44
BAB I A. Pengertian Aktiva dan Jenis Jenisnya a) Pengertian Aktiva (Asset) Menurut S munawir (2002:30) aktiva adalah sarana atau sumber daya ekonomik yang diniliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang hargan perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif. Sedangkan Menurut Thompson learning yang diterjemahkan oleh skoussen dkk (2001 : 131) aktiva adalah kemungkinan keuntungan ekonomi di masa depan yang diperoleh atau dikontrol oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian dimasa lalu. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004 : 16.2 ) “ Aktiva adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun“. Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktiva adalah sarana yang dimiliki oleh perusahaan yang harus dikelola dengan baik agar mendapat keuntungan dimasa depan. Menurut Djarwanto PS. (2001:15) pengertian aktiva adalah sebagai berikut: “Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan, bentuk- bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.” Menurut Mamduh M.Hanafi (2003:24) pengertian aktiva adalah: “Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh Page | 1

Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

BAB I

A. Pengertian Aktiva dan Jenis Jenisnya

a) Pengertian Aktiva (Asset)

Menurut S munawir (2002:30) aktiva adalah sarana atau sumber daya ekonomik yang diniliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang hargan perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif. Sedangkan

Menurut Thompson learning yang diterjemahkan oleh skoussen dkk (2001 : 131) aktiva adalah kemungkinan keuntungan ekonomi di masa depan yang diperoleh atau dikontrol oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian dimasa lalu.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004 : 16.2 ) “ Aktiva adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun“.

Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktiva adalah sarana yang dimiliki oleh perusahaan yang harus dikelola dengan baik agar mendapat keuntungan dimasa depan.

Menurut Djarwanto PS. (2001:15) pengertian aktiva adalah sebagai berikut: “Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan, bentuk- bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.”

Menurut Mamduh M.Hanafi (2003:24) pengertian aktiva adalah: “Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diraih oleh perusahaan.”

Berdasarkan kedua pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa aktiva adalah bentuk dari penanaman modal perusahaan, bentuk-bentuknya dapat berupa harta kekayaan, dan diharapkan mampu memberikan kontribus baik secara langsung maupun tidak langsung dimasa yang akan datang.

Aktiva adalah semua kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang dapat dinilai dengan satuan mata uang dan digunakan dalam operasi perusahaan.

Page | 1

Page 2: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

b). Jenis Jenis Aktiva atau Asset

Ada banyak pendapat mengenai jenis jenis aktiva atau asset. Jenis Jenis Aktiva atau Asset, diantaranya :

1. Menurut Haryono Yusup (2003:23) aktiva dibagi menjadi dua yaitu:

a. Aktiva lancar

b. Aktiva tetap

2. Menurut Zaki Baridwan (2004:20) aktiva dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Aktiva lancar

b. Aktiva tetap

c. Aktiva lain-lain

Kesimpulan dari jenis aktiva tersebut diatas adalah:

Aktiva lancar adalah mencakup uang kas,aktiva lainnya, atau sumber lainnya yang diharapkan dapat direalisir atau dicairkan menjadi uang kas atau dijual selama jangka waktu yang normal.

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal

Aktiva lain-lain adalah aktiva-aktiva yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok-kelompok lain seperti misalnya titipan kepada penjual untuk menjamin kontrak, bangunan dalam pengerjaan, piutang-piutang jangka panjang, uang muka pada pejabat perusahaan dan lain-lain.

Ada juga yang mengelompokkan Jenis Jenis Aktiva atau Asset sebagai berikut :

1. Aktiva Lancar atau Aset lancar

Beberapa pengertian Aktiva atau Asset lancar, diantaranya

Aset lancar (Inggris: current asset) dalam akuntansi adalah jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun.

Aktiva Lancar menurut Alimsyah dan Padji (2006;284), “Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam waktu relative singkat, biasanya ukuran waktunya yang dipakai ialah siklus usaha atau tahu buku, yang termasuk aktiva lancar ialah uang kas, rekening giro bank, investasi jangka pendek, piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar dimuka, wesel, dll..”

Aktiva Lancar menurut S. Munawir (2004;14), “Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).”

Page | 2

Page 3: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

Dari pengertian aktiva lancar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang dapat dijadikan uang dalam waktu yang singkat dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yang terdiri dari kas, rekening giro, piutang usaha,persediaan, wesel dan lain sebagainya.

Contoh aktiva lancar atau asset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka.

