Upload
rudi-hermaone
View
3.496
Download
9
Embed Size (px)
PERILAKU ORGANISASI
MATERI Bagian pertama
PERILAKU; PERBEDAAN INDIVIDU
1. Pendahuluan:Memberi gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari selama satu semester:
Perilaku ndividu Perilaku kelompok Perilaku organisasi Hasil akhir adalah prestasi
2. Perilaku dan perbedaan Individu;Variabel kemampuanVariabel keterampilan Variabel psikologi,Variabel organisasi
3. Teori motivasi dan aplikasi4. Imbalan hukuman dan disiplin5. Stess dan individu
Bagian keduaKELOMPOK DAN PENGARUHNNYA PADA PRIBADI
1. Perilaku kelompok2. Perilaku dan konflik3. Kekuasaan dan politik4. Kepemimpinan
Bagian ketiga STRUKTUR ORGANISASI
1. Disain pekerjaan 2. Disain organisasi
Bagian keempat PROSES ORGANISASI
1. Komunikasi 2. Evaluasi Prestasi
By : Rudi Hermaone
1
PERILAKU ORGANISASI
PERLAKU DAN PERBEDAAN INDIVIDU
Pengertian, secara harfiah perilaku organisasi meliputi
perilaku dan organisasi. Perilaku adalah tindakan atau
pertanyataan yang diawali oleh: afeksi yaitu tanggapan emosi;
suka atau tidak, kognisi; keyakinan/logic, perilaku; action.
Sedang organisasi adalah suatu kesatuan yang
menggambarkan pola hubungan dan kerja untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa perilaku
organisasi adalah suatu kajian tentang individu, kelompok dan
organisasi dalam mencapai tujuan/prestasi baik secara individu
kelompok dan organisasi. Sementara Gibson menekankan
pada penelahan tentang individu dan kelompok dalam
lingkungan organisasi.
Dari pengertian di atas menggambarkan perilaku organisasi
adalah:
a. cara berpikir (way of thinking) dari individu, kelompok yang
akan mewarnai cara berikir organisasi.
b. Interdisipliner artinya memadukan disiplin ilmu yang telah
ada seperti sosiologi, ontropologi dan manajemen serta
psikologi.
c. Orientasi humanistik (humanistic orientation) orang berikut
sikap, persepsi, kapasitas belajar, perasaan dan tujuan.
d. Orientasi pada prestasi,
e. Orientasi lingkungan eksternal.
Variabel Individu
By : Rudi Hermaone
2
PERILAKU ORGANISASI
1. Kemampuan; sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang
memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan
pekerjaan, meliputi:
a. keluwesan dan pertimbangan dan kecepatan
b. kepasihan
c. jalan pikiran induktif dan deduktif
d. ingatan yang luar biasa
e. kecakapan dalam angka
2. Keterampilan; kecakapan yang berhubungan dengan tugas
dan dipergunakan seseorang pada waktu tepat dalam
melakukan sesuatu atau pekerjaan, eliputi:
a. kekuatan dinamis: kekuatan otot menggunakan tenaga
secara berlanjut dan berulang-ulang
b. kelenturan mengolah tubuh
c. koordinasi tubuh
d. keseimbangan tubuh
e. stamina
3.Latar belakang
- Keluarga
- Tingkat social
- Pengalaman
4.Demografis
By : Rudi Hermaone
3
PERILAKU ORGANISASI
- Umur; perilaku apa yang dimunculkan pada setiap pase
umur tertentu yang berpengaruh pada prestasi?
- Asal usul; apakah ya benar
- Jenis kelamin; jenis kelamin mana yang berprestasi ?
5.Variabel Psikologis
-Persepsi; proses kognitif yang dipergunakan seseorang
untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitar contoh:
stereotif adalah kemampuan daln menafsirkan secara
sama rata terhadap sesuatu.
-Sikap; dipelajari pada periode tertentu, diorganisir lewat
pengalaman dan menimbulkan pengaruh tertentu
terhadap perilaku tertentu pada individu contoh;
dissonansi kognitif artinya tidak sesuai/tidak
sependapat tapi ada usaha untuk menyesuaikan
diri.
-Kepribadian; pola perilaku dan poses mental yang
unik, yang mencirikan seseorang, mencakup:
a. kepribadian adalah totalitas yang
terorganisir
b. kepribadian dapat diamati dan diukur
c. kepribadian mempunyai dasar biologis
namun perkembangannya banyak
dipengaruhi oleh lingkungan social dan
budaya
By : Rudi Hermaone
4
PERILAKU ORGANISASI
d. kepribadian mencakup ciri umum dan khas
yang membedakan dengan yang lain.
Seperti:
Androgini; didalam diri sesorang terdapat
2 karakter yang seimbang antara karakter
perempuan (feminim) dan laki (jantan).
Machiavellianisme: corak perilaku yang
bersifat manipulatif dan sinis pada orang
lain.
Berdasarkan uraian di atas batasan kepribadian adalah
seperangkat karakteristik yang relatif mantap, kecenderungan
dan perangai yang ditentukan oleh keturunan, social, budaya,
dan lingkungan. Di samping itu Kepribadian diwarnai oleh:
a. Id; kepribadian primitif dan tidak sadar bekerja berdasarkan
nafsu tanpa memperhitungkan nilai-nilai.
b. superego; bekerja dengan kendali hati nurani
c. ego; wasit antara id dan superego atau pengendali dalam
diri.
6.Variabel Organisasi
-Sumberdaya yang ada pada organisasi
-Kepemimpinan
-Imbalan
-Struktur
-Disain pekerjaan
By : Rudi Hermaone
5
PERILAKU ORGANISASI
TEORI MOTIVASI DAN APLIKASI:
Abbas memberi batasan, motivasi adalah dorongan untuk pemenuhan akan sesuatu yang dirasa kurang pada preode tertentu. pendapat yang hampir sama dari Gibson kekuatan yang ada dalam diri individu yang mengarahkan perilaku. titik tolak adalah kebutuhan dan keinginan
HAL DI ATAS MEMBERI INDIKASI BAHWA KEKURANGAN BERKAITAN DENGAN WAKTU DAN RUANG/T4. TIAP INDIVIDU MEMILIKI TINGKAT KEBUTUHAN YANG BERBEDA TERGANTUNG POSISI/KEADAAN SEKARANG DAN YANG AKAN DATANG TERMASUK INDIVIDU TIDAK AKAN MAMPU MEMAHAMI MASA DEPAN. YANG PASTI ADALAH PERUBAHAN YANG MENGANDUNG KETIDAK PASTIAN. DENGAN DEMIKIAN LALU MANUSIA MEMILIKI SEMANGAT.
AKAN BERBEDA HALNYA BILA SESEORANG DAPAT MEMAHAMI APA YANG AKAN TERJADI MINGGU, BULAN, TAHUN BESOK. SEPERTI KEMATIAN, BENCANA, KEKAYAAN ATAU KEMISKINAN DAN PENDERITAAN SEKALIPUN. BAHASA YANG PALING SEDERHANA TENTANG MASA DEPAN ADALAH PREDIKSI.
PENGELOMPOKAN SKALA KEBUTUHAN: SANGAT PENTING DAN SANGAT SEGERA SANGAT PENTING DAN TIDAK SEGERA PENTING DAN SANGAT SEGERA PENTING DAN TIDAK SEGERA SANGAT TIDAK PENTING SANGAT TIDAK SEGERA
BEBERAPA TEORI MOTIVASI
TEORI MOTIVASIA. ABRAHAM MASLOW(NEED HIERARCHY)
FISIOLOGIS, KEBERLANGSUNGAN HIDUP KESELAMATAN DAN KEAMANAN (SEFETY/SECURITY) RASA MEMILIKI/DIHARGAI (BELONGINGNESS) HARGA DIRI(ESTEEMS) PERWUJUDAN DIRI(SELF ACTUALIZATION) DALAM BENTUK
KEMAMPUAN, KEAKHLIAN, POTENSISELANJUTNYA DAPAT DILIHAT PADA TES INDIVIDUAL.
CLOSE UP:
ORGANISASI Menaksir Pentingnya Kebutuhan
Daftar pertanyaan telah dikembangkan untuk digunakan dalam studi riset,
program :Pelatihan dan diskusi kelompok untuk memperoleh pandangan yang
mendalam tentang kebutuhan dan motivasi yang didasarkan atas hirarki
By : Rudi Hermaone
6
PERILAKU ORGANISASI
kebutuhan Maslow. Salah satu penggunaan yang sangat luas dari daftar
pertanyaan tersebut dilakukan oleh Lyman W. Porter. Meskipun sekarang anda
tidak sedang bekerja pada sesuatu organisasi, hal ini akan menarik untuk
diketahui betapa pentingnya berbagai karakteristik kebutuhan bagi anda. Jika
anda sekarang sedang tidak bekerja, anda dapat menggunakan salah satu
jenis pekerjaan (yang anda sukai) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut.
Anda diminta menunjukkan betapa pentingnya setiap karakteristik tersebut
bagi anda. Jawablah menurut perasaan sesuai dengan macam pekerjaan anda
yang terakhir atau pekerjaan yang anda punyai sekarang. Lingkari nomor pada
skala yang sesuai dengan perasaan anda.
1=ASTP, 2=STP, 3=TP, 4=S, 5=P, 6=SP, 7= ASP
1. Perasaan harga diri seseorang yang diperoleh karena memegang pekerjaan tersebut 1 2 3 4 5 6 7
2. Kesempatan untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi
dalam pekerjaan tersebut 1 2 3 4 5 6 7
3. Prestise pekerjaan tersebut dalam perusahaan yang bersangkut
an (hormat yang diterima dari pegawai lain dalam perusahaan)
1 2 3 4 5 6 7
4. Kesempatan untuk berpikir dan bertindak bebas dalam pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7
5 Perasaan aman dalam pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7
6. Perasaan pemenuhan diri yang diperoleh seseorang karena menduduki posisi
tersebut (perasaan mampu untuk menggunakan kemampuan seseorang,
mewujudkan potensi seseorang). 2 3 4 5 6 7.
7. Prestise pekerjaan tersebut di luar perusahaan (yaitu, hormat yang diterima
dari orang lain di luar perusahaan) 1 2 3 4 5 6 7
8. Kesempatan dalam pekerjaan itu untuk memberi bantuan pada
orang lain. 1 2 3 4 5 6 7
9. Rasa berprestasi yang bermanfaat dalam pekerjaan itu.
1 2 3 4 5 6 7
By : Rudi Hermaone
7
PERILAKU ORGANISASI
10. Kesempatan dalam pekerjaan itu untuk berpartisipasi merumuskan tujuan. , 1 2 3 4 5 6 7
11. Kesempatan dalam pekerjaan itu untuk berpartisipasi menentukan metode dan prosedur. 1 2 3 4 5 6 7
12. Wewenang sehubungan dengan pekerjaan itu. 1 2 3 4 5 6 7
13. Kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang akrab dengan rekan-rekan dalam pekerjaan itu. 1 2 3 4 5 6 7
Sekarang anda telah melengkapi pertanyaan di atas, berilah skor sebagaiberikut:
Skor pertanyaan 5 =………………… Dibagi 1 = keamanan. Skor pertanyaan 9 dan 13 =……… Dibagi 2 = sosial.Skor pertanyaan 1, 3, 7 =……… . Dibagi 3 = harga diri.Skor Pertanyaan 4,10,11,12=…….. Dibagi 4 = otonomiSkor Pertanyaan 2,6,8 =……………. Dibagi 3 = perwujudan diri
B. ERG. ALDERFER EXISTENCE (ESISTENSI) :PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK
SEBAGAI SYARAT KELANGSUNGAN HIDUP (RELAITEDNESS) KETERKAITAN :HUBUNGAN SOSIAL, PRIBADI GROWTH (PERTUMBUHAN): MAJU
C. HERZBERG MENGELOMPOKAN KEBUTUHAN ATAS :
EKSTRINSIK=UPAH/GAJI=JAMINAN PEKERJAAN,=KONDISI KERJA,=STATUS, =PROSEDUR PERUSAHAAN, =SUPERVISI, =MUTU HUBUNGAN.
INTRINSIK =PRESTASI (ACHIEVEMENT) =PENGAKUAN (RECOGNATION) =TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY) =KEMAJUAN (ADVENCEMENT) =PEKERJAAN ITU SENDIRI (THE WORK IT SELF) =KEMUNGKINAN BERKEMBANG (THE POSSIBILITY OF GROWTH)
D. McCELLAND:KEBUTUHAN AKAN PRESTASI
By : Rudi Hermaone
8
PERILAKU ORGANISASI
a. ukuran hasil adalah prestasib. pendekatan rasionalc. pemampaatan maktu maksimald. maniak kerjae. pulang sampai larut malam
KEBUTUHAN AKAN AFILIASI a. ukuran sukses pada seberapa kecil b. dinamika/gejolak c. stabilitas merupakan prioritas d. harmonisasi akan melahirkan prestasi
KEBUTUHAN AKAN KEKUASAAN a. ukuran sukses pada kedudukan, kekuasaan, jabatan formal b setiap peluang dimanfaatkan untuk keamanan kedudukan c. bicara diarahkan untuk mencari dukungan d. Senang akan pujian e. gaya politikus
By : Rudi Hermaone
9
PERILAKU ORGANISASI
KEKUASAAN DAN POLITIK
PENDAHULUANBagian yang mewarnai organisasi adalah kekuasaan dan politik, suatu yang merasuk keseluruh sendi kehidupan organisasi. Untuk itu perlu pemahaman yang jelas akan hal tersebut. Warren Bennis, ini adalah rahasia terakhir yang kotor dari organisasi, pada sisi yang lain merupakan mekanisme yang secara berlanjut untuk mencapai tujuan organisasi, kelompok dan individu. Kekuasaan dianggap kotor karena sebagian orang menggunakannya dengan menyakiti orang lain untuk maksud menguntungkan seseorang. Jika kekuasaan digunakan dengan cara yang etis dan jujur tidak ada yang kotor dalam kekusaan.
PENGERTIANKekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi, menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diinginkan, sedang wewenang adalah kekuasan yang dimiliki seseorang karena menduduki posisi dalam organisasi. Dengan demikian wewenang melekat pada posisi, wewenang ada karena posisi bukan karena karakteristik pribadi yang khusus.
SUMBER KEKUASAANKekuasaan antar pribadi:
legitimasi (legitimate power) imbalan (reward power) paksaan (coersive power) ahli (expert power) refere (reference power)
Kebutuhan akan kekuasaanMcClelland memberikan karakteristik terhadap manajer bahwa dalam dara seseorang mengalir tiga kebutuhan antara lain: kebutuhan akan prestasi, afiliasi, kekuasaan; untuk kebutuhan kekuasaan tergambar seperti:
kebutuhan kekuasaan yang tinggi
By : Rudi Hermaone
10
PERILAKU ORGANISASI
menggunakan kekuasaan untuk mencapai tujuan mempraktekkan gaya partisifatif mengembangkan hubungan yang akrab dengan orang lain
KEKUASAAN DAN STRUKTURPrefter mengemukakan bahwa kekuasaan ditentukan oleh struktur. Struktur organisasi menentukan mekanisme pengendalian organisasi, menentukan pola komunikasi, menciptakan kekuasaan dan wewenang.
Kekuasaan sumberdaya: Kekuasaan mengambil keputusan: Kekuasaan informasiKekuasaan antar organisasiMenanggulangi ketidak pastianKemampuan untuk menggantiSebagai titik sentralKEKUASAAN DAN WEWENANG
A. Argumentasi pro dan kontra.
Warren Bennis dalam penelitian pada sebuah perusahaan berkesimpulan "pembagian kekuasaan adalah rahasia akhir yang kotor dari organisasi." Sementara Abbas berpendapat lain bahwa kekuasaan bukanlah rahasia akhir yang kotor dalam organisasi melainkan karena sebagian orang dengan cara yang tidak sehat, tidak etis dan tidak jujur termasuk mementingkan diri/kelompok dengan menyakiti orang dalam batas kekuasaan. Namun yang pasti bahwa setiap kekuasaan akan melahirkan dua kutup yakni pro dan kontra.
Argumentasi pro; kekuasaan secara tradisional dipandang sebagai pemilik kekayaan, pemilik kekayaan adalah manajer professional. Agar tercipta pemerataan kekayaan manajer membagi kekuasaan untuk menciptakan kerja sama yang produktif antara manajer dengan kelompok karyawan non manajer.
Argumentasi kontra; pembagian kekuasaan adalah suatu mimpi, dan mitos, karena setiap organisasi harus ada suatu titik pusat kekuasaan. Mimpi tidak ditemukan dalam perusahaan. Manajemen tidak membagi kekuasan karena ia harus mengambil keputusan yang cepat dan tegar. Membagi kekuasaan sama dengan berteori sedang yang dibutuhkan adalah kepraktisan, disamping manfaat dan biaya pembagian kekuasaan tidak seimbang.
By : Rudi Hermaone
11
PERILAKU ORGANISASI
Kekuasaan dan WewenangKekuasaan adalah orang yang dapat menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang ia inginkan. Si A mempunyai kekuasaan terhadap si B, bila disuruh tidak ada pilihan lain kecuali melakukannya. Sementara wewenang, seseorang yang menduduki jabatan dalam hirargi organisasi yang mempunyai wewenang formal karena posisi tersebut.
B. Basis Kekuasaan1. Kekuasaan antarpribadi
a. Kekuasaan legitimasi (legitimate power)b. Kekuasaan imbalan (reward power)c. Kekuasaan paksa (coercive power)d. Kekuasaan akhli (exspert power)e. Kekuasaan referensi (referent power)
Untuk a,b,c penekanan pada organisasi sedang d dan e lebih Diwarnai oleh pribadi.
Kembangakan dalam bentuk penelitian n=……A=B=C=D=E=Kesimpulan:…………………………………………………………………………………………………………………………….
Bagaimana dengan kelaluan tentang kekuasaan ?Sepanjang sejarah, kekuasaan memiliki pesona seperti yang digambarkan dalam kepustakaan Cina kuno: a. menjinakkan diri pada yang agung (the taming power of the great) b. kekuasaan cahaya (the power of light)c. kekuasaan kegelapan (the power of dark)Kekinian akan kekuasaan dinegara anda? Khusus dibidang politik ? kesan Abbas terhadap pencari kekuasaan:a. Banyak yang mencaci maki kegelapan tetapi sedikitpun usaha
untuk menyalakan lilin tidak ada.b. Penderita sakit syaraf yang menutup-nutupi perasaan rendah
diri, kecemasan, kebencian.
By : Rudi Hermaone
12
PERILAKU ORGANISASI
c. Mengganti kekuasaan karena kurangnya rasa kasih saying, kurangnya persahabatan.
d. Mencoba mengkompensasikan rasa kasih sayang yang hilang dimasa anak-anak.
Menurut McCelland, manajer yang efektif:a. Kebutuhan kekuasaan yang tinggib. Kekuasaan untuk organisasic. Kekuasaan untuk regenerasi (kader)d. Tidak konsentrasi pada hubungan yang akrab dengan
seseorang. 3. Kekuasaan Struktural Struktur organisasi menciptakan kekuasaan dan wewenang formal dengan menghususkan orang-orang tertentu untuk melaksanakan tugas sesuai bidangnya, yang mengandung tanggung jawab, kewajiban dan hak-hak istimewah sebagai konsekuensi jabatan. Kekuasaan tersebut meliputi:
a. Kekuasaan sumberdayab. Kekuasaan pengambilan keputusanc. Kekuasaan informasi
4. Kekuasaan antarorganisasia. menanggulangi ketidakpastian,
1) Mengambil keputusan walaupun sulit/berisiko tinggi2) Menyediakan peramalan3) Menyerap masalah dari unit
b. keterpusatan1)Menjadi pusat perhatian dalam posisi yang tidak jelas
2) arus pekerjaanc. Kemampuan
1)keterampilan2)bakat
d. Simbol/lambang organisasi
IMBALAN HUKUMAN DAN DISIPLIN
A. Sasaran utama proses pemberian imbalan adalah untuk menarik orang-orang menjadi anggota organisasi, mempertahankan mereka untuk tetap datang bekerja, dan memotivasi mereka untuk berprestasi tinggi.
B. Pada umumnya diketahui bahwa isyu proses pemberian imbalan tertentu harus dibahas jika ingin mencapai sasaran. Yaitu, harus ada
By : Rudi Hermaone
13
PERILAKU ORGANISASI
imbalan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, orang membandingkan antara imbalan yang mereka terima dan imbalan yang diterima orang lain dan perbedaan individual dalam pilihan jenis imbalan merupakan masalah yang penting dipertimbangkan.
C. Pimpinan dapat dan harus memberikan imbalan ekstrinsik dan intrinsik. Imbalan ekstr insik adalah imbalan dari luar pekerjaan, seperti promosi, tunjangan, dan upah. Imbalan intr insik berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan. Termasuk di dalamnya tanggung jawab, tantangan, dan pekerjaan yang bermanfaat.
