31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri Semakin pesatnya perkembangan teknologi di dunia industri saat ini, mengharuskan kita agar memiliki pengetahuan yang lengkap dan kemampuan yang memadai dalam mengoperasikan peralatan (instrument) yang merupakan hasil dari terapan ilmu kimia. Oleh karena itu, untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan teori kimia disertai penerapannya di bidang industri secara lebih mendalam, maka Sekolah Menegah Kejuruan Analis Kimia Caraka Nusantara memberikan kesempatan kepada siswa-siswinya untuk melaksanakan Prakerin khususnya pada bagian Quality Control. PT Sinar Sosro merupakan salah satu dari beberapa industri minuman terbesar di Indonesia. Perusahaan yang memproduksi minuman beraneka rasa yang berbahan dasar teh ini, dapat memberikan gambaran kepada peserta prakerin tentang peralatan (instrument) yang digunakan untuk memproduksi sebuah minuman (teh). B. Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri 1

Lap. PKL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lap. PKL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri

Semakin pesatnya perkembangan teknologi di dunia industri saat ini,

mengharuskan kita agar memiliki pengetahuan yang lengkap dan kemampuan

yang memadai dalam mengoperasikan peralatan (instrument) yang merupakan

hasil dari terapan ilmu kimia.

Oleh karena itu, untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan teori

kimia disertai penerapannya di bidang industri secara lebih mendalam, maka

Sekolah Menegah Kejuruan Analis Kimia Caraka Nusantara memberikan

kesempatan kepada siswa-siswinya untuk melaksanakan Prakerin khususnya pada

bagian Quality Control.

PT Sinar Sosro merupakan salah satu dari beberapa industri minuman

terbesar di Indonesia. Perusahaan yang memproduksi minuman beraneka rasa

yang berbahan dasar teh ini, dapat memberikan gambaran kepada peserta prakerin

tentang peralatan (instrument) yang digunakan untuk memproduksi sebuah

minuman (teh).

B. Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

Tujuan pelaksanaan praktik kerja industri yang dilaksanakan oleh SMK Analis

Kimia Caraka Nusantara adalah :

1. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan yang dimiliki

siswa sehingga dapat menjadi bekal untuk memasuki lapangan kerja yang

sesuai dengan program studi analisis kimia.

2. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap profesional yang

diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan

bidangnya.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada

suasana / iklim lingkungan kerja yang sebenarnya, baik pekerja menerima

1

Page 2: Lap. PKL

upah (employee) maupun sebagai pekerja mandiri (enterpreneur) terutama

yang berkenaan dengan disiplin kerja.

4. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan proses penyerapan

teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.

5. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan

mengembangkan kesesuaian pendidikan kejuruan.

6. Memberikan peluang masuk penempatan tamatan dan kerja sama.

C. Tujuan Penulisan Laporan Praktik Kerja Industri

Tujuan penulisan laporan praktik kerja industri yang dilaksanakan oleh SMK

Analis Kimia Caraka Nusantara adalah :

1. Siswa mampu memahami, mempraktekan dan mengembangkan pelajaran

atau teori yang diterima di sekolah dan penerapannya di dunia industri.

2. Siswa mampu mencari alternative pemecahan masalah, khususnya analisis

kimia secara lebih luas dan mendalam.

3. Mengumpulkan data untuk kepentingan siswa dan kepentingan sekolah.

4. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah guna pengetahuan siswa

angkatan berikutnya.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

Praktik kerja industri dilaksanakan mulai tanggal 9 Juli 2007 hingga 9

Januari 2008. Setiap siswa mengikuti prakerin tiap Senin sampai dengan Jumat

dimulai pukul 08.00 s.d 16.00 WIB.

PT Sinar Sosro, Cibitung berlokasi di Jl. Imam Bonjol KM. 44 Desa Telaga

Asih, Cikarang Barat, Bekasi 17520.

2

Page 3: Lap. PKL

BAB II

PT SINAR SOSRO, Cibitung

A. Sejarah dan Perkembangan PT Sinar Sosro

Merek SOSRO yang sudah dikenal di masyarakat, sebenarnya

merupakan singkatan dari nama keluarga yaitu Sosrodjojo yang mulai merintis

usaha Teh Wangi Melati pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah

bernama Slawi. Teh Wangi Melati yang  diperkenalkan  pertama  kali  itu 

bermerek Cap Botol.