Pengelompokkan Aktiva Lancar atau Asset Lancar

I. Menurut Abdulah Shahab (2001:52) yang termasuk ke dalam kelompok aktiva lancar adalah: 1. Kas 2. Surat berharga 3. Wesel tagih 4. Piutang dagang 5. Persediaan barang 6. Beban dibayar dimuka

II. Menurut S. Munawir (2004;14) yang termasuk ke dalam kelompok aktiva lancar adalah sebagai berikut:

1.Kas 2.Investasi 3.Piutang wesel 4.Piutang dagang 5.persediaan 6.piutang penghasilan 7.persekot

Kesimpulan dari kelompok aktiva lancar diatas adalah:

1. Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai yang dimiliki perusahaan tetapi sudah ditentukan penggunaannya (misalnya uang kas yang disisihkan untuk tujuan pelunasan hutang obligasi, untuk pembelian aktiva tetap atau tujuan-tujuan lain) tidak dapat dimasukkan dalam pos kas. 2. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga atau marketable securities). Yaitu investasi yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi. 3. Piutang wesel, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam suatu undang-undang. 4. Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang secara kredit. 5. Persediaan, adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang atau belum terjual

Page | 3

Page 4: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

2. Aktiva atau Asset Investasi Jangka Panjang

Beberapa pengertian Aktiva Investasi Jangka Panjang, diantaranya

Aktiva Investasi adalah bentuk penyertaan jangka panjang di luar kegiatan

usaha pokok perusahaan.

Contoh : Surat-surat berharga, Saham, Obligasi, dll.

3. Aktiva Tetap atau Asset tetap

Pengertian aktiva tetap menurut beberapa ahli, diantaranya:

Pengertian aktiva tetap menurut PSAK 16 (2004 : 16. 1) menyatakan bahwa ; “Aktiva tetap adalah aktiva tetap yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebihdari satu tahun.”

Menurut IAI melalui PSAK No.16 (2004:16.2) mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut: “aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”

Menurut Jerry J. Weygandt (2007:566) yang di alih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika, mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut: “Aset tetap (plant assets ) adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk fisik, digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual ke konsumen.”

Menurut Warren, Reeve & Fess (2006:504) yang di alih bahasakan oleh Aria farahmita, Amanugrahani dan Taufik hendrawan, mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut: “aktiva tetap (fixed assets ) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen.”

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Sedangkan pengertian aktiva tetap secara umum dalam akuntansi adalah aset berwujud yang memiliki umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas. Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, kom puter, dan lain-lain. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan.

Page | 4

Page 5: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

Menurut S. Munawir (2007:17) jenis-jenis aktiva tetap adalah sebagai berikut:

“1.Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya sebagai lapangan, halaman, tempat parkir dan lain sebagainya 2.Bangunan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik 3.Mesin 4.Inventaris 5.Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya.”

4. Aktiva atau Asset Tidak Berwujud

Aktiva atau Asset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Aktiva atau Asset Tidak Berwujud (Inggris: intangible asset) adalah jenis aset yang tidak memiliki wujud fisik. Jenis utama aset tidak berwujud adalah hak cipta, paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai umur lebih dari satu tahun (aset tida k lancar) dan dapat diamortisasi selama periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun.

Jenis Jenis Aktiva Tidak Berwujud:

1. Patent/oktoroi 18 th

2. Hak cipta 28 th

3. Merek dagang 20 th

4. Franchise

5. Goodwill

6. Biaya penelitian & Pengembangan

7. Biaya pendirian perusahaan

8. Leasehold

9. Beban yang ditangguhkan

5. Aktiva atau Asset LainAktiva atau Aset lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan

pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.

Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan lain-lain.

Page | 5

Page 6: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

B. Pengertian Pasiva Dan Jenis Jenisnya

a) Pengetian Pasiva / Hutang / Kewajiban / Liabilities

Pasiva atau hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk

melakukan sesuatu yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang

maupun jasa pada waktu-waktu tertentu.

Pasiva atau kewajiban atau hutang atau Liabilities adalah Adalah sumber

pembelanjaan perusahaan yang berasal dari kreditur

Pasiva adalah suatu jumlah yang harus dibayar atau dilunasi oleh perusahaan

dengan menggunakan kekayaan perusahaan kepada pihak di luar pemilik.

Utang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga. Hutang timbul akibat

adanya transaksi atau peristiwa masa lalu yang mengakibatkan adanya penyelesaian di

masa mendatang dengan menyerahkan sejumlah sumber daya perusahaan pada pihak

yang terkait sebagai pelunasan atas kewajiban yang timbul.

 

Page | 6

Page 7: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

b) Jenis Jenis Pasiva / Hutang / Kewajiban / Liabilities

Jenis jenis pasiva atau hutang atau kewajiban atau liabilities, diantaranya :

1. Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current Liabilities

Definisi Hutang Lancar, diantaranya Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu

tahun. Utang lancar yaitu merupakan utang-utang yang harus dilunasi dalam

jangka waktu tidak lebih dari satu tahun.

Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan diterima di muka, dan lain sebagainya.

2. Hutang Jangka Panjang / Long-Term Liabilities

Definisi Hutang Jangka Pendek , diantaranya Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam

jangka waktu lebih dari setahun. Utang jangka pendek adalah utang yang jatuh tempo pembayarannya

setelah lewat waktu lebih dari satu tahun.

Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.

3. Hutang lain-lain / Other Payable

Definisi Hutang Lain Lain, diantaranya

Other Payable adalah perkiraan atau akun yang digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk pada hutang lancar dan hutang jangka panjang.

Utang lain-lain merupakan pos tempat menampung utang yang tidak memenuhi syarat untuk diperlakukan sebagai utang lancar dan utang jangka panjang.

Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.

Page | 7

Page 8: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

C. Pengertian Modal dan Jenis Jenisnya

a) Pengertian Modal (Capital)

Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk

hutang tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu

yang tidak terbatas. Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan

kewajiban atau hutang.

Modal (ekuitas) adalah hak pemilik atas kekayaan perusahaan, dan

merupakan kekayaan bersih yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban. Jika

perusahaan adalah kepemilikan tunggal, modal/ekuitas pemilik juga dikenal

sebagai akun modal pemilik.

Ada beberapa definisi mengenai modal, yaitu :

Menurut S.Munawir (2000 : 19) : Modal adalah hak yang dimiliki oleh

pemilik perusahaan yang di tunjukkan dalam pos modal (Modal Saham),

surplus , dan laba di tahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh

perusahaan terhadap seluruh hutang – hutangnya.

Menurut Polak yang di sadur oleh Bambang Riyanto (2000 : 18),

mengemukakan bahwa modal (neraca sebelah kredit) ialah sebagai

kekuasaan untuk menggunakan barang barang modal, sedangkan barang

barang modal adalah barang barang yang ada dalam perusahaan yang belum

digunakan (neraca sebelah debet).

Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal adalah

kelebihan aktiva atas hutang yang mempunyai kekuasaan untuk menggunakan

barang modal.

Page | 8

Page 9: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

b) Jenis Jenis Modal (Capital)

Jenis jenis modal dapat di perinci seluruhnya berdasarkan kedudukan masing masing disisi aktiva maupun disisi pasiva. Dimana dari kedua sisi tersebut, jenis jenis modal dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1.Modal dilihat dari bentuknya terdiri dari aktiva lancar (baik yang berbentuk kas,piutang,surat berharga maupun persediaan)dan aktiva tetap (berbentuk mesin,bangunan da tanah).

2.Jenis modal menurut sumber asalnya terdiri dari hutang (modal asing ) dan modalsendiri

Jenis jenis modal menurut Bambang Riyanto (2000 : 19) yang juga sangat penting yaitu :

1. Menurut bentuknya (modal aktif), yaitu modal yang tertera disebelah debet dari neraca yang menggambarkan bentuk bentuk dimana dana diperoleh perusahaan di tanamkan. c) Modal aktif berdasakan cara dan lamanya perputaran dapat dibedakan

antara lain. : Aktiva Lancar yaitu aktiva yang habis dalam satu kali berputar

dalam proses produksi dan proses perputaran dalam jangka waktu pendek (umumnya kurang dari satu tahun)

Aktiva tetap yaitu aktiva yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur habis turut serta dalam proses perputarannya dalam jagka waktu yang panjang (lebih dari satu tahun)

d) Modal aktif berdasarkan fungsi bekerjanya aktiva dalam perusahaan dibedakan menjadi dua , yaitu :

Modal kerja (working capital) adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar (gross working capital) atau kelebihan dari aktiva diatas hutang lancar (net working capital)

Modal tetap adalah jumlah keseluruhan aktiva tetap.2. Menurut sumbernya atau asalnya (modal pasif) yaitu modal yang tertera

disebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber sumber dana diperoleh.Modal pasif berdasarkan asalnya dibedakan menjadi dua, yaitu :

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik modal perusahaan itu sendiri dan hasil usahanya (cadangan, laba yang ditahan) atau berasal dari pengambilan bagian , persero atau pemilik (modal saham, modal persero dan lain lain)

Modal asing (modal kreditur atau hutang) adalah modal yang berasal dari kreditur ini merupakan hutang perusahaan .

Page | 9

Page 10: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

Modal pasif berdasarkan lamanya penggunaan dibedakan menjadi modal jangka panjang dan modal jangka pendek. Pembagian modal pasif juga didasarkan pada :

Syarat likuiditas yang terdiri dari modal jangka pendek dan modal jangka panjang.