D. Jika imbalan ekstrinsik atau intrinsik dimaksudkan untuk memotivasi prestasi kerja yang baik, imbalan tersebut harus dipandang berni lai oleh karyawan dan dikaitkan dengan prestasi yang diharapkan.
E. Para rnanajer mempunyai banyak sarana untuk mengelola imbalan ekstrinsik dan intrinsik. Tiga dari metode yang populer adalah penguatan positif, pemodelan, dan penerapan prinsip-prinsip teori harapan.
F. Jika digunakan secara efektif, imbalan dapat mempengaruhi perilaku organisasi, seperti keanggotaan dalam organisasi, pergantian karyawan, keabsenan, Dan keikatan. Bukti-bukti riset yang menunjukkan pengaruh imbalan terhadap perilaku masih agak
terbatas.
G. Beberapa strategi imbalan inovatif yang digunakan manajer mencakup tunjangan tambahan model kafetaria, kredit liburan, dan semua angkatan kerja bergaji. Strategi tersebut belum seluruhnya diuji oleh para peneliti.
H.Hukuman banyak digunakan dalam organisasi, tetapi penggunaannya tidak dipublikasikan secara luas karena pengertian negatif dari istilah hukuman itu sendiri.Hukuman adalah pelaksanaan suatu tindakan yang tidak disenangi atau menghilangkan tindakan positif menyusul terjadinya suatu tanggapan yang menurunkan frekuensi tanggapan tersebut.Argumentasi yang menentang penggunaan hukuman dalam situasi apapun meliputi dampak penindasan (penekanan), dampak emosional sampingan yang tidak diharapkan, pengaruhnya yang bersifat sementara, dan pengaruhnya terhadap karyawan lainnya.
I. Penggunaan hukuman dalam suatu organisasi memerlukan pertimbangan waktu pelaksanaan, intensitas, penjadwalan,. kejelasan alasan, dan tidak bersifat pribadi.
By : Rudi Hermaone
14
PERILAKU ORGANISASI
PERILAKU KELOMPOK
Bab ini akan menyajikan suatu mode bagi anda untuk me-mahami sifat kelompok dalam organisasi. Bab ini menggali berbagai jenis kelompok, alasan terbentuknya, ciri-ciri kelompok, dan beberapa hasil akhir keanggotaan kelompok.
A. SIFAT KELOMPOKTidak ada definisi kelompok yang secara umum dapat
diterima. Sebaliknya, dapat disajikan suatu jajaran pandangan yang telah ada, dan dari berbagai pandangan tersebut dapat di-kembangkan suata definisi bandingan tentang kelompok.
Kelompok dalam Artian Persepsi
Banyak ahli ilmu perilaku berpendapat bahwa untuk dianggap sebagai suatu kelompok. Anggota suatu kelompok harus mempersepsikan hubungan mereka terhadap yang lainnya. Sebagai contoh :Suatu kelompok kecil didefinisikan sebagai orang-orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan tatap muka atau serangkaian pertemuan semacam itu, di mana setiap anggota menerima beberapa kesan atau persepsi yang cukup jelas tenng anggota lainnya sehingga ia dapat, pada saat itu atau bersoal jawab kemudian, memberikan reaksi satu sama lain sebagai seorang individu, meskipun hal itu mungkin hanya untuk mengingat bahwa yang lain juga ada.Pandangan ini menunjukkan bahwa anggota suatu kelompok harus mempersepsikan keberadaan (eksistensi) setiap anggota dan keberadaan kelompok itu sendiri.
Kelompok dalam Artian Organisasi Para ahli sosiologi memandang kelompok terutama dalam
hubungannya dengan ciri-ciri keorganisasian. Misalnya, menurut definisi sosiologi, kelompok ialah:
suatu sistem yang diorganisasikan dari dua orang atau lebih yang saling berhubungan sehingga sistem tersebut melakukan beberapa fungsi, mempunyai seperangkat standar hubungan, peranan antara anggotanya, dan mempunyai seperangkat norma yang mengatur fungsi kelompok dan masing-masing anggotanya.
By : Rudi Hermaone
15
PERILAKU ORGANISASI
Pandangan tersebut menekankan beberapa karakteristik kelompok seperti peranan dan norma.
Kelompok dalam Artian MotivasiKelompok yang gagal membantu anggotanya memenuhi
kebutuhannya akan mendapat kesulitan untuk melangsungkan hidupnya. Karyawan yang tidak dapat memuaskan kebutuhan mereka dari suatu kelompok tertentu akan mencari kelompok lainnya untuk membantu memenuhi kebutuhannya yang penting. Pandangan ini mendefinisikan kelompok sebagai:sekumpulan individu yang keberadaannya sebagai suatu kumpulan yang menguntungkan individu-individu.
Seperti yang dikemukakan pada terdahulu sulit menegaskan segi-segi organisasi kerja yang menguntungkan bagi individu. Masalah pengidentifikasian kebutuhan individu merupakan kelemahan dalam mendefinisikan kelompok semata-mata atas ukuran motivasi.
Kelompok dalam Artian InteraksiPara ahli teori mengasumsikan bahwa interaksi dalam
bentuk saling ketergantungan adalah inti "kekelompokan" Pandangan yang menekankan interaksi antarpribadi adalah sebagai berikut:
Yang kita maksudkan dengan kelompok adalah sejumlah orang yang berkomunikasi satu sama lain yang sering melampaui rentang waktu tertentu, dan yang jumlahnya cukup sedikit sehingga setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain, tidak sebagai orang kedua, melalui orang lain, tetapi saling berhadapan.
Keempat pandangan tersebut penting, karena semuanya menunjukkan kepada gambaran penting tentang kelompok. Selanjutnya, dapat dinyatakan bahwa jika kelompok muncul dalam suatu organisasi, anggotanya:1. Termotivasi untuk bergabung.
Memandang kelompok itu sebagai satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi.3. Menyumbang dalam berbagai kuantitas terhadap proses kelompok (misalnya beberapa orang menyumbangkan waktu atau tenaga lebih banyak untuk kelompok tersebut).4. Mencapai kesepakatan atau ketidaksepakatan melalui
By : Rudi Hermaone
16
PERILAKU ORGANISASI
berbagai bentuk interaksi.Sekumpulan individu merupakan kelompok jika perilaku dan atau prestasi anggotanya dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota- lainnya. Dalam buku ini, kelompok didefinisikan sebagai: dua karyawan atau lebih yang berinteraksi satu sama lain dalam cara-cara tertentu sehingga perilaku danatau prestasi seorang karyawan dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi karyawan lainnya.
B. MENGAPA ORANG MEMBENTUK KELOMPOKKelompok formal dan informal terbentuk karena berbagai
alasan. Alasan kebutuhan, kedekatan (proximity), atraksi, tujuan, dan ekonomis.
Pemuasan KebutuhanKeinginan memuaskan kebutuhan dapat menjadi motivasi
kuat yang menjurus pada pembentukan kelompok.b Kebutuhan akan rasa aman, sosial, penghargaan, dan perwujudan din dari sebagian besar karyawan sampai tingkat tertentu dapat dipenuhi dengan berafiliasi dalarn kelompok.
Kebutuhan Rasa aman. Tanpa kelompok yang diandalkan, jika terjadi berbagai tuntutan pimpinan, karyawan tertentu mungkin berasumsi bahwa mereka berdiri sendiri menghadapi pimpinan dan keseluruhan sistem organisasi. "Kesendirian" ini menjurus kepada suatu tingkat tidak adany rasa aman. Dengan menjadi anggota suatu kelompok, karyawan dapat terlibat dalam kegiat kelompok dan membahas tuntutan pimpinan dengan anggota lainnya yang mempunyai p dangan mendukung. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antara anggota kelompok terse merupakan penyangga terhadap tuntutan pimpinan. Kebutuhan akan penyangga khusus akan menjadi kuat bagi seorang karyawan baru. la dapat menggantungkan seluruhnya kepada kelompok untuk memperoleh bantuan pelaksanaan pekerjaan dengan benar.
Kebutuhan Sosial. Kesenangan orang untuk berkumpul mendorong kebutuhan berafiliasi. Keinginan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok menunjukkan intensitas kebutuhan sosial. Kebutuhan bermasyarakat tidak hanya muncul di tempat kerja tetapi juga
By : Rudi Hermaone
17
PERILAKU ORGANISASI
di luar tempat kerja, seperti dibuktikan oleh banyaknya susunan organisasi sosial, politik, kewarganegaraan dan organisasi yang sifatnya persaudaraan, yang dapat dimasuki seseorang.
Kebutuhan Penghargaan. Dalam suatu lingkungan kerja khusus, karyawan mungkin memandang kelompok tertentu mempunyai prestise tinggi karena berbagai alasan (kemampuan teknis kegiatan di luar, dan lain sebagainya). Konsekuensinya, keanggotaan dalam kelompok ini membawa status tertentu yang tidak dapat dinikmati oleh orang yang bukan anggota. Bagi karyawan yang sangat membutuhkan penghargaan, keanggotaan dalam kelompok semacam itu dapat memberikannya banyak kepuasan yang diperlukan.
Kedekatan dan Daya TarikInteraksi antarpribadi dapat menimbulkan pembentukan kelompok. Dua segi yang penting dari interaksi antarpribadi adalah kedekatan dan daya tarik. Kedekatan menyangkut jarak fisik antara karyawan yang melaksanakan suatu pekerjaan. Daya tarik melukiskan ketertarikan orang satu sama lain karena kesamaan konsep, sikap, prestasi, dan motivasi.
Individu yang bekerja erat dan berdekatan mempunyai berbagai keuntungan untuk bertukar gagasan, pemikiran, dan sikap tentang berbagai kegiatan di dalam dan di luar kerja. Pertukaran tersebut sering menimbulkan beberapa jenis pe~mbentukan kelompok. Kedekatan ini juga memungkinkan individu untuk belajar tentang ciri-ciri orang lainnya. Untuk mempertahankan interaksi dan kepentingan, sering dibentuk suatu kelompok.
Tujuan Kelompok
Tujuan kelompok, jika dipahami uengan jelas, dapat menjelaskan mengapa seseorang tertarik pada suatu kelompok. Sebagai contoh, seseorang mungkin memasuki suatu kelompok yang berkumpul setelah jam kerja agar mengenal sistem suatu komputer baru. Umpamakan sistem ini akan diterapkan dalam kerja organisasi tersebut dua tahun kemudian. Orang yang secara suka rela ikut dalam kelompok setelah jam kerja tersebut berkeyakinan bahwa mempelajari sistem baru ia merupakan keharusan dan tujuan yang penting bagi karyawan.
By : Rudi Hermaone
18
PERILAKU ORGANISASI
Adakalanya tidak selalu mungkin mengidentifikasi tujuan kelompok.
Asumsi bahwa kelompok organisasi formal mempunyai tujuan yang jelas
harus ditempa oleh pemahaman bahwa persepsi, sikap, kepribadian, dan belajar dapat mengubah tujuan. Sebagai contoh, seorang pegawai baru mungkin tidak akan pernah diberitahu tujuan unit yang ia masuki. Dengan mengamati perilaku dan sikap orang lain, setiap individu dapat menyimpulkan apa yang mereka yakini sebagai tujuan. Persepsi tersebut mungkin tepat dan mungkin juga tidak. Hal yang sama dapat dikatakan terhadap tujuan kelompok informal.
Alasan Ekonomi
Dalam banyak hal, kelompok terbentuk karena individu percaya mereka dapat memperoleh kemanfaatan ekonomi yang lebih besar dari pekerjaan mereka jika mereka berarganisasi. Sebagai contoh, karyawan yang bekerja pada ujung yang berbeda dari suatu lini perakitan mungkin dibayar atas dasar insentif kelompok di mana produksi kelompok tersebut menentukan besaran upah masing-masing anggotanya. Dengan bekerja dan berhimpun sebagai suav_ kelompok, setiap individu dapat memperoleh-keuntungan ekonomi yang lebih besar.
Dalam berbagai contoh lainnya, motif ekonomi mendorong terbentuknya kelompok: para pekerja dari perusahaan yang tidak tergabung dalam serikat buruh membentuk suatu kelom-pok untuk menekan pimpinan agar memperoleh keuntungan lebih besar; para eksekutif ting kat atas dalam suatu perusahaan membentuk kelompok untuk meninjau kembali konpensas? bagi eksekutif. Dalam keadaan bagaimanapun, anggota kelompok mempunyai kepentingan yang sama - keuntungan ekonomi yang meningkat - yang menjurus pada afiliasi kelompok.
TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN KELOMPOK
Kelompok juga belajar, seperti halnya individu. Prestasi suatu kelompok tergantung pada ke mampuan individu dan pada seberapa baiknya para anggota belajar bekerja sama satu denga yang lainnya. Sebagai contoh, suatu panitia jenis produk
By : Rudi Hermaone
19
PERILAKU ORGANISASI
baru yang dibentuk dengan maks(A menimbulkan tanggapan terhadap pesaing dapat berkembang menjadi suatu tim yang sanp efektif, di mana kepentingan perusahaan tersebut menjadi paling penting. Akan tetapi, perw bentukan tersebut juga dapat menjadi sangat tidak efektif jika anggotanya lebih mementirg kan tujuan departemennya sendiri ketimbang pengembangan tanggapan terhadap pesain9 Bagian ini menguraikan beberapa tahapan umum perkembangan kelompok dan menunjuk kan terjadinya beberapa jenis urutan proses pengembangan.Salah satu model pengembangan kelompok mengasumsikan bahwa kelompok berproses melalui empat tahap pengembangan:
(1) dukungan bersama, (2) komunikasi dan pengambilan keputusan, (3) motivasi dan produktivitas, serta (4) pengendalian dan pengorganisasian. Meskipun muncul
berbagai model saingan dalam perkembangan kelompok, kami percaya bahwa model yang disajikan di sini merupakan model yang paling berguna bagi para mahasism perilaku keorganisasian.
Dukungan BersamaPada tahap awal pembentukan kelompok, para anggota umumnya enggan berkomunik satu sama lainnya. Secara khasnya, mereka tidak mau menyatakan pendapat, sikap, atau ke kinan. Hal ini sama dengan situasi yang dihadapi anggota staf pengajar pada permulaan sem ter baru. Kemungkinan terjadinya interaksi dan diskusi kelas sangat sedikit, sampai para a gota kelas saling menerima dan mempercayai satu sama lain.memerankan perilaku tertentu. Perangkat perilaku yang diharapkan, yang dikaitkan dengan suatu posisi dalam struktur, merupakan peranan dari pemegang posisi tersebut.
Hirarki Status
Status dan posisi begitu serupa sehingga istilah tersebut sering digunakan secara bergantian. Status yang diberikan terhadap posisi khusus secara khas merupakan konsekuensi da-karakteristik tertentu yang membedakan satu posisi dari posisi lainnya. Dalam beberapa hal seseorang memperoleh status, karena faktor-faktor tertentu seperti senioritas, umur, penugasan. Sebagai contoh, karyawan yang tertua mungkin
By : Rudi Hermaone
20
PERILAKU ORGANISASI
secara teknis dianggap lebih cakap diberi status oleh suatu kelompok teknisi. Jadi, pemberian status mungkin tidak sangkut pautnya dengan hirarki status formal.
Peranan
Setiap posisi dalam struktur kelompok mempunyai suatu peranan terkait yang terdiri dar~ berbagai perilaku yang diharapkan dari pemegang posisi tersebut. Direktur jasa perawatatan sebuah rumah sakit diharapkan mengorganisasi dan mengendalikan departemen perawatan. Direktur itu juga diharapkan membantu mempersiapkan dan mengelola anggaran departemen tersebut. Di lain pihak, seorang penyelia (supervisor) perawat diharapkan menyelia kegia karyawan perawat yang bertugas pada jasa perawatan khusus, seperti kebidanan, kesehat anak, dan pembedahan. Perilaku yang diharapkan tersebut umumnya bukan hanya disetu~ oleh pemegang pekerjaan, direktur perawatan, dan penyelia perawat, tetapi juga oleh anggota lain dalam kelompok dan personalia lain dari rumah sakit tersebut.
"Peranan yang diharapkan" merupakan salah satu jenis peranan. Ada juga "peranan ya dipersepsikan" (perceived role) dan "peranan yang dimainkan" (enacted role). Peranan yang dipersepsikan ialah perangkat perilaku seseorang dalam suatu posisi di mana ia berpendapat bahwa ia harus memainkan peranan tersebut. Dalam beberapa hal, peranan yang dipersepsi tersebut mungk;n sama dengan peranan yang diharapkan. Seperti telah dibahas dalam Bab dalam beberapa hal, persepsi dapat terganggu atau tidak tepat. Di lain pihak, peranan dimainkan adalah perilaku yang benar-benar dilaksanakan seseorang. Jadi, dapat timbul kemungkinan perilaku peranan. Konffik dan.frustrasi dapat timbul dari perbedaan k jenis peranan tersebut. Dalam kelompok yang benar-benar stabil atau permanen, terdapat setujuan khas yang baik antara peranan yang diharapkan dan peranan yang diperseps Jika peranan yang dipersepsikan menyimpang terlalu banyak dari peranan yang dihara orang yang bersangkutan dapat lebih menyukai peranan yang diharapkan itu atau meni kan kelompok.Karena seseorang mungkin menjadi anggota dalam kelompok yang berbeda, ia cenderung memainkan peranan ganda (multiple roles). Para penyelia lini pertama adalah anggota dari pimpinan dan pada saat yang sama anggota dari kelompok perilaku yang dikhususkan oleh peranan yang berbeda tersebut
By : Rudi Hermaone
21
PERILAKU ORGANISASI
sesuai satu sama lain. Terdapat beberapa jenis konflik peranan dan konsekuensinya yang penting.
Norma
Norma adalah standar yang dimiliki bersama oleh anggota suatu kelompok. Norma mempunyai ciri-ciri tertentu yang penting bagi anggota kelompok. Pertama, norma hanya diben-tuk berkenaan dengan hal-hal yang penting bagi kelompok. Norma tersebut mungkin tertulis, tetapi febih sering dikomuni-kasikan secara lisan kepada para anggotanya. Dalam banyak hal, norma mungkin tidak pernah ditetapkan, tetapi diketahui anggota kelompok. Jika produksi adalah penting, selanjutnya akan berkembang suatu norma. Jika membantu anggota kelompok lainnya dalam menyelesaikan suatu tugas adalah penting, maka akan berkembang suatu norma. Kedua, norma diterima dengan berbagai tingkatan oleh anggota kelompok. Beberapa norma sepenuhnya diterima oleh semua anggota, sedangkan norma lain hanya diterima sebagian. Dan ketiga, norma dapat diterapkan kepada setiap anggota kelompok, atau hanya dapat diterapkan kepada beberapa anggota kelompok. Sebagai contoh, setiap anggota mungkin diharapkan mematuhi norma produksi, sedangkan hanya kepala kelompok yang mungkin diizinkan untuk tidak setuju secara lisan atas suatu petunjuk pimpinan.Norma kelompok umumnya disepakati atas dasar standar perilaku individual dan kelompok yang berkembang sebagai hasil dari interaksi anggota sepanjang waktu.Kesesuaian Norma (Norm Conformity). Salah satu masalah
yang menjadi perhatian para "manajer ialah mengapa karyawan mematuhi norma kelompokl3. Hal ini sangat penting jika seseorang yang sebenarnya mempunyai keahlian dan kemampuan ternyata tidak berprestasi sebaik yang diharapkan hanya untuk tidak mefanggar norma kelompok. Terdapat empat kelas variabel umum yang mempengaruhi kesesuaian terhadap norma kelompok:1. Kepribadian anggota kelompok.2. Stimulus yang membangkitkan tanggapan. 3. Faktor situasi.4. Hubungan antarkelompok.
Kepribadian dapat mempengaruhi penyesuaian seseorang terhadap norma kelompok. Sebagai contoh, penelitian
By : Rudi Hermaone
22
PERILAKU ORGANISASI
menunjukkan bahwa orang-orang yang berkecerdasan tinggi kecil kemungkinannya untuk menyesuaikan diri dibandingkan dengan yang kecerdasannya rendah dan bahwa individu yang otoritatif (mereka yang menyukai kepatuhan terhadap kekuasaan) lebih menyesuaikan diri dibandingkan dengan individu yang lain suatu jenis baru wawancara penimbangan prestasi (performance appraisal). Kelompok manajer yang akan melaksanakan wawancara tersebut mungkin memulainya tanpa benar-benar mengetahui prosesnya karena hal tersebut sangat baru dan rumit. Kurangnya kejelasan dari stimulus ini dapat mengakibatkan kelompok tersebut mempergunakan prosedur lama penimbangan prestasi kelompok ketimbang prosedur terbaru yang digariskan pimpinan teras Para manajer tersebut menyesuaikan diri dengan norma yang lama sampai proses yan= baru dijelaskan dan anggota kelompok yang menjadi kunci memulai pemanfaatan/prosedur.
Faktor situasi menyangkut berbagai variabel seperti ukuran dan struktur kelompok Penyesuaian terhadap norma kelompok mungkin lebih sukar pada kelompok yang lebih besa, atau pada kelompok yang anggotanya terpisah secara geografis.
