27
© 2005 t@t IMPLIKASI KEBIJAKAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Sesi 13 Workshop PEMETARENCANAAN PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): (ROADMAPPING): Konsep, Metode dan Implikasi Kebijakan Konsep, Metode dan Implikasi Kebijakan 2005 2005 Tatang A. Taufik

13 Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Implikasi kebijakan publik terkait dengan pemetarencanaan

Citation preview

Page 1: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

IMPLIKASI KEBIJAKANIMPLIKASI KEBIJAKAN

Sesi 13

Workshop

PEMETARENCANAAN PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING):(ROADMAPPING):

Konsep, Metode dan Implikasi KebijakanKonsep, Metode dan Implikasi Kebijakan

20052005

Tatang A. Taufik

Page 2: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

KEPENTINGAN BAGI PERUMUSAN KEPENTINGAN BAGI PERUMUSAN KEBIJAKANKEBIJAKAN

1. Membantu pemahaman yang sama antara pembuat kebijakan iptek, industri, para perencana anggaran dan pelaku bisnis tentang tantangan masa depan. Pemetarencanaan juga dapat mendukung tercapainya konsensus pandangan tentang peluang-peluang pasar yang baru dan teknologi-teknologi yang dinilai sangat penting (critical technologies);

2. Memberikan arah untuk menyesuaikan kebijakan-kebijakan, program dan regulasi pemerintah. Pemahaman pasar yang lebih baik memperbesar peluang rancangan kebijakan yang sejalan dengan mekanisme pasar yang sehat (conform to the market mechanism) atau mengarah kepada kondisi demikian. Karena itu, pemetarencanaan juga dapat membantu mengarahkan investasi (termasuk melalui dukungan pembiayaan pemerintah) yang lebih baik dalam pengetahuan/teknologi dan aktivitas litbang;

3. Mengidentifikasi hambatan/kendala-kendala utama dan kesenjangan kapabilitas bagi pengembangan di masa depan;

4. Mengurangi risiko kolaborasi dan mendorong formasi aliansi baru, jaringan dan kemitraan antar berbagai pihak;

5. Memberikan pendekatan yang sistematis bagi pengembangan teknologi yang berorientasi kebutuhan pasar masa datang. Ini terutama penting dalam mendorong pengembangan teknologi-teknologi terobosan, terdepan, atau yang dapat mempelopori perkembangan lebih lanjut (leading-edge technologies) yang dinilai penting bagi daya saing industri dan perkembangan industri baru di masa depan.

Page 3: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Waktu

PendorongPasar

(MarketDrivers)

Sumber Daya

ProgramLitbang(R&D)

Sains/Teknologi

Fitur

Produk

PP 1

PP 2PP 3

ST 1 ST 3

ST 2

FP 1 FP 3

FP 2 FP 4

ST 4

Segmen A

Segmen B

Kelompok A

Kelompok B

Bidang A

Bidang B

Keuangan

Kepemilikan /Infrastruktur

SDM / Kapabilitas

LB 1 LB 2

LB 3

LB 5

LB 4 LB 6

LB 7

K 1 K 2

KI 1

SK 2SK 1

KI 1

KI 2

KI 3

KompetensiInti

(CoreCompetences)