Pada tahun 1965, Teh Wangi Melati merek Cap Botol yang sudah

terkenal di daerah Jawa mulai diperkenalkan di Jakarta. Saat itu, teknik

mempromosikan Teh Wangi Melati merek Cap Botol di Jakarta dinamakan

strategi Promosi Cicip Rasa dimana secara rutin beberapa staf yang dikoordinir

oleh Bapak Soetjipto Sosrodjojo mendatangi tempat-tempat keramaian dengan

menggunakan mobil dan alat-alat propaganda seperti memutar lagu-lagu untuk

menarik perhatian dan mengumpulkan penonton.

Setelah berhasil mengumpulkan penonton cukup banyak, penonton

yang ada tersebut dibagikan secara cuma-cuma contoh Teh Wangi Melati merek

Cap Botol ( sekarang disebut teknik sampling). Setelah itu, staf yang ada juga

mendemokan cara menyeduh Teh Wangi Melati merek Cap Botol untuk

kemudian dibagikan agar dapat dicicipi langsung oleh penonton sehingga mereka

yakin bahwa ramuan Teh Wangi Melati merek Cap Botol adalah teh yang

memiliki mutu dan kualitas yang baik.

Teknik merebus teh langsung di tempat keramaian itu ternyata

membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga menimbulkan kendala. Penonton

yang sudah berkumpul menjadi tidak sabar dan banyak yang meninggalkan arena

demo sebelum sempat mencicipi seduhan teh tersebut.

Untuk menanggulangi kendala tersebut maka sebelum dibawa ke tempat

keramaian Teh Wangi Melati merek Cap Botol diseduh terlebih dahulu di kantor

dan dimasukkan ke dalam panci untuk kemudian dibawa dengan kendaraan

menuju tempat-tempat keramaian untuk dipromosikan.

3

Page 4: Lap. PKL

Namun, ternyata teknik yang kedua ini juga masih mengalami kendala,

yaitu air teh yang dibawa dalam panci banyak yang tertumpah sewaktu dalam

perjalanan karena kondisi kendaraan dan jalan-jalan di Jakarta pada saat itu belum

sebaik sekarang.

Akhirnya ditempuh cara lain, yaitu air teh yang telah diseduh dikantor

kemudian ditaruh didalam botol-botol bekas limun/kecap yang telah dibersihkan

terlebih dahulu untuk selanjutnya dibawa ketempat tempat kegiatan promosi Cicip

Rasa berlangsung. Ternyata cara yang ketiga ini berjalan baik dan terus di pakai

selama bertahun tahun.

Setelah bertahun-tahun dilakukan teknik promosi Cicip Rasa, akhirnya

pada tahun 1969 muncul gagasan menjual air teh siap minum dalam kemasan

botol dengan merek Teh Botol Sosro. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng

merek Teh seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian

dari nama belakang keluarga Sosrodjojo.

Untuk kemunculan desain botol pertama, adalah pada tahun 1970 dan

desain botol tidak berubah, lebih dari 2 tahun. Untuk desain botol kedua yaitu

pada tahun 1972 juga bertahan sampai dengan 2 tahun.

Dan pada tahun 1974, dengan didirikan PT. Sinar Sosro untuk pertama

kalinya di kawasan Ujung Menteng (waktu itu masuk wilayah Bekasi, tetapi

sekarang masuk wilayah Jakarta), maka desain botol Teh Botol Sosro berubah dan

bertahan sampai sekarang. Pabrik tersebut, merupakan pabrik teh siap minum

dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan pertama di dunia.

Bahan baku Teh SOSRO dipilih hanya dari pucuk daun Teh terpilih dan

terbaik, yang dipetik dari perkebunan milik sendiri. Untuk Produk Teh Botol

SOSRO misalnya, bahan baku yang digunakan adalah daun Teh Hijau terbaik

kualitas Peko yang dicampur dengan bunga melati ( atau lebih dikenal dengan

Jasmine Tea ), dan campuran gula pasir terbaik yang memilik standar warna, rasa

dan ukuran yang dikontrol ketat. Adapun pengolahannya, dengan menggunakan

mesin paling modern dari Jerman yang dilakukan untuk menghasilkan produk

terbaik dengan standar kualitas terjaga.

