27
BAB I DASAR TEORI 1.1Batuan Sedimen Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat litifikasi dari bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau hasil kegiatan organisme. Kenampakan yang paling menonjol dari jenis batuan sedimen adalah perlapisan, struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin, mengandung fosil dan masih banyak lagi. 1.2Penggolongan dan Penamaan Batuan Sedimen Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: a. Batuan Sedimen Klastik Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari pengendapan kembali hasil rombakan batuan asal,baik dari batuan beku, metamorf ataupun dari batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua. b. Batuan Sedimen Nonklastik

Gamping Kristalin,Batu Bara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gamping Kristalin,Batu Bara

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat litifikasi dari bahan

rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau hasil kegiatan organisme.

Kenampakan yang paling menonjol dari jenis batuan sedimen adalah perlapisan,

struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin,

mengandung fosil dan masih banyak lagi.

1.2 Penggolongan dan Penamaan Batuan Sedimen

Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2

golongan, yaitu:

a. Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari

pengendapan kembali hasil rombakan batuan asal,baik dari batuan beku,

metamorf ataupun dari batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua.

b. Batuan Sedimen Nonklastik

Batuan sedimen nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil

reaksi kimia ataupun hasil kegiatan organisme.

Page 2: Gamping Kristalin,Batu Bara

Sekepal batuan

kristalin

Batuan beku Batuan metamorfnon foliasi

1.3 Cara Pemerian Batuan Sedimen

komposisi

Batuan metamorfik berfoliasi

Breksia konglemerat Sandstone Siltstone Calystone

Batuan sediment non

Breksi / konglomerat

Batupasir Batulanau Batulempung

Batuan sediment klastik campuran

Batuan sedimen silisiklastik

Batuan sedimen karbonat

Ukuran

butir

2 mm = kalsidurit 2-0,06 mm = kalkarenit < 0.06 mm = kalsilutit

Batuan sedimen

Kekerasan

& BJ

Batuan sedimen klastik

foliasi

Batuan beku Batuan metamorfik Batuan sedimen non

klastik

Page 3: Gamping Kristalin,Batu Bara

1.4 Pemerian Batuan Sedimen Klastik

1.4.1 Tekstur Batuan Sedimen Klastik

1. Ukuran Butir (Grain Size)

Tabel 1.1 Tabel ukuran butir batuan sedimen

2. Pemilahan (Sorting)

Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir

penyusun batuan endapan / sedimen. Dalam pemilahan

dipergunakan pengelompokkan sebagai berikut :

Besar butir (mm) Nama butiran

> 256 Bongkah (boulder)

64 – 256 Brangkal (couble)

4 – 64 Kerakal (pebble)

2 – 4 Kerikil (gravel)

1 – 2 Pasir sangat halus (very coarse)

0,5 – 1 Pasir kasar (coarse)

0,25 – 0,5 Pasir menengah (medium)

0,125 – 0,25 Pasir halus (fine)

0,06 – 0.125 Pasir sangat halus (very fine)

0,004 – 0,06 Lanau (silt)

< 0,004 Lempung (clay)

Page 4: Gamping Kristalin,Batu Bara

a. Terpilah baik (well sorted), diperlihatkan oleh ukuran besar

butir yang seragam pada semua komponen batuan sedimen.

b. Terpilah buruk (poorly sorted), merupakan kenampakan pada

batuan sedimen yang memiliki besar butir yang beragam

dimulai dari lempung hingga kerikil atau bahkan bongkah.

c. Terpilah sedang, adakalanya seorang peneliti menggunakan

pemilahan ini untuk mewakili kenampakan yang agak

seragam.

3. Kebundaran (Roundness)

Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya

bagian tepi butiran pada batuan sedimen klastik sedang sampai

kasar. Kebundaran itu dibagi menjadi :

a. Membundar sempurna (well rounded), hampir semua

permukaan cembung

b. Membundar (Rounded), umumnya memiliki permukaan

bundar, ujung-ujung dan tepi butiran cekung

c. Agak membundar (Subrounded), permukaan umumnya datar

dengan ujung-ujung yang membundar

d. Agak menyudut (Sub angular), perkukaan datar dengan

ujung-ujung yang tajam

e. Menyudut (Angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung

butir runcing dan kasar.