Hubungan antarkelompok mencakup faktor-faktor seperti jenis tekanan kelompok yang diperlihatkan, seberapa jauh keberhasilan kelompok mencapai tujuan yang diharapkan, ds-
kadar sejauh mana seorang anggota mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tersebut.
Konsekuensi Potensial Penyesuaian Diri Terhadap Norma Kelompok. Riset tentang penyesua an diri secara jelas menunjukkan bahwa penyesuaian diri merupakan persyaratan bagi kelan sungan keanggotaan kalompok. Anggota yang tidak menyesuaikan diri atau tidak patuh terhadap norma yang penting sering mendapat hukuman kelompok. Salah satu bentuk hukumaa itu ialah pengasingan atau pengabaian kehadiran orang yang tidak patuh tersebut. Terdapat beberapa konsekuensi negatif dan positif yang potensial dari penyesuaian diri. Penyesuaiaa diri dapat mengakibatkan hilangnya keindividuan dan pembentukan tingkat prestasi yang sedang-sedang saja. Jenis perilaku ini dapat sangat merugikan organisasi yang membutuhkan tingkat prestasi di atas rata-rata agar tetap mampu bersaing.
Tentunya ada juga konsekuensi positif yang potensial dari penyesuaian diri terhadap norma kelompok. Jika penyesuaian tidak terjadi, seorang manajer akan menghadapi maa sulit
By : Rudi Hermaone
23
PERILAKU ORGANISASI
untuk memprakirakan pola perilaku suatu kelompok. Ketidakmampuan memprakirakanperilaku ini akan mengakibatkan tidak berhasilnya usaha pimpinan menyalurkan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini, tentunya, merupakan masalah yarr; dihadapi para manajer kelompok formal. Mereka tidak mempunyai cara yang sistematis untuk memprakirakan perilaku, seperti tanggapan suatu kelompok terhadap sistem komputer yang baru atau suatu sistem baru penilaian prestasi, jika tidak ada penyesuaian terhadap norma kelompok.
Kepemimpinan
Peranan kepemimpinan dalam kelompok merupakan salah satu ciri kelompok y sangat menentukan. Pemimpin suatu kelompok menanamkan pengaruh terhadap angg kelompok yang bersangkutan. Dalam kelompok formal, pemimpin dapat melaksanai kekuasaan sanksi yang sah. Artinya, pemimpin dapat memberi penghargaan atau mE hukum anggota yang tidak mematuhi petunjuk, perintah, atau peraturan.
Peranan kepemimpinan juga merupakan faktor yang penting dalam kelompok in mal. Orang yang menjadi pemimpin kelompok informal umumnya dipandang sebagai angc yang dihormati dan berstatus tinggi, yang :1. Membantu kelompok mencapai tujuannya.2. Memungkinkan anggota memenuhi kebutuhan.3. Mewujudkan nilai-nilai kelompok. Pada pokoknya, pemimpin
adalah perwujudan dari nilai-nilai, motif, dan aspirasi'para anggota.
4. Menjadi pilihan anggota kelompok untuk mewakili pandangan mereka jika berinteraksi dengan pemimpin kelompok lain.Menjadi penengah dalam konflik kelompok dan menjadi penggerak dalam tindakan kelompok dan memperhatikan pembinaan kelompok sebagai suatu unit yang berfungsi.
KepaduanKelompok formal dan informal nampaknya mempunyai suatu
kedekatan atau kesamaan dalam sikap, perilaku, dan prestasi. Kedekatan ini telah diacu sebagai kepaduan (chohesiveness).
By : Rudi Hermaone
24
PERILAKU ORGANISASI
Kepaduan (cohesiveness): Kekuatan keinginan anggota untuk tetap dalam klompok dan keikatan (komitment) mereka terhadap kelompok menentukan kepaduan kelompok tersebut
Kepaduan umumnya dipandang sebagai kekuatan yang meng-gerakkan para anggota untuk tetap berada dalam kelompok, di mana kekuatan tersebut lebih besar dibandingkan dengan kekuatan yang menarik anggota keluardari kelompok tersebut. Kelompok yang padu melibatkan orang-orang yang saling ter tarik satu sama lain. Kelompok yang rendah kepaduannya tidak emiliki daya tarik antarpribadi bagi para anggotanya. Tentunya terdapat berbagai sumber daya tarik terhadap suatu kelompok. Suatu kelompok mungkin menarik bagi xang-orang karena:1. Tujuan kelompok tersebut dan tujuan anggotanya sesuai dan terinci secara jelas.
2. Kelompok tersebut mempunyai pemimpin yang karismatis.
3. Reputasi kelompok menunjukkan bahwa kelompok tersebut berhasil menyelesaikan tugasnya.
4. Kelompok tersebut cukup kecil untuk memungkinkan anggota-anggota didengar pendapatnya dan dievaluasi oleh yang lainnya.5. Para anggota berdaya tarik, di mana mereka mendukung dan membantu satu sama lain untuk mengatasi hambatan dan rintangan pertumbuhan dan perkembangan pribadils.Kelima faktor tersebut berhubungan dengan pemuasan kebutuhan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, salah satu alasan pembentukan kelompok ialah untuk memenuhi kebutuhan. Jika seseorang dapat memasuki suatu kelompok yang padu, maka harus ada peningkatan pemuasan kebutuhan melalui afiliasi dengan kelompok tersebut.Mengingat kelompok yang tinggi kepaduannya terdiri dariorang-orang yang termotivasi intuk bersatu, maka ada kecenderungan mengharapkan prestasi kelompok yang efektif. logika ini tidak didukung sepenuhnya oleh bukti-bukti riset. Umumnya, jika kepaduan suatu Kelompok kerja meningkat, tingkat penyesuaian terhadap kelompok juga meningkat. Tetapi -orma-norma ini mungkin tidak konsisten dengan norma-norma organisasi. Tekanan kelompok untuk menyesuaikan diri lebih besar dalam kelompok yang padu.
KESIMPULAN
By : Rudi Hermaone
25
PERILAKU ORGANISASI
A. Suatu kelompok dapat dipandang menurut ukuran persepsi, organisasi, motivasi, atau interaksi. Anda harus mempertimbangkan kelompok sebagai karyawan yang berinteraksi sedemikian rupa di mana perilaku atau prestasi anggota kelompok dipengaruhi oleh perilaku atau prestasi anggota kelompok lainnya.
B. Dengan tetap waspada akan karakteristik dan perilaku kelompok, para manajer dapat dipersiapkan terhadap akibat hasil positif dan negatif yang potensial dari kegiatan kelom-pok bersangkutan. Dalam artian yang proaktif, seorang manajer dapat mencampuri perubahan persepsi, sikap, dan motivasi yang mendahului hasil.
C. Orang tertarik pada kelompok karena potensinya untuk memenuhi kebutuhan, kedekatan fisik, dan daya tariknya, serta pertimbangan tujuan dan kegiatan kelompok. Pokok-nya, orang tertarik satu sama lain; dan ini merupakan proses alamiah.
D. Kelompok berkembang dengan tingkatan yang berbeda dan dengan pola yang unik yang tergantung pada tugas, lingkungan, karakteristik anggota, pola perilaku secara individual, dan gaya pengelolaan manajer.
E. Beberapa karakteristik kelompok adalah: 1. Struktur.
2.Hirarki status. 3. Peranan.4. Norma.5. Kepemimpinan. 6. Kepaduan. 7.Konflik Antarkelompok.
Karakteristik tersebut berlaku bagi semua kelompok. Dalam kelompok informal karakteristik tersebut muncul dari dalam unit yang bersangkutan, sedangkan dalam kelompok formal karakteristik dibentuk oleh proses manajerial. Karakteristik tersebut menyediakan suatu tingkat prediktabilitas bagi para anggota yang penting bagi kelompok dan orang di luar kelompok (misalnya pimpinan, kelompok lain). Kelompok yang tidak stabil dan tidak dapat diduga merupakan masalah bagi para anggotanya dan pihak lain yang berinteraksi dengan kelompok itu.
F. Masing-masing kelompok memilih tingkat kepaduan. Daya tarik kelompok dapat menjadi kekuatan yang besar untuk mempengaruhi perilaku dan prestasi individu.
By : Rudi Hermaone
26
PERILAKU ORGANISASI
G. Studi riset menunjukkan bahwa kelompok yang padu dapat merupakan tujuan dan norma-norma yang mungkin sesuai atau tidak sesuai dengan tujuan dan norma pimpinan. Jika tujuan dan norma ini tidak sesuai, maka diperlukan beberapa benzuk intervensi manajerial.
H. Konsep peranan adalah penting untuk memahami perilaku kelompok. Peranan adalah pola perilaku yang diharapkan, yang diberikan kepada suatu posisi tertentu. Kebanyakara individu menampilkan peranan ganda, masing-masing dengan perangkat peranannya sendiri (harapan orang-orang lain terhadap peranan tersebut). Seseorang yang terlibat; dalam banyak peranan yang berbeda, yang masing-masing mempunyai perangkat perananj yang rumit, dihadapkan pada perilaku individu yang paling rumit.
I. Dalam organisasi, terdapat tiga persepsi terhadap peranan yang sama: persepsi organisasi, persepsi kelompok, dan persepsi individu. Jika seseorang menghadapi kejadian yang bersamaan dari dua tuntutan peranan atau lebih di mana prestasi yang satu merintangi,prestasi yang lainnya, ia mengalami konflik peranan. Ada tiga jenis konflik peranan - konflik peranan orang, konflik di dalam peranan, dan konflik antarperanan - yang da terjadi dalam lingkungan organisasi. Riset telah menunjukkan bahwa konsekuensi konfliic peranan terhadap individu mencakup peningkatan stress psikologis dan reaksi emosional lainnya. Pimpinan dapat memperkecil jenis konflik peranan tertentu dan harus tetapi waspada bahwa konsekuensinya terhadap organisasi dapat mengakibatkan ketidakefektifan prestasi individu dan kelompok.
BAHAN DISKUSI DAN TINJAUAN
1. Pikirkan suatu kelompok informal dimana anda termasuk di dalamnya. Apakah terdapat hirarki status dalamkelompok tersebut? Atas dasar apa?
2. Untuk kelompok yang sudah anda pilih tersebut, dapatkah anda menguraikan tahapan evolusi atau proses Pertumbuhan seperti yang telah dibahas dalam bab ini.
By : Rudi Hermaone
27
PERILAKU ORGANISASI
3.Ketika anda pertama kali memasuki kelas yang menggunakan buku ini, sikap dan keyakinan apa yang anda anut?
4. Apakah di dalam kelas anda ada subkelompok yang padu? Bagaimana anda tahu? Apakah anda pikir subkelompok tersebut mempengaruhi perilaku atau prestasi anggota lain di dalam kelas.
5. Uraikan beberapa sumber konflik peranan orang, konflik di dalam peranan, dan konflik antarperanan yang pernah anda alami sendiri atau mengetahui ada orang lain yang mengalaminya. 6.Mengapa penting bagi seorang manajer untuk memahami benar konsep perilaku kelompok?7. Mengapa kepaduan merupakan konsep yang penting dalam menangani perilaku kelompok?
STUDI KASUS: Makan Siang "Tanpa Martini"
Jamal Singodimejo baru saja menyelesaikan masa jabatan bulan kedua sebagai manajer pada sebuah kantor perusahaan penjualan yang cabangnya terbesar di seluruh Indonesia. la berkeyakinan telah membuat pilihan yang benar meninggalkan perusahaan lamanya. Posisi baru ini menawarkan suatu tantangan yang besar, gaji dan tunjangan yang baik, serta kesempatan yang baik untuk maju. Selain itu, keluarganya tampaknya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Akan tetapi, dalam pikiran Jamal ada suatu masalah serius yang ia yakin harus ditanggulanginya segera atau, jika tidak, masalah tersebut dapat mengancam kepuasannya dalam jangka panjang.
Sejak mengambil pekerjaan itu, Jamal menemukan bahwa orang yang ia gantikan telah menanamkan kebiasaan acara makan siang dalam rangka bisnis yang disertai dengan minuman-minuman keras. Pejabat itu dan sekelompok pejabat eksekutif utama lainnya sebenarnya telah mempunyai pesanan tetap dengan berbagai restoran lokal. Bahkan jika rekanan tidak datang, mereka memesan minuman keras sebelum memesan santapan siang mereka. Pada saat mereka kembali ke kantor, yang biasanya menjelang petang, mereka berada dalam kondisi yang tidak baik untuk mengambil keputusan atau melakukan tindakan yang tepat dengan dalih makan siang itu. Praktek ini telah menyebar di kalangan bawahan para eksekutif lainnya, dan tidak mengherankan jika terlihat berbagai kelompok wiraniaga melakukan hal-hai yang sama dalam beberapa hari
By : Rudi Hermaone
28
PERILAKU ORGANISASI
setiap minggu. Jamal memutuskan untuk mengakhiri kebiasaan tersebut, paling tidak untuk dirinya sendiri dan anggota kelompoknya.
Jamal mengetahui bahwa ini bukan persoalan yang mudah ditanggulangi. Kebiasaan minum telah melembaga dengan dukungan psikologis dari tokoh utamanya, yaitu orang yang ia gantikan. la memutuskan untuk merencanakan pendekatan yang akan diambilnya dan ke mudian membahas masalah tersebut serta pendekatan pemecahannya dengan atasannya, Thamrin Lancip.
Minggu berikutnya, Jamal membuat janji dengan Thamrin untuk membahas situasi tersebut. Thamrin mendengarkan dengan penuh perhatian ketika Jamal menjelaskan masalah minum tersebut tetapi sama sekali tidak menunjukkan keheranannya akan hal itu. Jamal kemudian menjelaskan rencana yang akan dilakukannya.
"Pak Thamrin, saya mempunyai dua asumsi. Pertama, saya tidak yakin ada baiknya menjelaskan kebijaksanaan baru tentang masalah minum pada kesempatan acara makan siang atau mengkuliahi orang-orang saya tentang bahaya acara makan siang dengan minuman keras. Hal itu hanya akan menimbulkan rasa bersalah yang akan mengakibatkan kebencian dan perlawanan. Kedua, saya berasumsi bahwa atasan seringkali merupakan anutan peranan bagi bawahannya. Sayangnya, orang yang saya gantikan membiasakan minum-minuman keras pada waktu makan siang bisnis. Para bawahan yang akrab dengan dia kemudian, menyesuaikan diri dengan kebiasaannya itu dan melakukan tekanan terhadap anggota kelompok lainnya. Sebelum anda mengetahui hal tersebut, setiap orang adalah teman baik minuman dan praktek telah melembaga, bahkan jika seorang anggota telah tidak lagi di sana. Inilah rencana yang ingin saya lakukan mengatasinya. Pertama, jika saya pergi makan siang dengan para manajer lainnya, saya tidak akan, minuman-minuman keras. Akan tetapi, yang lebih penting lagi, saya akan menunjukkan keteladanan baru bagi anggota kelompok saya. Misalnya, paling tidak seminggu sekali kita mempunyai alasan yang sah untuk bekerja terus meliwati waktu makan siang. Saya bermaksud untuk mengadakan suatu acara makan siang bisnis dengan jamuan gudeg dan minuman ringan yang diantarkan ke tempat kerja. Selain itu, saya akan melembagakan acara tersebut sebagai suatu praktek rutin dengan mengajak kelompok yang
By : Rudi Hermaone
29
PERILAKU ORGANISASI
berbeda ke acara makan siang di restoran tanpa jamuan minuman beralkohol".
"Tujuan saya hanya memberitahu bahwa alkohol bukan merupakan bagian yang perlu ada pada hari kerja dan saya tidak akan menyetujui hal i t u dilakukan di tempat kerja. Tanpa minum dengan manajer lain, saya yakin cepat atau lambat mereka juga akan memahami maksud saya. Seperti anda ketahui, saya bermaksud menyampaikan pesan tersebut, melalui peritaku saya. Tidak akan ada kata-kata kecaman. Bagaimana pendapat anda?"
Thamrin Lancip berdiri dan kemudian duduk di samping Jamal. Ia memandang Jamal dan berbisik, "Apa anda gila? Saya jamin, bahwa anda tidak akan menghasilkan apapun kecuali menyebabkan lebih banyak kesulitan. Akibatnya akan timbul kesulitan antara kelompok anda dengan kelompok lain jika anda berhasil, kesulitan antara anda dengan kefompok anda, dan kesulitan antara anda dengan para manajer lain. Percayalah, saya memahami masalah tersebut, dan saya sependapat dengan anda bahwa hal itu merupakan masalah bagi kita. Akan tetapi, penyembuhannya mungkin membunuh pasien. Adakah gunanya semua konflik dan kesulitan tersebut? Jamal berpikir sejenak, kemudian berkata, "Saya pikir rencana ini akan baik bagi organisasi dalam jangka panjang".
P e r t a n y a a n1. Apakah anda sependapat dengan Thamrin Lancip atau dengan Jamal Singodimejo? Mengapa?2. Apakah anda pikir dapat dilakukan sesuatu dalam keadaan seperti itu? Mengapa? pendapat anda tentang rencana Jamal?3. Apa yang akan anda lakukan dalam situasi seperti yang dihadapi Jamat? Jawablah secara rinci.
KEPEMIMPINAN DAN KREATIVITASPEMANASAN Celoteh yang sering terlontar; seperti itu kok jadi pemimpin ? ngurus
dirinya saja tidak becus, Apa yang dia bias lakukan? Mau jadi apa atau
mau dibawah kemana organisasi ini?
Dari ocehan ini muncul empat persfektif:
Pertama; kalimat seperti itu kok jadi pemimpin........................
Kedua; ngurus dirinya tidak becus..........................................
By : Rudi Hermaone
30
PERILAKU ORGANISASI
Ketiga; kemampuan, ketrampilan, pengalaman......................
Keempat; mau dibawah kemana..............................................
SEBUAH PENDEKATAN KREATIVITAS DALAM KEPEMIMPINAN Beberapa tahun yang lalu di kolom "Believe It or Not, "-nya Ripley's pada sebuah surat kabar muncul tulisan: Sebatang besi berharga 5 dolar. Jika Anda menempa besi itu menjadi sepatu kuda, nilainya meningkat menjadi 10,5 dolar. Jika besi itu dibuat jarum, nilainya meningkat menjadi 3.285 dolar. Dan jika Anda membuat per jam dari besi tersebut maka nilainya menjadi 250.000 dolar. Perbedaan antara 5 dolar dan 250.000 dolar itulah yang dimaksud dengan kreativitas.
Creativity in Organization
SECARA AKADEMIK, TERNYATA SAYA BUKAN ORANG HEBAT
Dr. Richard Feynman, seorang pemenang hadiah nobel, merupakan seorang fisikawan teoretis terkemuka saat ini. Setelah menerima hadiah nobel di Swedia, ia terbang ke kota asalnya dan mengunjungi SMU tempatnya dahulu bersekolah. Di sana ia melihat kembali rapornya. Ternyata nilai-nilainya ticTak sebagus yang diingatnya, ia kemudian meminta untuk melihat skor IQnya. Skornya 124-hanya sedikit di atas rata-rata. la merasa senang. "Memenangkan hadiah nobel bukanlah hal yang luar biasa," katanya kepada sang istri, "namun, memenangkannya dengan skor IQ 124 memang benar-benar hebat!"
By : Rudi Hermaone
31
LATIHAN: SEBERAPA TINGGIKAH CQ ANDA (Creativity Quotient)???Dengan menggunakan skala 1 sampai 4, kerjakanlah kuesioner dibawah untuk memeriksa CQ Anda.Nilai: 0 = Tidak Pernah 1 = Jarang Sekali 3 = Kadang-Kadang 4 = Selalu
PERILAKU ORGANISASI
__1. Apakah Anda seorang yang selalu ingin tahu? Apakah Anda tertarik dengan pendapat orang lain, masalah departemen lain, atau umpan balik dari pelanggan?
__2. Apakah Anda seorang "oportunis yang kreatif?" Apakah Anda mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan keinginan,
memenuhi kebutuhan?__ 3. Apakah Anda seorang ahli strategi? Apakah Anda meluangkan waktu untuk
menetapkan kembali tujuan hidup Anda, memperbaiki rencana agar dapat mencapainya, atau menggunakan perubahan organisasi untuk memperbaiki langkah Anda?
__4. Apakah Anda seorang yang suka tantangan? Apakah Anda memeriksa asumsi, penyimpangan-penyimpangan, atau keyakinan yang sudah dipegang untuk mengetahui mana titik lemah dan mana kesempatan?
__5. Apakah Anda seorang pencari kesempatan? Apakah Anda secara aktif memantau perubahan yang terjadi di lingkungan Anda, seperti teknologi, aturan pemerintah, atau strategi manajemen baru agar dapat mendeteksi peluang secara dini?
__ 6. Apakah Anda seorang penghubung? Apakah Anda mencermati berbagai konsep yang dapat Anda pergunakan dari satu bidang ke bidang yang lain?