4

Page 5: Lap. PKL

Saat ini, SOSRO sudah memiliki beberapa aneka jenis produk dan

kemasan dari Teh Seduh, Teh Celup, Teh Siap Minum sampai Teh Siap Minum

Bercita rasa Buah. Karena mendapat dukungan dari sistem distribusi yang

canggih, maka produk – produk SOSRO berhasil menjangkau konsumen

diseluruh pelosok propinsi di Indonesia. Menghadapi era globalisasi, SOSRO

sudah siap berekspansi ke pasar internasional karena produk – produknya

memenuhi kualitas internasional. Dan dengan mempersiapkan jaringan

Internasional seperti negara-negara ASEAN, Australia dan wilayah Timur Tengah

sebagai tujuan ekspor produk SOSRO.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen agar mendapatkan produk

terbaik dengan mutu tetap terjaga, maka SOSRO melakukan langkah sertifikasi

produk. Saat ini, setiap produk SOSRO dijamin HALAL oleh Departemen

AGAMA RI dan dengan standar higienis yang dijamin oleh Departemen

Kesehatan. Adapun kualitas pengolahan dan produknya  terjaga  melalui 

sertifikasi  ISO 9002. SOSRO juga menyadari bahwa kualitas setiap produknya

bisa terjaga apabila dihasilkan dari lingkungan yang baik. Tanggung jawab

SOSRO terhadap lingkungan, dilakukan dengan melalui Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan ( AMDAL ) yang selalu dilakukan pada saat membangun

pabrik baru atau menambah kapasitas yang ada. System "Waste Water Treatment"

yang canggih juga dibangun, sehingga air yang dibuang aman untuk lingkungan.

Jika kita melihat kembali ke awal tentang sejarah bermulanya usaha

keluarga Sosro di Slawi, maka kita juga harus mengenal siapa pendiri awal bisnis

sosro ini. Beliau adalah Bapak Sosrodjojo alm. Dan disebut juga sebagai generasi

ke- I dengan lokasi pemasaran masih berkisar di daerah sekitar Slawi dan Tegal -

Jawa Tengah dan berdomisili di kota Slawi.

Kemudian bisnis yang semakin berkembang ini diteruskan oleh beberapa

putra dari Bapak Sosrodjojo, yang disebut sebagai generasi ke - 2 yaitu :

Bapak Soemarsono Sosrodjojo alm.

Bapak Soegiharto Sosrodjojo.

Bapak Soetjipto Sosrodjojo.

Bapak Surjanto Sosrodjojo.

5

Page 6: Lap. PKL

Pada generasi ke - 2 inilah mulai merintis inovasi teh siap minum

dengan pendistribusian secara nasional dan berkantor di kawasan Cakung -

Bekasi. ( dulu bernama Ujung Menteng ). Pada era 90-an, bisnis keluarga SOSRO

telah memasuki generasi ke - 3 dengan pengembangan usaha minuman ke

berbagai variasi cita rasa, target segmen, benefit dan kemasan. Setelah itu,

cakupan distribusi produknya telah merambah ke kawasan internasional dan tetap

menempati kantor usaha di wilayah Cakung.

B. Ruang Lingkup PT Sinar Sosro

Sosro memiliki beberapa pabrik yang tersebar dipulau Jawa, Bali dan

Sumatera, yaitu :

1. Pabrik produk Teh Botol Sosro, berada di Jakarta ( Cakung ), Pandeglang -

Jawa Barat, Cibitung – Jawa Barat, Ungaran - Jawa Tengah, Surabaya -

Jawa Timur, Gianyar - Bali, Palembang - Sumatera Barat dan Medan –

Sumatera Utara.

2. Pabrik peracikan Teh Wangi Melati, berada di Slawi - Jawa Tengah.

3. Pabrik kemasan Tetra, berada di Tambun – Bekasi, Cibitung – Jawa Barat.

C. Struktur Organisasi PT Sinar Sosro, Cibitung

Dengan dipimpin oleh seorang pemimpin unit (General Manager), pabrik

minuman ini selalu konsisten menjalankan proses produksinya. Berikut 4

depatemen yang berada di PT Sinar Sosro, Cibitung :

1. Departemen P&U (Personalia & Umum).

2. Departemen Accounting & Finance.

3. Departemen QC (Quality Control).

4. Departemen Produksi & Maintenance.

Departemen - departemen tersebut dikepalai oleh manajernya masing-

masing. Pada tiap-tiap departemen masih terbagi dalam beberapa bagian lagi.