4. Kemas (Fabric)

Yaitu banyak sedikitnya rongga antar butir pada batuan

sedimen.

a. Kemas Tertutup, batuan sedimen yang memiliki sedikit ruang

antar butir

b. Kemas Terbuka, adanya banyak ruang atau rongga antar butir

yang cenderung tertutup yang memiliki ukuran butir pasir

halus hingga lempung karena pada ukuran tersebut cenderung

sekali memiliki ruang antar butir.

Page 5: Gamping Kristalin,Batu Bara

1.4.2 Struktur Batuan Sedimen Klastik

Pada batuan sedimen mempunyai banyak struktur yang diakibatkan

oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Macam struktur

dalam batuan sedimen :

a. Perlapisan sejajar : bidang perlapiusan saling sejajar

b. Perlapisan pilihan : susunan butir berubah teratur dari halus ke kasar

dalam arah vertikal

c. Perlapisan silang siur : perlapisan yang membentuk sudut

d. Perlapisan pada bidang perlapisan : terbentuknya dapat diakibatkan oleh

penggerusan, pembebanan atau penguapan

e. Laminasi : perlapisan sejajar dengan ketebalan < 1 cm

f. Gelembur gelombang : terbentuk karena pergerakan air atau angin

g. Cetak beban : cetakan akibat pembebanan pada sedimen yang masih

plastis

h. Bekas jejak organisme : bekas rayapan, rangka, atau tempat berhenti

binatang

1.4.3 Komposisi Mineral

1. Fragmen

Frakmen adalah bagian butiran yang berukuran lebih besar, dapat

berupa pecahan-pecahan batuan, mineral, cangkang fosil dan zat organik.

2. Matrik (masa dasar)

Page 6: Gamping Kristalin,Batu Bara

Matriks adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan

terletak diantaranya sebagai masa dasar. Dapat berupa pecahan batuan, mineral

atau fosil.

3. Semen

Semen adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butir

sedimen, dapat berbentuk amorf dan kristalin. Bahan-bahan sedimen yang lazim

adalah :

a. Semen karbonat (kalsit dan dolomite)

b. Semen silika (kalsedon, kuarsit)

c. Semen oksida besi (limonit, hematit dan siderit)

Namun pada sedimen berbutir halus (lempung dan lanau) semen umumnya tidak

hadir karena tidak adanya rongga antar butiran.

1.5 Pemerian Batuan Sedimen Non Klastik

1.5.1 Tekstur Batuan Sedimen Non Klastik

1. Kristalin

Terdiri dari kristal – kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristal yang

saling mengunci satu sama lain.

Nama Butir Besar Butir (mm)

Berbutir kasar 2

Bebutir sedang 1/16

Berbutir halus 1/256

Berbutir sangat halus < 1/256

2. Amorf

Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal – kristal atau

metamorf (nonkristalin).

1.5.2 Struktur Batuan Sedimen Non Klastik

Page 7: Gamping Kristalin,Batu Bara

1. Fossiliferous, struktur yang menunjukkan adanya fosil

2. Oolitik, dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik,

bersifat konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.

3. Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.

4. Konkresi, sama dengan oolitik namun tidak konsentris.

5. Cone in cone, struktur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan

kerucut per kerucut.

6. Bioherm, tersusun oleh organisme murni insitu.

7. Biostorm, sejenis bioherm namun bersifat klastik.

8. Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Ciri

khasnya adalah rekahan – rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan

lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang memuai celah –

celahnya terisi oleh mineral karbonat.

9. Goode, banyak dijumpai pada batu gamping, berupa rongga – rongga

yang berisi kristal – kristal yang berupa kalsit maupun kuarsa yang

tumbuh ke arah pusat rongga tersebut.

10. Styolit, kenampakan bergerigi pada batu gamping sebagai hasil pelarutan.

1.5.3 Komposisi Mineral Batuan Sedimen Non Klastik

Komposisi mineral batuan sedimen nonklastik cukup penting dalam

menentukan penamaan batuan. Pada batuan sedimen jenis nonklastik biasanya

komposisi mineralnya sederhana yaitu bisa terdiri dari satu atau dua macam

mineral.