KI 4

SISIPENAWARAN

BIDANG KETERKAITAN

SISIPERMINTAAN

Instrumen Implisit

Fungsi dan Aktivitas Teknologi, Inovasi, Litbang

VARIABEL SASARAN

Instrumen Eksplisit

Faktor Kontekstual

ISU KEBIJAKAN

TUJUAN KEBIJAKAN

Har

us

sem

akin

jela

sex

it p

olic

y-n

ya

KEBIJAKANSTRATEGIS

Ker

angk

a K

elem

baga

an

PEMETARENCANAAN DALAM SUATU KERANGKA PEMETARENCANAAN DALAM SUATU KERANGKA KEBIJAKANKEBIJAKAN

1. Mendorong Pemetarencanaan ~ Prakarsa Kolaboratif

2. “Implikasi” Pemetarencanaan

Page 4: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

SISI

PENAWARAN

BIDANG

KETERKAITAN

SISI

PERMINTAAN

Instrumen Implisit

Fungsi dan Aktivitas Teknologi, Inovasi, Litbang

VARIABEL SASARAN

Instrumen Eksplisit

Faktor Kontekstual

ISU KEBIJAKAN

TUJUAN KEBIJAKAN

Har

us

sem

akin

jela

sex

it p

olic

y-n

ya

KEBIJAKANSTRATEGIS

Ke

ran

gka

Ke

lem

ba

ga

an

PEMETARENCANAAN DALAM SUATU KERANGKA PEMETARENCANAAN DALAM SUATU KERANGKA KEBIJAKANKEBIJAKAN

Page 5: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

BEBERAPA HAL YANG PERLU BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKANDIPERHATIKAN

1. Fokus Tujuan dan Platform Tematik Industri

2. Konsistensi Suatu Rancangan Kebijakan

3. Sasaran Selektif

4. Konteks Spesifik Industri

5. Beberapa Arah/Tekanan Kebijakan

Page 6: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

11FOKUS TUJUAN DANFOKUS TUJUAN DAN

PLATFORMPLATFORM TEMATIK INDUSTRI: TEMATIK INDUSTRI:Peningkatan Daya SaingPeningkatan Daya Saing

MelaluiMelaluiPenguatan/Pengembangan Klaster Penguatan/Pengembangan Klaster

IndustriIndustri

Page 7: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Kesejahteraan/Kesejahteraan/KemakmuranKemakmuran

Kesejahteraan/Kesejahteraan/KemakmuranKemakmuran

Daya SaingDaya SaingDaya SaingDaya Saing

Kapasitas InovatifKapasitas InovatifKapasitas InovatifKapasitas Inovatif

Sumber: Porter (2001).

REKONSEPTUALISASIREKONSEPTUALISASI

Klaster-klaster IndustriKlaster-klaster IndustriKlaster-klaster IndustriKlaster-klaster Industri

Kemajuan Iptek,Kemajuan Iptek,InovasiInovasi

Kemajuan Iptek,Kemajuan Iptek,InovasiInovasi EBPEBPEBPEBP EkonomiEkonomi

JaringanJaringan

EkonomiEkonomiJaringanJaringan GlobalisasiGlobalisasiGlobalisasiGlobalisasi Faktor-faktorFaktor-faktor

LokalitasLokalitas

Faktor-faktorFaktor-faktorLokalitasLokalitas

Alternatif . . . ZAlternatif . . . ZAlternatif . . . ZAlternatif . . . ZAlternatif A . . .Alternatif A . . .Alternatif A . . .Alternatif A . . .

Page 8: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

• Investasi inward yang berkualitas• Capaian ekspor

• Perusahaan yang mampubersaing secara global

• Pengembangan/penumbuhanperusahaan pemula (baru)

• Peningkatan inovasi• Perkembangan perusahaan setempat

Keunggulan Daya Saing DaerahKeunggulan Daya Saing DaerahKeunggulan Daya Saing DaerahKeunggulan Daya Saing Daerah

MendorongMendorongPerkembangan EkonomiPerkembangan Ekonomi

MendorongMendorongPerkembangan EkonomiPerkembangan Ekonomi

• Pengembangan infrastruktur• Spin-off / spin out litbang

dan pengetahuan• Capaian ekspor

• Pasar tenaga kerja yang kompetitif• Industri berbasis pengetahuan/teknologi

• Keterampilan tinggi

MembangunMembangunKekuatan DaerahKekuatan Daerah

MembangunMembangunKekuatan DaerahKekuatan Daerah

Peningkatan Capaian danPeningkatan Capaian danPeningkatan KapasitasPeningkatan Kapasitas

