Click here to load reader

Pemaknaan ekonomi kelembagaan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1. PemaknaanEkonomiKelembagaan
    Ekonomi Kelembagaan

2. Keyakinanbahwakelembagaan (institution) dapatmenjadisumberefisiensidankemajuanekonomitelahditerimaolehsebagianbesarekonom, bahkan yang paling liberal sekalipun.
Hinggakinimasihbelumterdapatkejelasanmengenaimaknadandefinisidarikelembagaan.
Banyakekonom yang mendefinisikankelembagaandenganperspektif yang beranekaragam.
Multiragamdefinisiinidikhawatirkanakanmenimbulkankekaburanterhadapkonsepkelembagaanitusendiri.
Perluadanyaperumusansecaradefinitifpengertiankelembagaansehinggamendonorkanpanduanbagisiapapun yang berminatuntukmengkajinya.
3. PerilakudanNilai-nilai Fundamental Manusia
Dalamkajianhistoris, akardariteorikelembagaansesungguhnyasudahdimulaisejak lama.
Terutamaahlikelembagaandaritadisi AS (American Institutionalist Tradition) seperti:
Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, John R. Commons, Clarence Ayres
Di sampingituadajugavarian lain yang melekatpadaekonomklasikmisalnya:
Adam Smith dan John Stuart Mill; Karl Marx, danaliran Marxian lainnya
Mazhab Austria sepertiMenger, von Wieser, dan Hayek; Schumpeter
Dan tokohneoklasikkhususnya Marshall
4. Tradisi yang pertama (American institutionalist tradition) kemudiandikenalsebagai IlmuEkonomiKelembagaan Lama.
Sedangkan yang berikutnya, umumnyadipandangsebagaikelanjutandanperluasandarielemen-elemenkelembagaan yang ditemukandalamaliranekonomkiklasik, neoklasik, danmazhab Austria; biasanyadisebutsebagai: IlmuEkonomiKelembagaanBaru
Penggunaanistilah lama dan baru tidakberarti yang lama telahmatidantidakdigunakanlagi, melainkanlebihdalamkontekspembedaantradisiberpikirdankonsentrasiisu.
Istilah New Institutional Economics diambildari Oliver Williamson (1975). Biasanyadisebutdengan Mathematical Institutional Economics, Theoritical Institutional Economics, Modern Institutional Economics dan Neo-Institutional Economics (Shubik, 1975; Schotter, 1981; Coase, 1984) [Rutherford, 1994]
5. Menyangkutekonomikelembagaan lama sebagianbesarbersumberdariduaproyekpenelitian.
PenelitianpertamadipeloporiolehThorstein Veblen (yang kemudiandikembangkandandimodifikasioleh Clarence Ayres)
Penelitiankeduadipanduoleh John R. Commons
6. Veblen memusatkanperhatiannyapadadikotomiantarabisnisdanaspek industrial dalamperekonomian yang selanjutnyafokuskajianinimengembangkandikotomiantarakelembagaandanteknologi.
Dalampenjelasan yang lebihmendalam, risetinidifokuskankepadainvestagiefekteknologibaruterhadapskemakelembagaan, sertamendeskripsikanbagaimanakesepakatan-kesepakatansosial (social conventions) dankelompokkepentingan (vested interest) dimapankanuntukmenolakperubahan.
Idetersebutseringdisandingkandenganpandangantentangstrukturekonomi modern yang melihatkekuasaanpolitikdanekonomidarikepentingankorporasibesar.
7. Commons lebihberkonsentrasikepadahukum, hakkepemilikan (properti rights), danorganisasi yang memilikiimplikasiterhadapkekuatanekonomi, transaksiekonomi, dandistribusipendapatan.
Di sini, kelembagaandilihatsebagaipencapaiandariproses formal dan informal dariresolusikonflik.
Jikakonfliktersebutbermuarakepadapenciptaan (perubahan) kelembagaan yang memiliki nilaiyang masukakal (reasonable value) ataumenghasilkan iramakerja yang salingmenguntungkan (workable mutually), makadapatdikatakanprosestersebuttelahberhasil. Demikiansebaliknya.
8. Kesulitanterbesardalammenjelaskanilmuekonomikelembagaanadalahpada
saatmendefinisikankelembagaanitusendiri.
Untukmemudahkan, kadang-kadangkelembagaandipandangsebagaikerangkahukumatauhak-hakalamiah (natural rights) yang mengaturtindakanindividu.