Sebagai contoh komposisi mineral pada:

Page 8: Gamping Kristalin,Batu Bara

Batu gamping : Kalsit, dolomit

Chert : Kalsedon

Gypsum : Mineral gypsum

Anhidrit : mineral anhidrit

1.6 Pemerian Batuan Sedimen Karbonat

Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang

dominan (lebih dari 50%) terdiri dari batugamping yang terbentuk dari

pengendapan mineral – mineral atau garam – garam karbonat, yang secara umum

meliputi batugamping dan dolomit.

a. Batugamping Klastik :

Batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detritur

batugamping asal. Contoh : Kalsirudit, Kalkarenit, Kalsilutit.

b. Batugamping Non Klastik :

Terbentuk dari proses kimia maupun aktivitas organisme dan umum

monomineralik.

Dapat dibedakan :

Hasil Biokimia : bioherm, biostorm

Hasil Larutan Kimia : travertine, tufa

Hasil Replacement : batugamping fosfat, batugamping

dolomit, dll.

1.6.1 Pemerian Batu Gamping Klastik

a. Tekstur Batu Gamping Klastik

Sama pada pemerian batuan sedimen klastik, hanya saja istilahnya

meliputi:

Nama Butir Ukuran Butir (mm)

Rudite >1

Page 9: Gamping Kristalin,Batu Bara

Arenit 0,062 – 1

Lutite < 0,062

b. Struktur Batu Gamping Klastik

Pemerian sama halnya dengan pada batuan sedimen klastik.

c. Komposisi Batu Gamping Klastik

Terdapat juga pemerian fragmen, matrik, dan semen hanya terdapat

perberdaan istilah, yaitu :

1) Allochem : adalah fragmen yang tersusun oleh kerangka atau butiran

klastik abrasi batu gamping yang sebelumnya telah ada.

Macam – macam Allochem :

- Skeletal (Kerangka Organisme), berupa cangkang binatang atau

kerangka hasil pertumbuhan

- Interclas, merupakan butiran – butiran dari hasil abrasi

batugamping yang telah ada.

- Pisolit, merupakan butiran – butiran oolit yang berukuran lebih

dari 2 mm

- Pellet, fragmen menyerupai oolit tetapi tidak menunjukkan

struktur konsentris

2) Mikrit : Merupakan agregat halus berukuran 1 – 4 mikron, berupa

kristal - kristal karbonaterbentuk langsung dari sedimentasi t terbentuk

secara biokimia atau kimia langsung dari presipitisasi dari air luat dan

mengisi rongga antar butir.

3) Sparit : Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan

rekahan, berukuran halus (0,02 – 0,1 mm), dapat terbentuk langsung

dari sedimentasi secara insitu atau rekristalisasi dari mikrit.

1.6.2 Pemerian Batu Gamping Non Klastik

Page 10: Gamping Kristalin,Batu Bara

Pemeriannya sama dengan pemerian pada batuan sedimen non klastik lainnya,

hanya saja dalam jenis batuan memakai Karbonat Non Klastik.

1.7 Batu Lempung

Batulempung merupakan sebagai bahan galian C, seiring semakin

pesatnya pembangunan maka permintaan akan semen pun semakin tinggi pula

dimana batulempung merupakan salah satu bahan baku dalam industri semen,

Dengan demikian keberadaan Batulempung pun akan terus dicari

Batulempung menurut Pettijohn (1975) adalah batuan yang pada

umumnya bersifat plastis, berkomposisi hidrous alumunium silikat (2H2OAL2O3.

2SiO2) atau mineral lempung yang mempunyai ukuran butir halus (batulempung

adalah batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir kurang dari 0,002 atau

1/256 mm).

Ingram (1953), (vide Pettijohn, 1975) mendefinisikan batulempung

sebagai batuan yang berstrutur masif yang komposisinya lebih banyak dari lanau.

