16
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Modul 1 Pengertian Sosiologi dan Keterkaitannya dengan Psikologi TIK : Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian sosiologi dan keterkaitannya dengan ilmu psikologi Sri Rahayu Handayani, MM A. Pengertian Sosiologi Asal kata Sosiologi adalah berasal dari kata sofie, yaitu bercocok tanam atau bertanam, kemudian berkembang menjadi Socius (bhs. Latin) yang berarti teman, kawan. Arti kata tersebut akhirnya berkembang lagi menjadi kata social yang berarti berteman, bersama, berserikat. Kata sosial secara khusus adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu bermaksud untuk mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama. (Shadily, 1993:1-2). Logos berarti kata atau berbicara Dengan kata lain menurut Hassan Shadily, Sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya ), dengan ikatan-ikatan

pengertian sosiologi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pengertian sosiologi

Fakultas PsikologiUniversitas Mercu Buana

Modul 1Pengertian Sosiologi dan Keterkaitannya dengan Psikologi

TIK :Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian sosiologi dan keterkaitannya

dengan ilmu psikologi

Sri Rahayu Handayani, MM

A. Pengertian Sosiologi

Asal kata Sosiologi adalah berasal dari kata sofie, yaitu bercocok tanam atau bertanam,

kemudian berkembang menjadi Socius (bhs. Latin) yang berarti teman, kawan. Arti kata

tersebut akhirnya berkembang lagi menjadi kata social yang berarti berteman, bersama,

berserikat. Kata sosial secara khusus adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam

masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu bermaksud

untuk mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan

selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam

kehidupan bersama. (Shadily, 1993:1-2). Logos berarti kata atau berbicara

Dengan kata lain menurut Hassan Shadily, Sosiologi adalah ilmu masyarakat atau

ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau

masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya ),

dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta

keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya. (1993:2)

Selanjutnya dalam mengartikan sosiologi ini Pitirim Sorokin ( Soekanto, 2003: 19)

mengemukakan sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal

balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama;

keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain

sebaginya); hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Page 2: pengertian sosiologi

sosial (misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya ); ciri-ciri umum semua jenis gejala-

gejala sosial.

Masih dalam mengartikan sosiologi soekanto dengan mengutif pendapat Roucek dan

Warren (Soekanto, 2003:19) mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari

hubungan antara manusia dalam kelompok, begitu pula William F. Ogburn dan Meyer F.

Nimkoff (Soekanto, 2003:19) berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah

terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.

Untuk lebih memahami pengertian sosiologi, dengan mengambil pendapat Prof. DR.

Selo Soemardjan dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi, mendefinisikan bahwa sosiologi

adalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses-proses social, termasuk perubahan-

perubahan social.

Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang

mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir,

berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk

mengendalikan individu.

Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan

dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan

seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup antara

seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan atau golongan dengan

golongan. Dengan demikian terdapat dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu manusia dan

hubungan sosial (masyarakat). Terdapat berbagai pendapat tentang kedudukan individu dan

masyarakat ini. Di satu pihak ada yang berpendapat bahwa individu lebih dominan daripada

masyarakat, tetapi di pihak lain berpendapat bahwa masyarakat lebih dominan daripada

individu. Sementara itu terdapat pendapat yang mengambil posisi tengah yang mengatakan

bahwa antara individu dan masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi. Sejumlah kritik

diajukan kepada sosiologi, yaitu 1) sosiologi adalah ilmu yang sulit, 2) sosiologi hanya

merupakan kumpulan dari berbagai kajian ilmu sosial lainnya, dan 3) tidak ada lapangan yang

khusus bagi sosiologi karena objeknya telah banyak digarap oleh ilmu-ilmu sosial lainnya.

Page 3: pengertian sosiologi

Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang dahulunya berinduk pada ilmu filsafat.