Peningkatan Capaian danPeningkatan Capaian danPeningkatan KapasitasPeningkatan Kapasitas

Klaster-klaster IndustriKlaster-klaster IndustriKlaster-klaster IndustriKlaster-klaster Industri

Page 9: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Klaster IndustriKlaster IndustriKlaster IndustriKlaster Industri

Antar NegaraAntar NegaraAntar NegaraAntar Negara

DaerahDaerahDaerahDaerah

NasionalNasionalNasionalNasional

Klaster IndustriKlaster Industri

DaerahDaerah

DALAM KONTEKS DAYA SAINGDALAM KONTEKS DAYA SAING

Kemajuan Iptek,Kemajuan Iptek,InovasiInovasi

Kemajuan Iptek,Kemajuan Iptek,InovasiInovasi EBPEBPEBPEBP EkonomiEkonomi

JaringanJaringan

EkonomiEkonomiJaringanJaringan GlobalisasiGlobalisasiGlobalisasiGlobalisasi

Page 10: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@tInstitusi Pendukung

(Supporting Institutions)

Industri Inti(Core Industry)

Pembeli(Buyer)

Industri Pemasok(Supplier Industry)

Industri Terkait(Related Industry)

Industri Pendukung(Supporting Industry)

MODEL GENERIK KLASTER INDUSTRIMODEL GENERIK KLASTER INDUSTRI

Page 11: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

KIN/D (N/RIC): potensi suatu negara/daerah (sebagai entitas ekonomi maupun politik) untuk menghasilkan aliran inovasi relevan yang komersial. Tiga elemen luas yang mencerminkan bagaimana suatu lokasi membentuk kemampuan perusahaan di suatu lokasi tertentu untuk berinovasi di tingkat global:

KualitasKualitasKeterkaitanKeterkaitan

InfrastrukturInfrastrukturInovasi UmumInovasi Umum

KondisiKondisiSpesifik-KlasterSpesifik-Klaster

Sehimpunan investasi dan kebijakan “terobosan” yang mendukung inovasi dalam keseluruhan ekonomi.

the “four diamond” framework.

Sumber : Diadopsi dari Porter dan Stern (2001).

Hubungantimbal-balik

Instrumen KebijakanInstrumen Kebijakan

KAPASITAS INOVATIF NASIONAL/DAERAHKAPASITAS INOVATIF NASIONAL/DAERAH

Sumber : Diadopsi dari Porter dan Stern (2001).

Page 12: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

PEMETARENCANAAN TEKNOLOGI DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN PEMETARENCANAAN TEKNOLOGI DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRIKLASTER INDUSTRI

Pemetarencanaan teknologi/PRT (technology roadmapping/TRM) dapat mendukung pengembangan/perkuatan klaster industri sebagai alat menyusun agenda pengembangan, pemanfaatan dan difusi teknologi yang diperlukan, dalam skema kolaborasi klaster industri tertentu. PRT merupakan bagian integral agenda (proses) pengembangan/perkuatan klaster industri.

AksesPengetahuan, Teknologi & Keahlian

AksesPendanaan Akses kepada Pasar Global

Membangun Keterkaitandan Infrastruktur

Sistem denganKeterkaitan yang Lemah

Fokus padaKekuatan

Sistem denganKeterkaitan yang Lebih Kuat

Menumbuhkembangkan“Pertumbuhan” & “Sebaran”

Potensi bagiPertumbuhan cepat

Industri/Usaha “Besar”Keterangan: IKM/UKM

Siklus Inovasi & Difusi melalui Pemetarencanaan TeknologiSiklus Inovasi & Difusi melalui Pemetarencanaan Teknologi

Page 13: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

PEMETARENCANAAN DALAM PENGEMBANGAN KLASTER PEMETARENCANAAN DALAM PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRIINDUSTRI

Implementasi

Penggalian / Penentuan SDM, S Dana & SD lain

Peningkatan Kapasitas

Pengelolaan Tugas, SDM & Hubungan

Pengamanan Kesepakatan / Persetujuan

Pemantauan, Evaluasi dan Perbaikan Pemantauan, Evaluasi dan Perbaikan

PengelolaanPengelolaanSinergi Sinergi

Mobilisasi SD &Pelaksanaan

Aktivitas

PencapaianMilestones

Penyusunan Kerangkadan Agenda Pengembangan

Pengelolaan Keterlibatan & Komunikasi

Pembelajaran & Kepemimpinan

Konsensus Konsensus RencanaRencana

Perencanaan Aksi

Perumusan Strategi &Implikasi Kebijakan

Kelembagaan Kelembagaan Kolaborasi Kolaborasi

dandanStrukturStruktur

OperasionalOperasional

Aktivitas AwalInisiatif / PrakarsaPengembangan

Konsensus Konsensus PrakarsaPrakarsa

Eksplorasi /Analisis

PengembanganTim Prakarsa

InisiasiInisiasi

Pengelolaan Keberterimaan,

Komitmen & Sinergi Positif

Proses PemetarencanaanProses Pemetarencanaan(Roadmapping)(Roadmapping)

Klaster Industri“X”

Agenda Penguatan/PengembanganKlaster Industri

“X”

AgendaPemetarencanaan

Institusi Pendukung(Supporting Institutions)

Industri Inti(Core Industry) Pembeli

(Buyer)Industri Pemasok

(Supplier Industry)

Industri Terkait(Related Industry)

Industri Pendukung(Supporting Industry)

Page 14: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Implementasi

Penggalian / Penentuan SDM, S Dana & SD lain

Peningkatan Kapasitas

Pengelolaan Tugas, SDM & Hubungan

Pengamanan Kesepakatan / Persetujuan

Pemantauan, Evaluasi dan Perbaikan Pemantauan, Evaluasi dan Perbaikan

PengelolaanPengelolaanSinergi Sinergi

Mobilisasi SD &Pelaksanaan

Aktivitas

PencapaianMilestones

Penyusunan Kerangkadan Agenda Pengembangan

Pengelolaan Keterlibatan & Komunikasi

Pembelajaran & Kepemimpinan

Konsensus Konsensus RencanaRencana

Perencanaan Aksi

Perumusan Strategi &Implikasi Kebijakan

Kelembagaan Kelembagaan Kolaborasi Kolaborasi

dandanStrukturStruktur

OperasionalOperasional

Aktivitas AwalInisiatif / PrakarsaPengembangan

Konsensus Konsensus PrakarsaPrakarsa

Eksplorasi /Analisis

PengembanganTim Prakarsa

InisiasiInisiasi

Pengelolaan Keberterimaan,

Komitmen & Sinergi Positif

Page 15: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Implementasi

Penggalian / Penentuan SDM, S Dana & SD lain

Peningkatan Kapasitas

Pengelolaan Tugas, SDM & Hubungan

Pengamanan Kesepakatan / Persetujuan

Pemantauan, Evaluasi dan Perbaikan Pemantauan, Evaluasi dan Perbaikan

PengelolaanPengelolaanSinergi Sinergi

Mobilisasi SD &Pelaksanaan

Aktivitas

PencapaianMilestones

Penyusunan Kerangkadan Agenda Pengembangan

Pengelolaan Keterlibatan & Komunikasi

Pembelajaran & Kepemimpinan

Konsensus Konsensus RencanaRencana

Perencanaan Aksi

Perumusan Strategi &Implikasi Kebijakan

Kelembagaan Kelembagaan Kolaborasi Kolaborasi

dandanStrukturStruktur

OperasionalOperasional

Aktivitas AwalInisiatif / PrakarsaPengembangan

Konsensus Konsensus PrakarsaPrakarsa

Eksplorasi /Analisis

PengembanganTim Prakarsa

InisiasiInisiasi

Pengelolaan Keberterimaan,

Komitmen & Sinergi Positif

Sumber : Taufik (2003).