__7. Apakah Anda seorang yang berani mengambil risiko?,Apakah Anda mau mengembangkan dan melakukan eksperimen dengan ide Anda sendiri?
__8. Bagaimana dengan intuisi Anda? Apakah Anda mengandalkan firasat Anda?__9. Apakah Anda seorang yang suka menyederhanakan sesuatu? Dapatkah
Anda menyederhanakan keputusan yang rumit dengan membuat beberapa pertanyaan sederhana yang tetap mengacu pada kondisi secara keseluruhan?
__ 10. Apakah Anda seorang "penjual ide"? Dapatkah Anda mempromosikan dan mengumpulkan dukungan bagi ide-ide Anda?
__11. Apakah Anda seorang visioner? Apakah Anda berpikir lebih jauh ke depan dibandingkan dengan rekan-rekan Anda? Apakah Anda berpikir jangka panjang? Apakah Anda menyampaikan visi Anda kepada orang lain?
__12. Apakah Anda seseorang yang banyak akal? Apakah Anda melakukan riset dan menggali informasi untuk mendukung ide Anda?
__13. Apakah Anda bersikap mendukung terhadap ide kreatif dari rekan sekerja dan
bawahan? Apakah Anda menerima dengan senang hati "ide cemerlang" dari orang lain?
__14. Apakah Anda seorang pembangun jaringan yang inovatif? Apakah Anda mempunyai kolega sebagai tempat untuk mendiskusikan ide kreatif dan memperoleh umpan balik dan dukungan?
__15. Apakah Anda menghadiri kuliah atau membaca buku tentang "meraih posisi puncak" dalam bidang Anda? Apakah Anda terobsesi akan masa depan?
__16. Apakah Anda percaya bahwa Anda seorang yang kreatif? Apakah Anda memiliki keyakinan dengan ide-ide baik Anda?
Periksalah nilai Anda dengan rnenggunakan skala di bawah ini.
By : Rudi Hermaone
32
PERILAKU ORGANISASI
41-48 Mengungkapkan bahwa Anda mempunyai CQ sangat tinggi. Anda akan menemukan cara kreatif untuk menerapkan berbagai kiat yang disajikan dalam buku ini!
33-40 Memperlihatkan bahwa Anda siap secara mental untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi kreativitas Anda dan akan menggunakan berbagai kiat dan latihan yang disajikan dalam buku ini dengan baik sekali.
25-32 Mengindikasikan bahwa Anda masih harus menemukan kapasitas kreatif yang sebenarnya. Dengan mempraktikkan sejumlah ide dalam buku ini, besar kemungkinan Anda akan memperoleh hasil-hasil yang positif.
Di bawah 25 Menyatakan bahwa mungkin Anda dapat dikejutkan dengan adanya peningkatan kreativitas setelah menerapkan isi buku ini karena sebelumnya Anda tidak tahu bahwa Anda ternyata dapat menjadi begitu kreatif!
PENGHAMBAT DAN PENDORONG KREATIVITAS Penghambat Kreativitas Pendorong Kreativitas
Yakinan bahwa saya diri sendiri tidak kreatifTemukan apa yang menghambat kreativitas Anda - Kemudian kembangkan strategi pendorong kreativitasnya!
PENGERTIAN-PENGERTIAN.
By : Rudi Hermaone
33
PERILAKU ORGANISASI
a. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
kelompok kearah penentuan tujuan. Stogdill, dikutip
sastrodiningrat (2002:16).
b. Kepemimpinan adalah proses dimana seseorang
menggunakan pengaruh kemasyarakatannya terhadap para
anggota suatu kelompok. Jadi pemimpin adalah seseorang yang
dengan kekuatan/wewenangnya untuk tujuan mempengaruhi
tata laku mereka. Hilley and J House (2002:16).
c. Pemimpin adalah pengaruh antar personal yang
dilaksanakan dalam suatu keadaan yang ditujukan untuk
mencapai suatu tujuan khusus, melalui proses komunikasi.
Tannebeum and Massarik (129:1980)
d. Kepemimpinan adalah proses dimana seseorang pelaksana
memberi petunjuk, pengaruh, pembinaan atau mempengaruhi
pekerjaan orang lain agar memilih atau mencapai maksud dan
tujuan tertentu. Brassor (2002:17).
Jadi esensi kepemimpinan adalah :
I) Kemampuan mempengaruhi tatalaku orang lain, apakah dia
pegawai bawahan, rekan sekerja atau atasan.
2) Adanya pengikut yang dapat dipengaruhi baik oleh ajakan,
anjuran, bujukan, sugesti, perintah, saran atau bentuk
lainnya.
3) Adanya tujuan yang hendak dicapai.
Katz dan Kahn dikutip Sastrodiningrat (2002:17)
membedakan antara penguasa dan pemimpin. Penguasa
adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain karena
kekuasaan formal. Jika semua orang diberi kekuasaan formal
yang sama, maka tidak ada lagi pemimpin. Selanjutnya Katz
By : Rudi Hermaone
34
PERILAKU ORGANISASI
dan Kahn, hakikat kepemimpinan organisasi seharusnya
terletak pada pengaruhnya karena itu berada di luar sarana
mekanisme perintah-perintah rutin, dari suatu organisasi.
MecGregor dikutip Sastrodiningrat (2002:18)
mengemukakan unsur yang menentukan kepemimpinan:
a. Watak pemimpin.
b. Sikap, kebutuhan dan perwatakan anak buah
bawahan atau pengikut.
c. Sifat organisasi (tujuan, struktur dan tugas yang
harus
dilaksanakan dilingkungan politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan).
J H. Raven dikutip Wirjana dan Supardo
(2005:2) mendefinisikan pemimpin sebagai seseorang
yang menduduki suatu posisi di kelompok yang
mempengaruhi orang-orang dalam kelompok itu sesuai
dengan peran dari posisi tersebut dan mengkoordinasi serta
mengarahkan kelompok untuk mempertahankan diri serta
mencapai tujuannya. Kepemimpinan berarti proses
mempengaruhi antara seorang pemimpin dan pengikutnya
untuk mencapai tujuan kelompok, organisasi dan
mnsyarakat. F.O Sears dikutip Wirjana dan Supardo (2005:2)
mengatakan bahwa pemimpin adalah "seorang yang memulai
suatu tindakan, memberi arah pengambilan keputusan,
menyelesaikan perselisihan di antara anggota kelompok,
memberi dorongan, menjadi panutan dan berada di depan
dalam aktivitas-aktivitas kelompok".
By : Rudi Hermaone
35
PERILAKU ORGANISASI
Sedangkan Peter F Drucker dikutip Wirjana dan Supardo
(2005:2) mengemukakan empat hal sederhana tentang
kepemimpinan:
1) Satu-satunya definisi tentang pemimpin ialah seseorang yang
mempunyai pengikut. Beberapa orang adalah pemikir. Peran itu
penting dan sangat dibutuhkan, tanpa pengikut, tidak akan ada
pemimpin.
2) Seorang permimpin yang efektif bukanlah seorang yang
disayangi atau dikagumi. Dia adalah seorang yang pengikutnya
berbuat yang benar.
3) Pemimpin-pemimpin terlihat dengan jelas. Oleh karena itu
mereka dapat memberikan contoh kepada orang lain.
4) Kepemimpinan bukanlah pangkat, hak istimewa, gelar atau
uang. Kepemimpinan adalah tanggungjawab.
Menurut C.Rost dikutip Safaria (2004:3) kepemimpinan
adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara
pernimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan
perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.
Dari pengertian di atas Si Abbas menekankan arti kepemimpinan
sebagai seni, ilmu, sikap, pengalaman dalam menggunakan pengaruh
tanpa paksaan (coersive) demi tujuan bersama. Jika seseorang mencoba
mempengaruhi perilaku sesuatu kelompok tanpa menggunakan bentuk
kekuasaan paksaan, kita menggambarkan hal tersebut sebagai upaya
kepemimpinan. "Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi kegiatan
pengikut melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu."
Definisi ini menunjukkan bahwa kepemimpinan melibatkan
penggunaan pengaruh dan karenanya semua hubungan dapat
merupakan upaya kepemimpinan. Unsur kedua dari definisi itu
By : Rudi Hermaone
36
PERILAKU ORGANISASI
menyangkut pentingnya proses komunikasi. Kejelasan dan ketepatan
komunikasi mempengaruhi perilaku dan prestasi pengikut.
Unsur lain dalam definisi tersebut berfokus pada pencapaian tujuan.
Pemimpin yang efektif mungkin harus berurusan dengan tujuan individu,
kelompok, dan organisasi. Keefektifan pemimpin khususnya dipandang
dengan ukuran tingkat pencapaian satu atau kombinasi tujuan tersebut.
Individu mungkin memandang seorang pemimpin efektif atau tidak
efektif dari sudut kepuasan yang mereka peroleh selama pengalaman
kerja secara menyeluruh. Sebenarnya, penerimaan perintah atau
permintaan seorang pemimpin sebagian besar terletak pada harapan
para pengikut di mana tanggapan yang menyenangkan akan
menimbulkan hasil yang menarik.
Kekuasaan berdasarkan imbalan dan legitimasi terutama ditentukan
oleh peranan individu dalam suatu hirarki. Peranan ini tentunya boleh
jadi terdapat dalam kelompok formal atau informal. Tingkat dan cakupan
kekuasaan keahlian dan kekuasaan referen pemimpin terutama
ditentukan oleh ciri-ciri pribadi. Beberapa pemimpin, karena kesukaran
kepribadian dan komunikasi, tidak dapat mempngaruhi orang lain melalui
kekuasaan keahlian atau referen. Gambar berikut meringkaskan sumber
utama dan persepsi basis kekuasaan antarpribadi.
By : Rudi Hermaone
37
PERILAKU ORGANISASI
Gambar tersebut juga menyajikan beberapa faktor penengah
(moderator) yang mungkin termasuk antara sumber dan
persepsi basis kekuasaan dan hasil (tujuan). Gambar
menekankan bahwa (1) pemimpin yang berhasil adalah seorang
yang waspada akan sumber kekuasaan dan pentingnya
persepsi tentang kekuasaan; (2) pemimpin tersebut tidak
mengandalkan kekuasaan paksaan, (3) sumber kekuasaan
seorang pemimpin meliputi tempat, waktu, serta imformasi dan
karakteristik kepribadian; dan (4) pencapaian tujuan tidak
hanya akan tergantung pada sumber dan persepsi kekuasaan,
tetapi juga pada kebutuhan para pengikut, situasi, dan
pengalaman pemimpin yang bersangkutan.
Uraian dan daftar tidak begitu membantu untuk
menghasilkan suatu gambaran kepemimpinan seperti yang
dipraktekkan dalam organisasi. Gambar di atas lebih berman-
By : Rudi Hermaone
38
PERILAKU ORGANISASI
faat daripada sekedar menggunakan uraian tentang
kepemimpinan. Gambar tersebut mengundang perhatian
terhadap sumber kekuasaan yang digunakan pemimpin, faktor-
faktor yang mengantar keefektifan pemimpin, dan tujuan
perilaku kepemimpinan. Jenis perspektif ini lebih bermanfaat
daripada sekedar mengklasifikasikan individu sebagai manusia
pemain atau petarung di hutan. Kita perlu menjelaskan,
memahami, dan menelurusi perilaku manusia pemain dan
prestasinya.
TEORI SIFAT
Banyak karya terdahulu tentang kepemimpinan
menitikberatkan pengidentifikasian ciri-ciri pemimpin yang
efektif. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa dapat
ditemukan sejumlah ciri individu terbatas dari pemimpin yang
efektif. Jadi, sebagian besar riset dirancang untuk
mengidentifikasi ciri-ciri intelektual, emosional, fisik, dan ciri-ciri
pribadi lainnya dari pemimpin yang berhasil. Unsur-unsur
testing kepegawaian dari manajemen keilmuan dalam kadar
yang signifikan, mendukung teori sifat kepemimpinan. Selain
ditelaah melalui testing kepegawaian, ciri-ciri pemimpin juga
telah diteliti berdasarkan pengamatan perilaku dalam situasi
kelompok, pilihan kolega (pemilihan), penunjukan peringkat
oleh pengamat, dan analisis data biografis.
Kecerdasan (Intelligence)
Setelah meninjau sejumlah 33 hasil penelitian, Stogdill
menemukan suatu kecenderungan umum yang menunjukkan
By : Rudi Hermaone
39
PERILAKU ORGANISASI
bahwa pemimpin lebih cerdas dari pengikutnya. Salah satu
penemuan yang penting ialah bahwa perbedaan kecerdasan
yang menyolok antara pemimpin dan pengikutnya mungkin
akan tidak fungsional. Misalnya, seorang pemimpin yang IQnya
relative tinggi, yang mencoba mempengaruhi suatu kelompok
yang anggotanya mempunyai IQ rata, mungkin tidak dapat
memahami mengapa anggota kelompok tersebut tidak mengerti
tentang masalah yang dihadapi. Selain itu, pemimpin semacam
itu mungkin mendapat kesulitan untuk mengkomunikasikan
gagasan dan kebijaksanaannya. Terlalu pandai pun dapat
membuat masalah dalam situasi tertentu.
Kepribadian (Personality)
Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa sifat kepribadian
seperti keuletan, orisinaiitas integritas pribadi, dan kepercayaan
diri berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif. Ghiselli
melaporkan beberapa sifat kepribadian yang cenderung
dikaitkan dengan keefektifan pemimpin.
Misalnya, ia menemukan bahwa inisiatif dan kemampuan
untuk bertindak dan memprakarsai tindakan secara mandiri
berkaitan dengan tingkat dalam organisasi responden. Semakin
tinggi, posisi seseorang dalam organisasi, semakin matang
kepribadiannya. Ghiselli juga menemukan bahwa keyakinan diri
(self assurance) berkaitan dengan posisi hirarkis dalam
organisasi. Akhirnya, ia menemukan bahwa individu yang
menampilkan kepribadiannya adalah pemimpin yang paling
By : Rudi Hermaone
40
PERILAKU ORGANISASI
efektif. Beberapa penulis mengemukakan bahwa kepribadian
tidak ada kaitannya dengan kepemimpinan. Pandangan ini
terlalu mengganggu jika kita mempertimbangkan bahwa
kepribadian telah terbukti berkaitan dengan persepsi, sikap,
belajar, dan motivasi. Masalahnya ialah upaya menemukan cara
yang sahih untuk mengukur sifat kepribadian. Tujuan ini sulit
dicapai, meskipun lambat, sudah ada kemajuan.
Karakteristik Fisik (Physical Characteristics)
Studi tentang hubungan antara kepemimpinan yang efektif
dengan karakteristik fisik seperti umur; tinggi, dan berat badan,
dan penampilan mengungkapkan hasil yang bertentangan.
Tubuh yang terlalu tinggi dan terlalu berat dibanding rata-rata
kelompok tentunya tidak menguntungkan untuk mencapai posisi
kepemimpinan. Akan tetapi, banyak organisasi yang
membutuhkan, orang dengan fisik yang besar untuk menjamin
kepatuhan pengikutnya. Dugaan ini terlalu menekankan
kekuasaan berdasarkan paksaan dan ketakutan. Di lain pihak,
Truman, Gandhi, Napoleon, dan Stalin adalah contoh individu
berperawakan kecil yang muncul sebagai pemimpin.
Kemampuan SupervisiDengan menggunakan pengharkatan prestasi pemimpin,
Ghiselli menemukan adanya hubungan positif antara
kemampuan supervisi seseorang dengan tingkat dalam hirarki
organisasi. Kemampuan supervisi didefinisikan sebagai
"pendayagunaan segala bentuk praktek supervisi secara efektif
ditunjukkan oleh persyaratan situasi tertentu. Sekali lagi,
diperlukan ukuran konsep, dan ini adalah masalah yang sulit
dipecahkan.
By : Rudi Hermaone
41
PERILAKU ORGANISASI
Ringkasan dari sifat-sifat pemimpin yang paling banyak
diteliti disajikan dalam tabel. Ringkasan tersebut merangkum
semua ciri yang telah ditemukan paling besar kemungkinannya
menjadi ciri pemimpin yang sukses. Beberapa penelitian
melaporkan bahwa ciri-ciri tersebut menyumbang bagi
keberhasilan kepemimpinan.
KECERDASAN KEPRIBADIAN KEMAMPUAN
1. Pertimbangan2. Ketegasan 3. Pengetahuan 4. Kefasihan berbicara
1.Kemampuan adaptasi2.Kewaspadaan3.Kreativitas4.Integritas pribadi 5.Percaya Din 6.Keseimbangan dan pengendalian emosional7.Mandiri (non konformitas)
1.Kemampuan memperoleh kerja sama2.Kerja sama 3.Popularitasdan prestise 4.Kemampuan bergaul (keterampilan antar pribadi)5.Partisipasi sosial 6.Bijaksana, diplomasi.
Dikutip dari Bernard M. Bass, Stogdill's Handbook of Leadership (New York: Free Press, 1992), hal. 75-76.
Akan tetapi, mengatakan bahwa keberhasilan kepemimpinan
terutama atau seluruhnya merupakan fungsi dari ciri-ciri
tersebut agaknya terlalu berlebihan atau terlalu luas.
Meskipun ciri-ciri seperti yang disajikan dalam Tabel di atas
dapat membedakan antara pemimpin yang efektif dan yang
tidak efektif, masih banyak penemuan riset yang bertentangan.
Terdapat sejumlah alasan yang mungkin bagi adanya hasil yang
bertentangan tersebut. Pertama, daftar penting yang potensial
tersebut tidak berkesudahan. Setiap tahun terdapat tambahan
By : Rudi Hermaone
42
PERILAKU ORGANISASI
ciri-ciri baru ke dalam kepribadian, ciri-ciri baru, ciri-ciri fisik,
dan kecerdasan seperti tanda-tanda di sekitar kelahiran
seseorang, gaya tulisan tangan, dan urutan kelahiran.
Penambahan "yang berlanjut" ini mengakibatkan makin
bingungnya mereka yang berminat mengidentifikasi ciri-ciri
kepemimpinan.
Kedua, skor tes ciri tidak konsisten meramalkan keefektifan
pemimpin. Ciri-ciri kepemimpinan tidak berdiri sendiri, tetapi
merupakan kombinasi, dalam upaya mempengaruhi pengikut.
FUNGSI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud
apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi
kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan
situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi
masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.
Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di
dalam situasi sosial kelampok/organisasinya. Pemimpin
yang membuat keputusan dengan memperhatikan
situasi sosial kelompk/organisasinya akan dirasakan
sebagai keputusan bersama yang menjadi tanggung
jawab bersama pula dalam melaksanakannya. Dengan
demikian akan terbuka peluang bagi pemimpin untuk
mewujudkan fungsi-fimgsi kepemimpinan sejalan
dengan situasi sosial yang dikembangkannya. Oleh
By : Rudi Hermaone
43
PERILAKU ORGANISASI
karena itu berarti fungsi kepemimpinan merupakan
gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi
antar individu di dalam situasi sosial suatu
kelompok/organisasi.
Menurut Nawawi dan Martini (2004:74) "fungsi
kepemimpinan dua dimensi sebagai berikut :
1) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat
kemampuan mengarahkan (direction) dalam
tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat
pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.
2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat
dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang
dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok
kelompok/organisasi, yang dijabarkan dan
dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemimpin. Berdasarkan
kedua dimensi itu, selanjutnya secara operasional
dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan.
Fungsi kepemimpinan itu adalah:
a. Fungsi instruktif.
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu
arah. Pemimpin scbagai pengambilan keputusan
berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada orang-
orang yang dipimpin. Pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihak yang menentukan apa (isi perintah),
By : Rudi Hermaone
44
PERILAKU ORGANISASI
bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana
(waktu memulai, mclaksanakan dan melaporkan
hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah)
agar keputusan dapat diwujudkan secara cfektif. Fungsi
orang yang dipimpin (anggota kelompok/organisasi)
hanyalah melaksanakan perintah. lnisiatif tentang
segala sesuatu yang ada kaitannya dengan perintah itu,
sepenuhnya merupakan fungsi pemimpin.
b. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlangsung dan bersiiat komunikasi dua
arah, meskipun pelaksanaanya sangat tergantung pada
pihak pemimpin. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali
memerlukan bahan pertimbangan, yang
mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya. Konsultasi itu dapat dilakukannya
secara terbatas hanya dengan orang-orang tertentu
saja, yang dinilainya mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukannya dalam menetapkan
keputusan.
c. Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua
arah, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan
manusia yang efektit; antara
By : Rudi Hermaone
45
PERILAKU ORGANISASI
pemimpin dengan dan sesama orang yang dipimpin.
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha
mengaktiHkan orangorang yang dipimpinnya, baik
dalam keikutsertaan orang-orang yang dipimpinnya,
baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota
kelompoknya memperoleh kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan
yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai
dengan posisi/jabatan masing-masing.
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan
pelimpahan wewenang membuat/menetapkan
keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa
persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengharuskan
pemimpin memilah-milah tugas pokok organisasinya
dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat
dilimpahkan pada orangorang yang dipercayainya.