Dengan demikian pokok-pokok pikiran sosiologi tidak bisa terlepas dari pemikiran para ahli

filsafat yang mengkaji tentang masyarakat. Sosiologi mengalami perkembangan yang pesat

pada abad ke-20, di mana pada masa ini mulai banyak bermunculan berbagai cabang sosiologi,

seperti sosiologi industri, sosiologi perkotaan, sosiologi pedesaan, dan lain-lain. Pemikiran para

ahli yang mengkonsentrasikan diri pada masalah kajian sosiologi ini dibedakan atas tokoh-

tokoh sosiologi klasik dan tokoh-tokoh sosiologi modern.

Berdasarkan dari sekian banyak definisi sosiologi tersebut maka, sosiologi bisa diartikan

sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, hubungan antara masyarakat dan akibat

dari hubungan tersebut. Karena sosiologi objeknya adalah masyarakat maka cakupan dari

objek sosiologi itu adalah individu, kelompok, dan masyarakat. Proses hubungan inilah yang

biasa disebut dalam sosiologi dengan istilah interaksi sosial.

Selain mempelajari interaksi sosiologi juga mempelajari tentang proses yang muncul

akibat interaksi antar manusia tersebut, misalnya akibat manusia berinteraksi dengan manusia

lain, interaksi dengan kelompok ataupun berinteraksi dalam masyarakat maka disitu akan

terjadi proses sosialisasi, selanjutnya akan terbentuk kelompok sosial, selanjutnya kelompok

sosial akan membentuk masyarakat, didalam setiap masyarakat pasti akan kita temui

kebudayaan karena manusia menciptakan kebudayaan, dalam masyarakat juga akan ada

institusi karena manusia membutuhkan institusi untuk mengatur hubungan antar manusia,

dalam masyarakat juga akan kita temui fakta-fakta adanya stratifikasi sosial, kekuasaan dan

wewenang, terjadinya perubahan sosial, segala bentuk perilaku sosial dan perilaku kolektif,

pembedaan antara laki-laki dan perempuan sampai dengan segala masalah sosial yang ada

dalam masyarakat.

Dengan melihat pengertian sosiologi dan objek sosiologi tersebut maka dapat dikatakan

dengan mempelajari sosiologi maka akan mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya

tentang masyarakat, selanjutnya setelah melihat fakta-fakta yang ada masyarakat terutama

berkaitan proses interaksi manusia dan proses yang muncul akibat interaksi tersebut maka ilmu

sosiologi tersebut mungkin dapat dipergunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang

muncul masyarakat.

Page 4: pengertian sosiologi

Masyarakat

Kata masyarakat dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti

“kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”, yang

akhirnya akhirnya dalam bahasa indonesia kata masyarakat itu diartikan kumpulan orang yang

saling bergaul.

Menurut Ralph Linton seperti yang dikutif oleh Sujono Soekanto (2003:24) mengartikan

masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup

lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai

suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas . Masih dalam buku

yang sama, Selo Soemardjan (Soekanto, 2003:24) menyatakan masyarakat adalah orang-

orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.

Suatu kesatuan sosial yang terdiri dari individu-individu tidak semuanya bisa dikatakan

sebagai masyarakat, untuk dapat dikatakan sebagai masyarakat maka kumpulan individu-

individu tersebut harus biasanya akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut::

Adanya interaksi antar warga, potensi berinteraksi adalah bahasa. Contoh orang

Indonesia dapat beriteraksi dari Sabang sampai Merauke dengan melalui jaringan

komunikasi misalnya jalan raya, jaringan telekomunikasi radio, televisi, serta surat kabar

tingkat nasional dsb.

Adanya adat istiadat / norma-norma hukum serta aturan khas yang mengatur seluruh

pola tingkah laku warganya.

Adanya suatu kesinambungan akan waktu

Adanya suatu rasa identitas yang kuat yang mengikat seluruh warganya.

Dengan melihat ciri - ciri tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa masyarakat adalah

Suatu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu satuan adat istiadat tertentu

yang berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Pengertian manusia yang hidup bersama (masyarakat) dalam ilmu sosial tidak mutlak

jumlahnya, bisa saja dua orang atau lebih, tetapi minimal adalah dua orang. Manusia tersebut

hidup bersama dalam waktu cukup lama, dan akhirnya melahirkan manusia-manusia baru yang

saling berhubungan satu dengan lainnya. Hubungan antara manusia itu, kemudian melahirkan

keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, penilaian dan sebagainya. Keseluruhan itu kemudian

Page 5: pengertian sosiologi

mewujudkan adanya system komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan

antara manusia dalam masyarakat tersebut. Dalam system hidup tersebut, maka munculah

budaya yang mengikat antara satu manusia dengan lainnya.