Proses PemetarencanaanProses Pemetarencanaan(Roadmapping)(Roadmapping)

Page 16: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

22KONSISTENSI SUATUKONSISTENSI SUATU

RANCANGAN KEBIJAKAN:RANCANGAN KEBIJAKAN:

1.1. EfektifEfektif2. Daya Dongkrak (Leverage Effects)

Signifikan3.3. Memiliki Kelayakan Cakupan Memiliki Kelayakan Cakupan (Adequacy of (Adequacy of

Scope)Scope)4.4. Sejalan dengan, atau Mendorong Terjadinya Sejalan dengan, atau Mendorong Terjadinya

Mekanisme Pasar yang Sehat dan Adil Mekanisme Pasar yang Sehat dan Adil (Conform to the Market Mechanism)(Conform to the Market Mechanism)

5. Pragmatis:• Implementable• Mekanisme Operasional yang Tepat

(Appropriate Operational Mechanism)

Page 17: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

33SASARAN SELEKTIF KEBIJAKAN:SASARAN SELEKTIF KEBIJAKAN:

1.1. Fokus Isu yang Sangat UrgenFokus Isu yang Sangat Urgen2. Varibel Sasaran3. Kerangka Kelembagaan4.4. Sistematik ~ Sisi Penawaran - Sistematik ~ Sisi Penawaran -

Permintaan, dan “Keterkaitan”, serta Permintaan, dan “Keterkaitan”, serta Exit PolicyExit Policy

5.5. Faktor-faktor Teknis Penting, misalnya :Faktor-faktor Teknis Penting, misalnya :– ““Siklus Hidup”Siklus Hidup”– Sifat TeknologiSifat Teknologi– Karakteristik Spesifik IndustriKarakteristik Spesifik Industri

Page 18: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Industri Inti PembeliIndustri Pemasok

Industri Terkait

Industri Pendukung

Klaster Industri “X”

Organisasi dengan Arsitektur Inovasi yang Relevan bagi Klaster Industri “X”

PEMETARENCANAAN DALAM MENDUKUNG PEMETARENCANAAN DALAM MENDUKUNG PLATFORMPLATFORM

KEBIJAKAN PENINGKATAN DAYA SAINGKEBIJAKAN PENINGKATAN DAYA SAING

Page 19: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Waktu

PendorongPasar

(MarketDrivers)

Sumber Daya

ProgramLitbang(R&D)

Sains/Teknologi

Fitur

Produk

PP 1

PP 2PP 3

ST 1 ST 3

ST 2

FP 1 FP 3

FP 2 FP 4

ST 4

Segmen A

Segmen B

Kelompok A

Kelompok B

Bidang A

Bidang B

Keuangan

Kepemilikan /Infrastruktur

SDM / Kapabilitas

LB 1 LB 2

LB 3

LB 5

LB 4 LB 6

LB 7

K 1 K 2

KI 1

SK 2SK 1

KI 1

KI 2

KI 3

KompetensiInti

(CoreCompetences)

KI 4

SISIPENAWARAN

BIDANG KETERKAITAN

SISIPERMINTAAN

Instrumen Implisit

Fungsi dan Aktivitas Teknologi, Inovasi, Litbang

VARIABEL SASARAN

Instrumen Eksplisit

Faktor Kontekstual

ISU KEBIJAKAN

TUJUAN KEBIJAKAN

Har

us

sem

akin

jela

sex

it p

olic

y-n

ya

KEBIJAKANSTRATEGIS

Ke

ran

gka

Ke

lem

ba

ga

an

PEMETARENCANAAN DALAM SUATU KERANGKA PEMETARENCANAAN DALAM SUATU KERANGKA KEBIJAKANKEBIJAKAN

Page 20: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

FenomenaDisruptive Development

FenomenaPervasive Diffusion

AktivitasBisnis

Siklus Teknologi

Tumbuh (Growing)