Padasaat lain kelembagaandimengertisebagaiapa pun yang bernilaitambahanataukritikterhadapilmuekonomiklasikatauhedonik (hedonic economics).
Bahkan, kelembagaanjugadimaknaisebagaiapa pun yang berhubungandengan perilakuekonomi (economics behavior)
9. Lebihrumitlagi, apa pun yang berupayauntukmenghadapkanhal-hal yang dinamis denganh statis, proses dengan komoditas, kegiatandenganperasaan, tindakankolektifdenganindividu, manajemendengankeseimbangan, danpengawasandengankebebasan; dilihatsebagaiekonomikelembagaan.
Namun, seperti yang dikonsepkanolehBardhan (1989:3), kelembagaanakanlebihakuratbiladidefinisikansebagaiaturan-aturansosial, kesepakatan (conventions), danelemen lain laindaristrukturkerangkakerjainteraksisosial.
10. Secaradefinitif, kelembagaandapat pula dimaknaisebagairegulasiperilaku yang secaraumumditerimaolehanggotakelompok-kelompoksosial.
Baik yang dapatdiawasisendirimaupundimonitorolehotoritasluar (External Authority) [Rutherford, 1994:1].
Manig (1991:18) mencatatbahwakelembagaanmerefleksikansistemnilaidannormadalammasyarakat.
Ekspresilainnya, North (1994:360) memaknaikelembagaansebagaiaturan-aturan yang membatasiperilakumenyimpangmanusiauntukmembangunstrukturinteraksipolitik, ekonomidansosial.
11. Melaluirentetansejarah, kelembagaan yang dapatmeminimalisasiperilakumanusia yang menyimpangtelahberhasilmenciptakanketertibandanmengurangiketidakpastiandalammelakukanpertukaran.
Dalamkonteksinikelembagaanmemilikitigakomponen, yakni:
Aturan Formal (Formal institutions)
Aturan Informal (Informal institutions)
MekanismePenegakan (enforcement mechanism)
12. Aturan formal membentuksistempolitik (strukturpemerintahan, hak-hakindividu), sistemekonomi (hakkepemilikandalamkondisikelangkaansumberdaya, kontrak), dansistemkeamanan (peradilan, polisi).
Aturan informal meliputipengalaman, nilai-nilaitradisional, agama, danseluruhfaktor yang mempengaruhibentukperspektifsubyektifindividutentangduniatempathidupmereka (Pejovic, 1999:4-5)
Mekanismepenegakan bahwasemuakelembagaantersebuttidakakanefektifapabilatidakdiiringidenganmekanismepenegakan. Adanya UU danupayapemerintahsuatunegaradalammenegakkan UU merupakansalahsatubentukmekanismepenegakan.
13. Yeager (1999:9) secararingkasmenjelaskankelembagaansebagaiaturan main (rules of the game) dalammasyarakat.

  • Aturan main tersebutmencakupregulasi yang memapankanmasyarakatuntukmelakukaninteraksi.

Kelembagaandapatmengurangiketidakpastian yang inherendalaminteraksimanusiamelaluipenciptaanpolaperilaku (Pejovic, 1995:30)
Termasukdalamkelembagaanadalahefektivitaspenegakanhakkepemilikan, kontrakdanjaminan formal, trademarks, limited liability, regulasikebangkrutan, organisasikorporasibesardenganstrukturtatakelola yang membatasipersoal-persoalanagency.
14. Sebagaiabstraksi, Challen (2000:13-14) mengungkapkanbeberapakarakteristik
umumdarikelembagaan, yakni:
Kelembagaansecarasosialdiorganisasikandandidukung.
Kelembagaanadalahaturan-aturan formal dankonvensi informal, sertatataperilaku. [North, 1990]
Kelembagaansecaraperlahan-lahanberubahataskegiatan-kegiatan yang telahdipandumaupundihalangi.
Kelembagaanjugamengaturlarangan-larangandanpersyaratan-persyaratan[North, 1990]
15. Ekonomikelembagaanmemfokuskankepadastudimengenaistrukturdanfungsidarisistemhubunganmanusiaataubudaya, yang secaraeksplisitmencakupperilakudankeinginanindividudenganmempertimbangkanperilakukelompokdantujuan-tujuanumummasyarakat (publik)
Ekonomikelembagaantidakberupayauntukmempelajariperilakurasionaltetapijugaberusahauntukmengenalibentuk-bentukperilakusepertipolaperilakutradisionaldariindividu-individudankelompok-kelompok yaknipolamendonorkanstabilitasdankeseragaman yang dapatdilembagakan.