B. Bidang Kajian Sosiologi

Sosiologi sebagai ilmu sosial yang mempunyai fokus kajian mengenai tingkah laku manusia

mempunyai bidang kajian yang sangat luas, antara lain bidang kajian Sosiologi Industri,

Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Perkotaan, Sosiologi Pedesaan, Sosiologi

Kesehatan, dan lain-lain.

Sosiologi Industri mengkaji masalah fenomena industri dengan menitikberatkan kajiannya pada

faktor manusia, dan mengaitkannya dengan faktor mesin serta mekanisme kerja pabrik yang

berorientasi pada efisiensi dan efektivitas. Sedangkan Sosiologi Hukum merupakan cabang

sosiologi yang mengkaji fenomena-fenomena hukum yang ada di masyarakat. Sementara itu

Sosiologi Pendidikan mengkaji proses-proses sosiologis yang berlangsung dalam lembaga

pendidikan dengan tekanan dan wilayah tekanannya pada lembaga pendidikan. Di lain pihak

Sosiologi Perilaku Menyimpang mengkaji perilaku dan kondisi yang dianggap tidak sesuai

dengan norma-norma yang sudah disepakati dalam masyarakat.

Dalam melakukan kajiannya, terutama pada masyarakat modern, sosiologi perlu bekerja sama

dengan ilmu-ilmu sosial lainnya membentuk kajian multidisipliner. Antropologi bisa membantu

sosiologi dalam hal metodologi mengingat antropologi mempunyai pengalaman yang sangat

panjang dalam melakukan penelitian yang bersifat kualitatif. Psikologi bisa memberi masukan

bagi sosiologi dalam hal informasinya mengenai kecenderungan-kecenderungan yang sifatnya

individual. Sementara itu sosiologi juga harus meminta bantuan ahli sejarah untuk memberi

informasi tentang proses historis yang ada dalam fenomena perubahan sosial

C. Keterkaitan antara Psikologi dan Sosiologi

Manusia sebagai makhluk sosial juga menjadi obyek dari sosial. Sosiologi sebagai ilmu

pengetahuan yang berhubungan manusia, mempelajari manusia di dalam hidup

bermasyarakatnya. Karena itu baik psikologi maupun sosiologi yang membicarakan manusia,

tidaklah mengherankan kalau pada suatu pada waktu ada titik-titik di dalam meninjau

pertemuan manusia itu, misalnya manusia itu, soal tingkah laku. Tinjauan sosiologi yang

penting ialah hidup bermasyarakatnya, sedangkan tinjauan psikologi ialah bahwa tingkah laku

Page 6: pengertian sosiologi

sebagai manifestasi hidup kejiwaan, yang didorong oleh motif tertentu hingga manusia itu

bertingkah laku atau berbuat. Seperti apa yang dikemukan oleh Bouman:

“sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang hidup manusia dalam hubungan golongan. Ia

mempelajari hubungan-hubungan antara sesama manusia, sepanjang hal ini berarti bagi kita

dalam memperdalam pengetahuan kita tentang perhubungan-perhubungan dalam masyarakat.

Dalam hal ini yang terutama menarik perhatian kita adalah bentuk-bentuk pergaulan hidup, di

mana perhubungan-perhubungan ini menunjukan sifat yang kurang atau lebih kekal: pertama-

tama golongan-golongan dan penggolongan-penggolongan (bangsa, keluarga, perhimpunan,

tingkatan, kelas, dan sebagainya.)

Bagi ahli sosiologi tinggallah satu persoalan yang tak dapat dimasukkan dalam ilmu-ilmu

pengetahuan lainnya, yakni menyelami hakikat kerja sama dan kehidupan bersama dalam

segala macam bentuk yang timbul dari perhubungan antar manusia. Jadi yang dipersoalkan di

sini ialah kehidupan bergolong-golongan yang sebenarnya.”(Bouman, 1953).