Matang (Maturity)

Baru (Emerging)

Perubahan Fundamental -Pola Transformasional

Perubahan “Besar” (Major) - Pola Transisional

Perubahan Inkremental - Pola Normal

Page 21: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Teknologi yang Biasanya “Mengandung” Elemen Teknologi yang Biasanya “Mengandung” Elemen Signifikan Barang Publik Signifikan Barang Publik (Public Goods)(Public Goods) (Tassey, (Tassey,

1999)1999)1. Teknologi yang baru muncul (emerging technologies) yang masih dinilai

berisiko tinggi dan memerlukan waktu pengembangan cukup panjang tetapi berpotensi menciptakan pasar yang baru dengan nilai tambah signifikan. Ini dihasilkan dari inovasi yang bersifat fundamental ataupun inovasi “radikal” atau berdampak sangat “besar” (major).

2. Teknologi sistem (systems technologies) yang memberikan infrastruktur ataupun integrasi bagi beragam teknologi produk (barang dan/atau jasa) sehingga berpotensi mendorong pertumbuhan dalam sektor/bidang-bidang utama perekonomian.

3. Teknologi multiguna (enabling/multi-use technologies) yang memanfaatkan beragam segmen dari suatu industri atau kelompok industri, namun menghadapi persoalan “ekonomi cakupan” (economies of scope) dan hambatan-hambatan investasi difusi.

4. Infratechnologies yang dapat membangkitkan investasi, baik dalam pengembangan maupun penggunaan teknologi tertentu yang dimiliki oleh organisasi/perusahaan (proprietary technologies), namun membutuhkan kompetensi tertentu/khusus untuk mengembangkannya dan “kepemilikan bersama” (common ownership), seperti misalnya standar, untuk dapat menggunakannya secara efektif.

Page 22: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

44KARAKTERISTIK SPESIFIK KARAKTERISTIK SPESIFIK

INDUSTRI:INDUSTRI:

Karakteristik Industri Elemen yang Relatif Stabil

Industri yang “berbasis teknologi” (misalnya semiconductor)

Kecenderungan teknologi

Industri yang sangat market-driven (misalnya otomotif)

Pendorong-pendorong pasar (market drivers)

Industri hybrid (misalnya telekomunikasi, otomasi)

Fungsi-fungsi produk inti

CONTOH ILUSTRATIF:

Page 23: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

55BEBERAPA ARAH/TEKANAN BEBERAPA ARAH/TEKANAN

KEBIJAKAN:KEBIJAKAN:

Page 24: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

SARAN (Tassey, 1999)SARAN (Tassey, 1999)

1. Memahami dan menyediakan respon kebijakan yang tepat untuk fase awal riset teknologi. Menurutnya, penyediaan pembiayaan untuk riset teknologi generik sangatlah penting dalam menurunkan risiko teknis dan pasar yang utama yang umumnya berada pada fase awal siklus teknologi dan harus tersedia manakala jendela peluang terbuka. Banyak negara kini mengembangkan kemitraan industri-pemerintah dalam beragam bentuk untuk menyediakan jenis infrastruktur teknologi yang sangat penting ini.

2. Mengidentifikasi dan menyediakan infrastruktur teknis yang diperlukan oleh industri-industri berbasis teknologi. Intinya: – penyediaan dukungan pemerintah bukan saja haruslah memadai tetapi

juga perlu diarahkan kepada fasilitas yang unik/khas yang dapat mencapai ekonomi skala dan cakupan yang besar yang mencerminkan jenis infrastruktur demikian dan mampu mendifusikannya ke industri, lembaga-lembaga standarisasi, dan pengguna lainnya.

