16
© 2005 t@t KELEMBAGAAN/PENGORGANISASIAN KELEMBAGAAN/PENGORGANISASIAN PEMETARENCANAAN PEMETARENCANAAN Sesi 10 Workshop PEMETARENCANAAN PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): (ROADMAPPING): Konsep, Metode dan Implikasi Kebijakan Konsep, Metode dan Implikasi Kebijakan 2005 2005 Tatang A. Taufik

10 Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bagaimana kelembagaan pemetarencanaan

Citation preview

Page 1: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

KELEMBAGAAN/PENGORGANISASIAN KELEMBAGAAN/PENGORGANISASIAN PEMETARENCANAANPEMETARENCANAAN

Sesi 10

Workshop

PEMETARENCANAAN PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING):(ROADMAPPING):

Konsep, Metode dan Implikasi KebijakanKonsep, Metode dan Implikasi Kebijakan

20052005

Tatang A. Taufik

Page 2: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

SARAN UMUMSARAN UMUM

1. Melembagakan proses pemetarencanaan dalam keseluruhan organisasi/korporasi (agar menjadi bagian budaya perusahaan). Ini setidaknya mengandung esensi penting berikut:

– Petarencana yang dihasilkan mencerminkan maksud dan komitmen bersama atas keseluruhan aspek teknologi dalam strategi bisnis/organisasi.

– Petarencana merupakan alat komunikasi antar elemen dalam organisasi.

– Pemetarencanaan merupakan suatu proses pembelajaran bagi setiap organisasi.

2. Membakukan (standarisasi) model perencanaan yang dinilai paling sesuai untuk masing-masing organisasi. Dalam kaitan ini, pemetarencanaan perlu dipandang secara keseluruhan sebagai proses membuat, mengkomunikasikan dan menggunakan secara aktif petarencana.

Page 3: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

SARAN UMUM SARAN UMUM (lanjutan)

3. Suatu petarencana merupakan dokumen yang “hidup” dan akan terus berkembang sejalan dengan perubahan kondisi/lingkungannya. Karenanya perlu dikembangkan/ diperkuat kerangka iteratif dan pemahaman ulang tentang perubahan teknologi dan bisnis.

4. Pemetarencanaan merupakan suatu proses terpadu yang menghimpun beragam perspektif organisasi (seperti pemasaran, produksi, keuangan dan lainnya) untuk mengatasi persoalan peramalan, perencanaan, dan pengendalian teknologi, serta mencerminkan suatu proses komunikasi yang menyelaraskan organisasi. Organisasi perlu mengembangkan tatanan dan pengorganisasin yang kondusif bagi penciptaan dan pengembangan keterpaduan antara kompetensi inti (core competencies), bisnis, dan perkembangan teknologi.

Page 4: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Pasar

Fungsi Inti

Domain Pengetahuan(Knowledge Domains)

Paket Kinerja

(Performance Packages)

Produk, Modul, Layanan

“Ars

ite

ktu

r S

tra

teg

ik”

Ars

ite

ktu

r P

en

ge

tah

ua

n

Ars

ite

ktu

r In

ov

as

i

Sumber : Diadopsi dari Bucher (2002).

ARSITEKTUR INOVASI GENERIKARSITEKTUR INOVASI GENERIK

Page 5: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Knowledge GeneratorKnowledge Generator Knowledge IntegratorKnowledge Integrator Knowledge Knowledge CombinatorCombinator

Contoh:Contoh:Manufaktur Manufaktur BiosensorBiosensor

Contoh:Contoh:Produsen MobilProdusen Mobil

Contoh:Contoh:Perusahaan FarmasiPerusahaan Farmasi

Sumber : Diadopsi dari Bucher (2002).

BEBERAPA JENIS ARSITEKTUR INOVASIBEBERAPA JENIS ARSITEKTUR INOVASI

Page 6: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

PEMAHAMAN KERANGKA INOVASIPEMAHAMAN KERANGKA INOVASI

Kerangka tersebut mempunyai arti bahwa:• Keseluruhan entitas arsitektur inovasi diletakkan

sejalan dengan arah strategis organisasi/perusahaan.• Arsitektur inovasi mengilustrasikan bagaimana suatu

inovasi produk dikembangkan/ dihasilkan dari basis pengetahuan yang melandasinya.

• Arsitektur inovasi mengilustrasikan ketergantungan antara perspektif jangka panjang (pengembangan dan integrasi basis pengetahuan baru dan bidang-bidang teknologi) dengan perspektif jangka pendek atau menengah (pengembangan produk dan optimalisasi).