Karena adanya titik-titik persamaan ini maka timbullah cabang-cabang ilmu pengetahuan dalam

psikologi yaitu psikologi sosial yang khusus menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia

dalam hubungannya dengan dengan situasi-situasi sosial. Makin lama orang makin menyadari

bahwa tingkah laku manusia tidak dapat terlepas dari keadaan sekitarnya, karena itu tidaklah

sempurna meninjau manusia itu berdiri sendiri terlepas dari masyarakat yang melatarbelakangi.

Pada dasarnya Psikologi adalah ilmu yang sangat erat kaitannya dengan ilmu- ilmu lain.

Hubungan psikologi dengan ilmu lain dapat dikatakan seperti simbiosis mutualisme, yaitu saling

membantu, saling mengisi satu sama lain. Psikologi dengan ilmu lain tidak dapat berdiri sendiri,

keduanya saling memerlukan bantuan. Psikologi mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain

seperti:

Psikologi dan sosiologi mempunyai hubungan yang sangat erat. Psikologi mempelajari tentang

perilaku manusia dalam lingkungan sedangkan Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

perilaku hubungan antar individu, dan antar individu dan kelompok dalam perilaku sosial,

sosiologi lebih mempelajari struktur yang berubah atau konstan tanpa bergantung dengan

individu-individu lain. Namun dalam ilmu psikologi lebih mempelajari manusia sebagai individu

sedangkan dalam sosiologi memandang manusia sebagai makhluk kelompok.Antara psikologi

dan sosiologi sama-sama memerlukan bantuan dan saling memerlukan satu sama lain.

Page 7: pengertian sosiologi

Sosiologi adalah juga suatu ilmu yang secara langsung berhubungan dengan tingkah laku

manusia. Para ahli sosiologi terutama memusatkan perhatiannya kepada tingkah laku

kelompok. Ia mempelajari pengaruh-pengaruh kelompok terhadap individu-individu yang

termasuk dalam kelompok itu. Melihat kepada apa yang menjadi objek sosiologi seperti tersebut

diatas, tampak oleh kita bahwa ilmu ( psikologi dan sosiologi ) inipun mempunyak banyak

persamaan atau keterkaitan. Perbedaanya psikologi menekankan pada person individu,

mengapa individu bertingkah laku seperti yang dia lakukan, sedangkan sosiologi menekankan

pada sifat-sifat dan tingkah laku kelompok. Yang dipelajari sosiologi terutama ialah hubungan

sosial manusia

D. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan

Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat, sosiologi merupakan

ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri ( lepas dari filsafat ) karena telah memenuhi segenap

unsur-unsur ilmu pengetahuan yang ciri-ciri utamanya adalah sebagai berikut :

a. Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan

pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat

spekulatif

b. Sosiologi bersifat teoritis yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk

menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi, serta bertujuan untuk menjelaskan

hubungan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori

c. Sosiologi bersifat kumulatif, yang berarti bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar

teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas serta memperhalus

teori-teori yang lama

d. Sosiologi bersifat nonetis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk baiknya fakta

tertentu tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis

Pokok-pokok bahasan sosiologi menurut

a. Pandangan para perintis

1. FAKTA SOSIAL ( emile Durkeim ) : cara bertindak, berfikir, dan berperasaan

yang bersumber pada suatu kekuatan diluar individu, bersifat memaksa dan

mengendalikan individu, dan berada di luar kehendak pribadi individu ( ada

dibuku Rules of sosiologi Method )

Page 8: pengertian sosiologi

2. TINDAKAN SOSIAL ( max Weber ) : Tindakan yang dilakukan dengan

mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku orang lain

b. Pandangan ahli sosiologi masa kini

3. IMAJINASI / KHAYALAN SOSIOLOGI : dua unsur pokok dalam imajinasi sosial

adalah personal trouble of millieu ( berlangsung dalam ciri individu dan dalam

jangkuan hubungan langsungnya dengan orang lain ) dan Public Issues ( hal

yang berada di luar lingkungan setempat individu dan di luar jangkuan

kehidupan pribadinya bersifat umum).

Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang

lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan

individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkugan masyarakat.

E. Sejarah dan Perkembangan Sosiologi

Sosiologi muncul dan berkembang manakala masyarakat menghadapi ancaman. L.

Laeyendecker pun mengaitkan kelahiran sosiologi dengan serangkain perubahan berjangka

panjang yang melanda eropa barat di abad pertengahan antaralain

a. Tumbuhnya kapitalisme pada abad 15, kapitalisme lahir (menurut max weber konsultan

dan peneliti 1864-1920) dari sekte kalvinisme dalam agama prostestan dimana ajaran

kalvinisme mengharuskan umatnya untuk menjadikan dunia tempat yg makmur yg

dicapai dengan kerja keras, karena kemakmuran menuntun mereka ke arah surga. Sisi

lain dari ajaran ini adalah mewajibkan umatnya untuk hidup sederhana dan melarang

segala bentuk kemewahan dan foya-foya. Mereka yg semakin makmur

tidakmengkonsumsi melaikan ditanamkan kembali dalam usaha mereka

b. Perubahan di bidang sosial politik dan perubahan berkenaan dengan reformasi marthin

luther

c. Meningkatnya individualisme dan lahirnya ilmu pengetahuan modern

d. Berkembangnya kepercayaan pada dirinya sendiri

e. Revolusi di abad 18 : Revolusi industri serta Revolusi perancis

Kekuatan sosial yang mendorong pertumbuhan sosiologi antara lain : revolusi politik, revolusi

industri, munculnya kapitalisme, munculnya sosialisme, urbanisasi, perubahan keagamaan,

pertumbuhan ilmu

Page 9: pengertian sosiologi

Para Perintis Sosiologi :

Auguste comte ( 1798-1857) pemberi nama sosiologi, Karl marx ( jerman 1818-1883), emile

Durkhiem (1858-1917), max weber (1864-1920)

F. Sejarah Perkembangan Sosiologi di Indonesia

Sejak jaman kerajaan di Indonesia sebenarnya para raja dan pemimpin di Indonesia sudah

mempraktikkan unsur-unsur Sosiologi dalam kebijakannya begitu pula para pujangga

Indonesia. Misalnya saja Ajaran Wulang Reh yang diciptakan oleh Sri PAduka Mangkunegoro

dari Surakarta, mengajarkan tata hubungan antara para anggota masyarakat Jawa yang

berasal dari golongan-golongan yang berbeda, banyak mengandung aspek-aspek Sosiologi,

terutama dalam bidang hubungan antar golongan (intergroup relations)

.

Ki Hajar Dewantoro, pelopor utama pendidikan nasional di Indonesia, memberikan sumbangan

di bidang sosiologi terutama mengenai konsep-konsep kepemimpinan dan kekeluargaan di

Indonesia yang dengan nyata di praktikkan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa.

Pada masa penjajahan Belanda ada beberapa karya tulis orang berkebangsaan belanda yang

mengambil masyarakat Indonesai sebagai perhatiannya seperti Snouck Hurgronje, C. Van

Vollenhoven, Ter Haar, Duyvendak dll. Dalam karya mereka tampak unsur-unsur Sosiologi di

dalamnya yang dikupas secara ilmiah tetapi kesemuanya hanya dikupas dalam kerangka non

sosiologis dan tidak sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Sosiologi pada waktu itu

dianggap sebagai Ilmu pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dengan kata lain

Sosiologi ketika itu belum dianggap cukup penting dan cukup dewasa untuk dipelajari dan

dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan, terlepas dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.

Kuliah-kuliah Sosiologi mulai diberikan sebelum Perang Dunia ke dua diselenggarakan oleh

Sekolah Tinggi Hukum (Rechtshogeschool) di Jakarta. Inipun kuliah Sosiologi masih sebagai

pelengkap bagi pelajaran Ilmu Hukum. Sosiologi yang dikuliahkan sebagin besar bersifat filsafat

Sosial dan Teoritis, berdasarkan hasil karya Alfred Vierkandt, Leopold Von Wiese, Bierens de

Haan, Steinmetz dan sebagainya.