Sedangkan menurut William dkk., 1954, batulempung adalah batuan sedimen

klastik yang mempunyai ukuran butir lempung, termasuk di dalamnya butiran

yang mempunyai diameter kurang dari 1 atau 2 mikron dan secara dominan

disusun oleh silika.

Karena ukuran butirnya yang sangat halus maka sulit untuk mendeskripsi

batulempung secara megaskopis maupun mikroskopis, sehingga analisis kimia

merupakan informasi yang penting untuk mengetahui komposisi batulempng.

Komposisi dominan pada batulempung adalah silika (Pettijohn,1975), yang

merupakan bagian kelompok mineral lempung, yang pada umumnya berasal dari

feldspar. Unsur besi pada batu lempung hadir sebagai oksida, berupa pirit atau

markasit dan siderit. Jumlah oksida besi pada batu lempung biasanya tercermin

pada warna dari batuan tersebut. Selain mineral mineral tersebut di atas karbonat

juga sering dijumpai pada batulempung. Mineral karbonat pada batulempung

dapat berupa bahan-bahan organik, anorganik atau kombinasi dari keduanya

(Ehlers dan Blatt, 1980),antara lain:

Page 11: Gamping Kristalin,Batu Bara

1. Residual Clay

Merupakan hasil pelapukan yang masih insitu atau belum mengalami

transportasi. Ciri-ciri fisik dari batuan ini tergantung pada iklim, pengairan

dan batu induknya. Batulempung jenis ini dijumpai disekitar batu

induknya dan pada umumnya mempunyai mutu yang lebih baik

dibandingkan dengan transported clays (Sukandarrumidi, 1999).

2. Transported Clay

Batulempung yang sudah tertransportasi dapat berasal dari tiga sumber

yaitu:

1. Produk dari abrasi

2. Produk dari pelapukan yang tertransportasi

3. Pencampuran unsur kimia dan bio kimia

Batulempung ini selama proses pengendapan atau pengangkutan

sangat mungkin dikotori oleh mineral yang berukuran halus antara lain

kuarsa, oksida besi dan bahan organisme (Sukandarrumidi, 1999).

Karena ukurannya yang halus batulempung pada umumnya terbentuk

pada daerah yang mempunyai arus lemah. Batulempung ini terbentuk pada

lingkungan darat maupun laut, contoh di daerah dataran banjir, delta, danau,

lagun dan laut (Ehlers dan Blatt, 1980). Batulempung yang terbentuk pada

daerah yang berbeda mempunyai kenampakan fisik yang berbeda pula

(Dixon, 1992). Batulempung yang terbentuk di laut pada umumnya

mempunyai perlapisan yang tebal, mengandung fosil laut dalam, atau

binatang yang hidup di laut dangkal yang kemudian tenggelam setelah mati.

BAB II

Page 12: Gamping Kristalin,Batu Bara

PEMBAHASAN

2.1 Batuan Sedimen

Pada saat praktekum,praktekum menyimpulkan batuan sedimen

merupakan batuan yang terjadi akibat dari litifikasi dari bahan rombakan

batuan asal atau hasil reaksi kimia dan hasil kegiatan organisme lain.Sehingga

praktekum dapat menyimpulkan bahwa batuan sedimen ini kenampakan yang

paling menonjol adalah perlapisan, struktur internal dan eksternal lapisan,

bahan rombakan yang tidak kristalin, sehingga bisa disimpulkan batuan ini

mengandung fosil dan juga masih banyak lagiterjadi dari hasil bahan

rombakan yang lain.Sehingga dapat disimpulkan batuan ini terjadi akibat dari:

Sehigga dari hasil atau cara terjadinya batuan sedimen dapat dibagi

menjadi 2 golongan, yaitu:

a. Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari pengendapan

kembali hasil rombakan batuan asal,baik dari batuan beku, metamorf

ataupun dari batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua.

b. Batuan sedimen nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil reaksi

kimia ataupun hasil kegiatan organisme.

Sehigga dari acara praktikum kali ini praktikan mengamati serta

mendeskripsikan batuan sedimen khususnya batu gamping foram, batu

gamping merah, dan batu lempung. pada praktikum kali ini, kami

menggunakan loupe (kaca pembesar) dan larutan HCl untuk

mengidentifikasikan batugamping foram, batugamping merah, sehigga dapat

membedakan dengan jenis-jenis dan ciri-ciri batuan yang lain.

