8
PERILAKU ORGANISASI A. Perilaku: Merupakan suatu fungsi dari hubungan timbal balik antara seorang individu dengan individu yang lain atau antara individu dengan lingkungannya. Perbedaan perilaku manusia dapat disebabkan oleh kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman dan reaksi yang berbeda satu sama lain. B. Pengertian perilaku organisasi: Adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari interaksi antara perilaku sumber daya manusia didalam suatu organisasi yang dapat mempengaruhi suatu kinerja organisasi, baik kinerja individu, kinerja kelompok, maupun kinerja organisasi. C. Berdasarkan pengertian perilaku organisasi di atas, perilaku organisasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut: Aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi, atau tingkah laku manusia dalam organisasi tertentu. Aspek yang timbul sebagai akibat pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya, dan sebaliknya aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana mereka bekerja.

PERILAKU ORGANISASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengertian Dari perilaku Organisasi Dan Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Perilaku Manusia Dalam Sebuah Organisasi Termasuk Tantangan Dan Peluang...

Citation preview

Page 1: PERILAKU ORGANISASI

PERILAKU ORGANISASI

A. Perilaku:

Merupakan suatu fungsi dari hubungan timbal balik antara seorang individu dengan

individu yang lain atau antara individu dengan lingkungannya. Perbedaan perilaku manusia

dapat disebabkan oleh kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan

perilaku, pengalaman dan reaksi yang berbeda satu sama lain.

B. Pengertian perilaku organisasi:

Adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari interaksi antara perilaku sumber daya

manusia didalam suatu organisasi yang dapat mempengaruhi suatu kinerja organisasi, baik

kinerja individu, kinerja kelompok, maupun kinerja organisasi.

C. Berdasarkan pengertian perilaku organisasi di atas, perilaku organisasi terdapat

unsur-unsur sebagai berikut:

Aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi, atau tingkah laku

manusia dalam organisasi tertentu.

Aspek yang timbul sebagai akibat pengaruh organisasi terhadap manusia yang

bekerja di dalamnya, dan sebaliknya aspek yang ditimbulkan dari pengaruh

manusia terhadap organisasi dimana mereka bekerja.

Aspek yang memperlancar pencapaian tujuan organisasi dengan menghindari

konflik yang timbul didalam organisasi.

D. Tantangan dan peluang untuk perilaku organisasi:

Salah satu tantangan organisasi ke depan adalah untuk menciptakan keunggulan

bersaingdan mempertahankan kesinambungan bisnis sehingga tuntutan peningkatan

produktivitas kerja menjadi suatu keharusan. Salah satu car untuk meningkatkan

produktivitas kerja adalah melalui perubahan perilaku berpikir, perilaku memecahkan

masalah, perilaku bekerja, perilaku berinteraksi dengan sesama individu, dan perilaku

berinteraksi dengan kelompok dan perilaku berorganisasi

Page 2: PERILAKU ORGANISASI

E. Individu:

Bila seorang karyawan yang bekerja dalam organisasi diperlakukan secara adil

dengan terpenuhi kebutuhan dan karakteristik individunya, maka dia akan berperilaku positif.

Akan tetapi sebaliknya, jika karyawan diperlakukan tidak adil, maka mereka tidak akan

melakukan yang terbaik untuk organisasi.

F. Persepsi:

Merupakan suatu proses pemberian arti yang diberikan oleh seorang individu terhadap

sesuatu hal atau masalah yang dihadapi. Persepsi secara umum diartikan sebagai cara

pandang seseorang terhadap sesuatu hal. Misalnya pada perusahaan H terdapat jumlah

pesanan pembelian terhadap produk yang meningkat secara signifikan, sehingga ada

sekelompok karyawan yang mengartikan bahwa mereka harus bekerja lembur lagi dan tidak

dapat pulang dengan cepat, sedangkan pada sisi lain, sekelompok karyawan merasa senang

dengan jumlah pesanan yang banyak karena mereka melihat dengan jumlah pesanan yang

banyak, perusahaan akan menaikkan gaji dan kesejahteraan mereka.

G. Kelompok:

Kelompok terdiri dari dua atau lebih individu yang saling berinteraksi dan saling

bergantungan dan yang mempunyai satu tujuan tertentu yang diatur dengan seperangkat

standar hubungan serta seperangkat norma yang mengatur fungsi dari masing-masing

individu.

Mengklasifikasikan kelompok:

Kelompok formal: kelompok kerja yaang disusun dalam struktur organisasi

yang terdiri dari kelompok komando dan kelompok tugas. Kelompok

komando terdiri dari seorang atasan dan bawahan langsungnya. Kelompok

tugas terdiri dari karyawan yang bekerja sama untuk suatu tugas pekerjaan.

Kelompok informal: Kelompok yang dibentuk secara tidak formal atau secara

tidak sengaja, tetapi kelompok informal ini muncul sebagai tanggapan

terhadap suatu kebutuhan.

Page 3: PERILAKU ORGANISASI

H. Komunikasi:

Proses penyampaian pesan dari pengirim (sender) kepada penerima

(receiver/audience).