Pada tahun 1934/1935 kuliah-kuliah Sosiologi pada sekolah Tinggi Hukum tersebut malah

ditiadakan. Para Guru Besar yang bertaggung jawab menyusun daftar kuliah berpendapat

Page 10: pengertian sosiologi

bahwa pengetahuan dan bentuk susunan masyarakat beserta proses-proses yang terjadi di

dalamnya tidak diperlukan dalam pelajaran hukum.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, seorang sarjana

Indonesia yaitu Soenario Kolopaking, untuk pertama kalinya member kuliah sosiologi (1948)

pada Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta (kemudia menjadi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik

UGM . Beliau memberika kuliah dalam bahasa Indonesai ini merupakan suatu yang baru,

karena sebelum perang dunia ke dua semua perguruan tinggi diberikan da;am bahasa Belanda.

Pada Akademi Ilmu Politik tersebut, sosiologi juga dikuliahkan sebagai ilmu pengetahuan dalam

Jurusan Pemerintahan dalam Negeri, hubungan luar negeri dan publisistik. Kemudian

pendidkikan mulai di buka dengan memberikan kesempatan kepara para mahasiswa dan

sarjana untuk belajar di luar negeri sejak tahun 1950, mulailah ada beberapa orang Indonesia

yang memperdalam pengetahuan tentang sosiologi.

Buku Sosiologi mulai diterbitkan sejak satu tahun pecahnya revolus fisik. Buku tersebut berjudul

Sosiologi Indonesai oleh Djody Gondokusumo, memuat tentang beberapa pengertian elementer

dari Sosiologi yang teoritis dan bersifat sebagai Filsafat. Selanjutnya buku karangan Hassan

Shadily dengan judul Sosilogi Untuk Masyarakat Indonesia yang merupakan merupakan buku

pelajaran pertama yang berbahasa Indonesia yang memuat bahan-bahan sosiologi yang

modern.

Para pengajar sosiologi teoritis filosofis lebih banyak mempergunakan terjemahan buku-

bukunya P.J. Bouman, yaitu Algemene Maatschapppijleer dan Sociologie, bergrippen en

problemen serta buku Lysen yang berjudul Individu en Maatschapppij.

Buku-buku Sosiologi lainnya adalah Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas karya Mayor Polak,

seorang warga Negara Indonesia bekas anggota Pangreh Praja Belanda, yang telah mendapat

pelajaran sosiologi sebelum perang dunia kedua pada universitas Leiden di Belanda. Beliau

juga menulis buku berjudul Pengantar Sosiologi Pengetahuan, Hukum dan politik terbit pada

tahun 1967. Penulis lainnya Selo Soemardjan menulis buku Social Changes in Yogyakarta

pada tahun 1962. Selo Soemardjan bersama Soelaeman Soemardi, menghimpun bagian-

bagian terpenting dari beberapa text book ilmu sosiologi dalam bahasa Inggris yang disertai

dengan pengantar ringkas dalam bahasa Indonesia dirangkum dalam buku Setangkai Bunga

Sosiologi terbit tahun 1964.

Page 11: pengertian sosiologi

Dewasa ini telah ada sejumlah Universitas Negeri yang mempunyai Fakultas Sosial dan politik

atau Fakultas Ilmu Sosial. Sampai saat ini belum ada Universitas yang mngkhususkan sosiologi

dalam suatu fakultas sendiri, namun telah ada Jurusan Sosiologi pada beberapa fakultas Sosial

dan Politik UGM, UI dan UNPAD.

Penelitian-penelitian sosiologi di Indonesia belum mendapat tempat yang sewajarnya, oleh

karena masyarakat masih percaya pada angka-angka yang relative mutlak, sementara sosiologi

tidak akan mungkin melakukan hal-hal yang berlaku mutlak disebkan masing-masing manusia

memiliki kekhususan. Apalagi masyarakat Indonesai merupakan masyarakat majemuk yang

mencakup beragam suku.