Dalamkonteksindustri, kelembagaanmerupakanseperangkataturan yang mempengaruhibagaimanaperusahaanmengorganisasiuntukmemproduksidanmenyediakanbarang/jasamaupunberinteraksidenganpelakuekonomi lain.
16. SolusiPragmatisdanEvolusiSistemSosial
Jikadidasarkanatasdefinisi-definisi yang telahdikemukakanmakaekonomikelembagaantidaklahberhubungandenganbatangpemikiranekonomisebagaimetodeuntukmendekatimasalah-masalahekonomi.
Ekonomikelembagaanhanyaberfokuskepadapenyelesaianpersoalanekonomi yang spesifiksehinggadapatmenghasilkanperbaikan yang signifikan.
Lebihspesifiklagi ekonomikelembagaanpedulidenganjawaban-jawaban yang benarataspertanyaan-pertanyaankebijakanpublik.
Dalamupayapencarianpenyelesaianatas problem-problem praktis, pendekatanekonomikelembagaanmencobauntukmemberipertimbanganterhadapseluruhaspekdarimasalah-masalahtersebut.
17. Secarasingkat, ciriekonomikelembagaandapatditandaidaritigakarakteristik
Berikut (Kapp, 1988a:99):
Adanyakritikumumterhadapanggapanawaldanelemennormatif yang tersembunyidarianalisisekonomitradisional (konvensional).
Pandanganumumprosesekonomisebagaisebuahsistemterbukadansebagaibagiandarijaringansosio-kulturalsebuahhubungan (socio-cultural network of relationship).
Penerimaanumumatasprinsip aliransebabakibat (circular causation) sebagaihipotesisutamauntukmenjelaskandinamikaprosesekonomi, termasukprosesketerbelakangandanpembangunan.
18. Samuels (1995:573; diikutioleh Prasad, 2003:744-745) menyimpulkan
delapanaspekekonomikelembagaansebagaiberikut:
Ekonomikelembagaancenderungmenekankankepadaprosesevolusionermelaluipenolakannyateoriekonomiklasik yang percayaterhadapmekanismepenyesuaianotomatis.
Ahli-ahlikelembagaanmenolakpandanganneoklasikmengenaipasarbebasdanpasar yang efisien. Merekamengutamakanpandangantentangpandangantentangeksistensikelembagaan yang mengandaikanadanyatindakankolektifdariindividu-individudalammasyarakat. Merekajugaberargumentasibahwasistempasaritumerupakanhasildariperbedaankelembagaan yang telaheksisdalamkurunwaktutertentu.
19. Idepenting yang dibuatolehekonomikelembagaanadalahbahwafaktorteknologitidaklah given. Teknologimerupakanprosesperubahan yang berkesinambungandanhalitumenyebabkanperubahan yang penting pula. Denganpandanganitu, teknologidapatmenentukanketersediaandanketerjangkauansumberdayafisik.
Ahlikelembagaanmengkampanyekanpandangan yang menyatakanbahwasumberdayadialokasikanmelaluistrukturkelembagaan yang bermacam-macamdandalamberagamhubungankekuasaan yang hidupdimasyarakat.
Menurut Samuels, teorikelembagaanmerupakannilai (value) yang tidakmelihatharga-hargarelatif (relative prices), namunnilaikepentinganterhadapkelembagaan, struktursosialdanperilaku.
20. Kulturdankekuasaanmenentukancarabagaimanaindividuberperilaku. Individu-individudiikatolehmasyarakatmelaluinorma-normadannilai-nilaisehinggamerekacenderungbertindaksecarakolektifdaripadapribadi-pribadi.
Samuels berpandanganbahwaahliekonomikelembagaanlebih pluralistik ataudemokratisdalamorientasinya. Diameyakinibahwapandanganneoklasiksering kali menerimastruktursepertiapaadanyadanberdasarkanhalitumenganggapstruktursosialdankekuasaanjugatelahadadengansendirinya.
Akhirnya, ekonomkelembagaanmelihatekonomimerupakancarapandang yang menyeluruh (holistic way) danmencobauntukmenjelaskanaktivitasekonomidalamperspektifmultidisipliner.