Fungsi delegasi pada dasarnmya berarti kcpercayaan.
e. Fungsi Pengendalian fungsi ini cenderung bersifat
komunikasi satu arah, meskipun tidak mustahil untuk
dilakukan dengan cara kominukasi dua arah. Fungsi
pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang
sukses/efektif
By : Rudi Hermaone
46
PERILAKU ORGANISASI
mampu mengatur aktivitas anggotanya secara
terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tcrcapainya tujuan bersama secara
maksimal. Sehubungan dengan ini berarti fungsi
pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan
bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.
Dalam kegiatan ini pcmimpin harus aktif; namun
tidak mustahil untuk dilakukan dengan
mengikutsertakan anggota kelompok/organisasinya.
Menurut Kartono (2004:93) "fungsi kepemimpinan
ialah memandu, menuntun, membimbing, membangun
atau membangunkan motivasi-motivasi kerja,
mengemudikan organisasi, menjalin jaringan jaringan
komunikasi yang baik memberikan
supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa
para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju,
sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan".
Siagian (2003:47) ada 5 (lima) fungsi-fungsi
kepemimpinan yang hakiki yaitu :
a. Pimpinan sebagai penentu arah
b. Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi
c. Pimpinan sebagai komunikator yang efektif
d. Pimpinan sebagai mediator
e. Pimpinan selaku integrator
6. Teori Kepemimpinan
By : Rudi Hermaone
47
PERILAKU ORGANISASI
Teori kepemimpinan yang dimaksud adalah
teori timbulnya kepemimpinan atau teori timbulnya
seorang pemimpin. Banyak sudah teori yang
membahas tentang timbulnya seorang pemimpin,
namun apabila diteliti dengan cermat ada 3 (tiga)
teori yang menonjol dan berpcngaruh.
Menurut Herujito (2004:200) ada tiga yang
menyatakan sebagai penyebab seseorang menjadi
pemimpin, yaitu :
a. Teori Genetis
Disebutkan "Leader are born and not made",
seseorang menjadi pemimpin karena ia dilahirkan
dengan bakat-bakat kepemimpinan. Secara
filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan
fatalis atau determin i stis.
b. Teori Sosial
Ini pun teori ekstrim. Inti ajarannya,"Leader,s arc,
nicule and not horn ". Jadi, berlawanan dengan
teori genetis bahwa sctiap orang bisa menjadi
pemimpin bila diberikan pendidikan dan
pengalaman yang cukup.
c.Teori Ekologis
Sebagai reaksi dari kedua hal ini bahwa seseorang
banya berhasil menjadi pemimpin yang baik bila ia
pada waktu kelahirannya memiliki bakat-bakat
By : Rudi Hermaone
48
PERILAKU ORGANISASI
kepemimpinan, bakat-bakat itu kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan
untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat
yang dimilikinya.
Sebagai teori yang tersebut di atas, ada teori
berdasarkan pendekatan untuk menghapus fenomena
kepemimpinan, yaitu :
Teori Situasional Hersey & Blanchard
Teori Situasional dari Hersey & Blanchard ini berfokus
pada karakteristik kematangan bawahan sebagai kunci
pokok situasi yang menentukan keefektifan perilaku
seorang pemimpin. Menurut mereka bawahan memiliki
tingkat kesiapan dan kematangan yang bcrbeda-beda
sehingga pemimpin harus mampu menyelesaikan gaya
kepemimpinannya agar sesuai dengan situasi kesiapan
dan kematangan bawahan. Ada empat gaya
kepemimpinan situasional yang penting di dalam teori
ini, yaitu :
a. Memberi tahu (telling). Gaya ini ditandai dengan
komunikasi satu arah, bersifat instruksi-instruksi yang
mengarahkan bawahan secara ketat di dalam
menyelesaikan tugas tugasnya. Pemimpin lebih banyak
By : Rudi Hermaone
49
PERILAKU ORGANISASI
memberitahukan membimbing, mengarahkan,
menentukan peranan bawahan.
b. Mempromosikan (selling). Gaya ini ditandai dengan
komunikasi dua arah dari pemimpin, walaupun masih
memberikan pengarahan tetapi pemimpin meminta
masukan dari bawahan sebelum membuat keputusan.
Pemimpin juga memberikan dukungan sosio emosional
agar bawahan turut bertnggung jawab dalam
pekerjaannya.
c. Partisipasi (participating). Gaya ini ditandai dengan
kerja sama antara pemimpin dan bawahan dalam
pengambilan keputusan melalui komunikasi dua arah
dan memberikan kemudahan akses informasi penting.
Pemimpin selalu melibatkan bawahan untuk
berpartisipasi di dalam setiap aktivitas kerja. Dengan
demikian memberikan kesempatan partisipasi luas
kepada bawahan, maka motivasi bawahan akan
semakin berkembang dengan baik. Keyakinan bawahan
akan kemampuamnya akan semakin mantap sehingga
bawahan akan bisa bekerja secara mandiri dikemudian
hari.
d. Mendelegasi (delegatiting). Gaya ini ditandai dengan
kebebasan dan pendelegasian tugas serta wewenang
yang luas kepada bawahan. Pemimpin hanya
memberikan sedikit pcngarahan dan pengawasan,
By : Rudi Hermaone
50
PERILAKU ORGANISASI
karena kemampuan dan keahlian bawahan yang sangat
tinggi dalam menyelesaikan tugasnya dengan efektif
dan efisien.
Interaksi ini mempengaruhi hubungan pemimpin dengan
pengikut. Ketiga, pola perilaku yang efektif sebagian besar
bergantung pada situasi. Perilaku kepemimpinan yang efektif di
sebuah bank mungkin tidak efektif di sebuah laboratorium.
Akhirnya, pendekatan menurut sifat tidak menyediakan
gambaran tentang apa yang dilakukan pemimpin yang efektif
pada pekerjaan yang bersangkutan. Diperlukan pengamatan
untuk menguraikan perilaku pemimpin yang efektif dan yang
tidak efektif.
Meskipun terdapat berbagai kelemahan tersebut,
pendekaatan sifat bukanlah tidak sahih sepenuhnya. Stodgill
secara tepat melihat nilai pendekatan menurut sifat dalam
pernyataan berikut:
Pandangan bahwa kepemimpinan secara keseluruhan bersifat
situasional sehingga tidak ada karakteristik pribadi yang dapat
memprediksi kepemimpinan, nampaknya terlalu menekankan hakekat
situasi dan meremehkan sifat pribadi dalam kepemimpinan.
Akan tetapi, setelah sekian lama berspekulasi dan
mengadakan riset tentang ciri-ciri kepemimpinan, tampaknya
kita bahkan makin jauh dari kemungkinan untuk dapat
mengidentifikasi suatu perangkat ciri-ciri khusus semacam itu.
Jadi, pendekatan sifat tampak sangat menarik, tetapi sama
sekali tidak efisien untuk mengidentifikasi dan memprediksi
potensi kepemimpinan.
TEORI PERILAKU PRIBADI
By : Rudi Hermaone
51
PERILAKU ORGANISASI
Pada akhir tahun 1940-an, para peneliti mulai menjelajahi
ungkapan bahwa cara seseorang bertindak menentukan
keefektifan kepemimpinan orang yang bersangkutan. Daripada
mencaricari ciri, para peneliti itu mengkaji perilaku dan
dampaknya atas prestasi dan kepuasan para pengikut.
Sekarang terdapat sejumlah teori kepemimpinan perilaku
pribadi yang terkenal. Untuk masing-masing teori tersebut,
akan diuraikan pengklasifikasian dan penelitian perilaku
kepemimpinan.
PENELITIAN UNIVERSITAS MICHIGAN: ORIENTASI PEKERJAAN DAN ORIENTASI KARYAWAN
Dalam tahun 1947, Likert memulai penelitian tentang cara
terbaik mengelola upaya orang-orang untuk mencapai sasaran
prestasi dan kepuasan yang diharapkan. Tujuan dari sebagian
besar tim riset kepemimpinan yang diilhami Likert di
Universitas Michigan adalah untuk menemukan prinsip-prinsip
dan metode kepemimpinan yang efektif. Kriteria keefektifan
yang digunakan dalam kebanyakan penelitian itu mencakup:
Produktivitas per jam kerja atau ukuran lain yang serupa
dari keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan
produksinya.
Kepuasan kerja para anggota organisasi.
Tingkat pergantian karyawan (turnover), keabsenan, dan
tingkat keluhan.
Biaya
Barang sisa yang terbuang.
Motivasi karyawan dan pimpinan.
By : Rudi Hermaone
52
PERILAKU ORGANISASI
Banyak penelitian telah dilakukan di berbagai organisasi
perusahaan seperti perusahaan kimia, dektronika, makanan,
mesin-mesin berat, asuransi, minyak, pekerjaan umum, rumah
sakit, bank, dan badan-badan pemerintah. Data diperoleh dari
ribuan karyawan yang melakukan tugas pekerjaan berbeda,
berkisar dari pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian sampai
pada pekerjaan riset dan pengembangan yang terlatih.
Melalui wawancara dengan para pemimpin dan pengikutnya,
peneliti mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan yang
berbeda, yang disebut berorientasi pada pekerjaan (job cen-
tered) dan berorientasi pada karyawan (employee centered).
Pemimpin yang berorientasi pekerjaan mempraktekkan
penyeliaan ketat sehingga bawahan melaksanakan tugas
mereka dengan menggunakan prosedur yang ditentukan
dengan jelas. Jenis pemimpin ini mengandalkan kepemimpinan
mereka atas kekuasaan paksaan, imbalan, clan legitimasi untuk
mempengaruhi perilaku dan prestasi pengikut. Perhatian atas
karyawan dipandang sebagai hal penting, tetapi merupakan
barang mewah yang tidak dapat diberikan pemimpin.
Pemimpin yang berorientasi karyawan yakin tentang
perlunya pendelegasian pengambilan keputusan dan upaya
membantu karyawan dalam memenuhi kebutuhan mereka
dengan menciptakan suatu lingkungan kerja yang mendorong.
Pemimpin yang berorientasi karyawan menaruh perhatian akan
kemajuan pribadi, pertumbuhan, dan prestasi karyawan.
Tindakan ini diasumsikan kondusif untuk menimbulkan
dukungan bagi pembentukan dan pengembangan kelompok.
By : Rudi Hermaone
53
PERILAKU ORGANISASI
Rangkaian penelitian dari Michigan ini tidak menunjukkan
dengan jelas bahwa satu gaya kepemimpinan selamanya paling
efektif. Juga, penelitian tersebut hanya menguji dua aspek
kepemimpinan, yaitu tugas dan perilaku orang.
Penelitian Universitas Ohio: Pemrakarsaan Struktur dan Pertimbangan
Pemrakarsaan Struktur: Para pemimpin yang memprakarsai
struktur cenderung menetapkan dengan tepat hal-hal yang
harus dilakukan bawahan ketika melaksanakan pekerjaan
Dari beberapa program riset yang besar tentang kepemimpinan
yang dikembangkan sejak Perang Dunia II, salah satu yang
paling penting di antaranya diketuai oleh Fleishman dan rekan-
rekannya di Universitas Ohio. Program ini menghasilkan teori
dua faktor tentang kepemimpinan. Penelitian tersebut
memisahkan dua faktor kepemimpinan, yang diacu sebagai
pemrakarsa struktur (initiating structure) dan pertimbangan
(consideration). Definisi dari kedua faktor tersebut.
Pertimbangan Seorang pemimpin yang mempunyai skor tinggi
dalam pertimbangan bekerja keras untuk membina hubungan
pribadi yang akrab dengan para, pengikutnya adalah sebagai
berikut: pemrakarsa struktur merupakan perilaku
di mana pemimpin yang mengorganisasi dan menetapkan
hubungan dalam kelompok tersebut, cenderung membentuk
pola dan saluran komunikasi yang ditetapkan dengan baik,
clan saluran komunikasi yang ditetapkan dengan baik, dan
menunjukkan cara-cara penyelesaian pekerjaan. Pertimbangan
menyangkut perilaku yang menunjukkan
By : Rudi Hermaone
54
PERILAKU ORGANISASI
persahabatan,kepercayaan timbal-balik, respek, kehangatan,
dan hubungan antara pemimpin dan pengikut.
Dimensi ini diukur berdasarkan dua kuesioner terpisah.
Kuesioner Pendapat Kepemimpinan (Leadership Opinion
Questionnaire- LOQ) mencoba mengungkapkan bagaimana
pendapat pemimpin tentang perilaku mereka dalam peranan
kepemimpinan. Kuesioner Uraian Perilaku Pemimpin (The
Leader Behavior Description Questionnaire - LBDQ) mengukur
persepsi para bawahan, rekan kerja, atau atasan.
Skor pemrakarsaan struktur dan skor pertimbangan yang
berasal dari jawaban atas kuesioner tersebut menyediakan
suatu cara untuk mengukur gaya kepemimpinan. Suatu
pandangan tentang perilaku lima pemimpin yang berbeda.
8utir-butir ter sebut menunjukkan bahwa para pemimpin itu
mempunyai skor pada kedua dimensi. Pemimpin nomor 1
memperoleh skor tinggi pada pemrakarsaan struktur dan
pertimbangan; pemimpin nomor 4 memiliki skor rendah pada
kedua dimensi tersebut.
Gambar Skor dari Lima Pemimpin: Pemrakarsaan Struktur dan Pertimbangan
Pemrakarsaan Struktur Tinggi Rendah Pertimbangan
By : Rudi Hermaone
55
PERILAKU ORGANISASI
Rendah Pemrakarsaan Struktur
Mengingat riset aslinya dilakukan untuk mengembangkan
kuesioner tersebut, terdapat beberapa jenis penelitian tentang
hubungan antara kedua dimensi kepemimpinan tersebut dan
berbagai kriteria keefektifan. Banyak dari hasil awal
merangsang penyamarataan bahwa para pemimpin yang
skornya di atas rata-rata dalam dimensi pemrakarsaan struktur
dan per-timbangan, adalah pemimpin yang lebih efektif. Akan
tetapi, dalam suatu penelitian di International Harvester, para
peneliti mulai menemukan beberapa tafsiran yang lebih rumit
dari kedua dimensi tersebut. Dalam suatu penelitian terhadap
para penyelia (supervisor), ditemukan bahwa mereka yang
berskor lebih tinggi dalam pemrakarsaan struktur tidak hanya
mempunyai nilai keahlian lebih tinggi (pengharkatan diterima
dari para penyelia) tetapi juga mempunyai skor keluhan
karyawan lebih banyak. Skor pertimbangan yang lebih tinggi itu
berkaitan dengan nilai keahlian yang lebih rendah dan skor
keabsenan yang lebih rendah pula.
Teori keprilakuan dari Universitas Ohio tersebut telah dikritik
karena kesederhanaannya (misalnya hanya dua dimensi
By : Rudi Hermaone
56
PERILAKU ORGANISASI
kepemimpinan), kurang kemampuan menyamaratakan, dan
mengandalkan jawaban kuesioner untuk mengukur keefektifan
kepemimpinan. Kritik dari Korman mungkin yang paling banyak
dipublikasikan. Korman telah mengeritik riset Universitas Ohio
tentang kepemimpinan itu dengan cara berikut:
1. Para peneliti kurang berupaya mengkonsepsikan variabel
situasional dan
pengaruhnya atas perilaku kepemimpinan.
2. Kebanyakan dari studi riset itu tidak menghasilkan korelasi
yang
penting antara ukuran perilaku pemimpin dengan kriteria
keefektifan.
3.Teori tersebut tidak menyediakan jawaban terhadap
persoalan kausalitas.
Sebagian dari masalah tersebut sebagian telah ditanggulangi.
Misalnya, telah ditunjukkan dalam riset yang mutakhir bahwa
banyak variabel yang mempengaruhi hubungan perilaku
kepemimpinan dan keefektifan organisasi. Variabel-variabel ini
mencakup pengalaman karyawan, kewenangan, pengetahuan
tentang pekerjaan, harapan atas perilaku pemimpin, pengaruh
pemimpin ke atas tingkat otonomi, kejelasan peranan, dan
desakan waktu.
Ringkasan Teori-teori Keperilakuan Pribadi
Tinjauan atas dua teori dan riset terkemuka tentang
keprilakuan pribadi menunjukkan sejumlah tema umum. Kedua
teori tersebut masing-masing mencoba memisahkan dimensi
perilaku pemimpin yang luas. Logika dari kenyataan ini ialah
By : Rudi Hermaone
57
PERILAKU ORGANISASI
bahwa dimensi ganda menga caukan tafsiran tentang perilaku
kepemimpinan dan merumitkan rancangan riset yang di-
kembangkan untuk menguji teori khusus tersebut.
Ukuran dari gaya kepemimpinan bagi kedua teori tersebut
umumnya dicapai melalui jawaban atas kuesioner yang
disajikan. Tentunya, metode pengukuran ini terbatas dan saling
bertentangan. Pendekatan keprilakuan pribadi telah
menyediakan para praktisi dengan berbagai keterangan
tentang perilaku yang harus dimiliki pemimpin. Pengetahuan ini
telah menghasilkan penyusuran program pelatihan bagi
individu yang melaksanakan tugas kepemimpinan. Masing-
masing pendekatan tersebut juga dikaitkan dengan para ahli
teori, para peneliti dan konsultan. Tinjauan tentang Dua
Pendekatan Kepemimpinan Perilaku Pribadi.
Kepemimpinan yang berorientasi karyawan dan berorientasi
pekerjaan menghasilkan peningkatan produksi. Akan tetapi,
setelah daiam waktu singkat gaya berorientasi pekerjaan
menimbulkan tekanan yang dilawan melalui keabsenan,
pergantian karyawan, keluhan, dan sikap yang buruk. Gaya yang
baik ialah berorientasi pada karyawan. Kombinasi perilaku
pemrakarsa struktur dan pertimbangan yang mencapai
keefektitan individu, kelompok, dan tergan yung pada situasi
yang terkemuka, dan masing-masing telah dipelajari dalam
lingkungan keorganisasian yang berbeda. Namun, kedua teori
tersebut belum menunjukkan kaitan antara kepemimpinan dan
indikator prestasi yang penting seperti produksi, efisiensi, dan
kepuasan secara meyakinkan.
By : Rudi Hermaone
58
PERILAKU ORGANISASI
TEORI SITUASIONAL (MINGGU II)Pencarian perangkat ciri atau perilaku "terbaik" telah gagal
menemukan campuran dan gaya kepemimpinan yang efektif
By : Rudi Hermaone
59
PERILAKU ORGANISASI
untuk semua situasi. Yang kemudian berkembang adalah teori kepemimpinan situasional yang mengemukakan bahwa keefektifan kepemimpinan tegantung pada kecocokan antara kepribad ian, tugas, kekuasaan, sikap, dan persepsi. l9 Terdapat tiga pendekatan kepemimpinan yang berorientasikan situasi yang telah dipublikasikan dan diteliti: model kontingensi Fiedler, model normatif Vroom-Yetton, clan teori jalan tujuan (the path goal theory).
Variabel SituasiPentingnya mempelajari situasi lebih dalam oleh mereka yang
berminat tentang kepemimpinan, hanya berarti jika hasil yang
tersusun tidak meyakinkan dan berlawanan dengan
kebanyakan riset awal tentang ciri-ciri dan keprilakuan pribadi.
Akhirnya diketahui bahwa jenis perilaku kepemimpinan yang
diperlukan untuk meningkatkan prestasi sebagian besar
tergantung pada situasi. Kepemimpinan yang efektif dalam satu
situasi mungkin tidak kompeten dalam situasi yang lain. Tema
kepemimpinan situasional memang menarik, tetapi hal
15Fieishman, Harris, clan Burtt, Leadership and Supervision.16 Abraham K. Korman, "Consideration, Initiating Structure, and
Organizational Criteria - A Review," Personnel Psychology, Musim Dingin 1966, hal. 349-61.
17 Steven Kerr dan Chester Schriescheim, "Consideration, Initiating Structure, and Organizational Chriteria - An Update of Korman's 1966 Review," Personnel Psychology, Musim Dingin 1974, hal. 555-68.
18R.C. Cummins, "Leader-Member Relation as a Moderator of the
Effects of Leader Behavior and Attitude," Personnel Psychology, Musim
Dingin 1972, hal. 655-60; clan James G. Hunt clan V.K.C. Liebscher,
"Leadersip Preference, Leadership Behavior, and Employee Satisfaction,"
Organizational Behavior and Human Performance, February 1973, hal. 59-
7?.
iiri tentunya merupakan suatu orientasi yang menantang untuk diterapkan. Fundamen dasarnya mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang efektif harus cukup luwes untuk beradaptasi dengan perbedaan di antara bawahan dan situasi.
