3
Latar belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dan perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan baik dokter gigi maupun perawat gigi. Penyakit gigi dan mulut masih diderita oleh 90% masyarakat Indonesia (Anitasari dan Rahayu, 2005). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004, tingkat prevalensi penyakit gigi dan mulut penduduk Indonesia mulai usia 10 tahun di Tanah Air mencapai 90,05% (Abdullah, 2007). Di Indonesia, anak kelompok usia 12 – 15 tahun, prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal cenderung meningkat dari 76,25% pada tahun 1998 menjadi 78,65% pada tahun 2004 (Depkes RI, 2005). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat belum mampu menjaga kebersihan gigi dan mulutnya (Alkholani, 2011). Penyakit gigi dan mulut yang di derita masyarakat adalah penyakit periodontal dan karies gigi. Penyebab utama penyakit periodontal dan karies gigi adalah plak. Plak merupakan salah satu indikator kebersihan mulut (Angela, 2005). Akumulasi bakteri plak pada permukaan gigi mempunyai peranan penting dalam inflamasi gingiva (Wilson dan Kornman, 2003). Selain bakteri plak sebagai faktor utama penyebab gingivitis, faktor lain yang berpengaruh

penkes

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penkes kesehatan gigi

Citation preview

Latar belakangKesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dan perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan baik dokter gigi maupun perawat gigi. Penyakit gigi dan mulut masih diderita oleh 90% masyarakat Indonesia (Anitasari dan Rahayu, 2005). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004, tingkat prevalensi penyakit gigi dan mulut penduduk Indonesia mulai usia 10 tahun di Tanah Air mencapai 90,05% (Abdullah, 2007). Di Indonesia, anak kelompok usia 12 15 tahun, prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal cenderung meningkat dari 76,25% pada tahun 1998 menjadi 78,65% pada tahun 2004 (Depkes RI, 2005). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat belum mampu menjaga kebersihan gigi dan mulutnya (Alkholani, 2011).Penyakit gigi dan mulut yang di derita masyarakat adalah penyakit periodontal dan karies gigi. Penyebab utama penyakit periodontal dan karies gigi adalah plak. Plak merupakan salah satu indikator kebersihan mulut (Angela, 2005). Akumulasi bakteri plak pada permukaan gigi mempunyai peranan penting dalam inflamasi gingiva (Wilson dan Kornman, 2003). Selain bakteri plak sebagai faktor utama penyebab gingivitis, faktor lain yang berpengaruh adalah debris dan kalkulus (Putri dkk., 2002). Eley dan Manson (2004) menyatakan bahwa kontrol kebersihan mulut dapat mengurangi penyakit gingivitis. Kontrol kebersihan gigi dan mulut pada setiap individu ditentukan oleh kualitas pemeliharaan gigi dan mulutnya seperti tindakan preventif, promotif dan kuratif (Astoeti dan Boesro, 2003).Keadaan lingkungan di daerah tertinggal secara langsung dapat berpengaruh terhadap status kebersihan mulut dan kesehatan gingiva. Menurut hasil penelitian Abadneh dkk., (2012) bahwa masyarakat di pedesaan kualitas kebersihan mulut dan kesehatan gingivanya terdapat beberapa indicator resiko yang mempengaruhi seperti jenis kelamin, umur, sosial ekonomi, pendidikan, frekuensi menggosok gigi, kunjungan ke dokter gigi, dan perbedaan tempat tinggal. Riskesdas (2007) menyebutkan bahwa indikator meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut didaerah tertinggal dapat di ukur melalui 1). status kesehatan, mencakup prevalensi penyakit 2). faktor lingkungan sosial mencakup variabel tingkat pendidikan dan sosial ekonomi 3). faktor perilaku mencakup variabel perilaku gosok gigi 4). faktor pelayanan kesehatan, mencakup variabel pemanfaatan fasilitas kesehatan.Keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (KemenPDT) 2005, menyatakan bahwa daerah tertinggal merupakan daerah wilayah kabupaten yang relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional. Kabupaten Bantul menetapkan desa seloharjo sebagai daerah sangat tertinggal (Potensi Desa 2008; Badan Pemerintahan Kabupaten Bantul 2011). Gempa tahun 2006, menyebabkan desa Seloharjo mengalami kerusakan terparah dibandingkan daerah lainnya, sehingga akses ke desa Seloharjo sulit dijangkau dan perekonomian masyarakat sulit berkembang. Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Pundong menarik untuk diteliti karena termasuk salah satu SD yang terletak di kawasan daerah tertinggal yaitu di Desa Seloharjo