Upload
wiwik-liscahya-situmorang
View
23
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas Perekonomian Semester 6
Citation preview
TUGAS PAPER
PENGARUH IMPOR KEBUTUHAN POKOK TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
DISUSUN OLEH
WIWIK LISCAHYA
17211462
3EA07
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
0 | P a g e
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan saya nikmat sehat sehingga saya dapat menyelesaikan tugas paper dari mata kuliah PEREKONOMIAN INDONESIA.
Tugas paper ini merupakan suatu bentuk penjabaran suatu masalah yang terjadi diIndonesia terutama di bidang impor yang masih sering terjadi. Seperti halnya yang berhubungan dengan bahan pangan terutama untuk kebutuhan pokok, baik itu berupa sayuran, daging sapi dan lain-lain.
Saya mengetahui bahwa tugas paper ini masih jauh dari kata sempurna. Saya berharap paper ini dapat dipergunakan dan di manfaatkan sebagaimana mestinya. Semoga apa yang telah saya jelaskan bisa dimengerti dan maksud yang ingin saya sampaikan, dapat tersampaikan dengan baik kepada para pembaca.
Penulis
( )
1 | P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………………… 3
1.2 Latar Belakang ……………………………………………………………... 3
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 5
1.4 Tujuan Masalah …………………………………………………………….. 5
BAB II : PEMBAHASAN ……………………………………………………. 6
BAB III : KESIMPULAN ……………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 17
2 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kita mengetahui bahwa Negara Indonesia sering melakukan transaksi dengan
negara-negara lain atau yang kita sering dengar dengan sebutan “perdagangan
luar negeri”. Sebagai suatu Negara berkembang, Indonesia perlu melakukan hal
ini untuk dapat memajukan perekonomiannya. Oleh karena itu Indonesia selalu
melakukan ekspor dan impor untuk memanfaatkan sumber daya Indonesia serta
untuk meningkatkan pendapatan dalam negeri. Banyak komoditi barang yang di
ekspor dari Indonesia, namun lebih banyak lagi barang yang di Impor oleh
Indonesia. Di antaranya rempah-rempah, tekstil, hasil pangan, dan masih banyak
lagi.
Sehubungan dengan masalah impor, menyebabkan pengaruh yang sangat
besar terhadap perekonomian Indonesia, seperti yang telah kita ketahui bahwa
harga bahan makanan terutama sayuran mengalami peningkatan yang cukup
signifikan di Indonesia. Terutama untuk bahan kebutuhan pokok lokal, seperti
daging sapi, ikan, sayuran, cabai, kedelai hingga hasil pertanian umbi-umbian.
Padahal, seperti yang kita ketahui Negara Indonesia memiliki sumber daya alam
yang melimpah dan hasil pertanian yang melimpah ruah.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini, harga kebutuhan pokok
sedang meningkat, terutama untuk harga kebutuhan pokok lokal. Dan yang tidak
3 | P a g e
kita sadari bahwa harga kebutuhan pokok yang di impor bisa lebih murah dari
pada kebutuhan pokok lokal. Hal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan dalam
benak kita. Mengapa harga kebutuhan pokok di indonesia bisa menjadi lebih
mahal daripada harga kebutuhan pokok yang di impor? Ini tentu saja akan
mempengaruhi permintaan harga kebutuhan pokok dan pendapatan masyarakat di
Indonesia terutama untuk para petani. Karena mengingat tingkat perekonomian
rakyat indonesia bisa dikatakan masih rendah, tentu saja rakyat Indonesia akan
lebih meminatkan daya belinya kepada barang dengan harga relatif lebih murah
dari pada yang mahal.
Dalam paper ini, saya akan membahas mengapa harga kebutuhan pokok
local bisa lebih mahal dibandingkan harga kebutuhan pokok impor? Dan kita akan
melihat bagaimana pengaruhnya terhadap pendapatan dan perekonomian petani
Indonesia?
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa saja pengaruh impor kebutuhan pokok terhadap perekonomian
Indonesia ?
b. Mengapa harga kebutuhan pokok impor lebih murah dibandingkan
kebutuhan local ?
4 | P a g e
1.3 TUJUAN MASALAH
a. Untuk mengetahui pengaruh impor kebutuhan pokok terhadap
perekonomian Indonesia.
b. Untuk mengetahui mengapa harga kebutuhan pokok impor lebih murah
dibandingkan kebutuhan pokok local.
5 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
Impor dapat diartikan sebagai pembelian barang dan jasa dari luar negeri
ke dalam negeri dengan perjanjian kerjasama antara 2 negara atau lebih. Impor
juga bisa dikatakan sebagai perdagangan dengan cara memasukkan barang dari
luar negeri ke wilayah Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku
(Hutabarat, 1996 : 403).