Syarat solvabilitas yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing Syarat rentabilitas yang terdiri dari modal dengan pendapatan tidak

tetap (modal saham)

Klasifikasi Jenis Jenis Modal dapat di lihat dalam gambar berikut :

Page | 10

Page 11: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

D. Pengertian Pendapatan dan Jenis Jenisnya

a) Pengertian Pendapatan (Revenue)

Financial Accounting Standard Board, statement No. 3 dalam Vernon Kam (1990 : 237) menjelaskan : “ Revenue are inflows or other enchancements of assets of or entity or settlements of as liabilities goods, rendering service, or other activities that’s constituted the entity’s or going mayor or central operation “. Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa revenue (pendapatan) merupakan arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entity atau penjelasan kemajuan dari entity atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan / produksi barang, pembelian jasa atau pelaksanaan kegiatan kerja utama perusahaan yang saling berjalan.

Adapun definisi pendapatan yang dikemukakan oleh APB dalam Wolk. Dkk (1992 : 267) Bahwa revenue / pendapatan merupakan kenaikan bruto dalam asset dan penurunan bruto dalam kewajiban berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum yang berasal dari kegiatan mencari laba.

Selanjutnya accounting terminology No.2 dalam Sofyan S. Harahap(1993: 39) mendefinisikan bahwa, pendapatan berasal dari penjualan dan pembelian jasa diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas barang jasa yang disampaikan untuk mereka, juga termasuk laba dari investasi dalam kenaikan lainnya pada equity pemilik modal kecuali yang berasal dari penyesuaian modal.

Penjelasan mengenai pendapatan oleh Ikatan Akuntansin Indonesia dalam PSAK No. 23 paragraf 06 adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai Revenue / pendapatan.

1. Revenue / pendapatan diperoleh melalui hasil penjualan barang dagang atau jasa yang diserahkan kepada pembeli dan dapat pula diperoleh dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain.

2. Revenue dalam pembebanannya kepada pembeli atau langganan harus diukur dengan mata uang tertentu.

3. Revenue memiliki sifat menambah atau menaikkan kekayaan milik perusahaan, tetapi tidak semua yang menambah atau menaikkan nilai kekayaan

Page | 11

Page 12: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

pemilik dapat dikategorikan sebagai revenue misalnya yang berasal dari kontribusi penanam modal.

Pengertian Pendapatan dilihat dari berbagai ilmu, diataranya :

1. Menurut ilmu ekonomi

Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

2. Menurut ilmu akuntansi

Banyak konsep pendapatan didifinisikan dari berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi . Namun pada dasarnya konsep pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu :

a) Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan.

Konsep dasar pendapatan pada dasarnya adalah suatu proses mengenai arus penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu.

b) Konsep pendapatan sering juga dilihat melalui pengaruhnya terhadap ekuitas pemilik. Berbagai definisi yang timbul sering merupakan kombinasi konsep-konsep tersebut.

Pada hakekatnya konsep dasar pendapatan adalah bahwa pendapatan merupakan proses arus yaitu “penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu”. Paton dan Littleton menyebutnya sebagai produk perusahaan dan besarnya diukur dengan jumlah rupiah aktiva baru yang diterima dari pelanggan (konsumen). Laba akan timbul bilamana jumlah rupiah aktiva menunjukkan pendapatan melebihi jumlah rupiah total biaya yang dibebankan.

Page | 12

Page 13: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

Berikut beberapa pengertian pendapatan yang dikemukakan penulis dalam berbagai literatur akuntansi.

Menurut Donals E. Kieso dan Jerry J. Weygandy (1986 : 164), memberikan definisi sebagai berikut : “Revenue is an in flow of cash or other properties in exchange for good sold or services rendered”.Definisi ini menjelaskan bahwa pendapatan (revenue) diartikan sebagai aliran masuk kas atau setara kasnya yang terjadi akibat adanya penjualan barang atau penyerahan jasa yang dihasilkan.

Eldon S. Hendriksen (dalam Marianus Sinaga, 1993 : 164) mendefinisikan “Pendapatan adalah ekspresi moneter dari keseluruhan produk atau jasa yang ditransfer oleh suatu perusahaan kepada pelanggannya selama satu periode”.Menurut definisi ini, maka pendapatan diukur berdasarkan jumlah barang dan jasa yang diserahkan kepada pembeli atau langganan (dengan menggunakan satuan mata uang tertentu). Jadi merupakan aliran keluarnya (out flow) nilai atas barang atau jasa yang ditransfer kepada langganannya.

Zaki Baridwan (1992 : 30) mengutarakan : “Pendapatan (revenue) adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha”.