Elemen-elemen komunikasi terdiri dari:

Manusia (people), pengirim (sender), dan penerima (receiver/audience)

Pesan-pesan (messages)

Saluran-saluran (channels) baik saluran formal yang terstruktur, terjadwal dan

diatur maupun saluran informal (yang tidak disengaja)

Gangguan (noise/barriers)

Umpan balik (feedback)

Suatu komunikasi dengan pengiriman sebuah pesan oleh pengirim (sender) yaitu

dengan melakukan encode (pengkodean) yang dilakukan melalui saluran formal maupun

saluran tidak formal baik secara internal maupun secara eksternal, yang kemudian oleh si

penerima membuka kode pesanan (decode). Jadi, seorang individu tidak dapat

mengkomunikasikan apa yang tidak diketahui, dan seandainya pengetahuan seseorang terlalu

luas, mungkin penerima tidak akan dapat memahami pesan dari pengirim. Dalam komunikasi

terdapat gangguan yang dapat disebabkan karena ruangan komunikasi yang tidak efektif dan

pengirim pesan (sender) yang belum dikenal oleh penerima (receiver/audience).

I. Karakteristik komunikasi:

Karakteristik dari sebuah komunikasi adalah sebagai berikut:

Komunikasi adalah sebuah proses yang dinamis yang berarti semua elemen

dari komunikasi secara konstan berinteraksi dan mempengaruhi semsamanya.

Komunikasi bersifat tidak dapat diulang (unrepeatable) dan tidak dapat dibalik

(irreversible), artinya segala sesuatu yang diucapkan haruslah dapat

dipertanggungjawabkan. Sesuatu hal yang buruk atau tidak etis dan kesalahan

yang sudah terlanjur diucapkan sudah diterima oleh komunikan. Sekalipun

komunikator berusaha untuk memperbaiki dan meminta maaf, maka hal

Page 4: PERILAKU ORGANISASI

tersebut tidak akan sebaik dan seefektif seperti hal-hal yang langsung

diucapkan dengan baik dan etis.

Saluran komunikasi informal timbul karena:

Adanya ketidakpuasan anggota dalam organisasi.

Adanya kemacetan dalam komunikasi formal.

Saluran komunikasi formal sengaja dimacetkan.

J. Konflik:

Adalah semua yang berhubungan dengan ketidaksepakatan, perselisihan dan

pertentangan.

Konflik nyaris tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Konflik dapat terjadi antar

individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Pada sebuah

organisasi, gejala-gejala konflik dapat berupa:

Kemerosotan kinerja.

Perselisihan.

Penghindaran kontak sosial.

Suasana tegang.

Semakin seringnya digunakan kata-kata “mereka” dan “kita”.

Sikap terlalu sopan atau terlalu formal.

Tidak sabar menanti saat pekerjaan usai.

Merosotnya moral.

Setiap manajer harus dapat mendiagnosis penyebab-penyebab timbulnya konflik, oleh

karena itu seorang manajer harus:

Bersikap ingin tahu dan peduli.

Mempunyai wawasan yang terbuka dan luas dan jangan berprasangka.

Mencermati gejala-gejala konflik.

Berbicara dan berdiskusi dengan banyak orang.

Tidak membuat janji yang tidak dapat dipenuhi.

Harus obyektif.

Page 5: PERILAKU ORGANISASI

Fungsi komunikasi untuk organisasi adalah sebagai alat memberikan instruksi kepada

bawahannya, melakukan kerjasama diskusi dengan sesama tingkat dalam organisasi,

memberikan motivasi kepada bawahan, memberikan usulan kepada atasan dan lain-lain.

K. Faktor yang mendukung keberhasilan perilaku dalam organisasi:

Faktor-faktor penentu keberhasilan yang saling terkait satu dengan yang lainnya

sebagai berikut:

Adanya komitmen dari manajemen puncak. Manajemen harus memberikan

teladan dan kemauan yang kuat untuk membangun suatu budaya yang kuat

dalam organisasi yang dipimpinnya.

Membangun lingkungan organisasi yang kondusif. Rendahnya kepedulian dan

rendahnya moral akan menyuburkan praktik yang tidak sehat yang pada

akhirnya akan merusak bahkan dapat menghancurkan organisasi.

Pemberian pendidikan dan pelatihan yang terus menerus. Program pendidikan

harus disusun untuk kepentingan organisasi dan relevan dengan keinginan

karyawan. Pelatihan sebaiknya dibuat spesifik bagi pegawai sesuai dengan

masing-masing tingkatan dalam organisasi.

Menciptakan saluran komunikasi yang efektif. Manajemen membutuhkan

informasi mengenai pelaksanaan dan pertanggungjawaban pekerjaan apakah

sudah sesuai dengan kode etik atau tidak dari masing-masing karyawan.

Masing-masing karyawan harus dapat menginformasikan tentang pelaksanaan

kode etik tersebut mulai dari posisi tertinggi sampai dengan posisi yang

terendah.

Penegakan kedisiplinan. Kedisiplinan merupakan kunci penting keberhasilan

dalam menerapkan dan memelihara kode etik dalam suatu organisasi.

Tindakan disiplin akan dapat mengurangi praktek yang tidak sehat.