Page 7: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Proses Inovasi Amis. Pengarahan Inovasi

Proses Inovasi Bmis. Pengembangan produk

Proses Inovasi Cmis. Akuisisi dan Adaptasi Teknologi

Inte

gra

si V

erti

kal

Integrasi Horizontal

Sub-proses

F

E D C BSub-proses

A

Sub-proses

B

Sub-proses

C

Sub-proses

D

Sub-proses

E

Proyek-proyek Ventura

Sumber : Bucher (2002).

PENURUNAN PROSES INOVASI INTI DARI PENURUNAN PROSES INOVASI INTI DARI ARSITEKTUR INOVASIARSITEKTUR INOVASI

Page 8: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Pengarahan Inovasi

Divisi

Litbang PusatPasokan Negara A Negara BP

Akuisisidan Adaptasi

Teknologi

PengembanganProduk

Proyek-proyek Ventura

Anggota Tim Tambahan

MitraPengembangan

Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Bucher (2002).

PENURUNAN ORGANISASI INOVASI DARI PENURUNAN ORGANISASI INOVASI DARI ARSITEKTUR INOVASIARSITEKTUR INOVASI

Page 9: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Pemasaran Manufaktur SDM Keuangan

Divisi / Unit

Tanggung JawabProyek

Tanggung Jawab Fungsional

Ketua Tim

AA

BBAnggota Tim

ILUSTRASI SUATU PENGORGANISASIAN TIMILUSTRASI SUATU PENGORGANISASIAN TIMPEMETARENCANAAN ORGANISASI INDIVIDUALPEMETARENCANAAN ORGANISASI INDIVIDUAL

Page 10: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

PENGORGANISASIAN KOLABORATIFPENGORGANISASIAN KOLABORATIF

• Pengorganisasian pemetarencanaan yang baik dimulai sejak awal. Esensinya, pengorganisasian pemetarencanaan perlu memastikan bahwa “tim” (baik individual maupun kolaboratif) yang bersepakat melaksanakan pemetarencanaan “melakukan hal yang tepat” (doing the right things) dan “melaksanakannya dengan cara yang tepat” (doing things right). Kembali ditekankan di sini bahwa di tahap awal perlu diperjelas terutama tentang:

– Apa yang ingin dicapai? (tujuan)

– Bagaimana mengorganisasikan prosesnya? (tim inti, metode pelaksanaan, kelompok/ gugus tugas, dan sebagainya)

–  Bagaimana mengorganisasikan petarencana? (format, hierarki, tahapan dan keterkaitan)

– Untuk elemen mana dibutuhkan petarencana? (karakteristik industri, produk, hierarki dan lainnya)

– Bagaimana memastikan tindak lanjut? (komitmen manajemen, tim inti, sumber daya, dan lainnya).

Page 11: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

PENGORGANISASIAN PROSESPENGORGANISASIAN PROSES

Pengorganisasian proses terutama perlu mempertimbangkan:

• Komitmen manajemen dari organisasi/pihak yang terlibat

• Pengorganisasian workshop lintas organisasi dan fungsi

• Pengorganisasian tim proyek (gugus tugas), wawancara, survei dan/atau kegiatan lain

• Penentuan pimpinan tim/kelompok (gugus tugas) • Dukungan fasilitator • Pembakuan format untuk kemudahan komunikasi • Penentuan hubungan antar petarencana (hierarki dan

keterkaitan)• Penentuan metode dan alat kerja pendukung.

Page 12: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Perusahaan AsosiasiPerguruan

TinggiInstitusi

Pemerintah

Kolaborasi PemetarencanaanBeragam Organisasi

Tanggung JawabProyek

Pemetarencanaan

Tanggung Jawab Organisasi Individual

Ketua Tim Anggota Tim

ILUSTRASI SUATU SUSUNAN ORGANISASI TIM ILUSTRASI SUATU SUSUNAN ORGANISASI TIM PEMETARENCANAAN KOBALORATIFPEMETARENCANAAN KOBALORATIF

Page 13: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Asosiasi BisnisAsosiasi Profesi