Pendapatan diutarakan oleh C. Rolin Niswonger dan Carl S. Waren (dalam Hyginus Ruswianarto, 1993 : 57) yaitu : “Pendapatan adalah kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewaan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”. Maksud definisi di atas adalah pendapatan dapat dihasilkan melalui berbagai kegiatan usaha baik yang berasal dari usaha perdagangan, jasa maupun profesi yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kotor (laba bruto).

Pendapatan (revenue) menurut Smith and Skousen (1995 : 15) adalah kenaikan (inflows) dari aktiva yang berasal dari operasi (kegiatan) normal perusahaan.Dalam definisi ini terdapat pembatasan yang jelas mengenai sumber dana yang dapat digolongkan sebagai revenue dan sumber dana yang tidak dapat digolongkan sebagai revenue.

Page | 13

Page 14: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

Dari pengertian pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan adalah keseluruhan penerimaan dari suatu unit usaha selama satu periode tertentu setelah dikurangi dengan penjualan retur dan potongan-potongan. Maksud penjualan retur adalah pengembalian barang oleh pelanggan karena barang tertentu yang dikirm rusak atau tidak sesuai pesanan. Sedangkan potongan penjualan adalah potongan yang diberikan kepada pelanggan karena langganan membayar lebih cepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk mendapat potongan.

Untuk lebih jelasnya, diberikan definisi yang dikemukakan oleh M. Munandar (1996 : 18) yaitu :

“Revenue adalah suatu pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena bertambahnya liabilities”.

Definisi ini menjelaskan bahwa suatu pertambahan assets dapat disebut revenue apabila pertambahan assets tersebut berasal dari kontra prestasi yang diterima perusahaan atas jasa-jasa yang diberikan kepada pihak lain. Selanjutnya, pertambahan atau peningkatan assets akan mengakibatkan bertambahnya owners equity.

Page | 14

Page 15: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

b) Jenis Jenis Pendapatan (Revenue)

Jenis-jenis Pendapatan dibedakan atas :

1. Pendapatan Total (Total Revenue / TR)

Total Revenue / TR adalah jumlah/kuantitas barang yang terjual, dikalikan dengan harga satuan. Semakin banyak yang terjual semakin besar penerimaan total (TR = P x Q).

Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).

2. Pendapatan Rata-rata (Average Revenue / AR)

Average Revenue / AR adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh dari total penerimaan dibagi dengan jumlah barang yang dijual (AR = TR / Q).

Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.mlah satuan barang yang dijual.

3. Pendapatan Marjinal (Marginal Revenue / MR)

Marginal Revenue / MR adalah tambahan penerimaan karena adanya tambahan penjualan dari setiap satuan hasil produksi.

Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output.

Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal.

Page | 15

Page 16: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

E. Pengertian Biaya dan Jenis Jenisnya

a) Pengertian Biaya (Expense atau Cost)

Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat

penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan.

Tujuan itu dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu

pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan secara

tepat. Dalam menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau tidak,

maka terlebih dahulu harus dipahami pengertian tentang biaya antara lain : 

Menurut Supriyono (1999 : 16) biaya adalah harga perolehan yang

dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan

(revenue) dan akan di pakai sebagai pengurang penghasilan.

Menurut Mulyadi (1999 : 8) dalam arti luas biaya adalah : pengorbanan

sumber ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk

memperoleh aktiva yang di sebut dengan istilah harga pokok, atau dalam

pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di

dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan.

Dari pengertian di atas, walaupun nampak ada perbedaan namun pada

dasarnya memiliki persamaan yaitu biaya adalah pengorbanan ekonomis, yang di

ukur dengan nilai uang untuk memperoleh barang atau jasa.

Page | 16

Page 17: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

b) Jenis Jenis Biaya (Ekspense atau Cost)

Pengklasifikasian biaya atau penggolongan biaya dilakukan sesuai dengan tujuan biaya itu sendiri. Untuk tujuan yang berbeda, diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Supriyono dalam buku Akuntansi Biaya : pengumpulan biaya dan penentuan harga pokok (1999 : 18) menggolongkan biaya sebagai berikut :

 1. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas perusahaan. Atas dasar fungsi pokok dari kegiatan atau aktivitas perusahaan, biaya dapat dikelompokkan menjadi : 

Fungsi produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk di jual.

Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kejadian penjualan produk selesai yang siap untuk di jual dengan cara memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas dan hasil penjualan.

Administrasi dan umum adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijakan, pengarahan dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).

Fungsi keuangan, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.

2. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana biaya akan dibebankan untuk dapat menggolongkan pengeluaran (expenditures) akan berhubungan dengan kapan pengeluaran tersebut akan menjadi biaya.Penggolongan pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut : 

Pengeluaran Modal (Capital Expenditures) yaitu pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat (benefit) pada beberapa periode akuntansi atau pengeluaran yang akan datang. Pada saat terjadinya pengeluaran ini dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktual, dan diperlakukan sebagai biaya pada periode akuntansi yang menikmati manfaatnya

Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditures) yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi di mana pengeluaran terjadi. Umumnya pada saat terjadinya pengeluaran langsung diperlakukan ke dalam biaya, atau tidak dikapitalisasi sebagai aktiva.

3. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas atau kegiatan volume.

Pengolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas terutama untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan. Tendensi perubahannya terhadap aktivitas dapat dikelompokkan menjadi :

Page | 17

Page 18: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

a. Biaya Tetap

Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut :

Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.

Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

b. Biaya VariabelBiaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :

Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.

Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya semakin konstan

c. Biaya Semi VariabelBiaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut : 

Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah biaya total, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding.

Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkatan kegiatan tertentu semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

4. Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya yang dibiayaiDi dalam perusahaan obyek atau pusat biaya dapat dihubungkan dengan produk yang dihasilkan, departemen-departemen yang ada dalam pabrik, daerah pemasaran, bagian-bagian dalam organisasi yang lain, bahkan individu.

Penggolongan biaya atas dasar obyek atau pusat biaya, biaya dapat dibagi menjadi :a. Biaya langsung (Direct cost)

Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat didefinisikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.

Page | 18

Page 19: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

b. Biaya tidak langsung (Indirect cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat didefinisikan pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.

5. Penggolongan biaya untuk pengendalian biaya

Untuk pengendalian informasi biaya yang ditunjukkan kepada manajemen dikelompokkan ke dalam : a. Biaya terkendali (Controllable cost)

Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan/jabatan pemimpin tertentu dalam jangka waktu tertentu.

b. Biaya tak terkendali (Uncontrollable cost)

Biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pemimpin/jabatan tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam waktu tertentu.

6. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan Untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen maka biaya dapat dikelompokkan menjadi : 

a. Biaya relevan (Relevant cost)

Biaya relevan adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan di dalam pengambilan keputusan.

b. Biaya tidak relevan (Irrelevant cost)

Biaya yang tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.

7. Penggolongan biaya atas dasar tendensi perubahan terhadap aktivitas tertentu sangat penting dalam proses perencanaan laba. Biaya ini dikelompokkan menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Untuk kepentingan analisis break even, biaya semi variabel akan di analisis lebih lanjut ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.

a. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Menurut Mulyadi (1999 : 507) menyatakan biaya tetap dalam hubungannya untuk perencanaan dan pengawasan biaya, biaya tetap dibedakan menjadi :

Page | 19

Page 20: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

Committed fixed cost adalah biaya yang tetap dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan-tujuan jangka panjang. Contoh : committed fixed cost adalah biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama. Kebijakan menjadi committed fixed cost terutama dipengaruhi oleh rencana kegiatan jangka panjang.

Discretionary fixed cost adalah biaya yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diizinkan untuk dikeluarkan, dan yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dengan keluaran (yang di ukur dengan volume penjualan, jasa atau produk). Contoh : discretionary fixed cost adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi penjualan, biaya program latihan karyawan, biaya konsultan.

b. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Untuk tujuan perencanaan dan pengawasan, biaya variabel dibedakan menjadi : 

Engineered variabel cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu atau biaya yang antara masukan dan keluarannya mempunyai hubungan yang erat dan nyata. Contohnya : biaya bahan baku.

Discretionary cost adalah biaya-biaya yang jumlah totalnya sebanding dengan perubahan volume kegiatan sebagai akibat kebijakan/keputusan manajemen. Contohnya : biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen.

3. Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya. Unsur biaya tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.

Biaya semi variabel memiliki unsur biaya tetap dan biaya variabel. Untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel, ada dua pendekatan yang digunakan yaitu :

 a. Pendekatan Analisis (Analytical approach)

Dalam pendekatan ini diadakan kerjasama antara bagian teknik dengan bagian penyusunan anggaran untuk mengadakan penyelidikan terhadap tiap-tiap kegiatan atau pekerjaan, untuk menentukan perlu tidaknya suatu biaya, jumlah biaya pada berbagai kegiatan untuk pekerjaan tertentu, metode pelaksanaan pekerjaan yang paling efisien, dan jumlah biaya yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada berbagai tingkat kegiatan.

Page | 20

Page 21: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

b. Pendekatan Historis (Historical approach)

Pendekatan ini mencoba menentukan fungsi biaya dengan cara menganalisis tingkah laku biaya yang terjadi di masa lalu dalam hubungannya dengan volume kegiatan. Dalam pendekatan historis, data biaya selama beberapa periode dikumpulkan dan di hitung biaya tetap dan biaya variabelnya dengan menggunakan metode tertentu.