2.2.Batugamping Kristalin

Page 13: Gamping Kristalin,Batu Bara

Pada saat praktekum kami dapat menyimpulkan batugamping kristalin

merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari batuan

sediment seperti yang kita kira, batuan sedimen terbentuk dari batuan

sedimen, tidak juga terbentuk dari clay dan sand, melainkan batuan ini

terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang

berasal dari organisme microscopic di laut yang dangkal.Sehingga sebagian

perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan

yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu

ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Sehingga lapisan yang

gelap pada bagian atas batuan ini mengandung sejumlah besar fraksi dari

silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil,sehingga dimana lapisan pada

bagian ini lebih tahan terhadap cuaca.

Sehingga batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan lebih mudah

dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Karena air hujan mengandung

sejumlah kecil dari karbon dioksida selama perjalanannya di udara, dan hal

tersebut mengubah air hujan tersebut menjadi nersifat asam. Kalsit adalah

sangat reaktif terhadap asam. Hal tersebutlah yang menjelaskan mengapa goa-

goa bawah tanah cenderung untuk terbentuk pada daerah yang banyak

mengandung batu gamping, dan juga dapat menjelaskan mengapa bangunan

bangunan yang terbuat dari bahan batugamping rentan terhadap air hujan yang

mengandung asam.Hal ini di pengaruhi oleh air hujan yang mengandung

asam.Sehigga pada daerah daerah yang tropis,batu gamping dapat terbentuk

menjadi batuan yang kuat membentuk sejumlah pegunungan-pegunungan batu

gamping yang sangat indah.

Sehigga dalam pengamatan praktikan dapat kami mengambil

kesimpulan bahwa batuan inilah yang menyebabkan batugamping kristalin

masuk dalam klasifikasi batuan sedimen nonklastik.Pada saat praktikan

mengamati dan memperhatikan batu gamping kristalin ini,ternyata batuan ini

berwarna Crem. Sehigga dari hasil kajian pustaka yang kami lakukan ternyata

batuan ini berwarna crem.

Page 14: Gamping Kristalin,Batu Bara

Batu gamping pada umumnya adalah bukan terbentuk dari batuan

sediment seperti yang kita kira, tidak juga terbentuk dari clay dan sand,

terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang

berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Pulau Bahama adalah

sebagai contoh dari daerah dimana proses ini masih terus berlangsung hingga

sekarang.

Sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada

perlapisan yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang

membantu ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan

gelap pada bagian atas mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang

terbentuk dari kerangka mikrofosil, dimana lapisan pada bagian ini lebih tahan

terhadap cuaca.

Batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan lebih mudah dibandingkan

dengan batuan yang lainnya. Air hujan mengandung sejumlah kecil dari

karbon dioksida selama perjalanannya di udara, dan hal tersebut mengubah air

hujan tersebut menjadi nersifat asam. Kalsit adalah sangat reaktif terhadap

asam. Hal tersebut menjelaskan mengapa goa-goa bawah tanah cenderung

untuk terbentuk pada daerah yang banyak mengandung batu gamping, dan

juga menjelaskan mengapa bangunan bangunan yang terbuat dari bahan

batugamping rentan terhadap air hujan yang mengandung asam. Pada daerah

daerah tropis , batu gamping terbentuk menjadi batuan yang kuat membentuk

sejumlah pegunungan-pegunungan batu gamping yang indah.

Dibawah pengaruh pressure yang tinggi, batu gamping termatomorfosakan

menjadi batuan metamorf marble. Pada kondisi tertentu, kalsit yang terdapat

di dalam batugamping teralterasi menjadi dolomite, berubah menjadi batuan

dolomite.