21. EkonomiKelembagaanBaru
SecaragarisbesarNew Institutional Economics (NIE) merupakanupaya perlawanan terhadapdansekaliguspengembanganideekonomineoklasik (neoclassical economics)
NIE menempatkandirisebagaipembangunteorikelembagaannonpasar (non-market institutions) denganfondasiteoriekonomineoklasik.
Seperti yang diungkapkan North, NIE masihmemakaidanmenerimaasumsidasardarineoklasikmengenai kelangkaan dan kompetisi tetapimenanggalkanasumsirasionalitas instrumental (instrumental rationality)
NIE mengeksplorasigagasankelembagaannonpasarsebagaijalanuntukmengkompensasikegagalanpasar.
22. Menurut Williamson, istilah NIE digunakanuntukmemisahkandenganistilah lain yaitu OIE (Old Institutional Economics) yang dipeloporioleh Common dan Veblen.
Mazhab OIE berargumentasibahwakelembagaanmerupakanfaktorkuncidalammenjelaskandanmempengaruhiperilakuekonomi, namundengansedikitanalisisdantanpakerangkateoritis yang mumpuni.
NIE mencobamemperkenalkanpentingnyaperandarikelembagaan, namuntetapberargumentasibahwapendekataninidapatdipakaidenganmenggunakankerangkaekonomineoklasik.
23. Pendekatan OIE sangatmemfokuskankajiannyamengenai kebiasaan. Bagiparaahli OIE, kebiasaan/perilakudianggapsebagaifaktorkrusial yang akanmenentukanformasidansustenancekelembagaan.
Sementara NIE lebihmemberikanperhatiankepadakendala yang menghalangiprosespenciptaan/pengondisiankelembagaandanutamanyamemfokuskankepadapentingnyakelembagaansebagaikerangkainteraksiantarindividu (Hodgson, 1998:180-181; Williamson, 1998:75).
Karakteristikdariparaahli NIE adalahselalumencobamenjelaskanpentingnyapentingnyakelembagaan (emergency of institutions), sepertiperusahaanataunegara, sebagai model referensibagiperilakuindividu yang rasionaluntukmencegahkemungkinan yang tidakdiinginkandalaminteraksimanusia.
24. Padaakhirnya, NIE (danekonomibiayatransaksi) membangungagasanbahwakelembagaandanorganisasiberupayamencapaiefisiensi, meminimalisasikanbiayamenyeluruh (bukanhanyabiayaproduksi, seperti yang disuarakanolehpendekatanneoklasik, tetapijugabiayatransaksi).
NIE beroperasipadadua level, yaknilingkungankelembagaan/institutional environment (makro level) dankesepakatankelembagaan/instituitonal arrangement (mikro level)
Williamson mendeskripsikaninstitutional environmentsebagaiseperangkatstrukturaturanpolitik, sosialdan legal yang memapankankegiatanproduksi, pertukaran, dandistribusi.
Sebaliknya, level analisismikroberkutatdenganmasalahtatakelolakelembagaan.
25. KarakteristikUmumEkonomiKelembagaan:
Seluruhkelembagaanmemasukkaninteraksipelakudenganadanyaumpanbalik yang penting.
Seluruhkelembagaanmemilikisatuankarakteristik, sertakonsepsidanrutinitasumum.
Kelembagaanberlanjutdandilanjutkanoleh, ekspektasidankonsepsi yang terbagi.
Meskipunkelembagaantidakabadi, namunmempunyaikemampuanrelatifuntukbertahan (durable), memaksakansendiri (self-enforcing) dankualitaskegigihan.
Kelembagaanmemasukkannilai-nilaidanprosesevaluasinormatif. Secarakhusus, kelembagaanmemaksakankembalilegitimasi moral yang dimiliki: bahwadayatahansering kali (benaratausalah) merupakansoalapakahsecara moral diterimaatautidak.
26. Untuktujuananalisiskelembagaan, beberapaperubahankrusialdiperkenalkan
kedalamteoriortodoksmengenaiproduksidanpertukaran (Furubotndan
Richter, 1991:4):
Metodologiindividualisme (methodological individualism): merupakaninterpretasibaru yang telahdiberikanuntukperanindividusebagaipengambilkeputusandalamsebuahorganisasi. Pusatgagasaniniadalah masyarakat, negara, perusahaan, atau partai tidaklahdipahamisebagaientitaskolektif yang menyingkapiaktor-aktorindividu.