Untuk lebih jelasnya lagi, dapat dilihat pada lampiran 1. Di samping itu masih ada

2 bagian yang berada di bawah langsung General Manager, yaitu bagian Gudang

6

Page 7: Lap. PKL

PB/PI (Peti Barang / Peti Kemas) dan bagian Purchasing. Kedua bagian itu

dipimpin oleh masing – masing Supervisor.

D. Bidang Quality Sistem

Pada PT Sinar Sosro, Cibitung terdapat beberapa bagian dalam departemen

QC. Bagian-bagian itu memiliki peranan penting yang ikut berpengaruh dalam

proses kegiatan produksi Teh Botol Sosro yang diawali pada proses pengolahan

bahan baku hingga produk jadinya serta pengolahan limbahnya.

Berikut ini akan dijelaskan fungsi dari masing-masing bagian departemen QC :

1. Bahan Baku (Incoming Material)

Pada bagian ini, dilakukan pengawasan yang ketat terhadap semua

bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi untuk mengetahui

mutunya sehingga dapat menghasilkan produk yang baik. Pengujian dari

seluruh bahan baku itu dilakukan sesuai dengan SOP atau Standard Operation

Procedure dari perusahaan. Sampel bahan-bahan yang diuji antara lain :

a. Teh kering

Pengujiannya berupa kadar tannin dan kadar air dalam teh.

b. Gula pasir

Pengujiannya berupa kesadahan, pH, kadar Fe, kadar gula (Brix), uji

endapan (flox) yang terdapat dalam gula.

c. Natrium Hipoklorit.

Pengujiannya berupa BJ dan klor atau Cl2 dalam kaporit.

d. Caustik Cair (NaOH)

Pengujiannya berupa kadar, BJ larutan NaOH.

e. Asam Nitrat (HNO3)

Pengujiannya berupa kadar serta BJ larutan HNO3

f. Lubo Drive

Pengujiannya berupa

g. Sel atom

Pengujiannya berupa

7

Page 8: Lap. PKL

h. Botol

Pengujiannya berupa tinggi botol, berat, hasil printing merk Sosro,

i. Tutup botol (Crown Cork)

Pengujiannya berupa bobot PolyVinnylChloride (PVC), ketebalan

metal, tinggi crown cork, hasil printing merk Sosro

j. Karton

Pengujiannya berupa hasil printing merk Sosro, bobot, panjang, lebar

karton.

2. Analis

Di bagian ini, pengujian dilakukan secara fisik, kimia dan organoleptik.

Proses ini dilakukan sesuai dengan SOP atau Standard Operation Procedure

dari perusahaan. Bagian analis memiliki kewajiban untuk melakukan

pengendalian mutu produk Teh Botol Sosro yang diawali oleh mutu air yang

akan dipakai hingga mutu produk selama proses inkubasi. Dengan adanya

kewajiban ini, bagian analis harus meningkatkan mutu produk sesuai dengan

harapan perusahaan. Beberapa pengujian yang dilaksanakan dalam bagian

analisa yakni sebagai berikut:

a. Pengujian kadar tannin dalam TCP (Teh Cair Pahit) dan TCM (Teh

Cair Manis) dan sample inkubasi (produk jadi Teh Botol Sosro).

b. Pengujian kadar gula dalam larutan gula (syrup) dan Teh Cair

Manis (TCM) dan sample inkubasi (produk jadi Teh Botol Sosro).

c. Pengujian kesadahan pada larutan gula (syrup), air sumur

(reservoir), air sand filter, air carbon, air softener, feed water, air

kondensat, air boiler 1 dan air boiler 2.

d. Pengujian Cl2 pada air sumur (reservoir), air sand filter, air carbon

dan air softener.

e. Pengujian pH pada Teh Cair Manis (TCM), air sumur (reservoir),

air sand filter, air carbon, air softener, feed water, air kondensat,

air boiler 1, air boiler 2 dan sample inkubasi (produk jadi Teh

Botol Sosro).