By : Rudi Hermaone
60
PERILAKU ORGANISASI
Menentukan cara memimpin orang lain merupakan hal yang sulit dan memerlukan suatu analisis tentang pemimpin, kelompok, dan situasi. Para manajer yang waspada tentang kekuatan yang mereka hadapi akan mampu bersiap-siap memodifikasi gaya mereka menanggulangi perubahan dalam lingkungan kerja. Tiga faktor yang sangat penting adalah kekuatan atas manajer, kekuatan dalam diri bawahan dan kekuatan dalam situasi.20 Tannenbaum dan Schmidt mengungkapkan tema situasional itu sebagai berikut :
Jadi, para manajer yang berhasil terutama dicirikan bukan sebagai pemimpin yang kuat dan juga bukan sebagai orang yang serba membo%hkan. Melainkan, ia seseorang yang mengutamakan suatu pukulan rata-rata yang tinggi yang secara tepat menilai semua kekuatan yang menentukan perilaku yang paling tepat diterapkan pada suatu situasi tertentu dan karenanya berperflaku sesuai dengan situasi itu.21
Mengingat telah diakui pentingnya faktor situasi dan penilaian kekuatan pemimpin, riset tentang kepemimpinan telah menjadi semakin sistematis dan model kontingensi kepemimpinan mulai muncul dalam kepustakaan perilaku keorganisasian dan manajemen. Setiap model mempunyai kebaikannya, dan masing-masing mencoba mengidentifikasi perilaku pemimpin yang paling tepat untuk serangkaian situasi kepemimpinan. Di samping itu, setiap model mencoba mengidentifikasi pola situasi pemimpin yang penting bagi kepemimpinan yang efektif.
MODEL KEPEMIMPINAN KONTINGENSIModel kontingensi keefektifan kepemimpinan dikembangkan oleh Fiedler.22 Model tersebut
mendalilkan bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dengan kadar menguntungkan tidaknya situasi. Kepemimpinan dipandang sebagai suatu hubungan yang didasarkan atas kekuasaan dan pengaruh. Oleh karena itu muncul dua macam pertanyaan: (1) Pada tingkat apa situasi menyediakan kekuasaan dan pengaruh yang diperlukan pemimpin agar efektif, dan seberapa menguntungkan faktor-faktor situasi tersebut? dan (2) Sejauh mana pemimpin dapat meramalkan dampak gayanya atas perilaku dan prestasi pengikut-pengikut?
Beberapa dari pandangan Fiedler dapat disimak dalam Close-Up berikut. Apakah anda setuju dengan
hal-hal yang dikemukakan Fiedler?
CLOSE-UP: ORGANISASI
Beberapa Pemikiran Fiedler tentang Kepemimpinan
Fred Fiedter diakui oleh para manajer sebagai seorang ahli kepemimpinan, la telah menerbitkan lebih dari 150 artikel dan kertas kerja serta lima buku dengan topik kepemimpinan dan perilaku organisasi. Berikut ini disajikan beberapa buah pikiran Fiedler sendiri.
, Apa yang membuat seorang pemimpin efektif? Anda benar-benar tidak dapat berbicara tentang kepemimpinan seperti itu. Kepemimpinan bukanlah sesuatu yang anda miliki seperti dalam hal anda menyukai sebuah kandungan empedu atau 'hati. la merupakan . hubungan antara seseorang dengan orang lainnya. Jenderal George Patton adalah seorang komandan serang tank yang efektif, tetapi saya ragu apakah ia akan menjadi seorang yang sebaik ketua PTA (Parent-Teacher Association) atau Persatuan Orang Tua Murid dan Guru.
Jadi, seorang ketua panitia tidak berarti dapat menjadi seorang pejabat kepala ierpi/ih yang efektif dari suatu perhimpunan? Anda benar-benar tidak dapat menyamaratakan seperti itu. Kepemimpinan merupakan isyu yang sangat rumit yang telah dipikirkan orang sejak zaman Plato. Dalam setiap hubungan kepemimpinan, yang perlu kita perhatikan adalah berapa banyak pengendalian dan pengaruh'yang dimiliki seorang pemimpin dalam suatu kelompok atau organisasi. Sebagian orang dapat mengendalikan dengan baik, dan yang lainnya tidak.
By : Rudi Hermaone
61
PERILAKU ORGANISASI
Dapatkah anda memberi kami sebuah contoh pekerjaan kerekayasaan (job engineering)? Sebenarnya orang melakukan hal ini sepanjang waktu. Jika anda senang melakukan hal-hal yang anda sukai, anda menghalangi orang lain untuk memberikan pekerjaan yang tidak anda sukai. Dan jika anda menyukai pekerjaan itu, anda berpeluang besar untuk mengerjakannya dengan baik. Anda telah merekayasa situasi pekerjaan anda. Motto kami dalam merekayasa pekerjaan ialah : Jika anda belajar menghindarkan situasi di mana ada kemungkinan bagi anda untuk gagal; anda akan menjadi seorang yang berhasil.
SUM BER: "How to Be a Successful Leader," Toastmaster, Oktober 1980, hat. 11-14.
Gaya Pemimpin
Fiedler menaruh perhatian tentang pengukuran orientasi kepemimpinan
seseorang. la mengembangkan Skala Rekan Kerja yang Kurang Disukai. Ini
merupakan upaya pengukuran yang ditakukan Fridler untuk menentukan
seberapa positif atau negatifnya seseorang terhadap rekan kerja yang
kurang disukai (Least Preferred Co-Worker Scale-LPC) untuk mengukur
dua gaya kepemimpinan : (1) berorientasi tugas, atau kepemimpinan yang
mengendalikan, menstruktur; dan (2) berorientasi hubungan, atau
kepemimpinan pasif, penuh perhatian. Luangkan waktu beberapa menit
sebelum terus membaca dan istilah skala LPC yang ada pada Gambar 11-
3.
Untuk suatu tinjauan studi ini, lihat Stogdill, Handbook of
Leadership, bab. 11. Juga lihat Edwin A. Fleishman, "The
Measurement of Leadership Attitudes in Industry," Journal of
Applied Psychology, June 1953, hal. 153-58; C.L. Shartle,
Executive Performance and Leadership (Englewood Cliffs, N.J.:
Prentice-Hall, 1956); Edwin A. Fliesman, E.F. Harris, clan E.
Burtt, Leadership and Supervision in Industry (Columbus:
Bureau of Educational Research, Ohio State University, 1955);
clan Fleishman, "Twenty Years of Consideration and Structure."
By : Rudi Hermaone
62
PERILAKU ORGANISASI
TEORI SITUASIONALPencarian perangkat ciri atau perilaku "terbaik" telah gagal
menemukan campuran dan gaya kepemimpinan yang efektif untuk semua situasi. Yang kemudian berkembang adalah teori kepemimpinan situasional yang mengemukakan bahwa keefektifan kepemimpinan tegantung pada kecocokan antara kepribad ian, tugas, kekuasaan, sikap, dan persepsi.l9 Terdapat tiga pendekatan kepemimpinan yang berorientasikan situasi yang telah dipublikasikan dan diteliti: model kontingensi Fiedler, model normatif Vroom-Yetton, clan teori jalan tujuan (the path goal theory).Variabel SituasiPentingnya mempelajari situasi lebih dalam oleh mereka yang berminat
tentang kepemimpinan, hanya berarti jika hasil yang tersusun tidak
meyakinkan dan berlawanan dengan kebanyakan riset awal tentang ciri-
ciri dan keprilakuan pribadi. Akhirnya diketahui bahwa jenis perilaku
kepemimpinan yang diperlukan untuk meningkatkan prestasi sebagian
besar tergantung pada situasi. Kepemimpinan yang efektif dalam satu
situasi mungkin tidak kompeten dalam situasi yang lain. Tema
kepemimpinan situasional memang menarik, tetapi hal
Stogdill, Handbook of Leadership, bab. 11. Juga lihat Edwin A.
Fleishman, "The Measurement of Leadership Attitudes in
Industry," Journal of Applied Psychology, June 1953, hal. 153-
58; C.L. Shartle, Executive Performance and Leadership
(Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1956); Edwin A. Fliesman,
E.F. Harris, clan E. Burtt, Leadership and Supervision in
Industry (Columbus: Bureau of Educational Research, Ohio
By : Rudi Hermaone
63
PERILAKU ORGANISASI
State University, 1955); clan Fleishman, "Twenty Years of
Consideration and Structure."
10 Edwin E. Ghiselli, Exploration in Managerial Talent (Santa
Monica, Calif.: Goodyear Publishing, 1971).
11 David A. Kenny dan Stephen J. Zaccaro, "An Estimate of
Variance due to Traits in Leadership," Journal of Applied
Pshychology, Nopember 1983,3Lihat Arthue G. Jago, "Leadership: Perspectives in Theory and
Research" Management Science, Maret 1982, hal. 315-36 Ralph M. Stogdill, "Historical Trends in Leadership Theory and
Research",Journal ofContemporary Business, Musim Gugur
1974, hal. 4
Ralph M. Stogdill, Handook of Leadership (New York: Free Press,
1974), hal. 43-44
KEPEMIMPINAN DAN KREATIVITASPEMANASAN Celoteh yang sering terlontar; seperti itu kok jadi pemimpin ? ngurus
dirinya saja tidak becus, Apa yang dia bias lakukan? Mau jadi apa atau
mau dibawah kemana organisasi ini?
Dari ocehan ini muncul empat persfektif:
Pertama; kalimat seperti itu kok jadi pemimpin........................
Kedua; ngurus dirinya tidak becus..........................................
Ketiga; kemampuan, ketrampilan, pengalaman......................
Keempat; mau dibawah kemana..............................................
SEBUAH PENDEKATAN KREATIVITAS DALAM KEPEMIMPINAN Beberapa tahun yang lalu di kolom "Believe It or Not, "-nya Ripley's pada sebuah surat kabar muncul tulisan: Sebatang besi berharga 5 dolar. Jika Anda menempa besi itu menjadi sepatu kuda, nilainya meningkat menjadi 10,5 dolar. Jika besi itu dibuat jarum, nilainya meningkat menjadi 3.285 dolar. Dan jika Anda membuat per jam dari besi tersebut maka nilainya menjadi 250.000 dolar. Perbedaan antara 5 dolar dan 250.000 dolar itulah yang dimaksud dengan kreativitas.
By : Rudi Hermaone
64
PERILAKU ORGANISASI
Creativity in Organization
SECARA AKADEMIK, TERNYATA SAYA BUKAN ORANG HEBAT
Dr. Richard Feynman, seorang pemenang hadiah nobel, merupakan seorang fisikawan teoretis terkemuka saat ini. Setelah menerima hadiah nobel di Swedia, ia terbang ke kota asalnya dan mengunjungi SMU tempatnya dahulu bersekolah. Di sana ia melihat kembali rapornya. Ternyata nilai-nilainya ticTak sebagus yang diingatnya, ia kemudian meminta untuk melihat skor IQnya. Skornya 124-hanya sedikit di atas rata-rata. la merasa senang. "Memenangkan hadiah nobel bukanlah hal yang luar biasa," katanya kepada sang istri, "namun, memenangkannya dengan skor IQ 124 memang benar-benar hebat!"
__1. Apakah Anda seorang yang selalu ingin tahu? Apakah Anda tertarik dengan pendapat orang lain, masalah departemen lain, atau umpan balik dari pelanggan?
__2. Apakah Anda seorang "oportunis yang kreatif?" Apakah Anda mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan keinginan,
memenuhi kebutuhan?__ 3. Apakah Anda seorang ahli strategi? Apakah Anda meluangkan waktu untuk
menetapkan kembali tujuan hidup Anda, memperbaiki rencana agar dapat mencapainya, atau menggunakan perubahan organisasi untuk memperbaiki langkah Anda?
__4. Apakah Anda seorang yang suka tantangan? Apakah Anda memeriksa asumsi, penyimpangan-penyimpangan, atau keyakinan yang sudah dipegang untuk mengetahui mana titik lemah dan mana kesempatan?
__5. Apakah Anda seorang pencari kesempatan? Apakah Anda secara aktif memantau perubahan yang terjadi di lingkungan Anda, seperti teknologi, aturan pemerintah, atau strategi manajemen baru agar dapat mendeteksi peluang secara dini?
By : Rudi Hermaone
65
LATIHAN: SEBERAPA TINGGIKAH CQ ANDA (Creativity Quotient)???Dengan menggunakan skala 1 sampai 4, kerjakanlah kuesioner dibawah untuk memeriksa CQ Anda.Nilai: 0 = Tidak Pernah 1 = Jarang Sekali 3 = Kadang-Kadang 4 = Selalu
PERILAKU ORGANISASI
__ 6. Apakah Anda seorang penghubung? Apakah Anda mencermati berbagai konsep yang dapat Anda pergunakan dari satu bidang ke bidang yang lain?
__7. Apakah Anda seorang yang berani mengambil risiko?,Apakah Anda mau mengembangkan dan melakukan eksperimen dengan ide Anda sendiri?
__8. Bagaimana dengan intuisi Anda? Apakah Anda mengandalkan firasat Anda?__9. Apakah Anda seorang yang suka menyederhanakan sesuatu? Dapatkah
Anda menyederhanakan keputusan yang rumit dengan membuat beberapa pertanyaan sederhana yang tetap mengacu pada kondisi secara keseluruhan?
__ 10. Apakah Anda seorang "penjual ide"? Dapatkah Anda mempromosikan dan mengumpulkan dukungan bagi ide-ide Anda?
__11. Apakah Anda seorang visioner? Apakah Anda berpikir lebih jauh ke depan dibandingkan dengan rekan-rekan Anda? Apakah Anda berpikir jangka panjang? Apakah Anda menyampaikan visi Anda kepada orang lain?
__12. Apakah Anda seseorang yang banyak akal? Apakah Anda melakukan riset dan menggali informasi untuk mendukung ide Anda?
__13. Apakah Anda bersikap mendukung terhadap ide kreatif dari rekan sekerja dan
bawahan? Apakah Anda menerima dengan senang hati "ide cemerlang" dari orang lain?
__14. Apakah Anda seorang pembangun jaringan yang inovatif? Apakah Anda mempunyai kolega sebagai tempat untuk mendiskusikan ide kreatif dan memperoleh umpan balik dan dukungan?
__15. Apakah Anda menghadiri kuliah atau membaca buku tentang "meraih posisi puncak" dalam bidang Anda? Apakah Anda terobsesi akan masa depan?
__16. Apakah Anda percaya bahwa Anda seorang yang kreatif? Apakah Anda memiliki keyakinan dengan ide-ide baik Anda?
Periksalah nilai Anda dengan rnenggunakan skala di bawah ini.41-48 Mengungkapkan bahwa Anda mempunyai CQ sangat tinggi. Anda akan
menemukan cara kreatif untuk menerapkan berbagai kiat yang disajikan dalam buku ini!
33-40 Memperlihatkan bahwa Anda siap secara mental untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi kreativitas Anda dan akan menggunakan berbagai kiat dan latihan yang disajikan dalam buku ini dengan baik sekali.
25-32 Mengindikasikan bahwa Anda masih harus menemukan kapasitas kreatif yang sebenarnya. Dengan mempraktikkan sejumlah ide dalam buku ini, besar kemungkinan Anda akan memperoleh hasil-hasil yang positif.
Di bawah 25 Menyatakan bahwa mungkin Anda dapat dikejutkan dengan adanya peningkatan kreativitas setelah menerapkan isi buku ini karena sebelumnya Anda tidak tahu bahwa Anda ternyata dapat menjadi begitu kreatif!
By : Rudi Hermaone
66
PERILAKU ORGANISASI
PENGHAMBAT DAN PENDORONG KREATIVITAS Penghambat Kreativitas Pendorong Kreativitas
Yakinan bahwa saya diri sendiri tidak kreatifTemukan apa yang menghambat kreativitas Anda - Kemudian kembangkan strategi pendorong kreativitasnya!
PENGERTIAN-PENGERTIAN.a. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
kelompok kearah penentuan tujuan. Stogdill, dikutip
sastrodiningrat (2002:16).
b. Kepemimpinan adalah proses dimana seseorang
menggunakan pengaruh kemasyarakatannya terhadap para
anggota suatu kelompok. Jadi pemimpin adalah seseorang yang
dengan kekuatan/wewenangnya untuk tujuan mempengaruhi
tata laku mereka. Hilley and J House (2002:16).
By : Rudi Hermaone
67
PERILAKU ORGANISASI
c. Pemimpin adalah pengaruh antar personal yang
dilaksanakan dalam suatu keadaan yang ditujukan untuk
mencapai suatu tujuan khusus, melalui proses komunikasi.
Tannebeum and Massarik (129:1980)
d. Kepemimpinan adalah proses dimana seseorang pelaksana
memberi petunjuk, pengaruh, pembinaan atau mempengaruhi
pekerjaan orang lain agar memilih atau mencapai maksud dan
tujuan tertentu. Brassor (2002:17).
Jadi esensi kepemimpinan adalah :
I) Kemampuan mempengaruhi tatalaku orang lain, apakah dia
pegawai bawahan, rekan sekerja atau atasan.
2) Adanya pengikut yang dapat dipengaruhi baik oleh ajakan,
anjuran, bujukan, sugesti, perintah, saran atau bentuk
lainnya.
3) Adanya tujuan yang hendak dicapai.
Katz dan Kahn dikutip Sastrodiningrat (2002:17)
membedakan antara penguasa dan pemimpin. Penguasa
adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain karena
kekuasaan formal. Jika semua orang diberi kekuasaan formal
yang sama, maka tidak ada lagi pemimpin. Selanjutnya Katz
dan Kahn, hakikat kepemimpinan organisasi seharusnya
terletak pada pengaruhnya karena itu berada di luar sarana
mekanisme perintah-perintah rutin, dari suatu organisasi.
MecGregor dikutip Sastrodiningrat (2002:18)
mengemukakan unsur yang menentukan kepemimpinan:
a. Watak pemimpin.
b. Sikap, kebutuhan dan perwatakan anak buah
bawahan atau pengikut.
By : Rudi Hermaone
68
PERILAKU ORGANISASI
c. Sifat organisasi (tujuan, struktur dan tugas yang
harus
dilaksanakan dilingkungan politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan).
J H. Raven dikutip Wirjana dan Supardo
(2005:2) mendefinisikan pemimpin sebagai seseorang
yang menduduki suatu posisi di kelompok yang
mempengaruhi orang-orang dalam kelompok itu sesuai
dengan peran dari posisi tersebut dan mengkoordinasi serta
mengarahkan kelompok untuk mempertahankan diri serta
mencapai tujuannya. Kepemimpinan berarti proses
mempengaruhi antara seorang pemimpin dan pengikutnya
untuk mencapai tujuan kelompok, organisasi dan
mnsyarakat. F.O Sears dikutip Wirjana dan Supardo (2005:2)
mengatakan bahwa pemimpin adalah "seorang yang memulai
suatu tindakan, memberi arah pengambilan keputusan,
menyelesaikan perselisihan di antara anggota kelompok,
memberi dorongan, menjadi panutan dan berada di depan
dalam aktivitas-aktivitas kelompok".
Sedangkan Peter F Drucker dikutip Wirjana dan Supardo
(2005:2) mengemukakan empat hal sederhana tentang
kepemimpinan:
1) Satu-satunya definisi tentang pemimpin ialah seseorang yang
mempunyai pengikut. Beberapa orang adalah pemikir. Peran itu
penting dan sangat dibutuhkan, tanpa pengikut, tidak akan ada
pemimpin.
By : Rudi Hermaone
69
PERILAKU ORGANISASI
2) Seorang permimpin yang efektif bukanlah seorang yang
disayangi atau dikagumi. Dia adalah seorang yang pengikutnya
berbuat yang benar.
3) Pemimpin-pemimpin terlihat dengan jelas. Oleh karena itu
mereka dapat memberikan contoh kepada orang lain.
4) Kepemimpinan bukanlah pangkat, hak istimewa, gelar atau
uang. Kepemimpinan adalah tanggungjawab.
Menurut C.Rost dikutip Safaria (2004:3) kepemimpinan
adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara
pernimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan
perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.
Dari pengertian di atas Si Abbas menekankan arti kepemimpinan
sebagai seni, ilmu, sikap, pengalaman dalam menggunakan pengaruh
tanpa paksaan (coersive) demi tujuan bersama. Jika seseorang mencoba
mempengaruhi perilaku sesuatu kelompok tanpa menggunakan bentuk
kekuasaan paksaan, kita menggambarkan hal tersebut sebagai upaya
kepemimpinan. "Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi kegiatan
pengikut melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu."
Definisi ini menunjukkan bahwa kepemimpinan melibatkan
penggunaan pengaruh dan karenanya semua hubungan dapat
merupakan upaya kepemimpinan. Unsur kedua dari definisi itu
menyangkut pentingnya proses komunikasi. Kejelasan dan ketepatan
komunikasi mempengaruhi perilaku dan prestasi pengikut.
Unsur lain dalam definisi tersebut berfokus pada pencapaian tujuan.
Pemimpin yang efektif mungkin harus berurusan dengan tujuan individu,
kelompok, dan organisasi. Keefektifan pemimpin khususnya dipandang
dengan ukuran tingkat pencapaian satu atau kombinasi tujuan tersebut.