Maksimisasikegunaan (utility maximization): Individudiasumsikanmencarikeuntunganpribadidanberupayamemaksimalkankepuasanberhadapandenganrintangan-rintangan yang eksisdalamstrukturorganisasi.
27. Rasionalitasterikat (bounded rationality): mendektaikondisidunianyatamelaluikelembagaansecaradekat. Adalahpentinguntukmemahamiidebahwaindividumemilikiketerbatasankemampuanuntukmendapatkandanmemprosesinformasi.
Perilakuoportunistik (opportunistic behavior): Seperti yang dikemukakanoleh Williamson (1975), sementararasionalitasterikat/terbatasmencegahpembuatankontrak yang lengkap, dimanahalituterjadisecaraumumtidaklahmenjadimasalahapabilaseluruhpelakuekonomibertindakjujur.
28. NIE iniberanjakdarirealitasbahwainformasijarang yang kompletdanmasing-masingindividumemilikiide yang berbeda-bdea.
Transaksikemudiandiasosiasikansebagaikeniscayaandalam model dansebaliknyatidakberlakudalam model neoklasik: yaitubiayauntukmencariharga yang relevan, negosiasidanmenyepakatikontrak, sertakemudianmengawasidanmemaksakannya.
Secaradefinitifkelembagaanberartiupayauntukmengurangibiayainformasidantransaksitersebut.
NIE adalahpengembangandariekonomineoklasik yang memasukkanperanbiayatransaksidalampertukarandanjutgamengambilkelembagaansebagairintangankritisdalamupayamemperolehkinerjaekonomi (Harris, et. al. 1995:3).
29. SistemKontrakdanMekanismePenegakan
Dalampendekatanekonomibiayatransaksi (transaction costs economics/TCE), basis dari unit analisisadalah kontrak atautransaksitunggalantaraduapihak (parties) yang melakukanhubunganekonomi.
Dalam TCE, badanpenegakankontrakdariluar (external contract-enforcement agency), yang biasadisebutlembagahukum (legal institution) yang mengaturkontrak, diasumsikaneksis, meskipunkadangkalakinerjanyamengalamihambatan-hambatanakibatkesulitanmemverifikasi, baik-burukpelaku-pelaku yang terikatdalamkontrak.
Dengankata lain, TCE mengasumsikanbahwakontrakdapatditegakkan (dipaksakan) dalamkoridorlembagahukum yang eksisdanketersediaanhinformasi yang cukup (Dixit, 1996:48).
30. Konsepkontrakdalam NIE, menurut Richter, sebetulnyaadalahkonsepmengenaihakkepemilikan (property rights) yang dalambanyakhallebihluasdibandingdengankonsephukumtentangkontrak.
Asumsidasarnyaadalahmasing-masingjenisdaripertukaranhakkepemilikandapatdimodelkansebagaitransaksi yang mengaturkontraktersebut (Birner, 1999:48).
Dalamteoristandar (neoklasik) kontrakbiasanyadisumsikandalamkondisilengkap (complete contract) yang dapatdibuatdanditegakkantanpabiaya (costlessty).
Dalamrealitasnya, untukmembuatdanmenegakkankontrak yang kompletsangatlahsulitkarenaadanyabiayatransaksi.
Secaraumumtidaklahmungkinuntukmenghitungseluruhpotensiketidakpastiandalammembuatkontrak.
Salahsatucara yang mungkinadalahdenganmembuatpermodelanpersoalan-persoalan yang berkaitandenganinformasi yang terbatas untukkemudiandigunakansebagaibahanreferensiuntukmembuatkontrak yang komplet.
31. Dalamkenyataannya, kontrakselalutidaklengkapkarenaduaalasan:
Adanyaketidakpastian.
Kinerjakontrakkhusus misalnya, menentukanjumlahenergi yang dibutuhkanpekerjauntukmelakukanpekerjaanrumit.
Olehkarenaitu, adanyapelanggarankontraksering kali menyulitkanpihakketiga (pengadilan) untukmemberikanbuktisebagaidasarkeputusan.
Hampirseluruhkesepakatankontrak yang aktualberisikombinasieksplisitdanimplisitdarimekanismepenegakan.
Sebagaitambahan, biayakontrak yang mengandaikanadanyaketidaklengkapandarikontrak yang eksplisit, membutuhkankehadiran biayasemu yang dapatdigunakanbagiperusahaanuntukmelakukaninvestasi.
