kecelakaan tambang

Embed Size (px)

Citation preview

Fatality Di Pit Bintang KPC, Satu Pekerja Meninggal Dunia

Operasi penambangan batubara di tambang KPC, Sangatta Kaltim. (ilustrasi)

Abraham Lagaligo [email protected] Sangatta TAMBANG. Musibah mewarnai kegiatan operasi PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Pit Bintang, Sangatta, Kalimantan Timur. Seorang pekerja meninggal dunia, setelah tertarik derasnya air pipa inlet di pit batubara, yang konon terbesar se-Asia Tenggara itu. Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengirimkan dua Inspektur Tambang ke sana, guna melakukan investigasi. Saat ini, penyebab pasti kecelakaan tambang yang menimbulkan hilangnya nyawa (fatality) itu, masih dalam penyelidikan. Seperti dituturkan sumber Majalah TAMBANG, insiden fatality itu terjadi pada Sabtu pagi menjelang siang, 14 Januari 2012, pukul 09.30 waktu Indonesia tengah (WITA). Kejadian bermula, saat dua karyawan kontraktor untuk crew pompa KPC, sedang mengurangi overflow air dari pipa inlet. Mereka bekerja pada pipa inlet di posisi turunan, dengan ketinggian sekitar 40 meter. Untuk melihat aliran aktif dan tidak, seorang di antara menggunakan kaki. Saat itulah, satu kaki korban tertarik masuk ke pipa, akibat derasnya aliran air. Rekan yang bersamanya gagal menariknya ke atas. Saat dievakuasi, kondisi korban cukup menyedihkan. Satu kakinya masuk ke pipa inlet, satu kaki lainnya berikut badan korban berada di ujung pipa inlet. Team rescue saat evakuasi juga kesulitan dan harus menggunakan alat. Usia korban 26 tahun, tambah sumber Majalah TAMBANG. Kasubdit Keselamatan Pertambangan Minerba, Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Eko Gunarto membenarkan kejadian itu. Untuk itu, Eko telah menugaskan dua Inspekstur Tambang ke Pit Bintang KPC, sejak Minggu pagi, 15 Januari 2012. Kejadiannya Sabtu pagi, kami mendapat informasi Sabtu sore. Maka dari itu, Minggu pagi sudah kami tugaskan dua Indpekstur Tambang ke lokasi fatality. Tugas utama mereka mencari penyebab kecelakaan tambang itu, ujar Eko kepada Majalah TAMBANG, Senin, 16 Januari 2012. Menurut Eko, hingga Senin malam Inspektur Tambang masih bekerja, dan belum diperoleh kesimpulan penyebab pasti kecelakaan. Adapun jika ditemukan penyebabnya, Inspektur Tambang akan memberikan sejumlah rekomendasi kepada Kepala Teknik Tambang KPC. Dari informasi lanjutan yang dikumpulkan media ini, korban fatality itu bernama Mashadi Alwi, asal Ponorogo Jawa Timur. Bapak seorang putri ini adalah karyawan PT Kaltim Nusa Etika (KNE), salah satu kontraktor KPC yang bermarkas di Kutai Timur.

TAMBANG, 15 Maret 2011 | 09.24

PTNNT Laporkan Kecelakaan Fatal Di Tambang Batu HijauAbraham Lagaligo [email protected] Sumbawa Barat TAMBANG. PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) melaporkan kecelakaan tragis di tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Selasa, 15 Maret 2011. Seorang pekerja, Irawan, dilaporkan meninggal akibat fatality (kecelakaan tambang yang mengakibatkan mati) di Warehouse Con 1 itu. Saat ini segenap manajemen dan karyawan perusahaan tambang emas dan tembaga itu masih dalam suasana berkabung. Sungguh berat bagi saya untuk menyampaikan kepada Anda semua bahwa hari ini sekitar pukul 9:30 pagi, Pak Irawan, salah satu anggota keluarga besar PTNNT yang sangat berjasa, telah meninggal dunia karena cedera yang dialaminya akibat kecelakaan forklift di Warehouse Con 1, kata David Lilley, General Manager Operasi PTNNT. Almarhum Irawan, pekerja tambang Batu Hijau asal Taliwang, Sumbawa Barat ini, meninggalkan seorang isteri, Hadiatullah dan seorang puteri, Khadiratunnisa. Mari kita panjatkan doa dan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga, teman dan rekan kerja Pak Irawan. Saat ini kita tengah melakukan semua yang bisa kita lakukan untuk mendukung mereka melewati masa yang sulit dan menyedihkan ini, kata David Lilley. Manager Humas PTNNT, Kasan Mulyono mengatakan, pejabat pemerintah dan kepolisian telah dilapori tentang kecelakaan ini, dan penyelidikan tengah berlangsung. Sementara itu Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Syawaluddin Lubis yang dihubungi Majalah TAMBANG pada Selasa malam, menyatakan belum bisa menjelaskan sebab musabab fatality tersebut. Menurutnya, Inspektur Tambang (IT) yang ditugaskan menyelidiki kecelakaan tambang itu, baru saja berangkat menuju site Batu Hijau. "Belum ada karena IT baru berangkat ke Jobsite, saya juga masih di Manado menghadiri ARF DIREX 2011," jelasnya melalui SMS, saat ditanya tentang rekomendasi dan hasil penyelidikan pemerintah. Kasan mengatakan, segenap manajemen dan karyawan PTNNT saat ini masih berada dalam suasana berkabung. Maka dari itu, pihaknya belum bisa banyak memberikan keterangan terkait fatality tersebut. Selain menjaga perasaan keluarga korban, juga menunggu hasil penyelidikan pihak yang berwenang.