8

Page 9: Lap. PKL

f. Pengujian alkalinitas pada air sumur (reservoir), air sand filter, air

carbon, air softener, feed water, air boiler 1 dan air boiler 2.

g. Pengujian kadar klorida pada air sumur (reservoir), air sand filter,

air carbon, air softener, feed water, air boiler 1 dan air boiler 2.

h. Pengujian kadar NO2 pada air sumur (reservoir), air sand filter, air

carbon dan air softener.

i. Pengujian kadar CN- pada air sumur (reservoir), air sand filter, air

carbon dan air softener.

j. Pengujian kadar NH4+ pada air sumur (reservoir), air sand filter, air

carbon dan air softener.

k. Pengujian kadar Fe pada air sumur (reservoir), air sand filter, air

carbon dan air softener, feed water, air boiler 1, air boiler 2.

l. Pengujian kadar Mn pada air sumur (reservoir), air sand filter, air

carbon dan air softener.

m. Pengujian konduktivitas pada air sumur (reservoir), air sand filter,

air carbon, air softener, feed water, air kondensat, air boiler 1 dan

air boiler 2.

n. Pengujian turbidity (NTU) pada air sumur (reservoir), air sand

filter, air carbon, air softener, feed water, air kondensat, air boiler

1, air boiler 2 dan sample inkubasi (produk jadi Teh Botol Sosro).

o. Pengujian kadar SO32- pada feed water, air kondensat, air boiler 1

dan air boiler 2.

p. Pengujian kadar Silika pada feed water, air kondensat, air boiler 1

dan air boiler 2.

q. Pengujian warna (Hazen) pada air sumur (reservoir), air sand filter,

air carbon, air softener dan sample inkubasi (produk jadi Teh Botol

Sosro).

r. Pengujian kadar PO43- pada feed water, air kondensat, air boiler 1

dan air boiler 2.

s. Pengujian secara fisik dari sample inkubasi (produk jadi Teh Botol

Sosro) berupa ukuran crown crimp dan head space.

9

Page 10: Lap. PKL

t. Pengujian secara organoleptik dari sample inkubasi (produk jadi

Teh Botol Sosro) berupa warna, kejernihan, aroma dan volume.

3. Mikrobiologi

Di bagian mikrobiologi, dilakukan pengawasan terhadap produk jadi

untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan benar-benar terjamin

higienitasnya dari berbagai kuman dan penyakit. Karena produk yang

dihasilkan berupa produk minuman kemasan botol & tetra siap saji maka

peranan bagian ini sangatlah penting bagi konsumen. Berikut ini merupakan

beberapa pengujian yang dilakukan terhadap produk Sosro :

a. Uji keberadan mikroba dengan menggunakan media Nutrient Agar.

b. Uji bakteri coli (Eschericia Coli) dengan menggunakan media Mac

Conkey Broth.

c. Uji keberadaan jamur / kapang dengan menggunakan media Yeast

Extract Agar.

Jika pada sample inkubasi produk Sosro terdapat bakteri atau jamur,

maka bagian ini akan memberitahu bagian-bagian lainnya untuk

mengantisipasi turunnya produk ke tangan konsumen.

4. Field Inspector

Bagian field inspector mempunyai andil yang cukup besar selama proses

bottling produk Sosro, karena di sini mutu dari produk di saat-saat proses

produksi akan dijaga secara ketat oleh petugas lapangan. Apabila terjadi

kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada proses pembottlingan maka

petugas lapangan akan segera berkoordinasi dengan bagian analis untuk

mencari tahu penyebabnya sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian

yang terlalu besar. Beberapa kegiatan pengawasan yang dilaksanakan field

inspector sebagai berikut :

a. Pemeriksaan suhu Teh Cair Manis (TCM) di bagian pasteurisasi

dan filterisasi.

10

Page 11: Lap. PKL

b. Pemeriksaan suhu air bilasan botol (warm water1, warm water 2,

cold water).

c. Pemeriksaan kadar caustic (larutan NaOH) pada mesin bottle

washer.

d. Pemeriksaan kadar caustic (larutan NaOH) pada botol yang telah

dibilas.

e. Pemeriksaan suhu produk jadi Teh Botol Sosro.

f. Pemeriksaan printing coding pada produk jadi Teh Botol Sosro.

g. Pemeriksaan ukuran crown cork pada produk jadi Sosro.

h. Pemeriksaan kepekaan dari mesin Empty Bottle Inspetion (EBI).

i. Pemeriksaan sanitasi pada bagian pasteurisasi, filterisasi serta

kitchen.

