Tipe Dan Gaya Kepemimpinan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi tsb menjelaskan perbedaan tipe gaya kepemimpinan

Citation preview

TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN

Tipe kepemimpinan dapat diartikan sebagai bentuk atau jenis kepemimpinan, yang di dalamnya diimplementasikan satu atau lebih perilaku atau gaya kepemimpinan sebagai pendukungnya. Sedangkan gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan digunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi/bawahannya.Tipe kepemimpinan pembahasa perilaku atau gaya kepemimpinan dilakukan sebagai pengimplementasian suatu gaya kepemimpinan pada titik ekstrim tertinggi yang bersifat uraian teoritis. Dalam realisasi/prakteknya tidak mustahil pula suatu tipe kepemimpinan tidak di laksanakan pada titik ekstrim tertinggi, tetapi bergeser kea rah yang berlawanan, sehingga apabila sampai pada titik tengah maka merupakan realisasi yang terendah dari gaya kepemimpinan tersebut.Eungene Emerson dan Robert T Golembiewski menemukakan 6 tipe kepemimpinan, yaiutu: kepemimpinan otokratis (otoriter), kepemimpinan Diktatoris, kepemimpinan demokratis, kepemimpinan kharismatis, kepemimpinan paternalistis, kepemimpinan laissez-faire (free-rein).

TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN OTORITERPada tipe kepemimpinan ini menghimpuni sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunya penentu, penguasa, dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam mencapai tujuan organisasi. Pemimpin tidak mengikut sertakan dan tidak memperbolehkan bawahan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan tidak mentoleransi terjadinya penyimpangan. Dengan kata lain anggota organisasi atau bawahan tidak memiliki hak sesuatu apapun dan hanya memiliki kewajiban serta tanggung jawab melaksanakan keputusan dan perintah dan atau kehendak atau keinginan pemimpin, bukan kepentingan organisasi. Apabila pelaksanaannya berbeda dari yang diputuskan atau diperintahkan, meskipun hasilnya lebih baik diartikan oleh pemimpin sebagai penyimpangan atau kesalahan yang harus dijatuhi hukumam atau sanksi. Dan jika terjadi kegagalan dalam melaksanakannya yang salah adalah bawahannya bukan pimpinan.Kekuasaan/wewnang pemimpin dipergunakan untuk mengintimidasi dan menekan bawahan, diikuti dengan pengawasan secara ketat, yang dibantah diancam dengan sanksi/hukuman yang berat dan merugikan.Anggota organisasi/bawahan tidak diberi kesempatan atau tidak boleh menyamp[aikan inisiatif, kreativitas, pendapat, saran, kritik dll dalam bekerja atau terhadap keputusan dan perintah pimpinan sebagai atasan. Hanya pemimpin yabg berwwenang dan berhak melakukan perubahan atau perbaikan-perbaikan di lingkungan organisasinya. Dengan kata lain berfikir untuk membuat keputusan dan kebijakan bawahan adalah melaksanakan hasil berfikir atasan berupa keputusan dan kebijakan tanpa boleh bertanya dan membuat kesalahan.Pemimpin otoriter merasa organisasi dan bawahan sebagai milinya, sehingga senang mengucapkan kantor saya atau pegawai/buruh saya, dll. Anggota organisasi/bawahan disebutnya buruh atau karyawan yang berada di lingkungannya karena diupah/digaji sebagai pembayar pelaksaan pekerjaan yang harus dilaksanakannya secara patuh tanpa membantah. Kondisi seperti itu cenderung dominan di lingkungan organisasi yang disebut perusahaan atau industri.Dalam tipe ini pemimpin tidak menyadari bahwa adanya pemimpin adalah karena adanya anggota organisasi/bawahan sebagai piihak yang dipimpin. Tanpa anggota organisasi atau tanpa dukungtan orang yang dipimpin, maka tidak ada pemimpin atau sekurang-kurangnya tanpa bantuan dan kerjasama, tidak banyak yang dapat dilakukan sendiri oleh pemimpin dalam mewujudkan tujuan organisasi atau tujuannya sendiri.