Ada tiga metode yang dapat digunakan yaitu :

 1. Metode Biaya Terjaga (Stand by Cost Method)

Metode ini mencoba menghitung beberapa biaya yang harus tetap dikeluarkan andaikata perusahaan di tutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol. Biaya ini di sebut biaya terjaga, dan biaya terjaga ini merupakan bagian yang tetap.

 2. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (Hight and Low Point Method)

Metode ini merupakan teknik pemisahan biaya variabel dengan cara membandingkan biaya pada tingkat kegiatan yang paling tinggi dibandingkan dengan biaya tersebut pada tingkat kegiatan terendah di masa lalu. Selisih biaya yang di hitung merupakan unsur biaya variabel dalam biaya tersebut. Sedangkan biaya tetap mengurangi biaya semi variabel dengan biaya variabelnya.

3. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method)

Metode ini menganggap bahwa hubungan antara biaya dan volume kegiatan berbentuk garis lurus dengan persamaan.Y = a + b x

Di mana : Y = Total biaya semi variabela = Biaya tetapb = Biaya variabel satuann = Jumlah datax = Volume kegiatan

Page | 21

Page 22: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

F. Pengertian Prive dan Jenis Jenisnya

a) Pengertian Prive (Drawing)

Prive adalah pengambilan uang oleh pemilik untuk kepentingan pemilik perusahaan kepada kas perusahaan.

Prive adalah pengambilan uang oleh pemilik untuk kepentingan pribadi.

b)Jenis Jenis Prive

Page | 22

Page 23: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

BAB II

Siklus Akuntansi dan Penjelesanya

Dalam Bab ini digambarkan bahwa proses pembuatan laporan akuntansi, kalau diikhtisarkan akan tampak sebagai berikut (penyajian diubah) :

Proses tersebut berjalan terus menerus dan berulang kembali sehingga merupakan suatu arus berputar (siklus). Tahap tahap kegiatan mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk pencatatan transaksi periode berikutnya disebut siklus akuntansi (accounting cycle).

Siklus akuntansi terdiri dari kegiatan kegiatan, sebagai berikut :

1. Tahap Pencatatana. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksib. Pencatatan dalam jurnal (buku harian)c. Pemindah – bukuan (posting) ke buku besar

2. Tahap Pengikhtisaran d. Pembuatan neraca saldo (trial balanca)e. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyesuaian (adjustment)f. Penyusunan laporan keuangan.g. Pembuatan jurnal penutup (closing entries)h. Pembuatan neraca saldo penutup (post closing trial)i. Pembuatan jurnal balik (reversing entries)

Page | 23

Laporan Keuangan

Transaksi

Pencatatan

Pengikhtisaran Penggolongan

Page 24: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

Bentuk Gambar Siklus Akuntasi

Page | 24

Page 25: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

Penjelasan Mengenai Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode. Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. TRANSAKSI

Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk dicatat. Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran rekening telepon bulanan, pembelian barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya. Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul dengan transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.

2. PEMBUATAN BUKTI ASLI.

Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak

Page | 25

Page 26: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

mempunyai bukti secara tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi yang bersifat luar biasa.

Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut. Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya transaksi antara lain :

Kwitansi

Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima sejumlah uang tunai.

Faktur Penjualan atau Pembelian

Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut faktur. Bagi si penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya faktur yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian.

Bukti-bukti lain

Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: nota-nota dari Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan atau penerimaan barang

3. PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN (JURNAL).

Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal

adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas. Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan informasi berikut:

Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan terjadinya transaksi

Nama perkiraan. Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.

Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:

a) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip

deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.

b) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan

mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).

c) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau

pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.

d) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.

Page | 26

Page 27: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

e) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.

4. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.

a. Buku Besar (Ledger)

Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraan-perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula dipisah-pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya. Menggolongkan perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku besar besar itu merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya.

Jumlah buku besar yang dimiliki perusahaan tergantung pada banyaknya jenis perkiraan yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi perusahaan tersebut, karena masing-masing jenis besarnya sendiri- sendiri.

Judul kolom yang mengidentifikasikan perkiraan buku besar menampilkan: Tanggal, Kolom item, Kolom debet, berisi jumlah yang didebet, dan Kolom kredit, berisi jumlah yang dikredit.

Pemindah bukuan perkiraan memiliki buku berarti memindahkan jumlah dari jurnal kedalam perkiraan yang sesuai dalam buku besar. Debet dalam jurnal dipindahkan sebagai debet dibuku besar, dan kredit dalam jurnal dipindahkan sebagai kredit dalam buku besar.

b. Buku Tambahan (Sub Ledger)

Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara terperinci untuk mendukung pas-pas Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi. Pada perkiraan piutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berpiutang (nama langganan) dan berapa saldo masing-masing langganan. Pada perkiraan hutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berhutang (nama kreditur) dan berapa saldo masing-masing kreditur.