5. Proses Pengolahan Air Limbah (Waste Water Treatment

Process/WWTP)

Bagian WWTP memiliki andil yang cukup besar dalam melestarikan

lingkungan organic di sekitar wilayah pabrik Sosro, Cibitung. Dengan adanya

ini, maka jumlah dari toksisitas limbah yang dihasilkan dapat diturunkan

hingga batas senormal mungkin. Dengan menggunakan system pengolahan

limbah secara anaerobic dapat dihasilkan air yang dapat digunakan untuk

menyiram tanaman serta mengisi kolam ikan. Dalam prosesnya, penguji

melakukan pengujian terhadap hasil olahan air limbah, dengan rincian

berikut :

a. Di bagian sump-pit berupa temperature, pH dan water level

control.

b. Di bagian equalisasi berupa temperature, pH, VFA (Volatile Fatty

Acid/ Asam Lemak Bebas) dan COD (Chemical Oxygen Demand).

c. Di bagian MUR (Methane) berupa temperature, pH, VFA (Volatile

Fatty Acid/ Asam Lemak Bebas) dan COD (Chemical Oxygen

Demand).

11

Page 12: Lap. PKL

d. Di bagian aerasi berupa sludge, DO (Dissolved Oxygen), TSS dan

VSS.

e. Di bagian clarifier berupa temperature, pH dan COD (Chemical

Oxygen Demand).

6. Below Standard & Karantina

Di bagian ini, produk jadi Sosro yang bermasalah akan diseleksi yang

kemudian akan dikarantina. Pegujian terhadap produk hanya dilakukan pada

sejumlah produk yang bermasalah saja. Jika masalah pada produk tersebut

belum terlalu fatal maka produk jadi itu akan direcycling.

Beberapa macam penyimpangan yang terjadi pada produk Sosro yang

mengakibatkan produk tersebut ditempatkan di bagian ini antara lain:

a. Produk basi namun warnanya masih normal. Ciri – cirinya adalah

warna standar, berjamur, pH di bawah standar dan hasil test mikro

melebihi standar.

b. Produk basi disertai perubahan warna. Ciri – cirinya adalah warna

pucat, keruh, mengendap, pH di bawah standar dan hasil test mikro

melebihi standar.

c. Produk pecah di bagian tutupnya maupun badan botol.

d. Volume produk yang kurang

e. Adanya benda asing di dalam produk termasuk kerak teh.

f. Produk Teh Botol Sosro di dalam kemasan botol asing ( selain

botol standar Sosro ).

g. Tutup botol produk yang miring, berkarat ataupun bekas dibuka.

h. Produk yang kosong namun tertutup.

i. Produk yang telah kadaluarsa.

12

Page 13: Lap. PKL

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Bermacam – macam zat kimia seperti ozon (O3), klor (Cl2), klordioksida

(ClO2) dan proses fisik seperti penyinaran dengan sinar ultra violet, pemanasan,

dan sebagainya digunakan untuk desinfeksi air. Dari bermacam – macam zat itu,

klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan mempunyai

daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah pembubuhannya (residu klor).

Selain membunuh bakteri dan mikroorganisme, klor juga mampu

mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe 2+ Fe 3+, Mn 2+ Mn 3+ , dan

memecah molekul organis seperti warna. Selama prose situ, klor sendiri direduksi

sampai menjadi (Cl-) klorida yang tidak mempunyai daya desinfeksi. Di samping

itu, klor juga bereaksi terhadap amoniak.

Klor berasal dari gas klor Cl2, NaOCl, Ca(OCl)2 kaporit atau larutan HOCl

(asam hipoklorik). Breakpoint chlorination adalah jumlah klor yang dibutuhkan

sehingga:

Semua zat yang dapat dioksidasi teroksidasi

Amoniak hilang sebagai gas N2

Masih ada residu klor aktif terlarut yang konsentrasinya dianggap perlu

utuk pembasmian kuman.

Reaksinya :

Cl2 + H2O ↔ H+ + Cl- + HOCl

HOCl ↔ OCl- + H+

Asam hipoklorit yang tidak terpecah adalah zat pembasmi yang paling efisien

bagi bakteri.

