di rumah kontrakan dan sendiri / bersama

dengan mahasiswa lainnya maka termasuk kost)

V. Petunjuk Pengisian Kuisioner

1. Bacalah pernyataan dengan teliti

2. Berilah tanda ceklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang

dianggap dapat mewakili situasi anda yang sebenarnya.

3. Keterangan pilihan jawaban:

SS = Sangat Setuju;

S = Setuju;

KS = Kurang Setuju;

TS = Tidak Setuju;

STS = Sangat Tidak Setuju

VI. Daftar Pernyataan

A. Pendapatan (X1)

NO. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya menerima uang saku dari orang tua setiap bulan

2. Konsumsi saya meningkat setelah saya menerima beasiswa

3. Selain kuliah saya juga bekerja

4. Saya menerima uang saku dari orang tua dan tambahan

dari bekerja

5. Dengan bekerja saya memiliki uang saku tambahan yang

bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan saya

6. Uang saku yang saya terima lebih banyak digunakan untuk

konsumsi non makanan daripada konsumsi makanan

B. Gaya Hidup (X2)

NO. Pernyataan SS S KS TS STS

7. Lingkungan tempat saya tinggal telah mempengaruhi gaya hidup saya

8. Saya selalu memilih teman bergaul dalam menentukan

gaya hidup

9. Pola konsumsi saya dipengaruhi oleh gaya hidup saya

10. Saya akan menambah konsumsi saya ketika uang saku

saya bertambah

11 Terkadang saya melakukan konsumsi melebihi uang saku

yang saya terima

12. Saya lebih banyak membelanjakan konsumsi non makanan

daripada konsumsi makanan

C. Tingkat Harga (X3)

NO. Pernyataan SS S KS TS STS

13. Saya akan membeli suatu barang ketika ada diskon

14. Potongan harga/diskon merupakan hal yang sangat

dipertimbangkan sebelum saya membeli suatu barang

15. Saya tidak terlalu memperdulikan adanya potongan

harga atau tidak, yang terpenting adalah barang tersebut

sesuai dengan kebutuhan saya

D. Konsumsi Non Makanan (Y)

NO. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Setiap bulan saya selalu membeli pulsa internet untuk

memenuhi kebutuhan komunikasi saya

2. Saya tidak pernah membeli pulsa reguler, saya hanya

membeli pulsa internet untuk memenuhi kebutuhan

komunikasi saya

3. Saya selalu menggunakan kendaraan umum ketika saya

bepergian

4. Untuk menghilangkan kepenatan kuliah saya biasanya pergi

nonton atau karaokean

5. Biasanya saya jalan-jalan ke tempat wisata atau tempat

rekreasi lainnya untuk menghilangkan kejenuhan

6. Saya selalu menyisihkan uang saku saya untuk membeli

kebutuhan penunjang penampilan, seperti baju, sepatu,

sandal, tas ataupun aksesoris penampilan lainnya

7. Setiap semester saya membeli / fotocopy buku yang terkait

pelajaran sebagai penunjang dalam perkuliahan

8. Saya juga sering membeli buku bacaan lain yang tidak terkait

dengan pelajaran dalam perkuliahan

9. Saya selalu memenuhi kebutuhan perkuliahan saya seperti

membeli kertas/buku tulis, pulpen, dll

10. Saya tidak pernah membeli/fotocopy buku terkait pelajaran

atau buku yang lain, karena saya bisa meminjam di

perpustakaan atau meminjam ke teman

_Terima Kasih atas Bantuannya_

No Responden Pendapatan (X1) Gaya Hidup (X2) Tingkat Harga (X3) Konsumsi Non Makanan (Y)

1 25 17 9 41

2 22 21 12 33

3 21 23 10 35

4 25 26 12 36

5 26 21 9 39

6 24 19 9 35

7 19 23 12 32

8 21 23 11 34

9 27 20 12 36

10 20 20 12 36

11 24 23 12 43

12 18 20 10 35

13 20 16 13 37

14 18 18 10 32

15 20 21 10 40

16 21 22 12 36

17 22 18 13 38

18 19 24 13 31

19 23 22 7 40

20 24 23 10 41

21 23 20 10 39

22 17 18 9 33

23 19 23 14 41

24 23 21 12 37

25 20 23 12 37

26 21 18 11 35

27 23 20 10 33

28 21 25 12 41

29 22 16 9 36

30 24 20 9 37

31 22 21 11 42

32 20 21 11 35

33 26 22 10 41

34 26 24 11 40

35 23 21 10 43

36 18 24 12 44

37 18 17 8 34

38 20 22 11 36

39 20 20 9 40

40 22 21 11 41

41 24 22 10 38

42 18 23 11 43

43 24 24 12 43

44 21 17 9 33

45 24 26 12 43

46 16 24 7 37

47 21 18 12 39

48 21 25 11 37

49 21 23 9 38

50 26 21 11 45

51 21 23 12 41

52 18 21 10 37

53 22 19 9 39

54 22 18 10 37

55 27 25 10 43

56 20 23 13 37

Hasil Data Final X1, X2, X3 dan Y

Lampiran 12

57 21 24 11 37

58 24 20 10 38

59 21 22 10 39

60 21 20 11 38

61 19 23 9 35

62 16 19 12 39

63 16 17 9 33

64 21 24 9 40

65 19 18 11 33

66 22 20 9 34

67 21 26 10 42

68 19 21 12 37

69 18 21 15 36

70 19 19 11 36

71 20 19 9 38

72 21 16 10 35

73 21 25 15 40

74 19 20 12 35

75 23 16 7 38

76 19 16 9 38

77 28 26 12 39

78 23 23 10 40

79 16 23 12 37

80 23 19 9 40

∑ 1703 1686 852 3022

N %

Valid 30 100.0 Cronbach's

Alpha N of Items

Excludeda 0 0.0 .662 6

Total 30 100.0

N %

Valid 30 100.0 Cronbach's

Alpha N of Items

Excludeda 0 0.0 .664 6

Total 30 100.0

N %

Valid 30 100.0 Cronbach's

Alpha N of Items

Excludeda 0 0.0 .650 3

Total 30 100.0

N %

Valid 30 100.0 Cronbach's

Alpha N of Items

Excludeda 0 0.0 .774 10

Total 30 100.0

Cases

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Case Processing Summary

Cases

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Hasil Reliabilitas Variabel "Konsumsi Non Makanan"