SIAPA APA & BAGAIMANA MENGAPA

IndustriPasar

Konsumen

IndustriPasar

Konsumen

Tahap/Fase I

Tahap/Fase II

Tahap/Fase III

• Teridentifikasinya permintan pasar

• Teridentifikasinya teknologi yang sangat penting

• Investasi litbang yang terarah

• Menurunnya risiko pasar dan investasi

• Kemitraan• Meningkatnya daya

saing• Pengaruh pada

kebijakan, program dan regulasi pemerintah

• Inovasi• Meningkatnya

pengetahuan• Pertumbuhan

produktivitas• Teridentifikasinya

kesenjangan sumber daya manusia dan keterampilan

• Teridentifikasinya permintan pasar

• Teridentifikasinya teknologi yang sangat penting

• Investasi litbang yang terarah

• Menurunnya risiko pasar dan investasi

• Kemitraan• Meningkatnya daya

saing• Pengaruh pada

kebijakan, program dan regulasi pemerintah

• Inovasi• Meningkatnya

pengetahuan• Pertumbuhan

produktivitas• Teridentifikasinya

kesenjangan sumber daya manusia dan keterampilan

Manfaat yangDiharapkan

Prakarsa Pemetarencanaan

Iterasi Periodik Difasilitasi oleh : Pemrakarsa, atau

Fasilitator Potensial lain : Lembaga Pemerintah, Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, Asosiasi, Konsultan

Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang

Sta

ke

ho

lde

r K

un

ci

Pa

rtis

ipa

n

Swasta, termasuk:Suppliers

ManufacturersEnd Users

Lembaga Pemerintah

ProdukProses

Organisasi

ProdukProses

Organisasi

TeknologiLitbang

Kapabilitas

TeknologiLitbang

Kapabilitas

Tindakan pengembangan,komersialisasi dan alih teknologi

Tindakan pengembangan,komersialisasi dan alih teknologi

Evaluasi periodik, perbaikan,dan adopsi kulrural

Evaluasi periodik, perbaikan,dan adopsi kulrural

ILUSTRASI PENGORGANISASIAN PEMETARENCANAAN ILUSTRASI PENGORGANISASIAN PEMETARENCANAAN KOBALORATIFKOBALORATIF

Page 14: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Generation IV International Forum (GIF)

Near-Term Deployment Group (NTDG)

Argentina Brazil Canada France

Japan S. Africa Korea UK US

DOE-NE

Tim Integrasi Petarencana

Metodologi Evaluasi

Water-Cooled Reactors

Gas-Cooled

Liquid Metal-Cooled

Non-Classical Concepts

Kelompok Kerja Teknis:

NERAC

GEN IV Roadmap NERAC Subcommittee

(GRNS)

Komunitas Teknis

Industri

Universitas

Lab. Nasional

Kelompok Internasional

Sumber : Dixon (2003).

Contoh Organisasi Pemetarencanaan Kolaboratif:Contoh Organisasi Pemetarencanaan Kolaboratif:Gen IV Overall Roadmap Organization Gen IV Overall Roadmap Organization

Page 15: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

SARAN DALAM PENGORGANISASIAN SARAN DALAM PENGORGANISASIAN KOLABORATIFKOLABORATIF

• Membentuk tim berukuran cukup kecil dan independen;

• Memberikan “waktu” yang memadai:

– Berikan waktu yang cukup untuk setiap kelompok melalui tahapan proses formatif

– Rancang petarencana dengan memperhitungkan agar:

• Memberikan kesempatan penyelesaian tugas awal

• Menentukan deadline penyelesaian

• Memberikan kesempatan kelompok untuk membentuk diri

• Memberikan “ruang gerak”:

– Sebaiknya gunakan lokasi off-site untuk pertemuan-pertemuan pemetarencanaan

– Setiap pertemuan sebaiknya cukup “lama” bagi terbentuknya “pemahaman”

– Tingkatkan pemahaman dengan memastikan bahwa mereka harus menunjukkan kinerja

Page 16: 10  Kelembagaan Pemetarencanaan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

SARAN DALAM PENGORGANISASIAN SARAN DALAM PENGORGANISASIAN KOLABORATIFKOLABORATIF

• Merencanakan serangkaian pertemuan:

– Rangkaian waktu pertemuan sebaiknya cukup berjauhan untuk memberikan kesempatan penyelesaian tugas di antaranya namun cukup dekat untuk memberikan kontinuitas

– Setelah pertemuan pertama, sebaiknya isi waktu antar pertemuan dengan tetap memelihara komunikasi.

• Memelihara komunikasi:

– Pelihara kontak (misalnya mailing list)

– Kirim perkembangan mutakhir

– Rancang kesempatan pertemuan ulang

– Jaga agar partisipan tetap peduli dan merasa terlibat

• Memelihara pemutakhiran:

– Lakukan pemutakhiran secara periodik

– Gunakan pemutakhiran sebagai kesempatan untuk merevitalisasi komunitas.