13

Page 14: Lap. PKL

BAB IV

PENGUJIAN SAMPEL

A. Prinsip

Dalam keadaan asam, NaOCl akan melepaskan klor aktif kemudian klor

yang terbentuk mengoksidasi KI menjadi I2. I2 yang terbentuk dititrasi

terhadap Na2S2O3. Sisa I2 akan bereaksi terhadap Amylum membenuk Iod’

Amylum.

B. Reaksi

NaOCl + H2SO4 Na2SO4 + H2O + Cl2

CL2 + 2 KI 2 KCl + I2

I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6

~ I2 + Amylum Iod’Amylum

C. Teknik Sampling

Contoh diambil dari drum secukupnya dengan menggunakan botol

sample. Tempat pengambilan sample ditutup kembali dengan baik.

D. Persiapan Reagen

Sebelum menganalisa, beberapa reagen yang dipersiapkan antara lain :

1. Larutan baku primer Na2S2O3 0,1 N

a. Ditimbang 24,818 gram Na2S2O3. 5 H2O p.a dengan menggunakan

kaca arloji.

b. Dimasukkan zat tersebut ke dalam Labu Ukur 1000 ml,

ditambahkan Aquadest bebas CO2 dan homogenkan.

c. Jika sudah terlarut sempurna, larutan dibakukan dengan cara

sebagai berikut :

d. Ditimbang gram K2Cr2O7, lalu masukkan ke dalam erlemeyer,

ditambahkan 50 ml aquadest bebas CO2, lalu dihomogenkan.

14

Page 15: Lap. PKL

e. Ditambahkan 1 ml HCl 37 %, 10 ml KI 10 % ke dalam erlemeyer.

f. Larutan dititrasi terhadap larutan baku primer Na2S2O3 0,1 N

hingga terjadi perubahan warna dari coklat menjadi hijau.

g. Ditambahkan 3 tetes amylum ke dalam erlemeyer, dititrasi kembali

hingga terjadi perubahan warna dari ungu menjadi hijau jernih.

h. (Pembakuan Natrium Tio Sulfat dilakukan 2 bulan sekali).

2. Larutan H2SO4 4 N

a. Kedalam Labu Ukur 100 ml, dimasukkan 50 ml aquadest bebas

CO2 dan 11,1 ml H2SO4 95-97 % (secara perlahan-lahan lewat

dinding labu).

b. Lalu, di tandabataskan dengan aquadest bebas CO2 dan

dihomogenkan.

3. Larutan KI 10 %

a. Ditimbang 50 gram KI, lalu dimasukkan ke dalam Beaker Glass

600 ml.

b. Ditambahkan aquadest hingga beratnya 500 gram, lalu

dihomogenkan.

4. Larutan indicator amylum 2,5 %

a. Ditimbang 2,5 gram Starke Losclich, lalu dimasukkan ke dalam

Beaker Glass 600 ml.

b. Ditambahkan aquadest dingin sebanyak 10 ml, lalu dihomogenkan.

c. Lalu, ditambahkan aquadest panas hingga 100 ml, dididihkan dan

ditutup.

E. Alat-Alat

Peralatan yang digunakan dalam penetapan kadar ini mulai dari proses

sampling hingga proses analisis, yaitu :

Pipet Volume 5 ml

Labu Ukur 100 ml

Pipet Tetes

Erlemyer 250 ml

Buret

Botol sample kaporit

Masker

Vinnyl Gloves

15

Page 16: Lap. PKL

Safety Glass Piknometer

F. Cara Kerja

1. Penetapan Kadar Klorin

a. Dipipet 5 ml sample kaporit dalam Labu Ukur 100 ml kemudian

tanda bataskan dengan aquadest dan homogenkan.

b. Dipipet 10 ml larutan dari Labu Ukur 100 ml, dimasukkan ke

dalam erlemyer.

c. Ditambah 5 ml KI 10% dan 2 ml H2SO4 4N sehingga larutan

berwarna coklat kemerahan.

d. Lalu, larutan tersebut dititrasi terhadap Na2S2O3 0,1 N hingga

berwarna kuning muda.

e. 1 ml indicator amylum 2,5 % ditambahkan ke dalam erlemeyer,

dilanjutkan titrasi terhadap Na2S2O3 0,1 N hingga berwarna ungu

hilang (tak berwarna).