Hasil Reliabilitas Variabel "Tingkat Harga"Case Processing Summary

Cases

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cases

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Hasil Reliabilitas Variabel "Gaya Hidup"Case Processing Summary

Lampiran 9

Hasil Reliabilitas Variabel "Pendapatan"

Reliability Statistics

Case Processing Summary

Lampiran 13

Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS Statistic 20

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Pendapatan Gaya_Hidup Tingkat_Harg

a

Konsumsi_N

on_Makanan

N Valid 80 80 80 80

Missing 0 0 0 0

Mean 21,29 21,08 10,65 37,78

Std. Error of

Mean ,304 ,302 ,182 ,356

Median 21,00 21,00 11,00 37,50

Mode 21 23 12 37

Std. Deviation 2,715 2,699 1,631 3,182

Variance 7,372 7,285 2,661 10,126

Range 12 10 8 14

Minimum 16 16 7 31

Maximum 28 26 15 45

2. Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 80

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std.

Deviation 2,76442189

Most Extreme Differences

Absolute ,045

Positive ,033

Negative -,045

Kolmogorov-Smirnov Z ,399

Asymp. Sig. (2-tailed) ,997

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

3. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,495a ,245 ,216 2,818 1,968

a. Predictors: (Constant), Tingkat_Harga, Pendapatan, Gaya_Hidup

b. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan

4. Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficient

s

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Toleran

ce

VIF

1

(Constant) 22,07

6 3,617

6,104 ,000

Pendapatan ,389 ,120 ,332 3,237 ,002 ,944 1,059

Gaya_Hidu

p ,369 ,128 ,313 2,881 ,005 ,841 1,189

Tingkat_Ha

rga -,034 ,209 -,018 -,164 ,870 ,868 1,152

a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan

5. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -

1,360 2,051

-,663 ,509

Pendapatan ,019 ,068 ,031 ,273 ,786

Gaya_Hidup ,072 ,073 ,120 ,987 ,327

Tingkat_Har

ga ,158 ,118 ,160 1,337 ,185

a. Dependent Variable: RES2

6. Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regressi

on 196,230 3 65,410 8,234 ,000

b

Residual 603,720 76 7,944

Total 799,950 79

a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan

b. Predictors: (Constant), Tingkat_Harga, Pendapatan, Gaya_Hidup

7. Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 22,076 3,617 6,104 ,000

Pendapatan ,389 ,120 ,332 3,237 ,002

Gaya_Hidu

p ,369 ,128 ,313 2,881 ,005

Tingkat_Ha

rga -,034 ,209 -,018 -,164 ,870

a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan

8. Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,495a ,245 ,216 2,818

a. Predictors: (Constant), Tingkat_Harga, Pendapatan, Gaya_Hidup

b. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan

9. Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficient

s

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Toleran

ce

VIF

1

(Constant) 22,07

6 3,617

6,104 ,000

Pendapatan ,389 ,120 ,332 3,237 ,002 ,944 1,059

Gaya_Hidup ,369 ,128 ,313 2,881 ,005 ,841 1,189

Tingkat_Har

ga -,034 ,209 -,018 -,164 ,870 ,868 1,152

a. Dependent Variable: Konsumsi_Non_Makanan

Lampiran 15

Biodata Penulis

Tri Puji Astuti, lahir di Tegal tanggal 28 November 1994,

anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak

Abduloh dan Ibu Khonipah. Bertempat tinggal di Desa

Kajen, Rt 01, Rw 06 Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal,

Provinsi Jawa Tengah.

Pendidikan formal yang telah ditempuh: SD N Kajen 01

(2001-2007), SMP N 1 Lebaksiu (2007-2010), MAN Babakan Lebaksiu Tegal

(2010-2013), dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-2018).

Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Konsentrasi Ekonomi.

Pengalaman organisasi yang pernah diikuti: sebagai Badan Pengurus Harian

(BPH) Ikatan Mahasiswa Tegal (IMT) Ciputat periode 2015-2016, anggota Ikatan

Remaja Masjid Fatullah (IRMAFA) periode 2014-2015.

Pengalaman mengajar: Maestro Cinere (2014-sekarang), PKBM Lestari (2016-

sekarang), PPKT SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, SMA Dharma Karya (2017-

sekarang).

Skripsi ini peneliti dedikasikan untuk kedua orang tua tercinta, kakak dan adik

tersayang, kerabat serta sahabat-sahabatku. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

para pembaca. Dan pesan peneliti untuk para akademisi teruslah belajar dan

berjuang, jangan pernah lelah untuk berproses dan berusaha, jalani setiap proses

dengan penuh kesabaran, karena kita tidak pernah tahu usaha ke berapa yang akan

berhasil. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa “Hasil Tak Akan Pernah

Mengkhianati Proses”.

Lampiran 16

Dokumentasi