Impor ditentukan oleh kesanggupan atau kemampuan dalam menghasilkan
barang-barang yang bersaing dengan buatan luar negeri. Yang berarti nilai impor
tergantung dari nilai tingkat pendapatan nasional negara tersebut. Makin tinggi
pendapatan nasional, semakin rendah menghasilkan barang-barang tersebut, maka
impor pun semakin tinggi. Sebagai akibatnya banyak kebocoran dalam
pendapatan nasonal. Berikut beberapa pengaruh impor
Perubahan nilai impor di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi sosial politik, pertahanan dan keamanan, inflasi, kurs valuta asing serta
tingkat pendapatan dalam negeri yang diperoleh dari sektor-sektor yang mampu
memberikan pemasukan selain perdagangan internasional. Besarnya nilai impor
Indonesia antara lain ditentukan oleh kemampuan Indonesia dalam mengolah dan
memanfaatkan sumber yang ada dan juga tingginya permintaan impor dalam
negeri.
6 | P a g e
Pengaruh yang paling nyata ketika suatu negara melakukan impor
terutama impor bahan pokok ialah menyababkan meningkatnya tingginya tingkat
inflasi terutama untuk kebutuhan pokok lokal. inflasi merupakan suatu keadaan di
mana terjadi kenaikan harga-harga secara tajam (absolute) yang berlangsung
terus-menerus dalam jangka waktu cukup lama. Seirama dengan kenaikan harga-
harga tersebut, nilai uang turun secara tajam pula sebanding dengan kenaikan
harga-harga tersebut. Sedangkan menurut Keynes inflasi adalah kenaikan dalam
tingkat harga rata-rata, harga adalah dimana mempertukarkan uang dengan barang
atau jasa (Mankiw 2003).
Inflasi yang terus berlanjut apalagi sampai melampaui angka dua digit
dapat berpengaruh pada distribusi pendapatan dan alokasi faktor produksi
nasional. Selai itu prospek pembangunan jangka panjang merupakan bagian
penting dari kegiatan ekonpmi suatu negara. Inflasi akan terus bertambah cepat
apabila tidak diatasi. Inflasi yang bertambah serius akan mengurangi investasi
yang produktif, mengurangi ekspor dan mengurangi impor. Kecenderungan ini
akan memperlambat pertumbuhan perekonomian (Sadono Sukirno, 2002 : 16).
Inflasi juga menyebabkan harga barang impor menjadi lebih murah daripada
barang yang dihasilkan dalam negeri. Maka pada umumnya inflasi akan
menyebabkan impor berkembang lebih cepat dibandingkan dengan ekspor.
(Sadono Sukirno, 2002).
Penyebab terjadinya inflasi yaitu. Pertama, Inflasi tarikan permintaan
(demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan
7 | P a g e
dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi
permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya
volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang
dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu
kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi
karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang
bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan
oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya
likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya
kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku
bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri
keuangan. Kedua, Inflasi desakan biaya ( cost push inflation) terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau
permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan.
Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang
tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai
dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya
posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau
skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
8 | P a g e
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama
dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan
peranan yang sangat penting.
Inflasi juga dapat bersumber dari kenaikan harga barang-barang yang
diimpor. Inflasi ini akan wujud apabila barang-barang yang diimpor mengalami
kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran
perusahaan-perusahaan. Inflasi sebagai akibat dari impor juga dapat
menumbulkan stagflasi seperti yang terjadi pasca krisis ekonomi, stagflasi
menggambarkan dimana kegiatan ekonomi semakin menurun, pengangguran
semakin tinggi dan pada waktu yang sama proses kenaikan harga-harga semakin
tinggi (Sadono Sukirno 2004).
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap
harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua
barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun,
apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu
disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan
inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan
meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai
uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi.
Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi
pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan
9 | P a g e
yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh
pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena
sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen, salah
satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan
moneter untuk mendorong perekonomian, akan mendorong tingkat inflasi yang
lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau
tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu,
bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang
domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal
(dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation
targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh
Bank Indonesia.
Menurut Mankiw, Produk Domestik Bruto (gross domestic product/
GDP) adalah nilai dari semua barang dan jasa yang di produksi di suatu negara
selama kurun waktu tertentu. Menurut Sadono Sukirno, PDB(gross domestic
product/ GDP) adalah nilai barang dan jasa suatu Negara yang di produksikan
oleh factor-faktor preoduksi milik warga Negara dan Negara asing. Sedangkan
PNB (gross national produc/GNP) adalah nilai barang dan jasa yang dihitung
dalam pendapatan nasional adalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh
factor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga Negara tersebut baik di dalam
negeri maupun di luar negeri.
10 | P a g e
Menurut Samuelson (1992), PDB adalah jumlah output total yang
dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara dalam satu tahun. PDB mengukur
nilai barang dan jasa yang di produksi di wilayah suatu negara tanpa membedakan
kewarganegaraan pada suatu periode waktu tertentu. Dengan demikian warga
negara yang bekerja di negara lain, pendapatannya tidak dimasukan ke dalam
PDB. Sebagai gambaran PDB Indonesia baik oleh warga negara Indonesia (WNI)
maupun warga negara asing (WNA) yang ada di Indonesia tetapi tidak diikuti
sertakan produk WNI di luar negeri (Herlambang, 2001).
