12
Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil . Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon , hidrogen dan oksigen . Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C 137 H 97 O 9 NS untuk bituminus dan C 240 H 90 O 4 NS untuk antrasit. Daftar isi [sembunyikan ] 1 Batu bara secara umum o 1.1 Umur batu bara o 1.2 Materi pembentuk batu bara o 1.3 Penambangan o 1.4 Kelas dan jenis batu bara o 1.5 Pembentukan batu bara 2 Batu bara di Indonesia o 2.1 Endapan batu bara Eosen o 2.2 Endapan batu bara Miosen o 2.3 Sumberdaya batu bara 3 Gasifikasi batu bara 4 Bagaimana membuat batu bara bersih o 4.1 Membuang NOx dari batu bara 5 Cadangan batu bara dunia 6 Negara pengekspor batu bara utama 7 Lihat pula 8 Referensi 9 Pranala luar Batu bara secara umum[sunting | sunting sumber ] Umur batu bara[sunting | sunting sumber ] Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara

Batu bara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

batu bara

Citation preview

Batu baraadalah salah satubahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melaluiproses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri darikarbon,hidrogendanoksigen.Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.Daftar isi[sembunyikan] 1Batu bara secara umum 1.1Umur batu bara 1.2Materi pembentuk batu bara 1.3Penambangan 1.4Kelas dan jenis batu bara 1.5Pembentukan batu bara 2Batu bara di Indonesia 2.1Endapan batu bara Eosen 2.2Endapan batu bara Miosen 2.3Sumberdaya batu bara 3Gasifikasi batu bara 4Bagaimana membuat batu bara bersih 4.1Membuang NOx dari batu bara 5Cadangan batu bara dunia 6Negara pengekspor batu bara utama 7Lihat pula 8Referensi 9Pranala luarBatu bara secara umum[sunting|sunting sumber]Umur batu bara[sunting|sunting sumber]Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340juta tahun yang lalu(jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.Materi pembentuk batu bara[sunting|sunting sumber]Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut: Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari periode ini. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari periode ini. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon diEropadanAmerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti diAustralia,IndiadanAfrika. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.Penambangan[sunting|sunting sumber]

Tambang batu bara diBihar, India.Penambangan batu baraadalah penambangan batu bara daribumi. Batu bara digunakan sebagaibahan bakar. Batu bara juga dapat digunakan untuk membuatcokeuntuk pembuatanbaja.[1]Tambang batu bara tertua terletak diTower CollierydiInggris.Kelas dan jenis batu bara[sunting|sunting sumber]Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut. Antrasitadalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsurkarbon(C) dengan kadar air kurang dari 8%. Bituminusmengandung 68 - 86% unsurkarbon(C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia. Sub-bituminusmengandung sedikitkarbondan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus. Lignitatau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.Pembentukan batu bara[sunting|sunting sumber]Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni: Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.Batu bara di Indonesia[sunting|sunting sumber]Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk PulauSumateradanKalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurutSkala waktu geologi.Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.[2]Endapan batu bara Eosen[sunting|sunting sumber]Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen diSumateradanKalimantan.Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatera. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjamanLempeng Indo-Australia.[3]Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.Di Kalimantan bagian tenggara, pengendapan batu bara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas namun di Sumatera umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di Sumatera bagian tengah, endapan fluvial yang terjadi pada fase awal kemudian ditutupi oleh endapan danau (non-marin).[3]Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara dimana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batu bara yang terjadi pada dataran pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh sedimen marin berumur Eosen Atas.[4]Endapan batu bara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan berikut:Pasirdan Asam-asam (Kalimantan SelatandanTimur),Barito(Kalimantan Selatan), Kutai Atas (Kalimantan TengahdanTimur), Melawi dan Ketungau (Kalimantan Barat), Tarakan (Kalimantan Timur), Ombilin (Sumatera Barat) danSumateraTengah (Riau).Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Eosen di Indonesia.TambangCekunganPerusahaanKadar air total (%ar)Kadar air inheren (%ad)Kadar abu (%ad)Zat terbang (%ad)Belerang (%ad)Nilai energi (kkal/kg)(ad)

SatuiAsam-asamPT Arutmin Indonesia10.007.008.0041.500.806800

SenakinPasirPT Arutmin Indonesia9.004.0015.0039.500.706400

PetangisPasirPT BHP Kendilo Coal11.004.4012.0040.500.806700

OmbilinOmbilinPT Bukit Asam12.006.50