Individu mungkin memandang seorang pemimpin efektif atau tidak
efektif dari sudut kepuasan yang mereka peroleh selama pengalaman
By : Rudi Hermaone
70
PERILAKU ORGANISASI
kerja secara menyeluruh. Sebenarnya, penerimaan perintah atau
permintaan seorang pemimpin sebagian besar terletak pada harapan
para pengikut di mana tanggapan yang menyenangkan akan
menimbulkan hasil yang menarik.
Kekuasaan berdasarkan imbalan dan legitimasi terutama ditentukan
oleh peranan individu dalam suatu hirarki. Peranan ini tentunya boleh
jadi terdapat dalam kelompok formal atau informal. Tingkat dan cakupan
kekuasaan keahlian dan kekuasaan referen pemimpin terutama
ditentukan oleh ciri-ciri pribadi. Beberapa pemimpin, karena kesukaran
kepribadian dan komunikasi, tidak dapat mempngaruhi orang lain melalui
kekuasaan keahlian atau referen. Gambar berikut meringkaskan sumber
utama dan persepsi basis kekuasaan antarpribadi.
Gambar tersebut juga menyajikan beberapa faktor penengah
(moderator) yang mungkin termasuk antara sumber dan
persepsi basis kekuasaan dan hasil (tujuan). Gambar
By : Rudi Hermaone
71
PERILAKU ORGANISASI
menekankan bahwa (1) pemimpin yang berhasil adalah seorang
yang waspada akan sumber kekuasaan dan pentingnya
persepsi tentang kekuasaan; (2) pemimpin tersebut tidak
mengandalkan kekuasaan paksaan, (3) sumber kekuasaan
seorang pemimpin meliputi tempat, waktu, serta imformasi dan
karakteristik kepribadian; dan (4) pencapaian tujuan tidak
hanya akan tergantung pada sumber dan persepsi kekuasaan,
tetapi juga pada kebutuhan para pengikut, situasi, dan
pengalaman pemimpin yang bersangkutan.
Uraian dan daftar tidak begitu membantu untuk
menghasilkan suatu gambaran kepemimpinan seperti yang
dipraktekkan dalam organisasi. Gambar di atas lebih berman-
faat daripada sekedar menggunakan uraian tentang
kepemimpinan. Gambar tersebut mengundang perhatian
terhadap sumber kekuasaan yang digunakan pemimpin, faktor-
faktor yang mengantar keefektifan pemimpin, dan tujuan
perilaku kepemimpinan. Jenis perspektif ini lebih bermanfaat
daripada sekedar mengklasifikasikan individu sebagai manusia
pemain atau petarung di hutan. Kita perlu menjelaskan,
memahami, dan menelurusi perilaku manusia pemain dan
prestasinya.
TEORI SIFAT
Banyak karya terdahulu tentang kepemimpinan
menitikberatkan pengidentifikasian ciri-ciri pemimpin yang
efektif. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa dapat
ditemukan sejumlah ciri individu terbatas dari pemimpin yang
efektif. Jadi, sebagian besar riset dirancang untuk
By : Rudi Hermaone
72
PERILAKU ORGANISASI
mengidentifikasi ciri-ciri intelektual, emosional, fisik, dan ciri-ciri
pribadi lainnya dari pemimpin yang berhasil. Unsur-unsur
testing kepegawaian dari manajemen keilmuan dalam kadar
yang signifikan, mendukung teori sifat kepemimpinan. Selain
ditelaah melalui testing kepegawaian, ciri-ciri pemimpin juga
telah diteliti berdasarkan pengamatan perilaku dalam situasi
kelompok, pilihan kolega (pemilihan), penunjukan peringkat
oleh pengamat, dan analisis data biografis.
Kecerdasan (Intelligence)
Setelah meninjau sejumlah 33 hasil penelitian, Stogdill
menemukan suatu kecenderungan umum yang menunjukkan
bahwa pemimpin lebih cerdas dari pengikutnya. Salah satu
penemuan yang penting ialah bahwa perbedaan kecerdasan
yang menyolok antara pemimpin dan pengikutnya mungkin
akan tidak fungsional. Misalnya, seorang pemimpin yang IQnya
relative tinggi, yang mencoba mempengaruhi suatu kelompok
yang anggotanya mempunyai IQ rata, mungkin tidak dapat
memahami mengapa anggota kelompok tersebut tidak mengerti
tentang masalah yang dihadapi. Selain itu, pemimpin semacam
itu mungkin mendapat kesulitan untuk mengkomunikasikan
gagasan dan kebijaksanaannya. Terlalu pandai pun dapat
membuat masalah dalam situasi tertentu.
Kepribadian (Personality)
By : Rudi Hermaone
73
PERILAKU ORGANISASI
Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa sifat kepribadian
seperti keuletan, orisinaiitas integritas pribadi, dan kepercayaan
diri berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif. Ghiselli
melaporkan beberapa sifat kepribadian yang cenderung
dikaitkan dengan keefektifan pemimpin.
Misalnya, ia menemukan bahwa inisiatif dan kemampuan
untuk bertindak dan memprakarsai tindakan secara mandiri
berkaitan dengan tingkat dalam organisasi responden. Semakin
tinggi, posisi seseorang dalam organisasi, semakin matang
kepribadiannya. Ghiselli juga menemukan bahwa keyakinan diri
(self assurance) berkaitan dengan posisi hirarkis dalam
organisasi. Akhirnya, ia menemukan bahwa individu yang
menampilkan kepribadiannya adalah pemimpin yang paling
efektif. Beberapa penulis mengemukakan bahwa kepribadian
tidak ada kaitannya dengan kepemimpinan. Pandangan ini
terlalu mengganggu jika kita mempertimbangkan bahwa
kepribadian telah terbukti berkaitan dengan persepsi, sikap,
belajar, dan motivasi. Masalahnya ialah upaya menemukan cara
yang sahih untuk mengukur sifat kepribadian. Tujuan ini sulit
dicapai, meskipun lambat, sudah ada kemajuan.
Karakteristik Fisik (Physical Characteristics)
Studi tentang hubungan antara kepemimpinan yang efektif
dengan karakteristik fisik seperti umur; tinggi, dan berat badan,
dan penampilan mengungkapkan hasil yang bertentangan.
Tubuh yang terlalu tinggi dan terlalu berat dibanding rata-rata
kelompok tentunya tidak menguntungkan untuk mencapai posisi
kepemimpinan. Akan tetapi, banyak organisasi yang
membutuhkan, orang dengan fisik yang besar untuk menjamin
By : Rudi Hermaone
74
PERILAKU ORGANISASI
kepatuhan pengikutnya. Dugaan ini terlalu menekankan
kekuasaan berdasarkan paksaan dan ketakutan. Di lain pihak,
Truman, Gandhi, Napoleon, dan Stalin adalah contoh individu
berperawakan kecil yang muncul sebagai pemimpin.
Kemampuan SupervisiDengan menggunakan pengharkatan prestasi pemimpin,
Ghiselli menemukan adanya hubungan positif antara
kemampuan supervisi seseorang dengan tingkat dalam hirarki
organisasi. Kemampuan supervisi didefinisikan sebagai
"pendayagunaan segala bentuk praktek supervisi secara efektif
ditunjukkan oleh persyaratan situasi tertentu. Sekali lagi,
diperlukan ukuran konsep, dan ini adalah masalah yang sulit
dipecahkan.
Ringkasan dari sifat-sifat pemimpin yang paling banyak
diteliti disajikan dalam tabel. Ringkasan tersebut merangkum
semua ciri yang telah ditemukan paling besar kemungkinannya
menjadi ciri pemimpin yang sukses. Beberapa penelitian
melaporkan bahwa ciri-ciri tersebut menyumbang bagi
keberhasilan kepemimpinan.
KECERDASAN KEPRIBADIAN KEMAMPUAN
1. Pertimbangan2. Ketegasan 3. Pengetahuan 4. Kefasihan berbicara
1.Kemampuan adaptasi2.Kewaspadaan3.Kreativitas4.Integritas pribadi 5.Percaya Din 6.Keseimbangan dan pengendalian
1.Kemampuan memperoleh kerja sama2.Kerja sama 3.Popularitasdan prestise 4.Kemampuan bergaul (keterampilan antar pribadi)5.Partisipasi sosial 6.Bijaksana, diplomasi.
By : Rudi Hermaone
75
PERILAKU ORGANISASI
emosional7.Mandiri (non konformitas)
Dikutip dari Bernard M. Bass, Stogdill's Handbook of Leadership (New York: Free Press, 1992), hal. 75-76.
Akan tetapi, mengatakan bahwa keberhasilan kepemimpinan
terutama atau seluruhnya merupakan fungsi dari ciri-ciri
tersebut agaknya terlalu berlebihan atau terlalu luas.
Meskipun ciri-ciri seperti yang disajikan dalam Tabel di atas
dapat membedakan antara pemimpin yang efektif dan yang
tidak efektif, masih banyak penemuan riset yang bertentangan.
Terdapat sejumlah alasan yang mungkin bagi adanya hasil yang
bertentangan tersebut. Pertama, daftar penting yang potensial
tersebut tidak berkesudahan. Setiap tahun terdapat tambahan
ciri-ciri baru ke dalam kepribadian, ciri-ciri baru, ciri-ciri fisik,
dan kecerdasan seperti tanda-tanda di sekitar kelahiran
seseorang, gaya tulisan tangan, dan urutan kelahiran.
Penambahan "yang berlanjut" ini mengakibatkan makin
bingungnya mereka yang berminat mengidentifikasi ciri-ciri
kepemimpinan.
Kedua, skor tes ciri tidak konsisten meramalkan keefektifan
pemimpin. Ciri-ciri kepemimpinan tidak berdiri sendiri, tetapi
merupakan kombinasi, dalam upaya mempengaruhi pengikut.
FUNGSI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud
apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi
kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan
By : Rudi Hermaone
76
PERILAKU ORGANISASI
situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi
masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.
Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di
dalam situasi sosial kelampok/organisasinya. Pemimpin
yang membuat keputusan dengan memperhatikan
situasi sosial kelompk/organisasinya akan dirasakan
sebagai keputusan bersama yang menjadi tanggung
jawab bersama pula dalam melaksanakannya. Dengan
demikian akan terbuka peluang bagi pemimpin untuk
mewujudkan fungsi-fimgsi kepemimpinan sejalan
dengan situasi sosial yang dikembangkannya. Oleh
karena itu berarti fungsi kepemimpinan merupakan
gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi
antar individu di dalam situasi sosial suatu
kelompok/organisasi.
Menurut Nawawi dan Martini (2004:74) "fungsi
kepemimpinan dua dimensi sebagai berikut :
1) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat
kemampuan mengarahkan (direction) dalam
tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat
pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.
2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat
dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang
dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok
By : Rudi Hermaone
77
PERILAKU ORGANISASI
kelompok/organisasi, yang dijabarkan dan
dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemimpin. Berdasarkan
kedua dimensi itu, selanjutnya secara operasional
dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan.
Fungsi kepemimpinan itu adalah:
a. Fungsi instruktif.
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu
arah. Pemimpin scbagai pengambilan keputusan
berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada orang-
orang yang dipimpin. Pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihak yang menentukan apa (isi perintah),
bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana
(waktu memulai, mclaksanakan dan melaporkan
hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah)
agar keputusan dapat diwujudkan secara cfektif. Fungsi
orang yang dipimpin (anggota kelompok/organisasi)
hanyalah melaksanakan perintah. lnisiatif tentang
segala sesuatu yang ada kaitannya dengan perintah itu,
sepenuhnya merupakan fungsi pemimpin.
b. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlangsung dan bersiiat komunikasi dua
arah, meskipun pelaksanaanya sangat tergantung pada
pihak pemimpin. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali
By : Rudi Hermaone
78
PERILAKU ORGANISASI
memerlukan bahan pertimbangan, yang
mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya. Konsultasi itu dapat dilakukannya
secara terbatas hanya dengan orang-orang tertentu
saja, yang dinilainya mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukannya dalam menetapkan
keputusan.
c. Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua
arah, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan
manusia yang efektit; antara
pemimpin dengan dan sesama orang yang dipimpin.
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha
mengaktiHkan orangorang yang dipimpinnya, baik
dalam keikutsertaan orang-orang yang dipimpinnya,
baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota
kelompoknya memperoleh kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan
yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai
dengan posisi/jabatan masing-masing.
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan
pelimpahan wewenang membuat/menetapkan
keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa
By : Rudi Hermaone
79
PERILAKU ORGANISASI
persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengharuskan
pemimpin memilah-milah tugas pokok organisasinya
dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat
dilimpahkan pada orangorang yang dipercayainya.
Fungsi delegasi pada dasarnmya berarti kcpercayaan.
e. Fungsi Pengendalian fungsi ini cenderung bersifat
komunikasi satu arah, meskipun tidak mustahil untuk
dilakukan dengan cara kominukasi dua arah. Fungsi
pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang
sukses/efektif
mampu mengatur aktivitas anggotanya secara
terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tcrcapainya tujuan bersama secara
maksimal. Sehubungan dengan ini berarti fungsi
pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan
bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.
Dalam kegiatan ini pcmimpin harus aktif; namun
tidak mustahil untuk dilakukan dengan
mengikutsertakan anggota kelompok/organisasinya.
Menurut Kartono (2004:93) "fungsi kepemimpinan
ialah memandu, menuntun, membimbing, membangun
atau membangunkan motivasi-motivasi kerja,
mengemudikan organisasi, menjalin jaringan jaringan
komunikasi yang baik memberikan
supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa
By : Rudi Hermaone
80
PERILAKU ORGANISASI
para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju,
sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan".
Siagian (2003:47) ada 5 (lima) fungsi-fungsi
kepemimpinan yang hakiki yaitu :
a. Pimpinan sebagai penentu arah
b. Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi
c. Pimpinan sebagai komunikator yang efektif
d. Pimpinan sebagai mediator
e. Pimpinan selaku integrator
6. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan yang dimaksud adalah
teori timbulnya kepemimpinan atau teori timbulnya
seorang pemimpin. Banyak sudah teori yang
membahas tentang timbulnya seorang pemimpin,
namun apabila diteliti dengan cermat ada 3 (tiga)
teori yang menonjol dan berpcngaruh.
Menurut Herujito (2004:200) ada tiga yang
menyatakan sebagai penyebab seseorang menjadi
pemimpin, yaitu :
a. Teori Genetis
Disebutkan "Leader are born and not made",
seseorang menjadi pemimpin karena ia dilahirkan
dengan bakat-bakat kepemimpinan. Secara
filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan
fatalis atau determin i stis.
By : Rudi Hermaone
81
PERILAKU ORGANISASI
b. Teori Sosial
Ini pun teori ekstrim. Inti ajarannya,"Leader,s arc,
nicule and not horn ". Jadi, berlawanan dengan
teori genetis bahwa sctiap orang bisa menjadi
pemimpin bila diberikan pendidikan dan
pengalaman yang cukup.
c.Teori Ekologis
Sebagai reaksi dari kedua hal ini bahwa seseorang
banya berhasil menjadi pemimpin yang baik bila ia
pada waktu kelahirannya memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, bakat-bakat itu kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan
untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat
yang dimilikinya.
Sebagai teori yang tersebut di atas, ada teori
berdasarkan pendekatan untuk menghapus fenomena
kepemimpinan, yaitu :
Teori Situasional Hersey & Blanchard
Teori Situasional dari Hersey & Blanchard ini berfokus
pada karakteristik kematangan bawahan sebagai kunci
pokok situasi yang menentukan keefektifan perilaku
seorang pemimpin. Menurut mereka bawahan memiliki
tingkat kesiapan dan kematangan yang bcrbeda-beda
By : Rudi Hermaone
82
PERILAKU ORGANISASI
sehingga pemimpin harus mampu menyelesaikan gaya
kepemimpinannya agar sesuai dengan situasi kesiapan
dan kematangan bawahan. Ada empat gaya
kepemimpinan situasional yang penting di dalam teori
ini, yaitu :
a. Memberi tahu (telling). Gaya ini ditandai dengan
komunikasi satu arah, bersifat instruksi-instruksi yang
mengarahkan bawahan secara ketat di dalam
menyelesaikan tugas tugasnya. Pemimpin lebih banyak
memberitahukan membimbing, mengarahkan,
menentukan peranan bawahan.
b. Mempromosikan (selling). Gaya ini ditandai dengan
komunikasi dua arah dari pemimpin, walaupun masih
memberikan pengarahan tetapi pemimpin meminta
masukan dari bawahan sebelum membuat keputusan.
Pemimpin juga memberikan dukungan sosio emosional
agar bawahan turut bertnggung jawab dalam
pekerjaannya.
c. Partisipasi (participating). Gaya ini ditandai dengan
kerja sama antara pemimpin dan bawahan dalam
pengambilan keputusan melalui komunikasi dua arah
dan memberikan kemudahan akses informasi penting.
Pemimpin selalu melibatkan bawahan untuk
berpartisipasi di dalam setiap aktivitas kerja. Dengan
demikian memberikan kesempatan partisipasi luas
By : Rudi Hermaone
83
PERILAKU ORGANISASI
kepada bawahan, maka motivasi bawahan akan
semakin berkembang dengan baik. Keyakinan bawahan
akan kemampuamnya akan semakin mantap sehingga
bawahan akan bisa bekerja secara mandiri dikemudian
hari.
d. Mendelegasi (delegatiting). Gaya ini ditandai dengan
kebebasan dan pendelegasian tugas serta wewenang
yang luas kepada bawahan. Pemimpin hanya
memberikan sedikit pcngarahan dan pengawasan,
karena kemampuan dan keahlian bawahan yang sangat
tinggi dalam menyelesaikan tugasnya dengan efektif
dan efisien.
Interaksi ini mempengaruhi hubungan pemimpin dengan
pengikut. Ketiga, pola perilaku yang efektif sebagian besar
bergantung pada situasi. Perilaku kepemimpinan yang efektif di
sebuah bank mungkin tidak efektif di sebuah laboratorium.
Akhirnya, pendekatan menurut sifat tidak menyediakan
gambaran tentang apa yang dilakukan pemimpin yang efektif
pada pekerjaan yang bersangkutan. Diperlukan pengamatan
untuk menguraikan perilaku pemimpin yang efektif dan yang
tidak efektif.
Meskipun terdapat berbagai kelemahan tersebut,
pendekaatan sifat bukanlah tidak sahih sepenuhnya. Stodgill
secara tepat melihat nilai pendekatan menurut sifat dalam
pernyataan berikut:
Pandangan bahwa kepemimpinan secara keseluruhan bersifat
situasional sehingga tidak ada karakteristik pribadi yang dapat
By : Rudi Hermaone
84
PERILAKU ORGANISASI
memprediksi kepemimpinan, nampaknya terlalu menekankan hakekat
situasi dan meremehkan sifat pribadi dalam kepemimpinan.
Akan tetapi, setelah sekian lama berspekulasi dan
mengadakan riset tentang ciri-ciri kepemimpinan, tampaknya
kita bahkan makin jauh dari kemungkinan untuk dapat
mengidentifikasi suatu perangkat ciri-ciri khusus semacam itu.
Jadi, pendekatan sifat tampak sangat menarik, tetapi sama
sekali tidak efisien untuk mengidentifikasi dan memprediksi
potensi kepemimpinan.
TEORI PERILAKU PRIBADI
Pada akhir tahun 1940-an, para peneliti mulai menjelajahi
ungkapan bahwa cara seseorang bertindak menentukan
keefektifan kepemimpinan orang yang bersangkutan. Daripada
mencaricari ciri, para peneliti itu mengkaji perilaku dan
dampaknya atas prestasi dan kepuasan para pengikut.
Sekarang terdapat sejumlah teori kepemimpinan perilaku
pribadi yang terkenal. Untuk masing-masing teori tersebut,
akan diuraikan pengklasifikasian dan penelitian perilaku
kepemimpinan.
PENELITIAN UNIVERSITAS MICHIGAN: ORIENTASI PEKERJAAN DAN ORIENTASI KARYAWAN
Dalam tahun 1947, Likert memulai penelitian tentang cara
terbaik mengelola upaya orang-orang untuk mencapai sasaran
prestasi dan kepuasan yang diharapkan. Tujuan dari sebagian
besar tim riset kepemimpinan yang diilhami Likert di
Universitas Michigan adalah untuk menemukan prinsip-prinsip
By : Rudi Hermaone
85
PERILAKU ORGANISASI
dan metode kepemimpinan yang efektif. Kriteria keefektifan
yang digunakan dalam kebanyakan penelitian itu mencakup:
Produktivitas per jam kerja atau ukuran lain yang serupa
dari keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan
produksinya.
Kepuasan kerja para anggota organisasi.
Tingkat pergantian karyawan (turnover), keabsenan, dan
tingkat keluhan.
Biaya
Barang sisa yang terbuang.
Motivasi karyawan dan pimpinan.