Sukirno (1994) mendefinisikan PDB sebagai nilai barang dan jasa dalam
suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara
tersebut dan warga negara asing. Sedangkan Wijaya (1997) menyatakan bahwa
PDB adalah nilai uang berdasarkan harga pasar dari semua barang-barang dan
jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam suatu periode waktu
tertentu biasanya satu tahun. Secara umum PDB dapat diartikan sebagai nilai
akhir barang-barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu negara selama
periode tertentu (biasanya satu tahun).
Jika harga barang dan jasa di pasar internasinal lebih murah dan memiliki
kualitas yang lebih baik daripada barang dalam negeri maka Negara tersebut akan
cenderung menimpor barang tersebut. Namun imporpun dapat terjadi dikarenakan
pendapatan dalam negeri meningkat sehingga kemampuan penduduk untuk
membeli barang-barang imporpun meningkat (Sadono Sukirno 2004).
Hubungan pendapatan nasional dan impor dapat tercernin dalam persamaan :
11 | P a g e
Y = C + I + G + X – M
Dari rumus diatas kita dapat melihat bahwa impor merupakan variabel dari PDB,
yang meerupakan varibel kebocoran dari pendapatan nasional.
PDB mencerminkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara, PDB
yang meningkat menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat meningkat. Ketika
pendapatan mengalami peningkatan berarti daya beli masyarakat menigkat ,
namun ketika pasar dalam negeri supply barang lebih kecil daripada demand,
maka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pemerintah akan mengekspor
barang baik barang konsumsi maupun bahan baku untuk meningkatkan produksi
dalam negeri. Biasanya kebutuhan impor barang konsumsi melalui kebijakan
pemerintah sedangkan bahan produksi melalui mekanisme pasar.
Penelitian Sigit Yuniyanto (2003) yang menganalisis pengaruh Produk
Domestik Bruto (PDB), nilai kurs rupiah, penanaman modal asing (PMA),
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan cadangan devisa terhadap
permintaan impor jangka pendek dan jangka panjang di Indonesia. Alat analisis
yagn digunakan adalah OLS- PAM Double log. Hasil yang didapat dari penelitian
tersebut adalah ada pengaruh positif antara PDB, terhadap permintaan impor
Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang. Kurs rupiah memiliki
pengaruh yang negative terhadap permintaan impor Indonesia, dalam jangka
pendek. Sedangkan cadangan devisa memiliki pengeruh yang positif terhadap
permintaan impor dalam jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu PMA dan
12 | P a g e
PMDN juga memiliki pengaruh yang positif terhadap permintaan impor
Indonesia.
Penelitian Dani Rustyaningsih tahun 2003 yaitu mengenai Analisa Faktor-
Faktor yang mempengeruhi permintaan impor barang konsumsi di Indonesia
tahun 1990.1- 2003.4 Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa PDB tidak
signifikan, sedangkan impor periode sebelumnya dan kurs berpengaruh signifikan
terhadap impor barang konsumsi di Indonesia.
Penelitian Hadi Cahyono 2008 yaitu factor-faktor yang mempengaruhi
permintaan impor Indonesia dari Amerika Serikat 1985-2008. Hasil dari prnrlitian
tersebut menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif daan signifikan
terhadap impor, PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap impor, dan
inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap impor.
‘
13 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
Kemajuan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari kemampuan
negara tersebut dalam meningkatkan pendapatan nasionalnya dari tahun ke tahun.
Bagi kebanyakan negara berkembang seperti Indonesia, kemajuan tersebut
ditandai dengan proses transformasi dari perekonomian yang di dominasi oleh
sektor primer menjadi perekonomian yang didominasi sektor industri. Tetapi
karena kemampuan dalam negeri relatif terbatas, maka harus didapatkan dari luar
negeri. Untuk itu dibutuhkan devisa yang besar dalam mengimpor perlengkapan-
perlengkapan industri.
Dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa peningkatan pendapatan merupakan
faktor yang sangat penting dalam menentukan corak permintaan atas barang dan
jasa. Oleh karena itu, jika pendapatan nasional meningkat maka peluang untuk
mengimpor barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri juga cenderung
meningkat. Sementara bagi negara yang pendapatan nasionalnya rendah
kemungkinan akan mengurangi barang-barang impor.
Selain pendapatan, nilai tukar, tingkat suku bunga dan inflasi juga
sangat berpengaruh terhadap impor. Terjadinya depresiasi nilai tukar mendorong
harga (Rp) yang harus dibayar oleh masyarakat untuk memperoleh barang impor
meningkat. Sehingga akan mendorong masyarakat mengurangi pembelian
terhadap barang-barang impor. Bagi industri, hal ini berpengaruh langsung
14 | P a g e
kepada kemampuan membeli barang-barang modal seperti mesin-mesin dan alat-
alat industri lainnya, yang akhirnya dapat menurunkan kapasitas produksi dalam
negeri.
15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unhas.ac.id
http://finance.detik.com/read/2014/03/23/155028/2533982/4/ini-4-masalah-
utama-ekonomi-indonesia
http://cynthiafibriani.blogspot.com/2011/04/tugas-paper-perekonomian-
indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Impor
www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4210/espa4210a/ teori %20 inflasi .htm
16 | P a g e