2. Penetapan BJ Kaporit

a. Ditimbang piknometer kosong beserta tutupnya (dalam keadaan

kering), sebut sebagai A gram.

b. Ditambahkan sample kaporit cair ke piknometer tersebut. (Bagian

dinding luar dibersihkan dengan air secara hati-hati & dilap dengan

tissue).

c. Bobot piknometer ditimbang secara hati-hati. (Anggap sebagai B

gram).

d. Di catat volume tertulis pada piknometer. (Anggap sebagai C

gram).

16

Page 17: Lap. PKL

G. Perhitungan

1. Pembakuan bobot Na2S2O3. 5 H2O

Mol Na2S2O3 = mol K2Cr2O7

= g K2Cr2O7

Mr K2Cr2O7

Grek Na2S2O3 = grek K2Cr2O7

= mol K2Cr2O7

BE K2Cr2O7

Normalitas Na2S2O3 = grek Na2S2O3

ml Na2S2O3

2. Penetapan Kadar Klorin

Kadar Cl2 = Vol. Na2S2O3 x N Na2S2O3 x FP x 35,5 x 100 %

Vol. sample x BJ x 1000

3. Penetapan BJ Kaporit

BJ = B-A

C

BAB V

17

Page 18: Lap. PKL

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembakuan Na2S2O3. 5 H2O

Bobot

K2Cr2O7

Volume

Na2S2O3

Perubahan Warna

Sebelum

Titik Akhir

Setelah Titik

Akhir

52,3 mg 10,84 ml Ungu violet Tak berwarna

54,8 mg 11,34 ml Ungu violet Tak berwarna

Normalitas ( I ) Na2S2O3 :

mmol Na2S2O3 = mmol K2Cr2O7

= mg K2Cr2O7

Mr K2Cr2O7

= 52,3 mg

294,19 g/mol

= 0,1778 mmol

mgrek Na2S2O3 = mgrek K2Cr2O7

= mmol K2Cr2O7

BE K2Cr2O7

= 0,1778 mmol

1/6

= 1,0667 mgrek

Normalitas Na2S2O3 = mgrek Na2S2O3

ml Na2S2O3

= 1,0667 mgrek

10,84 ml

= 0,0984 N

18

Page 19: Lap. PKL

Normalitas (II) Na2S2O3 :

mmol Na2S2O3 = mmol K2Cr2O7

= mg K2Cr2O7

Mr K2Cr2O7

= 54,8 mg

294,19 g/mol

= 0,1863 mmol

mgrek Na2S2O3 = mgrek K2Cr2O7

= mmol K2Cr2O7

BE K2Cr2O7

= 0, 1863 mmol

1/6

= 1,1176 mgrek

Normalitas Na2S2O3 = mgrek Na2S2O3

ml Na2S2O3

= 1,1176 mgrek

11,34 ml

= 0,0986 N

Normalitas Na2S2O3 rata-rata = N (I) Na2S2O3 + N (II) Na2S2O3

2

= 0,0984 N + 0,0986 N

2

= 0,0985 N

B. Penetapan Kadar Klorin

Kadar Cl2 = Vol. Na2S2O3 x N Na2S2O3 x FP x 35,5 x 100 %

19

Page 20: Lap. PKL

Vol. sample x BJ x 1000

= 18,2 ml x 0,0985 N x 20 x 35,5 x 100 %

10 x 1,18442 x 1000

= 10,749 %

C. Penetapan BJ Kaporit

BJ = B-A

C

= 50,3051 gram – 20,3795 gram

25,266 gram

= 1,18442

BAB VI

PENUTUP

20

Page 21: Lap. PKL

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh, kita dapat mengetahui bahwa kadar

klorin pada sample NaOCl milik Incoming Material adalah 10,749% sedangkan

BJ-nya adalah 1,1842.

B. SARAN

1. Sebaiknya para karyawan selalu memperhatikan kesehatan dan

keselamatannya selama bekerja.

2. Suasana kerjasama & kekeluargaan selama bekerja harus lebih

ditingkatkan lagi.

3. Masih dibutuhkannya kesadaran bagi para karyawan untuk selalu

menggunakan alat pelindung diri yang lengkap selama bekerja.

4. Disiplin waktu serta tanggung jawab terhadap peralatan kerja

sebaiknya selalu diperhatikan.

21