Untuk mengetahui perubahan saldo dari tiap-tiap langganan/ kreditur dibukalah perkiraan untuk tiap langganan/kreditur. Kumpulan yang dari terpisah perkiraan ini disebut buku besar tambahan (buku tambahan) . Perkiraan masing- masing langganan yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar langganan (buku besar piutang). Demikian juga perkiraan masing-masing kreditor yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar kreditor (buku besar hutang).

Perkiraan piutang dalam buku besar umum merupakan ikhtisar dari perkiraan-perkiraan buku besar tambahan, sehingga perkiraan piutang itu disebut perkiraan kontrol (Controlling accounts) yang mengontrol buku besar piutang. Demikian juga halnya dengan perkiraan hutang.

Sumber pencatatan buku tambahan adalah dari buku controlling (perincian) piutang dan hutang tahun lalu dan transaksi, sehingga apabila digambarkan tampak seperti yang terdapat pada gambar 3.

Page | 27

Page 28: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

5. NERACA LAJUR

Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar, dihitung. Setiap saldo masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan memiliki saldo debet, kredit, atau nol. Neraca saldo adalah suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan apakah total debet sama dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu alat untuk mengecek atas kecermatan pencatatan dan pembukuan.

Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan pendapatan dan beban perusahaan. Dikatakan hampir semua, karena masih ada pendapatan dan beban yang mempunyai pengaruh lebih dari satu periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk itu diperlukan jurnal penyesuaian.

Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menempatkan pendapatan pada periode dimana pendapatan tersebut dihasilkan dan beban pada periode dimana beban itu terjadi.

Jurnal penyesuaian akan membuat pengukuran laba periode tersebut lebih akurat dan memperbaharui perkiraan Aktiva dan Kewajiban sehingga memiliki nilai sisa yang tepat bagi laporan keuangan. Dengan kata lain, melalui jurnal penyesuaian dapat ditimbulkan perkiraan yang tidak kelihatan.

Perkiraan-perkiraan yang memerlukan penyesuaian antara lain ialah:

1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar

2. Pendapatan yang masih harus diterirna

3. Biaya-biaya yang dibayar lebih dahulu

4. Pendapatan yang diterima lebih dahulu

5. Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain

6. Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store supplies)

7. Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih

8. Persediaan Barang dagangan

Page | 28

Page 29: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

6. LAPORAN KEUANGAN

Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkanlaporan laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan laporan perubahan posisi keuangadan terakhir adalah neraca. Elemen penting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah: nama perusahaan, nama laporan, tanggal atau periode yang dicakup laporanrangka laporan tersebut.

Panah-panah yang terdapat dalam Gambar 5, 6 dan 7, menunjukkan hubungan antara laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan neraca.

a) Laporan laba rugi mencerminkan laba bersih atau kerugian bersih yangdiperoleh dengan mengurangkan beban dari pendapatan. Karena pendapatadan beban juga merupakan perkiraan Laporan Perubahan Posisi Keuangan maka selisih antara pendapatan dan beban tersebut (laba/kerugian bersih) akan dipindahkan kedalam Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Jika diperhatikan laba, bersih pada Gambar 5 sebesar Rp.3.525.000,- menambah modal pemilik dalam gambar 6. Suatu kerugian bersih akan mengurangi modal pemilik

b) Modal adalah dalam neraca, jadi nilai sisa akhir dalam Laporan Perubahan Posisi Keuangan akan dipindahkan kedalam neraca. Nilai ini merupakan elemen keseimbangan yang paling akhir dalam neraca. Hal ini dapat ditelusurimelalui nilai Rp. 31.575.000,- pada gambar 6 ke gambar 7.

Page | 29

Page 30: Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya

7. JURNAL PENUTUP

Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal. Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai sisa perkiraan sementara tersebut. Walau demikian, pendapatan dan beban akan dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar laba rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan digunakan pada proses penutupan.

Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan dipindahkan kedalam modal. Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya. Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.

2) Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke dalam sisi debet dari Ikhtisar laba rugi.

3) Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya dan mengkredit perkiraan modal.

4) Mengkredit perkiraan Pengambilan Pribadi sebesar nilai sisa debetnya.

8. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN.

Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk memulai periode akuntansi berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal perakhir periode akuntansi dimana laporan tersebut dibuat.

Isi perkiraan Neraca adalah nilai sisa akhir dari daftar permanen yaitu perkiraan neraca: aktiva, kewajiban dan modal. Didalamnya tidak termasuk perkiraan sementara, seperti perkiraan pendapatan, beban atau pengambilan pribadi, karena nilai sisa perkiraan tersebut telah ditutup.

Page | 30