– kecenderungan-kecenderungan teknologi berinteraksi dengan strategi korporasi, struktur industri dan kebijakan pemerintah. Adanya kecenderungan atau lintasan teknologi (technology trends/trajectories) dapat memberikan dampak sangat besar pada sejumlah industri atau bahkan beberapa sektor perekonomian dalam arti arah dan tingkat pertumbuhannya. Oleh karena itu, evaluasi dini atas beberapa lintasan yang dapat dicapai melalui pengembangan teknologi generik[1] dan infratechnologies secara tepat waktu sangatlah penting.

Page 25: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

SARAN (SARAN (Rycroft dan KashRycroft dan Kash, 1999), 1999)

1. Mengembangkan sumber daya jaringan (developing network resources). Jaringan setidaknya memiliki tiga sumber daya, yaitu kapabilitas inti yang ada, aset internal yang komplementatif, dan pembelajaran organisasional. Saran utamanya adalah pengembangan kemampuan SDM dalam organisasi yang bersifat broad-based terutama integrasi sistem, pengetahuan teknis dan sosial.

2. Menciptakan peluang pembelajaran (creating learning opportunities). Arah dan tekanan yang disarankannya adalah pengembangan dukungan kebijakan litbang pada elemen yang sebenarnya lebih diperlukan oleh swasta. Ini terutama berkaitan dengan pengembangan kapabilitas organisasional yang dapat memfasilitasi pengembangan tacit know-how dan keterampilan, perbaikan proses produksi terpadu, dan cara-cara mensintesiskan dan mengintegrasikan keahlian individual kepada kelompok kerja atau tim.

3. Meningkatkan pasar (enhancing markets). Esensinya adalah bahwa untuk tujuan ini, pemerintah tidak hanya memberikan perhatian sebatas pada isu kekayaan intelektual dan kredit pajak litbang. Yang sangat penting justru berupa upaya mendorong pengembangan jaringan, terutama berbentuk (1) infrastruktur dasar, baik transportasi, komunikasi dan sistem pendidikan; (2) tatanan-tatanan penentuan standar; (3) keterkaitan antara perusahaan dengan beragam lembaga iptek, termasuk perguruan tinggi.

Page 26: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@tPrinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan

Pengujian Sistem, Peluncuran & Pengoperasian

Pengembangan Sistem/Subsistem

Demonstrasi Teknologi

Pengembangan Teknologi

Riset untuk Pembuktian Kelayakan

Riset Teknologi Dasar

Tingkat Kesiapan/ Kematangan Teknologi

Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian

Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya

Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya

Demonstrasi model atau prototipe sistem/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan

Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam suatu lingkungan

Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam lingkungan laboratorium

Pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental

Formulasi konsep dan/atau aplikasi teknologi

MEMASTIKAN “KESIAPAN” TEKNOLOGIMEMASTIKAN “KESIAPAN” TEKNOLOGI

TKT 9

TKT 8

TKT 7

TKT 6TKT 6

TKT 5TKT 5

TKT 4

TKT 3

TKT 2

TKT 1

Page 27: 13  Implikasi Kebijakan - Tatang A Taufik

© 2005 t@t

Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan

Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan/ aplikasi sebenarnya

Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya

Demonstrasi model atau prototipe Sistem/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan

Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian

Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam suatu lingkungan

Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam lingkungan laboratorium

Pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental

Formulasi konsep dan/atau aplikasi teknologi

Kelayakan Teknis(Technical Feasibility)

Kelayakan Enjiniring(Engineering Feasibility)

Teruji dalam Layanan(Proven in Service)

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Perlu Memastikan bahwa Tingkat Kematangan Teknologi (Technology Maturity Level)Sesuai dengan Kebutuhan/Persyaratan Komersialisasi

Perlu Memastikan bahwa Tingkat Kematangan Teknologi (Technology Maturity Level)Sesuai dengan Kebutuhan/Persyaratan Komersialisasi

TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI (TECHNOLOGY READINESS (TECHNOLOGY READINESS LEVEL/TRL)LEVEL/TRL)

Sumber : Diadopsi dari Whalen dan Capuano (2002), dan Dokumen NASA (2001).