32. Dalamkegiatanekonomi modern saatini, tipekontraksetidaknyadapat
Dipilahdalamtigajenis:
Teorikontrakagen (agency-contract theory)
Teorikesepakatanotomatis (self-enforcing agreements theory)
Teorikontrak-relasional (relational-contract theory)
33. Teorikontrakagen (agency-contract theory)
Terdapatduapelaku yang berhubungan; prinsipaldanagen dalamposisiduapelakuiniinformasi (setelahkontrakdilakukan) diandaikanasimetriskarena:
Tindakanagentidakdapatdiamatisecaralangsungolehprinsipal.
Pihakagenmembuatbeberapapengamatan yang tidakdikerjakanolehprinsipal (dalamkasusshare-shopping, misalnyaagentahupersisberapa output yang dihasilkantetapiprinsipaltidakmengetahuinya)
Padakasusinisangatmahalbagiprinsipaluntukmengawasitindakan
agensecaralangsungataumendapatkanpengetahuan yang lengkap
dariinformasi yang diperolehagen.
34. Teorikesepakatanotomatis (self-enforcing agreements theory)
Dalamteoriiniasumsi yang bekerjaadalahtidakseluruhhubunganataupertukarandapatditegakkansecarahukum (Furubotndan Richter, 2000:156-157).
Di sinidinyatakanbahwasistemhukumsangatmungkintidaksempurnaatauinformasi yang relevantidakdapatdiverifikasiolehpengadilan.
Salahsatukemungkinanbagirelasibisnisdalamjangkapanjangadalahmembuatataumenemukansebuahkontrak yang berisikesepakatan yang dapatditegakkansecaraotomatis.
Kontraksemacaminididesainuntukmemastikanbahwakeuntungandariberbuatcurangakanlebihkecildaripadakeuntungan yang didapatdenganmematuhiisikontrak.
35. Teorikontrak-relasional (relational-contract theory)
Kontrakrelasionaldapatdipahamisebagaikontrak yang tidakdapatmenghitungseluruhketidakpastiandimasadepan, tetapihanyaberdasarkankesepakatandimasasilam, saatinidanekspektasiterhadaphubungandimasadepandiantarapelaku-pelaku yang terlibatdalamkontrak (Macneil, 1974; dalamFurubotndan Richter, 2000:158).
Olehkarenaitu, kontrakdalampengertianinimengacukepadaderajat yang bersifatimplisit, informal dantanpaikatan
36. Dari review terhadapberagamstuditentangkontrak yang telahdilakukan,
terdapatempataspek yang dapatdisimpulkanmenjadifaktorperedaanjenis
kontrak (Menrad, 2000:236):
Jangkawaktudarikontrak
Derajatkelengkapan mencakupvariabel-variabelharga, kualitas, aturanketerlambatan (delay), danpenalti.
Insentif
Prosedurpenegakan yang berlaku.
37. Dalammasyarakat yang kelembagaanpenegakannyatidakberjalandenganbaik, individu-individudanperusahaan-perusahaancenderungmenghindariuntukmembuatkesepakatan-kesepakatan yang kompleks, yaknitransaksi yang penegakannyatidaksecaraotomatis.
Setidaknyaterdapatduatipepenegakan yang eksisdalammasyarakat, yakniaturan formal dan informal
Derajataturan-aturan yang mencobauntukmengelolaperilakusangattergantungkepadapenegakantersebut.
Penegakansendiridipengaruhiolehkekuasaanpenekanandarinegaraataunorma-normadalammasyarakat.
38. Kontrakmenghubungakanantarasatupelakudenganmitralainnyakarenaadanyaasassalingmenguntungkan, tetapipadasaat yang samakontrakjugaberesikomelaluipraktekoportunisme.
Hasilnyaterdapatgodaanbagisatuataulebihpelakuuntukberbuatmenyimpang.
Hal inimembuattugasmengaturhak-hakmenjadiisuutama, denganprosedurpenegakanmenjadikunciuntukmenentukanberhasilatautidaknyasebuahkesepakatan (Mnard, 2000:240).
Isu yang utamaadalahmencarikesepakatan yang optimal, yaknikontrakdidesainsebegiturupasehinggapelaku (agents) memilikiinsentif yang memadaiuntukmematuhiataskontrak yang telahdisepakati.