Banyak penelitian telah dilakukan di berbagai organisasi
perusahaan seperti perusahaan kimia, dektronika, makanan,
mesin-mesin berat, asuransi, minyak, pekerjaan umum, rumah
sakit, bank, dan badan-badan pemerintah. Data diperoleh dari
ribuan karyawan yang melakukan tugas pekerjaan berbeda,
berkisar dari pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian sampai
pada pekerjaan riset dan pengembangan yang terlatih.
Melalui wawancara dengan para pemimpin dan pengikutnya,
peneliti mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan yang
berbeda, yang disebut berorientasi pada pekerjaan (job cen-
tered) dan berorientasi pada karyawan (employee centered).
Pemimpin yang berorientasi pekerjaan mempraktekkan
penyeliaan ketat sehingga bawahan melaksanakan tugas
mereka dengan menggunakan prosedur yang ditentukan
dengan jelas. Jenis pemimpin ini mengandalkan kepemimpinan
mereka atas kekuasaan paksaan, imbalan, clan legitimasi untuk
mempengaruhi perilaku dan prestasi pengikut. Perhatian atas
By : Rudi Hermaone
86
PERILAKU ORGANISASI
karyawan dipandang sebagai hal penting, tetapi merupakan
barang mewah yang tidak dapat diberikan pemimpin.
Pemimpin yang berorientasi karyawan yakin tentang
perlunya pendelegasian pengambilan keputusan dan upaya
membantu karyawan dalam memenuhi kebutuhan mereka
dengan menciptakan suatu lingkungan kerja yang mendorong.
Pemimpin yang berorientasi karyawan menaruh perhatian akan
kemajuan pribadi, pertumbuhan, dan prestasi karyawan.
Tindakan ini diasumsikan kondusif untuk menimbulkan
dukungan bagi pembentukan dan pengembangan kelompok.
Rangkaian penelitian dari Michigan ini tidak menunjukkan
dengan jelas bahwa satu gaya kepemimpinan selamanya paling
efektif. Juga, penelitian tersebut hanya menguji dua aspek
kepemimpinan, yaitu tugas dan perilaku orang.
Penelitian Universitas Ohio: Pemrakarsaan Struktur dan Pertimbangan
Pemrakarsaan Struktur: Para pemimpin yang memprakarsai
struktur cenderung menetapkan dengan tepat hal-hal yang
harus dilakukan bawahan ketika melaksanakan pekerjaan
Dari beberapa program riset yang besar tentang kepemimpinan
yang dikembangkan sejak Perang Dunia II, salah satu yang
paling penting di antaranya diketuai oleh Fleishman dan rekan-
rekannya di Universitas Ohio. Program ini menghasilkan teori
dua faktor tentang kepemimpinan. Penelitian tersebut
memisahkan dua faktor kepemimpinan, yang diacu sebagai
pemrakarsa struktur (initiating structure) dan pertimbangan
(consideration). Definisi dari kedua faktor tersebut.
By : Rudi Hermaone
87
PERILAKU ORGANISASI
Pertimbangan Seorang pemimpin yang mempunyai skor tinggi
dalam pertimbangan bekerja keras untuk membina hubungan
pribadi yang akrab dengan para, pengikutnya adalah sebagai
berikut: pemrakarsa struktur merupakan perilaku
di mana pemimpin yang mengorganisasi dan menetapkan
hubungan dalam kelompok tersebut, cenderung membentuk
pola dan saluran komunikasi yang ditetapkan dengan baik,
clan saluran komunikasi yang ditetapkan dengan baik, dan
menunjukkan cara-cara penyelesaian pekerjaan. Pertimbangan
menyangkut perilaku yang menunjukkan
persahabatan,kepercayaan timbal-balik, respek, kehangatan,
dan hubungan antara pemimpin dan pengikut.
Dimensi ini diukur berdasarkan dua kuesioner terpisah.
Kuesioner Pendapat Kepemimpinan (Leadership Opinion
Questionnaire- LOQ) mencoba mengungkapkan bagaimana
pendapat pemimpin tentang perilaku mereka dalam peranan
kepemimpinan. Kuesioner Uraian Perilaku Pemimpin (The
Leader Behavior Description Questionnaire - LBDQ) mengukur
persepsi para bawahan, rekan kerja, atau atasan.
Skor pemrakarsaan struktur dan skor pertimbangan yang
berasal dari jawaban atas kuesioner tersebut menyediakan
suatu cara untuk mengukur gaya kepemimpinan. Suatu
pandangan tentang perilaku lima pemimpin yang berbeda.
8utir-butir ter sebut menunjukkan bahwa para pemimpin itu
mempunyai skor pada kedua dimensi. Pemimpin nomor 1
memperoleh skor tinggi pada pemrakarsaan struktur dan
pertimbangan; pemimpin nomor 4 memiliki skor rendah pada
kedua dimensi tersebut.
By : Rudi Hermaone
88
PERILAKU ORGANISASI
Gambar Skor dari Lima Pemimpin: Pemrakarsaan Struktur dan Pertimbangan
Pemrakarsaan Struktur Tinggi Rendah Pertimbangan
Rendah Pemrakarsaan Struktur
Mengingat riset aslinya dilakukan untuk mengembangkan
kuesioner tersebut, terdapat beberapa jenis penelitian tentang
hubungan antara kedua dimensi kepemimpinan tersebut dan
berbagai kriteria keefektifan. Banyak dari hasil awal
merangsang penyamarataan bahwa para pemimpin yang
skornya di atas rata-rata dalam dimensi pemrakarsaan struktur
dan per-timbangan, adalah pemimpin yang lebih efektif. Akan
tetapi, dalam suatu penelitian di International Harvester, para
peneliti mulai menemukan beberapa tafsiran yang lebih rumit
dari kedua dimensi tersebut. Dalam suatu penelitian terhadap
para penyelia (supervisor), ditemukan bahwa mereka yang
berskor lebih tinggi dalam pemrakarsaan struktur tidak hanya
mempunyai nilai keahlian lebih tinggi (pengharkatan diterima
dari para penyelia) tetapi juga mempunyai skor keluhan
karyawan lebih banyak. Skor pertimbangan yang lebih tinggi itu
By : Rudi Hermaone
89
PERILAKU ORGANISASI
berkaitan dengan nilai keahlian yang lebih rendah dan skor
keabsenan yang lebih rendah pula.
Teori keprilakuan dari Universitas Ohio tersebut telah dikritik
karena kesederhanaannya (misalnya hanya dua dimensi
kepemimpinan), kurang kemampuan menyamaratakan, dan
mengandalkan jawaban kuesioner untuk mengukur keefektifan
kepemimpinan. Kritik dari Korman mungkin yang paling banyak
dipublikasikan. Korman telah mengeritik riset Universitas Ohio
tentang kepemimpinan itu dengan cara berikut:
1. Para peneliti kurang berupaya mengkonsepsikan variabel
situasional dan
pengaruhnya atas perilaku kepemimpinan.
2. Kebanyakan dari studi riset itu tidak menghasilkan korelasi
yang
penting antara ukuran perilaku pemimpin dengan kriteria
keefektifan.
3.Teori tersebut tidak menyediakan jawaban terhadap
persoalan kausalitas.
Sebagian dari masalah tersebut sebagian telah ditanggulangi.
Misalnya, telah ditunjukkan dalam riset yang mutakhir bahwa
banyak variabel yang mempengaruhi hubungan perilaku
kepemimpinan dan keefektifan organisasi. Variabel-variabel ini
mencakup pengalaman karyawan, kewenangan, pengetahuan
tentang pekerjaan, harapan atas perilaku pemimpin, pengaruh
pemimpin ke atas tingkat otonomi, kejelasan peranan, dan
desakan waktu.
Ringkasan Teori-teori Keperilakuan Pribadi
By : Rudi Hermaone
90
PERILAKU ORGANISASI
Tinjauan atas dua teori dan riset terkemuka tentang
keprilakuan pribadi menunjukkan sejumlah tema umum. Kedua
teori tersebut masing-masing mencoba memisahkan dimensi
perilaku pemimpin yang luas. Logika dari kenyataan ini ialah
bahwa dimensi ganda menga caukan tafsiran tentang perilaku
kepemimpinan dan merumitkan rancangan riset yang di-
kembangkan untuk menguji teori khusus tersebut.
Ukuran dari gaya kepemimpinan bagi kedua teori tersebut
umumnya dicapai melalui jawaban atas kuesioner yang
disajikan. Tentunya, metode pengukuran ini terbatas dan saling
bertentangan. Pendekatan keprilakuan pribadi telah
menyediakan para praktisi dengan berbagai keterangan
tentang perilaku yang harus dimiliki pemimpin. Pengetahuan ini
telah menghasilkan penyusuran program pelatihan bagi
individu yang melaksanakan tugas kepemimpinan. Masing-
masing pendekatan tersebut juga dikaitkan dengan para ahli
teori, para peneliti dan konsultan. Tinjauan tentang Dua
Pendekatan Kepemimpinan Perilaku Pribadi.
Kepemimpinan yang berorientasi karyawan dan berorientasi
pekerjaan menghasilkan peningkatan produksi. Akan tetapi,
setelah daiam waktu singkat gaya berorientasi pekerjaan
menimbulkan tekanan yang dilawan melalui keabsenan,
pergantian karyawan, keluhan, dan sikap yang buruk. Gaya yang
baik ialah berorientasi pada karyawan. Kombinasi perilaku
pemrakarsa struktur dan pertimbangan yang mencapai
keefektitan individu, kelompok, dan tergan yung pada situasi
yang terkemuka, dan masing-masing telah dipelajari dalam
lingkungan keorganisasian yang berbeda. Namun, kedua teori
By : Rudi Hermaone
91
PERILAKU ORGANISASI
tersebut belum menunjukkan kaitan antara kepemimpinan dan
indikator prestasi yang penting seperti produksi, efisiensi, dan
kepuasan secara meyakinkan.
By : Rudi Hermaone
92
PERILAKU ORGANISASI
TEORI SITUASIONAL (MINGGU II)Pencarian perangkat ciri atau perilaku "terbaik" telah gagal
menemukan campuran dan gaya kepemimpinan yang efektif untuk semua situasi. Yang kemudian berkembang adalah teori kepemimpinan situasional yang mengemukakan bahwa keefektifan kepemimpinan tegantung pada kecocokan antara kepribad ian, tugas, kekuasaan, sikap, dan persepsi. l9 Terdapat tiga pendekatan kepemimpinan yang berorientasikan situasi yang telah dipublikasikan dan diteliti: model kontingensi Fiedler, model normatif Vroom-Yetton, clan teori jalan tujuan (the path goal theory).
Variabel SituasiPentingnya mempelajari situasi lebih dalam oleh mereka yang
berminat tentang kepemimpinan, hanya berarti jika hasil yang
tersusun tidak meyakinkan dan berlawanan dengan
kebanyakan riset awal tentang ciri-ciri dan keprilakuan pribadi.
Akhirnya diketahui bahwa jenis perilaku kepemimpinan yang
diperlukan untuk meningkatkan prestasi sebagian besar
tergantung pada situasi. Kepemimpinan yang efektif dalam satu
situasi mungkin tidak kompeten dalam situasi yang lain. Tema
kepemimpinan situasional memang menarik, tetapi hal
15Fieishman, Harris, clan Burtt, Leadership and Supervision.
16 Abraham K. Korman, "Consideration, Initiating Structure, and Organizational Criteria - A Review," Personnel
Psychology, Musim Dingin 1966, hal. 349-61.
17 Steven Kerr dan Chester Schriescheim, "Consideration,
Initiating Structure, and Organizational Chriteria - An Update of Korman's 1966 Review," Personnel Psychology,
Musim Dingin 1974, hal. 555-68.18R.C. Cummins, "Leader-Member Relation as a Moderator of the Effects of Leader Behavior and Attitude," Personnel
Psychology, Musim Dingin 1972, hal. 655-60; clan James G. Hunt clan V.K.C. Liebscher, "Leadersip Preference, Leadership
Behavior, and Employee Satisfaction," Organizational Behavior and Human Performance, February 1973, hal. 59-7?.
iiri tentunya merupakan suatu orientasi yang menantang untuk diterapkan. Fundamen dasarnya mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang efektif harus cukup luwes untuk beradaptasi dengan perbedaan di antara bawahan dan situasi.
Menentukan cara memimpin orang lain merupakan hal yang sulit dan memerlukan suatu analisis tentang pemimpin, kelompok, dan situasi. Para manajer yang waspada tentang kekuatan yang mereka hadapi akan mampu bersiap-siap memodifikasi gaya mereka menanggulangi perubahan dalam lingkungan kerja. Tiga faktor yang sangat penting adalah kekuatan atas manajer, kekuatan dalam diri bawahan dan kekuatan dalam situasi.20 Tannenbaum dan Schmidt mengungkapkan tema situasional itu sebagai berikut :
Jadi, para manajer yang berhasil terutama dicirikan bukan sebagai pemimpin yang kuat dan juga bukan sebagai orang yang serba membo%hkan. Melainkan, ia seseorang yang mengutamakan suatu pukulan rata-rata yang
By : Rudi Hermaone
93
PERILAKU ORGANISASI
tinggi yang secara tepat menilai semua kekuatan yang menentukan perilaku yang paling tepat diterapkan pada suatu situasi tertentu dan karenanya berperflaku sesuai dengan situasi itu.21
Mengingat telah diakui pentingnya faktor situasi dan penilaian kekuatan pemimpin, riset tentang kepemimpinan telah menjadi semakin sistematis dan model kontingensi kepemimpinan mulai muncul dalam kepustakaan perilaku keorganisasian dan manajemen. Setiap model mempunyai kebaikannya, dan masing-masing mencoba mengidentifikasi perilaku pemimpin yang paling tepat untuk serangkaian situasi kepemimpinan. Di samping itu, setiap model mencoba mengidentifikasi pola situasi pemimpin yang penting bagi kepemimpinan yang efektif.
MODEL KEPEMIMPINAN KONTINGENSIModel kontingensi keefektifan kepemimpinan dikembangkan oleh Fiedler.22 Model tersebut mendalilkan bahwa
prestasi kelompok tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dengan kadar menguntungkan tidaknya situasi. Kepemimpinan dipandang sebagai suatu hubungan yang didasarkan atas kekuasaan dan pengaruh. Oleh karena itu muncul dua macam pertanyaan: (1) Pada tingkat apa situasi menyediakan kekuasaan dan pengaruh yang diperlukan pemimpin agar efektif, dan seberapa menguntungkan faktor-faktor situasi tersebut? dan (2) Sejauh mana pemimpin dapat meramalkan dampak gayanya atas perilaku dan prestasi pengikut-pengikut?
Beberapa dari pandangan Fiedler dapat disimak dalam Close-Up berikut. Apakah anda setuju dengan hal-hal
yang dikemukakan Fiedler?
CLOSE-UP: ORGANISASI
Beberapa Pemikiran Fiedler tentang Kepemimpinan
Fred Fiedter diakui oleh para manajer sebagai seorang ahli kepemimpinan, la telah menerbitkan lebih dari 150 artikel dan kertas kerja serta lima buku dengan topik kepemimpinan dan perilaku organisasi. Berikut ini disajikan beberapa buah pikiran Fiedler sendiri.
, Apa yang membuat seorang pemimpin efektif? Anda benar-benar tidak dapat berbicara tentang kepemimpinan seperti itu. Kepemimpinan bukanlah sesuatu yang anda miliki seperti dalam hal anda menyukai sebuah kandungan empedu atau 'hati. la merupakan . hubungan antara seseorang dengan orang lainnya. Jenderal George Patton adalah seorang komandan serang tank yang efektif, tetapi saya ragu apakah ia akan menjadi seorang yang sebaik ketua PTA (Parent-Teacher Association) atau Persatuan Orang Tua Murid dan Guru.
Jadi, seorang ketua panitia tidak berarti dapat menjadi seorang pejabat kepala ierpi/ih yang efektif dari suatu perhimpunan? Anda benar-benar tidak dapat menyamaratakan seperti itu. Kepemimpinan merupakan isyu yang sangat rumit yang telah dipikirkan orang sejak zaman Plato. Dalam setiap hubungan kepemimpinan, yang perlu kita perhatikan adalah berapa banyak pengendalian dan pengaruh'yang dimiliki seorang pemimpin dalam suatu kelompok atau organisasi. Sebagian orang dapat mengendalikan dengan baik, dan yang lainnya tidak.
Dapatkah anda memberi kami sebuah contoh pekerjaan kerekayasaan (job engineering)? Sebenarnya orang melakukan hal ini sepanjang waktu. Jika anda senang melakukan hal-hal yang anda sukai, anda menghalangi orang lain untuk memberikan pekerjaan yang tidak anda sukai. Dan jika anda menyukai pekerjaan itu, anda berpeluang besar untuk mengerjakannya dengan baik. Anda telah merekayasa situasi pekerjaan anda. Motto kami dalam merekayasa pekerjaan ialah : Jika anda belajar menghindarkan situasi di mana ada kemungkinan bagi anda untuk gagal; anda akan menjadi seorang yang berhasil.
SUM BER: "How to Be a Successful Leader," Toastmaster, Oktober 1980, hat. 11-14.
Gaya Pemimpin
Fiedler menaruh perhatian tentang pengukuran orientasi kepemimpinan
seseorang. la mengembangkan Skala Rekan Kerja yang Kurang Disukai. Ini
merupakan upaya pengukuran yang ditakukan Fridler untuk menentukan
By : Rudi Hermaone
94
PERILAKU ORGANISASI
seberapa positif atau negatifnya seseorang terhadap rekan kerja yang
kurang disukai (Least Preferred Co-Worker Scale-LPC) untuk mengukur
dua gaya kepemimpinan : (1) berorientasi tugas, atau kepemimpinan yang
mengendalikan, menstruktur; dan (2) berorientasi hubungan, atau
kepemimpinan pasif, penuh perhatian. Luangkan waktu beberapa menit
sebelum terus membaca dan istilah skala LPC yang ada pada Gambar 11-
3.
Untuk suatu tinjauan studi ini, lihat Stogdill, Handbook of
Leadership, bab. 11. Juga lihat Edwin A. Fleishman, "The
Measurement of Leadership Attitudes in Industry," Journal of
Applied Psychology, June 1953, hal. 153-58; C.L. Shartle,
Executive Performance and Leadership (Englewood Cliffs, N.J.:
Prentice-Hall, 1956); Edwin A. Fliesman, E.F. Harris, clan E.
Burtt, Leadership and Supervision in Industry (Columbus:
Bureau of Educational Research, Ohio State University, 1955);
clan Fleishman, "Twenty Years of Consideration and Structure."
TEORI SITUASIONALPencarian perangkat ciri atau perilaku "terbaik" telah gagal
menemukan campuran dan gaya kepemimpinan yang efektif untuk semua
By : Rudi Hermaone
95
PERILAKU ORGANISASI
situasi. Yang kemudian berkembang adalah teori kepemimpinan situasional yang mengemukakan bahwa keefektifan kepemimpinan tegantung pada kecocokan antara kepribad ian, tugas, kekuasaan, sikap, dan persepsi.l9 Terdapat tiga pendekatan kepemimpinan yang berorientasikan situasi yang telah dipublikasikan dan diteliti: model kontingensi Fiedler, model normatif Vroom-Yetton, clan teori jalan tujuan (the path goal theory).Variabel SituasiPentingnya mempelajari situasi lebih dalam oleh mereka yang berminat
tentang kepemimpinan, hanya berarti jika hasil yang tersusun tidak
meyakinkan dan berlawanan dengan kebanyakan riset awal tentang ciri-
ciri dan keprilakuan pribadi. Akhirnya diketahui bahwa jenis perilaku
kepemimpinan yang diperlukan untuk meningkatkan prestasi sebagian
besar tergantung pada situasi. Kepemimpinan yang efektif dalam satu
situasi mungkin tidak kompeten dalam situasi yang lain. Tema
kepemimpinan situasional memang menarik, tetapi hal
Stogdill, Handbook of Leadership, bab. 11. Juga lihat Edwin A.
Fleishman, "The Measurement of Leadership Attitudes in
Industry," Journal of Applied Psychology, June 1953, hal. 153-
58; C.L. Shartle, Executive Performance and Leadership
(Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1956); Edwin A. Fliesman,
E.F. Harris, clan E. Burtt, Leadership and Supervision in
Industry (Columbus: Bureau of Educational Research, Ohio
State University, 1955); clan Fleishman, "Twenty Years of
Consideration and Structure."
10 Edwin E. Ghiselli, Exploration in Managerial Talent (Santa
Monica, Calif.: Goodyear Publishing, 1971).
11 David A. Kenny dan Stephen J. Zaccaro, "An Estimate of
Variance due to Traits in Leadership," Journal of Applied
Pshychology, Nopember 1983,3Lihat Arthue G. Jago, "Leadership: Perspectives in Theory and
Research" Management Science, Maret 1982, hal. 315-36
By : Rudi Hermaone
96
PERILAKU ORGANISASI
Ralph M. Stogdill, "Historical Trends in Leadership Theory and
Research",Journal ofContemporary Business, Musim Gugur
1974, hal. 4
Ralph M. Stogdill, Handook of Leadership (New York: Free Press,
1974), hal. 43-44
By : Rudi Hermaone
97