Setelah kami mengamati batu ini dan membandingkannya dengan

dasar teori yang ada maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa

batugamping foram ini memiliki struktur cone in cone. Batu ini bertekstur

Page 15: Gamping Kristalin,Batu Bara

cone in cone karena batu gamping kristalin adalah struktur pada batu gamping

kristalin yang menunjukan pertumbuhan krucut perkerucut.Sehingga dari

hasil pengamatan yang telah kami lakukan batugamping kristalin ternyata

memiliki tekstur kristalin karena kristal-kristal yang interloking,yaitu kristal-

kristalnya saling mengunci satu sama lain.

2.3. Batu Bara

Batu bara merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang tersusun

dari suatu formasi/lapisan batu bara pada awalnya berupa gambut atau

akumulasi bahan serupa yang kemudian mengalami pembusukan,melalui

proses kompaksi dan panas dalam waktu yang sangat panjang maka gambut

akan berubah menjadi batu bara.

Batubara juga termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian

umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan

organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses

pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan

oksigen.

Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan

kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa

unsur memberikan rumus formula empiris seperti : C137H97O9NS untuk

bituminus dan C240H9004NS untuk antrasit.hampir seluruh pembentuk

batubara berasal dari tumbuhan.

Setelah praktikan kami mengamati dan memperhatikan batu ini,

ternyata batuan ini berwarna Hitam mengkilap. Berdasarkan kajian pustaka

yang dilakukan praktikan ditemukan ternyata batuan ini berwarna hitam

mengkilap, karena dipengaruhi oleh komposisi mineralnya. Batu bara

memiliki komposisi mineral yang tunggal yakni mineral monomineralik

carbon.

Setelah praktikan mengamati batu ini dan membandingkannya

dengan dasar teori yang ada maka praktikan menyimpulkan bahwa batu bara

ini memiliki struktur biohem.Dari hasil praktikan batu ini memiliki tekstur

Page 16: Gamping Kristalin,Batu Bara

Amorf karena terdiri dari mineral yang tidak membentuk atau amorf (non

kristalin).

BAB III

KESIMPULAN

Page 17: Gamping Kristalin,Batu Bara

3.1 Batu sedimen

Setelah praktekum mengamati,batuansedimen adalah batuan yang terjadi

akibat litifikasi dari bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau

hasil kegiatan organisme.

Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2 golongan,

yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen nonklastik.

Secara detail ada 6 golongan utama batuan sedimen, yaitu golongan

detritus kasar, golongan detritus halus, golongan karbonat, golongan silika,

golongan evaporit, dan golongan batu bara.

3.2 Batuan gamping kristalin

Setelah praktikan mengamati dan memperhatikan batu ini,

batugamping kristalin merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang

terbentuk dari clay dan sand bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang

berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Sebagian perlapisan batu

gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain

terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari

batu gamping tersebut terhadap cuaca.

3.3 Batu Bara

Setelah praktikan mengamati dan memperhatikan batu bara

ini,ternyata batu ini merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang tersusun

dari suatu formasi/lapisan batu bara pada awalnya berupa gambut atau

akumulasi bahan serupa yang kemudian mengalami pembusukan,melalui

proses kompaksi dan panas dalam waktu yang sangat panjang maka gambut

akan berubah menjadi batu bara.

LAPORAN PRAKTIKUM

MINERALOGI PETROLOGI

Page 18: Gamping Kristalin,Batu Bara

PENGENALAN BATUAN SEDIMEN

(BATUAN GAMPING KRISTALIN,BATU BARA)

Disusun Oleh :

Nama : THEOFILUS WASALI ADVEN

NIM : 114080094

Fak/Jur : FTM/TL

Plug : V

Nama Asisten : 1. Daniel R.Katoppo

2. Dhian Permatasari D.K.P

LABORATORIUM MINERALOGI PETROLOGI

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN “KEBUMIAN”

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

YOGYAKARTA

2009

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: Gamping Kristalin,Batu Bara

1. http://batuan-sediment.blogspot.com/2008/12/bgp.htm

2. http://klastik.wordpress.com/2006/11/19/prospek-batu-lempung-

dimasa-kini/

3. Suharwanto H. Penuntun Praktikum mineralogi Petrologi (prodi teknik

lingkungan upn “veteran” Yogyakarta). Yogyakarta.